• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EKSTRAKURIKULER PANJAT DINDING (WALL CLIMBING)TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI : Studi Eksperimen terhadap siswa yang mengikuti ekstrakurikuler panjat dinding di SMAN 1 Cikar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH EKSTRAKURIKULER PANJAT DINDING (WALL CLIMBING)TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI : Studi Eksperimen terhadap siswa yang mengikuti ekstrakurikuler panjat dinding di SMAN 1 Cikar"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH EKSTRAKURIKULER PANJAT DINDING (WALL CLIMBING)TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

(Studi Eksperimen terhadap siswa yang mengikuti ekstrakurikuler panjat dinding di SMAN 1 Cikarang Utara Kab. Bekasi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

SITI NUR KHOLIFAH

0900155

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH EKSTRAKURIKULER PANJAT DINDING (WALL CLIMBING)TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Oleh

Siti Nur Kholifah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Siti Nur Kholifah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SITI NUR KHOLIFAH

0900155

PENGARUH EKSTRAKURIKULER PANJAT DINDING (WALL CLIMBING)TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Disetujui dan Disahkan oleh,

Pembimbing I

dr. Lucky Angkawidjaja R., M.Pd NIP.197103282000121001

Pembimbing II

Sufyar Mudjianto. M.Pd NIP. 197503222008011005

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

ABSTRAK

PENGARUH EKSTRAKURIKULER PANJAT DINDING (WALL CLIMBING) TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Oleh : Siti Nur Kholifah

0900155

Penelitian ini memaparkan tentang pentingnya peranan kebugaran jasmani dan kepercayaan diri dikalangan pelajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ekstrakurikuler panjat dinding (wall climbing) terhadap peningkatan kebugaran jasmani dan kepercayaan diri siswa pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Desain penelitian pretest posttes design. Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Cikarang Utara Kab. Bekasi dengan sampel 25 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan lembar angket dan Tes TKJI (Tes Kebugaran Jasmani Indonesia) diantaranya tes lari cepat 60 meter, angkat tubuh, baring duduk, loncat tegak dan lari 1000 meter. Penelitian ini memakai analisis statistik yaitu analisis uji t (uji hipotesis) dengan kesamaan dua rata-rata satu pihak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis diterima yaitu terdapat peningkatan Kebugaran Jasmani siswa secara signifikan melalui kegiatan ekstrakurikuler Panjat dinding (wall climbing). Ekstrakurikuler panjat dinding juga memberikan peningkatan terhadap kepercayaan diri siswa pada mata pelajaran penjas, namun secara statistik hasil menunjukkan tidak signifikan.

Kata Kunci : Wall Cilmbing, Kebugaran Jasmani,

(5)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

EFFECT EXTRACURRICULAR WALL CLIMBING IMPROVEMENT OF FITNESS PHYSICAL AND CONFIDENCE IN STUDENT

PHYSICAL EDUCATION LESSONS

By:

Siti Nur Kholifah 0900155

This study describes about the importance of physical fitness and self-confidence among students . The purpose of this study is to determine how much influence extracurricular climbing wall ( wall climbing ) to the improvement of physical fitness and self-confidence of students in the subject of Physical Education . The method used in this study is experimental . The study design posttes pretest design . Population and sample in this study was the students of SMAN 1 North Cikarang district. Bekasi with a sample of 25 people . The instrument used in this study is a questionnaire and a test sheet TKJI ( Indonesian Physical Fitness Test ) including 60 -meter sprint test , body lift , lay sit , jump up and run 1000 meters . This study used statistical analysis ie t test analysis (hypothesis testing ) with an average similarity of the two parties . The results show that the hypothesis is accepted that there is an increasing significantly Physical Fitness students through extracurricular activities Climbing wall ( wall climbing ) . Extracurricular climbing wall also provides enhanced the confidence of students in subjects penjas , however, showed no statistically significant results .

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penelitian ... 7

D.Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Masalah ... 8

F. Batasan Istilah ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 10

A.Kajian Pustaka ... 10

1. Ekstrakurikuler ... 10

a. Pengertian Ekstrakurikuler ... 10

b. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler ... 11

c. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler ... 12

2. Panjat Tebing ... 13

a. Sejarah Perkembangan Olahraga Panjat Tebing ... 13

b. Olahraga Panjat Dinding ... 14

c. Faktor-faktor yang Memepengaruhi Pemanjatan ... 15

d. Sarana dan Prasarana Olahraga Panjat Dinding ... 20

e. Program Latihan Ekstrakurikuler Panjat Dinding ... 23

3. Kebugaraan Jasmani ... 25

(7)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Komponen Kebugaran Jasmani ... 30

c. Manfaat Kebugaran Jasmani ... 31

4. Percaya Diri ... 32

a. Pengertian Percaya Diri ... 32

b. Aspek-aspek Keparcayaan Diri ... 34

B.Kerangka Pemikiran ... 35

C.Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A.Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 38

1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

2. Populasi dan Sampel ... 38

B.Desain dan Langkah-langkah Penelitian ... 39

1. Desain Penelitian ... 39

2. Langkah-langkah Penelitian ... 40

C. Metode Penelitian ... 42

D.Definisi Operasional ... 43

E. Instrumen Penelitian ... 43

1. Instrumen Penelitian Kebugaran jasmani ... 43

2. Instrumen Penelitian Keparcayaan Diri ... 48

F. Prosedur Pengolahan Data ... 50

1. Pengolahan data Kebugaran Jasmani ... 50

2. Uji Coba Angket ... 53

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 61

A.Deskripsi Data ... 61

B.Pengujian Instrumen Penelitian ... 61

1. Uji Validitas Instrumen ... 61

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 62

C.Pengolahan Data dan Analisis Data ... 62

1. Hasil Penghitungan Rata-rata dan Simpangan Baku ... 63

2. Hasil Pengujian Normalitas ... 63

(8)

4. Hasil Pengujian Uji Kesamaan Dua Rata-rata ... 65

D. Diskusi Penemuan ... 68

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

A.Kesimpulan ... 72

B.Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(9)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Program latihan Ekstrakurikuler panjat dinding ... 26

Tabel 3.1 Skor Tes lari 60 meter ... 43

Tabel 3.2 Skor Tes Angkat tubuh ... 44

Tabel 3.3 Skor Tes Baring Duduk... 45

Tabel 3.4 Skor Tes Loncat Tegak ... 46

Tabel 3.5 Skor Tes Lari 1000 meter ... 47

Tabel 3.6 Kisi-kisi Tingkat Percaya Diri ... 48

Tabel 3.7 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ... 49

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Instrumen Percaya diri ... 55

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Percaya diri ... 58

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan baku ... 63

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretest ... 64

Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Posttest... 64

Tabel 4.4 Uji Homogenitas ... 65

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tali Kernmantel... 20

Gambar 2.2 Jenis Tambatan/Anchor ... 22

Gambar 2.3 Seat Harness ... 22

Gambar 2.4 Full Body Harness ... 23

Gambat 2.5 Chalk Bag ... 23

Gambar 2.6 Sepatu Panjat ... 24

Gambar 2.7 Helm ... 24

Gambar 2.8 Ascendeur ... 25

(11)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 ... 76

A.Nilai pretest kebugaran Jasmani ... 76

B.Nilai Posttest kebugaran jasmani ... 79

C.Uji Normalitas ... 82

D.Uji Homogenitas ... 84

E. Uji Hipotesis ... 85

LAMPIRAN 2 ... 86

A.Uji Coba Angket ... 86

B.Uji Validitas Angket ... 89

C.Uji Reliabilitas Angket ... 91

D.Data Hasil Angket Pretest Kepercayaan diri ... 93

E. Angkat Uji Coba ... 98

F. Angket tingkat Percaya diri... 101

G.Data Hasil Angket Pretest kepercayaan diri... 105

H.Data Hasil Angket posttest kepercayaan diri... 108

I. Uji Normalitas... 111

J. Uji Homogenitas... 113

K.Uji Hipotesis Kesamaan Dua Rata-rata... 115

L. Dokumentasi Penelitian... 116

LAMPIRAN 3... 122

A.Surat Keterangan Judul dan Dosen Pembimbing...125

B.Surat Permohonan Izin Penelitian...128

C.Surat Telah Melakukan Penelitian...129

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak, Seorang manusia tidak akan terlepas dari aktivitas yang membutuhkan gerak. Seperti yang disampaikan Supandi (1991) yang dikutip oleh Tarigan (2012:3) bahwa „Gerak dalam kehidupan manusia merupakan kebutuhan dasar seperti halnya minum dan makan‟.

Segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia tidak akan lepas dari suatu gerak dan aktivitas fisik. Kondisi fisik seseorang terkait erat dengan kesehatan dan kebugaran jasmani. Oleh karena itu, kegiatan atau aktivitas yang dilakukan harus didukung oleh kebugaran jasmani. Seperti yang dipaparkan oleh Tarigan (2012:30) sebagai berikut :

Kebugaran jasmani adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan semangat dan penuh kesadaran, yang dilakukan tanpa mengalami kelelahan yang berarti serta dapat terhindar dari penyakit kurang gerak (hipokinetik) sehingga dapat menikmati kehidupan dengan baik dan bersahaja.

Seseorang yang memiliki kebugaran jasmani yang baik akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik pula, serta dapat menyelesaikan tugasnya tanpa mengalami kelelahan yang berarti setelah melakukan kegiatannya. Maka dari itu kebugaran jasmani seseorang sangat penting karena selain dapat menunjang keberlangsungan aktivitasnya juga dapat membuat seseorang terhindar dari penyakit kurang gerak (hipokinetik). Hal serupa dijelaskan Giriwijoyo (2007:44) bahwa : “... kebugaran jasmani ialah kecocokan keadaan fisik terhadap tugas yang harus dilaksanakan oleh fisik itu, atau dengan perkataan lain untuk dapat melaksanakan

tugas fisik tertentu dengan hasil yang baik”. Oleh karena itu, kegiatan/aktivitas yang

(13)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setiap individu bersifat relatif yang dipengaruhi oleh aktivitas yang dilakukan setiap hari.

Dengan demikian, kebugaran jasmani sesungguhnya adalah derajat sehat dinamis tertentu yang dapat menanggulangi tuntutan jasmani dalam melaksanakan tugas hidup sehari-hari, minimal kita harus mempunyai kemampuan fisik/jasmani yang selalu mampu mendukung tuntutan aktivitas itu dan tentu saja lebih baik lagi jika kita masih punya cadangan kemampuan (tidak lelah berlebihan) untuk melakukan kerja fisik serta telah pulih kembali esok harinya menjelang tugas sehari-harinya lagi.

Saat ini sangat sulit untuk mencapai tujuan meningkatkan kebugaran jasmani siswa dengan pendidikan jasmani dan olahraga. Kebugaran jasmani merupakan salah satu tujuan yang di idam-idamkan pada anak didik disekolah. Seperti yang dikatakan

oleh tarigan (2012:18) bahwa : “Masalah rendahnya kualitas pendidikan jasmani dan olahraga disekolah diperparah lagi dengan alokasi waktu yang hanya dilakukan satu kali dalam seminggu dengan lamanya 2 kali 30 menit atau dua kali 45 menit”. Seiring dengan perkembangan teknologi yang canggih membuat aktivitas hidup menjadi mudah dan sederhana, yang mengakibatkan terabaikannya masalah-masalah penting yang sangat diperlukan untuk mencapai hidup sehat. Kebanyakan dari pelajar tersebut lebih memilih menghabiskan waktu luangnnya untuk melakukan hal-hal yang mereka anggap menyenangkan, seperti main games online, plays station, bermain gitar dengan santai, menonton televisi, merokok dan lain-lain. Mereka lebih memilih hal-hal semacam itu daripada melakukan kegiatan yang bermanfaat seperti mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menunjang kebugaran jasmaninya.

(14)

„Apabila aktivitas jasmani atau olahraga memenuhi prinsip-prinsip latihan, misalnya jalan selama 30-60 menit dengan beban latihan ringan dan sedang serta dilakukan tiga sampai lima kali perminggu akan meningkatkan derajat kebugaran

jasmani‟.

Sebagaimana yang kita ketahui, pada mata pelajaran pendidikan jasmani di Sekolah yang hanya satu kali pertemuan dalam seminggu, tidak dapat menunjang kebugaran jasmani siswa, karena untuk mendapatkan kebugaran jasmani memerlukan latihan yang rutin, minimal dilakukan tiga kali dalam seminggu selama 30-60 menit dengan beban latihan ringan dan sedang. Maka dari itu perlu bagi siswa untuk mengikuti kegiatan yang bermanfaat di luar mata pelajaran penjas agar dapat menunjang kebugaran jasmaninya.

Rasa percaya diri merupakan salah satu keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap keadaan yang ada pada dirinya serta terhadap kemampuan yang dimilikinya. Rasa percaya diri adalah cermin penghargaan terhadap keadaan dan kemampuan yang dimilikinya. Individu tersebut memberikan penilaian yang positif terhadap dirinya sendiri dan percaya bahwa kemampuan yang dimilikinya merupakan suatu potensi yang bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Untuk dapat berprestasi tinggi, keadaan fisik maupun mental seseorang harus dalam keadaan puncak. Sesuai dengan pendapat Bryan J. Cratty (1987) yang dikutip oleh Setyobroto, (1989:49) yang menegaskan bahwa “pretasi yang tinggi hanya dapat dicapai dengan mobilitas total seluruh energi, dalam hal ini peranan kesiapan mental

akan ikut menentukan.”

Pengertian percaya diri menurut Setyobroto (1989:51) adalah “rasa percaya bahwa ia sanggup dan mampu untuk mencapai prestasi tertentu: apabila prestasinya

sudah tinggi maka individu yang bersangkutan akan lebih percaya diri.”

(15)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbau tantangan, maka dari itu penulis memilih ekstrakurikuler panjat sebagai variabel bebas dalam penelitian ini.

Semakin banyak perkumpulan olahraga panjat tebing/panjat dinding baik di kota mupun didaerah, yang tergabung dalam suatu perkumpulan Federasi Panjat Tebing Indonesia yang biasa disingkat dengan FPTI, komunitas pencinta alam, klub panjat tebing, dan lain-lain. Selain itu juga sudah banyak sekolah-sekolah yang menjadikan panjat dinding menjadi ekstrakurikuler di Sekolahnya.

Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya papan-papan panjat disekolah, kampus, tempat umum dan toko-toko yang menjual peralatan panjat. Olahraga panjat tebing buatan atau yang sering disebut dengan wall climbing sudah menjadi bagian dari olahraga yang dipertandingkan di PON sebagai olahraga prestasi.

Pengertian panjat menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah menaiki (pohon dsb) dengan kaki dan tangan. Menurut DEPDIKBUD (1997:6)

Panjat tebing merupakan aktivitas yang menumbuhkan kemampuan fisik untuk dapat memanjat lebih tinggi, kemampuan tekhnik untuk menempatkan kaki dan tangan pada permukaan dinding, kemampuan untuk mengatur strategi dan menentukan jalur dan kemampuan berfikir untuk mengambil keputusan yang cepat, guna mencapai tempat yang lebih tinggi.

(16)

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa seseorang yang ingin mencapai puncak tebing atau tujuannya dan mempunyai keterampilan yang baik harus ditunjang dengan kemampuan fisik, teknik, dan mental. Seperti yang dikemukakan oleh Harsono (1988:100) yang dikutip oleh Nilasari (2009) sebagai

berikut: “Ada empat aspek yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh

atlet, yaitu latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik, latihan mental”.

Olahraga panjat adalah olahraga yang menuntut kekuatan dan ketahanan otot tubuh. Selain itu faktor lain adalah keberanian, ketenangan, kelenturan tubuh dan teknik yang benar serta memerlukan kemampuan fisik yang baik. Memanjat melibatkan hampir seluruh otot tubuh mulai dari otot jari, otot lengan, otot punggung, otot perut, sampai otot kaki. Untuk melatih seluruh otot tubuh dan mempertinggi daya tahan maka diperlukan program latihan yang teratur dan berkesinambungan. Dengan latihan ini diharapkan kekuatan (Strength) dan daya tahan (endurance) dapat bertambah baik secara bertahap. Salah satu cara terbaik yang dilakukan untuk menambah kekuatan dan daya tahan yang sering dilakukan oleh atlet panjat dinding adalah lari secara teratur dan menerapkan program latihan yang telah disusun.

Selain latihan untuk menunjang proses pemanjatan juga ada latihan khusus yang sering dilakukan dalam olahraga panjat itu sendiri, seperti yang tercantum dalam httppanjattebinglumajangjatim.blogspot.com200910contoh-program-latihan-panjat-tebing.html, latihan daya tahan (endurance) yang sering dilakukan adalah (a). Up down dengan runner (b). Up down dengan top rope (c). Up dengan top rope (d).

Stick boulder. Latihan panjat dinding yang dominan dilakukan pada papan panjat,

latihan yang dilakukan dengan naik turun (up down) papan panjat, durasi pemanjatan minimal antara 15-30 menit dengan beberapa kali repetisi. Selain itu juga ada latihan yang disebut dengan stick boulder yaitu latihan panjat untuk menyelesaikan beberapa jalur pendek dan jalur pemanjatannya diarahkan atau ditunjukan dengan tongkat (stick) oleh pelatih dengan waktu latihan minimal 30 menit.

(17)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang menuntut kekuatan dan ketahanan otot tubuh. Selain itu, faktor lain ialah keberanian, ketenangan, kelenturan tubuh, dan teknik yang benar. Penulis memilih ekstrakurikuler panjat dinding (wall climbing) karena melihat dari sifat kebanyakan remaja pada umumnya selalu ingin mencoba hal-hal yang baru dan dan berbau tantangan sehingga memicu minat para pelajar untuk mengikuti ekstrakurikuler panjat dinding ini.

Menurut latar belakang yang sudah dijelaskan maka penulis mengangkat judul

yaitu “PENGARUH EKSTRAKURIKULER PANJAT DINDING (WALL

CLIMBING) TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN

KEPERCAYAAN DIRI SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

JASMANI”.

B.Rumusan Masalah

Penulis memilih Ekstrakurikuler panjat dinding (wall climbing) karena dilihat dari sifat remaja saat ini pada umumnya senang mencoba hal yang baru serta ekstrim dan berbau tantangan sehingga ekstrakurikuler panjat dinding cocok untuk menarik minat para pelajar agar mau mengikuti kegiatan ekstrakurikuler guna menunjang kebugaran jasmaninya. Maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Ekstrakurikuler panjat dinding (wall climbing) berpengaruh terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa?

2. Apakah Ekstrakurikuler panjat dinding (wall climbing) berpengaruh terhadap peningkatan kepercayaan diri siswa pada mata pelajaran pendidikan jasmani?

C.Tujuan Penelitian

Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk kegiatan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Sugiyono

(18)

dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan

masalah yang ditulis”.

Mengacu pada rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari ekstrakurikuler panjat dinding (wall climbing) terhadap peningkatan kebugaran jasmani.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari ekstrakurikuler panjat dinding (wall climbing) terhadap peningkatan kepercayaan diri siswa pada mata pelajaran penjas.

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Sebagai sumbangan keilmuan bagi para pemanjat dan siswa yang ingin menekuni olahraga panjat dinding

b. Sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga yang berkompeten dengan pembinaan olahraga panjat tebing maupun panjat dinding

c. Sebagai informasi kepada orangtua untuk mengikutsertakan anaknya dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga khususnya panjat dinding (wall climbing)

2. Secara praktis dapat dijadikan bahan pertimbangan pedoman bagi para guru khususnya guru Pendidikan Jasmani dan kesehatan berkenaan dengan peningkatan kebugaran jasmani dan kepercayaan diri siswa pada mata pelajaran pendidikan jasmani melalui kegiatan ekstrakurikuler.

E.Batasan penelitian

(19)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Adapun pembatasan masalah yang dimaksud sebagai berikut:

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekstrakurikuler panjat dinding (Wall Climbing)

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kebugaran Jasmani dan Kepercayaan diri siswa

F. Batasan Istilah

Penjelasan mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Pengaruh adalah kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku atau sikap orang lain atau kelompok

2. Ekstrakurikuler menurut Lutan (1986:72) yang dikutip oleh Dzulkhomis (2012:8-9) adalah “Program ekstrakurikuler merupakan bagian internal dari proses belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler tidak dapat dipisahkan bahkan kegiatan ekstrakurikuler perpanjanganpelengkap atau penguat kegiatan intrakurikuler untuk menyalurkan bakat atau mendorong

perkembangan potensi anak didik mencapai taraf maksimum”.

3. Panjat tebing menurut DEPDIKBUD (1997:6), “Panjat tebing adalah aktifitas yang membutuhkan kemampuan fisik untuk dapat memanjat lebih tinggi, kemampuan teknik untuk menempatkan kaki dan tangan pada permukaan tebing, kemampuan mengatur strategi dalam menentukan jalur dan kemampuan berfikir untuk mengambil keputusan yang cepat dan mencapai

tempat yang lebih tinggi”.

(20)

5. Kebugaran jasmani menurut Tarigan (2012:30) adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan semangat dan penuh kesadaran, yang dilakukan tanpa mengalami kelelahan yang berarti serta dapat terhindar dari penyakit kurang gerak (hipokinetik) sehingga dapat menikmati kehidupan dengan baik dan bersahaja.

(21)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat/lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat penelitian yang akan dilaksanakan penelitian, lokasi penelitian ini yaitu di SMAN 1 Cikarang Utara Kab. Bekasi.

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan tiga kali dalam satu minggu selama 12 kali pertemuan (termasuk pre-test dan post-test) yang dilaksanakan pada bulan Oktober.

c. Sasaran Penelitian

Siswa SMAN 1 Cikarang Utara Kab. Bekasi, kelas X, XI, XII yang mengikuti ekstrakurikuler panjat dinding (wall climbing).

2. Populasi dan Sampel a. Populasi

Untuk mendapatkan data yang diperlukan, yang harus dilakukan ialah penentuan populasi dan sampel. Dalam hal ini Abduljabar (2010 : 35) menjelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah sekumpulan objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulan.” Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 1 Cikarang Utara yang tergabung dalam Unit Kegiatan Ekstrakurikuler Panjat Dinding yang berjumlah 25 orang.

b. Sampel

(22)

Dengan kata lain sampel merupakan kelompok yang digunakan dalam penelitian dimana data diperoleh. Adapun cara dalam penentuan sampel penulis menggunakan cara purposive sampling yang bertujuan untuk mengungkapkan masalah sesuai dengan kebutuhan peneliti. Lebih lanjut Arikunto (2007: 140) menjelaskan bahwa:

Syarat – syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan sampel berdasarkan

tujuan tertentu, yaitu:

1. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri–ciri, sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri pokok populasi.

2. Subjek yang diambil sebagai sampel benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri yang terdapat pada populasi.

3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan.

Adapun sampel yang digunakan sebagai subjek penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Cikarang Utara yang tergabung dalam Unit Kegiatan Ekstrakurikuler Panjat Dinding (wall climbing) yang memiliki karakteristik sebagai berikut: Seluruh siswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Ekstrakurikuler Panjat dinding (wall climbing) sebanyak 25 orang yang terdiri dari 14 orang perempuan dan 11 orang laki-laki.

B.Desain Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian 1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest Posttest Design. Tes dilakukan dua kali yaitu tes awal atau pre-test, dan

sesudah diberikan perlakuan berupa kegiatan ekstrakurikuler panjat dinding (wall climbing), kemudian dilakukan tes akhir atau post-test.

2. Langkah-langkah Penelitian

(23)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menengah Atas. Setelah data dari pre-test didapat kemudian sampel diberikan perlakuan (treatment) berupa kegiatan ekstrakurikuler panjat dinding (wall climbing) yang dilakukan tiga kali dalam seminggu selama 16 kali pertemuan.

Selama ± 6 minggu. Hal ini didasarkan menurut Harre yang dikutip oleh Harsono (1988:106) yang menyatakan bahwa:

Macro-cycle adalah suatu siklus latihan jangka panjang yang bisa memakan waktu 6 bulan, satu tahun, sampai beberapa tahun; mesocycle lamanya antara 3-6 minggu; dan untuk micro-cycle kurang dari 3 minggu, bisa 1 atau 2 minggu.

Setelah treatment dilaksanakan maka subjek penelitian tersebut diberikan tes akhir atau post-test untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kebugaran jasmaninya dan diberikan angket tentang kepercayaan diri untuk mengetahui pengaruh dari ekstrakurikuler terhadap kepercayaan diri siswa .

Bagan 3.1

Langkah-langkah penelitian Populasi

Sampel

Pre-test + angket

Treatment

Post-test + Angket

Kesimpulan Analisis & pengolahan

(24)

C.Metode Penelitian

Untuk menyelesaikan dan memecahkan masalah dalam penelitian digunakan suatu metode yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, tujuan yang hendak dicapai dan merupakan jalan bagi keberhasilan arah penelitian. Untuk itu seorang peneliti dituntut untuk terampil menetukan metode penelitian yang akan digunakan.

Metode itu sendiri adalah jalan yang dilalui atau yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan dari penelitian itu sendiri adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara-cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian.

Sehubungan dengan masalah yang ingin penulis ungkapkan yaitu mengenai ”Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (wall climbing) Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani”. Maka penulis perlu menentukan suatu metode penelitian yang tepat untuk memecahkan permasalahan tersebut. Untuk itu penulis memilih menggunakan metode eksperimen (Pretest-posttest design).

Sugiyono (2010 : 72), menjelaskan tentang penyelidikan eksperimen sebagai berikut :

Dalam penelitian Eksperimen ada perlakuan (treatment), sedangkan dalam penelitian naturalistik tidak ada perlakuan. Dengan demikian metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan ”.

(25)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D.Definisi Operasional

Dalam hal ini untuk mengumpulkan tentang kebugaran jasmani siswa maka dalam penelitian ini penulis menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, untuk tingkat SMA yang dikemukakan oleh Nurhasan ( 2007:120) dengan butir tesnya :

1. Lari cepat 60 meter

2. Angkat tubuh/ pull up (30 detik untuk puteri; 60 detik untuk putera) 3. Baring duduk/ sit up 60 detik

4. Loncat tegak/ vertical jump

5. Lari jarak jauh (800 meter untuk puteri; 1000 meter untuk putera)

E.Instrumen Penelitian

1. Instrumen Penelitian untuk Kebugaran Jasmani

Dalam suatu penelitian sudah tentu harus ada alat untuk memperoleh data atau instrumen. Adapun instrumen yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah berupa tes tingkat kesegaran jasmani, dengan menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, untuk tingkat SMA yang dikemukakan oleh Nurhasan ( 2007:120) dengan butir tesnya :

1. Lari cepat 60 meter

2. Angkat tubuh/ pull up (30 detik untuk puteri; 60 detik untuk putera) 3. Baring duduk/ sit up 60 detik

4. Loncat tegak/ vertical jump

5. Lari jarak jauh (1000 meter untuk puteri; 1200 meter untuk putera)

Adapun prosedur pelaksanaan setiap butir tes Kebugaran Jasmani Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Tes lari 60 meter a. Tujuan

Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan lari seseorang b. Alat/Fasilitas :

(26)

2) Pluit 3) Stop watch

4) Bendera start dan tiang pancang c. Pelaksanaan :

1) Teste berdiri di belakang garis start dengan start berdiri, aba-aba “Ya” teste berlari ke depan secepat mungkin menempuh jarak 60 meter. 2) Skor hasil tes yaitu waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh

jarak 50 meter.

3) Garis finish stop watch dimatikan.

4) Kesempatan lari diulang bilamana: Pelari mencuri start dan berlari diluar lintasan

Tabel 3.1 Tes lari 60 meter

Putra Putri Nilai

Sd –7.2” Sd - 8.4” 5

7.3” –8.3” 8.5” –9.8” 4

8.4” –9.6” 9.9” –11.4” 3

9.7” –11.0” 11.5” –13.4” 2

11.1” – dst 13.5” – dst 1

2. Tes Angkat Tubuh 60 detik a. Tujuan :

Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan daya tahan ototlengan. b. Alat/ Fasilitas

1) Palang tunggal 2) Stop watch

3) Formulir pencatatan hasil 4) Alat tulis

c. Pelaksanaan :

(27)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemudian teste mengangkat tubuhnya, dengan membengkokkan kedua lengan, sehingga dagu menyentuh atau melewati palang tunggal, kemudian kembali kesikap semula. Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang, tanpa istirahat selama 60 detik.

Tabel 3.2 Tes Angkat tubuh

Putra Putri Nilai

3. Tes Baring Duduk 60 detik a. Tujuan :

Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut. b. Alat/Fasilitas :

1) Lantai/ lapangan yang bersih 2) Stop watch

3) Formulir pencatatan hasil c. Pelaksanaan :

Teste berbaring terlentang di atas lantai/ rumput kedua lutut ditekuk

± 90◦. kedua tangan dilipat dan diletakkan di belakang kepala dengan jari tangan saling berkaitan dan kedua lengan menyentuh lantai. Salah seorang teman teste membantu memegang dan menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki teste tidak terangkat. Pada aba-aba “ya” teste bergerak mengambil sikap duduk, sehingga kedua sikutnya menyentuh paha, kemudian kesikap semula. Lakukan gerakan itu berulang-ulang cepat tanpa istirahat dalam waktu 60 detik. Gerakan ini gagal bilamana :

(28)

d. Skor :

Jumlah baring duduk yang dilakukan dengan benar selama 30 detik. Setiap gerakan baring duduk yang tidak benar diberi angka 0 (nol)

Tabel 3.3 Tes Baring Duduk

Putra Putri Nilai

41 ke atas 29 ke atas 5

30 – 40 20 – 28 4

21 – 29 10 – 19 3

10 – 20 3 – 9 2

0 – 9 0 – 2 1

4. Tes Loncat Tegak/ vertical jump a. Tujuan :

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak (tenaga eksplosif) otot tungkai.

b. Alat/Fasilitas :

1) Dinding yang rata dan lantai yang rata dan cukup luas

2) Papan berwarna gelap berukuran 30 X 150 cm, berskala satuan ukuran sentimeter, yang digantung pada dinding, dengan ketinggian jarak antara lantai dengan angka 0 (nol) pada papan skala ukuran 150 cm. 3) Serbuk kapur dan alat penghapus

4) Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis

c. Pelaksanaan

(29)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

papan berskala dengan tangan yang terdekat dengan dinding, sehingga meninggalkan bekas raihan pada papan berskala. Tanda ini menampilkan tinggi raihan loncatan teste tersebut. Teste diberi kesempatan melakukan sebanyak tiga kali loncatan.

d. Skor :

Ambil tinggi raihan yang tertinggi dari ketiga loncatan tersebut, sebagai hasil tes loncat tegak. Hasil loncat tegak diperoleh dengan cara hasil raihan tertinggi dari salah satu loncatan tersebut dikurangi tinggi raihan tanpa loncatan.

Tabel 3.4 Tes Loncat Tegak/ vertical jump

Putra Putri Nilai

73 ke atas 50 ke atas 5

60 – 72 39 – 49 4

50 – 59 31 – 38 3

39 – 49 23 – 30 2

0 – 38 0 – 22 1

5. Tes Lari 1000 meter a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan seseorang b. Alat/Fasilitas :

1) Lapangan yang rata dan tidak licin, jarak antara garis start dan finish 1000 meter

2) Pluit 3) Stop watch

4) Bendera start dan tiang pancang

c. Pelaksanaan :

(30)

menyentuh/melewati garis finish stop watch dimatikan. Skor hasil tes yaitu waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 1000 meter. Waktu dicatat sampai persepuluh detik.

Tabel 3.5 Tes lari 1000 meter

Putra Putri Nilai

Sd –3’.14” Sd - 3’.52” 5

3’.15” –4’.25” 3’.53” –4’.56” 4

4’.26” –5’.12” 4’.57” –5’.58” 3

5’.13” –6’.33” 5’.59” –7’.23” 2

6’.34” ke atas 7.24” ke atas 1

2. Instrumen penelitian untuk kepercayaan diri

Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket dengan membuat pertanyaan atau pernyataan melalui indikator-indikator yang sudah ada, dengan harapan dapat mengungkap isi hati responden yang diukur berdasarkan kisi-kisi dan prosedur yang benar, melakukan pengamatan langsung kelapangan tentang bagaimana sikap atau perilaku siswa ketika mengikuti pelajaran pendidikan jasmani.

Angket dalam penelitian ini terdiri atas komponen atau variabel yang dijabarkan melalui sub variabel, indikator-indikator dan pertanyaan. Butir-butir pertanyaan atau pernyataan itu merupakan gambaran tentang rasa percaya diri siswa pada mata pelajaran penjas

Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pertanyaan atau pernyataan angket serta alternatif jawaban yang tersedia, responden hanya diperkenankan untuk menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban yang dikemukakan oleh responden didasarkan pada pendapatnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya.

(31)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Melakukan spesifikasi data. Maksudnya untuk menjabarkan ruang lingkup masalah yang akan diukur secara terperinci. Untuk lebih jelas dan memudahkan penyusunan spesifikasi data.

Tabel 3.6

Kisi-kisi tingkat percaya diri

Variabel Subvariabel Indikator Nomor Soal

+ -

(32)

dalam angket. Butir-butir pertanyaan atau soal tersebut dibuat dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala sikap yakni skala Likert. Sugiyono (2009:93) “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, berupa kata-kata: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Kategori untuk setiap butir pernyataan positif, sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 2 dan sangat tidak setuju = 1. Kategori untuk setiap butir pernyataan negatif yaitu sangat setuju = 1, setuju = 2, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 4 dan sangat tidak setuju =5. Kategori penyekoran tampak dalam tabel 3.7 berikut ini:

Tabel 3.7

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban Skor alternative jawaban

(33)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penulisan angket ini penulis berpedoman pada pendapat Kartono yang dikutip oleh Umaran (2006:41) bahwa:

1. Membuat kata pengantar seperlunya sebgai pembuka yang sifatnya luas dan menarik, maka penulis menghindari kata-kata yang ergosentris dan kurang halus.

2. Memandang perlu membuat petunjuk ringkas, supaya responden dengan mudah membuat pertanyaan

3. Menyusun item dan kalimat yang sederhana, tetapi jelas dan tidak mengandung arti rangkap dan tidak samar-samar sifatnya

4. Membuat pernyataan yang sesuai dengan keadaan kemampuan intelektual para responden (subjek riset)

5. Membuat item, yaitu singkat, sederhana, jelas sehingga tidak menuntut waktu, tenaga dan pikiran para responden

6. Menghindari kata-kata yang berlebihan, kata-kata yang sangat emosional dan kurang sopan yang mungkin bisa menyinggung perasaan responden 7. Memuat item yang tertutup, agar responden lebih tertarik

8. Tidak membuat kuesioner yang terlampau panjang dan bertele-tele.

Dari uraian di atas maka dalam menyusun pernyataan dalam angket ini harus bersifat jelas, ringkas dan tegas. Pernyataan-pernyataan angket penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.

F. Prosedur Pengolahan Data

Setelah data dari tes dengan instrumen yang telah di rancang, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

1. Pengolahan data Kebugaran Jasmani siswa

1. Mencari nilai rata-rata dari skor . Pendekatan statistiknya menggunakan rumus :

̅ = ∑

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah:

(34)

∑ : „sigma‟ yang berarti jumlah

2. Menghitung simpangan baku, dengan skor yang tidak dikelompokan, menurut Nurhasan (2002:37) menggunakan pendekatan statistik dengan rumus:

S = √∑ ̅

Arti unsur-unsur tersebut adalah : S : Simpangan baku

X1 : Skor yang dicapai seseorang

̅ : nilai rata-rata

n: Banyaknya jumlah orang

3. Menguji homogenitas, dalam uji ini menurut Nurhasan (2002:110) menggunakan pendekatan uji F, yang formulasi rumusnya adalah sebagai berikut :

F =

Kriteria pengujiannya adalah terima hipotesis, jika F-hitung < F-tabel dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dan taraf nyata α = 0,05.

4. Menguji normalitas distribusi data dengan menggunakan pendekatan Uji Liliefors.

Uji ini dinamakan uji normalitas distribusi dengan pendekatan non parametrik. Hal ini dilakukan andaikata kelompok sampel yang digunakan dalam sebuah penelitian itu diasumsikan sebagai kelompok „kecil‟. Dalam uji ini tidak diperlukan parameter-parameter tertentu, oleh karena itu dikenal dengan pendekatan uji normalitas distribusi non parametrik.

Adapun langkah-langkah pengujian yang dapat dilakukan menurut Nurhasan (2002:105) adalah sebagai berikut:

a) Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar.

(35)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Z = ̅

c) Untuk setiap bangku angka tersebut dengan bantuan tabel distribusi normal baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan : jika nilai Z negatif, maka dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5-luas daerah distribusi Z. d) Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat

kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.

e) Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya. f) Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari

seluruh sampel yang ada dan berilah simbol Lo. Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji liliefors, maka tentukan nilai L. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah ; tolak hipotesis nol, jika Lo yang diperoleh dan data pengamatan melebihi L (Ho jika Lo > Lα = tidak normal). Dalam hal lainnya hipotesis diterima jika Lo ≤ Lα = normal).

5. Pengujian Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (satu pihak) yaitu uji t pihak kanan. Uji ini dipakai bila peneliti sudah menonjolkan salah satu kelompok sampel yang dibandingkan.

Adapun pendekatan statistika yang digunakan menurut sudjana (2005:243) yaitu sebagai berikut:

Dalam hal rumusnya: t = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅

dengan S2 =

arti unsur-unsur tersebut : t = nilai t yang dicari ( t hitung)

̅̅̅ : nilai rata-rata kelompok 1

(36)

n1 : banyaknya sample kelompok 1 n2 : banyaknya sampel kelompok 2 s : variansi induk

: variansi kelompok 1 : variansi kelompok 2

Kriteria pengujian yang berlaku adalah :

Terima Hipotesis (Ho) jika, t < t(1- α )(n1+n2-2). Tolak Ho jika t mempunyai harga-harga lain.

b. Uji Coba Angket

Angket yang telah disusun lalu diuji cobakan untuk mengukur validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari hasil uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini.

Uji coba angket dilaksanakan pada akhir bulan Agustus 2013 disekolah Kartika, Angket tersebut diberikan kepada para sampel penelitian sebanyak 16 orang siswa. Sebelum mereka mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisian angket tersebut.

1. Uji Validitas Instrumen

Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrument tersebut adalah:

a. Data yang diperoleh dari hasil uji coba dikumpulkan dan dipisahkan antara skor tertinggi dan terendah.

b. Menentukan 50% responden yang memperoleh skor tertinggi dan 50% yang memperoleh skor terendah.

c. Kelompok yang terdiri atas responden yang memperoleh skor tinggi disebut kelompok atas, sedangkan kelompok yang terdiri atas skor rendah disebut kelompok bawah.

(37)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu X=

n Xi

Keterangan :

X : Nilai rata-rata yang dicari

X1: Jumlah skor n : Jumlah responden

e. Mencari simpangan baku (S) setiap butir pernyataan kelompok atas dan kelompok bawah, dengan rumus :

S=

S : Simpangan baku yang dicari

 2

XX : Jumlah hasil penguadratan nilai skor dikurangi rata-rata

n-1 : Jumlah sampel dikurangi satu

f. Mencari variansi gabungan

 

S2 dengan jalan menguadratkan simpangan

baku dari masing-masing butir soal.

g. Mencari nilai t-hitung untuk setiap butir pernyataan dengan rumus

t =

: Variansi kelompok 1

S2 : Variansi kelompok 2

n1 : Jumlah sampel kelompok atas

(38)

h. Selanjutnya membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel dalam taraf nyata 0,05 atau dengan kepercayaan 95%. Instrumen penelitian ini

memiliki kebebasan n1+ n2- 2 yaitu 8+8-2=14, maka nilai t-tabel

menunjukkan nilai 1,76.

Dalam menentukan valid tidaknya sebuah butir tes pernyataan tes dilakukan dengan pendekatan uji signifikasi, yaitu jika t-hitung lebih besar atau sama dengan t-tabel maka pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data. Tetapi jika sebaliknya t-hitung lebih kecil daripada t-tabel, maka pernyataan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alat ukur pengumpulan data. Penghitungan uji validitas dapat dilihat dalam lampiran.

Hasil uji validitas menunjukkan dari 65 butir soal, terdapat 50 butir soal yang valid dan 15 butir soal yang tidak valid. Yang dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Instrumen Percaya Diri

No t-hitung t-tabel Keterangan

(39)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No t-hitung t-tabel Keterangan

(40)

2. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas instrumen, penulis melakukan pendekatan sebagai berikut:

a. Butir-butir pernyataan (soal) yang telah valid di bagi menjadi dua bagian, yaitu pernyataan dengan nomor ganjil dan pernyataan dengan nomor genap.

b. Skor butir-butir penyataan/soal ganjil dijadikan variable X dan skor dari butir-butir pernyataan genap dijadikan variable Y.

c. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan/soal yang bernomor ganjil dengan butir-butir pernyataan (soal) yang bernomor genap dengan menggunakan rumus kolerasi Pearson Product Moment, sebagai berikut :

r

rxy : Koefisien korelasi yang dicari

xy : Jumlah perlakian antara skor x dan skor y

x2 : Jumlah skor x yang dikuadratkan

y2

: Jumlah skor y yang dikuadratkan

d. Mencari reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Spearman brown, yaitu:

rii :Koefisien korelasi yang dicari

rxy : Koefisien korelasi

2 : Angka tetap 1 : Angka tetap

(41)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(42)

Koefisien korelasi percaya diri

Reliabilitas tingkat percaya diri

(43)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu = 12,82

Dari hasil penghitungan di atas dapat disimpulkan bahwa penghitungan uji reliabilitas instrumen percaya diri yang digunakan untuk penelitian ini berharga

0,96 dan produk momen diketahui bahwa dengan n=14 harga r 0,95

= 0,532. Dengan demikian maka lebih besar daripada , hal ini

menunjukkan bahwa instrumen penelitian ini dapat dipercaya atau reliabel. Untuk hasil analisis dari hasil uji signifikansi korelasi untuk tingkat percaya diri menunjukkan = 12,82, sedangkan pada taraf nyata 0,05 dan dk (16)

= n-2 adalah 1,76. Dengan demikian lebih besar dari , ini berarti

(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data pada pembahasan bab sebelumnya. Maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dari hasil pre-test dan post-test Kebugaran Jasmani dan dari angket tentang kepercayaan diri yang diberikan kepada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler panjat dinding (wall climbing). Maka penulis menyimpulkan bahwa:

1. “Ekstrakurikuler panjat dinding (wall climbing) berpengaruh secara

signifikan terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa”.

2. “Tidak Terjadi peningkatan kepercayaan diri siswa secara signifikan pada mata pelajaran pendidikan jasmani melalui kegiatan ekstrakurikuler panjat dinding (wall climbing).

B.Saran

Dari gambaran hasil penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan hasil penelitian yang telah diperoleh dari analisis data dan berdasarkan kesimpulan yang telah diungkapkan di atas oleh penulis, maka penulis memberikan saran. Adapun saran-saran tersebut adalah:

1. Kegiatan ekstrakulikuler panjat dinding (wall climbing) sebaiknya dibina lebih baik lagi oleh tiap sekolah, dengan harapan dapat memberikan manfaat yang nyata bagi peningkatan kebugaran jasmani siswa.

2. Sekolah harus lebih memperhatikan dan mementingkan akan kegiatan siswa baik kegiatan intrakulikuler maupun ekstrakulikuler, karena kegiatan tersebut menunjang terhadap kemampuan perkembangan kebugaran jasmani siswa.

(45)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Abduljabar, Bambang. (2009) . Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung, FPOK UPI Bandung.

Aryani, Mela. (2010). “Hubungan Tingkat Kecemasan dan Kepercayaan Diri

Terhadap Hasil Pemanjatan kategori Rintisan Putri”. Skripsi. FPOK UPI. Bandung

Abduljabar, BambangdanDarajat K.N, Jajat.(2010). Statistika dalam penjas. FPOK UPI. Bandung

Giriwijoyo, Santosa. (2012). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta : CV Tambak Kusuma

Hendra. (2007). Materi Dasar Sport Climbing. Karawang: tidak Diterbitkan.

Komariyah, Lilis. (2010). Kesehatan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Nilasari, Ratih. (2009). “Proses Pembelajaran Panjat dinding”. Skripsi. FPOK UPI.

Bandung

Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung. Universitas Indonesia

Suharto. (1997). Buku Pedoman Berolahraga Panjat Tebing. Jakarta: Departemen D&K Pusat Kesegaran Jasmani Dan Rekreasi.

Setyobroto. (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta: Anem Kosong Anem.

Sudibyo. (1993). Psikologi Kepelatihan. Jakarta: Cv Jaya Sakti.

Solehudin, Adi. (2006). Diktat Panjat Tebing PAMOR. Bandung: Tidak Diterbitkan.

(47)

Siti Nur Kholifah, 2014

Pengaruh Ekstrakurikuler Panjat Dinding (Wall Climbing)Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan Kepercayaan Diri Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tarigan, Beltasar. (2012). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan olahraga berlandaskan ilmu faal olahraga. Bandung: Eidos

Tim Penyusun Kamus. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka..

Tim penyusun UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wongso, Wiyanto. (1987). Memanajat Tebing Menggapai langit. Jakarta: Pustaka karya grafika utama.

FPTI. (2009). Program Latihan Panjat Tebing. [Online]. Tersedia httppanjattebinglumajangjatim.blogspot.com200910contoh-program-latihan-panjat-tebing.html. [Selasa, Desember 2009]

Gambar

Gambar 2.4 Full Body Harness ............................................................................
Tabel 3.1 Tes lari 60 meter
Tabel 3.2 Tes Angkat tubuh
Tabel 3.3 Tes Baring Duduk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kebugaran jasmani merupakan derajat sehat dinamis seseorang yang dapat melaksanakan tugas dengan efien tanpa lelah berlebih, untuk mencapai kebugaran jasmani dapat

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Kebugaran Jasmani Dan Jam Waktu Aktif Belajar Siswa Mengikuti Pembelajaran Pendidikan Jasmani (Studi Eksperimen Terhadap Siswa Smpn 2

Berdasarkan hasil perhitungan dan uji-t akhirnya dapat ditetapkan data sebagai berikut seberapa besar perbedaan tingkat kesegaran jasmani antara siswa yang

Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa kelas atas SD 2 Plemahan ditinjau dari ekstrakurikuler masuk dalam kategori sedang.

Dari data tersebut dapat diberikan penjelasan bahwa tingkat kebugaran jasmani antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket di SMAN 2 Nganjuk dan SMAN 3 Nganjuk

Melihat dari hasil tes tingkat kebugaran jasmani siswa ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 1 Tegalwaru secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kemampuan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan (1) pilihan kata yang terdapat dalam kegiatan panjat dinding di

KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan pada penelitian ini ialah hasil tes kebugaran jasmani peserta ekstrakurikuler olahraga