PENERAPAN TEKNIK PELATIHAN AKTING STANISLAVSKI
DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INDAH PUISI
(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Lembang Bandung
Tahun Ajaran 2014/2015)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Audry Yuliane
1103514
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
▸ Baca selengkapnya: contoh deklamasi puisi
(2)UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015
PENERAPAN TEKNIK PELATIHAN AKTING STANISLAVSKI
DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INDAH PUISI
(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Lembang Bandung Tahun
Ajaran 2014/2015)
oleh
Audry Yuliane
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
© Audry Yuliane.
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian
dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN TEKNIK PELATIHAN AKTING STANISLAVSKI
DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INDAH PUISI
(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Lembang Bandung
Tahun Ajaran 2014/2015)
oleh
Audry Yuliane
NIM 1103514
disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I,
Nenden Lilis Aisyah, M.Pd.
NIP 197109262003122007
Pembimbing II,
Rudi Adi Nugroho, M.Pd.
Ketua Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra
Universitas Pendidikan Indonesia,
Dr. Dadang S Anshori, M.Si.
Audry Yuliane, 2015
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang sering muncul dalam pembacaan puisi, baik di sekolah maupun pada perlombaan membaca puisi tingkat pelajar regional atau nasional, yang setiap tahunnya dihadapkan pada persoalan yang sama, yakni persoalan bagaimana cara mengoptimalkan alat-luar (suara) dan alat-dalam (penjiwaan dan yang dapat berasosiasi dengannya) seorang pembaca puisi. Untuk memecahkan persoalan tersebut, peneliti mengujicobakan sebuah teknik berupa teknik pelatihan akting Stanislavski. Teknik pelatihan akting Stanislavski ini berprinsip pada tiga bentuk latihan, yakni olah tubuh, olah vokal, dan olah sukma. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana profil pembelajaran membaca indah puisi pada siswa kelas IX di SMP Negeri 1 Lembang, Bandung? 2) Bagaimana kemampuan membaca indah puisi pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah diterapkan perlakuan khusus berupa teknik pelatihan akting Stanislavski? 3) Bagaimana kemampuan membaca indah puisi siswa di kelas kontrol yang tanpa teknik pelatihan akting Stanislavski? 4) Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca indah puisi siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol? Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mengetahui profil pembelajaran membaca indah puisi pada siswa kelas IX di SMP Negeri 1 Lembang, Bandung; 2) menguji perbandingan kemampuan membaca indah puisi pada siswa kelas eksperimen sebelum dan sesudah diterapkan perlakuan khusus berupa teknik pelatihan akting Stanislavski; 3) menguji perbandingan kemampuan membaca indah puisi siswa kelas kontrol yang perlakuan khusus; 4) menguji ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca indah puisi siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ketiga jenis latihan tersebut adalah latihan yang mampu mengoptimalkan alat-luar dan alat-dalam pembaca puisi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 72 siswa yang terbagi ke dalam 36 siswa pada kelas eksperimen dan 36 siswa kelas kontrol yang diambil secara purposive sampling.
Metode penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dengan menghadirkan kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai kelas pembanding. Berdasarkan hasil hitungan uji t hipotesis diperoleh hasil thitung (4,06) ≥ ttabel (1,99). Hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Teknik
Audry Yuliane, 2015
APPLICATION TECHNIQUES ACTING TRAINING STANILAVSKI LEARNING IN BEAUTIFUL POETRY READING
(Quasi Experiments in Class IX SMP Negeri 1 Lembang Bandung Academic Year 2014/2015)
Audry Yuliane 1103514 ABSTRACT
This research is motivated by the problems that often arise in a poetry reading at school or on the race poetry reading student level regional and national levels every year are faced with the same problems that the issue of how to optimize the tool-outside (sound) and the tool-in (inspiration and which can be associated with) a reader of poetry. To solve these problems, researchers tested the technique in the form of acting training techniques Stanilavski in learning to read a beautiful poem in school. Ii research goal was to test the effectiveness of the technique Stanilavski acting training in teaching students to read a beautiful poem. Stanilavski acting training technique is the principle of the three forms of exercise, the body work, vocal, and if the soul. The three types of exercises are exercises that can optimize external tools and instruments in a poetry reader. The sample in this study amounted to 72 students are divided into classes of 36 students in the experimental and 36 control class taken by incidental sampling. The research method taken in this study is a quasi experimental method by presenting experimental class and control class as the class benchmark. Based on
the results of the count t test hypotheses obtained results tcount (4.06) ≥ t table
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR HAK CIPTA
KATA PENGANTAR ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.5 Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB 2 IHWAL MEMBACA INDAH PUISI, PUISI DAN TEKNIK PELATIHAN STANILAVSKI 2.1 Ihwal Membaca Indah Puisi ... 9
2.1.1 Pengertian Membaca ... 9
2.1.2 Jenis-Jenis Membaca ... 10
2.1.3 Ihwal Membaca Indah Puisi ... 13
2.1.3.1 Definisi Membaca Indah Puisi ... 13
2.1.3.2 Jenis-Jenis Pembacaan Puisi ... 17
2.2 Ihwal Puisi ... 18
2.2.1 Pengertian Puisi ... 18
2.2.2 Hakikat Puisi ... 20
2.2.3 Metode Puisi ... 21
2.2.5 Cara Menafsirkan Puisi ... 24
2.3 Teknik Pelatihan Akting Stanilavski ... 25
2.3.1 Definisi Teknik Pelatihan Akting Stanilavski ... 25
2.3.2 Langkah-Langkah Teknik Pelatihan Akting Stanilavski ... 35
2.4 Penerapan Teknik Pelatihan Akting Stanilavski ... 47
2.5 Kerangka Berpikir ... 50
2.6 Hipotesis ... 52
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 52
3.2 Populasi dan Sampel ... 53
3.2.1 Populasi Penelitian ... 53
3.3.2 Sampel Penelitian ... 54
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 56
3.3.1 Tes ... 56
3.3.2 Obsevasi ... 56
3.4 Instrumen Penelitian ... 57
3.4.1 Instrumen Perlakuan ... 57
3.4.2 Instrumen Tes ... 65
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi dan Analisis Proses Penelitian ... 85
4.2 Deskripsi dan Analisis Data Hasil Observasi ... 90
4.3 Deskripsi dan Analisis Data Hasil Penelitian ... 91
4.3.1 Deskripsi Data Hasil Pretest dan Posttest ... 91
4.3.1.2 Nilai Rata-rata Posttest Kelas Eksperimen ... 94
4.3.1.3 Analisis Pembacaan sebagai Contoh Penilaian ... 97
4.3.1.3.1 Analisis Data Pretest Kelas Eksperimen ... 97
4.3.1.3.2 Analisis Data Posttest Kelas Eksperimen ... 98
4.3.1.4 Nilai Rata-rata Pretest Kelas Kontrol ... 99
4.3.1.5 Nilai Rata-rata Posttest Kelas Kontrol ... 101
4.3.1.6 Analisis Pembacaan sebagai Contoh Penilaian ... 104
4.3.1.6.1 Analisis Data Pretest Kelas Kontrol ... 104
4.3.1.6.2 Analisis Data Posttest Kelas Kontrol ... 105
4.3.2 Analisis Data Kuantitatif ... 105
4.3.2.1 Uji Prasyarat Nilai Hasil Pretest dan Posttest ... 106
4.3.2.1.1 Uji Reliabilitas Antarpenimbang ... 106
4.3.2.1.1.1 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Pretest Kelas Eksperimen ... 106
4.3.2.1.1.2 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Pretest Kelas Kontrol .. ... 108
4.3.2.1.1.3 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Posttest Kelas Eksperimen ... 111
4.3.2.1.1.4 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Posttest Kelas Kontrol . ... 114
4.3.2.1.2 Uji Normalitas ... 116
4.3.2.1.2.1 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen ... 117
4.3.2.1.2.2 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol ... 118
4.3.2.1.2.3 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen ... 119
4.3.2.1.2.4 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol ... 120
4.3.2.1.3 Uji Homogenitas ... 120
4.3.2.1.3.1 Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol…. ... 121
4.3.2.2 Uji Hipotesis ... 123
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 129
BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
5.1 Simpulan ... 136
5.2 Implikasi ... 137
5.2 Rekomendasi ... 138
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pretest-Posttest Control Group Design ... 53
Tabel 3.2 Populasi Penelitian ... 55
Tabel 3.3 Sampel Penelitian ... 55
Tabel 3.4 Lembar Tes Membaca Indah Puisi ... 66
Tabel 3.5 Format Penilaian Membaca Indah Puisi Berdasarkan Skala Nilai ... 72
Tabel 3.6 Kategori Penilaian ... 75
Tabel 3.7 Lembar Penilaian Membaca Indah Puisi ... 76
Tabel 3.8 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 77
Tabel 3.9 Lembar Observasi Aktivitas Siswa... 79
Tabel 4.1 Nilai Rata-rata Pretest Kelas Eksperimen ... 93
Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 95
Tabel 4.3 Nilai Rata-rata Posttest Kelas Eksperimen ... 96
Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 98
Tabel 4.5 Nilai Rata-rata Pretest Kelas Kontrol ... 100
Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 102
Tabel 4.7 Nilai Rata-rata Posttest Kelas Kontrol ... 103
Tabel 4.8 Rekapitulasi Nilai Posttest Kelas Kontrol ... 104
Tabel 4.9 Data Skor Uji Antarpenimbang Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 107
Tabel 4.10 Format Penghitungan ANAVA Pretest Kelas Eksperimen ... 109
Tabel 4.11 Data Skor Uji Antarpenimbang Hasil Pretest Kelas Kontrol ... 110
Tabel 4.13 Data Skor Uji Antarpenimbang Hasil Posttest Kelas Eksperimen
... 112
Tabel 4.14 Format Penghitungan ANAVA Posttest Kelas Eksperimen ... 114
Tabel 4.15 Data Skor Uji Antarpenimbang Hasil Posttest Kelas Kontrol .... 115
Tabel 4.16 Format Penghitungan ANAVA Posttest Kelas Kontrol ... 117
Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen ... 118
Tabel 4.18 Hasil Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol ... 119
Tabel 4.19 Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen ... 120
Tabel 4.20 Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol ... 121
Tabel 4.21 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 122
Tabel 4.22 Hasil Uji Homogenitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 123
Tabel 4.23 Perbedaan Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 125
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SK Skripsi
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 Lembar Tes Membaca Indah Puisi
Lampiran 4 Lembar Penilaian Tes Membaca Indah Puisi
Lampiran 5 Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa
Lampiran 6 Penilaian Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran 7 Penilaian Pretest Kelas Kontrol
Lampiran 8 Penilaian Posttest Kelas Eksperimen
Lampiran 9 Penilaian Posttest Kelas Kontrol
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Membaca indah puisi merupakan sebuah usaha mengapresiasi
karya sastra dan usaha menghidupkan sebuah karya sastra, khususnya
puisi, di tengah maraknya arus modernisasi. Puisi sebagai sebuah karya
yang lahir dari ekspresi seseorang (penulis) terhadap sebuah peradaban
atau lingkungan sekitar dirasa perlu terus dilestarikan agar karya tersebut
tetap hidup dan mampu memotivasi pandangan kritis generasi muda
terhadap persoalan yang ada, baik persoalan sosial, politik, budaya,
maupun hukum dan HAM. Untuk pencapaian tersebut, diperlukan adanya
usaha dari semua pihak, baik itu akademisi, maupun seniman, budayawan,
pelajar, dan masyarakat pada umumnya.
Lalu darimana sesungguhnya budaya membaca indah puisi itu
lahir? Jawabannya tidak lain adalah dari tradisi lisan masyarakat Indonesia
bertahun-tahun yang lalu. Tradisi lisan masyarakat Indonesia yang tidak
bisa dengan mudah dihilangkan, akhirnya membawa pengaruh terhadap
pelisanan puisi lama di Indonesia, salah satunya adalah di Bali. Teeuw
(1994, hlm. 173-174) mengungkapkan bahwa di Bali penggelaran puisi
tradisional disebut dengan istilah mabasan atau masasakan, membaca puisi tradisional bersama-sama, dinyanyikan atau hanya dilisankan.
Ibarat akar yang terus menjalar, penggelaran puisi tradisional
tersebut juga berimbas pada puisi modern di Indonesia, dengan istilah
yang berbeda, yakni peotry reading, pembacaan puisi modern. Salah satu
pelopor poetry reading tersebut adalah WS.Rendra yang biasa
menyuarakan puisinya di dalam penggelaran baca puisi, kemudian diikuti
oleh Sutardji Calzoum Bachri, dan seterusnya. Hingga saat ini lahir
banyak istilah untuk penyebutan puisi yang dilisankan, ada yang
menyebutnya poetryreading, deklamasi, membaca indah puisi, danada
istilah-istilah tersebut memiliki makna yang sama, yakni melisankan karya puisi
yang berupa tulisan melalui panggung pertunjukan. Hakikatnya pun sama,
yakni merupakan cara bagaimana masyarakat mengapresiasi bentuk karya
sastra berupa puisi dan juga sebagai bentuk upaya menjaga warisan tradisi.
Dalam dunia pendidikan, usaha apresiasi puisi tersebut terwujud
dalam rancangan kurikulum, terutama dalam KTSP yang menghadirkan
Standar Kompetensi (SK) membaca sastra. Melalui SK tersebut para siswa
dituntut untuk terampil membaca, menyimak, berbicara dan menulis karya
sastra. SK tersebut juga merupakan wujud konkret bagaimana dunia
pendidikan berperan aktif dalam menghidupkan karya sastra di kalangan
generasi muda.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah seorang pelatih
puisi di Komunitas Sastra Cianjur, Yusuf Gigan, pada tanggal 25 Juni
2015 (lihat transkrip wawancara pada lampiran), pembelajaran sastra,
khususnya membaca indah puisi, memang merupakan suatu pembelajaran
yang sulit sehingga banyak guru yang akhirnya menyerahkan siswa ke
Komunitas Sastra Cianjur untuk dilatih membaca puisi. Hal ini disebabkan
karena tidak adanya strategi atau teknik khusus untuk membuat
pembelajaran membaca indah puisi ini menarik dan membuat siswa aktif.
Minat dan kemampuan siswa dalam membaca indah puisi menjadi sangat
kurang. Salah satu penyebab sulitnya siswa dalam membaca indah puisi
adalah siswa kurang percaya diri. Oleh karena itu, diperlukan sebuah
teknik pembelajaran yang cocok untuk menumbuhkan rasa kepercayaan
diri para siswa untuk berani mengekpresikan puisi.
Pradopo (2010, hlm. 7) mengemukakan bahwa puisi itu
mengekpresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang
merangsang imajinasi panca indera dalam satuan yang berirama. Semua
itu merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan diekpresikan,
dinyatakan dengan menarik dan memberi kesan. Puisi itu merupakan
rangkaian dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah
Berdasarkan penjelasan Pradopo tersebut, terdapat penegasan
bahwa puisi harus diekpresikan dalam wujud paling berkesan. Dalam
dunia pendidikan hal tersebut disebut sebagai apresiasi puisi. Salah satu
bentuk apresiasi puisi yang berkesan salah satunya dapat dilakukan
melalui membaca indah puisi.
Menurut Soleh dalam makalahnya yang berjudul“Berlatih
Membaca Puisi dan Cerpen untuk Sekolah Menengah” (2011, hlm.2)
pembacaan puisi yang berkesan dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Pembacaan dengan bernyanyi, menari, berteriak, mengerang, bahkan
berguling sekali pun akan menjadi sebuah ekspresi yang menarik asalkan
apa yang dilakukan dalam pembacaan sesuai dengan interpretasi puisi
yang dibacakan. Dalam makalahnya Soleh juga mengemukakan tiga
pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembacaan puisi, yakni (1)
membca puisi dengan membawa teks, (2) pendekatan deklamasi, dan (3)
pendekatan keaktoran.
Adapun salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai
dalam pembelajaran membaca sastra adalah membaca indah puisi.
Membaca indah puisi tersebut mencakup beberapa aspek yang harus
dikuasai oleh para siswa, yakni, (1) pemaknaan, (2) penjiwaan, (3)
penguasaan gesture, (4) penguasaan mimik, dan (5) penguasaan vokal.
Kelima aspek tersebut termaktub dalam lembar penilaian membaca indah
puisi yang dimiliki oleh para guru. Dari aspek tersebut peneliti dapat
mengambil kesimpulan bahwa melalui membaca indah puisi, siswa
dituntut untuk mengoptimalkan dua alat dalam tubuhnya, yakni alat dalam
dan alat luar sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Noer (1997, hlm.
22) dua alat deklamasi adalah alat-dalam dan alat-luar. Alat dalam
berfungsi untuk menangkap isi dan maksud sajak serta ogan-organ yang
dapat berasosiasi dengannya, sedangkan alat luar bagi seorang deklamator
adalah suara yang baik. Dengan pertimbangan aspek yang harus dikuasai
oleh para siswa tersebut dan juga mempertimbangkan apa yang
dapat diterapkan untuk mengoptimalkan alat-luar dan alat-dalam para
siswa dalam pembelajaran membaca indah puisi adalah teknik pelatihan
akting Stanislavski.
Teknik pelatihan akting Stanislavski biasanya diterapkan dalam
pembelajaran drama karena di dalam sebuah drama, kemahiran aktor
dalam berakting merupakan unsur penting di atas panggung. Namun,
dalam pembelajaran membaca indah puisi pun para siswa juga
membutuhkan bekal keaktoran karena melalui bekal keaktoranlah para
siswa akan mampu menumbuhkan rasa percaya diri, termasuk
mengoptimalkan alat-luar dan alat-dalam seperti apa yang diungkapkan
oleh Noer di atas.
Pemikiran tersebut juga didukung oleh hasil wawancara peneliti
dengan seorang seniman, Gusjur Mahesa, pada tanggal 28 Oktober 2014
(transkrip wawancara terlampir), seusai perhelatan lomba Baca Puisi Piala
Rendra. Gusjur Mahesa menerangkan bahwa ketika pembacaan puisi di
atas panggung secara otomatis pembacaan tersebut harus mampu menjadi
sebuah pertunjukkan yang menarik. Seorang pembaca puisi akan terlihat
berkesan apabila dia juga mampu menjadi aktor, menjadi apa yang ada di
dalam puisi.
Pendapat tersebut senada dengan apa yang diungkapkan oleh
Asrizal Nur, ketika diwawancara seusai perlombaan baca Puisi Hari
Pahlawan di Semarang, tanggal 10 November 2014 (transkrip wawancara
terlampir). Asrizal mengemukakan bahwa pembacaan puisi seharusnya
lebih eksploratif. Seorang pembaca puisi seyogyanya mampu memainkan
pembacaan puisi yang berkesan di atas panggung dan tidak hanya
membaca seperti layaknya membaca di dalam kamar. Hal tersebut bisa
dilakukan dengan berbagai cara baik melalui eksplorasi tubuh, maupun
media seperti “video mapping”.
Selain pendapat yang diungkapkan oleh para ahli tersebut,
pengalaman peneliti dalam bidang pembacaan puisi semakin memperkuat
Lewat pelatihan keaktoran tersebutlah seorang pembaca puisi akan mampu
mengaktualisasikan jiwa dan tubuhnya di atas panggung. Berdasarkan
pendapat para ahli dan apa yang dirasakan oleh peneliti secara empiris
tersebut semakin memperkuat peneliti untuk menerapkan teknik pelatihan
akting Stanislavski dalam pembelajaran membaca indah puisi di sekolah.
Akan tetapi, sebelum diterapkan dalam pembelajaran di sekolah, perlu
adanya penelitian terlebih dahulu mengenai efektivitas teknik tersebut
dalam meningkatkan kemampuan membaca indah puisi.
Secara garis besar, pelatihan akting Stanislavski terdiri dari: 1) olah
tubuh. 2) olah vokal, dan 3) olah sukma. Olah tubuh diterapkan untuk
melatih stamina dan menunjang kesadaran gestikulasi seorang pembaca
puisi, olah vokal merupakan latihan yang bertujuan untuk menunjang
volume suara seorang pembaca puisi dan olah sukma adalah bentuk latihan
yang bertujuan untuk menunjang penjiwaan seorang pembaca puisi.
Peneliti melihat bahwa belum banyak penelitian yang dilakukan
oleh akademisi tentang membaca indah puisi. Adapun penelitian
sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian
berjudul “Penerapan Metode Belajar Kelompok dalam Pembelajaran Ekspresi Puisi” oleh Rizky Hermansyah (mahasiswa UPI Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2007). Hal tersebut
dikarenakan perlu adanya dasar keaktoran yang dimiliki oleh seorang
peneliti dalam menerapkan pendekatan tersebut agar dalam penerapannya
tidak terjadi ketimpangan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Teknik Pelatihan
Akting Stanislavski dalam Pembelajaran Membaca Indah Puisi Siswa
SMP Kelas IX di SMP Negeri 1 Lembang. (Penelitian Eksperimen Kuasi Nonequivalent Control Group Design)”.
1.2Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan, rumusan masalah
1. Bagaimana proses pembelajaran membaca indah puisi pada siswa kelas
eksperimen dengan menggunakan teknik pelatihan akting Stanislavski?
2. Bagaimana kemampuan membaca indah puisi pada siswa kelas
eksperimen sebelum dan sesudah diterapkan perlakuan khusus berupa
teknik pelatihan akting Stanislavski?
3. Bagaimana kemampuan membaca indah puisi siswa kelas kelas kontrol
yang tanpa teknik pelatihan akting Stanislavski?
4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca
indah puisi di kelas eksperimen dengan kelas kontrol?
1.3Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif
pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan materi standar
dalam kurikulum.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Mengetahui proses pembelajan membaca indah puisi di kelas eksperimen
dengan teknik pelatihan akting Stanislavski
2. Mengetahui perbandingan kemampuan membaca indah puisi siswa kelas
eksperimen sebelum dan sesudah diterapkan perlakuan khusus berupa
teknik pelatihan akting Stanislavski.
3. Mengetahui perbandingan kemampuan membaca indah puisi siswa kelas
kontrol yang tanpa perlakuan berupa teknik pelatihan akting Stanislavski.
4. Mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan
membaca indah puisi siswa di kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
1.4Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat praktis bagi
beberapa pihak, yakni guru, siswa dan peneliti. Adapun manfaat praktis
tersebut adalah sebagai berikut.
Melalui penerapan teknik pelatihan akting Stanislavski, Guru
diharapkan dapat memeroleh masukkan dalam menggunakan pendekatan
yang bisa menstimulasi rasa percaya diri, daya kreatif dan ekploratif siswa
dalam membaca puisi sehingga keterampilan membaca puisi siswa dapat
meningkat.
2. Bagi Siswa
Melalui penerapan teknik pelatihan akting Stanislavski, siswa
diharapkan dapat mengoptimalkan rasa percaya diri, mengasah kreatifitas
melalui pengoptimalan alat-luar dan alat-dalam seorang deklamator,
kemudian memunculkan keberanian eksplorasi sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dalam membaca indah puisi.
3. Bagi Peneliti
Sebagai tugas akhir, penelitian ini diharapkan mampu menjadi media
pembuktian atas ilmu yang telah didapat oleh peneliti selama berada di
bangku perkuliahan. Selain media pembuktian, penelitian ini juga
diharapkan mampu menjadi bentuk pengabdian peneliti terhadap dunia
pendidikan di Indonesia.
1.5Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini disusun menjadi lima bab utama yakni BAB I
Pendahuluan, BAB II Landasan Teoritis, BAB III Metodologi Penelitian,
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. BAB V Simpulan, Implikasi
dan Rekomendasi. BAB I pendahuluan dalam penelitian ini berisi tentang
latar belakang penelitian mengapa masalah pembelajaran membaca indah
puisi ini diteliti, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian yang ingin
dicapai, serta manfaat penelitian yang diharapkan oleh peneliti.
Pada BAB II, penulis mengemukakan tentang teori-teori dari para ahli
yang dijadikan sebagai landasan peneliti dalam melakukan penelitian baik
variabel teknik pembelajaran yang digunakan dalam penelitian. Selain itu,
peneliti mencantumkan asumsi yang dirumuskan oleh peneliti serta
hipotesis yang diajukan oleh peneliti.
BAB III yaitu bab metodologi penelitian, pada bagian ini peneliti
menjelaskan tentang hal-hal yang berkenaan dengan metode dan desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian, populasi dan sampel
penelitian, rumusan definisi-definisi yang dioperasionalkan yang
selanjutnya melahirkan indikator-indikator yang dijabarkan dalam
instrumen penelitian. Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan
dalam penelitian ini menggunakan tiga instrumen yaitu instrumen
perlakuan berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), instrumen tes
berupa soal dan kriteria penilaian performansi membaca indah puisi, dan
instrumen observasi berupa lembar observasi aktivitas guru dan lembar
observasi aktivitas siswa. Terakhir, dalam BAB ini peneliti mencantumkan
pula teknik pengolahan data. Pada tahap ini, peneliti menjelaskan cara-cara
yang akan dilakukan peneliti dalam mengolah data yang sudah dihasilkan
sebelumnya.
BAB IV dalam penelitian ini berisi tentang hasil penelitian dan
pembahasan. BAB IV hasil penelitian dan pembahasan ini menjabarkan
tentang deskripsi proses penelitian, deskripsi hasil penelitian, analisis
membaca indah puisi siswa, analisiis data dan pembahasan. Pada bagian
pembahasan, peneliti mengorelasikan antara teori yang digunakan dengan
data hasil penelitian yang sudah diperoleh, kemudian menghubungkannya
dengan hipotesis yang diajukan.
BAB V merupakan BAB terakhir. BAB ini berisi tentang simpulan
serangkaian pembahasan yang sudah dilakukan dan merupakan jawaban
atas rumusan masalah yang telah diajukan pada BAB I. Selain itu, BAB ini
juga berisi tentang implikasi, dan rekomendasi yang diajukan peneliti bagi
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya perbedaan
kemampuan membaca indah puisi di kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, peneliti menggunakan metode
penelitian kuantitatif yang berupa metode eksperimen. Metode eksperimen
adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono,
2012, hlm. 107). Jenis metode eksperimen yang digunakan adalah metode
eksperimen kuasi (quasi experimental research) Nonequivalent Control
Group Design. Desain ini menggunakan dua kelompok subjek yang salah satunya diberi perlakuan. Satu kelompok sebagai pembanding tidak mendapat
perlakuan khusus peneliti. Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk
memperoleh jawaban atas hipotesis yang disusun. Gambaran desain
penelitian ini terlihat pada tabel sebagai berikut
Tabel 3.1
Desain Metode Penelitian Eksperimen Semu
(Nonequivalent Control Group Design)
(Sugiyono, 2012, hlm. 116)
Keterangan:
O
1 XO
2………
O1 = Nilai pretest kelas eksperimen (sebelum diberi perlakuan)
O2 = Nilai posttest kelas eksperimen (setelah diberi perlakuan)
O3 = Nilai pretest kelas kontrol
O4 = Nilai pascatest kelas kontrol
X = Perlakuan
Deskripsi mengenai implementasi desain ini adalah pemberian tes
awal atau pretest di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil dari tes awal
atau pretest adalah hasil awal kemampuan siswa dalam pembelajaran
membaca indah puisi. Pada kelas kontrol, peneliti tidak memberikan
treatment khusus dalam pembelajaran. Peneliti hanya menggunakan metode yang biasa guru mata pelajaran terapkan dalam pembelajaran membaca
indah puisi. Berbeda halnya dengan kelas eksperimen. Peneliti memberikan
treatment khusus yaitu metode pelatihan akting Stanislavski pada beberapa kali pertemuan. Setelah pelaksanaan pembelajaran yang berbeda dilakukan,
peneliti kemudian memberikan soal tes akhir atau posttest kepada dua kelas
subjek tersebut. Hasil akhir ini adalah hasil kemampuan membaca indah
puisi kedua kelas subjek. Kelas kontrol yang tidak diberikan treatment
dengan kelas eksperimen yang diberikan treatment. Hasil kemampuan awal
dan akhir siswa akan dianalisis tingkat perbedaannya. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui adanya perubahan terhadap hasil treatment yang
dilakukan pada kelas eksperimen sebelum mendapat perlakuan dan sesudah
mendapat perlakuan.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah subjek atau objek secara keumuman yang akan
dipelajari dan ditarik kesimpulan oleh peneliti dengan kualitas dan
tidak dilihat dari segi kuantitas saja tetapi segi kualitas yang meliputi
karakteristik objek atau subjek yang ada di dalamnya.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1
Lembang. Alasan peneliti memilih sekolah tersebut karena posisi SMP
Negeri 1 Lembang sebagai kluster pertama menarik perhatian peneliti
untuk mengetahui kemampuan membaca indah puisi di sekolah tersebut.
Kluster pertama memiliki nilai potensi yang sudah diakreditasi berkualitas
sangat baik dari segi kemampuan akademik dan nonakademik. Adapun
rincian penyebaran kelas IX SMP Negeri 1 Lembang tahun ajaran
2014/2015 sebagai berikut.
Tabel 3.2
Daftar Populasi Kelas IX SMP Negeri 1 Lembang
NO KELAS
JUMLAH POPULASI
JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 IX-A 10 20 30
2 IX-B 16 18 34
3 IX-C 8 27 35
4 IX-D 16 20 36
5 IX-E 17 19 36
6 IX-F 12 25 37
7 IX-G 13 25 38
8 IX-H 9 26 35
Sampel adalah sebagian dari populasi. Menurut Sugiyono (2012,
hlm. 118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Peneliti mengambil sampel karena
populasi yang akan diteliti terlalu besar. Keterbatasan waktu, dana, tenaga,
dan teknis lainnya membuat peneliti mengambil sampel dari populasi yang
sudah ditentukan.
Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan menggunakan
teknik sampling purposiv. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 118) sampling
purposiv adalah teknik pengumpulan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Adapun pertimbangan yang menjadi indikator dalam pemilihan
sampel yang disusun oleh peneliti adalah sampel haruslah kelas yang
memiliki minat lebih terhadap pembelajaran sastra baik membaca maupun
menulis karya sastra. Minat siswa terhadap sastra tersebut dilihat dari
pemerolehan nilai rata-rata siswa dalam pembelajaran sastra yang dimiliki
oleh guru maupun dari hasil wawancara peneliti dengan guru mata
pelajaran bahasa Indonesia yang mengajar di kelas IX. Setelah peneliti
melihat pemerolehan nilai rata-rata tersebut dan juga mewawancarai guru,
kemudian peneliti menentukan kelas IX D menjadi kelas eksperimen
karena pemerolehan nilai rata-rata pembelajaran sastra di kelas ini di atas
pemerolehan rata-rata nilai di kelas lain. Selain itu, hasil wawancara
peneliti dengan guru menunjukkan bahwa di kelas IX D banyak siswa
yang mengikuti ekstrakurikuler yang berkaitan dengan sastra dan kesenian
seperti teater, karawitan, maupun tari tradisional. Tidak sedikit pula siswa
di kelas ini yang sudah mengikuti lomba baca puisi, maupun lomba tulis
karya sastra dan kesenian lainnya. Adapun kelas kontrol yang berpern
sebagai kelas pembanding adalah kelas IX E. Peneliti memilih kelas IX E
sebagai kela kontrol karena karakteristik siswa kelas IX E sama dengan
karakteristik siswa kelas IX D. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dua kelas
Tabel 3.3
Daftar Jumlah Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol
KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
IX D 12 24 36
IX E 13 23 36
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu teknik tes. Teknik tes yang dilakukan berupa tes penampilan
membaca indah puisi di depan kelas. Pengumpulan data dilakukan dua kali
tes, yakni pada pretest di awal pertemuan dan posttest di akhir penelitian.
3.3.1 Tes
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil
belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan
penguasaan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pengajaran. Dalam batas tertentu tes dapat pula digunakan untuk
mengukur atau menilai hasil belajar bidang afektif dan psikomotoris
(Sudjana, dalam Tukiran, dan Hidayat, 2012, hlm. 50).
a. Pretest
Tes awal ini deberikan kepada siswa sebelum diberi perlakuan
berupa penerapan metode pelatihan akting Stanislavski, dan tanpa
perlakuan pada kelas kontrol. Tes ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan membaca indah puisi siswa sebelum diberi perlakuan. Bentuk
tes awal yang diberikan kepada siswa dalam penelitian ini adalah tes
dengan bentuk penampilan membaca indah puisi di depan kelas.
Tes akhir ini adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui hasil
keterampilan membaca indah puisi setelah siswa mendapat perlakuan pada
kelas eksperimen dan tanpa perlakuan pada kelas kontrol.
3.3.2 Observasi
Menurut Sugiyono (2009, hlm. 145), observasi sebagai teknik
pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik
yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu
berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi
juga objek-objek yang lain.
Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2009, hlm. 145) mengemukakan bahwa
observasi merupakan suatu proses kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, peneliti
berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar.
Dalam penelitian ini menggunakan observasi pengamatan guru terhadap
aktivitas siswa ketika diberikan perlakuan dalam pembelajaran membaca indah
puisi. Obeservasi tersebut ditujukan untuk melihat bagaimana perbedaan proses
pembelajaran siswa dalam membaca indah puisi sebelum dan setelah diberi
perlakuan.
Terdapat tiga hal yang menjadi pengamatan guru dalam proses
pengamatan, yaitu (1) aktivitas pembelajaran guru dan siswa, (2) hambatan siswa
sebelum diberi perlakuan, dan (3) solusi yang dirasakan guru serta siswa setelah
penerapan perlakuan dilaksanakan. Observasi ini dilakukan sebelum penelitian
dan selama proses pelaksanaan penelitian.
3.4 Instrumen Penelitian
Sehubungan dengan objek penelitian berupa pembelajaran membaca indah
puisi di sekolah, maka penelitian ini menggunakan instrumen perlakuan berupa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dirancang berdasarkan teknik yang
digunakan yakni, teknik pelatihan akting Stanislavski. Adapun deskripsi dari RPP
perlakuan tersebut adalah sebagai berikut.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Negeri 1 Lembang, Bandung
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IX/2
Standar Kompetensi : Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca
puisi dan buku cerita anak
Kompetensi Dasar : Membaca indah puisi dengan mengoptimalkan fungsi
alat-luar (suara) dan alat-dalam (penjiwaan maupun yang
dapat berasosiasi dengannya) yang sesuai dengan makna
teks puisi yang dibacakan melalui teknik pelatihan akting
Stanislavski.
Indikator : Mampu mengoptimalkan fungsi alat-luar (suara) dan
alat-dalam (penjiwaan maupun yang dapat berasosiasi
Alokasi Waktu : 10 x 40 ( 5 x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa mampu membaca indah puisi dengan mengoptimalkan fungsi
alat-luar (suara)
b. Siswa mampu membaca inah puisi dengan mengoptimalkan alat-dalam
(penjiwaan maupun yang dapat berasosiasi dengannya) yang sesuai
dengan makna teks puisi yang dibacakan.
B. Materi Pembelajaran
a. Mendengarkan guru membacakan teks puisi.
b. Bertanyajawab persoalan makna puisi yang dibacakan oleh guru.
c. Diskusi persoalan tafsir puisi yang dibacakan oleh guru dan juga tafsir
puisi yang hendak menjadi bahan tes.
d. Berlatih mengoptimalkan alat-luar (suara).
e. Berlatih mengoptimalkan alat-dalam (penjiwaan maupun yang dapat
berasosiasi dengannya).
f. Berlatih membaca puisi.
C. Teknik Pembelajaran
a. Teknik pelatihan akting Stanislavski
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pertemuan Pertama
Kegiatan Awal Siswa merespon salam
dari guru.
kompetensi dasar, tujuan,
manfaat dan
langkah-langkah pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
guru melakukan apersepsi
dan motivasi terkait
dengan membaca indah
puisi.
guru membacakan sebuah
puisi dengan menerapkan
kaidah membaca indah
pada pembacaannya.
10 menit
Kegiatan Inti Guru membagikan teks
puisi kepada siswa.
Guru membimbing siswa
dalam teks puisi,
terkait dengan tafsir puisi.
Guru membimbing siswa
untuk melakukan tiga
bentuk latihan dasar yang
berfungsi untuk
mengoptimalkan alat-luar
dan alat-dalam, yakni
latihan olah tubuh, olah
vokal, dan olah sukma
dengan berbagai bentuk
permainan.
Guru membimbing siswa
untuk berlatih membaca
Kegiatan
Penutup
Guru beserta siswa
mengeksplorasi manfaat
latihan yang telah
dilakukan.
Guru menugaskan siswa
untuk menghapal puisi di
rumah.
Siswa beserta guru
mengakhiri pembelajaran
dengan mengucapkan
salam dan berdoa.
Pertemuan Kedua
Kegiatan awal Siswa merespon salam dari guru berikut
pertanyaan sehubungan
dengan kondisi
pembelajaran sebelumnya.
Siswa menerima informasi
tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya
dengan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
Siswa menerima informasi
kompetensi dasar, tujuan,
manfaat dan
langkah-langkah pembelajaran
yang akan dilaksanakan
10 menit
Kegiatan inti Guru membimbing siswa untuk menuju lapangan
olahraga.
Guru membimbing siswa
untuk melakukan tiga
bentuk latihan dasar yang
berfungsi untuk
mengoptimalkan alat-luar
dan alat-dalam, yakni
latihan olah tubuh, olah
vokal, dan olah sukma
dengan berbagai bentuk
permainan.
Guru membimbing siswa
untuk berlatih membaca
puisi.
Kegiatan
penutup
Guru beserta siswa
mengeksplorasi manfaat
latihan yang telah
dilakukan.
Guru menugaskan siswa
untuk menghapal puisi di
rumah.
Siswa beserta guru
mengakhiri pembelajaran
dengan mengucapkan
salam dan berdoa.
10 menit
Pertemuan ketiga
Kegiatan Awal Siswa merespon salam dari guru berikut
dengan kondisi
pembelajaran sebelumnya.
Siswa menerima informasi
tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya
dengan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
Siswa menerima informasi
kompetensi dasar, tujuan,
manfaat dan
langkah-langkah pembelajaran
yang akan dilaksanakan
10 menit
Kegiatan Inti Guru membimbing siswa
untuk menuju lapangan
olahraga.
Guru membimbing siswa
untuk melakukan tiga
bentuk latihan dasar yang
berfungsi untuk
mengoptimalkan alat-luar
dan alat-dalam, yakni
latihan olah tubuh, olah
vokal, dan olah sukma
dengan berbagai bentuk
permainan.
Guru membimbing siswa
untuk berlatih membaca
puisi.
60 menit
Audry Yuliane, 2015
PENERAPAN TEKNIK PELATIHAN AKTING STANISLAVSKI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INDAH PUISI
Penutup mengeksplorasi manfaat
latihan yang telah
dilakukan.
Guru menugaskan siswa
untuk menghapal puisi di
rumah.
Siswa beserta guru
mengakhiri pembelajaran
dengan mengucapkan
salam dan berdoa.
3.4.2 Tes
3.4.2.1 Lembar Tes
Tabel 3.4
Lembar Tes
Pilihlah satu puisi dari beberapa judul puisi di bawah ini:
a. Balada Terbunuhnya Atmo Karpo karya WS. Rendra
b. Sajak Palsu karya Agus S. Sarjono
c. Tubuhku, Sungai Waktu karya Faisal Syahreza
Kemudian bacalah puisi pilihanmu tersebut di depan kelas dengan
Berikut adalah teks puisi yang digunakan sebagai tes dalam penelitian ini.
Balada Terbunuhnya Atmo Karpo
Karya: WS. Rendra
Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi
Bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya
di pucuk-pucuk para
Mengepit kuat-kuat lutut menunggang
perampok yang diburu
Surai bau keringat basah, jenawi pun
telanjang
Segenap warga desa mengepung hutan itu
Dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo
Mengutuki bulan betina dan nasibya yang malang
Berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri
Satu demi satu yang maju terhadap
Penunggang baja dan kuda mengikat
kaki muka.
Nyawamu barang pasar, hai orang-orang bebal!
Tombakmu pucuk dan matiku jauh orang papa.
Majulah Joko Pandan! Di mana ia?
Majulah ia kerna padanya seorang kukandung dosa
Anak panah empat arah dan musuh tiga silang
Atmo Karpo tegak, tujuh liang.
Joko Pandan! Di mana ia!
Hanya padanya seorang kukandung dosa.
Bedah perutnya tapi masih setan ia
Menggertak kuda, di tiap ayun menungging kepala
Joko Pandan! Di manakah ia!
Hanya padanya seorang kukandung dosa.
Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan
Segala menyibak bagi derapnya kuda hitam
Ridla dada bagi derunya denam yang tiba.
Pada langkah pertama keduanya sama baja.
Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo
Panas luka-luka, terbuka daging kelopak angsoka.
Pesta bulan, sorak sorai, anggur darah
Joko Pandan menegak, menjilat darah di pedang
Ia telah membunuh bapanya.
SAJAK PALSU
Karya: Agus R. Sarjono
Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucap
anak sekolah
dengan sapaan palsu.
Lalu merekapun
Belajar
sejarah palsu dari buku-buku palsu. Di
akhir sekolah
mereka terperangah melihat hamparan
nilai mereka
yang palsu. Karena tak cukup nilai, maka
berdatanganlah
mereka ke rumah bapak dan ibu
guru
untuk menyerahkan amplop berisi
perhatian
dan rasa hormat palsu. Sambil tersipu
palsu
dan membuat tolakan-tolakan palsu,
akhirnya pak guru
berjanji palsu
untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan
nilai-nilai palsu yang baru. Masa sekolah
demi masa sekolah berlalu, merekapun
lahir
sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu,
ahli pertanian palsu, insinyur palsu.
Sebagian menjadi guru, ilmuwan
atau seniman palsu. Dengan gairah tinggi
mereka menghambur ke tengah
pembangunan palsu
dengan ekonomi palsu sebgai panglima
palsu. Mereka saksikan
ramainya perniagaan palsu dengan ekspor
dan impor palsu yang mengirim dan
mendatangkan
berbagai barang kelontong kualitas palsu.
Dan bank-bank palsu dengan giat
menawarkan bonus
dan hadiah-hadiah palsu tapi diam-diam
meminjam juga pinjaman dengan ijin dan surat palsu
kepada bank negeri
yang dijaga pejabat-pejabat palsu.
Masyarakatpun berniaga
dengan uang palsu yang dijamin devisa palsu. Maka
uang-uang asing menggertak dengan kurs
palsu
terperosok krisis
yang meruntuhkan pemerintahan palsu
ke dalam nasib buruk palsu. Lalu orang–orang palsu
meneriakkan kegembiraan palsu dan mendebatkan
gagasan-gagasan palsu di tengah seminar
dan dialog-dialog palsu menyambut
tibanya
demokrasi palsu yang berkibar-kibar
begitu nyaring
dan palsu.
(1998)
TUBUHKU, SUNGAI WAKTU
Karya: Faisal Syahreza
di dalam tubuhku, ada arus waktu
yang menyeret setiap bangkai peristiwa
dengan berbagai wujud.
sesekali melintas di atasnya
dirimu yang tak pernah kukenal kembali.
dengan segala keinginan yang mulai
menghantui dan kecemburuan yang menggila.
kepada tubuhku hari-hari dialirkan
sebagai tumpukkan berita usang
tetapi tubuhku masih belum cukup puas
menerimanya.
betapa derasnya, hingga orang-orang
di sekitarku, melihat tubuhku
seperti sebuah bencana yang merenggut
banyak maut.
mungkin kecelakaan atau pembunuhan
terjadi di sana, di amuknya.
batu-batu hitam di dalamku
setengah terbenam
setengah timbul
menampakkan kegelisahan
dari wajah-wajah kemiskinan.
ada sebuah pohon tumbang
ke dasarnya, mungkinkah itu zaman?
atau hanya ada seseorang yang tak sengaja
merobohkannya demi segenggam kekuasaan?
terakhir, seorang putus asa
seperti mulai tak percaya pada hidupnya
melompat ke dalamya.
tanpa jeritan juga tanpa surat
perpisahan ia membunuh dirinya dirinya sendiri.
tak pernah berhenti bergemuruh
meminta nasibku untuk habis penuh-seluruh.
(2013)
3.4.2.2 Format Penilaian Membaca Indah Puisi
Tabel 3.5
Jika dalam pembacaannya siswa mampu:
Menguasai fleksibilitas suara (warna
suara), yang sesuai dengan makna puisi.
Menguasai pelafalan (artikulasi)
sehingga setiap diksi yang
diucapkannya menjadi jelas
terdengar.
Menggunakan volume suara yang
jelas terdengar.
Menguasai tempo membaca yang
tepat sehubungan dengan penjedaan yang ada di dalam puisi yang dibacakan.
Menguasai intonasi/lagu suara yang
dapat mengimajikan makna puisi yang dibacakan (terutama nada dan perasaan yang terdapat dalam puisi.
8
(Baik)
Jika salah satu unsur tidak terpenuhi (misalnya dalam pembacaan puisinya siswa tidak menguasai pelafalan (artikulasi)).
(Cukup) unsur yang tidak terpenuhi.
4
(Kurang)
Jika dalam pembacaannya terdapat tiga unsur yang tidak terpenuhi.
2
(Sangat Kurang)
Jika dalam pembacaannya terdapat empat unsur yang tidak terpenuhi.
2. Menguraikan
Jika dalam pembacaan puisinya siswa mampu:
Menggunakan tekanan kata yang
tepat yang sesuai dengan makna puisi yang dibacakan.
Menguasai variasi dalam nada
pengucapan yang mengimajikan
nada dan perasaan puisi.
Menguasai variasi dalam tempo
sesuai dengan penjedaan atau tanda baca yang terdapat di dalam puisi yang dibacakan.
Menguasai variasi dalam volume
yang dapat mengimajikan makna puisi yang dibacakan.
Menguasai ritme membaca yang
dapat menghadirkan rima dan irama teks puisi yang dibacakan.
13
(Baik)
Jika salah satu unsur tidak terpenuhi (misalnya dalam pembacaan puisinya siswa tidak menguasai variasi dalam tempo sesuai dengan penjedaan atau tanda baca yang terdapat di dalam teks puisi).
11
(Cukup)
Jika dalam pembacaan puisinya terdapat dua unsur yang tidak terpenuhi.
9
(Kurang)
7
(Sangat Kurang)
Jika dalam pembacaan puisinya terdapat empat unsur yang tidak terpenuhi.
3. Ekspresi
Tubuh
20
(Sangat Baik)
Jika dalam pembacaan puisinya siswa mampu:
Menguasai gerak tubuh dengan
luwes, mengalir, dan variatif yang dapat mengimajikan makna puisi yang dibacakan.
Menguasai variasi mimik yang dapat
mengimajikan makna puisi yang dibacakan.
Menguasai variasi gesture yang
dapat mengimajikan makna puisi yang dibacakan.
Menguasai movement (gerakan dari
satu tempat ke tempat yang lain).
Mampu mengendalikan gerakan
tubuh yang berlebihan.
18
(Baik)
Jika salah satu unsur tidak terpenuhi (misalnya jika dalam pembacaan puisinya siswa tidak menguasai variasi mimik yang dapat mengimajikan makna puisi yang dibacan.
16
(Cukup)
Jika dalam pembacaan puisinya terdapat dua unsur yang tidak terpenuhi.
14
(Kurang)
Jika dalam pembacaan puisinya terdapat tiga unsur yang tidak terpenuhi.
12
(Sangat Kurang)
Jika dalam pembacaan puisinya terdapat empat unsur yang tidak terpenuhi.
4. Kelengkapan
dan ketepatan
5
(Sangat
pelafalan diksi Baik) dengan diksi yang terdapat di dalam teks puisi.
4
(Baik)
Jika dalam pembacaannya siswa melakukan satu kali kesalahan pelafalan terkait dengan diksi yang terdapat di dalam teks puisi.
3
(Cukup)
Jika dalam pembacaannya siswa melakukan dua kali kesalahan pelafalan terkait dengan diksi yang terdapat di dalam teks puisi.
2
(Kurang)
Jika dalam pembacaannya siswa melakukan tiga kali kesalahan pelafalan terkait dengan diksi yang terdapat di dalam teks puisi.
1
(Sangat Kurang)
Jika dalam pembacaannya siswa melakukan lebih dari empat kali kesalahan pelafalan terkait dengan diksi yang terdapat di dalam puisi.
Skor ideal = 50
Modifikasi panduan deklamasi Arifin C. Noer
Skor maksimal: 50
Hasil penilaian dihitung dengan rumus:
Tabel 3.6
Kategori Penilaian
No Kategori Rentang Nilai
1. Sangat Baik 85-100
2. Baik 75-84
3. Cukup 60-74
4. Kurang 40-59
5. Sangat Kurang 0-39
(Hasil modifikasi Nurgiyantoro, 2011, hlm. 253)
Tabel 3.7
Lembar Penilaian Membaca Indah puisi
No Nama Siswa
Aspek
yang
Dinilai
Jumlah Nilai
Ket
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
…
Keterangan:
1 = Suara
2 = Menguraikan dan menghidupkan kalimat
3.4.3 Observasi
3.4.3.1 Lembar Observasi
3.4.3.1.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru
Berikut adalah lembar observasi aktivitas guru yang digunakan dalam
penelitian ini.
Tabel 3.8
Lembar Observasi Aktivitas Guru
No. Aspek yang Dinilai 4 3 2 1 Keterangan
1. Kemampuan membuka pelajaran:
a. Menarik perhatian siswa
b. Mmeberi motivasi kepada siswa
berkaitan dengan membaca indah
puisi
c. Melakukan kegiatan apersepsi
d. Memberi acuan tentang membaca
indah puisi
2. Sikap guru dalam proses pembelajaran:
a. Kejelasan suara dalam
komunikasi dengan siswa
b. Tidak melakukan gerakan atau
ungkapan yang mengganggu
perhatian siswa
c. Antusiasme dalam penampilan
d. Mobilitas posisi di dalam kelas
3. Penguasaan materi pembelajaran:
a. Kejelasan menjelaskan materi
b. Kejelasan meposisikan membaca
indah puisi sebagai bentuk
apresiasi puisi
c. Kejelasan menerangkan
berdasarkan tuntutan aspek
kompetensi dalam memberikan
contoh sesuai dengan tuntutan
aspek kompetensi
d. Kejelasan memberikan contoh
penjedaan, pemaknaan,
penjiwaan, volume suara, mimik,
dan gestur
e. Kejelasan memberikan contoh
pembacaan puisi yang baik
4. Implementasi langkah-langkah
pembelajaran:
a. Penyajian bahan ajar sesuai
dengan lamngkah-langkah yang
ada di dalam RPP
b. Proses belajar menggunakan
metode pelatihan akting
Stanislavski mencerminkan
komunikasi guru kepada siswa
c. Antusias dalam menanggapi
respons dari siswa
d. Cermat dalam memanfaatkan
waktu
5. Penggunaan media pembelajaran
a. Memerhatikan prinsip
menunjang metode pelatihan
akting Stanislavski
b. Menggunakan media dengan
tepat
c. Mengoperasikan media dengan
terampil
d. Membantu kelancaran proses
belajar mengajar
6. Evaluasi
a. Melakukan evaluasi berdasarkan
tuntutan aspek kompetensi
berupa tes terampil membaca
indah puisi menggunkan metode
pelatihan akting Stanislavski
b. Melalukan evaluasi sesuai
dengan bentuk dan jenis yang
direncanakan
7. Kemampuan menutup pelajaran
a. Meninjau kembali materi
membaca indah puisi dengan
metode pelatihan akting
Stanislavski yang diajarkan
b. Memberi kesempatan siswa
untuk bertanya
c. Menyampaikan penjelasan
singkat mengenai materi untuk
pertemuan selanjutnya
Jumlah nilai aspek
4= sangat baik
3= baik
2= cukup
1= kurang
3.4.1.1.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Berikut adalah lembar observasi aktivitas siswa.
Tabel 3.9
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Aktivitas Siswa 4 3 2 1 Keterangan
1. Menjawab pertanyaan guru
2. Antusiasme ketika latihan olah tubuh,
olah vokal, dan olah sukma,
3. Mampu melakukan olah tubuh (gerak
kreatif, gerak berantai dan lain
sebagainya)
4. Mampu melakukan olah vokal
(pernafasan, artikulasi, intonasi,
volume)
5. Mampu melakukan olah sukma
(penjiwaan dan perasaan
6. Memperhatikan penjelasan guru
7. Serius dan mampu bekerja sama dalam
mengerjakan tugas
Jumlah Nilai Aspek
Keterangan:
4= sangat baik
2= cukup
1= kurang
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan teknik
pengolahan data kuantitatif. Pengolahan data kuantitatif tersebut diuji dengan
menggunakan statistik (ukuran) yang tepat sehingga diperoleh kesimpulan bahwa
testi (subjek yang dievaluasi) itu berukuran tinggi-rendah, baik-jelek, atau
berhasil-gagal (Subana, dkk., 2005, hlm. 16). Selain itu, statistik juga berperan
untuk mengujikan suatu hipotesis. Berikut ini adalah tahapan pengolahan data
dalam penelitian yaitu sebagai berikut.
1. Tahap pengolahan data, tahap ini merupakan tahap pengolahan awal dari
data-data yang telah diperoleh atau dikumpulkan dari hasil observasi, tes, dan
lain-lain.
2. Tahap pengorganisasian data, tahap ini merupakan tahap untuk memilih
data-data yang diperlukan dan sesuai dengan masalah penelitian untuk mencapai
tujuan penelitian. Data-data yang dipilih selanjutnya dianalisis sesuai dengan
kebutuhan penelitian.
3. Tahap temuan hasil, tahap ini merupakan tahap yang diperoleh setelah
dilakukan analisis data yang dapat memberikan gambaran atau fakta di
lapangan. Pada tahap ini, peneliti akan dapat menyimpulkan hasil dari
penelitian yang telah dilakukan.
Perhitungan data kuantitatif, seperti hasil tes kemampuan membaca indah
puisi siswa akan diolah menggunakan statistik. Hasil perhitungan statistik ini akan
dapat membuktikkan keefektifan teknik yang diterapkan dalam pembelajaran
membaca indah puisi dan memberikan gambaran yang jelas tentang hasil dari
penelitian yang dilakukan. Berikut ini adalah langkah-langkah pengolahan nilai
3.5.1 Analisis Data Pretest dan Posttest
Langkah-langkah analisis datanya adalah sebagai berikut.
a. Menganalisis pembacaan puisi yang telah dilakukan oleh siswa.
b. Menentukan skor tes awal dan tes akhir, kemudian menentukan nilai
dengan rumus:
Nilai =
c. Mendeskripsikan hasil tes awal dan tes akhir.
3.5.2 Uji reliabilitas antarpenimbang
Hasil analisis data dilakukan oleh tiga orang penimbang. Uji
reliabilitas dilakukan untuk menghindari adanya penilaian secara subjektif.
Untuk menguji penilaian yang dilakukan oleh lebih dari satu orang
penimbang untuk setiap pembacan puisi, maka uji reliabilitas dilakukan
dengan mencari nilai reliabilitas dengan rumus:
∑dt2
= Sigma determinan
jumlah kuadrat siswa(testi)
Jumlah kuadrat penguji
Jumlah Kuadrat total
Setelah itu, hasil data-data tersebut dimasukkan ke dalam
format ANAVA. Reliabilitas antarpenimbang dilakukan
dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
rn : Reliabilitas yang dicari
Vt : Variansi dari testi
Vkk : Variansi dari kekeliruan
Hasil perhitungan reliabilitas yang telah diperoleh
disesuaikan dengan tabel Guilford sebagai berikut.
Tabel 3.7
Tingkat Korelasi Guiltford
Interval Koefisien Tingkat Korelasi
˂ 0,20 tidak ada korelasi
0,20 – 0,40 korelasi rendah
0,40 – 0,60 korelasi sedang
0,60 – 0,80 korelasi tinggi
0,80 – 0,90 korelasi tinggi sekali
1,00 korelasi sempurna
(Subana, dkk, 2005 : 104)
3.5.3 Uji Prasyarat Nilai Hasil Pretest dan Posttest
3.5.3.1 Uji Normalitas Nilai Hasil Pretest dan Posttest
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data yang
akan digunakan dalam penelitian terdistribusi normal atau mendekati
dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 16 dengan
signifikasi 0,05. Data berdistribusi normal apabila signifikansi yang
ditunjukkan oleh aplikasi SPSS lebih besar dari 0,05. Kriteria
pengujiannya adalah terima H0 jika signifikansi > 0,05 dan tolak H0 jika
nilai signifikasi < 0,05
Peneliti menggunakan Uji Korlmorgov-Smirnov, serta
menggunakan grafik histogram. Pasangan hipotesis nol dan hipotesis
tandingannya adalah:
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi
normal
3.5.3.2 Uji homogenitas nilai pretest dan posttest data dua kelompok
Uji ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16. Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk mengatahui apakah
varians populasi homogen (sama) atau heterogen (tidak sama). Pedoman
dalam pengambilan keputusan adalah:
H1: Nilai Sig. atau signifikansi < 0,05, artinya data berasal dari populasi
yang mempunyai varians tidak serupa (heterogen)
H0: Nilai Sig. atau signifikansi > 0,05, artinya data berasal dari
populasi yang mempunyai varian serupa (homogen).
3.5.4 Uji Hipotesis
Uji hipotesis peneliti menggunakan hasil pengolahan data dengan
menggunakan bantuan software SPSS versi 16 untuk menguji signifikansi
perbedaan dua variabel. Taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Kriteria
pengujiannya yaitu jika nilai signifikansi (2-tailed) >(α) = 0,05 maka H0
diterima atau jika nilai signifikansi (2-tailed) <0,05 maka H0 ditolak.
Jadi kesimpulannya adalah jika thitung < ttabel maka H0 atau hipotesis nol
diterima atau hipotesis kerja ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang
teknik pelatihan akting Stanislavski. Teknik pelatihan akting Stanislavski
tidak berhasil dalam pembelajaran membaca indah puisi.
Jika thitung > ttabel maka H0 atau hipotesis nol ditolak dan Ha atau
hipotesis kerja diterima. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara
keterampilan membaca indah puisi siswa menggunakan teknik pelatihan
akting Stanislavski dengan yang tidak menggunakan teknik pelatihan
akting Sanislavski. Tekni peltihan akring Stanislavski berhasil dalam
pembelajaran membaca indah puisi. Dalam melakukan uji hipotesis
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Mencari deviasi kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan rumus
sebagai berikut.
Kelas Eksperimen : Mx =
Kelas Kontrol : My =
2. Menghitung kuadrat deviasi kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
rumus sebagai berikut.
Kelas Eksperimen : ∑x2= ∑X2 -
Kelas Kontrol : ∑y2= ∑y2 -
Keterangan :
M : Nilai rata-rata
N : Banyaknya subjek
X : Deviasi setiap nilai X2 dan X1
Y : Deviasi setiap nilai Y2 dan Y1
3. Menentukan t hitung
t=
Keterangan:
thitung : uji t (t-test)
Mx : mean kelas eksperimen
∑ x2
: jumlah kuadrat deviasi kelas eksperimen
∑ y2
: jumlah kuadrat deviasi kelas control
Nx : jumlah sampel kelas eksperimen
Ny : jumlah sampe kelas control
4. Menentukan derajat kebebasan (dk)
Dengan rumus: dk = (nx + ny) – 2
5. Menentukan ttabel
Pengujian statistik uji-t digunakan untuk mengetahui tingkat
pengaruh dari masing-masing variabel. Hipotesis diuji pada taraf
signifikansi ɑ = 0,05.
Dengan kriteria pengujian:
Jika thitung > ttabel maka Ha (Hipotesis Alternatif) diterima atau H0
(Hipotesis Nol) ditolak.
Jika thitung < ttabel, maka Ha (Hipotesis Alternatif) ditolak atau H0
BAB 5
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
5.1 Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah, pembahasan, dan pengolahan data
yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa
simpulan sebagai berikut.
1. Kemampuan siswa dalam membaca indah puisi pada tes awal atau
pretest di kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan berupa penerapan teknik pelatihan akting Stanislavski memperoleh nilai
rata-rata sebesar 68,7 pada kategori cukup yaitu di bawah nilai KKM
sekolah. Sementara itu, kemampuan siswa dalam membaca indah puisi
pada tes akhir atau posttest di kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan berupa penerapan teknik pelatihan akting Stanislavski
menjadi sebesar 76,1 pada kategori baik. KKM yang ditetapkan oleh
sekolah yaitu 75, sehingga hasil posttest di kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan berupa penerapan teknik pelatihan akting
Stanislavski ini menjadi diatas KKM. Nilai tersebut menunjukkan
terdapatnya perbedaan yang signifikan pada kemampuan membaca
indah puisi sebelum dan sesudah diberi perlakuan berupa penerapan
teknik pelatihan akting Stanislavski pada siswa di kelas eksperimen.
2. Kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca indah puisi pada tes
awal atau pretest di kelas kontrol sebelum diberi perlakuan berupa penerapan pendekatan langsung dengan metode ceramah memperoleh
nilai rata-rata sebesar 66,7 pada kategori cukup yaitu di bawah nilai
KKM sekolah. Sementara itu, kemampuan siswa dalam membaca
indah puisi pada tes akhir atau posttest di kelas kontrol setelah diberikan perlakuan berupa penerapan pendekatan langsung dengan
metode ceramah memperoleh nilai rata-rata 71,6 masih pada kategori