i
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana S-1 Pendidikan Teknik Otomotif
Oleh :
IRFAN FIRAAS
NIM 07504244029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI
vi
Oleh
Irfan Firaas
NIM. 07504244029
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan sarana dan prasarana
dalam mendukung proses kegiatan praktek motor
diesel
di bengkel SMK Negeri 2
Depok Sleman Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penilaian diskriptif
evaluative, metode
pengumpulan data dari sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer
adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data
melalui wawancara dan observasi. Sumber sekunder merupakan sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, berupa dokumentasi.
Data yang diperoleh kemudian dibagi dengan standar pemerintah dikalikan
dengan seratus persen. Uji keabsahan data dilakukan dengan tringulasi metode
dan sumber.
Hasil penelitian menunjukan, (1) Data dari
hasil observasi dan
wawancara diperoleh prosentase kelayakan ditinjau dari area kerja otomotif 97 %,
ruang penyimpanan dan instruktur 100 %, ruangan kerja chasis 21,9 %, perabot
70,6 %, peralatan 42,9 %, media pendidikan 76 %, bahan ajar 92 %, Prosentase
data tersebut di konsultasikan pada Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 dan PP
No.32 tahun 2013 Tentang standar nasional pendidikan untuk area kerja otomotif
sangat layak, ruang peyimpanan dan instruktur layak, ruang kerja chasis sangat
tidak layak, perabot layak, perlatan tidak layak, media pendidikan layak, dan
bahan ajar sangat layak. (2) Kesiapan sarana prasarana pendukung praktik
diesel
,
meliputi ; ruangan praktek, perabot praktek, alat dan media, bahan ajar, bahan
praktek secara keseluruhan, sudah siap di pergunakan untuk praktik dengan
jumlah siswa 32 per kelas dengan jumlah pembagian 7-8 regu belajar, ditinjau dari
tempat yang digunakan oleh siswa praktik sudah memenuhi syarat mulai dari sisi
penerangan, sirkulasi udara, luas yang dipergunakan sampai kebersihan dan
kerapian tempat.
vii
Alhamdulillah, Puji dan Syukur kehadirat Allah S.W.T, atas nikmat,
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penelitian dan penyusunan laporan penelitian
Kesiapan Sarana Dan Prasarana Bengkel Praktik Motor
Diesel
Di SMK Negeri 2
Depok Sleman Yogyakarta tanpa kendala yang berarti.
Melalui proses interaksi sosial, secara sadar penulis mengakui keterlibatan
berbagai pihak yang mendukung dalam proses tersebut. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1.
Bapak Martubi, M.Pd., M.T. selaku
Ketua
Jurusan
Pendidikan
Teknik
Otomotif sekaligus dosen pembimbing yang selalu memberikan saran, dan
kritik serta masukan yang dapat mendukung terselesaikannya tugas akhir ini.
2.
Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. selaku Rektor Universitas
Negeri Yogyakarta.
3.
Bapak
Dr. Moch. Bruri Triyono, M.Pd. selaku
Dekan
Fakultas
Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta.
4.
Bapak Noto Widodo, M.Pd., selaku dosen penasehat akademik yang selalu
memberi arahan.
5.
Staf dan karyawan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yang
telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Kepala Sekolah beserta staf dan karyawan SMK Negeri 2 Depok atas segala
bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
7.
Ketua program studi keahlian Teknik Motor Diesel SMK Negeri 2 Depok
yang telah memberika ijin penulis melakukan penelitian.
8.
Kedua
Orang
tua
dan
adik-adiku
tercinta
yang
selalu
memberi
dukungan
financial
, moral, spiritual dalam segala hal termasuk tugas akhir
viii
Kesempurnaan mutlak adalah dari Allah SWT, manusia hanya mampu
berusaha
dan
berdoa.
Oleh
karena
itu
keterbatasan
kemampuan,
pengetahuan, referensi, fasilitas serta sarana dan prasarana yang dimiliki,
sehingga
disadari bahwa laporan Tugas Akhir Skripsi ini masih jauh dari
sempurna.
Wassalamu alaikum wr.wb.
Yogyakarta, 26 September 2015
ix
HALAMAN JUDUL
...
I
HALAMAN PERSETUJUAN
...
II
HALAMAN PENGESAHAN
...
III
SURAT PERNYATAAN
...
IV
MOTTO
...
V
PERSEMBAHAN
...
VI
ABSTRAK
...
VII
KATA PENGANTAR
...
VIII
DAFTAR ISI
...
X
DAFTAR TABEL
...
XII
DAFTAR GAMBAR
...
X
DAFTAR LAMPIRAN
...
XIII
BAB I. PENDAHULUAN
...
1
A. Latar Belakang
...
1
B. Identifikasi Masalah
...
9
C. Pembatasan Masalah
...
10
D. Rumusan Masalah
...
10
E. Tujuan Penelitian
...
11
F. Manfaat Penelitian
...
11
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
...
12
A. Deskripsi Teori
...
12
1.
Pendidikan Kejuruan ...
12
2.
Kesiapan ...
16
x
a. Pengertian Sarana dan Prasarana ...
23
b. Sarana Bengkel Praktik Motor Diesel ...
25
c. Prasarana Bangkel praktik ...
24
B. Kerangka Berfikir
...
42
C. Pertanyaan Penelitian
...
43
BAB III. METODE PENELITIAN
...
44
A. Desain Penelitian
...
44
B. Tempat dan Waktu Penelitian
...
45
C. Definisi Operasional
...
45
1.
Kesiapan dan Kelayakan ...
46
2.
Sarana ...
46
3.
Bengkel Motor
Diesel
...
46
D. Teknik Pengumpulan Data
...
46
1.
Observasi ...
47
2.
Dokumentasi ...
47
3.
Wawancara ...
49
E. Instrument Penelitian
...
50
1.
Kisi-kisi pedoman Observasi ...
50
2.
Pedoman Dokumentasi ...
50
3.
Pedoman Wawancara ...
51
F. Teknik Analisis Data
...
51
G. Keabsahan Data
...
52
1.
Triangulasi Data ...
53
2.
Triangulasi Teknik ...
53
xi
2.
Ruangan ...
61
3.
Perabot ...
62
4.
Alat dan Bahan Praktik ...
65
5.
Media Pendidikan ...
69
6.
Bahan Ajar ...
70
C. Pembahasan
...
72
1.
Lahan ...
73
2.
Ruangan ...
74
3.
Perabot ...
76
4.
Alat dan Bahan Praktik ...
78
5.
Media Pendidikan ...
79
6.
Bahan Praktik ...
79
BAB V. Kesimpulan dan Saran
...
82
A. Kesimpulan
...
82
B. Keterbatasan
...
83
C. Saran
...
83
Daftar Pustaka
...
84
xii
2. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana
Ruang Praktik Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif ...
34
3. Standar Sarana pada Area Kerja Mesin Otomotif...
34
4. Standar Sarana Pada Ruang Penyimpanan
Dan Instruktur ...
35
5. Standar Sarana pada Laboratorium Uji
Bahan Bakar dan Pelumas ...
36
6. Kisi-kisi Pedoman Observasi ...
46
7. Inventaris Pembelajaran
Diesel
...
60
xiii
1.
Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan ...
21
2.
Engine
Stand
Diesel
(Ruang
General
) ...
85
3.
Engine
Stand
Diesel
(Ruang
General
) ...
85
4.
Diesel Pump Test Bench
(Ruang
Diesel
) ...
85
5.
Engine
Stand Diesel (Ruang
Diesel
) ...
86
6.
Engine
Stand di (Ruang
General
) ) ...
86
7.
Diesel Pump Test Bench
(Ruang
Diesel
) ...
86
8.
Nozzel Tester
(Ruang
Diesel
) ...
86
9.
Nozel Tester
(Ruang
Diesel
) ...
86
10. Pompa-pompa
Diesel
(Ruang
Diesel
) ...
87
11. Rak Pompa-pompa (Ruang
Diesel
) ...
87
12. Rak Alat (Ruang
Diesel
)...
87
13. Kondisi Ruang
General
...
87
14. Lemari Alat Praktik (Ruang
General
) ...
87
15. Compresor (Ruang
General
) ...
87
16. Meja Kerja (Ruang
General
) ...
87
17. Rak Carger Batrai (Ruang
General
) ...
87
18. Kondisi Ventilasi (Ruang
General
) ...
88
19. Almari Lat (Ruang Alat) ...
88
20. Almari Alat (Ruang Alat) ...
88
21. Rak Alat (Ruang Alat) ...
88
xiv
2.
Kartu Bimbingan/ Daftar Inventaris ...
89
3.
Jadwal Guru Tugas Mengajar ...
92
4.
Silabus ...
93
5.
Struktur Program Kurikulum ...
96
6.
Denah Bengkel Program Studi Teknik Mekanik Otomotif ...
98
[image:14.595.141.507.158.308.2]A. Latar Belakang Masalah
D
U
U
D
UUD
N
R
I
T
y
N
R
I
I
y
y
y
P
I
! " !
y
y
y
y
P
D
#$$ % &' (
y
y
(
y
)
!"!
, -./
y
01I
23S
45y
0/01& Rahmad, D.W (2009).
67M Volume
9, no.1
2009, menjelaskan,
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang pada saat
ini giat membangun segala sektor pembangunan khususnya sektor
industri. Untuk melaksanakan pembangunan ini diperlukan manusia
yang cerdas, profesional di bidangnya masing-masing dalam
berbagai aspek kehidupan, terampil, memiliki etos kerja yang tinggi,
serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Hal ini tentunya
akan menimbulkan persaingan ketat terhadap dunia kerja.
Sementara menurut Badan Pusat Statistik (BPS) yang ditulis oleh
Abi dalam Kompas (
posted
, 23 Juni 2010), memperkirakan jumlah penduduk
Indonesia tahun 2010 ini mencapai 234,2 juta jiwa atau naik dibanding
jumlah penduduk pada tahun 2000 yang mencapai 205,1 juta jiwa. Dengan
jumlah penduduk Indonesia yang banyak itu, tidak menuntut kemungkinkan
akan semakin banyak pula permasalahan yang ditimbulkannya, salah satu
permasalahan tersebut adalah menyempitnya lapangan pekerjaan, yang
mengakibatkan jumlah pengangguran semakin banyak.
Selain itu Data dari BPS DIY yang ditulis oleh Basuki Murdoyo,
dalam Kedaulatan Rakyat (
posted
, 09 Januari 2013), mengatakan, tingginya
angka pengangguran berpendidikan salah satunya karena para lulusan tinggi
tidak diimbangi dengan bekal ketrampilan yang cukup. Dari hasil evaluasi
tahun per-tahun, ternyata para lulusan belum diimbangi dengan ketrampilan
atau dengan kata lain pintar tapi tidak memiliki ketrampilan. Berdasarkan
data 2011 penganggur dengan tingkat pendidikan SMK menduduki posisi
14,41 % (10,708 orang), Diploma 4,53 % (3.367 orang) dan Universitas 15,26
[image:17.595.141.487.174.348.2]% (11.338 orang).
Tabel 1. Tingkat pengangguran terbuka di DIY.
Kabupaten/ Kota
Jumlah
Persebaran (%)
TPT (%)
Kulon Progo
`8. 875
11,50 %
3,91 %
Bantul
18.259
23,67 %
3,60 %
Gunung Kidul
8.123
10,53 %
1,92 %
Sleman
31.209
40,45 %
5,42 %
Kota Yogya
10.684
13,85 %
5,03%
Jumlah
77.150
100
3,97
TPT
: Tingkat Pengangguran Terbuka
Sumber : BPS Sakernas Agustus 2012 (09 Januari 2013)
Dengan melihat data di atas, jelas bahwa semakin meningkatnya
angka pertambahan penduduk di Indonesia setiap tahunnya dan tingginya
angka pengangguran yang semakin bertambah, maka banyak permasalahan
yang di timbulkannya salah satunya pengangguran berpendidikan dari lulusan
SMK. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia sekarang ini masalah
pengangguran menjadi masalah yang serius yang harus segera ditangani
karena jika tidak ditangani dengan segera maka akan menimbulkan dampak
negatif.
Sekolah kejuruan di beri amanah oleh undang-undang untuk
menyiapkan peserta didiknya menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang
profesional sesuai dengan keahliannya. Semakin banyaknya siswa yang
belajar di sekolah kejuruan, maka semakin banyaknya lulusan dari sekolah
kejuruan yang siap pakai. Harapan dunia pendidikan dan pemerintah agar
pekerjaan sehingga angka pengangguran dapat berkurang. Untuk menghadapi
perkembangan kehidupan yang semakin komleks diperlukan alternatif
pemecahan yang menyeluruh, dengan berbagai pendekatan, yaitu pemerintah
memiliki kewajiban untuk menyediakan lapangan kerja dan pihak dunia
usaha menjadi bagian yang dilibatkan agar memiliki peran dalam mengatasi
pengangguran.
Pendidikan berjalan pada setiap saat dan pada segala tempat. Setiap
orang dari kanak-kanak hingga orang tua mengalami proses pendidikan
melalui apa yang dijumpai atau apa yang dikerjakan. Walaupun tidak ada
pendidikan yang sengaja diberikan, secara alamiah setiap orang akan terus
belajar dari lingkungannya. Pendidikan diartikan sebagai proses perolehan
pengalaman belajar yang berguna bagi peserta didik. Apabila dikaitkan
dengan
89: ; < = 98 8<maka pendidikan sebagai sistem yang pada dasarnya
merupakan sistematisasi dari proses perolehan pengalaman. Oleh karena
secara filosofis pendidikan diartikan sebagai proses pengalaman belajar yang
berguna bagi peserta didik. Pengalaman belajar tersebut diharapkan mampu
mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga siap digunakan
untuk memecahkan problema dalam kehidupan yang dihadapi. Pengalaman
yang diperoleh diharapkan dapat mengilhami mereka ketika menghadapi
problema dalam kehidupan sesungguhnya.
Sejak dekade 1990-an, khususnya setelah reformasi seiring dengan
menyempitnya lapangan kerja, maka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
pendidikan nasional mempunyai peran langsung dalam pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM) mencetak tenaga-tenaga terampil yang siap
pakai sebagai tenaga menengah dalam berbagai bidang. Peran langsung yang
di emban terutama dalam menyiapkan peserta didiknya untuk memasuki
dunia kerja dengan berbekal ilmu pengetahuan dan keahlian sehingga
diharapkan mampu mengembangkan ilmu dan keahlian yang diperolehnya itu
demi kemajuan dirinya, masyarakat dan bangsa. Ditegaskan dalam UU
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal (15) yang menyatakan bahwa SMK
sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah
yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu . Serta diharapkan mampu untuk mengikuti perkembangan dan
perubahan yang terjadi di dalam masyarakat bangsa dan negara yang tidak
terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta seni dan budaya.
Dalam rangka menyiapkan SDM yang relevan dengan kebutuhan,
sektor pendidikan menunjuk SMK sebagai wahana penyelenggaraan program
pendidikan dan pelatihan bagi peserta didik. Sebagaimana dijelaskan pada
Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 merumuskan bahwa Pendidikan
menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki
lapangan
kerja serta mengembangkan sikap profesional . Pengembangan
sikap profesional siswa SMK tidak lepas dari tujuan SMK untuk menyiapkan
siswa sebagai tenaga kerja profesional, yaitu
tenaga kerja yang
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, serta memelihara rasa
kesejawatan dengan teman seprofesi.
Siswa yang profesional diharapkan mempunyai sikap berdisiplin,
bertanggung jawab, jujur, dan terampil yang nantinya akan menjadi prasyarat
bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib kehidupan berdisiplin, yang
akan mengantar seorang siswa berhasil dalam belajar. Dari hasil BPS DIY,
yang di ungkapkan oleh Basuki Murdoyo, bahwa tingginya lulusan SMA/
SMK yang menganggur disebabkan jumlah lulusannya semakin terbanyak.
Selain itu ada diantara mereka yang ingin langsung bisa bekerja. Namun
mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan lantaran ketrampilannya tidak
sesuai.
Terkait dengan uraian di atas, SMK Negeri 2 Depok Sleman
Yogyakarta adalah salah satu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan
berbagai bidang keahlian diantaranya (1). Program Keahlian Teknik Gambar
Bangunan, (2). Program Keahlian Teknik Audio Video, (3). Program
Keahlian Teknik Otomasi Industri, (4). Program Keahlian Teknik Komputer
dan Informatika, (5). Program Keahlian Teknik Listrik, (6). Program
Keahlian Teknik Kimia Industri, (7). Program Keahlian Teknik Pemesinan,
(8). Program Keahlian Teknik Perbaikan Body Otomotif,(9). Program
Keahlian Teknik Geologi Pertambangan dan (10). Program Keahlian Teknik
Pengolahan.
Pada umumnya Teknik Otomotif Pada Sekolah Kejuruan terutama di
seperti Motor
Bensin, Perbaikan Sistem Kemudi,
B
>?@Otomotif
,
Pengukuran, Motor
Diesel
dan Kelistrikan. Dari beberapa mata pelajaran
yang diberikan kepada siswa salah satunya adalah pelajaran motor
Diesel
yang sangat penting untuk dikuasai oleh siswa. Pelajaran motor
diesel
yang
termasuk dalam katagori Teknologi Kendaraan Ringan (TKR) di SMK Negeri
2 Depok Sleman diberikan pada semester ganjil yaitu semester V kelas III
(kelas XII) dengan alokasi waktu 26 jam per semester adalah mata pelajaran
atau teknologi yang juga sedang berkembang di dunia usaha dalam hal ini
terkait dalam bidang otomotif.
Banyaknya peluang usaha dan industri yang membutuhkan
tenaga-tenaga ahli di bidang perbaikan Motor
Diesel
sehingga menjadikan pelajaran
Motor
Diesel
ini sangat penting. Permasalahan yang dihadapi saat ini oleh
siswa SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta dalam mata pelajaran Motor
Diesel
adalah nilai rata-rata tiap kelas yaitu 6,6 yang dikategorikan masih
berada dibawah nilai KKM 8,0 sehingga menunjukan adanya kekurangan
dalam proses pembelajaran. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
kesesuaian jumlah siswa yang belajar dengan jumlah fasilitas yang disediakan
untuk proses belajar mengajar khususnya dalam praktikum motor
diesel
masih kurang sesuai
,
dapat juga dilihat dari jumlah siswa yang berjumlah 32
per kelas dan jumlah kelas untuk per angkatan ada 2 (dua kelas).
Fasilitas seperti gedung, ruangan dan peralatan seharusnya
disesuaikan dengan jumlah rombongan belajar, agar dengan lebih mudah
ABCDC E
di SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta masih dikatakan kurang
sesuai dikarenakan besar ruangan tidak ideal untuk jumlah rombongan belajar
motor
ABCD C EFPeralatan yang digunakan dalam proses praktikum masih
kurang sesuai dengan jumlah rombongan belajar. Peralatan yang berjumlah
minim tidak dapat memenuhi kebutuhan praktikum siswa, sementara jumlah
siswa yang menggunakan peralatan khususnya peralatan umum adalah semua
kelas dan angkatan.
Dari kesenjangan yang disebutkan di atas sangat penting dan perlu
diperhatikan dalam keberhasilan proses pembelajaran adalah sarana dan
prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar mengajar. Menurut
Siswanto (1989:3) bahwa sarana dan prasarana dalam pendidikan teknik
sangat diperlukan untuk dapat mengimplementasikan kurikulum pendidikan
teknik dengan baik. Dengan tidak tersedianya sarana dan prasarana yang
memadai dapat mengurangi minat belajar siswa, selain itu persepsi siswa
terhadap sarana dan prasarana yang diterimanya tidak sesuai dengan yang
diinginkan, sehingga mengakibatkan ketidakpuasan siswa terhadap proses
pembelajaran yang berdampak pada prestasi belajar siswa.
Kesiapan Sarana dan prasarana yang di butuhkan oleh suatu lembaga
pendidikan dalam hal ini SMK Negeri 2 Depok Sleman yang menyediakan
jurusan otomotif haruslah tersedia dan siap digunakan untuk menunjang
prestasi belajar siswa. Tempat, alat dan bahan adalah aspek yang termasuk
dalam sarana dan prasarana yang harus ada dalam melakasanakan
Kesesuaian penggunaan tempat, alat dan bahan sangatlah penting
diperhatikan untuk menjaga keselamatan kerja K3, dan ketersediaan tempat,
alat dan bahan juga sangatlah penting dalam keberhasilan melakukan proses
praktikum pada pelajaran Motor
D
GHI HJ.
Dari hasil pengamatan yang di lakukan di SMK Negeri 2 Depok
Sleman, kesiapan sarana dan prasarana yang terdapat di jurusan Otomotif
SMK Negeri 2 Depok Sleman masih ada beberapa faktor-faktor yang menjadi
permasalahan terutama pada pelajaran Motor
D
GHIHJyang meliputi kesesuaian
jumlah siswa praktikum dengan besar ruangan yang digunakan, kesesuaian
jumlah peralatan dengan jumlah rombongan belajar yang akan menggunakan
alat tersebut dan kesesuaian penggunaan alat dengan keselamatan kerja. Hal
ini akan berpengaruh besara atas hasil prestasi dan pemahan siswa tentang
teknologi motor
K GHI HJ.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi
masalah yaitu tidak tercapainya nilai KKM 8,0 pada mata pelajaran
Motor
Diesel
yang dipengaruhi oleh kurangnya pemahaman dari siswa mengenai
teknologi motor
diesel
yang dipelajari
.
Pemahaman yang kurang pada
pelajaran dalam hal ini pelajaran motor
diesel
dipengaruhi juga oleh
perbandingan antara jumlah siswa yang belajar dengan jumlah sarana dan
prasarana yang tersedia. Dengan jumlah yang kurang memadai dapat
sehingga dapat menghambat proses belajar mengajar. Akan dikatakan siap
apabila jumlah siswa dengan besar gedung tempat praktik sudah sesuai, siswa
dengan ruangan tempat praktik sesuai, jumlah siswa dengan jumlah prabotan
praktik sesuai, jumlah siswa dengan media dan alat sesuai dan jumlah siswa
dengan bahan praktik juga sesuai.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang diuraikan di
atas perlu diadakan pembatasan masalah untuk memfokuskan pembahasan
yang akan diteliti yaitu Kesiapan sarana dan prasarana pada Bengkel Praktek
Motor
D
LMNMOdi SMK Negeri 2 Depok SlemanYogyakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan
pembatasan
masalah
di
atas,
maka
dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat kelayakann sarana dan prasarana yang digunakan
dalam praktik Motor
D
LM NMOdi SMK Negeri 2 Depok Sleman
Yogyakarta ?
2. Bagaimana kesiapan sarana dan prasarana dalam mendukung praktik
Motor
D
LM NMOdi SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta ?
E. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
1. Mengetahui bagaimana tingkat kelayakan sarana dan prasarana yang
di gunakan dalam praktik Motor
D
P QR QSdi SMK Negeri 2 Depok
Sleman Yogyakarta.
2. Mengetahui bagaimana kesiapan sarana dan prasarana dalam
mendukung praktik Motor
D
P QR QSdi SMK Negeri 2 Depok Sleman
Yogyakarta.
F.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui kesiapan
sarana dan prasarana bengkel praktik SMK Negeri 2 Depok Sleman
Yogyakarta dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa yang
sesuai dan siap dalam menunjang proses praktik belajar mengajar untuk
12
U] ^_`a_bZ cdeaf] gcb hahai _b^c`j ej _b
klmnonp n ql or nrnsto p lputn vt ow xlyxlyt r tzt{ |t{up }lpty }t~tpt orolpnt
(
|}})
tr tz t ~ qyp lp ql owut~to pnstq r to x txt ztsu plply tow tx tu sl z{qs yto w rtz t{ upt~t {l orltpt sto {toupn t {l ztzun uqtvt ql owtt yto r to ql z txn~to lr to wsto slu yu to lytyxn s lqtor tnto s~up up,
slx yt{qn zto(
u {ly
:
~xxq://
t~ tpt
.
sl {lor n so tp
.
wnr
/
sn/
norlq~ q l ou yux or to wort ow l quz n s orolp nt {l owl o tn np xl{ l or nrnsto tpnotz {y t~u o qtptz ql or nrnsto slu yu to {l yu q tsto qlor nr n sto {l ol owt~ vt o w {l{ ql ypntqsto qlplyxt r nrnsxlyuxt{ tu oxu sl s lytk nql yxl wtprtz t{
ql ol ztp to {yt~u o qtp tz
tvtx
vt ow r n { tsp ur ql or nrns to slu yu to {l z nqu x n | | tx tu l oxu s ztno vt ow p lrlyttx l~n oww t r tqtx r npn {qu z sto t~t ql or nr n sto s lu yuto tr tzt~ ql or nr n sto {lol owt~ vto w {l {l s tzn qlpl yx t r nr n s rl owt o slx yt{qn zto s~up up pl~ now wt pntq u oxu s {l {tp u sn z tqtowto sl yt vt ow {l z n qu x n
| | txtu
lox u s
z tn ovt o w
plrlyttx
¡¢ £ ¤ ¥¦§ ¨¦ £ ¤¡© ¤ ª ¢©¦
,
« ¥ ¤ ¥ ª ¦© ¢ ¢¤ ¡ ¦¨ ¢ ª ¨ ¦¥ ¦¨ ª ¦¤ ¢¦ ¨ ¦¨ ¦¤ ©§ ¦¡© ¬ ¢«« ¢ ¦¨ ¤ ¬ ¢¥ ¢ .
® ¢ § ¨ §¥§ ¦ ¨¯ ¦ ¦« ¦ ¥« § ¢
,
«ª¢ ¨ ¤ « ª § ¡° ¨ ¦¨ ¦¤ ¤ ¬¢¥¢ ¨ © ¡ ¨ ¦¨ ¦¤ ªª ¥ «¦ ¤ « ¥ ¨ ¦¨¦¤ ¢ ¢¤ ªª «¢¤ ¦ © ¤¥ ¬.
±¥ ¦ « ¦ «ª ² ª ¦¦ ª ª§ ° ¤³ « ¤¢ « ¦ § ¡° ¨ ¦¨ ¦¤ ¤ ¬¢¥ ¢ ¡ ¥¢ « « © © ¢ ¨¤ ¨ ¨ ¢¦ ¤ ¥¬.
´ © ©¢¦ ¨ ¦¨¦¤ ¤ ¬¢¥ ¢ ¦ ¦© ¡ ¨ ¦¡ ¥ ¤ ¨ ¨¦ ¥³©¡ ¤ ¥¬ ¨ ¨ ¦ ¨ ©¤ ¢ ¢¤ ª© ¤¢¤ ¤ ¥ ¬ ¥ ¢µ¶ © ¡ « ¢ ² ¦¥ ¦ ¤¡ « ³¥ ¤³ª ¨ © ¡ « © © ¢ §¥¢« ¡ § ¥ ¦¨ ¤ «¯ ¤¦¯ ª¢ ¤ ¦¨ © ªª© ¤ « ¤ « « ¢ ¢µ·¥³¥ ª ª§ © ¬ ¥ ¨ ¨ ¦¨¦¤ ¤ ¬ ¢¥ ¢ ¨ ¦© ¤ « ¤ « ¨ « ¥ ¬ § ¥ ¤ ¢¥ ¦¤¢© ¢ª ¥¨ ¦¥¦ ¦ ¤ ³ ª³ ¦ ¢ ³¥ª ¦¯
,
¨ ¦¯ ¨ ¥³¨ ¢¤ ¦¯.
¸ ³ ª³ ³¥ ª ¦¯ § ¥ ¤ ¦ ¨ ª§ © ¬ ¥ §¥³¥¦ « ¦ ¨ ª§ ¢¤ ° ¤ ¢ ¤ ¥ ¦§ ¨ ¦ «§ ¦ § « ¹¨³« ¦.
¸³ ª ³ ¨ ¦¯§¥¤ ¦ ¨ ª§ © ¬ ¥ § ¥³¥¦ « ¦ ¨ ª§¤ © ¤ª ª¢ ¨ © ª ¥ ¤ ª§ ¨¦¥ ¦ §¥¤ © ¬ ¢ µ ¸³ ª³ ¥³¨ ¢¤ ¦¯ § ¥¤ ¦ ¨ ¥³ ¥ ª ª§© ¬ ¥ ¨ ¦¯ ³¤¢«¤ ¨ ª§ ¤ © ¤ ª ª¢ ¤ ¡©¦ ¥ ¢ «§ ¦ § ¤ © ¢ ¢¤ § ¤ ¥¬. (
º ¥¨ ¦ ª ,
1998:15).
» « ¦©§ © ¬ ¥ ¨ ¨ ¦¡ ¥ ¤ ¨ ¨ ¥³ ¥ ª¼½¾¿ÀÁ ¾Âà ¼ÄÅ Æ½Ç ½ ÂÈ Á ƾ ɾ ÊÁ ɾ ÂË Ç½ Ìǽ ÂÇ Í Î¾ Â Ë Å½ÂϾ ¼ÍÆ Æ½ ÂË;Ⱦ¾  ƽ ÂË½Ç ¾ ¿Í¾  ξ Â Ë Å½Å¾ ɾÁ
,
ƽ ÌÁ À¾ ¼Í ξ Â Ë ÆÄÈÁ Ç Á Рɾ ¼½Ç̾ÅÆÁ À¾  ξÂË ÍÂËËÍÀ.
Ѿ À¾¿ È ¾ÇÍ ÏÁ ÌÁ ¼¿¾È Æ ÌÄË̾ŠƽÅʽ À ¾Ò¾ Ì¾Â Æ¾É ¾ ƽ ÂÉÁÉÁ¼¾  ¼ ½Ò ÍÌ;  ¾ ɾ À¾ ¿ ƽÅʽ À ¾Ò¾ ̾  ¼ÄÅÆĽ Â Æ ÌÄÉÍ¼Ç ÁÐ
.
Ó ½Å ʽÀ¾Ò ¾ ̾ Â Æ ÌÄË̾ŠÆÌÄÉÍ¼Ç Á Ð ÉÁ Ç ÍÒͼ¾  ƾ ɾ ƽÂÁÂ˼¾Ç¾  ¼½Ç̾ÅÆÁÀ¾  ɾ À¾ Å ÊÁÈ ¾ ÂË Ç ½ Ìǽ ÂÇ ÍÔ Õ ÂÇ Í¼ Ž Âɾ Æ¾Ç ¼¾ Â Ç Á Â˼¾Ç ½ н¼Ç Á ÖÁ Ç ¾È Î¾Â Ë ÇÁÂËËÁ Å ¾¼¾ ɾ À¾Å Å ½À¾ ¼È ¾Â¾¼ ¾Â ƽÅʽ À¾Ò¾ ̾ÂÂξ ¿¾ÌÍÈ ÉÁÉͼÍÂË É½  ˾ Â Ð¾È ÁÀÁ Ç¾È Î¾  ËŽŠ¾ ɾÁ ɾ  ̽À½Ö ¾Â× È½ ƽÌÇÁ Ì Í¾ ÂË Æ̾ ¼Ç Á ¼× ƽ ̾À ¾Ç ¾ Â Æ Ì¾ ¼Ç Á ¼× Ê ¾¿¾ Â Æ Ì¾ ¼Ç Á ¼ ɾ  ƽ ÌÀ½ Â˼¾Æ ¾Â ¼½È ½À¾Å¾Ç ¾Â ¼½ ÌÒ ¾
.
Ó ÌÄË̾ŠƽÅʽ À¾Ò¾ ̾ ÆÌÄÉ Í ¼ÇÁРŽ ÂϾ ¼ÍÆ Æ½Åʽ À¾Ò ¾ ̾  ƽ Â˽Ǿ ¿Í¾  ǽ ÂÇ ¾Â Ë Ç½ ÄÌÁ É¾È ¾ Ì ¼ÍÒ ÍÌ;  ɾ  ƽÅʽ À¾Ò¾ ̾ÂÆ̾¼ÇÁ¼¼½ÒÍÌ; ÂÔÓ ÌÁ ÂÈ ÁÆ
-
ÆÌÁ ÂÈ ÁƼ½Ò ÍÌ; Âɾ ƾÇÉÁ¼½Åͼ¾¼¾ ÂȽʾ ˾ÁʽÌÁ ¼ÍÇ:
1.
Ó ½ÂÉÁÉÁ¼¾Â ¼½Ò ÍÌ;  ¾¼¾  ½ ÐÁ È Á½ Â Ò Á¼¾ ÀÁÂ˼ ÍÂ˾  ÉÁ ž ¾ È ÁÈØ ¾ÉÁÀ¾Ç Á¿ Ž ÌÍƾ¼¾  ̽ÆÀÁ¼¾
ÀÁ Â˼Í ˾  ÉÁÅ ¾ ¾ ¾ ÂÇÁ Á¾ ¾ ¼¾ Âʽ ¼½ ÌÒ ¾
.
2.
Ó ½ÂÉÁÉÁ¼¾Â ¼½ÒÍÌ;  ξÂË ½ н¼Ç ÁÐ ¿¾ Âξ É¾Æ¾Ç ÉÁ ʽ ÌÁ ¼¾  ÉÁÅ ¾ ¾ÇÍ˾È
-
Ç ÍË¾È À¾ÇÁ ¿¾  ÉÁÀ¾ ¼ ͼ¾  ɽ Â˾  Ͼ ̾,
¾ À ¾Ç ɾ ŽÈÁ ξ ÂË È¾Å ¾ È ½ ƽ ÌÇ Áξ ÂËÉÁ ǽǾ Æ ¼¾ ÂÉÁǽŠƾǼ½ ÌÒ ¾.
3.
Ó ½ÂÉÁÉÁ¼¾Â ¼½ÒÍÌ; ¾ ¼¾  ½ н ¼Ç Á Ð Ò Á¼¾ ÉÁ¾ ɾ Æ ¾Ç ŽŠ¾Å Æͼ¾  ȽÇÁ ¾ ÆÁÂÉÁ ÖÁÉÍÅ ½ÅÄ É¾ ÀÁÅ Á¾ÇÂξ
,
ƽÂ˽Ǿ ¿Í¾ ÂÂξ,
ɾ¼½Ç̾ÅÆÁÀ¾ ÂÂξƾɾ Ç ÁÂ˼¾Çξ ËƾÀÁÂËÇÁÂËËÁ.
ÙÚÛÜÝÞÝÝ ß ÛÚàáÜÙÜ à âÝß ÛÚÙÚàãÝ ÞÚä Úàå Ü æÝ ß ç â ÜäÚàèé ÙÝ ß âÝè Ýê äÚÙÚàãÝÝ ß Üå éÞ Úßâ Ü àÜ
.
5.
ëÚßâ Üâ Ü ÙÝß ÙÚãé àéÝ ß æÝßç Úá ÚÙåÜá é ßåé Ù Þ Úå ÜÝ ä ä àìá ÚÞ Ü,
ãÝ ÛÝå Ýß Ýå ÝéäÚÙÚàãÝÝ ß íÝ ßæÝâÝ äÝåâ ÜÛÚ àÜÙÝ ßÙÚäÝâÝÞ ÚÞÚìàÝ ß ç æÝ ßç ê Úê Úàè é ÙÝ ßßæÝ âÝßæÝ ßçâÝ äÝåé ßå é ß çâÝ àÜßæÝ
.
6.
ëÚßâ Üâ Ü ÙÝß ÙÚãé àéÝ ß æÝ ß ç Ú áÚÙåÜá ãÜ ÙÝ äÚßçÝè ÝêÝ ß èÝåÜíÝ ß é ßåé Ùê ÚêÛÚßå éÙ ÙÚÛÜÝÞ ÝÝ ß Ù ÚàãÝ âÝß Ù ÚÛÜÝÞÝÝ ß Û ÚàáÜÙ Üà æÝ ß ç Û ÚßÝà â Üè éÝßçÙÝ ß Þ ÚíÜßççÝ äÝÞ ÞÚäàå Ü æÝ ßç â ÜäÚàèé ÙÝß âÝèÝ ê äÚÙÚàãÝÝß ßÝ ßåÜßæÝ
.
7.
ëÚßâ Üâ Ü ÙÝß ÙÚãé àéÝ ß Ý ÙÝß Úá ÚÙåÜ á ã ÜÙÝ çé àé ßæÝ åÚè Ýí ê Úêäé ßæÝÜäÚßçÝèÝ êÝ ß æÝ ßçÞé ÙÞÚÞ âÝè Ýê äÚßÚàÝ äÝ ß Ù Úå àÝ êä Üè Ýß âÝ ß äÚßçÚå Ý íé Ý ß ä ÝâÝìä ÚàÝÞÜâÝßä àìÞ ÚÞÙÚàã ÝæÝ ßçÝ ÙÝßâ Üè ÝÙé ÙÝßî
8.
ë ÝâÝ Þ ÚåÜÝä ãÝÛÝå Ý ß Ýâ Ý ÙÚêÝ ê äé Ý ß êÜßÜ êé ê æÝßç íÝ àéÞâ Ü äé ßæÝÜ ìèÚí Þ ÚÞÚìàÝ ß ç ÝçÝ à âÜÝ åÚå Ý ä âÝ äÝå ÛÚÙ ÚàãÝ äÝâÝ ãÝ ÛÝåÝß åÚàÞ ÚÛéå
.
9.
ëÚßâ Üâ Ü ÙÝß ÙÚãé àéÝ ß íÝ àé Þ êÚêä ÚàíÝåÜÙÝ ß ä ÚàêÜßå ÝÝ ß äÝ Þ Ýà(
ê Úê äÚàíÝåÜÙÝ ßåÝ ßâÝ-
å ÝßâÝäÝÞÝ à).
10.
ëàìÞ ÚÞ äÚêÛÜ ßÝÝß ÙÚÛÜÝÞ ÝÝ ß æÝ ßç Ú áÚÙåÜá ä ÝâÝ ÞÜ ÞïÝ Ý ÙÝ ß åÚ àðÝ äÝ Ü ã Ü ÙÝäÚè ÝåÜíÝ ßâ ÜÛÚàÜÙÝ ßäÝâÝäÚÙ ÚàãÝÝ ßæÝßçßæÝåÝ
(
ä Úß çÝèÝ êÝ ßÞÝàÝåßÜèÝ Ü).
11.
ñ éê ÛÚà æÝ ßçâÝ äÝåâ Üä Ú àðÝæÝ é ßåé Ù êÚßçÚå Ý íé Ü ÜÞ Ü äÚèÝå Ü íÝ ß äÝâÝÞéÝå éòóôõöô÷öôõø öù ô ô÷ö
.
13.
úóôòùòù û öô û óüýþýöô öûöô ÿ óþý öû öô øö÷öôöô ù öø ÷öôõ óùù óô üù ûöóý öù òóôõöôû óýý öô óóþ öô õ ÷ö ôõ ÿ óÿöô õ
ÿóÿ óþøýû öôòöô ÿóÿ öô õ öø ù ôõóóû ù üù ûö òù ø öûýû öô øó ö óôõöüöþ öô û óüýþýöô
14.
úóôòùòù û öô ûóüýþýöô öûöô óùùóô üù ûö ÿ óòó óô õöü öþ öô ÷öôõòùõýô öûöôòöôýý ôõöô þù öòù óóþöòùòù ûÿóÿ óþ ù ÿ öôõûöôù ö
-ù ö ó óþ öòùòùûóþ ó ý.
15.
òÿùôù þöù óôòù òùû öô û óüýþý öô öû öô óù ùóô üùû ö òùö øýó òöôÿóôõöø ù þò öþù öò öû öûýòöô óþ öôòöþ
.
16.
ú óôòùòùû öô û óüýþý öô ÿóÿ óþøýû öô ùö÷ö óþ óôý òöô üù û ö ùòöûóþ óôýùÿ öû ö óôòùòùû öôû óüýþý öô ù òöû ø óòù öû öû öôóþ óþöù
.
óôýþý ý ôöö ù
(2007:11),
kesiapan merupakan suatu kondisi
dimana seseorang telah mencapai pada tahapan tertentu atau
dikonotasikan dengan kematangan fisik, psikologis, spiritual dan skill .
Menurut Suharsimi Arikunto (2001:54), kesiapan adalah suatu
kompetensi berarti sehingga seseorang yang mempunyai kompetensi
berarti seseorang tersebut memiliki kesiapan yang cukup untuk berbuat
!" #
(2010:13),
kesiapan adalah keseluruhan kondisi
yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara
tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan
berpengaruh pada kecenderungan untuk memberi respon .
Dari beberapa teori dari beberapa ahli yang mengartikan pengertian
kesiapan dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah suatu kondisi atau
keadaan yang ada pada seseorang atau suatu lembaga untuk
mempersiapkan diri baik secara mental, maupun fisik untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Hal ini kesiapan yang akan dibahas adalah
kesiapan suatu lembaga pendidikan yang menyediakan suatu sarana dan
prasarana dengan baik dari segi kondisi dan ketersediaan sarana dan
prasarana yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. Kesiapan
sarana dan prasarana praktik adalah suatu kondisi dari tempat atau gedung
praktik, perlatan-peralatan yang digunakan praktik dan bahan bahan
pendukung praktik yang mampu memenuhi kebutuhan dan berfungsi
sesuai dengan kegunaan dan memiliki kondisi yang masih baik (layak
digunakan).
$ % &' ( )*
-aspek Kesiapan
Suatu kondisi dikatakan siap setidak-tidaknya mencakup beberapa
aspek, menurut Slameto (2010:14), ada tiga aspek yang mempengaruhi
kesiapan yaitu:
2)
+,-./ .0121/1.34 /56/ .7.12.
3)
+,/81395: 12; 9, 2<,/ 10. 12; =12 9, 2<,8 /5 12 >1 2< : 152 >12< /,:10=59,: 1718 5
.
? : 13, /4 7 .<1 3, 2<.2<@ 19@ 12 /,2/ 12< 9 8 52A 59
-
98 5 2A 59 B CDEF GCHH 1/ 1.@, A5 19 12>1 5/ .I1)
? , 3.1 1A9,@ 9, 8@, 3 -12< 12 -,8 52/8 1@ A 5(
A1: 5 2< 9 , 2<18 .03,39,2< 18.05
).
2)
+,3 1/ 12<12 7 1A 3125 = 12 84 0125 1=1: 10 9,8: . .2/.@ 3, 39,84:, 03 126 11/=18 59, 2<1: 13 12
.
3)
J, 2<1:1312-
9, 2< 1: 1312 3, 39 .2 >15 9, 2< 18 .0 >12< 94 A 5/56 /,8 0 1=19@, A5 1912
.
4)
+,A 519 12= 1A18.2/.@@, <5 1/ 12 /,8 /, 2/./,8 -, 2/.@=1: 139854 =,/, 8/, 2/ .A,: 13131A 19 , 3-, 2/.@ 1 2=1:1331A 19, 8@,3 -12<12
(2010:15).
K 18 5 9,8 2>1/112 9 181 10:5 3, 2<1, 215 1A9,@-
1 A9,@ >12< 018.A =59,8 01/5@ 12; 1=1 -,-,8 191 >12< -,8@15 /12 =,2 <12 @, A5 19 12 =185 A 18 12 1 =12981A1812 1 1= 1:10 @42=5A 5,
6 .2<A 5412 1: =123 126 11/- 1<5 9, A ,8/ 1=5 =5@ >1 2< 1@12 3, 2<<.21@ 1 2 A 18121 =12 981A1812 1 =1: 13 A .1/ . :, 3-1<1 /,8./13 1: ,3 -1<19, 2=5 = 5@ 12@ 0.A .A 2 >1A ,@4:10@,7.8 .12(
?L +).
MN OPQRSRT RU
^_^ `ab c_ dadeb
; wajar ; pantas ; patut. Setelah memperoleh imbuhan ke - an
maka artinya menjadi sebuah perihal yang pantas, (patut) dikerjakan.
Jika dihubungkan dengan konteks sarana prasarana praktik di bengkel,
maka kelayakan dan kesiapan sarana prasarana bengkel praktik motor
fg hihjadalah suatu usaha yang pantas untuk dikerjakan. Di dalam sarana dan
prasarana bengkel praktik motor
fg hihjfasilitas praktik yang dimiliki SMK
dengan standart yang dipilih sebagai pembanding fasilitas dalam penelitian
ini ialah standard sarana prasarana Permendiknas Nomor 40, 2008: 2.
kelayakan dan kesiapan sarana prasarana bengkel praktik motor
fg hihjdi SMK tidak lepas dari ruang praktik, meliputi bengkel, studio dan ruang
sejenis adalah tempat pelaksanaan kegiatan
praktik, perawatan dan
perbaikan peralatan (Permendiknas Nomor 40,2008:3). Ruang praktik
merupakan salah satu hal vital yang harus dipenuhi oleh SMK. Lulusan
SMK yang dituntut untuk memiliki ketrampilan khusus dan siap kerja,
menyebabkan siswa SMK lebih sering berada di ruang praktik. Kebutuhan
akan ruang praktik menuntut sekolah untuk menyediakan sarana dan
prasarana ruang praktik perlu diadakan pembenahan agar sesuai dengan
standar.
kl mnopqnrnst uqvrwxyuzuz { wxmu|no n wz
Menurut Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) dalam Rusman
} ~} ~
,
(2010:91)
¡ ¢ £ } ¤ ,
£ ¢ ¤ ~}} ,
¥ ¦ ¤¦ ¢ § £} £ ~ ¨¨ ©20
ª 2003
« © ~ § ¬ ¢ } ~ ~ ,
¢ ~ ¢ ¦ ® ¦ ~ ¦~ ¦.
Berdasarkan uraian di atas kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan. Dalam penyelenggaraan pendidikan sekolah,
guru mempunyai tugas pokok untuk melaksankan pengajaran atau sekarang
lebih dikenal
dengan
istilah pembelajaran. Kegiatan pebelajaran
diwujudkan dalam bentuk
interaksi
antara guru dengan peserta didik.
Peserta didik memiliki tugas pokok belajar yakni berusaha memperoleh
¯°±²³´³µ ³±¶°´³· ³¸¹³± ²º»¯°¸¼´ °½¾¿ À¿Á ¶°¸»±  °¸ ³ÃÄ» º °±²³± ´» ± ²Ãű ²³±± ¹³
.
Ʊ Šà µ °± Ç ³¯³»  ŷ Å ³± ÈÉ Ê ¾ ˾ ËÌ¿Ê Â° ¸Â°±ÂÅ Í ²Å ¸Å ¶°¸Å ¯ ³¹³ µ °± ¹³µ ¯ ³» ó±Î ¯°µ ¶°´ ³· ³¸³± 𯳺³ È ÉÏ ÉÐÑ ¿ º»º» à µ°´³´Å» µ°Â¼º ° °¸Â °±Â Å Í Ä °¸Â³ µ°´³ÃÅ Ã ³± °Ò³´Å ³Ä» ű ÂÅ Ã Á ÉÊÓ ÉÑ¿Ô ÕË ¯¸¼Ä°Ä º ³± ½³Ä»´ ¯°µ ¶°´ ³· ³¸³± Í ¹³± ²Ã°Ä° ´Å ¸Å½ ³±±¹³ º»Ã°µ ³Ä¾¿ À ¿ ÁÌ ÕÐËÌÕÀ ÕÁ.
Ö ³µ ¶³¸
1.
× °ºÅºÅ ó± ×Å ¸» ÃÅ ´Åµ º ³´³µ Ø Éʾ Ë ¾ËÌ ¿ÊÙ°¸º ³Ä ³¸Ã ³±²³µ ¶ ³¸º» ³Â ³Ä
,
³µ¯³Ã ß»ÃÅ ´ÅµÁ ÉÐ Õ È ¿ Ì¿ Êüµ ¯¼±°± ųµ³ º ³´³µ ĻĠ°µ ¯°±º» º»Ã³± ¹³±² º» ´ ³ÃÄ ³± ³Ã³± ¼´ °½ Ó ÕÐÕ ¶°¸Ä³µ³ ¯°Ä°¸Â³ º»º» à Š±Â Åà µ°± dz¯ ³»  Š·Å ³± ¯°±º»º»Ã³±Ú ÖÅ ¸Å Á ÉÊÛ¿¾Ë  ¼ ü½ Ãű Ç» º ³´ ³µ ¯°´ ³Ãij±³³± º ³± ¯°± ²°µ ¶ ³± ²³± ÃÅ ¸» ÃÅ ´Åµ.
ÜÕÐËÌÕÀÕ Á µ°µ » ´» û ¶°¶°¸³¯³ Ýű ²Ä »,
º»³±Â³¸³±¹³:
³
)
Ù³²»²Å ¸Å
(
³³¸³± ÞÈÉÐ¿Ï ËÞÊ ¿ À)
×Å ¸»ÃÅ ´Åµ Ä °¶³²³» º ³Ä³¸ ¶³²» ¯°± ²°´ ¼´³³± ¯°µ¶°´³·³¸³± º» Ì ÉÀ¿Ï º³¸» µ Å ´³» ¯°¸°± dz±³³± ¯°´³ÃÄ ³±³³± º ³± °Ò ³´Å ³Ä » ÈÉ Á ßÉÀ ¿Û¿Ð¿ Ê
.
¶
)
Ù³²»Ä°Ã¼´ ³½
(
 ³Â³¸³± Á ¿Ê¿ÛÉÐË¿ À
)
àáâãä åæ çåè àáéåêåë ìá çãí åè îåè ê çëï åçëâ åè ð ñòð ó çåäåí ìáè îáäáè êêåô ååè ìáè çëçë â åè çëõö ÷ ø ùð ú
.
û
)
üåêëíåà îåô åâ åý
þÿôëâÿäÿí éáô ÿèêàë í áèêåâãíã çëô æ åô å ìåè çåè ÷ ö öó óð ó íåàîåô åâåýýáô æåçåììáè ç ëçëâ åè ýáôíåàÿâ çë ðùðó ð í áèêåâãíã çëô æåô åì åè çåèâá ìáè ý ëè êåè ãô åè ê ýÿåö úð ð ìáè çëçëâ åè åèåâèîå çë õö÷ øùðú
.
ç
)
üåêë
ìáàáôý å ÷
áé åêåë àÿéï áâ ìáè çëçëâ åè ÿèêàë âÿô ëâÿä ÿí íáèûåâÿì
; 1) fungsi
pemeliharaan, 2) fungsi persiapan, 3) fungsi penyesuaian, 4) fungsi
integrasi, 5) fungsi diferensiasi, 6) fungsi pemilihan, dan 7) fungsi
diagnostik (Akhmad Sudrajat, 2011: 4).
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP)
merupakan
kurikulum yang disarankan untuk dijadikan rujukan oleh para pengembang
kurikulum di
tingkat satuan pendidikan. Kurikulum
tingkat satuan
pendidikan
merupakan
kurikulum
berorientasi
pada
pencapaian
kompetensi, oleh sebab itu kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Ini dapat dilihat dilihat dari unsur yang
melekat pada KTSP itu sendiri,
yakni
adanya
standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta adanya prinsip yang sama dalam pengelolaan
(
)
!"# $ % & '(
% &'),
() * + ,
(
+,),
-+, ./ .0 - 1
2#..0
,
+ %13 4 5 1
" 65 7 7
1 - 8 # * )
1
(
9 -, 2009: 127).
:; < =>? @ >A<>A>?>@ >?BA > C>A>? >D E? FG EHBA> G =IG<JK > ; BE? FE A =I >?<>A>? >@ >?BA>C> A>? >
L + % %
(2008:1268),
1 5 - M
; media. Sedangkan
prasarana
didefinisikan
sebagai
segala sesuatu
yang merupakan
penunjang terselenggaranya seuatu proses (usaha, pembangunan, proyek,
dan sebagainya); infrastruktur.
Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat
dipindah-pindah. Sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk mejalankan
fungsi SMK/MAK (Permendiknas Nomor 40, 2008: 2). Sarana di sini
NOPQP RQSTOUOV O RQS RP RW O RX
,
Y STVOQS TU S R XZO QO RUO[ R \ORX NS R]P ZP RX.
^ TOYOTOR O ][WO_OT ZORY S_OXO[ T OY [` QSTQSYSTV O ][][Za bO QOY [V OY,
UPOY,
]O R U S_ OT.
^STOVPTO R c S RV ST[ ^ SR][][ZO R dOY[`ROU d`N `T
40
eOfP R2008
NSTP QO ZO R Y VOR] OT Y OT ORO ]O R QTOY OTO RO PRV P Z g S Z`UOf cSRSR XOf b S WPTPO Rh cO] TOY Of iU[\O f b S WPTP O R(
gcb hc ib),
\ORX NS RjO ZPQ ZT[ VST[ON[ R[NP NYO TO RO]O RZT[ VST[ON[R[ NP NQTOYOTOR O.
^S R\SUS RXXOT O Y S Z`UOf NS RS R XOf ZS WPTPO R
/
NO]TOY Of OU [\Of ZS WPTPO R(
gcbhc ib)
kO W[_ NS R YSV OTO ZO R Y VO R]OT Y OTORO ] O R QTOY OTO RO YS Z`UOf NS R SRXOf ZS WPTPORh NO]TOYOf OU[\Of ZS WPTP O R(
gcbhc ib)
Y S_OXO[N O RO ][ OVPT ]OUON ^ STOVPTO R c S RVST[ [ R[,
Y SU O N_OV-
U O N_OVR\O5
(
U [ NO)
VOfP RYSVSU Of^STOV PTO RcS RV ST[[ R[][VSVO QZO Rag S_ OXO[ NORO \ORX V SU O f ][ VSVO QZOR ]OU O N ll g[Y ][ ZROY d`
20/2003
mO_ n oo QOYOU45
O\OV1
][WSUOYZO R _Ofk O:
"Setiap satuan
pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana
yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional,
dan kejiwaan peserta didik". Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia yang berkaitan dengan Standar Sarana dan Prasarana.
Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang menyangkut standar sarana dan prasarana pendidikan
p
)
q rs t puv ps wpxu rxy ty tzpx{ p| t}~ r~t tztvppxppx~ r tuws tu rp}s,
u rp pspx u rxy ty t zpx ~ry tp u rxy ty tzpx }w zw y px vw ~ }r } r p| p pt xxp,
}p px p}tv u p zpt,
v rs p urrx z pupx ptx p x y tu rw zpx w xsw z~ rxw x|pxuvrvu r~}rp| p pxpx s r pswy px}rz r px|wspx })
q rs t pu vpsw pxurxy ty t zpx|wp{ p| t} ~r~t t ztu pvppxpp x ~r tuws t p px w pxzrpv
,
w px ut~u txpxvpsw pxu rxy ty tzpx wpx urxy ty t z w px spsp wvp p,
wpx ur uwvspzppx w px p} ps tw~,
w px }rxzr zr|p,
w px w x ts u yw zv t,
w px zpxs tx txv s ppvt y pp y px | pvp,
s r~u ps }r p p p,
s r~ups }rt}py p s r ~u ps }r~ptx sr~u ps }rzr pv t,
y px wpx /
sr ~u ps pt x px ytu rwzpx w xsw z ~rxw x|px u v rvu r~ }r p| p pxp x s rpsw y px} rzrpx|ws px.
q ppxp pypp u r rx zpu px ur~ }rp| ppx p x y pu ps y tu t xy p
-u t xy p p p~z ptspxx pxupy p wpx }rx z rup zs t z s ~s tq 2
.
ru z q r~px q ppxp s rv r}ws y tu rw x pz px w xswz ~rxw x| px uvrvu r~ }rp|p px y r~t sr pu pt xp sw |w px pts w w wvpx px vtpu sr |w x y t yw xt p txywv s t
.
y puw x p x sr ~ pvwz z ry pp~ v ppx p } rxzr u pzs tz y t }rxz rs ~s t pts w; prabot di bengkel, peralatan pembelajaran di
bengkel,
media pembelajaran di bengkel, beserta kelengkapannya dan
Erat kaitannya antara kondisi fasilitas dan peralatan yang harus
ada dalam bengkel sebagai sarana pembelajaran praktik dengan
kelancaran proses pembelajaran yang baik. Menurut Arikunto (1987:
12),
alat-alat praktek
adalah
peralatan
yang
terdapat
didalam
laboratoium, bengkel kerja dan ruang-ruang praktek. Peralatan yang ada
di bengkel praktik otomotif adalah peralatan khusus
untuk
kegiatan
praktik otomotif. Peralatan
yang digunakan untuk praktikum harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan
perlu
dipertimbangkan
juga
adalah
penggunaan
alat-alat
praktikum secara benar atau
menurut fungsinya.
Standar mengenai perangkat utama peralatan praktik ditentukan
dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tentang instrumen
verifikasi yang digunakan untuk penyelenggara ujian praktik kejuruan
di
SMK/MAK untuk tahun 2012/2013 yang diperuntukkan untuk
Program Keahlian Teknik Otomotif. Dalam instrumen ini termuat standar
untuk: (1). Standar persyaratan peralatan utama; (2). Standar persyaratan
peralatan pendukung; (3). Standar persyaratan tempat/ruang; dan (4).
Persyaratan Penguji.
Secara
keseluruhan
standar
sarana
dan
prasarana
pada
Permendiknas No. 40 tahun 2008 telah termuat. Hanya saja standar
mengenai
spesifikasi
perangkat
utama
belum
tersedia
secara
¡¢ £¡¢ ¤¥¦ §¡¦¥ ¨ ¥© ¤¦¥ ¥ ¢ ¥ ¤ª§ ¡«¤¢ £©¤¬¬¤ ¤ ®¤ ¢£¯¤«¦ ¬¡ «¦¡°¥¤°¤ª¤ « ¤¢ £ ±¡¢£©¡ª §¡ ¡¦ ¥¢ ¤¢ ² ³¤°¤ ´¢¦ ¬ « ¡¢ µ ¡ «¥¨ ¥©¤¦ ¥ ³ ¡¢®¡ª¡¢ ££ ¤ «¤¤¢ ¶·¥¤¢ ³«¤© ¬¥ © ¬¥ ¢£© ¤¬ ¸¹º
/
¹»º ¼½ ²1254-
³1-12/13
¥ ¢¥ ¬ ¡ª ¤¯ ¬ ¡« ¤¬ ¦ § ¡¦ ¥¨ ¥©¤¦ ¥ § ¡« ¤¢£©¤¬ ¬¤ ¤ °¡¢£ ¤¢ ª¡±¥ ¯ ¡¢ °¡¬ ¤¥ ª.
¾ ¡«¥ © ¬ °¤¬¤ ¦¬ ¤¢° ¤« ¦¤ «¤¢¤ § ¤°¤ « ¤¢£ ± ¡¢ £©¡ª ¸¹º ¿¡©¢¥© À ¬½ ½¬¥ ¨ ¡¢«¬ ³¡« ¡¢ °¥©¢¤¦¼ ½ ½«40
¬¤¯¢2008.
¿ ¤±¡ª
2.
Á¡¢¥¦,
 ¤¦ ¥½ à ° ¤¢ Ä ¡¦© «¥§¦ ¥ ¸¬¤¢ °¤ « ³«¤¦¤«¤¢¤  ¤¢ £ ³ « ¤© ¬¥© ³ «½£ «¤ º ¡¤¯ª ¥ ¤¢¿ ¡©¢¥©¹¡© ¤¢¥©À¬½ ½ ¬¥ ¨ÅÆ ÇÈÉ ÊË ÌÍË ÊÆ ÎÈË Ï ÐÊÑ Ë Ê
1
»«¡¤ ©¡«· ¤ ¡¦ ¥¢½ ¬½ ½ ¬¥¨
6
²/peserta
didik
Kapasitas untuk 16 peserta
didik.
Luas minimum adalah 96 m².
Lebar minimum adalah 8 m.
2
Area kerja kelistrikan
6m²/peserta
didik
Kapasitas untuk 8 peserta
didik.
Luas minimum adalah 48 m².
Lebar minimum adalah 6 m.
3
3 Area kerja chasis dan
pemindah tenaga
8m²/ peserta
didik
Kapasitas untuk 8 peserta
didik.
Luas minimum adalah 64 m².
Lebar minimum adalah 8 m.
4
4 Ruang penyimpanan
dan instruktur
4m²/
instruktur
[image:41.612.134.537.294.708.2]Luas minimum adalah 48 m²
Lebar minimum adalah 6 m.
Sumber : Lampiran Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008
Tabel 3. Standar Sarana pada Area Kerja Mesin Otomotif
ÅÆÒ ÇÈ É ÊË ÌÍËÊÆ ÎÈËÏ ÐÊÑËÊ
Ó ÔÈÐÍÕ ÆÖ
Untuk minimum 16 peserta
didik pada pekerjaan mesin
otomotif (mobil dan sepeda
motor).
1.1
Meja kerja
1 set/area
1.2
Kursi kerja/
× ØÙÙÚ1 set/area
1.3
Lemari simpan alat
dan bahan
1 set/area
Û ÔÈÐÍÜÍ ÖÍ É
2.1
Peralatan
untuk
pekerjaan
mesin otomotif
Ý Þßà áâã ßäà áà áå âä
3.1
æçè çéê ëì íî1
ïëçðñ çòó ç ôéêëõ öóé÷ëõ ëéø öíé íöëö16
èóî óòêç ÷í ÷íõ è ç÷çèóì çõî çé ç çé õóøíçêçé ïóìçù çò öóé øçùçòúçéøïóòîíû çêê ó üò íêíî ý þßÿß äåâã â ä â áä
4.1
üêçõõ üéê çõ íé íöëö4
ïëçðñ çòóç
.
ôéêëõöóé÷ëõ ëé øèóò çîí üé çì íîçîí è ó ò çìçê çé úçéøö ó öóòìëõ çé÷ ç úçì í îêò íõ
4.2
ó öè çêîçöè çð íé íöëö1
ïëçðñ çòóç
:
40
2008
çïóì
4.
ê çé ÷çòçòçé çæç÷çëçéøæ óéúíöè çéçé÷çééî êò ëõê ëòß ä á !â á "ß åÿáã á
# þßÿâ$ %
ôéêëõö íé í öëö
12
íéîêò ëõê ëò1.1
óù çõóò ùç1
îóê/
ò ëçéø1.2
ëòîíõóòù ç1.3
çõçìçê÷çéïçðçé1.4
&ó ö çò í îíöè çé çì çê÷çéïçð çé
' þßÿââ%â ä
2.1
æ óòçìçêçéëéê ëõò ë çéø æ óé úí öè çé çé ÷çé íéî êò ëõê ëò1
îóê/
ò ëçéø ôéêëõö íé í öëö12
íéîêò ëõê ëòÝ Þßà áâã ßäà áà áå âä
3.1
æçè çé÷çê ç1
ïëçðñò ëçéø ôéêëõ èóé÷çê ççé õ óöçùëçéîíî(ç ÷çìçö èóé)çèçíçé ê ëøçî èò çõêíõ÷çéù ç÷(çì
.
ý þßÿß äåâã â ä â áä
4.1
üêçõõ üéê çõ íé íö ëö2
ïëçðñ òëçéø
.
ôéêëõöóé÷ëõ ëé ø
üèóò çîíüé çìíîçî í èóòçì çê çé úçéø
öó öóòì ëõ çé÷çúçì íî êò íõ
4.2
ó öè çêîçöè çð íé íö ëö1
ïëçðñ òëçéø
:
40
2008
çïóì
5.
êçé ÷çòçòçéçè ç÷ç&çïüò çê üòí ëöô ùí* çð çé* çõ çò÷çéæóìëöçî+ ,- ./0 12
3456789 4986 8
8
:;<; =5> ?9 ?9 7:>?>:;7; =@>>4:; 4A6 @9 >4 B>C>4B>7>=?>4:; D68 ><1.1
E;@ >7; =@>1
< ;5/
D >B1.2
F6 =< 97; =@ >/
G HIIJ1.3
K; 8 >=9 < 98:>4 >D>5?>4B>C >4 L ,- ./M/ 2/N
2.1
O; =>D >5 >46 4567:;7; =@> >4 :; 4A6 @9 >4B >C >4 B>7>=?>4 :; D6 8><
1
< ;5/
D >B 3456789 4986 88
:;<; =5> ?9 ?9 7:>?>:;7; =@>>4:; 4A6 @9 >4 B>C>4B>7>=?>4:; D68 ><P Q-R S/T-NR SR SU/N
3.1
O>:>456 D9<1 1
B6 >C V D>B 345678; 4?676 4A89 4986 88
:;<; =5>?9 ?97:>? >:; D>7<>4>>4 7;A9>5>4B;D >@ > =8;4A>@>=W> 4A B; =< 9 X>55; Y=9 59<Z ,- .M-N[ U/T/NM/SN
4.1
FY5 >77 Y45>71
E9 49 86 82
B6 >C VD>B345678; 4?676 4A
Y:;=>< 9 Y4>D9<><9:;= >D>5> 4W>4 A 8; 8;=D67 >4?>W>D9 <5=97
4.2
\; 8:>5<>8:>C E9 4986 81
B6 >C VD>B
]^ _` a b
:
cd_ef bdgha b_a gifj gd kl m_mb40
ndo ^g2008
\>B; D
2
5 ;=< ;B65 ?9>5>< >?>D >C 5>B; D <:;< 9X97 ><9 :; =>D >5>4 65 >8> W>4A ?9>8B9D B; =?><> =7>4 p5>4?>= q prO rYs1254-
O1-12/13,
?; 4A >4 =>< 9 Y1
< ; 5/
>=; > 7 ; = @> 8;< 94 6 45678
:;< ;=5 > ?9 ?97t >:>B9 D > ?>D>8 <>56 7; D ><< ;7YD >C 8; 89D9 79
32
:;<;=5> ?9 ?97 8 >7> 8949 8 >D< ;7YD >C C >=6< 8; 89 D9 794
< ; 5,
1
<; 5/
>=; > 7;D9 <5=9 7>4 ?; 4A >4 <:;< 9 X97><9 5;=< ;B6 5 ?>D >8 5>B;D 64 5672
:;<;=5 > ?9 ?97
, 1
< ;5/
>=;> < 9 < 5;8 7;D9<5=9 7>4 ?; 4A >4 <:;< 9X9 7><9 5;=<; B65 ? >D >8 5 >B; D6 45674
:;< ; =5>?9?97.
\>B; D
6.
p5>4?>=O; =>D>5 >4u4v;45 >=9<O; 8B; D>@> => 4wxyGyJ z {| z }~ } } } } }
}}} ~ } } }
2
®® ¯° ±²° ³´°µ ¶.
·C
Unit
V
1
Layak
3
¸ ¹ °³ °± º»¼ ² °³´½ ° ¾¿ À
Hatridge
Unit
V
1
Tidak Layak
4
¸ ¹ °³ °± ²¹¼¹ ¾ÁRM
² °³´°µIyazaka
Unit
V
1
Sangat Tidak
Layak
5
 ¾Á ¹ ¾°Ã´Ä¾ÅIsuzu
Unit
V
1
Layak
6
 ¾Á ¹ ¾°Ã´Ä¾ÅMitsubisi Peter
Unit
V
1
Tidak Layak
7
 ¾Á ¹ ¾°Ã´Ä¾ÅDaihatsu DG
Unit
V
1
Sangat Tidak
Layak
8
 ¾Á ¹ ¾°Ã´Ä¾ÅToyota B10134
Unit
V
1
Layak
9
¸ ° ÄÅ ¾Á ¹¾°Ã´Ä¾ÅToyota
4
Silinder inline
Unit
V
1
Layak
10
¸ ° ÄÅ Â ¾Á ¹ ¾° ôľÅ1
ÆÇToyota
4
Silinder
distributor
Unit
V
1
Layak
11
Engine Stand
Isuzu
Diesel
Turbo
Unit
V
1
Layak
12
Kubota Diesel
Kubota
Unit
V
1
Sangat Tidak
Layak
13
Peraga
Turbo
Charger
Toyota
Unit
V
1
-14
Diesel
Pump
Distributor
Toyota
Unit
V
3
Tidak Layak
15
Diesel Pump Inline
Toyota
Unit
V
5
Tidak Layak
16
SST
Diesel
Pump
Repair
-
Unit
V
1
Tidak Layak
Pendidikan berbasis kerja seperti SMK diharuskan memiliki bengkel/
laboratorium yang dilengkapi dengan fasilitas peralatan, perkakas, sumber
belajar, dan bahan yang relevan dengan jenis kerja yang nantinya akan
dilakukan. Oleh karena itu pencapaian progam pendidikan kejuruan akan
ditentukan oleh kelengkapan peralatan praktik baik ditinjau dari perkakas
dan alat yang memadai, jenis dan kualitasnya memenuhi syarat serta sesuai
c.
Prasarana Bengkel Praktik
È ÉÊË ÊÉÊÌÊ ÊÍ ÊÎ ÊÏ ÐÊËÑ ÎÑÒÊË ÍÊË ÊÉ ÓÌÒ ÓÔ ÕÖÌ×ÊÎÊÌÔ ÊÌ Ð ÓÌØËÑ Ù ÚÛ
.
Ü ÊÎ ÊÕ ÔÊÑÒÊÌÌ ÝÊ ÞÊÍÊ ßÖÌØÔÖÎ ÞÖÕÖËÑ ÌÊÌ ÙÚÛ à2
Ü ÖÞáÔ ÙÎÖÕÊÌ,
Þ ÉÊË ÊÉÊÌ Ê ÒÖÉËÖßÓÒ ÍÑ ÞÖÉØÓÌÊÔ ÊÌ ÓÌÒÓÔ Õ ÖÌÓÌ× ÊÌØ ÞÉáË ÖË ÞÖÌÍÑ ÍÑÔ ÊÌ ÍÖÕÑ ÒÖÉâÊÞ Ê Ñ ÊÌ ÝÊ ÒÓ × ÓÊÌ,
ÔÏ ÓË ÓË ÌÝÊ ÞÉáË ÖË ß ÖÎÊ× ÊÉ Õ ÖÌØÊ×ÊÉ ÞÊÍÊ Õ ÊÒÊ Þ ÖÎ Ê× ÊÉÊÌ ÞÉ ÊÔÒ Ñ Ô Õ áÒ áÉ ÍÑÖË ÖÎ.
ã ÖÉ ÍÊËÊÉÔÊÌ ÞÖÌØ Ö ÉÒÑÊÌ ÍÑ ÊÒ ÊË,
ÕÊÔÊ Ë ÊÉÊÌÊÍÊÌ ÞÉÊËÊÉ ÊÌÊ Í ÊÞÊÒ Ô ÑÒÊ Øá Îá ÌØÔ ÊÌ Ë ÖßÊØÊÑ ßÖÉ ÑÔÓÒ
: (1)
Ù ÊÉÊÌÊ ß ÖÌØ Ô ÖÎ ÞÉ ÊÔÒÑÔ Ò ÖÔÌÑÔ áÒ áÕáÒ ÑÐ ÝÊÌØ ÒÖÉÍÑÉ Ñ Í ÊÉÑ ÞÖÉÊßáÒ ÍÑÉÓÊÌØ ß ÖÌØÔÖÎ ÞÉÊÔÒ ÑÔ Ò ÖÔÌÑ Ô áÒáÕ áÒ ÑÐ,
ÞÖÉÊÎ ÊÒÊÌÞÖÌÍ ÑÍÑ Ô ÊÌ ÍÑ É ÓÊÌØ ßÖÌØÔ ÖÎ ÞÉÊÔÒÑÔ Ò ÖÔÌÑÔ áÒáÕ áÒ ÑÐ,
ÕÖÍÑÊ ÞÖÌÍÑ ÍÑ Ô ÊÌ ÍÑ ÉÓÊÌØ ßÖÌØÔÖÎ ÞÉ ÊÔÒ ÑÔ ÒÖÔÌÑ Ô áÒáÕ áÒ ÑÐ,
ÞÖÉÊÌØÔ ÊÒ ÔÖ É×Ê ÕÖË ÑÌ ÍÊÌ ÊÎÊÒ ÝÊÌØ ÒÖÉËÖÍÑÊ ÍÑ ßÖÌØÔ ÖÎ ÞÉÊÔÒ Ñ Ô áÒ áÕ áÒ ÑÐ ÍÊÌ(2)
È ÉÊËÊÉÊÌÊ ß ÖÌØÔÖÎ ÞÉ ÊÔÒÑÔ ÒÖÔÌÑ Ô áÒáÕáÒÑÐ ÝÊÌØ ÒÖÉ ÍÑÉ Ñ ÍÊÉ Ñ Î ÊÏ ÊÌ ÍÑ ÉÓ ÊÌØ ßÖÌØÔÖÎ ÞÉÊÔÒÑÔ ÒÖÔÌÑÔ áÒáÕáÒÑÐ,
ÉÓÊÌØ-
ÉÓ ÊÌØÝÊ ÌØÊÍ ÊÍÑßÖÌ ØÔ ÖÎÞÉ ÊÔÒ ÑÔÒÖÔÌÑÔáÒáÕáÒÑÐ.
Ü ÊÎÊÕ ÛÖÞÓÒÓËÊÌ Ú ÖÌÒ ÖÉ Ñ ÈÖÌÍÑ ÍÑ Ô ÊÌ à ÊË Ñá ÌÊÎ ä ÖÞÓß ÎÑÔ åÌ Íá ÌÖËÑÊ Ìá ÕáÉ
129
Ê/
æ/2004
Ò ÖÌÒ ÊÌØ ÙÒÊ ÌÍÊÉ ÚÑ Ì ÑÕÊÎ ã ÑÍ ÊÌØ ÈÖÌÍÑ ÍÑÔÊÌ ÞÊÍÊ ã Ê ß åç ÞÊË ÊÎ4
ÊÝÊÒ2
ß ÍÑÔÖÕÓÔÊÔ ÊÌ ßÊÏèÊ: 90
ÞÖÉË ÖÌ Ë ÖÔá Î ÊÏ Õ ÖÕÑÎÑ ÔÑ Ë ÊÉ ÊÌÊ ÍÊÌ ÞÉÊË ÊÉÊÌÊ ÕÑÌÑÕÊÎ Ë ÖËÓÊÑ Í ÖÌØÊÌ ËÒÊÌÍ ÊÉ ÒÖÔÌÑ ËÝÊÌ ØÍÑÒÖÒ ÊÞÔÊÌËÖâÊÉÊÌÊË ÑáÌÊÎ.
êëìíîêëï ðñêòíò íóëê ôë êõ öñ ÷óëíø ëê ò ñêõëê ó÷íø ñ÷í ë ù í êíùëï ø ñêøëêõ ÷úëêõ
ö ñïëû ë÷
,
øñùðëø ö ñ÷î ï ëü ÷ëõë,
ø ñùðëø öñ÷íö ëò ëü,
ð ñ÷ðúìø ëóëëê,
ï ëöî ÷ëøî÷í úù,
öñêõóñï óñ÷ûë,
ø ñùð ëø ö ñ÷ùëí êý øñùðëø ö ñ÷ó÷ñ ëì í ò ëê ö ñ÷ñó÷ñ ëìí,
ìñ÷ø ë ìúùö ñ÷ ö ñïëûë÷ ï ëíêý ôëêõ ò í ðñ÷ï úóëê úêø úó ù ñêúêûëêõ ð÷îì ñì ð ñùö ñï ëûë÷ ëê,
øñ÷ùëìúó ð ñêõõúêëëê øñóêî ïîõí í êþî ÷ù ëìí òëê óîù úêíóëìí.
ÿñ÷ùñêòíóêëì îùî ÷
40
ëü úê2008
ø ñ÷ùúëø ö ñ÷ö ëõëí ëøú÷ëê ùñêõñêëíìøëêò ë÷ð ÷ëìë÷ë êë ôëêõüë÷úìò í ðñêúüíð ëò ëìñøí ëðû ú÷úìëê ôë êõ ëò ëðëòëìñøí ëðï ñù öëõëðñêò íò íóëê/
ì ñë ÷ëúùúù.
ëïëùü ëï í êí ôëêõ ò íö ëü ëì ëò ëï ëü ùñêõñêëíìø ëêò ë÷ ð÷ëì ë ÷ ëêëúêø úó ÷úëêõö ñ êõóñï ø ñóêíó î øîùî ø íþò í
2
ñðîó ï ñ ù ë ê.
ñ÷íóúø ò ëø ë ì ø ëêòë÷ ð÷ ëìë÷ëêë ÷ú ëêõ ð ÷ëó ø íó/
ö ñêõóñï øñóêíó øîùîøíþ ù ñêú÷úø ÿñ÷ù ñêò íóêëì îù î ÷40
øëü úê2008 :
1)
ëüëêë
)
úëì ïëü ëê ù í êíù úù òëðëø ù ñêëùðúêõ ì ë ÷ëêë ò ëê ð÷ëì ë÷ëê ë úêø úóùñï ëôë êí3
÷îùöî êõëêöñïëû ë÷.
ö
)
ëüëê ñþ ñó ø íþ ëòëïëü ï ëüëê ôëêõ òíõúêëóëê úê øúó ùñêò í ÷íó ëê ö ëêõúê ëêý í êþ ÷ ëì ø ÷úó øú÷,
øñù ðëø ö ñ÷ùëíêö ñ÷îïëü ÷ëõë/
úðë ë ÷ë,
ò ëêð÷ëó øíó)
!
,
" ""
.
)
#-
"15
$,
"
,
",
" "
.
%
)
"-
" ":
)
&,
" & " & '20
( "1990
& & )
)
# * "# "" + ' # ,
94/
+ENKLH/1992
tentang
Baku
Mutu
Kebisingan
c)
Pencemaran udara, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
KLH Nomor 02/MEN KLH/1988 tentang Pedoman Penetapan
Baku Mutu Lingkungan.
g)
Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam
Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota, peraturan zonasi, atau rencana lain yang lebih
rinci dan mengikat, serta mendapat izin pemanfaatan tanah dari
Pemerintah Daerah setempat.
h)
Status kepemilikan/pemanfaatan hak atas tanah tidak dalam
-./. 0 1 213. 4 52/ 6./ 7 2-2/ -3./ 829. -39 ./ 8293/ 5./6 3/ 5./ 6./ :. / 6;29<.733/ -37=./ 67 .>.7 -3? 4/ 4?3?
20
-. 03/ @2)
A./ 63/./.
)
B3. 1 <./-. 4 ;./ 63/ ./ 54 04-3/6 ; 295. 1. 97./ ;./:. 7 5./ = 2/ 41 89C69.? 7 2. 0<4./D 129 -. ;./:.7 9C? ;C/6./ ;2<.= .9 54 ?. 1 4/ 6 ? . 14/689C 69.?7 2. 0<4./.
;
)
A./ 63/. /? 2? 2/3 047 2-2/ -3./-. -.;./ 63/ ./;29473 -:
(1.)
EC 2F4 14 2/5. 1 .9;./ 63/./?2/6473 - 4G 29. -3 9./H . 29. 0. -.3?.7 14?3?
30
I 5.9 4<3.1<. 0./54<3.9<. 0./89.7 -4 7@(2.)
EC 2F4 14 2/ <./ - .4 ;