1 SIKAP MAHASISWA AKUNTANSI ATAS FUNGSI DAN PERAN
AKUNTANSI LINGKUNGAN
Oleh:
PRISCILLIA JUSTICIA CHRISTY SOSELISA Nim : 232011165
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA 2015
2
3
4
5
1 PENDAHULUAN
Pada perkembangannya, akuntansi tidak hanya sebatas proses pertanggungjawaban keuangan, tetapi juga mulai merambah ke wilayah pertanggungjawaban sosial lingkungan sebagai ilmu akuntansi yang relatif baru (Arfa, 2012). Kebanyakan teknik akuntansi secara signifikan lemah dalam menaksir perilaku biaya lingkungan. Konsekuensinya, akuntansi dapat menyimpang dan salah dalam menggambarkan isu-isu lingkungan, mendorong manajer untuk membuat keputusan yang tidak baik bagi bisnis dan lingkungan (Ikhsan, 2009).
Banyak perusahaan dan organisasi bisnis lainnya yang menerapkan konsep maksimalisasi laba dan pemupukan modal (salah satu konsep yang dianut kaum kapitalis).
Perusahaan terlalu rakus dan ambisius meraih laba. Dengan keadaan seperti itu, maka akan terjadi terbengkalainya pengelolaan (manajemen) lingkungan dan rendahnya minat perusahaan terhadap konservasi lingkungan (Suartana, 2010). Dalam upaya pelestarian lingkungan, ilmu akuntansi berperan melalui pengungkapan sukarela dalam laporan keuangannya terkait dengan biaya lingkungan atau environmental costs. Biaya lingkungan adalah biaya-biaya yang terjadi karena adanya kualitas lingkungan yang buruk atau karena kualitas lingkungan yang buruk mungkin terjadi. Biaya lingkungan diklasifikasikan menjadi empat (4) kategori yaitu biaya pencegahan lingkungan, biaya deteksi lingkungan, biaya kegagalan internal lingkungan, dan biaya kegagalan eksternal lingkungan (Hansen, 2007 dalam Wulandari, 2010). Sistem akuntansi yang didalamnya terdapat akun-akun terkait dengan biaya lingkungan ini disebut sebagai green accounting atau environmental accounting (Aniela, 2012 dalam Kusumaningtias, 2013).
Akuntansi lingkungan didefinisikan sebagai pencegahan, pengurangan atau penghindaran dampak terhadap lingkungan, bergerak dari beberapa kesempatan, dimulai dari perbaikan kembali kejadian yang menimbulkan bencana atas kegiatan tersebut. Konsep
2 akuntansi lingkungan mulai berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa. Di Indonesia, telah ada Peraturan yang terkait dengan Akuntansi Lingkungan, salah satunya;Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. Undang-Undang ini mengatur tentang kewajiban setiap orang yang berusaha atau berkegiatan untuk menjaga, mengelola, dan memberikan informasi yang akurat mengenai lingkungan hidup. Akibat hukum juga telah ditentukan bagi pelanggaran yang menyebabkan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.
Meskipun telah ada peraturan-peraturan ini, namun masih banyak terjadi praktek-praktek industri yang merusak lingkungan dan berdampak pada penurunan kualitas lingkungan hidup masyarakat. Hal ini menunjukan ketidakpahaman individu terhadap fungsi dan peran akuntansi lingkungan pada perusahaan.
Penelitian sebelumnya terkait akuntansi lingkungan diantaranya oleh Setiawan (2014) mengenai kepedulian dan pengetahuan pelaku bisnis mengenai green accounting yang menemukan bahwa para pelaku bisnis sudah mulai peduli dengan lingkungan hidup, dan juga memiliki pengetahuan mengenai biaya usaha dan biaya lingkungan dalam usaha mereka, meskipun belum sampai pada konsep green accounting. Peran akuntansi lingkungan dalam meningkatkan kinerja lingkungan dan kinerja keuangan perusahaan oleh Aniela (2012) yang menemukan bahwa dampak positif dari green accounting di keuangan didorong oleh persepsi positif dari konsumen untuk perusahaan yang akan mendorong volume penjualan dan kemudian meningkatkan keuntungan perusahaan. Kinerja lingkungan, baik lingkungan kesehatan atau lingkungan vitalitas secara sukarela oleh perusahaan melalui peraturan dan kebijakan pemerintah serta konsumen agar mendapatkan produk yang berorientasi pada lingkungan. Perbedaan penelitian ini dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian sebelumnya dilakukan kepada pelaku bisnis dan perusahaan, sedangkan penelitian ini dilakukan kepada dunia akademik (mahasiswa akuntansi).
3 Istilah akuntansi lingkungan bagi mahasiswa akuntansi masih terdengar baru, padahal akuntansi lingkungan sudah lama diperkenalkan. Untuk itu akuntansi lingkungan perlu menjadi sorotan penting bagi mahasiswa akuntansi agar dapat meningkatkan pengetahuan mengenai akuntansi lingkungan dan dapat menjadi bekal bagi mereka pada saat bekerja di perusahaan, sehingga dapat membantu perusahaan dalam menyajikan informasi mengenai lingkungan dengan baik. Juga untuk memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa akuntansi tentang akuntansi lingkungan sebagai upaya peningkatan kompetensi lulusan sarjana akuntansi sesuai dengan tuntutan dunia praktik (stakeholder), (Parawiyati, 2013). Di dunia persaingan usaha saat ini, stakeholder tidak hanya melihat aspek keuangan saja, tetapi juga kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sehingga dapat membuat mahasiswa akuntansi memiliki kesadaran lebih untuk bisa bersaing dan bisa mengaplikasikan pengetahuan tersebut pada dunia kerja nanti.
Mahasiswa akuntansi merupakan calon-calon akuntan yangpada suatu saat akanmemberikan kontribusi dengan menyediakan informasi terkait lingkungan untuk pengambilan keputusan bagi perusahaan. Untuk itu, mahasiswa akuntansi perlu memiliki informasi atau pengetahuan mengenai fungsi dan peran akuntansi lingkungan dengan baik, serta memiliki ketertarikan, dan dapatmenerapkan fungsi dan peran akuntansi pada tugas mata kuliah. Bisa saja suatu saat di masa depan akan ada yang disebut standar akuntansi lingkungan.
Maka dari itu, penelitian ini dibuat untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan mahasiswa akuntansi mengenai fungsi dan peran akuntansi lingkungan yang ditinjau dari komponen sikap yaitu kognitif, afektif dan konatif. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan:
1. Bagi mahasiswa, dapat menjadi motivasi dan dorongan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya fungsi dan peran akuntansi lingkungan. Juga dapat menjadi patokan dan nilai ukur untuk bekerja pada perusahaan atau industri yang beroperasi pada pemanfaatan
4 lingkungan, agar dapat membantu perusahaan menyajikan informasi lingkungan dengan baik sesuai standar, untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
2. Bagi pengajar, dengan adanya sikap mahasiswa akuntansi atas fungsi dan peran akuntansi lingkungan kiranya dapat menjadi acuan untuk memperbaiki kurikulum agar dapat memberikan materi mengenai akuntansi lingkungan kepada mahasiswa bukan hanya sebagai bagian dari sub-bab saja, tetapi dapat menjadi bagian dari bab penting. Dan membuat mahasiswa untuk mempersiapkan diri memasuki era globalisasi bukan hanya sebatas meningkatkan laba pada perusahaan, namun cara me-manage kelangsungan perusahaan agar dapat meningkatkan laba dengan tidak merusak lingkungan.
TINJAUAN PUSTAKA
Akuntansi Lingkungan
Akuntansi lingkungan didefinisikan sebagai pencegahan, pengurangan dan atau penghindaran dampak terhadap lingkungan, bergerak dari beberapa kesempatan, dimulai dari perbaikan kembali kejadian-kejadian yang menimbulkan bencana atas kegiatan tersebut (Ikhsan, 2009). Latar belakang pentingnya akuntansi lingkungan pada dasarnya menuntut kesadaran penuh perusahaan-perusahaan maupun organisasi lainnya yang telah mengambil manfaat dari lingkungan. Manfaat yang diambil ternyata telah berdampak pada maju dan berkembangnya bisnis perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan-perusahaan atau organisasi lainnya agar dapat meningkatkan usaha dalam mempertimbangkan konservasi lingkungan secara berkelanjutan (Ikhsan, 2009).
5 Fungsi dan Peran Akuntansi Lingkungan
Ikhsan (2008) menjelaskan bahwa fungsi dan peran akuntansi lingkungan dibagi menjadi dua bentuk yaitu fungsi internal dan eksternal:
1. Fungsi Internal
Fungsi internal merupakan fungsi yang berkaitan dengan pihak internal perusahaan sendiri.
Pihak internal adalah pihak yang menyelenggarakan usaha, seperti rumah tangga konsumen dan rumah tangga produksi maupun jasa lainnya. Adapun yang menjadi aktor dan faktor dominan pada fungsi internal ini adalah pimpinan perusahaan. Sebab pimpinan perusahaan merupakan orang yang bertanggungjawab dalam setiap pengambilan keputusan maupun penentuan setiap kebijakan internal perusahaan. Sebagaimana hanya dengan sistem informasi lingkungan perusahaan, fungsi internal memungkinkan untuk mengukur biaya konservasi lingkungan dan menganalisis biaya dari kegiatan-kegiatan konservasi lingkungan yang efektif dan efisien serta sesuai dengan pengambilan keputusan. Dalam fungsi internal ini diharapkan akuntansi lingkungan berfungsi sebagai alat manajemen bisnis yang dapat digunakan oleh manajer ketika berhubungan dengan unit-unit bisnis.
2. Fungsi Eksternal
Fungsi ekternal merupakan fungsi yang berkaitan dengan aspek pelaporan keuangan.
Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1 menjelaskan bahwa pelaporan
keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan yang serupa secara rasional.
Informasi tersebut harus bersifat komprehensif bagi mereka yang memiliki pemahaman yang rasional tentang kegiatan bisnis dan ekonomis dan memiliki kemauan untuk mempelajari informasi dengan cara yang rasional. SFAC No. 1 menjelaskan bahwa pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor,
6 dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan yang serupa secara rasional.
Pada fungsi ini faktor penting yang perlu diperhatikan perusahaan adalah pengungkapan hasil dari kegiatan konservasi lingkungan dalam bentuk data akuntansi. Informasi yang diungkapkan mereka merupakan hasil yang diukur secara kuantitatif dari kegiatan konservasi lingkungan. Termasuk di dalamnya adalah informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan, klaim terhadap sumber-sumber tersebut (kewajiban suatu perusahaan untuk menyerahkan sumber-sumber pada entitas lain atau pemilik modal), dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi yang mengubah sumber-sumber ekonomi dan klaim terhadap sumber tersebut.
Fungsi eksternal memberi kewenangan bagi perusahaan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan stakeholders, seperti pelanggan, rekan bisnis, investor, penduduk lokal maupun bagian administrasi. Oleh karena itu, perusahaan harus memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik atas pemakaian sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya. Diharapkan dengan publikasi hasil akuntansi lingkungan akan berfungsi dan berarti bagi perusahaan- perusahaan dalam memenuhi pertanggungjawaban serta transparansi mereka bagi para stakeholders yang secara semultan sangat berarti untuk kepastian evaluasi dari kegiatan konservasi lingkungan.
Sikap
Sikap manusia, atau untuk singkatnya disebut sikap, telah didefinisikan dalam berbagai versi oleh para ahli. Dari banyaknya definisi dan pengertian sikap, Azwar (1995) merangkumnya ke dalam tiga (3) kerangka pemikiran. Pertama, sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak
7 (unfavorable) pada objek tersebut. Kedua, sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. Ketiga, suatu sikap merupakan kostelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek.
Pendapat lainjuga dikemukaan oleh Allport (dalam Ambarwati, 2010) yang mengungkapkan bahwa sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya.
Komponen Sikap
Menurut Allport (dalam Ambarwati, 2010), struktur sikap terdiri atas tiga komponen, yaitu:
1. Komponen Kognitif
Komponen kognitif adalah komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang objek sikap tersebut. Komponen kognitif merupakan apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, berisi presepsi, kepercayaan, dan stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu yang telah terpolakan dalampikiran, dan tidak selalu akurat.
2. Komponen Afektif
Komponen afektif adalah yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan dengan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimiliki. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional, perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu, banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai sebagai benar dan berlaku bagi objek tersebut.
8 3. Komponen Perilaku (Konatif)
Komponen konatif adalah merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan objek sikapnya. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang, bagaimana orang berperilaku dalam situasi tertentu dan terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut, dan kecenderungan berperilaku belum tentu akan benar-benar ditampakkan dalam bentuk perilaku yang sesuai.
Berdasarkan penjelasan mengenai ketiga komponen sikap diatas, maka dapat dilihat bahwa ketiga komponen ini memberi pengaruh penting dalam pembentukan sikap. Sehingga dapat disimpulkan bahwa; kognitif yang terdiri dari persepsi, kepercayaan, dan stereotype yang telah terpolakan dalam pikiran, dan tidak selalu akurat, akan memengaruhi komponen afektif yang menyangkut aspek emosional, dan perasaan, yang banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai sebagai benar dan berlaku bagi suatu objek, dan ini akan mempengaruhi perilaku (konatif) individu dalam situasi tertentu dan terhadap stimulus tertentu.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang telah mengambil mata kuliah Teori Akuntansi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 responden mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Jumlah sampel tersebut ditentukan karena peneliti merasa bahwa sampel yang ideal untuk mendapatkan hasil data dari mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang telah mengambil mata kuliah Teori Akuntansi berkisar
9 pada 100-200 sampel, sehingga apabilasemakin banyak sampel yang diambil maka semakin baik pula hasil yang didapatkan.
Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan kriteria tertentu (Sugiyono, 2012). Kriteria yang diacu adalah mahasiswa akuntansi yang sudah mengambil mata kuliah Teori akuntansi. Kriteria tersebut dipertimbangkan karena penelitian ini berhubungan dengan teori akuntansi, dan juga materi terkait akuntansi lingkungan terdapat pada mata kuliah Teori Akuntansi, sehingga kriteria yang diacu adalah mata kuliah Teori Akuntansi. Teknik sampling ini bertujuan untuk mengetahui sikap mahasiswa akuntansi atas fungsi dan peran akuntansi lingkungan.
Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu kuisioner yang disebar kepada mahasiswa dan wawancara mendalam. Data primer berasal dari mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga berupa hasil jawaban dari responden. Bentuk skala pada kuisioner ini adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012).
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan menyebarkan kuisioner dan wawancara mendalam kepada mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Kuisioner yang digunakan dirancang oleh peneliti berdasarkan indikator empirik yang diturunkan dari definisi konsep yang ada. Data responden tersebut diolah menggunakan SPSS 16. 0 yaitu deskriptif statistik frekuensi. Dari hasil temuan tersebut dilakukan analisis terhadap fungsi dan peran akuntansi lingkungan yang ditinjau dari komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif pada mahasiswa akuntansi.
10 Tabel 3
Indikator Empirik
KONSEP DEFINISI INDIKATOR
EMPIRIK
Nomor pada Kuisioner
Kognitif
Komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang objek sikap.
Mahasiswa
memperoleh informasi serta mengetahui fungsi dan peran akuntansi lingkungan dengan baik.
1, 3, 5, 10
Afektif
Merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional, perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.
Mahasiswa sangat tertarik untuk mengetahui dan mendalami fungsi dan peran akuntansi lingkungan.
2, 6, 8, 12
Konatif
Kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan objek sikapnya.
Mahasiswa
menerapkan konsep fungsi dan peran akuntansi lingkungan pada tugas mata kuliah.
4, 7, 9, 11
Skala pengukuran untuk indikator tersebut dibagi ke dalam dua (2) kategori alternatif jawaban yaitu sebagai berikut:
1. Alternatif jawaban kognitif dan afektif
Kode “STS” diberikan jika responden menjawab “sangat tidak setuju”, kode “TS”
diberikan jika responden menjawab “tidak setuju”, kode “S” diberikan jika responden menjawab “setuju”, kode “SS” diberikan jika responden menjawab “sangat setuju”.
2. Alternatif jawaban konatif
Kode “TP” diberikan jika responden menjawab “tidak pernah”, kode “KK” diberikan jika responden menjawab “kadang-kadang”, kode “S” diberikan jika responden menjawab “sering”, kode “SS” diberikan jika responden menjawab “sangat sering”.
11 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Deskriptif Responden
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Salatiga dengan objek penelitian mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Dalam penelitian ini, kuisioner diisi oleh para mahasiswa Akuntansi yang telah mengambil mata kuliah Teori Akuntansi dan bersedia menjadi responden yang ditampilkan pada Tabel 4. 1.
Tabel 4. 1
Data Deskriptif Responden
Angkatan Jumlah Presentase
2010 4 4%
2011 28 28%
2012 59 59%
2013 9 9%
Total 100 100%
Sumber: Hasil olahan manual, Oktober 2015
Jumlah responden yang berhasil didapatkan hingga kuisioner terkumpul dan diolah adalah 100 responden. Dari 100 responden, 4% dari angkatan 2010, 28% dari angkatan 2011, 59% dari angkatan 2012, dan 9% dari angkatan 2013. Data tersebut menunjukkan bahwa angkatan yang paling tinggi presentasenya adalah angkatan 2012. Hal ini disebabkan karena angkatan 2010 dan 2011 telah banyak yang menamatkan studinya, sehingga rata-rata angkatan 2012 yang paling tinggi presentasenya menjadi responden. Dan untuk angkatan 2013 masih terlalu sedikit dikarenakan rata-rata angkatan 2013 baru dan masih mengambil mata kuliah Teori Akuntansi.
12 Statistik Deskriptif Objek Penelitian
Statistik deskriptif dari komponen-komponen sikap dalam penelitian ini dijelaskan melalui nilai Minimum, Maximum, Mean (rata-rata), dan Standar Deviasi dari tiap komponen, seperti terlihat dalam Tabel 4. 2.
Tabel 4. 2 Statistik Deskriptif
Tiap Komponen Sikap Mahasiswa Akuntansi
Indikator N Min Max Mean Stdev
KOG1 Definisi akuntansi lingkungan. 100 1 4 3. 02 0. 586 KOG2 Fungsi internal akuntansi lingkungan. 100 1 4 3. 18 0. 520 KOG3 Fungsi eksternal akuntansi lingkungan. 100 3 4 3. 46 0. 501 KOG4 Laporan mengenai lingkungan. 100 2 4 3. 28 0. 533
Rata-rata Kognitif 12. 94 1. 384
AFE1 Membaca buku-buku dan artikel yang terkait dengan akuntansi lingkungan sangat menyenangkan.
100 1 4 2. 80 0. 620
AFE2 Mencari informasi untuk menambah pengetahuan dan ketertarikan mengenai akuntansi lingkungan.
100 2 4 2. 82 0. 575
AFE3 Berdiskusi mengenai akuntansi lingkungan sangat menyenangkan.
100 1 4 2. 93 0. 607 AFE4 Menyimak materi di kelas tidak
membosankan.
100 1 4 2. 97 0. 540
Rata-rata Afektif 11. 52 1. 673
KON1 Analisis pengungkapan informasi akuntansi pada tugas mata kuliah.
100 1 4 1. 88 0. 879 KON2 Menerapkan fungsi dan peran akuntansi
lingkungan pada pengerjaan tugas mata kuliah.
100 1 4 2. 24 0. 854
KON3 Memberikan informasi mengenai fungsi dan peran akuntansi lingkungan pada tugas mata kuliah.
100 1 4 2. 19 0. 837
KON4 Keterlibatan dalam proses pembuatan laporan dan pengungkapan informasi akuntansi lingkungan pada tugas mata kuliah.
100 1 4 1. 74 0. 939
Rata-rata Konatif 8. 05 2. 713
Sumber: Hasil olahan SPSS 16. 0, Oktober 2015
13 Interval dari nilai rata-rata (mean) diatas, dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini:
𝑖 =𝑠𝑘𝑜𝑟 max − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖
𝑖 = 16 − 4 3 𝑖 = 4
Dengan demikian, gambaran interval pada komponen sikap dapat dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 4. 3
Interval Kategori Komponen Sikap
Skor Kategori
4 – 8 Rendah
> 8 – 12 Sedang
> 12 – 16 Tinggi
Sumber: Hasil olahan manual, Oktober 2015
Kognitif dalam penelitian ini digunakan untuk melihat pengetahuan atau informasi yang dimiliki mahasiswa Akuntansi atas fungsi dan peran akuntansi lingkungan. Dari hasil pengolahan data, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata total komponen kognitif sebesar 12,94merupakan angka yang tergolong tinggi. Terdapat empat (4) pernyataan yang diberikan kepada mahasiswa Akuntansi untuk melihat pengetahuan dan informasi yang mereka miliki mengenai fungsi dan peran akuntansi lingkungan. Diantaranya ada mahasiswa yang sepenuhnya memiliki pengetahuan dan informasi tersebut, namun ada juga beberapa mahasiswa yang memiliki sedikit pengetahuan dan informasi mengenai fungsi dan peran akuntansi lingkungan.
Pada hasil wawancara dengan beberapa responden, terlihat bahwa rata-rata mahasiswa akuntansi sudah baik dalam mendapat informasi serta memahami fungsi dan peran akuntansi
14 lingkungan. Seperti jawaban responden mengenai informasi fungsi dan peran akuntansi lingkungan berikut ini:
“Akuntansi lingkungan itu kan berarti perusahaan kan harus melakukan kayak pencegahan- pencegahan kayak misalnya lewat program CSR gitu kan, supaya perusahaan untuk mengurangi apa ya, mengurangi maksudnya kayak kasus-kasus pencemarannya dll. Supaya kalau misalnya ada pencemaran kan berarti dia kan ngeluarin biaya, nah dengan akuntansi lingkungan itu perusahaan itu bisa memahami lebih lanjut gitu, supaya melakukan program-program dengan lebih baik. ”
“Jadi kan akuntansi lingkungan itu ada kayak gini, kita bikin akuntansi lingkungan tuh kayak pertanggungjawaban perusahaan tapi melalui akuntansi terhadap lingkungan. Nah, jadi kalau ada masalah pencemaran lingkungan yang muncul ya kita bikin pencegahannya dulu supaya resiko yang muncul itu seminimal mungkin, kalau bisa gak ada resiko meskipun itu gak mungkin, kan tetap ada resikonya kecil. ”
“Akuntansi lingkungan itukandilihat dari sisi lingkungan, jadi dia ada untuk mengantisipasi bahaya lingkungan, misalnya terjadi kerusakan lingkungan yang dibuat itu bagaimana cara mencegahnya, apa yang harus dilakukan perusahaan. ”
Dari jawaban tersebut, sebagian mahasiswa akuntansi menyatakan bahwa mereka mendapatkan informasi mengenai akuntansi lingkungan dari materi di kelas sangat sedikit, sehingga ada diantara mereka yang mendapat informasi dari luar kelas. Seperti jawaban berikut ini:
“Kalau informasi mengenai fungsi dan peran akuntansi lingkungan itu sendiri saya dapatkan di kuliah Teori Akuntansi. Tapi kalau mau jujur nih ya, di kuliah Teori Akuntansi itu, saya dapat sedikit informasi, tapi informasi yang lebih banyak tuh saya dapatkan dari media, kayak siaran televisi gitu. ”
“Informasi akuntansi lingkungan yang saya dapat di kelas Teori Akuntansi itu sedikit sekali, saya malah dapat lebih banyak dari bertanya pada orang lain, kadang juga saya berdiskusi dengan teman yang tahu dengan akuntansi lingkungan. Apalagi akuntansi lingkungan itu kan hal yang baru bagi mahasiswa. Jadi dari mencari tahu, saya juga kadang, bukan kadang sih, sering malah menggunakkan logika saya untuk berpikir mengenai akuntansi lingkungan. ”
Di sisi lain,ada juga mahasiswa yang mendapat informasi mengenai akuntansi lingkungan dari kelas, tetapi dengan penjelasan yang berbeda seperti jawaban salah salah satu responden ini:
“Saat saya dengar akuntansi lingkungan, tiba-tiba terlintas di pikiran saya tuh tentang akuntansi air yang ada di kuliah Teori Akuntansi itu. Jadi pemahaman saya itu akuntansi lingkungan sama dengan akuntansi air gitu loh. Karena gini, saya baru pernah dengar kalau ada ya air dijadikan aset untuk suatu Negara. Jadi saya berpikir bahwa akuntansi lingkungan itu sama dengan akuntansi air. Jadi air itu dikelola karna mereka ada kekeringan, karena kekeringan itu, air dijadikan aset biar tidak ada pemborosan. ”
Informasi dan pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa Akuntansi mengenai fungsi dan peran akuntansi lingkungan dengan rata-rata yang tinggi sudah sangat baik, walaupun ada
15 sebagian mahasiswa yang belum benar-benar memahami fungsi dan peran akuntansi lingkungan. Hal tersebut perlu lebih ditingkatkan oleh mahasiswa akuntansi lebih luas,untuk memasuki dunia kerja pada perusahaan atau industri yang beroperasi pada pemanfaatan lingkungan.
Afektif dalam penelitian ini digunakan untuk melihat perasaan mahasiswa Akuntansi atas fungsi dan peran akuntansi lingkungan. Terdapat empat (4) pernyataan yang diberikan kepada mahasiswa Akuntansi untuk melihat perasaan mereka terhadap fungsi dan peran akuntansi lingkungan. Nilai rata-rata total komponen afektif sebesar 11,52 menunjukkan angka yang tergolong sedang. Hal ini menandakan bahwa rata-rata mahasiswa Akuntansi dapat cukup menghayati dan menjiwai nilai-nilai yang terkandung dalam fungsi dan peran akuntansi lingkungan. Seperti hasil wawancara dari beberapa mahasiswa akuntansi yang menyatakan bahwa:
“Saya sebenarnya tidak suka membaca buku-buku karena membosankan, tapi kalau untuk mencari tahu mengenai akuntansi lingkungan, saya lebih senang kalau berdiskusi, bertanya, dan mencari melalui sosial media seperti internet. ”
“Akuntansi lingkungan itu kan sesuatu hal yang baru, kalau bagi saya, sesuatu hal yang baru berarti harus dicari tahu untuk menambah pengetahuan saya dan hal tersebut sangat seru dan menyenangkan. ”
Ada juga mahasiswa Akuntansi yang menyatakan tidak tertarik mengenai akuntansi lingkungan, seperti jawaban responden ini:
“Kalau saya sih cumamau cari informasi akuntansi lingkungan untuk tahu saja, tapi tidak tertarik atau memiliki perasaan untuk mendalami. ”
Pernyataan-pernyataan tersebut dapat menunjukkan bahwa sebagian mahasiswa akuntansi memiliki perasaan senang yang akan mempengaruhi dan menjiwai dirinya untuk mendalami fungsi dan peran akuntansi lingkungan. Juga sebagian mahasiswa akuntansi memiliki perasaan tidak senang yang mempengaruhi dirinya untuk mendalami fungsi dan peran akuntansi lingkungan.
16 Konatif dalam penelitian ini digunakan untuk melihat kesiapan mahasiswa Akuntansi untuk berperilaku dalam menerapkan fungsi dan peran akuntansi lingkungan pada tugas mata kuliah. Terdapat empat (4) pernyataan yang diberikan kepada mahasiswa Akuntansi untuk melihat kesiapan mahasiswa Akuntansi untuk menerapkan fungsi dan peran akuntansi lingkungan pada tugas mata kuliah. Nilai rata-rata total komponen afektif sebesar 8,05 menunjukkan angka yang tergolong sedang. Hal ini menandakan bahwa rata-rata mahasiswa Akuntansi cukup dalam menerapkan fungsi dan peran akuntansi lingkungan pada tugas mata kuliah. Berikut adalah beberapa jawaban responden yang menyatakan bahwa:
“Kalau seingat saya sih, saya pernah menganalisis pengungkapan informasi akuntansi lingkungan dalam laporan keuangan pada tugas kuliah, tapi saya lupa kapan itu. hehehee”
“Kalau memberikan informasi yang terkait dengan fungsi dan peran akuntansi lingkungan di tugas kuliah ya pernah, tapi bukan di kelas Teori Akuntansi”
Dari jawaban beberapa responden di atas, menunjukkan bahwa sebagian mahasiswa akuntansi telah berperilaku atas fungsi dan peran akuntansi lingkungan, namun lebih banyak responden yang menjawab belum pernah berperilaku terhadap fungsi dan peran akuntansi lingkungan. Di sisi lain, ada juga responden yang menyatakan bahwa sedang melakukan penelitian terkait akuntansi lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun rata-rata konatif mahasiswa akuntansi pada kategori sedang, tetapi mahasiswa akuntansi masih kurang dalam hal berperilaku terhadap fungsi dan peran akuntansi lingkungan di kelas.
Dari uraian pembahasan di atas, dapat dikatakan bahwa sikap mahasiswa Akuntansi dipengaruhi oleh informasi dan pengetahuan (kognitif) mahasiswa Akuntansi berupa apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap. Artinya, dari kepercayaannya terhadap informasi dan pengetahuan (kognitif) tersebut, akan menentukan perasaan (afektif) yang mempengaruhi dan menjiwai dalam diri mereka untuk berperilaku (konatif) terhadap fungsi dan peran akuntansi lingkungan.
17 PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga secara umum memiliki pengetahuan yang baik, dan memiliki perasaan untuk mempengaruhiperilaku pada tugas mata kuliah atas fungsi dan peran akuntansi lingkungan yang cukup. Mahasiswa Akuntansi sudah mulai sadar akan pentingnya fungsi dan peran akuntansi lingkungan pada dunia perkuliahan sehingga mereka mulai tertarik untuk mencari tahu, meskipun masih terasa baru dan asing bagi mereka. Hal ini menjadi langkah yang baik bagi mereka karena, mahasiswa akuntansi merupakan calon akuntan di masa depan, sehingga dapat menjadi dorongan untuk terus mencari tahu lebih mendalam bukan hanya pada fungsi dan peran akuntansi lingkungan saja, tetapi hal-hal lain mengenai akuntansi lingkungan.
Saran
Dari kesimpulan tersebut, peneliti memberikan saran kepada para dosen yang mengajar mata kuliah teori akuntansi lingkungan, agar dapat lebih mendalam mengajarkan materi dan juga pemberian tugas terkait akuntansi lingkungan, terkhususnya fungsi dan peran akuntansi lingkungan kepada mahasiswa Akuntansi. Karena telah terlihat bahwa mahasiswa akuntansi ingin mempelajari akuntansi lingkungan, namun karena keterbatasan materi sehingga menyebabkan mahasiswa akuntansi memiliki sedikit pengetahuan mengenai fungsi dan peran akuntansi lingkungan. Menghimbau juga kepada atasan program studi akuntansi, kiranya dapat menjadi acuan untuk memperbaiki kurikulum agar dapat menjadikan materi akuntansi lingkungan bukan sebagai bagian dari sub-bab saja, tetapi dapat menjadi bagian dari bab penting.
18 Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa responden yang kurang memahami akuntansi lingkungan dengan baiksehingga hal ini mempersulit peneliti saat melakukan wawancara dan membagikan kuisioner kepada responden, terutama pada komponen sikap konatif. Dimana peneliti harus menjelaskan terlebih dahulu terkait akuntansi lingkungan dan dikaitkan dengan komponen penelitian yang ada. Peneliti menduga hal ini dikarenakan tugas terkait akuntansi lingkungan yang diberikan pengajar sangat minim sehingga pemahaman mahasiswa pun tidak terlalu memadai terkait akuntansi lingkungan ini.
19 DAFTAR PUSTAKA
Akuntan Indonesia, mitra dalam perubahan. 2007. Jalan Panjang Audit Lingkungan Edisi III November.
Akuntan Indonesia, mitra dalam perubahan. 2007. Lingkungan Kita Memperihatinkan Edisi III November.
Ambarwati, Tuti. 2010. Hubungan Antara Sikap Siswa Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN Dempel Kecamatan Kalibawang Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun Ajaran 2009/2010. Universitas Kristen Satya Wacana.
Aniela, Yoshi. 2012. Peran Akuntansi Lingkungan Dalam Meningkatkan Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi - Vol 1, No. 1, Januari 2012.
Arfa, M. 2012. Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah. Universitas Hasanudin.
Azwar, Saifuddin. 1995. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ikhsan, Arfan. 2008. Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Ikhsan, Arfan. 2009. Akuntansi Manajemen Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Kusumaningtias, Rohmawati. 2013. Green Accounting, Mengapa dan Bagaimana?. Universitas Negeri Surabaya.
Parawiyati. 2013. Model Pengembangan Matakuliah Akuntansi Lingungan Berbasis Corporate Social Responsibility. Disertasi Universitas Merdeka Malang.
Setiawan, Joko. 2014. Kepedulian dan Pengetahuan Pelaku Bisnis Mengenai Green Accounting (Studi Kasus Pada Pedagang Pasar di Kota Salatiga). Universitas Kristen Satya Wacana.
Suartana, I Wayan. 2010. Akuntansi Lingkungan dan Triple Bottom Line Accounting: Paradigma Baru Akuntansi Bernilai Tambah. Fakultas Ekonomi Unud.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Wulandari, Agnes. 2010. Pengukuran dan Pelaporan Biaya Lingkungan (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Mrica). Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
20 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Priscillia Justicia Christy Soselisa Tempat, Tanggal Lahir : Ambon, 1 April 1994
Alamat Asal : Hative Kecil, Ambon - Maluku Alamat E-mail : justicia. christy@gmail. com
Telepon : 085243145328
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Status : Belum Menikah
Tinggi / Berat Badan : 163 cm / 46 kg Kewarganegaraan : Indonesia Pendidikan Formal
Tahun Asal Pendidikan
1998 - 1999 TK Kristen Kalam Kudus Ambon
1999 - 2005 SD Xaverius B Ambon
2005 – 2008 SLTP Negeri 6 Ambon
2008 – 2011 SMK Negeri 1 Ambon
2011 – 2015 S1 Akuntansi – Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Pengalaman Organisasi
Tahun Jabatan Organisasi
2009 – 2010 Ketua Bidang IV OSIS SMK Negeri 1 Ambon 2012 – 2014 Koor. Divisi Produksi dan
Film Finger Kine Klub FEB UKSW Salatiga 2013 – 2017 Sekertaris Komisi Musik Gereja GPIB Tamansari
Salatiga
2014 – 2015 Anggota Asisten Dosen Korps. Asisten Dosen FEB UKSW Salatiga
21 Pengalaman Kerja
Tahun Jabatan Perusahaan/Organisasi
2014 – 2015
1. Asisten Dosen Aplikasi Komputer Akuntansi
2. Asisten Dosen Pengantar Akuntansi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW Salatiga
Kemampuan
Komputer : Aplikasi dan Program Komputer (MicrosoftOffice and MYOB)
Bahasa : Indonesia, Inggris
22 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran I
Kuisioner Penelitian
Sebagai data pelengkap dalam penelitian ini, dimohon kesediaan Saudara/i untuk melengkapi isian berikut ini:
I. Data Responden
Nama : ______________________________________
NIM : ___________________
II. Petunjuk pengisian kuesioner
A. Pilihlah jawaban sesuaiempat kategori berikut ini:
STS, artinya Sangat Tidak Setuju apabila pernyataan tersebut SangatTidak Sesuai dengan keadaan yang Saudara/i rasakan.
TS, artinya Tidak Setuju apabila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan keadaan yang Saudara/i rasakan.
S, artinya Setuju apabila pernyataan tersebut Sesuai dengan keadaan yang Saudara/i rasakan.
SS, artinya Sangat Setuju apabila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan keadaan yang Saudara/i rasakan.
Contoh:
B. Pilihlah jawaban sesuaiempat kategori berikut ini :
TP, artinya Tidak Pernah apabila pernyataan tersebut Tidak Pernah Saudara/I lakukan.
KK, artinya Kadang-Kadang apabila pernyataan tersebut Kadang-Kadang Saudara/I lakukan.
S, artinya Sering apabila pernyataan tersebut Sering Saudara/I lakukan.
SS, artinya Sangat Sering apabila pernyataan tersebut Sangat Sering Saudara/I lakukan.
Contoh:
No Pernyataan Alternatif Jawaban
1.
Saya merasa tekun dalam mempelajari akuntansi lingkungan.
STS TS S SS
23 C. Jika Saudara/i merasa jawaban yang diberikan salah dan ingin menggantinya dengan jawaban yang lain, Saudara/i dapat langsung mencoret (=) jawaban yang salah dan menggantinya dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan Saudara/i.
Contoh:
Contoh:
Isilah pernyataan dibawah ini sesuai dengan pengetahuan/pemahaman Saudara/i mengenai fungsi dan peran akuntansi lingkungan.
PERNYATAAN ALTERNATIF JAWABAN 1. Definisi akuntansi lingkungan merupakan pencegahan,
pengurangan atau penghindaran dampak terhadap lingkungan, dimulai dari perbaikan kembali kejadian yang menimbulkan bencana atas kejadian tersebut.
STS TS S SS
2. Membaca buku-buku dan artikel-artikel yang terkait dengan akuntansi lingkungan sangat menyenangkan.
STS TS S SS
3. Akuntansi lingkungan memungkinkan untuk mengukur biaya konservasi lingkungan dan menganalisis biaya dari kegiatan-kegiatan konservasi lingkungan yang efektif dan efisien serta sesuai dengan pengambilan keputusan.
STS TS S SS
4. Analisis pengungkapan informasi akuntansi lingkungan dalam laporan keuangan pernah saya lakukan dalam tugas mata kuliah.
TP KK S SS
No Pernyataan Alternatif Jawaban
1.
Saya melakukan konsep fungsi dan peran akuntansi lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
TP KK S SS
No Pernyataan Alternatif Jawaban
1.
Saya merasa tekun dalam mempelajari akuntansi lingkungan.
STS TS S SS
No Pernyataan Alternatif Jawaban
1.
Saya melakukan konsep fungsi dan peran akuntansi lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
TP KK S SS
24 5. Untuk mempengaruhi pengembilan keputusan
stakeholder, perusahaan harus memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik atas pemakaian sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya.
STS TS S SS
6. Saya akan terus mencari informasi yang berhubungan dengan akuntansi lingkungan untuk menambah pengetahuan dan ketertarikan mengenai fungsi dan peran akuntansi lingkungan.
STS TS S SS
7. Saya selalu menerapkan fungsi dan peran akuntansi lingkungan pada saat saya mengerjakan tugas mata kuliah yang terkait dengan akuntansi lingkungan.
TP KK S SS
8. Berdiskusi mengenai fungsi dan peran akuntansi lingkungan di kelas sangat menyenangkan.
STS TS S SS
9. Saya selalu memberikan informasi tentang sumber- sumber ekonomi perusahaan, klaim atas sumber tersebut, dan pengaruh transaksi, peristiwa, serta kondisi yang mengubah sumber ekonomi dan klaim terhadap sumber tersebut dalam pengungkapan hasil dari kegiatan konservasi lingkungan pada tugas mata kuliah.
TP KK S SS
10. Laporan mengenai lingkungan merupakan salah satu jenis informasi non keuangan yang dibutuhkan, juga digunakan oleh masyarakat untuk melihat nilai-nilai perusahaan dalam tata kelola, tata nilai, strategi, dan komitmen perusahaan menjawab isu lingkungan dan sosial.
STS TS S SS
11. Saya pernah terlibat dalam proses pembuatan laporan dan pengungkapan informasi akuntansi lingkungan pada laporan keuangan suatu perusahaan untuk tugas mata kuliah.
TP KK S SS
12. Menyimak materi mengenai akuntansi lingkungan tidaklah membosankan.
STS TS S SS
Terima kasih atas partisipasi Saudara/i
… Tuhan Yesus memberkati …
25 Lampiran II
Hasil Data Deskriptif Statistik Komponen Sikap 1. Uji Deskriptif Statistik Kognitif:
Statistics
Soal_1 Soal_3 Soal_5 Soal_10 TOTAL_KOGNITIF
N Valid 100 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0 0
Mean 3. 02 3. 18 3. 46 3. 28 12. 94
Std. Deviation . 586 . 520 . 501 . 533 1. 384
Minimum 1 1 3 2 9
Maximum 4 4 4 4 16
2. Uji Deskriptif Statistik Afektif:
Statistics
Soal_2 Soal_6 Soal_8 Soal_12 TOTAL_AFEKTIF
N Valid 100 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0 0
Mean 2. 80 2. 82 2. 93 2. 97 11. 52
Std. Deviation . 620 . 575 . 607 . 540 1. 673
Minimum 1 2 1 1 5
Maximum 4 4 4 4 15
3. Uji Deskriptif Statistik Konatif:
Statistics
Soal_4 Soal_7 Soal_9 Soal_11 TOTAL_KONATIF
N Valid 100 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0 0
Mean 1. 88 2. 24 2. 19 1. 74 8. 05
Std. Deviation . 879 . 854 . 837 . 939 2. 713
Minimum 1 1 1 1 4
Maximum 4 4 4 4 15
26 Lampiran III
Data Responden
No. Nama NIM No. Nama NIM
1 Engrith Grafelia Leunupun 232011092 51 Mathilda Regina 232012247 2 Yosefina Infairyo Mirino 232010051 52 Eunike Ridwan 232012213 3 Yosia Andre J. S 232012006 53 Christina Velisia 232012221
4 Yemima Krist D. 232012056 54 Yosefin Dessy 232011181
5 Apriyana 232012014 55 Yolanda 232011148
6 Reza P. M 232011069 56 Ratrihening G. T 232011114
7 Siska Aprilianty 232011231 57 Sheilla Santosa 232011184
8 Samuel 232011150 58 Emilda Paulina 232012041
9 Rendy 232011035 59 Maria Christy A. S 232012248
10 Albert 232011028 60 Albert Ardeni 232011042
11 Hervina 232011142 61 Fransisca A. Sihasale 232011602
12 Sri Yatum 232011137 62 Kunti Sari Pertiwi 232013320
13 Siti Rondiyab 232011196 63 Kevin 232011246
14 Nelly Kasemetan 232011203 64 Situmorang 232011239
15 Khinta M. Dami 232010202 65 Aditya S. Y 232011086
16 Grace Kheren 232013179 66 Rio Destanin 232011272
17 Julia Sahetapy 232010128 67 Epafraditus Budiawan 232013062
18 Tyar Restu Nurchendra 232013 210 68 Lina 232012269
19 Mercia Marcelina 232013335 69 Desti Purwantari 232012244 20 Febri Rismawati 232011061 70 Yemima Candra H. 232012211 21 Pandu Satmaka 232011063 71 Gefani Intan Ingtyas 232013025 22 Maria Yuanita P. 232011218 72 Adrianus Jori 232013010 23 Frida Sevina 232012171 73 Margi Rahayu Br. T. 232011026
27
24 Asna 232011075 74 A. T 232012xxx
25 Patricia Sesa 232012068 75 Rosyana Imelda 232012251
26 Parulian H. 232011235 76 Sustika Dewi Cahyani 232012101 27 Regina Nopsa Linran 232012245 77 Maria Kurniati 232012037 28 Priska Tandi Gala 232012209 78 Ayu Riskawati 232012193 29 Eka Widy Libriani 232012200 79 Wahyu Elsa Astuti 232012084 30 Verena W. K. 232012032 80 Lidwina Gayuh F. 232013301 31 Rizka Indriani 232012104 81 Julius Novel Pongajuw 232012127 32 Refila Pricilia 232011004 82 Ruth S. R. Kartini 232012069
33 Andre 232012206 83 Yeremi Wahyutama 232012227
34 Intan Fatima 232012219 84 Sis Utami N. Saputri 232012132
35 Eiga Kuartano P. 232012203 85 Ika Isnaini 232012065
36 Pricillia Ayu Shella Meadita 232012114 86 Katharina Wijaya Jonat 232012074 37 Suastika Dewi Cahyani 232012101 87 Magdalena 232012095
38 Nalapatih 232012040 88 Maria Sri Rahayu 232012019
39 Yunita Scharing Cahyani 232012064 89 Eli Agustira 232013047
40 Arelia Devi G 232012208 90 Citra Dewi 232012073
41 Naasyiatul Lailaa 232012214 91 Novi 232013059
42 Gustia Dewi Nurrela 232012 216 92 Masily Debora Leasa 232011221 43 Maya Kristyawati 232012186 93 Willy Endah K 232012107
44 Sulastri Ramba Mapandin 232012135 94 Maya 232012263
45 Ermawati 232012218 95 Tiwi 232012242
46 Adrian Lidgal Lili 232011205 96 Devi Mega R 232012274
47 Muskarid Dwi Saputra 232012243 97 Arni R 232012039
48 Lucia Agnes 232012265 98 Pniel Agupha H 232010018
49 Valeri Putri Arrung 232012224 99 Elsa N. Sesa 232011050
50 Ratag Stephany 232012092 100 Ade Umbu 232011183