• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI MORFOLOGI DAN MOLEKULER SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN TANAMAN PORANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IDENTIFIKASI MORFOLOGI DAN MOLEKULER SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN TANAMAN PORANG."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI MORFOLOGI DAN MOLEKULER SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN TANAMAN PORANG

Dwi Harjoko, Amalia T Sakya dan Muji Rahayu Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian UNS Surakarta

ABSTRAK

Penelitian bertujuan mendapatkan jenis porang yang mempunyai sifat unggul dan menghasilkan kadar glukomanan dan pati tinggi sehingga sesuai untuk dibudidayakan berdasarkan karakter morfologi dan molekuler serta mendapatkan variabel agronomis yang paling berpengaruh terhadap pembentukan pati dan glukomanan. Penelitian lapangan dilaksanakan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Penelitian laboratorium dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tanaman dan Bioteknologi Pertanian Fakultas Pertanian dan Laboratorium Sentral UNS Surakarta. Penelitian dilaksanakan mulai bulan April - Oktober 2010.

Pengambilan sampel dilakukan secara acak di empat wilayah yaitu Hutan Bromo Karanganyar, Jumantono, Saradan dan Nganjuk. Identifikasi morfologi meliputi habitus, daun, batang, akar, bunga dan umbi. Identifikasi molekuler dimulai dengan isolasi DNA, kualitas dan kuantitas tes DNA, dan analisis polimorfisme DNA. Identifikasi komponen variabel agronomis ditentukan oleh kondisi tanah, iklim mikro dan tehnik budidaya yang diterapkan. Analisis kandungan kimia umbi porang meliputi glukomanan dan pati. Data dianalisis menggunakan analisis deskripsi, sedangkan data elektroforesis DNA dianalisis berdasarkan pola DNA dengan menggunakancluster analysis.

Dari Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Tanaman porang di daerah Hutan Bromo Karanganyar, Jumantono, Saradan dan Nganjuk mempunyai bentuk habitus, daun, batang, akar dan warna umbi yang sama, (2) Identifikasi molekuler untuk tanaman porang menggunakan 3 primer yaitu SBH 12, SBH 13, SBH 19; (3) Kandungan glukomanan dan pati umbi porang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan baik tanah (N total, K tertukar, C organik, bahan organik, pH dan C/N rasio), iklim mikro dan tehnik budidaya. (4) Kandungan glukomanan dan pati tertinggi terdapat pada umbi porang dari Saradan, sedangkan terendah dari daerah Hutan Bromo Karanganyar.

(2)

MORPHOLOGICAL AND MOLECULER IDENTIFICATION AS Amorphophallus oncophyllus DEVELOPMENTBASIC

Dwi Harjoko, Amalia T. Sakya, Muji Rahayu Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

ABSTRACT

The research aims to get the kind of Amorphophallus oncophyllus having superior properties and produce high level of glucomannan and starch so appropriate to be cultivated based of morphological and molecular characters, get the most influence significant of agronomy variable on glucomannan and starch level. Field research was conducted in the Central Java and East Java. Laboratory research was conducted on Plant Physiology and Agricultural Biotechnology Laboratory Faculty of Agriculture and Central Laboratory UNS Surakarta. The study was conducted from April – October 2010. Sampling is taken randomly in four areas in Hutan Bromo Karanganyar, Jumantono, Saradan dan Nganjuk. Morphological identification is done by morphological observation involved observing performance, leaves, stems, roots flowers and tuber. Identification of molecular is done with RAPD method that is began with the isolation of DNA, the quality and quantity of DNA test, and DNA polymorphism analysis. Identification agronomist variable component is determined by soil conditions, micro climate and culture technique. Analysis og chemistry content involved glucomannan and starch. Data were analyzed using description analysis, and data from electrophoresis DNA were analysed based on the appearance RAPD band pattern of DNA using cluster analysis.

From the results can be concluded that (1) Amorphophallus oncophyllus in the region Hutan Bromo Karanganyar, Jumantono, Saradan dan Nganjuk has same of the performance, leaves, stems, roots, flower and tuber; (2) Identification of molecular A. oncophyllus used three primer i.e. SBH 12, SBH 13, SBH 19 ; (3) Glucomannan and strach content are influenced total N, K exchange, Organic C, organic material, pH, C/N ratio, microclimat and culture technique. (4) Highest content of glucomannan and starch is A. oncophyllus from Saradan and lowest content of glucomannan and starch is A. oncophyllus from Hutan Bromo Karanganyar.

Referensi

Dokumen terkait

Strategi Organisasi dalam menekan laju penderita Stunting oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang sudah cukup baik dan terukur dapat dilihat dari

Sejak awal buku ini sudah menyebut-nyebut bahwa Ferdinand de Saussure dianggap sebagai Bapak Linguistik Modern. Diawali dengan pernyataan Sir William tentang adanya

Bridge Navigational Watch Alarm System  (BNWAS) adalah peralatan yang dipasang di anjungan dan merupakan sistem alarm dinas-jaga navigasi di anjungan untuk memantau

12 Meskipun petugas sudah memiliki sikap yang baik dalam mengambil tindakan ketika terjadi KLB DBD dan kemauan dari petugas jika menerima pekerjaan di luar jam

Pada penelitian ini dilakukan pengujian hasil pembentukan query terhadap dokumen sumber yang diperoleh dan pengujian kemiripan dokumen uji dengan dokumen sumber yang

Latar belakang dari unit-unit usaha di bawah Unit Peternakan tersebut adalah untuk menopang keberlangsungan proses pendidikan di Darul Fallah serta untuk membentuk pribadi

Modal manusia yang dimiliki oleh ibu-ibu Keputran beragam macamnya, seperti keahlian membuat roti basah, roti kering, membuat kerajinan tangan, membuat nasi

Faster Apart Advisory Board Indonesia Meeting Pembicara dan Konsultan 63 Dr.Desak GA Suprabawati,dr,SpB(K)Onk 07 April 2019 Hotel Crown.. Semanggi Bali PT.Astra Zeneca