• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kunyit

Kunyit (Curcuma domestica) merupakan tanaman rempah seerta obat yang berasal dari asia tenggara. kunyit banyak digunakan di Indonesia dan bangsa lain sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu, atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. Kunyit merupakan famili dari jahe (Zingiberaceae) dan banyak digunakan dalam sistem pengobatan seperti Ayurveda (Kumar dan Sunnil, 2013).

2.1.1 Klasifikasi Kunyit Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Class : Liopsida Subclass : Zingiberidae Ordo : Zingiberales Family : Zingiberaceae Genus : Curcuma

Species : Curcuma domestica val.

Gambar 2. 1Tanaman Kunyit (Kumar dan Sunnil, 2013)

Kunyit (Curcuma domestica val.) mempunyai warna kuning dan digunakan sebagai bahan memasak, pewarna, kosmetik dan juga

(2)

pengobatan.Selain itukunyit dapat mengobati gatal, jerawat, dan luka kecil (Gupta et al., 2012).

2.1.2 Morfologi Kunyit

Kunyit atau disebut juga dengan Curcuma domestica val., termasuk tanaman herbal yang tumbuh sepanjang tahun dengan ciri bunga berwarna kuning, daunnya lebar serta termasuk family ginger dan dapat tumbuh pada iklim tropis(Prasad et al., 2014). Biasanya tumbuh pada suhu 20 atau 30 dengan curah hujan tahunan cukup besaruntuk dapat tumbuh dan berkembang.

Kunyit (Curcuma domestica val.) merupakan ramuan dengan batang pendek, daun berumbai, rimpang pendek dan tebal serta akar ke daunnyasekitar 2 kaki. Pada batang bawah terdapat rimpang dengan struktur seperti akarmemiliki warna kulit coklat, dan setelah dipotong dagingnya berwana kuning atau oranye terang, umbi tersebutmemiliki bentuk silinder melengkung atau bujur 2 atau 3inci, dengan diameter 1 inci, ujungnya runcing. atau runcing pada satu ujung, dan terdapatcincin melintang (Kumar dan Sunnil, 2013).

Gambar 2. 2 morfologi tanaman kunyit (Curcuma domestica val) (Kumar dan Sunnil,2013).

2.1.3 Kandungan Senyawa Kimia Kunyit

Kunyit memiliki kandungan kurcumin yang merupakan campuran dari tiga curcuminoids yaitu 71,5% curcumin (kurkumin I), 19,4% demethoxycurcumin (kurkuminII),dan 9,1% bisdemethoxycurcumin (kurkumin III) (Li et al., 2011).

(3)

kurkumin sangat peka terhadap cahaya oleh karena itu sebaiknya sampel yang mengandung kurkumin dapat terlindung cahaya (Prasad et al., 2014).

2.1.4 Khasiat Kunyit

Kunyit mempunyai kandungan kurkumin yang memiliki efek farmakologi diantaranya sebagai antikanker, antiinflamasi,antiulser, antifertili, antibakteri, antikoagulan, antihiperpatotoksik,antidiabetik, dan anrirematik. Efek farmakologi itu membuat kunyit memiliki efek yang menguntungkan untuk manusia dalam mengatasi penyakit hati, kanker, aterosklerosis, gangguan pencernaan, osteoarthritis, infeksi bakteri dan juga masalah haid pada wanita (Yadav et al., 2017).

2.2 Kulit

2.2.1 Anatomi Kulit

Kulit memiliki berat rata-rata 4 kg dan meliputi area seluas 2m². Kulit memiliki peran sebagai pembatas, pelindung tubuh dari lingkungan luar dan sebagai pencegah hilangnya zat-zat penting dalam tubuh, terutama air (Weller, et al, 2015). Kulit mempunyai 3 lapisan, yaitu:

2.2.1.1 Epidermis

Epidermis memiliki ketebalan berbeda pada setiap bagian tubuh paling tebal berukuran 1 milimeter, misal pada telapak tangan dan kaki, lapisan paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada pipi, kelopak mata, dahi dan perut. Sel-sel yang terdapat pada epidermis disebut keratinosit. Bagian epidermis diantaranya:

a. StratumKorneum

Terdiri dari beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, mati ,tidak mengalami metabolisme, tidak berwarna, dan sedikit mengandung air. Sebagian besar lapisan ini terdiri atas keratin, protein yang tidak larut air, serta resisten terhadap bahan kimia. Hal tersebut berkaitan dengan fungsi kulit untuk memproteksi tubuh dari

(4)

pengaruh luar. Secara alami, sel yang telah mati pada permukaan kulit akan lepas dan beregenerasi. Permukaan stratum korneum dilapisi lapisan pelindung yang sifatnya asam yang disebut mantel asam kulit (Eroschenko, 2012).

b. StratumLucidum

Merupakan lapisan yang tipis, jernih, mengandung eleidinterletak di bawah stratum korneum. Antara stratum granulosum dan stratum lucidum terdapat lapisan keratin tipis yang disebut rein's barrier (Szakall) yang tidak dapat ditembus (Eroschenko, 2012).

c. StratumGranulosum

Tersusun atas sel keratinosit yang berbentuk poligonal, butir kasar, inti mengkerut. Dalam butir keratohyalin terdapat bahan logam khususnya tembaga yang menjadi katalisator dal;am proses pertandukan kulit (Eroschenko, 2012).

d. StratumSpinosum

Mempunyai sel denngan bentuk kubus dan berduri. Memiliki inti besar dan oval. Setiap sel berisikan filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Ditemukan cairan limfe yang mengitari sel lapisan malphigi (Eroschenko, 2012).

e. StratumGerminativum

Merupakan lapisan paling bawah epidermis. Dalam stratum germinativum terdapat sel melanosit, yaitu sel yang tidak mengalami keratinisasi, dan berfungsi hanya membentuk pigmen melanin dan memberikannya kepada sel-sel keratinosit melalui dendrit-dendritnya. Satu sel melanosit melayani sekitar 36 sel keratinosit. Kesatuan tersebut diberi nama unit melanin epidermal (Eroschenko, 2012).

2.2.1.2 Dermis

Terdiri dariserabut kolagen dan elastin, berada dalam substansi

(5)

dasar, terbuat dari gelatin mukopolisakarida, dan bersifat koloid. Serabut kolagen mampu mencapai 72% dari keseluruhan berat kulit manusia bebas lemak. Pada dermis terdapat adneksa kulit seperti folikel rambut, papila rambut,kelenjar sebasea, kelenjar keringat, saluran keringat, otot penegak rambut, ujung saraf, ujung pembuluh darah, juga sebagian serabut lemak yang terdapat pada lapisan lemak di bawah kulit (Eroschenko,2012).

2.2.1.3 Hipodermis atauSubkutis

Hipodermis atau lapisan subkutis (tela subcutanea) tersusun darijaringan adiposa dan jaringan ikat yang membentuk fasia superficial yang tampak secara anatomis. Hipodermis terdiri dari sel-sel lemak, pembuluh darah, ujung saraf tepi dan pembuluh getah bening, kemudian dari beberapa kandungan yang terdapat pada lapisan ini sehingga lapisan hipodermis mempunyai fungsi sebagai penahan terhadap benturan pada organ tubuh bagian dalam, mempertahankan suhu tubuh,memberi bentuk pada tubuh, dan tempat menyimpan cadangan makanan (Eroschenko, 2012).

Gambar 2. 3Anatomi Kulit Manusia(Rutgers, 2017) 2.2.2 Fungsi Kulit

2.2.2.1 Termogulesi

(6)

Kulit berkontribusi pada termoregulasi tubuh dengan dua cara, yakni: melepas keringat dari permukaan dan menyesuaikan aliran darah pada dermis. Sebagai respon pada lingkungan dengan suhu tinggi atau karena panas yang disebabkan oleh produsi keringat dari kelenjar ekrin akan meningkat, hal tersebut menyebabkan penguapan keringat dari permukaan kulit dan temperatur tubuh menurun. Pada saat itu, pembuluh darah pada dermis akan dilatasi, sehingga aliran darah mengalir ke dermis, menyebabkan bertambahnya panas yang keluar dari dalam tubuh. Pada saat lingkungan dingin, maka sebaliknya produksi kelenjar keringat ekrin akan menurun, aliran darah di dermis akan konstriksi untuk mengurangi pengeluaran panas dari tubuh (Tortora dan Derrickson, 2009).

2.2.2.2 Reservoir Darah

Dermis memiliki jaringan pembuluh darah yang luas dan membawa 8-10% dari total pembuluh darah pada manusia dewasa yang sedang beristirahat (Tortora dan Derrickson, 2009).

2.2.2.3 Proteksi

Kulit memproteksi tubuh dengan berbagai cara. Keratin membantu proteksi jaringan dibawahnya dari mikroba, panas, abrasi, dan kimia.

Lipid dilepaskan oleh lamellar granules menghambat penguapan air dari permukaan kulit, sehingga menjaga tubuh dari dehidrasi. Lipid juga membantu memperlambat air masuk ketika mandi. Keringat yang bersifat pH asam dapat membantu memperlambat tumbuhnya berbagai mikroba. Pigmenmelanin membantu memproteksi dari bahaya sinar ultraviolet (Tortora dan Derrickson, 2009).

2.2.2.4 Ekskresi dan Absorbsi

Stratum korneum bersifat anti air, sekitar 400 mL air menguap setiap hari melaluinya. Keringat berperan untuk melepaskan air dan panas dalam tubuh, selain itu keringat juga sebagai media transportasi untuk ekskresi beberapa garam, karbon dioksida, dan dua molekul

(7)

organik yang dihasilkan oleh pemecahan protein urea dan amonia . Beberapa material toksik seperti karbon tetraklorida dan aseton, garam dari logam berat seperti timah, merkuri,arsen, juga bisa diabsorbsi oleh kulit (Tortora dan Derrickson, 2009).

2.2.2.5 Cutaneous Sensations

Cutaneous Sensations ialah sensasi yang timbul pada kulit, termasuk sensasi sentuhan, taktil, tekanan, dan getaran, sensasi termal seperti panas dingin. Cutaneous Sensations yang lain berupa rasa sakit, biasanya terjadi indikasi adanya jaringan yang rusak. Pada kulit terdapat banyak susunan saraf dan reseptor, seperti korpuskel dalam dermis dan pleksus akar rambut pada setiap folikel rambut (Tortora dan Derrickson, 2009).

2.3 Tinjauan Tentang Jerawat 2.3.1 Definisi Jerawat

Jerawat ialah penyakit pada unit pilosebaceous,lesi non-inflamasi (komedo terbuka dan tertutup), folikel rambut pada kulit yang berhubungan dengan kelenjar minyak, lesi peradangan (papula dan pustula), dan beberapa tingkat jaringan parut.

Jerawat terdistribusi sesuai dengan kepadatan tertinggi unit pilosebaceous (wajah, dada atas, leher, dan punggung). Kista dan nodul tersusun atas jerawat nodulocystic parah. Klasifikasi jerawat, jerawat rosacea, jaringan parut, jerawat yang berhubungan dengan sindrom ovarium polikistik, chlorAcne,jerawat inversa, jerawat infantil, dan jerawat yang diinduksi oleh obat (Williams et al,2012).

2.3.2 Patofisiologi

Jerawat muncul ketika kelenjar adrenal aktif menghasilkan dehidroepiandrosteron sulfat, dan prekursor testosterone. Penderita jerawat memiliki kadar androgen sebum dan serum lebih tinggi dibanding dengan manusianormal, meski kadar androgen serum penderita jerawat masih dalam batas normal. Androgen akan meningkatkan ukuran kelenjar sebasea dan merangsang produksi sebum, selain itu juga merangsang proliferasi keratinosit pada duktus akroinfundibulum dan seboglandularis. Hiperproliferasi epidermis

(8)

folikular juga diduga akibat penurunan asam linoleat kulit dan peningkatan aktivitas interleukin 1-alfa. Infundibulum yakni epitel folikel rambut bagian atas, menjadi hiperkeratotik, dan kohesi keratinosit bertambah, sehingga terjadi sumbatan pada muara folikel rambut. Kemudian pada folikel rambut tersebut terjadi akumulasi sebum,keratin, bakteri, serta menyebabkan dilatasi folikel rambut bagian atas membentuk mikrokomedo. Mikrokomedo yang berisi sebum, keratin, dan bakteri akan membesar dan ruptur. Kemudian,isi mikrokomedo yang keluar akan menimbulkan respons inflamasi. Namun, terdapat bukti bahwa inflamasi dermis telah terjadi mendahului pembentukan komedo (Movita,2011).

Faktor terjadinya jerawat selanjutnya ialah kolonisasi bakteri, bakteri gram positif dan anaerob yang merupakan flora normal di kelenjar pilosebasea. Remaja yang berjerawat memiliki konsentrasi bakteri lebih tinggi dibandingkan remaja normal,tapi tidak ada korelasi antara jumlah bakteri dengan jumlah jerawat.

Peranan bakteri pada patogenesis jerawatyaitu memecah trigliserida, yang merupakan komponen sebummenjadi asam lemak bebas sehingga terjadi kolonisasi bakteri dan menyebabkan inflamasi. Selain itu, antibodi terhadap antigen dinding sel bakteri meningkatkan respons inflamasi melalui aktivasi komplemen (Movita,2011).

2.3.3 Tingkatan Jerawat

Tingkat keparahan jerawat dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaituringan, sedang, berat, dan sangat berat. Yang dinilai dalam klasifikasi antara lain dari jumlah komedo, jumlah kista, jumlah pustul, jaringan parut, dan inflamasinya.

Penegakan diagnosis dan pemberian tatalaksana sangat penting bagi penderita jerawat. Dalam pemberian tatalaksana jerawat didasarkan kepada derajat keparahan dari jerawat yaitu terdiri dari derajat ringan, sedang, berat, dan sangat berat (Movita, 2011).

2.4 Anti bakteri

Antibakteri adalah zat yang dapat menghambat sekaligus membunuhbakteri penyebab infeksi. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri atau mikroorganisme patogen (Kulla, 2016). Antibakteri termasuk kedalam antimikroba yangdigunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri.

(9)

Antibakteri digolongkan berdasarkan spektrum kerja, cara kerja, dan daya bunuh bakteri (Annisa,2017).

Suatu zat aktif dikatakan mempunyai aktivitas sebagai antibakteri apabila pada konsentrasi rendah dapat memberi daya hambat pada bakteri. Zat antibakteri dapat bersifat bakterisidal (membunuh bakteri), germisidal (menghambat pertumbuhan spora bakteri) danbakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri). Spektrum antibakteri merupakan ruang lingkup antibakteri yang dapat dipengaruhi oleh zat antibakteri (Agustrina, 2011).

Berdasarkan spektrum aksi antibakteri, zat antibakteri dibagi menjadi 3 yaitu: spektrum luas apabila zat tersebut aktif melawan prokariot, spektrum sempit, zat antibakteri efektif melawan sebagian bakteri gram positif atau gram negatif, Spektrum terbatas, zat antibakteri yang efektif melawan suatu spesies bakteri tertentu (Agustrina, 2011).

2.4.1 Bakteri Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus merupakanbakterigrampositifberbentuk bulat, umunya tumbuh berpasangan dan berkelompok seperti anggur, tidak menghasilkan spora dan tidak motil (Habib et al., 2015). Bakteri Staphylococcus aureus tahan terhadap pengeringan dan dapat mentoleransi garam dengan konsentrasi tinggi (NaCl 10%) bila ditanam pada media buatan. Pada manusia bakteri ini merupakan flora normal, namun tetap menjadi patogen yang potensial (Madigan et al., 2012).

2.4.2 Klasifikasi Staphylococcus aureus

StaphylococcusberasaldarikataStaphyleyangberartikelompokbuahang gur dan kokus yang berarti benih bulat. Aureus berasal dari kata aurum yang artinya emas. Adapun klasifikasi taksonomi bakteri Staphylococcus aureusmenurut Capuccino dan Natalie (2007) adalah sebagaiberikut:

(10)

Kingdom :Monera Divisio : Firmicutes Kelas :Bacilli Ordo :Bacillales

Familia :Staphylococcaceae Genus :Staphylococcus

Spesies : Staphylococcusaureus

Gambar 2. 4Bakteri Staphylococcus aureus(Wood, 2019) 2.4.3 Patogenesis Staphyloccous aureus

Staphyloccous aureus merupakan flora normal pada kulit, pernafasan, dan gastrointestinal manusia. Bakteri ini juga ditemukan pada pakaian, seprei, dan lingkungan manusia. Kapasitas patogen dari strain Staphylococcus aureus merupakan efek kombinasi dari faktor ekstra selular dan toksin. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus adalah keracunan makanan, selain itu juga banyak menimbulkan infeksi(Jawetz,2013). Infeksi yang disebabkan oleh Saureus dapat ditandai dengan kerusakan jaringan disekitar dan menimbulkan abses

(11)

berupa nanah, luka mengalami nekrosis, kemudian disekitar pembuluh getah bening terjadi koagulasi fibrin, sehingga pada proses nekrosis dibatasi oleh dinding (Paju et al., 2013).

Infeksi yang disebakan oleh Staphylococcus aureus cenderung muncul dari wabah siklik ketika strain bakteri muncul dan menyebar luas. Pada abad terakhir telah muncul resistensi obat terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada pengobatan manusia. Responsibilitas dari bakteri ini pada sebuah pandemik terus berlanjut, sehingga perkembangan dari industri obat dirasa penting (Fetsch, 2017).

2.5 Gel

Gel merupakan sediaan semisolid yang terdiri atas suspensi dari partikel anorganik kecil atau molekul organik besar dan terpenetrasi dalam suatu cairan (Depkes RI, 1995). Menurut Ansel, 2005 gel ialah sediaan yang dapat memberikan sensasi dingin pada kulit sehingga menimbulkan rasa nyaman ketika diaplikasikan serta sediaan gel mudah mengering dan membentuk lapisan film yang mudah di cuci menggunkan air.

2.5.1 Keuntungan Gel

Sediaan gel memiliki keuntungan diantaranya mampu meningkatkan efektivitas serta kenyamanan dalam penggunaanya antara lain dapat menghantarkan bahan obat dengan baik, jerawat dapat cepat mengering karena gel mempunyai sifat mudah menguap, mudah merata apabila dioles pada permukaan kulit, dapat memberikan sensasi dingin serta tidak menimbulkan bekas pada kulit (Yulia et al., 2012).

(12)

2.6 Komponen Penyusun Gel 2.6.1 Propilenglikol

Gambar 2. 5 Struktur Kimia Propilenglikol (Rowe et al,2009)

Propilenglikol merupakan cairan tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau, rasa manis agak tajam yang menyerupai gliserin. Fungsi dari propilenglikol digunakan sebagai pelarut, ekstraktan, dan pengawet dalam sediaan parenteral dan non parenteral. Propilenglikol biasnya digunakan sebagai plasticizer dan pengemulsi, juga dapat digunakan sebagai humektan (Rowe et al., 2009)

2.6.2 Gliserin

Gambar 2. 6 Struktur Kimia Gliserin (Rowe et al,2009)

Gliserin merupakan cairan higroskopis tidak berwarna, tidak berbau, dan rasanya manis. Gliserin dapat digunakan dalam formulasi seperti oral, topikal, optalmik atau parenteral. Fungsi gliserin yaitu sebagai humektan dan emolient pada sediaan topikal. pada sediaan krim, emulsi, dan parenteral digunakan sebagai solvent maupun co-solvent.

Sedangkan pada sediaan larutan oral digunakan sebagai pemanis, dan pengawet (Rowe et al., 2009).

(13)

2.6.3 PEG 400

Gambar 2. 7 Struktur Kimia PEG 400 (Rowe et al,2009)

PEG atau polyethylenglikol merupakan cairan jernih atau tidak berwarna. Memiliki rasa pahit dan agak terbakar. PEG banyak digunakan dalam sediaan parenteral, topikal, oftalmik, oral dan rektal. Berfungsi sebagai lubricant, pelarut, emulgator, solvent, ointment base, suppository base(Rowe et al., 2009).

2.6.4 CMC Na

Gambar 2. 8 Struktur Kimia CMC Na(Rowe et al., 2009)

Carboxymethylcellulose Sodium (CMC-Na) berbentuk serbuk granul putih,tidak berbau, tidak berasa, dan bersifat higroskopis. Pada konsentrasi 3-6%dalam formula biasa digunakan sebagai basis gel. Tidak dapat larut dalam aseton, etanol (95%), eter, dan toluene, tetapi mudah terdispersi dalam airpada segala temperatur (Rowe et al., 2009).

2.6.5 Natrium EDTA

Gambar 2. 9 Struktur Kimia Na-EDTA (Rowe et al., 2009)

(14)

Natrium EDTA merupakan serbuk kristal berwarna putih dan tidak berbau, larut dalam air. Digunakan sebagai chelating agent dan juga pengawet anti mikroba. Pada sediaan topikal digunakan sebagai chelating agent dengan kadar 0,01-0,1% (Rowe et al., 2009).

2.6.6 Titanium Dioksida

Titanium dioksida memiliki sinonim Anatase titanium dioxide;

Hombitan FF-Pharma; brookite titanium dioxide; Kemira AFDC; Kronos 1171; rutile titanium dioxide; pigment white 6; Tioxide; Pretiox AV-01- FG; TiPure; titanii dioxidum; titanic anhydride; Tronox merupakan serbuk non higroskopis berwarna putih, amorf, tidak berasadan tidak berbau.

Titanium dioksida berfungsi sebagai coating agent, pigemnt dan opacifier(Rowe et al., 2009).

2.6.7 Asam Sitrat

Gambar 2. 10 Struktur Kimia Asam Sitrat

Asam sitrat mengandung tidak kurang 99,5% dan tidak lebih 100,5% C6H8O7, dihitung terhadap zat anhidrat. Serbuk hablur bening tidak berwarna, atau serbuk hablur granul sampai halus, berwarna putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, dan rasa asam. Asam sitrat tersedia dalam bentuk anhidrat atau mpnohidrat. Asam sitrat mudah larut dalam etanol dan sangat larut dalam air (Rowe et al., 2009).

2.6.8 Natrium Sitrat

Gambar 2. 11 Struktur Kimia Natrium Sitrat

(15)

Natrium sitrat atau sodium sitrat memiliki BM anhidrat 258,07g/mol dan BM dihidrat 294,10g/mol. Berbentuk hablur tidak berwarna, dalam bentuk hidrat mudah larutdalam air dan sangat mudah larut dalam air mendidih, taklarut dalam etanol (Rowe et al,2009).

2.6.9 Aquadest

Gambar 2. 12Struktur Kimia Aquadest (Rowe et al., 2009)

Memiliki sininim aquapurificata; Aqua; hydrogenoxide. Air yang digunakan dalam industri farmasi dan disiplin ilmu terkait diklasifikasikan sebagai air minum (air minum), air murni, air murnisteril, airuntukinjeksi(WFI), air steriluntukinjeksi, airbakteriostatikuntuk injeksi, air steril untuk irigasi. Air adalah cairan yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Aquades digunakan sebagai pelarut (Rowe et al,2009).

Gambar

Gambar 2. 1Tanaman Kunyit  (Kumar dan Sunnil, 2013)
Gambar 2. 2 morfologi tanaman kunyit (Curcuma domestica val)   (Kumar dan Sunnil,2013)
Gambar 2. 4Bakteri Staphylococcus aureus(Wood, 2019)  2.4.3 Patogenesis Staphyloccous aureus
Gambar 2. 5 Struktur Kimia Propilenglikol  (Rowe et al,2009)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi hambatan dalam pengembangan model pembiasaan pada pembelajaran agama Hindu di SLB/C Kemala Bhayangkari Tabanan dalam

pelaku yang telah melakukan tindakan main hakim sendiri terhadap korban yang diduga kuat telah melakukan tindak pidana kejahatan, dipersamakan dengan pelaku

Obyek wisata Setren Girimanik lokasinya terletak di kawasan Hutan Wisata Alam Girimanik, Desa Setren, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri. Berdasarkan potensi geofisiknya,

Gambar 7 Pengambilan data dari database ke android Aplikasi jejaring sosial kampus pada smartphone android memiliki beberapa kebutuhan fungsional yang dimodelkan

[r]

DFD Level 1 ) PENDAHULUAN TEORI PENUNJANG METODOLOGI PERANCANGAN IMPLEMENTASI UJI COBA KASIMPULAN SARAN DAFTAR PUSTAKA 6 Registrasi Pengguna Tb Pengguna Data Pengguna Data Pengguna

Berdasarkan analisis data penelitian, didapatkan hasil bahwa tingkat kunjungan wisatawan sangat dipengaruhi oleh peran Disparpora Kota Bukittinggi dalam

Perlakuan genotip berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kedelai, jumlah polong pertanaman, jumlah polong berisi, produksi kedelai (ton/ha), Perlakuan pola tanam berpengaruh