57
Gambar 34 Groundplan
BAB VI
HASIL PERANCANGAN
6.1 Penjelasan Rencana Tapak
6.1.1 Peletakan dan Orientasi Massa Bangunan
Terdapat massa yang dibangun dan massa yang tidak terbangun (ruang terbuka hijau) yang harus terpenuhi dalam bagian penataan massa dalam tapak. Pada rancangan lifestyle center yang dihasilkan, luas lahan yang terbangun adalah sebesar
….. dan luas lahan yang tidak terbangun atau ruang terbuka hijau sebesar …… Pada penataan massa menggunakan organisasi ruang linier yang mana berupa sutu urutan yang berada pada satu garis dengan ruangan yang berulang.
Pada rencana tapak yang dihasilkan, selain bangunan terdapat beberapa komponen di dalamnya. Seperti yang terlihat pada groundplan yang menjelaskan titik- titik pada tapak.
Di dalam tapak terdapat beberapa unsur, antara lain entrance dan exit yang merupakan aksesibilitas untuk mencapai tapak, area penerimaan (drop off) yang berada tepat di depan lobi utama bangunan untuk menjemput ataupun menurunkan penumpang. Terdapat beberapa titik pada tapak juga dijadikan tempat parkir vvip dan
58 parkir difabel di area muka bangunan, parkir kendaraan pengelola dan servis di bagian belakang bangunan. Di samping itu, area lahan juga memiliki fungsi untuk ruang terbuka bersifat fleksibel yang bisa dinikmati pengunjung, seperti area plaza, juga taman yang ada di luar bangunan dan di dalam bangunan (courtyard).
Orientasi massa bangunan sesuai dengan konsep perancangan yaitu menghadap ke utara, tepatnya menghadap langsung ke Jalan Pangeran Antasari. Hal ini mampu memperlihatkan fasad pada tampak yang memberikan kesan modern dan megah pada bangunan. Orientasi bangunan yang langsung menghadap ke jalan raya ini juga bertujuan agar bangunan dengan mudah diakses pengunjung dari arteri utama yang memang frekuensinya lebih tinggi berdatangan dari arah tersebut. Selain itu dengan tujuan komersil, bangunan juga langsung memperlihatkan aktivitas yang berada di dalamnya yang mampu mengundang pengunjung untuk datang.
6.1.2 Sirkulasi Manusia dan Kendaraan
Untuk aksesibilitas ke dalam tapak dapat dijangkau melalui satu jalur pintu entrance, yaitu dari arah timur laut. Akses dari arah tersebut langsung membawa pengunjung ke tapak. Dari segi kepadatan kendaraan, dari jalur tersebut dibuat sirkulasinya sedemikian rupa supaya tidak terjadi kepadatan yang tinggi. Untuk aksesibilitas ke dalam lahan terletak di titik yang strategis. Hal ini mempermudah pengunjung untuk mencapai bangunan. Pedestrian berada di sekitar area plaza
Gambar 35 Perspektif eksterior bangunan
59 bangunan yang mengarahkan pengunjung ke bangunan. Selain itu, dibangun pedestrian juga di dekat halte bus kota untuk mempermudah para pejalan kaki.
Sirkulasi yang berada di dalam tapak mencakup beberapa jenis kendaraan, antara lain yaitu kendaraan servis, kendaraan darurat, kendaraan pribadi, kendaraan taxi, dan kendaraan bermotor.
• Kendaraan servis, untuk entrance dan exit yaitu menggunakan jalur yang sama dan berada di belakang bangunan. Namun, apabila kendaraan akan menurunkan barang pada area plaza, dapat masuk melalui pintu entrance yang sama dengan kendaraan lain. Untuk tempat parkir, disediakan slot parkir untuk kendaraan servis di bagian belakang bangunan.
• Kendaraan darurat, bisa mengakses semua titik tanpa terkecuali di dalam tapak, untuk menjaga keselamatan pengguna bangunan.
Gambar 36 Sirkulasi kendaraan servis
60
• Kendaraan pribadi, masuk melalui pintu entrance utama di depan bangunan, bisa langsung mengakses parkir vvip, parkir difabel, yang searah menuju ke drop off ataupun langsung menuju area parkir di basement.
• Kendaraan taxi, di mana terdapat sensor yang mengetahui bahwa kendaraan tersebut tidak melakukan kegiatan pemarkiran di area tapak karena hanya menjemput ataupun menurunkan penumpang. Untuk pemberhentian lebih dari 10 menit maka akan terdapat peringatan untuk meninggalkan tapak, karena tidak
Gambar 37 Sirkulasi kendaraan darurat
Gambar 38 Sirkulasi kendaraan pribadi
61 untuk menetap di area tapak untuk menunggu penumpang, atau akan dikenakan denda.
• Kendaraan bermotor, dapat mengakses tapak melalui entrance yang sama dengan kendaraan umum lainnya yang dapat mengakses drop off ataupun langsung menuju ke area parkir di basement. Untuk jalur menuju ke basement, disediakan jalur khusus motor supaya tertib, begitu juga ketika ke arah pintu exit.
Gambar 39 Sirkulasi kendaraan taxi
Gambar 40 Sirkulasi kendaraan bermotor
62 6.1.3 Ruang Terbuka Hijau
Dalam hasil rancangan ruang terbuka hijau, terbagi dalam beberapa titik di dalam tapak, yaitu sebagai berikut.
• Plaza Exhibition, area yang bersifat fleksibel yang bisa dibangun tenda-tenda dan dapat difungsikan sebagai tempat acara-acara yang memerlukan kegiatan outdoor, seperti pameran, festival, mini konser, dan sebagainya. Terdapat komponen air dan vegetasi sebagai pendukung sekaligus dapat mereduksi panas matahari.
• Courtyard (ruang terbuka hijau), yang berada di bagian dalam bangunan. Tepatnya berada di tengah bangunan yang memiliki fungsi untuk pengontrol udara dalam bangunan sekaligus memberikan inovasi suasana yang berbeda saat berbelanja yang belum terdapat di Bandar Lampung.
• Taman di area depan bangunan dan sekeliling bangunan (Greenbelt), ruang terbuka hijau yang berfungsi mereduksi kebisingan dan sekaligus memecah polusi dari kendaraan yang lewat karena berhubungan langsung dengan jalan. Sehingga, taman dibuat menggunakan vegetasi dengan jarak teratur. Selain itu, terdapat komponen air berupa air mancur di tempat putar balik kendaraan di bagian depan bangunan. Hal ini juga dapat mendukung terciptanya suasana yang sejuk dan tenang pada tapak.
Gambar 41 Plaza Exhibition Bangunan
63 6.2 Rancangan Bangunan
6.2.1 Bentuk Bangunan
Bentuk dasar bangunan pada rancangan ialah balok dengan penambahan di sisi timur dan barat bangunan. Hal ini dimaksudkan agar dapat memaksimalkan penggunaan ruang pada bangunan dan juga lahan. Selain itu, meminimalisir penggunaan lahan tidak terpakai serta mempermudah pengunjung untuk bisa menikmati setiap sudut ruangan pada bangunan.
Gambar 42 Rancangan Ruang Terbuka Hijau
Gambar 43 Perspektif Eksterior Bangunan
64
Gambar 45 Zonasi Ruang pada Bangunan
6.2.2 Tata Letak dan Bentuk Ruang a. Zoning Ruang
Pembagian zonasi ruang tapak dibagi menjadi tiga bagian berdasar pada fungsinya, yaitu area fasilitas utama, area fasilitas pendukung, dan area servis yang meliputi zona perbelanjaan dan hiburan, zona parkir, dan zona servis.
• Zona Perbelanjaan dan Hiburan
Pada zona ini terbagi di beberapa titik di setiap lantai. Pada lantai satu, retail-retail didominasi oleh area food & beverage. Pada lantai dua, retail-retail didominasi oleh retail fashion dan supermarket, sedangkan pada lantai tiga, terdapat area hiburan berupa area bermain bowling, playzone, dan bioskop, serta terdapat beberapa kantor sewa.
Gambar 44 Area Parkir Outdoor
65
Gambar 46 Denah Basement Lantai 1
• Zona Parkir
Pada zona parkir terbagi dalam beberapa titik berdasarkan pembagiannya. Pada area muka bangunan terdapat parkir dengan sistem valet dan parkir yang dikhususkan untuk penyandang disabilitas. Di area belakang bangunan, terdapat beberapa slot parkir untuk kendaraan pengelola dan kendaraan servis. Sedangkan, di area basement merupakan area parkir yang bersifat umum, baik itu untuk pengunjung ataupun beberapa dari pengelola dan pegawai bangunan.
• Zona Servis
Untuk zona servis dikategorikan menjadi dua, yaitu kantor pelayanan sampai kantor khusus staff, dan juga terdapat ruang-ruang utilitas.
b. Denah Ruang
Penataan ruang pada lifestyle center menggunakan sistm konvensional seperti retail-retail pada umumnya yang menyiapkan display produk yang dijual dan beberapa pegawai retail siap untuk melayani pengunjung, begitupun area yang lainnya. Pada sistem konvensional diperlukan tenaga manusia guna melayani pengunjung, namun di beberapa bagian juga dibantu metode e-system berupa display yang menampilkan informasi mengenai produk hingga retail, juga terdapat beberapa konsep self-service agar mempercepat pelayanan dan memuaskan pengunjung, juga mendukung konsep modern yang diambil.
• Denah Basement, setinggi 2,8 meter yang terdapat dua fungsi yaitu sebagai area parkir mobil dan motor dan area servis untuk utilitas.
66
Gambar 47 Denah Basement Lantai 2
Gambar 48 Denah Lantai 1
• Denah Lantai 1, merupakan area retail yang dirancang sebagiannya difungsikan untuk retail yang bergerak di bisnis food & beverage, dan beberapa lainnya bersifat fleksibel.
• Denah Lantai 2, merupakan area retail yang dirancang sebagiannya difungsikan sebagai retail pakaian, perhiasana, ataupun aksesoris, dan Sebagian area lainnya digunakan untuk supermarket.
67
Gambar 49 Denah Lantai 2
Gambar 50 Denah Lantai 3
•
• Denah Lantai 3, merupakan area yang dirancang sebagai area hiburan.
Terdapat beberapa fasilitas hiburan di lantai tiga, yaitu area bermain bowling, area play zone, dan area bioskop.
68
Gambar 51 Denah Rooftop Bangunan
Gambar 52 Sirkulasi Double Loaded Corridor pada Bangunan
• Denah Rooftop, hanya difungsikan sebagai area servis.
6.2.3 Sirkulasi dalam Bangunan
Sirkulasi pada bangunan sesuai dengan konsep perancangan yaitu menggunakan double loaded corridor dengan pertimbangan supaya pengunjung mampu mengakses langsung retail-retail atau fasilitas yang berada di kanan kirinya.
Selain itu, penggunaan sirkulasi ini juga lebih efektif dan tidak memakan terlalu banyak luas lahan bangunan.
69
Gambar 54 Rancangan Material Fasad dan Atap Bangunan
6.2.4 Rancangan Fasad dan Atap
Bangunan lifestyle center terlihat membentang dari timur ke barat memenuhi lahan karena kondisi muka lahan yang tidak lebih besar dari area belakangnya. Namun bangunan tetap terlihat menyatu sebagai wujud fasad pada tiap sisi bangunan. Fasad menggunakan secondary skin di tiap sisi bagiannya sebagai respon kondisi lahan yaitu
Gambar 53 Perspektif Interior Bangunan
70 mereduksi kebisingan dan cahaya matahari, sekaligus menambah nilai estetika pada bangunan.
Selain pemasaran menggunakan LED panel pada fasad, pada area pintu masuk juga terdapat papan reklame LED yang berorientasi ke arah utara, dan selain itu terdapat satu papan lagi yang berlokasi di plaza dan berorientasi ke arah timur.
Pada rancangan atap, menggunakan atap beton datar karena hal ini dapat mendukung konsep modern yang diambil. Namun, pada bagian ruang terbuka hijau yang berada di dalam bangunan, menggunakan atap dari material kaca karena berfungsi sebagai skylight yang mampu merefleksikan cahaya matahari yang masuk.
6.2.5 Sistem Struktur dan Konstruksi
Gambar 55 Potongan Prinsip Bangunan
71 Secara umum, sistem struktur dan konstruksi pada bangunan lifestyle center ini menerapkan struktur bangunan konvensional dengan sistem rangka kaku dan konstruksi beton bertulang. Untuk menentukan besaran ruang menggunakan modul grid. Jarak lebar terjauh dari bangunan ini ialah 8 meter.
• Struktur Kolom dan Balok
Untuk mengatasi tekanan dari gaya lateral pada bangunan bentang lebar, hal ini mengharuskan adanya perbedaan struktur untuk menghadapi resiko dari getaran akibat gempa.
• Struktur Rangka
Elemen utama pada struktur bangunan lifestyle center ini ialah kolom dan balok. Kolom berperan sebagai penerima beban aksial yang nantinya beban akan disalurkan ke pondasi, sedangkan balok sebagai penerima beban lateral.
Gambar 56 Potongan A-A’ Hasil Rancangan Bangunan
Gambar 57 Potongan B-B’ Hasil Rancangan Bangunan
72
• Struktur Atap
Atap pada bangunan lifestyle center ini menggunakan atap berupa dak beton.
Selain itu, terdapat atap bermaterial kaca yang digunakan untuk menutupi area courtyard. Atap kaca ini merupakan skylight yang juga berfungsi untuk memaksimalkan pencahayaan pada bangunan.
6.2.6 Sistem Utilitas
• Sistem Pencahayaan
Dalam perancangan lifestyle center, pencahayaan yang digunakan adalah pencahayaan buatan pada sebagian area pada bangunan. Namun, pencahayaan alami tetap diterapkan pada bangunan ini dengan adanya dinding kaca, roster, dan skylight. Jika terjadi pemadaman listrik, pencahayaan buatan mendapatkan
persediaan energi listrik dari generator set (genset).
• Sistem Penghawaan Udara
Bangunan lifestyle center dirancang menggunakan konsep penghawaan alami dan buatan. Pada penghawaan buatan, bangunan menggunakan dua sistem Air Conditioner (AC), yaitu sistem AC split dan AC sentral. Sistem AC split diterapkan di ruangan-ruangan yang bersifat privat guna memberikan kenyamanan ketika melakukan aktivitas serta menjaga kelembaban ruangan. Penerapan AC sentral digunakan pada ruang-ruang publik di bangunan lifestyle center. Sedangkan, penghawaan alami digunakan pada ruang-ruang yang bersifat semi outdoor.
• Sistem Pemadam Kebakaran
Untuk mencegah kebakaran, struktur yang digunakan pada bangunan adalah struktur yang tahan api seperti beton. Dan, sistem pencegahan kebakaran yang digunakan pada bangunan ini terdiri dari pendeteksian awal, pemadaman api, pengendalian asap, dan penyelamatan dengan sistem evakuasi. Sistem pencegahan kebakaran yang digunakan adalah sebagai berikut.
b. Fire Alarm, yang dipasang di setiap lantai pada bangunan, terutama di bagian- bagian yang mudah didengar dan dilihat oleh penghuni.
c. Sprinkler Air, yang dipasang di ruang-ruang dengan radius 6-9 meter.
73 d. Hydrant, yang dipasang di luar bangunan yang berjarak 50 meter dari muka
bangunan, dan berjarak setiap 30 meter di dalam bangunan.
• Sistem Distribusi Listrik
Sistem penyaluran listrik ke bangunan berasal dari PLN yang diteruskan ke trafo atau gardu utama. Kemudian, dari trafo diteruskan ke panel utama lalu dialirkan ke beberapa sub panel yang nantinya akan diteruskan ke semua perangkat listrik yang berada di dalam bangunan. Masing-masing sub panel mempunyai ruangan kontrol yang memudahkan pengelola untuk mengetahui penggunaan listrik pada bangunan.
Jika keadaan darurat, energi listrik yang digunakan berasal dari generator set (genset) yang memiliki automatic switch system yang berfungsi secara otomatis mengganti daya listrik dari PLN jika terjadi pemadaman.
• Sistem Air Bersih
Air bersih yang digunakan bangunan berasal dari PDAM dan sumur. Nantinya air yang berasal dari PDAM diteruskan ke tandon bawah kemudian dipompa menuju tandon atas yang nantinya akan disalurkan ke tiap lantai. Sedangkan, untuk air yang berasal dari sumur akan dipompa ke tempat treatment air yang kemudian nantinya akan baru dipompa ke tandon atas untuk disalurkan ke tiap lantai.
Gambar 58 Sistem Plumbing Air Bersih
74
• Sistem Pembuangan Air Kotor
Air kotor pada bangunan sebagian besarnya berasal dari aktivitas pada toilet dan restoran. Air buangan tersebut dialirkan ke shaft menuju ke sistem treatment yang berada di lantai basement. Untuk air buangan yang berasal dari restoran harus menggunakan grease trap untuk menyaring lemak-lemak sisa makanan dan air kotornya sebelum masuk ke sistem treatment di basement. Hal ini dilakukan supaya tidak terjadi penyumbatan pada sistem plambing.
Pada lifestyle center dirancang STP sebagai salah satu solusi untuk penanganan air kotor, di mana air kotor tersebut nantinya ditampung dan diproses agar bisa digunakan kembali untuk cooling tower, penyiram tanaman, ataupun flush pada toilet, ataupun dibuang ke saluran kota.
Gambar 59 Skema Air Bersih
Gambar 60 Plumbing Air Kotor
75
• Sistem Keamanan Bangunan
Sistem yang diterapkan untuk menunjang keamanan bangunan dan membantu mempermudah pengontrolan keamanan yaitu dengan menggunakan Closed Circuit Television (CCTV) yang dilengkapi dengan alarm jika terjadi hal-hal
yang merusak sistem.
• Sistem Komunikasi
Pada bangunan lifestyle center yang akan dirancang, komunikasi antar pengelola dan pengunjung sangat dibutuhkan untuk hal-hal tertentu, seperti misalnya jika ingin mengumumkan informasi ke para pengunjung. Komunikasi yang terjadi di antar ruang dalam gedung maupun ke luar gedung menggunakan alat komunikasi seperti telepon, fax, intercom, dan paging.
6.3 Rekapitulasi Data Hasil Rancangan
Tabel 7 Rekapitualasi Luas Lantai Bangunan dan Area Terbuka
Aktivitas Utama 6.358m2
Aktivitas Pelengkap 20m2
Aktivitas Pengelola 762,57m2
Aktivitas Pelayanan 795,47m2
Aktivitas Pendukung 959,94m2
Parkir 11.088m2
Area Non Produktif (Taman & Ruang Terbuka) 3.192m2
Total Luas 29.553,51m2
Gambar 61 Skema Air Kotor
76 6.4 Penerapan Prinsip Arsitektur Modern pada Rancang Bangunan
Tabel 8 Penerapan prinsip arsitektur modern pada bangunan
No. Prinsip Arsitektur Modern Keterangan
Bentuk
1 Bentuk dasar segi empat
Bentuk geometri segi empat digunakan untuk bentuk massa bangunan lifestyle center. Terdapat unsur garis yang muncul pada penggunaan kolom dan balok, juga railing pada fasad. Selain itu, terdapat juga unsur volume yang muncul pada pembentukan massa bangunan. Pada pembentukan massa, elemen garis dan bidang sangat kuat dan mempengaruhi fasad.
2 Simetrikal bentuk pada massa bangunan
Bentuk bangunan yang cenderung dirancang simetri di beberapa bagian bangunan lifestyle center. Perancangan simetrikal bentuk digunakan di elemen utama bangunan hingga ke fasadnya.
3 Hubungan ruang dalam dan ruang luar
Area penerimaan atau drop off bersifat terbuka dan mempunyai akses langsung baik dari ruang luar ke dalam maupun sebaliknya. Penerapan material kaca pada bangunan dan perancangan skylight juga menjadi aspek yang menguatkan kesatuan ruang luar dan ruang dalam.
Penggunaan selasar di sekitar bangunan yang dibatasi oleh railing pada bangunan juga merupakan upaya untuk menyatukan ruang luar dan ruang dalam. Selain itu, hal ini didukung dengan adanya courtyard di bagian
77 dalam bangunan yang mampu memberikan suasana ruang luar di dalam bangunan.
Penggunaan material roster yang dirancang nantinya di lantai dua guna membantu sirkulasi pada bangunan juga memberikan celah cahaya untuk masuk. Walaupun dalam hal ini tidak cukup untuk menyatukan ruang luas dalam hal visual.
Detail
4 Penggunaan bahan pre-fabrikasi Penggunaan roster sebagai material dinding
5 Elemen bukaan dengan modul ukuran yang sama
Bukaan pada ruangan dengan jendela yang memiliki ukuran modul yang sama.
Jenis bukaan ini dipakai berulang dengan material kaca hampir di setiap ruangan pada bangunan. Terdapat jenis bukaan lain di beberapa bagian, seperti roster namun tetap dengan ukuran yang sama.
6 Kepresisian dalam pemasangan material
Material pada bangunan dipasang secara presisi agar terpasang rapi pada bangunan.
Pemasangan keramik pada lantai dan anak tangga juga membutuhkan kepresisian yang tinggi untuk menciptakan keselarasan pada bangunan.
78 Struktur
7
Penggunaan sistem grid pada bangunan
Grid modul yang dirancang berukuran 8 meter per kolomnya dengan struktur bentang lebar.
Adanya modul struktur yang terlihat pada fasad berakibat pada terbentuknya modul pada fasad pada bagian bangunan yang bermaterial kaca. Namun, hal ini dapat terlihat teratur sesuai grid karena grid dari struktur.
Kejujuran struktur dan konstruksi Penggunaan kolom dan balok yang terlihat pada fasad justru menjadi satu kejujuran dari struktur yang terekspos pada bangunan.