• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Relasi Kekuasaan Dalam Pengelolaan Jaringan Irigasi di Desa Linamnutu Kabupaten Timor Tengah Selatan T1 352008601 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Relasi Kekuasaan Dalam Pengelolaan Jaringan Irigasi di Desa Linamnutu Kabupaten Timor Tengah Selatan T1 352008601 BAB IV"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

21 BAB IV

GAMBARAN UMUM DESA LINAMNUTU DAN PROFIL BENDUNGAN IRIGASI DESA LINAMNUTU

Bab ini berisi gambaran umum Desa Linamnutu, demografi desa dan

kehidupan masyarakatnya dari segi pendidikan, mata pencaharian, lahan pertanian,

potensi sumberdaya alam, kegiatan ekonomi, dan gambaran profil irigasi desa

Linamnutu.

4.1. Gambaran Umum Desa Linamnutu

Desa Linamnutu terdiri atas tiga dusun: Oetaman, Hasanuf dan Linamnutu. Di

ketiga dusun tersebut terdapat 9 RW. Berdasarkan letak wilayah, Desa Linamnutu

memiliki batas-batas sebagai berikut: sebelah utara Desa Linamnutu berbatasan

dengan Desa Mio, Kecamatan Amanuban Selatan, sebelah selatan berbatasan dengan

Sungai Noelmina, Kabupaten Kupang, sebelah timur berbatasan dengan Desa Polo,

Kecamatan Amanuban Selatan, dan sebelah barat berbatasan dengan sungai

Noelmina, Kabupaten Kupang. Desa ini berada di tepi aliran Sungai Noelmina (17

km). Desa Linamnutu terletak 9 km dari ibu kota kecamatan (Panite) dan 59 km dari

ibu kota kabupaten Timor Tengah Selatan. (Profil Desa Linamnutu, 2012)

Desa Linamnutu adalah desa yang sebagian wilayahnya ada di dataran tinggi

dan sebagaian ada di dataran rendah. Curah hujan di desa ini tergolong rendah, yakni

dalam satu tahun hujan terjadi selama 4 bulan November, Desember, Januari dan

Februari. Hasil pertanian yang diproduksi oleh masyarakat yaitu berupa beras, jagung,

kacang tanah, ubi kayu, cabai, tomat, mentimun, kangkung, dan kacang turis. Selain

berprofesi sebagai petani, ada juga masyarakat yang berprofesi sebagai peternak sapi

dan peternak babi. (Potensi Desa Linamnutu, 2012)

Desa Linamnutu memiliki potensi dalam bidang pertanian karena Desa ini

berada dekat dengan sungai Noelmina yang merupakan sungai terbesar ke 3 di propinsi

Nusa Tenggara Timur. Sungai Noelmina membantu masyarakat desa Linamnutu dalam

membangun pertanian terutama Persawahan dengan dibangunnya Jaringan Irigasi

seluas 3.515 hektar untuk mengairi lahan pertanian masyarakat linamnutu, ini

menjadikan desa linamnutu sebagai desa yang memiliki potensi dalam bidang pertanian.

Karena desa linamnutu memiliki potensi dalam bidang pertanian maka bukan saja suku

(2)

22

yang menempati desa linamnutu sebagai pendatang dan menetap karena mengelolah dan

membangun usaha pertanian.

Gambar 1.

Peta Desa Linamnutu Kabupaten Timor Tengah Selatam Sumber: Google Maps, Kabupaten Timor Tengah Selatan

Penduduk di Desa Linamnutu sebagian besar adalah suku Timor, dan sebagian

kecil dari suku Flores, Rote dan Sabu. Para pendatang umumnya menempati wilayah

Linamnutu karena memiliki usaha pertanian di desa tersebut. Pontensi lahan

pertanian dan sumber air yang baik di desa linamnutu menarik para pendatang dari

suku Flores, Rote, dan Sabu untuk menetap di desa linamnutu.

Masyarakat di Desa Linamnutu pada umunya bergama Kristen Protestan

dengan jumlah keseluruhan laki-laki dan perempuan mencapai 2.735 orang dan

sebagiannya beragama Katolik dengan jumlah 155 orang, secara keseluruhan

berjumlah 2.890 jiwa. Di desa Linamnutu terdapat 10 buah gereja, 8 gereja kristen

dan 2 gereja katolik. Topografi desa Linamnutu terdiri atas dataran tinggi dan rendah

ini turut menentukan adanya perkampungan-perkampungan. Topografi Desa

Linamnutu yang demikian juga menjadi kendala terhadap arus transportasi, dimana

jalan yang berbatu-batu, berbukit-bukit dan melewati Sunggai Noelmina. (Profil Desa

(3)

23 4.1.1. Gambaran Masyarakat Desa

Berdasarkan Pendataan tahun 2012 jumlah penduduk Desa Linamnutu tahun

ini 2890 orang, terdiri dari laki-laki 1238 jiwa dan perempuan 1,652 jiwa dengan

jumlah kepala keluarga sebanyak 681 KK, dan kepadatan penduduk 240 per km.

Sementara luas wilayah desa Linamnutu 31.974. (Profil Desa Linamnutu, 2012)

Untuk melihat tingkat pendidikan di Desa Linamnutu seperti terlihat pada

Tabel 4.1 dibawah ini:

Tabel 4.1. Tingkat pendidikan masyarakat Desa Linamnutu

No. Tingkat Pendidikan Penduduk

Satuan (Orang) %

1 Belum Sekolah 274 9.48

2. Tidak Pernah Sekolah 540 16.69

3. Sedang Sekolah 409 14.15

4. Tidak Tamat SD 220 7.61

5. SD 600 20.76

6. Tidak Tamat SLTP 225 7.79

7. SLTP 188 6.51

8. Tidak Tamat SLTA 297 10.28

9. SLTA 127 4.39

10. D1 4 0.14

11. D2 1 0.03

12. D3 2 0.07

13. S1 2 0.07

14. S2 1 0.03

Total 2890 100

Sumber: format laporan Profil Desa Linamnutu, 2012, diolah.

Pada tabel 4.1. dapat di lihat bahwa tingkat pendidikan masyarakat desa

Linamnutu sangat rendah ini dilihat dari masyarakat yang tidak pernah sekolah mencapai (16,69%) dan masyarakat yang tidak tamat dalam pendidikan SD (7’61%), SLTP (7,79%), dan SLTA (10,28%) Sedangkan masyarakat yang menempuh

pendidikan sampai lulus SD (20,76%) dan SLTP (6,51%) sehingga total keseluruhan

(4)

24

sangat besar untuk melihat tingkat pendidikan di desa Linamnutu masih sangat rendah

dari total keseluruhan masyarakat yang berjumlah 2.890 0rang . 1

Di desa linamnutu hanya terdapat dua Sekolah Dasar (SD), Sehingga

anak-anak yang berada pada tingkat SLTP dan SLTA sekarang harus menempuh jarak

sembilan kilometer ke Ibu kota kecamatan Panite untuk sampai kesekolah SLTP dan

SLTA yang ada. fasilitas sekolah yang kurang dan jarak tempuh yang jauh sangat

berdampak pada pendidikan masyarakat desa Linamnutu kususnya anak-anak

masyarakat desa Linamnutu yang sekarang menuntut ilmu pada tingkat pendidikan

SMP dan SMA. (Pak Ande, 11-01-2013)

Mata pencarian masyarakat Desa Linamnutu pada umumnya adalah petani.

Untuk mengetahuinya dapat dilihat pada Tabel 4.2. Dibawah ini:

Tabel 4. 2. Jenis Mata Pencaharian Pokok masyarakat Linamnutu

No. Mata Pencaharian Jumlah

Satuan (Orang) %

1. Petani 662 56.05

2. Pegawai Negri Sipil 18 1.52

3. Peternak 491 41.57

4. Pensiu PNS/TNI/POLRI 3 0.25

5. Dukun kampung terlatih 7 0.59

Total 1181 100

Sumber: format laporan Profil Desa Linamnutu, 2012. diolah.

Dengan melihat tabel 4.2. hampir sebagian besar mata pencaharian masyarakat

desa Linamnutu bekerja sebagai petani, mencapai 662 orang atau 56, 05 % yang

bekerja sebagai pengelolah lahan pertanian, dan sebagiannya bekerja sebagai Pegawai

negri sipil, peternak, Pensiun PNS/TNI/POLRI, Dukun kampung dan sebagian lainya

bertransmigrasi sebagai tenaga kerja di kalimantan dan luar negri seperti malaysia

(pak Ande, 11-01-2013)

1

Format Laporan Profil Desa / Kelurahan Linamnutu. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan

(5)

25

Sebagian besar masyarakat desa linamnutu bekerja sebagai petani ((56,05%)

karena sumber daya alam desa linamnutu sangat baik pada lahan persawahan dengan

dibangunnya jaringan irigasi utuk mendukung hasil pertanian masyarakat desa

linamnutu. Sehingga sebagian besar masyarakat desa linamnutu berprofesi sebagai

petani dan peternak, namun bagi petani peternak menjadi pekerjaan sampingan disaat

adanya masalah pada jaringan irigasi pada musim hujan, atau menunggu masa panen

dengan melakukan kegiatan lain seperti peternak, menam sayur-sayuran dan

mengelolah lahan kering untuk tanaman jagung. (Pak Ande, 11-01-2013)2

4.1.2. Potensi Sumber Daya Alam Desa Linamnutu 1. Luas wilayah Menurut Penggunaan

Luas wilayah menurut penggunaan di Desa Linamnutu dapat dilihat pada tabel

4.3. dibawah ini:

Tabel 4.3. Luas wilayah

Desa Linamnutu Menurut Penggunaan

No. Nama Lahan

Jumlah Luas Wilayah

(Ha) %

1. Pemukiman 311 0.97

2. Persawahan 817 2.56

3. Ladang 650 2.03

4. Kuburan 7 0.02

5. Pekarangan 6500 20.33

Hutan 650 2.03

Prasarana Umum lainnya

(jalan, aliran listrik, tanah

kas desa)

23039 72.06

Total 31974 100

Sumber: format laporan Profil Desa Linamnutu, 2012, diolah.

Pada table 4.3. kita dapat melihat luas wilayah penggunaan masyarakat desa

Linamnutu dengan total luas penggunaan 31.974.ha. Penggunaan terbesar pada

penggunaan prasarana umum seperti jalan, aliran listrik dan tanah kas desa yang

2

Format Laporan Profil Desa / Kelurahan Linamnutu. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan

(6)

26

mencapai (72,06%) sehingga total dari 681 Kepala Keluarga yang tidak memiliki

lahan pertanian mencapai 300 Kepala Keluarga dan banyak dari keluarga ini yang

bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa lainnya dan hasilnya di

bagi sebagian pada para pekerja atau di bayar dengan uang tergantung kesepakatan

pemilik lahan dan pekerja. Selain itu keluarga yang lain mengelolah peternakan dan

perkebunan. Ini dapat dilihat lebih jelas pada table kepemilikan lahan pertanian

masyarakat desa linamnutu.

2. Kepemilikan Lahan Pertanian

Kepemilikan lahan pertanian masyarakat desa Linamnutu dapat dilihat

pada tabel 4.4. dibawah ini:

Tabel 4.4. Kepemilikan Lahan Pertanian Masyarakat Desa Linamnutu No. Kepemilikan Lahan

Pertanian

Kepala Keluarga

Jumlah %

1. Keluarga Memiliki tanah

Pertanian 282 41.41

2. Tidak memiliki 300 40.05

3. Memiliki kurang 1 Ha 70 10.28

4. Memiliki 1,0 - 5,0 Ha 20 2.94

5. Memiliki 5,0 – 10 Ha 6 0.88

6 Memiliki Lebih dari 10 Ha 3 0.44

Total 681 100

Sumber: format laporan Profil Desa Linamnutu, 2012, Diolah.

Dalam hal ini tanah merupakan aspek produksi mendasar petani dimana tanpa

adanya lahan yang memadai bagi masyarakat pedesaan maka kegiatan ataupun

aktivitas pertanian yang merupakan pekerjaan utama masyarakat desa Linamnutu

tidak akan dapat berlangsung dengan baik. Kepemilikan lahan pertanian berdasarkan

Kepala Keluarga di desa linamnutu mencapai (41.41%) ini merupakan keluarga

pemilik lahan pertanian ditambah kepemilikan tanah dibawah 1 Ha dan kepemilikan

tanah lebih dari 10 Ha mencapai (14.54%). Sedangkan Keluarga yang tidak memiliki

lahan pertanian mencapai (40,05%) keluaraga yang tidak memiliki lahan pertanian

(7)

27

lain dan akan diberi upah berdasarkan kesepakatan kedua pihak. Selain itu masyarakat

yang tidak memiliki lahan basah (sawah) akan berprofesi sebagai peternak,

perkebunan jagung, dan sayur-sayuran.3

4.1.3. Kegiatan Ekonomi

Mata pencaharian pokok yang di tekuni masyarakat desa Linamnutu adalah

petani dengan jumlah pemilik lahan sebanyak 381 Kepala Keluarga (Profil Desa

Linamnutu 2012).

1. Pertanian

Kegiatan ekonomi yang paling banyak di lakukan oleh masyarakat adalah

pertanian dengan memanfaatkan persawahan, ladang dan pekarangan. Terdapat 381

kepala keluarga yang memiliki dan mengelola lahan persawahan dengan luas lahan

mencapai 817 ha dan 300 kepala keluarga yang tidak memiliki lahan pertanian selain

membantu mengelolah lahan persawahan juga memanfaatkan ladang dengan luas 650

ha dan pekarangan dengan luas 6500 ha menjadi lahan pertanian. Luasnya lahan

persawahan dan tersedianya saluran irigasi menjadi salah satu pendukung sektor

pertanian (sawah) sangat di minati masyarakat desa Linamnutu.

Dalam satu tahun masyarakat melakukan tiga kali musim kerja yakni setiap

empat bulan. Untuk menanami lahan pertanian mereka, hasil yang di dapat

masyarakat dengan luas tanaman padi sawah 400 ha, maka penghasilan yang di dapat

mencapai 6 ton/ha pencapainyan yang baik bila tidak adanya kerusakan pada jaringan

irigasi, banjir, dan pembagian air yang baik dari petugas pengelola dan pembagian air

(P3A) jaringan irigasi, rata-rata pendapatan peranggota keluarga mencapai

Rp.1.150.000, hasil pertanian yang diperoleh biasanya di jual Rp 8.000 perkilogram.

Keuntungan yang diperoleh, digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, kegiatan

keluarga (pernikahan, kematian dan kegiatan-kegiatan adat lainnya). Dalam hal ini

ada masyarakat yang mengunakan keuntungan tersebut untuk membiayai pendidikan

anak-anak sampai SMA dan perguruan tinggi.

2. Peternakan

Sektor peternakkan (sapi dan babi) adalah sektor kedua yang ditekuni oleh

masyarakat Desa Linamnutu dalam meningkatkan ekonomi mereka. Usaha

3

(8)

28

peternakan adalah usaha sampingan yang masyarakat lakukan selain petani sawah.

Kondisi alam yang subur dan terdapat banyak hamparan rumput memungkinkan

masyarakat untuk menjadikan wilayah ini sebagai wilayah peternakkan. Dalam

memelihara ternak, khususnya sapi kebanyakan warga memelihara dengan cara

melepas di alam bebas. Untuk ternak babi mereka memelihara di dalam kandang

dengan makan dan kandang seadanya. Jumlah pemilik ternak sapi 50 orang dengan

perkiraan jumlah hewan mencapai 300 ekor dan pemilik ternak babi 400 orang

dengan jumlah hewan mencapai 2000 ekor.

3. Perkebunan

Sektor perkebunan adalah sektor yang juga di tekuni masyarakat desa

Linamnutu Sektor perkebunan yang dimaksud adalah ladang dan pekarangan rumah.

Luas ladang mencapai 650.ha dan luas pekarang mencapai 6.550 ha yang di gunakan

untuk tanaman pangan seperti jagung pada musim penghujan dan sayur-sayuran (ubi

kayu, labu, terung, cabai,kacang tanah,tomat, kacang turis, kangkung), , kelapa, tuak,

pisang, dan lain-lain. Hasil dari ladang masyarakat ini tidak mendatangkan

keuntungan yang cukup baik, karena hasil yang ada digunakan untuk konsumsi dalam

rumah tangga dan hanya sebagian yang dijual.4

4.2. Sejarah dan Profil Bendungan Irigasi Linamnutu

Irigasi Desa Linamnutu awalnya merupakan irigasi tradisional dan mengakar

dari masyarakat karena masyarakat berperan penting dalam pembagunan irigasi

linamnutu menurut informasi (Pak Simon) Irigasi desa Linamnutu sebelum menjadi

irigasi pemerintah yang modern irigasi linamnutu adalah irigasi tradisional yang

sebagian besar sarana dan prasaranannya dibuat oleh masyarakat seperti lantai

peredam atau yang disebut masyarakat sebagai pelang pintu air masih terbuat dari

kayu (kasuari) sebagai palang pintu air masuk ke jaringan irigasi. Saluran irigasi

primer dan sekunder juga masih dalam bentuk tradisional yaitu tanah yang digali

menyerupai saluran air menuju lahan pertanian masyarakat. Hinga Sekarang

bendungan Linamnutu dibangun dalam bentuk modern dan menjadi irigasi

pemerintah. (Hasil Wawancara Pak Simon, 01-02-2013).

4

Format Laporan Profil Desa / Kelurahan Linamnutu. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

(9)

29

Bendungan Irigasi Linamnutu di bangun tahun 2002 di daerah Kabupaten

Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, untuk mengairi lahan

pertanian Irigasi Bena seluas 3.515 hektar. Bendung terbuat dari tumpukan blok-blok

beton bertangga dengan lebar ambang 5,00 meter, tinggi 3,00 meter dan lebar batang

bendung 250 meter. Peredam energi bendung dari hamparan blok-blok beton

berukuran panjang 18,80 meter dan tebal 1,0 meter. Ambang akhir (endsill) dari

tumpukan blok beton tinggi 1,0 meter dan lebar 2,50 meter, terdiri dari tiga susunan

blok beton. Masalah utama yang terjadi yaitu kerusakan bangunan peredam energi

bendung pada lantai ruang olakan dan endsill serta tubuh bendung mengalami

keausan. (Laporan Advis Teknik Hasil Pengkajian Lapangan Bendungan Linamnutu,

2010).

Bendung Irigasi Desa Linamnutu di kategorikan sebagai bendung terbesar

ketiga di Nusa Tenggara Timur prasarana dan kondisi irigasi sementara dalam

keadaan baik. Jaringan irigasi desa Linamnutu dalam tahap pembagunan untuk

pelebaran saluran irigasi dimana Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II

Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementrian Pekerjaan Umum

(PU) melakukan kerja sama pembagunan bendungan Linamnutu dan pelebaran

jaringan irigasi dengan PT. Waskita Karya (Persero). Dalam pembagunan perbaikan

jaringan irigasi masyarakat desa Linamnutu sangat berperan aktif dalam pembagunan

tersebut, perbaikan (pelebaran) pembagunan jaringan irigasi sepanjang 5.010 meter

mendatangkan lahan pekerjaan bagi masyarakat desa Linamnutu karena masyarakat

dibayar dalam renofasi atau perbaikan jaringan irigasi. Perbaikan atau renovasi irigasi

sangat bertepatan bagi para petani dataran rendah desa Linamnutu yang belum

mengerjakan atau menanam lahan pertanian mereka karena adanya perbaikan jaringan

dan rusaknya bendungan akibat banjir maka petani melakukan kerja sampingan

sebagai tenaga kerja pembagunan jaringan irigasi. Tapi pada dataran tinggi atau area

persawahan yang berada dekat bendungan atau pintu air utama irigasi, lahan pertanian

masyarakat melakukan penanaman karna pengerjaan atau renovasi jaringan irigasi

dimulai dari dataran rendah.5

5

(10)

30

4.2.1. Prasarana Kondisi dan Kebutuhan Air Irigasi

Tabel 4.5. Prasarana Irigasi 1. Prasarana Irigasi

No. Prasarana Irigasi Jumlah

Satuan (Meter) %

1. Panjang Saluran Primer 4000 79.67

2. Panjang saluran skunder 1000 19.92

3. Panjang salauran tersier 10 0.20

4. Jumlah pintu sadap 7 0.14

5. Jumlah pintu pembagi air 4 0.08

Total 5021 100

2. Kebutuhan Air Irigasi

Tabel 4.6. Kebutuhan Air Irigasi

No Eo + P T = 30 hari T = 45 hari

mm/hari S = 250 mm S = 300 mm S = 250 mm S = 300 mm

1 5.0 11.1 12.7 8.4 9.5

2 5.5 11.4 13.0 8.8 9.8

3 6.0 11.7 13.3 9.1 10.1

4 6.5 12.0 13.6 9.4 10.4

5 7.0 12.3 13.9 9.8 10.8

6 7.5 12.6 14.2 10.1 11.1

7 8.0 13.0 14.5 10.5 11.4

8 8.5 13.3 14.8 10.8 11.8

Sumber: Laporan Advis Teknik Hasil Pengkajian Lapangan Bendungan

Linamnutu Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, Provinsi NTT. Tahun

Anggara, 2010, Diolah.

S = Air yang diperlukan untuk kebetuhan ditambah dengan 50 mm, sehingga

menjadi 250 + 50 =300 mm

Pengunaan konsumtif jumlah air yang dibutuhkan untuk mengairi lahan

pertanian masyarakat petani desa Linamnutu dapat kita lihat pada table 4.6. diatas

Kebutuhan air irigasi adalah banyaknya air yang diperlukan oleh tanaman. Untuk

(11)

31

dikembangkan van de Goor . Metode ini di dasarkan pada kebutuhan air untuk

mengamati kehilangan air, selama priode penyiapan lahan selama 30 hari dengan

tinggi genangan air 250 mm atau 11,1 mm/hari atau selama priode penyiapan lahan 45

hari, dengan tinngi genamgan air 250 mm atau 8,4 mm/hari. Namun perencanaan

efesiensi irigasi di asumsikan jumlah air yang diambil akan hilang sebelum air sampai

ke lahan pertanian sawah. Kehilangan tersebut diakibatkan evoporasi rembesan dan

kegiatan eksploitasi.

3. Kondisi Bendungan Irigasi

Kondisi bendungan irigasi desa linamnutu pada tahun 2013 sedikit mengalami

kerusakan pada bendungan atau pintu air irigasi yang amblas akibat banjir pada

sungai Noelmina, sedangkan bagian lainnya seperti lantai ruang olakan bagian kanan

amblas sepanjang kurang lebih 210 meter, Endsil ruang olakan bagian kanan

sepanjang 210 meter, terguling dan patah, Tembok pangkal kanan retak vertikal,

tubuh bendung blok-blok beton mengalami abrasi (aus) Permukaan lantai ruang

olakan kiri yang tidak amblas sepanjang 43 meter mengalami keausan. Namun pada

tahun 2012 pemerintah Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II Direktorat

Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementrian Pekerjaan Umum (PU)

melakukan kerja sama dengan PT. Waskita karya (Persero) untuk memperbaiki

jaringan irigasi dan bendungan yang rusak akibat banjir.

Bisa kita lihat kondisi bendungan irigasi desa Linamnutu dibawah ini mulai

dari gambar pintu air utama, Bendungan dan pintu air pembagi :

Gambar 1.

(12)

32

Gambar 2.

Saluran Jaringan Irigasi Desa Linamnutu

Gambar 3

Bendungan irigasi dalam keadaan rusak karena banjir sungai Noelmina

(13)

33

Saluran pembagi dan wawancara petani desa Linamnutu

4.2.2 Pengelolaan Irigasi Linammutu

Pada prinsipnya organisasi ini suda harus ada sejak air irigasi mulai menjadi

kehidupan pertanian. Pada awalnya organisasi ini terkait dengan pemerintah desa

sebagai pusat pengaturan kegiatan kemasyarakatan di desa. Perkembangannya

organisasi ini suda sejak lama ada secara tradisional dan mengakar dari masyarakat,

karena dibentuk sendiri oleh petani berdasarkan kebutuhannya. Pada pemerintahan

ordebaru pemerintah pemerintah menganjurkan dibentuk organisasi perkumpulan

petani pemakai air secara formal dan membuat AD&RT yang dibuat oleh pemerintah

sebagai pijakan kegiatannya. Atas dasar ini setiap desa yang mempunyai areal irigasi

dianjurkan membentuk perkumpulan petani pemakai air dengan proses pembentukan

dilakukan dengan agak penekanan khusus semacam keharusan. (Modul pelatihan

istruktur tata guna air dalam rangka pemberdayaan petani pemakai air irigasi desa

(14)

34

4.2.3. Struktur Organisasi Pengelola Jaringan Irigasi

Dalam pengelolaan jaringan irigasi desa Linamnutu ada tiga struktur

organisasi yang berperan dalam pengelolaan jaringan irigasi desa Linamnutu.

1. Petugas Pengelolah dan Pembagian Air (P3A)

Gambar 2.

Petugas Pengelolah dan Pembagian Air (P3A)

Sumber: Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air, 2012.

P3A atau yang disebut petugas pengelolaan dan pembagian air ialah petugas

yang mengatur pembagian air ke setiap blok jaringan irigasi pertanian masyarakat

desa Linamnutu baik lahan pertanian yang berada pada dataran tinggi (paling dekat

dengan pintu air utama) maupun masyarakat dataran rendah atau yang berada jauh

dari pintu air irigasi. P3A memliki wewenang atau kekuasaan dalam pembagian air

pada lahan pertanian. P3A memegang kendali pada pintu air blok (kunci pintu air

irigasi) Petugas pengelola pintu air di bentuk berdasarkan blok-blok, ada empat blok

(pintu air pembagi) yang berada di desa Linamnutu dataran tinggi dan rendah.

KETUA P3A WAKIL KETUA P3A

SEKERTARIS BENDAHARA

PELAKSANA TEKNIS ULU-ULU

(15)

35

Petugas pembagian air dipilih berdasarkan keputusan dalam anggota blok (anggota

petani), dan setelah itu struktur P3A dibentuk. Kepercayaan di berikan kepada petugas

pengelola untuk membagi air yang merata pada lahan pertanian masyarakat.

Dalam struktur petugas pengelola dan pembagian air terdapat diskripsi tugas

mulai dari Ketua, Wakil Ketua, Sekertaris, Bendahara, Ulu-ulu, Ketua Blok. Diskripsi

tugasnya Ketua dan Wakil Ketua, Ketua bertugas mengatur seluruh organisasi dan

mengorganisasikan berbagai kegiatan seksi. Wakil Ketua berfungsi membantu ketua,

Sekertaris mencatat atau membukukan segala peristiwa atau kegiatan yang di lakukan

oleh organisasi termaksut rapat-rapat anggota. Bendahara mencatat keluar masuknya

sumber keuangan dan mengendalikan penggunaan uang. pelaksana teknis atau

ulu-ulu. Ulu-ulu bertugas mengadakan pengamatan pada jaringan tersier, merencanakan

pemeliharaan jaringan dan memberi saran pada perkumpulan petani pemakai air,

Tugas lainnya pendekatan dan penyuluhan pada petani untuk melakukan pekerjaan

gotong-royong, mengawasi pelaksana dalam pekerjaan dalam pembagian air yang di

lakukan ketua blok.

Ketua blok sendiri memiliki tugas pembagian air pada lahan pertanian,

mengamati saluaran, mencegah pemakainyan air secara liar. Apabilah ada sadapan

liar ketua blok melaporkan kepada Ulu-ulu P3A, dan ulu-ulu melaporkan pada ketua

P3A sehingga Petani yang melakukan hal tersebut akan diberi sanksi. Ketua Blok juga

berfungsi mengelola dan mengatur bloknya sendiri, ketika ketua blok menemukan

masalah misalnya kekeringan pada lahan pertanian dia harus melaporkan pada ketua

P3A dan Petugas Penjaga Pintu air utama.

Pintu air utama juga memiliki petugas pengelola dan pembagian air di mana

pemegang kendali atau kunci pintu air adalah Petugas Pekerjaan Umum (PU) tapi

dalam waktu ini kepercayaan di berikan pada masyarakat petani yang mempunyai

kemampuan dalam membuka dan menutup pintu yang di pilih berdasarkan

kesepakatan perkumpulan petani pemakai air untuk membuka dan menutup pintu air

utama. Pintu air utama di buka dan setelah itu pembagian airnya di jalankan kelahan

pertanian oleh Petugas pengelolah dan pembagian air (P3A) Pada pintu air pembagi

atau blok, disinilah muncul masalah karena pembagian air ke lahan pertanian menjadi

(16)

36

Pemberdayaan P3A sudah di lakukan oleh pemerintah Irigasi 1 Kupang untuk

meningkatkan kemampuan petugas dalam pembagian air kelahan pertanian

masyarakat. Pemberdayaan Petugas Pengelola dan pembagian air adalah untuk

meningkatkan kinerja dalam pengelolaan irigasi di tingkat usaha tani.

2. Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A)

Gambar 3.

Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A) Sumber: Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka

Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air, 2012.

Induk perkumpulan petani pemakai air di bentuk untuk mengkordinasikan

peran serta anggotanya dalam memantau pembagian, pemberian dan penggunaan air

irigasi diwilayah kerja GP3A dengan prinsip satu sistem irigasi satu kesatuan

pengelolaan irigasi. Induk perkumpulan petani pemakai air juga dibentuk untuk P3A

(Perkumpulan Petani Pemakai Air) yang berada dalam satu daerah irigasi, daerah

layanan blok primer yang pengurus dan anggotanya terdiri dari perwakilan unit GP3A

yang berada pada satu daerah irigasi.

KETUA IP3A

SEKERTARIS

SEKSI

BENDAHARA

SEKSI

ANGGOTA IP3A

(17)

37

Dalam kaitannya dengan hak guna pakai air untuk air yang diperoleh

perkumpulan petani pemakai air pada pintu pengembilan dibagunan utama, pengurus

IP3A, wajib memberitau petugas pengelolah pintu air utama, selanjutnya petugas akan

membuka pintu air berdasarkan jumlah air yang diminta oleh Induk perkumpulan

petani pemakai air dan air akan di bagi oleh petugas pengelolah dan pembagian air

berdasarkan blok-blok lahan pertanian pembagian di lakukan oleh ketua blok.

Dalam struktur Induk perkumpulan petani pemakai air terdapat diskripsi tugas

mulai dari Ketua, Wakil Ketua, Sekertaris, Bendahara, Seksi-seksi, Anggota.

Diskripsi tugasnya Ketua dan Wakil Ketua, Ketua bertugas mengatur seluruh

organisasi dan mengorganisasikan berbagai kegiatan seksi. Wakil Ketua berfungsi

membantu ketua, Sekertaris mencatat atau membukukan segala peristiwa atau

kegiatan yang di lakukan oleh organisasi termaksut rapat-rapat anggota. Bendahara

mencatat keluar masuknya sumber keuangan dan mengendalikan penggunaan uang.

Dan Seksi adalah bidang-bidang teknis yang ditangani oleh ketua seksi yang

bertanggung jawab pada ketua. Pemberdayaan IP3A diletakan pada fungsi organisasi

tersebut apabila pengurus aktif dan aktivitas pengurus menguntungkan anggota maka

anggota akan memberi kontribusi terhadap organisasi termaksuk iuran bulanan

(18)

38

3. Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air

1.

2.

Gambar 4.

Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air

Sumber: Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air, 2012.

Pada prinsipnya organinasi ini sudah harus ada saat air irigasi mulai menjadi

bagian dari kehidupan pertanian. Pada awal mulanya, organisasi seperti ini terkait

dengan pemerintahan desa, sebagai pusat pemerintahan kegiatan di desa, meskipun

ada yang berdiri sendiri seperti subak di bali dalam perkembangannya organisasi ini

sudah sejak lama ada secara tradisional dan mengakar dalam masyarakat. karena

dibentuk sendirih oleh petani berdasarkan kebutuhannya. Pada era pemerintahan orde

baru, pemerintah menganjurkan dibentuk perrkumpulan petani pemakai air secara

formal yang memuat AD&RT yang dibuat oleh pemerintah sebagai pijakan

KETUA GP3A WAKIL KETUA GP3A

PELAKSANA SEKERTARIS

ANGOTA GP3A BENDAHARA

(19)

39

kegiatannya. Atas dasar ini setiap desa yang mempunyai areal irigasi dianjurkan

dibentuk perkumpulan pemakai air. Proses pembentukan dilakukan agak dengan

penekanan kusus semacam (keharusan), dan berorentasi terhadap target jumlah dan

waktu serta menjadi kebutuhan masyarakat petani.

Gabungan perkumpulan petani pemakai (GP3A) Desa Linamnutu di bentuk

untuk mengkordinasikan peran serta anggotanya, mengkordinasi anggota GP3A yang

ada di wilayah irigasi dalam rangka membangkitkan partisipasi petani pemakai air

dalam rangka menjaga saluran irigasi agar tidak rusak, misalnya petani pemakai air

bekerja sama dalam membersihkan jaringan irigasi karna adanya bebatuan, lumpur,

dan air yang tergenang, perkumpulan petani pemakai air juga bekerja sama pada pintu

air utama jika sungai yang berubah arah, karna banjir. Dalam situasi seperti itu maka

Perkumpulan petani pemakai air bekerja sama untuk mengubah jalur air kepintu air

utama jaringan irigasi.

Perkumpulan petani pemakai air ini bertujuan untuk menampung masalah dan

aspirasi petani yang berhubungan dengan air untuk tanaman dan bercocok tanam.

Selain itu juga organisasi ini sebagai wadah bertemunya petani untuk saling bertukar

pikiran, curah pendapat serta membuat keputusan-keputusan guna memecahkan

permasalahan yang dihadapi bersama oleh petani baik yang dapat di pecahkan sendiri

oleh petani yang bersangkutan maupun yang memerlukan bantuan dari luar.

Perkumpulan petani ini juga berfungsi memberikan pelayanan kebutuhan petani

terutama dalam memenuhi kebutuhan air irigasi untuk usaha pertaniannya. Selain itu

juga sebagai wadah bertemunya seluruh petani Desa Linamnutu.

4.2.4. Mekanisme dan Prosedur Penetapan Pengurus

Dalam Mekanisme dan Prosedur penetapan pengurus organisasi pengelolah

jaringan irigasi desa linamnutu, Petugas P3A pada pintu utama jaringan irigasi dipilih

oleh pemerintah Irigasi (PU) dan jika tidak ada atau ditarik kembali oleh pemerintah

maka petugas dipilih dalam rapat anggota GP3A Irigasi desa linamnutu untuk mencari

pengganti petugas pada pintu air utama dan pekerjaanya akan diawasi oleh

Organisasi. Sedangakan Pengurus P3A dan IP3A dipilih dalam rapat anggota, struktur

kepengurusan ditetapkan dalam rapat anggota yang terdiri dari Ketua, Sekertaris,

(20)

40

Mekanisme dan prosedur penetapan angota kepengurusan P3A dilakukan

secara demokratis oleh petani pemakai air dengan dibantu oleh petugas dengan

megunakan prosedur-prosedur antara lain:

1. P3A dibentuk dari, oleh dan untuk petani pemakai air secara demokratis yang

penggurusnya dari unsure petani pemakai air.

2. Petani pemakai air mengadakan kesepakatan untuk membentuk P3A,

kepengurusan P3A, menyusun rancangan anggaran dasar dan anggaran rumah

tangga P3A.

3. Pembentukan P3A, kepengurusan P3A, angaran dasar dan anggaran rumah

tangga P3A ditetapkan dalam rapat anggota dan dilaporkan oleh pengurus dan

ketua kepada pemerintah setempat.

4.2.5. Kewajiban, Peran, dan Hak Pengurus Irigasi Linamnutu

Dalam pengelolaan jaringan irigasi Pengurus memiliki Kewajiban, Peran Dan

Hak Sebagai berikut:

A. Kewajiban

1. Ketua

 Menjelaskan rencana anggaran dasar dan anggaran rumah tangga pada rapat anggota

 Menyampaikan peraturan yang ada hubungannya dengan P3A,IP3A dan GP3A yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah kepada

seluruh anggota.

 Menyampaikan keputusan rapat anggota pada pejabat yang berwenang.  Menyampaikan laporan pertanggung jawaban keuangan.

 Memimpin, Membina, membimbing dan mengendalikan kegiatan pengurus sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

2. Sekertaris

 Melaksanakan kepengurusan administrasi  melaksanakan inventarisasi kekayaan organisasi

 menyusun dan membacakan notulen rapat anggota dan rapat pengurus.  sekertaris bertanggung jawab pada ketua.

3. Bendahara

(21)

41

 Menyimpan dan mengeluarkan uang organisasi untuk membiayai pelaksanaan program kerja yang telah disetujui dalam rapat anggota.

 Melaksanakan pengurusan administrasi keuangan.

 Menyusun laporan pertagung jawaban bendahara dan bendahara bertanggung jawab kepada ketua.6

B. Peran

 Setiap anggota mematuhi segalah aturan organisasi.

 Membanyar iuran anggota sesuai dengan keputusan dalam rapat anggota dan membanyar denda apabila melanggar peraturan yang telah ditetapkan.  Melaksanakan dan menaati sanksi-sanksi yang diputuskan dalam rapat

anggota.

 Menerima dan menaati system pemberian air yang telah ditetapkan oleh organisasi

 Hadir dan aktif dalam rapat anggota.

C. Hak

 Mendapatkan pelayanan air irigasi sesuai dengan hak dan ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi.

Memilih dan dipilih menjadi pengurus

Melakukan pengawasan terhadap jalannya organisasi.

4.2.6. Pengelolaan sumber dana organisasi

Mata pencaharian masyarakat desa linamnutu pada umumnya adalah petani

Kegiatan ekonomi di sektor ini adalah kegiatan yang paling banyak di lakukan oleh

masyarakat. Luasnya lahan persawahan dan tersedianya saluran irigasi menjadi salah

satu pendukung sektor pertanian (sawah) sangat di minati masyarakat desa

Linamnutu. Sebagian besar KK yang tidak memiliki lahan pertanian juga mengelolah

lahan milik saudara atau tetangga yang hasilnya di bagi atas kesepakatan pemilik dan

pekerja.

6

(22)

42

Dalam satu tahun masyarakat melakukan tiga kali musim kerja yakni setiap

empat bulan. Untuk menanami lahan pertanian mereka, hasil yang di dapat

masyarakat dengan uas tanaman padi sawah 400 ha, maka penghasilan yang di dapat

mencapai 6 ton/ha pencapainyan yang baik bila tidak adanya kerusakan pada jaringan

irigasi, banjir, dan pembagian air yang baik dari petugas pengelola dan pembagian air

(P3A) jaringan irigasi, rata-rata pendapatan peranggota keluarga mencapai

Rp.1.150.000, hasil pertanian yang diperoleh biasanya di jual Rp 8.000 perkilogram.

Keuntungan yang diperoleh, digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, kegiatan

keluarga (pernikahan, kematian dan kegiatan-kegiatan adat lainnya). Dalam hal ini

ada masyarakat yang mengunakan keuntungan tersebut untuk membiayai pendidikan

anak-anak sampai SMA dan perguruan tinggi.

Dalam pengelolaan sumber dana untuk menopang kegiatan organisasi P3A

ketua dan anggota pengurus organisasi melakukan usaha-usaha untuk menopang dana

organisasi misalnya dengan Iuran anggota, pinjman pihak luar, bantuan pihak luar,

usaha ekonomi P3A yang sifatnya mandiri maupun hasil kerjasama P3A dengan pihak

luar, misalnya hasil usaha penyediaan perlengkapan pertanian bagi petani dan kerja

sama dengan pengusaha di bidang ekonomi dan denda anggota yang dimaksud untuk

(23)

43

Gambar 5.

Struktrur Pengelolaan Sumber Dana Perkumpulan Petani Pemakai Air

Sumber: Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air, 2012.

Iuran anggota dan denda

Pinjaman pihak luar Hasil kegiatan ekonomis

Dana P3A

Gambar

Gambar 1. Peta Desa Linamnutu Kabupaten Timor Tengah Selatam
Tabel 4.1. Tingkat pendidikan
Tabel 4. 2. Jenis Mata Pencaharian
Tabel 4.3. Luas wilayah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Program kegiatan PPM Reguler tentang pemanfaatan bekatul sebagai bahan makanan yang berpotensi sebagai makanan fungsional karena kandungan gizi dan manfaatnya bagi

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha.

Manfaat kegiatan bagi Petani jamur adalah mengetahui teknik penanganan pasca panen jamur kuping dan jamur tiram sehingga dapat memproduksi produk yang

Copy Kontrak Pengalaman Perusahaan beserta Berita Acara Serah Terima Pekerjaannya (PHO / FHO) yang termuat dalam isian

Manfaat kegiatan bagi Petani jamur adalah mengetahui teknik penanganan pasca panen jamur kuping dan jamur tiram sehingga dapat memproduksi produk yang

Second column labelled Environment of proton , fourth box down should read: Alkyl next to. electronegative

The concept of LARA is to integrate the different innovative components of existing technologies in order to design and develop an integrated navigation/positioning and

Kendala- kendala yang dialami oleh SMK RSBI dalam penyelenggaraan program pendidikan sesuai standar RSBI antara lain: (a) belum diperolehnya akreditasi dari sekolah mitra