• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI OLEH : ASWIN AKBAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI OLEH : ASWIN AKBAR"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH :

ASWIN AKBAR 10540 04359 10

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2015

(2)

vii

MOTO DAN PERSEMBAHAN

“Belajar memang melelahkan namun lebih melelahkan jikalau saat ini tidak belajar”

Ilmu adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan.

Ketahuilah bahwa menuntut ilmu itu adalah ibadah.

Allah SWT sangat mencintai orang- orang yang berilmu yang didasarkan atas iman akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.

Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai ungkapan rasa cinta dan banggaku sebagai seorang anak atas segala pengorbanan dan kasih sayang ibundaku dan ayahandaku, saudara-saudariku, serta keluargaku yang senantiasa mendoakanku.

Dan sahabat yang selalu setia menemani saat suka maupun duka.

(3)

viii

Segala puji hanya milik Allah SWT, Rabb pencipta alam semesta , yang telah melimpahkan segala nikmat-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Metode Kelompok Dengan Pemberian Tugas Individu Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sd Inpres Parigi Kabupaten Bantaeng”. Sebagai bentuk aplikasi dari ilmu selama ini penulis dapatkan, sebelum mengabdikan diri ditengah masyarakat sebagai pendidik yang handal dan profesional.

Dengan Segala usaha dan upaya yang telah dilakukan penulis untuk menyelesaikan proposal ini sebaik mungkin, namun penulis menyadari bahwa proposal ini tidak luput dari berbagai hambatan, tantangan dan berbagai kekurangan.

Namun berkat izin-Nya, akhirnya semua dapat di atasi dengan ketekunan, kerja keras serta bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak.

Penulis haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh pihak selama dalam proses penyelesaian proposal ini atas bantuannya baik bantuan material maupun moral. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan penghormatan serta ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Hambali, M.Hum.

(Pembimbing I) dan Bapak Syeh Adiwijaya Latief, S.Pd.,M.Pd (Pembimbing II) yang sudah bersusah payah membimbing penulis dalam penyusunan proposal ini. Ucapan terima kasih kepada Ibunda Sulfasyah, MA., Ph.D. Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar sebagai pelaksana tugas. Selain itu, terima kasih dan

(4)

viii

sahabatku yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan motivasi dan masukan selama proses hingga selesainya penelitian ini. Serta Keluarga Besar PGSD

Hanya kepada Allah Swt. jualah penulis berdoa semoga segala bantuan, pengorbanan serta perhatiannya dapat bernilai disisi Allah Swt. dan mendapat pahala yang berlipat ganda.

Harapan penulis, semoga proposal ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya, terutama penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Amin Ya Rabbal Alamin…

Makassar, Maret 2016

Penulis

ix

(5)

vi ABSTRAK

Aswin Akbar, 2016. Perbedaan Metode Kelompok dengan Pemberian Tugas Individu Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Inpres Parigi Kabupaten Bantaeng. Di bimbing oleh Hambali dan syeh Adiwijaya Latief Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Masalah dalam penelitian ini adalah “adakah perbedaan hasil belajar antara metode kerja kelompok dengan pemberian tugas individu pada murid kelas V SD Inpres Parigi?” tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara metode kerja kelompok dengan pemberian tugas individu pada murid kelas V SD Inpres Parigi.

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Inpre Parigi sebanyak 29 orang Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar pada setiap akhir pengajaran dan dengan menggunakan dua teknik yakni teknik observasi dan tes hasil belajar. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis dilakukan dengan skor rata-rata dan presentase dengan kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara metode individu dengan metode kelompok. Hal ini dapat dilihat pada rata-rata hasil tes belajar metode kelompok yaitu 7 dengan presentase kelulusan 50%

sedangkan rata-rata hasil belajar dengan metode kelompok yaitu 6 dengan presentase kelulusan 50%.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Kelompok, Metode Individu

(6)

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

ABSTRAK ... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 6

B. Kerangka Pikir ... 20

C. Hipotesis Penelitian ... 22

(7)

C. Rancangan penelitian ... 27

D. Teknik pengambilan data ... 28

E. Teknik analisis data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 36

A. Hasil Penelitian ... 36

B. Analisis kemampuan belajar kelompok siswa ... 36

C. Analisis hasil belajar kelompok bahasa indonesia ... 37

D. Pengujian hipotesis ... 40

E. pembahasan ... 42

BAB V PENUTUP ... 43

A. Simpulan ... 44

B. Saran ... 44 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan pendidikan di Indonesia merupakan tanggungjawab seluruh komponen bangsa Indonesia. Sebagai negara berkembang, negara Indonesia mengalami persaingan dalam berbagai bidang. Dalam menjawab tantangan itu tentunya memberdayakan sumberdaya harus diprioritaskan, terutama pemberdayaan sumberdaya pada sekelompok manusia yang mampu mengadakan perubahan dalam perkembangan masyarakat. Karena pemberdayaan manusia ini perlu dipersiapkan secara optimal (Marsiyani, 2009: 2). Salah satu cara mengembangkan sumberdaya manusia adalah melalui pendidikan. Semua itu sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 yang berbunyi :

“Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab”. Oleh karena itu harus dilakukan usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Marsiyani (2009: 2) mengemukakan bahwa kualitas pendidikan memiliki arti bahwa lulusan pendidikan memiliki kemampuan yang sesuai sehingga memberikan kontribusi yang tinggi bagi pembangunan negara. Kualitas pendidikan terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar, realitas menunjukan pendidikan di negara

1

(9)

kita masih sangat rendah dibandingkan negara lain. Salah satu faktor rendahya pendidikan di negara kita adalah rendahnya administrasi proses belajar mengajar (PBM).

Secara umum administrasi proses belajar mengajar adalah serangkaian, perencanaan, pengendalian, pengorganisasian, segala usaha penggerak untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Secara khusus perencanaan dan pengendalian dalam administrasi pada proses belajar mengajar diantaranya adalah Silabus dan RPP.

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar (Yulaelawati, 2004:123).

Sedangkan Rpp merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar.

Namun kenyataan di lapangan, masih banyak guru beranggapan bahwa menyusun Silabus dan RPP tidak penting. Bagi mereka, yang terpenting adalah masuk di kelas dan siswa mendapat pelajaran, Pemikiran demikian ini perlu menjadi perhatian para Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, inilah menjadi salah satu faktor rendahnya pendidikan di Indonesia.

Pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 ayat (3) menyebutkan setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Selanjutnya pada pasal 20 disebutkan perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan

(10)

pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan hasil belajar antara metode kerja kelomp denga pemberian tugas individu ditinjau dari penalaran formal murid kelas V SD Ipres Parigi?

2. Bagaimana perbedaan hasil belajar antara metode kerja kelompok dengan pemberian tugas individu ditinjau dari penalaran formal murid kelas V SD Inpres Parigi?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara metode kerja kelompok dengan pemberian tugas individu ditinjau dari penalaran formal murid kelas V SD Inpres Parigi?

2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara metode kerja kelompok dengan pemberian tugas individu ditinjau dari penalaran formal murid kelas V SD Inpres Parigi?

(11)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat mendukung teori tentang

Administrasi PBM (Proses Belajar Mengajar).

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapakan akan bermanfaat sebagai berikut :

a. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar.

b. Bagi guru Bahasa Indonesia kelas V SDN Kalukuang, hasil penelitian ini diharapakan dapat mengembangkan kemampuan guru dalam administrasi PBM disekolah dasar.

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia dalam meningkatkan hasil belajar siswa

(12)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan judul penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui hubungan administrasi pada pembelajaran adalah sebagai berikut :

Penelitian yang dilakukan oleh Marsiyah dengan mengangkat judul

”Manajemen Administrasi Guru Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan (Studi SD Kolombo Yogyakarta)”. Berdasarkan penelitian tersebut hasil penelitian menunjukan bahwa administrasi Guru dalam pembelajaran di sekolah berhubungan secara signifikan terhadap hasil belajar siswa.

2. Pengertian Administrasi

Asnawir (2005 : 1) Kata ”administrasi” berasal dari bahasa latin yang terdiri atas kata“ad” dan“ministrare”, kata “ad” mempunyai arti “to”dalam bahasa Inggris, yang berarti “ke”, dan “ministrare” sama artinya dengan karta “toserve”yang berarti melayani, membantu, mengatur, memelihara dan mengerjakan. Jadi kata administrasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk, membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan dalam mencapai tujuan. Administrasi yang dimaksud dalam hal ini adalah administrasi pendidikan yaitu` suatu proses

6b6

(13)

keseluruhan, kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan, dan pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personel, material maupin spiritual, untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

a. Menurut Sondang P. Siagian: Administrasi adalah keseluruhan dari proses kerja sama antara dua orang atau lebih yang didasarkan dari atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Menurut Arthur Grager: Administrasi adalah fungsi tata penyelenggaraan terhadap komunikasi dan pelayanan warkat suatu organisasi.

c. Menurut George Terry:Administrasi adalah perencanaan, pengendalian, dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta penggerakan mereka yang melaksanakan agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

d. Menurut William Leffingwell dan Edwin Robinson: Administrasi adalah cabang ilmu manajemen yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan perkantoran secara efisien, kapan, dan dimana pekerjaan tersebut harus dilakukan.

e. Menurut Ulbert: Administrasi secara sempit didefinisikan sebagai penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistematis baik internal maupun eksternal dengan maksud menyediakan keterangan serta memudahkan untuk

(14)

memperoleh kembali baik sebagian maupun menyeluruh. Sedangkan pengertian administrasi dalam arti sempit dikenal dengan istilah tata usaha.

f. Menurut Sugiyono: Meneliti Administrasi dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang administrasi.

3. Ciri-Ciri Administrasi

Dudul Dulimin (2015 : 1) mengemukakan Administrasi memiliki beberapa karakteristik/ciri-ciri antara lain sebagai berikut..

1. Terdapat kelompok manusia yang terdiri dari 2 orang atau dengan lebih 2. Terdapat kerja sama

3. Terdapat proses atau usaha

4. Terdapat bimbingan, kepemimpinan dan pengawasan 5. Terdapat tujuan

4. Fungsi Administrasi

Adapun fungsi administrasi menurut Dudul Dulimin (2015: 1) adalah sebagai berikut:

Planning (Perencanaan) adalah penyusun perencanaan memerlukan kegiatan adminitrasi, seperti pengumpulandata, pengolahan data, penyusunan perencanaan.

(15)

Organizing (pengorganisasian) adalah aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja anatara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Staffing adalah salah satu fungsi dari manajemen yang menyusun personalia pada suatu organiasik mulai dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha untuk setiap tenaga petugas memberi daya guna yang maksimal kepada organisasi.

Directing (pengarahan atau bimbingan) adalah fungsi manajemen yang berhubungan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah, untuk tugas yang dilaksanakan dengan benar-benar tertuju dari yang telah ditetapkan semula.

Coordinating adalah sebagian daru fungsi manajemen untuk melakukan sejumlah kegiatan agar berjalan baik dengan menghindari terjadinya kekacauan, percekcoka, kekosongan kegiatan yang dilakukan dengan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi.

Reporting adalah manajemen yang berada pada penyampaian perkembangan atau hasil dari kegaitan dengan pemberian keterangaan dari tugas dan fungsi para pejabat yang lebih tinggi baik lisan maupun tulisan sehingga dalam menerima laporan dapat memperoleh gambaran tentang pelakasanaan tugas orang yang memberi laporan.

Budgeting adalah suatu kegaitan yang mengelola dan perencanaan yang berkelanjutan mengenai keuangan atau anggaran.

(16)

5. Pengertian Proses Belajar Mengajar (PBM)

Salah satu peranan penting dalam keberhasilan pengajaran dalam proses pelaksanaan pengajaran yang baik, sangat dihubungani oleh perencanaan yang baik pula. Keefektifan dan keefesien proses pelaksanaan pengajaran dibutuhkan sebuah perencanaan yang tersusun secara baik dan sistematis sehingga proses belajar mengajar (PBM) akan lebih bermakna dan siswa menjadi lebih aktif dalam belajar.

Terdapat beberapa pengertian yang menjelaskan apa yang dimaksud dengan proses belajar-mengajar (PBM). Seperti Moh Uzer Usman, beliau menjelaskan bahwa proses belajar-mengajar (PBM) adalah: “Suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu”. Proses belajar mengajar juga merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai suatu tujuan tertentu eduktif untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Sementara itu Benyamin S. Bloom dalam bukunya The Taxanomy of Education Objective-Cognitive Domain, menyatakan bahwa dalam proses belajar mengajar akan dapat diperoleh kemampuan yang terdiri dari 3 aspek, yaitu:

a. Aspek pengetahuan (kognitif) b. Aspek sikap (afektif)

c. Aspek keterampilan (psikomotor)

Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan individual mengenai dunia sekitar, meliputi perkembangan intelektual atau mental. Aspek afektif mengenai

(17)

perkembangan sikap, perasaan, nilai-nilai (perkembangan emosional dan moral).

Sedangkan aspek psikomotor menyangkut perkembangan keterampilan yang mengandung unsur motoris. Tiap-tiap aspek terdiri dari urutan yang disebut taksonomi yang berupa tujuan pendidikan yang harus dicapai dalam situasi belajar mengajar. Misalnya: untuk memperoleh ijazah SMP atau SMA, harus melalui kelas I, kelas II, kelas III dan dengan mengikuti ujian akhir. Tidak mungkin mencapai tujuan C tanpa melalui pencapaian tujuan B dan tidak mungkin pula mencapai tujuan B tanpa terlebih dahulu mencapai tujuan A.

6. Komponen-Komponen Proses Belajar Mengajar

Menurut Adrian ( 2000 : 25 ) dalam artikelnya yang berjudul “metode mengajar berdasarkan tipologi belajar siswa”, menjelaskan kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen yaitu guru (pendidik), peserta didik, tujuan pembelajaran, isi pembelajaran, metode mengajar, media dan evaluasi pembelajaran.

7. Hasil Belajar dan Pembelajaran Bahasa Indonesia a. Pengertian Belajar

Menurut Burton, dalam sebuah buku “The Guidance of Learning Activities”

dalam Aunurrahman (2009 : 35-38) merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu denagn individu dan individu dengan lingkungannya. Dalam buku Educational Psychology, H.C. Whiterington, mengemukakan bahwa belajar adalah suatu

(18)

perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu poal baru dari suatu reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian, atau suatu pengertian.

Dalam sebuah situs tentang pengertian belajar, Abdillah (2002) mengidentifikasikan sejumlah pengertian belajar yang bersumber dari para ahli pendidikan / pembelajaran.

James O. Whittaker mengemukakan belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam kesimpulan yang dikemukakan Abdillah (2002), belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.

Jika kita simpulkan dari sejumlah pandangan dan definisi tentang belajar (Wragg, 1994), kita menemukan ciri umum kegiatan belajar sebagai berikut :

Pertama, belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang

disadari atau disengaja. Aktivitas ini menunjuk pada keaktifan seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan tertentu, baik pada aspek-aspek jasmaniah maupun aspek mental yang memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa suatu kegiatan belajar dikatakan semakin baik, bilamana intensitas keaktifan jasmaniah maupun mental seseorang semakin tinggi. Sebaliknya,

(19)

meskipun seseorang dikatakan belajar, namun bilamana keaktifan jasmaniah dan mental rendahberarti kegiatan belajar tersebut tidak dilakukan secara intensif.

Kedua, belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya.

Lingkungan dalam hal ini dapat berupa manusia atau obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi. Adanya interaksi individu dengan lingkungan ini mendorong seseorang untuk lebih intensif meningkatkan keaktifan jasmaniah maupun mentalnya guna lebih mendalami sesuatu yang menjadi perhatian. Di dalam proses pembelajaran bilamana guru berhasil menumbuhkan hubungan yang intensif dengan siswa dalam proses pembelajaran, maka akan terjadi interaksi yang semakin kokoh dan pada gilirannya memungkinkan siswa semakin terdorong untuk memahami atau lebih mengetahui lebih mendalam sesuatu yang dipelajari. Sebaliknya ketika interaksi individu denagn lingkungan semakin lemah, maka dorongan mental untuk mendalami sesuatu yang menajdi sumber belajar juga akan semakin lemah. Dalam keadaan ini akan semakin sulit bagi individu untuk mendapatkan dorongan guna memperoleh pengalaman atau pengetahuan yang diharapkan.

Ketiga, hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktifitas belajar

(20)

umumnya disertai perubahan tingkah laku. Perubahan tingakah laku pada kebanyakan hal merupakan sesuatu perubahan yang dapat diamati (observable). Akan tetapi tidak juga selalu perubahan tingkah laku yang dimaksudkan sebagai hasil belajar tersebut dapat diamati. Perubahan-perubahan yang dapat diamati kebanyakan berkenaan dengan perubahan aspek-aspek motorik, maupun aspek psikomotorik.

Perubahan tingakah laku sebagi hasil belajar juga dapat menyentuh perubahan pada aspek afekti, termasuk perubahan aspek emosional. Perubahan-perubahan pada aspek ini umumnya tidak mudah dilihat dalam waktu yang singkat, akan tetapi seringkali dalam rentang waktu yang relative lama.

Dalam pengertian yang umum dan sederhana, belajar seringkali diartikan sebagai aktifitas untuk memperoleh pengetahuan. Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. kemampuan orang untuk belajar menjadi ciri penting yang membedakan jenisnya dari jenis-jenis makhluk yang lain. (Gredler, 1994 : 1). Dalam konteks ini seseorang dikatakan belajar bilamana terjadi perubahan, dari sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui.

b. Ciri-ciri dan Tujuan Belajar

Siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ada beberapa ahli yang mempelajari ranah-aranah tersebut dengan hasil penggolongan kemampuan-kemampuan pada ranah kognitif, afektif, dan

(21)

psikomotorik secara hirarkis. Diantara para ahli yang mendalami ranah-ranah kejiwaan tersebut adalah Bloom, Krathwohl, dan Simpson. Mereka menyusun penggolongan perilaku berkenaan dengan kemampuan internal dalam hubungannya dengan tujuan pembelajaran. Hasil penelitian mereka dikenal dengan “Taksonomi Instruksional Bloom dan kawan-kawan.”. Bloom dan kawan-kawan tergolong pelopor yang mengkategorikan jenis perilaku hasil belajar. Meskipun tidak luput dari kritik, taksonomi tersebut masih dapat digunakan untuk mempelajari perilaku dan kemampuan internal sebagai akibat belajar.

Penggolongan atau tingkatan jenis perilaku belajar terdiri dari tiga ranah atau kawasan, yaitu : (a) ranah kognitif (Bloom, dkk), yang mencakup enam jenis atau tingkatan perilaku, (b) ranah afektif (Krathwohl, Bloom dkk), yang mencakup lima jenis perilaku, (c) ranah psikomotorik (Simpson) yang terdiri dari tujuh perilaku atau kemampuan psikomotorik. Masing-masing ranah dijelaskan berikut ini :

1. Ranah kognitif (Bloom, dkk), terdiri dari enam jenis perilaku :

a. Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang telah dipelajari dan tersimpan di dalam ingatan. Pengetahuan tersebut dapat berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, atau metode.

b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap sari dan makna hal-hal yang dipelajari.

(22)

c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode, kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Perilaku ini misalnya tampak dalam kemampuan menggunakan prinsip.

d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian- bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru, misalnya tampak di dalam suatu kemampuan menyususn suatu program kerja.

f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

2. Ranah afektif menurut Krathwohl & Bloom dkk, terdiri tujuh jenis perilaku, yaitu :

a. Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut.

b. Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

c. Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup penerimaan terhadap suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap.

d. Oragnisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu system nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.

e. Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan mengahayati nilai, dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.

(23)

3. Ranah psikomotor (Simpson), terdiri dari tujuh perilaku atau kemampuan motorik, yaitu :

a. Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milahkan sesuatu secara khusus dan menyadari adanya perbedaan antara sesuatu tersebut.

b. Kesiapan, yang mencakup kemampuan menemapatkan diri dalam suatu keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.

Kemampuan ini mencakup aktivitas jasmani dan rohani.

c. Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan.

d. Gerakan terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh.

e. Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap secara lancar, efisien, dan tepat.

f. Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan penrubahan dan penyesuaian pola gerak gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku.

g. Kreatifitas, mencakup kemampuan melahirkan pola-pola gerak-gerik yang baru atas dasar prakarsa sendiri.

c. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Suprijono (2009: 5) “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai- nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan-keterampilan”.

(24)

Sedangkan menurut Gagne (dalam Suprijono, 2009: 5) hasil belajar berupa: (1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. (2) Keterampilan intelektual (3) Strategi kognitif dalam memecahkan masalah. (4) Ketarampilan motorik (5) Sikap.

Selanjutnya menurut Bloom (dalam Suprijono, 2009:6) hasil belajar mencakup: kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotorik.

1. Domain kognitif: knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas), aplication (menerapkan), analysis (mengorganisasikan, merencanakan), dan evaluation (menilai).

2. Domain efektif: receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi).

3. Psikomotorik mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulakan bahwa, hasil belajar adalah perubahan prilaku secara keseluruhan bukan hanya satu aspek potensi kemanusiaan saja.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Proses dan hasil belajar adalah merupakan dua aspek yang satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan. Pada proses belajar terjadi suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya tingkah laku bagi individu yang melakukannya. Faktor-

(25)

faktor yang mempengaruhi belajar (proses dan hasil belajar) dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: faktor eksternal (yang berasal dari luar) dan faktor internal (yang berasal dari dalam diri pelajar).

1. Faktor yang berasal dari luar diri pelajar

a. Faktor-faktor sosial. Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial adalah:

Faktor manusia (sesama manusia), baik manusia itu hadir maupun tidak.

Kehadiran orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, banyak sekali mengganggu belajar; misalnya kalau satu kelas murid sedang mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-anak yang bercakap-cakap di samping kelas; atau seseorang sedang belajar di kamar, satu atau dua orang yang hilir mudik keluar masuk kamar belajar itu.

b. Faktor-faktor non sosial

Faktor ini dapat dikatakan juga tak terbilang jumlahnya, misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang, sore, ataupun malam), tempat letaknya alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat tulis menulis, bulu-buku, alat peraga) dan sebagainya yang biasa disebut alal-alat pelajaran.

2. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar

a. Faktor-faktor fisiologis. Faktor-faktor ini dibedakan lagi menjadi tonus jasmani pada umumnya dan keadaanfungsi-fungsi fisiologis tertentu.

b. Faktor-faktor psikologis.

(26)

Arden N. Frandsen dalam Sumardi Suryabrata Psikologi Pendidikan mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut:

1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas 2) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk

selalu maju

3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman.

4) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi.

5) Adanya keinginan untuk mandapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.

6) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.

Jadi dapat dipahami bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa diantaranya faktor sosial (manusia) dan faktor non sosial yang berupa keadaan atau lingkungan siswa. Selain faktor dari luar, faktor yang sangat berhubungan terhadap belajar siswa adalah faktor dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa adalah faktor fosiologis (keadaan jasmani) dan faktor psikologis yang berupa sifat-sifat siswa itu sendiri.

(27)

e. Kedudukan Bahasa Indonesia

Menurut Tarman (2011 : 1) mengemukakan bahwa Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional, sebagaimana tercantum dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi : kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Kedudukan bahasa indonesia berada di atas bahasa-bahasa daerah. Selain itu, di dalam UUD 1945 tercantum pasal khusus (Bab.

XV, pasal 36) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Dengan kata lain, ada dua macam kedudukan bahasa Indonesia. Pertama, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928; kedua, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara sesuai dengan UUD 1945.

f. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Bahasa adalah salah satu kebutuhan pokok di antara sejumlah kebutuhan manusia sehari-hari, betapa pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi yang primer yang dapat dirasakan oleh setiap pengguna bahasa (Junus dan Fatimah Junus, 2012:

1). Mengingat fungsi yang diemban oleh bahasa Indonesia sangat banyak, maka kita perlu mengadakan pembinaan dan pengembangan terhadap bahasa Indonesia sehingga peserta didik dapat berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Menurut Arifin (1986: 1) bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan norma masyarakatan yang berlaku sedangkan bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah tata bahasa

(28)

Indonesia baku. Jadi, bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai norma kemasyarakatan yang berlaku dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baku. Tanpa adanya pembinaan dan pengembanagan tersebut, bahasa Indonesia tidak akan dapat berkembang, sehingga dikhawatirkan bahasa Indonesia tidak dapat mengemban fungsi-fungsinya. Salah satu cara dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia itu adalah melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah khususnya di Sekolah Dasar (SD).

Pembinaan dan pengembangan kemampuan dan keterampilan berbahasa yang diupayakan di sekolah berorientasi pada empat jenis keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut berhubungan erat satu dengan yang lain.

Pembelajaran adalah proses yang secara kreatif menuntut siswa melakukan sejumlah kegiatan sehingga siswa benar-benar membangun pengetahuannya secara mandiri dan berkembang pula kreatifitasnya (Abidin, 2012: 3). Sedangkan Komara (2014: 30) menarik kesimpulan sebagai berikut:

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pemelajaran merupakan bntuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.

(29)

Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses unuk membantu pesera didik agar dapat berjalan dngan baik, mempunyai perhatian dan rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar sehingga tugas-tugasya dapat terelesakan tepat waktu. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses dan upaya yang diatur sedemikian rupa oleh pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar sehingga tercipta hubungan timbal balik antara pendidik dan peserta didik, peserta didik dengan lingkungan belajarnya untuk mencapai tujuan tertentu.

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulis. Di samping itu, pembelajaran bahasa Indonesia juga diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi peserta didik terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (Munirah, 2012: 2). Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut sebaiknya mendapat porsi yang seimbang.

(30)

g. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusasteraan merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu program yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa peserta didik, serta sikap positif terhadap Bahasa dan Sastra Indonesia.

Menurut Munira (2012: 3) tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah dasar yaitu :

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

(31)

f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia

8. Kerangka Pikir

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka peneliti ini dapat dirumuskan sesuai bagan kerangka pikir di bawah ini.

Gambar 2.1 bagan kerangka pikir 9. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan dari uraian kajian teoritis dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat hubungan administrasi PBM terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia kelas V SDN Kalukuang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa.

Hasil Belajar Murid Adimistrasi PBM

Ada Hubungan

Tes Formatif

Tidak Ada Hubungan

(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Korelasional, dimana pada penelitian ini untuk mengetahui tingkat hubungan hubungan antara dua variable yaitu satu variabel bebas (independent) dan satu variable terikat (dependent) atau lebih tanpa melakukan perubahan tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada antara Hubungan Administrasi PBM (Proses Belajar Mengajar) terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia kelas V SDN Kalukuang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa.

Sugiyono (2013: 4) mengemukakan bahwa “Penelitian Korelasional adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan/hubungan anatara dua variable atau lebih, tanpa melakukan perubahan tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada”. Aarikunto (2013 : 11) menjelaskan bahwa ”Pendekatan Kuantitatif adalah pendekatan yang data penelitianya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik”.

Metode penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menentukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Metode yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan cara kerja memperoleh data. Pemilihan jenis penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa

2 26

(33)

penelitian sesuai dengan sifat dan tujuan yang ingin dicapai, serta wujud data yang akurat tentang motivasi belajar pada siswa.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian digunakan untuk rencana penelitian sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan jenis penelitian kuantitatif. Effendi (2012:3) menyatakan bahwa “penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.”

Berdasarkan hal tersebut di atas,maka penelitian ini di desain sebagai berikut :

( Sumber : Effendi, 2012 ) Keterangan :

X : Hubungan Administrasi PBM Y : Hasil Belajar Siswa

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Menurut Arikunto (1998 : 15) mengemukakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari kemudian

X Y

(34)

ditarik kesimpulanya”. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (1998 : 221) menjelaskan bahwa “Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Kalukuang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa mulai dari kelas I sampai kelas VI.

Berdasarkan data yang diperoleh kepala sekolah SDN Kalukuang yang terdapat pada tahun 2016 diperoleh jumlah keseluruhan siswa adalah 226 siswa. Adapun populasi dari sekolah tersebut dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.1 Jumlah Keseluruhan Siswa SDN Kalukuang

Kelas

Jumlah

Jumlah Keseluruhan Laki-laki Perempuan

I 16 8 24

II 25 20 45

III 25 15 40

IV 30 13 43

V 14 16 30

VI 22 22 44

Total 226

Sumber : Papan Potensi SDN Kalukuang. Tahun ajaran 2015/2016

(35)

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2015 : 118) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Jadi jumlah sampel pada penelitian ini adalah semua siswa kelas V SDN Kalukuang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa berjumlah 30 siswa.

C. Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2001:20) mengemukakan bahwa “Variabel penelitian adalah atribut dari seseorang atau objek yang mempunyai ”Variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain”.

Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan Variabel terikat (Y).

1) Variabel Bebas (X) adalah variabel yang memhubungani terhadap suatu gejala.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah hubungan administrasi PBM dengan indikator sebagai berikut:

(36)

1. Bagaimana seorang guru mengelola kelas

2. Apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran sebelum memula pembelajaran

3. Apakah guru menyediakan media pembelajaran 4. Unsur-unsur dinamis belajar

5. Upaya guru membelajarkan siswa

2) Variabel Terikat (Y) Hasil belajar adalah istilah suatu keberhasilan murid selama dan setelah proses belajar yang diukur melalui suatu alat tertentu meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. Untuk mengukur variabel Y menggunakan alat bantu berupa tes, baik tes tertulis maupun tes lisan pada murid kelas V SDN Kalukuang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa tahun ajaran 2016/2017.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatanya menggunakan data agar kegiatan pengumpulan menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Tes ini berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban dengan jumlah 10 item.

Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data setiap variabel bebas dan variabel tidak bebas adalah instrumen yang dikembangkan sendiri oleh peneliti. Konsep yang mendasari penyusunan instrumen ini adalah indikator yang diturunkan dari teori-teori yang dibangun. Berdasarkan indikator-indikator tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi kisi-kisi yang menghasilkan butir-butir pernyataan

(37)

dan pertanyaan. Butir pernyataan dalam instrumen untuk mengukur Hubungan Administrasi dan lingkungan belajar dikembangkan dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari lima pilihan yaitu, sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RG), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Pemberian skor dimulai dengan nilai 1 untuk skor terendah dan nilai 5 untuk skor tertinggi. Sedangkan untuk tes hasil belajar dibuat dalam bentuk tes objektif dengan menggunakan pensekoran dikotomi yaitu skor 1 kalau jawaban benar dan skor 0 kalau jawaban salah.

Berikut ini disajikan skala penilaian atas jawaban responden terhadap instrumen penelitian berbentuk kuesioner.

ANGKET SELALU SERING KADANG

KADANG

TIDAK PERNAH

Skor

Pernyataan 5 4 3 2

Instrumen yang telah disusun selanjutnya diuji cobakan kepada 30 siswa kelas V SDN Kalukuang. Uji coba instrumen dilakukan guna mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen.

Validitas butir instrumen dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Validitas butir instrumen ditunjukkan oleh koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total butir instrumen. Koefisien variditas butir instrumen diuji dengan nilai tabel r Product Moment untuk n = 30 dan tingkat kesalahan α = 0,05 yaitu sebesar 0,235. Butir-butir instrumen yang memiliki r hitung

(38)

≥ dari r tabel dinyatakan valid, sedangkan butir-butir instrumen r hitungnya lebih kecil dari r tabel dinyatakan tidak valid sehingga di droup. Setelah dilakukan analisis validitas instrumen maka selanjutnya dilakukan analisis reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Prosesnya adalah butir-butir instrumen yang dinyatakan valid diberi nomor urut baru kemudian dihitung reliabilitasnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Suharismi Arikunto (1998 :140) dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu :

a) Metode Angket atau Kusioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.

b) Tes yaitu instrument untuk mengukur hasil belajar siswa menggunakan Pre Test dan Post Test.

c) Metode Dekomentasi

Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan atau transkip nilai, teknik ini digunakan untuk mengungkapkan data tentang hasil belajar siswa.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkip angket, catatan lapangan dan bahan-bahan yang lain yang

(39)

dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan agar dapat dipresentasikan semua pada orang lain. “Analisa data merupakan proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.” Analisis diamati dengan mempelajari seluruh data dari berbagai sumber setelah itu mengadakan reduksi data dengan membuat rangkuman inti, langkah selanjutnya menyusun dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorikan dalam satu kelompok yang sama, kemudian pemeriksaan keabsahan data dan tahap yang terakhir disimpulkan. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif yang menggambarkan data-data. Yaitu penggambaran dengan kata-kata keadaan dengan agar mudah dipahami dan untuk penarikan suatu kesimpulan

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument.Suatu instrumentyang sahih atau valid mempunyai validitas tinggi.Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Ujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment sebagaimana dikemukakan Arikunto (2006: 213) sebagai berikut:

(40)

Dimana:

r = nilai koefisien x = butir x

y = butir y

= jumlah skor butir x = jumlah skor butir y = jumlah kuadrat butir x = jumlah kuadrat butir y n = responden uji coba

untuk menentukan valid atau tidaknya suatu butir pernyataan digunakan tabel interprestasi nilai r dengan N= 30 pada taraf kepercayaan 95% yaitu r tabel sebesar 0,361. Kriterianya adalah apabila r hitung lebih besar dari r tabel maka butiran pernyataan dikatakan valid.

rxy=

(41)

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian

1. Deskripsi Hubungan Administrasi PBM Bahasa Indonesia Kelas V SDN Kalukuang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa.

Pada bagian proses pelaksanaan penelitian akan membahas mengenai keadaan kelas sampel yang akan diteliti yaitu kelas V dengan menggunakan angket berdasarkan indikator administrasi PBM berjumlah 20 item pertanyaan ataupun pernyataan. Tujuan dari pengunaan angket berdasarkan indikator tersebut sebagai salah satu strategi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia. Proses pelaksanaan penelitian ini dilakukan terhadap satu kelas yang menjadi sampel dengan mengedarkan angket tersebut. Selain itu, diawal pertemuan peneliti memberikan informasi mengenai tujuan dari pelaksanaan pembelajaran sebelum membagikan angket dan menyampaikan bahwa proses pengisian angket untuk orang tua yang diberikan pada tanggal 8 agustus 2016, diharapkan mampu menyelesaikan pengisian angket dengan benar yaitu siswa memilih satu option saja dari empat option yang telah disediakan oleh peneliti dalam angket serta menyampaikan bahwa hasil dari angket berindikator hubungan admistrasi terhadap hasil belajar bahasa Indonesia.

35

(42)

Sampel

Aspek Penilaian Pertanyaan Selalu

(SL)

Sering (SR)

Kadang- Kadang (KK)

Tidak Pernah (TP)

Skor (X)

01 10 2 7 1 93

02 13 7 5 1 82

03 8 7 3 1 93

04 6 7 3 5 87

05 8 7 3 1 79

06 8 5 1 5 88

07 8 7 3 1 76

08 7 5 5 3 89

09 10 4 2 3 87

10 8 7 3 1 92

11 3 10 5 2 89

12 6 7 3 5 86

13 7 5 5 3 80

14 7 6 3 5 83

15 3 7 6 4 82

16 6 7 3 5 70

17 3 7 6 4 74

18 8 7 3 1 86

19 8 7 3 1 81

20 10 4 2 3 80

21 8 7 3 1 75

22 8 7 3 1 82

23 6 7 3 5 74

24 3 7 6 4 76

25 3 7 6 3 71

26 3 7 6 4 70

27 3 7 6 3 79

28 3 7 6 4 88

29 3 7 6 3 93

30 2 7 8 4 70

∑= 224 ∑= 239 ∑= 143 ∑= 121 ∑= 2445

Bn Tabel 1. Hasil Angket Administrasi PBM

(43)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa variable hubungan administrasi pbm terhadap hasil belajar bahasa Indonesia kelas V SDN Kalukuang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa.

2. Deskripsi Hasil Belajar pada Murid Kelas V SDN Kalukuang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa

Penelitian ini menggunakan satu variabel terikat yaitu hasil belajar. Hasil belajar adalah suatu kemampuan yang menyatakan sejauh mana tujuan pengajaran yang telah dicapai oleh murid melalui pengalaman yang telah diberikan oleh guru.

Proses pelaksanaan terhadap hasil belajar ini dilakukan dengan menggunakan tes tertulis pada setiap mata pelajaran yang dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 2016 sampai 10 Agustus 2016 oleh guru kelas V kepada siswa.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 30 siswa yang telah dilakukan di SDN Kalukuang yang diperoleh dengan teknik observasi yang berupa tes tertulis.

Berikut skor hasil belajar murid kelas V yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 2. Skor Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas V SDN Kalukuang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa

NO N A M A S K O R (Y)

1 SURIANI 8,5

2 AGUNG DARMAWAN 8,5

3 SYAHRIANA MERYANA 8,6

4 MIRNAWATI 8,1

5 MUH. TAUFIK 8,9

6 ADELLA SAFITRI 8,3

(44)

7 PUTRA DARWIS 8,6

8 M. ANGGA 7,9

9 MUH. RIFKY FAUZAN 8,3

10 SITTI NURJANNA 8,5

11 MUH. FAREL 8,7

12 AULIA AFIA 7,8

13 ABDUL RAHMAT SYAM 7,9

14 MARIA 8

15 MUHAMMAD SABIL 7,9

16 MUH. RIFKY MULADI 7,7

17 MUH. JABAL NUR 8,8

18 SYARIFA 7,4

19 M. RIFAT 7,7

20 NUR HIDAYAT RESTU 7,7

21 MUH. DANIAL 7,1

22 NAJIA ALYA 7

23 ALIYAH HOPIARI 7,8

24 MUH. ARI YUSUF 7

25 NUR FAHANAH 7,2

26 NUR SABRINA 7,8

27 NURUL RAMADHANI 7

28 NURUL HIKMA 7,7

29 RESKY WARDANI 8,9

30 MUH FADHIL 7

J U M LA H ∑Y = 238,3

Sumber Data: Dokumen SDN Kalukuang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa Tahun 2016/2017

(45)

Untuk menghitung korelasi dengan product moment dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara manual dan di bantu dengan program SPSS 22.0 for Windows. Adapun dengan cara manual, peneliti membuat tabel-tabel penolong untuk memudahkan dalam menghitung nilai rhitung yang telah diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan nilai rtabel product moment.

Apabila rhitung yang diperoleh lebih besar atau sama dengan rtabel maka kedua variabel tersebut memiliki hubungan atau hubungan yang positif. Begitu pula sebaliknya, apabila r hitung lebih kecil dari r tabel maka tidak terdapat hubungan atau hubungan positif.

Berdasarkan hasil penelitian maka selanjutnya hasil tersebut dimasukkan ke dalam korelasi product moment dengan rumus angka kasar berikut ini :

Tabel 3. Analisis Korelasi Variabel X dan Y Indeks Korelasi

Antara Hubungan Administrasi PBM (Proses Belajar Mengajar) Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas V SDN Kalukuang

Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa.

Subjek X Y X2 Y2 XY

1 2 3 4 5 6

01 93 8,5 8649 72,25 790,5

02 82 8,5 6724 72,25 697

03 93 8,6 8649 73,96 799,8

04 87 8,1 7569 65,61 704,7

05 79 8,9 6241 79,21 703,1

06 88 8,3 7744 68,89 730,4

(46)

07 76 8,6 5776 73,96 653,6

08 89 7,9 7921 62,41 703,1

09 87 8,3 7569 68,89 722,1

10 92 8,5 8464 72,25 782

11 89 8,7 7921 75,69 774,3

12 86 7,8 7396 60,84 670,8

13 80 7,9 6400 62,41 632

14 83 8 6889 64 664

15 82 7,9 6724 62,41 647,8

16 70 7,7 4900 59,29 539

17 74 8,8 5476 77,44 651,2

18 86 7,4 7396 54,76 636,4

19 81 7,7 6561 59,29 623,7

20 80 7,7 6400 59,29 616

21 75 7,1 5625 50,41 532,5

22 82 7 6724 49 574

23 74 7,8 5476 60,84 577,2

24 76 7 5776 49 532

25 71 7,2 5041 51,84 511,2

26 70 7,8 4900 60,84 546

27 79 7 6241 49 553

28 88 7,7 7744 59,29 677,6

29 93 8,9 8649 79,21 827,7

30 70 7 4900 49 490

∑N 30 ∑X = 2455 ∑Y =238,3 ∑X2 =202445 ∑Y2 =1903,53 ∑XY = 19562,7

Diketahui :

∑X = 2445 ∑Y = 238,3

∑X2 = 202445 ∑Y2 = 1903,53

∑XY = 19562,7 ∑N = 30

(47)

Hasil perhitungan di atas selanjutnya dimasukan ke dalam rumus sebagai berikut :

(dibulatkan tiga angka dibelakang koma)

Adapun perhitungan manual tersebut di atas yang menggunakan rumus korelasi product moment, peneliti juga menggunakan bantuan program SPSS 22.0 for windows. Dari hasil analisis SPSS 22.0 for windows dengan diperoleh nilai rhitung yang sama dengan hasil perhitungan manual yaitu sebagai berikut :

(48)

Tabel 5. Hasil Perhitungan SPSS 22.0 for windows.

Correlations

X Y

X Pearson Correlation 1 .459**

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

Y Pearson Correlation .459** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil analisis menunjukkan bahwa perhitung antara hubungan administrasi PBM (X) dengan hasil belajar (Y) diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,482. Harga koefisien r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan N = 30-1= 29 sebesar 0,361. Hasil ini menunjukkan bahwa rhitung lebih besar daripada rtabel sehingga hipotesis diterima, ini berarti ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel pola asuh orang tua terhadap hasil belajar murid. Berikut pedoman interpretasi koefisien korelasi:

Tabel 4. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

(49)

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Berdasarkan tabel 4 tersebut, maka koefisien korelasi yang ditemukan sebesar 0,482 termasuk pada kategori sedang. Jadi terdapat hubungan anatara pola asuh orang tua terhadap hasil belajar murid.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan administrasi pbm terhadap hasil belajar bahasa Indonesia kelas V SDN Kalukuang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa.

Pada bagian ini, dibahas mengenai hasil penelitian yang dilakukan meliputi hubungan administrasi PBM sebagai variabel X dan hasil belajar sebagai variabel Y secara keseluruhan maupun hasil dari setiap siswa.

Berdasarkan tabel mengenai skor angket dan nilai rata-rata hasil belajar bahasa Indonesia kelas V dapat dilihat bahwa skor angket terendah yang diperoleh adalah 70 sedangkan skor tertinggi adalah 93 dengan jumlah skor angket secara keseluruhan 2445. Selain itu, dapat juga dilihat nilai rata-rata hasil belajar terendah adalah 7,0 dan nilai rata-rata hasil belajar murid tertinggi adalah 8,9 dengan jumlah sampel 30 siswa dari satu kelas.

Hasil penelitian ini diperoleh dengan menggunakan analisis deskriptif inferensial yaitu menghitung nilai koefisien korelasi produk moment sebagai nilai dari penunjukan adanya hubungan polaasuh orang tuaterhadaphasil belajar murid.

(50)

Nilai koefisien korelasi produk moment secara teori berkisar diantara -1 ≤ r ≤ +1, nilai koefisien korelasi produk moment hitung diperoleh dengan menggunakan persamaan koefisien korelasi produk moment.Hal ini menunjukkan bahwa rhitung>

rtabel yang berarti bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menyatakan

“Ada hubungan administrasi PBM terhadap hasil belajar bahasa Indonesia kelas V SDN Kalukuang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa..”, dinyatakan diterima dengan kategori sedang.

(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang ditunjukkan pada pembahasan sebelumnya, hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel administrasi PBM berhubungan positif dan signifikan terhadap hasil belajar bahasa Indonesia di SDN Kalukuang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa, artinya semakin diperhatikannya administasi PBM maka hasil belajar siswa cenderung meningkat. Hasil analisis yang diperoleh secara perhitungan menggunakan persamaan koefisien korelasi produk moment yaitu sebesar 0,483 lebih besar dari nilai koefisien korelasi produk moment pada tabel 0,470 pada taraf signifikan 1% dan 0,361 pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan 30-1 = 29 atau rhitung > rtabel dapat disimpulkan bahwa “Ada hubungan yang positif dan signifikan antara administrasi PBM terhadap hasil belajar bahasa Indonesia SDN Kalukuang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa”, dengan kategori cukup kuat terhadap hasil murid.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi guru seyogyanya administrasi perlu diperbaiki dengan memberdayakan secara maksimal indikator-indikator yang memberikan proporsi terendah,

45

(52)

sedangkan administrasi PBM yang memberikan hubungan dominan perlu dipertahankan agar admnistrasi dapat ditingkatkan di masa akan datang.

2. Bagi siswa, agar lebih membiasakan diri menjadi lebih aktif, objektif dan lebih serius mengerjakan tugas baik tugas di rumah ataupun di sekolah yang diberikan oleh guru.

3. Bagi guru di SD Kalukuan Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa menjadikan pengalaman dalam peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia dengan memperhatikan administrasi yang diterapkan guru kepada siswa.

4. Kepada peneliti lain agar penelitian ini bisa menjadi rujukan ilmu untuk perkembangan penelitian selanjutnya.

Gambar

Gambar 2.1 bagan kerangka pikir   9.  Hipotesis Penelitian
Tabel 3.1   Jumlah Keseluruhan Siswa SDN Kalukuang
Tabel 2. Skor Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas V  SDN Kalukuang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa
Tabel 5. Hasil Perhitungan SPSS 22.0 for windows.  Correlations  X  Y  X  Pearson Correlation  1  .459 ** Sig

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini hanya mencakup lima variabel bebas yang digunakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan satuan kerja

Pada sampel masyarakat percontohan, sesuai dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi risiko masyarakat termasuk dalam kategori tinggi, hal ini diakibatkan karena

Pengujian H2b dilakukan untuk mengeta- hui apakah ada perbedaan keputusan yang dibuat oleh individu dengan keputusan yang dibuat oleh kelompok jika informasi investasi disajikan

Dengan menggunakan parameter: packet loss, interarrival delay, jitter, dan throughput, kinerja server dalam memberikan layanan video call akan dianalisis pada tugas akhir ini3. 1.2

bahwa dalam rangka mendukung Visi Kabupaten Bantul Projotamansari, Sejahtera, Demokratis, dan Agamis, kegiatan pengabdian masyarakat oleh Perguruan Tinggi di Kabupaten

Adapun hasil dari penggunaan uji tersebut didapatkan hasil p = 0,950 (p > 0,05) pada uji yang dilakukan terhadap S1C dan S2C, dari hasil tersebut disimpulkan bahwa tidak

Hasil ini menunjukkan bahwa ada 1,9% pelanggan yang sudah aware dengan layanan CDMA, namun tidak ingin menggunakan (tidak butuh) dan tidak ingin membayar cost (harga/tarif)

Oleh karena itu pada penelitian melakukan proses analisis untuk mengetahui penggunaan internet melalui data jaringan yang terjadi pada jaringan internet di prodi Ilmu Komputer,