• Tidak ada hasil yang ditemukan

Volume 3, Nomor 1, Februari 2022 P-ISSN E-ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Volume 3, Nomor 1, Februari 2022 P-ISSN E-ISSN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 3, Nomor 1, Februari 2022 P-ISSN 2721-0456 E-ISSN 2746-6876

35 Fisheries of Wallacea Journal, Volume 3, No. 1, 2022

INVENTARISASI PARASIT PROTOZOA PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI LOKASI BUDIDAYA IKAN YANG BERBEDA DI KABUPATEN LUWU

Oleh :

Siswati, Andi Mi’rajusysyakur Muchlis, Ummi Maksum Marwan email : siswatifish@gmail.com

Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan, Universitas Andi Djemma Palopo Jl. Puang H. Daud No.4 Kota Palopo

ABSTRAK

Budidaya ikan Mas dan perikanan pada umumnya tidak terlepas dari resiko biologis terutama yang disebabkan oleh adanya gangguan penyakit. Organisme penyebab penyakit sangat beragam, salah satunya adalah ektoparasit. Umumnya ektoparasit pada ikan adalah crustacea, cacing, dan protozoa. Hingga saat ini, data mengenai jenis-jenis parasit protozoa yang menyerang ikan Mas terutama di Kabupaten Luwu ini masih sangat kurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis ektoparasit protozoa yang menginfeksi ikan Mas (C. carpio).

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juli 2019 selama 30 hari. Sampel ikan Mas (C. carpio) yang digunakan berumur 30 hari sebanyak 10 ekor setiap lokasi yang berasal dari tiga tempat pembudidaya ikan Mas, yaitu lokasi A di Kecamatan Walenrang, lokasi B di Kecamatan Walenrang Timur, lokasi C di Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan. Identifikasi parasit protozoa dilakukan di Laboratorium Dasar Universitas Andi Djemma Palopo, Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Parameter yang diamati yaitu prevalensi, intensitas dan dominasi, kemudian data dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil pengamatan dan identifikasi terhadap sampel benih ikan Mas (C. carpio) yang diperoleh dari tiga lokasi pengambilan sampel ditemukan jenis parasit protozoa yaitu Tricodina sp, Oodinium sp, Vorticella sp, Ichtyoptirus multifilis, dan Paramaechium sp.

Kata Kunci : inventarisasi, parasit, protozoa, ikan mas, penyakit.

ABSTRACT

Carp cultivation and fisheries in general cannot be separated from biological risks, especially those caused by disease disorders. Disease-causing organisms are very diverse, one of which is ectoparasites. Generally ectoparasites in fish are crustaceans, worms, and protozoa. Until now, data on the types of protozoan parasites that attack goldfish, especially in Luwu Regency, are still lacking. The purpose of this study was to determine the type of protozoan ectoparasite that infects carp (C. carpio). This research was carried out in July 2019. The samples of goldfish (C. carpio) used were 30 days old as many as 10 individuals from each location from three goldfish cultivating sites, namely location A in Walenrang District, location B in East Walenrang District, location A in Walenrang District. C in Bajo District, Luwu Regency, South Sulawesi. The identification of protozoan parasites was carried out at the Basic Laboratory of Andi Djemma Palopo University, Palopo City, South Sulawesi. The parameters observed were prevalence, intensity and dominance, then the data were analyzed descriptively.

Based on the results of observations and identification of goldfish (C. carpio) seed

(2)

Volume 3, Nomor 1, Februari 2022 P-ISSN 2721-0456 E-ISSN 2746-6876

36 Fisheries of Wallacea Journal, Volume 3, No. 1, 2022

samples obtained from three sampling locations, it was found that the types of protozoan parasites were Tricodina sp, Oodinium sp, Vorticella sp, Ichtyoptirus multifilis, and Paramaechium sp.

Keywords: inventory, parasites, protozoa, carp, disease.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sektor perikanan memegang peranan penting sebagai penyedia protein hewani bagi masyarakat Indonesia, salah satunya berasal dari dari produksi ikan air tawar. Jenis ikan yang tergolong ikan ekonomis dan komersial yang banyak digemari masyarakat adalah ikan mas (Cyprinus carpio), ikan mas banyak dibudidayakan di seluruh Indonesia salah satunya di wilayah Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, ikan ini banyak dibudidayakan masyarakat di kolam tanah (sawah). Pemanfaatan ruang perairan kolam dengan menggunakan padat tebar yang tinggi serta penggunaan pakan yang tidak terkontrol selama masa pemeliharaan ikan secara langsung akan menyebabkan adanya interaksi antara lingkungan, ikan serta keberadaan patogen yang akan mempengaruhi baik tingkat pertumbuhan ikan maupun produktivitas hasil ikan budidaya (Eliyani, 2017).

Agen patogen penyebab penyakit sangat beragam, salah satunya adalah ektoparasit.

Umumnya ektoparasit pada ikan adalah crustacea, cacing, dan protozoa. Ektoparasit ini menginfeksi sirip, sisik, operculum, dan insang ikan. Protozoa yang sering

menyerang ikan bahkan

menyebabkan kematian pada ikan antara lain Ichthopthirius multifilis,

Tricodina sp, Oodinium sp. (Anshary, 2008).

Upaya preventif untuk mengatasi masalah penyakit pada ikan budidaya adalah dengan cara mendeteksi tanda-tanda dan mengidentifikasi secepat mungkin penyebabnya sehingga dapat diketahui cara penanggulangannya dengan tepat. Data mengenai jenis- jenis parasit protozoa yang menyerang ikan Mas terutama di Kabupaten Luwu ini masih sangat kurang, sehingga berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian ini dan diharapkan nantinya dapat memberikan manfaat dan sebagai acuan kepada masyarakat untuk mengenali jenis parasit, pencegahan serta pengobatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ektoparasit protozoa pada ikan mas (C. carpio) pada lokasi budidaya ikan yang berbeda.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juli 2019 selama 30 hari.

Sampel ikan Mas (C. carpio) yang digunakan berumur 30 hari berasal dari tiga tempat pembudidaya ikan Mas, yaitu lokasi A di Kecamatan Walenrang, lokasi B di Kecamatan Walenrang Timur, lokasi C di Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan. Identifikasi parasit protozoa dilakukan di Laboratorium Dasar Universitas Andi Djemma Palopo, Kota Palopo, Sulawesi Selatan.

.

(3)

Volume 3, Nomor 1, Februari 2022 P-ISSN 2721-0456 E-ISSN 2746-6876

37 Fisheries of Wallacea Journal, Volume 3, No. 1, 2022 Gambar 1. Lokasi budidaya ikan mas Alat yang digunakan pada

penelitian yaitu: mikroskop trinokuler, objek glass, deck glass, gunting, scalpel, pinset, cawan petri, nampan, thermometer. Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu: tissue, aquades, buku identifikasi, dan oksigen.

Penelitian identifikasi ektoparasit protozoa yang berada pada lendir sirip dan kulit diawali dengan mengambil lendir yang berada di sirip dan kulit dengan cara dengan cara mengerok bagian kulit ikan, sisik, kepala sampai ekor menggunakan scalpel hingga mendapatkan lendir (cairan mucus). Kemudian object glass ditetesi akuades, ditutup dengan cover glass, diamati di bawah mikroskop. Pemeriksaan ektoparasit pada bagian insang dilakukan dengan cara memotong bagian insang menggunakan gunting kemudian diletakan pada cawan petri yang telah diberi aquades, kemudian lembaran insang diletakkan di obejck glass dilakuan pencacahan selanjutnya diamati di bawah mikroskop binokuler. Sedangkan

untuk pemeriksaan ektoparasit pada bagian sirip dilakukan dengan memotong sirip menggunakan gunting, kemudian diletakkan pada object glass, selanjutnya diamati dengan menggunakan mikroskop binokuler. Selanjutnya melakukan identifikasi dengan mengacu pada buku identifikasi parasit (Schell, 1970 dan Akihiko, 1996).

Rumus yang digunakan untuk menganalisis tingkat serangan ektoparasit yaitu menggunakan perhitungan intensitas parasit menurut Prevalence of infection %, (Malhotra et al., 1981) dalam Hamzah et al (2017) sebagai berikut:

Intensitas

Dominansi

(4)

38 Fisheries of Wallacea Journal, Volume 3, No. 1, 2022 HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan identifikasi sampel benih ikan Mas (C. carpio) yang diperoleh dari tiga lokasi berbeda ditemukan jenis parasit protozoa yaitu Tricodina sp, Oodinium sp, Vorticella sp, Ichtyoptirus multifilis, dan

Paramaechium sp. Hasil

pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

1. Lokasi A (Kecamatan Walenrang) Tabel 1. Nilai Prevalensi, intensitas, dominansi ektoparasit protozoa pada insang benih ikan Mas (C. carpio).

Jenis Parasit Prevalen si (%)

Intensita s (ind/ekor

)

Dominan si (%)

Tricodina sp 100 76,6 93,9

Oodinium sp.

30 14,3 5,3

Ichtyoptirus multifilis

10 2 0,2

Vorticella sp. 30 5 0,6

Tabel 2. Nilai Prevalensi, intensitas, dominansi ektoparasit protozoa pada lendir kulit dan sirip benih ikan Mas (C. carpio).

Jenis Parasit

Prevalen si (%)

Intensita s (ind/ekor

)

Dominan si (%)

Tricodina sp 100 24,8 76,4

Oodinium sp.

30 3 3,1

Vorticella sp. 70 8,6 20,5

2. Lokasi B (Kecamatan Walenrang Timur)

Tabel 3. Nilai Prevalensi, intensitas, dominansi ektoparasit protozoa pada insang benih ikan Mas (C. carpio).

Jenis Parasit Prevalensi (%)

Intensitas (ind/ekor)

Dominansi (%)

Tricodina sp. 100 135,5 99,1

Oodnium sp. 10 2 0,2

Paramaechiu m sp.

60 1,7 0,7

Tabel 4. Nilai Prevalensi, intensitas, dominansi ektoparasit protozoa pada lendir kulit dan sirip benih ikan Mas (C. carpio).

Jenis Parasit Prevalensi (%)

Intensitas (ind/ekor)

Dominansi (%)

Tricodina sp 90 20,4 98,4

Paramaechiu m sp.

30 1 1,6

3. Lokasi C (Kecamatan Bajo)

Tabel 5. Nilai Prevalensi, intensitas, dominansi ektoparasit protozoa pada insang benih ikan Mas (C. carpio).

Jenis Parasit Prevalen si (%)

Intensita s (ind/ekor)

Domina nsi (%)

Tricodina sp 90 43,1 68,4

Oodinium sp. 80 15,9 22,4

Paramaechiu m sp.

60 5,5 5,8

Ichtyoptirus multifilis

20 3 1,1

Vorticella sp. 30 4,3 2,3

Tabel 6. Nilai Prevalensi, intensitas, dominansi ektoparasit protozoa pada

(5)

39 Fisheries of Wallacea Journal, Volume 3, No. 1, 2022 lendir kulit dan sirip benih ikan Mas

(C. carpio).

Jenis Parasit Prevale nsi (%)

Intensitas (ind/ekor)

Domina nsi (%) Tricodina sp 90 58,8 83,5

Oodinium sp.

60 11,3 10,7

Paramaechi um sp.

40 5 3,1

Ichtyoptirus multifilis

10 4 0,6

Vorticella sp. 30 4,3 2,1

Berdasarkan Tabel 1 sampai 6 prevalensi, intensitas, dan dominansi parasit yang menyerang benih ikan Mas baik pada insang maupun lendir kulit dan sirip yaitu Tricodina sp. hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Irianto (2005) bahwa parasit Tricodina sp.

merupakan jenis parasit yang paling banyak ditemukan pada sirip, kulit dan insang. Menurut Adriyanto et.al (2014) bahwa parasit yang banyak menyerang ikan air tawar, payau maupun laut yaitu jenis parasit Tricodina sp. Ciri-ciri parasit Tricodina sp. memiliki badan pipih, terkadang berbentuk piring, lonceng,peristoma bersilia, memiliki adoral ciliary spiral yang melingkar 3600, adhesive disc dan berbentuk blade (Riwidiharsono et al, 2019).

Kemudian hasil penelitian Firdausi et al. (2020) melaporkan bahwa prevalensi parasit Tricodina sp.yang menyerang benih ikan Mas sebanyak 80 %, dan intensitas sebanyak 10,33 individu/ekor. Tingkat prevalensi parasit banyak disebabkan oelh beberapa factor yaitu faktor alam, inang, kebiasaan makan, dimana ikan itu dibudidayakan dan kualitas air (Ayaz et al. 2013).

Parasit Tricodina sp. ini banyak ditemukan pada ikan ukuran benih, populasi Tricodina sp. di air meningkat pada saat padat penebaran terlalu tinggi dan kondisi

kualitas air kurang mendukung.

Berdasarkan hasil pengamatan pada 3 lokasi yang berbeda padat penebaran benih terlalu tinggi dan kondisi kualitas air kurang optimal dimana suhu air di lokasi berkisar 300- 320C dan selama pemeliharaan tidak dilakukan pergantian air, hal ini sesuai dengan pernyataan Zainun (2008) bahwa Tricodina sp.merupakan ektoparasit yang menginfeksi kulit dan insang dan populasinya akan meningkat pada saat kondisi kualitas air menurun dan musim peralihan dari musim panas ke musim dingin.

Gejala klinis yang ditunjukkan ikan yang terserang Tricodina sp.

yaitu mengalami iritasi pada kulit dan produksi lendir yang banyak, insang berwarna pucat, tubuhnya berwarna kemerahan, menurut Hadiroseyani (2006), efek infeksi Tricodina sp.

dapat menyebabkan iritasi karena adanya perlekatan secara adhesi.

Kemudian menurut Haryono et al.

(2016) bahwa ikan yang terinfeksi Tricodina akan memperlihatkan ciri- ciri produksi lendir yang berlebihan sehingga mengakibatkan ikan berwarna pucat, nafsu makan menurun, gelisah dan gerakannya lamban, menggosok-gosokan badan pada benda disekitarnya, sirip rusak bahkan rontok.

Selain Tricodina sp. parasit yang menyerang insang, kulit, dan sirip yaitu parasit Oodinium sp., parasit ini akan menyerang ikan pada saat ikan dalam kondisi stress.

Parasit ini menempel pada ikan dengan menggunakan flagellum yang kemudian akan membentuk batang (kaki) penghisap yang masuk ke dalam kulit dan selaput lendir pada insang ikan (Wirawan et al, 2018).

Jenis parasit ini terdapat pada semua lokasi tetapi pada lokasi C tingkat dominansinya lebih tinggi. Gejala klinis ikan yang terinfeksi parasit ini yaitu warna kulit menjadi gelap dan terjadi pendarahan di bawah kulit, hasil penelitian Priawan (2017),

(6)

40 Fisheries of Wallacea Journal, Volume 3, No. 1, 2022 melaporkan bahwa ikan mas koi yang

terinfeksi Oodium sp. memiliki beberapa area merah sebagai tanda bahwa ikan tersebut terinfeksi oleh parasit dan sisik mengelupas.

Infestasi oodinium yang relatif tinggi, terjadi karena sistem kekebalan ikan yang lemah akan menjadi peluang bagi parasit untuk menginfeksi ikan dengan meningkatkan populasi.

Selain itu, kurangnya nutrisi juga akan mempengaruhi infestasi parasit. Infestasi yang tinggi akan menyebabkan kerusakan pada organ inang.

Parasit I. multfilis merupakan parasit yang dapat menjadi agen penyebab penyakit white spot , jenis parasit ini tidak terdapat pada lokasi B, tanda-tanda klinis dari ikan yang terinfeksi parasit ini yaitu adanya bintik-bintik putih, parasit ini banyak ditemui pada lapisan lendir kulit, sirip, dan insang. Parasit ini akan muncul karena kondisi kualitas air yang kurang baik. Menurut Buchmann an Lindenstrom (2002) bahwa parasit Ichtyoptirus akan menemukan lokasi yang tepat pada inang untuk memperoleh nutrisi yang dapat diserap dan digunakan untuk reproduksi.

Vorticella sp. merupakan protozoa dari filum Ciliophora.

Vorticella sp. tidak hanya hidup di perairan air tawar saja, tetapi juga di perairan laut dan dapat menempel pada tumbuhan dan hewan (Kabata, 1985). Pada saat pengamatan vorticella tidak ditemukan dalam jumlah yang banyak tetapi parasit ini hanya membantu memperparah tingkat serangan oleh parasit yang lain.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu jenis parasit protozoa yang ditemukan pada benih ikan Mas (C.

carpio) yang diambil pada 3 lokasi budidaya ikan yang berbeda yaitu Tricodina sp, Oodinium sp, Paramaechium sp, Ichtyoptirus multifilis, Vorticella sp. dan parasit yang tertinggi yaitu jenis Tricodina sp.

DAFTAR PUSTAKA

Anriyanto S, M. Fachry, 2014.

Keberadaan Ektoparasit pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang DiPelihara Dengan Pergantian Air. Media Akuakultur Volume 9 No. 2.

Anshary. 2008. Tikat Infeksi Parasit pada Ikan Mas Koi (cyprinus carpio) pada beberapa Lokasi Budidaya Ikan Hias di

Makassar dan Gowa.

Jaringan. Sains dan Teknologi.

8(2)

Ayaz, S., Khan, M.A., Rehman, I.U., Anwar, M., Saeed, S., Zarin, S.

2013. Prevalence of

Endoparasitein Fresh Water Fishes in River.

Buchmann, K, dan Lindenstrøm, T.

2002. Interactions between monogenean parasites and their fish hosts. International Journal for Parasitology. 32 Eliyani. Y. 2017. Identifikasi Infeksi

Ektoparasit pada Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) di Perairan Waduk Darma, Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 11 (2).

Firdausi A.P, Rahman, R.Mahadhika, A. Sumadikarta. 2020.

Protozoa Ektoparasitik Pada Ikan Koi Cyprinus carpio DI DAERAH Sukabumi. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia.

Volume 8, Nomor 1.

Hadiroseyani,Y,Hariyadi,P.Nuryati.2 006.Inventarisasi parasit lele dumbo Clarias sp. di daerah Bogor Jurnal kuakultur Indonesia. 5(2)

(7)

41 Fisheries of Wallacea Journal, Volume 3, No. 1, 2022 Hamzah Jawadhira Abdulhusein,

Mohamed Fawzy Abdulkarim, Marwa Khaled. 2017.

Diagnosis of Parasitic Diseases of Fish Cages (Cyprinus carpio) in the A; Furat River Bridge of Mussayab in Babylon Province. Journal for Veterinary Medical Sciences Vol. 8 (1).

Haryono S, Mulyana, Maria Angela Lusiastuti, 2016.

Inventarisasi Ektoparasit pada Ikan Mas Koki (Carrasius auratus) Di Kecamatan Ciseeng – Kabupaten Bogor. Jurnal Mina Sains ISSN: 2407-9030 Volume 2 Nomor 2.

Kabata, Z. (1985). Parasites and Diseases of Fish Cultured in the Trofics. Taylor and Francis. London and Philadelphia. Hal. 318.

Priawan I, E. S Gultom, A.S

Pulungan, 2017. Identifikasi Ektoparasit Pada Ikan Koi (Cyprinus carpio). Jurnal Biosains Vol. 3 No. 1. Riwidiharsono. E, B. Alfarisi,

Rokhmani. 2019. Morfologi dan intensitas Trichodina spp. pada benih ikan nilem (Osteochilus hasselti) milik Balai Benih Ikan Kutasari Purbalingga, Jawa Tengah.

Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversiti Indonesia Volume 5, Nomor 2.

Wirawan. I.K, S. A. M. P. Suryani, I.W. Arya., 2018. Diagnosa, Analisis dan Identifikasi Parasit yang Menyerang Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Pada Kawasan Budidaya Ikan Di Subak “Baru” Tabanan.

Gema Agro, Volume. 23, Nomor 1.

Gambar

Tabel  3.  Nilai  Prevalensi,  intensitas,  dominansi ektoparasit protozoa pada  insang  benih ikan Mas (C

Referensi

Dokumen terkait

Jurnal Konseling Andi Matappa Volume 4 Nomor 1 Februari 2020 Hal 28 34 p ISSN 2549 1857; e ISSN 2549 4279 (Diterima Oktober 2019; direvisi Desember 2019; dipublikasikan Februari 2020)

“Dalam uji hipotesis secara simultan antara variabel Biaya Bahan Baku (X1), Biaya Tenaga Kerja Langsung (X2), dan Biaya Overhead Pabrik (X3) terhadap Harga Jual (Y)

Nama Jurnal, Tahun terbit, Volume, Nomor,

atas parameter kesesuaian ekowisata (kerapatan mangrove, ketebalan mangrove, jenis mangrove, frekuensi pasang surut, dan biota asosiasi) dan data yang dibutuhkan

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh langsung profitabilitas, likuiditas dan struktur modal terhadap nilai perusahaan pada

Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut, salah satu faktor pendukung guru untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik adalah dimilikinya kinerja dan kompetensi yang optimal,

e) Persepsi Individu.. Available Online: https://dinastirev.org/JMPIS Page 341 Penugasan secara individual yang diberikan oleh pimpinan, dimana individu merasa

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Informan Utama (IU), Informan Kunci (IK), Informan Pendukung (IP) kejadian kecelakaan kerja faktor Mekanik