• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGDENGA Hubungan Pengetahuan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Bagian Weaving Di Pt Delta Merlin Dunia Textile IV Boyolali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGDENGA Hubungan Pengetahuan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Bagian Weaving Di Pt Delta Merlin Dunia Textile IV Boyolali."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA

PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI

Abstrak

Penggunaan alat pelindung diri merupakan alternatif akhir dari segala upaya teknis pencegahan kecalakaan. Penggunaan alat pelindung diri bertujuan untuk melindungi tubuh dari potensi bahaya saat bekerja yang dapat menyebabkan kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja bagian weaving di PT. Delta Merlin Dunia Textile IV Boyolali. Jenis penelitian ini adalah observasional, dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 124 pekerja dari total populasi 124 pekerja pada bagian weaving di PT. Delta Merlin Dunia Textile IV Boyolali. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan penggunaan alat pelindung diri. Hasil analisis penelitian menggunaan uji Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (p=0,002).

Kata kunci: pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja, kepatuhan

penggunaan alat pelindung diri.

Abstract

The use of self-protector equipment is the last alternative from all technical efforts of preventing the accident. The use of self-protector equipment aims to protect the body from danger while working in which the danger can cause accident due to working and disease because of work. This research aims to know the relation of knowledge about work safety and health on the compliance of using self-protector equipment in the workers of weaving division in PT. Delta Merlin Dunia Textile IV Boyolali. Type of this research is observational, through cross sectional approach. Samples of the research are as many as 124 workers from the total of population of 124 workers in the weaving division in PT. Delta Merlin Dunia Textile IV Boyolali. The independent variable in this research is knowledge about work safety and health, meanwhile, the dependent variable in this research is the compliance of using the self-protector equipment. The result of the research analysis using the Chi-Square test revealed that there was an relation of knowledge about work safety and health on the compliance of using self-protector equipment (p=0,002).

(6)

1. PENDAHULUAN

Menurut International Labour Organization (ILO), setiap tahun terjadi

1,1 juta kematian didunia yang disebabkan oleh karena penyakit atau

kecelakaan akibat hubungan pekerjaan. Sekitar 300.000 kematian terjadi dari

250 juta kecelakaan dan sisanya adalah kematian karena penyakit akibat

hubungan pekerjaan, dimana diperkirakan terjadi 160 juta penyakit akibat

hubungan pekerjaan baru setiap tahunnya (Arianto, 2010).

Cara terbaik untuk mencegah kecelakaan kerja adalah dengan

menghilangkan resikonya atau mengendalikan sumber bahayanya secara

teknis dan apabila mungkin, bila tidak mungkin maka perusahaan perlu

menyediakan alat pelindung diri yang sesuai bagi pekerja yang beresiko,

sesuai dengan UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Bab 1X pasal

13 yang menyatakan barang siapa akan memasuki suatu tempat kerja

diwajibkan mentaati semua petujuk keselamatan kerja dan memakai alat

pelindung diri yang diwajibkan (Suma’mur, 2009).

Penggunaan alat pelindung diri merupakan tahap akhir dari metode

pengendalian kecelakaan maupun penyakit akibat kerja. Meskipun demikian,

penggunaan alat pelindung diri akan menjadi sangat penting apabila

pengendalian teknis dan administratif telah dilakukan secara maksimal namun

potensi resiko masih tergolong tinggi. Besarnya manfaat dari penggunaan alat

pelindung diri ini pada saat bekerja tidak menjamin semua pekerja akan

memakai karena ternyata masih banyak juga pekerja yang tidak

menggunakannya.

Kepatuhan terhadap penggunaan APD merupakan perilaku

keselamatan spesifik terhadap objek lingkungan kerja. Kepatuhan terhadap

penggunaan APD memiliki peran yang penting dalam menciptakan

keselamatan ditempat kerja. Pengetahuan tentang APD yang kurang pada

pekerja sehingga menyebabkan ketidakpatuhan dalam penggunaan APD

disebabkan karena pekerja banyak yang tidak mengikuti ataupun menyimak

(7)

Kesadaran akan manfaat penggunaan alat pelindung diri perlu

ditanamkan pada setiap tenaga kerja, karena perasaan tidak nyaman (risih,

panas, berat, terganggu) merupakan salah satu alasan mengapa seorang

pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri. Pembinaan yang terus

menerus dapat meningkatkan kesadaran dan wawasan mereka. Salah satu cara

yang efektif adalah melalui penelitian. Peningkatan pengetahuan dan wawasan

akan menyadarkan tentang pentingnya penggunaan alat pelindung diri,

sehingga efektif dan benar dalam penggunaannya (Budiono, 2003).

2. METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan

menggunakan pendekatan cross sectional. Pada penelitian ini pengukuran

variabel pengetahuan k3 dan variabel kepatuhan penggunaan APD dilakukan

pada saat bersamaan. Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja pada bagian

weaving 124 pekerja. Teknik untuk pengambilan sampel menggunakan exhaustive sampling.

Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat.

Analisis ini digunakan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik

masing-masing variabel yang diteliti, sehingga akan terlihat distribusi dan

persentasenya. Analisis bivariat yang dilakukan untuk mengetahui hubungan

variabel bebas (independent) yaitu pengetahuan K3 dan variabel terikat

(dependent) kepatuhan penggunaan APD dengan uji statistic Chi-square.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja

pada bagian weaving sebanyak 124 responden.

3.1.1 Karakteristik Responden

Mayoritas usia responden termasuk dalam kelompok usia

29-39 tahun dan sebanyak 32 pekerja (25,8%) patuh terhadap

(8)

pekerja (9,7%) tidak patuh terhadap penggunaan APD, yaitu pada

kelompok usia 40-50 tahun. Responden paling banyak

berpendidikan SMA dan paling sedikit berpendidikan SD dan S1.

Sebanyak 59 pekerja (47,6%) berpendidikan SMA patuh terhadap

penggunaan APD dan sebanyak 34 pekerja (27,4%) tidak patuh

terhadap penggunaan APD. Jumlah responden yang berpendidikan

SD patuh terhadap penggunaan APD sebanyak 0 pekerja (0%) dan

sebanyak 3 pekerja (2,4%) berperilaku tidak patuh terhadap

penggunaan APD. Jumlah responden yang berpendidikan S1 patuh

terhadap penggunaan APD sebanyak 3 pekerja (2,4%) dan

sebanyak 0 pekerja (0%) tidak patuh terhadap penggunaan APD.

Masa kerja responden paling banyak 1-5 tahun. Sebanyak 45

(36,3%) pekerja patuh terhadap penggunaan APD dan tidak patuh

terhadap penggunaan APD sebanyak 2 pekerja (1,6%) dengan

masa kerja 11-15 tahun. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Pekerja Pada Bagian Weaving

Variabel Kepatuhan Penggunaan APD Total

Patuh Tidak Patuh

N (%) N (%) N (%)

Usia Responden (Tahun)

18-28 24 19,4 18 14,5 42 33,9

29-39 32 25,8 21 16,9 53 42,7

40-50 17 13,7 12 9,7 29 23,4

Pendidikan Responden

SD 0 0 3 2,4 3 2,4

SMP 11 8,9 14 11,3 25 20,2

SMA 59 47,6 34 27,4 93 75,0

S1 3 2,4 0 0 3 2,4

Masa Kerja (Tahun)

1-5 45 36,3 32 25,8 77 62,1

6-10 26 21,0 17 13,7 43 34,7

11-15 2 1,6 2 1,6 4 3,2

3.1.2 Analisis Univariat

Hasil menunjukkan bahwa responden berpengetahuan baik

tentang keselamatan dan kesehatan kerja sebanyak 86 pekerja

(9)

responden yang patuh terhadap penggunaan alat pelindung diri

sebanyak 73 pekerja (58,9%) dan sebanyak 51 pekerja (41,1%)

tidak patuh terhadap penggunaan alat pelindung diri. Hasil tersebut

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Gambaran Tentang Pengetahuan K3 Terhadap Perilaku Penggunaan APD

Kepatuhan Penggunaan APD Patuh 73 58,9

Tidak Ptuh 51 41,1

Total 124 100

3.1.3 Analisis Bivariat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden

yang berpengetahuan K3 baik dan patuh terhadap penggunaan

APD sebanyak 57 pekerja (68,6%) dan berpegetahuan baik namun

tidak patuh terhadap penggunaan APD sebanyak 27 pekerja

(31,4%). Sedangkan jumlah responden yang berpengetahuan K3

kurang baik dan tidak patuh terhadap penggunaan APD sebanyak

24 pekerja (63,2%) dan berpengetahuan kurang baik namun patuh

terhadap penggunaan APD sebanyak 14 pekerja (36,8%). Hasil

tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hubungan Pengetahuan K3 dengan Kepatuhan Penggunaan APD Pada Pekerja Bagian Weaving

Variabel

Kepatuhan Penggunaan APD

N % P value

Patuh Tidak Patuh

n (%) N (%)

Pengetahuan K3

0,002

Baik 59 68,8 27 31,4 86 100

(10)

3.2 Pembahasan

3.2.1 Hubungan Pengetahuan K3 dengan Kepatuhan Penggunaan APD Pada Pekerja Bagian Weaving di PT. Delta Merlin Dunia Textile IV Boyolali

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,

responden yang berpengetahuan K3 baik dan patuh terhadap

penggunaan APD sebanyak 57 pekerja (68,6%)dan berpegetahuan

baik namun tidak patuh terhadap penggunaan APD sebanyak 27

pekerja (31,4%). Sedangkan responden yang berpengetahuan K3

kurang baik dan tidak patuh terhadap penggunaan APD sebanyak

24 pekerja (63,2%) dan berpengetahuan kurang baik namun patuh

terhadap penggunaan APD sebanyak 14 pekerja (36,8%). Untuk uji

statistik dengan Chi square menggunakan program SPSS versi

16.0 menunjukan p= 0,002 (<0,05) sehingga H0 ditolak, yang

berarti ada hubungan pengetahuan K3 dengan kepatuhan

penggunaan APD pada bekerja bagian weaving di PT. Delta Merlin

Dunia Textile IV Boyolali, dengan pengertian semakin baik

pengetahuan K3 maka perilaku penggunaan APD akan semakin

diperhatikan.

Pengetahuan tentang APD yang kurang pada pekerja

sehingga menyebabkan ketidakpatuhan dalam penggunaan APD

disebabkan karena banyaknya pekerja yang tidak mengikuti

ataupun menyimak penyuluhan-penyuluhan yang diberikan

petugas P2K3 yang ada di perusahaan. Penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Ruhyandi (2008)

yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

dengan perilaku kepatuhan menggunakan APD

Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku seseorang. Dari penelitian ini terbukti bahwa

(11)

perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka

tidak berlangsung lama (Notoatmodjo, 2003). Sehingga diperlukan

kesadaran pekerja sendiri untuk dapat menciptakan perilaku kerja

yang aman, sehat dan selamat. Terdapat 6 tingkatan pengetahuan,

yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Pengetahuan yang dimiliki responden dapat termasuk dalam salah

satu tingkatan pengetahuan tersebut sesuai tingkat pertanyaan pada

variabel pengetahuan tentang perilaku penggunaan APD. Dalam

penelitian ini kaitan pengetahuan K3 terhadap perilaku penggunaan

APD sudah tepat, bahwa pekerja yang mempunyai pengetahuan

kurang tentang penggunaan APD dapat berpengaruh terhadap

kepatuhan penggunaan APD (Notoatmodjo, 2003).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah

dilakukan oleh Dian (2012) yang menunjukkan bahwa ada

pengaruh pengetahuan terhadap implementasi APD. Meskipun

demikian dalam penelitian ini masih ditemukan responden yang

memiliki pengetahuan kurang baik. Sehubungan dengan hal

tersebut, maka responden dengan pengetahuan rendah perlu

meningkatkan pengetahuannya. Semakin tinggi pengetahuan

seseorang diharapkan perilakunya juga akan semakin baik

(Arianto, 2010).

Mayoritas usia pekerja pada bagian weaving berusia 29-39

tahun, dimana usia tersebut termasuk kedalam usia dewasa awal

dan usia dewasa akhir (Depkes RI, 2009). Pada usia 29-39 tahun

sebanyak 32 pekerja (25,8%) patuh terhadap penggunaan APD dan

pada usia 40-50 tahun tidak patuh terhadap penggunaan APD

sebanyak 12 pekerja (9,7%). Hal ini menunjukkan bahwa

seseorang yang berada dalam usia dewasa awal 29-39 tahun

memiliki emosi yang lebih matang dan stabil sehingga cenderung

lebih berperilaku patuh terhadap penggunaan APD daripada

(12)

Pendidikan merupakan salah satu faktor pada karakteristik

tenaga kerja yang akan mempengaruhi perilaku. Pendidikan juga

akan mempengaruhi tenaga kerja dalam upaya mencegah penyakit

dan meningkatkan kemampuan memelihara kesehatan

(Notoatmodjo, 2012). Mayoritas tingkat pendidikan pada pekerja

bagian weaving adalah SMA. Seseorang dengan tingkat pendidikan

yang lebih tinggi akan berpengetahuan lebih baik dibandingkan

dengan mereka yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin banyak

informasi yang akan diterimanya dan semakin luas tingkat

pengetahuannya maka perilaku yang baik dapat diterapkan dalam

menjalankan kehidupan sehari-hari (Nursalam, 2000).

Masa kerja seseorang akan mempengaruhi pengalaman

kerja, dari pengalaman kerja yang dimiliki maka pengetahuan yang

dimilikinya pun akan semakin meningkat sehingga pengalaman

kerja seseoranglah yang berhubungan langsung dengan perilaku.

Semakin lama masa kerja seseorang maka pengalaman yang akan

diperoleh sewaktu bekerja lebih banyak. Dalam hal keselamatan

dan kesehatan kerja pengalaman dalam memakai berbagai macam

alat kerja secara aman tentunya akan semakin banyak pula

(Arianto, 2010).

Mayoritas masa kerja pekerja pada bagian weaving bekerja

selama 1-5 tahun, dimana masakerja tersebut kurang dari 7 tahun

sehingga masuk kedalam masa kerja baru (Simamora, 2004).

Sebanyak 45 pekerja (36,3%) patuh terhadap penggunaan alat

pelindung diri dengan masa kerja selama 1-5 tahun. Hal ini

menunjukkan semakin baru masa kerja seseorang maka kategori

tindakan tidak patuh yang dilakukan semakin rendah atau bahkan

masuk kedalam ketegori patuh. Sebaliknya semakin lama masa

(13)

dengan masa kerja baru berusaha memberikan kesan yang baik

bagi perusahaan atau atasan (Pujiani, 2016).

4. PENUTUP 4.1 Simpulan

1. Pekerja dengan tingkat pengetahuan K3 baik sebanyak 86 pekerja

(69,4%), sedangkan pekerja dengan tingkat pengetahuan K3 kurang

baik sebanyak 38 pekerja (30,6%).

2. Kepatuhan penggunaan APD pada pekerja bagian weaving sebanyak

73 pekerja (58,9%) patuh terhadap penggunaan APD dan sebanyak 51

pekerja (41,1%) tidak patuh terhadap penggunaan APD.

3. Ada hubungan pengetahuan K3 dengan kepatuhan penggunaan APD

pada pekerja bagian weaving di PT. Delta Merlin Dunia Textile IV

Boyolali (p = 0,002).

4.2 Saran

4.2.1 Bagi Pekerja Bagian Weaving di PT. Delta Merlin Dunia Textile IV Boyolali

1. Pekerja diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai

keselamatan dan kesehatan kerja baik melalui media selebaran

untuk informasi K3 maupun pelatihan dari internal perusahaan.

2. Pekerja diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan terhadap

penggunaan APD dengan lengkap dan benar sesuai dengan

jenis pekerjaan sehingga pekerja terlindungi dari penyakit

akibat kerja dan kecelakaan kerja selama bekerja.

3. Pekerja diharapkan lebih memperhatikan dan mengutamakan

keselamatan dan kesehatan kerja seperti mematuhi peraturan

(14)

saat melakukan pekerjaan serta menjaga kondisi tempat kerja

tetap rapi dan aman.

4.2.2 Bagi PT. Delta Merlin Dunia Textile IV Boyolali

Melakukan penilaian perilaku yang berbasis keselamatan

kerja dengan memberikan reward pada pekerja yang mempunyai

pengaruh paling besar mematuhi peraturan, berperilaku patuh

terhadap penggunaan APD, serta surat peringatan sanksi

(punishment) kepada pekerja yang tidak mematuhi peraturan

terutama dalam penggunaan APD.

4.2.3 4.2.3. Bagi Peneliti Lain

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kepatuhan

penggunaan APD yang dilihat dari variabel yang belum terdapat

pada penelitian ini seperti faktor pendukung, seperti fasilitas

keselamatan kerja misalnya ketersediaan APD dan pelatihan K3.

DAFTAR PUSTAKA

Adnani, H. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nusa Medika.

Budiono, S. 2003. Hiperkes dan Kesehatan Kerja. Semarang: Universitas Diponegoro.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009. Profil Kesehatan Indoensia 2009. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Dian, A.R. 2012. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Implementasi Alat Pelindung

Diri Pada Pekerja Bagian Spinning PT Tyfountex Indonesia Sukoharjo.

[Skripsi Ilmiah]. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Elfrida, N. 2006. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Alat

Pelindung Diri pada Pekerja di Bagian Produksi Packing PT. KCI (Kangan Consolited Industries) Jakarta tahun 2006. [Skripsi Ilmiah].

Jakarta: Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Joedoatmodjo, S. 2000. Pembinaan K3 Terhadap Pekerja dalam Satu Abad. Dewan Keselamatan Kerja Naional. Jakarta.

(15)

Kusuma, I. 2004. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Peilaku Penggunaan

Alat Pelindung Pendengaran Pada Pekerja Bagian Die Cating PT X tahun 2004. Tesis Program Megister Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia.

Nesyi, Inna. 2015. Hubungan Antara Kepatuhan Penggunaan APD Dengan

Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan PT. Adhi Karya Tbk Proyek Rumah Sakit Telogorejo Semarang. Semarang: Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Dalam Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodelogi Peneltian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugrahaeni, Kunti D. 2011. Konsep Dasar Epidemiologi. Jakarta: Kedokteran EGC.

Nursalam, S. 2000. Pendekatan Praktis Metodelogi Riset Keperawatan. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.PER08/MEN/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

Pertiwi, Pujiani. 2016. Hubungan Antara Perilaku Keselamatan dan Kesehatan

Kerja dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja di PT Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten Pada Tahun 2016. [Skripsi Ilmiah].

Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pudjowati, Dwi Tjahjani. 1998. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Pemakaian Alat Pelindungi Diri di Bagian Pemintalan dan Penenunan Pabrik Tekstil “X” Banjaran Kabupatan Bandung Tahun 1998. Tesis Program Megister Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia.

Ruhyandi, 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku Kepatuhan

Penggunaan APD Pada Karyawan Bagian Press Shop Di PT Almasindo II Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008.

(16)

Suma’mur, PK. 2009. Hiegene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: CV Agung Seto.

Tarwaka. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam Manajemen dan

Implementasi K3 Di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.

Tarwaka. 2015. Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Ergonomi (K3E) Dalam

Perspektif Bisnis. Surakarta: Harapan Press.

Tiarsa, S. 2007. Subdirektorat Pengawasan Lingkungan Kerja. Jakarta: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nasional.

Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Wibowo, Arianto. 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku

Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Areal Pertambangan PT Antam Tbk Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor Kabupaten Bogor. Jakarta tahun

Gambar

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Pekerja Pada Bagian Weaving

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini didasarkan pada hasil prasurvey yang dilakukan oleh Tim PPM Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat STEKOM Semarang di SDN GAJAHMUNGKUR 01 Semarang bahwa hal

dari itu, untuk menciptakan suatu karya arsitektur yang puitis, struktur harus.. bersifat jujur, dalam artian harus memiliki nilai estetisnya sendiri

Estimasi kolom berdasarkan beban aksial dari daerah yang ditopang kolom. serta beban dari lantai atasnya dengan luasan

- Pertahankan asupan dan haluaran (l&amp;O) yang akurat dan korelasikan dengan berat badan harian' Masukkan kehilangan cairan yang terukur dan. diperkirakan, seperti

INTISARIPerkembangan Teknologi begitu pesat sehingga memiki banyak feature dan pilihan model yang yang ditawarkan.Notebook merupakan peralatan teknologi yang banyak

Skripsi dengan judul ”Jedor Sebagai Media Penyebaran Agama Islam Di Tulungagung” yang ditulis oleh Anita Widyasari, NIM. Rizqon Khamami, MA

Tetapi kalau konsepsi siswa bertentangan dengan konsepsi para fisikawan, maka kita menggunakan istilah miskonsepsi ( misconception ). Banyak konsepsi dan miskonsepsi

Berbagai contoh perilaku (tindakan) tidak aman yang sering ditemukan di tempat kerja pada dasarnya adalah perilaku tidak patuh terhadap prosedur kerja/operasi,