• Tidak ada hasil yang ditemukan

Journal Ability : : Journal of Education and Social Analysis Volume 3, Issue 1, Januari 2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Journal Ability : : Journal of Education and Social Analysis Volume 3, Issue 1, Januari 2022"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Upaya Meningkatkan Etika Berbusana Siswa Pada Masa Remaja Melalui Layanan Informasi Teknik Focus Group Discusion Kelas VIII SMP Negeri 1 Perbaungan T.A 2020/2021

Nudni Yusmitha 1

1Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan, Sumatera Utara , Indonesia Corresponding Author: nudniyusmitha@gmail.com

ABSTRACT

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan fenomena yang ada dikelas VIIII SMP NEGERI 1 PERBAUNGAN menunjukkan kurangnya etika berbusana siswa pada masa remaja. Melalui layanan informasi dengan teknik focus group discussion dapat memberikan peningkatan pada etika berbusana siswa pada masa remaja. Tujuan utama penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan layanan informasi dengan teknik focus group discussionyang efektif untuk meningkatkan etika berbusana siswa pada masa remaja. jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas bimbingan dan konseling dengan menggunakan dua siklus. Objek penelitian ini berjumlah 19 orang dengan subjek siswa kelas VIII SMP NEGERI 1 PERBAUNGAN. Secara terperinci siswa 19 orang tersebut merupakan hasil wawancara dari guru BK yang ada disekolah tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa layanan informasi dengan teknik focus group discussion dapat meningkatkan etika berbusana siswa pada masa remaja VIII SMP NEGERI 1 PERBAUNGAN, hal ini dapat dilihat dari mulai pra siklus, dimana etika berbusana siswa pada masa remaja di peroleh dengan jumlah 1 orang dari 19 orang dengan kategori sedang , pada siklus I keberanian bertanya siswa mengalami peningkatan menjadi 11 orang dengan kategori sedang, dan pada siklus II etika berbusana siswa pada masa remaja sekitar mengalami peningkatan yang signifikan yaitu menjadi 12 orang dengan kategori tinggi. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa penerapan layanan informasi dengan teknik focus group discussion dapat meningkatkan etika berbusana siswa pada masa remaja kelas VIII SMP NEGERI 1 PERBAUNGAN Tahun Ajaran 2020/2021

Kata Kunci

Keywords Etika Berbusan, Pada Masa Remaja How to cite (2022). Jurnal Ability, 3(1).

PENDAHULUAN

Masa remaja adalah masa yang paling memiliki kesan yang sangat menyenangkan namun pada masaa ini adalah masa yang sangat berat bagi orang tua dikarenakan pada masa ini anak-anak mereka tumbuh dan berkembang dengan rasa keingintahuan yang sangat besar. Sehingga jika anak

(2)

mereka tidak mampu menjalani masa remajanya dengan baik maka akan buruk pula yang akan terjadi pada anak tersebut ketika dirinya dewasa

Peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia nomor 45 tentang pakaian seragam sekolah bagi peserta didik jenjang pendidikan dasar dan menengah pasal 1 point 4 pakaian seragam khas sekolah adalah pakaian seragam yang di kenakan oleh peserta didik muslimah karena keyakinan pribadinya sesuai dengan jenis model ,dan warna yang telah di tentukan dalam kegiatan proses belajar mengajar untuk semua jenis pakaian seragam sekolah . Berbusana merupakan ciri khas orang yang beradab, busana merupakan identitaas, stastus bahkan kumpulan nilai dari nuansa nilai- nilaikemanusiaan. Busana muncul dari peradaban yang menjelma menjadi suatu budaya

Banyak harapan yang tertumpang dari kebijakan ini selain menutup aurat perintah agama juga memberikan gambaran menutup aurat akan terhindar dari perilaku buruk pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Misalnya menghindar dari pelecehan seksual, mengurangi kriminalitas. Dalam tata cara berbusana agama islam tidak semata –mata mensyaratkan pakaian sebagai penutup tubuh, tetapi menjadi sarana yang lengkap dan menyeluruh baik kesehatan, kesopanan, serta keselamatan lingkungan, diantara syaratnya yaitu untuk berpakaian muslimah tidak boleh menggunakan bahan–bahan tekstil yang transparan atau mencetak lekuk tubuh perempuan .dengan demikian walaupun menutup aurat tetapi kalau ketat atau mencetak lekuk tubuh atau menggunkan bahan yang yang transparan , tetap belum di anggap berpakaian muslimah yang sempurna.

Pada kenyataannya fakta yang terlihat tidak demikaian karena hingga kini, pakaian itu masih sebatas seragam ketika sekolah saja.di luar sekolah peserta didik kembali menggunakan busana yang mengarah kepada ketidak beretikaan dengan mengikuti budaya barat tidak menyasuaikan dengan norma yang berlaku pada lingkungannya, fakta ini terjadi kebanyakan dari siswi perempuan mereka menggunakan busana yang kurang sesuai dengan norma yang berlaku dan kriteria berbusana yang di wajibkan oleh sekolah.

Bukan hanya diluar sekolah bahkan didalam sekolah peserta didik menggunakan rok pendek yang di atas lutut bagi yang non muslim dan bagi yang muslim menggunakan baju yang mempertontonkan lekuk tubuhnya sehingga menggundang pandangan para pria, siswa laki laki yang berbusana menyerupai wanita dengan menggunakan alat alat meak up wanita kesekolah, di luar sekolah menggunakan baju tanpa lengan, bahkan tanpa rasa takut. Saat ini masyarakat dan lebih tepatnya adalah para peserta didik yang lebih sering

(3)

terkontaminasi dengan perkembangan zaman dan meniru niru cara berpakaian orang lain baik dari negri sendiri maupun dari negri orang lain, mereka lebih suka melihat dan mencotoh hal yang tidak seharusnya mereka gunakan dalam berpakian, peserta didik yang seperti itu tergolong kepada tasyabuh (Meniru–

niru) AL-Ghamidi ( 2012:348 ) tasyabbu atau penyerupaan yang dilarang ada dua , yaitu menyerupai pakaian laki–laki dan menyerupai pakaian wanita kafir atau wanita yang tak bermoral.

Di sekolah, kewajiban mengenakan seragam telah menjadi bagian dari tata tertib sekolah dan di laksanakan secara ketat, mulai dari ketentuan bentuk, atribut yang di kenakan, bahkan cara memakainya, penerapan disiplin berseragam yang sangat ketat, sering kali mendapat hukuman bagi pelajar yang melanggarnya mulai dari teguran lisan yang terjebak dalam kekerasan psikologis sampai dengan tindakan kekerasan hukuman fisik

SMP Negeri 1 Perbaungan adalah sekolah yang menetapkan berbagai peraturan tekait dengan etika berbusana siswa disekolah, dengan harapan yang sangat mendalam apa yang didapatkan siswa tentang pelajaran non akademiknya tentang berbusana dapat di aplikasikan atau pun di terapkan dalam kehidupannya sehari hari. bahkan sekolah ini memberikan mata pelajaran pendidikan agama yang luas kepada para peserta didiknya mengenai etika berbusana. Namun masih banyak dari sebagian siswa atau pun peserta didik yang masih kurang dalam etika berbusananya masih banyak yang terlihat bahwa para siswa terkontaminasi dengan perkembangan berpakian saat ini yang mengarah ke budaya barat dikarenakan masa remaja adalah masa yang menjadikan diri siswa selalu merasa ingin tau dan tidak memikirkan baik ban buruknya suatu penampilan atau hal yang mereka gunakan.

Bimbingan konseling merupakan bagian yang integral dalam dunia sekolah, dalam bimbingan konseling ada 10 (Sepuluh) layanan yang dapat membantu siswa dalam menambahi informasi atau pengetahuan dan pengoptimalan potensi yang di milikinya salah satunya adalah dengan layanan bimbingan kelompok

Melihat penjelasan diatas bukanlah susatu hal yang mudah di jaman saat ini untuk merubah dan memperbaiki perilaku siswa. Dukungan Orang tua dan guru pembimbing (konselor) sangat dibutuhkan dan sangat berpengaruh dalam meningkatkan pemahaman etika berbusana pada masa remaja bagi siswa, oleh karena itu dalam kegiatan ini peneliti mencoba memberikan layanan informasi dengan teknik Focus group Disscusion.

METODE PENELITIAN

(4)

Artikel penelitian ini membahas tentang upaya meningkatkan etika berbusana siswa pada masa remaja melalui layanan informasi teknik focus grub discusion. Desain pada penelitian ini menggunakan PTK BK (Penelitian Tindakan Kelas Bimbingan Konseling). Menurut Arikunto, dkk (2015), Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang menjelaskan sebab akibat dari perbuatan, sekaligus menjelaskan apa saja yang terjadi pasca perlakuan diberikan, dan menjelaskan keseluruhan bagian proses sejak pertama dari pemberian perlakuan sampai dampak dari perlakuan tersebut.

Dalam penelitian ini direncanakan dalam tiga tahap (2 siklus) yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi/ pengamatan dan refleksi namun sebelum peneliti masuk kepada tahap siklus terlebih dahulu peneliti melakukan prasiklus terlebih dahulu untuk melihat kondisi permasalahan etika berbusana siswa saat sebelum diberikannya tindakan layanan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Secara etimologi etika berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yaitu Ethos dan ethikos.Ethos berarti sifat, watak kebiasaan, tempat yang biasa.Ethikos berarti susila, keadaban, kelakuan dan perbuatan yang baik.Sedangkan dalam bahasa Arab kata etika dikenal dengan istilah akhlak, artinya budi pekerti. Sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut tata susila (Lorens Bagus, 2000).

Kaidah, norma atau aturan ini pada dasarnya, menyangkut baik- buruk perilaku manusia. Atau, etika dipahami sebagai ajaran yang berisikan perintah dan larangan tentang baik-buruknya perilaku manusia, yaitu perintah yang harus dipatuhi dan larangan yang harus dihindari (Keraf A. Sony, 2002).

Etika Dalam Berbusana

Soehardi sigit (1997) dalam bahasa belanda ada ungkpan ‘De kleeren maken de means ‘yang arinya ‘pakaian membuat orang ‘’maksud ungkapan ini ialah orang akan di hargai sebagai orang atau tidak ,pertama- tama tergantung pada pakaian yang di sandangnya . Dalam bahasa jawa juga ungkapan yang mirip, yaitu ‘’ajining raga saka busana, ajining diri saka latihi’(di hargai raganya karena busana ,dihargainya pribadi karena ucapannya ). Kesan pertama pada seseorang ialah ‘pakaiannya’pantas apa tidak, dan dari pakaian itu dapat di tebak siapa dia .dari macam ,jenis pakian atau cara menyandangnya, seseorang dapat di tebak atau di duga sebagai pegawai negrii, pedagang, petani, mahasiswa , span atau tidak sopan, tahu adat atau tidak jika yang dipakai adalah pakaian militer ,orang akan mengatakan

(5)

mengatakan ia adalah tentara . Jika yang di sandang adalah jubah maka orang akan mengataan ia adalah pastor, jika seseorang memakai sarung, baju manadon, dan pici, maka orang akan menebak di katakan bahwa sebagai muslim.

Syaikh Muh Dayah Nurul Ilmi (2015:270) wanita muslimah sepantasnya mengenali etika-etika syariat yang berhubungan dengan pakaian di antaranya yaitu:jangan berlebih-lebihan dalam berpakian .jika mengenakan pakian yang baru, maka berdoalah dengan doa yang terdapat pada hadist, mulailah mengenakanya dari sebelah kanan, jangan mengenakan pakian yang terdapat salib,jangan mengenakan pakian yang terbuat dari kulit binatang buas, seperti singa, serigala, harimau dan sebagainya jangan berjalan dengan hanya sebelah sandal.

Al-Ghamidi (2012:363)Etika berbusana yang benar a) Kerudung harus panjang ,menutup dada,dan longgar b) Lengan baju panjang sehingga kepergelangan tangan

c) Baju harus panjang sampai dengan dibawah lutut dan longgar d) Memakai kaos kaki

e) Sepatu tidak berhak tinggi (jinjit).sol sepatu harus terbuat dari karet, tidak boleh terbuat dari kayu atau sesuatu yang megeluarkan suara jika di pakai berjalan.

Layanan Informasi Dan Teknik Focus Grub Discusion

Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004) layanan informasi merupakan kegiatan pemberian pemahaman kepada individu yang berkepentingan mengenai berbagai hal yang dibutuhkan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, dalam menetukan arah suatu tujuan atau rencana yang diinginkan.

Menurut Budi Purwoko (2008) penyajian informasi pada program bimbingan merupakan kegiatan membantu siswa dalam mengenali lingkungannya, terutama tentang kesempatan-kesempatan yang ada didalamnya, yang dapat dimanfaatkan siswa baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang.

Winkel dan Sri Hasturi (2006) menyatakan bahwa layanan informasi merupakan usaha untuk membekali para siswa dengan pengetahuan mengenai data dan fakta pada bidang pendidikan sekolah, perkembangan pribadi, social, dan pekerjaan, agar mereka belajar mengenai lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri

Layanan informasi berusaha memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Dalam layanan ini kepada Siswa ini disampaikan berbagai informasi.Informasi ini kemudian diolah dan digunakan

(6)

oleh individu untuk kepentingan hidup dan perkembangannya. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa layanan informasi adalah suatu kegiatan yang digunakan untuk memberikan dan menambah wawasan atau pengetahuan kepada peserta didik supaya mereka mampu mengambil keputusan secara tepat serta mencapai hidupnya secara optimal.

FGD adalah suatu metode riset oleh Irwanto (1988:1) didefenisikan sebagai “suatu peroses pengumpulan informasi mengenai suatu permaslahan tertentu yang sangat spsesifik melalui diskusi kelompok” (irwanto,1988:1) dengan perkataan lain

Focus group discussion (FGD) atau diskusi kelompok terarah adalah pengumpulan data mengenai perasaan, pendapat dan saran dari responden melalui kelompok dengan pengarahan dari seorang moderator yang ahli dalam bidang tertentu pada lingkungan tempat mereka dapat menyatakan perasaannya tanpa rasa takut (Andang Bachtiar, dkk, 2000).

Focus group discussion (FGD) sekarang ini popular dan kebanyakan dipakai sebagai metode pengumpulan data dalam penelitian social.

Pengambilan data kualitatif dengan FGD dikenal luas karena kelebihannya dengan memberikan kemudahan serta peluang bagi peneliti agar menjalin keterbukaan, kepercayaan dan memahami persepsi, sikap, dan juga pengalaman yang dimiliki informan. FGD memberikan kemungkinan peneliti dan informan berdiskusi intensif dan tidak kaku dalam membahas isu-isu yang spesifik.

Langkah-langkah dalam Focus group discussion yaitu:

1. Langkah persiapan

a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai, yaitu tujuan umum dan khusus

b. Menentukan jenis diskusi yang bisa diselenggarakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai

c. Menetapkan masalah yang akan dibahas

d. Menyiapkan semua yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan diskusi seperti ruangan kelas beserta fasilitasnya, petugas diskusi atau moderator, notulis dan tim perumus jika diperlukan

2. Pelaksanaan diskusi

a. Memeriksa semua persiapan yang bisa memberikan pengaruh dalam kelancaran diskusi

b. Memberikan pengarahan sebelum penyelenggaraan diskusi

(7)

c. Menyelenggarakan diskusi sesua dengan aturan main yang sudah ditetapkan

d. Memperhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan e. Memberikan kesempatan yang sama terhadap para peserta diskusi

agar mengeluarkan ide-idenya

f. Mengendalikan pembicaraan terhadap pokok persoalan yang tengah dibahas

3. Menutup diskusi

a. Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai seperti hasil diskusi

b. Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari semua peserta sebagai umpan balik sebagai perbaikan selanjutnya

Remaja

Elizabeth Hurlock (Anna Farida 2014:18) menyatakan masa remaja sebagai masa adolesence. Kata ini adalah bahasa latin yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Secara lebih luas, yang dimaksud dengan adolesence adalah proses berkembangnya kematangan mental, emosional, dan fisik seorang manusia. Hurlock menyatakan bahwa rentang masa ini tidak memiliki tempat yang jelas, karena tidak bisa dimasukkan ke dalam kelompok anak-anak, tidak pula bisa disebut dewasa atau tua

Sri Rumini dan Siti Sundari (Anna Farida 2014:18) menuliskan bahwa masa remaja adalah peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Dimasa, remaja mengalami perkembangan semua aspek dan fungsi untuk memasuki masa dewasa. Intinya , secara fisik dan psikis mereka bukan lagi anak-anak, namun bukan juga manusia dewasa yang telah matang.

Lebih detail, Desmita el Idhami (2006;192) menyebutkan bahwa rentang masa remaja ini bisa dibagi menjadi empat kelompok: 10-12 tahun : masa pra remaja, 12-15 tahun : masa remaja awal, 15-18 tahun : masa remaja pertengahan, 18-21 tahun : masa remaja akhir

Syamsu Yusuf (2010) Dimasa remaja awal, kita biasa menentukan sikap sensitif, tempremental, reaktif berlebihan, dan emosi yang cenderung negatif.

Ini akibat dari guncangan hormonal dalam dirinya. di tahap remaja akhir, sikap yang kita jumpai mulai membaik. Dia mulai mampu mengendalikan emosinya yang semula jungkir balik. Anna Farida (2014:26) secara umum remaja mulai beranjak dari kepuasan fisik (kenyang, rasa nyaman dibadan) menuju kepuasan psikologis berupa rasa harga diri, diterima, dan dukungan positif dari orang lain. secara sosial, kemampuanny juga turut berkembang.

(8)

Al-Ghamidi (2012:363) Etika berbusana yang benar, kerudung harus panjang , menutup dada, dan longgar, lengan baju panjang sehingga kepergelangan tangan, baju harus panjang sampai dengan dibawah lutut dan longgar, memakai kaos kaki, sepatu tidak berhak tinggi (jinjit).sol sepatu harus terbuat dari karet, tidak boleh terbuat dari kayu atau sesuatu yang megeluarkan suara jika di pakai berjalan.

Maka dengan dilaksanakan nya layanan informasi kepada siswa indikator-indikator yang di terangkan oleh AL- Ghamidi (2012,363) dapat tercapai dengan dapat dilihat bahwa adanya peningkatan oleh siswa dalam berbusana. Dari siswa yang tidak menutupi dada dalam menggunakan hijap menjadi lebih menutup kemudian bagi yang memiliki baju yang ketat juga tidak lagi menggunakan baju yang begitu ketat, siswa menyesuaikan dengan peraturan yang berlaku di sekolah tentang bagaimana berbusana yang baik.

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti berklabortor dengan guru BK . Peneliti berlaku sebagai pelaksana penelitian sedangkan guru BK sebagai klaborator dengan menjadi pengamat selama berlangsungnya kegiatan pelaksanaan tindakan layanan informasi.

Sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti dapatkan permasalahan- permasalahan yang peneliti ingin teliti ternyata memang benar adanya nya sebuah permasalahan tersebut. Dari ungkapan guru bk yang ada disekolah tersebut dan menyebutkan siswa mana saja yang sering di dapati permasalahan tersebut.

Pada penelitian ini alasan peneliti melakukan tindakan pada 19 siswa kelas VIII SMP Pembangunan Perbaungan disebabkanbeberapa alasan yaitu mengarah kepada guru bk yang memberikan data bahwa ada beberapa siswa yang memiliki etika berpakaian pada masa remaja yang rendah kemudian karena pada awal-awal pertemuan peneliti dengan siswa sudah terlihat bahwa prilaku dan tingkah laku yang tampak rendah nya etika berbusana siswa pada masa remaja etika berbusana siswa pada masa remaja disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurangnya pengaplikasian dan pemahaman siswa dalam pentingnya etika dalam berbusana dan di jadikan keterbiasaan pada masa remaja agar menghindari segala yang bernilai negatif pada kehidupan siswa.

Berdasarkan dari permasalahan tersebut, layanan informasi dengan teknik Focus Group Disscusion dilakukan untuk meningkatkan etika berbusana siswa pada masa remaja pada 19 siswa kelas VIII SMP Negeri 1Perbaungan, Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas berupa layanan informasi.

Pemilihan layanan informasi ini sebagai tindakan untuk meningkatkan etika berbusana siswa pada masa remaja, dikarenakan layanan informasi dengan

(9)

teknik FGD merupakan sebagai salah satu layanan, dimana pada saat pelaksanaanya seluruh anggota layanan informasi dapat mengetahui dan memahami materi yang dibahas mengenai etika berbusana siswa pada masa remaja.

Peningkatan etika berbusana siswa pada masa remaja pada pra siklus atau kondisi awal, siklus I, dan siklus II pada siswa tersebut menunjukan bahwa keberanian siswa dalam bertanya meningkat setelah memperoleh tindakan berupa layanan informasi dengan Teknik Focus Group Disscusion.Sehingga, kesadaran siswa dapat ditingkatkan melalui layanan informasi dengan teknik Focus Group Disscusion.

KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang sudah peneliti uraikan, maka kesimpulan dari penelitian ini, kegiatan Layanan informasi yang menggunakan teknik Focus Group Discussion dapat meningkatkan etika berbusana siswa pada masa remaja kelas VIII SMP Negeri 11 Tahun Ajaran 2020/2021, Dari hasil yang di peroleh pada saat tindakan dilakukan pada siswa dengan data sekunder dan menggunakan sistem daring. Penurunan jumlah etika berbusana siswa pada masa remaja dari 18 rendah siswa menjadi 8 siswa meningkat jumlah keberanian dalam bertanya siswa yang rendah dari 8 siswa menjadi 7 siswa di kategorikan ‘’sedang’’ dan 12 orang di kategorikan ‘’tinggi’’ . Sehingga tersebut dapat diketahui mulai dari pra siklus atau kondisi awal, siklus I dan Siklus II yang mengalami peningkatan di setiap kegiatan layanan dan tahapan.

Untuk meningkatan etika berbusana siswa pada masa remaja pada Kelas VIII SMP Negeri 1 Perbaungan dapat di tingkatkan dengan pemberian Layanan informasi dengan teknik Focus Group Disscusion, dan dapat diterima kebenarannya.

REFERENCES

Abdul Halim Abu Syuqqah. 2007. Kebebasan Wanita: Jilid Ke Empat. Jakarta :Gema Insani Press.

Akur Sudianto. 2005. Layanan Bimbingan Konseling. Jakarta: PT . Prenhallindo Ali Bin Sa’id Al-Ghamidi. 2012. Fikih Wanita :Jakarta

Ana Farida. 2014. Pilar-pilar pembangunan karakter remaja. Bandung: Nuansa Cendikia

Arikunto, Suharsimi, Dkk. 2011. Penelitan Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

(10)

Badriyah Fayumi,Al-Halaqah Islam. 2004. :Mengkaji Perempuan Dan Demokasi, Jakarta :Ushul Press,Cet.I.

El-Idhami, Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan, Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Herwatisir. 2016. Upaya Meningkatkan Berbusana Muslim ,Tidak Di Terbitkan.

Unversitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan

Irianto, Hadi. 2007. Metodologi research jilid II. Yogyakarta: Andi Offiset.

Prayitno & Amti, Erman. 2004. Dasar-Dasar BK. Jakarta: Rienika Cipta.

Prayitno Dkk. 2004. Pemandu Buku II, Pelayanan Bimbingan Dan Konseling SLTP, (Padang: Kerjasama Karyawan Pusgfrafin Dengan Penerbit Penebar Aksara.

Prayitno. 2006. Jenis Layanan Dan Kegiatan Pendukungkonseling. Universitas Negri Padang

Rutoto, Sabar. 2007. Pengantar Metedologi Penelitan. FKIP:Universitas Muria Kudus.

Shertzer, B. And Stone-Shelley,C,Fundamental Of Guidence,(New York:

Hougton Miffin

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. 2015 Buku Saku :Etika Islam Sehari –Har. Jakarta Wistriyani. 2018. Upaya Meningkatkan Konsep Diri Anak Underachiever,

Tidak Di Terbitkan. Unversitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan.

Referensi

Dokumen terkait

Saya senang karena saya kurang mengenal (tatap muka) tetapi saya tahu isinya…dan kami menempatkan diri kami pada posisi siswa dan alat apa yang mereka butuhkan dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman profil pelajar pancasila pada siswa sebelum dan sesudah diberikannya layanan serta untuk membuktikan pengaruh

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pendidikan karakter terhadap kedisiplinan siswa di MTs SKB 3 Menteri Sei Tontong menggunakan perhitungan uji t pada kedua

angket, nilai rata-rata hasil belajar siswa 83,06% dengan kategori yakni kategori baik, dan terlihat dengan menggunakan Media Pembelajaran Berbasis Powerpoint Padu Musik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) langkah- langkah penerapan pendekatan assisted learning tertuang dalam Rencana Pelaksanaan pembelajaran dan terdapat pada kegiatan

Hasil penelitian mengenai peningkatan kemampuan memahami sejarah Kebudayaan Islam siswa di kelas IX MTS Al-Ma’arif Gebang mengalami peningkatan dengan menggunakan media

Oleh karena itu maka diperlukan upaya untuk meningkatkan pengelolaan administrasi sekolah melalui Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang akan dilakukan dengan

Pada siklus I setelah dilakukan tindakan hasil belajar siswa masih berada pada kategori rendah dengan tingkat ketuntasan 73,20 % (28 orang yang tuntas dari 36 siswa).. Pada