• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TEKNIK PELATIHAN AKTING STANISLAVSKI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INDAH PUISI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN TEKNIK PELATIHAN AKTING STANISLAVSKI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INDAH PUISI."

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN TEKNIK PELATIHAN AKTING STANISLAVSKI

DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INDAH PUISI

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Lembang Bandung

Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Audry Yuliane

1103514

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

▸ Baca selengkapnya: contoh deklamasi puisi

(2)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2015

PENERAPAN TEKNIK PELATIHAN AKTING STANISLAVSKI

DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INDAH PUISI

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Lembang Bandung Tahun

Ajaran 2014/2015)

oleh

Audry Yuliane

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

© Audry Yuliane.

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

(3)

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian

dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN TEKNIK PELATIHAN AKTING STANISLAVSKI

DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INDAH PUISI

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Lembang Bandung

Tahun Ajaran 2014/2015)

oleh

Audry Yuliane

NIM 1103514

disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Nenden Lilis Aisyah, M.Pd.

NIP 197109262003122007

Pembimbing II,

Rudi Adi Nugroho, M.Pd.

(4)

Ketua Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

Universitas Pendidikan Indonesia,

Dr. Dadang S Anshori, M.Si.

(5)

Audry Yuliane, 2015

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang sering muncul dalam pembacaan puisi, baik di sekolah maupun pada perlombaan membaca puisi tingkat pelajar regional atau nasional, yang setiap tahunnya dihadapkan pada persoalan yang sama, yakni persoalan bagaimana cara mengoptimalkan alat-luar (suara) dan alat-dalam (penjiwaan dan yang dapat berasosiasi dengannya) seorang pembaca puisi. Untuk memecahkan persoalan tersebut, peneliti mengujicobakan sebuah teknik berupa teknik pelatihan akting Stanislavski. Teknik pelatihan akting Stanislavski ini berprinsip pada tiga bentuk latihan, yakni olah tubuh, olah vokal, dan olah sukma. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana profil pembelajaran membaca indah puisi pada siswa kelas IX di SMP Negeri 1 Lembang, Bandung? 2) Bagaimana kemampuan membaca indah puisi pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah diterapkan perlakuan khusus berupa teknik pelatihan akting Stanislavski? 3) Bagaimana kemampuan membaca indah puisi siswa di kelas kontrol yang tanpa teknik pelatihan akting Stanislavski? 4) Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca indah puisi siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol? Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mengetahui profil pembelajaran membaca indah puisi pada siswa kelas IX di SMP Negeri 1 Lembang, Bandung; 2) menguji perbandingan kemampuan membaca indah puisi pada siswa kelas eksperimen sebelum dan sesudah diterapkan perlakuan khusus berupa teknik pelatihan akting Stanislavski; 3) menguji perbandingan kemampuan membaca indah puisi siswa kelas kontrol yang perlakuan khusus; 4) menguji ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca indah puisi siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ketiga jenis latihan tersebut adalah latihan yang mampu mengoptimalkan alat-luar dan alat-dalam pembaca puisi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 72 siswa yang terbagi ke dalam 36 siswa pada kelas eksperimen dan 36 siswa kelas kontrol yang diambil secara purposive sampling.

Metode penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dengan menghadirkan kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai kelas pembanding. Berdasarkan hasil hitungan uji t hipotesis diperoleh hasil thitung (4,06) ≥ ttabel (1,99). Hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Teknik

(6)

Audry Yuliane, 2015

APPLICATION TECHNIQUES ACTING TRAINING STANILAVSKI LEARNING IN BEAUTIFUL POETRY READING

(Quasi Experiments in Class IX SMP Negeri 1 Lembang Bandung Academic Year 2014/2015)

Audry Yuliane 1103514 ABSTRACT

This research is motivated by the problems that often arise in a poetry reading at school or on the race poetry reading student level regional and national levels every year are faced with the same problems that the issue of how to optimize the tool-outside (sound) and the tool-in (inspiration and which can be associated with) a reader of poetry. To solve these problems, researchers tested the technique in the form of acting training techniques Stanilavski in learning to read a beautiful poem in school. Ii research goal was to test the effectiveness of the technique Stanilavski acting training in teaching students to read a beautiful poem. Stanilavski acting training technique is the principle of the three forms of exercise, the body work, vocal, and if the soul. The three types of exercises are exercises that can optimize external tools and instruments in a poetry reader. The sample in this study amounted to 72 students are divided into classes of 36 students in the experimental and 36 control class taken by incidental sampling. The research method taken in this study is a quasi experimental method by presenting experimental class and control class as the class benchmark. Based on

the results of the count t test hypotheses obtained results tcount (4.06) ≥ t table

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR HAK CIPTA

KATA PENGANTAR ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB 2 IHWAL MEMBACA INDAH PUISI, PUISI DAN TEKNIK PELATIHAN STANILAVSKI 2.1 Ihwal Membaca Indah Puisi ... 9

2.1.1 Pengertian Membaca ... 9

2.1.2 Jenis-Jenis Membaca ... 10

2.1.3 Ihwal Membaca Indah Puisi ... 13

2.1.3.1 Definisi Membaca Indah Puisi ... 13

2.1.3.2 Jenis-Jenis Pembacaan Puisi ... 17

2.2 Ihwal Puisi ... 18

2.2.1 Pengertian Puisi ... 18

2.2.2 Hakikat Puisi ... 20

2.2.3 Metode Puisi ... 21

(8)

2.2.5 Cara Menafsirkan Puisi ... 24

2.3 Teknik Pelatihan Akting Stanilavski ... 25

2.3.1 Definisi Teknik Pelatihan Akting Stanilavski ... 25

2.3.2 Langkah-Langkah Teknik Pelatihan Akting Stanilavski ... 35

2.4 Penerapan Teknik Pelatihan Akting Stanilavski ... 47

2.5 Kerangka Berpikir ... 50

2.6 Hipotesis ... 52

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 52

3.2 Populasi dan Sampel ... 53

3.2.1 Populasi Penelitian ... 53

3.3.2 Sampel Penelitian ... 54

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 56

3.3.1 Tes ... 56

3.3.2 Obsevasi ... 56

3.4 Instrumen Penelitian ... 57

3.4.1 Instrumen Perlakuan ... 57

3.4.2 Instrumen Tes ... 65

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi dan Analisis Proses Penelitian ... 85

4.2 Deskripsi dan Analisis Data Hasil Observasi ... 90

4.3 Deskripsi dan Analisis Data Hasil Penelitian ... 91

4.3.1 Deskripsi Data Hasil Pretest dan Posttest ... 91

(9)

4.3.1.2 Nilai Rata-rata Posttest Kelas Eksperimen ... 94

4.3.1.3 Analisis Pembacaan sebagai Contoh Penilaian ... 97

4.3.1.3.1 Analisis Data Pretest Kelas Eksperimen ... 97

4.3.1.3.2 Analisis Data Posttest Kelas Eksperimen ... 98

4.3.1.4 Nilai Rata-rata Pretest Kelas Kontrol ... 99

4.3.1.5 Nilai Rata-rata Posttest Kelas Kontrol ... 101

4.3.1.6 Analisis Pembacaan sebagai Contoh Penilaian ... 104

4.3.1.6.1 Analisis Data Pretest Kelas Kontrol ... 104

4.3.1.6.2 Analisis Data Posttest Kelas Kontrol ... 105

4.3.2 Analisis Data Kuantitatif ... 105

4.3.2.1 Uji Prasyarat Nilai Hasil Pretest dan Posttest ... 106

4.3.2.1.1 Uji Reliabilitas Antarpenimbang ... 106

4.3.2.1.1.1 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Pretest Kelas Eksperimen ... 106

4.3.2.1.1.2 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Pretest Kelas Kontrol .. ... 108

4.3.2.1.1.3 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Posttest Kelas Eksperimen ... 111

4.3.2.1.1.4 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Posttest Kelas Kontrol . ... 114

4.3.2.1.2 Uji Normalitas ... 116

4.3.2.1.2.1 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen ... 117

4.3.2.1.2.2 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol ... 118

4.3.2.1.2.3 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen ... 119

4.3.2.1.2.4 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol ... 120

4.3.2.1.3 Uji Homogenitas ... 120

4.3.2.1.3.1 Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol…. ... 121

(10)

4.3.2.2 Uji Hipotesis ... 123

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 129

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan ... 136

5.2 Implikasi ... 137

5.2 Rekomendasi ... 138

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pretest-Posttest Control Group Design ... 53

Tabel 3.2 Populasi Penelitian ... 55

Tabel 3.3 Sampel Penelitian ... 55

Tabel 3.4 Lembar Tes Membaca Indah Puisi ... 66

Tabel 3.5 Format Penilaian Membaca Indah Puisi Berdasarkan Skala Nilai ... 72

Tabel 3.6 Kategori Penilaian ... 75

Tabel 3.7 Lembar Penilaian Membaca Indah Puisi ... 76

Tabel 3.8 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 77

Tabel 3.9 Lembar Observasi Aktivitas Siswa... 79

Tabel 4.1 Nilai Rata-rata Pretest Kelas Eksperimen ... 93

Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 95

Tabel 4.3 Nilai Rata-rata Posttest Kelas Eksperimen ... 96

Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 98

Tabel 4.5 Nilai Rata-rata Pretest Kelas Kontrol ... 100

Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 102

Tabel 4.7 Nilai Rata-rata Posttest Kelas Kontrol ... 103

Tabel 4.8 Rekapitulasi Nilai Posttest Kelas Kontrol ... 104

Tabel 4.9 Data Skor Uji Antarpenimbang Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 107

Tabel 4.10 Format Penghitungan ANAVA Pretest Kelas Eksperimen ... 109

Tabel 4.11 Data Skor Uji Antarpenimbang Hasil Pretest Kelas Kontrol ... 110

(12)

Tabel 4.13 Data Skor Uji Antarpenimbang Hasil Posttest Kelas Eksperimen

... 112

Tabel 4.14 Format Penghitungan ANAVA Posttest Kelas Eksperimen ... 114

Tabel 4.15 Data Skor Uji Antarpenimbang Hasil Posttest Kelas Kontrol .... 115

Tabel 4.16 Format Penghitungan ANAVA Posttest Kelas Kontrol ... 117

Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen ... 118

Tabel 4.18 Hasil Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol ... 119

Tabel 4.19 Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen ... 120

Tabel 4.20 Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol ... 121

Tabel 4.21 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 122

Tabel 4.22 Hasil Uji Homogenitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 123

Tabel 4.23 Perbedaan Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 125

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SK Skripsi

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 Lembar Tes Membaca Indah Puisi

Lampiran 4 Lembar Penilaian Tes Membaca Indah Puisi

Lampiran 5 Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa

Lampiran 6 Penilaian Pretest Kelas Eksperimen

Lampiran 7 Penilaian Pretest Kelas Kontrol

Lampiran 8 Penilaian Posttest Kelas Eksperimen

Lampiran 9 Penilaian Posttest Kelas Kontrol

(14)
(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Membaca indah puisi merupakan sebuah usaha mengapresiasi

karya sastra dan usaha menghidupkan sebuah karya sastra, khususnya

puisi, di tengah maraknya arus modernisasi. Puisi sebagai sebuah karya

yang lahir dari ekspresi seseorang (penulis) terhadap sebuah peradaban

atau lingkungan sekitar dirasa perlu terus dilestarikan agar karya tersebut

tetap hidup dan mampu memotivasi pandangan kritis generasi muda

terhadap persoalan yang ada, baik persoalan sosial, politik, budaya,

maupun hukum dan HAM. Untuk pencapaian tersebut, diperlukan adanya

usaha dari semua pihak, baik itu akademisi, maupun seniman, budayawan,

pelajar, dan masyarakat pada umumnya.

Lalu darimana sesungguhnya budaya membaca indah puisi itu

lahir? Jawabannya tidak lain adalah dari tradisi lisan masyarakat Indonesia

bertahun-tahun yang lalu. Tradisi lisan masyarakat Indonesia yang tidak

bisa dengan mudah dihilangkan, akhirnya membawa pengaruh terhadap

pelisanan puisi lama di Indonesia, salah satunya adalah di Bali. Teeuw

(1994, hlm. 173-174) mengungkapkan bahwa di Bali penggelaran puisi

tradisional disebut dengan istilah mabasan atau masasakan, membaca puisi tradisional bersama-sama, dinyanyikan atau hanya dilisankan.

Ibarat akar yang terus menjalar, penggelaran puisi tradisional

tersebut juga berimbas pada puisi modern di Indonesia, dengan istilah

yang berbeda, yakni peotry reading, pembacaan puisi modern. Salah satu

pelopor poetry reading tersebut adalah WS.Rendra yang biasa

menyuarakan puisinya di dalam penggelaran baca puisi, kemudian diikuti

oleh Sutardji Calzoum Bachri, dan seterusnya. Hingga saat ini lahir

banyak istilah untuk penyebutan puisi yang dilisankan, ada yang

menyebutnya poetryreading, deklamasi, membaca indah puisi, danada

(16)

istilah-istilah tersebut memiliki makna yang sama, yakni melisankan karya puisi

yang berupa tulisan melalui panggung pertunjukan. Hakikatnya pun sama,

yakni merupakan cara bagaimana masyarakat mengapresiasi bentuk karya

sastra berupa puisi dan juga sebagai bentuk upaya menjaga warisan tradisi.

Dalam dunia pendidikan, usaha apresiasi puisi tersebut terwujud

dalam rancangan kurikulum, terutama dalam KTSP yang menghadirkan

Standar Kompetensi (SK) membaca sastra. Melalui SK tersebut para siswa

dituntut untuk terampil membaca, menyimak, berbicara dan menulis karya

sastra. SK tersebut juga merupakan wujud konkret bagaimana dunia

pendidikan berperan aktif dalam menghidupkan karya sastra di kalangan

generasi muda.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah seorang pelatih

puisi di Komunitas Sastra Cianjur, Yusuf Gigan, pada tanggal 25 Juni

2015 (lihat transkrip wawancara pada lampiran), pembelajaran sastra,

khususnya membaca indah puisi, memang merupakan suatu pembelajaran

yang sulit sehingga banyak guru yang akhirnya menyerahkan siswa ke

Komunitas Sastra Cianjur untuk dilatih membaca puisi. Hal ini disebabkan

karena tidak adanya strategi atau teknik khusus untuk membuat

pembelajaran membaca indah puisi ini menarik dan membuat siswa aktif.

Minat dan kemampuan siswa dalam membaca indah puisi menjadi sangat

kurang. Salah satu penyebab sulitnya siswa dalam membaca indah puisi

adalah siswa kurang percaya diri. Oleh karena itu, diperlukan sebuah

teknik pembelajaran yang cocok untuk menumbuhkan rasa kepercayaan

diri para siswa untuk berani mengekpresikan puisi.

Pradopo (2010, hlm. 7) mengemukakan bahwa puisi itu

mengekpresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang

merangsang imajinasi panca indera dalam satuan yang berirama. Semua

itu merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan diekpresikan,

dinyatakan dengan menarik dan memberi kesan. Puisi itu merupakan

rangkaian dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah

(17)

Berdasarkan penjelasan Pradopo tersebut, terdapat penegasan

bahwa puisi harus diekpresikan dalam wujud paling berkesan. Dalam

dunia pendidikan hal tersebut disebut sebagai apresiasi puisi. Salah satu

bentuk apresiasi puisi yang berkesan salah satunya dapat dilakukan

melalui membaca indah puisi.

Menurut Soleh dalam makalahnya yang berjudul“Berlatih

Membaca Puisi dan Cerpen untuk Sekolah Menengah” (2011, hlm.2)

pembacaan puisi yang berkesan dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Pembacaan dengan bernyanyi, menari, berteriak, mengerang, bahkan

berguling sekali pun akan menjadi sebuah ekspresi yang menarik asalkan

apa yang dilakukan dalam pembacaan sesuai dengan interpretasi puisi

yang dibacakan. Dalam makalahnya Soleh juga mengemukakan tiga

pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembacaan puisi, yakni (1)

membca puisi dengan membawa teks, (2) pendekatan deklamasi, dan (3)

pendekatan keaktoran.

Adapun salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai

dalam pembelajaran membaca sastra adalah membaca indah puisi.

Membaca indah puisi tersebut mencakup beberapa aspek yang harus

dikuasai oleh para siswa, yakni, (1) pemaknaan, (2) penjiwaan, (3)

penguasaan gesture, (4) penguasaan mimik, dan (5) penguasaan vokal.

Kelima aspek tersebut termaktub dalam lembar penilaian membaca indah

puisi yang dimiliki oleh para guru. Dari aspek tersebut peneliti dapat

mengambil kesimpulan bahwa melalui membaca indah puisi, siswa

dituntut untuk mengoptimalkan dua alat dalam tubuhnya, yakni alat dalam

dan alat luar sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Noer (1997, hlm.

22) dua alat deklamasi adalah alat-dalam dan alat-luar. Alat dalam

berfungsi untuk menangkap isi dan maksud sajak serta ogan-organ yang

dapat berasosiasi dengannya, sedangkan alat luar bagi seorang deklamator

adalah suara yang baik. Dengan pertimbangan aspek yang harus dikuasai

oleh para siswa tersebut dan juga mempertimbangkan apa yang

(18)

dapat diterapkan untuk mengoptimalkan alat-luar dan alat-dalam para

siswa dalam pembelajaran membaca indah puisi adalah teknik pelatihan

akting Stanislavski.

Teknik pelatihan akting Stanislavski biasanya diterapkan dalam

pembelajaran drama karena di dalam sebuah drama, kemahiran aktor

dalam berakting merupakan unsur penting di atas panggung. Namun,

dalam pembelajaran membaca indah puisi pun para siswa juga

membutuhkan bekal keaktoran karena melalui bekal keaktoranlah para

siswa akan mampu menumbuhkan rasa percaya diri, termasuk

mengoptimalkan alat-luar dan alat-dalam seperti apa yang diungkapkan

oleh Noer di atas.

Pemikiran tersebut juga didukung oleh hasil wawancara peneliti

dengan seorang seniman, Gusjur Mahesa, pada tanggal 28 Oktober 2014

(transkrip wawancara terlampir), seusai perhelatan lomba Baca Puisi Piala

Rendra. Gusjur Mahesa menerangkan bahwa ketika pembacaan puisi di

atas panggung secara otomatis pembacaan tersebut harus mampu menjadi

sebuah pertunjukkan yang menarik. Seorang pembaca puisi akan terlihat

berkesan apabila dia juga mampu menjadi aktor, menjadi apa yang ada di

dalam puisi.

Pendapat tersebut senada dengan apa yang diungkapkan oleh

Asrizal Nur, ketika diwawancara seusai perlombaan baca Puisi Hari

Pahlawan di Semarang, tanggal 10 November 2014 (transkrip wawancara

terlampir). Asrizal mengemukakan bahwa pembacaan puisi seharusnya

lebih eksploratif. Seorang pembaca puisi seyogyanya mampu memainkan

pembacaan puisi yang berkesan di atas panggung dan tidak hanya

membaca seperti layaknya membaca di dalam kamar. Hal tersebut bisa

dilakukan dengan berbagai cara baik melalui eksplorasi tubuh, maupun

media seperti “video mapping”.

Selain pendapat yang diungkapkan oleh para ahli tersebut,

pengalaman peneliti dalam bidang pembacaan puisi semakin memperkuat

(19)

Lewat pelatihan keaktoran tersebutlah seorang pembaca puisi akan mampu

mengaktualisasikan jiwa dan tubuhnya di atas panggung. Berdasarkan

pendapat para ahli dan apa yang dirasakan oleh peneliti secara empiris

tersebut semakin memperkuat peneliti untuk menerapkan teknik pelatihan

akting Stanislavski dalam pembelajaran membaca indah puisi di sekolah.

Akan tetapi, sebelum diterapkan dalam pembelajaran di sekolah, perlu

adanya penelitian terlebih dahulu mengenai efektivitas teknik tersebut

dalam meningkatkan kemampuan membaca indah puisi.

Secara garis besar, pelatihan akting Stanislavski terdiri dari: 1) olah

tubuh. 2) olah vokal, dan 3) olah sukma. Olah tubuh diterapkan untuk

melatih stamina dan menunjang kesadaran gestikulasi seorang pembaca

puisi, olah vokal merupakan latihan yang bertujuan untuk menunjang

volume suara seorang pembaca puisi dan olah sukma adalah bentuk latihan

yang bertujuan untuk menunjang penjiwaan seorang pembaca puisi.

Peneliti melihat bahwa belum banyak penelitian yang dilakukan

oleh akademisi tentang membaca indah puisi. Adapun penelitian

sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian

berjudul “Penerapan Metode Belajar Kelompok dalam Pembelajaran Ekspresi Puisi” oleh Rizky Hermansyah (mahasiswa UPI Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2007). Hal tersebut

dikarenakan perlu adanya dasar keaktoran yang dimiliki oleh seorang

peneliti dalam menerapkan pendekatan tersebut agar dalam penerapannya

tidak terjadi ketimpangan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Teknik Pelatihan

Akting Stanislavski dalam Pembelajaran Membaca Indah Puisi Siswa

SMP Kelas IX di SMP Negeri 1 Lembang. (Penelitian Eksperimen Kuasi Nonequivalent Control Group Design)”.

1.2Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan, rumusan masalah

(20)

1. Bagaimana proses pembelajaran membaca indah puisi pada siswa kelas

eksperimen dengan menggunakan teknik pelatihan akting Stanislavski?

2. Bagaimana kemampuan membaca indah puisi pada siswa kelas

eksperimen sebelum dan sesudah diterapkan perlakuan khusus berupa

teknik pelatihan akting Stanislavski?

3. Bagaimana kemampuan membaca indah puisi siswa kelas kelas kontrol

yang tanpa teknik pelatihan akting Stanislavski?

4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca

indah puisi di kelas eksperimen dengan kelas kontrol?

1.3Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif

pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan materi standar

dalam kurikulum.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

hal-hal sebagai berikut:

1. Mengetahui proses pembelajan membaca indah puisi di kelas eksperimen

dengan teknik pelatihan akting Stanislavski

2. Mengetahui perbandingan kemampuan membaca indah puisi siswa kelas

eksperimen sebelum dan sesudah diterapkan perlakuan khusus berupa

teknik pelatihan akting Stanislavski.

3. Mengetahui perbandingan kemampuan membaca indah puisi siswa kelas

kontrol yang tanpa perlakuan berupa teknik pelatihan akting Stanislavski.

4. Mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan

membaca indah puisi siswa di kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat praktis bagi

beberapa pihak, yakni guru, siswa dan peneliti. Adapun manfaat praktis

tersebut adalah sebagai berikut.

(21)

Melalui penerapan teknik pelatihan akting Stanislavski, Guru

diharapkan dapat memeroleh masukkan dalam menggunakan pendekatan

yang bisa menstimulasi rasa percaya diri, daya kreatif dan ekploratif siswa

dalam membaca puisi sehingga keterampilan membaca puisi siswa dapat

meningkat.

2. Bagi Siswa

Melalui penerapan teknik pelatihan akting Stanislavski, siswa

diharapkan dapat mengoptimalkan rasa percaya diri, mengasah kreatifitas

melalui pengoptimalan alat-luar dan alat-dalam seorang deklamator,

kemudian memunculkan keberanian eksplorasi sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam membaca indah puisi.

3. Bagi Peneliti

Sebagai tugas akhir, penelitian ini diharapkan mampu menjadi media

pembuktian atas ilmu yang telah didapat oleh peneliti selama berada di

bangku perkuliahan. Selain media pembuktian, penelitian ini juga

diharapkan mampu menjadi bentuk pengabdian peneliti terhadap dunia

pendidikan di Indonesia.

1.5Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini disusun menjadi lima bab utama yakni BAB I

Pendahuluan, BAB II Landasan Teoritis, BAB III Metodologi Penelitian,

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. BAB V Simpulan, Implikasi

dan Rekomendasi. BAB I pendahuluan dalam penelitian ini berisi tentang

latar belakang penelitian mengapa masalah pembelajaran membaca indah

puisi ini diteliti, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian yang ingin

dicapai, serta manfaat penelitian yang diharapkan oleh peneliti.

Pada BAB II, penulis mengemukakan tentang teori-teori dari para ahli

yang dijadikan sebagai landasan peneliti dalam melakukan penelitian baik

(22)

variabel teknik pembelajaran yang digunakan dalam penelitian. Selain itu,

peneliti mencantumkan asumsi yang dirumuskan oleh peneliti serta

hipotesis yang diajukan oleh peneliti.

BAB III yaitu bab metodologi penelitian, pada bagian ini peneliti

menjelaskan tentang hal-hal yang berkenaan dengan metode dan desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian, populasi dan sampel

penelitian, rumusan definisi-definisi yang dioperasionalkan yang

selanjutnya melahirkan indikator-indikator yang dijabarkan dalam

instrumen penelitian. Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan

dalam penelitian ini menggunakan tiga instrumen yaitu instrumen

perlakuan berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), instrumen tes

berupa soal dan kriteria penilaian performansi membaca indah puisi, dan

instrumen observasi berupa lembar observasi aktivitas guru dan lembar

observasi aktivitas siswa. Terakhir, dalam BAB ini peneliti mencantumkan

pula teknik pengolahan data. Pada tahap ini, peneliti menjelaskan cara-cara

yang akan dilakukan peneliti dalam mengolah data yang sudah dihasilkan

sebelumnya.

BAB IV dalam penelitian ini berisi tentang hasil penelitian dan

pembahasan. BAB IV hasil penelitian dan pembahasan ini menjabarkan

tentang deskripsi proses penelitian, deskripsi hasil penelitian, analisis

membaca indah puisi siswa, analisiis data dan pembahasan. Pada bagian

pembahasan, peneliti mengorelasikan antara teori yang digunakan dengan

data hasil penelitian yang sudah diperoleh, kemudian menghubungkannya

dengan hipotesis yang diajukan.

BAB V merupakan BAB terakhir. BAB ini berisi tentang simpulan

serangkaian pembahasan yang sudah dilakukan dan merupakan jawaban

atas rumusan masalah yang telah diajukan pada BAB I. Selain itu, BAB ini

juga berisi tentang implikasi, dan rekomendasi yang diajukan peneliti bagi

(23)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya perbedaan

kemampuan membaca indah puisi di kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, peneliti menggunakan metode

penelitian kuantitatif yang berupa metode eksperimen. Metode eksperimen

adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono,

2012, hlm. 107). Jenis metode eksperimen yang digunakan adalah metode

eksperimen kuasi (quasi experimental research) Nonequivalent Control

Group Design. Desain ini menggunakan dua kelompok subjek yang salah satunya diberi perlakuan. Satu kelompok sebagai pembanding tidak mendapat

perlakuan khusus peneliti. Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk

memperoleh jawaban atas hipotesis yang disusun. Gambaran desain

penelitian ini terlihat pada tabel sebagai berikut

Tabel 3.1

Desain Metode Penelitian Eksperimen Semu

(Nonequivalent Control Group Design)

(Sugiyono, 2012, hlm. 116)

Keterangan:

O

1 X

O

2

………

(24)

O1 = Nilai pretest kelas eksperimen (sebelum diberi perlakuan)

O2 = Nilai posttest kelas eksperimen (setelah diberi perlakuan)

O3 = Nilai pretest kelas kontrol

O4 = Nilai pascatest kelas kontrol

X = Perlakuan

Deskripsi mengenai implementasi desain ini adalah pemberian tes

awal atau pretest di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil dari tes awal

atau pretest adalah hasil awal kemampuan siswa dalam pembelajaran

membaca indah puisi. Pada kelas kontrol, peneliti tidak memberikan

treatment khusus dalam pembelajaran. Peneliti hanya menggunakan metode yang biasa guru mata pelajaran terapkan dalam pembelajaran membaca

indah puisi. Berbeda halnya dengan kelas eksperimen. Peneliti memberikan

treatment khusus yaitu metode pelatihan akting Stanislavski pada beberapa kali pertemuan. Setelah pelaksanaan pembelajaran yang berbeda dilakukan,

peneliti kemudian memberikan soal tes akhir atau posttest kepada dua kelas

subjek tersebut. Hasil akhir ini adalah hasil kemampuan membaca indah

puisi kedua kelas subjek. Kelas kontrol yang tidak diberikan treatment

dengan kelas eksperimen yang diberikan treatment. Hasil kemampuan awal

dan akhir siswa akan dianalisis tingkat perbedaannya. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui adanya perubahan terhadap hasil treatment yang

dilakukan pada kelas eksperimen sebelum mendapat perlakuan dan sesudah

mendapat perlakuan.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah subjek atau objek secara keumuman yang akan

dipelajari dan ditarik kesimpulan oleh peneliti dengan kualitas dan

(25)

tidak dilihat dari segi kuantitas saja tetapi segi kualitas yang meliputi

karakteristik objek atau subjek yang ada di dalamnya.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1

Lembang. Alasan peneliti memilih sekolah tersebut karena posisi SMP

Negeri 1 Lembang sebagai kluster pertama menarik perhatian peneliti

untuk mengetahui kemampuan membaca indah puisi di sekolah tersebut.

Kluster pertama memiliki nilai potensi yang sudah diakreditasi berkualitas

sangat baik dari segi kemampuan akademik dan nonakademik. Adapun

rincian penyebaran kelas IX SMP Negeri 1 Lembang tahun ajaran

2014/2015 sebagai berikut.

Tabel 3.2

Daftar Populasi Kelas IX SMP Negeri 1 Lembang

NO KELAS

JUMLAH POPULASI

JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 IX-A 10 20 30

2 IX-B 16 18 34

3 IX-C 8 27 35

4 IX-D 16 20 36

5 IX-E 17 19 36

6 IX-F 12 25 37

7 IX-G 13 25 38

8 IX-H 9 26 35

(26)

Sampel adalah sebagian dari populasi. Menurut Sugiyono (2012,

hlm. 118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Peneliti mengambil sampel karena

populasi yang akan diteliti terlalu besar. Keterbatasan waktu, dana, tenaga,

dan teknis lainnya membuat peneliti mengambil sampel dari populasi yang

sudah ditentukan.

Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan menggunakan

teknik sampling purposiv. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 118) sampling

purposiv adalah teknik pengumpulan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Adapun pertimbangan yang menjadi indikator dalam pemilihan

sampel yang disusun oleh peneliti adalah sampel haruslah kelas yang

memiliki minat lebih terhadap pembelajaran sastra baik membaca maupun

menulis karya sastra. Minat siswa terhadap sastra tersebut dilihat dari

pemerolehan nilai rata-rata siswa dalam pembelajaran sastra yang dimiliki

oleh guru maupun dari hasil wawancara peneliti dengan guru mata

pelajaran bahasa Indonesia yang mengajar di kelas IX. Setelah peneliti

melihat pemerolehan nilai rata-rata tersebut dan juga mewawancarai guru,

kemudian peneliti menentukan kelas IX D menjadi kelas eksperimen

karena pemerolehan nilai rata-rata pembelajaran sastra di kelas ini di atas

pemerolehan rata-rata nilai di kelas lain. Selain itu, hasil wawancara

peneliti dengan guru menunjukkan bahwa di kelas IX D banyak siswa

yang mengikuti ekstrakurikuler yang berkaitan dengan sastra dan kesenian

seperti teater, karawitan, maupun tari tradisional. Tidak sedikit pula siswa

di kelas ini yang sudah mengikuti lomba baca puisi, maupun lomba tulis

karya sastra dan kesenian lainnya. Adapun kelas kontrol yang berpern

sebagai kelas pembanding adalah kelas IX E. Peneliti memilih kelas IX E

sebagai kela kontrol karena karakteristik siswa kelas IX E sama dengan

karakteristik siswa kelas IX D. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dua kelas

(27)

Tabel 3.3

Daftar Jumlah Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol

KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

IX D 12 24 36

IX E 13 23 36

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu teknik tes. Teknik tes yang dilakukan berupa tes penampilan

membaca indah puisi di depan kelas. Pengumpulan data dilakukan dua kali

tes, yakni pada pretest di awal pertemuan dan posttest di akhir penelitian.

3.3.1 Tes

Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil

belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan

penguasaan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan

pengajaran. Dalam batas tertentu tes dapat pula digunakan untuk

mengukur atau menilai hasil belajar bidang afektif dan psikomotoris

(Sudjana, dalam Tukiran, dan Hidayat, 2012, hlm. 50).

a. Pretest

Tes awal ini deberikan kepada siswa sebelum diberi perlakuan

berupa penerapan metode pelatihan akting Stanislavski, dan tanpa

perlakuan pada kelas kontrol. Tes ini bertujuan untuk mengetahui

kemampuan membaca indah puisi siswa sebelum diberi perlakuan. Bentuk

tes awal yang diberikan kepada siswa dalam penelitian ini adalah tes

dengan bentuk penampilan membaca indah puisi di depan kelas.

(28)

Tes akhir ini adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui hasil

keterampilan membaca indah puisi setelah siswa mendapat perlakuan pada

kelas eksperimen dan tanpa perlakuan pada kelas kontrol.

3.3.2 Observasi

Menurut Sugiyono (2009, hlm. 145), observasi sebagai teknik

pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik

yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu

berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi

juga objek-objek yang lain.

Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2009, hlm. 145) mengemukakan bahwa

observasi merupakan suatu proses kompleks, suatu proses yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah

proses-proses pengamatan dan ingatan.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, peneliti

berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila

responden yang diamati tidak terlalu besar.

Dalam penelitian ini menggunakan observasi pengamatan guru terhadap

aktivitas siswa ketika diberikan perlakuan dalam pembelajaran membaca indah

puisi. Obeservasi tersebut ditujukan untuk melihat bagaimana perbedaan proses

pembelajaran siswa dalam membaca indah puisi sebelum dan setelah diberi

perlakuan.

Terdapat tiga hal yang menjadi pengamatan guru dalam proses

pengamatan, yaitu (1) aktivitas pembelajaran guru dan siswa, (2) hambatan siswa

sebelum diberi perlakuan, dan (3) solusi yang dirasakan guru serta siswa setelah

penerapan perlakuan dilaksanakan. Observasi ini dilakukan sebelum penelitian

dan selama proses pelaksanaan penelitian.

3.4 Instrumen Penelitian

(29)

Sehubungan dengan objek penelitian berupa pembelajaran membaca indah

puisi di sekolah, maka penelitian ini menggunakan instrumen perlakuan berupa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dirancang berdasarkan teknik yang

digunakan yakni, teknik pelatihan akting Stanislavski. Adapun deskripsi dari RPP

perlakuan tersebut adalah sebagai berikut.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP Negeri 1 Lembang, Bandung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : IX/2

Standar Kompetensi : Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca

puisi dan buku cerita anak

Kompetensi Dasar : Membaca indah puisi dengan mengoptimalkan fungsi

alat-luar (suara) dan alat-dalam (penjiwaan maupun yang

dapat berasosiasi dengannya) yang sesuai dengan makna

teks puisi yang dibacakan melalui teknik pelatihan akting

Stanislavski.

Indikator : Mampu mengoptimalkan fungsi alat-luar (suara) dan

alat-dalam (penjiwaan maupun yang dapat berasosiasi

(30)

Alokasi Waktu : 10 x 40 ( 5 x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

a. Siswa mampu membaca indah puisi dengan mengoptimalkan fungsi

alat-luar (suara)

b. Siswa mampu membaca inah puisi dengan mengoptimalkan alat-dalam

(penjiwaan maupun yang dapat berasosiasi dengannya) yang sesuai

dengan makna teks puisi yang dibacakan.

B. Materi Pembelajaran

a. Mendengarkan guru membacakan teks puisi.

b. Bertanyajawab persoalan makna puisi yang dibacakan oleh guru.

c. Diskusi persoalan tafsir puisi yang dibacakan oleh guru dan juga tafsir

puisi yang hendak menjadi bahan tes.

d. Berlatih mengoptimalkan alat-luar (suara).

e. Berlatih mengoptimalkan alat-dalam (penjiwaan maupun yang dapat

berasosiasi dengannya).

f. Berlatih membaca puisi.

C. Teknik Pembelajaran

a. Teknik pelatihan akting Stanislavski

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pertemuan Pertama

Kegiatan Awal  Siswa merespon salam

dari guru.

(31)

kompetensi dasar, tujuan,

manfaat dan

langkah-langkah pembelajaran

yang akan dilaksanakan.

 guru melakukan apersepsi

dan motivasi terkait

dengan membaca indah

puisi.

 guru membacakan sebuah

puisi dengan menerapkan

kaidah membaca indah

pada pembacaannya.

10 menit

Kegiatan Inti  Guru membagikan teks

puisi kepada siswa.

 Guru membimbing siswa

(32)

dalam teks puisi,

terkait dengan tafsir puisi.

 Guru membimbing siswa

untuk melakukan tiga

bentuk latihan dasar yang

berfungsi untuk

mengoptimalkan alat-luar

dan alat-dalam, yakni

latihan olah tubuh, olah

vokal, dan olah sukma

dengan berbagai bentuk

permainan.

 Guru membimbing siswa

untuk berlatih membaca

(33)

Kegiatan

Penutup

 Guru beserta siswa

mengeksplorasi manfaat

latihan yang telah

dilakukan.

 Guru menugaskan siswa

untuk menghapal puisi di

rumah.

 Siswa beserta guru

mengakhiri pembelajaran

dengan mengucapkan

salam dan berdoa.

Pertemuan Kedua

Kegiatan awal  Siswa merespon salam dari guru berikut

pertanyaan sehubungan

dengan kondisi

pembelajaran sebelumnya.

 Siswa menerima informasi

tentang keterkaitan

pembelajaran sebelumnya

dengan pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

 Siswa menerima informasi

kompetensi dasar, tujuan,

manfaat dan

langkah-langkah pembelajaran

yang akan dilaksanakan

10 menit

Kegiatan inti  Guru membimbing siswa untuk menuju lapangan

(34)

olahraga.

 Guru membimbing siswa

untuk melakukan tiga

bentuk latihan dasar yang

berfungsi untuk

mengoptimalkan alat-luar

dan alat-dalam, yakni

latihan olah tubuh, olah

vokal, dan olah sukma

dengan berbagai bentuk

permainan.

 Guru membimbing siswa

untuk berlatih membaca

puisi.

Kegiatan

penutup

 Guru beserta siswa

mengeksplorasi manfaat

latihan yang telah

dilakukan.

 Guru menugaskan siswa

untuk menghapal puisi di

rumah.

 Siswa beserta guru

mengakhiri pembelajaran

dengan mengucapkan

salam dan berdoa.

10 menit

Pertemuan ketiga

Kegiatan Awal  Siswa merespon salam dari guru berikut

(35)

dengan kondisi

pembelajaran sebelumnya.

 Siswa menerima informasi

tentang keterkaitan

pembelajaran sebelumnya

dengan pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

 Siswa menerima informasi

kompetensi dasar, tujuan,

manfaat dan

langkah-langkah pembelajaran

yang akan dilaksanakan

10 menit

Kegiatan Inti  Guru membimbing siswa

untuk menuju lapangan

olahraga.

 Guru membimbing siswa

untuk melakukan tiga

bentuk latihan dasar yang

berfungsi untuk

mengoptimalkan alat-luar

dan alat-dalam, yakni

latihan olah tubuh, olah

vokal, dan olah sukma

dengan berbagai bentuk

permainan.

 Guru membimbing siswa

untuk berlatih membaca

puisi.

60 menit

(36)

Audry Yuliane, 2015

PENERAPAN TEKNIK PELATIHAN AKTING STANISLAVSKI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INDAH PUISI

Penutup mengeksplorasi manfaat

latihan yang telah

dilakukan.

 Guru menugaskan siswa

untuk menghapal puisi di

rumah.

 Siswa beserta guru

mengakhiri pembelajaran

dengan mengucapkan

salam dan berdoa.

3.4.2 Tes

3.4.2.1 Lembar Tes

Tabel 3.4

Lembar Tes

Pilihlah satu puisi dari beberapa judul puisi di bawah ini:

a. Balada Terbunuhnya Atmo Karpo karya WS. Rendra

b. Sajak Palsu karya Agus S. Sarjono

c. Tubuhku, Sungai Waktu karya Faisal Syahreza

Kemudian bacalah puisi pilihanmu tersebut di depan kelas dengan

(37)

Berikut adalah teks puisi yang digunakan sebagai tes dalam penelitian ini.

Balada Terbunuhnya Atmo Karpo

Karya: WS. Rendra

Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi

Bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya

di pucuk-pucuk para

Mengepit kuat-kuat lutut menunggang

perampok yang diburu

Surai bau keringat basah, jenawi pun

telanjang

Segenap warga desa mengepung hutan itu

Dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo

Mengutuki bulan betina dan nasibya yang malang

Berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri

Satu demi satu yang maju terhadap

(38)

Penunggang baja dan kuda mengikat

kaki muka.

Nyawamu barang pasar, hai orang-orang bebal!

Tombakmu pucuk dan matiku jauh orang papa.

Majulah Joko Pandan! Di mana ia?

Majulah ia kerna padanya seorang kukandung dosa

Anak panah empat arah dan musuh tiga silang

Atmo Karpo tegak, tujuh liang.

Joko Pandan! Di mana ia!

Hanya padanya seorang kukandung dosa.

Bedah perutnya tapi masih setan ia

Menggertak kuda, di tiap ayun menungging kepala

Joko Pandan! Di manakah ia!

Hanya padanya seorang kukandung dosa.

Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan

Segala menyibak bagi derapnya kuda hitam

Ridla dada bagi derunya denam yang tiba.

Pada langkah pertama keduanya sama baja.

Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo

Panas luka-luka, terbuka daging kelopak angsoka.

(39)

Pesta bulan, sorak sorai, anggur darah

Joko Pandan menegak, menjilat darah di pedang

Ia telah membunuh bapanya.

SAJAK PALSU

Karya: Agus R. Sarjono

Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucap

anak sekolah

dengan sapaan palsu.

Lalu merekapun

Belajar

sejarah palsu dari buku-buku palsu. Di

akhir sekolah

mereka terperangah melihat hamparan

nilai mereka

yang palsu. Karena tak cukup nilai, maka

berdatanganlah

mereka ke rumah bapak dan ibu

guru

untuk menyerahkan amplop berisi

perhatian

dan rasa hormat palsu. Sambil tersipu

palsu

dan membuat tolakan-tolakan palsu,

akhirnya pak guru

(40)

berjanji palsu

untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan

nilai-nilai palsu yang baru. Masa sekolah

demi masa sekolah berlalu, merekapun

lahir

sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu,

ahli pertanian palsu, insinyur palsu.

Sebagian menjadi guru, ilmuwan

atau seniman palsu. Dengan gairah tinggi

mereka menghambur ke tengah

pembangunan palsu

dengan ekonomi palsu sebgai panglima

palsu. Mereka saksikan

ramainya perniagaan palsu dengan ekspor

dan impor palsu yang mengirim dan

mendatangkan

berbagai barang kelontong kualitas palsu.

Dan bank-bank palsu dengan giat

menawarkan bonus

dan hadiah-hadiah palsu tapi diam-diam

meminjam juga pinjaman dengan ijin dan surat palsu

kepada bank negeri

yang dijaga pejabat-pejabat palsu.

Masyarakatpun berniaga

dengan uang palsu yang dijamin devisa palsu. Maka

uang-uang asing menggertak dengan kurs

palsu

(41)

terperosok krisis

yang meruntuhkan pemerintahan palsu

ke dalam nasib buruk palsu. Lalu orang–orang palsu

meneriakkan kegembiraan palsu dan mendebatkan

gagasan-gagasan palsu di tengah seminar

dan dialog-dialog palsu menyambut

tibanya

demokrasi palsu yang berkibar-kibar

begitu nyaring

dan palsu.

(1998)

TUBUHKU, SUNGAI WAKTU

Karya: Faisal Syahreza

di dalam tubuhku, ada arus waktu

yang menyeret setiap bangkai peristiwa

dengan berbagai wujud.

sesekali melintas di atasnya

dirimu yang tak pernah kukenal kembali.

dengan segala keinginan yang mulai

menghantui dan kecemburuan yang menggila.

kepada tubuhku hari-hari dialirkan

sebagai tumpukkan berita usang

(42)

tetapi tubuhku masih belum cukup puas

menerimanya.

betapa derasnya, hingga orang-orang

di sekitarku, melihat tubuhku

seperti sebuah bencana yang merenggut

banyak maut.

mungkin kecelakaan atau pembunuhan

terjadi di sana, di amuknya.

batu-batu hitam di dalamku

setengah terbenam

setengah timbul

menampakkan kegelisahan

dari wajah-wajah kemiskinan.

ada sebuah pohon tumbang

ke dasarnya, mungkinkah itu zaman?

atau hanya ada seseorang yang tak sengaja

merobohkannya demi segenggam kekuasaan?

terakhir, seorang putus asa

seperti mulai tak percaya pada hidupnya

melompat ke dalamya.

tanpa jeritan juga tanpa surat

perpisahan ia membunuh dirinya dirinya sendiri.

(43)

tak pernah berhenti bergemuruh

meminta nasibku untuk habis penuh-seluruh.

(2013)

3.4.2.2 Format Penilaian Membaca Indah Puisi

Tabel 3.5

Jika dalam pembacaannya siswa mampu:

 Menguasai fleksibilitas suara (warna

suara), yang sesuai dengan makna puisi.

 Menguasai pelafalan (artikulasi)

sehingga setiap diksi yang

diucapkannya menjadi jelas

terdengar.

 Menggunakan volume suara yang

jelas terdengar.

 Menguasai tempo membaca yang

tepat sehubungan dengan penjedaan yang ada di dalam puisi yang dibacakan.

 Menguasai intonasi/lagu suara yang

dapat mengimajikan makna puisi yang dibacakan (terutama nada dan perasaan yang terdapat dalam puisi.

8

(Baik)

Jika salah satu unsur tidak terpenuhi (misalnya dalam pembacaan puisinya siswa tidak menguasai pelafalan (artikulasi)).

(44)

(Cukup) unsur yang tidak terpenuhi.

4

(Kurang)

Jika dalam pembacaannya terdapat tiga unsur yang tidak terpenuhi.

2

(Sangat Kurang)

Jika dalam pembacaannya terdapat empat unsur yang tidak terpenuhi.

2. Menguraikan

Jika dalam pembacaan puisinya siswa mampu:

 Menggunakan tekanan kata yang

tepat yang sesuai dengan makna puisi yang dibacakan.

 Menguasai variasi dalam nada

pengucapan yang mengimajikan

nada dan perasaan puisi.

 Menguasai variasi dalam tempo

sesuai dengan penjedaan atau tanda baca yang terdapat di dalam puisi yang dibacakan.

 Menguasai variasi dalam volume

yang dapat mengimajikan makna puisi yang dibacakan.

 Menguasai ritme membaca yang

dapat menghadirkan rima dan irama teks puisi yang dibacakan.

13

(Baik)

Jika salah satu unsur tidak terpenuhi (misalnya dalam pembacaan puisinya siswa tidak menguasai variasi dalam tempo sesuai dengan penjedaan atau tanda baca yang terdapat di dalam teks puisi).

11

(Cukup)

Jika dalam pembacaan puisinya terdapat dua unsur yang tidak terpenuhi.

9

(Kurang)

(45)

7

(Sangat Kurang)

Jika dalam pembacaan puisinya terdapat empat unsur yang tidak terpenuhi.

3. Ekspresi

Tubuh

20

(Sangat Baik)

Jika dalam pembacaan puisinya siswa mampu:

 Menguasai gerak tubuh dengan

luwes, mengalir, dan variatif yang dapat mengimajikan makna puisi yang dibacakan.

 Menguasai variasi mimik yang dapat

mengimajikan makna puisi yang dibacakan.

 Menguasai variasi gesture yang

dapat mengimajikan makna puisi yang dibacakan.

 Menguasai movement (gerakan dari

satu tempat ke tempat yang lain).

 Mampu mengendalikan gerakan

tubuh yang berlebihan.

18

(Baik)

Jika salah satu unsur tidak terpenuhi (misalnya jika dalam pembacaan puisinya siswa tidak menguasai variasi mimik yang dapat mengimajikan makna puisi yang dibacan.

16

(Cukup)

Jika dalam pembacaan puisinya terdapat dua unsur yang tidak terpenuhi.

14

(Kurang)

Jika dalam pembacaan puisinya terdapat tiga unsur yang tidak terpenuhi.

12

(Sangat Kurang)

Jika dalam pembacaan puisinya terdapat empat unsur yang tidak terpenuhi.

4. Kelengkapan

dan ketepatan

5

(Sangat

(46)

pelafalan diksi Baik) dengan diksi yang terdapat di dalam teks puisi.

4

(Baik)

Jika dalam pembacaannya siswa melakukan satu kali kesalahan pelafalan terkait dengan diksi yang terdapat di dalam teks puisi.

3

(Cukup)

Jika dalam pembacaannya siswa melakukan dua kali kesalahan pelafalan terkait dengan diksi yang terdapat di dalam teks puisi.

2

(Kurang)

Jika dalam pembacaannya siswa melakukan tiga kali kesalahan pelafalan terkait dengan diksi yang terdapat di dalam teks puisi.

1

(Sangat Kurang)

Jika dalam pembacaannya siswa melakukan lebih dari empat kali kesalahan pelafalan terkait dengan diksi yang terdapat di dalam puisi.

Skor ideal = 50

Modifikasi panduan deklamasi Arifin C. Noer

Skor maksimal: 50

Hasil penilaian dihitung dengan rumus:

Tabel 3.6

Kategori Penilaian

No Kategori Rentang Nilai

1. Sangat Baik 85-100

2. Baik 75-84

3. Cukup 60-74

4. Kurang 40-59

(47)

5. Sangat Kurang 0-39

(Hasil modifikasi Nurgiyantoro, 2011, hlm. 253)

Tabel 3.7

Lembar Penilaian Membaca Indah puisi

No Nama Siswa

Aspek

yang

Dinilai

Jumlah Nilai

Ket

1 2 3 4

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Keterangan:

1 = Suara

2 = Menguraikan dan menghidupkan kalimat

(48)

3.4.3 Observasi

3.4.3.1 Lembar Observasi

3.4.3.1.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru

Berikut adalah lembar observasi aktivitas guru yang digunakan dalam

penelitian ini.

Tabel 3.8

Lembar Observasi Aktivitas Guru

No. Aspek yang Dinilai 4 3 2 1 Keterangan

1. Kemampuan membuka pelajaran:

a. Menarik perhatian siswa

b. Mmeberi motivasi kepada siswa

berkaitan dengan membaca indah

puisi

c. Melakukan kegiatan apersepsi

d. Memberi acuan tentang membaca

indah puisi

2. Sikap guru dalam proses pembelajaran:

a. Kejelasan suara dalam

komunikasi dengan siswa

b. Tidak melakukan gerakan atau

ungkapan yang mengganggu

perhatian siswa

c. Antusiasme dalam penampilan

d. Mobilitas posisi di dalam kelas

3. Penguasaan materi pembelajaran:

a. Kejelasan menjelaskan materi

(49)

b. Kejelasan meposisikan membaca

indah puisi sebagai bentuk

apresiasi puisi

c. Kejelasan menerangkan

berdasarkan tuntutan aspek

kompetensi dalam memberikan

contoh sesuai dengan tuntutan

aspek kompetensi

d. Kejelasan memberikan contoh

penjedaan, pemaknaan,

penjiwaan, volume suara, mimik,

dan gestur

e. Kejelasan memberikan contoh

pembacaan puisi yang baik

4. Implementasi langkah-langkah

pembelajaran:

a. Penyajian bahan ajar sesuai

dengan lamngkah-langkah yang

ada di dalam RPP

b. Proses belajar menggunakan

metode pelatihan akting

Stanislavski mencerminkan

komunikasi guru kepada siswa

c. Antusias dalam menanggapi

respons dari siswa

d. Cermat dalam memanfaatkan

waktu

5. Penggunaan media pembelajaran

a. Memerhatikan prinsip

(50)

menunjang metode pelatihan

akting Stanislavski

b. Menggunakan media dengan

tepat

c. Mengoperasikan media dengan

terampil

d. Membantu kelancaran proses

belajar mengajar

6. Evaluasi

a. Melakukan evaluasi berdasarkan

tuntutan aspek kompetensi

berupa tes terampil membaca

indah puisi menggunkan metode

pelatihan akting Stanislavski

b. Melalukan evaluasi sesuai

dengan bentuk dan jenis yang

direncanakan

7. Kemampuan menutup pelajaran

a. Meninjau kembali materi

membaca indah puisi dengan

metode pelatihan akting

Stanislavski yang diajarkan

b. Memberi kesempatan siswa

untuk bertanya

c. Menyampaikan penjelasan

singkat mengenai materi untuk

pertemuan selanjutnya

Jumlah nilai aspek

(51)

4= sangat baik

3= baik

2= cukup

1= kurang

3.4.1.1.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Berikut adalah lembar observasi aktivitas siswa.

Tabel 3.9

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Aktivitas Siswa 4 3 2 1 Keterangan

1. Menjawab pertanyaan guru

2. Antusiasme ketika latihan olah tubuh,

olah vokal, dan olah sukma,

3. Mampu melakukan olah tubuh (gerak

kreatif, gerak berantai dan lain

sebagainya)

4. Mampu melakukan olah vokal

(pernafasan, artikulasi, intonasi,

volume)

5. Mampu melakukan olah sukma

(penjiwaan dan perasaan

6. Memperhatikan penjelasan guru

7. Serius dan mampu bekerja sama dalam

mengerjakan tugas

Jumlah Nilai Aspek

Keterangan:

4= sangat baik

(52)

2= cukup

1= kurang

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan teknik

pengolahan data kuantitatif. Pengolahan data kuantitatif tersebut diuji dengan

menggunakan statistik (ukuran) yang tepat sehingga diperoleh kesimpulan bahwa

testi (subjek yang dievaluasi) itu berukuran tinggi-rendah, baik-jelek, atau

berhasil-gagal (Subana, dkk., 2005, hlm. 16). Selain itu, statistik juga berperan

untuk mengujikan suatu hipotesis. Berikut ini adalah tahapan pengolahan data

dalam penelitian yaitu sebagai berikut.

1. Tahap pengolahan data, tahap ini merupakan tahap pengolahan awal dari

data-data yang telah diperoleh atau dikumpulkan dari hasil observasi, tes, dan

lain-lain.

2. Tahap pengorganisasian data, tahap ini merupakan tahap untuk memilih

data-data yang diperlukan dan sesuai dengan masalah penelitian untuk mencapai

tujuan penelitian. Data-data yang dipilih selanjutnya dianalisis sesuai dengan

kebutuhan penelitian.

3. Tahap temuan hasil, tahap ini merupakan tahap yang diperoleh setelah

dilakukan analisis data yang dapat memberikan gambaran atau fakta di

lapangan. Pada tahap ini, peneliti akan dapat menyimpulkan hasil dari

penelitian yang telah dilakukan.

Perhitungan data kuantitatif, seperti hasil tes kemampuan membaca indah

puisi siswa akan diolah menggunakan statistik. Hasil perhitungan statistik ini akan

dapat membuktikkan keefektifan teknik yang diterapkan dalam pembelajaran

membaca indah puisi dan memberikan gambaran yang jelas tentang hasil dari

penelitian yang dilakukan. Berikut ini adalah langkah-langkah pengolahan nilai

(53)

3.5.1 Analisis Data Pretest dan Posttest

Langkah-langkah analisis datanya adalah sebagai berikut.

a. Menganalisis pembacaan puisi yang telah dilakukan oleh siswa.

b. Menentukan skor tes awal dan tes akhir, kemudian menentukan nilai

dengan rumus:

Nilai =

c. Mendeskripsikan hasil tes awal dan tes akhir.

3.5.2 Uji reliabilitas antarpenimbang

Hasil analisis data dilakukan oleh tiga orang penimbang. Uji

reliabilitas dilakukan untuk menghindari adanya penilaian secara subjektif.

Untuk menguji penilaian yang dilakukan oleh lebih dari satu orang

penimbang untuk setiap pembacan puisi, maka uji reliabilitas dilakukan

dengan mencari nilai reliabilitas dengan rumus:

∑dt2

= Sigma determinan

jumlah kuadrat siswa(testi)

Jumlah kuadrat penguji

Jumlah Kuadrat total

(54)

Setelah itu, hasil data-data tersebut dimasukkan ke dalam

format ANAVA. Reliabilitas antarpenimbang dilakukan

dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

rn : Reliabilitas yang dicari

Vt : Variansi dari testi

Vkk : Variansi dari kekeliruan

Hasil perhitungan reliabilitas yang telah diperoleh

disesuaikan dengan tabel Guilford sebagai berikut.

Tabel 3.7

Tingkat Korelasi Guiltford

Interval Koefisien Tingkat Korelasi

˂ 0,20 tidak ada korelasi

0,20 – 0,40 korelasi rendah

0,40 – 0,60 korelasi sedang

0,60 – 0,80 korelasi tinggi

0,80 – 0,90 korelasi tinggi sekali

1,00 korelasi sempurna

(Subana, dkk, 2005 : 104)

3.5.3 Uji Prasyarat Nilai Hasil Pretest dan Posttest

3.5.3.1 Uji Normalitas Nilai Hasil Pretest dan Posttest

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data yang

akan digunakan dalam penelitian terdistribusi normal atau mendekati

(55)

dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 16 dengan

signifikasi 0,05. Data berdistribusi normal apabila signifikansi yang

ditunjukkan oleh aplikasi SPSS lebih besar dari 0,05. Kriteria

pengujiannya adalah terima H0 jika signifikansi > 0,05 dan tolak H0 jika

nilai signifikasi < 0,05

Peneliti menggunakan Uji Korlmorgov-Smirnov, serta

menggunakan grafik histogram. Pasangan hipotesis nol dan hipotesis

tandingannya adalah:

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi

normal

3.5.3.2 Uji homogenitas nilai pretest dan posttest data dua kelompok

Uji ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16. Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk mengatahui apakah

varians populasi homogen (sama) atau heterogen (tidak sama). Pedoman

dalam pengambilan keputusan adalah:

H1: Nilai Sig. atau signifikansi < 0,05, artinya data berasal dari populasi

yang mempunyai varians tidak serupa (heterogen)

H0: Nilai Sig. atau signifikansi > 0,05, artinya data berasal dari

populasi yang mempunyai varian serupa (homogen).

3.5.4 Uji Hipotesis

Uji hipotesis peneliti menggunakan hasil pengolahan data dengan

menggunakan bantuan software SPSS versi 16 untuk menguji signifikansi

perbedaan dua variabel. Taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Kriteria

pengujiannya yaitu jika nilai signifikansi (2-tailed) >(α) = 0,05 maka H0

diterima atau jika nilai signifikansi (2-tailed) <0,05 maka H0 ditolak.

Jadi kesimpulannya adalah jika thitung < ttabel maka H0 atau hipotesis nol

diterima atau hipotesis kerja ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang

(56)

teknik pelatihan akting Stanislavski. Teknik pelatihan akting Stanislavski

tidak berhasil dalam pembelajaran membaca indah puisi.

Jika thitung > ttabel maka H0 atau hipotesis nol ditolak dan Ha atau

hipotesis kerja diterima. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara

keterampilan membaca indah puisi siswa menggunakan teknik pelatihan

akting Stanislavski dengan yang tidak menggunakan teknik pelatihan

akting Sanislavski. Tekni peltihan akring Stanislavski berhasil dalam

pembelajaran membaca indah puisi. Dalam melakukan uji hipotesis

diperlukan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Mencari deviasi kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan rumus

sebagai berikut.

Kelas Eksperimen : Mx =

Kelas Kontrol : My =

2. Menghitung kuadrat deviasi kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan

rumus sebagai berikut.

Kelas Eksperimen : ∑x2= ∑X2 -

Kelas Kontrol : ∑y2= ∑y2 -

Keterangan :

M : Nilai rata-rata

N : Banyaknya subjek

X : Deviasi setiap nilai X2 dan X1

Y : Deviasi setiap nilai Y2 dan Y1

3. Menentukan t hitung

t=

Keterangan:

thitung : uji t (t-test)

Mx : mean kelas eksperimen

(57)

∑ x2

: jumlah kuadrat deviasi kelas eksperimen

∑ y2

: jumlah kuadrat deviasi kelas control

Nx : jumlah sampel kelas eksperimen

Ny : jumlah sampe kelas control

4. Menentukan derajat kebebasan (dk)

Dengan rumus: dk = (nx + ny) – 2

5. Menentukan ttabel

Pengujian statistik uji-t digunakan untuk mengetahui tingkat

pengaruh dari masing-masing variabel. Hipotesis diuji pada taraf

signifikansi ɑ = 0,05.

Dengan kriteria pengujian:

Jika thitung > ttabel maka Ha (Hipotesis Alternatif) diterima atau H0

(Hipotesis Nol) ditolak.

Jika thitung < ttabel, maka Ha (Hipotesis Alternatif) ditolak atau H0

(58)

BAB 5

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, pembahasan, dan pengolahan data

yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa

simpulan sebagai berikut.

1. Kemampuan siswa dalam membaca indah puisi pada tes awal atau

pretest di kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan berupa penerapan teknik pelatihan akting Stanislavski memperoleh nilai

rata-rata sebesar 68,7 pada kategori cukup yaitu di bawah nilai KKM

sekolah. Sementara itu, kemampuan siswa dalam membaca indah puisi

pada tes akhir atau posttest di kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan berupa penerapan teknik pelatihan akting Stanislavski

menjadi sebesar 76,1 pada kategori baik. KKM yang ditetapkan oleh

sekolah yaitu 75, sehingga hasil posttest di kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan berupa penerapan teknik pelatihan akting

Stanislavski ini menjadi diatas KKM. Nilai tersebut menunjukkan

terdapatnya perbedaan yang signifikan pada kemampuan membaca

indah puisi sebelum dan sesudah diberi perlakuan berupa penerapan

teknik pelatihan akting Stanislavski pada siswa di kelas eksperimen.

2. Kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca indah puisi pada tes

awal atau pretest di kelas kontrol sebelum diberi perlakuan berupa penerapan pendekatan langsung dengan metode ceramah memperoleh

nilai rata-rata sebesar 66,7 pada kategori cukup yaitu di bawah nilai

KKM sekolah. Sementara itu, kemampuan siswa dalam membaca

indah puisi pada tes akhir atau posttest di kelas kontrol setelah diberikan perlakuan berupa penerapan pendekatan langsung dengan

metode ceramah memperoleh nilai rata-rata 71,6 masih pada kategori

Gambar

Tabel 3.2 Daftar Populasi Kelas IX SMP Negeri 1 Lembang
Tabel 3.3 Daftar Jumlah Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 3.4 Lembar Tes
Tabel 3.5 Format Penilaian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan Karakter Di Tk Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu..

Penelitian ini berguna untuk memperoleh data dalam penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknologi pangan di Program Studi Ilmu dan

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sebagian ibu memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan, dengan pengetahuan kurang, sikap yang negatif dalam pemilihan

08/PP-BKD/PSA/2017 tanggal 30 Oktober 2017 tentang Penetapan Pemenang Pengadaan Langsung paket pekerjaan Pengadaan Server Absensi dengan nilai total HPS sebesar Rp..

Data penelitian berjumlah 617 kata sulit dilengkapi dengan (a) perilaku mahasiswa mengidentifikasi makna kata sulit bahasa Arab dalam konteks, (b) satuan kebahasaan

Pria lebih banyak menderita karsinoma urothelial daripada wanita yaitu sebanyak 80,3% dengan perbandingan pria dan wanita sebesar 4:1.Karsinoma urothelial paling banyak

Mulai hari itu Si Kata Malem tinggal bersama anak dan istrinya. di

Dalam hal ini, sekalipun psikologi pada akhirnya memisahkan diri dari filsafat, namun psikologi masih tetap mempunyai hubungan dengan filsafat, bahkan ilmu- ilmu yang