12 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu No. Nama Penelitian dan
Judul Penelitian
Jenis dan Alat
Analisa Penelitian Hasil Penelitian 1. Saripudin et al (2021)
yang berjudul “Upaya fintech Syariah mendorong akslerasi pertumbuhan UMKM di Indonesia.”
Jenis penelitian kualitatif dengan teknik analisa datanya menggunakan dua pendekatan, yang pertama interactive model dan yang kedua analisis SWOT
Hasil dari penelitian ini yaitu menjelaskan bahwa fakta yang diperoleh dari beberapa hasil wawancara menunjukkan bahwa setelah UMKM menjadi nasabah (borrower) di fintech syariah omsetnya mengalami peningkatan. Salah satu contohnya di Investree Syariah, dimana 54%
nasabahnya mengalami peningkatan omset sampai dengan 30%.
2. Winarto (2020) dengan judul penelitian “Peran fintech dalam Usaha MIkro Kecil dan Menengah”
Penelitian kuantitatif dalam bentuk survey kuesioner, dengan metode analisis data yaitu dengan cara data dianalisis langsung dan disajikan dalam bentuk gambar diagram untuk memperoleh
gambaran peranan Fintech dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Dari hasil analisis bahwa perkembangan Fintech yang dilakukan oleh lembaga keuangan baik itu perbankan, koperasi simpan pinjam dan keuangan lainnya dapat meningkatkan literasi keuangan dan inklusi keuangan pada UMKM.
3. Ikhwan et al (2019)
dengan judul
“Pengaruh Fintech terhadap
perkembangan UMKM di Kota Magelang”
Penelitian kualitatif deskriptif. Dengan menggunakan data sekunder dari Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS),
Hasil penelitian menunjukan bahwa Fintech berperan penting dalam meningkatkan kinerja UMKM yaitu berupa peningkatan efisiensi
13 No. Nama Penelitian dan
Judul Penelitian
Jenis dan Alat
Analisa Penelitian Hasil Penelitian Data Kementerian
Koperasi dan UKM, dan Dinas UMKM Kota Magelang.
operasional, dan efisiensi yang dinikmati oleh anggotanya, namun demikian penerapan Fintech dalam UMKM juga memiliki tantangan tersendiri.
4. Ningsih (2019) dengan judul “Penerapan fintech dalam membantu
perkembangan wirusaha UMKM”
Penilitian jenis kualitatif. Data-data ini kemudian dianalisis dan dideskripsikan pada setiap bagian artikel ilmiah.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa sistem Fintech terus mengalami peningkatan dari segi permintaan. Sehingga, memiliki dampak yang berhasil dari munculnya Fintech bagi pelaku usaha UMKM.
5. Rahmawati et al (2020) telah melakukan penelitian mengenai
“Fintech Syariah :
Manfaat dan
problematikan
penerapan pada UMKM”
Sifat penelitian ini yaitu kualitatif, jenis data yaitu data sekunder dengan pengumpulan data yang dibutuhkan pada penelitian ini menggunakan teknik dengan beberapa metode studi pustaka.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa fintech memiliki kendala yang dapat menghambat kemajuan teknologi.
Kendala tersebut bisa menyebabkan terlambatnya kemajuan bangsa pula. Hal ini dikarenakan masyarakat itu sendiri yang masih berada di culture lag, yaitu
masyarakat yang
ketertinggalan jaman dan tidak mau merubah bahkan tidak mau menerima budaya baru yang dianggapnya sebagai budaya asing yang merusak budaya bangsa.
Tapi, disisi lain dengan munculnya kehadiran sejumlah perusahaan fintech turut berkontribusi dalam pengembangan UMKM.
Tidak hanya sebatas membantu pembiayaan modal usaha, peran Fintech juga sudah merambah keberbagai aspek seperti
14 No. Nama Penelitian dan
Judul Penelitian
Jenis dan Alat
Analisa Penelitian Hasil Penelitian layanan pembayaran digital dan pengaturan keuangan.
6. Wardani et al (2020) telah melakukan penelitian mengenai
“Peran financial technology pada UMKM : Peningkatan Literasi Keuangan Berbasis Payment Gateway”
Penelitian Kualitatif deskriptif yang menggunakan metode triangulasi
Menjelaskan bahwa peran dari pengimplementasian fintech dapat meningkatan literasi keuangan dengan memberikan kemudahan bagi pelaku UMKM dalam mengelola serta memahami
keuangan mereka
dikarenakan teknologi ini telah memberikan kemudahan pada saat pembayaran secara digital yang dimana secara otomatis akan memberikan pencatatan dalam pemasukan transaksi yang terjadi.
7. Andaiyani et al (2020) telah melakukan penelitian mengenai
“Peran Financial Technology sebagai alternative permodalan bagi UMKM di Desa Kerinjing, Kabupatem Ogan Ilir”
Penelitian kuantitatif dengan alat evaluasi yaitu kuisioner survei
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa dari 30 orang pelaku UMKM yang digunakan dalam penelitian ini dan telah terlihat bahwa 70% pelaku UMKM ini paham mengenai peran fintech setelah diberikan edukasi berupa pengertian fintech, manfaat fintech, dan dampak dari fintech itu sendiri. Begitu juga terhadap startup baru dengan adanya pemahaman terkait fintech diharapkan
bisa memberikan
kemudahan dalam
perolehan pembiayaan modal. Sehingga setelah diadakannya sosialiasi atau edukasi terhadap masyarakat Desa Kerinjing, maka peningkatan iklusi keuangan di desa tersebut
bisa memeproleh
15 No. Nama Penelitian dan
Judul Penelitian
Jenis dan Alat
Analisa Penelitian Hasil Penelitian pendapatan yang lebih besar dan mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Ogan Ilir.
8. Wardhana (2017) telah melakukan penelitian mengenai “Integrasi Permodalan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Melalui Fintech Syariah Ijabqobul.id”
Penelitian kualitatif dengan konsep penyajian data secara naratif
Hasil penelitian ini menejelaskan bahwa dengan adanya fintech ijabqabul dapat menyelesaikan masalah pembiayaan
(modal) dalam
perkembangan usaha. Selain itu dalam penelitian ini dalam fintechnya, melakukan edukasi terhadap masyarakat yang masih kurang mengenai keuangan syariah sehingga dalam fintechnya berisi penjelasan
mengenai akad
bermuamallah sehingga pada akhirnya dapat menerapkan fintech Syariah Ijabqabul.id
9. Marini et al (2020) telah melakukan penelitian mengenai
“Peran Fintech terhadap inklusi keuangan pada UMKM Tangerang Selatan”
Penelitian kuantitatif yang menggunakan data primer berupa kuesioner dengan metode convenience sampling untuk pengumpulan datanya
Dari hasil penelitian ini menjelaskan bahwa fintech berpengaruh terhadap inklusi keuangan pada UMKM se Tangerang Selatan. Penelitian ini mendeskripsikan bahwa semakin banyak pelaku UMKM yang menggunakan bantuan fiansial berbasis teknologi maka akan semakin mendorong ketercapaian penerapan inklusi keuangan yang
digaungkan oleh
pemerintah. Hal ini telah dimanfaatkan UMKM dan merasa terbantu dengan adanya fintech yang memberikan keringanan akses dalam pemakaian
16 No. Nama Penelitian dan
Judul Penelitian
Jenis dan Alat
Analisa Penelitian Hasil Penelitian bantuan dan produk finansial guna meringankan usaha dalam perolehan modal dan dapat mengelola keuangan bisnisnya dengan baik dan efisien.
10. Dara, Mariah (2020) telah melakukan penelitian mengenai
“Peran Fintech Dalam
Upaya Untuk
Meningkatkank
Literasi Keuangan Pada Masyarakat di Jakarta”
Pejelitian kuantitatif asosiatif dengan menggunakna model TAM (Technology Acceptance Model) penyebaran kuesioner untuk memperoleh data
Dari hasil penelitian ini menjelaskan bahwa persepsi berpengaruh positif terhadap literasi keuangan, namun persepsi kemudahan penggunaan tidak berpengaruh terhadap literasi. Hal ini sudah dirasakan masyarakat Jakarta bahwa fintech
membantu dalam
bertransaksi, kemudahan dan juga tidak memakan waktu banyak. Dalam hasil olah data persepsi kemudahan penggunaan tidak berpengaruh terhadap literasi keuangan, hal ini dimungkinkan bisa disebabkan karena masyarakat hanya mengetahui aksesnya saja, tetapi tidak memahami secara jelas apa produk yang ditawarkan oleh fintech tersebut
11. Murifal (2018) telah melakukan penelitian mengenai “Peran Teknologi Finansial Sistem Peer to peer lending (P2L) sebagai alternative sumber pendanaan UMKM”
Penelitian kualitatif yang berlandaskan paradigma
interpretative dan konstruktif dengan teknik pengumpulan data triangulasi (gabungan) dan menganalisis data dengan model interaktif.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa ada 3 pihak yang terdapat dalam Peer to peer lending (P2L) yaitu investor, peminjam, dan perusahaan yang menjembatani antara investor dan peminjam.
Peneliti ini menerangkan bahwa UMKM sector makanan “fried Chicken”
ingin membuka usaha baru
17 No. Nama Penelitian dan
Judul Penelitian
Jenis dan Alat
Analisa Penelitian Hasil Penelitian namun membutuhkan modal tidak hanya dari modal sendiri melainkan membutuhkan modal dari luar. Sehingga UMKM ini menggunakan aplikasi finansial teknolog yang berupa P2L untuk meminjam modal. Dengan adanya alternative ini, sehingga UMKM tersebut tidak kesusahan dalam memperoleh modal dari luar untuk menunjang usaah barunya. Aplikasi finansial teknologi yang berupa sistem P2L tidak membutuhkan prosedur yang sulit dan tidak membutuhkan NPWP maupun dokumen lainnya yang sekiranya UMKM tersebut tidak memilikinya.
Sehingga peneliti ini menyimpulkan dengan adanya fintech maka aktivitas masyarakat dapat diefisienkan dan dapat berjalan dengan mudah dalam perkembangan usaha 12. Putri et al (2021) telah
melakukan penelitian mengenai “Dampak Fintech Syariah Dalam Meningkatkan
Keuangan Inklusif pada UMKM di Indonesia”
Penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik analisis data yaitu analisis model interaktif
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa fintech syariah memiliki dampak yang signifikan terhadap peningkatan keuangan inklusif dari UMKM. Selain itu, terkait layanan yang sudah ditawarkan fintech syariah dalam hal peningkatan UMKM melihatkan bahwa sistem keuangan zaman sekarang telah banyak memiliki dampak baik terhadap
18 No. Nama Penelitian dan
Judul Penelitian
Jenis dan Alat
Analisa Penelitian Hasil Penelitian pemberdayaan UMKM.
Dari banyaknya resiko yang telah terjadi, fintech syariah menawarkan system keuangan yang sudah modern dan memberikan kemudahan yang sesuai dengan azas agama. Resiko tersebut akan menjadi tanggung jawab dari semua pihak yang terkait, mulai dari pelaku usaha UMKM, pelaku fintech dan juga pemerintah.
13. Ardiansyah (2019) telah melakukan penelitian mengenai
“Model financial dan Teknologi (Financial) memabntu
permasalahan Modal Wirausaha UMKM di Idonesia”
Penelitian kualitatif deskriptif
Penelitian ini telah menyimpulkan bahwa dengan diterapkan fintech terkait permasalahan modal pada UMKM di Indonesia, sehingga hasil analisis yang diperoleh yaitu menyatakan bahwa dengan adanya
kondisi yang
permasalahannya terhadap pembiayaan ini sehingga fintech merupakan suatu bantuan yang sangat dibutuhkan oleh UMKM yang ingin berkembang dan mempertahankan usahanya.
Model fintech ini yaitu Peer to Peer Lending (P2L) dan Crowdfunding
14. Yahya et al (2021) telah melakukan penelitian mengenai
“Peran Fintech Dalam Membantu UMKM Memperoleh Modal Berwirausaha di Era Digital”
Penelitian kualitatif deskriptif dengan mendeskripsikan fakta-fakta lalu menganalisis
terhadap hasil yang diperoleh
Penelitian ini telah menyimpulkan bahwa fintech sendiri memiliki peran untuk memberikan modal kepada UMKM, peran fintech disini yaitu sebagai bantuan pendanaan dari bank konvensional sehingga bisa memberikan modal kepada UMKM dengan mudah, tidak
19 No. Nama Penelitian dan
Judul Penelitian
Jenis dan Alat
Analisa Penelitian Hasil Penelitian emmakan waktu, dan tidak adanya surat perjanjian serta UMKM tidak merasa terbebani dengan bunga yang tidak besar. Adapun model fintech ini yaitu P2P Lending dan Crowdfunding 15. Trimulato (2020) telah
melakukan penelitian mengenai
“Pengembangan
UMKM melalui
Fintech Syariah di Tengah Wabah Covid- 19”
Penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka.
Penelitian ini telah menyimpulkan bahwa dalam keadaan pandemic covid-19 peran fintech sangat digunakan dan dibutuhkan oleh para UMKM. Bantuan ini yaitu berupa penyaluran modal usaha bagi UMKM. peran fintech disini yaitu dapat mendampingi para pelaku UMKM yang usahanya terkena dampak dari adanya covid-19. Dengan adanya fintech, UMKM masih bisa terus melakukan usahanya, hal ini dikarenakan fintech yang mampu mengubah keadaan menjadi serba digital pada saat pandemic covid-19.
16. Widyayanti (2019), telah melakukan penelitian mengenai
“Pengaruh
Marketplace Terhadap Peningkatan
Pendapatan pada UKM di Yogyakarta”
Penelitian mix antara kuantitatif dan kualitatif dengan cara wawancara dan penyebaran
kuesioner. Hipotesis
di analisis
menggunakan analisis regresi berganda
Penelitian ini
menyimpulkan bahwa dengan adanya teknologi infromasi yang digunakan dalam marketplace berpengaruh positif yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan UKM yang ada di Yogyakarta
17. Urba et al (2019) telah melakukan penelitian mengenai “Pendapatan dan Laba Bersih Sebelum dan Sesudah
Penelitian kuantitatif dengan penyebaran kuesioner. Teknik Analisa data yang digunakan yaitu uji
Penelitian ini telah menjelaskan bahwa pendapatan dan laba bersih
UMKM mengalami
kenaikan setelah menggunakan pendanaan di
20 No. Nama Penelitian dan
Judul Penelitian
Jenis dan Alat
Analisa Penelitian Hasil Penelitian Pendanaan di Financial
Technolgy”
deskriptif dan uji inferensi
Fintech, yang dimana pendapatan sebelum pendanaan yakni Rp. 39,12 juta sedangkan sesudah menggunakan pendanaan menjadi Rp. 50,58 juta.
Untuk laba bersih sebelum pendanaan di Fintech sebesar Rp. 11,08 juta dan sesuah pendaan menajdi Rp.
16,54 juta. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan mengalami kenaikan antara pendapatan dan laba bersih sebelum dan sesudah pendanaan di Fintech pada UMKM di Kota Palembang.
18. Larysa Antoniuk, Luliia Gerngo, Vyachealav Dyba, Yevheniia Polishchuk, dan Yuliia Sybirianska (2017) yang berjudul “
Barriers and
Opportunities for hi- tech Innovative Small
and Medium
Enterprises
Development in The 4th Industrial Revolution Era”.
pengembangan UMKM inovatif berteknologi tinggi memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi setiap negara. Ini menciptakan tempat kerja dan infrastruktur baru, memotivasi orang untuk menciptakan ide-ide baru.
Pada saat yang sama, UMKM masih menghadapi sejumlah besar masalah dalam kinerja bisnis.
B. Tinjauan Pustaka
1. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)
Stakeholder merupakan adanya tiap-tiap kelompok maupun individu yang mampu mempengaruhi atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian sasaran dan tujuan organisasi (Freeman & McVea, 2001).
21
Secara singkat, stakeholders merupakan individu yang berupa orang memiliki kepentingan atau perhatian pada suatu masalah tertentu (Biset, 1998).
Sedangkan menurut Grimble and Wellard (1996) melihat stakeholders dari segi posisi penting dan adanya pengaruh yang mereka miliki. Dilihat dari adanya kedua definisi tersebut, maka stakeholders dapat dikatakan bahwa saling berhubungan dan memiliki keterikatan yang didasari oleh kepentingan tertentu atau kepentingan berbagai pihak.
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi utuk kepentingannya sendiri melainkan harus memberikan manfaat terhadap stakeholdernya yang berupa pemerintah, investor, masyarakat, customer, pemegang saham, kreditor dan pihak lain. Namun, dalam penelitian ini hanya berfokus terhadap stakeholder yang berupa customer yang diberikan manfaat kemudahan terhadap UMKM dalam penggunaan fintech yang berupa jasa atau alat pembayaran. Sehingga UMKM dapat meningkatkan pendapatan dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh UMKM tersebut terhadap para customer atau pelanggan.
2. Konsep Kinerja Perusahaan a. Definisi Kinerja
Mulyadi (2017:328) telah mengemukakan terkait kinerja. Yang dimana kinerja perusahaan merupakan suatu keberhasilan suatu perusahaan secara menyeluruh untuk mencapai sasaran-sasaran yang startegik yang sudah ditetentukan melalui
22
inisiatif strategi pilihan. Kinerja akan menghasilkan kondisi secara utuh di suatu perusahaan selama waktu periode tertentu yang merupakan suatu prestasi atau hasil yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam menggunakan dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Kinerja perusahaan dapat diartikan sebagai suatu kemampuan perusahaan dalam meraih tujuannya melalui pemakaian sumber daya dengan cara efektif dan efisien serta menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan dalam mencapai hasil sesudah dibandingkan dengan kinerja terdahulu previous performance dan kinerja organisasi lain benchmarking (Retnani, 2015).
b. Indikator Kinerja menurt Robbins (2016:240) sebagai berikut :
1) Kualitas Kerja, merupakan seberap berkualitasnya pekerjaan yang dihasilkan terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan. Disni juga dilihat sempurna atau tidaknya pekerjaan karyawan tersebut.
2) Kuantitas Kerja, ialah suatu jumlah unit dan jumlah siklus aktivitas yang telah terselaikan. Hal ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai.
3) Ketepatan Waktu, merupakan seberapa cepat atau tingkat aktivitas yang diselsaikan pada awal waktu yang ditentukan. Sehingga waktu yang masih tersedia dapat digunakan untunk aktivitas yang lain atau dengan kata lain dapat memaksimalkan waktu.
4) Efektifitas. Merupakan tingkat penggunan sumber daya organisasi seperti teknologi, tenaga, bahan baku dan uang. Dengan tujuan untuk memberikan hasil yang lebih meningkat setelah adanya penggunaan sumber daya tersebut.
23
5) Kemandirian, merupakan tingkat seorang karyawan dalam menalankan fungsi kerjanya (komitmen kerja).
Dari penggunaan konsep diatas, dapat dilihat dari definisi yang tujuannya untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Sehingga dengan adanya konsep ini, kinerja perusahaan yang baik yaitu jika UMKM mampu untuk meningkatkan pendapatannya setelah menggunakan financial technology, karena didalamnya telah menggukan indicator-indikator kinerja perusahaan untuk mencapai kinerja perusahaan yang baik.
3. Financial Technology (Fintech)
Financial technology atau teknologi keuangan atau yang disingkat dengan fintech, didefinisikan sebagai inovasi teknologi dalam layanan keuangan yang inovasinya menghasilkan model–model bisnis dari konvensional menajdi moderat, aplikasi-aplikasi, proses atau produk – produk dengan efek material yang terkait dengan penyediaan layanan keuangan (Financial Stability Board, 2017). Industri financial technology (fintech) merupakan salah satu metode layanan jasa keuangan yang mulai naik daun di era digital seperti saat ini. Pembayaran digital menjadi salah satu sektor dalam industri fintech yang paling berkembang di Indonesia. Sehingga pemerintah dan masyarakat berharap pembayaran digital bisa mendorong jumlah masyarakat yang memiliki akses kepada layanan keuangan. Klarifikasi fintech ada beberapa macam yaitu:
a. Crowdfunding dan peer to peer lending, Crowdfunding adalah teknik pendanaan unit usaha atau proyek usaha yang melibatkan manusia secara
24
luas (Purwadi, 2017). Peer to peer lending (P2P Lending) adalah praktik atau metode memberikan pinjaman uang kepada individu atau bisnis dan juga sebaliknya, mengajukan pinjaman pada pemberi pinjaman yang menghubungkan antara pemberi pinjaman dengan peminjam atau investor secara online (koinwork.com, 2018).
b. Market Aggregator, yaitu mengumpulkan dan mengelola data yang bisa dimanfaatkan konsumen untuk membantu pengambilan keputusan (CNBC Indonesia, Roy Franedya, 2018).
c. Risk and Invesment Management atau biasa yang disebut dengan risiko dan investasi manajemen dalam financial technology digunakan sebagai perencanaan dalam bentuk digital.
d. Payment, Settlement and Clearing, adalah sektor fintech yang dengan layanan sistem pembayaran baik yang diselenggarakan oleh industri perbankan atau lembaga Bank Indonesia (CNBC Indonesia, Roy Franedya, 2018).
4. Literasi Keuangan
Manurung (2009:24) mengungkapan bahwa literasi keuangan adalah secangkupan antara pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan seseorang untuk membuat keputusan yang efektif dengan semua sumber daya keuangan mereka. OJK menyatakan bahwa misi penting dari program literasi keuangan yaitu dilakukannya agar masyarakat Indonesia bisa mengelola keuangan secara cerdas sehingga perlu di adakannya edukasi dibidang keuangan, agar dengan secepatnya perihal mengenai rendahnya pengetahuan tentang industri keuangan bisa diatasi dan masyarakat tidak mudah tertipu pada
25
produk-produk investasi yang menawarkan keuntungan tinggi dalam jangka pendek tanpa memikirkan risikonya. Dalam mendukung fungsi-fungsi ekonomi, literasi keuangan sangat diperlukan karena dengan banyaknya transaksi yang dapat diciptakan maka akan membuat perputaran roda ekonomi menjadi sempurna. Literasi keuangan memiliki tujuan jangka panjang bagi seluruh kelompok masyarakat, mulai dari meningkatkan literasi seseorang yang sebelumnya less literate atau not literate menjadi well literate dan meningkatkan jumlah pengguna produk dan layanan jasa keuangan.
Otoritas Jasa Keuangan mendefinisikan inklusi keuangan merupakan adanya akses dari berbagai lembaga, produk dan layanan jasa keuangan terhadap kemampuan dan kebutuhan masyarakat dalam hal meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Otoritas Jasa Keuangan, 2016). Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 76/POJK.07/2016 terkait peningkatan literasi dan inklusi keuangan dalam bidang jasa keuangan bagi konsumen sehingga inklusi keuangan memiliki tujuan yang dimana sebagai berikut :
a. Adanya peningkatan akses pada msyarakat terhadap lembaga, produk dan layanan jasa keuangan pelaku usaha jasa keuangan
b. Adanya peningkatan ketersediaan produk atau layanan jasa keuangan dari pelaku usaha jasa keuangan yang sesuai kemampuan dan kebutuhan masyarakat
c. Peningkatan pemakaian produk atau layanan jasa keuangan yang telah sesuai berdasar kemampuan dan kebutuhan masyarakat
d. Adanya peningkatan kualitas pemakaian produk atau layanan jasa keuangan berdasarkan kemampuan dan kebutuhan masyarakat
26
Keuangan inklusif yaitu berbagai upaya untuk tidak mengadakan semua bentuk hambatan yang bersifat harga ataupun nonharga, terhadap akses masyarakat dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan (Adriani & Wiksuana, 2018). Indikator yang bisa digunakan dalam pengukuran dari keuangan inklusif disuatu negara adalah dengan cara telah tersedianya atau akses untuk mengukur kemampuan penggunaan jasa keuangan formal dalam keadaan keterjangkauan harga dan fisik, penggunaan untuk mengukur kemampuan penggunaan actual produk dan jasa keuangan, kesejahteraan untuk mengukur dampak layanan keuangan terhadap tingkat kehidupan pengguna jasa, dan kualitas dalam mengukur jasa keuangan dan produk apakah sudah memenuhi kebutuhan pelanggan.
5. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Berdasarkan pada Undang -Undang Nomor 20 Tahun 2008, pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah :
a. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang diatas.
b. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.
27
c. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
Adapun kriteria UMKM sebagai berikut :
a. Usaha mikro; untuk kriteria asetnya maksimal Rp50.000.000, sedangkan untuk kriteria omzet maksimal Rp300.000.000
b. Usaha Kecil; untuk kriteria asetnya diatas Rp50.000.000 – 500.000.000, sedangkan untuk kriteria omzetnya diatas Rp300.000.000 – Rp2.500.000.000
c. Usaha menengah; untuk kriteria asentnya diatas Rp500.000.000 – Rp10.000.000.000, sedangkan untuk kriteria omzetnya diatas Rp.2.500.000.000 - Rp50.000.000.000
6. Pemasaran
Secara garis besar, pemasaran merupakan seni dalam menjual suatu barang dan/atau jasa, penjualan akan menjadi tolak ukur dalam keberhasilan suatu usaha walaupun penjualan disini merupakan bagian kecil dari sekian banyaknya proses pemasaran. Dengan adanya penjualan, suatu usaha dengan sendirinya telah menjadikan penjualan tersebut sebagai target akhir. Untuk memperoleh laba, pelaku usaha wajib melakukan promosi dalam usahanya dengan tujuan
28
agar mendapatkan laba, mempertahankan kelangsungan hidup serta proses perkembangan suatu usaha.