• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN KEPALA MADRASAH DALAM PENGADAAN SARANA PRASARANA DI MADRASAH ALIYAH TARBIYAH ISLAMIYAH SUNGAI GUNTUNG KECAMATAN KATEMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MANAJEMEN KEPALA MADRASAH DALAM PENGADAAN SARANA PRASARANA DI MADRASAH ALIYAH TARBIYAH ISLAMIYAH SUNGAI GUNTUNG KECAMATAN KATEMAN "

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN KEPALA MADRASAH DALAM PENGADAAN SARANA PRASARANA DI MADRASAH ALIYAH TARBIYAH ISLAMIYAH SUNGAI GUNTUNG KECAMATAN KATEMAN

KABUPATEN INDRA GIRI HILIR PROVINSI RIAU

TESIS

Diajukan sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam dalam Konsentrasi Manajemen

Pendidikan Islam

Oleh :

ROHANA NIM. MMP. 1622643

PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2018

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakankebaikanseberatdzarrahpun, niscayadiaakanmelihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakankejahatanseberatdzarrahpun,

niscayadiaakanmelihat (balasan) nya pula.(Q,S, Al-Zalzalahayat:

7-8).1

11Departemen Agama RI, Al-Qur’an danterjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1994), hal, 1087

(7)

PERSEMBAHAN

Tesis/Disertai ku persembahkan kepada:

Ayahku terhormat Ambok Tuo Ibundaku Tercinta Saleha

Suamiku tersayang Susanto Karia Anak-anakku tercinta:

Sinta Mauliyana Muliana

PERSEMBAHAN

sesungguhnya sholatku, ibadahku,

(8)

hidup dan matiku hanya karena Allah SWT”

Mustahil adalah bagi mereka yang tidak pernah mencoba Jangan tanya apa yang dibuat oleh negara untukmu, tapi tanyalah apa yang boleh kamu buat untuk negara Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil

tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna.

Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah.

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.

“Ápa yang kita tanam itulah yang akan kita tunai.

Karena curahan hujan tidak memilih-milih apakah pohon apel atau hanya semak belukar”

Tetesan air hujan melekukkan kerasnya batu, beban pikiran terkikis karena ilmu

lantaran adanya motifasi darimu kurampungkan dedikasiku, karena itu karyaku ini kupersembahkan untuk

Ibu ku Masmudah dan ayah ku Jumri Junaid (Alm) Paman Ku Abdul Tahir dan kabul

Abang ku Lutfi dan Aziz Muslim Suami ku ian Suriansyah

Sahabat terbaik ku Nurlela,Rohanah, Susi susanti, vivit rosita irawan

(9)

ABSTRAK

ROHANA:ManajemenKepala Madrasah

DalamPengadaanSaranadanPrasarana di Madrasah

AliyahTarbiyahIslamiyah Sungai

GuntungKecamatanKatemanKabupatenIndraGiriHilirPropin si Riau, Tesis, ManajemenPendidikan Islam PascasarjanaUIN SulthanThahaSaifuddin Jambi, 2018

Penelitianinidilakukan di MadrasahAliyahTarbiyahIslamiyah Sungai Guntung.TerbentuknyaManajemenKepalaMadasahdalampengadaansaran adanprasaranaakanmencapai proses pembelajaran yang maksimal.

Dalampenelitianinimembahastentangseorangkepalasekolahdalammelaksa nakanfungsimanajemenyaitumulaidariperencanaan, pengorganisasian, pengawasansertamengevaluasipengadaansaranadanprasaranapendidika nyang baik agar dalamlembagapendidikantersebutbisamencapai proses

pembelajaran yang

lebihefektifdanefesien.Kepalasekolahharusmampumembimbing,

membinapara guru besertastaf agar bisabekerjadenganbaik, agar

mampumeningkatkankemampuan yang di

milikinyauntukmenciptakansituasibelajar yang kondusif, sehinggatujuanpembelajarandapattercapaisecaramaksimal.

Penelitianinibertujuanuntukmengetahuibagaimanaperencanaankepal a madrasah dalampengadaansaranadanprasarana di Madrasah

AliyahTarbiyahIslamiyahSungai Guntung,

Untukmengetahuipengorganisasiankepala madrasah dalampengadaansaranadanprasarana di Madrasah

AliyahTarbiyahIslamiyah Sungai Guntung,

Untukmengetahuipengawasanpengadaansaranadanprasana di Madrasah

AliyahTarbiyahIslamiyah Sungai Guntung,

Untukmengetahudanpenilaiandanevaluasikepala madrasah dalampengadaansaranadanprasarana di Madrasah AliyahTarbiyahIslamiyah Sungai Guntung.

Penelitianinimenggunakanpendekatandeskriptifkualitatif yang berlokasi di Madrasah AliyahTarbiyahIslamiyah Sungai Guntung.Pengumpulan data diperolehmelaluiobservasi, wawancara, dandokumentasi.Teknisanalisis data meliputiPengumpulan data, reduksi data, penyajian data, danpenarikankesimpulan,

sedangkanpengecekankeabsahan data

dilakukandenganperpanjangankeikutsertaan, ketelitianpengamatan, triangulasi, dankonsultasipembimbing.

Hasilpenelitianiniadalah:Kepalasekolahsudahmelaksanakanfungsi- fungsimanajemendalampengadaansaranadanprasaranapendidikan.

Faktorpenghambatnyaadalahkurangnyaketersediaandanadalamhalpengad

(10)

aansaranadanprasarana yang ada di MA-TI Sungai GuntungKecamatanKatemanKabupatenIndraGiriHilirPropinsi Riau.

Kata Kunci: ManajemenKepala Madrasah,

PengadaanSaranadanPrasarana

(11)

ABSTRACT

ROHANA:Head of school management in procurement and infrastructure at Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indra Giri Hilir Riau Province, Thesis, Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2018 This research was conducted in Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung. Forming the Head of school management will reach the maximum procces learning. In this study, the Head of the school discusses the exercise of management functions, which is to start planning, organizing, monitoring and evaluation of procurement and infrastructure so that quality education in the institution. This education can achieve a more effective and efficient learning process. The Director should be able to mentor and care for teachers and their staff to work properly, so that they can increase the capacity of the right they hold to create favourable educational conditions, so that learning goals may be achieved in Maximum.

This research aims to find out how the head of the school can plan to buy infrastructure and facilities in Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung, Knowing of the head of the organized school in procurement and infrastructure in Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung, Knowing the methods of supervising the procurement and repairing the infrastructure in Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung, Knowing, valuation and evaluation of the head of the school in the procurement of infrastructure and facilities in Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung.

This research uses a qualitative descriptive approach thatin Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung. Collection of data obtained through observation, interviews and documentation. Technical data analysis includes data collection, data presentation, data reduction, and forming of conclusion, while data validation is done by broadening participation, accuracy of control, triangulation, and consultation with the supervisor.

The results of this research are: the head of the school is already performing management functions in providing educational facilities and infrastructure. The inhibtior factor is the lack of funds in terms of procurement and infrastructure in MA-TI Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indra Giri Hilir Propinsi Riau.

Keyword: Management of Madrasah, Procurement of Facilities and Insfrastruktur

(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah Nya yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judulManajemenKepala Madrasah DalamPengadaanSaranadanPrasarana di Madrasah

TarbiyahIslamiyah Sungai

GuntungKecamatanKatemanKabupatenIndraGiriHilirPropinsi Riau yang mana penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat persyaratan gunamemperoleh gelar MagisterPendidikan Islam dalam Konsentrasi Manajemen Pendidikan IslampadaPascasarjana UIN STS Jambi.

Banyak kesulitan dan hambatan yang dialami penulis dalam menyusun tugas ini terutama dalam mendapatkan data dan mengolahnya, tetapi semua itu telah dapat diatasi dengan baik berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itulah pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. HadriHasan, MA, SelakuRektor UIN STS Jambi

2. BapakProf. Dr. H. Ahmad HusienRitonga, MA,SelakudirekturPascasarjana UIN STS Jambi

3. Ibu Dr. Risnita, M.PdselakuPembimbing I danIbuSuryawahyuniLatief, S.IP.,M.Pd.I., Ph.Dselakupembimbing II.

4. Para dosensegenapcivitasakademikaPascasarjana UIN STS Jambi yang telahmenjadipembimbingdanpengampumatakuliah.

5. Pimpinanperpustakaanbesertakaryawannya yang telahbanyakmembantupenulisdalammenemukanrujukan yang relevandengankaryatulisini.

6. KepalaSekolah, majelis guru, karyawansertasiswa/I MA-TI Sungai GuntungKecamatanKatemanPropinsi Riau.

7. AyahandadanIbundatercinta yang

telahmembesarkandanmembimbingpenulisdengankasihsayang,

(13)

semangat,

nasehatsertamemberikandorongandalammenyelesaikantesisini.

8. Teman-temanmahasiswaPascasarjana UIN STS Jambi yang telahmembantudalampenyelesaiantesisini.

9. Pihak-pihak lain yang sudah ikut berpartisipasi memberikan nasehat atau pencerahan kepada penulis yang mana penulis tidak bisa sebutkan satu per satu dalam Tesis ini.

Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu segala kritikkan dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati. Dan mudah-mudahan Tesis ini berguna bagi berbagai pihak. Akhirnya semoga karya ini bermanfaat bagi semua orang, terlebih untuk pribadi penulis sendiri.

Jambi, 05Nopember2018 Penulis

Rohana Nim. MMP.1622643

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDU ... i

LEMBAR LOGO ………. ... ii

... HALAMAN NOTA DINAS ………... iii

HALAMAN PERNYATAAN ORINALITAS TESIS ………. ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... v

HALAMAN PENGESAHAN ……… ... vi

HALAMAN MOTTO ………. ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………..… ... viii

ABSTRAK ……….……… ... ix

ABSTRACT ... x

KATA PENGANTAR ……… ... xi

DAFTAR ISI ……… ... xii

DAFTAR TABEL ………. ... xiii

DAFTAR GAMBAR………. ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ……… ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Fokus Penelitian ……… ... 10

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 10

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN A. Landasan Teori ... 12

1. Manajemen Kepala Sekolah ... 12

(15)

2. Pengertian Sarana dan Prasarana ... 40

3. Pengertian Pengadaan Sarana dan Prasarana ... 41

B. Penelitian Relevan ... 49

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 59

B. Sistuasi sosial dan subjek Penelitian ... 60

C. Jenis dan Sumber Data ………. ... 61

D. Teknik Pengumpulan Data ……… ... 63

E. Teknis Analisa Data ………... 64

F. Uji Kepercayaan Data ………. ... 66

G. Rencana dan Waktu Penelitian ……… ... 67

BAB IV. DESKRIPSI LOKASI, TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi ……… ... 69

1. Historis dan Geografis ………... .... 69

2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ……….... ... 73

4. Struktur Organisasi Sekolah ………... ... 74

5. Keadaan Guru ……… ... 75

6. Keadaan Siswa ………. ... 79

7. Kurikulum ……….. ... 80

8. Keadaan sarana dan Prasarana ………. ... 81

B. Temuan Penelitian ………. ... 84

1. Perencanaan Kepala Madrasah Dalam Pengadaan sarana dan prasana di MA-TI Sungai Guntung ... 84

2. Pengorganisasian Kepala Madrasah Dalam Pengadaan sarana dan prasana di MA-TI Sungai Guntung ... 96

(16)

3. Pengawasan Kepala Madrasah Dalam Pengadaan sarana

dan prasana di MA-TI Sungai Guntung ... 102

... 4. Penilaian/evaluasi Kepala Madrasah Dalam Pengadaan sarana dan prasana di MA-TI Sungai Guntung ... 106

C. Analisis hasil penelitian ... 112

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN ……….. .. 129

B. IMPLIKASI ……… .. 131

C. REKOMENDASI ... 132

D. KATA PENUTUP ... 132 DAFTAR PUSTAKA

(17)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Persamaandanperbedaanpenelitianterdahulu... 55 2. Tabel 3.1 Waktupenyusunan Proposal Tesis... 68 3. Tabel 4.1 Nama-namaKepala Madrasah di MA-TI Sungai Guntung 72 4. Tabel 4.2 KeadaanPegawai/Guru di MA-TI Sungai Guntung ... 77 5. Tabel 4.3 KeadaanSiswa MA-TI Sungai Guntung ... 80 6. Tabel 4.4 KeadaanSaranadanPrasarana ... 83

(18)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 4.1 StrukturOrganisasi MA-TI Sungai Guntung... 75 2. Gambar 4.2 StrukturOrganisasiSaranadanPrasarana MA-TI...100

(19)
(20)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Banyak faktor penghambat tercapainya kualitas manajemen kepala sekolah jika dilihat dari rendahnya kinerja kepala sekolah berdasarkan pengalaman empirik menunjukkan bahwa rata-rata kepala sekolah kurang memiliki kemampuan akademik, kurang memiliki motivasi diri, kurang semangat dan disiplin kerja, serta memiliki wawasan pendidikan sempit.

Fenomena ini disebabkan karena faktor proses penyaringan kurang memenuhi kompetensi, kurang prosedural, kurang transparan, banyak nuansa/muatan, tidak kompetitif serta faktor-faktor internal dan eksternal kepala sekolah dapat menjadi penghambat tumbuh kembangnya menjadi kepala sekolah yang professional. Rendahnya profesionalitas berdampak rendahnya produktivitas kepala sekolah dalam meningkatkan manajemen sarana dan prasarana di sekolah.

Persoalan kepemimpinan selalu memberi kesan yang menarik. Topik ini selalu memberikan daya tarik yang kuat pada setiap orang. Literature- literatur tentang kepemimpinan senantiasa memberikan penjelasan bagaimana menjadi pemimpin yang baik, sikap dan gaya yang sesuai dengan situasi kepemimpinan, dan syarat-syarat pemimpin yang baik.

Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan.

Suatu ungkapan mulia yang mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan, merupakan ungkapan yang yang menduduki posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang terpenting. Sementara itu digambarkan pula bahwa pemimpin adalah penggembala, dan setiap penggembala akan ditanya tentang perilaku penggembalanya. Ungkapan ini membuktikan bahwa seorang pemimpin apapun wujudnya, dimanapun letaknya akan selalu mempunyai beban untuk mempertanggung jawabkan kepemimpinannya. Pemimpin seperti ini akan lebih banyak bekerja

(21)

dibandingkan berbicara, lebih banyak memberikan contoh-contoh baik dalam kehidupannya dibandingkan berbicara besar tanpa bukti, dan lebih banyak berorientasi pada bawahan dan kepentingan umum dibandingkan dari orientasi dan kepentingan diri sendirin membicarakan kepemimpinan memang menarik dan dapat dimulai dari sudut mana saja akan diteropong.

Dari waktu kewaktu kepemimpinan menjadi perhatian manusia. Ada yang berpendapat masalah kepemimpinan itu sama halnya dengan sejarah manusia. Kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena adanya suatu keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia.

Disatu pihak manusia mempunyai kemampuan terbatas untuk memimpin,.

Disinilah timbulnya kebutuhan akan pemimpin dan kepemimpinan.Hampir disetiap tulisan tentang kepemimpinan memberikan gambaran yang ideal tentang kepemimpinan dan berakhir dengan kesenangan. Hal ini dapat dimengerti, karena manusia membutuhkan kepemimpinan. Dari waktu kewaktu kepemimpinan menjadi tumpuan harapan dari manusia.2

Setiap orang adalah calon penerus dan penjalan misi kekhalifahan di atas muka bumi, sebab itu adalah perintah Allah SWT, akan tetapi pada akhirnya tidak semua orang akan meneruskan dan bumi yaitu menjalankannya.

Manusia adalah makhluk Allah yang diberi kesempurnaan baik fisik, rohani dan akalnya agar mampu menjadi khalifah di atas muka bumi (dunia).3 Khalifah berarti pengganti, yaitu pengganti dari jenis makhluk yang lain sebab sebelum manusia ada makhluk yang mengisi bumi yaitu Jin, atau pengganti, dalam arti makhluk yang diberi wewenang oleh Allah agar melaksanakan perintah-Nya di atas muka bumi. Pada hakikatnya eksistensi manusia dalam kehidupan, yaitu membangun konsep

2 Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015), hal.1-3.

3 Sudirman Anwar, Manajement of Student Development, (Riau: Yayasan Indragiri, 2015), hal. 25-26

(22)

manajemen dunia sebagai tempat kehidupannya untuk sampai menuju kepada alam akhirat, sesuai dengan Masyiatullah atau kehendak Allah SWT. Peran yang di mainkan oleh manusia sebagai khalifah Allah setidak- tidaknya terdiri dari dua jalur, yaitu jalur horizontal dan jalur vertical. Jalur horizontal mengacu kepada bagaimana manusia mengatur hubungan yang baik dengan sesame alam sekitarnya. Sedangkan peran dalam jalur vertical mendeskripsikan bagaimana manusia berperan sebagai hamba Allah yang patuh yang mampu menyelaraskan atau memadukan masyiah- nya dengan masyiatulah’.

Banyak ayat-ayat didalam Al-Qur’an yang menyebutkan Allah menjadikan manusia khalifah di atas muka bumi di antaranya yaitu :

Artinya : “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada Tuhan (yang lain)? Amat seedikitlah kamu mengingati(Nya)”. (QS.

An-Naml:62).4

Didalam Islam ada beberapa nama yang berkaitan dengan kepemimpinan, yaitu kata khalifah dari fi’il madhi khalafa yang berarti

“mengganti dan melanjutkan”. Bila pengertian tersebut ditarik pada pengertian khalifah maka dalam konteks ini artinya lebih cenderung kepada pengertian pengganti yaitu proses penggantian antara satu individu dengan individu lainnya.5 Hal ini sejalan dengan firman Allah surah Al-Baqarah ayat 20 :

ةَفيِلَخ ِض ۡرَ ۡلۡٱ يِف ٞلِعاَج يِ نِإ ِةَكِئَٰٓ َلَمۡلِل َكُّبَر َلاَق ۡذِإَو ....

4Ibid, hal. 180

5 Ibid, hal. 185

(23)

Artinya : “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:

Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (Q.S. Al Baqarah : 30)”.

Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah proses kegiatan seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi, mendorong, mengarahkan, menggerakkan individu-individu, supaya timbul kerjasama secara teratur dalam upaya mencapai tujuan yang ditetapkan bersama.

Sebagai pengelola pendidikan, berarti kepala sekolah bertanggung jawab terhadap keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan cara melaksanakan administrasi sekolah dengan seluruh substansinya.

Peraturan menteri pendidikan Nasioanl Nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah melengkapi peraturan sebelumnya, yaitu Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional (SIKDIKNAS) Nomor 20 Tahun 2003 yang diantaranya mengatur bahwa kepala sekolah dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin pendidikan harus memiliki kualifikasi, baik kualifikasi umum maupun kualifikasi khusus. Diantara kualifikasi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah, antara lain:

1. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau Diploma (D-IV) kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi terakreditasi.

2. Pada saat diangkat menjadi kepala madrash berusia setinggi-tingginya 56 tahun.

3. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang madrasah masing-masing,

4. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/C bagi Pegawai Negeri Sipil dan bagi non –PNS disertakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan.6

6 Andang, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hal. 139-141

(24)

Sementara kualifikasi khusus yang harus dimiliki oleh Kepala Sekolah ditentukan sesuai dengan jenjang sekolah yang dipimpinnya.

Kulifikasi sekolah pada jenjang Taman kanak-kanak/Raudatul Adhfal (TK RA) Sekolah Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) Sekolah Menegah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/

Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK), Sekolah Dasar Luar Biasa/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SDLB/SMPLB/SMALB), maupun kualifikasi sekolah luar Negeri pada dasarnya memiliki subtansi ketentuan yang sama yaitu:

1. Berstatus sebagai guru yang mengajar pada lembaga dan jenjang sekolah tersebut.

2. Memiliki setifikat pendidik.

3. Memiliki sertifikat kepala sekolah berdasarkan jenjang sekolah yang dipimpinnya, yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.

Berdasarkan kualisifikasi secara umum maupun secara khusus yang dimiliki oleh kepala sekolah yang melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya diharapkan kepala sekolah dapat meningkatkan kualitas kerjanya yaitu mewujudkan sekolah yang berhasil. Hal tersebut karena salah satu kunci yang sangat menentukan keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuannya adalah kepala sekolah. Keberhasilan kepala sekolah dalam mencapai tujuannya secara dominan ditentukan oleh keandalan manajemen kepala sekolah sangat dipengaruhi oleh kapasitas kepemimpinan kepala sekolahnya. Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus memiliki sejumlah kompetensi agar dapat menjalankan tugas kepemimpinannya secara professional. Kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 mengenai Standar

(25)

Kompetensi kepada sekolah/Madrasah menguraikan kompetensi- kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah.7

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah,.

Keberhasilan program pendidikan disekolah sangat di pengaruhi oleh kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki sekolah dan oleh optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatannya. Dibandingkan dengan pengelolaan keuangan pendidikan yang sudah cukup sulit penangannya, maka pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan terasa lebih sulit lagi karena semua orang yang terlibat dalam manajemen dapat membuat pengelolaan menjadi tidak efektif dan tidak efesien, atau mungkin gagal sama sekali. Unsur perusak dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan relative lebih banyak dibanding dengan pengelolaan keuangan.

Lain halnya dalam pengadaan sarana dan prasarana. Dalam skala kecil, misalnya sekolah, semua orang yang ada di sekolah yaitu kepala sekola, guru, pegawai termasuk pesuruh dan para siswa dapat atau punya kesempatan mengacau pengadaan sarana dan prasarana pendidikan disekolah itu. Akibat kurangnya kepedulian warga sekolah terhadap pengeloaan sarana dan prasaran pendidikan yang dimiliki sekolah tidak digunakan secara optimal.

Keberhasilan melakukan pembangunan pendidikan tidak ditentukan oleh banyak faktor yaitu: oleh keberhasilan mengelola sumber daya manusia, uang, sarana dan prasarana, dan metodenya. Keberhasilan mengelola komponen-komponen tersebut harus pula dikaitkan dengan keberhasilan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yaitu: perumusan tujuan, perencanaan, perorganisasian, penentuan staf, pengarahan, koordinasi, motivasi, pengawasan, komunikasi, dan lain sebagainya.

7 Ibid, hal. 139-141

(26)

Dalam perspektif pemerintah, kegiatan manajemen sarana prasarana pendidikan setidak-tidaknya memiliki delapan mata rantai kegiatan yaitu:

1. Perencanaan sarana prasarana pendidikan;

2. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan;

3. Penyaluran sarana dan prasarana pendidikan;

4. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan;

5. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan;

6. Pendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan;

7. Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan;

8. Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan dengan tujuan untuk mencapai tingkat pengamanan yang semaksimal mungkin terhadap kekayaan milik Negara.

Seiring adanya perubahan pada pola pemerintahan, yaitu dengan diberlakukannya otonomi daerah yang berdampak kepada otonomi pendidikan, maka pola manjemen sekolah juga berubah. Manajemen sekolah yang semula terpusat, kini di otonomikan ke sekolah, termasuk otonomi manajemen sarana dan prasarananya. Sekolah dituntut harus memiliki kemandirian dalam mengatur dan mengurus kepentingan sekolah menurut kebutuhan dan kemampuan sendiri serta berdasarkan pada aspirasi dan partisipasi warga sekolah dengan tetap mengacu pada peraturan dan perundang-undangan, pendayagnaan, perawatan dan pengendalian sarana dan prasarana pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan diperlukan adanya penyesuaian manajemen sarana dan prasaran pendidikan. Untuk mewujudkan dan mengatur hal tersebut, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 19 Tahun 2005 junto Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan Nomor 24 Tahun 2007 tentang Sarana dan Prasaran Sekolah. Pada Bab VII Pasal 42 PP 32/2013 disebutkan bahwa :

1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar

(27)

lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang melipiti lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, intalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.8

Dalam sebuah lembaga pendidikan, pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.9

Berdasarkan penelitian awal, peneliti mengamati bahwa pengadaan sarana dan prasarana di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung masih belum terlaksana dengan sangat baik, ini terlihat dari segi perencanaan pengadaan sarana dan prasarana yaitu dalam hal pembelian suatu barang seharusnya kepentingan mendesak yang lebih diutamakan, dalam pengorganisasian pengadaan sarana dan prasarana belum terlaksana secara maksimal meskipun struktur organisasi sarana dan prasarana sudah terbentuk, dalam pengawasan sarana dan prasarana belum terkontrol dengan baik ini terlihat dari adanya toilet (kamar mandi, WC) yang kurang bersih. Kamar mandi: bak penampungan air dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, demikian juga kamar mandi yang pencahayaannya kurang memenuhi syarat kesehatan akan menjadi tempat bersarangnya nyamuk. Untuk itu perlu diperhatikan

8 Fuad Nurhattati, Manajemen sarana dan Prasarana pendidikan, (Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2016), hal. 1-4

9 Darmawan, Bowang. Manajemen Sarana dan Prasarana Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan. Jurnal Pelopor Pendikan. Volume 6 Nomor 2. Juni 2014. Hal 93- 102. 99. 2014.

(28)

ketersediaan WC dalam hal jumlahnya. Perbandingannya adalah: 1 (satu) WC untuk 25 siswi dan 1(satu) WC untuk 40 siswa. Selanjutnya tidak ada petugas khusus untuk merawat sarana dan prasarana sekolah, seperti perpustakaan yang masih berantakan, labor dijadikan gudang tempat peralatan sekolah, tempat parkir yang masih belum teratur, dan masih ada yang ruang belajar yang masih kelihatan kurang bersih. Kedua yaitu;

masih terdapat kekurangan sarana dan prasarana seperti kantin sekolah, kantin yang ada hanya beberapa orang pedagang makanan yang menjual makanannya dengan menggunakan gerobak yang berjualan diluar pagar sekolah sehingga tidak layak untuk dikatakan kantin sekolah, ruang guru yang masih terdapat kekurangan meja dan kursi, ruangan tempat parkir kendaraan belum ada sehingga siswa parkir kendaraannya berantakan didepan halaman sekolah. Walaupun ada beberapa sarana pendidikan yang ada di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung Kecamatan Kateman adalah buku pelajaran atau buku bacaan sebagai referensi siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar sehari-hari yang ada di perpustakaan, alat pelajaran dan media pembelajaran, globe, peta dan koleksi buku-buku namun itu pun belum memadai dalam kegiatan proses belajar mengajar yang efektif dan efesien. Begitu pula dalam hal mengevaluasi pengadaan sarana dan prasarana pendidikan belum terlaksana secara efektif dan efesien.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai manajemen kepala madrasah dalam pengadaan sarana dan prasarana di Madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Suangai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten indra Giri Hilir Provinsi Riau.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah Mengapa manajemen kepala madarasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung dalam pengadaan sarana dan prasaran belum maksimal dilakukan?, sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka selanjutnya dirinci menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut:

(29)

1. Bagimana kepala sekolah madrasah membuat perencanaan dalam pengadaan sarana dan prasarana?

2. Bagaimana kepala sekolah madrasah mengorganisir pengadaan sarana dan prasarana?

3. Bagaimana kepala Madrasah mengontrol pengadaan sarana dan prasarana?

4. Bagaimana kepala madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung mengevaluasi pengadaan sarana dan prasarana..?

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah pada fungsi manajerial kepala sekolah madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung dalam pengadaan sarana dan prasarana di Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagimana kepala madrasah membuat perencanaan dalam pengadaan sarana dan prasarana.

2. Untuk mengetahui bagaimana kepala madrasah mengorganisir pengadaan sarana dan prasarana.

3. Untuk mengetahui bagaimana kepala madrasah mengontrol pengadaan sarana dan prasarana.

4. Untuk mengetahui bagaimana kepala madrasah Aliyah Tarbiyah Islamiyah Sungai Guntung mengevaluasi pengadaan sarana dan prasarana.

2. Manfaat penelitian

Adapun kegunaan dalam penelitian ini yaitu : a. Secara teoritik

Penelitian diharapkan dapat berguna untuk mengembangkan keilmuan program studi Manajemen Pendidikan Islam pasca sarjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

b. Secara Praktis

(30)

1) Sebagai sumbangan informasi mengenai pentingnya Manajemen Kepala Madrasah Dapat Pengadaan Sarana Prasarana di MA-TI Sungai Guntung Kecamatan Kateman.

2) Sebagai sumbangan informasi mengenai Sarana Prasarana di MA-TI

(31)

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN A. LANDASAN TEORI

1. Manajemen Kepala Sekolah/Madrasah

Manajemen bisa diartikan secara berbeda oleh orang yang berbeda, baik itu berasal dari sudut pandangnya, bidang keahliannya, atau kepentingannya.10 Secara etimologis bebas wikipedia menjelaskan bahwa istilah manajemen berasal dari kata dalam bahasa perancis kuno yang berarti seni melaksanakan dan mengatur.11

Menurut Terry manajemen adalah kemampuan mengarahkan dan mencapai hasil yang di inginkan dengan tujuan dari usaha-usaha manusia dan sumber daya lainnya.12 Menurut Hasibuan manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.13 Rue dalam bukunya Dasar-dasar manajemen mengemukakan bahwa manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasi atau maksud-maksud yang nyata.14 Selanjutnya Warsono mengartikan manajemen adalah sebagai kegiatan menggerakkan sekelompok orang dan mengarahkan segala fasilitas untuk mencapai tujuan tertentu.15 Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah managing (pengelolaan), sedang pelaksananya disebut manajer atau pengelola.16 Menurut Sanusi

10 Pawit M.Yusup, Perspektif Manajemen Pengetahuan dan informasi, Komunikasi pendidikan, dan Perpustakaan, (Jakarta: rajawali Pers, 2012), hal.9

11 Suparlan, Manajemen Berbasis Sekolah: Dari Teori sampai dengan Praktek, (Jakarta Bumi Aksara, 2013), hal.41

12 Mulyadi, Ramayukis, Manajemen dan kepemimpinan pendidikan islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2017), hal. 25

13 Malayu Sp. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal. 2

14 George R.Terry, Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal 1

15 Saryono,(Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia), Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu KeolahragaanUniversitas Negeri Yogyakarta 2016, hal.1

16 George R.Terry, Leslie W. Rue, Ibid, hal. 1

(32)

manajemen sebagai suatu sistem perilaku manusia yang komperatif, yang dipimpin secara teratur melalui usaha yang terus menerus dan merupakan tindakan yang rasional.17 Definisi ini bermakna bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain secara sinergi mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu Menurut Williams Manajemen is getting work done through other.18 Manajemen adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain. Selain itu Griffin menjelaskan bahwa manajemen tidak lain adalah suatu proses perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengordinasian (coordinating) sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesies.19 Sejalan dengan hal itu, dalam buku lainnya dijelaskan bahwa manajemen adalah seni mengelola sumber daya yang tersedia misalnya orang, barang, uang, pikiran, ide, data, informasi, infrastruktur, dan sumber daya lain yang ada di dalam kekuasaannya untuk dimanfaatkan secara maksimal guna mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien.20 Adapun menurut James, manajemen adalah kebiasaan yang dilakukan secara sadar dan terus menerus dalam membentuk organisasi.21

Menurut Koontz dan O’Donel manajemen sebagai suatu usaha tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.22 Menurut Sikula bahwa manajemen pada umumnya dikaitkan dengan akttivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang di miliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan

17 S. Shimatul Ula, Buku Pintar Teori-teori Manajemen pendidikan Efektif, (Jogyakarta:

Berlian, 2013) hal.4

18 Chuck Williams Manajemen, (USA: Pre_Press Company, 2007), hal. 4

19 S. Shimatul Ula, Ibid, Hal 10

20 Undang Ahmad Kamaludin dan Muhammad Alfan, Etika Manajemen Islam, (Bandung:

Pustaka Setia, 2010). hal. 4

21 Undang Ahmad Kamaludin dan Muhammad Alfan, Ibid, hal. 5

22 Ibid hal. 26

(33)

suatu produk atau jasa yang efesien. 23 Manajemen dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dari berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.24

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, pengertian manajemen adalah suatu proses yang dilakukan peserta didik dalam suatu usaha berjalan dengan baik memerlukan perencanaan, pemikiran, pengarahan, dan pengaturan serta mempergunakan/mengikutsertakan semua potensi yang ada baik personal maupun material secara efektif dan efesien.

Manajemen adalah cara pencapaian tujuan yang ditentukan terlebih dahulu melalui kegiatan orang lain. Haiman dalam Manullang, mengatakan manajemen adalah fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan. Selanjutnya Siagian mendefinisikan manajemen sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.25 Sementara Mulyasa, memandang manajemen sebagai suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perncanaan, perorganisasian pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.26

Senada dengan hal tersebut, Majir mengatakan bahwa manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi yang dilkukan oleg setiap organisasi dengan tujuan untuk mengorganisasikan berbabagai sumber daya yang dimiliki sehingga akan di hasilkan suatu produk atau jasa secara efesien.27 Berdasarkan

23 Ibid hal. 27

24 Ismail Solihin , Pengantar manajemen, (Jakarta Erlangga, 2009), hal.4

25 Mohamad Mostari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), hal. 7

26 Ibid, hal. 8

27 Ibid, hal.9

(34)

pengertian manajemen tersebut, dapat di ambil kesimpulan bahwa manajemen meliputi adanya suatu proses, adanya tujuan yang hendak di capai, proses melalui pelaksanaan pencapaian tujuan, dan tujuan di capai melalui pemanfaatan sumber daya yang ada. Selanjutnya menurut Follet, manajemen adalah seni untuk melakukan sesuatu melalui orang lain.28

Selanjutnya menurut Satori manajemen adalah keseluruhan proses kerja sama dengan memanfaatkan semua sumber personel dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efesien.29 Sedangkan menurut Filah manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganiasian, memimpin, mengendalikan, upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efesien.30 Secara umum, manajemen berarti suatu rangkaian langkah yang terpadu dalam mengembangkan suatu organisasi sebagai suatu sistem yang bersifat teknis.31

Manajemen adalah proses yang khas terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber- sumber lainnya. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah segenab pengaturan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh lembaga pendidikan, dan pengaturan dilakukan dengan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen.

Dalam proses manajemen tersebut, terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan seorang manajer/pemimpin, yaitu:

1. Perencanaan (planning)

28 Laksmi, Manajemen Perkantoran Modern, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2015), Hal.

22. 29

Alben Ambarita, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015), Hal.

22 30

Connie Chairunnisa, Manajemen Pendidikan dalam Multi Perspektif, (Jakarta: PT.

Grafindo Persada, 2016), hal. 111.

31 Ibid, hal. 24

(35)

Perencanaan merupakan proses penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.32 Menurut Arikunto perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan serangkaian keputusan untuk mengambil tindakan dimasa yang akan datang yang diarahkan kepada tercapainya proses tujuan-tujuan dengan sarana yang optimal.33 Engkoswara menjelaskan perencanaan adalah suatu kegiatan menetapkan aktivitas 5W1H. Pertanyaan- pertanyaan tersebut berkaitan dengan tujuan-tujuan yang akan dirumuskan, teknik dan metode yang dipergunakan, dan sumber dana yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.34

Depdikbud menjelaskan bahwa perencanaan sarana dan prasarana pendidikan adalah keseluruhan proses perkiraan secara matang rancanagan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.35 Seperti yang digambarkan dalam firman Allah SWT dalam Q.S. Arra’du ayat 11 dibawah ini:

Artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah

32 H. Vethzal Rivai dan Hj. Sylviana Murni, Eduacatin Management : Analisi tiori dan praktek, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), hal.111

33 Arikunto, Suharsimi & Lia Yuliana. Manajemen Pendidikan (Yogyakarta: Aditya Media.

2008), hal. 56.

34 Engkoswara & Aan Komariah, Administrasi Pendidikan (Bandung : Alfabeta, 2011), hal. 77.

35 Depdikbud. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah (Jakarta: Depdikbud, 2007), hal.6.

(36)

menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Perencanaan merupakan tindakan antisipatif (pencegahan).

Keputusan dibuat berdasarkan bagaimana dan apa yang harus dilakukan sebelum hal tersebut diselesaikan. Planning is the activity of bridging the gap mentally from where yau and the group are now to where you want to be at …….(perencanaan adalah kegiatan yang menjembatani kesenjangan mental dari man Anda dan kelompok sekarang dan kemana Anda ingin berada…..).36 Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang sangat penting, karena membantu dalam pencapaian tujuan. Melalui perencanaan kepala madrasah dapat mempelajari apa yang ingin dicapai oleh madrasah dan kemudian dapat membuat keputusan untuk peraturan, kinerja, struktur, produk, dan hasil. Planning is the act of determining the organization’n goals and the means for achieving them.37 Perencanaan adalah tindakan menentukan tujuan organisasi dan sarana untuk mencapainya).

Perencanaan (planning yang terdiri atas lima hal yaitu:

1. Menetapkan tentang apa yang harus dikerjakan , kapan dan bagaimana melakukannya.

2. Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan-pelaksanaan kerja untuk mencapai efektivitas maksimum melalui proses penentuan target .

3. Mengumpulkan dan menganalisis informasi.

4. Mengembangkan alternative-alternatif.

5. Mempersiapkan dan mengumpulkan rencana-rencana dan keputusan-keputusan.38

Ada beberapa tujuan dari perencanaan yaitu:

36 Institute of leadership & management, Planning and Controliing Work : Fourth Edition, (London: Mc. Grraw, 2007)

37 Richard L Daft, New Era Of Management, (Candra: International Edition, 2011), hal.

160.

38 Ibid, hal 10

(37)

a. Sebagai standard pengawasan, untuk mencocokkan pelaksaan dengan perencanaannya

b. Untuk mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan

c. Untuk mengetahui siapa saja yang terlibat dalam struktur organisasi baik kualifikasi maupun kuntitasnya.

d. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.

e. Meminimalkan kegiata-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga dan waktu.

f. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.

g. Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan h. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.

i. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.39 2. Perorganisasian (organizing)

Perorganisasian (organizing) adalah pengelompokan kegiatan yang diperlukan yaitu penempatan susunan serta tugas dan fungsi organisasi. Menurut Hasibuan, pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas- aktivitas tersebut.40

Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan yang lebih kecil. Hal ini juga berguna untuk mempermudah kepala madrasah selaku manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi tersebut.

39 Wukir, Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Organisasi Sekolah, (Yogyakarta:

Multi Presindo, 2013). hal. 26.

40 Malayu Hasibuan, Op.cit hal 40

(38)

Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas yang harus dikerjakan, orang yang akan mengerjakannya, pengelompokkan tugas-tugas orang tersebut, orang yang bertanggung jawab dan tingkatan yang berwewenang dalam mengambil keputusan.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Imran ayat 103 yang berbunyi :

Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.41

Dan firman Allah SWT yang berkaitan dengan persatuan dalam Surat Al-Baqarah ayat 43 yang berbunyi:

Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.42

41 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Semarang: CV. Toha Putra, 2013), hal. 63

42 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Semarang: CV. Toha Putra, 2013), hal. 7

(39)

Salah satu prinsip pengorganisasian adalah terbaginya tugas dalam berbagai unsur organisasi. Pengorganisasian yang efektif adalah membagi dan menstrukturkan tugas-tugas kedalam sub unit kerja.

Dalam perorganisasian bukan hanya mengidentifikasi jabatan dan menentukan hubungan, namun yang paling penting adalah mempertimbangkan orang-orangnya baik dilihat dari kompetensi maupun profesionalisme dengan memperhatikan kebutuhannya agar berfungsi dengan baik.

Bagi kepala madrasah kemampuan pengorganisasian akan memberi gambaran tingkat kemampuan dalam melakukan semua kegiatan manajerial untuk mewujudkan hasil yang direncanakan dengan menentukan sasaran, menentukan struktur tugas, wewenang dan tanggung jawab, dan menentukan fungsi-fungsi setiap personel sehingga terlaksananya tugas dengan baik.43

3. Memimpin (leading)

Memimpin (leading) adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan orang-orang lain bertindak.

4. Motivasi (motivating)

Motivasi (motivating) atau pendorongan kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan tersebut.

5. Pengarahan (actuating),

Pengarahan (actuating), adalah suatu upaya yang menggerakkan orang-orang untuk mau bekerja dengan sendirinya dan dengan kesadaran masing-masing.

6. Pengawasan (controlling) dan Evaluasi

Menurut Strong dalam Malayu, Controling is the proses of regulating the various factors in enterprise according the requirement of

43 Syaiful Sagala, Kemampuan Propesional Guru dan Tenaga kependidikan, (Bandung:

Alfabeta, 2011), hal. 64

(40)

its plans. Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai factor dalam suatu perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.44 Pengendalian (controlling) proses pengamatan, penentuan standar yang akan diwujudkan sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan maksimal dalam mencapai tujuan.

Dalam Al-qur’an banyak menyebutkan mengenai mengontrol dan koreksi kepada diri dan ancaman bagi melanggarnya. Surat At-Tahrim ayat 6 menyebutkan:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.45

Controling atau pengawasan akan berjalan efektif dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:

a. Routing (jalur), manajer menetapkan cara atau jalur supaya bisa dengan mudah mengetahui letak dimana suatu kesalahan sering terjadi.

b. Scheduling (penetapan waktu), manajer menetapkan kapan semestinya pengawasan harus dijalankan.

c. Dispacting (perintah pelaksanaan), adalah pengawasan yang berupa suatu perintah pelksanaan pada pekerjaan. Tujuannya supaya suatu pekerjaan bisa selesai tepat waktu. Perintah bisa membuat suatu

44 Malayu, Op.cit. hal 41

45 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Semarang: CV. Toha Putra, 2013), hal. 560

(41)

pekerjaan bisa terhindar dari kondisi yang tekesan terlantar, dan pada ujungnya apabila terjadi kesalahan, bisa dengan mudah diidentifikasi siapa yang melakukan kesalahan.

d. Follow Up (tindak lanjut) manajer mencari solusi apabila terjadi kesahan yang ditemukan. Tindak lanjut bisa berupa memberikan peeringatan terhadap pihak yang sengaja ataupun tidak sengaja melakukan kesalahan yang sama tidak akan terulang kembali.

Bentuk pengawasan yang baik adalah pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan dan sifat atau karakter dari sebuah sekolah atau madrasah. Controling is the meausuring work performance, comfaring result to objective. (Pengendalian adalah proses mengukur kinerja, membandingkan hasil dengan tujuan, dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan).46 Sebuah pengawasan yang baik dilakukan dengan tidak mamakai banyak biaya dan bisa menjamin adanya kegiatan perbaikan. Fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan para pakar dan penulis terdapat beberapa perbedaan. Beberapa pakar ada yang menambahkan fungsi evaluating. Menurut paham penulis, fungsi evaluating juga sangat diperlukan bagi seorang manajer.

Pengevaluasian (evaluating) adalah proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.47 Evaluasi adalah suatu kegiatan sistematis dan terencana untuk mengukur, menilai dan klasifikasi pelaksanaan dan keberhasilan program. Dalam suatu organisasi penggunaan evaluasi sangatlah penting guna untuk menilai akuntabilitas organisasi. Evaluasi adalah proses penilaian.

Evaluating atau penilaian adalah aktifitas untuk meneliti dan mengetahui sampai dimana pelaksanaan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya penilaian maka akan dapat diketahui kekurangan dan kelemahan sehingga dapat

46 R. Schermerhorn, JR, Introduction to Management, (Amerika: john Wiley & Sons, 2010)hal. 18

47 Undang Ahmad Kamaludin dan Muhammad Alfan, Op.cit, hal.34

(42)

direncanakan memperbaikinya. Evaluating is monitor your attitude, behavior, and expectations, as well as the result you are creating.

(Mengevaluasi artinya memantau sikap, perilaku dan harapan, serta hasil yang anda diciptakan).48Dalam sumber lain juga dijelaskan “ We can evaluate what someone can do now in their present role through an effective performance management process and we can use this to attempt to predict what they may be capable of in the future. (kita dapat mengevaluasi apa yang seseorang dapat lakukan sekarang dalam peran mereka saat ini melalui proses manajemen kinerja yang efektif dan kita dapat menggunakan ini untuk mencoba dan memprediksi kemampuan apa yang ada pada mereka dimasa yang akan datang).49

Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan dapat dikategorikan menjadi:

a. Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan direncanakan secara komprehensif pada setiap akhir semester dengan mengacu pada standar pendidikan dan tenaga kependidikan.

b. Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan meliputi kesesuaian penugasan dengan keahlian, keseimbangan beban kerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas.

c. Evaluasi kinerja pendidik harus memperhatikan pencapaian dan perubahan-perubahan peserta didik.50

Manajemen pada hakekatnya merupakan suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha para anggota sekolah serta mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan suatu proses karena semua manajer dengan ketangkasan dan keterampilan yang dimilikinya

48 Sharon K. Ferentt, Peak Performance : Success in College and Beyond, (New York:

Mc Graw-Hill, 2007), hal,3

49 Brent Davies and Barbara J. Davies, Talent Management In Education, (London: Sage, 2011), hal. 52

50 Martinis Yamin dan Masiah, Stardarisasi Kinerja Guru, (Jakarta : Caung Persada, 2010), hal. 61

(43)

mengusahakan dan mendayagunakan berbagai kegiatan yang salaing berkaitan untuk mencapai tujuan yang ada di sekolah atau di madrasah yang dipimpinnya.

Manajemen merupakan hal yang sangat penting untuk mengatur semua kegiatan yang ada disekolah. Dengan manajemen yang baik maka pembinaan kerja sama akan serasi dan harmonis.

Pemimpin selayaknya merupakan sumber kegiatan dan penanggung jawab hasil yang dicapai dalam aktifitas proses manajemen tersebut.

Dengan pemimpin yang inovatif, kreatif, cakap, dan berani mengambil keputusan maka dalam aktifitas organisasi yang dipimpinnya dapat berjalan dengan maksimal, baik dan mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Kepala madrasah sebagai pemimpimpin dan selaku manajer disekolah bertanggung jawab penuh dalam pencapaian tujuan sekolah. Sehingga seorang kepala sekolah harus memiliki keterampilan manjerial yang cukup dalam mengelola sekolah yang dipimpinnyatersebut. Managers carry out roles that can be succsesfull accomplished if they skiffully apply the best available knowledge to the situation at hand.51 Manajer dapat menjalankan peran dan hasil yang baik jika mereka trampil menerapkan pengetahuan terbaik dalam situasi apapun.

Dengan demikian manajemen di artikan sebagai proses perencanaan, mengorganisasi, agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efesien.52 Manajemen berdasarkan merupakan suatu konsep manajemen modern yang mengkaji keterkaitan dimensi prilaku, komponen sistem dalam kaitannya dengan perubahan dan pengembangan organisasi. Tuntutan perubahan dan pengembangan yang muncul sebagai akibat tuntutan lingkungan

51 Gibson, John M. Ivancevich, James and Robert Konopaske, Organization: Bahavior, Structure, Processes, (New York: MC. Graw- Hill, 2012), hal. 8

52Andang,Op.cit a : hal. 21-22

(44)

internal dan ekternal, membawa perubahan terhadap perilaku dan kelompok, dan wadahnya.53

Selain itu, penjelasan yang lain menyebutkan Manajement is also concerned with being effective, completing activities so that organizational goals are attained.54 Manajemen adalah sifat khawatir atau gelisah dengan menjadi lebih efektif, dan menyelesaikan kegiatan sehingga tercaai tujuan dari organisasi.

Selain itu pendapat lain mengatakan bahwa manajemen adalah perkumpulan syakirah, madrasah, yayasan, sarana dan prasarana atau perlengkapan untuk menyelesaikan segala urusan untuk mencapai hasil atau meningkatkan produktivitas. Selain itu pendapat lain mengatakan bahwa manajemen adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara- yudabbiru (mengatur) yang banyak terdapat dalam Al-Qur’an seperti firman Allah SWT:

Artinya: “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu”. (Q.S. As Sajadah: 5).55

Manajemen dalam pengertian terminologis adalah aktivitas mengelola, menata, mengatur menggerakkan dan mengarahkan seluruh potensi yang ada dalam organisasi yaitu dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Manajemen yang baik membutuhkan

53 Fattah Nanang, Landasan Manajemen Pendidika, (Bandung: PT. Remaja Rosda Kayra: 2011), hal. 39

54 Stephen P. Robins and Mary Couler, Manajement, (New York: Mc Graw-Hiil, 2012), hal.8

55 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Toha Putra, 2013). hal 415

(45)

relasi interpersonal dan komunikasi dua arah yang seimbang. Dalam pendidikan manajemen itu sendiri dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.56

Manajemen in the proses of completing activities with and through other peole.57 Manajemen adalah proses menyelesaikan kegiatan dengan dan melalui orang lain. Manajement is the effective and efficient attainment of organizational goals trough planning, organizing, leading, and controlling organiza-tional resources. Manajemen adalah pencapaian yang efektif dan efesien dari tujuan organisasi melalui perencanaan yang efektif dan efesien dari tujuan organisasi melalui perencanaan, pengorganisan, memimpin, dan dan mengendalikan organisasi sumber daya nasional. Dalam sumber lain juga dikemukakan bahwa Managing is maintaining efficiently and effectively current organizational arrangements. Manajemen adalah proses menjaga keefesienan dalam pengaturan organisasi.58

Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen adalah seni/rangkaian kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh seseorang atau pemimpin dalam suatu organisasi dengan melibatkan dan mendayagunakan semua sumber yang ada dalam organisasi secara efektif dan efesien agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kepala sekolah merupakan gabungan dua kata yang dijadikan satu hingga mempunyai makna tersendiri. kedua kata tersebut adalah

“kepala” Sedangkan “sekolah” adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat belajar dan pembelajaran. Istilah kepala sekolah menjadi makna umum, dimaksudkan juga bagi seluruh pengelola lembaga pendidikan,

56 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal.

35

57 Fed Luthans and Jonathan P. Doh, international Manajemen: Culture, Strategy, and Behavior, ( New York: MC Graw-Hill, 2012, hal.4

58 Tony Bush and David Middlewood, Leading and managing people in education (London: Sage Publication, 2007), hal.4

(46)

seperti kepala madrasah, direktur, rektor, ketua sekolah tinggi dan kiai pesantren. Jadi berdasarkan pendapat diatas, meskipun suatu sekolah biasa dikatakan dengan madrasah seperti Madrasah Aliyah (MA) dan madrasah Tsnawiyah (MTs), maka pemimpinnya boleh disebut sebagai kepala sekolah atau kepala madrasah. Kepala madrassah adalah adalah guru yang diberi tugas khusus untuk mengelola madrasah, membuat kebijakan, mengatur tata tertib dan operasinalisasi madrasah sehingga tidak terjadi kesemrawutan atau diberi kepercayaan untuk menjadi pimpinan sekaligus manejer sekolah atau madrasah. Secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai tenaga fungsional gurun yang diberi tugas untuk memimpin sekolah tempat diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadinya interaksi antara guru yang member pelajaran dan peserta didik yang menerima pelajaran.59

Kepala sekolah harus mampu menjadi manajer yang efesien dan pemimpin yang efektif. Kepala sekolah harus mencerminkan tampilan kekepalasekolahan sejati, yaitu memiliki kemampuan manajemen dan dapat menampilkan sikap dan sifat sebagai kepala sekolah. Istilah kekepalasekolahan bermakna seluk beluk yang berkaitan dengan tugas kepala sekolah.

Kepala sekolah yang berhasil apa bila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah.60

Peningkatan mutu pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan kepada sekolah dalam memberdayakan staf pengajar dan anggota komunitasnya secara keseluruhan. peran utam kepala sekolah antara lain adalah mengembangkan agar sekola menjadi lembaga pendidikan yang baik dan mampu mencapai tujuan pendidikan. Kepala

59 Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung:

Alfabeta, 2014), hal. 49.

60 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta : Rajawali Pers, 2008), hal. 81

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai kepala sekolah, di sekolah Anda diminta untuk membuat perencanaan pengadaan dan pemenuhan kebutuhan akan sarana dan prasarana, akan tetapi anda banyak

Temuan dalam penelitian ini bahwa (1) keterampilan manajerial kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 Banjarmasin dalam pemberdayaan sarana dan prasarana sudah sangat

Sarana prasarana olahraga adalah semua sarana prasarana olahraga yang meliputi semua lapangan dan bangunan olahraga beserta perkengkapannya untuk melaksanakan

Pendapat senada juga disampaikan oleh kepala sekolah dan bapak Jemi Karter staf sarana dan prasarana SD Negeri 02 Kota Bengkulu yang menyatakan bahwa sekolah melibatkan semua

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh kepala sekolah sesuai dengan ketentuan, inventarisasi

Pemenuhan standar sarana dan prasarana pendidikan yang telah diprogramkan dan menjadi tujuan MTs Negeri Kumai, Kepala MTs Negeri Kumai dalam pengembangan sarana

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh kepala sekolah sesuai dengan ketentuan, inventarisasi

Temuan dalam penelitian ini bahwa (1) keterampilan manajerial kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 Banjarmasin dalam pemberdayaan sarana dan prasarana sudah sangat