commit to user
Perbedaan Terapi Murottal Dan Terapi Musik Klasik Terhadap Kecemasan Menghadapi Persalinan
The Differences between Recited Qoran and Classical Music Therapy toward the Anxiety of Labor
Rochany Septiyaningsih1), AA. Subijanto2), Supriyadi Hari Respati3) 1)
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat 2)
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta 3)
Bagian Obstetri Dan Ginekologi RSUD Dr. Moewardi Surakarta
ABSTRACT
Background: Excessive anxiety during pregnancy may lead the risk of possibilities of a low birthweight baby born, small size of its head, unbalanced nerve system development, premature, weakening its immune system, and emotional disorders after a delivering baby process. Music therapy is proven to reduce the pain and to make client feeling relaxed. This study aims to prove the differences between the therapy of recited Qoran (sura al- fatiha) and classical music of Mozart toward the anxiety levels of third semester pregnancy before delivering a baby.
Method and Subject of the research: His study uses a randomized controlled trial with a total of 60 primigravida third trimester. The study was conducted in six health centers Cilacap district. Research subjects are in two groups : Murottal ( n = 30 ) and Mozart ( n = 30 ). Anxiety assessment performed twice in each group with the Hamilton Anxiety Rating Scale ( HRSA ). Test statistical analysis using the paired t test and independent t test.
Result: Murottal group are mean values of 67 became 60.10 and Mozart Classical Music Group are mean values 73.37 becomes 68. There are differences in the level of anxiety primigravida third trimester in the face of labor between groups Murottal and Mozart Classical Music group ( p = 0.028 ).
Conclusion: There is a difference between therapy and therapy Murottal classical music of Mozart to the anxiety level primigravida third trimester in the face of labor and the differences were statistically significant. Murottal better therapy lowers anxiety levels primigravida third trimester in the face of labor than Mozart
commit to user Pendahuluan
Kehamilan seorang wanita
merupakan hal yang membahagiakan
karena ia akan memperoleh keturunan
sebagai pelengkap dan penyempurna
fungsinya sebagai wanita, namun juga
menggelisahkan karena penuh dengan
perasaan takut dan cemas mengenai
hal-hal yang buruk yang dapat menimpa
dirinya terutama pada saat proses
persalinan (Zanden, 2007).
Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia saat melahirkan berdasarkan
Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2012 sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup dan Angka Kematian
Bayi (AKB) sebesar 32 per 1.000
kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu di
Indonesia adalah perdarahan (42%),
eklampsia (13%), komplikasi abortus
(11%), infeksi (10%) dan persalinan lama
(9%) (Kemenkes RI, 2012).
Perasaan takut dan cemas menghadapi
persalinan merupakan unsur-unsur yang
bisa menimbulkan ketegangan-ketegangan
psikis dan fisik di antaranya termanifestasi
pada otot-otot yang berhubungan dengan
proses persalinan. Dalam situasi ini,
sistem endokrin akan melepaskan hormon
masing-masing ke aliran darah dalam
rangka mempersiapkan badan pada
keadaan darurat. Adanya peningkatan
hormon adrenalin dan noradrenalin
menimbulkan disregulasi biokimia tubuh,
sehingga muncul ketegangan fisik pada
diri ibu hamil seperti terjadinya
peningkatan detak jantung, irama nafas,
tekanan darah, ketegangan otot (nyeri
pinggang), tingkat metabolisme, dan
produksi hormon penyebab stres, selain
itu juga sering kali terdengar di antaranya
ialah lelah, masalah pencernaan, sembelit
dan bengkak (Fiori, 2005).
Hormon stres yang dihasilkan secara
berlebihan pada wanita hamil dapat
mengganggu suplai darah ke janin dan
dapat membuat janin menjadi hiperaktif
hingga ia lahir kelak dan menjadi autis.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa
wanita hamil yang mengalami tekanan
pribadi secara terus menerus memiliki
risiko lebih dari 50% untuk mendapatkan
anak dengan cacat fisik (Kinney et al.,
2008). Depresi dan kecemasan antenatal
secara langsung berdampak pada
postpartum parenting stres. Depresi pada
trimester ketiga menyumbang 13% sampai
22% kejadian stres postpartum pada tiga
sampai enam bulan setelah melahirkan
commit to user
Kini telah banyak dikembangkan
terapi-terapi untuk menangani kecemasan
ataupun nyeri, salah satunya adalah terapi
musik yang dapat mengurangi tingkat
kecemasan pada klien. Terapi musik ini
terbukti berguna dalam proses
penyembuhan karena dapat menurunkan
rasa nyeri dan dapat membuat perasaan
klien rileks (Kate and Mucci, 2002). Hal
ini telah dibuktikan dalam penelitian di
tahun 1996, Journal of the American
Medical Association melaporkan tentang
hasil-hasil suatu studi terapi musik di
Austin, Texas yang menemukan bahwa
setengah dari ibu-ibu hamil yang
mendengarkan musik selama kelahiran
anaknya tidak membutuhkan anestesi.
Rangsangan musik meningkatkan
pelepasan endorfin dan ini menurunkan
kebutuhan akan obat-obatan. Pelepasan
tersebut memberikan pula suatu
pengalihan perhatian dari rasa sakit dan
dapat mengurangi kecemasan (Campbell,
2001).
Terapi religi dapat juga mempercepat
penyembuhan, hal ini telah dibuktikan
oleh berbagai ahli seperti yang telah
dilakukan Ahmad al Khadi, direktur
utama Islamic Medicine Institute for
Education and Research di Florida,
Amerika Serikat. Dalam konferensi
tahunan ke XVII Ikatan Dokter Amerika,
wilayah missuori AS, Ahmad Al-Qadhi
melakukan presentasi tentang hasil
penelitiannya dengan tema pengaruh
Al-Quran pada manusia dalam perspektif
fisiologi dan psikologi. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan hasil positif bahwa
mendengarkan ayat suci Al-Quran
memiliki pengaruh yang signifikan dalam
menurunkan ketegangan urat saraf
reflektif dan hasil ini tercatat dan terukur
secara kuantitatif dan kualitatif oleh
sebuah alat berbasis komputer (Remolda,
2009).
Bacaan surat Al-Quran terbaik yang
dapat digunakan untuk mengurangi atau
menurunkan tingkat kecemasan menurut
Mustamir (2009) dalam Siswantinah
(2011) adalah Al-Faatihah, karena inti sari
dari Al-Quran adalah Al-Faatihah dan
pemahaman terhadap Al-Quran diawali
dengan pemahaman terhadap Al-Faatihah.
Uraiannya yang singkat dan jelas, serta
kualitas nada hurufnya yang tinggi
membuat Al-Faatihah mudah dibaca dan
dihafal semua orang dengan latar
belakang apapun. Al-Faatihah merupakan
surat yang paling banyak dibaca oleh umat
manusia, karena Al-Faatihah harus dibaca
dalam setiap sholat.
Tujuan umum penelitian membuktikan
perbedaan terapi murottal (Al-Faatihah)
commit to user
tingkat kecemasan ibu hamil primigravida
trimester III dalam menghadapi
persalinan. Secara khusus tujuan
penelitian ini membuktikan penurunan
tingkat kecemasan ibu hamil primigravida
trimester III dalam menghadapi persalinan
sebelum dan sesudah perlakuan terapi
murottal (Al-Faatihah), membuktikan
penurunan tingkat kecemasan ibu hamil
primigravida trimester III dalam
menghadapi persalinan sebelum dan
sesudah perlakuan terapi musik klasik
Mozart dan membuktikan perbedaan
perubahan tingkat kecemasan ibu hamil
primigravida trimester III dalam
menghadapi persalinan sebelum dan
sesudah perlakuan terapi pada kelompok
terapi murrotal (Al-Faatihah) dan
kelompok terapi musik klasik Mozart.
Kecemasan merupakan respon
individu terhadap suatu keadaan yang
tidak menyenangkan dan dialami oleh
semua makhluk hidup dalam sehari-hari
ataupun respon emosi tanpa objek yang
spesifik yang secara subjektif dialami dan
di komunikasikan secara interpersonal
seperti kebingungan, kekhawatiran pada
sesuatu yang akan terjadi dengan
penyebab yang tidak jelas dan
dihubungkan dengan perasaan tidak
menentu dan tidak berdaya (Suliswati,
2005).
Terapi musik merupakan suatu proses
yang menggabungkan antara aspek
penyembuhan musik itu sendiri dengan
kondisi dan situasi fisik atau tubuh, emosi,
mental, spiritual, kognitif dan kebutuhan
sosial seseorang dengan menggunakan
bunyi atau irama tertentu (Natalina, 2013).
Dalam dunia kedokteran disebut terapi
pelengkap (complementary medicine).
Musik merupakan sebuah rangsangan
pendengaran yang terorganisasi terdiri
dari melodi, ritme, harmoni, warna,
bentuk dan gaya. Musik memiliki
kekuatan untuk mengobati penyakit dan
ketidakmampuan yang dialami seseorang
(Setyoadi dan Kushariyadi, 2011).
Menurut Purna (2006), pengertian dari
murottal adalah rekaman suara Al Quran
yang dilagukan oleh qori (pembaca Al
Quran).
Berikut mekanisme sensorik musik
terhadap fisiologi tubuh manusia otak
bagian kiri adalah proses analisis kognitif
dan aktivitas, sedangkan otak kanan
sebagai proses artistik, aktivitas imajinasi.
Unsur-unsur musik yaitu irama, nada dan
intensitas masuk ke kanalis auditorus
telinga luar yang disalurkan ke
tulang-tulang pendengaran, musik tersebut akan
dihantarkan sampai ke thalamus. Musik
mampu mengaktifkan memori yang
commit to user
hipotalamus lalu ke hipofise. Musik yang
telah masuk ke kelenjar hipofise mampu
memberikan tanggapan terhadap
emosional melalui feedback negatif ke
kelenjar adrenal untuk menekan
pengeluaran hormon-hormon stres.
Masalah mental seperti ketegangan,
kecemasan dan stres berkurang (Djohan,
2006 dan Rachmawati, 2005).
Hipotesis untuk penelitian ini terapi
murottal (Al-Faatihah) lebih efektif
menurunkan tingkat kecemasan pada ibu
hamil primigravida trimester III dalam
menghadapi persalinan dengan
dibandingkan terapi musik klasik Mozart.
rochany.septiyaningsih@gmail.com
Metode Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas
Cilacap Tengah I, Puskesmas Cilacap
Tengah II, Puskesmas Cilacap Utara I,
Puskesmas Cilacap Utara II, Puskesmas
Cilacap Selatan I, Puskesmas Cilacap
Selatan II, waktu penelitian bulan Maret
sampai April 2015. Penelitian ini
merupakan penelitian randomized
controlled trial. Populasi penelitian semua
pasien ibu hamil primigravida trimester
III. Pemilihan sampel dengan metode
random sampling. Proses pengumpulan
data dilakukan dengan memberikan
kuesioner pada ibu hamil primigravida
trimester III. Teknik analisis data
menggunakan analisis uji t.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Uji Normalitas
Berdasarkan hasil pengujian
normalitas data dengan menggunakan
metode Kolmogorov Smirnov diketahui
bahwa nilai probabilitas (p) pada ibu
hamil trimester III yang diberi terapi
musik murottal pada pre test adalah
p=0,200 dan post test adalah p=0,108,
artinya data berdistribusi normal ;
sedangkan untuk ibu hamil trimester III
yang diberi terapi musik klasik Mozart
diperoleh nilai probabilitas (p) pada pre
test adalah p=0,118 dan post test adalah
p=0,200.
Tabel 1. Hasil Uji Beda Mean Tingkat Kecemasan Sebelum Diberikan Terapi Murottal dan Terapi Musik Klasik Mozart
Kelompok N Mean t p
Murottal 30 67,00
-1,79 0,078
Mozart 30 73,37
Signifikansi 0,05
Tabel 1 di atas merupakan hasil uji
beda tingkat kecemasan sebelum subjek
penelitian diberikan terapi murottal dan
terapi musik klasik Mozart. Berdasarkan
hasil penghitungan dengan menggunakan
commit to user
diperoleh nilai t sebesar -1,79 (p=0,078)
sehingga Ho diterima, artinya tingkat
kecemasan antara sebelum diberikan
terapi murottal dan sebelum diberikan
terapi musik klasik Mozart tidak ada
perbedaan yang signifikan.
Tabel 2. Hasil Uji Beda Mean Tingkat
Kecemasan Sebelum dan Sesudah
Diberikan Terapi Murottal
Kelompok N Mean t p
Sebelum 30 67,00
16,58 0,001
Sesudah 30 60,10
Signifikansi 0,05
Tabel 2 di atas merupakan hasil uji
beda tingkat kecemasan subjek penelitian
untuk kelompok yang dilakukan terapi
murottal. Berdasarkan hasil penghitungan
dengan menggunakan bantuan program
komputer SPSS diperoleh nilai t sebesar
16,58 (p 0,001) sehingga Ho ditolak,
artinya tingkat kecemasan antara sebelum
dan sesudah diberikan terapi murottal
terdapat perbedaan yang signifikan,
sehingga pemberian terapi murottal efektif
menurunkan tingkat kecemasan pada ibu
hamil trimester III.
Tabel 3 Hasil Uji Beda Mean Tingkat
Kecemasan Sebelum dan Sesudah
Diberikan Terapi Musik Klasik Mozart
Kelompok N Mean t p
Sebelum 30 73,37
6,102 0,001*
Sesudah 30 68,00
Signifikansi 0,05
Tabel 3 di atas merupakan hasil uji
beda tingkat kecemasan subjek penelitian
untuk kelompok yang dilakukan terapi
musik klasik Mozart. Berdasarkan hasil
penghitungan dengan menggunakan
bantuan program komputer SPSS
diperoleh nilai t sebesar 6,102 (p 0,001)
sehingga Ho ditolak, artinya tingkat
kecemasan antara sebelum dan sesudah
diberikan terapi musik klasik Mozart
terdapat perbedaan yang signifikan,
sehingga pemberian terapi musik klasik
Mozart efektif menurunkan tingkat
kecemasan pada ibu hamil trimester III.
Tabel 4 Hasil Uji Beda Mean Tingkat Kecemasan Sesudah Diberikan Terapi Murottal dan Musik Klasik Mozart
Kelompok N Mean t p
Murottal 30 60,10
-2,25 0,028*
Mozart 30 68,00
Signifikansi 0,05
Tabel 5 di atas merupakan hasil uji
beda tingkat kecemasan sesudah subjek
penelitian diberikan terapi murottal dan
terapi musik klasik Mozart. Berdasarkan
hasil penghitungan dengan menggunakan
bantuan program komputer SPSS
diperoleh nilai t sebesar -2,250 (p=0,028)
sehingga Ho ditolak, artinya tingkat
kecemasan antara sesudah diberikan terapi
murottal dan terapi musik klasik Mozart
terdapat perbedaan yang signifikan,
sehingga pemberian terapi murottal lebih
efektif menurunkan tingkat kecemasan ibu
hamil primigravida trimester III dalam
menghadapi persalinan dibandingkan
commit to user Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dengan
menggunakanindependent t testdiperoleh
nilai probabilitas perbedaan tingkat
kecemasan kelompok murottal dengan
kelompok terapi musik klasik Mozart
sebelum diberikan terapi adalah 0,078.
Hal ini berarti bahwa secara statistik tidak
ada perbedaan yang signifikan antara
tingkat kecemasan kelompok murottal
dengan kelompok terapi musik klasik
Mozart sebelum diberikan terapi (p >
0,05).
Kondisi ini dimungkinkan karena
karakteristik subjek penelitian dalam
penelitian ini telah homogen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan
pada ibu hamil trimester III dalam
menghadapi persalinan antara lain paritas,
usia, tingkat pendidikan, pengetahuan,
kunjungan ANC, ekonomi dan pekerjaan (
Bobak et al, 2004; Prawirohardjo, 2008;
Notoatmodjo, 2007; Hawari, 2006;
Saifuddin, 2002; Niven, 2002; Sutantinah
2003). Dalam penelitian ini sebagian
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kecemasan tersebut telah dikontrol.
Berdasarkan hasil analisis
menggunakan paired t test menunjukkan
nilai p 0,001. Nilai tersebut lebih kecil
daripada nilai = 0,05, artinya terdapat
perbedaan rata-rata tingkat kecemasan
sesudah diberikan terapi murottal yang
mana tingkat kecemasan mengalami
penurunan sesudah diberikan terapi
murottal. Surat Al Quran yang
diperdengarkan pada penelitian ini adalah
surat Al Fatiihah, yang mana surat
tersebut merupakan surat terbaik yang
dapat digunakan untuk mengurangi atau
menurunkan tingkat kecemasan menurut
Mustamir (2009) dalam Siswantinah
(2011), karena inti sari dari Al-Quran
adalah Al-Faatihah dan pemahaman
terhadap Al-Quran diawali dengan
pemahaman terhadap Al-Faatihah.
Uraiannya yang singkat dan jelas, serta
kualitas nada hurufnya yang tinggi
membuat Al-Faatihah mudah dibaca dan
dihafal semua orang dengan latar
belakang apapun.
Asti (2009) juga menyatakan murottal
mampu memacu sistem saraf parasimpatis
yang mempunyai efek berlawanan dengan
sistem saraf simpatis.Sehingga terjadi
keseimbangan pada kedua sistem saraf
autonom tersebut. Hal inilah yang menjadi
dasar dari timbulnya respon relaksasi,
yaitu terjadi keseimbangan antara sistem
saraf simpatis dan sistem parasimpatis.
Dengan terapi murottal maka kualitas
kesadaran seseorang terhadap Tuhan akan
meningkat, baik orang tersebut
commit to user
Kesadaran ini akan menyebabkan totalitas
kepasrahan kepada Alloh SWT (Mac
Gregor, 2001). Dalam keadaan tenang
otak dapat berpikir dengan jernih dan
dapat melakukan perenungan tentang
adanya Tuhan sehingga akan terbentuk
koping atau harapan positif pada ibu hamil
tersebut (Krishna, 2001).
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang telah dilakukan Ahmad al
Khadi tahun 2007, dengan tema pengaruh
Al-Quran pada manusia dalam perspektif
fisiologi dan psikologi. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan hasil positif bahwa
mendengarkan ayat suci Al-Quran
memiliki pengaruh yang signifikan dalam
menurunkan ketegangan urat saraf
reflektif dan hasil ini tercatat dan terukur
secara kuantitatif dan kualitatif oleh
sebuah alat berbasis komputer (Remolda,
2009).
Berdasarkan hasil analisis
menggunakan paired t test menunjukkan
nilai p 0,001. Nilai tersebut lebih kecil
daripada nilai = 0,05, artinya terdapat
perbedaan rata-rata tingkat kecemasan
sebelum dan sesudah diberikan terapi
musik klasik Mozart yang mana tingkat
kecemasan mengalami penurunan sesudah
diberikan terapi musik klasik Mozart.
Kecemasan yang terjadi pada ibu
hamil berkaitan dengan perubahan
psikologis dan emosional ini tampaknya
berhubungan dengan perubahan biologis
yang dialami ibu selama kehamilan.
Emosi ibu hamil cenderung labil, reaksi
terhadap kehamilan dapat saja berlebihan
dan berubah ubah. Perubahan hormon
serta fisik pada ibu hamil menimbulkan
rasa cemas pada ibu hamil (Herawati,
2009).
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang telah dilakukan pada 120
ibu hamil yang melakukan terapi musik
dengan durasi 30 menit selama 3 hari
terbukti menurunkan kecemasan dan
respon fisiologis pada ibu hamil (Yang
Minet al., 2009).
Berdasarkan hasil penelitian dengan
menggunakanindependent t test diperoleh
nilai probabilitas perbedaan tingkat
kecemasan kelompok murottal dengan
kelompok terapi musik klasik Mozart
sesudah diberikan terapi adalah 0,028. Hal
ini berarti bahwa secara statistik ada
perbedaan yang signifikan antara tingkat
kecemasan kelompok murottal dengan
kelompok terapi musik klasik Mozart
sesudah diberikan terapi (p 0,05).
Namun dari data yang didapat ternyata
lebih efektif menggunakan murottal
dibandingkan terapi musik klasik Mozart
(beda mean=6,9). Hal tersebut karena
commit to user
sangat diperlukan dalam mengatasi
kecemasan yaitu kemampuannya dalam
membentuk koping baru untuk mengatasi
kecemasan dalam menghadapi persalinan.
Keinginan dan harapan terbesar seorang
ibu hamil adalah persalinan yang berjalan
lancar serta diri dan bayinya sehat.
Kebutuhan terbesar adalah kekuatan
penyokong yaitu realitas kesadaran
terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Krishna,
2001). Dengan terapi murottal maka
kualitas kesadaran seseorang terhadap
Tuhan akan meningkat, baik orang
tersebut mengetahui arti Al Quran atau
tidak. Kesadaran ini akan menyebabkan
totalitas kepasrahan kepada Alloh SWT,
dalam keadaan ini otak berada pada
gelombang dengan frekuensi 7-14 Hz. Ini
merupakan keadaan energi otak yang
optimal dan dapat menyingkirkan stres
dan menurunkan kecemasan (Mac Gregor,
2001). Dalam keadaan tenang otak dapat
berpikir dengan jernih dan dapat
melakukan perenungan tentang adanya
Tuhan sehingga akan terbentuk koping
atau harapan positif pada ibu hamil
tersebut (Krishna, 2001).
Kesimpulan
Terdapat perbedaan antara terapi
Murottal dan terapi musik klasik Mozart
terhadap penurunan tingkat kecemasan ibu
hamil primigravida trimester III dalam
menghadapi persalinan (p=0,028) dan
terapi murottal lebih baik dalam
menurunkan kecemasan menghadapi
persalinan dibandingkan terapi musik
klasik.
Hasil penelitian dan pembahasan yang
telah dilakukan ini membawa implikasi
terapi musik baik Murottal maupun musik
klasik Mozart dapat menurunkan tingkat
kecemasan pada ibu primigravida
trimester III dalam menghadapi
persalinan.
Disarankan tenaga kesehatan terutama
bidan dapat menggunakan murottal dan
musik klasik Mozart sebagai media untuk
mengurangi kecemasan yang dirasakan
ibu hamil dalam menghadapi persalinan,
ibu hamil dapat melakukan kegiatan
relaksasi secara mandiri dengan
mendengarkan murottal dan musik klasik
Mozart pada saat menjelang persalinan
untuk mengurangi kecemasan yang
dirasakan dan sebaiknya ada penelitian
lanjutan mengenai jenis musik lain yang
dapat mengurangi kecemasan.
Daftar Pustaka
Asti. 2009. Pengaruh Al Quran Terhadap
Fisiologi Dan Psikologi:
http://cybermg.com. Diperoleh
tanggal 20 Mei 2015.
Bhisma, M. 2013. Desain dan Ukuran
commit to user
Cetakan Ketiga. Yogyakarta:Gadjah Mada Press.
Bobak, Lowdermilk dan Jensen. 2004.
Maternity Nursing. St. Louis: Mosby.
Campbell, D. 2001. Efek Mozart bagi
Anak,Meningkatkan Daya Pikir, Kesehatan dan Kreativitas Anak Melalui Musik, Penerjemah Widodo. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Diharni, A. 2005. Menjaga Hati. Cetakan
Kesatu. Jakarta: Ema Insani.
Djohan. 2006. Terapi Musik, Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta: Galang Press
Fiori, J. 2005. Pregnancy Fitness,
Panduan Kebugaran Selama
Kehamilan. Jakarta: Prestasi Pustaka
Ganong, WF. 2005. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Jakarta: EGC.
Hawari, D. 2006. Psikiatri Manajemen
Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: FK UI
Herawati, M. 2009. Psikologi Ibu Dan
Anak Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Hurlock, E.B. 1997. Psikologi
Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Retang Kehidupan (Ed.
5). Jakarta: Erlangga
Kate and Mucci. 2002.The Healing Sound
of Music. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kemenkes RI. 2012. Survei Dinas
Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta.
Kinney DK, Munir KM, Crowley DJ, dan Miller AM. 2008. Prenatal Stress and
Risk For Autism. Neuroscience &
Biobehavioral Reviews, 32, (8): 1519-1532.
Krishna. 2001. Masnawi Bersama
Jalaluddin Rum Menggapai Langit Biru Tak Berbingkai. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mac Gregor, S. 2001. Piece Of Mind
Menggunakan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar Untuk Mencapai Tujuan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mander. 2004. Nyeri Persalinan. Jakarta:
EGC
Misri, S. dan Kendrick, K. 2007. Treatment of Perinatal Mood and
Anxiety Disorders : Review.
Canadian Journal of Psychiatry. vol. 52, no. 8, hlm. 489-498.
Misri, S., Kendrick, K., Oberlander, T.F., Norris, S., Tomfohr, L., Zhang, H., dan Grunau, R.E. 2010. Antenatal Deppression and Anxiety Affect
Postpartum Parenting Stress :
Longitudinal Prospective Study.
Canadian Journal of Psychiatry, vol. 55, no.4, hlm. 222-228.
Muttaqin, M. 2008. Seni Musik Klasik
Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Natalina, D.2013. Terapi Musik Bidang
Keperawatan. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Niven, N. 2002. Psikologi Kesehatan.
Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. 2002. Promosi
commit to user
O Riordon. 2002.The Art of Sufi Healing.
Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Phumdoung, S. dan Good, M. 2007. Music Reduce Sensation and Distress
of Labor Pain. Pain Management
Nursing, 4, (2): 54-61.
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan
Edisi IV. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Purna. 2006. Murottal :
http://purna.wordpress.com,
Diperoleh pada tanggal 04
Desember 2014.
Rachmawati,Y. 2005. Musik Sebagai
Pembentuk Budi Pekerti.
Yogyakarta: Panduan
Remolda, P. 2009. Pengaruh Al Quran
Pada Manusia Dalam Perspektif Fisiologi dan Psikologi.
http://www.theedc.com, Diakses
pada tanggal 04 Desember 2014.
Saifuddin, Abdul. 2002. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Setyoadi & Kushariyadi. 2011. Terapi
Modalitas Keperawatan Pada Klien Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika.
Siswantinah. 2011. Pengaruh Terapi
Murottal Terhadap Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Dilakukan Tindakan Hemodialisa di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan (skripsi). Semarang : Fakultas Ilmu
Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah
Semarang.
Suliswati. 2005. Konsep Dasar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Sutantinah. 2003. Perbedaan Tingkat
Kecemasan Primigravidan Dan
Multigravida Menghadapi Persalinan.
KTI Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan.
Varney, H. 2006. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC.
Yang, Min, Li, Liangjiang, Zhu, Haili, Alexander I, Liu Shan, Zhou W, dan Ren, Xiaohong. 2009. Music Therapy in Relief Anxiety in Pregnant Women
Bed Rest. American Journal of
Maternal Chid Nursing,34, (5): 316-323.
Ying, L. Dan Keung, D.W. 2007.
Correlates of Depressive
Symptomatology During the Second Trimester of Pregnancy Among Hongkong, Chinese. Social Science & Medicine, 64, (9):1802-1811.
Zanden, V.W.J. 2007. Human