• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesesuaian Kegiatan di Buku Siswa SD Kurikulum 2013 dalam Mendukung Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Saintifik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kesesuaian Kegiatan di Buku Siswa SD Kurikulum 2013 dalam Mendukung Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Saintifik."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kehidupan manusia semakin berkembang dalam segala aspek, sehingga

kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan pun semakin tinggi. Seseorang

perlu memiliki kualitas yang unggul agar dapat menghadapi tantangan

perkembangan kehidupan. Abad ke-21 yang sedang berlangsung saat ini

merupakan abad informasi, komputasi, otomasi, dan komunikasi. Manusia yang

diperlukan saat ini adalah manusia yang kritis, kreatif, inovatif, produktif,

berakhlak baik, mampu memecahkan masalah, bekerja sama, dan berkomunikasi

dengan baik (Bell, 2010; Abidin, 2014).

Kualitas sumber daya manusia yang baik dapat dibangun dengan pendidikan

yang baik. Maka dari itu, secara berkesinambungan pemerintah melakukan

perbaikan-perbaikan di berbagai aspek pendidikan, salah satunya kurikulum.

Kurikulum yang dilaksanakan dalam pendidikan di Indonesia adalah Kurikulum

2013 dan KTSP 2006. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah

lanjutan Pengembangan KTSP 2006.

Kurikulum 2013 yang sedang dikembangkan di Indonesia saat ini

menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu

menggunakan pendekatan saintifik (Kemendikbud, 2013a, Abidin, 2014; Hosnan,

2014; Mulyasa, 2013). Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah

pembelajaran yang dirancang secara prosedural sesuai dengan langkah-langkah

umum kegiatan ilmiah (Bintari, dkk. 2014). Pendekatan saintifik merupakan

pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Pembelajaran dengan

pendekatan saintifik melatih siswa untuk menggunakan metode-metode ilmiah

yaitu menggali pengetahuan melalui mengamati, mengklasifikasi, memprediksi,

merancang, melaksanakan eksperimen mengkomunikasikan pengetahuannya

kepada orang lain dengan menggunakan keterampilan berfikir, dan menggunakan

sikap ilmiah (Sujarwanto, 2012). Penerapan pendekatan saintifik dalam

pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi

(2)

2

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga dapat

mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya. Hal ini sejalan

dengan karakteristik pembelajaran dengan pendekatan ilmiah menurut

Kemendikbud, (2013b) yaitu mendorong siswa berpikir secara kritis, analistis, dan

tepat; berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama

lain dari substansi atau materi pembelajaran, serta berpikir yang rasional dan

objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.

Pendekatan saintifik sejalan dengan hakekat sains sebagai proses, yaitu

penemuan kebenaran dengan metode ilmiah (Kruse, 2008). Para ilmuan

menggunakan metode ilmiah dalam proses menemukan dan mengembangkan

ilmu. Menurut Sund & Trowbridge (1973 dalam Widhy, 2013), kata science sebagai “both a body of knowledge and a process” adalah sains sebagai bangunan ilmu pengetahuan dan proses. Lebih lanjut, sains didefinisikan mempunyai tiga

elemen penting yaitu sikap, proses dan produk (Kruse, 2008; McLelland, 2006).

Sains sebagai proses mengandung arti bahwa ciri seorang ilmuan adalah

memecahkan persoalan berdasar pada metode ilmiah sehingga jawaban dapat

diterima secara logis. Kegiatan penemuan kebenaran oleh para ilmuan ini

menggunakan pendekatan ilmiah atau saintifik.

Pembelajaran IPA yang berkualitas adalah pembelajaran yang memberikan

kesempatan untuk belajar aktif yang terimplikasikan dalam kegiatan secara fisik

ataupun mental, tidak hanya mencakup aktivitas hands-on tetapi juga minds-on

(Widhy, 2013). Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa agar mereka

menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA

diarahkan untuk inquiry dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk

memperoleh pengalaman dan pemahaman yang lebih mendalam tentang alam

sekitar. Dengan adanya pendekatan saintifik di Kurikulum 2013 yang sedang

berkembang di Indonesia saat ini maka pembelajaran yang ada mendukung

pelaksanaan pembelajaran IPA yang berkualitas.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa pendekatan saintifik dapat

memberikan manfaat positif bagi siswa. Pengembangan sikap, keterampilan, dan

(3)

2013). Dengan optimalnya ketiga aspek tersebut, siswa menjadi produktif,

inovatif, dan kreatif. Ketika siswa melakukan proses ilmiah dalam pendekatan

saintifik, maka siswa belajar untuk memecahkan masalah dan mengembangkan

ketrampilan proses (Watson, 2004). Selain itu, siswa juga dapat membangun

ketrampilan berpikir kritis, berpikir logis dan tidak berpikir sembarangan tanpa

dasar (Untari, 2013).

Pendekatan saintifik yang merupakan inti dari Kurikulum 2013 ini

diharapkan dapat meningkatkan kualitas manusia, namun faktanya, pendekatan

ini belum dapat dilaksanakan secara optimal dalam praktek pembelajaran. Hal ini

dibuktikan dengan hasil penelitian tentang implementasi scientific approach

dalam pembelajaran IPA di salah satu SMP di Bandung yang menyatakan bahwa

75,20% atau dikategorikan dalam kategori cukup (Warma, 2014). Selain itu, hasil

penelitian juga menunjukkan bahwa ada ketidakseimbangan pelaksanaan tahapan

pendekatan saintifik (Warma, 2014).

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran

dengan pendekatan saintifik adalah buku teks yang digunakan. Pendapat ini

didasarkan pada teori pentingnya buku teks sebagai penentu keberhasilan

pembelajaran. Buku teks dianggap sebagai jantung dari kegiatan pendidikan

(Chambliss dan Calfee, 1998 dalam Mahood, 2011). Ketersediaan buku teks yang

bermutu dan memadai merupakan instrumen untuk menghasilkan pendidikan

yang bermutu (Hidayat, dkk., 2009). Demikian pula pada pembelajaran IPA.

Buku teks IPA merupakan sumber utama yang digunakan oleh pendidik sains di

seluruh dunia untuk membimbing guru dalam mengajar konten dan keterampilan

yang ditentukan dalam kurikulum (Idreez, et.al., 2014). Idrezz juga menambahkan

bahwa buku teks digunakan sebagai panduan kurikulum dan sumber-sumber

untuk mempersiapkan pelajaran, sehingga kualitas buku teks akan memiliki

dampak yang besar pada kualitas pembelajaran.

Penggunaan buku teks dalam pembelajaran masih marak dilakukan, baik di

negara berkembang seperti Indonesia maupun di negara maju. Chiappetta,

Ganesha, Lee, dan Philips (dalam Dikmenli, et al., 2009) mencatat bahwa lebih

dari 90% guru sains sekolah menengah mengandalkan buku pelajaran untuk

(4)

4

Hasil penelitian lainnya juga menunjukkan besarnya penggunaan buku di sekolah.

Stake dan Easley (1978 dalam Adisendjaja, 2007) menjelaskan bahwa buku

pelajaran digunakan oleh 90% dari semua guru sains dan 90% dari alokasi waktu

pembelajaran. Di Amerika Serikat, data tahun 2003 menunjukkan bahwa 96 %

pembelajaran sains di kelas 9-12 menggunakan panduan buku teks, di Jerman,

data tahung 1999 menunjukkan bahwa 70% guru menggunakan buku teks sebagai

pemandu pembelajaran, di Spanyol pada 2001 92% gpembelajaran dilakukan

dengan panduan buku teks, begitu pula di negara Perancis dan Austria

(Swanepoel, 2010).

Buku teks pelajaran merupakan salah satu sumber belajar penting dalam

pembelajaran sehingga harus dievaluasi dan diteliti secara mendalam, kritis, dan

berkesinambungan (Mahmood, 2011; Mahmood, 2009). Analisis buku teks

pelajaran merupakan hal yang penting dilakukan agar kualitas pembelajaran

terlaksana baik. Apabila terdapat ketidaksesuaian atau ketidaktepatan yang ada

dalam buku maka dapat dilakukan langkah-langkah tindak lanjut untuk

mengatasinya lebih awal.

Dalam pengembangan Kurikulum 2013, pemerintah menyediakan buku

guru dan buku siswa sebagai acuan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat

bahwa perubahan kurikulum suatu negara haruslah diikuti dengan penyesuaian

buku teks yang digunakan (Mahmood, 2011; Mahmood, 2009; Swanepoel, 2010).

Seiring dengan perubahan dan penyempurnaan kurikulum 2013, maka terjadi

perubahan yang mendasar pada standar kompetensi lulusan (SKL), standar isi,

standar proses, dan standar penilaian sehingga dibutuhkan suatu buku panduan

yang mengantar satuan pendidikan dan guru untuk dapat melaksanakan kurikulum

2013 dengan baik (Puskurbuk, 2013).

Buku siswa dan buku guru Kurikulum 2013 digunakan sebagai acuan

kegiatan utama di praktik pembelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara

dengan guru-guru SD untuk sekolah yang berbeda-beda. Guru-guru menyatakan

bahwa kegiatan siswa setiap harinya dilaksanakan mengikuti rangkaian kegiatan

di buku. Maka dari itu, kualitas kegiatan di buku sangat mempengaruhi kualitas

(5)

pendekatan saintifik, diperlukan buku yang berisi kegiatan-kegiatan yang

mendukungnya.

Kesesuaian buku teks pelajaran dalam mendukung pembelajaran dengan

pendekatan saintifik adalah hal penting. Oleh karena itu, pemerintah

menyarankan pada pendidik atau pengguna buku untuk melakukan kajian

pendekatan saintifik dalam buku teks Kurikulum 2013 yang beredar

(Kemendikbud, 2013b). Hal ini didukung pendapat Oreizi dan Aabedi (2008)

yang menyatakan bahwa analisis terpenting yang perlu dilakukan terkait dengan

buku teks adalah kesesuaiannya dengan kurikulum. Pendekatan saintifik sebagai

standar proses dalam Kurikulum 2013 perlu dikaji keberadaannya dalam buku

teks.

Analisis pendekatan saintifik di buku teks Kurikulum 2013 telah

dilaksanakan untuk buku tingkat SMP. Warma (2014) melakukan analisis buku

teks siswa IPA kelas VII pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungannya. Hasilnya, secara umum komponen pendekatan saintifik

kemunculannya di buku masih kurang. Penelitian lain dilakukan oleh Arjudin

(2013) yang menganalisis buku teks siswa matematika kelas VII (SMP) bab 2

tentang Bilangan. Hasilnya, tahapan/komponen pada proses pendekatan scientifik

tidak semuanya dimunculkan dalam buku siswa ini. Sedangkan terkait buku

tematik terpadu di SD, penelitian yang telah dilakukan adalah analisis konten IPA

di buku, mencakup keluasan, kedalaman, serta kesesuaiannya dengan Kompetensi

Inti dan Kompetensi Dasar (Rohmatullah dan Prasetya, 2014). Selain itu juga

telah dilakukan analisis terhadap keruntutan, keluasan, dan kedalaman materi IPS

di buku kelas IV (Bunga, 2014). Analisis-analisis ini belum terkait dengan analisis

pendekatan saintifik di buku SD khusus bidang IPA. Sehingga diperlukan suatu

analisis tentang kemunculan pendekatan saintifik di buku SD Kurikulum 2013.

Berdasarkan pentingnya pembelajaran dengan pendekatan saintifik,

pentingnya buku sebagai panduan pembelajaran, dan keterbatasan penelitian

tentang buku SD bidang IPA yang ada, maka diperlukan penelitian tentang

analisis kesesuaian buku siswa dengan konsep pendekatan saintifik khusus untuk

buku siswa SD bidang IPA . Melalui kegiatan analisis yang ada diharapkan dapat

(6)

6

saintifik dapat terwujud secara optimal. Dalam penelitian ini, peneliti akan

melakukan penelitian tentang analisis kesesuaian buku teks siswa kelas 1, 2,4 dan

5 SD Kurikulum 2013 dalam mendukung pembelajaran IPA dengan pendekatan

saintifik.

B.Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kesesuaian kegiatan di

buku Kurikulum 2013 yang digunakan siswa SD dalam mendukung pembelajaran

IPA dengan pendekatan saintifik?

Pertanyaan penelitian:

1. Bagaimana kemunculan kegiatan mengamati, menanya, mencoba,

mengasosiasi, dan mengomunikasikan informasi di buku teks siswa?

2. Bagaimana keutuhan kelima kegiatan pembelajaran dengan pendekatan

saintifik yang ada di buku siswa?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui kesesuaian

kegiatan di buku teks pembelajaran yang digunakan siswa SD dalam

mendukung pembelajaran IPA dengan pendekatan saintifik.

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui kemunculan kegiatan mengamati, menanya, mencoba,

mengasosiasi, dan mengomunikasikan informasi di buku teks siswa.

2. Mengetahui keutuhan kelima kegiatan pembelajaran dengan pendekatan

saintifik yang ada di buku siswa.

D.Manfaat Penelitian

Setelah penelitian dilakukan, diharapkan hasilnya dapat memberi manfaat,

antara lain:

a. Bagi guru, hasil penelitian dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

menggunakan buku siswa di pembelajaran sehingga pembelajaran

(7)

b. Bagi pemerintah, informasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai rekomendasi untuk penyempurnaan buku siswa yang disebutkan sebagai “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan.

c. Bagi ilmuwan dan praktisi-praktisi pendidikan, penelitian ini diharapkan

dapat mendorong untuk melakukan kajian-kajian lebih lanjut dan

mendalam terhadap buku siswa ataupun buku guru di setiap jenjang

pendidikan.

E.Struktur Organisasi Tesis

Penelitian tentang analisis buku yang dilakukan ini terdiri dari 5 Bab. Bab I

adalah pendahuluan yang berisi latar belakang penulis dalam memilih judul

penelitian. Hal utama yang melatarbelakangi penelitian ini adalah pentingnya

pembelajaran IPA dengan pendekatan saintifik, pentingnya buku siswa dalam

pembelajaran, dan kesenjangan antara penelitian yang telah ada. Bab I juga berisi

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi

penelitian.

Bab II adalah Kajian Pustaka yang berisi konsep tentang pembelajaran

dengan pendekatan saintifik, pembelajaran IPA dengan pendekatan saintifik, dan

buku teks. Pada bagian ini juga terdapat penelitian yang relevan terkait analisis

buku dan kemunculan tahapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik di buku.

Selain itu, peneliti juga memaparkan penjelasan istilah yang dimaksud dalam

penelitian ini berdasarkan kajian konsep yang telah dilakukan.

Bab III adalah Metodologi Penelitian yang berisi desain penelitian, objek

penelitian, instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV

adalah Temuan dan Pembahasan. Pada bagian ini, peneliti menjelaskan data-data

dan temuan-temuan yang diperoleh setelah menganalisis buku serta pembahasan

terkait dengan pertanyaan penelitian yang ada. Bab V adalah Simpulan, Implikasi

dan Rekomendasi yang berisi tentang jawaban umum atas rumusan masalah,

implikasi dari hasil penelitian yang diperoleh, serta rekomendasi penelitian

(8)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Kesimpulan umum dari penelitian ini adalah kegiatan di buku siswa SD

Kurikulum 2013 belum sesuai dalam mendukung pembelajaran IPA dengan

pendekatan saintifik. Kesimpulan ini didasarkan pada 2 temuan utama penelitian

yaitu:

Pertama, di buku siswa baik kelas 1, 2, 4, maupun 5 telah berisi

petunjuk/tugas untuk siswa melakukan kegiatan mengamati, menanya,

mengasosiasi, dan mengomunikasikan temuan. Namun kegiatan-kegiatan tersebut

belum memenuhi seluruh indikator kegiatan mengamati, menanya, mengasosiasi,

dan mengomunikasikan yang seharusnya ada di buku. Di buku siswa baik kelas 1,

2, 4, maupun 5, tidak berisi kegiatan mencoba yang sesuai dengan indikator.

Kedua, keutuhan kelima kegiatan pembelajaran dengan pendekatan

saintifik yang ada di buku siswa juga tidak ditemukan. Tidak ada rangkaian

kegiatan dibuku yang secara utuh menerapkan tahapan pembelajaran dengan

pendekatan saintifik. Kegiatan di buku mengarahkan siswa untuk melakukan

kegiatan-kegiatan yang merupakan tahapan pembelajaran dengan pendekatan

saintifik secara parsial. Padahal pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam

bidang IPA adalah pembelajaran yang menerapkan serangkaian proses inkuiri

mulai dari mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, hingga

mengomunikasikan. Satu tahapan dengan tahapan lainnya saling berkaitan.

B. Implikasi

Implikasi hasil penelitian ini merupakan konsekuensi logis dari analisis buku

siswa SD Kurikulum 2013 dalam mendukung pembelajaran IPA dengan

pendekatan saintifik. Implikasi hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut:

1. Dengan mengikuti petunjuk/tugas kegiatan pembelajaran dengan

pendekatan saintifik di buku, siswa belum dapat berlatih melaksanakan

tahapan saintifik dengan benar. Hal ini terjadi karena kegiatan mengamati,

(9)

memenuhi indikator kegiatan mengamati, menanya, mencoba,

mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang seharusnya dalam sains baik

di buku kelas 1, 2, 4, dan 5.

2. Tahapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik tidak dialami siswa

pada penggunaan setiap buku. Sehingga, dengan menggunakan buku siswa

sebagai panduan belajar, ada waktu-waktu di mana siswa tidak bisa belajar

dengan pendekatan saintifik. Hal ini terjadi sebagai akibat dari hasil

penelitian bahwa ada buku yang tidak memuat dengan tahapan

pembelajaran IPA dengan pendekatan saintifik. Misalnya di buku kelas 1,

2, 4, dan 5, tidak ada kegiatan mencoba yang tepat. Contoh lain di buku

kelas 1, tidak ada kegiatan menanya yang tepat.

3. Selama belajar di SD menggunakan buku Kurkulum 2013 yang ada, siswa

tidak mengalami pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan benar.

Kegiatan yang dilakukan siswa bersifat parsial, bukan serangkaian proses.

Hal ini terjadi karena di buku siswa tidak ada materi IPA yang dipelajarai

dengan tahapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik secara utuh.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti

merekomendasikan beberapa cara agar pembelajaran IPA dengan pendekatan

saintifik dapat dilakukan dengan maksimal. Cara yang direkomendasikan peneliti

antara lain:

a. Buku siswa Kurikulum 2013 diperbaiki. Perbaikan ini dapat dilakukan

oleh pemerintah dan guru. Pemerintah perlu meninjau kembali setiap

kegiatan yang ada di buku sehingga benar-benar mencerminkan

pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Kurikulum 2013 saat ini

sedang dalam masa perbaikan, maka kesempatan ini merupakan waktu

yang baik bagi pemerintah melakukan perbaikan. Guru sebagai

pembimbing siswa dalam belajar juga dapat melakukan perbaikan secara

mandiri. Guru dapat membuat LKS mandiri namun tetap sesuai dengan

Kompetensi dasar yang ada. Contoh perbaikan yang dapat dilakukan

(10)

135

pengamatan gambar yang ada di buku dilanjutkan dengan kegiatan

pengamatan objek/fenomena asli.

2. Buku siswa digunakan namun dengan tambahan kegiatan yang disusun oleh

guru. Dalam menggunakan buku siswa Kurikulum 2013 sebagai pemandu

kegiatan belajar siswa, guru perlu melakukan kegiatan-kegiatan tambahan.

Kegiatan ini bertujuan agar pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat

dijalankan secara maksimal. Kegiatan tambahan yang perlu dilakukan guru

antara lain:

a. Memotivasi siswa untuk memiliki rasa ingin tahu saat mengamati

objek/fenomena

b. Mengarahkan siswa mengamati objek/fenomena asli

c. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk membuat pertanyaan mandiri

berdasarkan objek/fenomena yang diamati

d. Memberikan kesempatan dan bimbingan pada siswa untuk merencanakan

kegiatan percobaan atau pengumpulan informasi guna menjawab

pertanyaan yang telah dibuatnya

e. Mengaitkan temuan dengan konsep yang relevan

Melalui analisis buku yang dilakukan, peneliti juga memperoleh informasi

umum bahwa penyajian materi di buku siswa tidak urut. Diduga, urutan penyajian

materi ini mempengaruhi keutuhan tahapan pembelajaran dengan pendekatan

saintifik. Di buku siswa terdapat suatu materi yang belum tuntas untuk dipelajari

namun sudah dilanjutkan dengan materi lain. Maka diperlukan penelitian lanjutan

tentang urutan materi di buku, baik antar jenjang maupun dalam satu jenjang.

Selain itu juga perlu diteliti tentang perkembangan keluasan dan

kedalaman materi dari kelas 1 hingga kelas 5. Peneliti menemukan ada materi

yang dipelajari secara berulang untuk jenjang yang berbeda. Topik bisa sama,

namun kedalaman dan keluasan materi perlu menjadi pertimbangan seiring

dengan perbedaan jenjang. Contoh materi yang dipelajari secara berulang-ulang

(11)

DAFTAR RUJUKAN

Abdulkarim, A. (2007). Analisis Isi Buku Teks dan Implikasinya dalam Memberdayakan Ketrampilan Berpikir Peserta Didik SMA. Jurnal Forum Kependidikan. Vol. 26 (2). p: 71-80.

Abidin, Yunus. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama.

Adisendjaja, Y. H. (2007). Analisis Buku Ajar Biologi SMA Kelas X di Kota Bandung Berdasarkan Literasi Sains. Bandung: FPMIPA UPI. [Online].

Tersedia di

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19551219198

0021-YUSUF_HILMI_ADISENDJAJA/PENELITIAN_ANALISIS_BUKU_LITE RASI_SAINS.pdf [20 Desember 2014].

Adisendjaja, Y. H. dan Romlah, O. (2007). Analisis Buku Ajar Sains Berdasarkan Literasi Ilmiah sebagai Dasar untuk Memilih Buku Ajar Sains (Biologi). Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. 25-26 Mei 2007.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Arjudin. (2013). Kajian Buku Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas VII Bab 2 dalam Kurikulum 2013. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 9 November 2013.

Banowati, E. (2007). Buku Teks dalam Pembelajaran Geografi di Kota Semarang. Jurnal Geografi Vol. 4 No. 2 Juli 2007 p.147-158.

Bell, S. (2010). Project-Based Learning for the 21st Century: Skills for the Future. The Clearing House, 83: 39–43, 2010. Copyright C_ Taylor & Francis Group, LLC. ISSN: 0009-8655 print. DOI: 10.1080/00098650903505415

Berau Secretary for Education.(2013). Selection of Quality Textbooks and Curriculum Resources for Use in Schools. Education Bureau Circular Memorandum No. 42/2013.

(12)

137

Bundu, P. (2006). Penilaian Ketrampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains SD. Departemen Pendidikan Nasional, DIRJENDIKTI, Direktorat Ketenagakerjaan.

Bunga, M. (2014). Analisis Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas IV Sekolah Dasar (Tesis). Bandung: UPI. Tidak diterbitkan.

Carraway, et al. (2008). Priorities for Evaluating Instructional Materials :

Research Update. [Online]. Tersedia di

http;//www.fldoe.org/bii/instruct_mat/. [17 Desember 2014].

Chiappetta, E.L, Fillman, D.A, dan Sethna, G.H. (1991). A Quantitative Analysis of High School Chemistry Textbooks for Scientific Literacy Themes and Expository Learning Aids. Journal Of Research In Science Teaching. Vol.28 (10), p:939-951.

Cresswell, J. W. (2012). Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. New York: Pearson Merril Prentice Hall.

Dikmenli, M. Et al. (2009). “Conceptual Problems in Biology-Related Topics in

Primary Science and Technology Textbooks in Turkey”. Journal of

Environmental and Science Education. Vol.4(4), p:429-440.

Harlen, W. dan Jelly, S. (n.d). Developing Science in the Primary Classroom. London

Harlen, W. dan Qualter, A. (2004). The Teaching of Science in Primary Schools (Fourth Edition). London: David Fulton Publisher

Hidayat, A.T., Surantoro, dan Wiyono, E. (2009). Analisis Buku Ajar Fisika SMA Kelas XI Semester I pada Tinjauan Kesalahan Konsepnya. [Online]Tersedia di:

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=157628&val=5822&title =ANALISIS%20BUKU%20AJAR%20FISIKA%20SMA%20KELAS%20XI %20SEMESTER%20I%20PADA%20TINJAUAN%20KESALAHAN%20K ONSEPNYA.[2Desember 2014].

Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia.

Idreez, M., Habib, Z., dan Hafeez, M. A.(2014). Evaluating and Comparing the Textbooks of General Science: A Comparative Study of Published Textbooks in Pakistan. International Journal Social Science & Education 2014 Vol.4 Issue 2, ISSN: 2223-4934 E, p.551-555.

(13)

Kemendikbud, (2013a). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SD Kelas IV (Modul). Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud, (2013b). Konsep Pendekatan Scientific (Diklat Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013 Jenjang SD/SMP/SMA). Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud, (2014 a). SalinanPermendikbud No. 103 Lampiran tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. (2014 b). Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013 ( Paparan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Bidang Pendidikan).Jakarta: Kemendikbud.

Kruse, J. (2008). Integrating the Nature of Science Throughout the Entire School Year. Iowa Science Journal vol. 35 (2) Spring 2008 p:15-20.

Mahmood, K. (2011). Conformity to Quality Characteristics of Textbooks: The Illusion of Textbook Evaluation in Pakistan. Journal of Research and Reflections in Education, December 2011, Vol.5(2), p: 170 -190.

Mahmood, K. (2009).Indicators for a Quality Textbook Evaluation Process in Pakistan. Journal of Research and Reflections in Education.December 2009,Vol.3(2),p:158 -176

McLelland, C.V. (2006). Nature of Science and the Scientific Method. GSA Distinguished Earth Science Educator in Residence. [Online]. Tersedia di http://www.geosociety.org/educate/NatureScience.pdf .[12 Januari 2015].

Mulyasa, H.E. (2013). Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution, K. (2013). Aplikasi Model Pembelajaran dalam Perspektif Pendekatan Saintifik. [Online]. Tersedia di http://sumut.kemenag.go.id/ [2 Januari 2015].

Nuryanto, A. (2011). Media Pembelajaran. Yogyakarta: FST UNY

Oakes, J. (2001).Access to Textbooks, Instructional Materials, Equipment, and Technology:Inadequacy and Inequality in California’s Public Schools.

[Online]. Tersedia di

http://decentschools.org/expert_reports/oakes_report_2.pdf [12 Desember 2014].

(14)

139

Puskurbuk.(2013). Penilaian Buku Teks Pelajaran. [Online]. Tersedia di http://puskurbuk.net. [10 Januari 2015].

Rohmatulloh, A.dan Prasetyo, Z. K. (2014). Analisis Konten Materi IPA SD pada Buku Guru dan Buku Siswa Tema Kegemaranku dalam Kurikulum 2013. Seminar Nasional IPA V tahun 2014. ISBN: 978-602-70197-0-6

Seafon, C. D. (2012). A Short Primer on Scientific Teaching. [Online]. Tersedia di http://www.princeton.edu/cst/teaching-resources/methods/SciTeaching.pdf . [3 Januari 2015].

Sujarwanta, A. (2012). Natural Science Learning Conditional with Saintific Approach. Jurnal Nuansa Kependidikan Vol 16 (1), Nopember 2012,p:75-83.

Suparno, P.(2001).Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan.Yogyakarta: Kanisius.

Swanepoel, S. (2010). The assessment of the quality of science education textbooks:Conceptual framework and instruments for analysis. University of South Africa. [Online]. Tersedia di http://uir.unisa.ac.za/bitstream/handle/ 10500/4041/thesis_swanepoel_s.pdf. [3 Januari 2015].

Untari, M. F. A. (2013). IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR (Prosiding). [Online]. Tersedia di http://prosiding. upgrismg.ac.id/index.php/pgsd/pgsd/paper/view/ 321/273 . [3 Januari 2015].

Wahyuni, R. (2014). Analisis Kesesuaian Materi dalam Buku Guru dan Siswa Berdasarkan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran IPA di SMP serta Implementasinya dalam Proses Pembelajaran (Tesis). Bandung: UPI. Tidak diterbitkan.

Warma, R. (2014). Analisis Implementasi Scientific Approach dalam Proses Pembelajaran IPA SMP Kurikulum 2013 (Tesis). Bandung: UPI. Tidak diterbitkan.

Watson, S. B. (2004). The scientific method: Is it still useful?. Science Scope. November/Desember 2004. p:37-39.

Widodo, A. (2006). Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sains.[Online].Tersedia:http://file.upi.edu/direktori/FPMIPA/JUR._PEND._B IOLOGI/19670527192031-ARI_WIDODO/2006-Profil_pertanyaan_guru_ dan_siswa_dalam_pelajaran_ sains.pdf . [12 Agustus 2014].

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan sejumlah temuan penelitian yang telah diuraikan di atas tampak bahwa pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang diintegrasikan dalam mata pelajaran

variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengembangan karir yang.. diinterpretasikan menjadi sebab yang akan mempengaruhi

autumn of 1851, Hawthorne and his family shifted to the little town of West. Newton,

Pelaksanaan Sistem Keasipan Pada Kantor Dinas Kesehatan Propisi Sumatra Utara Medan .Medan : Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara.. Bogor:

Bersama ini kami mohon kepada Ketua KK/KKM RA/Madrasah dilingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ponorogo untuk mengirimkam Koordinator dan

Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan dalam bab sebelumnya yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian dan hasil pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR DAERAH DEKONSEN

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam bidang Ilmu Sastra Jepang pada Fakultas