• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Latihan Passing Bawah Berpasangan Dengan Passing Bawah Dipantulkan Ke Dinding Terhadap Keterampilan Melakukan Passing Bawah Dalam Permainan Bola Voli Pada Siswa Putera Kelas VIII SMP Negeri 13 Pekalongan 2008-2009.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Latihan Passing Bawah Berpasangan Dengan Passing Bawah Dipantulkan Ke Dinding Terhadap Keterampilan Melakukan Passing Bawah Dalam Permainan Bola Voli Pada Siswa Putera Kelas VIII SMP Negeri 13 Pekalongan 2008-2009."

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN LATIHAN PASSING BAWAH BERPASANGAN DENGAN

PASSING BAWAH DIPANTULKAN KE DINDING TERHADAP

KETERAMPILAN MELAKUKAN PASSING BAWAH DALAM

PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTERA

KELAS VIII SMP NEGERI 13 PEKALONGAN

Skripsi

Disajikan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

Khakim Kusuma

6101405521

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

(2)

ii SARI

Kusuma, Khakim. 2009.Perbandingan Lat ihan Passing Baw ah Berpasangan Dengan Passing Baw ah Dipant ulkan Ke Dinding Terhadap Ket erampilan M elakukan Passing Baw ah Dalam Permainan Bola Voli Pada Sisw a Put era Kelas VIII SM P Negeri 13 Pekalongan 2008-2009. Skripsi, Jurusan Pendidikan Jasm ani Kesehat an dan Rekreasi, Fakult as Ilm u Keolahragaan, Universit as Negeri Sem arang.

Kat a Kunci : Lat ihan Passing Baw ah

Perm asalahan yang m enjadi pusat perhat ian dalam penelit ian ini yait u : 1) Bagaimana perbandingan passing baw ah dipant ulkan ke dinding t erhadap ket eram pilan m elakukan passing baw ah dalam perm ainan bola voli?, 2) M anakah yang lebih baik ant ara hasil passing baw ah berpasangan dan passing bawah dipant ulkan ke dinding t erhadap ket eram pilan m elakukan passing baw ah dalam permainan bola voli?. Tujuan penelit ian ini yait u unt uk m enget ahui perbandingan hasil latihan passing baw ah berpasangan dan lat ihan passing baw ah dipant ulkan ke dinding t erhadap ket eram pilan m elakukan passing baw ah dalam perm ainan bola voli pada sisw a put era kelas VIII SM P Negeri 13 Pekalongan.

Populasi dalam penelit ian ini adalah sisw a put era kelas VIII SM P Negeri 13 Pekalongan yang berjumlah 200 anak. Teknik pengam bilan sam pel menggunakan random sam pling cara undian yait u mengam bil 20 % dari 200 sisw a put era kelas VIII SM P Negeri 13 Pekalongan yang berjum lah 40 sisw a sebagai sam pel penelit ian. Variabel yang dikaji dalam penelit ian ini ada dua yait u lat ihan passing baw ah berpasangan dan lat ihan passing baw ah dipant ulkan ke dinding sebagai variabel bebas dan hasil ket eram pilan m elakukan passing baw ah dalam perm ainan bola voli sebagai variabel t erikat . M et ode pengum pulan dat a dengan m et ode eksperimen. Dat a yang diperoleh dianalisis m enggunakan uji beda (t -t est ).

Hasil uji t dat a post -t est diperoleh t = 2,146 > t = 2,093, berart i ada perbedaan lat ihan passing baw ah berpasangan dan passing baw ah dipant ulkan ke dinding t erhadap ket eram pilan m elakukan passing baw ah dalam perm ainan bola voli pada sisw a put era kelas VIII SM P Negeri 13 Pekalongan 2008-2009. Tes ket eram pilan passing baw ah pada m asing-m asing kelom pok m enggunakan t es kecakapan passing baw ah yang disusun oleh Brady Wall.

(3)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah dikonsultasikan dan disetujui untuk diajukan ke panitia penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : ……….

Tanggal : ……….

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Rumini., S.Pd.,M.Pd

Drs. Zaeni, M.Pd

NIP. 131137920

NIP. 131413271

Mengesahkan Ketua Jurusan PJKR UNNES

(4)

iv PENGESAHAN

Skripsi ini t elah diset ujui dan dipert ahankan dihadapan Sidang Panit ia Ujian Skripsi Fakult as Ilm u Keolahragaan Universit as Negeri Sem arang pada:

Hari : Kam is Tanggal : 3 Sept em ber 2009

Pukul : 10.00 – 12.00 WIB Tem pat : Ruang Ujian Skripsi PJKR

Panit ia Ujian

Ket ua Sekret aris

Drs. M . Nasut ion, M .Kes Drs. Herm aw an Pam ot R., M .Pd. NIP. 19640423 199002 1 001 NIP. 19651020 199103 1 002

Dew an Penguji

Drs. M ugiyo Hart ono, M .Pd (Ket ua) NIP. 19610903 198803 1 002

Rum ini, S.Pd., M .Pd (Anggot a) NIP. 19700223 199512 2 001

(5)

v

M OTTO DAN PERSEM BAHAN

M OTTO:

-

Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, apabila kaum tersebut tidak

mau berusaha untuk merubah nasib kaum tersebut.

(Q.S. Ar Ro’dhu : 24)

-

Hari lalu adalah kenangan

Hari ini adalah perjuangan

Hari esuk adalah cita-cita

(Thoreau)

PERSEM BAHAN:

1.

Kedua orang tua tercinta, Bapak Kusnadi,

S.Pd dan Ibu Wahdah S.Pd terima kasih

untuk kasih sayang dan do’a yang tak

terhingga yang telah diberikan kepadaku

2.

Adikku tersayang, Khusna Kusumawati dan

Tri Khairul Azizi yang selalu mendukung

disetiap langkah dan memberikan semangat

kepadaku

3.

Diana Oktasari terima kasih atas semuanya,

motivasi dan dorongan yang diberikan

kepadaku.

4.

Teman-teman seperjuangan PJKR 2005,

terima kasih atas kekompakannya selama ini.

5.

Almamater

FIK

Universitas

Negeri

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjat kan kehadiran Allah SWT, yang t elah m elim pahkan rahm at , hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat m enyelesaikan skripsi ini.

Penulis m engucapkan rasa t erim a kasih yang sedalam -dalam nya kepada sem ua pihak yang t elah mem bant u dalam penyelesaian penulisan ini, baik yang berupa t enaga m aupun pikiran.

Oleh karena it u dengan segala kerendahan hat i kam i m enyam paikan t erim a kasih yang sedalam -dalam nya kepada yang t erhorm at Bapak/ Ibu :

1. Rekt or Universit as Negeri Sem arang

2. Dekan Fakult as Ilm u Keolahragaan Universit as Negeri Sem arang, yang t elah m em berikan ijin dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ket ua Jurusan Pendidikan Jasm ani, Kesehat an, dan Rekreasi, yang t elah mem berikan dorongan dalam penulisan skripsi ini.

4. Rum ini, S.Pd., M .Pd Selaku Pem bim bing I yang t elah m em berikan pet unjuk dan bim bingan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Drs. Zaeni, M .Pd, Selaku Pem bim bing II yang t elah m em berikan pet unjuk dan bim bingan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Kepala SM P Negeri 13 Pekalongan, Kusnadi, S.Pd yang berkenan m em berikan ijin dalam penelit ian ini.

(7)

vii

8. Bapak dan Ibu dosen Fakult as Ilm u Keolahragaan Universit as Negeri Sem arang yang t elah banyak m em bant u dan m endorong kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 9. St aff t at a usaha SM P Negeri 13 yang t elah m em bant u kelancaran penelit ian ini.

10. Sisw a Put era kelas VIII SM P Negeri 13 Pekalongan Kot a Pekalongan selaku sam pel penelit ian yang t elah m em bant u dengan sepenuh hat i dalam pelaksanaan penelit ian ini. 11. Rekan-rekan m ahasisw a yang t elah m em berikan bant uan dalam pelaksanaan penelit ian

sehingga dapat berjalan dengan lancar.

12. Sem ua pihak yang t idak dapat penulis sebut kan sat u persat u at as bant uan yang t elah diberikan dalam penelit ian unt uk penulisan skripsi ini.

Sem oga segala bant uan yang Bapak, Ibu sert a Saudara berikan m endapat pahala yang berlim pah dari Allah SWT.

Akhir kat a penulis berharap sem oga hasil penelit ian ini dapat berm anfaat bagi pem baca dan pencint a olahraga pada khususnya bola voli.

Sem arang, 2009

(8)

viii DAFTAR ISI

JUDUL ... i

SARI ... ii

PERSETUJUAN PEM BIM BING ... iii

PENGESAHAN ... iv

M OTTO DAN PERSEM BAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAM BAR ... xii

DAFTAR LAM PIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Penegasan Istilah ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Sejarah Perm ainan Bola Voli ... 10

2.1.2 Ciri Khas Perm ainan Bola Voli ... 13

2.1.3 Fasilit as, Alat dan Perlengkapan ... 15

2.1.3.1 Lapangan ... 15

2.1.3.2 Jaring ... 15

2.1.3.3 Rod/ Tongkat ... 16

2.1.3.4 Bola ... 17

2.1.4 Teknik Dasar Perm ainan Bola Voli ... 17

(9)

ix

2.1.4.2 Passing ... 19

2.1.4.2.1 Passing Baw ah ... 19

2.1.5.2.2 Passing At as ... 19

2.1.4.3 Um pan (Set -Up) ... 20

2.1.4.4 Sm ash ... 21

2.1.4.5 Block ... 21

2.1.5 Tinjauan Teknik Dasar Passing Baw ah ... 22

2.1.5.1 Pengert ian Passing Baw ah ... 22

2.1.5.2 M acam-m acam Teknik Passing baw ah ... 22

2.1.5.3 Analisis Gerak Dalam M elakukan Passing Baw ah ... 25

2.1.5.4 Kesalahan Um um Dalam M elakukan Passing Baw ah ... 29

2.1.5.5 Tinjauan Bent uk Lat ihan Passing Baw ah ... 30

2.1.5.5.1 Lat ihan Passing Baw ah Berpasangan ... 30

2.1.5.5.2 Lat ihan Passing Baw ah Dipant ulkan ke Dinding ... 32

2.2 Hipot esis ... 34

BAB III M ETODE PENELITIAN 3.1 M et odologi Penelit ian ... 36

3.2 M et ode Penent uan Obyek Penelit ian ... 37

3.2.1 Populasi ... 37

3.2.2 Penent uan Sam pel ... 38

3.2.3 Teknik Sam pling ... 38

3.3 Variabel Penelit ian ... 40

3.3.1 Variabel Bebas ... 40

3.3.2 Variabel Terikat ... 40

3.4 Fakt or Yang M em pengaruhi Penelit ian ... 40

3.4.1 Fakt or Kesungguhan Hat i ... 41

3.4.2 Fakt or Anak Coba Diluar Penelitian ... 41

3.4.3 Fakt or Alat ... 41

3.4.5 Fakt or M at eri Yang Disajikan ... 42

(10)

x

3.5 M et ode Pengum pulan Dat a ... 42

3.6 Langkah-langkah Penelit ian ... 43

3.7 Inst rum en Penelitian ... 44

3.8 Analisa Dat a ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 48

4.2 Pem bahasan ... 52

BAB V SIM PULAN DAN SARAN 5.1 Sim pulan ... 54

5.2 Saran-saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(11)

xi

DAFTAR TABEL

1. Perhitungan Statistik ... 48

2. Daftar Nama Populasi ... 57

3. Daftar Nama Anggota Sampel Siswa Putera SMP N 13 Pekalongan ... 59

4. Hasil Tes Awal Passing Bawah Permainan Bola Voli ... 60

5. Rangking Hasil Tes Awal Servis Bawah Permainan Bolavoli ... 62

6. Hasil Tes Awal Passing Bawah Setelah Diurutkan Untuk dimatchkan ... 63

7. Daftar Nama Kelompok Eksperimen 1 ... 65

8. Daftar Nama Kelompok Eksperimen 2 ... 66

9. Hasil Tes Akhir Passing Bawah Kelompok Eksperimen 1 ... 67

10. Hasil Tes Akhir Passing Bawah Kelompok Eksperimen 2 ... 68

12. Jadwal Latihan Passing Bawah ... 69

13. Rencana Kegiatan Penelitian ... 74

14. Angket Minat Siswa ... 75

15. Daftar Petugas Tes Penelitian ... 76

(12)

xii

DAFTAR GAM BAR

1. Lapangan Bola Voli ... 15

2. Konstruksi Jaring ... 16

3. Passing Bawah ... 22

4. Passing Bawah Menangkis Dengan Menyedok

(Dregding) ...

23

5. Passing Bawah Menyedok Bola Sambil Menerpa ke Depan ... 24

6. Passing Bawah Satu Tangan sambil Menjatuhkan ke Samping ... 25

7. Bentuk-bentuk Melakukan Passing Bawah ... 27

8. Passing Bawah Dua Tangan

The Dig

... 28

9. Passing Bawah Dua Tangan Mengemis ... 28

10. Orang Pass Bawah Berpasangan Melewati Tali ... 31

11. Passing Bawah ke Tembok atau Dinding ... 33

12. Bentuk Tangan Passing Bawah... 33

13. Petak Sasaran Brady ... 45

14. Tempat Penelitian ... 87

15. Persiapan Awal Penelitian ... 87

16. Pemanasan ... 88

17. Penjelasan Cara Pre Test ... 88

18. Pre Tes Passing Bawah ... 89

19. Pre Tes Passing Bawah ... 89

20. Persiapan Siswa (sampel) ... 90

21. Persiapan Awal Post Tes ... 90

22. Penjelasan Cara Post Test ... 91

23. Post Test Passing Bawah ... 91

24. Post Test Passing Bawah ... 92

(13)

xiii

DAFTAR LAM PIRAN

1. Daftar Nama Populasi Siswa Putera SMP N 13 Pekalongan ... 57

2. Daftar Nama Sampel Siswa Putera SMP N 13 Pekalongan ... 59

3. Hasil Tes Awal Passing Bawah Siswa Putera SMP N 13 Pekalongan ... 60

4. Hasil Tes Awal Setelah di Rangking ... 62

5. Hasil Tes Awal Passing Bawah Untuk dimatchkan ... 63

6. Daftar Nama Kelompok Eksperimen 1 ... 65

7. Daftar Nama Kelompok Eksperimen 2 ... 66

8. Hasil Tes Akhir Passing Bawah Kelompok Eksperimen1 ... 67

9. Hasil Tes Akhir Passing Bawah Kelompok Eksperimen2 ... 68

10. Jadwal Latihan Passing Bawah ... 69

11. Rencana Kegiatan Penelitian ... 74

12. Angket Minat Siswa Terhadap Cabang Olahraga ... 75

13. Daftar Petugas Tes Passing Bawah ... 76

14. Tabel T-tes ... 77

15. Instrumen Penelitian... 78

16. Usulan Penetapan Dosen Pembimbing ... 81

17. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing ... 82

18. Permohonan Ijin Penelitian ... 83

19. Surat Keterangan SMP N 13 Pekalongan... 84

20. Sertifikat Kalibrasi ... 85

21. Keterangan Hasil Pengujian alat ... 86

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian pendidikan keseluruhan, pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya. Aktivitas jasmani tersebut dapat diartikan sebagai kegiatan peserta didik untuk meningkatkan keterampilan motorik dan fungsional. Dengan kata lain, Prinsip-prinsip pembelajaran pendidikan jasmani yang dikembangkan haruslah dapat memacu pada pembentukan, pengembangan dan peningkatan kualitas kemampuan unsur-unsur kognitif, afektif dan psikomotorik. Sesuai dengan makna pendidikan jasmani yaitu pendidikan melalui aktivitas fisik. Maka salah satu prioritas utama yang ingin dicapai dalam Penjasorkes adalah penguasaan keterampilan motorik. Oleh sebab itu aktivitas yang diberikan hendaknya mampu membangkitkan dan memberikan kesempatan kepada anak untuk kreatif dan aktif, serta mampu mengembangkan keterampilan motorik dan potensi anak. Dengan demikian, selama anak mengikuti proses belajar penjas secara langsung akan dapat merangsang terpacunya suatu penguasaan keterampilan gerak pada umumnya dan keterampilan pada cabang Olahraga tertentu pada khususnya.

(15)

dimainkan oleh anak-anak mulai tingkatan Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Tentu saja dalam proporsi dan tingkat keterampilan yang berbeda. Bagi anak usia SLTP, bolavoli termasuk cabang olahraga yang sangat digemari karena olahraga ini sangat unik, mudah dipelajari dan dimainkan, apalagi jika bentuk dan aturan permainanya disesuaikan dengan usia mereka. Dengan demikian secara tidak langsung dapat mengembangkan unsur-unsur seperti : kegembiraan, keterampilan, persaingan, kerjasama dan sportifitas.

Bola voli merupakan cabang olahraga permainan yang dapat di mainkan mulai dari golongan anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita, bahkan hampir seluruh masyarakat mengenal olahraga tersebut.

Di Indonesia permainan bola voli telah berkembang maju dengan pesat, hal ini terbukti dengan semakin banyaknya klub-klub perkumpulan bola voli yang terbentuk di dasar, kota, sekolah, instansi pemerintah maupun swasta. Juga merupakan salah satu cabang olahraga yang di sertakan dalam olimpiade. Permainan bola voli ini tidak hanya merupakan olahraga rekreasi saja tetapi sudah merupakan olahraga prestasi. Dalam pencapaian prestasi yang tinggi pada permainan bola voli harus di terapkan teknik dasar terlebih dahulu, sehingga perlu dilakukan cara latihan yang efektif dan efisien. Penguasaan teknik dasar yang baik adalah dasar untuk pengembangan suatu permainan.

(16)

Pembinaan tersebut salah satunya dapat dilaksanakan melalui jalur pendidikan di sekolah-sekolah, karena di sekolah permaian bola voli masuk dalam kurikulum sebagai salah satu materi pelajaran pendidikan jasmani. Hal ini sangat beralasan karena anak usia sekolah merupakan saat yang paling tepat untuk mendapatkan pembinaan olahraga terutama bola voli.

Dalam teknik permainan bola voli, teknik-teknik dasar permainan tersebur meliputi antara lain: service, passing, set-up (umpan), smash dan block. Mengenai pengusaan teknik dasar permainan bola voli merupakan salah satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam suatu pertandingan disamping unsur kondisi fisik, taktik dan mental. Teknik dasar bola voli harus betul-betul dipelajari terlebih dahulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi permainan bola voli.

Berbicara mengenai teknik dasar, terutama teknik dasar bermain bola voli yang sangat penting dipelajari salah satunya adalah passing bawah. Sukses dan tidaknya dalam suatu permainan bola voli baik pada saat melakukan serangan atau pertahanan banyak ditentukan oleh pas. Pas pada dasarnya merupakan kunci dasar dalam suatu permainan bola voli, maka sangat mutlak untuk dikuasai bagi semua pemain. Penguasaan teknik dasar secara sempurna dapat dicapai dengan melakukan latihan-latihan kontinyu dan menggunakan metode latihan yang baik.

(17)

diharapkan. Sebagai seorang guru olahraga atau pelatih bola voli dituntut untuk dapat memberikan cara atau metode latihan suatu teknik dasar passing bawah bola voli secara benar, sebab cara penyampaian yang tepat akan memudahkan siswa untuk menguasai teknik dengan baik, dan dapat menimbulkan rasa percaya diri juga dapat meningkatkan semangat siswa untuk belajar dan berlatih.

Siswa SMP pada umumnya merupakan pemain pemula karena ditingkat pendidikan sebelumnya permainan bola voli belum diberikan sesuai dengan bentuk permainan sesungguhnya dan dengan lapangan ukuran standart.

(18)

Dalam mengajarkan bola voli ada beberapa cara mengajar passing bawah yang efektif, baik yang menggunakan alat maupun tanpa alat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan cara berpasangan dan tembok sasaran sebagai media pembantu pengajaran. Menurut Theo Kleinmann dan Dieter Kruber (1984:74), bahwa “Passing bawah berpasangan adalah untuk menambah kepekaan dalam mengendalikan bola, sedangkan passing bawah menggunakan tembok sasaran adalah untuk menyempurnakan kemampuan mengendalikan bola dan untuk menjaga kestabilan dalam melakukan passing bawah lebih terjaga”.

Metode latihan tersebut di atas ditunjukan untuk meningkatkan kemampuan passing bawah. Dalam penelitian ini penulis hanya menyoroti tentang latihan passing bawah berpasangan dan menggunakan tembok sasaran.

Setelah diketahui uraian mengenai pentingnya penguasaan teknik dasar permainan bola voli, terutama teknik dasar passing maka penulis untuk menjadikan latihan passing bawah dalam permainan bola voli sebagai obyek penelitian dengan mengambil judul: “Perbandingan Latihan Passing Bawah Berpasangan Dengan Passing Bawah di Pantulkan ke Dinding Terhadap Keterampilan Malakukan Passing Bawah Dalam Permainan Bola Voli”.

1.2 Permasalahan

(19)

1.2.1 Bagaimana perbandingan passing bawah berpasangan dan passing bawah dipantulkan ke dinding terhadap keterampilan melakukan passing bawah dalam permainan bola voli ?

1.2.2 Manakah yang lebih baik antara hasil passing bawah berpasangan dan passing bawah dipantulkan ke dinding terhadap keterampilan melakukan passing bawah dalam permainan bola voli ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbandingan hasil passing bawah berpasangan dan passing bawah dipantulkan ke dinding terhadap keterampilan melakukan passing bawah dalam permainan bola voli.

2. Untuk mengetahui mana yang lebih baik antara hasil passing bawah berpasangan dengan hasil passing bawah dipantulkan ke dinding terhadap keterampilan melakukan passing bawah dalam permainan bola voli.

1.4 Penegasan Istilah

Dalam penegasan istilah akan diuraikan istilah-istilah yang ada dalam judul skripsi agar menjadi jelas dan tidak menimbulkan salah pengertian. Adapun istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:

1.3.1 Perbandingan

(20)

penelitian ini yang dibandingkan adalah latihan passing bawah berpasangan dan latihan passing bawah dipantulkan ke dinding.

1.4.2 Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses perubahan disposisi atau kecakapan manusia, yang berlangsung selama periode waktu tertentu dan perubahan prilaku tidak berasal dari proses pertumbuhan. (Dra. Chatarina Tri Ani, 2004 : 2)

1.3.4 Keterampilan

Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000: 1180).

1.3.5 Permainan

Permainan merupakan suatu kegiatan yang memberikan kesenangan pada pikiran melalui aktivitas fisik yang disertaidengan peraturan yang telah ditentukan.

1.3.6 Passing

(21)

1.3.7 Latihan passing bawah berpasangan. . Latihan passing bawah berpasangan yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah berlatih yang dilakukan berulang-ulang dengan berteman atau dengan berpasangannya.

1.3.8 Passing bawah dipantulkan ke dinding.Passing bawah dipantulkan ke dinding dalam bola voli adalah usaha ataupun upaya seseorang pemain bola voli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk dipassingkan ke dinding.

1.3.9 Keterampilan melakukan passing bawah dalam permainan bola voli

Keterampilan melakukan passing bawah dalam permainan bola voli adalah merupakan salah satu teknik kemampuan mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan dengan teknik: “sikap siap normal dalam permainan bola voli, dimana kedua lutut ditekuk kemudian bola dipassingkan ke temannya atau ke tembok begitu seterusnya sehingga memperoleh kecakapan suatu teknik passing bawah dalam permainan bola voli dengan cara latihan sendiri atau berteman”.

1.5 Manfaat Penelitian

(22)

2. Penelitian ini di harapkan dapat di jadikan bahan pembanding bagi yang berminat untuk mengadakan penelitan ini lebih lanjut.

(23)

10 BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Sejarah Permainan Bola Voli

Bola voli sudah dikenal sejak abad pertengahan terutama di negara-negara Romawi. Pada tahun 1893 di Jerman permainan ini dikenal dengan nama “Fraust ball”. Dua tahun kemudian yakni pada tahun 1895 William G. Morgan seorang guru pendidikan jasmani pada Young Men Christian Associatian (Y.M.C.A.) di kota Hollioke, Massachusette mencobakan permainan sejenis faust ball, yang mula-mula olahraga rekreasi dalam lapangan tertutup (indoor).

Morgan menciptakan permainan yang lebih ringan, dengan

menggantungkan net tenis setinggi 2,16 M dari lantai kemudian menggunakan bola yang relatif ringan yaitu bagian dalam dari bola basket. Bola ini dipantulkan terus menerus melewati net, jadi bola tidak boleh menyentuh lantai. Permainan ini kemudian diberi nama “Mintonette”.

(24)

Pada tahun 1896 setelah melihat bahwa dasar permainan Mintonette adalah memvoli bola hilir mudik melewati net maka Prof. H.T. Halsted dari Springfield, Massachusette, U.S.A. mengusulkan nama permainan ini menjadi “Volleyball”.

Sejak itu bola voli tidak hanya dimainkan dilapangan tertutup tetapi juga dimainkan di lapangan terbuka, di halaman-halaman sekolah, ditepi pantai dan ditempat-tempat terbuka lainnya. Permainan ini makin populer baik di kalangan kaum muda maupun orang tua, karena tidak memerlukan lapangan yang terlalu luas dan harga alatnya pun relatif murah serta dapat dimainkan oleh banyak orang sekaligus bersama-sama.

Selanjutnya tahun 1900 sistem point mulai berlaku dengan 21 point untuk satu set. Tahun 1912 suatu komisi para ahli dari kalangan Y.M.C.A., ditugaskan meninjau kembali peraturan yang sudah ada. Komisi ini behasil melakukan beberapa perubahan antara lain sistem rotasi mulai diterapkan.

Tahun 1917 sistem 21 point diubah menjadi sistem 15 point. Dan tahun 1918 tim ini yang ada di lapangan ditetapkan 6 orang dan tinggi net ditetapkan 8 feet (2,43 m). Tahun 1921 mulai ditetapkan garis tengah di bawah net. Tahun 1922 setiap regu diperbolehkan memainkan bola masing-masing hanya tiga kali kemudian kemudian harus diseberangkan ke daerah lawan. Tahun 1923 ukuran lapangan permainan ditetapkan seperti yang ada sekarang yaitu lebar 9 meter dan panjang 18 meter.

(25)

Setelah perang dunia II berakhir, pada tanggal 26 Agustus 1946 dibentuk Organizing Committee sebagai persiapan berdirinya F.I.V.B. Ada 5 negara yang menjadi anggota organizing comitte yaitu; 1) Cekoslowakia, 2) Perancis, 3) Polandia, 4) Yugoslavia dan 5) Uni Sovyet.

Pada tanggal 18-20 April 1947 dikota Paris diadakan kongres pertama yang dihadiri oleh 14 negara peserta, dan pada waktu itu resmilah berdiri International Volleyball Federation Internationale De Volleybaal, (F.I.V.B). Paris ditetapkan sebagai kantor pusat F.I.V.B dan Paul Libaud dari Perancis terpilih sebagai Presiden F.I.V.B. yang pertama. Sebagai dasar pegangan peraturan permainan digunakan peraturan voli yang berlaku di Amerika Serikat.

Permainan bola voli di Indonesia sudah dikenal sejak tahun 1928, dibawa oleh guru-guru Belanda yang mengajar di sekolah-sekolah lanjutan (H.B.S. dan A.M.S.). Namun pada waktu itu belum populer dikalangan masyarakat.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia banyak bekas tentara angkatan perang Belanda yang menggabungkan diri ke dalam kesatuan tentara Republik Indonesia, melalui mereka ini Tentra Nasional Indonesia (T.N.I) ikut mempopulerkan permainan bola voli ini ke masyarakat.

(26)

Indonesia) pada bulan Maret 1955 sebagai induk organisasi Bola Voli yang tertinggi di Indonesia.

Perkembangan permainan bola voli di Indonesia nampak maju dengan pesat sejak persiapan menghadapi Asian Games IV dan Ganefo I di Jakarta. Hal ini terbukti dari banyaknya klub-klub bola voli dari kota besar sampai ke pelosok desa yang terpencil.

Berikut ini adalah bagan struktur organisasi Bola Voli dari tahun 1977 hingga sekarang:

F.I.V.B. (tingkat dunia) P.B.V.S.I. (tingkat nasional) Pimda P.B.V.S.I. daerah tingkat I Pimcab P.B.V.S.I. daerah tingkat II

Klub-klub bola voli yang menjadi anggota P.B.V.S.I. TK II (Herry Koesyanto, 2004:1-9).

2.1.2 Ciri Khas Permainan Bola Voli

Bolavoli adalah permainan di atas lapangan persegi empat yang lebarnya 900 cm dan panjangnya 1800 cm, dibatasi oleh garis selebar 5 cm. Ditengah-tengahnya dipasang jaring/jala yang lebarnya 100 cm, terbentang kuat dan mendaki sampai pada ketinggian 240 cm dari bawah (khusus anak laki-laki). Untuk anak perempuan tentu saja ukurannya berbeda, yakni ± 230 cm (Bonnie Robinson, 1997 : 12).

(27)

lawan, dan mencegah agar bola yang di lewatkan tidak menyentuh lantai dalam lapangan sendiri.

Posisi bola saat dimulainya permainan berada pada pemain kanan garis belakang, yaitu dimulai dengan melakukan servis, pukulan bola itu melewati atas net ke dalam daerah lapangan lawan.

Masing-masing regu berhak memainkan bola tiga kali sentuhan (kecuali perkenaan waktu membendung) untuk mengembalikan ke daerah lawan. Seorang pemain (kecuali pembendung) tidak diperkenankan memainkan bola dua kali berturut-turut.

Permainan bola di udara berlangsung secara teratur, sampai bola tersebut menyentuh lantai, bola keluar, atau satu regu gagal mengembalikan bola secara baik. Didalam permainan Bolavoli menggunakan relly point, regu yang bisa mematikan lawan mendapat angka. Baik regu yang sedang melakukan servis maupun menerima servis.

Apabila regu penerima memenangkan dalam permainan bola akan mendapat giliran servis, dalam set penentuan juga mendapat angka dan setiap pemain melakukan pergeseran satu posisi menurut arah jarum jam. Perputaran tersebut untuk menjamin bahwa pemain pada kedua belah pihak yang berada di depan net dan pada daerah belakang.

(28)

tidak terbatas. Bila kedudukan set 2-2, maka set penentuan dimainkan hanya sampai angka 15, dengan selisih 2 angka (14-16, 15-17, 16-18).

2.1.3 Fasilitas, Alat dan Perlengkapan

2.1.3.1 Lapangan

Lapangan dibuat di tanah yang rata dan cukup keras. Bila di dalam gedung maka lantainya harus tidak licin, rata dan tinggi atap gedung paling sedikit tujuh meter. Garis-garis lapangan selebar 5cm yang terdiri dari garis tengah, garis serang, garis samping dan garis belakang.

Gambar 1 : Lapangan bolavoli

(Sumber : Suharno HP, Dasar-dasar permainan bolavoli, Yogyakarta, IKIP Yogyakarta. 1982 : 7)

2.1.3.2 Jaring

(29)

kawat baja, bila tidak mungkin dengan menggunakan tali yang cukup kuat dan tidak terlalu lentur bila telah ditegangkan. Jaring harus diberi kain kanvas yang dijahit lapis dua selebar 5cm, sepanjang tepi atas jarring. Ukuran tinggi jarring untuk pria 2,43 meter dan untuk wanita setinggi 2,24 meter. Pada kedua samping jarring dipasang pita samping tegak lurus di atas pertemuan antara garis batas samping dan garis tengah selebar 5cm.

Gambar 2 : Konstruksi jarring

(Sumber : Suharno HP, Dasar-dasar permainan bolavoli, Yogyakarta, IKIP Yogyakarta. 1982 : 7)

2.1.3.3 Rod/Tongkat

(30)

2.1.3.4 Bola

Bola harus bulat terbuat dari kulit, bola dalamnya terbuat dari karet atau bahan lain yang semacam. Keliling bola 65 sampai 67 cm, berat bola 250-280 gram.

2.1.4 Teknik Dasar Permainan Bola Voli

Permainan bola voli dimainkan oleh dua regu dan tiap-tiap regu beranggotakan 6 orang. Mengingat permainan bola voli adalah permainan beregu, maka pola kerjasama antar pemain, sifat toleransi antar kawan, sikap saling percaya, serta sikap mau mengisi kekurangan anggota regu dalam kesatuan tim mutlak diperlukan untuk kekompakan permainan.

Cabang olahraga bola voli sebagai olahraga permainan yang dilakukan secara beregu, membutuhkan penguasaan teknik dasar sebaik mungkin bagi setiap pemain, agar permainan dapat dilakukan dengan baik. Dengan demikian, maka setiap pemain bola voli harus selalu berusaha untuk meningkatkan penguasaan teknik-teknik dasar permainan bola voli secara baik dan sempurna.

(31)

Suharno HP menyatakan tentang teknik dasar dalam permainan bola voli bahwa penguasaan teknik dasar permainan bola voli sangatlah penting mengingat hal-hal sebagai berikut:

1) Hukuman terhadap pelanggaran permainan yang berhubungan kesalahan dalam melakukan teknik.

2) Karena terpisah antara regu kesatu dengan regu yang lainnya sehingga tidak terjadi adanya sentuhan badan dari pemain lawan, maka pengawas wasit terhadap kesalahan teknik ini lebih seksama.

3) Banyak unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan teknik ini antara lain: membawa bola voli, mendorong bola, dan pukulan rangkap.

4) Hukuman terhadap pelanggaran permainan yang berhubungan kesalahan dalam melakukan teknik.

5) Penggunaan taktik-taktik yang tinggi hanya dimungkinkan kalau penguasaan teknik dasar yang tinggi dalam bola voli ini cukup sempurna.

Adapun teknik-teknik dasar dalam permaianan bola voli yang harus dikuasai dengan baik dan sempurna adalah sebagai berikut:

2.1.4.1 Servis (Service)

Servis adalah satu serangan yang pertama kali bagi regu yang melakukan servis untuk meraih kemenangan. Bertolak dari pentingnya kedudukan servis ada bermacam-macam teknik dan variasi servis yaitu: servis tangan bawah

(32)

overhand change-up service (slider floating overhead), overhand round-house

service (hook service), jumping service (servis dengan melompat). 2.1.4.2 Passing

Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. (Herry Koesyanto, 2004: 22)

Macam-macam passing :

2.1.4.2.1 Passing bawah (Underhand Pass).

a. Passing bawah

b. Pasing bawah menangkis dengan gerak menyedok (dredging)

c. Passing bawah menyedok bola sambil menerpa kedepan

d. Passing bawah dengan satu tangan sambil menjatuhkan diri ke samping. (Engkos Kosasih, 1984: 55-56)

2.1.4.2.2 Passing atas

a. Passing atas normal

b. Passing atas ke arah belakang

c. Passing atas ke arah samping atas

d. Passing atas sambil meloncat ke atas

(33)

f. Passing atas sambil menjatuhkan diri ke belakang

2.1.4.3 Set-up (Umpan)

Set-up adalah menyajikan bola kepada teman seregunya yang selanjutnya diharapkan akan dapat dipergunakan untuk menyerang ke lapangan lawan.

Macam-macam Set-Up :

a. Umpan normal

b. Umpan setengah normal (semi set-up)

c. Umpan push (dorongan cepat)

d. Umpan pool (umpan cepat)

(Tri Nurharsono & Agung Wahyudi, 2005: 35-39)

Menurut arah bola dari sisi pengumpan

a. Mengumpan ke depan dekat dan sejajar dengan net

b. Mengumpan ke belakang dekat dan sejajar dengan net

c. Umpan ke depan dengan meloncat

d. Umpan ke belakang dengan meloncat

(34)

2.1.4.4 Smash (Spike)

Smash adalah suatu pukulan yang utama dalam penyerangan ke daerah lawan untuk mencapai kemenangan. Untuk mencapai keberhasilan dalam melakukan smash diperlukan raihan tangan yang tinggi dan kemampuan meloncat yang tinggi pula.

Adapaun macam-macam smash adalah sebagai berikut:

a. Smash normal b. Smash semi c. Smash semi jalan d.Smash push

e. Smash pull f. Smash pull jalan g. Smash pull staigh h. Smash cekis

i. Smash langsung j. Smash dari belakang k.Smash silang dan smash lurus

(M. Yunus, 1992 : 101-112)

2.1.4.5 Block (Bendungan)

Block adalah menahan serangan/membendung smash didepan net.

1. Menurut banyaknya pemblock

a. Block satu

b. Block berdua

(35)

2. Menurut sifatnya

a. Block pasif

b. Block aktif

(M. Yunus, 1992: 132)

2.1.5 Tinjauan Teknik Dasar Passing Bawah

2.1.5.1 Pengertian passing bawah

Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. (Herry Koesyanto, 2004: 22)

2.1.5.2 Macam-macam teknik passing bawah

Menurut Engkos Kosasih adalah sebagai berikut:

a. Passing Bawah

GAMBAR 3 Passing Bawah

(36)

Keterangan gambar:

1. Melangkah lalu berjongkok dengan kaki terkangkang, lengan dijulurkan ke depan.

2. Tungkai mulai diluruskan, bola mengenai lengan bawah yang terjulur lurus.

3. Tungkai terjulur sambil berjingkat, gerak lengan ke atas hanya boleh setinggi bahu.

4. Sikap tangan dan lengan lurus dan rapat.

b. Passing Bawah Menagkis dengan Gerak Menyedok (Dregding).

GAMBAR 4

Passing Bawah Menangkis dengan Gerak Menyedok (Dregding)

Sumber : Engkos Sokasih, Olahraga Teknik & Program Latihan, 1984/1985: 55.

Keterangan gambar:

1. Arah bola di amati dengan cepat, kedua lutut dibengkokkan.

2. Sikap berjongkok sambil mengangkang, lengan rapat dan terjulur.

(37)

4. Lengan tetap rendah, pinggul digerakkan ke depan, sementara lutut tetap bengkok.

c. Passing Bawah Menyedok Bola Sambil Menerpa ke Depan.

GAMBAR 5

Passing Bawah Menyedok Bola Sambil Menerpa ke Depan Sumber : Engkos Sokasih, Olahraga Teknik & Program Latihan,

1984/1985:66. Keterangan gambar:

1. Melompat dengan bertumpu satu kaki.

2. Menerpa dengan gerak mendatar ke depan, bola dipukul dengan punggung tangan ke atas.

3. Menyentuh lapangan permainan dengan telapak tangan.

(38)

d. Passing Bawah dengan Satu Tangan Sambil Menjatuhkan Tangan ke Samping.

GAMBAR 6

Passing Bawah Dengan Satu Tangan Sambil menjatuhkan Tangan ke Samping.

Sumber : Engkos Sokasih, Olahraga Teknik & Program Latihan, 1984/1985: 55.

Keterangan gambar:

1. Sikap menunggu dengan lutut dibengkokkan.

2. Kaki dilangkahkan.

3. Bola dipukul dengan sisi atas lengan bawah.

4. Berguling ke samping, dengan tumpuan berturut-turut pada paha, pantat, punggung lalu bahu.

2.1.5.3 Analisis Gerak Dalam Melakukan Passing Bawah.

(39)

Selanjutnya mengenai analisa gerak passing bawah itu baik latihan passing bawah berpasangan maupun latihan passing bawah dipantulkan ke dinding agar mendapat persesuaian sikap dan gerak yang sama pada garis besarnya akan di uraikan dan dijelaskan dibawah ini sebagai berikut:

a. Sikap permulaan

Ambil posisi sikap normal. Pada saat tangan akan dikenakan pada bola, segera tangan dan juga lengan diturunkan serta tangan dan lengan dalam keadaan terjulur ke bawah depan lurus. Siku tidak boleh ditekuk, kedua lengan merupakan papan pemukul yang selalu lurus keadaannya.

b. Sikap saat perkenaan bola

Pada saat akan mengenakan bola pada bagian sebelah atas (bagian proksimal) dari pada pergelangan tangan, kemudian di ambil terlebih dahulu posisi sedemikian rupa atau menghadap pada bola. Begitu bola berada pada jarak yang tepat maka segeralah ayunan lengan yang lurus dan di fiksir tadi dari arah bawah keatas depan. Tangan pada saat itu telah berpegang satu dengan yang lainnya. Perkenaan bola harus di usahakan tepat dibagian proksimal dari pada pergelangan tangan dan dengan bidang yang selebar mungkin agar bola dapat melambung secara stabil.

(40)

c. Sikap akhir

Setelah bola berhasil di pass bawah maka segera diikuti pengambilan sikap siap normal kembali dengan tujuan agar dapat bergerak lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan. (Tri Nurharsono & Agung Wahyudi, 2005: 27)

Dalam melakukan passing bawah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan satu tangan dan dua tangan. Pass bawah satu tangan biasanya dipergunakan apabila bola berada agak jauh dari badan dan agak rendah. Bentuk-bentuk melakukan pass bawah antara lain:

Gambar 7 : Bentuk-bentuk melakukan Passing Bawah

Sumber : Herry Koesyanto, Belajar Bermain Bola Volley, Semarang, FIK Unnes. 2004: 27.

Keterangan :

a.Menggunakan lengan dengan jari-jari menggenggam

b.Punggung tangan dengan jari-jari terbuka

(41)

Sedang pass bawah dengan dua tangan ada beberapa bentuk sikap tangan sebelum melakukan pass bawah dua tangan antara lain:

1. The Dig (Clenched First Method) adalah kedua ibu jari sejajar dan jari-jari tangan yang satu membungkus jari tangan lainnya, ini asalnya dari amerika. Bentuk ini sering digunakan bagi pemain yang sudah tinggi kemampuan pass bawahnya, karena lebih fleksibel apabila menerima bola dari arah manapun.

Gambar 8

The Dig (Clenched First Method)

Sumber : Herry Koesyanto, Belajar Bermain Bola Voli, Semarang, FIK Unnes. 2004: 27

2. Mengemis (Thumb Over Palm Method) yaitu kedua telapak tangan menghadap ke atas dengan punggung satu tangan menempel pada telapak tangan lainnya dan dijepit ibu jari.

Perkenaan bola diatas pergelangan tangan (bagian proksimal) bentuk ini lebih tepatnya bagi pemula karena untuk mempermudah mengantisipasi bola pada bidang perkenaan.

Gambar 9

(42)

Sumber : Herry Koesyanto, Belajar Bermain Bola Volley, Semarang, FIK Unnes. 2004: 28

2.1.5.4 Kesalahan Umum Dalam Melakukan Passing Bawah

Adapun kesalahan umum dalam melakukan passing bawah adalah sebagai berikut:

a. Lengan memukul saat memukul siku ditekuk sehingga papan pemukul menjadi sempit bidangnya, hal ini berakibat bola berputar dan menyeleweng arahnya.

b. Terlalu banyak gerakan lengan pukulan ke depan (terlalu aktif) dibandingkan gerakan ke atas sehingga sudut datang bola terhasap lengan bawah pemukul tidak 90 derajat.

c. Perkenaan bola pada kepalan tapak tangan.

d. Kurang menekuk lutut pada sikap permulaan dan sikap pada saat perkenaan bola, dimana sendi lutut ini bertindak sebagai pengungkit.

e. Lengan pemukul diayun/digerakan dua kali yang semestinya satu gerakan pukulan.

f. Lengan pemukul diayun lebih tinggi dari bahu (kecuali pass bawah ke belakang).

(43)

h. Bidang lengan pemukul kurang lebar dan tidak rata.

i. Kedua tangan pemukul tidak sejajar dan rapat serta goyah pada saat perkenaan.

j. Kurang cepat menghadapkan bidang pemukul terhadap bola usaha melangkah agar bola dikuasai di depan badan kurang cepat reaksinya.

k. Kurang berkonsentrasi dalam melakukan passing bawah.

l. Kurang berani jatuh/berguling di lapangan.

m.Terlalu eksplosif gerakannya secara keseluruhan, gerakan statis, kaku.

n. Sebelum perkenaan bola sendi siku ditekuk terlebih dahulu.

o. Saat mengambil bola dengan pass bawah pandangan tidak ke bola.

(Suharno HP, 1982: 42).

2.1.5.5 Tinjauan Bentuk Latihan Passing Bawah

Latihan passing bawah berpasangan diberikan kepada eklompok eksperiem I dan latihan passing bawah dipantulkan ke dinding kelompok eksperimen II. Sedangkan penggunaan kelompok antara eksperimen I dan kelompok eksperimen II terpisah.

2.1.5.5.1 Latihan passing bawah berpasangan

(44)

pasangan berdiri berhadapan dalam petak masing-masing dibatasi oleh garis tali yang dibentangkan tinggi-setinggi 3 m.

Pada tiap petak dibagi 2 yang dibatasi oleh garis yaitu 1,5 meter dari garis pembagi dua petak tersebut. Pada aba-aba mulai salah seorang dari pasangan itu, melemparkan bola ke arah temannya dan yang menerima bola itu kemudian mengembalikan bola dengan pass bawah lengan ganda normal dan seterusnya, hingga latihan itu selesai. Setiap melakukan pass lambungan bola harus melewati tali setiggi 3 m.

E C A B D Gambar 10

Orang pass bawah berpasangan melewati tali Keterangan

AB = CD = 1,5 meter

BD = CE = 2 meter

(45)

1-2 = dua pemain saling mengoperkan bola dengan teknik passing bawah

2 = posisi tangan

Keuntungan latihan pass bawah cara berpasangan terus-menerus adalah :

a. Lebih sesuai dengan gerakan dalam permainan sesungguhnya

b.Arah sasaran bola nyata, yaitu kepada teman sepasamgnya.

c. Anak akan terbiasa bergerak dan memempatkan diri sesuai arah datagnya bola.

d.Bola yang datang dari pasangannya lebih menyerupai bola hasil pasing yang sesungguhnya

e. Lebih variatif dan menyenangkan karena berkawan

f. Bagi yang anak belum cepat mahir mendapat rangsangan yang nyata dengan meniru gerakan pasangannya.

2.1.5.5.2 Latihan passing bawah dipantulkan ke dinding

(46)

kembali ke belakang begitu seterusnya. Dalam penerimaan anak bebas bergerak dalam petak sesuai sengan pantulan arah bola. Pukulan dihitung baik apabila setiap kali anak mempassing kembali ke tembok.

Gambar 11 dan 12

Passing Bawah ke Tembok dan Gambar Tangan Passing Bawah Sumber : Herry Koesyanto, Belajar Berrmain Bola Volley, 2004: 29.

Keterangan gambar :

1. Melakukan passing bawah ke dinding/tembok

2. Posisi tangan

ANALISIS KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

LATIHAN PASSING BAWAH

No.

Kelebihan Passing Bawah Berpasangan

(47)

1.

Lebih sesuai dengan gerakan dalam permainan sesungguhnya

Lebih leluasa mengatur arah dan keajegan bola

2.

Arah sasaran nyata yaitu kepada teman sepasangnya

Arah bola lebih cepat bisa di antisipasi

3. Lebih menarik karena berteman Anak terbiasa gerak aktif

4.

Lebih bisa saling mengontrol gerakan temanya

Lebih efisienkarena dapat melakukan latihan tanpa teman

No. Kekurangan Passing Bawah

Berpasangan

Kekurangan Passing Bawah Dipantulkan ke Dinding

1. Arah bola sulit di antisipasi Lebih membosankan

2. Keefektifan latihan bergantung pasangannya

Tidak sesuai dengan gerakan seperti dalam permainan

3. Kurang efesien karena harus memerlukan teman

Tidak bisa saling mengontrol gerakan

(48)

(spesialisasi), 4) Prinsip individual, 5) Intensitas latihan, 6) Kualitas latihan, 7) Variasi latihan, 8) Lama latiahan, 9) Prinsip pulih asal (Harsono, 1988:102-122).

Menurut Fox dan Matheus dalam M. Sajoto (1993:138) dikemukakan bahwa frekuensi latihan 3 – 5 kali per minggu adalah cukup efektif. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas peneliti dalam memberikan latihan menggunakan frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu untuk latihan passing bawah berpasangan dan dipantulkan ke dinding.

2.2 Hipotesis

Untuk dapat dipakai sebagai pegangan dalam sebuah penelitian maka perlu menentukan penafsiran sebelumnya tentang hipotesis apa yang akan dibuktikan kebenarannya.

Seseuai dengan pengamatan berdasarkan landasan teori dan hasil wawancara tersebut diatas maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut

1. Ada perbedaan antara latihan passing bawah berpasangan dengan passing bawah dipantulkan ke dinding terhadap keterampilan melakukan passing bawah dalam permainan bola voli.

(49)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan syarat mutlak dalam suatu penelitian, bobot tidaknya sebuah penelitian tergantung dari pertangungjawaban metodologi penelitian. Penerapan metodologi penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah sesuai dengan aturan yang berlaku.

3.1 Metodologi Penelitian

Di dalam penelitian ini, penulis menggunkan metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan metode yang memberikan atau menggunakan suatu gejala yang disebut latihan. Dengan latihan yang diberikan tersebut, akan terlihat hubungan sebab akibat sebagai pengaruh dari pelaksanaan latihan.

Dalam latihan tersebut akan terlihat hubungan sebab-akibat sebagai pengaruh dari pelaksanaan latihan. Seperti dikatakan oleh Suharsimi Arikunto (1991 : 3) bahwa : metode eksperimen merupakan metode yang paling tepat untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (hubungan causal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminir atau mengurangi, menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa menganggu.

(50)

kecakapannya sama dipasangkan, kemudian anggota-anggota setiap pasang dipisahkan ke grup eksperimen dan grup kontrol dengan cara pengundian.

Adapun kelompok-kelompok tersebut adalah penting guna mendapatkan kesimpulan penelitian secara benar. Dimana yang menjadi kelompok eksperimen 1 (satu) adalah yang melakukan latihan passing bawah berpasangan sedangkan yang menjadi kelompok eksperimen 2 (dua) adalah yang melakukan paasing bawah dipantulkan ke dinding.

Pembagian menjadi dua kelompok ini diperoleh dari hasil matching nilai rata-rata subyek dari tes awal sehingga kedua group berangkat dari titik tolak yang sama.

3.2 Metode Penentuan Obyek Penelitian

Ada tiga hal yang perlu dibahas dalam penentuan obyek penelitian yaitu meliputi penentuan populasi, penentuan sampel dan variable penelitian.

3.2.1 Populasi

Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki.

(51)

penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa putera kelas VIII SMP Negeri 13 Pekalongan yang berjumlah 200 siswa.

3.2.2 Penentuan Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 107) sampel adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil menggunakan cara-cara tertentu. Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau lebih, 20-25% atau lebih. Berdasarkan pendapat tersebut, maka untuk memahami suatu gejala yang ada dan akan diteliti penulis hanya mengambil sebagian populasi yang dapat mewakili secara representatif.

Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20% dari populasi sebanyak 200 siswa putera kelas VIII SMP Negeri 13 Pekalongan tahun ajaran 2008-2009 yang representative. Sampel yang dibutuhkan sejumlah 40 siswa putera yang diambil dengan teknik random sampling cara undian dari jumlah siswa putera kelas VIII.

3.2.3 Teknik Sampling

(52)

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling, karena populasi berkait dengan fokus yang diteliti menunjukkan sifat homogen. Di samping itu sampling ini pengambilan subjek dari setiap strata atau wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dan masing-masing strata atau wilayah.

Adapun langkah-langkah teknik sampling secara random adalah sebagai berikut:

1. Membuat daftar seluruh populasi siswa putra kelas VIII SMP Negeri 13 Pekalongan tahun ajaran 2008-2009.

2. Member nomor urut daftar siswa yang ada dalam populasi.

3. Menulis nomor urut masing-masing pada kertas kecil sesuai jumlah populasi yang ada, kemudian digulung.

4. Memasukkan gulungan kertas tersebut kedalam kaleng kemudian setiap mengeluarkan dikocok sebelumnya.

5. Mengeluarkan gulungan kertas dari satu demi satu sampai jumlah yang kita perlukan tercapai. Bagi siswa yang nomornya keluar sesuai dengan daftar berarti mereka terpilih menjadi anak coba.

(53)

passing bawah, lalu hasil tes tersebut di matchkan dari nilai tertinggi ke nilai terendah terdapat 20 pasang anak coba (40 anak) yang berpasangan, dari 20 passing anak coba, lalu 20 anak di ambil untuk kelompok eksperimen 1 dan 20 anak lagi untuk kelompok eksperimen 2.

3.3 Variabel Penelitian

Yang dimaksud variabel adlah gejala yang bervariasi dan menjadi obyek penelitian. (Suharsimi Arikunto, 1991: 99)

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari: 3.3.1 Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dalam hal ini adalah latihan passing bawah berpasangan dan latihan passing bawah dipantulkan ke dinding.

3.3.2 Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang tergantung oleh variabel lain. Pada variabel terikat ini adalah hasil keterampilan melakukan passing bawah dalam permainan bola voli.

3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian

(54)

pengambilan data. Dibawah ini akan dikemukakan adanya faktor yang mempengaruhi penelitian.

3.4.1 Faktor Kesungguhan Hati

Upaya peneliti agar anak coba bersungguh-sungguh dalam melakukan latihan meliputi:

3.4.1.1Bersama Bapak Irwin sebagai guru pendidikan jasmani, menjelaskan mengenai pentingnya penelitian ini.

3.4.1.2Memberikan tentang bahaya cidera, dengan tidak boleh memakai cincin dan berkuku panjang.

3.4.2 Faktor Anak Coba Diluar Penelitian

Kegiatan anak diluar penelitian sangatlah sulit di awasi. Untuk mengatasi hal ini diusahakan memberikan pengertian kepada anak coba agar tidak melakukan kegiatan yang sama diluar penelitian.

3.4.3 Faktor Alat

(55)

3.4.5 Faktor Materi Yang Disajikan

Pemberian materi latihan mempunyai peranan yang penting dalam mencapai hasil yang baik, sehingga di dalam penyampaian kepada anak coba harus tegas dan jelas, tahap demi tahap didemonstrasikan sesempurna mungkin agar anak coba dapat mencontoh dengan baik. Dan bagi anak yang kurang jelas, diberi kesempatan untuk bertanya.

3.4.6 Faktor Tenaga Pembantu

Sebelum tes dan latihan dimulai, di adakan koordinasi dan demonstrasi pelaksanaan tes dan latihan yang akan dilaksanakan sehingga pada waktu pelaksanaan tidak ada hambatan ya berarti.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 3) eksperimen yaitu suatu cara mencari hubungan sebab-akibat antara dua factor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan factor-faktor yang lain yang bisa menganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

Dasar penggunaan metode eksperimen adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan perlakuan terhadap subjek yang diakhiri dengan tes, perlakuan tersebut untuk mengetahui kebenarannya.

(56)

sebanyak dua kali sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen ( 1) disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen ( 2) disebut post-test.

3.6 Langkah-langkah Penelitian

3.6.1 Cara mendapatkan Sampel

Untuk mendapatkan sampel atau subyek, penulis mengajukan permohonan ijin kepada kepala sekolah SMP N 13 Pekalongan Kota Pekalongan. Setelah mendapatkan ijin, maka dimulai tes awal (pre-test), latihan (treatment), baru tes akhir (Post-test).

3.6.2 Tempat latihan

Dinding atau tembok yang rata dan halus yang terletak didalam lingkungan SMP N 13 Pekalongan Kota Pekalongan.

3.6.3 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada pagi hari. Penelitian dilakukan mulai tanggal 30 Mei 2009 sampai dengan tanggal 2 Juli 2009.

3.6.4 Alat dan Perlengkapan Penelitian

(57)

3.6.5 Tenaga Pembantu

Untuk lebih memudahkan pelaksanan pengambilan data, penulis dibantu oleh guru Penjasorkes SMP N 13 Pekalongan dan beberapa orang mahasiswa FIK UNNES sebagai pembantu penelitian, (Daftar nama terlampir).

3.7 Instrument Penelitian

Tes yang dipakai dalam penelitian ini adalah test kecakapan pass bawah dalam permainan bola voli yang disusun oleh Brady Wall dengan validitas tes 0,86 dan reliabilitas tes 0,925. Sedangkan tujuan tes ini untuk mengetahui dan mengukur kecakapan servis tangan bawah.

Instrument dalam penelitian ini mengguanakan instrumen tes kecakapan pas bawah bola voli dari Brady Wall yang dikutip oleh Herry Koesyanto (2004:59). Tujuan alat tes ini adalah untuk mengukur kemampuan/kecakapan passing bawah dalam permainan bola voli.

Setelah mendapat sampel maka di adakan tes awal pas bawah dari brady wall dalam bukunya Herry Koesyanto, 2004. Sedangkan pelaksanaannya sebagai berikut:

1. Nama Tes

(58)

2. Tujuan Tes

Untuk mengukukur kemampuan anak dalam melakukan pas bawah maupun atas dalam permainan bola voli.

3. Alat/kelengkapan.

Dinding atau tembok yang rata dan halus dengan garis sasaran selebar 152 cm. Jarak petak sasaran dari lantai 350 cm untuk putera dan 335 untuk puteri. Dengan garis pelaksanaan 1-2 m dari jarak tembok atau dinding, stop wacth, bola voli, dan blanko/lembar penilaian serta alat tulis.

Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini:

15 cm 350 cm

152 cm

1 m

Gambar 13 : Petak sasaran dari Brady

(Herry Koesyanto, Belajar bermain Bola Voli, Semarang, Unnes, 2004: 59)

4. Cara Pelaksanaan.

Teste dengan bola voli di tangan siap menghadapi tembok sasaran. Setelah ada aba-aba ‘Ya’ dari petugas bola di lambungkan ke tembok sasaran yang berukuran 152 cm, bola pas bawah sebanyak mungkin dalam waktu satu

(59)

menit. Jika bila sudah dikuasai (jatuh ke tanah) maka sebelum waktunya habis, teste segera mengambil bola dan di lempar kembali ke tembok dan memvoli lagi secepat-cepatnya. Setiap teste melakukan sebanyak dua kali giliran, sedangkan panilaian di ambil nilai terbanyak dari dua kali giliran. 5. Skor

Testee melakukan dua kali gilliran lalu di ambil hasil yang terbaik. Memvoli yang sah adalah masuk ke daerah sasaran, bola yang mengenai garis batas di anggap masuk. Pantulan bola setelah mati atau di tangkap tidak di hitung. 6. Validitas tes ini adalah 0.86 sedangkan reliabilitas tes ini 0,925 (untuk

putera dan puteri).

Setelah dilakukan tes awal, langkah berikutnya adalah dilakukan treatment

(perlakuan) selama 14 kali pertemuan. 3.8 Analisis Data

Analisis data merupakan suatu hal yang penting, sedang data yang akan di analisis diperoleh dari hasil tes pas bawah. Aspek yang dinilai adalah hasil tes awal dan tes akhir pas bawah terbaik dari 2 kali melakukan. Kemudian analisis dengan statistik menggunakan uji t-test. Untuk menyelidiki signifikasi perbedaan dari hasil perlakuan terhadap 2 kelompok digunakan rumus t-test cara pendek

(short method).

(60)

t

=

( )

( )

Keterangan :

MD : Mean dari kelompok eksperimen 1 dan eksperiman 2

∑ 2

: Jumlah kuadrat dari deviasi perbedaan mean. N : Jumlah pasangan subyek.

Sebelum sampai pada pengelolaan data, terlebih dahulu harus diketahui nilai dari Mean perbedaan (MD). Yang dicari dengan rumus:

MD= ∑

Dan perlu dibuktikan bahwa:

D=

X

- X

dan

Σd = 0

Dalam perhitungan statistic untuk pola M – S rumus t-tes pendek dengan derajat kebebasan (db) 19 dan menggunakan taraf signifikan 5%. Perhitungan akan disimpulkan sebagai berikut:

1. Apabila nilai t yang diperoleh dari perhitungan itu sama atau lebih besar dari nilai t dalam tabel, maka hipotesis nihil ditolak.

(61)

48 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Setelah diadakan tes akhir passing bawah dari kelompok eksperimen1 dan kelompok eksperimen 2, maka di dapatkan dari tiap-tiap subyek dari masing-masing kelompok kemudian di masukkan ke dalam tabel perhitungan statistik.

Tabel 1

PERHITUNGAN STATISTIK POLA M-S TERHADAP HASIL AKHIR KELOMPOK EKSPERIMEN I DAN KELOMPOK EKSPERIMEN II

No Pasangan

Subyek

D

( – )

d (D – MD)

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

14 – 22 06 – 18 27 – 26 20 – 21 33 – 24 19 – 28 23 – 30 29 – 13 02 – 40 31 – 15 38 – 36 05 – 03

(62)

13 14 15 16 17 18 19 20

35 – 07 10 – 17 25 – 01 11 – 04 09 – 37 39 – 08 34 – 16 12 – 32

30 30 26 25 25 24 25 20 31 30 27 27 27 24 24 21 -1 0 -1 -1 -2 0 1 -1 -0,45 0,45 -0,45 -0,45 -1,45 0,55 1,55 -0,45 0,2025 0,3025 0,2025 0,025 2,4025 0,3025 2,4025 0,2025

∑ 260 282 -11 0 24,95

Dari perhitungan statistik dapat diketahui :

∑D = -11

N = 20

= 24,95

MD = = = 0,55

Harus dicek ∑D =

-

∑d = 0
(63)

t =

t =

t =

t =

t

= 2,146442273

t

= 2,146

Dari perhitungan statistik dengan rumus t-test diperoleh t-hitung sebesar 2,146 dengan taraf signifikansi 5% pada derajat kebebasan atau db = 19 pada nilai t-tabel = 2,093. Hal ini menunjukan bahwa nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel atau dengan kata lain 2,146 > 2,093 berarti signifikan.

(64)

terhadap keterampilan melakukan passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa putera SMP Negeri 13 Pekalongan, ditolak. Sehingga hipotesis alternative yang menyatakan “Ada perbedaan yang berarti antara latihan passing bawah berpasangan dengan latihan passing bawah dipantulkan ke dinding terhadap keterampilan melakukan passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa putera SMP Negeri 13 Pekalongan, diterima”.

Kemudian untuk mengetahui latihan mana yang lebih baik digunakan uji perbandingan mean dari kedua kelompok yaitu :

Mean kelompok eksperimen 1

=

=

= 29,70

Mean kelompok eksperimen 2 =

=

= 29,15

(65)

berpasangan lebih besar dari mean kelompok eksperimen 2 yang dilatih passing bawah dipantulkan ke dinding. Dengan demikian kelompok eksperimen 1 lebih besar kontribusinya (lebih baik) dari pada kelompok eksperimen 2.

4.2 Pembahasan

(66)

akhirnya dapat mengendalikan lawan, atau dengan kata lain siswa tersebut dapat memegang kendali permainan.

Disisi lain latihan passing bawah dipantulkan ke dinding juga mampu meningkatkan keterampilan passing bawah walaupun tidak setinggi latihan passing bawah berpasangan. Hal tersebut dikarenakan pada jenis latihan ini dapat terjadi otomatisasi gerakan passing bawah sehingga reaksi melakukan passing bawah menjadi lebih cepat. Kelemahan dari bentuk latihan ini yaitu siswa tidak saling mengontrol atau mengevaluasi gerakan passing bawah sehingga materi menjadi semakin lambat untuk dikuasai.

Mengingat kedua bentuk latihan sama-sama mampu meningkatkan keterampilan passing bawah walaupun peningktan keterampilan passing bawah berpasangan lebih tinggi dibandingkan latihan passing bawah dipantulkan ke dinding, pangajar maupun pelatih dapat mengombinasikan dua bentuk latihan tersebut untuk menutup berbagai kekurangan dari keduanya dan juga untuk memberikan variasi latihan agar tidak terkesan mononton dan membosankan.

(67)
(68)

54 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Berdasarkan hasil uji t data post-test diperoleh t = 2,146 > t =

2,093 berarti ada perbedaan antara latihan passing bawah berpasangan dengan latihan passing bawah dipantulkan ke dinding terhadap keterampilan melakukan passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa putera kelas VIII SMP Negeri 13 Pekalongan.

2. Berdasarkan hasil mean antara kelompok ternyata hasil mean kelompok eksperimen 1 (berpasangan) sebesar 29,70 dan mean kelompok 2 (dipantulkan ke dinding) sebesar 29,15 berarti latihan passing bawah berpasangan lebih baik daripada latihan passing bawah dipantulkan ke dinding terhadap keterampilan melakukan passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa putera kelas VIII SMP Negeri 13 Pekalongan.

5.2 Saran

(69)

55

1. Untuk meningkatkan guru pendidikan jasmani pada SMP dalam permainan bola voli agar tercapai hasil permainan yang baik, salah satunya dilatih dengan latihan passing bawah berpasangan.

2. Bagi yang berminat agar di adakan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar, menggunakan tes instrument yang lain sehingga hasilnya dapat dijadikan pedoman yang baku bagi guru-guru olahraga. 3. Untuk meningktkan keterampilan siswa dalam bola voli pada umumnya

(70)

56

DAFTAR PUSTAKA

Beutelstahl, Dieter. 1996. Belajar Bermain Bola Voli. Bandung : Pioner Jaya Engkos Kosasih. 1984. Olahraga Teknik & Program Latihan. Semarang

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Dalam Coaching. Jakarta : CV. Tamong Kusuma

Hermanus Suparmin. 1982. Buku Penetaran Pelatih Bola Voli. Semarang : IKIP Semarang

Herry Koesyanto. 2004. Belajar Bermain Bola Volley. FIK. UNNES Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2000. Depdiknas. Balai Pustaka

Kleinmann, Theo dan Dieter Kruber. 1984. Bola Volley Pembinaan Teknik, Taktik, dan Kondisi. Diterjemahkan oleh : Agus Setiabudi, Jakarta : PT. Gramedia

Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional

M. Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang : Dahara Prize

M. Yunus. 1992. Olahraga Pilihan Bola Voli. Depdikbud RI. Dikti, Jakarta Robinson, Bonnie. 1997. Bimbingan, Petunjuk dan Teknik Bermain (terjemahan).

Semarang : Penerbit Dahara Prize

Siti Rahayu Haditono. 2001. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Pers

Suharno HP. 1992. Dasar-Dasar Permainan Bola Voli. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta

Suharsimi Arikunto. 1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta Rineka Cipta

Sutrisno Hadi. 1987. Statistik II. Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM

(71)

Lampiran 1

Tabel 2

Daftar Populasi SMP Negeri 13 Pekalongan

NO. NAMA NO. NAMA NO. NAMA

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.

Fajar A. F. Handy P. U. Gigih Prakoso Sultan N

A.Syaiful Z. Risqi Maulana Fikri Abdillah Muhammad Irvan Indrian S.Y Destiyawan R.N M. Shuhaib Riskin Irfan Maulana Fachri Iftachlana Alfiandi Setiawan Moh. Arif W. M. Rif’an M. Andi S Khoirul Anam Ari Afianto Sukron M Solikhin Rahmat S.A Prizara F.I Asep Romadhon Hermawan Baital Makmur J. Amri P Yaenul Fadhli A.P M. Agung B Bayu Prasetyanto Edwin Lestiawan Bejo Kurniawan Priyanto 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. Risqi Ava Zaenal Arifin Tri Aryo W Shobirin Taufik Sanjaya Edwin Aji N Abdul Ghoni Suryadi Mulyo Hafidhudin Satyo Tri W M. Riza Yanuar Aji Yusuf M. Bangkit Maro Setyo Diansyah M Beni Anggoro Abdan Nafaridin M. Fairudin Bowo Sulistyo Ega Arga D.P Raharjo Bino Y Yayan Afrianto Wawan Okta Zaenal Amri Fairul Mutaqin Aziz Johan P Andi Prasetyo Imam Nur B Firdaus

(72)

36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73.

M. Nur Izhardian Arman Ruli Ahmad Iftachlana M. Isnain C.P Deni Dwi S Zulfikar R.R Yanto Ari Wijaya Muhammad Lutfi Akhmad Danuri Ihsan Hadi Makhfud Tri L Dwi Nailul F Slamet Jumheri Fadli Zil Ikram Ariyanto M. Rizki M. Azmi M Arif Nur R Syahrul M M. Abdullah L M. Fatah Bagus Pribadi M. Ainun N.A Gesang Prayogo M. Rikza Akbar Tri S Chaerudin Zul Muhammad M. Afhiyan A Slamet Yamul Riski A.N Nanang B Fahriza R Okik Fildan M. Aminudin M. Faza F

109. 110. 111. 112. 113. 114. 115. 116. 117. 118. 119. 120. 121. 122. 123. 124. 125. 126. 127. 128. 129. 130. 131. 132. 133. 134. 135. 136. 137. 138. 139. 140. 141. 142. 143. 144. 145. Cipto Bangun Budi Prambudi Leo Rizki K Yanto Fairus Wijaya Kusuma Danang Zulfikor Arifin Hartadi Maulana Huda Didik Dwi S M. Arifin Tri Oktavianus Dian Indra B Sigit Wibowo Erisetyo Ony Mahardika Galih Krisyanto Riza Widianto Dhedy Fajar M. Nofian Yono Prasetyo Aris Slamet Arief Nugroho Kiki Wendy Indriyanto Maulidin Heri Utomo Prasetiyo Ihwam Ajie Kurniawan Arif Rokhman Azam Muslimin M. Erza Putra Feri Surya M. Irul Aziz Iwan Totok S Darmawan Benu Restu S

181. 182. 183. 184. 185. 186. 187. 188. 189. 190. 191. 192. 193. 194. 195. 196. 197. 198. 199. 200. Titis Madina Basuki Syamsul Chaerul Yoyok Maryanto Toni Achmad Dwi Vava R. Zaenal Abidin Fahrul Rozaki Krisan Wardoyo Sutopo

Isa Yudi Mustika Dwi Sasongko Dion Amnarul Faza Bagus R. Azhar Mahmud Robie Agung P. Bonie Leo S. M. Nur Kamal Udien Leriano Khairul Aziz

(73)

Gambar

Gambar 1 : Lapangan bolavoli
Gambar 2 : Konstruksi jarring
GAMBAR 3 Passing Bawah
Passing Bawah Menangkis dengan Gerak Menyedok GAMBAR 4 (Dregding)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Masalah penelitian ini mengetahui latihan peningkatan keterampilan dasar passing bawah kelompok yang melakukan metode praktik distribusi dan kelompok yang melakukan

Pengaruh Latihan Passing Bawah Dengan Dinding Dan Berpasangan Terhadap Ketepatan Passing Bawah Dalam Permainan Bolavoli (Eksperimen Terhadap Club Bolavoli Putri

Perbedaan Pengaruh Latihan Passing Bawah Berpasangan Dengan Passing Bawah ke Dinding Terhadap Hasil Passing Bawah Bola Voli Siswa Putri Ekstrakurikuler SMA Swasta

Dari analisi yang dilakukan diperoleh nilai t hitung antara lain passing berpasangan dan passing perorangan terhadap keterampilan passing bawah sebesar 4,28 selanjutnya

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran passing

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran passing melalui

Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan tes akhir dan tes awal terhadap T hitung (12.5) dalam taraf kepercayaan 0,05.. Pada rancangan penelitian telah dikemukakan

Perolehan penelitian ini dapat menjadi masukan yang berguna untuk guru atau pelatih dan siswa yang berada di SMP IT MADINA, sebagai bahan kajian untuk mengetahui pentingnya keterampilan