• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI DESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SLB-A CITEREUP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI DESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SLB-A CITEREUP."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

Noorlia Suratno Putri 0900579

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

STUDI DESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

JASMANI DI SLB-A CITEREUP

Pembimbing I Dra. Lilis Komariyah, M.Pd

Pembimbing II Drs. Mudjihartono, M. Pd

ABSTRAK

Penelitian ini terfokus pada pendidikan jasmani di Sekolah luar biasa-A Citereup. Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah luar biasa-A Citereup. Tujuan penelitian yang dilakukan yaitu untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran di sekolah luar biasa-A Citereup. Metode penelitian yang di gunakan yaitu deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Pengolahan data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan, dan verifikasi. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dapat disimpulakan bahwa anak berkebutuhan khusus berhak memperoleh pendidikan yang layak seperti anak normal lainnya. Sekolah luar biasa sangat membutuhkan tenaga pengajar pendidikan jasmani yang memang ahli dalam bidangnya agar anak berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan yang layak dan mampu belajar dengan materi-materi yang lebih beragam.

(3)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DESCRIPTIVE STUDY IMPLEMENTATION OF LEARNING IN PHYSICAL EDUCATION AT SLB -A CITEUREUP

Supervisor Dra. Lilis Komariyah, M.Pd

Co-Supervisor Drs. Mudjihartono, M. Pd

Abstract

This study focused on learning in physical education in School for Special Needs Children-A Citereup. Formulation of the problem contained in this study is how the implementation of learning in physical education in School for Special Needs Children-A Citereup. The purposes of this study is done is to describe the implementation of learning physical education in School for Special Needs Children-A Citereup. A descriptive qualitative method was used in this study. The instruments used in data collection are observation, interview, and documentation. Data processing was performed with data reduction, data presentation, draw conclusions, and verification. Based on the results of data processing and analysis it can be concluded that the children with special needs are entitled to a decent education like any other normal child. School for Special Needs Children very needs physical education teachers who are experts in that field so that children with special needs get a decent education and is able to learn the material more diverse.

(4)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Ucapan Terimakasih... ii

Abstrak... iv

Abstract... v

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel... viii

Daftar Gambar ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB I KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 9

A. Kajian Teoritis ... 9

1. Pendidikan ... 9

2. Pendidikan jasmani... 10

3. Pembelajaran ... 14

4. Sekolah Luar Biasa ... 15

5. Tuna Netra ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Desain Penelitian ... 26

B. Partisipasi dan Tempat Penelitian ... 27

C. Pengumpulan data ... 28

1. Wawancara ... 28

2. Observasi ... 32

(5)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN... 39

A. Deskripsi Latar Penelitian ... 39

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 41

1. Pengamatan Lapangan ... 41

2. Observasi ... 42

3. Wawancara ... 42

C. Deskripsi Temuan dan Pembahasan ... 49

D. Diskusi Hasil Temuan ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 53

(6)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap negara yang sudah merdeka sudah sepatutnya negara tersebut mampu untuk membangun dan memperkuat kekuatan sendiri tanpa harus bergantung pada negara lain. Maka dari itu pada masa sekarang ini pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia agar dapat bertahan hidup di kemudian hari.

Pendidikan memang jalur utama yang harus ditempuh untuk berperan aktif dalam perkembangan zaman. Terlebih lagi, soal pendidikan dalam hal ini sekolah sangatlah memegang peranan penting dalam gerak laju pembangunan yang menjadi pemicu mobilitas sosial. Tidak mengherankan apabila ukuran keberhasilan adalah tingginya tingkat pendidikan. Dalam kaitan dengan hal inilah kemudian sekolah menjadi faktor penting dalam usaha memajukan dan mencerdaskan anak bangsa. Dengan semakin berkembangnya pembangunan di segala sektor kehidupan, terutama pengetahuan dan teknologi, maka sekolah menjadi sarana yang sangat diperlukan untuk mengantarkan generasi muda untuk memasuki kehidupan. Untuk itulah sebenarnya kita perlu memikirkan kembali sehubungan dengan pengembangan proses belajar mengajar sehingga para siswa mendapat perbekalan yang relevan dengan situasi kehidupan masa kini terlebih lagi masa depan.

Begitu juga pada pendidikan jasmani, yang berperan sangat penting dalam perkembangan siswa seperti aspek kognitif, aspek afektif, dan khususnya aspek psikomotor. Menurut Lutan (2000, hlm. 15) menjelaskan bahwa “tujuan yang ingin di capai menyeluruh, mencakup domain psikomotor, kognitif, afektif”.

(7)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap anak normal saja, tetapi juga berlaku pada anak yang berkebutuhan khusus yakni anak luar biasa. Tarigan (2008, hlm. 12) menyatakan bahwa:

Anak luar biasa dalam lingkungan pendidikan dapat diartikan seseorang yang memiliki ciri-ciri penyimpangan mental, fisik, emosi, atau tingkah laku yang membutuhkan modifikasi dan pelayanan khusus agar dapat berkembang secara maksimal semua potensi yang dimilikinya.

Dari penjelasan tersebut dapat di gambarkan bahwa terdapat perbedaan fisik dan mental antara anak normal dan anak luar biasa. Anak luar biasa tidak mampu beraktivitas selayaknya anak normal biasanya, mereka memiliki batasan tertentu dalam bergerak atau berolahraga. Maka dari itu dibutuhkan suatu penyesuaian dalam penjas untuk anak luar biasa. Dalam buku depdiknas (2003, hlm. 2) dijelaskan bahwa “salah satu bentuk program pendidikan jasmani yang sesuai dengan anak kebutuhan khusus adalah program pendidikan jasmani adaptif (disesuaikan)”.

Di dalam penjas adaptif terdapat beberapa macam kecacatan yang dimiliki anak luar biasa yaitu anak tunarungu, anak tunawicara, anak tunagrahita, anak ketidak mampuan belajar, anak tunadaksa, anak tunalaras, anak tunanetra, dan anak berbakat. Dalam penelitian ini peneliti hanya akan mencoba meneliti di salah satu jenis ketunaan yang sudah disebutkan di atas yakni anak tunanetra.

Tunanetra adalah individu yang penglihatannya tidak berfungsi sebagaimana mestinya seperti halnya orang awas atau orang yang bisa melihat dengan normal. Menurut Somantri (2006, hlm. 66) Cacat Tunanetra dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1. Buta

Dikatakan buta jika anak sama sekali tidak mampu menerima rangsang cahaya dari luar (virusnya = 0)

2. Low Vision

Bila anak masih mampu menerima rangsang cahaya dari luar, tetapi ketajamannya lebih dari 6/21, atau jika anak hanya mampu membaca

(8)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anak tunanetra memiliki karakteristik kognitif, sosial, emosi, motorik, dan kepribadian yang sangat bervariasi. Hal ini sangat tergantung pada sejak kapan anak mengalami ketunanetraan, bagaimana tingkat ketajaman penglihatannya, berapa usianya, serta bagaimana tingkat pendidikannya.

Akibat dari ketunateraan, maka pengenalan atau pengertian terhadap dunia luar anak, tidak dapat diperoleh secara lengkap dan utuh. Akibatnya perkembangan kognitif, psikomotor, dan afektif cenderung terhambat dibandingkan dengan anak-anak normal pada umumnya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan indera penglihatannya

Pendidikan Jasmani dapat didefinisikan sebagai proses kependidikan yang memiliki tujuan untuk mengembangkan penampilan manusia melalui media aktivitas jasmani yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani memusatkan diri pada pemerolehan keterampilan gerak dan pemeliharaan kebugaran jasmani untuk kesehatan, peningkatan pengetahuan, dan pengembangan sikap positif terhadap aktivitas jasmani maupun olahraga.

Siedentop (dalam Abduljabar, 2010, hlm.3) seorang pakar pendidikan jasmani dari Amerika Serikat, mengatakan bahwa dewasa ini pendidikan jasmani dapat diterima secara luas sebagai model “pendidikan melalui jasmani”, yang berkembang sebagai akibat dari merebaknya telaahan pendidikan gerak pada akhir abad ke-20 ini dan menekankan pada kebugaran jasmani, penguasaan keterampilan, pengetahuan dan perkembangan sosial. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa “pendidikan jasmani adalah pendidikan dari, tentang dan melalui jasmani”.

Tujuan pendidikan jasmani sama halnya dengan tujuan pendidikan nasional di Indonesia, yakni “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Pasal 1

(9)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan Nasional. Pendidikan jasmani beranjak dari aktivitas fisik untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, selain berusaha mencapai tujuan pendidikan nasional pendidikan jasmani juga berusaha meningkatkan dan menambah keterampilan gerak peserta didik. Ahli pendidikan jasmani lainnya juga mendefinisikan “pendidikan jasmani sebagai pendidikan melalui fisikal”, seperti:

Kontribusi unik pendidikan jasmani terhadap pendidikan secara umum adalah perkembangan tubuh yang menyeluruh melalui aktivitas jasmani. Ketika aktivitas jasmani ini dipandu oleh guru`yang kompeten, maka hasil berupa perkembangan utuh insani menyertai perkembangan fisikalnya. Hal ini hanya dapat dicapai ketika aktivitas jasmani menjadi budaya dan kebiasaan jasmani atau pelatihan jasmani

(10)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seorang berkebangsaan amerika Hetherington (1911) dalam Abduljabar. B. (2010, hal. Vii) adalah guru bapak pendidikan jasmani Amerika yang mendeklarasikan 4 tujuan penddikan jasmani yaitu:

1. Tujuan perkembangan organik: sebagai contoh kebugaran, kesehatan, kekuatan, dayatahan,power, tahan terhadap derita, dan mudah bergerak.

2. Tujuan perkembangan kognitif yaitu: tujuan pengetahuan, sebagai contoh pemahaman, kebebasan, kemerdekaan, wawasan, dan kenyataan.

3. Tujuan perkembangan psikomotor yaitu: keterampilan bergerakefektif, kompetens, bebas mengekspresikan, partisipasi (dalam budaya olahraga, senam) dan kreativitas.

4. Tujuan perkembangan afektif: sebagai contoh perkembangan karakter, apresiasi, makna, keriangan, dan kesenangan.

Demi tercapainya tujuan pendidikan serta tujuan pendidikan jasmani di atas maka dalam pelaksanaannya pendidikan jasmani memerlukan seorang guru yang bermutu. Guru harus memiliki beberapa kompetensi yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Seperti yang dijelaskan oleh Tarigan (2012, hlm. 23) yaitu:

Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru pendidikan jasmani antara lain kemampuan mengelola proses pembelajaran, membangkitkan motivasi dan memberikan berbagai pengalaman belajar bagi siswanya baik di lapangan maupun diluar kelas atau bangsal yang digunakan untuk aktivitas jasmani yang berlandaskan ilmu faal olahraga.

(11)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah seorang profesional yang mampu mendidik peserta didiknya untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa, serta mampu membantu siswa agar tidak merasa rendah diri agar tidak terisolasi dari lingkungannya . Tarigan (2009, hlm. 83) menyatakan Kualitas guru pendidikan jasmani adaptif merupakan kunci terhadap keberhasilan peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah”.

Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani tidak dapat lepas dari perencanaan, tujuan, materi, metode dan evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani. Materi pembelajaran menentukan hasil belajar, oleh karena itu dalam pelaksanaan pembelajaran harus dirancang untuk mampu mengembangkan hasil belajar yang di perlukan siswa. Begitu juga tujuan, metode dan evaluasi yang sedemikian penting guna menentukan arah pembelajaran pendidikan jasmani disekolah. Dengan begitu dapat membekali siswa dalam kehidupan dan belajar sepanjang hayat, yaitu kemampuan berpikir, kecakapan hidup, dan psikomotor.

Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari pendidikan memiliki tugas yang unik yaitu menggunakan “gerak tubuh” sebagai media untuk membelajarkan siswa. Pembelajaran pendidikan jasmani di SLB-A membutuhkan sarana dan prasarana yang lebih beragam namun pada kenyataanya sarana dan prasarana belum memadai untuk berlangsungnya proses pembelajaran.

Untuk meningkatkan kondisi pembelajaran pendidikan jasmani di SLB-A diperlukan penyusunan perencanaan pembelajaran, penyusunan materi, media, penyusunan metode dan evaluasi yang harus disesuaikan dengan karakteristik siswa tunanetra dan kemampuan fisiknya.

Berdasarkan pemikiran tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang: “Studi deskriptif pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di SLB-A Citereup”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

(12)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tenaga pengajar bukan tenaga ahli khusus pendidikan jasmani adaptif. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dalam proses pembelajaran khususnya pendidikan jasmani dibutuhkan perencanaan yang baik untuk menyampaikan materi, media, penyesuaian metode dan evaluasi . Terlebih di sekolah luar biasa (SLB) sangat dibutuhkan perencanaan pembelajaran yang matang karena pemberian materi harus sesuai dengan karakteristik siswa sekolah luar biasa (SLB-A), maka dari itu dapat disimpulkan bahwa “Seorang tenaga ahli sangat dibutuhkan dalam bidang pendidikan jasmani ”.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang, dapat dilihat pentingnya proses pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani bagi siswa tunanetra. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di SLB-A (tuna netra) Citeureup”

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan maka tujuan dari penelitian ini adalah “Mengetahui pelaksanaan pendidikan jasmani di SLB-A (tuna netra) Citeureup”

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini adalah:

a. Menjadi informasi dan sumbangan keilmuan bagi lembaga baik pendidikan formal maupun non formal

b. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang perencanaan pendidikan jasmani di SLB

2. Manfaat praktis

(13)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Sebagai bahan pertimbangan guru untuk memodifikasi materi yang akan diberi

(14)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah LR Gay, Educational research; Competenciesnfor Analysis and Aplication; New Jersey; Prentice Hall Inc. 1996, pp.91-96. Prosedur dilakukan agar penelitian sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan proses penelitian dapat berjalan dengan sistematis, teratur, dan terencana. Adapun langkah-langkah pengambilan dan pengolahan data penelitian yang penulis lakukan dapat diperhatikan dalam bentuk bagan di bawah ini:

Langkah-langkah Pengambilan dan Pengolahan Data Penelitian dari sumber; LR Gay, educational research; Competenciesnfor Analysis and Aplication; ; New Jersey; Prentice Hall Inc. 1996, pp.91-96.

Penelusuran masalah real di lapangan, sehingga memunculkan beragam masalah penelitian (selection and definition of problem)

Penelusuran beragam data empirik dan teoritik sebagai landasan kerangka berfikir berkaitan dengan masalah penelitian (Review of related literature)

Perumusan hipotesis dengan mengacu kepada kerangka berfikir dan kajian empirik atau teoritik

Penentuan metode penelitian berkenaan dengan: sampel, instrumen, desain, dan prosedur penelitian (Method: subject, instument, design &

procedure)

(15)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Desain Penelitian B. Partisipasi dan Tempat Penelitian

1. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah guru pendidikan jasmani di sekolah luar biasa-A (SLB-A) dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani serta peranan kepala sekolah sekolah luar biasa-A (SLB-biasa-A) dan guru non pendidikan jasmani sebagai bahan masukan guna pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah tersebut.

a. Populasi

Populasi dan sample adalah keberadaannya sangat penting untuk menunjang keberhasilan proses penelitian. Pengertian populasi menurut Sugiyono (2009, hlm. 80) yang tertulis dalam bukunya menyebutakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang kuantitas dan kualitas tertentu yang diterapkan oleh penelitian untuk mempelajari dan kemudian tarik kesimpulan”.

b. Sampel

Pengertian sample menurut sugiyono (2013, hlm. 81) menyebutkan bahwa “sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Penentuan sample tersebut harus representatif (mewakili) dari populasi yang digunakan, karena hal yang dipelajari dari sample kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi.

Teknik pegambilan sample yang digunakan peneliti yaitu sampling purposive, menurut sugiyono (2013, hlm. 85) menyebutkan bahwa “sampling purposive adalah teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu.

(16)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tempat Penelitian

Tempat peneliti melakukan penelitian yaitu di Sekolah luar biasa-A Citereup (SLB-A) Citereup (Jl. Sukarasa No 40 Citereup Cimahi Utara) pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan aktivitas peneliti pernah melakukan observasi mata kuliah penjas adaptif di sekolah tersebut. Sehingga peneliti melakukan proses penelitian di sekolah tersebut dan sudah relatif mengenal keadaan sekolah tersebut.

C. Pengumpulan Data

Instrumen penelitian menurut arikunto (2006, hlm. 219) adalah “alat bantu

yang digunakan dalam mengumpulkan data”. Sedangkan menurut sugiyono

(2013, hlm. 102), “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah).

Alat ukur yang digunakan peneliti untuk mengukur pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan menggunakan wawancaran dan observasi. Adapun “wawancara/interview adalah dialok yang dilakukan pewancara untuk memperoleh informasi” menurut Arikunto (2002, hlm. 201). Wawancara merupakan teknik pengmpulan data secara lisan melalui bercakap-cakap dan bertatap muka dengan orang yang dapat memberi keterangan kepada peneliti. Untuk melakukan wawancara dengan responden terlebih dahulu pewawancara harus membuat pertanyaan yang dapat membuat wawancara berjalan dengan lancar dan mengarah pada tujuan penelitian.

1. Wawancara

(17)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wawancara dalam catatan lapangan, agar dapat memperoleh data yang diperlukan untuk peneliti dalam penelitian ini. Peneliti melakukan wawancara secara informal, yaitu peneliti mengajukan pertanyaan yang diperlukan sebagai bahan dalam penelitian. Berikut kisi-kisi wawancara diataraya adalah:

Tabel 3.1

Kisi-kisi instrumen wawancara

Variabel Sub-variabel Indikator

Pelaksanaan pendidikan jasmani

perencanaan

Pelaksanaan

Evaluasi

1. Administrasi pembelajaran 2. Materi 3. Metode 4. Media

1. Tindak lanjut penilaian

Tabel 3.2

Pedoman wawancara kepala sekolah di sekolah luar biasa-A

HARI/TANGGAL :

TEMPAT :

WAKTU :

RESPONDEN :

NO Pertanyaan Dalam Wawancara

(18)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 Menurut bapak seberapa penting pendidikan jasmani di SLB-A Citeureup? 3 Menurut bapak bagaimana tanggapan tentang materi pendidikan jasmani

yang diberikan di SLB-A Citereup?

4 Menurut bapak bagaimana penerapan pendidikan jasmani di SLB-A citereup ini? Apa kesulitannya? Dan bagaimana solusinya?

5 menurut bapak bagaimana tanggapan tentang tujuan pendidikan jasmani di SLB-A ?

6 Dukungan berupa apa yang dapat bapak berikan dalam pelaksanaan pendidikan jasmani tersebut?

7 Menurut bapak apa pendidikan jasmani itu penting diadakan di sekolah SLB-A? Alasannya?

Tabel 3.3

Pedoman wawancara terhadap guru laki-laki di sekolah luar biasa-A (SLB-A)

HARI/TANGGAL :

TEMPAT :

WAKTU :

RESPONDEN :

NO Pertanyaan Dalam Wawancara

1 Menurut bapak apa pembelajaran pendidikan jasmani di SLB-A sudah sesuai dengan kurikulum yang ada?

2 Darimana bapak mendapat sumber pedoman dalam mengajar pendidikan jasmani SLB-A?

3 Bagaimana pemberian materi terhadap anak yang tunanetra agar mudah dalam mengikuti pembelajaran?

4 Apakah media di SLB-A ini menunjang untuk anak tunanetra dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani?

5 Metode apa yang dipakai agar seluruh anak tunanetra mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani?

6 Bagaimana memberikan evaluasi agar tepat sasaran?

(19)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Pedoman wawancara guru perempuan di sekolah luar biasa-A HARI/TANGGAL :

TEMPAT :

WAKTU :

RESPONDEN :

NO Pertanyaan Dalam Wawancara

1 Menurut bapak apa pembelajaran pendidikan jasmani di SLB-A sudah sesuai dengan kurikulum yang ada?

2 Darimana bapak mendapat sumber pedoman dalam mengajar pendidikan jasmani SLB-A?

3 Bagaimana pemberian materi terhadap anak yang tunanetra agar mudah dalam mengikuti pembelajaran?

4 Apa media di SLB-A ini menunjang untuk anak tunanetra dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani?

5 Metode apa yang dipakai agar seluruh anak tunanetra mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani?

6 Bagaimana memberikan evaluasi agar tepat sasaran?

7 Apakah tujuan pembelajaran selalu tercapai dalam setiap pembelajaran? 8 Kesulitan apa yang bapak rasakan dalam mengajar pendidikan jasmani ? 9 Menurut bapak bagaimana pembelajaran pendidikan jasmani saat ini? 10 Bagaimana tanggapan anak tuna netra dalam mengikuti pendidikan jasmani?

Tabel 3.5

Pedoman wawancara orangtua siswa SLB-A

No Pertanyan dalam wawancara

1 Apakah Pendidikan jasmani rutin di lakukan di SLB-A citeureup oleh semua anak tuna netra?

2 Bagaimana pembelajaran dengan materi yang diberikan oleh bapak/ibu guru terhadap siswa?

(20)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru?

4 Apakah ada keluhan dari siswa dalam mengikuti pendidikan jasmani? 5 Adakah perubahan dalam mengikuti pendidikan jasmani adaptif? Perubahan

apa yang sangat terlihat jelas!

2. Observasi

Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran. untuk mempermudah pelaksanaan observasi, penulis dibantu oleh observer. Objek yang diamati difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani sekolah luar biasa-A Citereup (SLB-A Citereup) selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang bersifat individu atau maupun secara klasikal. Menurut Arikunto (2002, hal. 204) observasi adalah:

Pengamatan secara langsung. Sedangkan mardalis mengatakan bahwa observasi merupakan hasil perebutan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan tertentu yang diinginkan atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan sosial dan gejala psikologis dengan jalam mengamati

Adapun langkah-langkah penulis untuk mengumpulkan data dan teknik observasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan penulis, observer berada dengan objek yang diteliti

2. Observasi tidak langsung, observer melakukan pengamatan tidak langsung pada saat berlangsungnya sutau peristiwa yang sedang diteliti berupa dokumentasi

Sebagai hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama berlangsungnya penelitian, maka peneliti membuat catatan lembar observasi. Berikut lembaran observasi yang telah penulis rancang:

(21)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber: Modul Didaktik Metodik Aktivitas Aquatik (2011, hal.173)

No Indikator/Aspek yang diamati

Skor 1 2 3 4 I. Pra Pembelajaran

1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media

2. Memeriksa kesiapan siswa Subtotal I II. Membuka Pembelajaran

1. Melakukan Kegiatan Apresiasi

2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan

Subtotal II

III. Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penguasaan Materi Pembelajaran 1. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang

relevan

2. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 3. Mencapai tujuan komunikatif

4. Menggunakan struktur logika/retorika 5. Menggunakan unsur-unsur kebahasaan 6. Menggunakan unsur sosio-kultural

Subtotal III-A

B. Pendekatan/Strategi Pembelajaran 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

kompetensi yang akan dicapai

2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa

(22)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Menguasai kelas

5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat konstekstual

6. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect) 7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi

waktu yang dialokasikan

Subtotal III-B

C. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran 1, Menunjukan keterampilan dalam penggunaan sumber

belajar atau media pembelajaran 2. Menghasilkan pesan yang menarik

3. Melibatkan siswa dalam pembuatan dan pemanfaatan sumber belajar /media pembelajaran

Subtotal III-C

D. Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa

1. Menumbuhkan partisipatif siswa dalam pembelajaran 2. Merespons positif partisipatif siswa

3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa 4. Menunjukan sikap terbuka terhadap respons siswa 5. Menunjukan hubungan antar pribadi yang kondusif 6. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam

belajar

Subtotal III-D E. Penilaian Proses dan Hasil Belajar 1. Memantau kemajuan belajar

(23)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IV. Penutup

1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

2. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan Keterangan: 1 kurang, 2 cukup, 3 baik, 4 baik sekali 3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan untuk melacak informasi yang berkaitan dengan objek penelitian. Suatu peristiwa yang bernilai sejarah, sosial, ritual, dan kultural akan sangat bermanfaat apabila dipelajari detail-detailnya dalam foto daripada hanya mengalami peristiwanya tanpa foto. Penggunaan foto untuk melengkapi sumber data jelas sekali manfaatnya. Pada prinsipnya data-data merupakan segala sesutu yang dapat dilihat sebagai suatu sumber informasi yang dapat dianalisa dan diinterpresentasikan dari aspek-aspek yang dibahas dalam penelitian ini.

(24)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yang bersifat deskriptif analisis yang merupakan proses penggambaran penelitian. Dalam penelitian ini akan dijelaskan tentang pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah luar biasa-A (SLB-A)

Adapun langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut:

1. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. 2. Editing adalah kebenaran dari data yang telah masuk atau terkumpul. 3. Klasifikasi atau penggolongan data.

4. Analisis data melalui uraian penjelasan dan

5. Tahap akhir, menarik kesimpulan (miles dan huberman, 1992, hal 18)

Setelah mengadakan penelitian, data yang diperoleh kemudian diperiksa kembali, dikalsifikasikan menurut golongannya kemudian dianalisis sehingga akan menghasilkan data deskriptif analisis, dan diperiksa kembali melalui data dokumentasi.

Data penelitian dikumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data yang meliputi: sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan. Adapun teknik pengumpulan data penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.7

Teknik pengumpulan data

No Sumber data Jenis data Pengumpulan data instrumen 1 Kepala

sekolah

Tanggapan terhadap pelaksanaan

pembelajaran

Wawancara dan observasi

(25)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan jasmani 2 Guru

laki-laki

Tanggapan terhadap pelaksanaan

pembelajaran pendidikan jasmani

Wawancara dan observasi

Lembar observasi dan lembar wawancara

3 Guru perempuan

Pelaksanaan pembelajaran

pendidikan jasmani

Wawancara dan observasi

Lembar wawancara dan lembar observasi

4 Orang tua Tanggapan terhadap pelaksanaan

pendidikan jasmani

wawancara wawancara

Dalam pengolahan data ini menggunakan non statistik karena penelitian ini hanya menggambarkan secara benar kondisi pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah luar biasa-A (SLB-A) yang ada pada lapangan saat ini. Kemudian dalam persiapan pengolahan data disiapkan teori-teori yang dipakai dalam pengelompokan data hasil penelitian dari seluruh pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah luar biasa-A (SLB-A).

E. Pemeriksaan Keabsahan Data 1. Proses Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitin kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

(26)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belakangnya. Pengertian reliabilitas dalam penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif, hal ini terjadi karena melihat paradigm dalam melihat realitas. Menurut penelitian kualitatif, suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda, dinamis dan selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten, dan berulang seperti semula. Heraclitas dalam Nasution (1988) menyatakan bahwa “ Kita tidak bisa dua kali masuk sungai yang airnya sama” Air mengalir terus, waktu berubah terus, situasi senantiasa berubah dan demikian pula perilaku manusia yang terlibat dalam situasi sosial. Dengan demikian tidak ada data yang tetap konsisten/stabil (Sugiyono : 2012)

Keabsahan data merupakan hal yang harus diperhatikan dalam penelitian kualitatif, dimana prosesnya itu sendiri dimulai dari menelaah seluruh data yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan hasil studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data harus didasarkan pada kriteria derajat kepercayaan, keteralihan, ketergantungan dan kepastian.

Dengan melihat analisis data diatas maka peneliti membuat standar dan kategori tersendiri dengan dasar pemikiran sebagai berikut:

Tabel 3.8 Dasar pemikiran

Pengumpulan data editing

kesimpulan Analisis data

(27)

Noorlia Suratno Putri, 2015

(28)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan dan analisis dari penelitian yang telah diuraikan dan dideskripsikan oleh penulis mengenai pelaksanaan pembelajaran pendidikan jsamani di Sekolah luar biasa-A Cieterup dapat ditarik kesimpulan bahwa: Sekolah luar biasa-A citereup adalah salah satu sekolah untuk anak berkebutuhan khusus untuk meperoleh pendidikan yang layak seperti anak normal lainnya. Dimana anak berkebutuhan khusus harus lebih memliki banyak pengalaman dalam melakukan berbagai hal agar mereka mempunyai berbagai pengalaman. B. Saran

Sebaiknya di sekolah luar biasa-A mempunyai guru pendidikan jasmani yang ahli dalam melakukan pembelajaran di lapangan. Agar siswa yang mengikuti pembelajaran dapat memperoleh ilmu yang memang benar-benar didapatkan dari seorang guru pendidikan jasmani. Sehingga materi,metode, media, dan evaluasi akan dapat terkontrol dengan baik oleh guru pendidikan jasmani adaptif yang memang mampu dalam melakukan perencanaan dalam pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah luar biasa-A.

1. Bagi Sekolah luar biasa-A Citereup

Bagi sekolah luar biasa-A Citereup agar sekolah terus meningkatakan mutu pendidikan terutama terhadap pendidikan jasmani agar siswa dapat meningkatakan aspek kognitif,afektif,dan psikomotor yang mungkin memang kurang dapat dilakukan oleh anak berkebutuhan khusus dan alangkah baiknya dilakukan oleh tenaga ahli

2. Bagi mahasiswa

(29)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagi peneliti dan pembaca

(30)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. (2008) Manajemen Pendidikan Jasmani Olahraga. Bandung: Fpok.

(2010) Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam

Pendidikan Jasmani. Bandung: Rizki Press

Arikunto (2006) Prosedur Penelitian. Jakarta ashdi mahasatya

Diniarti, G. (2011) Pembinaan Keterampilan Memasak Bagi Siswa Tunanetra Di

SLB-A Citereup. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Ela silfiana (2013) Gambaran Gangguan Menstruasi Pada Partisipasi Siswa

Dalam Pembelajaran Penjas Di SMK 45 Lembang. (Skripsi). Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Fibrian Dwi Marwanto (2012) Studi Deskriptif Tentang Tujuan Materi, Metode,

& Evaluasi Pendidikan Jasmani di SMP Darul Hikam Universitas

Pendidikan Indonesia. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Heward and Orlansky (2005) Direktorat Pendidikan Luar Biasa Mahendra, A. (2009) Asas Dan Falsafah Pendidikan Jasmani

Mattew, M dan huberman, M. (1992) Analisis Data Kualitatif, UI-Press

Mochamad Yoga Pratama. (2014) Bola Leungeun Seuneu (Boles) Sebagai

Kearifan Budaya Lokal Sebuah Alternatif Pengayaan Pendidikan Jasmani.

(Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Nugraha, E. dkk. (2011) Didaktik Metodik Pengajaran Renang

(31)

Noorlia Suratno Putri, 2015

STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2010) perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana

Somantri, T. S. (2007) Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama Sub Koordinator MKDP Landasan Pendidikan (2009)

Sugiyono. (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Tarigan, B. (2008) Modul Pendidikan Jasmani Adaptif. Bandung: FPOK UPI

(2012). Optimalisasi Pendidikan Jasmani Dan Olahraga Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga. Bandung: Eidos

Widy. (2010). Tentang Tunanetra. [Online] Tersedia:

http://widypsikologi.wordpress.com/2010/05/29/tentang-tunanetra/ (13

Maret 2014)

http://eprints.undip.ac.id/998/2/SRI_NOVA.pdf [Online]

Nasution,muhammad ikhwan. (2013) sekolah luar biasa bagian A (khusus

tunanetra). Tersedia di:

http://12021min.blogspot.com/2013/06/normal-0-false-false-false-in-x-none-x_9600.html [diakses 10 november 2014]

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pengayaan http://www.kamusbesar.com/18078/pengayaan

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Altenatif http://www.kamusbesar.com/1116/alternatif

Gambar

Tabel 3.1  Kisi-kisi instrumen wawancara
Tabel 3.3
Tabel 3.5
Tabel 3.7
+2

Referensi

Dokumen terkait

Terjadi ketidaksesuaian pada quality factor dengan kode Q1 yaitu jumlah motor yang masuk untuk melakukan service ( Throughput ), Q6 yaitu ketepatan pengecekan dengan

Seorang pengkaji perbandingan agama barat, John L.Esposito telah menulis dalam bukunya yang bertajuk “Islam and Democracy” bahawa Syiah Imamiyah (ditulis sebagai Shiisme Imamate)

pengetahuan, khusus, pendapat pengalaman dan metode, serta kemampuan untuk mengaplikasikan keahliannya tersebut guna menyelesaikan masalah. 2) Knowledge engineer

Perlindungan dan Pemeliharaan Benda Cagar Budaya. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 064/U/1995 Tentang Penelitian dan Penetapan Benda Cagar Budaya.

Dalam hal ini penulis menetapkan Fotoraya sebagai objek penelitian untuk peramalan penghasilan, dimana metode Forecasting (peramalan ) penghasilan yang akan digunakan adalah

 Sebaran data tidak selalu mempunyai mode, tetapi bisa juga mempunyai mode lebih dari satu, apabila terdapat lebih dari satu data yang sering

Layanan Dial-Up merupakan jasa akses internet yang memanfaatkan jaringan telepon biasa dan modem dial up, pelanggan diharuskan berlangganan ke Internet Service Provider

In order to make the improvement program to be measurable and objective, the team conducted a benchmarking study to measure the performance the of quality checking process as well as