ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT
DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH
RENANG GAYA PUNGGUNG
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi
Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh :
ERMA ANISKA FAUZIAH
NIM. 1005332
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT
DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH
RENANG GAYA PUNGGUNG
Oleh
Erma Aniska Fauziah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Erma Aniska Fauziah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN
ERMA ANISKA FAUZIAH
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN
STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Drs. H. Badruzaman,M.Pd.
NIP. 19591104 198601 1 001
Pembimbing II
Agus Rusdiana, M.Sc.,Ph.D.
NIP. 19760812 200112 1 001
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan
FPOK UPI
Drs. Sumardiyanto, M.Pd.
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH
RENANG GAYA PUNGGUNG
oleh
Erma Aniska Fauziah 1005332
Pembimbing I : Drs. H. Badruzaman, M.Pd. Pembimbing II : Agus Rusdiana, M.Sc., Ph.D.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh asumsi mengenai penempatan posisi kaki pada start bawah renang gaya punggung, bahwa sampai saat ini dari kedua penempatan posisi kaki baik parallel maupun staggered belum ditemukan mana yang lebih efektif untuk digunakan. Selain itu, kebanyakan atlet memiliki kecepatan yang minim dalam hal start dibandingkan dengan gerak sikliknya. Sampel berjumlah 8 atlet renang yang berasal dari UKM Aquatik UPI digunakan pada penelitian ini, dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Instrument yang digunakan adalah kamera underwater dengan software kinovea. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil tolakan yang terdiri dari: (1) Sudut awal, (2) Kecepatan sudut, (3) Power tungkai, dan (4) Waktu reaksi antara penempatan posisi kaki parallel dan staggered. Hasil penelitian dari analisi T – Test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan sudut awal (p = 0.866), kecepatan sudut (p = 0.714), power tungkai (p = 0.833), dan waktu reaksi (p = 0.472) antara penempatan posisi kaki parallel dan staggered pada start bawah renang gaya punggung (p > 0.05).
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
COMPARISON OF REPULSION RESULTS OF PARALLEL FEET PLACEMENT AND STAGGERED FEET PLACEMENT IN BACKSTROKE
UNDERWATER START
by
Erma Aniska Fauziah 1005332
Preceptor I / Promoter : Drs. H. Badruzaman, M.Pd. Preceptor II / Co Promoter : Agus Rusdiana, M.Sc., Ph.D.
This study was suggested by assumption about feet placement position in backstroke underwater start that thus far both feet placement position either parallel or staggered feet placement has not found which more effective to use. Besides that, most athletes have minimum speed of start than cyclic motion. Eight athletes from UKM aquatic UPI with sampling technique is purposive sampling used in this study. Kinovea software and underwater camera used for further analysis. The methodology used is a descriptive comparative method in order to determine whether there are difference repulsion results which consists of : (1) initial angle, (2) angular velocity, (3) leg power, and (4) reaction time. The results of T-Test analysis found that there are not difference initial angle (p = 0.866), angular velocity (p = 0.714), leg power (p = 0.833), and reaction time (p = 0.472) between parallel and staggered feet placement in backstroke underwater start (p > 0.05).
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ………. i
UCAPAN TERIMAKASIH ……… ii
ABSTRAK ……….. iv
KATA PENGANTAR ……… v
DAFTAR ISI ………... vi
DAFTAR TABEL ………... viii
DAFTAR GAMBAR ……….. ix
DAFTAR LAMPIRAN ………... x
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
A. Latar Belakang Penelitian ………... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ……….. 5
C. Tujuan Penelitian ……… 6
D. Manfaat Penelitian ……….. 7
E. Struktur Organisasi Skripsi ………. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….. 9
A. Parallel Feet Placement Pada Start Bawah ……… 9
B. Staggered Feet Placement Pada Start Bawah ………. 10
C. Start Renang ……… 11
D. Start Bawah ………. 12
E. Teori Mekanika Gerak Pada Rangkaian Start Bawah ………. 13
F. Kecepatan Sudut ……….. 15
G. Power ………... 15
H. Waktu Reaksi ……….. 16
I. Penelitian Yang Relevan ……….….... 17
J. Posisi Teoretis Peneliti ………..……….. 17
BAB III METODE PENELITIAN ………. 19
A. Desain Penelitian……….. 19
B. Partisipan ………. 20
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Instrumen Penelitian ……… 21
E. Prosedur Penelitian ……….. 23
F. Analisis Data ………... 25
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ………... 28
A. Temuan Penelitian ………... 28
1. Data Hasil Penelitian ………. 28
2. Uji Normalitas ………... 29
3. Uji Homogenitas ………... 30
4. Uji Hipotesis ……….. 30
B. Pembahasan Penelitian ……… 32
1. Hasil Tolakan Parallel Feet Placement ……… 32
2. Hasil Tolakan Staggered Feet Placement ……… 33
3. Perbedaan Sudut Awal antara Parallel dan Staggered Feet Placement ……….. 33
4. Perbedaan Kecepatan Sudut antara Parallel dan Staggered Feet Placement ………. 34
5. Perbedaan Power Tungkai antara Parallel dan Staggered Feet Placement ………. 35
6. Perbedaan Waktu Reaksi antara Parallel dan Staggered Feet Placement ………. 36
7. Hubungan antara Sudut Awal dengan Kecepatan Sudut, dan Power Tungkai dengan Waktu Reaksi Pada Parallel Feet Placement ……... 37
8. Hubungan antara Sudut Awal dengan Kecepatan Sudut, dan Power Tungkai dengan Waktu Reaksi pada Staggered Feet Placement ……….. 39
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ……… 41
A. Simpulan ………. 41
B. Implikasi dan Rekomendasi ……… 41
DAFTAR PUSTAKA ………. 44
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Renang merupakan salah satu cabang olahraga aquatik yang termasuk ke
dalam kelompok olahraga prestasi. Olahraga renang semakin lama semakin
berkembang dan tersebar luas hampir ke seluruh pelosok dunia. Eksistensi
renang sebagai salah satu cabang olahraga prestasi telah di mulai sejak tahun
1896 pada olimpiade modern pertama di Athena, Yunani. Renang sebagai
salah satu olahraga air yang diperlombakan baik pada kejuaraan – kejuaraan
resmi maupun tidak resmi, terdiri dari empat gaya yaitu gaya bebas, gaya
kupu, gaya punggung, dan gaya dada. Berdasarkan data yang diperoleh dari
FINA (Federation International de Nation Amater), prestasi renang semakin
meningkat dan menghasilkan rekor – rekor baru pada setiap nomor lombanya
(Tabel 1).
Pada perlombaan terdapat empat komponen yang harus dilakukan oleh
perenang yaitu start, berenang, pembalikan, dan finish. Sesuai dengan yang
dijelaskan Blanksby et al. (2002) bahwa „swimming performance in a short
distance swimming event is measured by the sum of the time of four primary
components; the start, the swim, the turn, and the finish‟.
Start adalah salah satu elemen dalam perlombaan renang. Secara teoritis
dan peraturan perlombaan, terbagi menjadi dua yaitu start atas dan start
bawah. Start atas dilakukan di atas balok start digunakan oleh gaya bebas,
gaya kupu, dan gaya dada. Sedangkan start bawah adalah start yang dilakukan
di air di bawah balok start digunakan oleh gaya punggung. Start atas dapat
dilakukan dengan beberapa metode berikut yaitu racing start, swing start,
grab start, dan track start. Sedangkan “start bawah dapat dilakukan dengan
metode konvensional atau tradisional dengan penempatan posisi kaki sejajar
(seperti posisi kaki pada grab start) atau dengan penempatan kaki satu di atas
dan satu lagi di bawah (seperti posisi kaki pada track start)” (Badruzaman,
2
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Zatsiorksy et al. (1979) mengatakan bahwa “grab start adalah yang paling
cepat dibandingkan dengan metode start lainnya”. Councilman et al. (1986)
juga mengatakan bahwa “waktu rata-rata grab start pada jarak 11.43 m lebih
cepat (4.16 s) daripada track start”. Kontras dengan penelitian tersebut, pada
saat ini banyak perenang kelas dunia menggunakan metode track start. Track
start yang menyerupai start lari ini digunakan karena memiliki keuntungan
dibandingkan dengan grab start. Keuntungan tersebut dijelaskan oleh
Badruzaman (2011, hlm. 112) sebagai berikut:
Pertama, perenang dapat masuk ke dalam air lebih cepat disebabkan pusat gravitasi akan berjalan hampir lurus ke depan hingga menjangkau titik maksimal untuk jatuh ke dalam air. Kedua, kaki perenang dapat menghantarkan arah tolakan ke depan lebih baik ketika perenang memiliki dua kali kekuatan. Karena pada saat menolak untuk mendorong kaki ke depan, yang pertama kali menolak adalah kaki belakang, terjadi pemindahan momentum, lalu di ikuti dengan tolakan kaki depan.
Pada start bawah untuk gaya punggung, berdasarkan peraturan NCAA
2006 (National Collegiate Athletic Association), jari-jari kaki perenang harus
berada di bawah kolam renang ketika melakukan start dengan kedua tangan
menyentuh pada pegangan block start. Untuk mengakomodasi peraturan
tersebut, perenang sering memilih untuk menempatkan posisi kaki sejajar,
dengan kedua kaki lebih sempit dari lebar bahu atau sering disebut dengan
standard start. Katrina et al. (2006) berpendapat bahwa “posisi kaki
staggered yang mirip dengan track start, dapat meningkatkan jarak horizontal
dan kecepatan tolakan dibandingkan dengan standard atau parallel feet
placement”. Menurut Badruzaman (2011, hlm. 115) “kedua metode ini belum
ditemukan mana yang terbaik”.
Start yang baik akan memberikan kontribusi yang baik terhadap kecepatan
perenang dan akan menentukan perenang menjadi juara. Sebagai contoh pada
Olimpiade 1996, Cuban Brent merupakan salah satu perenang gaya punggung
asal Cuba mencapai kecepatan berenang tertinggi dalam gerak sikliknya,
tetapi ia kehilangan terlalu banyak waktu selama fase start dan trun, sehingga
3
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“peningkatan teknik start dapat mengurangi waktu total selama berenang setidaknya 0.1 s”. Kilani & Zeidan (2004), dan Adrian & Cooper (1995)
mengemukakan bahwa:
In swimming, the good start contributes 25% of the total time for the 25-yard race, 10% of the total time for the 50-25-yard race, and 5% of the total time for the 100-yard race. Although improving the start reduces the time of the race at least 10% of a second.
Oleh sebab itu perenang harus memperhatikan teknik-teknik yang benar
untuk menghasilkan reaksi yang cepat. Dalam hal ini perenang tidak dapat
melakukannya sendiri, dibutuhkan peran pelatih untuk mengoptimalkan
potensi dan prestasi perenang terutama untuk meningkatkan prestasi dalam
start renang. Pelatih merupakan orang yang ahli dalam segala hal, pandai
memainkan berbagai peran, dan ahli dalam cabang olahraganya. Tugas
seorang pelatih adalah lebih luas tidak hanya sekedar di lapangan saja.
Seorang pelatih juga adalah guru, pendidik, dan teman. “Pelatih adalah
seorang professional yang tugasnya membantu olahragawan dan tim dalam
memperbaiki penampilan olahraga” (Imanudin, 2008, hlm. 2). Berbagai
faktor dalam prestasi atlet menjadi tinjauan seorang pelatih. Semua faktor
dianalisis oleh pelatih dan disesuaikan dengan atlet, sehingga pelatih dapat
membina atletnya dan dapat meningkatkan prestasi atlet mencapai prestasi
yang tinggi.
Dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan prestasi atlet dalam
olahraga tidak ada jalan lain selain berlatih dan berpedoman pada program
latihan yang baik. Seorang pelatih harus mencerminkan usaha untuk
meningkatkan pencapaian prestasi atlet-atletnya. Melatih adalah seni.
Harsono (1988, hlm. 21) mengatakan bahwa, “kalau ilmu adalah “the what”,
maka seni adalah “the how” dari coaching”. Maksud dari penjelasan ini
adalah sains atau ilmu penting untuk melatih. Salah satu materi dalam latihan
adalah teknik, sebagai sarana atlet untuk mengoptimalkan kemampuannya
bergerak dalam suatu perlombaan.
Kemampuan pelatih menganalisis teknik secara menyeluruh dan kemudian
4
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tujuan pencapaian prestasi atlet. Menurut Thompson (1991, hlm. 30) “Pelatih
ahli mampu menganalisis teknik yang terlibat dalam aktifitas olahraga dan
mengubahnya untuk membuat atau menciptakan peningkatan kemampuan
atlet”. Sebuah analisis teknik pada cabang olahraga mempunyai peranan yang
besar dalam kaitannya dengan peningkatan dan penurunan performa atlet.
Teknik merupakan salah satu aspek kajian biomekanika. Seorang pelatih
biasanya akan menerapkan teknik sesuai persepsinya. Berbagai metode dan
aplikasi dalam latihan digunakan untuk menyempurnakan teknik seorang atlet.
Harsono (1988, hlm. 24) mengatakan bahwa, “zaman sekarang teknik-teknik
melatih sudah menjadi semakin scientific dan semakin canggih”. Hal tersebut
seharusnya menjadi renungan untuk seorang pelatih. Pada ilmu olahraga juga
sudah sangat dikenal suatu disiplin ilmu yang mempelajari gerakan. Ilmu ini
disebut biomekanika. Kurniawan (2008, hlm.2) mengemukakan bahwa:
Pengguna ilmu ini menjadi penting saat gerakan atlet dianalisis dengan sebuah software komputer yang memuat data tentang rumus-rumus biomekanika. Rumus-rumus inilah yang menjabarkan bagaimana gerakan manusia bisa sangat efektif dan efisien sehingga dapat menghasilkan prestasi. Analisa gerakan yang didapatkan kemudian dijadikan pegangan pelatih untuk memberikan intruksi yang benar kepada atletnya.
Analisis teknik di Indonesia sebagian besar masih dari sudut pandang mata
pelatih itu sendiri, sehingga baik atau tidaknya teknik merupakan subjektifitas
dari pelatih. Pernyataan ini juga diperkuat oleh Kurniawan (2008, hlm. 2-3)
yang menyatakan bahwa:
Sementara ada ilmuan olahraga yang menyatakan, penggunaan teknologi dalam peningkatan prestasi atlet di Indonesia bisa dikatakan masih sangat minim kalau boleh dikatakan sama sekali tidak ada. Para ilmuan tersebut juga menilai, penggunaan biomekanika di Indonesia masih dalam taraf manual. Visualisasi dan perekaman gerakan atlet masih menggunakan mata pelatih sehingga yang menganalisis pun adalah pelatih, bukan komputer.
Analisa teknik dengan menggunakan alat bantu video pada cabang
olahraga renang, banyak digunakan oleh para pelatih dan ahli biomekanika
untuk menganalisa teknik para atlet didunia dalam latihan maupun
perlombaan. Analisa teknik menjadi salah satu sarana bagi pencapaian
5
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
teknologi yang dipadukan dengan kajian biomekanika, sehingga teknik akan
menjadi benar, efektif, dan efesien sesuai peruntukannya, dengan begitu
rekor-rekor baru pun tercipta.
Berdasarkan pemaparan diatas mengenai penempatan posisi kaki pada
start bawah, peneliti terinspirasi untuk meneliti kedua jenis penempatan posisi
kaki pada start bawah (staggered dan parallel feet placement) dengan
menggunakan bantuan video kamera dan software. Penelitian yang dimaksud
adalah meneliti hasil tolakan dari penempatan posisi kaki parallel dan
staggered yang mana hasil tolakan tersebut terbagi atas beberapa indikator
berikut; sudut awal, kecepatan sudut, waktu reaksi, dan power tungkai. Maka
penelitian ini berjudul “Perbedaan hasil tolakan parallel feet placement dan
staggered feet placement pada start bawah renang gaya punggung”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pada identifikasi masalah yang ditetapkan, maka perumusan
masalah penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil tolakan berupa sudut awal, kecepatan sudut, power
tungkai dan waktu reaksi dari parallel feet placement pada start bawah
renang gaya punggung?
2. Bagaimana hasil tolakan berupa sudut awal, kecepatan sudut, power
tungkai dan waktu reaksi dari staggered feet placement pada start bawah
renang gaya punggung?
3. Apakah terdapat perbedaan sudut awal yang signifikan antara parallel feet
placement dan staggered feet placement pada start bawah renang gaya
punggung?
4. Apakah terdapat perbedaan kecepatan sudut yang signifikan antara
parallel feet placement dan staggered feet placement pada start bawah
renang gaya punggung?
5. Apakah terdapat perbedaan power tungkai yang signifikan antara parallel
feet placement dan staggered feet placement pada start bawah renang gaya
6
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Apakah terdapat perbedaan waktu reaksi yang signifikan antara parallel
feet placement dan staggered feet placement pada start bawah pada start
bawah renang gaya punggung?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hasil tolakan berupa sudut awal, kecepatan sudut,
power tungkai dan waktu reaksi dari parallel feet placement pada start
bawah renang gaya punggung.
2. Untuk mengetahui hasil tolakan berupa sudut awal, kecepatan sudut,
power tungkai dan waktu reaksi dari staggered feet placement pada start
bawah renang gaya punggung.
3. Untuk mengetahui perbedaan sudut awal yang signifikan antara parallel
feet placement dan staggered feet placement pada start bawah renang gaya
punggung.
4. Untuk mengetahui perbedaan kecepatan sudut yang signifikan antara
parallel feet placement dan staggered feet placement pada start bawah
renang gaya punggung.
5. Untuk mengetahui perbedaan power tungkai yang signifikan antara
parallel feet placement dan staggered feet placement pada start bawah
renang gaya punggung.
6. Untuk mengetahui perbedaan waktu reaksi yang signifikan antara parallel
feet placement dan staggered feet placement pada start bawah renang gaya
punggung.
Berdasarkan tujuan penenilian diatas maka peneliti menentukan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan sudut awal yang signifikan antara parallel dan
staggered feet placement pada start bawah renang gaya punggung.
2. Terdapat perbedaan kecepatan sudut yang signifikan antara parallel dan
7
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Terdapat perbedaan power tungkai yang signifikan antara parallel dan
staggered feet placement pada start bawah renang gaya punggung.
4. Terdapat perbedaan waktu reaksi yang signifikan antara parallel dan
staggered feet placement pada start bawah renang gaya punggung.
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan” (Sugiyono, 2013, hlm. 64).
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi peneliti
sendiri maupun masyarakat pada umumnya. Selain itu hasil dari penelitian ini
dapat dipergunakan oleh pihak – pihak yang tertarik untuk mengembangkan
olahraga renang.
1. Penelitian ini dapat memberikan teori baru tentang renang terutama start
bawah pada gaya punggung sehingga dapat dijadikan sumber informasi
ilmiah dan reverensi.
2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber rujukan untuk menentukan
posisi penempatan kaki yang baik dan efektif untuk digunakan oleh atlet.
3. Penelitian ini dapat dijadikan pedoman oleh pembina dan pelatih untuk
meningkatkan prestasi atlet terutama dalam hal peningkatan teknik pada
start bawah renang gaya punggung.
E. Struktur Organisasi Skripsi
1. BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Penelitian
b. Rumusan Masalah Penelitian
c. Tujuan Penelitian
d. Manfaat Penelitian
e. Struktur Organisasi Skripsi
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA
a. Kajian Pustaka
8
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Staggered Feet Placement Pada Start Bawah
3) Start Renang
4) Start Bawah Dalam Renang
5) Hukum Mekanika Gerak Pada Rangkaian Start Bawah
6) Kecepatan Sudut (Angular Velocity)
7) Power
8) Waktu Reaksi (Reaction Time)
b. Penelitian Yang Relevan
c. Posisi Teoretis Peneliti
3. BAB III METODE PENELITIAN
a. Desain Penelitian
b. Partisipan
c. Populasi dan Sampel
d. Instrument Penelitian
e. Prosedur Penelitian
f. Analisis Data
4. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
a. Temuan Hasil Penelitian
b. Pembahasan Penelitian
5. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
a. Simpulan
19
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif komparatif. Secara
umum, deskriptif komparatif adalah suatu metode yang menjelaskan dan
melaksanakan perbandingan data dari hasil dua penelitian atau lebih dengan
perlakuan yang berbeda. Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah dalam
bentuk analisis data, tabel, dan grafik. Metode deskriptif biasanya dilakukan
pada sekelompok manusia, objek, idea atau pemikiran, kondisi, atau suatu
peristiwa, dengan tujuan penelitiannya adalah menghasilkan suatu deskripsi,
hubungan antar fenomena, atau perlakuan yang diteliti.
Desain penelitian merupakan suatu gambaran penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti. Desain penelitian ini akan di jelaskan dalam pola
antar variable sebagai berikut:
O1 O2 O3 O4
X1
X2
Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Case Shot Study
(Sumber : Sugiyono, 2013, hlm. 74)
Posisi kaki start bawah memiliki dua posisi yang dapat digunakan oleh
perenang dalam perlombaan, yaitu parallel feet placement (X1) dan staggered
feet placement (X2). Penempatan posisi kaki parallel dan staggered
merupakan sebagai varibel independen dalam penelitian ini. Pada penempatan
posisi kaki tersebut tentunya memiliki perbedaan hasil tolakan. Oleh sebab
itu, akan dilihat mengenai hasil tolakan yang terdiri dari beberapa indikator
berikut ini;
1. Sudut awal (O1)
20
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Power tungkai (O3), dan
4. Waktu reaksi (O4)
Keempat indikator perbedaan diatas adalah sebagai variabel dependennya.
B. Partisipan
Partisipan merupakan orang yang terlibat dalam penelitian. Jumlah
pertisipan pada penelitian ini adalah 14 orang yang terdiri dari 6 orang
mahasiswa ilmu keolahragaan angkatan 2010 sebagai crew penelitian, dan 8
orang atlet renang gaya punggung dari UKM Aquatik UPI.
C. Populasidan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa anggota UKM
Aquatik UPI berjumlah 20 orang. “Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas; objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2013, hlm. 80).
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel 8 orang atlet renang
gaya punggung dari UKM Aquatik UPI. Secara umum, sampel
merupakan bagian dari populasi. Sugiyono (2013, hlm. 81) mengatakan “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam suatu penelitian, sampel harus diambil
berdasarkan teknik yang sesuai. Terdapat berbagai macam teknik
pengambilan sampel atau yang sering disebut dengan teknik sampling.
Pada penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah sampling
purposive. Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian
tentang start bawah renang gaya punggung, maka sampel sumber datanya
21
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. InstrumenPenelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap
fenomena alam maupun sosial, maka harus ada alat ukur. Alat ukur dalam
penelitian biasanya disebut instrument penelitian. Instrument penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Video Camera
Kamera digunakan untuk merekam perjalanan perenang melakukan
start bawah sejauh jarak 10 meter. Pada penelitian ini menggunakan dua
buah kamera. Kamera pertama digunakan khusus untuk merekam tolakan
start yaitu pada jarak 2.5 meter. Kamera kedua digunakan untuk merekam
atlet melakukan start sampai jarak 10 meter. Adapun spesifikasi kamera
yang digunakan adalah:
Image sensor : 1/2.3 inci
Optical zoom : 5 kali
Resolusi : 1920x1080 HD
[image:21.595.134.539.340.674.2]Frame rate : 30 FPS
Gambar 3.2 Desain Pengambilan Video
(Sumber : Penulis)
Kamera 1 Kamera 2 10 Meter
22
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Software Kinovea
Kinovea merupakan software yang menyediakan sistem tracking
lintasan objek baik secara otomatis maupun manual. Kinovea dapat
diguakan untuk menganalisis variasi gerak secara 2 atau 3 dimensi. Fitur
yang dimiliki oleh Kinovea adalah sebagai berikut:
a. Fleksibel : Kinovea dapat digunakan untuk situasi indoor dan outdoor.
Proses kalibrasi dapat dilakukan pada beberapa titik untuk analisis 2D
atau 3D. Auto tracking dapat dilakukan dengan reflective marker.
Sedangkan manual tracking dapat diaplikasikan pada situasi sulit yang
tidak memungkinkan menggunakan marker. Kamera yang digunakan
pun bisa bervariasi mulai dari kecepatan normal hingga tinggi.
b. Portable : Kinovea dapat menghasilkan data dari eksperimen dan
situasi praktik. Video yang direkam di lapangan kemudian dapat
dianalisis 2D membutuhkan minimal satu kamera, sedangkan analisis
3D membutuhkan minimal sedikitnya 2 kamera.
c. Andal : Kemampuan software sangat baik untuk mendigitalisasi data
video melalui servis auto/manual tracking, interval digitizing,
interpolation dan reverse playback. Selanjutnya variable kinematika
pun dapat ditentukan dengan mengacu pada koordinat marker. Output
dari software ini berupa file teks dalam tabel yang berisi data
koordinat.
d. Murah : Software kinovea dapat mengolah data video avi. Video
tersebut dapat diambil hanya dengan menggunakan satu atau dua
kamera, tergantung tipe analisis yang dipilih.
e. Educational : Penggunaan software kinovea sangat mendukung pada
penelitian di bidang akademisi. Percobaan yang berulang akan
menambah akurasi data. Siswa pun dapat belajar mengenai teknik
biomekanika seperti metode DLT. Untuk menganalisis dengan
program dengan metode statistik secara mandiri. Maka data koordinat
23
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selain instrument penelitian diatas, adapun alat yang dibutuhkan untuk
mendukung penelitian ini yaitu:
1. Dua Buah Tripot
2. Penanda (Marker)
3. Satu Buah Meteran
4. Perekat
5. Gunting
6. Seperangkat Laptop
E. ProsedurPenelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah – langkah terstruktur yang
dilakukan dalam penelitian. Pada penelitian ini, langkah – langkah penelitian
yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan sampel dari populasi yang ada dengan menggunakan teknik
random purposive sampling
2. Sampel diberi pengarahan untuk melakukan percobaan dua jenis
penempatan posisi kaki pada start bawah yaitu posisi kaki parallel dan
staggered.
3. Atlet melakukan gerakan yang telah diarahkan oleh peneliti dan peneliti
merekam gerakan tersebut dengan menggunakan kamera video.
4. Video hasil rekaman gerakan start bawah di analisis menggunakan
software kinovea.
5. Data yang dihasilkan dari software kinovea diolah kembali menggunakan
rumus – rumus biomekanika.
6. Mengolah data hasil penghitungan rumus biomekanika tersebut dengan
menggunakan SPSS.
7. Menyimpulkan hasil analisi data.
Langkah – langkah penelitian yang telah dipaparkan diatas dapat dilihat
24
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
[image:24.595.173.482.78.360.2]Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.3 Desain Pengumpulan Data
(Sumber : Penulis)
Berdasarkan pemaparan diatas mengenai prosedur penelitian. Pada
langkah ketiga diatas dijelaskan bahwa sampel melalukan penempatan posisi
kaki parallel dan staggered pada saat melakukan start, dan setelah itu peneliti
menganalisis gerakan hasil tolakan dengan menggunakan software kinovea.
Analisis yang dimaksud adalah menganalisis sudut awal, kecepatan sudut,
waktu reaksi dan power tungkai yang dihasilkan dari kedua jenis penempatan
posisi kaki tersebut dan penulis jabarkan kedalam definisi operasional berikut:
1. Start bawah adalah start yang dilakukan di bawah balok start, digunakan
hanya oleh gaya punggung. Pada saat aba- aba, perenang akan turun ke
dalam air lalu menempatkan kaki pada dinding dan ditekuk serta diapit
selebar ketiak, tangan menyentuh grip. Pada posisi siap, panggul agak
diangkat ke atas sejajar dengan permukaan air. Pada saat tanda start
dibunyikan, perenang melemparkan tangan ke atas diikuti tubuh yang lain
maju ke depan lalu masuk ke dalam air, meluncur dan menendang, setelah SOFTWARE KINOVEA
OUTPUT VIDEO SAMPEL
TOLAKAN STAGGERED FEET PLACEMENT TOLAKAN PARALLEL
FEET PLACEMENT
INPUT VIDEO
ANALISIS DATA POPULASI
25
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
itu melakukan lecutan gaya dolpin untuk menarik tubuh ke permukaan air.
(Dick Hanulla, Coaching Swimming Successfully, 1995)
2. Tolakan parallel feet placement atau standart start adalah tolakan pada
start bawah dengan posisi kaki sejajar yaitu mirip posisi kaki pada start
atas yaitu grab start. (XXIV ISBS Symposium 2006, Salzburg-Austria).
3. Tolakan staggered feet placement adalah tolakan pada start bawah dengan
posisi kaki satu diatas dan satu dibawah yaitu mirip posisi kaki pada start
atas yaitu track start. (XXIV ISBS Symposium 2006, Salzburg-Austria).
4. Sudut awal adalah sudut yang terbentuk pada saat altet akan melakukan
tolakan, sudut yang terbentuk adalah sudut yang dihasilkan oleh tulang
paha, sendi lutut, dan tulang kering.
5. Angular velocity atau kecepatan sudut adalah kecepatan perubahan yang
dihasilkan dari perpindahan sudut (Peter McGinnis, 1954). Sudut yang
dimaksud adalah sudut yang terbentuk oleh tulang paha, sendi lutut, dan
tulang kering.
6. Waktu reaksi (reaction time) dalam tolakan start renang adalah waktu
yang dihasilkan seorang perenang saat melakukan tolakan yaitu jumlah
waktu yang dihasilkan dari tanda yang dibunyikan hingga kaki terlepas
dari blok start, sampai sentuhan pertama dengan air (Hay, 1986).
7. Power tungkai adalah daya ledak otot tungkai yang dihasilkan oleh
seorang perenang ketika kaki melakukan start.
F. Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Pada penelitian ini analisis data menggunakan
Uji T-Test dengan tingkat kesalahan 0,05 yang akan diolah dengan
menggunakan SPSS (Statistical Passage for Social Science) versi 17. Terdapat
langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis data, yaitu sebagai
berikut:
1. Data yang telah terkumpul di hitung rata-rata, simpangan baku dan varian.
26
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji normalitas atau uji lilliefors dilakukan untuk mengetahui apakah
data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau
tidak. Dalam program SPSS uji normalitas dapat diolah dengan
menggunakan Kolmogorov smirnov karena kelompok sampel termasuk kecil atau ≤ 30.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
Menu Analyze → Descriptive statistics → Explore
3. Menentukan Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam
variable x dan o bersifat homogen atau tidak. Uji homogentitas dapat
menggunakan levene test.
Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil tolakan (sudut
awal, kecepatan sudut, power tungkai, waktu reaksi) antara
parallel dan staggered feet placement.
Hi : Terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil tolakan (sudut
awal, kecepatan sudut, power tungkai, waktu reaksi) antara
parallel dan staggered feet placement.
4. Menentukan Uji Hipotesis
Sebelum menentukan uji hipotesis, harus ditentukan terlebih dahulu H0
(Null Hypothesis) dan Hi (Alternative Hypothesis).
a. H0 : Tidak terdapat perbedaan sudut awal yang signifikan antara
parallel dan staggered feet placement pada start bawah renang gaya
punggung.
Hi : Terdapat perbedaan sudut awal yang signifikan antara parallel
dan staggered feet placement pada start bawah renang gaya punggung.
b. H0 : Tidak terdapat perbedaan kecepatan sudut yang signifikan antara
parallel dan staggered feet placement pada start bawah renang gaya
27
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hi : Terdapat perbedaan kecepatan sudut yang signifikan antara
parallel dan staggered feet placement pada start bawah renang gaya
punggung.
c. H0 : Tidak terdapat perbedaan power tungkai yang signifikan antara
parallel dan staggered feet placement pada start bawah renang gaya
punggung.
Hi : Terdapat perbedaan power tungkai yang signifikan antara parallel
dan staggered feet placement pada start bawah renang gaya punggung.
d. H0 : Tidak terdapat perbedaan waktu reaksi yang signifikan antara
parallel dan staggered feet placement pada start bawah renang gaya
punggung.
Hi : Terdapat perbedaan waktu reaksi yang signifikan antara parallel
dan staggered feet placement pada start bawah renang gaya punggung.
Setelah hipotesis ditentukan maka selanjutnya adalah menentukan uji
statistik. Berikut adalah uji statistik yang digunakan untuk hipotesis di
atas: Independent Sample T-Test digunakan untuk melihat perbedaan
antara dua variabel. Langkah pengolahannya yaitu:
Menu Analyze → Compare-Means → Independent Sample T-Test
5. Pengambilan Keputusan
Setelah pengujian statistik dilakukan maka dilakukan pengambilan
keputusan. Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan
nilai probabilitas:
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 ditolak
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil tolakan dari parallel feet placement menghasilkan kecepatan sudut
dan waktu reaksi lebih baik dari pada staggered feet placement. Namun,
untuk keefektifan gerakan tidak begitu baik karena sampel cenderung
mengalami slip akibat kondisi dinding yang licin.
2. Hasil tolakan dari staggered feet placement menghasilkan sudut awal dan
power tungkai yang lebih baik dari pada parallel feet placement, dan
keefektifan gerakan cenderung baik karena sampel yang mengalami slip
lebih sedikit dibandingkan dengan penggunaan parallel feet placement.
3. Tidak terdapat perbedaan sudut awal yang signifikan antara parallel feet
placement dan staggered feet placement pada start bawah renang gaya
punggung.
4. Tidak terdapat perbedaan kecepatan sudut yang signifikan antara parallel
feet placement dan staggered feet placement pada start bawah renang gaya
punggung.
5. Tidak terdapat perbedaan sudut awal yang signifikan antara parallel feet
placement dan staggered feet placement pada start bawah renang gaya
punggung.
6. Tidak terdapat perbedaan sudut awal yang signifikan antara parallel feet
placement dan staggered feet placement pada start bawah renang gaya
punggung.
B. Implikasi dan Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara parallel dan staggered feet placement meskipun angka
42
dengan hasil yang lebih baik. Maka peneliti merekomendasikan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Kepada peneliti berikutnya yang berminat melakukan penelitian
selanjutnya, peneliti merekomendasikan untuk meneliti start gaya
punggung dengan jumlah sampel yang lebih banyak agar didapatkan hasil
yang lebih akurat. Peneliti juga merekomendasikan untuk menggunakan
jenis desain penelitian selain yang dilakukan dalam penelitian ini misalnya
menggunakan desain penelitian intact-group comparison atau factorial
design. Selain itu karena pada penelitian ini perenang banyak yang
mengalami slip, maka peneliti juga merekomendasikan pada penelitian
selanjutnya agar memberi perlakuan kepada dinding kolam seperti
menggunakan alas yang tidak licin berupa karpet atau karet.
2. Kepada atlet renang peneliti merekomendasikan untuk menggunakan
posisi kaki staggered karena dapat menghindari terjadinya kemungkinan
slip.
3. Kepada pembina atlet agar memperhatikan atlet dalam hal latihan terutama
dalam hal peningkatan kekuatan otot dan kecepatan bagian tungkai.
Karena kekuatan otot dan kecepatan yang baik akan menghasilkan daya
ledak otot yang baik pula khususnya pada saat melakukan tolakan start
renang gaya punggung.
4. Kepada program studi Ilmu Keolahragaan yang merupakan salah satu
intansi pendidikan yang keberadaannya lebih dekat dengan mahasiswa
agar memperhatikan dan mengarahkan mahasiswa dalam pengembangan
penelitian terutama dalam hal kecabangan renang karena penelitian renang
khususnya start gaya punggung masih minim sekali. Selain itu,
diharapkan IKOR memiliki laboratorium penelitian yang baik dan
memadai serta mampu mendukung mahasiswa dalam proses pembelajaran
khususnya penelitian.
5. Kepada intansi olahraga baik KONI, KEMENPORA, dan sebagainya agar
lebih memperhatikan pengadaan sarana dan prasarana, untuk
meningkatkan pelatihan dan penelitian-penelitian yang dapat
43
olahraga renang. Berdasarkan hasil ASIAN GAMES 2014 yang baru saja
berakhir bulan lalu, Indoneia jauh sekali tertinggal bahkan oleh Negara
tetangga sendiri yaitu Malaysia. Selain itu mengadakan pelatihan –
pelatihan bagi instruktur dan pelatih agar para intruktur dan pelatih lebih
melek teknologi dan keilmuan. Supaya Negara Indonesia tidak semakin
tertinggal, karena dinegara lain penggunaan teknologi dalam peningkatan
prestasi atlet sudah lama digunakan, untuk wilayah Asia Tenggara salah
44
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arellano, R., Pardillo, S. dkk. (2014) A System to Improve The Swimming Start
Technique using Force Recording, Timing and Kinematic Analyses.
Spanyol: Proceeding Archives of ISBS.
Badruzaman. (2011) Renang untuk Pemula, Lanjutan, dan Penyempurnaan.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Barany, P., Barabas, A. dan Moravecs, J. (2014) A Biomechanical Investigation of
The Swimming Star. Hungary : Proceeding Archives of ISBS.
Blanksby, et al. (2014) Biomechanical Analysis of The Grab, Track and Handle
Swimming Starts: An Intervention Study. Autralia: Department of Human
Movement & Exercise Science, Sports Biomechanics Vol.1 (1), hlm.
11-24.
Fehr, U., Hohmann, A., Kirsten, R. dan Krueger, T. (2008) Biomechanical
Analysis of The Backstroke Start Technique in Swimming. Germany:
Proceeding Archives of ISBS.
Hamill, P., dan Knutzen, K. (2003) Biomechanical Basis of Human Movement:
Second Edition. [Online]. Tersedia di:
http://booksgoogle.co.id/books/percentofbodymasspersegment/Googleboo
ks.htm. [Diakses 28 September 2014].
Hanulla, D. (1995) Coaching Swimming Successfully. USA: Human Kinetics.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching.
Bandung: C.V. Tambak Kusuma.
Hidayat, I. (1998) Biomekanika. Bandung : CV Andira.
Imanudin, I. (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Guzman, R.J. (1998) Swimming Drills For Every Stroke. USA: Human Kinetics.
Grimshaw, P., dan Burden, A. (2007) Sport & Exercise Biomechanics. UK :
Taylor & Francis Group
Kibele, A., Siekmann, T. dan Ungerechts, B. (2005) A Biomechanical Evaluation
45
ERMA ANISKA FAUZIAH, 2014
PERBEDAAN HASIL TOLAKAN PARALLEL FEET PLACEMENT DAN STAGGERED FEET PLACEMENT PADA START BAWAH RENANG GAYA PUNGGUNG
Upnipersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Characteristics and Angular Momentum. Beijing : Proceeding Archives of
ISBS.
Kilani, H., Abu – Al Tuieb, M. dan Kilani, M. (2006) Analysis of The Sprint Start,
Swimming Start and Volley Ball Push-Off in Generating
Impulse-Momentum. Proceeding Archives of ISBS.
Knudson, D. (2007) Fundamentals of Biomechanics. USA : Springer
McGinnis, P. (1954) Biomechanics of Sport and Exercise. [Online]. Tersedia di:
http://booksgoogle.co.id/books/angularvelocityinsports/GoogleBooks.htm.
[Diakses 11 Maret 2014].
Santoso, S. (2012) Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta : Gramedia.
Schnabel, U. dan Kuchler, J. (1998) Analysis of The Starting Phase In
Competitive Swimming. Germany : Proceeding Archives of ISBS
Senel, O. dan Eroglu, H. (2006) Correlation Between Reaction Time and Speed In
Elite Soccer Players. Turkey : J. Exerc Sci Fi. Vol 4. No. 2 School of
Physical Education and Sport, GAZI University.
Sugiono. (2013) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Theut, K.M. dan Jensen, R.L. (2007) A Comparison of Two Backstroke Starts.