• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agita Testy Winda Kusuma C9609002

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Agita Testy Winda Kusuma C9609002"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

i

DALAM MENJELASKAN WISATA BUDAYA

DI PURA MANGKUNEGARAN SURAKARTA

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China FSSR

Universitas Sebelas Maret

Oleh :

Agita Testy Winda Kusuma C9609002

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2012

(2)
(3)
(4)

iv MOTTO

“Man Jadda Wajadda” Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan sukses. “Man Shabara Zhafira” Siapa yang bersabar akan beruntung.

(A.Fuadi)

Kebanggaan yang besar adalah ketika kita dapat mengerjakan sesuatu dengan jerih payah sendiri.

( Agita Testy)

(5)

v

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur

Laporan Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada : 1. Nenek

2. Kedua orang tua 3. Adik Rio Fauzan 4. Ponang Silo 5. Ririn Ratna

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Swt atas karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul peran pramuwisata berbahasa China

dalam menjelaskam wisata budaya di Pura Mangkunergaran Surakarta.

Segala usaha dan kerja keras yang dilakukan penulis tidak akan berarti tanpa adanya bantuan, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Endang Tri Winarni, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Diploma III Bahasa China.

3. Drs. Yohanes Suwanto, M.Hum., selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Bahasa China.

4. Sunyoto, S.E., M.T., selaku Pembimbing Pertama yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama penyusunan Tugas Akhir ini.

5. Budi Wijaya selaku Pembimbing Kedua atas bimbingan, arahan, dan kemudahan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

(7)

vii

telah banyak memberikan ilmu dan wawasan yang sangat berguna bagi penulis.

7. Dinas Pariwisata Surakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di dinas terkait.

8. Himpunan Pariwisata Indonesia yang telah memberi ijin dan pembelajaran kepada penulis.

9. Pura Mangkunegaran yang telah memberi ijin kepada penulis dalam mengobservasi tempat.

10.Seluruh sahabat dan teman-teman yang selalu memberi semangat dan selalu bersedia menemani penulis dalam suka maupun duka.

11.Seluruh teman di program Diploma III Bahasa China Angkatan 2009, terkhusus Alm. Tantan yang selalu konsultasi bersama sama, Ririn, Chita, Cempaka, Christian, Fia terima kasih telah saling berbagi ilmu pengetahuan dan saling memotivasi selama kuliah dan proses penyelesaian Tugas Akhir ini.

12.Semua pihak yang telah membantu penulis, namun tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Penulis juga berharap agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, Juli 2012

(8)

viii

Agita Testy Winda Kusuma. 2012. Peranan Pramuwisata berbahasa China dalam Menjelaskan Wisata Budaya di Pura Mangkunegaran Surakarta. Program Diploma III Bahasa China, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulisan laporan ini dilatarbelakangi adanya permasalahan yaitu tidak adanya pramuwisata berbahasa China di Pura Mangkunegaran Surakarta, sehingga kurang maksimal dalam pelayanannya. Rumusan masalah dalam penulisan laporan ini adalah bagaimanakah peranan pramuwisata berbahasa China, cara menjelaskan wisata budaya di Pura Mangkunegaran Surakarta, dan apakah hasil yang dicapai dalam menjelaskan wisata budaya tersebut. Dan tujuannya yaitu untuk mengetahui peranan pramuwisata berbahasa China, mengetahui cara penjelasan wisata budaya di Pura Mangkunegaran Surakarta, dan mengetahui hasil dalam menjelaskan wisata budaya tersebut.

Teknik pengumpulan data dalam kegiatan penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, studi pustaka, studi dokumentasi. Kegiatan penelitian dilakukan selama satu bulan yang bertempat di Pura Mangkunegaran Surakarta.

Hasil dari laporan ini menjelaskan bahwa adanya pramuwisata berbahasa China dapat membantu menjelaskan wisata budaya kepada wisatawan yang menggunakan bahasa China,mengetahui tata cara menjadi pramuwisata , mendapatkan ilmu serta hasil yang maksimal bagi wisatawan yang berkunjung serta dapat menjalin hubungan antar wisatawan dengan baik di Pura Mangkunegaran Surakarta.

Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa peranan pramuwisata berbahasa China dapat meningkatkan kualitas pelayanan wisata budaya di Pura Mangkunegaran Surakarta.

Kata kunci : - Peranan - Pramuwisata - Wisata budaya

(9)

ix

Agita Testy Winda Kusuma. 2012.

“汉语导

游 在

解 梭

Mangkunegaran

文化上的作用

印尼梭

311

国立大学文学

艺术

汉语专

科班。

文 的

写 是 以 梭

Mangkunegaran

院 没

汉语导

游,使王

方面向游客介

绍宫

廷文化的服

能周到的

问题为

背景。

讨论课题

目的是

汉语导

游的作用, 王

文 化 的

以及

解的后果。

此研究的

料收集是以

察,

访谈

图书

,文件

记录

等途径

法,研究活

是在

Mangkunegaran

行一个

研 究

结论

汉语导

游的作用是帮助王

汉语

游 客 介

解梭

罗宫

廷的文化。并提高

廷旅游文化的服

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN . ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

提要 ... x

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan ... 4

D. Manfaat ... 5

E. Teknik Pengumpulan Data ... 5

F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

(11)

xi

D. Wisata Budaya ... 21

E. Peranan ... 22

F. Komunikasi ... 23

G. Informasi ... 24

H. Penerjemahan Bahasa China ... 26

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

A. Profil Kota Surakarta ... 28

B. Profil Pura Mangkunegaran ... 36

C. Kegiatan yang Dilakukan Selama PKL ... 51

D. Hasil yang Dicapai ... 53

E. Pembahasan ... 61

BAB IV PENUTUP ... .64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

LAMPIRAN ... 68

(12)

DI PURA MANGKUNEGARAN SURAKARTA

Agita Testy Winda Kusuma1 Sunyoto, S.E., M.T.2 Budi Wijaya3

ABSTRAK

2012. Program Diploma III Bahasa China, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulisan laporan ini dilatarbelakangi adanya permasalahan yaitu tidak adanya pramuwisata berbahasa China di Pura Mangkunegaran Surakarta, sehingga kurang maksimal dalam pelayanannya. Rumusan masalah dalam penulisan laporan ini adalah bagaimanakah peranan pramuwisata berbahasa China, cara menjelaskan wisata budaya di Pura Mangkunegaran Surakarta, dan apakah hasil yang dicapai dalam menjelaskan wisata budaya tersebut. Dan tujuannya yaitu untuk mengetahui peranan pramuwisata berbahasa China, mengetahui cara penjelasan wisata budaya di Pura Mangkunegaran Surakarta, dan mengetahui hasil dalam menjelaskan wisata budaya tersebut.

Teknik pengumpulan data dalam kegiatan penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, studi pustaka, studi dokumentasi. Kegiatan penelitian dilakukan selama satu bulan yang bertempat di Pura Mangkunegaran Surakarta.

Hasil dari laporan ini menjelaskan bahwa adanya pramuwisata berbahasa China dapat membantu menjelaskan wisata budaya kepada wisatawan yang menggunakan bahasa China,mengetahui

tata cara menjadi pramuwisata , mendapatkan ilmu serta hasil yang maksimal bagi wisatawan yang berkunjung serta dapat menjalin hubungan antar wisatawan dengan baik di Pura Mangkunegaran

1

Mahasiswa Jurusan D III Bahasa China dengan NIM C9609002

2

Dosen Pembimbing I

3 Dosen Pembimbing II

pelayanan wisata budaya di Pura Mangkunegaran Surakarta.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

Sebagai negara kepulauan beriklim tropis, Indonesia memiliki banyak kekayaan. Indonesia memiliki puluhan provinsi, belasan ribu pulau, dan ratusan suku bangsa. pesona kekayaan alam Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke, Indonesia memiliki hasil alam serta budaya yang berlimpah. Kekayaan bumi pertiwi ini bukan tanpa sebab. Indonesia yang diapit oleh dua benua dan dua samudera, ditambah ribuan pulau yang tersebar menjadikan hasil alam dan pesona pariwisata yang jika dikelola dengan baik akan menjadikan Indonesia negara yang maju. Potensi ini sangat besar untuk dikembangkan dalam industri pariwisata. Hal ini menjadikan pemerintah Indonesia merencanakan program yang berkaitan dengan pengenalan budaya Indonesia kepada budaya dunia. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia, dan World Tourism Organization (WTO) telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi.

Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak asasi manusia. Hal ini tidak hanya dirasakan oleh negara maju, tetapi dirasakan pula di negara berkembang termasuk Indonesia Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Perencanaan Nasional, pariwisata mendapatkan penugasan baru untuk turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan memulihkan citra

1

(14)

Indonesia di dunia internasional. Misalnya di kota Surakarta banyak tempat wisata yang mungkin banyak orang belum mengetahui. Adapun kota Surakarta atau sering di kenal dengan kota Solo itu sendiri, Surakarta terletak di provinsi Jawa Tengah. Sebelum bergabung dengan Indonesia, Surakarta diperintah oleh sultan. Semasa dikuasai oleh Belanda, Surakarta dikenal sebagai sebuah Vorstenland atau kerajaan. Penguasa keraton Surakarta saat ini bergelar Pakubuwono XIII, yang saat ini masih diperebutkan antara Pangeran Tedjowulan dan Pangeran Hangabehi. Selain keraton Surakarta, terdapat pula keraton Mangkunegaran yang diperintah oleh Mangkunegara IX. Kedua raja ini tidak memiliki kekuasaan politik di Surakarta.

Tanggal 16 Juni merupakan hari jadi Pemerintahan Kota Surakarta. Secara de

facto tanggal 16 Juni 1946 terbentuk Pemerintah Daerah Kota Surakarta yang berhak

mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, sekaligus menghapus kekuasaan Kerajaan Kasunanan dan Mangkunegaran.Secara yuridis Kota Surakarta terbentuk berdasarkan Penetapan Pemerintah tahun 1946 Nomor 16/SD, yang diumumkan pada tanggal 15 Juli. Dengan berbagai pertimbangan faktor-faktor historis sebelumnya, tanggal 16 Juni 1946 ditetapkan sebagai hari jadi Pemerintah Kota Surakarta.

Faktor yang harus diperhatikan untuk mewujudkan pariwisata Indonesia yaitu sumber daya alam dan sumber daya manusia. Sumber daya alam sudah terlihat jelas potensinya yaitu berupa objek-objek wisata yang sekarang ini banyak mengalami perbaikan-perbaikan sehingga terlihat lebih menarik, sedangkan sumber daya manusia dirasa masih banyak kekurangannya, karena meskipun tempat-tempat wisata

(15)

itu sudah terlihat menarik, pemasarannya dirasa masih kurang maksimal sehingga jarang wisatawan yang mengetahui tempat-tempat tersebut.

Mengingat pentingnya pemasaran dalam meningkatkan jumlah kunjungan lokal maupun internasional, maka keberadaan pramuwisata menjadi syarat utama untuk menghubungkan antara wisatawan dengan objek wisata yang sudah dikelola maupun tempat-tempat yang ingin dituju ataupun dikunjungi oleh wisatawan, karena pramuwisata dapat membantu wisatawan untuk mendapatkan informasi mengenai objek wisata ataupun tempat yang akan dituju. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan pramuwisata dalam bidang bahasa merupakan salah satu faktor penting, karena bahasa itu sendiri merupakan sarana keluar masuk informasi di segala bidang.

Sementara itu, penggunaan bahasa asing seperti bahasa China di Indonesia masih jarang. Hal ini dapat dilihat ketika penulis mengadakan Praktek Kerja Lapangan di Pura Mangkunegaran Surakarta, di Pura Mangkunegaran tersebut belum ada pramuwisata yang mengaplikasikan bahasa China dalam proses pemanduan dan pemberian informasi.

Berdasarkan fungsi dan peran penting bahasa China seperti disebutkan di atas, maka penulis mengambil judul : peran pramuwisata berbahasa China dalam menjelaskan

wisata budaya di Pura Mangkunegaran Surakarta.

Laporan ini guna membantu wisatawan asing khususnya orang China yang ingin berkunjung di Pura Mangkunegaran Surakarta agar lebih memudahkan dalam penjelasan wisata tersebut.

(16)

B. Rumusan Masalah

Atas dasar latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu

1. Bagaimanakah peranan pramuwisata berbahasa china di Pura Mangkunegaran Surakarta ?

2. Bagaimanakah cara menjelaskan wisata budaya di Pura Mangkunegaran Surakarta?

3. Apakah hasil yang dicapai dalam penjelasan wisata budaya tersebut?

C.Tujuan

Adapun tujuan dari disusunnya laporan Tugas Akhir (TA) ini adalah :

1. untuk mengetahui peranan pramuwisata berbahasa china di Pura Mangkunegaran Surakarta.

2. untuk mengetahui cara penjelasan wisata budaya di Pura Mangkunegaran Surakarta

3. untuk mengetahui hasil dalam menjelaskan wisata budaya tersebut.

(17)

D. Manfaat

Adapun manfaat dari disusunnya laporan Tugas Akhir (TA) ini adalah : 1. Manfaat Teoretik

Hasil laporan ini adalah sumbangan pemikiran bagi Pura Mangkunegaran Surakarta. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif tentang kepariwisataan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Pramuwisata

Sebagai media pembelajaran tentang tata cara kepramuwisataan. Berguna untuk meningkatkan kualitas penyampaian informasi dalam berbahasa China.

b. Bagi Wisatawan

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi wisatawan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam menyusun laporan penelitian ini adalah :

1. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara mengamati langsung dari depan sampai bagian belakang, disertai pendataan di Pura

(18)

Mangkunegaran Surakarta. Teknik ini dirasa efektif dan efisien karena akan menemukan keadaan yang sesungguhnya di lapangan tanpa ada rekayasa.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pramuwisata setempat dan pengumpul data. Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Dengan cara mengutip buku-buku ( Dasar Dasar Pariwisata ) yang berkaitan langsung dengan sektor pariwisata, serta dengan cara browsing di internet untuk melengkapi data.

4. Studi Dokumentasi.

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bersumber dari, catatan atau dokumen-dokumen instansi atau lembaga terkait. Data-data dokumen tersebut diperoleh dari pengambilan gambar ( Pamedan sampai Taman Belakang ) Pura Mangkunegaran Surakarta.

(19)

F. Sistematika Penulisan

Penulisan laporan Tugas Akhir (TA) ini terdiri dari 4 bab, yang mana dalam setiap bab terdiri dari beberapa sub bab beserta penjelasannya.

BAB I : Bab ini berisi pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan rasalah, tujuan, manfaat, dan teknik pengumpulan data yang diperoleh dari penulisan laporan.

BAB II : Bab ini berisi tentang landasan teori yang terdiri atas : Pengertian pariwisata, wisatawan, pramuwisata, wisata budaya, peranan, komunikasi, informasi, dan penerjemahan bahasa China.

BAB III: Membahas mengenai profil Pura Mangkunegaran Surakarta, kegiatan selama Praktik Kerja Lapangan, serta pembahasan yang terdiri dari : hambatan atau kendala yang ditemui dalam pemanduan dan pemberian informasi bagi wisatawan, pemberian informasi kepada wisatawan mancanegara khususnya yang menggunakan bahasa China.

BAB IV: Merupakan bab terakhir yang berisi penutup. Dalam penutup ini akan diuraikan kesimpulan dari uraian-uraian yang telah dibahas dalam sebelumnya, serta saran-saran yang bemanfaat bagi Pura Mangkunegaran Surakarta dan DIII Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

(20)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Pariwisata

Definisi pariwisata begitu luas. Diartikan secara harafiah pariwisata berasal dari dua kata, yakni Pari dan Wisata. Pari dapat diartikan sebagai banyak, berkali-kali, berputar-putar atau lengkap. Sedangkan wisata dapat diartikan sebagai perjalanan atau bepergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata ”travel” dalam bahasa Inggris. Atas dasar itu, maka kata ”Pariwisata” dapat diartikan sebagai

perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan ”Tour”.

Untuk mengetahui pengertian pariwisata bisa merujuk juga pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 mengenai kepariwisataan Bab I, Pasal 1 : dijelaskan

bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegia tan wisata dan didukung berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah,

dan Pemerintah Daerah. Dengan merujuk pada pengertian yang terkandung pada

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Bab I, Pasal 1 tersebut, maka pariwisata sendiri adalah sebuah kata kerja aktif, dimana unsur-unsur didalamnya terdiri dari :

1. Kegiatan perjalanan, maksudnya adalah suatu kegiatan yang bisa dilakukan perorangan atau perkelompok. Kegiatan tersebut adalah mendatangi suatu tempat yang dituju atau tempat wisata.

2. Dilakukan dengan sukarela, maksudnya adalah tidak ada paksaan untuk wisatawan agar datang ke tempat wisata.

8

(21)

3. Bersifat sementara, maksudnya adalah wisatawan yang datang hanya untuk berkunjung tanpa menjadi penduduk daerah tersebut.

4. Perjalanan dilakukan dengan tujuan untuk menikmati objek wisata.

Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan : bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan

perjalanan yang dilakukan secara sukarela, serta bersifat sementara untuk

menikmati objek dan daya tarik wisata termasuk pengusahaan objek dan daya tarik

wisata tersebut.

Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara sendiri atau di negara lain. Kegiatan tersebut dengan menggunakan kemudahan jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan. Kemudahan dalam batasan pariwisata maksudnya antara lain berupa fasilitas yang memperlancar arus kunjungan wisatawan. Misalnya dengan memberikan bebas visa, prosedur pelayanan yang cepat di pintu masuk dan pintu keluar, tersedianya transportasi dan akomodasi yang cukup. Faktor penunjangnya yaitu prasarana dan fasilitas umum, seperti jalan raya, penyediaan air minum, listrik, tempat penukaran uang, pos dan telekomunikasi dan sebagainya.

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi

(22)

mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna berekreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Pariwisata juga berarti suatu sektor yang bisa menunjang kemajuan suatu daerah, terutama dengan adanya peraturan mengenai otonomi daerah. Kebijakan ini diberlakukan salah satunya atas dasar karena masyarakat daerah memiliki modal yang dapat diandalkan untuk kemajuan daerahnya, salah satunya adalah melalui kegiatan pariwisata.

Pariwisata merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Dengan demikian pariwisata meliputi :

1. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata. 2. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata.

3. Pengusahaan jasa dan sarana pariwisata.

Jadi pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih, menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiaannya adalah karena berbagai kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar.

Pengertian luas pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam

(23)

dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Suatu perjalanan dianggap sebagai perjalanan wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan, yaitu :

a. Harus bersifat sementara

b. Harus bersifat sukarela (voluntary) dalam arti tidak terjadi karena dipaksa.

c. Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah ataupun bayaran.

Dalam kesimpulannya pariwisata adalah keseluruhan fenomena (gejala) dan hubungan-hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia di luar tempat tinggalnya. Dengan maksud bukan untuk tinggal menetap dan tidak berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan upah.

Beberapa jenis-jenis Pariwisata yang telah dikenal, antara lain (dalam Pendit, 1990:41):

a. Wisata Budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan ketempat lain atau keluar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan seni mereka.

b. Wisata Kesehatan, yaitu perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari di mana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani.

(24)

c. Wisata Olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga ataumemang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara.

d. Wisata Komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekanraya yang bersifat komersial, seperti pameran-pameran industri, pameran-pameran dagang dan sebagainya.

e. Wisata Industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam kesuatu kompleks atau daerah perindustrian dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian.

f. Wisata Maritim atau Bahari, yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan olahraga air, sepertidanau, pantai atau laut.

g. Wisata Cagar Alam, yaitu jenis wisata yang biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ketempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang.

h. Wisata Bulan Madu, yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasanganpasangan pengantinbaru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan.

(25)

B. Wisatawan

Yang dimaksud dengan wisatawan oleh G. A Schmoll (dalamYoeti, 1982:127) adalah individu atau kelompok individu yang mempertimbangkan dan merencanakan tenaga beli yang dimilikinya untuk perjalanan rekreasi dan berlibur, yang tertarik pada perjalanan umumnya dengan motivasi perjalanan yang pernah ia lakukan, menambah pengetahuan, tertarik dengan pelayanan yang diberikan oleh suatu Daerah Tujuan Wisata yang dapat menarik pengunjung di masa yang akan datang.

Dalam Instruksi Presiden RI No.9 Tahun 1969 tertulis dalam Bab I Pasal 1, bahwa wisatawan (tourist) adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ketempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu Adapun ciri-ciri tentang seseorang itu dapat disebut sebagai wisatawan adalah :

a. Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam

b. Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu

c. Orang yang melakukannya tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang dikunjunginya.

United Nation Conference an International Travel and Tourism

merekomendasikan definisi pengunjung yaitu : “Setiap orang yang mengunjungi

suatu negara bukan dimana ia bermukim, bagi setiap keperluan yang bukan untuk

(26)

mendapatkan penghasilan, disebut Visitor (pengunjung). Visitor terdiri dari dua kelompok traveller (orang yang melakukan perjalanan), yaitu :

a. Tourist (wisatawan), yaitu pengunjung sementara yang tinggal di suatu negara

lebih dari 24 jam. Motivasi kunjungan dapat digolongkan untuk : a) Liburan (rekreasi, kesehatan, studi, agama, olahraga) b) Bisnis

c) Keluarga

d) Seminar atau konferensi

b. Excursionist (pelancong), yaitu pengunjung sementara yang melawat kurang

dari 24 jam di daerah tujuan kunjungannya dan tidak menginap, termasuk penumpang kapal pesiar.

Definisi rujukan arti kata visitor, tourist, dan excursionist itu digunakan di seluruh dunia. Definisi ini digunakan untuk keperluan statistik. Definisi bersama itu tidak selalu dapat dilaksanakan di perbatasan negara. Beberapa contoh :

1. Orang Indonesia bermukim di negara asing, dan kembali ke Indonesia sementara waktu (dengan memakai paspor Indonesia atau tidak tercatat sebagai wisatawan).

2. Orang asing penduduk Indonesia, yang berlibur ke luar negeri, kembali ke Indonesia dicatat sebagai wisatawan.

(27)

3. Dalam hal melintas batas (border crossing) seperti Batam dan Singapura, setiap hari orang Singapura bekerja di Batam, dicatat sebagai wisatawan. Dalam hal serupa perlu diadakan pengaturan khusus dari keimigrasian.

Wisatawan juga dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat perjalanan lokasi dimana perjalanan dilakukan yaitu :

1. Domestic Tourist

Seorang warga negara suatu negara yang melakukan suatu perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya. Misalnya, warga negara Indonesia yang melakukan perjalanan wisata ke Bali atau Danau Toba. Wisatawan ini disebut juga wisatawan dalam negeri atau wisatawan nusantara (wisnus).

2. Foreign Tourist

Orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang datang memasuki negara lain yang bukan merupakan negara di mana biasanya ia tinggal. Wisatawan asing disebut juga wisatawan mancanegara atau disingkat wisman.

3. Domestic Foreign Tourist

Orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal di suatu negara karena tugas, dan melakukan perjalanan wisata di wilayah negara di mana ia tinggal. Misalnya, staf kedutaan Belanda yang mendapat cuti tahunan, tetapi ia tidak.

4. Business Tourist

Orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan bisnis bukan wisata, tetapi perjalanan wisata akan dilakukannya setelah tujuannya yang utama selesai. Jadi,

(28)

perjalanan wisata merupakan tujuan sekunder, setelah tujuan primer yaitu bisnis selesai dilakukan (Gamal, 2004).

5. Transit Tourist

Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan ke suatu negara tertentu yang terpaksa mampir atau singgah pada suatu pelabuhan, bandara, atau stasiun bukan atas kemauannya sendiri.

C. Pramuwisata

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat lebih mengenal pramuwisata dengan istilah guide. Guide selalu dikaitkan dengan “orang bule, turis” (wisatawan). Seseorang yang dibayar untuk menemani wisatawan dalam perjalanan, mengunjungi, melihat serta menyaksikan objek dan atraksi wisata selalu dikonotasikan sebagai guide. Untuk itulah, pertama-tama perlu kita pahami apa dan siapa sebenarnya pramuwisata itu.

Dari sudut pandang wisatawan, pramuwisata adalah seorang yang bekerja pada suatu Biro Perjalanan atau suatu Kantor Pariwisata (Tourist Office) yang bertugas memberikan informasi, petunjuk dan advis secara langsung kepada wisatawan sebelum dan selama perjalanan wisata berlangsung.

Pada umumnya, pramuwisata atau tour guide diartikan sebagai setiap orang yang memimpin kelompok yang terorganisir untuk jangka waktu singkat maupun jangka waktu yang panjang.

Tugas tour guide memiliki beberapa spesifikasi tergantung dari tugas apa yang sedang dia lakukan (sesuai dengan kemampuannya). Seorang guide khusus di

(29)

lokasi yang khusus/tertentu disebut local guide yang biasanya menjadi petugas tetap di lokasi tersebut (contoh: Museum, botanical garden, zoo dan lain-lain). Berikut pendapat para ahli ;

1. Tata Nuriata (1995:1) pramuwisata berasal dari bahasa Sansekerta yaitu pramu, wis, dan ata. Pramu berarti pelayan atau orang yang melayani, wis berarti tempat dan ata berarti banyak. Pendapat umum mengartikan wisata sebagai keliling atau perjalanan sehingga dalam hal ini pramuwisata dapat dikatakan sebagai petugas yang melayani orang yang sedang melakukan perjalanan wisata .

2. Oka A. Yoeti , pramuwisata adalah seorang yang memberi penerangan, penjelasan serta petunjuk kepada wisatawan dan traveler lainnya, tentang segala sesuatu yang hendak dilihat dan disaksikan bilamana mereka berkunjung pada suatu objek, tempat atau daerah tertentu.

3. Prof. E. Amato dari ILO, Guiding Technique menyatakan: “tour guide is a person employed either by the travelers, a travel agency or any others tourist organization, to inform, direct and advice the tourist organization, to inform, direct and advice the tourists before and during their short visits”.

Pramuwisata adalah seorang yang bekerja untuk wisatawan, biro perjalanan, ataupun lembaga kepariwisataan lain untuk memberikan informasi, memimpin perjalanan atau memberi saran-saran kepada wisatawan sebelum atau selama kunjungan-kunjungan singkatnya.

(30)

Dari beberapa pengertian tentang pramuwisata tersebut dapat diberikan batasan bahwa pramuwisata adalah orang yang bertugas memberikan bimbingan, informasi, dan petunjuk tentang atraksi atau destinasi. Pekerjaan memandu wisatawan mengundang kesan sebuah pekerjaan yang bersifat mewah dan menyenangkan dengan imbalan yang besar, padahal pramuwisata merupakan salah satu profesi (mendapatkan bayaran yang layak atas kemampuannya) yang unik, karena profesi ini membutuhkan kemampuan berbahasa (sesuai yang dibutuhkan), dapat berinteraksi dengan wisatawan, memiliki pengetahuan luas, fleksibel, penuh pengertian dan kedewasaan berpikir serta kesehatan yang prima/kekuatan fisik/jasmani.

Kemampuan memandu tidak hanya didapat dari sekolah/kuliah maupun kursus, tetapi didapat dari pengalaman yang dikumpulkan sedikit demi sedikit dari mengenal objek wisata dan melakukan pemanduan tidak resmi, sampai akhirnya setelah ”jam terbang” nya mencukupi dan dikenal oleh pengguna jasa (biro

perjalanan) barulah secara resmi di uji oleh lembaga terkait untuk mendapatkan pengesahan sebagai tour guide yang legal dan bertanggung jawab. Hanya sedikit orang yang memahami bahwa pekerjaan ini juga memiliki bermacam-macam halangan/kesulitan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan operasionalnya. Kesulitan yang mungkin terjadi dalam kegiatan sebagai tour guide di antaranya adalah: kehilangan bagasi, pesawat yang overbook, penumpang yang mengeluh, marah, keberangkatan yang tertunda, dan sebagainya.

Karier pramuwisata dapat ditingkatkan menjadi seorang tour planner, bila dan dapat membuka usaha layanan jasa wisata, mulai dari membuat paket tour,

(31)

memasarkan dan melaksanakan operasional wisata. Pramuwisata merupakan duta bagi perusahaan dan bangsa serta mengemban citra budaya bangsa, karena mereka adalah ujung tombak dari keberhasilan promosi pariwisata. Tugas seorang pramuwisata adalah memimpin pelaksanaan suatu kegiatan kunjungan / wisata mulai dari persiapan sampai pada akhir kegiatan sesuai dengan ketentuan dalam fasilitas paket tour atau peraturan/ ketentuan yang telah disepakati antara perusahaan perjalanan wisata dengan wisatawan.

Seorang pramuwisata juga harus mempunyai kode etik :

Berikut beberapa hal berkaitan dengan kode etik pramuwisata Indonesia :

1. Seorang pramuwisata harus memberikan kesan yang baik mengenai kebudayaan,agama dan negaranya bila memandu wisatawan.

2. Seorang pramuwisata harus menjaga penguasaan diri yang tinggi dan memperhatikan penyajian pribadi termasuk kebersihan dan penampilan. 3. Seorang pramuwisata harus sanggup menciptakan suasana yang

hangat,gembira, dan sopan santun yang mencerminkan budaya Indonesia. 4. Seorang pramuwisata harus memberikan pelayanan yang bermutu tinggi

kepada semua wisatawan dan tidak mengharapkan komisi atau hadiah.

5. Seorang pramuwisata harus mengerti latar belakang budaya dan pramuwisata juga harus memperhatikan tingkah laku wisatawan yang sesuai dengan peraturan hukum,adat istiadat sosial di Indonesia.

(32)

6. Seorang pramuwisata harus menghindari perdebatan mengenai perdebatan mengenai agama, adat istiadat sosial, diskriminasi rasial, dan sistem politik di negara wisatawan.

7. Seorang pramuwisata harus memberikan informasi yang jelas mengenai berbagai aspektur, bila pramuwisata tidak yakin tentang suatu informasi maka ia harus mencari kebenaran tentang informasi tersebut.

8. Seorang pramuwisata tidak boleh menjatuhkan nama perusahaan dimana ia bekerja.

9. Seorang pramuwisata tidak diperkenankan untuk membicarakan masalah pribadinya kepada wisatawan dengan maksud memperoleh simpati.

10.Pada akhir tour pramuwisata harus memberikan kesan yang baik pada wisatawan.

11.Seorang pramuwisata juga harus mempunyai tanggung jawab kepada, perusahaan pemberi job/tugas, para pemberi pelayanan kepada tour, dan peserta tour/wisatawan.

Untuk menjadi seorang pramuwisata yang profesional, seorang pemula harus memastikan bahwa perjalanan yang dipimpinnya sesuai dengan etika pemanduan umum. Etika adalah sistem moral, azas-azas, dan nilai-nilai serta mampu menjaga tingkah laku pribadi. Pramuwisata harus memberikan layanan kepada wisatawan sesuai dengan job diskripsi yang berlaku pada perusahaan terkait. Perlu diingat semua wisatawan mempunyai hak yang sama tanpa membedakan ras, warna, gender, umur, status perkawinan, agama, keturunan, atau status social.

(33)

D. Wisata Budaya

Istilah wisata budaya memiliki beberapa devinisi ( sofield dan Birtles,1996 ) dan hal tersebut yang masih membingungkan ( hughes, 1996 ) dan istilah sintomatik Trible’s ( 1997 ) serta pariwisata indisiplin. Dalam sebuah buku yang dikarang oleh

Valene Smith ( 1978 : 4 ) berjudul “ hosts dan guests” membedakan antara pariwisata

etnik dan pariwisata budaya. Pariwisata etnik dipasarkan untuk umum atau wisatawan berdasarkan budaya yang turun temurun dari penduduk pribumi yang bersifat eksotis. Khusunya yang dikemas untuk wisatawan seperti tari-tarian pertunjukan, atau pemukiman asli penduduk lokal, upacara, dan hasil-hasil kerajinan berupa ornamen dengan segala pernak-pernik.

Pariwisata budaya dipandang sebagai daya tarik wisata yang dapat ditawarkan kepada wisatawan. Jenis wisata ini memuat informasi atau pesan-pesan yang bersifat budaya. Daya tarik wisata ini dapat berupa barang kerajinan, pninggalan sejarah purbakala, pertunjukan kesenian, ritual keagamaan, dan lain lain. Ada kala nya daya tersebut dikemas sedemikian rupa sehingga dengan mudah dapat dinikmati oleh wisatawan melalui kemasan tersebut diharapkan wisatawan dapat memperoleh pengalaman kebudayaan dengan cara melihat sesuatu yang dirasa unik, berbeda, mengesankan, dan berbagai sensasi yang dibutuhkan untuk memperkaya kebutuhan ritualnya.

Sebagai proses, pariwisata budaya dapat dipandang sebagai aktivitas pertukaran informasi dan simbol-simbol budaya antara pengunjung dan yang

(34)

dikunjungi. Dalam pengertian inilah pariwisata memberikan sumbangan bagi dialog antar budaya dan sekaligus sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan saling pengertian dan perdamaian antar bangsa atau antar manusia.

Dalam kaitan ini pariwisata budaya juga memberikan sumbangan pelajaran bagi pengunjung (guest) dan tuan rumah (host). Pelajaran dari pengalaman menjadi pengunjung tidak akan pernah didapat oleh tuan rumah jika tuan rumah tersebut tidak pernah menjadi pengunjung, demikian juga sebaliknya.

Pengalaman yang diperoleh pengunjung atau tuan rumah diharapkan akan penjadi pelajaran bagi kedua belah pihak bila pada suatu ketika posisi mereka berbalik.

E. Peranan

Peranan berasal dari kata peran, berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama. Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip oleh Soedjono Soekamto.

Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membinmbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

Menurut Biddle dan Thomas, peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu.

(35)

Misalnya dalam dunia pariwisata seorang pramuwisata menjadi pimpinan pada sebuah tour atau pariwisata.

F. Komunikasi

Komunikasi sangat diperlukan dalam penyampaian promosi kepariwisataan. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa berupa gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang mucul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kemarahan, keberanian, kegairahan, kekhawatiran, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. Yang berasal dari bahasa Latin, yaitu

Communicatio yang berarti “sama makna”. Komunikasi dapat terjadi bila antara

orang – orang yang berhubungan memiliki kesamaan makna pengenal permasalahan yang disampaikan.

Komunikasi juga dapat diartikan sebagai “membuat orang lain menjadi

tahu”. Maka dengan komunikasi orang yang semula tidak tahu menjadi tahu. Apabila komunikasi yang kita lakukan berhasil, maka dapat mendorong konsumen untuk melakukan pembelian barang atau jasa. Adapun manfaat komunikasi antara lain, menumbuhkan keinginan yang baru, mempercepat omset penjualan, dan mempercepat proses pembelian. Akan tetapi tidak semua komunikasi berjalan dengan baik. Komunikasi juga memiliki berbagai hambatan. Salah satunya adalah mengenai penafsiran pesan, kesalahan menafsirkan pesan dapat terjadi karena latar belakang, perbedaan bahasa, dan pernyataan emosi.

(36)

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan komunikasi dapat terjadi bila ada orang yang menyampaikan pesan atau komunikator dan yang menerima pesan atau komunikan.

Sedangkan komunikasi pariwisata adalah suatu aktivitas manusia dalam menyampaikan informasi tentang perjalanan ke suatu daerah maupun objek wisata yang akan dikunjungi wisatawan sambil menikmati perjalanan dari suatu objek wisata ke objek wisata lain, agar wisatawan tertarik dan sampai pada suatu tindakan untuk mengunjungi.

Jadi, kaitan komunikasi dengan komunikasi pariwisata adalah proses pemasaran dari objek wisata yang akan dipasarkan atau diinformasikan kepada calon wisatawan. Pemasaran merupakan proses penyusunan informasi yang terarah akan barang dan jasa dengan kaitannya untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia. Oleh sebab itu diperlukan strategi pemasaran yang kuat dan jitu untuk mampu bersaing dengan produk wisata lainnya.

G. Informasi

Kata informasi secara etimologi berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu informacion (tahun 1837) yang diambil dari bahasa latin informationem berarti garis besar, konsep dan ide.

Secara harfiah informasi adalah data yang telah diolah berbentuk lisan maupun tulisan seperti simbol dan isyarat bagi penerima informasi dan menjadi bahan dalam mengambil suatu keputusan (decision maker). Informasi berarti pula pengetahuan

(37)

yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman atau instruksi. Namun demikian istilah ini memiliki banyak arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan erat dengan konsep seperti arti, pengetahuan, komunikasi, kebenaran, representasi dan rangsangan mental.

Arti istilah informasi di Indonesia sering dipahami sebagai keterangan dan juga penerangan, dan juga dianalogikajn dengan istilah penyiaran, tetapi istilah penerangan dan penyiaran mengacu pada pihak pemberi informasi yang memiliki tujuan menyajikan informasi untuk mempengaruhi pihak penerima informasi.

Notoatmodjo mengemukakan bahwa semakin banyak informasi dapat mempengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang dan dengan pengetahuan menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

Kualitas informasi bergantung pada tiga hal, yaitu : 1. Akurat

Informasi harus bebas dari kekeliruan dalam penyampaian, tidak bias atau menyesatkan bagi penerima informasi.

2. Tepat

Informasi yang tiba harus tepat sasaran bagi penerima dan jelas serta tepat waktu.

3. Relevan

Informasi yang telah sampai pada penerima sangat bermanfaat untuk pengambilan keputusan.

(38)

Informasi yakni sekumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi terkait untuk mendukung proses pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengendalian, sedangkan pariwisata dapat diartikan sebagai suatu kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke suatu daerah dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya dalam jangka waktu tertentu untuk tujuan bersenang-senang atau bisnis, maka dari dua pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi pariwisata adalah sekumpulan komponen yang saling bekerjasama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan data yang berhubungan dengan hasil kebudayaan, tata cara hidup suatu masyarakat serta kekhasan alam yang dimiliki daerah tertentu yang berbeda dengan lingkungan keseharian.

H. Penerjemahan Bahasa China

Secara khusus penerjemahan adalah proses pengalihan bahasa, kata demi kata dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Tujuan penerjemahan adalah untuk menghasilkan satu terjemahan yang membawa makna yang sama dengan makna dari bahasa asing. Penerjemahan merupakan kegiatan yang memerlukan kesungguhan.

Oleh sebab itu, penerjemahaarusnya dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan tata bahasa yang ada. Penerjemahan juga dapat diartikan sebagai ilmu yang digunakan untuk membantu dalam pengartian bahasa asing yang digunakan dalam suatu percakapan.

(39)

Bahasa China adalah bahasa tonel, yaitu bahsa yang mengedepankan intonasi sebagai pembeda arti. Bahasa ini digunakan penduduk terbanyak di dunia, karena negara China mempunyai jumlah penduduk paling besar. Bahasa China masuk ke beberapa negara di dunia melalui kerjasama ekonomi.

Jenis penerjemahan bahasa China secara umum ada dua macam yaitu penerjemahan secara lisan dan secara tertulis. Penerjemahan secara lisan berarti penerjemahan secara langsung dalam percakapan. Penerjemahan dengan cara ini merupakan penerjemahan dengan sistem mendengarkan. Kelemahan penerjemahan lisan adalah seseorang tersebut tidak mengenal seperti apa tulisan dari kata yang diucapkan. Penerjemahan secara tulisan adalah penerjemahan yang dilakukan dengan menggunakan tulisan buku. Kelebihan penerjemahan bahasa China secara tulisan adalah seseorang akan mampu membaca dan berbicara dengan baik, sebab seseorang akan mengetahui apa yang diucapkan dan bagaimana penulisannya (belajarchina.wordpress.com).

(40)

28 PEMBAHASAN

A. Profil Kota Surakarta

Surakarta, juga disebut Solo atau Sala, adalah kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang berpenduduk 503.421 jiwa (2010) dan kepadatan penduduk 13.636/km2.

Karena berkembang gerakan antimonarki di Surakarta serta kerusuhan, penculikan, dan pembunuhan pejabat-pejabat DIS, maka pada tanggal 16 Juni 1945 pemerintah RI membubarkan DIS dan menghilangkan kekuasaan raja-raja Kasunanan dan Mangkunagaran. Status Susuhunan Surakarta dan Adipati Mangkunegara menjadi rakyat biasa di masyarakat dan Keraton diubah menjadi pusat pengembangan seni dan budaya Jawa. Kemudian Solo ditetapkan menjadi tempat kedudukan dari residen, yang membawahi Karesidenan Surakarta

(Residentie Soerakarta) dengan luas daerah 5.677 km². Karesidenan Surakarta

terdiri dari daerah-daerah Kota Praja Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukowati, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali, sedangkan tanggal 16 Juni diperingati sebagai hari jadi kota Solo era modern.

(41)
[image:41.595.112.515.108.484.2]

Gambar 3.1. Lambang pemerintahan Kota Surakarta

3.1. 梭罗市执政徽章

Sumber www.google.com/kotasolo diambil pada tanggal 18 Mei 2012 pukul 18.00

1. Letak Geografis Surakarta

Kota Surakarta terletak di antara 110 45` 15" - 110 45` 35" Bujur Timur dan 70` 36" - 70` 56" Lintang Selatan dan berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan. Di masing-masing batas kota terdapat gapura keraton yang didirikan sekitar tahun 1931 – 1932 pada masa pemerintahan Pakubuwono X di Kasunanan Surakarta. Gapura Kraton didirikan sebagai pembatas sekaligus pintu gerbang masuk ibu kota Kerajaan Kasunanan (Kota Solo) dengan wilayah sekitar. Gapura Kraton tidak hanya didirikan di jalan penghubung, namun juga didirikan di pinggir sungai Bengawan Solo yang pada waktu itu menjadi dermaga dan tempat penyeberangan (di Mojo / Silir).

(42)

Menurut klasifikasi iklim Koppen, Surakarta memiliki iklim muson tropis. Sama seperti kota-kota lain di Indonesia, musim hujan di Solo dimulai bulan Oktober hingga Maret, dan musim kemarau bulan April hingga September. Rata-rata curah hujan di Solo adalah 2.200 mm, dan bulan paling tinggi curah hujannya adalah Desember, Januari, dan Februari. Suhu udara relatif konsisten sepanjang tahun, dengan suhu rata-rata 30 derajat Celsius. Suhu udara tertinggi adalah 32,5 derajat Celsius, sedangkan terenda adalah 21,0 derajat Celsius. Rata-rata tekanan udara adalah 1010,9 MBS dengan kelembaban udara 75%. Kecepatan angin 4 Knot dengan arah angin 240 derajat.

2. Bidang Kebudayaan

Setiap tahun pada tanggal – tanggal tertentu kota Surakarta mengadakan berbagai perayaan yang menarik. Perayaan tersebut diselenggarakan berdasarkan tanggalan Jawa. Perayaan tersebut antara lain :

a. Kirab Pusaka 1 Suro

Acara ini diselenggarakan oleh Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran pada malam hari menjelang tanggal 1 Suro. Acara ini ditujukan untuk merayakan tahun baru Jawa 1 Suro. Rute yang ditempuh kurang lebih sejauh

3 km yaitu Keraton - Alun-alun Utara - Gladak - Jl. Mayor Kusmanto - Jl. Kapten Mulyadi - Jl. Veteran - Jl. Yos Sudarso - Jl. Slamet Riyadi - Gladak kemudian

(43)

dibawa oleh para abdi dalem yang berbusana Jawi Jangkep. Kirap yang berada di depan adalah sekelompok Kebo Bule bernama Kyai Slamet sedangkan barisan para pembawa pusaka berada di belakangnya.

b. Sekaten

Sekaten diadakan setiap bulan Mulud untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada tanggal 12 Mulud diselenggarakan Grebeg Mulud. Kemudian diadakan pesta rakyat selama dua minggu. selama dua minggu ini pesta rakyat diadakan di Alun-alun utara. Pesta rakyat menyajikan pasar malam, arena permainan anak dan pertunjukan-pertunjukan seni dan akrobat. Pada hari terakhir Sekaten, diadakan kembali acara Grebeg di Alun-alun Utara. Upacara Sekaten diadakan pertama kali pada masa pemerintahan Kerajaan Demak.

c. Solo Batik Carnival

Karnaval Batik Solo atau Solo Batik Carnival adalah sebuah even tahunan yang diadakan oleh pemerintah Kota Surakarta dengan menggunakan batik sebagai bahan utama pembuatan kostum. Para peserta karnaval akan membuat kostum karnaval dengan tema-tema yang di tentukan. Para peserta akan mengenakan kostumnya sendiri dan berjalan di atas catwalk yang berada di jalan Slamet Riyadi. Karnaval ini diadakan setiap tahun pada bulan Juni sejak tahun 2008.

(44)

perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang kesejarahan, nilai tradisi, dan seni budaya.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Bidang Kebudayaan mempunyai fungsi :

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang kesejarahan dan nilai tradisi.

2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang seni budaya.

3) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Kebudayaan membawahi :

1) Seksi Kesejarahan dan Nilai Tradisi 2) Seksi Seni Budaya.

Seksi-seksi sebagaimana dimaksud, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Kebudayaan.

1) Seksi Kesejarahan dan Nilai Tradisi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang kesejarahan dan nilai tradisi.

2) Seksi Seni Budaya mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang seni budaya.

(45)

Bidang Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang objek, daya tarik wisata, usaha jasa dan sarana pariwisata, serta pemasaran pariwisata.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Bidang Pariwisata mempunyai fungsi :

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang objek dan daya tarik wisata.

2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang usaha jasa dan sarana pariwisata.

3) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang pemasaran pariwisata.

4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Pariwisata membawahi : 1) Seksi Objek dan Daya Tarik Wisata 2) Seksi Usaha Jasa dan Sarana Pariwisata 3) Seksi Pemasaran Pariwisata.

Seksi-seksi sebagaimana dimaksud, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pariwisata.

(46)

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang obyek dan daya tarik wisata.

2) Seksi Usaha Jasa dan Sarana Pariwisata mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang usaha jasa dan sarana pariwisata.

3) Seksi Pemasaran Pariwisata mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang pemasaran pariwisata.

4. Perekonomian kota Surakarta

Industri batik menjadi salah satu industri khas Solo. Sentra kerajinan batik dan perdagangan batik antara lain di Laweyan dan Kauman. Pasar Klewer serta beberapa pasar batik tradisional lain menjadi salah satu pusat perdagangan batik di Indonesia. Perdagangan di Surakarta berada di bawah naungan Dinas Industri dan Perdagangan.

Selain Pasar Klewer, Solo juga memiliki banyak pasar tradisional, di antaranya Pasar Gedhe (Pasar Besar), Pasar Legi, dan Pasar Kembang. Pasar-pasar tradisional yang lain menggunakan nama-nama dalam bahasa Jawa, antara lain nama pasaran (hari) dalam bahasa Jawa: Pasar Pon, Pasar Legi, sementara Pasar Kliwon saat ini menjadi nama kecamatan dan nama pasarnya sendiri berubah menjadi Pasar Sangkrah. Selain itu ada pula pasar barang antik yang menjadi tujuan wisata, yaitu Pasar Triwindu (setiap Sabtu malam diubah

(47)

Utara Keraton Solo.

Pusat bisnis kota Solo terletak di sepanjang jalan Slamet Riyadi. Beberapa bank, hotel, pusat perbelanjaan, restoran internasional, hingga tujuan wisata dan hiburan terletak di sepanjang jalan protokol ini. Pada hari minggu pagi, jalanan Slamet Riyadi khusus ditutup untuk kendaraan bermotor (Solo Car Free Day) sebagai bagian dari tekad pemda untuk mengurangi polusi. Beberapa mal modern di Solo antara lain Solo Square, Solo Grand Mall (SGM), Solo Paragon, Solo Center Point (SCP), Singosaren Plaza, Megaland Solo, Luwes.

Solo memiliki beberapa pabrik yang mempekerjakan karyawan dalam jumlah yang besar antara lain Sritex, Konimex, dan Jamu Air Mancur. Selain itu masih ada banyak pabrik-pabrik lain di zona industri Palur. Industri batik juga menjadi salah satu industri khas Solo.

5. Semboyan kota Surakarta

Surakarta memiliki semboyan "Berseri", akronim dari "Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah", sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota. Untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Solo mengambil slogan pariwisata Solo, The Spirit of Java (Jiwanya Jawa) sebagai upaya pencitraan kota Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa. Selain itu Kota Solo juga memiliki beberapa julukan, antara lain Kota Batik, Kota Budaya, Kota Liwet. Penduduk Solo disebut sebagai wong Solo, dan istilah putri Solo juga banyak digunakan untuk menyebut wanita yang memiliki karakteristik mirip wanita dari Solo.

(48)
[image:48.595.130.468.246.497.2]

Pura Mangkunegaran adalah tempat kediaman Sri Paduka Mangkunegara di Surakarta dan dibangun setelah tahun 1757 dengan mengikuti model kraton yang lebih kecil. Secara arsitektur bangunan ini memiliki ciri-ciri yang sama dengan kraton yaitu pada pamedan, pendopo, pringgitan, dalem dan kaputran yang seluruhnya dikelilingi oleh tembok yang kokoh.

Gambar 3.2. lambang Pura Mangkunegaran 3.2. Mangkunegaran 王宫的宫徽

Sumber www.wikipedia.com/2008/01/puramangkunegaran.html diakses pada tanggal 24 Mei pada pukul 09.00

Pura ini dibangun setelah Perjanjian Salatiga yang mengawali pendirian Raja Mangkunegaran dan dua tahun setelah Perjanjian Giyanti yang isinya membagi pemerintahan Jawa menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.

Kerajaan Surakarta terpisah setelah Pangeran Raden Mas Said memberontak dan atas dukungan sunan mendirikan kerajaan sendiri. Raden Mas Said memakai gelar Mangkunegoro I dan membangun wilayah kekuasaannya di sebelah barat tepian sungai Pepe (kali Pepe) di pusat kota yang sekarang bernama Solo.

(49)
[image:49.595.141.507.219.488.2]

Mangkunegaran mengalami beberapa perubahan selama puncak masa pemerintahan kolonial Belanda di Jawa Tengah. Perubahan ini tampak pada ciri dekorasi Eropa yang popular saat itu.

Gambar 3.3. Pura Mangkunegaran setelah mengalami perubahan 3.3. 经 变动 的 Mangkunegaran 王宫

www.wikipedia.com/2008/01/puramangkunegaran.html diakses pada tanggal 24 Mei pada pukul 09.15

Seperti halnya istana lain di Jawa, Pura Mangkunegaran juga termasyhur dengan produk seni budayanya, mulai seni tari, musik, drama, batik, sampai sastra. Beberapa tahun terakhir menyelenggarakan perhelatan Mangkunegaran Performing Arts yang selain untuk tujuan pelestarian, juga untuk penyegaran seniman muda dan promosi pariwisata budaya. Keberadaan istana Pura Mangkunegaran di kota Solo sangat berpengaruh terhadap tata ruang kota secara keseluruhan, terutama pengembangan kota ke arah utara. Pura Mangkunegaran beserta kekayaan budayanya adalah aset kota Solo dan aset bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dikembangkan, supaya menjadi salah satu pusat referensi bagi sejarah, seni budaya, dan arsitektur yang tak ada habisnya.

(50)

selatan (utama), pintu gerbang barat dan pintu gerbang timur. Terdapat beberapa tempat di sana.

Pamedan

[image:50.595.113.511.250.549.2]

Setelah pintu gerbang yang utama akan langsung tampak pamedan, yaitu pada jaman dahulu digunakan lapangan pelatihan pasukan prajurit Mangkunegaran, tetapi sekarang berfungsi sebagai ruang publik bagi masyarakat umum. Bekas pusat pasukan kuda, gedung kavaleri ada di sebelah timur pamedan.

Gambar 3.4. Pamedan dari arah barat 3.4.

Pamedan

西侧

Sumber dokumen pribadi diambil pada tanggal 18 Mei 2012 pukul 17.00

Pendhopo Ageng

(51)

di Indonesia. Pendhopo Ageng didirikan pada hari Rebo Paing 15 Sura (25 Oktober 1815 M). Yang berfungsi sebagai tempat menerima tamu dan masyarakat umum, tempat perjamuan dan sebagai tempat upacara resmi tertentu kerajaan. Tiang-tiang kayu berbentuk persegi yang menyangga atap joglo diambil dari pepohonan yang tumbuh di hutan Mangkunegaran di perbukitan Wonogiri, hutan

Donoloyo dan diangkut melalui Sungai Bengawan Solo. Seluruh bangunan ini berdiri tanpa menggunakan paku.

Warna saka guru dan semua blandar dan pengeretnya adalah hijau. Pada bagian pada bagian ini tidak terdapat hiasan relief. Hanya semua tiang dan pengeret sepanjang bagian siku-sikunya disayat miring. Bekas sayatan yang miring ini prada emas, suatu warna yang menyatakan keagungan. Warna prada emas juga ditorehkan sepanjang kayu pembatasan keliling antara langit-langit atap joglo dan terasnya. Di dalam pendhopo juga terdapat 4 ekor singa besar yang terbuat dari perunggu, menatap kesegala arah.

Di Pendopo ini terdapat 3set gamelan, yaitu

- Kyai Kanyut Mesem, yang berarti jika gamelan tersebut dibunyikan, maka orang yang mendengarkan akan tersenyum. Dibuat di Demak oleh K.G.P.A.A. Mangkunegara II.

- Kyai Mungga/ Corobalen merupakan gamelan tertua peninggalan dari jaman Majapahit dan dibunyikan pada saat jumenengan serta untuk menyambut tamu agung.

(52)
[image:52.595.118.500.159.547.2]

bunyikan sebelum upacara siraman.

Gambar 3.5. Seperangkat gamelan Di Pendhopo Ageng gambar diambil dari sisi kanan pendhopo.

3.5.

Pendhopo Ageng 的一

加麦

乐器

右侧

Sumber dokumen pribadi diambil pada tanggal 24 Mei 2012 pukul 13.00

Gambar 3.6. Pendhopo ageng dari arah barat. 3.6. Pendhopo Ageng 西侧

Sumber www.nusantarablog.com/puramangkunegaran diambil pada 25 Mei 2012 pukul 13.00 Hal yang menarik dari Pendhopo Ageng adalah motif hias pada langit – langitnya. Warna kuning dan hijau yang mendominasi adalah warna pari anom (padi muda) warna khas keluarga Mangkunegaran. Hiasan langit langit pendopo Ageng adalah motif hias yang disebut Kumudawati atau motif Modhang (nyala

(53)

nama kumudawati melambangkan astrologi Hindu-Jawa dan dari langit-langit ini tergantung deretan lampu gantung antik. Lukisan pada langit-langit tersebut terdapat motif hias,

1. Delapan warna gaib, terletak di tengah-tengah pendopo,berjumlah delapan bidang,setiap bidang memiliki persamaan motif yaitu modang dan corak seperti batu karang laut. Yang membedakan adalah warna yang ada di tengah. Delapan warna tersebut adalah Hastagina, yang artinya delapan manfaat atau kegunaan. a. Warna kuning (Manikara) yaitu untuk menolak rasa kantuk, mendatangkan

rejeki sandang pangan.

b. Warna biru (Manik Endra Taya) yaitu untuk menghilangkan semua jenis penyakit, sebagai jimat bagi anak cucu, selalu memperoleh kekayaan dan banyak anak.

c. Warna hitam yaitu untuk menolak rasa lapar dalam menjalankan tugas, sehingga dapat tercapai semua pengetahuan dan dapat diamalkan bagi semua orang.

d. Warna hijau (Manik Marcukunda) yaitu untuk menjauhkan diri dari angkara murka.

e. Warna ungu (Manik Arja Mangundring) yaitu untuk menghilangkan rasa kecewa dan putus asa tidak mudah terpikat,dijauhkan dari rasa duka.

f. Warna merah (Manik Marakata) yaitu untuk menolak hawa nafsu, berfungsi sebagai perdagangan agar tidak rugi.

(54)

takut,kebal dari segala macam bisa.

[image:54.595.117.501.175.493.2]

h. Warna putih (Manikmaya) yaitu untuk menolak perbuatan yang tidak baik

Gambar 3.7. lampu gantung antik dan hiasan Hastagina di Pendopo.

图3.7。古董吊灯和Pendhopo 的 Hastagina壁饰。

Sumber dokumen pribadi pada tanggal 18 Mei 2012 pukul 13.15

2. Motif hias pada arah mata angin, motif ini letaknya mengelilingi motif hias pada warna, gambarkan dengan senjata para dewa dari dongeng Jawa Kuno. Delapan penunjuk arah tersebut ialah

a. Utara (cakra) b. Timur laut (trisula) c. Tenggara (braja) d. Selatan (padupan) e. Timur (danda) f. Barat (nagapasa) g. Barat laut (hangkoes) h. Barat daya (muksala)

(55)
[image:55.595.198.425.575.725.2]

Gambar 3.8. gambar motif hias (arah mata angin) 3.8. 装饰风格图 风向

Sumber dokumen pribadi pada tanggal 18 Mei 2012 pukul 13.30 Paringgitan

Tempat belakang Pendopo terdapat sebuah beranda terbuka, yang bernama paringgitan. Paringgitan merupakan tempat menerima tamu – tamu resmi kenegaraan. Selain itu sesuai dengan namanya ( ringgit=wayang ), ruangan ini dapat berguna untuk menyelenggarakan tontonan wayang kulit. Pringgitan berbentuk Kutuk Ngambang dengan ukuran ruang sebesar 21,50 x 17,50 = 376,25 m². Terdapat beberapa lampu antik, 4 patung yang seolah-olah menyambut tamu yang datang dan ukir- ukiran yang menghiasi jendela. Di antara Pendhopo Ageng dan Paringgitan terdapat paretan sebagai tempat turunnya tamu dari kereta ( sekarang mobil).

(56)

Gambar 3.9. paringgitan bagian depan 3.9. Paringgitan 堂前貌

Sumber dokumen pribadi pada tanggal 29 April 2012 pukul 11.15

[image:56.595.161.433.244.487.2]

Gambar 3.10. lukisan di bagian dalam paringgitan

3.10. Paringgitan 内 画

Sumber dokumen pribadi Dalem Ageng

Di bagian tengah Puro Mangkunegaran di belakang Dalem Ageng, terdapat tempat kediaman keluarga mangkunegaran. Tempat ini, yang masih memiliki suasana tenang bagaikan di rumah pedesaan milik para bangsawan, sekarang digunakan oleh para keluarga keturunan raja. Ruangan ini terdiri dari ruangan-ruangan sebagai berikut :

a. Dalem berfungsi untuk melaksanakan upacara-upacara adat, seperti perkawinan puteri. Sekarang dipakai sebagai museum yang memamerkan perhiasan, senjata, pakaian, medali, uang logam dan gambar-gambar raja.

(57)

dewi Padi (lambang kemakmuran) serta untuk menyimpan senjata andalan Mangkunegaran.

c. Kamar Putri Dalem / Senthong Tengen berfungsi untuk kamar permaisuri, untuk beristirahat, berhias dan kadang raja juga menggunakan kamar ini secara khusus bersama permaisuri.

d. Kamar Gendhan/Senthong Kiwo sebagai tempat peraduan khusus bagi raja serta untuk menyimpan barang pusaka.

e. Dimpil Kiwo/ Tengen berfungsi untuk menyimpan barang-barang pusaka. Bagian terpenting dari Dalem Ageng adalah Petanen. Di muka Petanen terdapat patung Dewi Sri dan suaminya Sedono. Petanen dibuat pada tahun 1804 oleh Mangkunegoro II.

Pracimasana/Pracimayasa

Pracimasana berfungsi sebagai tempat tinggal kerabat Mangkunegaran khususnya wanita serta sebagai tempat keluarga Mangkunegaran menerima tamu sehari-hari. Pracimasana ini dibangun pada tahun 1920 oleh Kartens, seorang arsitektur yang berasal dari Belanda. Semua perabot di ruangan ini dipakai secara turun temurun. Pracimasana dilengkapi pula dengan ruang tidur, ruang makan, kamar mandi/wc serta terdapat koleksi barang antik.

(58)

3.11. Pracimayasa 内装饰

Sumber dokumen pribadi pada tanggal 18 Mei 2012 pukul 13.05

[image:58.595.118.507.249.671.2]

Taman di bagian dalam yang ditumbuhi pohon-pohon yang berbunga dan semak-semak hias, juga merupakan cagar alam dengan sangkar berisi burung berkicau, patung-patung klasik model Eropa, serta kupu-kupu yang berwarna-warni dengan air pancur yang bergerak-gerak dibawah sinar matahari. Menghadap ke taman terbuka, adalah Beranda Dalem, yang bersudut delapan, dimana terdapat tempat lilin dan perabotan Eropa yang indah. Kaca-kaca berbingkai emas terpasang berjejer di dinding. Dari beranda menuju ke dalam tampak ruang makan dengan jendela kaca berwarna gambar yang berisi pemandangan di Jawa ,ruang ganti dan rias putri Raja, serta kamar mandi yang indah.

Gambar 3.12. Taman Dalam dekat bale warni . 12. 靠 Bale warni 的花园

(59)

Pura Mangkunegaran berada di pusat kota Surakarta tepatnya di kelurahan Keprabon, kecamatan Banjarsari, Surakarta. Pura Mangkunegaran terletak di atas lahan seluas 302,50 x 308,25 m = 93.396 m². Jaraknya hanya sekitar dua kilometer dari Kraton Surakarta. Yang dikelilingi oleh jalan:

Sebelah selatan : jalan Ronggowarsito Sebelah barat : jalan Kartini

Sebelah timur : jalan Teuku Umar Sebelah utara : jalan R.M.Said

Bangunan menghadap ke selatan dengan pendopo utama yang merupakan bangunan terbesar terletak di bagian terdepan (paling selatan) dari gugusan bangunan utama.di bagian luar terdapat pagar keliling, lalu bangunan – bangunan pendukung, pelangkap utama yang bersifat publik. Di lingkar lebih dalam terdapat tembok pagar tinggi yang melingkupi kelengkapan pada bangunan inti. Alun-alun hanya satu, terletak di sebelah selatan dan tidak terdapat pohon beringin di sana.

Lokasinya sangat strategis yang membuat Pura Mangkunegaran mudah tercapai dari segala arah, mengingat letaknya yang berjarak kurang lebih 100m dari jalan Brigjen Slamet Riyadi – jalan utama kota.Saat ini di sekeliling istana Mangkunegaran, selain masih didominasi pemukiman penduduk yang cukup padat, juga terdapat bangunan untuk fungi perkantoran, perdagangan (kios, toko, pasar kerajinan dan cenderamata Tri Windu), pariwisata (hotel & penginapan), dan pendidikan (sekolah).

(60)

keberadaan kotamadya Dati II Surakarta, karena merupakan bagian dari wilayah tersebut.

Keadaan iklim yang melingkupi Pura Mankunegaran Surakarta yaitu sebagai berikut :

1. Suhu udara berkisar antara 25,6º C – 27,6 ºC 2. Rata – rata tekanan udara berkisar 1009,4 Mbs 3. Kelembaban udara 75%

[image:60.595.114.428.247.606.2]

4. Kecepatan angin 0,4 knot 5. Arah angin 240º

Gambar 4.1. peta kawasan Surakarta dan Pura Mangkunegaran 4.1. 梭罗和地区 Mangkunegaran 王宫地

Sumber www.google.com/petasurakarta diambil pada tanggal 25Mei 2012

(61)

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Pura Mangkunegaran Surakarta mulai tanggal 16 Maret – 30 April 2012.

Jam

Gambar

Gambar 3.1. Lambang pemerintahan Kota Surakarta
Gambar 3.2. lambang Pura Mangkunegaran
Gambar 3.3. Pura Mangkunegaran setelah mengalami perubahan
Gambar 3.4. Pamedan dari arah barat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan laporan tugas akhir ini dilatarbelakangi adanya permasalahan mengenai pentingnya pemandu wisata bahasa Mandarin dalam pelayanan kepada turis Tiongkok di

Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui dampak sosial ekonomi dari adanya atraksi wisata budaya reog ponorogo, untuk mengetahui adanya ragam budaya

Petugas wisata memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan kepada

belum adanya aplikasi mobile tentang tempat wisata korea selatan berdasarkan 4 musim dan berbahasa Indonesia yang menyulitkan wisatawan Indonesia yang berkunjung ke sana untuk

Karena itu perlu dibuat strategi pembelajaran melalui perancangan buku ilustrasi interaktif yang tepat untuk membantu orang tua dalam mengenalkan kosakata bahasa Arab kepada

Hasil wawancara menunjukkan bahwa wisatawan tertarik kepada objek wisata ini karena memiliki 4 daya tarik meliputi, daya tarik alam, wisata budaya, wahana, dan

Beberapa strategi ini, yaitu (a) mengelola situs-situs arkeologi untuk meningkatkan keragaman atraksi wisata budaya dan terinformasikannya nilai budaya kepada wisatawan, (b)

Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui dampak sosial ekonomi dari adanya atraksi wisata budaya reog ponorogo, untuk mengetahui adanya ragam budaya