INTISARI
Universitas sebagai salah satu perusahaan jasa harus membangun dan
mempertahankan brand equity yang baik. Dimensi brand equity terdiri dari
lima dimensi yaitu performance, social image, value, trustworthiness dan
commitment(Lassar, Sharma dan Mittal, 1995). Sasaran penelitan ini adalah
melakukan penilaian bran equity pada dua Universitas. Kedua Universitas
tersebut yaitu Universitas Kristen Maranatha dan Universitas Parahyangan.
Penelitian ini dilakukan di Bandung dengan menggunakan 198
responden yang menggunakan jasa pendidikan. Sedangkan karakteristik
yang digunakan yaitu nama, usia, jenis kelamin, universitas, fakultas,
jurusan dan angkatan. Metode analisis yang digunakan adalah metode
statistik mean (rata-rata hitung) dengan menggunakan SPSS versi 12.0.
Selain itu, instrument penelitian diadopsi dari Lassar, et al. (1995).
Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan akhir yang dapat
diambil adalah Universitas Kristen Maranatha sebagai peringkat kesatu
dengan memiliki total brand equity yaitu sebesar 65.2856 dan peringkat
kedua adalah Universitas Kristen Maranatha dengan memiliki total brand
equityyaitu sebesar 56.6393.
Kata Kunci: brand equity, performance, social image, value, trustworthiness
ABSTRACT
University one of the service firm have to build and maintain the good brand
equity. Brand equity dimension consisted by five that is performance, social
image, value, trustworthiness and commitment. Target of this research do to
assessment of brand equity to second university. The second university there are
Maranatha Christian University and Parahyangan University.
This research conduct in Bandung by using 198 sample who have used
service university. Where as sample characteristic are age, gender, university,
faculty, majoring and grade. Analysis method use statistical methods of mean
with SPSS version 11.5. Beside that, this research instrument is adopted from
Lassar, Mittal and Sharma (1995).
Based on the result, conclusion assessment result able to taken is Maranatha
Christian University as by first position which total brand equity is equal to
65.2856 and the second position is Parahyangan University with total brand equity
is equal to 56.6393.
Keywords: brand equity, performance, social image, value, trustworthiness
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………... i
Daftar Isi………. v
Daftar Tabel………... viii
Daftar Lampiran……… ix
Intisari……… x
Abstrak……… xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………... 1
1.2 Identifikasi Masalah……….. 8
1.3 Tujuan Penelitian……….. 9
1.4 Kegunaan Penelitian………. 9
1.5 Kerangka Pemikiran……….. 10
1.6 Ruang Lingkup Penelitian………. 10
1.7 Sistematika Penulisan……… 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jasa………. 13
2.1.1 Karakteristik Jasa……….. 13
2.1.2 Klasifikasi Jasa……….. 15
2.1.3 Bauran Pemasaran Jasa.……… 16
2.2.1 Konsep Pemasaran Jasa dalam Jasa Pendidikan……….. 19
2.2.2 Pemasaran Jasa………. 21
2.3 Tugas Perusahaan Jasa………. 24
2.4 Pemahaman Merek….………. 27
2.4.1 Peranan Merek……… 30
2.4.2 Membangun Identitas Merek………. 31
2.5 Brand Equity(Ekuitas Merek)……… 32
2.5.1 Peran Brand Equity (Ekuitas Merek)………. 35
2.5.2 Nilai Brand Equity... 36
2.5.3 Peran Kesadaran Merek……… 37
2.5.4 Mengelola Brand Equity………... 38
2.6 Dimensi Brand Equity………. 39
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penellitian……….…. 43
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian.………. 44
3.3 Metode Pengambilan Sampel………. 44
3.4 Metode Pengumpulan Data………. 45
3.5 Uji Validitas……… 47
3.5.1 Metode ConfirmatoryFactor Analysis………. 47
3.5.2 Hasil Uji Validitas……… 48
3.6 Uji Reliabilitas……… 50
3.6.2 Hasil Uji Reliabilitas……… 50
3.8 Metode Analisis Data………. 53
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 KarakteristikResponden……….. 57
4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.. . 57
4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……… 58
4.1.3 Karakteristik Berdasarkan Universitas……… 59
4.1.4 Karakteristik Berdasarkan Fakultas……… 60
4.1.5 Karakteristik Berdasarkan Jurusan……….… 60
4.1.6 Karakteristik Berdasarkan Angkatan……….. 61
4.2 Hasil Penelitian………. 63
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian……… 66
4.4 Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu……… 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan……… 72
5.2 Implikasi Manajerial dari Penelitian………. 73
5.3 Keterbatasan Penelitian……… 74
5.4 Saran……… 74
DAFTAR PUSTAKA………... xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan Karakteristik Barang dan Jasa………. 23
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas ………... 49
Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas………..………... 51
Tabel 3.3 Tabel Definisi Operasional………..…. 55
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 57
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………... 58
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Universitas….……….. 59
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Fakultas…..………... 60
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan……..……… 60
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan (UNPAR)..……… 61
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan (MARANATHA).. 62
Tabel 4.8 Penilaian Dimensi Brand Equity, Universitas Kristen Maranatha….. 63
Tabel 4.9 Penilaian Dimensi Brand Equity, Universitas Parahyangan………... 64
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia sekarang ini sedang dalam situasi globalisasi dimana arus informasi
dan transformasi ke segala penjuru dunia bukan lagi menjadi masalah, tetapi
tetap saja bahwa pelaksanaan pembangunan tidak sepi dari berbagai
tantangan dan hambatan (Perkasa, 2001). Agar tetap menjaga
kesinambungan pelaksanaan pembangunan, pemerintah membuka
seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mengembangkan inisiatif dan peran serta
mereka dalam berbagai kegiatan produktif untuk menghasilkan barang dan
jasa (Perkasa, 2001).
Salah satu kegiatan produktif yang telah dikembangkan bagi
masyarakat adalah sektor jasa. Hal ini didukung oleh Perkasa (2001) yang
menjelaskan bahwa sektor jasa dewasa ini telah mengalami peningkatan
yang dinamis dibanding dekade sebelumnya. Hal ini terlihat dari kontribusi
sektor ini terhadap perekonomian dunia yang kini telah mendominasi sekitar
dua pertiganya (Perkasa, 2001).
Perkasa (2001) menjelaskan bahwa mayoritas angkatan kerja di
Indonesia yang menjadi pelaku aktivitas perekonomian, terlibat dalam jasa
seperti wiraniaga, pengecer, guru, dosen, dll. Hal ini dikarenakan bahwa
terpisahkan, maka jasa memberikan tantangan tambahan yang tidak
ditemukan dalam pemasaran barang berwujud.
Maka dari itu, Perkasa (2001) mengatakan bahwa dinamika yang
terjadi pada sektor jasa terlihat dari perkembangan berbagai industri jasa
perbankan, jasa asuransi, jasa penerbangan, jasa telekomunikasi, retail, dan
juga jasa pariwisata. Selain itu, terlibat juga maraknya organisasi nirlaba
seperti: lembaga pemerintah, universitas dan lain-lain yang kini semakin
menyadari perlunya peningkatan orientasi kepada pelanggan atau konsumen.
Pertumbuhan dan perkembangan industri jasa di Indonesia pun dalam
kurun waktu satu dasawarsa terakhir ini menjadi suatu megatren dalam
perekonomian nasional (Perkasa, 2001). Oleh karena itu, penelitian ini lebih
menekankan pada salah satu perusahaan jasa yaitu Perguruan Tinggi.
Perguruan Tinggi merupakan salah satu perusahaan jasa yang
menawarkan produk jasa kepada mahasiswa dan belakangan ini semakin
menarik untuk dibicarakan khususnya mengenai manajemen Perguruan
Tinggi (Purnama, 2006). Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan tinggi
dan dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut atau
universitas (http://pts.co.id/struktur.asp). Berdasarkan berbagai bentuk
Perguruan Tinggi maka penelitian ini juga lebih menekankan pada salah satu
jenis perguruan tinggi yaitu universitas.
Kata universitas berasal dari bahasa Latin yang artinya adalah umum
dan menyeluruh (http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas). Maka dari itu,
dalam pertumbuhan dan perkembangannya tidak lepas dari ketatnya
persaingan diantara sesama perusahaan jasa pendidikan lainnya (Perkasa,
2001). Universitas harus mampu bersaing demi kelangsungan hidupnya
sehingga diperlukan manajemen Universitas (Perkasa, 2000).
Manajemen Universitas sebagai salah satu bentuk dari manajemen
Perguruan Tinggi dan seringkali menggunakan analogi manajemen
perusahaan, sehingga keberhasilan implementasi manajemen Perguruan
Tinggi akan ditentukan oleh akurasi Perguruan Tinggi dalam menentukan
siapa konsumen yang sesungguhnya dan kemampuan Perguruan Tinggi
untuk memuaskan konsumen (Purnama, 2006).
Dalam memuaskan konsumen, Universitas sebagai pemasar perlu
memperhatikan strategi untuk mengelolanya. Dalam hal ini, Marini (2002)
menjelaskan bahwa pemasar membutuhkan suatu strategi pemasaran yang
dapat berorientasi kepada para konsumen (consumer oriented), dan salah
satu strategi perusahaan yang berhubungan dengan konsumen adalah strategi
pemasaran.
Marini (2002) juga menjelaskan bahwa perusahaan yang mampu
memperlakukan konsumen dengan baik akan dapat mempertahankan
konsumen bahkan mampu menarik konsumen baru untuk membeli
produknya, karena konsumen sudah tidak memandang sebuah produk
berdasarkan manfaatnya saja tetapi konsumen sudah mulai
memperhitungkan atribut-atribut produk dan juga nilai yang terdapat pada
Maka dari itu, universitas sebagai pemasar perlu mengetahui definisi
pemasaran. Kotler (2005:10) menjelaskan definisi pemasaran secara sosial
dan secara manajerial. Pemasaran sebagai proses sosial merupakan proses
satu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.
Sedangkan secara manajerial pemasaran sering digambarkan sebagai seni
menjual produk. Dengan kata lain, sebagai proses manajerial, pemasaran
sebagai ilmu dan seni untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan,
mempertahankan, dan menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan,
penyampaian, dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul.
Yazid (1999:2) menjelaskan bahwa pemasaran merupakan disiplin
ilmu yang masih relatirf baru. Pemasaran jasa memiliki sejumlah perbedaan
dengan pemasaran barang yang sudah umum dikenal. Oleh karena itu,
pengertian pemasaran jasa perlu didukung dengan pengertian mengenai jasa
itu sendiri. Jasa adalah adalah setiap tindakan atau kinerja yang dapat
ditawarkan satu pihak pada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu (Kotler, 2005:111).
Kotler (2005:116), menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan jasa
pernah tertinggal dari perusahaan-perusahaan produksi dalam menggunakan
pemasaran karena perusahaan tersebut berukuran kecil, profesional yang
tidak menggunakan pemasaran, atau permintaan yang besar dan persaingan
pemasaran jasa agar tidak terlalu tertinggal dengan perusahaan produksi
yang mana terdiri dari: meningkatkan diferensiasi persaingan, kualitas jasa
dan produktivitas. Salah satu tugas pemasaran jasa yang dibahas yaitu
strategi diferensiasi.
Kotler (2005:347) menjelaskan bahwa diferensiasi sebagai proses
menambahkan serangkaian perbedaan yang penting dan bernilai, guna
membedakan tawaran perusahaan itu dari tawaran pesaing. Kotler
(2005:118) juga menjelaskan bahwa strategi diferensiasi terdiri dari:
tawaran, penyerahan yang lebih cepat dan lebih baik, dan image. Penelitian
ini lebih menekankan pada image karena image yang kuat tediri dari satu
lambang atau lebih yang memicu pengenalan suatu perusahaan atau merek
(Kotler, 2003). Selain itu, Marini (2002) menjelaskan image merupakan
bagian dari merek, maka dari itu jika suatu citra itu baik maka merek
tersebut juga baik.
Marini (2002) menjelaskan bahwa persaingan diantara berbagai merek
akhir-akhir ini semakin bersaing sehingga menjadi tantangan dan peluang
bagi setiap perusahaan untuk memasarkan produk dengan menggunakan
berbagai merek yang menjadi unggulan.
Hal ini juga didukung oleh Rangkuti (2004:x) yang menjelaskan
bahwa memasuki millenium baru di era globalisasi ini, merek akan menjadi
sangat penting karena atribut-atribut lain dari kompetisi, seperti atribut
produk, biasanya relatif mudah untuk ditiru. Selain itu, Rangkuti (2004:x)
kelas dunia, maka intangible asset-nya, seperti brand equity, perlu dikelola
secara terus menerus serta penciptaan, pemeliharaan, dan perlindungan harus
ditangani secara profesional
Maka dari itu, penggunaan merek merupakan kekuatan yang begitu
penting sehingga hampir tidak ada produk yang tidak memiliki merek
(Kotler 2003:88). Perusahaan harus membangun kekuatan merek produk
melalui citra merek (brand image) yang kuat dan menguntungkan (Kotler
2003:12). Dengan kata lain, merek tersebut harus memiliki nilai yang berarti
dalam benak konsumen yang akhirnya dapat membentuk brand equity
(Aaker, 1997). Oleh karena itu, penting bagi suatu universitas mengetahui
mengenai konsep brand equity agar dapat memenangkan persaingan.
Kotler (2005, jilid 2:86) mendefinisikan brand equity sebagai efek
diferensial positif yang ditimbulkan oleh pengetahuan nama merek terhadap
tanggapan pelanggan atas produk atau jasa tersebut. Dengan kata lain, brand
equity mengakibatkan pelanggan memperlihatkan preferensi terhadap suatu
produk dibandingkan dengan yang lain jika keduanya pada dasarnya identik.
Lassar, Mittal, & Sharma (1995) menjelaskan brand equity sebagai
sebuah konsep dalam kegiatan bisnis dan juga dalam riset pendidikan
dimana pelaku pasar dapat meraih keuntungan yang kompetitif melalui
berbagai merek yang dinilai sukses. Selain itu, Lassar et al (1995)
menjelaskan bahwa brand equity memiliki lima dimensi yang terdiri dari:
Performance merupakan dimensi kualitas yang diartikan dalam bentuk
lain yaitu performa kerja. Istilah performa kerja dapat menggantikan dimensi
kualitas dalam brand equity karena performa kerja merupakan totalitas dari
pekerjaan secara fisik yang dimiliki oleh sebuah produk. Dengan kata lain,
performancemerupakan fungsi suatu merek yang didesain dan dibeli.
Social Image didefenisikan sebagai persepsi konsumen mengenai
penghargaan ketika menggunakan suatu merek yang mana penghargaan ini
diperoleh dari kelompok sosial konsumen. Dengan kata lain, social image
merupakan nilai tambah yang diperoleh dari reputasi sosial ketika
menggunakan suatu merek.
Value merupakan nilai yang berkaitan dengan apa yang dapat
diperoleh oleh konsumen dari sebuah produk dan apa yang harus diberikan
untuk memperolehnya. Dengan kata lain, value merupakan pilihan
konsumen mengenai suatu merek bergantung pada keseimbangan yang
dipersepsikan antara harga produk dan keseluruhan manfaat produk.
Trusthworthiness didefenisikan sebagai kepercayaan diri seorang
konsumen yang diberikan pada sebuah perusahaan dan komunikasi
perusahaan tersebut dengan konsumen mengenai apakah sebuah tindakan
yang diambil oleh perusahaan akan dapat diterima dengan baik oleh
konsumen atau tidak. Dengan kata lain trusthworthiness yaitu konsumen
menempatkan value yang tinggi dalam suatu merek yang mereka percayai.
Commitment disebabkan karena konsumen mengidentifikasi beberapa
Dengan kata lain, commitment merupakan kekuatan relatif dari perasaan
positif konsumen yang berhubungan dengan suatu merek.
Penelitian ini mengambil sampel yaitu Universitas Kristen Maranatha
dan Universitas Parahyangan. Sampel ini dipilih karena merupakan
Universitas yang memiliki Jurusan Manajemen dengan Akreditasi “A”
(DIKTI, 2006). Selain itu, responden yang digunakan yaitu mahasiswa/i
Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen yang berkuliah di kedua Universitas
tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
mengenai pentingnya brand equity sebagai salah satu strategi pemasaran
jasa maka peneliti bermaksud melakukan penelitian mengenai “Penilaian
Konsumen Berdasarkan Dimensi Brand Equity (Studi Kasus Fakultas
Ekonomi Jurusan Manajemen Perguruan Tinggi Swasta Di Bandung
Akreditasi A)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan
sebelumnya maka permasalahan penelitian ini adalah: Bagaimana penilaian
konsumen berdasarkan dimensi brand equity (Studi Kasus Fakultas
Ekonomi Jurusan Manajemen Perguruan Tinggi Swasta Di Bandung
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana penilaian konsumen
berdasarkan dimensi brand equity pada mahasiswa/i Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen Perguruan Tinggi Swasta Di Bandung Akreditasi A.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
• Peneliti: menambah pengetahuan mengenai penilaian konsumen
berdasarkan dimensi brand equity pada mahasiswa/i Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen pada Perguruan Tinggi Swasta Di Bandung.
• Perusahaan: mendapatkan tambahan informasi mengenai penilaian
konsumen berdasarkan dimensi brand equity pada mahasiswa/i Fakultas
Ekonomi Jurusan Manajemen pada Perguruan Tinggi Swasta yang ada di
Bandung.
• Akademik: sebagai tambahan informasi mengenai dimensi brand equity
1.5 Kerangka Pemikiran
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengenai “Penilian Konsumen Berdasarkan Dimensi
Brand Euqity (Studi Kasus Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
Perguruan Tinggi Swasta Di Bandung Akreditasi A). Sampel yang
Universitas Kristen Maranatha dan Universitas Parahyangan. Dimensi dan
instrumen brand equity dalam penelitian ini dikutip dari Lassar, et al. (1995)
yang terdiri dari performance, social image, value, trustworthiness dan
commitment.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, identifikasi masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, dan kerangka pemikiran.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan konsep-konsep serta teori yang relevan atau
berhubungan dengan topik penelitian serta bukti-bukti empiris dari
penelitian-penelitian sebelumnya.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan penjelasan mengenai populasi dan pengambilan sampel,
teknik pengumpulan data, definisi operasional, uji instrumen (validitas dan
reliabilitas) dam metode analisis data (metode mean atau rata-rata).
Bab ini berisi karakteristik responden, hasil analisis data yang berhubungan
dengan permasalahan penelitian, pembahasan hasil penelitian.
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan simpulan dari hasil penelitian yang dilakukan,
batasan-batasan penelitian, implikasi manajerial serta saran-saran untuk penelitian
BAB
V
KESIMPULAN
&
SARAN
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini melakukan penilaian brand equity pada dua Univarsitas di
kota Bandung berdasarkan dimensi brand equity. Dimensi brand equity
yang digunakan antara lain yaitu performance, social image, value,
trustworthiness dan commitment. Kedua Universitas antara Universitas
Kristen Maranatha dan Universitas Parahyangan.
Penelitian ini dilakukan di Bandung dengan menggunakan 198
responden. Sampel yang digunakan konsumen adalah konsumen yang
sedang berkuliah di kedua Universitas. Sedangkan karakteristik yang
digunakan nama, usia, jenis kelamin, univeritas, fakultas, jurusan dan
angkatan. Metode analisis yang digunakan adalah metode statistik mean
(rata-rata) dengan menggunakan SPSS versi 11.50. Selain itu, instrumen
penelitian diadopsi dari Lassar, Sharma dan Mittal (1995).
Metode yang digunakan dalam menganalisis penilaian brand equity
pada kedua Universitas di kota Bandung adalah rata-rata (mean).
Berdasarkan metode mean dapat diketahui rata-rata performance, social
image, value, trustworthinessdan commitment masing-masing universitas.
Berdasarkan total nilai mean kelima dimensi brand equity
(performance, social image, value, ttrustworthiness dan commitment) untuk
BAB
V
KESIMPULAN
&
SARAN
peringkat pertama dengan memiliki total brand equity yang paling tertinggi
yaitu sebesar 65.2856 dan peringkat kedua adalah Universitas Parahyangan
dengan memiliki total brand equity sebesar 56.6393..
Jadi dapat disimpulkan bahwa Universitas dapat membangun merek
yang kuat dengan equity yang baik berdasarkan Measuring Customer Based
Brand Equity. Selain itu, penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan Oleh Lassar, Sharma dan Mittal (1995) yang mengembangkan
model mengenai penilaian konsumen berdasarkan dimensi brand equity.
5.2 Implikasi Manajerial
Hasil penelitian ini dapat memberikan implikasi bahwa Universitas perlu
membangun dan mempertahankan brand equity, yang akhirnya dapat
meningkatkan kinerja perusahaan.
Dalam membangun dan mempertahankan brand equity yang kuat,
Universitas harus merancang strategi pemasaran yang tepat. Perancangan
strategi pemasaran dapat dicapai dengan cara melakukan diferensiasi,
mengelola mutu jasa dan mengelola produktivitas serta dengan
memperhatikan konsep pemasaran untuk jasa pendidikan, yaitu dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu konsep produksi dan konsep produk.
Hasil penelitian dapat membantu Universitas dalam menciptakan
strategi untuk meningkatkan kinerja Universitas, Universitas dapat
BAB
V
KESIMPULAN
&
SARAN
dapat meningkatkan kinerja perusahaan melalui melakukan diferensiasi,
mengelola mutu jasa dan mengelola produktivitas.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Lassar et.al (1995) yang
menjadikan produk sepatu olahraga (Asics dan Reebok), mesin penjawab
telepon (AT&T) dan monitor televise (RCA) sebagai produk yang dijadikan
dalam penelitian mereka. Berbeda dengan peneliti, disini peneliti
menggunakan Universitas untuk melakukan penelitian.
Memiliki merek yang kuat merupakan suatu keharusan bagi setiap
perusahaan. Merek yang kuat tidak harus selalu dimiliki oleh sebuah produk,
perusahaan pun harus memiliki suatu merek yang kuat. Satu merek disebut
kuat apabila merek terebut memiliki brand equity yang tinggi.
Selain itu dengan adanya penilaian brand equity, perusahaan dapat
mengetahui dari kelima dimensi brand equity antara lain performance,
social image, value, trustworthinessdan commitment. Dimensi brand equity
mana yang memberikan efek paling kuat dan efek paling lemah terhadap
kinerja perusahaan.
5.2 Saran
• Sebaiknya untuk Universitas yang memiliki total ekuitas terendah dan
tertinggi harus membangun dan mempertahankan brand equity yang
BAB
V
KESIMPULAN
&
SARAN
pemasaran yang tepat agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan
dapat bersaing.
• Sebaiknya mengembangkan dimensi brand equity yang akan diteliti.
• Sebaiknya untuk penelitian mendatang, peneliti menyarankan agar
nama-nama Universitas yang diteliti tidak hanya kedua Universitas
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David. (1997), “Managing Brand Equity”, 5th ed. New York: The Free Press.
Alma, Buchari. (2003), “Pemasaran Stratejik : Jasa Pendidikan”. Bandung: CV. Alfabeta.
Ferrel, P. (1995), “Pemasaran, Teori dan Praktek Sehari-hari,” Edisi ketujuh, Binarupa Aksara, Jakarta.
Fuad, M. H., Christine, Nurlela, Sugiarto, Y.E.F, Paulus. (2000). “Pengantar
Bisnis”. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.
Giduanni, Graine. (2007). “Analisis PEngaruh Price, Store Image, Intensity of
Marketing Activities dan Price Deals pada Citra Merek Produk Coca-Cola,” Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha (tidak dipublikasikan).
Hair, J.R., Anderson, R.E., Tatham, R.L., Black, W.C. (1998). “Multivariate Data
Analysis”. 5thed. New Jersey: Upper Saddle River, Prentice Hall, Inc.
Http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas
Kotler, Phillip. (2003), “Manajemen Pemasaran”. Edisi kesebelas. Jakarta: Prentice Hall. Alih Bahasa: Drs. Benyamin Molan.
Kotler, Philip, “Manajemen Pemasaran” edisi 11 Jilid 1 ; Alih Bahasa Drs. Benyamin Molan, PT. INDEKS Kelompok Gramedia, Jakarta, 2005.
Magdalena, N. (2005), “Analisis Pengaruh Situasi, Produk, Individu pada
Perilaku Membeli dan Mengkonsumsi Makanan Ringan.” Tesis Program Pascasarjana UGM (tidak dipublikasikan).
Marini, Erin. (2002), “Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) Mercedez-Benz
Terhadap Perilaku Pasca Pembelian Konsumen di Bandung”. Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Padjajaran (tidak dipublikasikan).
Nazir, Moh. (2003), “Metode Penilaian”. Edisi kelima. Jakarta: Ghalia Indonesia. Ontiche, Ledy. (2006), “Pengaruh Tarif/ Harga Kamar Terhadap Keputusan
Menginap Konsumen di Hotel Utari, Bandung,” Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha (tidak dipublikasikan).
Perkasa, Olyvia Ayudia, (1998). “Hubungan Pelayanan Jasa Pengiriman Paket
Terhadap Kepuasan Konsumen di PT. Citra Van TIKI (Otista, Bandung),” Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha (tidak dipublikasikan).
Peter, Paul dan Jerry C. Olson, “Consumer Bahavior” edisi 4 Jilid 2 ; Alih Bahasa Damos Sihombing, M.B.A, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999.
Peter, J.P., and Olson, J.C. (1996), “Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran”, Edisi 4th., Jilid 1, Alih Bahasa oleh Damos Sihombing, Jakarta: Erlangga.
Purnama. (2006), “Persaingan Dalam Jasa Pendidikan Masa Kini”, Download dari http://www.kompas.com
Rangkuti, Fredy. (2002), “The Power of Brand : Tekinik Mengelola Brand Equity
dan Strategi Pengembangan Merek”. Jakarta: PT. Gramedia Media Pustaka.
Saladin, D. (2002), “Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengendalian,”Edisi Pertama, Linda Karya Bandung.
Santoso, S. Tjiptono, F. (2002), “Riset Pemasaran”. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Sekaran, Uma. (2003), “Research Methods for Business : A Skill Building
Approaches”,4thed. New York: John Willey & sons, Inc.
Sugiyono. (2007), “Statistik untuk Penelitian”. Edisi keempat. Bandung: Alfabeta.
Wibowo, Kosasih. (2006), ”Analisis Pengaruh Ekuitas Merek dan Kepercayaan
Merek pada Kesetiaan Konsumen.
www.dikti.org.id