• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIAPAN DAN KELAYAKAN SARANA PRASARANA BENGKEL PRAKTIK MOTOR DIESEL DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESIAPAN DAN KELAYAKAN SARANA PRASARANA BENGKEL PRAKTIK MOTOR DIESEL DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA."

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Teknik

Universitas Negeri Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana S-1 Pendidikan Teknik Otomotif

Oleh :

IRFAN FIRAAS

NIM 07504244029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

Oleh

Irfan Firaas

NIM. 07504244029

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan sarana dan prasarana

dalam mendukung proses kegiatan praktek motor

diesel

di bengkel SMK Negeri 2

Depok Sleman Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penilaian diskriptif

evaluative, metode

pengumpulan data dari sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer

adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data

melalui wawancara dan observasi. Sumber sekunder merupakan sumber yang

tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, berupa dokumentasi.

Data yang diperoleh kemudian dibagi dengan standar pemerintah dikalikan

dengan seratus persen. Uji keabsahan data dilakukan dengan tringulasi metode

dan sumber.

Hasil penelitian menunjukan, (1) Data dari

hasil observasi dan

wawancara diperoleh prosentase kelayakan ditinjau dari area kerja otomotif 97 %,

ruang penyimpanan dan instruktur 100 %, ruangan kerja chasis 21,9 %, perabot

70,6 %, peralatan 42,9 %, media pendidikan 76 %, bahan ajar 92 %, Prosentase

data tersebut di konsultasikan pada Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 dan PP

No.32 tahun 2013 Tentang standar nasional pendidikan untuk area kerja otomotif

sangat layak, ruang peyimpanan dan instruktur layak, ruang kerja chasis sangat

tidak layak, perabot layak, perlatan tidak layak, media pendidikan layak, dan

bahan ajar sangat layak. (2) Kesiapan sarana prasarana pendukung praktik

diesel

,

meliputi ; ruangan praktek, perabot praktek, alat dan media, bahan ajar, bahan

praktek secara keseluruhan, sudah siap di pergunakan untuk praktik dengan

jumlah siswa 32 per kelas dengan jumlah pembagian 7-8 regu belajar, ditinjau dari

tempat yang digunakan oleh siswa praktik sudah memenuhi syarat mulai dari sisi

penerangan, sirkulasi udara, luas yang dipergunakan sampai kebersihan dan

kerapian tempat.

(7)

vii

Alhamdulillah, Puji dan Syukur kehadirat Allah S.W.T, atas nikmat,

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penelitian dan penyusunan laporan penelitian

Kesiapan Sarana Dan Prasarana Bengkel Praktik Motor

Diesel

Di SMK Negeri 2

Depok Sleman Yogyakarta tanpa kendala yang berarti.

Melalui proses interaksi sosial, secara sadar penulis mengakui keterlibatan

berbagai pihak yang mendukung dalam proses tersebut. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1.

Bapak Martubi, M.Pd., M.T. selaku

Ketua

Jurusan

Pendidikan

Teknik

Otomotif sekaligus dosen pembimbing yang selalu memberikan saran, dan

kritik serta masukan yang dapat mendukung terselesaikannya tugas akhir ini.

2.

Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. selaku Rektor Universitas

Negeri Yogyakarta.

3.

Bapak

Dr. Moch. Bruri Triyono, M.Pd. selaku

Dekan

Fakultas

Teknik

Universitas Negeri Yogyakarta.

4.

Bapak Noto Widodo, M.Pd., selaku dosen penasehat akademik yang selalu

memberi arahan.

5.

Staf dan karyawan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yang

telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

6.

Kepala Sekolah beserta staf dan karyawan SMK Negeri 2 Depok atas segala

bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

7.

Ketua program studi keahlian Teknik Motor Diesel SMK Negeri 2 Depok

yang telah memberika ijin penulis melakukan penelitian.

8.

Kedua

Orang

tua

dan

adik-adiku

tercinta

yang

selalu

memberi

dukungan

financial

, moral, spiritual dalam segala hal termasuk tugas akhir

(8)

viii

Kesempurnaan mutlak adalah dari Allah SWT, manusia hanya mampu

berusaha

dan

berdoa.

Oleh

karena

itu

keterbatasan

kemampuan,

pengetahuan, referensi, fasilitas serta sarana dan prasarana yang dimiliki,

sehingga

disadari bahwa laporan Tugas Akhir Skripsi ini masih jauh dari

sempurna.

Wassalamu alaikum wr.wb.

Yogyakarta, 26 September 2015

(9)

ix

HALAMAN JUDUL

...

I

HALAMAN PERSETUJUAN

...

II

HALAMAN PENGESAHAN

...

III

SURAT PERNYATAAN

...

IV

MOTTO

...

V

PERSEMBAHAN

...

VI

ABSTRAK

...

VII

KATA PENGANTAR

...

VIII

DAFTAR ISI

...

X

DAFTAR TABEL

...

XII

DAFTAR GAMBAR

...

X

DAFTAR LAMPIRAN

...

XIII

BAB I. PENDAHULUAN

...

1

A. Latar Belakang

...

1

B. Identifikasi Masalah

...

9

C. Pembatasan Masalah

...

10

D. Rumusan Masalah

...

10

E. Tujuan Penelitian

...

11

F. Manfaat Penelitian

...

11

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

...

12

A. Deskripsi Teori

...

12

1.

Pendidikan Kejuruan ...

12

2.

Kesiapan ...

16

(10)

x

a. Pengertian Sarana dan Prasarana ...

23

b. Sarana Bengkel Praktik Motor Diesel ...

25

c. Prasarana Bangkel praktik ...

24

B. Kerangka Berfikir

...

42

C. Pertanyaan Penelitian

...

43

BAB III. METODE PENELITIAN

...

44

A. Desain Penelitian

...

44

B. Tempat dan Waktu Penelitian

...

45

C. Definisi Operasional

...

45

1.

Kesiapan dan Kelayakan ...

46

2.

Sarana ...

46

3.

Bengkel Motor

Diesel

...

46

D. Teknik Pengumpulan Data

...

46

1.

Observasi ...

47

2.

Dokumentasi ...

47

3.

Wawancara ...

49

E. Instrument Penelitian

...

50

1.

Kisi-kisi pedoman Observasi ...

50

2.

Pedoman Dokumentasi ...

50

3.

Pedoman Wawancara ...

51

F. Teknik Analisis Data

...

51

G. Keabsahan Data

...

52

1.

Triangulasi Data ...

53

2.

Triangulasi Teknik ...

53

(11)

xi

2.

Ruangan ...

61

3.

Perabot ...

62

4.

Alat dan Bahan Praktik ...

65

5.

Media Pendidikan ...

69

6.

Bahan Ajar ...

70

C. Pembahasan

...

72

1.

Lahan ...

73

2.

Ruangan ...

74

3.

Perabot ...

76

4.

Alat dan Bahan Praktik ...

78

5.

Media Pendidikan ...

79

6.

Bahan Praktik ...

79

BAB V. Kesimpulan dan Saran

...

82

A. Kesimpulan

...

82

B. Keterbatasan

...

83

C. Saran

...

83

Daftar Pustaka

...

84

(12)

xii

2. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana

Ruang Praktik Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif ...

34

3. Standar Sarana pada Area Kerja Mesin Otomotif...

34

4. Standar Sarana Pada Ruang Penyimpanan

Dan Instruktur ...

35

5. Standar Sarana pada Laboratorium Uji

Bahan Bakar dan Pelumas ...

36

6. Kisi-kisi Pedoman Observasi ...

46

7. Inventaris Pembelajaran

Diesel

...

60

(13)

xiii

1.

Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan ...

21

2.

Engine

Stand

Diesel

(Ruang

General

) ...

85

3.

Engine

Stand

Diesel

(Ruang

General

) ...

85

4.

Diesel Pump Test Bench

(Ruang

Diesel

) ...

85

5.

Engine

Stand Diesel (Ruang

Diesel

) ...

86

6.

Engine

Stand di (Ruang

General

) ) ...

86

7.

Diesel Pump Test Bench

(Ruang

Diesel

) ...

86

8.

Nozzel Tester

(Ruang

Diesel

) ...

86

9.

Nozel Tester

(Ruang

Diesel

) ...

86

10. Pompa-pompa

Diesel

(Ruang

Diesel

) ...

87

11. Rak Pompa-pompa (Ruang

Diesel

) ...

87

12. Rak Alat (Ruang

Diesel

)...

87

13. Kondisi Ruang

General

...

87

14. Lemari Alat Praktik (Ruang

General

) ...

87

15. Compresor (Ruang

General

) ...

87

16. Meja Kerja (Ruang

General

) ...

87

17. Rak Carger Batrai (Ruang

General

) ...

87

18. Kondisi Ventilasi (Ruang

General

) ...

88

19. Almari Lat (Ruang Alat) ...

88

20. Almari Alat (Ruang Alat) ...

88

21. Rak Alat (Ruang Alat) ...

88

(14)

xiv

2.

Kartu Bimbingan/ Daftar Inventaris ...

89

3.

Jadwal Guru Tugas Mengajar ...

92

4.

Silabus ...

93

5.

Struktur Program Kurikulum ...

96

6.

Denah Bengkel Program Studi Teknik Mekanik Otomotif ...

98

[image:14.595.141.507.158.308.2]
(15)

A. Latar Belakang Masalah

D

U

U

D

UUD

N

R

I

T

y

N

R

I

I

y

y

y

P

I

! " !

y

y

y

y

P

D

#$$ % &

' (

y

y

(

y

)

!"!

(16)

, -./

y

01

I

23

S

45

y

0/01

& Rahmad, D.W (2009).

67

M Volume

9, no.1

2009, menjelaskan,

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang pada saat

ini giat membangun segala sektor pembangunan khususnya sektor

industri. Untuk melaksanakan pembangunan ini diperlukan manusia

yang cerdas, profesional di bidangnya masing-masing dalam

berbagai aspek kehidupan, terampil, memiliki etos kerja yang tinggi,

serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Hal ini tentunya

akan menimbulkan persaingan ketat terhadap dunia kerja.

Sementara menurut Badan Pusat Statistik (BPS) yang ditulis oleh

Abi dalam Kompas (

posted

, 23 Juni 2010), memperkirakan jumlah penduduk

Indonesia tahun 2010 ini mencapai 234,2 juta jiwa atau naik dibanding

jumlah penduduk pada tahun 2000 yang mencapai 205,1 juta jiwa. Dengan

jumlah penduduk Indonesia yang banyak itu, tidak menuntut kemungkinkan

akan semakin banyak pula permasalahan yang ditimbulkannya, salah satu

permasalahan tersebut adalah menyempitnya lapangan pekerjaan, yang

mengakibatkan jumlah pengangguran semakin banyak.

Selain itu Data dari BPS DIY yang ditulis oleh Basuki Murdoyo,

dalam Kedaulatan Rakyat (

posted

, 09 Januari 2013), mengatakan, tingginya

angka pengangguran berpendidikan salah satunya karena para lulusan tinggi

tidak diimbangi dengan bekal ketrampilan yang cukup. Dari hasil evaluasi

tahun per-tahun, ternyata para lulusan belum diimbangi dengan ketrampilan

atau dengan kata lain pintar tapi tidak memiliki ketrampilan. Berdasarkan

data 2011 penganggur dengan tingkat pendidikan SMK menduduki posisi

(17)

14,41 % (10,708 orang), Diploma 4,53 % (3.367 orang) dan Universitas 15,26

[image:17.595.141.487.174.348.2]

% (11.338 orang).

Tabel 1. Tingkat pengangguran terbuka di DIY.

Kabupaten/ Kota

Jumlah

Persebaran (%)

TPT (%)

Kulon Progo

`8. 875

11,50 %

3,91 %

Bantul

18.259

23,67 %

3,60 %

Gunung Kidul

8.123

10,53 %

1,92 %

Sleman

31.209

40,45 %

5,42 %

Kota Yogya

10.684

13,85 %

5,03%

Jumlah

77.150

100

3,97

TPT

: Tingkat Pengangguran Terbuka

Sumber : BPS Sakernas Agustus 2012 (09 Januari 2013)

Dengan melihat data di atas, jelas bahwa semakin meningkatnya

angka pertambahan penduduk di Indonesia setiap tahunnya dan tingginya

angka pengangguran yang semakin bertambah, maka banyak permasalahan

yang di timbulkannya salah satunya pengangguran berpendidikan dari lulusan

SMK. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia sekarang ini masalah

pengangguran menjadi masalah yang serius yang harus segera ditangani

karena jika tidak ditangani dengan segera maka akan menimbulkan dampak

negatif.

Sekolah kejuruan di beri amanah oleh undang-undang untuk

menyiapkan peserta didiknya menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang

profesional sesuai dengan keahliannya. Semakin banyaknya siswa yang

belajar di sekolah kejuruan, maka semakin banyaknya lulusan dari sekolah

kejuruan yang siap pakai. Harapan dunia pendidikan dan pemerintah agar

(18)

pekerjaan sehingga angka pengangguran dapat berkurang. Untuk menghadapi

perkembangan kehidupan yang semakin komleks diperlukan alternatif

pemecahan yang menyeluruh, dengan berbagai pendekatan, yaitu pemerintah

memiliki kewajiban untuk menyediakan lapangan kerja dan pihak dunia

usaha menjadi bagian yang dilibatkan agar memiliki peran dalam mengatasi

pengangguran.

Pendidikan berjalan pada setiap saat dan pada segala tempat. Setiap

orang dari kanak-kanak hingga orang tua mengalami proses pendidikan

melalui apa yang dijumpai atau apa yang dikerjakan. Walaupun tidak ada

pendidikan yang sengaja diberikan, secara alamiah setiap orang akan terus

belajar dari lingkungannya. Pendidikan diartikan sebagai proses perolehan

pengalaman belajar yang berguna bagi peserta didik. Apabila dikaitkan

dengan

89: ; < = 98 8<

maka pendidikan sebagai sistem yang pada dasarnya

merupakan sistematisasi dari proses perolehan pengalaman. Oleh karena

secara filosofis pendidikan diartikan sebagai proses pengalaman belajar yang

berguna bagi peserta didik. Pengalaman belajar tersebut diharapkan mampu

mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga siap digunakan

untuk memecahkan problema dalam kehidupan yang dihadapi. Pengalaman

yang diperoleh diharapkan dapat mengilhami mereka ketika menghadapi

problema dalam kehidupan sesungguhnya.

Sejak dekade 1990-an, khususnya setelah reformasi seiring dengan

menyempitnya lapangan kerja, maka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

(19)

pendidikan nasional mempunyai peran langsung dalam pengembangan

Sumber Daya Manusia (SDM) mencetak tenaga-tenaga terampil yang siap

pakai sebagai tenaga menengah dalam berbagai bidang. Peran langsung yang

di emban terutama dalam menyiapkan peserta didiknya untuk memasuki

dunia kerja dengan berbekal ilmu pengetahuan dan keahlian sehingga

diharapkan mampu mengembangkan ilmu dan keahlian yang diperolehnya itu

demi kemajuan dirinya, masyarakat dan bangsa. Ditegaskan dalam UU

Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal (15) yang menyatakan bahwa SMK

sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah

yang mempersiapkan peserta didik

terutama untuk bekerja dalam bidang

tertentu . Serta diharapkan mampu untuk mengikuti perkembangan dan

perubahan yang terjadi di dalam masyarakat bangsa dan negara yang tidak

terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi, serta seni dan budaya.

Dalam rangka menyiapkan SDM yang relevan dengan kebutuhan,

sektor pendidikan menunjuk SMK sebagai wahana penyelenggaraan program

pendidikan dan pelatihan bagi peserta didik. Sebagaimana dijelaskan pada

Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 merumuskan bahwa Pendidikan

menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki

lapangan

kerja serta mengembangkan sikap profesional . Pengembangan

sikap profesional siswa SMK tidak lepas dari tujuan SMK untuk menyiapkan

siswa sebagai tenaga kerja profesional, yaitu

tenaga kerja yang

(20)

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, serta memelihara rasa

kesejawatan dengan teman seprofesi.

Siswa yang profesional diharapkan mempunyai sikap berdisiplin,

bertanggung jawab, jujur, dan terampil yang nantinya akan menjadi prasyarat

bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib kehidupan berdisiplin, yang

akan mengantar seorang siswa berhasil dalam belajar. Dari hasil BPS DIY,

yang di ungkapkan oleh Basuki Murdoyo, bahwa tingginya lulusan SMA/

SMK yang menganggur disebabkan jumlah lulusannya semakin terbanyak.

Selain itu ada diantara mereka yang ingin langsung bisa bekerja. Namun

mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan lantaran ketrampilannya tidak

sesuai.

Terkait dengan uraian di atas, SMK Negeri 2 Depok Sleman

Yogyakarta adalah salah satu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan

berbagai bidang keahlian diantaranya (1). Program Keahlian Teknik Gambar

Bangunan, (2). Program Keahlian Teknik Audio Video, (3). Program

Keahlian Teknik Otomasi Industri, (4). Program Keahlian Teknik Komputer

dan Informatika, (5). Program Keahlian Teknik Listrik, (6). Program

Keahlian Teknik Kimia Industri, (7). Program Keahlian Teknik Pemesinan,

(8). Program Keahlian Teknik Perbaikan Body Otomotif,(9). Program

Keahlian Teknik Geologi Pertambangan dan (10). Program Keahlian Teknik

Pengolahan.

Pada umumnya Teknik Otomotif Pada Sekolah Kejuruan terutama di

(21)

seperti Motor

Bensin, Perbaikan Sistem Kemudi,

B

>?@

Otomotif

,

Pengukuran, Motor

Diesel

dan Kelistrikan. Dari beberapa mata pelajaran

yang diberikan kepada siswa salah satunya adalah pelajaran motor

Diesel

yang sangat penting untuk dikuasai oleh siswa. Pelajaran motor

diesel

yang

termasuk dalam katagori Teknologi Kendaraan Ringan (TKR) di SMK Negeri

2 Depok Sleman diberikan pada semester ganjil yaitu semester V kelas III

(kelas XII) dengan alokasi waktu 26 jam per semester adalah mata pelajaran

atau teknologi yang juga sedang berkembang di dunia usaha dalam hal ini

terkait dalam bidang otomotif.

Banyaknya peluang usaha dan industri yang membutuhkan

tenaga-tenaga ahli di bidang perbaikan Motor

Diesel

sehingga menjadikan pelajaran

Motor

Diesel

ini sangat penting. Permasalahan yang dihadapi saat ini oleh

siswa SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta dalam mata pelajaran Motor

Diesel

adalah nilai rata-rata tiap kelas yaitu 6,6 yang dikategorikan masih

berada dibawah nilai KKM 8,0 sehingga menunjukan adanya kekurangan

dalam proses pembelajaran. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

kesesuaian jumlah siswa yang belajar dengan jumlah fasilitas yang disediakan

untuk proses belajar mengajar khususnya dalam praktikum motor

diesel

masih kurang sesuai

,

dapat juga dilihat dari jumlah siswa yang berjumlah 32

per kelas dan jumlah kelas untuk per angkatan ada 2 (dua kelas).

Fasilitas seperti gedung, ruangan dan peralatan seharusnya

disesuaikan dengan jumlah rombongan belajar, agar dengan lebih mudah

(22)

ABCDC E

di SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta masih dikatakan kurang

sesuai dikarenakan besar ruangan tidak ideal untuk jumlah rombongan belajar

motor

ABCD C EF

Peralatan yang digunakan dalam proses praktikum masih

kurang sesuai dengan jumlah rombongan belajar. Peralatan yang berjumlah

minim tidak dapat memenuhi kebutuhan praktikum siswa, sementara jumlah

siswa yang menggunakan peralatan khususnya peralatan umum adalah semua

kelas dan angkatan.

Dari kesenjangan yang disebutkan di atas sangat penting dan perlu

diperhatikan dalam keberhasilan proses pembelajaran adalah sarana dan

prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar mengajar. Menurut

Siswanto (1989:3) bahwa sarana dan prasarana dalam pendidikan teknik

sangat diperlukan untuk dapat mengimplementasikan kurikulum pendidikan

teknik dengan baik. Dengan tidak tersedianya sarana dan prasarana yang

memadai dapat mengurangi minat belajar siswa, selain itu persepsi siswa

terhadap sarana dan prasarana yang diterimanya tidak sesuai dengan yang

diinginkan, sehingga mengakibatkan ketidakpuasan siswa terhadap proses

pembelajaran yang berdampak pada prestasi belajar siswa.

Kesiapan Sarana dan prasarana yang di butuhkan oleh suatu lembaga

pendidikan dalam hal ini SMK Negeri 2 Depok Sleman yang menyediakan

jurusan otomotif haruslah tersedia dan siap digunakan untuk menunjang

prestasi belajar siswa. Tempat, alat dan bahan adalah aspek yang termasuk

dalam sarana dan prasarana yang harus ada dalam melakasanakan

(23)

Kesesuaian penggunaan tempat, alat dan bahan sangatlah penting

diperhatikan untuk menjaga keselamatan kerja K3, dan ketersediaan tempat,

alat dan bahan juga sangatlah penting dalam keberhasilan melakukan proses

praktikum pada pelajaran Motor

D

GHI HJ

.

Dari hasil pengamatan yang di lakukan di SMK Negeri 2 Depok

Sleman, kesiapan sarana dan prasarana yang terdapat di jurusan Otomotif

SMK Negeri 2 Depok Sleman masih ada beberapa faktor-faktor yang menjadi

permasalahan terutama pada pelajaran Motor

D

GHIHJ

yang meliputi kesesuaian

jumlah siswa praktikum dengan besar ruangan yang digunakan, kesesuaian

jumlah peralatan dengan jumlah rombongan belajar yang akan menggunakan

alat tersebut dan kesesuaian penggunaan alat dengan keselamatan kerja. Hal

ini akan berpengaruh besara atas hasil prestasi dan pemahan siswa tentang

teknologi motor

K GHI HJ

.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi

masalah yaitu tidak tercapainya nilai KKM 8,0 pada mata pelajaran

Motor

Diesel

yang dipengaruhi oleh kurangnya pemahaman dari siswa mengenai

teknologi motor

diesel

yang dipelajari

.

Pemahaman yang kurang pada

pelajaran dalam hal ini pelajaran motor

diesel

dipengaruhi juga oleh

perbandingan antara jumlah siswa yang belajar dengan jumlah sarana dan

prasarana yang tersedia. Dengan jumlah yang kurang memadai dapat

(24)

sehingga dapat menghambat proses belajar mengajar. Akan dikatakan siap

apabila jumlah siswa dengan besar gedung tempat praktik sudah sesuai, siswa

dengan ruangan tempat praktik sesuai, jumlah siswa dengan jumlah prabotan

praktik sesuai, jumlah siswa dengan media dan alat sesuai dan jumlah siswa

dengan bahan praktik juga sesuai.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang diuraikan di

atas perlu diadakan pembatasan masalah untuk memfokuskan pembahasan

yang akan diteliti yaitu Kesiapan sarana dan prasarana pada Bengkel Praktek

Motor

D

LMNMO

di SMK Negeri 2 Depok SlemanYogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan

pembatasan

masalah

di

atas,

maka

dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kelayakann sarana dan prasarana yang digunakan

dalam praktik Motor

D

LM NMO

di SMK Negeri 2 Depok Sleman

Yogyakarta ?

2. Bagaimana kesiapan sarana dan prasarana dalam mendukung praktik

Motor

D

LM NMO

di SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta ?

E. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian

(25)

1. Mengetahui bagaimana tingkat kelayakan sarana dan prasarana yang

di gunakan dalam praktik Motor

D

P QR QS

di SMK Negeri 2 Depok

Sleman Yogyakarta.

2. Mengetahui bagaimana kesiapan sarana dan prasarana dalam

mendukung praktik Motor

D

P QR QS

di SMK Negeri 2 Depok Sleman

Yogyakarta.

F.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui kesiapan

sarana dan prasarana bengkel praktik SMK Negeri 2 Depok Sleman

Yogyakarta dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa yang

sesuai dan siap dalam menunjang proses praktik belajar mengajar untuk

(26)

12

U] ^_`a_bZ cdea

f] gcb hahai _b^c`j ej _b

klmnonp n ql or nrnsto p lputn vt ow xlyxlyt r tzt{ |t{up }lpty }t~tpt or€olpnt

(

|}}

)

tr tz t ~ qy€p lp ql owut~to pnstq r to x txt ztsu plpl€y tow tx tu sl z€{q€s €yto w rtz t{ upt~t {l orl‚tpt sto {toupn t {l ztzun uqtvt ql owtƒt yto r to ql z txn~to„ …lr to wsto slƒu yu to lytyxn s lqtor tnto s~up up

,

slx yt{qn zto

(

…u {ly

:

~xxq

://

t~ tpt

.

sl {lor n so tp

.

w€„nr

/

sn

/

norl†„q~ q‡„ ˆl ou yux ‰or to wŠ‰ort ow ‹l quz n s or€olp nt {l owl o tn …np xl{ Œl or nrnsto tpn€otz Ž‰‰…Œ  ‡  €{€y  ‘t~u o  ’ qtptz “”• ql or nrnsto slƒu yu to {l yu q tsto qlor nr n sto {l ol owt~ vt o w {l{ ql ypntqsto qlplyxt r nrnsxlyuxt{ tu oxu sl s lyƒt„

k nql yxl wtprtz t{

ql oƒl ztp to Œ Œ €{€y“–‘t~u o ” qtp tz

— tvtx

“• vt ow r n { tsp ur ql or nrns to slƒu yu to {l z nqu x n …ˆ|˜ˆ ™|• tx tu l oxu s ztno vt ow p lrlytƒtx„ …l~n oww t r tqtx r npn {qu z sto t~‚t ql or nr n sto s lƒu yuto tr tzt~ ql or nr n sto {lol owt~ vto w {l {l s tzn qlpl yx t r nr n s rl owt o slx yt{qn zto s~up up pl~ now wt pntq u oxu s {l {tp u sn z tqtowto sl yƒt• vt ow {l z n qu x n

…ˆ|˜ ˆ™| txtu

lox u s

z tn ovt o w

plrlytƒtx„

(27)

›œžœŸ ¡¢ £ ¤ œ› ¥¦§ ¨¦  £  ¤¡© ¤ ª ¢©¦ 

,

« œ¥Ÿ  ¤ œŸ¥  ª ›¦©   ¢ Ÿ ¢¤ ¡ ¦¨ ¢› ª ¨ ¦¥ ¦¨ ª œž¦¤ ¢Ÿ¦› œ¨ ¦¨ ¦¤ ©œ§ ¦¡©   ¬ ¢Ÿ«œ« ¢  ¦¨ œ ž ¤ œ¬ ¢¥ ¢ ­ 

.

® › ›¢ § œ¨ ­  §œ¥§   ž  ¦ ¨œ¯ ¦ ¦« ¦ Ÿ œ¥« œ§ ¢Ÿ

,

«œª¢   ¨  ¤ œ« ª    § ¡°  ›œ¨ ¦¨ ¦¤  ¤ œ¬¢¥¢   ¨ © ¡ ›œ¨ ¦¨ ¦¤  ­  ž ªœª ›œ¥ «¦  ›¤   ›œ« œ¥ Ÿ   ¨ ¦¨¦¤­  ¢Ÿ ¢¤ ªœª   «¢¤ ¦ ©   ›  ž  ¤œ¥ ¬ 

.

±¥ ¦ œ Ÿ « ¦ «œª ²  ª ¦¦ ª œª§ °  ¤³ « œ¤¢ œ « ¦ § ¡°   ›œ ¨ ¦¨ ¦¤  ¤ œ¬¢¥ ¢  ¡ ¥¢ « « œ© © ¢ ¨œ¤  Ÿ ¨œž  ¨ ¢¦  ¤ œ¥¬ 

.

´ œ©  ©¢¦ ›œ¨ ¦¨¦¤   ¤ œ¬¢¥ ¢  ¦ ¦©  ¡ ¨ ¦¡  ¥  ›¤  ¨  › Ÿ ¨¦ ›œ¥³©œ¡ Ÿœ   ž  ¤ œ¥¬  ­ ž ¨   ›  Ÿ ¨ ¦ ¨  ©¤  ¢ Ÿ ¢¤ ªœ©  ¤¢¤   › œ¤ œ¥ ¬   Ÿœ¥ Ÿœ Ÿ¢µ¶ ©  ¡ «  Ÿ¢ ² ¦¥ ¦ ¤¡  « ³¥  ž ­ ž ¤³ª›œŸ œ  ¨ ©  ¡ « œ©  © ¢ §œ¥¢« ¡  § œ¥Ÿ ¦¨  ¤ «œœ¯ œ¤Ÿ¦¯ ª¢ ž¤ ¦¨ ©   ªªœ© ¤ «   ¤ « œ« ¢ Ÿ ¢µ

·¥³ž¥  ª ›œª§ œ©   ¬ ¥  › ¨  ›œ¨ ¦¨¦¤  ¤ œ¬ ¢¥ ¢  ¨ ¦© ¤ «   ¤    Ÿ « ¨  « ¥ › œ ¬ § ¥  ¤ ¢¥ ¦¤¢© ¢ª ­  ž Ÿ œ¥¨ ¦¥¦ Ÿ¦ž  ¤ ³ ª›³ œ ­ ¦ Ÿ ¢ ³¥ª  Ÿ¦¯

,

 ¨  ›Ÿ ¦¯ ¨  ›¥³¨ ¢¤ Ÿ ¦¯

.

¸ ³ ª›³ œ ³¥ ª  Ÿ ¦¯ § œ¥ ¤  ¦ Ÿ  ¨ œž  › œª§ œ©  ¬  ¥   ­  ž §œ¥³¥¦ œ Ÿ  « ¦ › ¨  ›œª§ œ Ÿ ¢¤   °  Ÿ ¤   Ÿ ¢ ¤ œ›¥ ¦§ ¨ ¦  «œ§  ž  ¦ § ž«  ¹¨³œ« ¦ 

.

¸³ ª ›³œ  ¨  ›Ÿ ¦¯§œ¥¤ ¦ Ÿ  ¨ œ ž ›œª§ œ©   ¬ ¥  ­   ž § œ¥³¥¦ œ Ÿ  « ¦ ›  ¨  ›œª§œ¤ ©   ¤œª   ª›¢  ¨  ©  ª ¥  ž¤   ›œ žœª§ ž  ¨¦¥ ¦ ­  ž §œ¥¤ œ©  ¬ ¢Ÿ  µ ¸³ ª›³ œ ›¥³¨ ¢¤ Ÿ ¦¯ § œ¥¤ ¦ Ÿ  ¨ œ ž  ›¥³ ž¥  ª ›œª§œ©   ¬ ¥  ­  ž ¨ ¦¯ ³¤¢«¤   › ¨  ›œª§ œ¤   ©   ¤ œª  ª›¢  ¤ œ ¡©¦  Ÿœ¥ Ÿœ Ÿ¢ «œ§  ž ¦ § œ¤ © ¢ Ÿ¢¤ § œ¤ œ¥¬ 

. (

º ¥¨ ¦ ª 

,

1998:15).

»  « ¦©§ œ©   ¬ ¥­ ž ¨   › Ÿ ¨ ¦¡ ¥  ›¤   ¨ œž   ¨ ­  ›¥³ ž¥  ª
(28)

¼½¾¿ÀÁ ¾Âà ¼ÄÅ Æ½Ç ½ ÂÈ Á ƾ ɾ ÊÁ ɾ ÂË Ç½ Ìǽ ÂÇ Í Î¾ Â Ë Å½ÂϾ ¼ÍÆ Æ½ ÂË;Ⱦ¾  ƽ ÂË½Ç ¾ ¿Í¾  ξ Â Ë Å½Å¾ ɾÁ

,

ƽ ÌÁ À¾ ¼Í ξ Â Ë ÆÄÈÁ Ç Á Рɾ ¼½Ç̾ÅÆÁ À¾  ξÂË ÍÂËËÍÀ

.

Ѿ À¾¿ È ¾ÇÍ ÏÁ ÌÁ ¼¿¾È Æ ÌÄË̾ŠƽÅʽ À ¾Ò¾ Ì¾Â Æ¾É ¾ ƽ ÂÉÁÉÁ¼¾  ¼ ½Ò ÍÌ;  ¾ ɾ À¾ ¿ ƽÅʽ À ¾Ò¾ ̾  ¼ÄÅÆĽ Â Æ ÌÄÉÍ¼Ç ÁÐ

.

Ó ½Å ʽÀ¾Ò ¾ ̾ Â Æ ÌÄË̾ŠÆÌÄÉÍ¼Ç Á Ð ÉÁ Ç ÍÒͼ¾  ƾ ɾ ƽÂÁÂ˼¾Ç¾  ¼½Ç̾ÅÆÁÀ¾  ɾ À¾ Å ÊÁÈ ¾ ÂË Ç ½ Ìǽ ÂÇ ÍÔ Õ ÂÇ Í¼ Ž Âɾ Æ¾Ç ¼¾ Â Ç Á Â˼¾Ç ½ н¼Ç Á ÖÁ Ç ¾È Î¾Â Ë ÇÁÂËËÁ Å ¾¼¾ ɾ À¾Å Å ½À¾ ¼È ¾Â¾¼ ¾Â ƽÅʽ À¾Ò¾ ̾ÂÂξ ¿¾ÌÍÈ ÉÁÉͼÍÂË É½  ˾ Â Ð¾È ÁÀÁ Ç¾È Î¾  Ë

ŽŠ¾ ɾÁ ɾ  ̽À½Ö ¾Â× È½ ƽÌÇÁ Ì Í¾ ÂË Æ̾ ¼Ç Á ¼× ƽ ̾À ¾Ç ¾ Â Æ Ì¾ ¼Ç Á ¼× Ê ¾¿¾ Â Æ Ì¾ ¼Ç Á ¼ ɾ  ƽ ÌÀ½ Â˼¾Æ ¾Â ¼½È ½À¾Å¾Ç ¾Â ¼½ ÌÒ ¾

.

Ó ÌÄË̾ŠƽÅʽ À¾Ò¾ ̾ ÆÌÄÉ Í ¼ÇÁРŽ ÂϾ ¼ÍÆ Æ½Åʽ À¾Ò ¾ ̾  ƽ Â˽Ǿ ¿Í¾  ǽ ÂÇ ¾Â Ë Ç½ ÄÌÁ É¾È ¾ Ì ¼ÍÒ ÍÌ;  ɾ  ƽÅʽ À¾Ò¾ ̾ÂÆ̾¼ÇÁ¼¼½ÒÍÌ; ÂÔ

Ó ÌÁ ÂÈ ÁÆ

-

ÆÌÁ ÂÈ ÁƼ½Ò ÍÌ; Âɾ ƾÇÉÁ¼½Åͼ¾¼¾ ÂȽʾ ˾ÁʽÌÁ ¼ÍÇ

:

1.

Ó ½ÂÉÁÉÁ¼¾Â ¼½Ò ÍÌ;  ¾¼¾  ½ ÐÁ È Á½ Â Ò Á¼¾ ÀÁÂ˼ ÍÂ˾  ÉÁ ž ¾ È ÁÈØ ¾

ÉÁÀ¾Ç Á¿ Ž ÌÍƾ¼¾  ̽ÆÀÁ¼¾

ÀÁ Â˼Í ˾  ÉÁÅ ¾ ¾ ¾ ÂÇÁ Á¾ ¾ ¼¾ Âʽ ¼½ ÌÒ ¾

.

2.

Ó ½ÂÉÁÉÁ¼¾Â ¼½ÒÍÌ;  ξÂË ½ н¼Ç ÁÐ ¿¾ Âξ É¾Æ¾Ç ÉÁ ʽ ÌÁ ¼¾  ÉÁÅ ¾ ¾

ÇÍ˾È

-

Ç ÍË¾È À¾ÇÁ ¿¾  ÉÁÀ¾ ¼ ͼ¾  ɽ Â˾  Ͼ ̾

,

¾ À ¾Ç ɾ ŽÈÁ ξ ÂË È¾Å ¾ È ½ ƽ ÌÇ Áξ ÂËÉÁ ǽǾ Æ ¼¾ ÂÉÁǽŠƾǼ½ ÌÒ ¾

.

3.

Ó ½ÂÉÁÉÁ¼¾Â ¼½ÒÍÌ; ¾ ¼¾  ½ н ¼Ç Á Ð Ò Á¼¾ ÉÁ¾ ɾ Æ ¾Ç ŽŠ¾Å Æͼ¾  ȽÇÁ ¾ Æ

ÁÂÉÁ ÖÁÉÍÅ ½ÅÄ É¾ ÀÁÅ Á¾ÇÂξ

,

ƽÂ˽Ǿ ¿Í¾ ÂÂξ

,

ɾ¼½Ç̾ÅÆÁÀ¾ ÂÂξƾɾ Ç ÁÂ˼¾Çξ ËƾÀÁÂËÇÁÂËËÁ

.

(29)

ÙÚÛÜÝÞÝÝ ß ÛÚàáÜÙÜ à âÝß ÛÚÙÚàãÝ ÞÚä Úàå Ü æÝ ß ç â ÜäÚàèé ÙÝ ß âÝè Ýê äÚÙÚàãÝÝ ß Üå éÞ Úßâ Ü àÜ

.

5.

ëÚßâ Üâ Ü ÙÝß ÙÚãé àéÝ ß æÝßç Úá ÚÙåÜá é ßåé Ù Þ Úå ÜÝ ä ä àìá ÚÞ Ü

,

ãÝ ÛÝå Ýß Ýå Ýé

äÚÙÚàãÝÝ ß íÝ ßæÝâÝ äÝåâ ÜÛÚ àÜÙÝ ßÙÚäÝâÝÞ ÚÞÚìàÝ ß ç æÝ ßç ê Úê Úàè é ÙÝ ßßæÝ âÝßæÝ ßçâÝ äÝåé ßå é ß çâÝ àÜßæÝ

.

6.

ëÚßâ Üâ Ü ÙÝß ÙÚãé àéÝ ß æÝ ß ç Ú áÚÙåÜá ãÜ ÙÝ äÚßçÝè ÝêÝ ß èÝåÜíÝ ß é ßåé Ù

ê ÚêÛÚßå éÙ ÙÚÛÜÝÞ ÝÝ ß Ù ÚàãÝ âÝß Ù ÚÛÜÝÞÝÝ ß Û ÚàáÜÙ Üà æÝ ß ç Û ÚßÝà â Üè éÝßçÙÝ ß Þ ÚíÜßççÝ äÝÞ ÞÚäàå Ü æÝ ßç â ÜäÚàèé ÙÝß âÝèÝ ê äÚÙÚàãÝÝß ßÝ ßåÜßæÝ

.

7.

ëÚßâ Üâ Ü ÙÝß ÙÚãé àéÝ ß Ý ÙÝß Úá ÚÙåÜ á ã ÜÙÝ çé àé ßæÝ åÚè Ýí ê Úêäé ßæÝÜ

äÚßçÝèÝ êÝ ß æÝ ßçÞé ÙÞÚÞ âÝè Ýê äÚßÚàÝ äÝ ß Ù Úå àÝ êä Üè Ýß âÝ ß äÚßçÚå Ý íé Ý ß ä ÝâÝìä ÚàÝÞÜâÝßä àìÞ ÚÞÙÚàã ÝæÝ ßçÝ ÙÝßâ Üè ÝÙé ÙÝßî

8.

ë ÝâÝ Þ ÚåÜÝä ãÝÛÝå Ý ß Ýâ Ý ÙÚêÝ ê äé Ý ß êÜßÜ êé ê æÝßç íÝ àéÞ

â Ü äé ßæÝÜ ìèÚí Þ ÚÞÚìàÝ ß ç ÝçÝ à âÜÝ åÚå Ý ä âÝ äÝå ÛÚÙ ÚàãÝ äÝâÝ ãÝ ÛÝåÝß åÚàÞ ÚÛéå

.

9.

ëÚßâ Üâ Ü ÙÝß ÙÚãé àéÝ ß íÝ àé Þ êÚêä ÚàíÝåÜÙÝ ß ä ÚàêÜßå ÝÝ ß äÝ Þ Ýà

(

ê Úê äÚàíÝåÜÙÝ ßåÝ ßâÝ

-

å ÝßâÝäÝÞÝ à

).

10.

ëàìÞ ÚÞ äÚêÛÜ ßÝÝß ÙÚÛÜÝÞ ÝÝ ß æÝ ßç Ú áÚÙåÜá ä ÝâÝ ÞÜ ÞïÝ Ý ÙÝ ß åÚ àðÝ äÝ Ü ã Ü ÙÝ

äÚè ÝåÜíÝ ßâ ÜÛÚàÜÙÝ ßäÝâÝäÚÙ ÚàãÝÝ ßæÝßçßæÝåÝ

(

ä Úß çÝèÝ êÝ ßÞÝàÝåßÜèÝ Ü

).

11.

ñ éê ÛÚà æÝ ßçâÝ äÝåâ Üä Ú àðÝæÝ é ßåé Ù êÚßçÚå Ý íé Ü ÜÞ Ü äÚèÝå Ü íÝ ß äÝâÝÞéÝå é
(30)

òóôõöô÷öôõø öù ô ô÷ö

.

13.

úóôòùòù û öô û óüýþýöô öûöô ÿ óþý öû öô øö÷öôöô ù öø ÷öôõ óùù óô üù ûö

óý öù òóôõöôû óýý öô óóþ öô õ ÷ö ôõ ÿ óÿöô õ

ÿóÿ óþøýû öôòöô ÿóÿ öô õ öø ù ôõóóû ù üù ûö òù ø öûýû öô øó ö óôõöüöþ öô û óüýþýöô

14.

úóôòùòù û öô ûóüýþýöô öûöô óùùóô üù ûö ÿ óòó óô õöü öþ öô ÷öôõ

òùõýô öûöôòöôýý ôõöô þù öòù óóþöòùòù ûÿóÿ óþ ù ÿ öôõûöôù ö

-ù ö ó óþ öòùòùûóþ ó ý

.

15.

òÿùôù þöù óôòù òùû öô û óüýþý öô öû öô óù ùóô üùû ö òùö øýó òöô

ÿóôõöø ù þò öþù öò öû öûýòöô óþ öôòöþ

.

16.

ú óôòùòùû öô û óüýþý öô ÿóÿ óþøýû öô ùö÷ö óþ óôý òöô üù û ö ùòöû

óþ óôýùÿ öû ö óôòùòùû öôû óüýþý öô ù òöû ø óòù öû öû öôóþ óþöù

.

óôýþý ý ôöö ù

(2007:11),

kesiapan merupakan suatu kondisi

dimana seseorang telah mencapai pada tahapan tertentu atau

dikonotasikan dengan kematangan fisik, psikologis, spiritual dan skill .

Menurut Suharsimi Arikunto (2001:54), kesiapan adalah suatu

kompetensi berarti sehingga seseorang yang mempunyai kompetensi

berarti seseorang tersebut memiliki kesiapan yang cukup untuk berbuat

(31)

!" #

(2010:13),

kesiapan adalah keseluruhan kondisi

yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara

tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan

berpengaruh pada kecenderungan untuk memberi respon .

Dari beberapa teori dari beberapa ahli yang mengartikan pengertian

kesiapan dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah suatu kondisi atau

keadaan yang ada pada seseorang atau suatu lembaga untuk

mempersiapkan diri baik secara mental, maupun fisik untuk mencapai

tujuan yang diinginkan. Hal ini kesiapan yang akan dibahas adalah

kesiapan suatu lembaga pendidikan yang menyediakan suatu sarana dan

prasarana dengan baik dari segi kondisi dan ketersediaan sarana dan

prasarana yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. Kesiapan

sarana dan prasarana praktik adalah suatu kondisi dari tempat atau gedung

praktik, perlatan-peralatan yang digunakan praktik dan bahan bahan

pendukung praktik yang mampu memenuhi kebutuhan dan berfungsi

sesuai dengan kegunaan dan memiliki kondisi yang masih baik (layak

digunakan).

$ % &' ( )*

-aspek Kesiapan

Suatu kondisi dikatakan siap setidak-tidaknya mencakup beberapa

aspek, menurut Slameto (2010:14), ada tiga aspek yang mempengaruhi

kesiapan yaitu:

(32)

2)

+,-./ .0121/1.34 /56/ .7.12

.

3)

+,/81395: 12; 9, 2<,/ 10. 12; =12 9, 2<,8 /5 12 >1 2< : 152 >12< /,:10

=59,: 1718 5

.

? : 13, /4 7 .<1 3, 2<.2<@ 19@ 12 /,2/ 12< 9 8 52A 59

-

98 5 2A 59 B CDEF GCHH 1/ 1.@, A5 19 12>1 5/ .I

1)

? , 3.1 1A9,@ 9, 8@, 3 -12< 12 -,8 52/8 1@ A 5

(

A1: 5 2< 9 , 2<18 .0

3,39,2< 18.05

).

2)

+,3 1/ 12<12 7 1A 3125 = 12 84 0125 1=1: 10 9,8: . .2/.@ 3, 39,84:, 0

3 126 11/=18 59, 2<1: 13 12

.

3)

J, 2<1:1312

-

9, 2< 1: 1312 3, 39 .2 >15 9, 2< 18 .0 >12< 94 A 5/56 /,8 0 1=19

@, A5 1912

.

4)

+,A 519 12= 1A18.2/.@@, <5 1/ 12 /,8 /, 2/./,8 -, 2/.@=1: 139854 =,/, 8/, 2/ .

A,: 13131A 19 , 3-, 2/.@ 1 2=1:1331A 19, 8@,3 -12<12

(2010:15).

K 18 5 9,8 2>1/112 9 181 10:5 3, 2<1, 215 1A9,@

-

1 A9,@ >12< 018.A =59,8 01/5@ 12; 1=1 -,-,8 191 >12< -,8@15 /12 =,2 <12 @, A5 19 12 =185 A 18 12 1 =12981A1812 1 1= 1:10 @42=5A 5

,

6 .2<A 5412 1: =123 126 11/- 1<5 9, A ,8/ 1=5 =5@ >1 2< 1@12 3, 2<<.21@ 1 2 A 18121 =12 981A1812 1 =1: 13 A .1/ . :, 3-1<1 /,8./13 1: ,3 -1<19, 2=5 = 5@ 12@ 0.A .A 2 >1A ,@4:10@,7.8 .12

(

?L +

).

MN OPQRSRT RU

(33)

^_^ `ab c_ dadeb

; wajar ; pantas ; patut. Setelah memperoleh imbuhan ke - an

maka artinya menjadi sebuah perihal yang pantas, (patut) dikerjakan.

Jika dihubungkan dengan konteks sarana prasarana praktik di bengkel,

maka kelayakan dan kesiapan sarana prasarana bengkel praktik motor

fg hihj

adalah suatu usaha yang pantas untuk dikerjakan. Di dalam sarana dan

prasarana bengkel praktik motor

fg hihj

fasilitas praktik yang dimiliki SMK

dengan standart yang dipilih sebagai pembanding fasilitas dalam penelitian

ini ialah standard sarana prasarana Permendiknas Nomor 40, 2008: 2.

kelayakan dan kesiapan sarana prasarana bengkel praktik motor

fg hihj

di SMK tidak lepas dari ruang praktik, meliputi bengkel, studio dan ruang

sejenis adalah tempat pelaksanaan kegiatan

praktik, perawatan dan

perbaikan peralatan (Permendiknas Nomor 40,2008:3). Ruang praktik

merupakan salah satu hal vital yang harus dipenuhi oleh SMK. Lulusan

SMK yang dituntut untuk memiliki ketrampilan khusus dan siap kerja,

menyebabkan siswa SMK lebih sering berada di ruang praktik. Kebutuhan

akan ruang praktik menuntut sekolah untuk menyediakan sarana dan

prasarana ruang praktik perlu diadakan pembenahan agar sesuai dengan

standar.

kl mnopqnrnst uqvrwxyuzuz { wxmu|no n wz

Menurut Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) dalam Rusman

(34)

} ~} ~ €‚ƒ „… † ‡ˆ‰ˆ Š‹Œ Ž Ž Œ Œ Š Œ‡Œ ‹ ‘ˆ’Œ“ŒŠ

,

‘ŒŽ  Œ ’Œ ” Š• Œ– Œ – ˆ ’Œ‰ ”Œ •‡•– Ž —„‚ƒ ‰ˆ˜ ’Œ ™š ›ˆ” ˆ–‹Œ ŠŒ Ž ‹•œ ˆ”Œ Š žŒ”Œ’ Ž

(2010:91)

” ˆ– ŸŒ ‹ Œ Œ –  ‚…¡‚ •ŠŽ •’ •” ŒŒ ’Œ ™ Šˆ– ¢Œ –Œ ‹ ˆŠ‹•’ Ž‰ ‹ ˆ–‹Œ –  ˆ”Œ ”‡•Œ – ŸŒ– ™Œ Š•‰ £† } †—† ¤† ‘ˆ ŠŒ‰Œ ŠŒ – ‰ ‹Œ –Œ Š –Œ ‰Ž˜ –Œ’

,

”Œ ‹ˆŠŽ ŸŒ –  ‡ˆŠ ’ •  Ž‡ ˆ’Œ “Œ ŠŽ £‚€ ‡ˆ–Œ ’Œ”Œ – ‘ˆ’Œ “Œ Š ŸŒ –  ™ŒŠ•‰  Ž“Œ’Œ–Ž •–‹ •  ” ˆ–¢Œ ‡Œ Ž ¤ ~}‚}„ ‚ €‹ˆŠ‰ˆ‘•‹

,

Œ– ˆ¥Œ ’•Œ ‰Ž ŸŒ– ‡ˆŠ’ • Ž’ Œ •Œ –•–‹ • ”ˆ–ˆ–‹ • Œ– ¦†€ ¤‚¦ ‡ˆ– ¢Œ ‡ŒŽŒ– ˆ”Œ” ‡•Œ– ‡ˆ‰ ˆŠ ‹Œ  Ž Ž œ ‰ˆŠ‹Œ ‰ˆ‡ˆ ŠŒ – Œ‹ ‡ˆŠŒ‹ •ŠŒ– § ‚€  ‘ˆŠˆ–Œ Œ–  ˆ– Œ – ‡ˆ–Œ ’Œ ”Œ– ‘ˆ’Œ“ Œ Š ‡ˆ‰ ˆŠ‹ Œ  Ž Ž £‚—‚} ” ˆ–ˆ”‘Œ –Œ – ‡˜‹ ˆ–‰Ž Ž ŠŽ– ŸŒ ‡ŒŒ ‰Œ‹ •Œ – ‡ ˆ– Ž ŽŒ –š › ˆ’Œ ŠŒ‰ £ ~€ ‚ € ¨¨ ©˜š

20

ªŒ ™•–

2003

‹ ˆ–‹Œ –  › Ž‰ ‹ ˆ” «ˆ– Ž ŽŒ – ©Œ‰Ž˜ –Œ’ ŸŒ –   ~ ƒ „ € §† ‘Œ ™¬Œ • ŠŽ•’ •” ŒŒ’Œ™ ‰ˆ‡ˆŠŒ – Œ ‹ Šˆ– ¢Œ –Œ Œ – ‡ˆ–Œ ‹•ŠŒ – } ~€ ~ €‚† ‹ •“ •Œ–œ Ž‰ Ž

,

Œ – ‘Œ ™Œ – ‡ˆ’Œ “ŒŠŒ – ‰ ˆ Š‹Œ ¢Œ ŠŒ ŸŒ –   Ž•– ŒŒ – ­~  ‚‚ † ‡ˆ˜ ”Œ –‡ˆ– Ÿˆ’ ˆ– ŒŠŒŒ–‡ˆ” ‘ˆ’Œ “Œ ŠŒ–• –‹ •”ˆ –¢Œ ‡ŒŽ¦„ ® „‚€¦ ~ƒ ¦~ €¦„

.

Berdasarkan uraian di atas kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan. Dalam penyelenggaraan pendidikan sekolah,

guru mempunyai tugas pokok untuk melaksankan pengajaran atau sekarang

lebih dikenal

dengan

istilah pembelajaran. Kegiatan pebelajaran

diwujudkan dalam bentuk

interaksi

antara guru dengan peserta didik.

Peserta didik memiliki tugas pokok belajar yakni berusaha memperoleh

(35)

¯°±²³´³µ ³±¶°´³· ³¸¹³± ²º»¯°¸¼´ °½¾¿ À¿Á ¶°¸»±  °¸ ³ÃÄ» º °±²³± ´» ± ²Ãű ²³±± ¹³

.

Ʊ Šà µ °± Ç ³¯³»  ŷ Å ³± ÈÉ Ê ¾ ˾ ËÌ¿Ê Â° ¸Â°±ÂÅ Í ²Å ¸Å ¶°¸Å ¯ ³¹³ µ °± ¹³µ ¯ ³» ó±Î ¯°µ ¶°´ ³· ³¸³± 𯳺³ È ÉÏ ÉÐÑ ¿ º»º» à µ°´³´Å» µ°Â¼º ° °¸Â °±Â Å Í Ä °¸Â³ µ°´³ÃÅ Ã ³± °Ò³´Å ³Ä» ű ÂÅ Ã Á ÉÊÓ ÉÑ¿Ô ÕË ¯¸¼Ä°Ä º ³± ½³Ä»´ ¯°µ ¶°´ ³· ³¸³± Í ¹³± ²Ã°Ä° ´Å ¸Å½ ³±±¹³ º»Ã°µ ³Ä¾¿ À ¿ ÁÌ ÕÐËÌÕÀ ÕÁ

.

Ö ³µ ¶³¸

1.

× °ºÅºÅ ó± ×Å ¸» ÃÅ ´Åµ º ³´³µ Ø Éʾ Ë ¾ËÌ ¿Ê

Ù°¸º ³Ä ³¸Ã ³±²³µ ¶ ³¸º» ³Â ³Ä

,

³µ¯³Ã ß»ÃÅ ´ÅµÁ ÉÐ Õ È ¿ Ì¿ Êüµ ¯¼±°± ųµ³ º ³´³µ ĻĠ°µ ¯°±º» º»Ã³± ¹³±² º» ´ ³ÃÄ ³± ³Ã³± ¼´ °½ Ó ÕÐÕ ¶°¸Ä³µ³ ¯°Ä°¸Â³ º»º» à Š±Â Åà µ°± dz¯ ³»  Š·Å ³± ¯°±º»º»Ã³±Ú ÖÅ ¸Å Á ÉÊÛ¿¾Ë  ¼ ü½ Ãű Ç» º ³´ ³µ ¯°´ ³Ãij±³³± º ³± ¯°± ²°µ ¶ ³± ²³± ÃÅ ¸» ÃÅ ´Åµ

.

ÜÕÐËÌÕÀÕ Á µ°µ » ´» û ¶°¶°¸³¯³ Ýű ²Ä »

,

º»³±Â³¸³±¹³

:

³

)

Ù³²»²Å ¸Å

(

³³¸³± ÞÈÉÐ¿Ï ËÞÊ ¿ À

)

×Å ¸»ÃÅ ´Åµ Ä °¶³²³» º ³Ä³¸ ¶³²» ¯°± ²°´ ¼´³³± ¯°µ¶°´³·³¸³± º» Ì ÉÀ¿Ï º³¸» µ Å ´³» ¯°¸°± dz±³³± ¯°´³ÃÄ ³±³³± º ³± °Ò ³´Å ³Ä » ÈÉ Á ßÉÀ ¿Û¿Ð¿ Ê

.

)

Ù³²»

İü´ ³½

(

 ³Â³¸³± Á ¿Ê¿ÛÉÐË¿ À

)

(36)

àáâãä åæ çåè àáéåêåë ìá çãí åè îåè ê çëï åçëâ åè ð ñòð ó çåäåí ìáè îáäáè êêåô ååè ìáè çëçë â åè çëõö ÷ ø ùð ú

.

û

)

üåêë

íåà îåô åâ åý

þÿôëâÿäÿí éáô ÿèêàë í áèêåâãíã çëô æ åô å ìåè çåè ÷ ö öó óð ó íåàîåô åâåýýáô æåçåììáè ç ëçëâ åè ýáôíåàÿâ çë ðùðó ð í áèêåâãíã çëô æåô åì åè çåèâá ìáè ý ëè êåè ãô åè ê ýÿåö úð ð ìáè çëçëâ åè åèåâèîå çë õö÷ øùðú

.

ç

)

üåêë

ìáàáôý å ÷

áé åêåë àÿéï áâ ìáè çëçëâ åè ÿèêàë âÿô ëâÿä ÿí íáèûåâÿì

; 1) fungsi

pemeliharaan, 2) fungsi persiapan, 3) fungsi penyesuaian, 4) fungsi

integrasi, 5) fungsi diferensiasi, 6) fungsi pemilihan, dan 7) fungsi

diagnostik (Akhmad Sudrajat, 2011: 4).

Kurikulum

Tingkat

Satuan

Pendidikan

(KTSP)

merupakan

kurikulum yang disarankan untuk dijadikan rujukan oleh para pengembang

kurikulum di

tingkat satuan pendidikan. Kurikulum

tingkat satuan

pendidikan

merupakan

kurikulum

berorientasi

pada

pencapaian

kompetensi, oleh sebab itu kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari

Kurikulum Berbasis Kompetensi. Ini dapat dilihat dilihat dari unsur yang

melekat pada KTSP itu sendiri,

yakni

adanya

standar kompetensi dan

kompetensi dasar serta adanya prinsip yang sama dalam pengelolaan

(37)

(

)

!"# $ % & '

(

% &'

),

() * + ,

(

+,

),

-

+, ./ .0 - 1

2#..0

,

+ %

13 4 5 1

" 65 7 7

1 - 8 # * )

1

(

9 -

, 2009: 127).

:; < =>? @ >A<>A>?>@ >?BA > C>A>? >D E? FG EHBA> G =IG<JK > ; BE? FE A =I >?<>A>? >@ >?BA>C> A>? >

L + % %

(2008:1268),

1 5 - M

; media. Sedangkan

prasarana

didefinisikan

sebagai

segala sesuatu

yang merupakan

penunjang terselenggaranya seuatu proses (usaha, pembangunan, proyek,

dan sebagainya); infrastruktur.

Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat

dipindah-pindah. Sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk mejalankan

fungsi SMK/MAK (Permendiknas Nomor 40, 2008: 2). Sarana di sini

(38)

NOPQP RQSTOUOV O RQS RP RW O RX

,

Y STVOQS TU S R XZO QO RUO[ R \ORX NS R]P ZP RX

.

^ TOYOTOR O ][WO_OT ZORY S_OXO[ T OY [` QSTQSYSTV O ][][Za bO QOY [V OY

,

UPOY

,

]O R U S_ OT

.

^STOVPTO R c S RV ST[ ^ SR][][ZO R dOY[`ROU d`N `T

40

eOfP R

2008

NSTP QO ZO R Y VOR] OT Y OT ORO ]O R QTOY OTO RO PRV P Z g S Z`UOf cSRSR XOf b S WPTPO Rh cO] TOY Of iU[\O f b S WPTP O R

(

gcb hc ib

),

\ORX NS RjO ZPQ ZT[ VST[ON[ R[NP NYO TO RO]O RZT[ VST[ON[R[ NP NQTOYOTOR O

.

^S R\SUS RXXOT O Y S Z`UOf NS RS R XOf ZS WPTPO R

/

NO]TOY Of OU [\Of ZS WPTPO R

(

gcbhc ib

)

kO W[_ NS R YSV OTO ZO R Y VO R]OT Y OTORO ] O R QTOY OTO RO YS Z`UOf NS R SRXOf ZS WPTPORh NO]TOYOf OU[\Of ZS WPTP O R

(

gcbhc ib

)

Y S_OXO[N O RO ][ OVPT ]OUON ^ STOVPTO R c S RVST[ [ R[

,

Y SU O N_OV

-

U O N_OVR\O

5

(

U [ NO

)

VOfP RYSVSU Of^STOV PTO RcS RV ST[[ R[][VSVO QZO Ra

g S_ OXO[ NORO \ORX V SU O f ][ VSVO QZOR ]OU O N ll g[Y ][ ZROY d`

20/2003

mO_ n oo QOYOU

45

O\OV

1

][WSUOYZO R _Ofk O

:

"Setiap satuan

pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana

yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan

perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional,

dan kejiwaan peserta didik". Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia yang berkaitan dengan Standar Sarana dan Prasarana.

Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan yang menyangkut standar sarana dan prasarana pendidikan

(39)

p

)

q rs t puv ps wpxu rxy ty tzpx{ p| t}~ r~t tztvp€pxppx‚~ r tuws tu r€p}ƒs

,

u r€p pspx u rxy ty t zpx„ ~ry tp u rxy ty tzpx„ }w zw y px vw ~ }r € } r p| p€  pt xxp

,

}p…px … p}tv u p zpt

,

v r€s p ur€rx ‚z pupx ptx p x ‚ y tu r€w zpx w xsw z~ rxw x|px‚u€ƒvrvu r~}rp| p€ pxpx ‚s r€ psw€y px}r€z r px|wspx† }

)

q rs t pu vpsw pxurxy ty t zpx|w‚p{ p| t} ~r~t t ztu €pvp€pxpp x ‚~r tuws t

 p…px„ €w px‚zrpv

,

€w px ‚ut~u txpxvpsw pxu rxy ty tzpx„ €wpx ‚urxy ty t z„ €w px‚ spsp wvp…p

,

€wpx ‚ ur €uwvspzppx„ €w px ‚ p}ƒ €ps ƒ €tw~

,

€w px ‚ }rx‚zr zr€|p

,

€w px ‚ w x ts u €ƒyw zv t

,

€w px‚ zpxs tx„ txv s ppvt y pp y px | pvp

,

s r~u ps }r€ƒ  p… €p ‚p

,

s r~ups }r€t}py p…„ s r ~u ps }r€~ptx„ sr~u ps }r€z€r pv t

,

y px €wpx ‚

/

sr ~u ps pt x px ‚ ytu r€wzpx w xsw z ~rxw x|px‚ u €ƒv rvu r~ }r p| p €pxp x ‚s r€psw €y px} r€zrpx|ws px

.

‡ ˆ ‰ Š‹ŠŒŠ ŽŒ Ž‘’‹Š“”•–“–‹— ”Ž˜Ž‘

q p€pxp pypp… u r € rx ‚zpu px ur~ }rp| p€px p x ‚ y pu ps y tu t xy p…

-u t xy p…†™p p~z ptspxx pxupy p €wpx ‚}rx ‚z ru€p zs t zƒ s ƒ ~ƒs tšq› œ

2

.

™ruƒ z q r~px† q p€pxp s r€v r}ws y tu r€‚w x pz px w xswz ~rxw x| px‚ u€ƒvrv

u r~ }rp|p €px y r~t sr €žpu pt xp sw |w px pts w w wvpx px ‚ vtpu sr €|w x y t yw xt p txywv s €t

.

Ÿy puw x p x ‚ sr €~ pvwz z ry pp~ v p€px p } rx‚zr u €pzs tz y t }rx‚z rƒsƒ ~ƒs tš pts w

; prabot di bengkel, peralatan pembelajaran di

bengkel,

media pembelajaran di bengkel, beserta kelengkapannya dan

(40)

Erat kaitannya antara kondisi fasilitas dan peralatan yang harus

ada dalam bengkel sebagai sarana pembelajaran praktik dengan

kelancaran proses pembelajaran yang baik. Menurut Arikunto (1987:

12),

alat-alat praktek

adalah

peralatan

yang

terdapat

didalam

laboratoium, bengkel kerja dan ruang-ruang praktek. Peralatan yang ada

di bengkel praktik otomotif adalah peralatan khusus

untuk

kegiatan

praktik otomotif. Peralatan

yang digunakan untuk praktikum harus

disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan

perlu

dipertimbangkan

juga

adalah

penggunaan

alat-alat

praktikum secara benar atau

menurut fungsinya.

Standar mengenai perangkat utama peralatan praktik ditentukan

dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tentang instrumen

verifikasi yang digunakan untuk penyelenggara ujian praktik kejuruan

di

SMK/MAK untuk tahun 2012/2013 yang diperuntukkan untuk

Program Keahlian Teknik Otomotif. Dalam instrumen ini termuat standar

untuk: (1). Standar persyaratan peralatan utama; (2). Standar persyaratan

peralatan pendukung; (3). Standar persyaratan tempat/ruang; dan (4).

Persyaratan Penguji.

Secara

keseluruhan

standar

sarana

dan

prasarana

pada

Permendiknas No. 40 tahun 2008 telah termuat. Hanya saja standar

mengenai

spesifikasi

perangkat

utama

belum

tersedia

secara

(41)

  ¡¢ £¡¢ ¤¥¦ §¡¦¥ ¨ ¥© ¤¦¥ ¥ ¢ ¥ ¤ª§ ¡«¤¢ £©¤¬­¬¤ ¤ ®¤ ¢£¯¤«­¦ ¬¡ «¦¡°¥¤°¤ª¤  «­ ¤¢ £ ±¡¢£©¡ª §¡  ¡¦ ¥¢ ¤¢ ² ³¤°¤ ´¢¦ ¬ «­ ¡¢ µ ¡ «¥¨ ¥©¤¦ ¥ ³ ¡¢®¡ª¡¢ ££ ¤ «¤¤¢ ¶·¥¤¢ ³«¤© ¬¥ © ¬¥ ¢£© ¤¬ ¸¹º

/

¹»º ¼½ ²

1254-

³

1-12/13

¥ ¢¥ ¬ ¡ª ¤¯ ¬ ¡«  ­ ¤¬ ¦ § ¡¦ ¥¨ ¥©¤¦ ¥ § ¡« ¤¢£©¤¬ ­¬¤  ¤ °¡¢£ ¤¢ ª¡±¥ ¯   ¡¢ °¡¬ ¤¥ ª

.

¾ ¡«¥ © ­ ¬ °¤¬¤ ¦¬ ¤¢° ¤« ¦¤ «¤¢¤ § ¤°¤ «­ ¤¢£ ± ¡¢ £©¡ª ¸¹º ¿¡©¢¥© À ¬½  ½¬¥ ¨  ¡¢­«­¬ ³¡« ¡¢ °¥©¢¤¦¼ ½  ½«

40

¬¤¯­¢

2008.

¿ ¤±¡ª

2.

Á¡¢¥¦

,

 ¤¦ ¥½ à ° ¤¢ Ä ¡¦© «¥§¦ ¥ ¸¬¤¢ °¤ « ³«¤¦¤«¤¢¤ ­ ¤¢ £ ³ « ¤© ¬¥© ³ «½£ «¤  º ¡¤¯ª ¥ ¤¢¿ ¡©¢¥©¹¡© ¤¢¥©À¬½  ½ ¬¥ ¨

ÅÆ ÇÈÉ ÊË ÌÍË ÊÆ ÎÈË Ï ÐÊÑ Ë Ê

1

»«¡¤ ©¡«· ¤  ¡¦ ¥¢

½ ¬½  ½ ¬¥¨

6

 

²/peserta

didik

Kapasitas untuk 16 peserta

didik.

Luas minimum adalah 96 m².

Lebar minimum adalah 8 m.

2

Area kerja kelistrikan

6m²/peserta

didik

Kapasitas untuk 8 peserta

didik.

Luas minimum adalah 48 m².

Lebar minimum adalah 6 m.

3

3 Area kerja chasis dan

pemindah tenaga

8m²/ peserta

didik

Kapasitas untuk 8 peserta

didik.

Luas minimum adalah 64 m².

Lebar minimum adalah 8 m.

4

4 Ruang penyimpanan

dan instruktur

4m²/

instruktur

[image:41.612.134.537.294.708.2]

Luas minimum adalah 48 m²

Lebar minimum adalah 6 m.

Sumber : Lampiran Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008

Tabel 3. Standar Sarana pada Area Kerja Mesin Otomotif

ÅÆÒ ÇÈ É ÊË ÌÍËÊÆ ÎÈËÏ ÐÊÑËÊ

Ó ÔÈÐÍÕ ÆÖ

Untuk minimum 16 peserta

didik pada pekerjaan mesin

otomotif (mobil dan sepeda

motor).

1.1

Meja kerja

1 set/area

1.2

Kursi kerja/

× ØÙÙÚ

1 set/area

1.3

Lemari simpan alat

dan bahan

1 set/area

Û ÔÈÐÍÜÍ ÖÍ É

2.1

Peralatan

untuk

pekerjaan

mesin otomotif

(42)

Ý Þßà áâã ßäà áà áå âä

3.1

æçè çéê ëì íî

1

ïëçðñ çòó ç ôéêëõ öóé÷ëõ ëéø öíé íöëö

16

èóî óòêç ÷í ÷íõ è ç÷ç

èóì çõî çé ç çé õóøíçêçé ïóìçù çò öóé øçùçòúçéøïóòîíû çêê ó üò íêíî ý þßÿß äåâã â ä â áä

4.1

üêçõõ üéê çõ íé íöëö

4

ïëçðñ çòóç

.

ôéêëõöóé÷ëõ ëé ø

èóò çîí üé çì íîçîí è ó ò çìçê çé úçéøö ó öóòìëõ çé÷ ç úçì í îêò íõ

4.2

ó öè çêîçöè çð íé íöëö

1

ïëçðñ çòóç

:

40

2008

çïóì

4.

ê çé ÷çòçòçé çæç÷çëçéøæ óéúíöè çéçé÷çééî êò ëõê ëò

ß ä á !â á "ß åÿáã á

# þßÿâ$ %

ôéêëõö íé í öëö

12

íéîêò ëõê ëò

1.1

óù çõóò ùç

1

îóê

/

ò ëçéø

1.2

ëòîíõóòù ç

1.3

çõçìçê÷çéïçðçé

1.4

&ó ö çò í îíöè çé çì çê

÷çéïçð çé

' þßÿââ%â ä

2.1

æ óòçìçêçéëéê ëõò ë çéø æ óé úí öè çé çé ÷çé íéî êò ëõê ëò

1

îóê

/

ò ëçéø ôéêëõö íé í öëö

12

íéîêò ëõê ëò

Ý Þßà áâã ßäà áà áå âä

3.1

æçè çé÷çê ç

1

ïëçðñò ëçéø ôéêëõ èóé÷çê ççé õ óöçùëçé

îíî(ç ÷çìçö èóé)çèçíçé ê ëøçî èò çõêíõ÷çéù ç÷(çì

.

ý þßÿß äåâã â ä â áä

4.1

üêçõõ üéê çõ íé íö ëö

2

ïëçðñ òëçéø

.

ôéêëõöóé÷ëõ ëé ø

üèóò çîíüé çìíîçî í èóòçì çê çé úçéø

öó öóòì ëõ çé÷çúçì íî êò íõ

4.2

ó öè çêîçöè çð íé íö ëö

1

ïëçðñ òëçéø

:

40

2008

çïóì

5.

êçé ÷çòçòçéçè ç÷ç&çïüò çê üòí ëöô ùí* çð çé* çõ çò÷çéæóìëöçî
(43)

+ ,- ./0 12

3456789 4986 8

8

:;<; =5> ?9 ?9 7:>?>:;7; =@>>4:; 4A6 @9 >4 B>C>4B>7>=?>4:; D68 ><

1.1

E;@ >7; =@>

1

< ;5

/

D >B

1.2

F6 =< 97; =@ >

/

G HIIJ

1.3

K; 8 >=9 < 98:>4 >D>5

?>4B>C >4 L ,- ./M/ 2/N

2.1

O; =>D >5 >46 4567

:;7; =@> >4 :; 4A6 @9 >4B >C >4 B>7>=?>4 :; D6 8><

1

< ;5

/

D >B 3456789 4986 8

8

:;<; =5> ?9 ?9 7:>?>:;7; =@>>4:; 4A6 @9 >4 B>C>4B>7>=?>4:; D68 ><

P Q-R S/T-NR SR SU/N

3.1

O>:>456 D9<

1 1

B6 >C V D>B 345678; 4?676 4A89 4986 8

8

:;<; =5>?9 ?97:>? >:; D>7<>4>>4 7;A9>5>4B;D >@ > =8;4A>@>=W> 4A B; =< 9 X>55; Y=9 59<

Z ,- .M-N[ U/T/NM/SN

4.1

FY5 >77 Y45>7

1

E9 49 86 8

2

B6 >C VD>B

345678; 4?676 4A

Y:;=>< 9 Y4>D9<><9:;= >D>5> 4W>4 A 8; 8;=D67 >4?>W>D9 <5=97

4.2

\; 8:>5<>8:>C E9 4986 8

1

B6 >C VD>B

]^ _` a b

:

cd_ef bdgha b_a gifj gd kl m_mb

40

ndo ^g

2008

\>B; D

2

5 ;=< ;B65 ?9>5>< >?>D >C 5>B; D <:;< 9X97 ><9 :; =>D >5>4 65 >8> W>4A ?9>8B9D B; =?><> =7>4 p5>4?>= q prO rYs

1254-

O

1-12/13,

?; 4A >4 =>< 9 Y

1

< ; 5

/

>=; > 7 ; = @> 8;< 94 6 4567

8

:;< ;=5 > ?9 ?97t >:>B9 D > ?>D>8 <>56 7; D ><

< ;7YD >C 8; 89D9 79

32

:;<;=5> ?9 ?97 8 >7> 8949 8 >D< ;7YD >C C >=6< 8; 89 D9 79

4

< ; 5

,

1

<; 5

/

>=; > 7;D9 <5=9 7>4 ?; 4A >4 <:;< 9 X97><9 5;=< ;B6 5 ?>D >8 5>B;D 64 567

2

:;<;=5 > ?9 ?97

, 1

< ;5

/

>=;> < 9 < 5;8 7;D9<5=9 7>4 ?; 4A >4 <:;< 9X9 7><9 5;=<; B65 ? >D >8 5 >B; D6 4567

4

:;< ; =5>?9?97

.

\>B; D

6.

p5>4?>=O; =>D>5 >4u4v;45 >=9<O; 8B; D>@> => 4wxyGyJ z {| z }~ }€  ‚ƒ „… }† }‚‡ ˆ  †‰ Š ‹Œ

„}Š }‚

Ž }}}‚ ~ ‘}’ Ž Š † } ‚‡}‚

“ ”“ • “

(44)

2

­®® ¯° ±²° ³´°µ ¶

.

·

C

Unit

V

1

Layak

3

¸ ¹ °³ °± º»¼ ² °³´

½ ° ¾¿ À

Hatridge

Unit

V

1

Tidak Layak

4

¸ ¹ °³ °± ²¹¼¹ ¾Á

RM

² °³´°µ

Iyazaka

Unit

V

1

Sangat Tidak

Layak

5

 ¾Á ¹ ¾°Ã´Ä¾Å

Isuzu

Unit

V

1

Layak

6

 ¾Á ¹ ¾°Ã´Ä¾Å

Mitsubisi Peter

Unit

V

1

Tidak Layak

7

 ¾Á ¹ ¾°Ã´Ä¾Å

Daihatsu DG

Unit

V

1

Sangat Tidak

Layak

8

 ¾Á ¹ ¾°Ã´Ä¾Å

Toyota B10134

Unit

V

1

Layak

9

¸ ° ÄÅ ¾Á ¹¾°Ã´Ä¾Å

Toyota

4

Silinder inline

Unit

V

1

Layak

10

¸ ° ÄÅ Â ¾Á ¹ ¾° ôľÅ

1

ÆÇ

Toyota

4

Silinder

distributor

Unit

V

1

Layak

11

Engine Stand

Isuzu

Diesel

Turbo

Unit

V

1

Layak

12

Kubota Diesel

Kubota

Unit

V

1

Sangat Tidak

Layak

13

Peraga

Turbo

Charger

Toyota

Unit

V

1

-14

Diesel

Pump

Distributor

Toyota

Unit

V

3

Tidak Layak

15

Diesel Pump Inline

Toyota

Unit

V

5

Tidak Layak

16

SST

Diesel

Pump

Repair

-

Unit

V

1

Tidak Layak

Pendidikan berbasis kerja seperti SMK diharuskan memiliki bengkel/

laboratorium yang dilengkapi dengan fasilitas peralatan, perkakas, sumber

belajar, dan bahan yang relevan dengan jenis kerja yang nantinya akan

dilakukan. Oleh karena itu pencapaian progam pendidikan kejuruan akan

ditentukan oleh kelengkapan peralatan praktik baik ditinjau dari perkakas

dan alat yang memadai, jenis dan kualitasnya memenuhi syarat serta sesuai

(45)

c.

Prasarana Bengkel Praktik

È ÉÊË ÊÉÊÌÊ ÊÍ ÊÎ ÊÏ ÐÊËÑ ÎÑÒÊË ÍÊË ÊÉ ÓÌÒ ÓÔ ÕÖÌ×ÊÎÊÌÔ ÊÌ Ð ÓÌØËÑ Ù ÚÛ

.

Ü ÊÎ ÊÕ ÔÊÑÒÊÌÌ ÝÊ ÞÊÍÊ ßÖÌØÔÖÎ ÞÖÕÖËÑ ÌÊÌ ÙÚÛ à

2

Ü ÖÞáÔ ÙÎÖÕÊÌ

,

Þ ÉÊË ÊÉÊÌ Ê ÒÖÉËÖßÓÒ ÍÑ ÞÖÉØÓÌÊÔ ÊÌ ÓÌÒÓÔ Õ ÖÌÓÌ× ÊÌØ ÞÉáË ÖË ÞÖÌÍÑ ÍÑÔ ÊÌ ÍÖÕÑ ÒÖÉâÊÞ Ê Ñ ÊÌ ÝÊ ÒÓ × ÓÊÌ

,

ÔÏ ÓË ÓË ÌÝÊ ÞÉáË ÖË ß ÖÎÊ× ÊÉ Õ ÖÌØÊ×ÊÉ ÞÊÍÊ Õ ÊÒÊ Þ ÖÎ Ê× ÊÉÊÌ ÞÉ ÊÔÒ Ñ Ô Õ áÒ áÉ ÍÑÖË ÖÎ

.

ã ÖÉ ÍÊËÊÉÔÊÌ ÞÖÌØ Ö ÉÒÑÊÌ ÍÑ ÊÒ ÊË

,

ÕÊÔÊ Ë ÊÉÊÌÊ

ÍÊÌ ÞÉÊËÊÉ ÊÌÊ Í ÊÞÊÒ Ô ÑÒÊ Øá Îá ÌØÔ ÊÌ Ë ÖßÊØÊÑ ßÖÉ ÑÔÓÒ

: (1)

Ù ÊÉÊÌÊ ß ÖÌØ Ô ÖÎ ÞÉ ÊÔÒÑÔ Ò ÖÔÌÑÔ áÒ áÕáÒ ÑÐ ÝÊÌØ ÒÖÉÍÑÉ Ñ Í ÊÉÑ ÞÖÉÊßáÒ ÍÑÉÓÊÌØ ß ÖÌØÔÖÎ ÞÉÊÔÒ ÑÔ Ò ÖÔÌÑ Ô áÒáÕ áÒ ÑÐ

,

ÞÖÉÊÎ ÊÒÊÌÞÖÌÍ ÑÍÑ Ô ÊÌ ÍÑ É ÓÊÌØ ßÖÌØÔ ÖÎ ÞÉÊÔÒÑÔ Ò ÖÔÌÑÔ áÒáÕ áÒ ÑÐ

,

ÕÖÍÑÊ ÞÖÌÍÑ ÍÑ Ô ÊÌ ÍÑ ÉÓÊÌØ ßÖÌØÔÖÎ ÞÉ ÊÔÒ ÑÔ ÒÖÔÌÑ Ô áÒáÕ áÒ ÑÐ

,

ÞÖÉÊÌØÔ ÊÒ ÔÖ É×Ê ÕÖË ÑÌ ÍÊÌ ÊÎÊÒ ÝÊÌØ ÒÖÉËÖÍÑÊ ÍÑ ßÖÌØÔ ÖÎ ÞÉÊÔÒ Ñ Ô áÒ áÕ áÒ ÑÐ ÍÊÌ

(2)

È ÉÊËÊÉÊÌÊ ß ÖÌØÔÖÎ ÞÉ ÊÔÒÑÔ ÒÖÔÌÑ Ô áÒáÕáÒÑÐ ÝÊÌØ ÒÖÉ ÍÑÉ Ñ ÍÊÉ Ñ Î ÊÏ ÊÌ ÍÑ ÉÓ ÊÌØ ßÖÌØÔÖÎ ÞÉÊÔÒÑÔ ÒÖÔÌÑÔ áÒáÕáÒÑÐ

,

ÉÓÊÌØ

-

ÉÓ ÊÌØÝÊ ÌØÊÍ ÊÍÑßÖÌ ØÔ ÖÎÞÉ ÊÔÒ ÑÔÒÖÔÌÑÔáÒáÕáÒÑÐ

.

Ü ÊÎÊÕ ÛÖÞÓÒÓËÊÌ Ú ÖÌÒ ÖÉ Ñ ÈÖÌÍÑ ÍÑ Ô ÊÌ à ÊË Ñá ÌÊÎ ä ÖÞÓß ÎÑÔ åÌ Íá ÌÖËÑÊ Ìá ÕáÉ

129

Ê

/

æ

/2004

Ò ÖÌÒ ÊÌØ ÙÒÊ ÌÍÊÉ ÚÑ Ì ÑÕÊÎ ã ÑÍ ÊÌØ ÈÖÌÍÑ ÍÑÔÊÌ ÞÊÍÊ ã Ê ß åç ÞÊË ÊÎ

4

ÊÝÊÒ

2

ß ÍÑÔÖÕÓÔÊÔ ÊÌ ßÊÏèÊ

: 90

ÞÖÉË ÖÌ Ë ÖÔá Î ÊÏ Õ ÖÕÑÎÑ ÔÑ Ë ÊÉ ÊÌÊ ÍÊÌ ÞÉÊË ÊÉÊÌÊ ÕÑÌÑÕÊÎ Ë ÖËÓÊÑ Í ÖÌØÊÌ ËÒÊÌÍ ÊÉ ÒÖÔÌÑ ËÝÊÌ ØÍÑÒÖÒ ÊÞÔÊÌËÖâÊÉÊÌÊË ÑáÌÊÎ

.

(46)

êëìíîêëï ðñêòíò íóëê ôë êõ öñ ÷óëíø ëê ò ñêõëê ó÷íø ñ÷í ë ù í êíùëï ø ñêøëêõ ÷úëêõ

ö ñïëû ë÷

,

øñùðëø ö ñ÷î ï ëü ÷ëõë

,

ø ñùðëø öñ÷íö ëò ëü

,

ð ñ÷ðúìø ëóëëê

,

ï ëöî ÷ëøî÷í úù

,

öñêõóñï óñ÷ûë

,

ø ñùð ëø ö ñ÷ùëí êý øñùðëø ö ñ÷ó÷ñ ëì í ò ëê ö ñ÷ñó÷ñ ëìí

,

ìñ÷ø ë ìúùö ñ÷ ö ñïëûë÷ ï ëíêý ôëêõ ò í ðñ÷ï úóëê úêø úó ù ñêúêûëêõ ð÷îì ñì ð ñùö ñï ëûë÷ ëê

,

øñ÷ùëìúó ð ñêõõúêëëê øñóêî ïîõí í êþî ÷ù ëìí òëê óîù úêíóëìí

.

ÿñ÷ùñêòíóêëì îùî ÷

40

ëü úê

2008

ø ñ÷ùúëø ö ñ÷ö ëõëí ëøú÷ëê ùñêõñêëíìøëêò ë÷ð ÷ëìë÷ë êë ôëêõüë÷úìò í ðñêúüíð ëò ëìñøí ëðû ú÷úìëê ôë êõ ëò ëðëòëìñøí ëðï ñù öëõëðñêò íò íóëê

/

ì ñë ÷ëúùúù

.

ëïëùü ëï í êí ôëêõ ò íö ëü ëì ëò ëï ëü ùñêõñêëíìø ëêò ë÷ ð÷ëì ë ÷ ëêëúêø úó ÷úëêõö ñ êõóñï ø ñóêíó î øîùî ø íþ

ò í

2

ñðîó ï ñ ù ë ê

.

ñ÷íóúø ò ëø ë ì ø ëêòë÷ ð÷ ëìë÷ëêë ÷ú ëêõ ð ÷ëó ø íó

/

ö ñêõóñï øñóêíó øîùîøíþ ù ñêú÷úø ÿñ÷ù ñêò íóêëì îù î ÷

40

øëü úê

2008 :

1)

ëüëê

ë

)

úëì ïëü ëê ù í êíù úù òëðëø ù ñêëùðúêõ ì ë ÷ëêë ò ëê ð÷ëì ë÷ëê ë úêø úóùñï ëôë êí

3

÷îùöî êõëêöñïëû ë÷

.

ö

)

ëüëê ñþ ñó ø íþ ëòëïëü ï ëüëê ôëêõ òíõúêëóëê úê øúó ùñêò í ÷íó ëê ö ëêõúê ëêý í êþ ÷ ëì ø ÷úó øú÷

,

øñù ðëø ö ñ÷ùëíêö ñ÷îïëü ÷ëõë

/

úðë ë ÷ë

,

ò ëêð÷ëó øíó
(47)

)

!

,

" "

"

.

)

#

-

"

15

$

,

"

,

"

,

" "

.

%

)

"

-

" "

:

)

&

,

" & " & '

20

( "

1990

& & )

)

# * "

# "" + ' # ,

94/

+

ENKLH/1992

tentang

Baku

Mutu

Kebisingan

c)

Pencemaran udara, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara

KLH Nomor 02/MEN KLH/1988 tentang Pedoman Penetapan

Baku Mutu Lingkungan.

g)

Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam

Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten/Kota, peraturan zonasi, atau rencana lain yang lebih

rinci dan mengikat, serta mendapat izin pemanfaatan tanah dari

Pemerintah Daerah setempat.

h)

Status kepemilikan/pemanfaatan hak atas tanah tidak dalam

(48)

-./. 0 1 213. 4 52/ 6./ 7 2-2/ -3./ 829. -39 ./ 8293/ 5./6 3/ 5./ 6./ :. / 6;29<.733/ -37=./ 67 .>.7 -3? 4/ 4?3?

20

-. 03/ @

2)

A./ 63/./

.

)

B3. 1 <./-. 4 ;./ 63/ ./ 54 04-3/6 ; 295. 1. 97./ ;./:. 7 5./ = 2/ 41 89C69.? 7 2. 0<4./D 129 -. ;./:.7 9C? ;C/6./ ;2<.= .9 54 ?. 1 4/ 6 ? . 14/689C 69.?7 2. 0<4./

.

;

)

A./ 63/. /? 2? 2/3 047 2-2/ -3./-. -.;./ 63/ ./;29473 -

:

(1.)

EC 2F4 14 2/5. 1 .9;./ 63/./?2/6473 - 4G 29. -3 9./H . 29. 0. -.3

?.7 14?3?

30

I 5.9 4<3.1<. 0./54<3.9<. 0./89.7 -4 7@

(2.)

EC 2F4 14 2/ <./ - .4 ;

Gambar

Gambar Ruang General .................................................................
Tabel 1. Tingkat pengangguran terbuka di DIY.
Tabel 3. Standar Sarana pada Area Kerja Mesin Otomotif

Referensi

Dokumen terkait

Peserta yang dinyatakan lulus seleksi Akademik untuk Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi diharuskan mendaftarkan diri untuk mengikuti seleksi lanjutan pada tanggal 18

DAFTAR ULANG/ HER REGISTRASI (Administrasi Keuangan, Mengisi Data Mahasiswa, dan Formulir Ma’had), serta TIDAK DIPERBOLEHKAN pindah fakultas atau program studi yang

Batuan metamorf merupaka batuan hasil malihan dari batuan yang telah ada sebelumnya yang ditunjukkan dengan adanya perubahan komposisi mineral, tekstur dan

Berdasarkan hasil Evaluasi Penawaran, klarifikasi dan negosiasi Pengadaan Barang/jasa Nomor : 602.1/1201/DBM/PPBJ/PL/APBD/2012 Tanggal 15 Oktober 2012 Kegiatan

Terus karena keluarga saya juga banyak waktu itu,k tujuh orang, terus kebetulan saya laki paling besar ya jadi em…kalau bisa dibilang si rada kurang perhatian dalam hal kecil-kecil

[r]

Angkutan penumpang yang dimaksud juga dikhususkan pada ketersediaan angkutan penumpang untuk pergerakan internal, karena pasar yang sering diakses masyarakat masih berada di

Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia kulit buah jeruk kasturi diperoleh kadar air 7,99%; kadar sari yang larut dalam air 21,76%; kadar sari yang larut dalam etanol 12,82%;