• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI SYARI’AT ISLAM DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN BERBASIS ASRAMA DI STIKES CUT NYAK DHIEN LANGSA (TINJAUAN QANUN NOMOR 11 TAHUN 2002).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI SYARI’AT ISLAM DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN BERBASIS ASRAMA DI STIKES CUT NYAK DHIEN LANGSA (TINJAUAN QANUN NOMOR 11 TAHUN 2002)."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI SYARI’AT ISLAM DALAM LEMBAGA

PENDIDIKAN BERBASIS ASRAMA DI STIKes

CUT NYAK DHIEN LANGSA (TINJAUAN

QANUN 11 TAHUN 2002 )

TESIS

Disusun Oleh :

HAMIDAH HANIM

NIM.8126152008

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Magister Sains

Antropologi Sosial

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Hamidah.Implementasi Syari’at Islam Dalam Lembaga Pendidikan Berbasis Asrama Di STIKes Cut Nyak Dhien Langsa ( Tinjauan Qanun Nomor 11 Tahun 2002 ).Tesis Medan :

Program Pascasarjana UNIMED, 2014.

Yang menjadi masalah dalam Penelitian ini adalah Masih terjadinya tindak Pelanggaran

dalam Pelaksanaan Syari’at Islam di STIKes Cut Nyak Dhien Langsa terutama tentang

Berbusana Muslim. Penelitian ini bertujuan (1) Untuk Mengetahui Pelaksanaan Syari’at

Islam di STIKes Cut Nyak Dhien Langsa Melalui Implementasi Qanun Nomor 11 Tahun

2002. (2) Mencari penyebab terjadinya tindakan Pelanggaran terhadap Qanun Nomor 11

Tahun 2002 dalam pelaksanaan Syari’at Islam di STIKes Cut Nyak Dhien Langsa. (3). Untuk

mengetahui Pluralisme Hukum yang dilakukan dalam Implementasi Qanun Nomor 11 Tahun

2002 terhadap Pelaksanaan Syari’at Islam di STIKes Cut Nyak Dhien Langsa.Penelitian ini

adalah penelitian deskriptif yang berarti mendeskripsikan usaha usaha atau kegiatan –

kegiatan yang dilaksanakan sebagai bentuk dari aplikasi Implementasi Syari’at islam di

STIKes Cut Nyak Dhien Langsa. Metode yang dipergunakan adalah metode Kualitatif

melalui observasi terhadap kegiatan kegiatan yang berhubungan dengan Implementasi

Syari’at Islam di STIKes Cut Nyak Dhien Langsa serta bentuk bentuk pelanggaran yang

masih sering ditemukan.dari obsevasi ini kemudian dilakukan wawancara dengan pihak pihak

yang berhubungan dengan Implementasi Syari’at Islam di STIKes Cut Nyak Dhien Langsa.

Hasil yang diperoleh bahwa Implementasi Syari’at Islam di STIKes Cut Nyak Dhien Langsa

dilaksanakan melalui Sosialisasi, Pelaksanaan dan Pengawasan. alasan mengapa masih

terjadinya Pelanggaran adalah Inkonsistensi dalam Pelaksanaan dan rendahnya Komitmen

untuk melaksanakan qanun ,dan Perubahan gaya hidup. Sedangkan bentuk bentuk

Pelanggaran yang masih terjadi adalah penggunaan pakaian yang ketat hingga menampakan

(6)

wanita. dengan hasil yang diperoleh, maka pada Pelaksanaan Syari’at Islam di STIKes Cut

Nyak Dhien langsa pada masa yang akan datang harus disertai dengan Optimalisasi

Sosialisasi,Pelaksanaan dan Pengawasan secara menyeluruh. Hingga mampu melahirkan

komitmen yang kuat dari seluruh elemen , baik pengelola yakni Yayasan ,Para Dosen ,dan

Mahasiswa . selain itu , semua pihak dapat menghormati konsep dan Aplikasi Pluralisme

Hukum dalam Penegakan Syari’at Islam di STIKes Cut Nyak Dhien Langsa baik yang diatur

(7)

ABSTRACT

Hamidah.Implementation of Islamic Shariah In STIKes Cut Nyak Dien Langsa ( Reviews Qanun N0. 11 of 2002) .Tesis Field: Graduate Program UNIMED, 2014.

The problem in this research is still often the commission of violations in the implementation

of Islamic Shari'ah in STIKes Cut Nyak Dhien Langsa especially about Muslims Dressed.

This research aims (1) to find out The implementation of Islamic Shari'ah in STIKes Cut

Nyak Dhien Langsa Through Implementation of Qanun No. 11 of 2002. (2 ) Finding the

cause of action Violation of Qanun No. 11 of 2002 in the implementation of Shari'ah in

STIKes Cut Nyak Dhien Langsa.(3) to find out determine Legal Pluralism made in the

implementation of Qanun No. 11 of 2002 on the implementation of Shari'ah in STIKes Cut

Nyak Dhien Langsa. The study was a descriptive study that describes the business means the

business or activities - activities carried out as a form of Islamic Shari'ah Implementation

application in STIKes Cut Nyak Dhien Langsa. The method used is qualitative method

through observation of the activities associated with the implementation of Shari'ah in

STIKes Cut Nyak Dhien Langsa and forms are still frequent violations of this observation

then conducted interviews with the parties relating to the implementation Shari'ah in STIKes

Cut Nyak Dhien Langsa. The results that the implementation of Shari'ah in STIKes Cut Nyak

Dhien Langsa implemented through socialization, Implementation and Monitoring. The

reason why is still the violation is inconsistency in Implementation and low commitment to

implement the qanun, and lifestyle changes. While the forms of violations that are still going

on is the use of tight clothes to reveal curves for women, and the use of narrow-shaped pencil

pants for men and women. with the results obtained, then the implementation of Shari'ah in

STIKes Cut Nyak Dhien Langsa in the future must be accompanied by Optimizing

(8)

commitment from all elements, both the manager of the Foundation, Faculty, and Students. in

addition, all parties can honor concept and Pluralism Law Enforcement Applications Shari'ah

in STIKes Cut Nyak Dien Langsa well regulated in the Qanun and that becomes a habit

(9)

KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur dari hati yang ikhlas penulis tujukan kehadirat Allah S.W.T.,

sebagai ucapan dan ungkapan syukur atas kasih sayang, petunjuk, dan kesempatan yang

masih diberikan-Nya, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan karya ilmiah berupa tesis

untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat memperoleh gelar Master of Sains (M.Si) dalam

bidang Antropologi Sosial Pascasarjana Universitas Negeri Medan sesuai rentang waktu yang

telah ditentukan. Kemudian shalawat dan salam keselamatan semoga disampaikan kepada

Rasulullah S.A.W., kepada seluruh sahabat dan keluarganya (allahumma sholli wasalim

alaih).

Penulisan tesis ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan bimbingan yang diberikan

selama penyusunan hingga penyelesaian akhir, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa

terima kasih setinggi-tingginya kepada guru kami Dr. Phil Ichwan Azhari,MS, Dr.Hidayat

Msi yang telah berkenan membimbing penulis menyelesaikan tulisan ini .

Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada seluruh keluarga besar penulis, ibunda,

ayahanda, mertua, dan keluarga besar lainnya yang telah memberikan motivasi kepada

penulis agar menyelesaikan perkualiahan dengan sukses. Ucapan terima kasih teristimewa

ditujukan kepada suami tercinta Ikhsan suheri, yang selalu sabar dan mau mendengarkan

keluh kesah selama menjalin waktu-waktu panjang dalam perkuliahan, anak mama terkasih

Atthaya dan si bayi yang baru lahir Alvira , yang harus merelakan terbaginya perhatian

penulis dan berkurangnya kasih sayang karena waktunya terus diambil selama menyelesaikan

perkuliahan studi ini.

Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam kesempatan ini,

terima kasih untuk kontribusinya. Terima kasih juga penulis haturkan untuk seluruh civitas

akademika Program Pascasarjana Program Studi Antropologi Sosial, Universitas Negeri

Medan, akan selalu diingat jasa baik yang diberikan selama ini. Serta seluruh civitas

Akademika STIKes Cut Nyak Dhien Langsa . Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan serta

doa dari kawan-kawan, apa yang penulis usiahakan tentu tidak berjalan sebagaimana

diharapkan.

Akhirnya penulis menyadari bahwa di dalam karya ini masih terdapat

ketidaksempurnaan, karenanya saran dan kritik konstruktif dari semua pihak sangat

diharapkan demi penyempurnaan tulisan ini. Semoga manfaat dalam tulisan ini berguna bagi

(10)

kesyukuran akan karunia-Mu, menjadi ilmu bermanfaat, bukti pengabdian kepada kedua

orang tua, guru-guru, dan keluarga. Kepada-Mu hamba kembalikan seraya berserah dari dan

memohon ampun.

Langsa, 18 Desember 2014

Penulis

Hamidah Hanim

(11)
(12)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Gambaran Umum STIKes Cut Nyak Dhien

Langsa ……….. 50 4.1.1 Profil STIKes Cut Nyak Dhien Langsa ……. 50 4.1.2 Visi Misi STIKes Cut Nyak Dhien Langsa ……… 52 4.1.3 Aturan Pendidikan Berbasis Asrama STIKes Cut Nyak Dhien

Langsa ………. 52 4.1.4 Pembentukan Karakter Pendidikan Berbasis Asrama 59

4.2 Pelaksanaan Syari’at Islam di STIKes Cut Nyak Dhien

Langsa ………. 60 4.2.1 Implementasi Qanun Nomor 11 Tahun 2002 Tentang

Pelaksanaan Syariat Islam di Bidang Aqidah 61

4.2.2 Implementasi Qanun Nomor 11 Tahun 2002 Tentang

Pelaksanaan Syari’at Islam di Bidang Ibadah 64 4.2.3 Implementasi Qanun Nomor 11 Tahun 2002 Tentang

Pelaksanaan Syari’at Islam di Bidang Syiar Islam 71 4.2.4 Implementasi Syari’at Islam di Bidang Busana Muslim di

STIKes Cut Nyak Dhien Langsa 79

4.3. Pengawasan, Tindakan dan Penyebab Pelanggaran Syari’at

Islam 83

4.3.1 Pengawasan 83

4.3.2 Tindakan dan Penyebab Pelanggaran Syari’at Islam di STIkes Cut Nyak Dhien 85

4.3.3 Penyebab Masih Terjadinya tindakan Pelanggaran Terhadap

Qanun nomor 11 Tahun 2002 di STIKes Cut Nyak Dhien

Langsa 93

4.4. Pluralisme Hukum Yang Dilakukan dalam Impelementasi

Qanun Nomor 11 Tahun 2002 Terhadap Pelaksanaan

(13)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan ……… 113 5.2Saran ……….. 114

Daftar Pustaka

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Gerbang STIKes Cut Nyak Dhien Langsa ……… 61

Gambar 2.Wawancara dengan Ketua Yayasan STIKes Cut Nyak Dhien Langsa 64

Gambar 3. Wawancara dengan Dosen STIKes Cut Nyak Dhien Langsa 71

Gambar 4. Suasana Sosialisasi Syariat Islam Dilakukan Secara Informal Kepada Mahasiswa STIKes Cut Nyak Dhien Langsa ……… 72

Gambar 5. Sosialisasi Syariat Islam Dilakukan Secara Formal Kepada Mahasiswa dan Mahasiswi STIKes Cut Nyak Dhien Langsa ……… 75

Gambar 6. Kawasan Wajib Berbusana Muslim di Mahasiswa STIKes Cut Nyak Dhien Langsa ………. 77

Gambar 7. Busana Muslim Yang Dikenakan Staf Pengajar STIKes Cut Nyak Dhien Langsa ………. 78

Gambar 8. Tindakan Penertiban Celana Lagging Yang Dikenakan Mahasiswi STIKes Cut Nyak Dhien Langsa ……….. 79

Gambar 9. Gambar Jilbab Sesuai Syariat Islam ……… 95

Gambar 10. Jilbab (Hijab) Berdasarkan Syariat Islam ……… 96

Gambar 11 Busana Muslim Bagi Pria ……… 99

Gambar 12. Wawancara Dengan Ibu Asnidar (Cek Dar) Ibu Asrama STIKes Cut Nyak Dhien Langsa……….. 100

Gambar 13 Wawancara Dengan Bapak Asrama 102

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar, Al yasa.’2006. Syari’at Islam di Propinsi Nangroe Aceh Darussalam

Paradigma Kebijakan dan Kegiatan. Dinas Syari’at Islam: Banda

Aceh.

Abu Bakar, Al yasa .’2004.Syari’at Islam di Propinsi Nanggroe Aceh

Darussalam:Paradigma,Kebijakan dan Kegiatan. Propinsi NAD: Banda Aceh,Dinas Syari’at Islam

Abu Bakar, Al yasa’.2002. Pelaksanaan Syariat Islam di Aceh (Sejarah dan

prospek Pelaksanaan Syariat Islam) pendukung Qanun pelaksanaan Syariat Islam, Dinas Syariat Islam : Banda Aceh.

AG.Subarsono,Analisis Kebijakan Publik, konsep Teori dan Aplikasi,(Yogyakarta

Pustaka Pelajar,2005)

Ahmad ,Zakaria 1973,Sejarah Indonesia jilid 11.Medan : Monora.

Andri Akbar, Pluralisme Hukum sebuah pendekatan Interdisiplin, (Jakarta:

Perkumpulan untuk Pembaharuan Hukum Berbasis Masyarakat dan Ekologis (HuMa),cetakan Pertama, 2005.

Creswell, Jhon W. Penerjemah Achmad Fawaid. 2013. Research Desaign.

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar)

Darmadi, Pluralisme Hukum dalam Pelaksanaan Syariat Islam di Kota

Lhokseumawe

Dhavamony, Mariasusai. 1995. Fenomenologi Agama.

Djamil, Fathurrahman, Hukum Ekonomi Islam Penerbit: Sinar Grafika (2013)

Edi Suharto,Analisis Kebijakan Publik,( Bandung:Alfabeta,2005)

Ekpos STIKes Cut Nyak Dhien ,( langsa 2014 )

Fathoni, Abdurrahman. 2006. Antropologi Sosial Budaya. Jakarta: Rineka Cipta.

(16)

Hesel Nogi S Tangkilisan ,Implementasi Kebijakan Publik , ( Yogyakarta 2003 )

Himpunan Undang-undang, Keputusan Presiden, Peraturan Daerah/ Qanun, Intruksi Gubernur, Edaran Gubernur Berkaitan Pelaksanaan Syariat Islam, Dinas Syariat Islam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Banda Aceh, 2006.

H. munawar A djalil, menjawab mitos Syariat Islam di aceh, serambi indonesia

online.Kamus web Id, 23 oktober 2003.

http:// agama.kompasiana.com24januari2014

http:// facebook.com Kajian Islami,diunduh 13 Agustus 2014

http:// razichania.blogspot.com/ 2009 Qanun Propinsi Nangroe Aceh Darussalam

http://sutris02.wordpress.com/2008/09/08/problem-dan-solusi-pendidikan-berasrama-boarding-school/

I Nyoman Nurjaya, Reorientasi Paradigma Pembangunan Hukum Negara Dalam Masyarakat Multikultural: Perspektif Antropologi Hukum, (Malang : Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Dalam Bidang Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, 2007).

Koentjaraningrat. 2007. Manusia dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Kompas 4 Maret 2002

Mahmud, Ija suntana, 2012 Antropologi Pendidikan . Pustaka Setia

Miswar sulaeman.www.mahkamah syariat Aceh.go.id(15 nov 2009,13:48)

Momon Sudarma. 2014. Antropologi Untuk Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Musa, Muhammad yusuf.1988.Islam: Suatu Kajian Komprehensif. Jakarta:

Rajawali Press.

Prof. DR. H. Rusjdi Ali Muhammad, SH, M.A (2002)’’Revitalisasi Syariat Islam di Aceh Problem ,solusi dan Implementasi di NAD.

(17)

Salam,Anwar Fuadi A. 2003 Dapatkah Syari’at Islam Diberlakukan di aceh.Banda Aceh : Amal Sejahtera

Sri Suyanta, dkk, Buku Panduan Pelaksanaan Syariat Islam Untuk Remaja,

Pelajar dan Mahasiswa, Dinas Syar’at Islam Propinsi Nangroe

Aceh Darussalam, Banda Aceh, 2008

Syamsul Rijal, dkk, Dinamika dan Froblemantika Penerapan Syariat Islam, Dinas Syariat Islam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Banda Aceh, 2000.

Syukri Muhammmad Yusuf, Busana Islami Di Nanggroe Syari’at, Dinas Syariat Islam Aceh, Islam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Banda Aceh, 2000.

Teuku H.Anwar Fuadi A.Salam,Dapatkah Syariat Islam diberlakukan di Aceh ? (Banda Aceh Islam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Banda Aceh, 2000.

Teuku Kemal Fasya dalam Saifuddin Bantasyam, SH, MH dan Muhammad Siddiq, S.Ag. M.Mhum (ed) Aceh Madani Dalam Wacana(Banda Aceh : Aceh Justice Resource Centre), 2009

WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 2010)

www.indomedia.com republika, 13 november 1999.

Zuska, Fikarwin. 2008. Relasi Kuasa Antara Pelaku Dalam Kehidupan sehari

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejarah telah mencatat bahwa Islam telah berada di Aceh sekitar abad 13

yang kemudian tersebar keseluruh nusantara dan bagi masyarakat Aceh tidak ada

satupun yang menggerutu, menolak, menggugat dan melakukan perlawanan

terhadap Penerapan Syari‟at Islam serta dijadikan panduan amalan dalam

kehidupan sehari-hari. ini merupakan modal dalam meningkatkan proses

Islamisasi Aceh serta masyarakat untuk mewujudkan keadilan, kemakmuran dan

kesejahteraan serta memantapkan kemampuan daerah dalam menghadapi

tantangan global.

Syari‟at Islam bukanlah hal yang baru dan asing bagi masyarakat Aceh.

Kepatuhan masyarakat Aceh terhadap Syari‟at Islam merupakan modal dalam

menumbuhkan kemajuan, kemakmuran dan kesejahteraan. Pemahaman dan

penghayatan serta pengamalan terhadap nilai-nilai ajaran Islam bagi masyarakat

Aceh telah melahirkan budaya dan adat yang selalu dijunjung tinggi

keberadaannya. Sehingga terkenal dalam sebuah hadih maja, hukoum ngon adat

lagee zat ngon sifeut” yang berarti hukum/syara‟ dan adat tidak dapat dipisahkan

bagaikan zat dan sifat.1

Kentalnya nuansa Syari‟at Islam dalam kehidupan masyarakat Aceh.

tercermin dalam ungkapan yang selama ini sangat familiar dikalangan

1 Sri Suyanta, dkk, Buku Panduan Pelaksanaan Syariat Islam Untuk Remaja, Pelajar dan

Mahasiswa, Dinas Syariat Islam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Banda Aceh, 2008, hal.

(19)

masyarakat, yaitu : “Adat Bak Po Teumeureuhom, Hukom Bak Syiah Kuala,

Qanun Bak Putro Phang, Reusam Bak Laksamana”. (terjemahan dalam bahasa

Indonesia: Hukum Adat dipegang oleh raja, hukum agama dipegang oleh ulama,

qanun dipegang oleh tuan putri dan adat kebiasaan dipegang oleh laksamana) dan

ungkapan ini merupakan salah satu bentuk pernyataan jati diri masyarakat Aceh

terhadap eksistensi Syari‟at Islam dalam kehidupannya.2

Pernahkah pemerintah melakukan jajak pendapat yang menjangkau

seluruh pelosok Aceh dan menanyakan kapankah ungkapan ini mulai dikenal

pelembagaan dan penerapan Syari‟at Islam ? “Kalau belum kontradiksi dengan

pendapat sebelumnya , jangan berani mengatakan bahwa Syari‟at Islam adalah

keinginan rakyat Aceh, karena itu hanya asumsi, dan asumsi tentu saja tidak bisa

menjadi dasar penegakan hukum. agar lebih penting lagi, pelaksanaan jajak

pendapat itu harus bebas dari tekanan terhadap responden. Belum tentu semua

orang Aceh setuju dengan penerapan Syari‟at Islam yang memang pada

kenyataannya hanya meruncing ke bawah dan sama sekali tidak menyentuh

kalangan atas untuk „dosa-dosa‟ mereka yang tidak menjalankan kewajibannya

mensejahterakan rakyat Aceh setelah 32 tahun konflik dan tsunami. Satu hal yang

pasti, banyak orang misalnya dari perbuatan peraturannya, dari penangkapan serta

pencambukan orang yang dihukum. Mereka inilah yang tidak rela pelembagaan

syari‟at ini dikritik karena hal itu akan mengancam kepentingan mereka juga,

meskipun pelaksanaannya merugikan manusia lain. 3

2 Syamsul Rijal, dkk, Dinamika dan Froblemantika Penerapan Syariat Islam, Dinas

Syariat Islam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Banda Aceh, 2007, halaman. 91 3

(20)

Implementasi Syari‟at Islam di bumi Serambi Mekkah merupakan

fenomena sangat menarik sekaligus menantang. Menantang di sini dimaksudkan

terutama berkaitan dengan kesiapan pemerintah Nanggroe Aceh Darussalam dan

masyarakatnya secara keseluruhan dalam menerima dan melaksanakan Syari‟at

Islam secara menyeluruh (kaffah), implementasi dari pengertian di dalam kamus

umum bahasa Indonesia, berarti: pelaksanaan, dari apa yang disepakati .4

UUD No 1974 Pasal 2 tentang Perkawinan Menyebutkan Penerapan

Syari‟at Islam di Nangroe Aceh Darussalam, 1974 Sudah berlaku Pelaksanaan

Perda Syariah di NAD. dan kemudian tidak menjadikan Syari‟at Islam sebagai

pemicu perpecahan di dalam masyarakat serta elit politik yang akhirnya

merugikan Negara Kesatuan Republik Indonesia, meskipun sesungguhnya secara

historis pelaksanaan Syari‟at Islam di Aceh bukan hal asing bagi masyarakatnya,

konsekuensinya adalah klaim untuk menentukan suatu kawasan wilayah Islam

dengan Formalisasi Syari‟at sebagai hukum positif adalah Kontradiksi karena

banyaknya kendala yang muncul dalam prasarat penerapan Syari‟at Islam di aceh

tersebut. 5 Relasi relasi kekuasaan yang membentang sepanjang sejarah hingga

saat ini telah menunjukan persinggunganya dengan gagasan Kemerdekaaan, dan

Demokrasi globalisasi, perkembangan dunia, Negara dan Politik lokal itu

kemudian berpengaruh pada ilmu pengetahuan.6

4 H. munawar A djalil, menjawab mitos Syariat Islam di aceh, serambi indonesia

online.Kamus web Id, 23 oktober 2003.

5

www.indomedia.com republika, 13 november 1999.

6 Zuska, Fikarwin. 2008. Relasi Kuasa Antara Pelaku Dalam Kehidupan sehari hari.

(21)

Izin Pelaksanaan Syari‟at Islam di berikan pada masa Reformasi melalui

UU Nomor 44 tahun 1999 dan UU Nomor 18 tahun 2001. Tetapi ini pun tidak

dituliskan secara lugas dan jelas. Dengan kata lain, ada ruang yang

memungkinkan munculnya penafsiran yang akan membatasi ruang lingkup dan

gerak Pelaksanaan Syari‟at Islam di Aceh. Dibalik pelaksanaan Syari‟at Islam

secara sempurna pun memerlukan tafsir, tidak cukup sekedar memahami apa apa

yang tertulis didalam kedua undang-undang diatas secara literal. Karena itu, untuk

memudahkan dan memuluskan Masyarakat dan Pemerintah Propinsi Aceh

melaksanakan Syari‟at Islam secara sempurna, rasanya perlu disusun tafsir dan

pemahaman yang sama antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Propinsi

Aceh yang barangkali akan menjadi tafsir resmi.7

Kompas (4 maret 2002), dalam rubrik opininya menulis „‟Kalau

Mengunjungi Aceh “Jangan bercelana Pendek”. Komentar calon intelektual Islam

“Rumadi dalam kapasitasnya sebagai Mahasiswa S-3 IAIN, dengan nada yang

dilandasi Egoisme Budaya lokalnya dan dengan sama sekali tidak memperhatikan

pihak mana yang menulis laporan itu, telah memperbesar nyala api kebencian dan

Phobia Syari‟at dengan Komentarnya: tulisan itu amat menarik karena mampu

mengilustrasikan beberapa kosekuensi yang akan terjadi di Aceh saat Syari‟at

Islam secara resmi dilaksanakan. Bukan saja kewajiban menjalankan Syari‟at

Islam yang di urusi tetapi juga urusan mode pakaian, celana pendek, pakaian

singlet, jilbab, tulisan Arab di tempat-tempat umum, salon kecantikan dan

(22)

sebagainya. Segala sesuatu telah disiapkan untuk menghukum siapa yang

melanggar Syari‟at Islam itu, termasuk merekrut apa yang mereka sebut sebagai

Polisi Syari‟at (Wilyatul Hisbah), Polisi yang secara khusus bertugas

mengawasi penegakan Syari‟at. Itulah makna Penegakan Syari‟at Islam bagi

orang Aceh. 8

Orang Aceh sebagai individu menurut pendapat Fathoni (2006: 27),

mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran dan sikapnya dengan adat istiadat,

sistem, norma dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaan. Dengan

peniruan berulang menjadi suatu pola dan norma yang mengatur tindakan individu

sebagai tindakan dibudayakan. 9

Kebudayaan merupakan salah satu karakteristik anggota masyarakat yang

telah dipelajari dan disebarkan, bukan merupakan hasil warisan biologis.

Kebudayaan adalah hasil dari hubungan-hubungan yang terpolakan yang dicapai

di antara orang-orang dalam masyarakat dan memiliki tiga unsur pokok yakni ide

atau gagasan, perilaku dan hasil. Dan mengapa kebudayaan mengalami

perubahan? Hal ini didasarkan pada poses sosialisasi manusia yang

memungkinkan kemunculan tranmisi kebudayaan. Manusia yang sebagai anggota

masyarakat penerus memberikan respon dan beradaptasi dengan sejumlah

kenyataan historis yang dialami oleh generasi sebelumnya. Ketika kenyataan

historis ini berubah, maka orang akan mengubah cara mereka memberikan respon

dan beradaptasi. karena Kebudayaan merupakan adaptasi manusia. 10

8 Kompas 4 maret 2002.

9 Fathoni, 2006, hal: 27.

10

(23)

Fenomena agama dan wujud nyata pelaksanaan Syari‟at Islam secara

maksimal. dalam qanun diatur, bahwa pelaku yang melanggar harus diproses

sesuai dengan hukum di dalam qanun, namun penyelesaian langsung oleh

masyarakat dengan rapat pemuka adat masih dijumpai dalam pelaksanaannya.

Fenomena ini tentu saja menunjukkan adanya Pluralisme hukum yang terjadi

dalam pelaksanaan Syariat Islam. Hal ini karena masyarakat memiliki aturan

tersendiri yang harus ditaati oleh berbagai kalangan hukum adat, sudah terjadi

secara turun menurun di Aceh. 11

Sekolah-sekolah berasrama di Indonesia, memliki corak yaitu: (1)

bercorak agama, (2) nasionalis religius, dan (3) nasionalis. Sekolah-sekolah

berasrama bercorak agama terbagi dalam banyak corak ada yang fundamentalis,

moderat sampai yang agak liberal. Hal ini lebih merupakan representasi dari corak

keberagamaan di Indonesia yang umumnya mengambil tiga bentuk tersebut. yang

bercorak militer karena ingin memindahkan pola pendidikan kedisiplinan di

militer kedalam pendidikan disekolah berasrama 12. Sedangkan corak nasionalis religius mengambil posisi pada pendidikan semi militer yang dipadu dengan

nuansa agama dalam pembinaannya di sekolah, agaknya corak nasionalis religius

ini yang dikembangkan di Sekolah Asrama STIKes Cut Nyak Dhien Langsa.

Mahasiswa termasuk kelompok rentan pelanggaran qanun (Perda) dalam

lingkungan pelaksanaan Syari‟at Islam, terutama Qanun Nomor 11 Tahun 2002

tentang berbusana muslim. Perkembangan Fisik dan Psikhis yang dialami

mahasiswa dalam kurun waktu usia 19 tahun hingga usia 23 tahun (usia remaja),

11 Dhavamony, Mariasusai,1995, Fenomenologi Agama.

12

(24)

dihadapkan pada pertanyaan tentang “siapakah saya?” dan “kemanakah saya akan

pergi. Mencari identitas yang jika dihubungkan dengan penerapan Syari‟at Islam

seharusnya menjadi searah karena tujuan penerapan qanun memberikan kepastian

hukum tentang bagaimana seharusnya tindakan dilakukan dan tidak melanggar

hukum. Hanya saja, ketidak siapan menjadi faktor penghambat dalam capaian

maksimal Implementasi Syari‟at Islam di kalangan mahasiswa.

Kehidupan Syari‟at Islam di STIKes Cut Nyak Dhien sebelum

diberlakukannya Syari‟at Islam tidak terjadi pro dan kontra dalam menaati semua

peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolah asrama, tetapi berbeda

setelah diberlakukan nya syari‟at Islam di asrama banyak mahasiswa, mahasiswi

yang kontra, karna ketidaksiapan mahasiswa, mahasiswi dengan peraturan yang

ditetapkan mereka menganggap pemikiran mereka yang belum matang

dikarenakan masih muda sehingga masih ingin mencoba hal hal yang baru,

walaupun itu bertentangan dengan implementasi Syari‟at Islam. dalam konteks

pendidikan berasrama (boarding school), para mahasiswa dan mahasiswi

berinteraksi atau melakukan sosialisasi dengan berupaya menyesuaikan pola pola

tindakan yang meliputi pola pola tindakan dalam hubungan pergaulan dengan

segala macam individu disekelilingnya. Pemberlakukan Implementasi Syari‟at

Islam, bukan kesan pemaksaan dan pemberlakukan tidak adil yang dirasakan

mereka di asrama tetapi ini lebih kepada pendidikan berkarakter, karena dalam hal

ini sosialisasi merupakan proses penempatan individu dalam sistem sosialnya

(25)

Berdasarkan Latar belakang di atas maka penulis berkeinginan utuk

meneliti masalah yang berhubungan dengan Implementasi Syari‟at Islam dalam

lembaga Pendidikan Berbasis Asrama di STIKes Cut Nyak Dhien Langsa

terutama Tinjauan qanun No. 11 tahun 2002 tentang Berbusana Islami. Serta

bagaimana konsep Pluralisme Hukum dalam relasi budaya yang bersinggungan

dengan kebiasaan-kebiasaan mahasiswa diselipkan pula nilai-nilai spiritual dalam

Implementasi qanun tersebut. Mengenai upaya mengurai himpitan nilai budaya

dan Agama (homo ritualis) untuk menyukseskan program pelaksanaan Syariat

Islam di Stikes Cut Nyak Dhien Langsa.

1.2. Identifikasi Masalah

Yang menjadi masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah

masalah masalah yang berkenaan dengan Konsep dan Implementasi Syari‟at

Islam dalam lembaga pendidikan Berbasis Asrama di STIKes Cut Nyak Dhien

Langsa. Masalah ini dipilih karena penulis melihat banyak persoalan yang

muncul pasca peberlakuan Syari‟at Islam di Kota Langsa terutama di STIKes Cut

Nyak Dhien Langsa. Diantaranya masalah masalah yang muncul adalah masih

sering terjadinya tindak pelanggaran Syari‟at Islam teutama tentang Berbusana

Islami. Masalah ini akan dipetakan untuk selanjutnya dicarikan Faktor Faktor

yang mempengaruhinya serta bagaimana Konsep dan aplikasi Pluralisme Hukum

yang dilaksanakan guna menyukseskan Implementasi Qanun Nomor 11 Tahun

2002 secara khusus dan menyukseskan Pelaksanaan Syari‟at Islam di STIKes Cu

t Nyak Dhien Langsa berdasarkan prinsip pelaksanaan Syari‟at Islam di

(26)

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang diatas, yang menjadi Rumusan Masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Pelaksanaan Syariat Islam di STIKes Cut Nyak Dhien Langsa

Melalui Implementasi Qanun Nomor 11 Tahun 2002?

2. Mengapa Masih terjadinya tindakan Pelanggaran terhadap Qanun Nomor 11

Tahun 2002 dalam pelaksanaan Syari‟at Islam di STIKes Cut Nyak Dhien

Langsa?

3. Bagaimana Pluralisme Hukum yang dilakukan dalam Implementasi Qanun

Nomor 11 Tahun 2002 terhadap Pelaksanaan Syari‟at Islam di STIKes Cut

Nyak Dhien Langsa?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah diatas , yang menjadi Tujuan dalam

Penelitian ini adalah :

1. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Syari‟at Islam di STIKes Cut Nyak Dhien

Langsa Melalui Implementasi Qanun Nomor 11 Tahun 2002

2. Mencari penyebab terjadinya tindakan Pelanggaran terhadap Qanun Nomor

11 Tahun 2002 dalam pelaksanaan Syari‟at Islam di STIKes Cut Nyak Dhien

Langsa

3. Untuk mengetahui Pluralisme Hukum yang dilakukan dalam Implementasi

Qanun Nomor 11 Tahun 2002 terhadap Pelaksanaan Syari‟at Islam di STIKes

(27)

1.5. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan Manfaat tidak

hanya bagi peneliti sendiri, akan tetapi juga diharapakan Manfaat bagi orang lain

diantaranya:

a. Manfaat Praktis

1. Menjadi Sumbangan pikiran Bagi Dinas Syari‟at Islam dan Pihak

Wilayatul Hisbah untuk merumuskan konsep dan Implementasi Syari‟at

Islam Khususnya STIKes Cut Nyak Dhien Langsa.

2. Menjadi acuan bagi peneliti lain yang memiliki keinginan untuk meneliti

permasalahan permasalahan yang berhubungan dengan usaha aplikasi

Implementasi Syari‟at dalam Pelaksanaan Syari‟at Islam di STIKes Cut

Nyak Dhien Langsa.

b. Kegunaan Teoritis

1. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat merumuskan Model Penerapan

Syari‟at Islam melalui Pelaksanaan Qanun Nomor 11 Tahun 2002 dalam

Pelaksanaan Syari‟at Islam di STIKes Cut Nyak Dhien Langsa.

Untuk mengetahui bagaiaman Aplikasi dari Konsep Pluralisme Hukum dalam

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Implementasi Syari’at Islam di STIKes Cut Nyak Dhien Langsa , hingga

saat ini masih saja menimbulkan perbedaan pemahaaman, sehingga masih banyak

yang melakukan pelanggaran. dengan melihat berbagai permasalahan yang telah

dibahas , maka yang menjadi kesimpulan dalam pembahasan ini adalah :

1. Implementasi Qanun nomor 11 Tahun 2002 tentang berbusana muslim

yang menjadi salah satu dasar pelaksanaan Syari’at Islam di STIKes Cut

Nyak Dhien Langsa dan dijadikan peganggan hukum apabila ditemukan

adanya pelanggaran Syari’at Islam.

2. Penyebab Masih terjadinya pelanggaran pelanggran terhadap Qanun

Nomor 11 tahun 2002 tentang berbusana muslim antara lain adalah adanya

Politik Kepentingan ,Tameng tentang Konsep Aurat secara Kultural itu

Kontektual dengan apa yang dirasakan Masyarakat ( Mahasiswa ) dengan

Pemerintah ( Yayasan ) itu berbeda.

3. Pluralisme Hukum terjadi dalam pelaksanaan Syariat Islam di STIKes Cut

Nyak Dhien Langsa, hal ini terlihat dari adanya penyelesaian-penyelesaian

pelanggaran (kebiasaan di asrama Mahasiswa), yaitru pelaku pelanggaran

Qanun 11 Tahun 2002 pasal 13 pelaku pelanggaran Syariat Islam

(mahasiswa yang menggunakan pakaian tidak menutup aurat, ketat dan

(29)

yang tidak memenuhi persyarakat Busana Islami,serta mengambil celana

jeans dan mengganti dengan kain sarung.

5.2Saran-saran

Sesuai dengan kesimpulan yang telah diambil, maka ada beberapa hal

yang perlu dilakukan untuk maksimalisasi pelaksanaan Qanun No. 11 Tahun 2002

tentang berbusana muslim di STIKes Cut Nyak Dhien Langsa . Beberapa Saran

yang dimaksud antara lain :

1. Perlu sosialisasi, konsistensi dan partisipasi dari civitas akademika STIKes

Cut Nyak Dhien Langsa untuk mendukung dan melaksanakan konsep

Pluralisme Hukum dalam pelaksanaan Qanun No. 11 Tahun 2002 tentang

berbusana muslim di STIKes Cut Nyak Dhien langsa.

2. Perlu menanamkan kesadaran kolektif diantara mahasiswa sebagai generasi

muda Aceh secara rasional tentang kebutuhan pelaksanaan Qanun No. 11

Tahun 2002 tentang berbusana muslim di STIKes Cut Nyak Dhien Langsa.

Upaya penanaman kesadaran kolektif ini dilaksanakan melalui proses

pendidikan di STIKes Cut Nyak Dhien Langsa sebagai proses mendidik dan

proses penanaman nilai-nilai kemasyarakatan.

3. Perlu ketegasan Institusional dari pihak Administrasi, Dosen, dan Pengelola

STIKes Cut Nyak Dhien Langsa dalam melaksanakan Qanun No. 11 Tahun

2002 tentang berbusana muslim , Ketegasan yang dimaksud ini adalah proses

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil observasi terhadap 40 siswa, hanya 10% siswa yang sangat menguasai materi pecahan (memperoleh nilai di atas 65), 15% siswa yang menguasai

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PAI materi Al- qur‟an sebagai pedoman hidup melalui penerapan metode Snowball Throwing

Hasil studi menunjukkan terjadinya penurunan kinerja dan nilai perusahaan pada perusahaan dengan kepemilikan insiders yang tinggi (Mitton, 2002, Lemons dan Lins, 2003,

Judul : Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Terhadap Perilaku Ibu Dalam Melakukan Pijat Bayi Secara Mandiri Di Desa Ceweng Kecamatan Diwek Kabupaten

Upaya yang telah dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengatasi konsentrasi belajar belum maksimal, salah satunya adalah memberikan pengarahan dan layanan informasi oleh

Setelah peneliti mengkaji secara mendalam hasil penelitian ini kemudian didukung dengan teori para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa, Perilaku Aparatur Sipil

Sehubungan dengan pelelangan yang dilakukan oleh Pokja II Pengadaan Barang/Jasa Tahun Anggaran 2016 pada Kantor Layangan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin untuk kegiatan :..

mengemukakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan, diantaranya Purwanto (2012) dan Adriani (2013).. Berangkat dari adanya perbedaan hasil penelitian sebelumnya, penelitian