• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI DAN KOMPUTASI ( 6 Files )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TEORI DAN KOMPUTASI ( 6 Files )"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

The Effect of External Magnetic Field Variations on Dynamics

Vortices in JJ-SNS Based on The Modified TDGL Model

AHMADMUSRIFIN, HARIWISODO, NUGROHOADI. P

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang,Jl. Semarang No. 5, Malang E-mail: musyrifinum@gmail.com

ABSTRAK: The dynamics vortices under external magnetic field on Josephson junction Superconductor-Normal-Superconductor (JJ-SNS) has been successfully evaluated based on modified TDGL equations. A sample with site of applying Je;y = 0.024J0 to Lx × Ly = 50 0 × 50 0 and width of LxN×LyN = 1.75 0 × 50 0 indicated interaction of vortices in junction with in the side of left superconducting materials. To see the dynamics of VAV anihilation another sample with dimension of LxN×LyN = 1 0 × 50 0 and Je;x = 0.046J0 was pr epared. Each system will be affected by an external magnetic field He in the z direction within the range of 0<Hc2(0)<1. In this work, the solutions of the modified TDGL equations have been derived by finite-difference method with forward time centered space (FTCS) scheme. In the purposes of simplifying the equation and obtaining high accuracy computation process, normalization of modified TDGL equations was taken into consideration.

Introducing of the external magnetic field variations shown different properties at the equilibrium, the configurations of planted-vortices in the junction, and the existence of the vortices in the JJ-SNS, as well as the periodicity of VAV pair anihilation in Josephson junction. If the given external magnetic field is strong, it will make vortices easier to arrange themselves in equilibrium state, and produce density of vortices configuration in the junction. On other side, the weak external magnetic field will restrict the movement of the vortices to escape from JJ-SNS system. In addition, on the dynamic of VAV pairs anihilation in the junction, the implication of applying an external magnetic field that increase gradually will make the periodicity of VAV pairs anihilation in junction appear longer. The characterictics of the potential curve (V-t) for each JJ-SNS system have been taken into account as well.

Kata Kunci: JJ-SNS, Dynamics Vortices, External Magetic Field, and Modified TDGL equations.

PENDAHULUAN

Fenomena superkonduktivitas dan aplikasinya pada bahan yang terdiri dari superkonduktor dan non-superkonduktor (normal) telah menarik untuk dipelajari. Misalnya, pemberian campuran normal pada bahan superkonduktor memberikan efek pinning bagi vorteks sehingga dapat meminimalisir pergerakan vorteks dan memperkecil resistivitas pada bahan superkonnduktor. Sumber efek pinning ini dapat berupa defek (cacat) (Grishakov, dkk., 2012, Alvares, dkk., 1996, Qiu, dkk., 1993, dan Maurer, dkk., 1996) dan impuritas bahan (De Lillo, dkk., 1978, Friesen dan Muzikar, 1996). Contoh lain terdapat pada sambungan Josephson, yaitu lapisan tipis bahan normal yang terapit diantara bahan superkonduktor.

Perkembangan terbaru dalam eksperimen rekayasa topologi sambungan Josephson yang difabrikasi telah mendorong studi teoritis tentang kajian fenomena efek Josephson dalam material tersebut. Diantaranya adalah nanostruktur loop Josephson junction (Berdiyorov, dkk., 2014), sistem SNS sambungan grafine dengan defek tunggal (Bolmatov dan Mou, 2010), sambungan ferromagnetik (Gürlich, dkk., 2010), sambungan Josephson window (Vavalis, dkk., 2012), dan long Josephson junction (Chiodi, dkk., 2012). Aplikasi skala kecil pada peralatan elektronik pun sejauh ini masih didasarkan pada prinsip kerja sambungan Josephson, misalnya SQUID (Fosseheim dan Sudbø, 2004), Rapid Single Flux Quantum (RSFQ) logic (Lesueur, 2008), dan QUBITS (Gruhler, 2010 dan Yamashita dkk., 2005).

(2)

energi bebas Gibbs untuk bahan superkonduktor dan normal dengan masing-masing fungional energi bebas Gibbs memliki parameter yang berbeda (Chapman, 1995). Model ini merupakan pengembangan dari model ODSEE (One-Dimensional Structure with Electrode in Equilibrium) untuk sambungan lemah yang telah dijabarkan oleh Likharev (1979). Model ini juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan berbagai jenis interaksi yang melibatkan bahan superkonduktor/normal, termasuk sambungan Josephson dan pengaruh campuran bahan normal dalam superkonduktor. Misalnya gambaran dinamika vorteks dalam struktur Josephson Junction Superconductor-Normal-Superconductor (JJ-SNS) dengan strip junction yang telah dijelaskan oleh Du dkk (1995), Chapman dkk (1995) dan Du dan Remski (2002)

Selain itu, pengaruh anihilasi vorteks-antivorteks terhadap kurva beda potensial JJ-SNS (Hidayat dkk., 2013 dan Wisodo, dkk., 2014a), dinamika vorteks dengan variasi lebar sambungan (Wisodo dkk., 2012), dan implikasi ukuran maksimum sambungan pada JJ-SNS (Wisodo dkk., 2014b) juga telah berhasil dijelaskan dengan model TDGL termodifikasi. Sayangnya, kajian tentang pengaruh variasi medan magnet eksternal terhadap karakteristik JJ-SNS belum banyak dilakukan. Keadaan ini juga membuka peluang untuk menjawab beberapa pertanyaan mendasar, khususnya, tentang pengaruh variasi medan magnet ekstrnal terhadap dinamika vorteks pada sambungan JJ-SNS.

Dalam pekerjaan kali ini, telah dikaji pengaruh variasi medan magnet eksternal terhadap dinamika vorteks pada JJ-SNS menggunakan model TDGL termodifikasi. Karena persamaan tersebut merupakan persamaan diferensial parsial nonlinear, kompleks dan terkopel dengan persamaan Maxwell, satu-satunya cara untuk mendapatkan penyelesaian tersebut adalah dengan menerapkan metode numerik. Penelitian ini diarahkan untuk menemukan karakteristik V-t dan memperoleh deskripsi mengenai pengaruh variasi medan magnet eksternal terhadap kesetimbangan dan konfigurasi tancapan vorteks dalam sambungan, dan eksistensi vorteks dalam JJ-SNS, serta periodisitas fenomena anihilasi pasangan vorteks-antivorteks pada sambungan.

METODE PENELITIAN

Sampel ini dipilih JJ-SNS berukuran Lx × Ly = 50 0 × 50 0; dengan sambungan

n

, terletak ditengah-tengah berukuran LxN × LyN = 1,75 0 × 50 0. Besar nilai lebar sambungan tersebut dipilih dengan tujuan agar vorteks dapat dengan mudah menembus di sambungan dan dapat teramati interaksinya dengan vorteks yang muncul dari bahan superkonduktor. Kedua superkonduktor tersebut adalah superkonduktor identik yang terbuat dari bahan niobium =1,3 dengan konduktivitas normal = 1 0. JJ-SNS ini bertemperatur T = 0. Pada temperatur ini, sambungannya bersifat non-superkonduktif. Selanjutnya, JJ-SNS ini diletakkan dalam ruang hampa udara dengan medan magnet eksternal dalam rentang 0 < Hc2(0) < 1 yang dipilih pada 0,34Hc2(0), 0,37Hc2(0),, 0,40Hc2(0), dan 0,44Hc2(0), serta dialirkan rapat arus eksternal Je;y sebesar 0,024J0. Untuk sistem dinamika anihilasi VAV, pemberian rapat arus eksternal diubah dalam arah x, Je;x sebesar 0,046J0 dan lebar sambungan LxN × LyN = 1 0 × 50 0, serta diterapkan medan eksternal dalam arah z sebesar 0,0Hc2(0); 0,1Hc2(0); 0,15Hc2(0); dan 0,2Hc2(0).

Secara umum, simulasi numerik untuk persamaan time dependent Ginzburg-Landau telah menggunakan metode finite-differrence (Gropp, dkk., 1996 dan Wisodo, dkk., 2012-2014) dan finite-element (Du, dkk., 1995). Pada penelitian ini persamaan TDGL termodifikasi yang ternormalisasi





               2 2 1 1 T A i i t  φ

dis(1)

A s

J t

A  

          

2 κ φ σ
(3)





       T n n m A i i t 1 ) 0 ( 2 α φ 

di n(3)

A n n m s J t A            

µ κ φ σ 2

di n (4)

telah diselesaikan mengunakan metode finite-differrence (beda hingga) dengan skema forward time centere space (FTCS) yang didukung diskretisasi persamaan dengan metode U-

(Wisodo, 2014). Sangat penting bahwa pendekatan numerik tidak tergantung pada pilihan gauge tertentu. Masalah gauge invarian diselesaikan dengan memperkenalkan variabel kompleks baru U bukan potensi vektor (Grishakov, dkk., 2012):

     

exp ,' , '

,

,y t i A x y t dx

x U x xo x x (1)

exp , ', '

,

,y t i A x y t dy

x U y yo y y (2) dengan

x

0

(

x

0

,

y

0

)

adalah titik acuan sebarang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kendali medan magnet eksternal terhadap kesetimbangan vorteks dalam sambungan

Telah ditinjau terlebih dahulu ketimbangan vorteks dalam sambungan tanpa adanya pengaruh tancapan vorteks dari superkonduktor sisi kiri. Keadaan setimbang ini tercapai bila tegangan dalam sambungan berangsur-angsur mulai menurun dan mulai konstan. Vorteks yang masuk dalam sambungan telah bergerak menuju pusat sambungan. Pergerakan vorteks telah memberikan tegangan maksimum dalam sambungan, representasi gambar 2 puncak A2, B2, C2, dan D2. Artinya saat kondisi ini, vorteks bergerak dengan perubahan posisi maksimumnya, sehingga medan listrik yang dihasilkan mencapai nilai maksimum.

τ 1440 ˆ 34 , 0 

k t

a)H b )H0,37kˆt1200τ

τ 5 , 825 ˆ 40 , 0 

kt

H

c) d)H0,44kˆt966,8τ

Gambar 1: Kesetimbangan voreks dalam sambungan yang diletakkan dalam dalam He;z a) 0,34; b) 0,37;, c)0,4; dan d) 0,44 masing-masing dialiri rapat arus eksternal Je;y =

(4)

Selanjutnya tegangan akan menurun yang disebabkan oleh lamanya proses kuantisasi medan magnet eksternal untuk masuk dalam sambungan sehingga vorteks yang telah masuk lebih awal bergerak dengan perpindahan yang kecil, kemudian seketika itu tegangan meningkat dengan cepat karena rapat arus skrining sudah tidak bisa menahan lagi tekanan dari medan magnet eksternal vorteks telah masuk kembali dari sisi atas dan bawah sambungan (puncak A3, B3, dan C3). Disini terlihat medan magnet eksternal telah membuat vorteks-voterks lebih mudah untuk menyusun diri untuk menuju dalam kondisi setimbangnya.

Akhirnya vorteks telah mencapai kondisi setimbang saat t = 1123 ; 825,5 ; dan 966,8 untuk masing-masing untuk (A4, B4, dan C4). Keadaan setimbang ini dicapai karena sudah tidak ada lagi vorteks yang masuk dalam sabungan melalui sisi atas dan bawah, hal ini dikarenakan sambungan telah terisi penuh oleh vorteks seehingga proses kuantisasi medan magnet eksternal telah tertahan, implikasinya tegangan dalam sambungan berangsur-angsur akan mulai turun dan mulai konstan.

Kondisi setimbang ini sangat berbeda ketika JJ-SNS diletakkan dalam medan He;z = 0.34. Telah terlihat bahwa saat vorteks belu mencapai titik setimbangnya, vorteks dari superkonduktor kiri SL telah masuk terlebih dahulu dalam pusat sambungan. Hal ini dikarenakan medan magnet eksternal masih terlalu kecil, sehingga masih sangat lemah untuk menembus rapat arus skrining Jn pada sisi atas dan bawah sambungan, dan akibatnya vorteks akan bergerak melambat. Sedangkan vorteks dari superkonduktor kiri SL telah memiliki cukup energi untuk berjalan dan masuk dalam sambungan. Dari sini, tampak bahwa medan eksternal telah menjadi kendali bagi kesetimbangan vorteks dalam sambungan. Kuatnya medan magnet eksternal yang diberikan membuat vortek-vorteks lebih mudah untuk menyusun diri ke dalam kondisi setimbangannya. Sedangkan dengan pemberian medan magnet eksternal yang lemah, vorteks lebih sulit untuk menata diri ke dalam kondisi setimbangnya dalam sambungan.

Gambar 2: Kurva tegangan terhadap waktu untuk JJ-SNS berukuran 50 0 × 50 0 diletakkan dalam He;z a) 0,34; b) 0,37; c) 0,4; dan d) 0,44 masing-masing dialiri rapat

arus eksternal Je;y = 0,024J0 dengan lebar penyambung 1,75 0

Kebergantungan konfigurasi tancapan vorteks dalam sambungan pada kekuatan medan eksternal

(5)

Kemudian, tertarik menembus di n dan tertancap di dalamnya. Tertancapnya vorteks pada sambungan terjadi karena sifat sambungan yang sensitif terhadap medan magnet dengan kecenderungan menarik vorteks. Disamping itu adanya ruang kosong pada sambungan dan kuatnya medan eksternal yang diberikan juga memicu terjadinya tancapan vorteks dalam sambungan. Vorteks-vorteks yang tertancap dalam sambungan ini telah terjaga geraknya, hal ini dikarenakan vorteks yang telah lama dalam sambungan telah menahan gerak dari vorteks tancapan superkonduktor sebelah kiri SL. Vorteks-vorteks yang tertancap ini memberikan pengaruh terhadap kerapatan susunan vorteks pada sambungan.

τ 8 , 1445

ˆ

34 ,

0 

k t

a)H b )H0,37kˆt1280τ

τ 4 , 1598

ˆ

40 ,

0 

kt

H

c) d)H0,44kˆt1933τ

Gambar 3: Kontur sambungan sebagai tancapan vorteks

Tertancapnya vorteks ini tidak memberikan sumbangan bagi beda potensial pada sambungan, teramati pada gambar 4.5 dengan karakteristik tegangan tercermin pada kurva V-t (gambar 2), dimana saat 1445,8 ; 1598,4 ; dan 1924 pada masing-masing terapan medan magnet eksternal (a, c dan d), nilai tegangan terjaga konstan. Hal ini menggambarkan bahwa pergerakan vorteks yang tertancap, tidak memberikan sepenuhnya perpindahan vorteks-vorteks dalam sambungan.

Tabel 1: Hasil perhitungan resultan medani magnetik untuk rapat arus eksternal Je;y = 0,024J0

He;z Je;y HJe;y HRl HRr H

0,34

0.024 0,355

0,6950 -0,01503 0,71

0,37 0,7250 0.01497 0,71

0,40 0,7550 0.04497 0,71

0,44 0,7950 0,08497 0,71

Kondisi ini sangat berbeda pada gambar 3(b), sambungan hanya berperan sebagai saluran saja. Telah terlihat bahwa sambungan telah terisi sempurna oleh vorteks yang masuk dari sisi atas dan bawah tanpa ada satu pun vorteks yang tertancap pada sambungan. Tidak adanya vorteks yang tertancap pada sambungan tercapai akibat gaya tolak menolak antara vorteks di sambungan dan superkonduktor kiri

sLadalah

sebanding, dan posisi keduanya dalam satu garis lurus. Kondisi ini juga didukung oleh suplay resultan energi magnetik HRl

(6)

tampak bahwa konvigurasi tancapan vorteks dalam sambungan bergantung pada kuatnya medan magnet eksternal yang diterapkan, medan magnet eksternal yang semakin kuat dapat memberikan kerapatan susunan vorteks dalam sambungan, sebaliknya medan magnet eksternal yang lemah, susunan vorteks dalam sambungan semakin renggang.

Kendali medan magnet eksternal terhadap eksistensi vorteks dalam JJ-SNS a) H 0,34kˆ b) H 0,37kˆ

k

H0,4ˆ d) H 0,44kˆ

Gambar 4: Eksistensi vorteks dalam JJ-SNS diletakkan dalam dalam He;z a) 0,34; b) 0,37;, c)0,4; dan d) 0,44 masing-masing dialiri rapat arus eksternal Je;y = 0,024J0

dengan lebar penyambung 1,75 0.

Dalam kasus ini, medan magnet eksternal telah membuat vorteks-vorteks tertahan dalam bahan superkonduktor. Gambar 4(a-c) telah terlihat vorteks-vorteks masih tetap berkumpul dalam bahan superkonduktor, ini dikarenakan medan eksternal He;z masih bisa mengendalikan pergerakan vorteks yang ingin keluar dari bahan super. Pemberian He;z = 0,44 yang terlalu besar, perlakuan ini akan memperbesar resultan medan magnetik pada sisi kiri superkonduktor SL, akibatnya gaya interaksi antar vortek semakin besar dan karena medan eksternal yang diterapkan tidak dapat menahan lagi gaya oleh vorteks, maka vorteks lepas pada bahan super dan sebagian akan tertancap dalam sambungan. Dari sini terlihat bahwa eksistensi vorteks dalam JJ-SNS bergantung pada medan magnet eksternal yang diterapkan. Medan magnet eksternal telah berperan sebagai penahan bagi pergerakan vorteks. Pemberian medan magnet eksternal yang semakin kuat telah menambah besarnya gaya interaksi antara vorteks satu dengan yang lainnya, sehingga vorteks dapat melepaskan diri dari sistem JJ-SNS. Sedangkan, lemahya medan magnet eksternal telah membatasi pergerakan vorteks untuk keluar dari sistem JJ-SNS.

Kebergantungan periodisitas anihilasi vorteks antivorteks dalam sambungan pada medan magnet eksternal

Perbedaan resultan medan magnetik di sisi atas dan bawah sambungan ini telah mempengaruhi periodisitas anihilasi VAV pada sambungan. Pada gambar 5(a), kurva potensial V gambar 5(a) telah menjelaskan gambar 6 tentang evolusi dan periodisitas fenomena anhilasi VAV dalam sambungan yang tidak dipengaruhi oleh medan magnet eksternal yang diterapkan.

Tinjau kurva V dengan periode  71,4τ pada Gambar 5(a). Satu periode dari

(7)

(a)

(b)

Gambar 5: Cuplikan beda potensial yang dihasilkan dalam He;z (a) 0 dan (b) 0,1 berukuran 50 0 × 50 0 dengan rapat arus eksternal Je;x = 0,046J0 dengan lebar

penyambung 1 0.

Awalnya saat t1 = 219,4 ; vorteks-antivorteks saling tarik menarik di pusat sambungan. Saat itu, rapat arus super Js di dalam sambungan, mengalir melintasi sambungan dengan nilai minimumnya. Sebaliknya rapat arus normal Jn mengalir melintasi dengan nilai maksimumnya. Keadaan ini menghasilkan nilai V mulai mengalami peningkatan. Saat t2 = 220,9 vorteks-antivorteks telah menyatu . Medan vektor Js bersirkulasi berlawanan arah putaran jarum jam menlingkupi pusat vorteks. Akibatnya, besarnya Js yang mengalir melintasi sambungan mulai melemah diantara vorteks dan antivorteks. Sebaliknya Jn yang mengalir melintasi sambungan semakin kuat. Keadaan ini menyebabkan kurva V mengalami peningkatan tajam.

Gambar 6: Evolusi medan vektor vorteks-antivorteks pada sambungan SNS dengan He;z = 0, ukuran 50 0 × 50 0 dengan rapat arus eksternal Je;x = 0,046J0 dengan lebar

(8)

Setelah terjadi anhilasi pasangan vorteks-antivorteks, Js diseluruh bagian sambungan mnegalir melawan rapat arus eksternal pada t3 = 221,8 . Pada saat itu, Jn justru mengalir melintasi sambungan dengan nilai maksimumnya. Keadaan ini menghasilkan kurva V yang maksimum. Setelah itu, Js disekitar tepi atas dan bawah sambungan kembali mengalir melintasi sambungan searah dengan Je saat t4 = 222 . Untuk merespon tekanan medan magnet induksi. Pada saat ini, rapat arus normalnya mulai melemah yang menghasilkan penurunan kurva V. Akhirnya, Js diseluruh bagiam sambungan kembali mengalir melintasi sambungan saat t5 = 224 . Sebaliknya, besarnya Jn yang mengalir melintasi sambungan searah dengan Je terus menurun. Keadaan ini menghasilkan kurva V yang minimum. Keadaan ini terus berlangsung secara berulang dengan periode = 71,4 .

Pemberian medan magnet eksternal telah memberikan pengaruh terhadap periodisitas anihilasi VAV dalam sambungan. Pengaruh ini telah terlihat pada kurva potensial V gambar 5(b). Jika dibandingkan dengan kurva diatasnya, kurva dibawah menunjukkan siklus fenomena anhilasi VAV dalam sambungan yang berlangsung lama, berperiode = 76,3 . Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan tekanan magnetik pada disisi atas dan bawah sambungan.

Gambar 7: Kurva tegangan terhadap waktu untuk JJ-SNS berukuran 50 0 × 50 0 diletakkan dalam He;z a) 0; b) 0,1; c) 0,15 dan d) 0,2 masing-masing dialiri rapat arus

eksternal Je;x = 0,046J0 dengan lebar penyambung 1 0.

Tekanan magnetik pada sisi atas sambungan lebih besar diband. ing dengan sisi bawah sambungan, ini terjadi karena induksi medan magnetik dan medan magnet eksternal memiliki arah yang sama, sehingga energinya saling menguatkan. Berbanding terbalik dengan tekanan magnetik dari sisi bawah yang mempunyai nilai kecil, hal ini dikarenakan arah medan medan magnet eksternal dan induksi medan magnetik berlawanan, sehingga energinya saling meniadakan. Implikasi dari pemberian medan magnet eksternal yang lebih besar akan memberikan kemunculan periodisitas fenomena anhilasi VAV dalam sambungan menjadi lebih panjang. Hal ini telah tergambarkan dalam kurva potensial pada gambar 7 dan 8 untuk serangkaian penerapan medan magnet eksternal. Terlihat periodisitas semakin panjang seiring dengan meningkatnya medan eksternal yang diberikan. Telah diperoleh nilai periodisitas VAV untuk:

Tabel 2: Hasil perhitungan periodisitas anihilasi VAV dalam sambungan He;z/Hc

2(0)

ta 1/

ta

2/ /

0 1,8 22 3,6 29 1,4 7

0,1 8,0 22 4,3 30 6,3 7

(9)

He;z(Hc2(0))

1,9 3,9 2,0 0,2 6,5 27 2,0 38 05,51

dengan ; ta1/ adalah waktu anihilasi VAV ke-1, ta2/ adalah waktu anihilasi VAV ke-2, dan / adalah periode anihilasi VAV. Dari sini terlihat bahwa periodisitas fenomena anihilasi VAV dalam sambungan telah bengantung pada besarnya medan magnet eksternal yang diterapkan.

Gambar 8: Kurva periodisitas terhadap besarnya medan magnet eksternal yang diterapkan untuk JJ-SNS berukuran 50 0 × 50 0 dengan aliran rapat arus eksternal

Je;x = 0,046J0.

KESIMPULAN

Telah ditemukan karakteristik kurva potensial (V-t) dinamika vorteks bagi masing-masing sistem JJ-SNS. Medan eksternal telah menjadi kendali bagi kesetimbangan vorteks dalam sambungan. Kuatnya medan magnet eksternal yang diberikan membuat vortek-vorteks lebih mudah untuk menyusun diri ke dalam kondisi setimbangannya. Sedangkan dengan pemberian medan magnet eksternal yang lemah, vorteks lebih sulit untuk menata diri ke dalam kondisi setimbangnya dalam sambungan.

Konfigurasi tancapan vorteks dalam sambungan bergantung pada kuatnya medan magnet eksternal yang diterapkan, medan magnet eksternal yang semakin kuat dapat memberikan kerapatan susunan vorteks dalam sambungan, sebaliknya medan magnet eksternal yang lemah, susunan vorteks dalam sambungan semakin renggang.

Eksistensi vorteks dalam JJ-SNS bergantung pada medan magnet eksternal yang diterapkan. Medan magnet eksternal telah berperan sebagai penahan bagi pergerakan vorteks. Pemberian medan magnet eksternal yang semakin kuat telah menambah besarnya gaya interaksi antara vorteks satu dengan yang lainnya, sehingga vorteks dapat melepaskan diri dari sistem JJ-SNS. Sedangkan, lemahya medan magnet eksternal telah membatasi pergerakan vorteks untuk keluar dari sistem JJ-SNS.

Implikasi pemberian medan magnet eksternal yang lebih besar akan memberikan kemunculan periodisitas fenomena anhilasi VAV dalam sambungan menjadi lebih panjang.

DAFTAR RUJUKAN

Grishakov, K. S., Degtyarenko, P. N., Degtyarenko, N. N., dan Elesin, V. F. 201. Time Dependent Ginzburg-Landau Equations for Modeling Vortices Dynamics in Type-II Superconductors with Defects under a Transport Current. Physics Procedia 36, hal. 1206–1210

(10)

Maurer, S. M., Yeh, N. C., dan Tombrello, T. A. 1996. Vortex Pinning by Cylindrical in Type-II Superconductors: Numerical Solutions to the Ginzburg-Landau Equations. Physical Review B, 54 (21), hal. 15372-15379

Qiu, X. G. dan Tachiki, M. 1993. Magnetic Pinning by Planar Defect in Type-II Superconductor. Physica C, 216, hal. 49-58

Friesen, M. dan Muzikar, P. 1996. Microscopic Theory of Vortex Pinning: Impurity Terms in The Ginzburg-Landau Free Energy. Physical Review B, 53 (18), hal. R11953- R11956

De Lillo, S., Mancini, F., dan Umezawa, H. 1978. Temperature and Impurity Efect on Type-II Superconductors. Physica 95 B, hal. 53-61

Berdiyorov, G. R., Milosevie, M. V., Savel’ev, S., Kusmartsev, F., dan Peeters, F. M.. 2014. Josephson Vortex Loops in Nanostructured Josephson Junctions. (Online)

http://www.cmt.ua.ac.be/ golib/NAT_COM/man_5/loops_NC_re-resubmit_5.pdf'"></noscript>, diakses tanggal 22 Januari 2016

Bolmatov, D. dan Mou, C. Y. 2010. Josephson Effect in Graphene SNS Junction with a Single Localized Defect. arXiv: 1006.1391v1 [cond-mat.mes-hall]

Gürlich, C., Scharinger, S., Weides, M., Kohlstedt, H., Mints, R. G., Goldobin, E., Koelle, D., dan Kleiner, R. 2010.Visualizing Supercurrents in Ferromagnetic Josephson Junctions with Various

Arrangements of 0 and π Segments.Physical Review B, 81, 094502

Vavalis, F., Mu, M., dan Sarailidis, G. 2012. Finite Element Simulation of Window Josephson Junctions. Journal of Computational and Applied Mathematic, 236, hal. 3186-3197

Chiodi, F., Ferrier, M., Gueron, S., Cuvas, J. C., Montambaux, G., Fortuna, F., Kasumov, A., dan Bouchiat, H. 2012. Geometry-Related Magnetic Interference Patterns in Long SNS Josephson Junctions.arXiv: 1201.3509v1 [cond-mat.mes-hall]

Fossheim, K. dan Subdø, A. 2004. Superconductivity Physics and Application. Norway: The Norwegian University of Science and Technology Trondheim, hal. 317-348

Lesueur, J. 2008. HTc Josephson Nano-Junctions: Physics and Applications. ParisTech: Centre National De La Recherche Scientifique

Gruhler, N. 2010.Physics of Josephson Devices. Karlsruhe Institute of Technology: University of the State of Baden-Wuerttemberg and National Laboratory of the Helmholtz Association

Yamashita, T., Takahashhi, S., and Maekawa, S. 2005. Superconducting πwith Three Josephson Junction, arXiv:cond-mat/0507199v1 [cond-mat.mes-hall]

Chapman, S. J., Du, Q., and Gunzburger, M. D. 1995. A Ginzburg-Landau Type Model of Superkonducting/Normal Junction Including Josephson Junction, Europ. J. Appl. Math. 6, 97-114 Du, Q. 1995.Computational Simulation of Type-II Superconductivity Including Pinning Phenomena,

Physical Reviwe B Volume 51, Number 22

Du, Q., and Remski, J. 2002. Limiting Models for Josephson Junction and Superconducting Weak Links, Journal of Mathematical Analysis and Application 266, 357-382

Hidayat, A., Wisodo, Nurwanto, P., H., Bambang, S. U. A., Latifah, E. 2013. Dinamika Anhilasi Vortex-Antivortex pada Sambungan Josephson Berdasarkan Persamaan Ginzburg-landau Gayut Waktu Termodifikasi, Prosiding SNF-MKS-2013

Tonomura, A. 2007. Movements of Vortices in Niobium, Advanced Research Lab,Hitachi,Ltd., https://www.youtube. com/watch?v=TxVqO5zPmvU, Uploaded on Aug 2, 2007

Wisodo, H., Hidayat, A., Nurwanto, P., H., Bambang, S. U. A., Latifah, E. 2014. Influnce of Vortex-Antivortex on the Potential Curve for Josephson Junction Based on The Modified Time Dependent Ginzburg-Landau Equations, Advances in Physics Theories and Aplications. ISSN 2224-719X (Paper) ISSN 2225-0638 (online) Vol. 27, 2014

Wisodo, H., Hidayat, A., Nurwanto, P., H., Bambang, S. U. A., Latifah, E. 2014. Implikasi Ukuran Maksimum Sambungan JJ-SNS sebagai Komponen SQUID Berdasarkan Model Ginzburg-Landau Termodifikasi, Denpasar, Simposium Fisika Nasional 2014 (SFN XXVII)

(11)

Gambar

Gambar 1: Kesetimbangan voreks dalam sambungan yang diletakkan dalam dalam
Gambar 2: Kurva tegangan terhadap waktu untuk JJ-SNS berukuran 50�0 × 50�0
Tabel 1: Hasil perhitungan resultan medani magnetik untuk rapat arus eksternalJe;y = 0,024J0
Gambar 4: Eksistensi vorteks dalam JJ-SNS diletakkan dalam dalam He;z a) 0,34; b)0,37;, c)0,4; dan d) 0,44 masing-masing dialiri rapat arus eksternal Je;y = 0,024J0dengan lebar penyambung 1,75�0.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Jenis codec iLBC dengan packet size 30 ms merupakan jenis codec VoIP yang optimal bila diimplementasikan pada jaringan lokal UNSOED karena memiliki kualitas suara yang cukup

Alhamdulillahirrabbil’alamin, segala puji dan syukur hanya milik Allah Subhanahuwata’ala, yang telah memberikan nikmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

Pengamatan dilakukan selama 12 hari di empat lokasi kawasan Telaga Warna, yaitu sekitar telaga, kebun teh, tepi hutan, dan sekitar rumah.. Pengamatan dilakukan pukul 08.00-11.00

Berdasarkan dari pengujian penelitian yang dilakukan kesimpulan yang dapat diambil kesimpulan bahwa aplikasi ini terbukti dapat mengelola transaksi penerimaan dan pengeluaran

Dari analisis data tersebut dapat diketahui bahwa kecepatan kereta lebih berpengaruh terhadap besarnya nilai frekuensi natural dan percepatan getaran dibanding dengan

dibuktikan dengan padamnya lilin dalam ruang hampa udara karena udara menekan dari tekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah. Udara sebagai sumber energi, udara dapat mendorong

Evaluasi formasi menyediakan nilai porositas dan saturasi hidrokarbon sebagai fungsi kedalaman dengan menggunakan informasi geologi lokal dan sifat fluida yang terakumulasi di

Dalam penelitian ini peneliti menemukan adanya refrence group yang di sampaikan pada ketiga informan penelitian, walaupun tidak secara spesifik para informan mengatakanya namun