• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. LANDASAN TEORI. Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "2. LANDASAN TEORI. Universitas Kristen Petra"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

2. LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Penilaian Bisnis

Penilaian bisnis merupakan suatu proses untuk memperkirakan nilai suatu perusahaan, baik yang bersifat going concern (berjalan ataupun beroperasi) maupun yang tidak, termasuk berbagai kepentingan dan kepemilikan (business ownership interest), serta transakasi dan kegiatan yang memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. (SPI 12.2.1.1,2002)

Penilaian usaha adalah tindakan atau proses menentukan nilai suatu perusahaan atau penyertaan saham.

2.2 Ruang Lingkup dan Obyek Penilaian Bisnis

Ruang lingkup penilaian bisnis mencakup penilaian atas: (SPI 12.2.2,2002)

• Penilaian perusahaan (badan usaha),

Mengacu pada pengertian nilai perusahaan, penilaian perusahaan adalah penilaian atas semua hutang yang berbunga dan ekuitas, modal yang ditanamkan (invested capital) dalam perusahaan. Dari pengertian tersebut dapat juga diartikan sebagai penilaian atas seluruh aktiva dan kewajiban yang nilai perusahaan adalah nilai aktiva dikurangi dengan nilai kewajiban tak berbunga dalam bentuk antara lain hutang dagang dan penerimaan di muka.

• Penilaian penyertaan dalam perusahaan (ekuitas),

Penilaian penyertaan (ekuitas) adalah penilaian atas ”net worth” dalam pengertian akuntansi, yaitu nilai seluruh harta dikurangi dengan nilai kewajiban. Dalam konteks pengertian nilai perusahaan, nilai ekuitas tersebut adalah juga sama dengan nilai perusahaan dikurangi dengan nilai hutang berbunga

• Penilaian aktiva tak berwujud,

Penilaian aktiva tidak berwujud dilakukan secara khusus atau dalam konteks penilaian perusahaan atau penyertaan dalam perusahaan berdasarkan pendekatan aktiva. Untuk melakukan penilaian atas aktiva tidak berwujud, perlu adanya hak-hak secara hukum (a specific bundle of

(2)

legal right) yang melekat dan terkait atas keberadaan aktiva tidak berwujud tersebut (legal existence).

• Penilaian atas transaksi material (nilai ≥ 1.% pendapatan atau 20%

ekuitas yang terkait dengan perusahaan publik, Peraturan Bapepam No.IX.E.2),

Dalam penilaian atas transaksi material, opini yang dihasilkan oleh proses penilaian bukan dalam bentuk nilai, tetapi dalam bentuk pernyataan kewajaran (fairness opinion) penilai atas transaksi yang dinilai.

Menegaskan pernyataan tersebut apakah transakasi yang dinilai wajar atau tidak. Pernyataan kewajaran dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu: (1) melalui investigasi penilai secara substansial atas suatu transaksi yang bersifat material berdasarkan analisis dampak keuangan transaksi terhadap perusahaan dan atau pemegang saham, (2) diperoleh dari investigasi penilai secara prosedural, yaitu analisis terhadap langkah-langkah transaksi yang dilakukan sejak pengambilan keputusan sampai dengan pelaksanaan.

• Penilaian kerugian ekonomis yang diakibatkan oleh suatu kegiatan atau peristiwa tertentu (economic damage)

Penilaian atas kerugian ekonomis adalah penilaian atas timbulnya biaya dan kerugian dan atau kehilangan manfaat ekonomi yang ditimbulkan oleh terjadinya suatu peristiwa yang relevan. Kerugian ekonomis biasanya dihitung dari perbedaan yang terjadi antara (1) apa atau berapa yang seharusnya diperoleh oleh seorang/perusahaan yang merasa dirugukan karena peristiwa atau perbuatan yang dilakukan oleh orang/perusahaan lain dan (2) dengan apa atau berapa yang seharusnya diperoleh secara nyata.

Objek yang dinilai adalah perusahaan (a business entity) serta berbagai kepentingan dan transaksi atau kegiatan yang memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan baik tertutup (Ttp) maupun terbuka (Tbk). (SPI 12.2.1.2,2002)

(3)

2.3 Prinsip-prinsip Umum Penilaian Usaha

Dalam hal ini penilaian usaha mencerminkan nilai pasar (wajar) dari semua komponen neraca sebuah perusahaan untuk memenuhi standar akuntansi dengan mempertimbangkan konversi yang menyatakan pengaruh perubahan harga.

Penilaian usaha dilakukan untuk berbagai tujuan, antara lain:

• Pembelian (akuisisi) dan pemindahan hak (disposition) kegiatan bisnis perseorangan secara individual, suatu penggabungan dalam kegiatan usaha, atau estimasi nilai saham sebagai modal yang dimiliki oleh para pemegang saham di dalam kegiatan usaha (bisnis),

• Penilaian usaha sering digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan dan mencerminkan nilai dalam penggunaan (value in use) dari berbagai aktiva atas suatu kegiatan bisnis. Penilaian usaha juga dapat menjadi dasar untuk estimasi (memperkirakan) tingkat kemerosotan nilai aktiva tetap tertentu dari suatu kegiatan bisnis.

Penilaian usaha dapat didasarkan atas nilai pasar dari badan usaha yang bersangkutan. Penilaian atas kegiatan usaha yang sedang berlangsung pada umumnya berdasarkan atas nilai dalam penggunaan. Nilai pasar dan atau nilai pasar wajar dari suatu bisnis tidak selalu ekuivalen dengan nilai dalam penggunaan untuk kegiatan bisnis yang bersangkutan. Penilaian yang dilakukan untuk laporan keuangan umumnya diperlukan untuk melaporkan nilai wajar, yang mungkin saja ekuivalen atau mungkin tidak ekuivalen dengan nilai pasar dan atau nilai pasar wajar. Dalam situasi demikian, penilai harus menunjukkan apakah nilai tersebut secara memuaskan memenuhi atau tidak memenuhi definiti nilai pasar dan atau nilai pasar wajar ataupun nilai wajar.

Penilai harus mendefinisikan secara jelas tentang kegiatan bisnis (misalnya perusahaan yang operasional, perusahaan holding, perusahaan perdagangan khusus), hak atas kepemilikan dan kewenangan bisnis, atau surat berharga (misalnya pemilikan saham perusahaan yang sifatnya tertutup atau pemilikan saham yang sifatnya terbuka dan saham trust investasi).

(4)

Hak atas kepemilikan saham dapat dibagi, dibagi antara para pemegang saham, dan atau melibatkan para pemilik saham mayoritas dan para pemilik saham minoritas.

Penilai harus mempertimbangkan hak, hak istimewa (hak yang diutamakan) dan kondisi-kondisi yang melekat pada hak atas kepemilikan saham, baik yang dikelola dalam bentuk perseroan terbatas, bentuk partnership ataupun sebagai kepemilikan perseorangan secara individual.

Penilai usaha menggunakan tiga pendekatan terhadap nilai. Penilai umumnya menyatukan indikasi-indikasi yang diperoleh dari dua atau lebih pendekatan-pendekatan ini dan disatukan dengan metode-metode terkait.

• Pendekatan berdasarkan aktiva (asset-based approach) adalah menilai dengan mempelajari neraca untuk kegiatan bisnis yang melaporkan semua aktiva, yang berwujud ataupun tidak berwujud, dan semua pasiva dengan nilai pasar atau jumlah sebanding yang sesuai. Apabila suatu pendekatan berdasar aktiva yang digunakan dalam tugas yang melibatkan pengoperasian kegiatan usaha yang dinilai adalah kelangsungan kegiatan usahanya, estimasi nilai yang diperoleh harus dipertimbangkan bersama- sama dengan estimasi nilai dari pendekatan lainnya, dan

• Pendekatan pendapatan melalui metode kapitalisasi pendapatan terhadap nilai adalah menghitung nilai sekarang dari pendapatan atau keuntungan yang diantipasi dengan mempertimbangkan harapan pertumbuhan dan pengaturan waktu, resiko terkait, dan nilai waktu uang. Pendapatan dikonversi menjadi indikasi nilai, baik dengan cara kapitalisasi langsung tingkat pendapatan representative, maupun dengan analisis arus kas terdiskonto, atau metode deviden, dengan penerimaan kas yang diestimasikan untuk periode mendatang dikonversi menjadi nilai sekarang dalam rangka menyajikan nilai dengan penerapan tingkat diskonto.

• Pendekatan perbandingan harga pasar (sales comparison approach) untuk menilai dengan membandingkan nilai yang sama pada kegiatan usaha yang bersangkutan dengan kegiatan usaha yang serupa, hak atas kepemilikan bisnis, atau surat berharga yang telah terjual di pasar terbuka.

(5)

kegiatan industri yang sama dengan kegiatan bisnis yang bersangkutan dan harus responsive terhadap variable-variable ekonomi yang sama. Sumber- sumber yang sejenis dari yang mencakup pasar pembelian dengan keseluruhan bisnis dibeli dan dijual, sebelum terjadi transaksi pemindahan hak atas kepemilikan bisnis yang bersangkutan, dan pasar saham publik dimana hak atas kepemilikan kegiatan bisnis serupa diperdagangkan.

2.4 Standar Nilai

Sandar nilai dalam penilaian usaha terbagi menjadi lima (5) macam, yaitu:

1. Nilai Pasar Wajar (Fair Market Value)

Merupakan perkiraan jumlah uang tunai atau yang bersifat ekuivalen yang dapat diperoleh dari suatu transaksi jual beli perusahaan atau saham atau kepentingan dalam perusahaan antara yang berminat membeli (willing buyer) dan yang berminat menjual (willing seller) yang keduanya memiliki kapasitas untuk melakukan suatu transaksi, bertindak tanpa ada keterpaksaan dan masing-masing memiliki fakta dan informasi yang relevan. (SPI 12.3.1.37.1) (SPI, 2002,p.195)

2. Nilai Wajar (Fair Market)

Merupakan nilai dari perusahaan atau saham yang berlaku secara khusus untuk kasus adanya pemegang saham yang berbeda pendapat (dissenting shareholder). Nilai wajar adalah nilai yang berhak diterima seorang (sekelompok) pemegang saham yang menolak atas suatu tindakan (corporate action) yang dilakukan oleh pemegang saham mayoritas. (SPI 12.3.1.40.1) (SPI, 2002,p.196)

3. Nilai Investasi (Investment Value)

Merupakan nilai dari suatu perusahaan atau saham (business interest) atau kepentingan dalam perusahaan yang bersifat spesifik terhadap seorang investor, didasarkan pada atau yang terkait dengan persyaratan tertentu dari seorang atau sekelompok investor, seperti untuk tujuan akuisisi strategis dan merger. (SPI 12.3.1.33.1) (SPI, 2002,p.195)

(6)

4. Nilai Likuidasi (Liquidation Value)

Merupakan perkiraan jumlah uang tunai bersih atau yang bersifat ekuivalen yang dapat diperoleh jika usaha suatu perusahaan dihentikan dan aktiva-aktivanya dijual secara terpisah-pisah dalam suatu proses penjualan yang bersifat normal. (SPI 12.3.1.34.1) (SPI, 2002,p.195)

5. Nilai Likuidasi Paksa (Forced Liquidation Value)

Merupakan perkiraan jumlah uang tunai bersih atau yang bersifat ekuivalen yang dapat diperoleh jika usaha perusahaan dihentikan dan aktiva-aktivanya dijual secara terpisah-pisah dalam waktu yang sesingkat mungkin, misalnya melalui pelelangan. (SPI 12.3.1.35.1) (SPI, 2002,p.195)

2.5 Rasio Industri dan Keuangan

Rasio keuangan adalah suatu persentase atau pengali (multiples) yang menunjukkan gabungan antara laporan keuangan perusahaan dengan perusahaan pembanding yang sejenis dan digunakan sebagai tolak ukur perusahaan atas kemampuannya dalam industri tersebut. Analisa rasio keuangan merupakan salah satu cara dalam mengeliminasi resiko yang berkenaan dengan ukuran besar kecilnya perusahaan.

Adapun rasio-rasio keuangan yang digunakan adalah sebagai berikut:

2.5.1. Rasio Likuiditas

Rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya (Sundjaja & Barlian, 2003,p.134).

Rasio likuiditas terbagi atas beberapa jenis, yaitu:

• Current Ratio =

Liability Current

Asset Current

(2.1)

Current ratio mengukur seberapa besar aktiva lancar dapat meng- cover hutang jangka pendeknya.

• Quick Ratio =

s Liabilitie Current

Inventory Assets

Current − (2.2)

(7)

• Net Working Capital to Asset =

Assets Total

Capital g

Net Workin

(2.3) Mengukur seberapa besar NWC perusahaan mendanai total asset- nya.

• Account Payable Turnover =

Payable Account

Sold Goods of Cost

(2.4) Account payable turnover mengukur seberapa besar COGS perusahaan dapat meng-cover hutang dagangnya.

• Payment Period =

Sold Goods of Cost Daily Average

Payable

Account (2.5)

Payment period mengukur seberapa lama account payable perusahaan dapat di-cover dengan Cos tof Goods Sold perusahaan per hari.

2.5.2. Rasio Efektivitas

Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan asset untuk mendapatkan laba.

Rasio efektifitas terbagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut:

• Asset turnover =

Assets Total

Sales

(2.6)

Ratio ini mengukur seberapa besar sales yang dilakukan dapat meng-cover total asset perusahaan.

• Net Fixed asset turnover =

Assets Fixed Net

Sales

(2.7)

Mengukur seberapa besar sales yang dilakukan dapat meng-cover total fixed asset perusahaan.

• Working Capital turnover =

Capital Working

Sales

(2.8) NWC turnover mengukur seberapa besar sales yang dilakukan dapat meng-cover working capital.

• Account receivable =

Inventory Sold Goods of Cost

(2.9)

Ratio ini mengukur berapa kali sales yang terjadi dalam perusahaan hingga timbul adanya account receivable.

(8)

• Average Collection Period =

sales daily Average

Receivable Account

(2.10)

Menghitung rata-rata waktu pembayaran piutang di kembalikan ke kas perusahaan kembali.

2.5.3. Rasio Solvabilitas

Rasio yang mengukur kemampuan jangka panjang perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.

Rasio ini terbagi atas:

• Equity multiplie r =

Equity Total

Assets Total

(2.11) Untuk mengetahui seberapa banyak asset perusahaan yang didanai dari equity perusahaan.

• Debt to asset ratio =

Assets Total

Equity Total Assets

Total − (2.12)

Debt/TA menghitung berapa persen (%) debt perusahaan mendanai total asset perusahaan.

Debt equity ratio =

Equity Total

Debt

Total (2.13)

Debt/TE untuk melihat perbandingan antara debt perusahaan dengan equity perusahaan.

Time interest earned =

Expense Interest

Tax and Interest Bofore

Earning

(2.14) Menghitung seberapa besar modal kerja mengcover pendapatan dengan bunga.

2.5.4. Rasio Profitabilitas

Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Terbagi atas:

Net profit margin =

Sales Income

Net (2.15)

(9)

Untuk menghitung berapakah profit margin yang diperoleh perusahaan.

Gross profit margin =

Sales Profit Gross

(2.16) Untuk menghitung berapakah gross profit margin yang diperoleh perusahaan.

Operating profit margin =

Sales Profit Operating

(2.17)

Operating profit margin untuk menghitung berapakah operating profit margin yang diperoleh perusahaan.

Return On Assets =

Assets Total

Income

Net (2.18)

ROA mengukur seberapa besar operating profit mengembalikan nilai total total asset perusahaan.

Return On Equity =

Equity Total

Income

Net (2.19)

Seberapa besar operating profit meng-cover total equity perusahaan.

Leverage indeks =

Assets on Return

Equity on Return

(2.20)

Mengukur seberapa besar tingkat pengembalian equity terhadap total asset.

2.6 Penyesuaian Laporan Keuangan

Dalam penilaian usaha, nilai asset dapat memiliki peran yang penting sehingga pos-pos di neraca seringkali jaga harus disesuaikan. Penyesuaian dalam laporan laba/rugi dapat menyebabkan penyesuaian di neraca untuk pos yang terkait dan dapat juga tidak. Sebaliknya, penyesuaian di neraca juga dapat menyebabkan penyesuaian di laba/rugi.

Adapun tujuan penyesuaian laporan keuangan adalah sebagai berikut:

• Untuk memberikan gambaran tentang operasi yang normal,

(10)

• Untuk mengetahui kekuatan ekonomi atau kekuatan untuk menghasilkan keuntungan yang sesungguhnya, dan

• Untuk memperoleh data yang dapat diperbandingkan guna melakukan analisa trend dan perbandingan analisis rasio.

Jenis penyesuaian laporan keuangan terbagi atas:

Penyesuaian yang bersifat normalisasi (normalizing adjustment)

Merupakan penyesuaian memperoleh laporan keuangan yang mencerminkan operasi normal dari badan usaha yang dinilai. (SPI 12.6.1.3.5) Penyesuaian normalisasi dilakukan terhadap kebijakan akuntansi dan eliminasi pos-pos yang tidak berulang, contoh keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva, keuntungan atau kerugian dari pelepasan segmen usaha, pendapatan klaim asuransi, pendapatan dari penyelesaian tuntutan hukum, kerugian karena fluktuasi harga yang abnormal, serta kerugian karena pemogokan atau kerusuhan,

Penyesuaian kendali (controlling adjustment)

Merupakan penyesuaian terhadap laporan keuangan berdasarkan asumsi pada pengelolaan perusahaan yang lebih baik. Penyesuaian kendali hanya dapat dilakukan oleh pemegang saham mayoritas, contoh penurunan gaji direktur yang terlalu tinggi, kompensasi manajemen yang berlebihan, struktur permodalan, pengurangan biaya dan beban yang berlebihan, serta transaksi dengan pihak-pihak terafiliasi, dan

• Penyesuaian (pemisahan) pos-pos yang bersifat operasi dan non operasi Pendapatan dan beban non operasi harus dikeluarkan dari laporan laba/rugi, contoh bunga deposito, beban fasilitas olah raga. Asset non operasi harus dikeluarkan terlebih dahulu sebelum melakukan perhitungan penilaian usaha, contoh deposito berjangka dan surat-surat berharga.

Langkah untuk membandingkan antara dua perusahaan atau membandingkan kinerja suatu perusahaan dengan industri lain:

• Tiap pos dalam laporan keuangan harus dievaluasi,

(11)

• Jika terdapat perbedaan kebijakan akuntansi, sedapat mungkin harus dilakukan penyesuaian untuk mengeliminasi perbedaan tersebut.

Pada umumnya hal-hal yang perlu disesuaikan mencakup:

• Kebijakan akuntansi perusahaan,

Peristiwa-peristiwa yang tidak berulang atau rutin (non recurring), penghentian operasi, atau aspek lain dari operasi di masa lampau yang tidak merepresentasikan potensi earning power, dan

• Hal-hal yang tidak wajar seperti bonus untuk manajemen yang terlalu besar.

2.7 Modal Kerja Bersih

Modal kerja adalah aktiva lancar yang mewakili bagian dari investasi yang berputar dari satu bentuk ke bentuk lainnya dalam melaksanakan suatu usaha, atau kas/bank, surat-surat berharga yang mudah diuangkan (misal: giro, cek, deposito), piutang dagang dan persediaan yang tingkat perputarannya tidak melebihi 1 tahun atau jangka waktu operasi normal perusahaan (Sundjaja & Barlian, 2003,p.187).

Siklus operasi adalah peralihan modal kerja perusahaan yang berulang dari kas ke persediaan ke piutang dan kembali ke kas.

Sedangkan modal kerja besih adalah selisih antara aktiva lancar dan pasiva lancar perusahaan. Jika aktiva lancar melebihi pasiva lancar, perusahaan mempunyai modal kerja bersih positif, dan sebaliknya (Sundjaja & Barlian, 2003,p.187). Secara umum modal kerja bersih merupakan bagian dari aktiva lancar yang dibiayai dengan dana jangka panjang, yang terdiri atas hutang jangka panjang dan modal saham. Karena pasiva lancar menunjukkan sumber dana jangka pendek, maka jika aktiva lancar melebihi pasiva lancar maka kelebihannya dibiayai dengan dana jangka panjang. Dengan kata lain modal kerja bersih merupakan bagian dari aktiva tetap yang dibiayai dengan pasiva lancar.

(12)

2.8 Risiko dan Tingkat Bunga

Risiko adalah kemungkinan adanya kerugian atau variabilitas pendapatan dihubungkan dengan aktiva tertentu. Semua jenis investasi mempunyai risiko, risiko selalu melekat pada investasi besar atau kecil.

2.8.1. Preferensi risiko

Ada 3 perilaku risiko dasar menurut Sundjaja dan Barlian, yaitu:

a. Mengabaikan risiko yaitu perilaku terhadap risiko dimana tidak ada perubahan dalam pengembalian yang diperlukan untuk peningkatan risiko, b. Menghindari risiko yaitu perilaku terhadap risiko dimana peningkatan

pengembalian akan diperlukan untuk peningkatan risiko, dan

c. Mencari risiko yaitu perilaku terhadap risiko dimana penurunan pengembalian dapat diterima untuk peningkatan risiko.

2.8.2. Jenis-jenis risiko

a. Risiko yang tidak sistematik

Adalah ketidakpastian atas tingkat pendapatan dimasa depan yang disebabkan oleh faktor-faktor selain pengaruh pasar atau bagian dari risiko aktiva yang dihubungkan dengan penyebab acak yang dapat dihilangkan melalui diversifikasi atas portfolio investasi, misalnya pemogokan, perkara hukum, tindakan-tindakan pengaturan, dan kerugian (Sundjaja & Barlian, 2003,p.87).

b. Risiko yang sistematik

Adalah ketidakpastian atas tingkat pendapatan dimasa depan yang disebabkan oleh sensifitas pendapatan atas sebuah investasi terhadap pergerakan pendapatan atas semua investasi yang ada di pasar secara keseluruhan atau bagian relevan dari risiko aktiva yang diakibatkan oleh faktor pasar yang mempengaruhi semua perusahaan dan tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi (Sundjaja & Barlian, 2003,p.87), misal:

suku bunga, perang, inflasi, kebijaksanaan pemerintah, dan perubahan politik nasional maupun internasional. Oleh karena itu, investor

(13)

yang mencerminkan kontribusi aktiva terhadap risiko portfolio. Tolak ukur risiko sistematis disebut Beta. Beta mengukur sensivitas tingkat pendapatan dari sebuah perusahaan terhadap pergerakan tingkat pendapatan pasar secara keseluruhan.

Mengestimasi beta untuk perusahaan publik:

y Data beta perusahaan dapat diambil dari sumber-sumber publik seperti bloomberg.

y Beta juga dapat dihitung sendiri dengan formula sebagai berikut:

Beta =

SG VarianceIH

IHSG sahamA iance

Covar ( , )

(2.21) Keterangan:

Covariance (Saham A, IHSG): (Return saham A – Rata-rata Return saham A) x (Return IHSG – Rata-rata Return IHSG)

Variance IHSG: (Return IHSG – Rata-rata Return IHSG)2 Return Saham A mencakup capital gain dan deviden.

Mengestimasi beta untuk perusahaan non publik yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa:

y Memilih perusahaan publik untuk menjadi acuan

y Menghitung unlevered beta dari perusahaan publik yang dijadikan acuan y Menghitung levered beta berdasarkan struktur modal perusahaan non

publik yang dinilai

y Formula untuk unlevered beta dan levered beta:

BU = BL 1+

[ ( ) (

1−t × Wd We

) ]

(2.22)

BL =BU×

(

1+

[ ( )

1−t ×Wd We

] )

(2.23) Keterangan:

BU = beta unlevered BL = beta levered

t = tingkat pajak perusahaan

Wd = % hutang dalam struktur modal perusahaan

(14)

We = % ekuitas dalam struktur modal perusahaan

2.8.3. Tingkat bunga

Lembaga keuangan dan pasar menciptakan mekanisme dimana dana bergerak antara pemberi dana dan peminjam dana. Tingkat aliran dana akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari interaksi antara berbagai faktor ekonomi seperti penawaran dana, keseimbangan perdagangan, kebijakan ekonomi yang mempengaruhi biaya uang yaitu tingkat bunga dan pengembalian yang diinginkan. Umumnya pada tingkat bunga rendah, makin banyak dana mengalir akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi meningkat, sedangkan pada tingkat bunga tinggi, makin sedikit dana mengalir akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi rendah.

• Tingkat bunga adalah kompensasi yang dibayarkan oleh peminjam dana kepada yang memberi pinjaman. Dari sudut peminjam kompensasi tersebut merupakan biaya dari dana yang dipilih.

• Hasil yang diharapkan adalah hasil yang diharapkan dari dana yang diinvestasikan, umumnya investor menginginkan pengembalian yang minimal sama dengan tingkat bunga tabungan/deposito yang berlaku pada bank umum.

• Tingkat bunga sebenarnya adalah suatu tingkat yang menciptakan keseimbangan antara penawaran tabungan dan permintaan investasi dana dalam suatu situasi yang sempurna, tanpa ada inflasi, dimana dana yang ditawarkan dan yang diminta tidak mempunyai preferensi likuiditas dan hasilnya pasti.

• Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang dibebankan oleh pemberi dana dan dibayar oleh peminta dana (tingkat bunga yang tertera).

• Tingkat bunga bebas risiko adalah pengembalian yang diinginkan atas aktiva yang tidak mempunyai risiko. Di Indonesia contohnya tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia.

(15)

2.9 Metode dan Pendekatan dalam Penilaian Usaha 2.9.1. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

Pendekatan penilaian berdasarkan pendapatan dikembangkan berdasarkan hubungan antara nilai kini (present value) dengan nilai mendatang (future value).

Konsep time value of money $1 hari ini lebih berharga daripada $1 setahun kemudian atau nilai $1 hari ini sama dengan $ 1.21 dua tahun mendatang (jika diasumsikan tingkat bunga 10 %).

Konsep dasar dari pendekatan pendapatan adalah nilai dari suatu bisnis tergantung dari nilai manfaat ekonomis yang akan diperoleh dimasa yang akan datang yang didiskontokan menjadi nilai kini dengan suatu tingkat diskonto yang sesuai.

2.9.1.1. Metode Diskonto Pendapatan Ekonomi Mendatang

Diskonto (discounting) adalah proses untuk mengkonversi satu atau serangkaian arus pendapatan mendatang menjadi nilai kini. Faktor diskonto adalah nilai kini (present value) dari 1 dolar atau rupiah yang diterima dimasa mendatang, dalam desimal.

Dasar pemikiran metode discounted cash flow adalah:

a. Nilai dari suatu aktiva/investasi adalah nilai sekarang (present value) atas arus kas yang diharapkan akan diperoleh dari investasi atau aktiva tersebut dimasa datang.

b. Nilai sebuah bisnis ditentukan oleh kemampuannya menghasilkan arus kas dimasa mendatang.

c. Suatu investasi baru memiliki nilai jika investasi tersebut dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh pendanaan untuk membiayai investasi tersebut.

Metode discounted cash flow dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan (invested capital) maupun nilai ekuitas (equity value).

(16)

a. Untuk memperoleh nilai perusahaan

= +

Periode eksplisit + Periode kontuinitas

(masa proyeksi)

Gambar 2.1. Skema untuk menentukan nilai perusahaan Sumber: Rinaldy (2005,p.4)

b. Untuk memperoleh nilai ekuitas

= ─

Gambar 2.2. Skema untuk menentukan nilai ekuitas Sumber: Rinaldy (2005,p.4)

Metode diskonto pendapatan ekonomi mendatang terdiri atas:

1. Pembilang (Numerator)

Pembilang dalam metode diskonto pendapatan ekonomi mendatang adalah pendapatan ekonomi yang diharapkan diperoleh di masa yang akan datang. Pendapatan ekonomis yang digunakan adalah arus kas bersih.

Arus kas bersih adalah jumlah kas yang tersedia, yang dapat diperoleh dari sebuah perusahaan atau bisnis tanpa menggangu jalannya operasi perusahaan atau menghalangi tercapainya proyeksi arus kas bersih di masa mendatang.

Arus kas bersih adalah arus kas yang tersedia bagi penyedia capital (hutang dan ekuitas) yang telah bebas dari kewajiban untuk mempertahankan operasi saat ini dan mengantisipasi pertumbuhan pasar.

(SPI 12.3.1.8.1,2002)

Laba akuntansi adalah pendapatan atau laba yang dihasilkan dari Nilai perusahaan

(Invested capital)

Nilai sekarang Arus kas bersih operasi di masa datang

Nilai pasar aktiva non- operasional

Nilai ekuitas (equity value)

Nilai perusahaan (Invested

capital)

Nilai pasar hutang berbeban

bunga

(17)

Laba akuntansi berupa laba bersih, laba sebelum bunga dan pajak, laba sebelum bunga, pajak, dan penyusutan tidak digunakan sebagai pendapatan ekonomis atau pembilang dalam metode diskonto pendapatan ekonomi mendatang. Laba akuntansi tidak menunjukkan jumlah kas yang sebenarnya tersedia bagi investor karena:

• Adanya beban non kas dan hutang piutang

• Untuk perusahaan yang sedang berkembang (growing), jumlah pengeluaran modal biasanya lebih besar daripada beban penyusutan, demikian pula dengan modal kerja yang selalu meningkat.

• Untuk perusahaan yang memiliki siklus (cyclical), laba bersih akan lebih tinggi di tahun-tahun tertentu dan sebaliknya arus kas akan lebih tinggi di tahun-tahun yang lain.

Indikasi nilai yang dihasilkan oleh metode diskonto pendapatan ekonomi mendatang adalah nilai kendali dan nilai minoritas. Standar nilai yang dihasilkan metode diskonto pendapatan ekonomi mendatang adalah nilai pasar wajar dan nilai investasi.

Metode diskonto pendapatan ekonomi mendatang terdiri dari dua model, yaitu:

a. Model ekuitas

Suatu cara penilaian perusahaan atau penyertaan dalam perusahaan (ekuitas) dengan mengambil arus kas yang tersedia untuk ekuitas sebagai pembilang (numerator) dan biaya oportunitas ekuitas sebagai penyebut (denominator). (SPI 12.3.1.29.1,2002)

b. Model capital

Suatu cara penilaian perusahaan atau penyertaan dalam perusahaan (ekuitas) dengan mengambil arus kas yang tersedia untuk capital sebagai pembilang (numerator) dan biaya oportunitas capital sebagai penyebut (denominator). (SPI 12.3.1.30.1,2002)

Penentuan arus kas bersih dalam metode diskonto pendapatan ekonomi mendatang:

(18)

• Arus kas bersih untuk ekuitas (net cash flow to equity)

Arus kas bersih untuk ekuitas adalah arus kas bersih yang tersedia bagi seluruh pemegang saham saja.

Rumusan untuk menghitung arus kas bersih untuk ekuitas adalah:

Laba bersih setelah pajak (setelah penyesuaian item-item non operasional atau non recurring)

+ Beban non kas (depresiasi, amortisasi) - Perubahan aktiva tetap

- Perubahan modal kerja bersih

+/- Perubahan bersih dalam hutang berbeban bunga

= Arus kas bersih untuk ekuitas (2.24)

• Arus kas bersih untuk capital (net cash flow to invested capital)

Arus kas bersih untuk capital adalah arus kas bersih yang tersedia bagi seluruh pemegang hutang dan pemegang saham.

Rumusan untuk menghitung arus kas bersih untuk capital adalah:

Laba bersih setelah pajak (setelah penyesuaian item-item non operasional atau non recurring)

+ Beban non kas (depresiasi, amortisasi) - Perubahan aktiva tetap

- Perubahan modal kerja bersih

+Beban bunga, setelah dipotong pajak (beban bunga x [1-tingkat pajak])

= Arus kas bersih untuk capital (2.25)

2. Penyebut (Denominator)

Penyebut dalam metode diskonto pendapatan ekonomi mendatang adalah tingkat diskonto (biaya modal).

Menurut Shannon P. Pratt, tingkat diskonto:

In economic terms, a present value discount rate is an “opportunity cost”, that is, the expected rate of return (or yield) that an investor

(19)

instead og in available alternative investments that are comparable in terms of risk an other investment characteristics. (Pratt, Reilly,

& Schweihs, 2000, p.159)

Tingkat diskonto adalah suatu tingkat balikan (rate of return) dalam persen digunakan untuk mengkonversi sejumlah uang yang diterima dimasa mendatang menjadi nilai kini.

Biaya modal adalah,

a. Tingkat pendapatan yang diharapkan oleh pasar.

b. Prinsip substitusi (principle of substitution)

Karakteristik Biaya Modal

a. Memperhatikan keadaan di masa depan (Forward looking).

b. Fungsi dari investasi (Function of the investment ).

c. Didasarkan pada nilai pasar bukan nilai buku (based on market value, not book value).

d. Sudah mengandung unsur inflasi (stated in nominal terms).

Komponen Biaya Modal

a. Tingkat pendapatan secara riil yang diharapkan oleh investor atas suatu investasi yang tidak mengandung risiko.

b. Tingkat inflasi yang diharapkan.

c. Risiko.

Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (Weighted Average Cost of Capital ) untuk Model Kapital

Setiap komponen dalam struktur pembiayaan sebuah perusahaan memiliki biaya tertentu, dan komponen biaya-biaya tersebut membentuk biaya modal rata- rata tertimbang atau yang dikenal sebagai weight average cost of capital (WACC).

Langkah-langkah untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang:

y Menentukan bobot masing-masing komponen dalam struktur modal berdasarkan nilai pasar masing-masing komponen

(20)

y Mengestimasi biaya ekuitas y Mengestimasi biaya hutang

Formula:

WACC =

(

ke×We

)

+

( [

kd×

( )

1−t ×Wd

] )

(2.26) Keterangan:

Ke = biaya ekuitas

We = % ekuitas dalam struktur modal, dihitung berdasarkan nilai pasarnya kd = biaya hutang setelah pajak

t = tingkat pajak

Wd = % hutang dalam struktur modal, dihitung berdasarkan nilai pasarnya

Komponen Biaya Modal Berdasarkan Struktur Modal a. Biaya hutang.

Macam-macam bentuk hutang dan biayanya:

Hutang bank Æ tingkat bunga

Hutang bank dalam mata uang asing Æ tingkat bunga yang disesuaikan Obligasi konversi Æ kupon + yield

Saham preferen Æ yield saham preferen

Khususnya untuk hutang bank, umumnya biaya hutang sama dengan tingkat bunga yang harus dibayar oleh perusahaan. Apabila tingkat bunga hutang sangat rendah dibandingkan dengan tingkat bunga hutang yang berlaku di pasar, penilai sebaiknya mempertimbangkan tingkat bunga hutang ya ng normal pada waktu melakukan penilaian.

Pembiayaan dengan hutang (selain saham preferen) memberikan

“tax shield” bagi perusahaan. Besarnya “tax shield” tesebut sesuai dengan marginal tax rate dari perusahaan yang bersangkutan. Formula untuk menghitung biaya hutang setelah “tax shield”:

Kdt =kd× 1

( )

t (2.27)

Penilai harus mempertimbangkan bahwa untuk perusahaan yang

(21)

tersebut tidak menikmati adanya “tax shield”.

b. Biaya modal sendiri atau biaya ekuitas.

Biaya modal sendiri atau biaya ekuitas terdiri dari:

1. Tingkat bunga bebas resiko (risk free rate)

Tingkat bunga bebas resiko adalah pendapatan yang tersedia (per tanggal penilaian diadakan) dari investasi yang secara umum dianggap sebagai investasi bebas resiko oleh pelaku pasar (contoh, obligasi pemerintah). Tingkat bunga bebas resiko tergantung pada market atau pasar dimana penilaian dilaksanakan. Dengan demikian, jika menilai sebuah perusahaan di luar negeri, menggunakan tingkat bunga bebas resiko yang ada di Negara tersebut.

2. Premium resiko, yang mencakup:

y Premi resiko ekuitas secara umum

y Size premium – premi resiko sehubungan dengan besarnya perusahaan

y Specific company risk premium – premi resiko yang sifatnya unik bagi sebuah perusahaan

Premi resiko adalah perbedaan antara tingkat pendapatan yang diharapkan investor saat melakukan investasi yang berisiko dengan tingkat pendapatan yang diharapkan saat melakukan investasi yang tidak beresiko.

Metode yang umum digunakan untuk menentukan premi resiko adalah berdasarkan data historis.

Mengestimasi biaya modal sendiri dengan menggunakan:

y Build-up model Formula:

E(Ri) = Rf + RPm + RPs + Rpu (2.28) Keterangan:

E(Ri) = tingkat pendapatan yang diharapkan pasar atas sekuritas i Rf = tingkat pendapatan bebas resiko per tanggal penilaian

(22)

RPm = premi resiko pasar (yang dihitung dengan mengurangkan return pasar dengan tingkat bunga bebas resiko)

RPs = resiko premium untuk ukuran kecil Rpu = resiko premium untuk perusahaan tertentu y Capital asset pricing model

Formula:

E(Ri) = Rf +

(

β×Rpm

)

(2.29) Keterangan:

E(Ri) = tingkat pendapatan yang diharapkan pasar atas sekuritas i Rf = tingkat pendapatan bebas resiko per tanggal penilaian β = Beta

RPm = premi resiko pasar (yang dihitung dengan mengurangkan return pasar dengan tingkat bunga bebas resiko)

y Arbitrage Pricing Model

Teori arbitrage pricing model menyatakan bahwa tingkat pendapatan sebuah portfolio investasi tidak hanya dipengaruhi oleh indeks pasar seperti teori capital asset pricing model, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

Formula:

Ke=Rf +

[

E

( )

F1 −Rf

]

β1+

[

E

( )

F2Rf

]

β2+...+

[

E

( )

Fn −Rf

]

βn (2.30)

Estimasi nilai yang dihasilkan metode discounted cash flow adalah sebagai berikut:

a. Estimasi nilai yang dihasilkan dari perhitungan dengan menggunakan metode DCF dapat berupa nilai pasar wajar atau nilai investasi.

b. Dalam konteks analisis untuk merger dan akuisisi, seringkali digunakan definisi nilai investasi. Metode DCF dapat digunakan dalam hal ini karena proyeksi dan tingkat diskon yang digunakan dapat disesuaikan khusus untuk investor tertentu.

c. Metode DCF juga dapat digunakan untuk menentukan nilai pasar wajar jika proyeksi dan tingkat diskon yang digunakan dapat disesuaikan khusus

(23)

d. Estimasi nilai yang dihasilkan dengan metode DCF dapat mencerminkan nilai minoritas atau nilai kendali. Perbedaan antara keduanya terutama pada proyeksi yang digunakan.

e. Tingkat diskonto yang digunakan dalam metode DCF umumnya diambil dari transaksi di pasar yang sangat liquid, jadi discount for lack of marketability harus dikenakan jika melakukan penilaian atas perusahaan non publik.

f. Tingkat diskon ini untuk penilaian atas kepemilikan minoritas umumnya lebih besar daripada jika penilaian dilakukan untuk kepemilikan mayoritas.

Nilai sekarang dari arus kas operasi bersih dapat dihitung dengan cara

PV =

( )

= +

n 1

i I

k 1

Ei (2.31)

Keterangan:

PV = nilai kini

∑ = penjumlahan terhadap

n = periode terakhir pendapatan ekonomis diharapkan Ei = pendapatan ekonomis yang diharapkan pada periode i

k = tingkat diskon atau tingkat pengembalian pasar yang diharapkan

i = periode (dalam tahun) di masa depan, dimana pendapatan ekonomis diharapkan

Struktur Kapital

Struktur kapital adalah komposisi kapital (utang dan ekuitas) dari suatu perusahaan.

Komponen struktur kapital terdiri dari:

y Ekuitas saja

y Hutang berbunga jangka panjang (long term interest bearing debt) dan ekuitas nilainya signifikan dan digunakan secara terus menerus, hutang berbunga jangka panjang, serta ekuitas

Langkah untuk menentukan struktur kapital:

(24)

y Analisis atas struktur modal historis dari perusahaan yang dinilai.

y Analisis atas struktur modal perusahaan terbuka yang sebanding y Pandangan atau rencana manajemen

Nilai Kontinuitas (Continuity Value)

Definisi nilai kontinuitas adalah nilai arus kas perusahaan yang diharapkan di masa mendatang setelah periode proyeksi yang eksplisit.

Semakin pendek masa proyeksi eksplisit, semakin besar kontribusi nilai arus kas periode kontinuitas terhadap total nilai yang diperoleh. Semakin tinggi pertumbuhan sebuah perusahaan, semakin besar kontribusi nilai arus kas periode kontinuitas terhadap total nilai yang diperoleh.

Jangka waktu proyeksi (periode eksplisit) harus meliputi suatu periode dimana pada akhir periode perusahaan yang dinilai menggambarkan kondisi normal.

Formula untuk mengestimasi nilai kontinuitas:

Continuity Value =

( ) (

k g

)

g 1 E0

+ (2.32)

Keterangan:

Eo = arus kas bersih pada periode terakhir setelah periode proyeksi eksplisit g = tingkat pertumbuhan arus kas bersih

k = tingkat diskonto (Weighted Average Cost of Capital)

Parameter-parameter nilai kontinuitas harus mencerminkan estimasi atas kondisi ekonomi, industri dan kondisi perusahaan dalam jangka panjang.

Parameter nilai kontinuitas harus didasarkan pada kondisi yang sudah stabil.

Formula nilai kontinuitas menghitung nilai arus kas perusahaan dari titik tak terhingga (perpetuity) sampai ke tahun terakhir masa proyeksi eksplisit. Untuk menghitung nilai sekarang, maka nilai perpetuity harus didiskonto dengan menggunakan tingkat diskonto yang digunakan pada masa proyeksi eksplisit.

Menggunakan nilai perusahaan dan nilai ekuitas dengan menggunakan model kapital:

(25)

+ Nilai kekal PVFaktor

×

Nilai sekarang dari arus kas operasi bersih + Aktiva non operasi

= Nilai Perusahaan - (Hutang berbeban bunga)

= Nilai ekuitas (2.33)

Menentukan nilai perusahaan dan nilai ekuitas dengan menggunakan model ekuitas:

Arus kas operasi bersih untuk ekuitas + Nilai kekal

Nilai sekarang dari arus kas operasi bersih + Aktiva non operasi

= Nilai ekuitas (2.34)

2.9.1.2 Metode Kapitalisasi Pendapatan Ekonomi Mendatang

Metode kapitalisasi pendapatan ekonomi mendatang merupakan penyederhanaan proses diskonto menjadi proses kapitalisasi dengan asumsi:

y Pendapatan ekonomi mendatang nilainya konstan atau meningkat dengan suatu tingkat pertumbuhan yang konstan.

y Periode proyeksi atau umur investasi adalah tak terhingga (selamanya)

Metode kapitalisasi pendapatan ekonomi mendatang terdiri dari:

1. Pembilang adalah pendapatan ekonomi yang terdiri dari:

y Arus kas bersih untuk ekuitas (net cash flow to equity, atau free cash flow to equity) untuk model ekuitas

y Arus kas bersih untuk kapital (net cash flow to overall invested capital, atau free cash flow to firm) untuk model kapital

2. Penyebut adalah tingkat kapitalisasi yang terdiri dari:

y Biaya ekuitas (cost of equity) minus growth untuk model ekuitas

(26)

y Biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) minus growth untuk model kapital

Pendapatan ekonomi mendatang yang digunakan haruslah pendapatan ekonomi mendatang yang normal (normalized) dan berkesinambungan (sustainable). Indikasi nilai yang dihasilkan dalam metode kapitalisasi pendapatan ekonomi mendatang adalah nilai kendali dan nilai minoritas. Standar nilai yang dihasilkan adalah nilai pasar wajar dan nilai investasi.

2.9.2. Pendekatan Pasar (Market Approach)

2.9.2.1 Metode Pembanding Perusahaan Terbuka (Guideline Publicly Traded Company Method)

Metode pembanding perusahaan terbuka memperkirakan nilai ekuitas dan nilai perusahaan/kapital dengan cara mengalikan suatu ukuran nilai (value measure) yang diperoleh dari data transaksi jual-beli yang pernah/sedang terjadi dari perusahaan-perusahaan yang digunakan sebagai pembanding pada suatu variabel nilai.

Ukuran nilai dalam metode pembanding perusahaan terbuka adalah suatu angka pengali (multiple) yang diperoleh dengan cara membagi harga saham darisuatu perusahaan pembanding pada tanggal penilaian dengan variabel ekonomi yang relevan.

Didasarkan pada asumsi bahwa asumsi yang bersifat arm-lenght dari perusahaan sepadan dan sebanding dapat menyajikan bukti empirik yang kuat tentang nilai pasar dari perusahaan yang dinilai.

Pembanding yang digunakan haruslah perusahaan-perusahaan yang terbuka yang sepadan dan sebanding dengan perusahaan yang dinilai dalam bidang produk, pasar, manajemen, pendapatan, kemampuan membayar deviden, nilai buku dan struktur kapital.

Jumlah perusahaan pembanding:

1. Makin sebanding perusahaan sebanding, makin sedikit yang diperlukan 2. Banyaknya perusahaan pembanding yang sepadan menentukan bobot

(27)

Periode waktu untuk pengukuran variabel keuangan:

1. Sama atau dalam periode yang berdekatan antara perusahaan yang dinilai dengan perusahaan pembanding

2. Untuk pendapatan: 12 bulan terakhir, tahun fiskal terakhir, rata-rata dari 3- 5 tahun atau sesuai perkiraan satu siklus usaha

Penyesuaian terhadap laporan keuangan perusahaan pembanding:

1. Eliminasi akun-akun non-recurring dan extraordinary (beserta efek pajaknya)

2. Sesuaikan kebijakan akuntansi perusahaan pembanding dengan perusahaan yang dinilai

3. Sesuaikan pos-pos non-operating

Angka pengali (value multiple) dalam metode pembanding perusahaan terbuka terdiri dari:

1. Pembilang

Pembilang yang digunakan dalam metode pembanding perusahaan terbuka untuk model ekuitas adalah harga pasar saham dan untuk model kapital adalah MVIC (market value of invested capital)

2. Penyebut

Yang digunakan sebagai penyebut dalam value multiple metode pembanding perusahaan terbuka adalah variabel keuangan.

Variabel keuangan untuk model ekuitas:

y Penjualan bersih

y NIAT (net income after taxes)

y Gross cash flow (NIAT + biaya/beban non kas) y Net cash flow (to equity)/FCFE

y NIBT (net income before taxes)

y Gross cash flow before taxes (earning before depreciation and taxes/EBDT)

y Deviden/devidend-paying capacity

(28)

Variabel keuangan untuk model kapital:

y Penjualan bersih

y EBIT (earning before interest and taxes)

y EBITDA (earning before interest, taxes, depreciation, and amortization)

y Net cash flow (to invested capital)/FCFF y Revenues

Variabel keuangan dari neraca:

y Nilai buku (ekuitas atau kapital)

y Tangible book value (ekuitas atau kapital) y Adjusted book value (ekuitas atau kapital)

y Adjusted tangible book value (ekuitas atau kapital)

Multiple sebagai key valuation facto/ratio adalah angka pengali yang akan digunakan untuk mengkonversi nilai buku ekuitas/MVIC dari perusahaan yang dinilai menjadi nilai pasar wajar; membagi harga saham perusahaan pembanding (pembilang) dengan sales, earning/book value (penyebut).

Dasar nilai angka pengali (value multiple):

• Didasarkan atas multiples dari harga saham publik terhadap variabel keuangan fundamental perusahaan

• Definisi variabel keuangan fundamental perusahaan harus sama dengan perusahaan pembanding

Angka pengali (value multiple) untuk ekuitas:

ƒ Price/earning: cocok apabila tingkat depresiasi tidak terlalu tinggi

ƒ Price/gross cash flow: cocok apabila jumlah depresiasi besar, cocok untuk perusahaan-perusahaan dengan kebijakan depresiasi yang berbeda

ƒ Price/sales: cocok apabila perusahaan pembanding memiliki karakteristik operasional yang mirip; seringkali digunakan untuk perusahaan jasa yang memiliki basis pelanggan setia

ƒ Price/book value: cocok jika baru saja dilakukan penilaian nilai pasar aset

(29)

Angka pengali (value multiple) untuk ekuitas:

• MVIC/EBITDA

• MVIC/EBIT

• MVIC/BVIC

Pemilihan dan pembobotan angka pengali (value multiple)

1. Pilih angka pengali yang didukung oleh data yang memadai

2. Untuk controlling interest, sebaiknya digunakan angka pengali untuk invested capital

3. Angka pengali untuk invested capital juga dapat digunakan untuk menilai ekuitas jika struktur kapital di antara perusahaan jauh berbeda

4. Beri bobot lebih besar pada angka pengali yang memiliki sebaran paling kecil

Penetapan nilai angka pengali (value multiple):

1. Pilihan: median, rata-rata aritmatika, rata-rata harmoni, angka pengali dari perusahaan yang paling sebanding

2. Dilakukan berdasarkan analisis atas perbandingan fundamental keuangan perusahaan yang dinilai dengan perusahaan pembanding

Transaksi pada perusahaan publik pembanding adalah transaksi untuk saham minoritas yang bersifat fully marketable. Dalam menilai perusahaan tertutup, perlu diaplikasikan diskon marketabilitas (discount for lack of marketability), karena tidak dapat diperjualbelikan dengan cepat.

Pengenaan diskon dan premi kendali dilakukan kasus per kasus:

1. Sampai sejauh mana pemegang saham minoritas dari perusahaan tertutup dirugikan dibandingkan dengan pemegang saham minoritas publik

2. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh pemegang saham kendali terhadap perusahaan untuk membuat saham kendali yang dimilikinya lebih menarik Model yang digunakan dalam metode pembanding perusahaan terbuka adalah model ekuitas dan model kapital. Indikasi nilai yang dihasilkan adalah nilai minoritas. Standar nilai yang dihasilkan adalah nilai pasar wajar.

(30)

2.9.2.2. Metode Pembanding Perusahaan Merjer dan Akuisisi (Guideline Merged and Acruired Company Method)

Metode pembanding perusahaan merjer dan akuisisi merupakan variasi dari metode pembanding perusahaan terbuka, dimana pembanding yang digunakan adalah transaksi saham mayoritas yang umumnya (tetapi tidak selalu) merupakan kepemilikan mutlak (100%).

Indikasi nilai yang dihasilkan dalam dalam metode pembanding perusahaan merjer dan akuisisi adalah nilai mayoritas. Standar nilai yang dihasilkan adalah nilai pasar wajar dan nilai investasi.

2.9.3. Pendekatan Aktiva/Neraca (Asset-based Approach)

Pendekatan aktiva/neraca adalah cara umum dalam mengestimasi nilai dari obyek penilaian yang ditentukan berdasarkan laporan keuangan historis obyek penilaian, dimana seluruh aktiva dan pasiva disesuaikan menjadi nilai pasar wajar

(NPW) atau nilai pasar (NP). Aplikasi pendekatan aktiva/neraca didasarkan pada asumsi bahwa nilai perusahaan/ekuitas dapat diperoleh dan direalisasikan berdasarkan penjualan secara hipotesis dari aktiva sebagai bagian dari usaha yang berjalan (going concern).

Ada 2 model yang umum dalam pendekatan berdasarkan aktiva/neraca, yaitu model ekuitas yang langsung memperoleh nilai ekuitas dan model kapital yang memperoleh nilai perusahaan/kapital. Ada 2 Metode dalam pendekatan berdasarkan aktiva/neraca:

2.9.3.1. Metode Akumulasi Asset

• Seluruh aktiva dan kewajiban dinilai secara individual/satu per satu (termasuk tiap aktiva tak berwujud) sesuai nilai pasar atau nilai pasar wajar.

• Tiap aktiva tak berwujud harus diidentifikasikan dan dinilai satu per satu.

• Nilai ekuitas adalah nilai pasar atau nilai pasar wajar seluruh aktiva dikurangi dengan nilai pasar atau nilai pasar wajar seluruh kewajiban.

Metode penyesuaian aktiva bersih biasanya digunakan untuk menilai ekuitas perusahaan-perusahaan yang:

(31)

berwujud (a heavy based on fixed assets company) contohnya perusahaan real estate.

b. Bersifat perusahaan induk (holding company ).

c. Tidak memiliki riwayat pendapatan yang mantap.

d. Memiliki pendapatan yang berfluktuasi.

e. Dipertanyakan kemampuannya untuk melanjutkan operasi yang bersifat going concern atau perusahaan yang baru mulai (start up company), perusahaan yang berada dalam kesulitan (trouble companies).

2.9.3.2. Metode Kapitalisasi Kelebihan Pendapat

Pada prinsipnya sama dengan metode penyesuaian aktiva bersih, tetapi aktiva tak berwujud dianggap sebagai satu kesatuan dan dinilai secara kolektif dengan proses kapitalisasi. Metode kapitalisasi kelebihan pendapatan digunakan untuk badan usaha yang bersifat operasi dengan tingkat keuntungan yang cukup.

Konsep dasar metode kapitalisasi kelebihan pendapatan:

a. Seluruh aktiva (diluar aktiva tak berwujud) dan kewajiban dinilai secara individual/satu per satu. Nilai yang dihasilkan nilai pasar atau nilai pasar wajar.

b. Aktiva tak berwujud dinilai secara kolektif sebagai satu kesatuan (going concern value) atau biasa disebut big pot theory goodwill.

c. Nilai ekuitas adalah nilai pasar atau nilai pasar wajar aktiva berwujud bersih (net tangible asset value) ditambah dengan nilai pasar atau nilai pasar wajar aktiva tak berwujud.

d. Metode ini cocok untuk badan usaha yang bersifat operasi (operating company) dengan tingkat keuntungan yang cukup dan pendapatan (dengan tingkat pertumbuhan) yang relatif stabil.

e. Model yang digunakan adalah model ekuitas dan model kapital.

f. Indikasi nilai yang dihasilkan adalah indikasi nilai kendali.

g. Standar nilai yang dihasilkan: nilai wajar dan nilai pasar wajar.

h. Excess earnings negatif mengindikasikan goodwill negatif (nilai perusahaan lebih kecil nilai total aktivanya).

(32)

2.10. Hubungan Penilaian Usaha Dengan Standar Akuntasi

Penilaian usaha biasanya digunakan sebagai dasar untuk membuat alokasi berbagai aset untuk membantu dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam hal ini penilaian usaha mencerminkan nilai pasar (wajar) dari semua komponen neraca sebuah perusahaan untuk memenuhi standar akuntansi, dengan mempertimbangkan konversi yang menyatakan pengaruh perubahan harga. Dalam beberapa contoh, penilaian usaha memberikan dasar untuk memperkirakan keausan aktiva tetap. Dalam hal ini penilaian usaha boleh jadi atau bukan merupakan alasan utama penilaian.

(33)

2.10. Kerangka Proses Penilaian

Gambar 2.3. Kerangka Proses Penilaian Sumber: Rinaldy (2005,p.47)

Discounte d Cash

Flow Method

Numerator Arus Kas

Periode

Ekuita

Periode

Invested Capital

- Growth - AKB Normal

- Tk. Disc

Normal

Denominat diskonto Tingkat (Biaya Modal)

Struktur Modal – Proporsi hutang dan ekuitas berdasarkan nilai

pasar

Biaya Hutang - Tax shield dan Denominasi mata uang

Ekuitas – CAPM – Risk free rate, Beta, dan Premi resiko pasar

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis matriks SWOT menghasilkan sembilan alternatif strategi, yaitu meningkatkan kualitas produk serta keterjaminan keamanan produk (SO1), meningkatkan

Teknik perhitungan gangguan simultan dengan metode jaringan dua-pintu ini mempunyai kelebihan bahwa parameter arus dan tegangan pada semua sistem

1) Quartzite aggregate can be used as alternative material for natural aggregate. 2) Quartzite has higher 28 days compressive strength compared to both Si-Mn slag and

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan ( Amd. Kep ) Pada Program Studi D3 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan.. Universitas

SITA DEWI KUSUMANINGRUM, S.E., MPM... PERWAKILAN

Musrenbang kecamatan adalah proses musrenbang yang akan menentukan bahwa program atau pembangunan yang di usulkan warga dari desa pantas masuk ke tingkat

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan yang terdapat di Fakultas Teknik

Dari hasil penelitian ini dapat diungkapkan keanekaragaman jenis tumbuhan mangrove Taman Nasional Bali Barat tercatat sebanyak 18 suku yang terdiri atas 21 marga