ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI RENTANG WAKTU PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN AUDITAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014)
SKRIPSI
Oleh:
I GEDE KURNIAWAN WIJAYA NIM : 1006305066
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Udayana Denpasar
ii
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh pembimbing, serta diuji pada tanggal 14 April 2016
Tim Penguji : Tanda Tangan
1. Ketua : Ni Gusti Putu Wirawati, SE., M.Si. ……….
2. Sekretaris : Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si., Ak. ………..
3. Anggota : I Made Pande Dwiana Putra, SE., M.Si., Ak. ………..
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 14 April 2016
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014)” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., MS. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
3. Bapak Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak. dan Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si. masing-masing selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 4. Ibu Dra. Ni Ketut Lely A. Merkusiwati, M.Si. selaku pembimbing akademis
yang telah memberikan nasihat dan tuntunan dalam mengambil matakuliah serta memberi semangat dan motivasi selama penyusunan skripsi.
5. Bapak Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si., Ak. selaku dosen pembimbing atas waktu, bimbingan, masukan, motivas serta dorongan yang luar biasa selama penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak I Made Pande Dwiana Putra, SE., MM., Ak. selaku dosen pembahas atas bimbingan dan nasihat yang diberikan selama menyelesaikan skripsi ini.
v
8. Orang tua tercinta, Bapak Ir. Wayan Darma, M.Si dan Ibu Ni Made Novariatini serta adik Ni Made Diah Primanita dan seluruh keluarga besar atas dukungan dan doa tiada hentinya untuk memotivasi penulis selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 9. Kepada Bli Dalem, Ana, Hardiaksa, Anggi, Devi, Gung Intan, Ariana,
Satria, Sulas, Indra dan Susila yang telah menyempatkan waktu dan tenaganya untuk membantu penulis dalam penggunaan alat serta metode pengolahan data.
10. Teman-teman seperjuangan Purnamjaya, Candra Suda, Rizky, Gus Yudha, Suharto, Suta, Buncis dan Sanjaya serta seluruh teman-teman angkatan 2010 yang telah memberikan masukan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
11. Teman-teman serta mentor-mentor English Club (EC) yang senantiasa memberikan tawa, canda serta dukungan yang luar biasa.
12. Teman-teman KKN PPM UNUD tahun 2013 Periode VII Desa Pengotan, Bangli yang telah menemani selama satu bulan serta memberikan banyak pengalaman berharga.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.
Denpasar, 14 April 2016
vi
Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014)
Nama : I Gede Kurniawan Wijaya NIM : 1006305066
Abstrak
Laporan keuangan berperan sangat penting bagi para investor yang berniat untuk mengambil keputusan investasi. Dewasa ini laporan keuangan auditan yang telah dipublikasikan adalah satu-satunya informasi yang dapat dipercaya investor untuk mengambil keputusan investasi. Semakin singkat rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan suatu perusahaan maka akan semakin relevan informasi yang terkandung didalamnya. Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu apakah ukuran perusahaan, opini auditor dan komite audit berpengaruh pada rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, opini auditor dan komite audit berpengaruh pada rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2009-2014. Dengan menggunakan purposive sampling dalam pemilihan sampelnya, diperoleh sebanyak 18 perusahaan yang menjadi sampel penelitian, sehingga jumlah sampel total dengan periode penelitian 6 tahun adalah 108 sampel. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif siginifikan pada rentang waktu publikasi keuangan. Sedangkan opini auditor dan komite audit tidak berpengaruh pada rentang waktu publikasi keuangan. Selain itu, ukuran perusahaan, opini auditor dan komite audit secara simultan berpengaruh terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan.
vii DAFTAR ISI
Isi Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 11
1.3 Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Kegunaan Penelitian ... 12
1.5 Sistematika Penulisan ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 15
2.1 Landasan Teori ... 15
2.1.1 Teori Keagenan ... 15
2.1.2 Laporan Keuangan ... 17
2.1.3 Pengertian Audit ... 19
2.1.4 Tujuan dan Fungsi Audit ... 20
2.1.5 Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan ... 21
2.1.6 Ukuran Perusahaan... 22
2.1.7 Opini Auditor ... 23
2.1.8 Komite Audit ... 26
2.2 Penelitian Terdahulu ... 27
2.3 Hipotesis Penelitian ... 31
2.2.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan ... 31
2.2.2 Pengaruh Opini Auditor pada Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan ... 32
2.2.3 Pengaruh Komite Audit pada Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan ... 33
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
3.1 Desain Penelitian ... 35
3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 36
3.3 Obyek Penelitian ... 36
viii
3.5 Definisi Operasional Variabel ... 37
3.6 Jenis dan Sumber Data ... 39
3.6.1 Jenis Data ... 39
3.6.2 Sumber Data ... 40
3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 40
3.7.1 Populasi ... 40
3.7.2 Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 41
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 42
3.9 Teknik Analisis Data ... 42
3.9.1 Analisis Deskriptif ... 42
3.9.2 Uji Asumsi Klasik ... 43
3.9.3 Uji Hipotesis ... 45
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 48
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 48
4.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 49
4.3 Uji Asumsi Klasik ... 51
4.3.1 Uji Normalitas ... 51
4.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 52
4.3.3 Uji Multikolinearitas ... 53
4.3.4 Uji Autokorelasi... 54
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 55
4.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 55
4.4.2 Uji Ketepatan Perkiraan Model ... 58
4.4.3 Uji Kelayakan Model (Uji F) ... 58
4.4.4 Uji Parsial ( Uji t) ... 59
4.4.5 Hasil Uji Hipotesis ... 60
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 65
5.1 Simpulan ... 65
5.2 Saran ... 66
DAFTAR RUJUKAN ... 67
ix
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
4.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ... 49
4.2 Hasil Statistik Deskriptif ... 50
4.3 Hasil Uji Normalitas ... 52
4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 53
4.5 Hasil Uji Multikoliniearitas... 54
4.6 Hasil Uji Autokolerasi... 55
x
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman
1. Daftar Nama dan Kode Perusahaan Sampel ... 73
2. Tabulasi Data Penelitian ... 74
3. Hasil Deskriptif Statistik ... 77
4. Hasil Uji Normalitas ... 78
5. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 79
6. Hasil Uji Multikolinearitas ... 80
7. Hasil Uji Autokorelasi ... 81
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan dan keberadaan pasar modal di suatu negara sangat vital sekali bagi para investor yang berniat untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang go public. Sebelum memutuskan untuk menanamkan modalnya di suatu perusahaan, tentu investor wajib untuk mengetahui kondisi perusahaan yang tercermin dari laporan keuangannya. Ponte et al. (2008) menyatakan bahwa untuk dapat melakukan investasi, maka seorang investor membutuhkan informasi yang reliabel serta tepat waktu. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui laporan keuangan yang dipublikasikan. Bagi perusahaan yang telah go public, laporan keuangan adalah instrumen penting dalam menunjukkan informasi perusahaan. Laporan keuangan tersebut haruslah memberikan keyakinan bagi pengguna informasi keuangan (terutama pengguna eksternal, seperti investor, pemberi kredit dan lainnya) bahwa informasi keuangan harus disajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, pengaruh entitas, dan arus kas perusahaan dengan menerapkan PSAK secara benar disertai pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
2
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna laporan keuangan. Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan dapat bermanfaat, apabila disajikan secara akurat dan tepat waktu pada saat yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan (seperti kreditor, investor, dan pemerintah). Selain itu, keandalan laporan keuangan juga diperhitungkan sebagai syarat para pengguna laporan keuangan untuk mengambil keputusan. Pentingnya keandalan serta ketepatan penyampaian laporan keuangan tersebut memunculkan adanya pihak ketiga, yaitu akuntan publik atau auditor independen.
3
ini dilanggar, maka Bapepam akan memberikan sanksi kepada perusahaan yang bersangkutan.
Laporan keuangan yang akan dipublikasikan oleh setiap perusahaan harus terlebih dahulu diaudit oleh auditor independen. Pada pasar modal, laporan keuangan yang telah diaudit mungkin menjadi satu-satunya sumber informasi terpercaya dibandingkan dengan sumber informasi lain yang tersedia di pasar (Ahmed and Hossain, 2010). Untuk itu, perusahaan akan menggunakan jasa auditor independen untuk melakukan pemeriksaan atas laporan keuangannya. Auditor harus melaksanakan pemeriksaan terhadap laporan keuangan sesuai dengan SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) tahun 2001 yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (Iskandar dan Trisnawati, 2010). Kegiatan pemerikasaan ini akan membutuhkan waktu yang relatif lama karena auditor harus melakukan berbagai prosedur audit untuk mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung opini yang akan diberikan. Adakalanya, dalam melaksanakan standar-standar audit ditemukan adanya penyimpangan. Penyimpangan inilah yang kadang menyebabkan lamanya suatu proses pengauditan dilakukan karena adanya unsur verifikasi yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya penyimpangan yang terjadi. Proses inilah yang menyebabkan publikasi laporan keuangan yang diharapkan secepat mungkin menjadi terhambat. Hal inilah yang turut mempengaruhi cepat atau lambatnya laporan keuangan tersebut dipublikasikan nantinya.
4
independen yang diukur dari tanggal tutup buku perusahaan, yaitu per 31 Desember sampai tanggal diserahkannya laporan keuangan ke Bapepam, yang dianggap sebagai tanggal pengumuman ke publik (Widati dan Fina, 2008). Perusahaan dengan rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan yang panjang tidak hanya merugikan pihak perusahaan, namun juga merugikan berbagai pihak. Ketepatan waktu pelaporan keuangan (timeliness) merupakan karakteristik penting bagi laporan keuangan dimana laporan keuangan yang dipublikasikan secara tepat waktu akan mengurangi asimetri informasi. Semakin panjang periode antara akhir periode akuntansi dengan waktu publikasi laporan keuangan, semakin tinggi kemungkinan informasi dibocorkan pada pihak yang berkepentingan bahkan dapat menimbulkan terjadinya insider trading dan isu - isu lain di bursa saham. Hal inilah yang mengakibatkan citra perusahaan menjadi kurang baik di mata investor dimana investor akan sulit mengambil keputusan investasi (Ismail et al, 2013). Apabila hal ini terjadi, maka akan mengarahkan pasar tidak dapat lagi bekerja dengan baik. Untuk itu, regulator memandang perlu menentukan suatu regulasi yang mengatur batas waktu penerbitan laporan keuangan yang harus dipenuhi oleh setiap emiten. Tujuannya adalah untuk menjaga relevansi dan reliabilitas informasi yang dibutuhkan para pelaku bisnis di pasar modal sehingga pasar dapat bekerja dengan baik dan menggairahkan aktivitas bisnis investasi.
5
Penelitian mengenai rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan telah banyak dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Namun, hasil penelitian-penelitian sebelumnya tersebut masih inkonsisten, dimana menunjukkan hasil yang berbeda-beda sehingga penelitian ini menarik untuk dilakukan lagi dan bermaksud mengkonfirmasi kembali faktor-faktor yang mempengaruhi rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan.
Penelitian-penelitan terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada audit report lag dan audit delay. Hal ini disebabkan karena baik audit report lag dan audit delay merupakan bagian dari rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan. Pengertian audit report lag adalah rentang waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan auditan (Soetedjo, 2006). Ashton (1987) menyebutkan bahwa audit delay adalah rentang waktu antara akhir tahun fiskal perusahaan dengan tanggal laporan auditor. Jadi sebelum disampaikan kepada bapepam atau dipublikasikan, laporan keuangan tahunan harus diaudit terlebih dahulu. Setelah diterbitkannya laporan auditor, pihak manajemen yang selanjutnya akan memutuskan kapan laporan keuangan auditan tersebut akan diserahkan kepada bapepam yang dianggap sebagai tanggal pengumuman ke publik.
6
mengindikasikan kemungkinan terjadinya publikasi laporan keuangan yang lebih lama dibandingkan jenis industri perusahaan yang lain. Selain itu, krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008 menyebabkan perekonomian dunia mengalami keguncangan sehingga penulis tertarik meneliti tentang rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur periode 2009-2014 pasca krisis keuangan global.
7
mempersingkat rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan, karena perusahaan tersebut diawasi secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintah.
Hasil berbeda ditunjukkan oleh Rachmawati (2008) yang menyatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin panjang rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan. Sementara Ahmad dan Kamarudin (2003), Wirakusuma (2004) dan Astini (2013) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan. Hal tersebut menunjukan bahwa besar kecilnya suatu perusahaan tidak berpengaruh terhadap singkat atau panjangnya rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa rentang waktu rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan antara perusahaan besar dan kecil tidak jauh berbeda. Tidak hanya perusahaan besar saja, perusahaan kecil juga cenderung mendapatkan tekananan untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Tekanan itu dapat berasal dari investor itu sendiri ataupun berasal dari Bapepam melalui peraturan penyampaian laporan keuangan tepat waktu. Selain itu, perusahaan besar belum tentu memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik sehingga mempersulit auditor untuk menyelesaikan pekerjaanya, begitupun sebaliknya perusahaan yang berskala kecil belum tentu mempunyai sistem pengendalian yang buruk.
8
auditor. Opini auditor adalah pendapat yang diberikan oleh auditor independen atas laporan keuangan perusahaan. Perusahaan yang tidak menerima jenis pendapat akuntan wajar tanpa pengecualian akan menunjukkan rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan yang lebih panjang dibandingkan perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian (Iskandar dan Estralita, 2010). Hal ini terjadi karena perusahaan yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian dianggap sebagai bad news sehingga penyampaian laporan keuangan akan diperlambat. Penelitian Widati dan Fina (2008) serta Young Lee dan Geum Joo (2008) menyatakan bahwa opini auditor berpengaruh positif terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan. Namun, temuan tersebut tidak sejalan dengan penelitian Astini (2013) yang membuktikan bahwa opini auditor tidak berpengaruh terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan.
9
audit berpengaruh negatif signifikan sejalan dengan peraturan Bapepam. Semakin banyak anggota komite audit maka kontrol internal perusahaan akan semakin baik sehingga mempersingkat rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan. Hal ini disebabkan karena komite audit merupakan pihak yang bertugas untuk membantu komisaris dalam rangka peningkatan kualitas laporan keuangan dan peningkatan efektivitas audit internal dan eksternal. Apabila komite audit memenuhi tanggung jawabnya untuk melakukan pengawasan pada kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku, kecil kemungkinan suatu perusahaan akan terlambat dalam menyampaikan laporan keuangannya (Ika dan Ghazali, 2012).
10
perusahaan, tetapi harus melaporkan atas temuan tersebut kepada dewan komisaris.
11 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka pokok permasalahan pada penelitian ini adalah:
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh pada rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014 ?
2. Apakah opini auditor berpengaruh pada rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014 ?
3. Apakah komite audit berpengaruh pada rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan pokok permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014.
12
3. Untuk mengetahui pengaruh komite audit terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014.
1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian sebelumnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, antara lain:
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman, pengetahuan, dan tambahan informasi mengenai pengaruh mengenai pengaruh ukuran perusahaan, opini auditor dan komite audit terhadap
rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014
yang nantinya diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk
penelitian berikutnya.
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
serta masukan kepada pengguna laporan keuangan, sehingga dengan
adanya penelitian ini dapat memberikan informasi yang membantu pihak–
pihak manajemen perusahaan terkait dengan ketepatwaktuan penyampaian
13 1.5 Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab satu dengan bab yang lainnya dan disusun secara terperinci dan sistematis. Untuk memberikan gambaran dan mempermudah pembahasan tentang skripsi ini, sistematika dari setiap bab dapat dirinci sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis
Bab ini menguraikan beberapa teori guna mendukung analisis data serta rumusan hipotesis penelitian. Teori-teori yang dijelaskan dalam bab ini meliputi teori agensi, laporan keuangan, pengertian audit, tujuan dan fungsi audit, rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan, ukuran perusahaan, opini auditor dan komite audit
Bab III Metode Penelitian
14 Bab IV Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi uraian mengenai data dan pembahasan hasil penelitian yang meliputi gambaran umum daerah atau wilayah penelitian, deskripsi data hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V Simpulan dan Saran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori dan Konsep
Bab ini menguraikan beberapa teori guna mendukung analisis data
serta rumusan hipotesis penelitian. Teori-teori yang dijelaskan dalam bab ini
meliputi teori agensi, laporan keuangan, pengertian audit, tujuan dan fungsi
audit, rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan, ukuran perusahaan,
opini auditor dan komite audit.
2.1.1 Teori Keagenan
Teori keagenan berpendapat bahwa entitas merupakan urat nadi dari
hubungan-hubungan keagenan dan mencoba untuk memahami perilaku
organisasi dengan menguji bagaimana pihak-pihak dalam hubungan keagenan
tersebut memaksimumkan utilitas melalui kerja sama. Salah satu hubungan
keagenan yang terpenting adalah kerjasama antara kelompok manajemen
dengan para pemilik atau prinsipal (Astika, 2010:64). Dalam teori keagenan
ini, hubungan antara para manajemen dengan para prinsipal adalah
manajemen bertugas untuk membuat laporan keuangan yang menunjukkan
bagaimana kinerja para karyawan sedangkan prinsipal bertugas mengawasi
pembuatan laporan keuangan tersebut.
Teori keagenan menggambarkan adanya konflik kepentingan antara
manajer dengan para prinsipal. Agen dan prinsipal diasumsikan termotivasi
oleh kepentingannya sendiri dan seringkali kepentingan atas keduanya
berbenturan (Ikhsan dan M. Ishak, 2005:56). Teori keagenan muncul akibat
dari asimetri informasi yang terjadi antara kedua belah pihak. Masalah
asimetri informasi muncul karena pihak manajemen adalah pihak yang berada
dalam perusahaan yang mengelola modal pemilik dan membuat laporan
keuangan. Dalam hal ini, agen lebih banyak memiliki informasi sehingga
akan cenderung melakukan manipulasi laporan keuangan karena agen tidak
mempunyai keberanian untuk mengungkapkan informasi yang tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh prinsipal. Manipulasi laporan keuangan
tersebut seperti peningkatan laba dengan harapan adanya peningkatan bonus
atau kompensasi yang didapatkan oleh agen (manajemen). Sebaliknya,
pemegang saham akan menginginkan pembagian dividen yang lebih tinggi
atas peningkatan laba yang terjadi dan hanya mengetahui keadaan perusahaan
melalui laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Dari keadaan
tersebutlah akan muncul konflik kepentingan diantara agen (manajemen) dan
prinsipal (pemilik perusahaan).
Umumnya pada perusahaan yang berukuran besar, manajemen
diberikan insentif untuk menyelesaikan laporan keuangan auditannya lebih
cepat karena perusahaan diawasi secara ketat oleh investor, pengawas
permodalan dari pemerintah. Tekanan yang diberikan oleh prinsipal sangat
tinggi sehingga rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan cenderung
semakin singkat.
Wathne dan Heide (dalam Rahmat et.al, 2008) menyatakan bahwa
komite audit yang efektif diharapkan fokus pada optimalisasi kekayaan
pemegang saham dan mencegah maksimalisasi kepentingan pribadi oleh
manajemen puncak. Oleh karena itu, efektivitas pengawasan harus
dilaksanakan secara konsisten dan memadai oleh komite audit, terutama
dalam mengawasi kualitas dan integritas laporan keuangan perusahaan
khususnya pada ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Opini auditor adalah suatu alat formal yang digunakan auditor
independen dalam mengkomunikasikan kesimpulan mengenai laporan
keuangan yang telah diaudit kepada pihak yang berkepentingan. Jika opini
auditor yang diterima perusahaan tersebut adalah selain unqualified opoinion
maka hal tersebut akan dianggap sebagai bad news. Oleh karena itu,
manajemen melakukan penundaan publikasi laporan keuangan auditan
sehingga mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi. Penundaan
publikasi laporan keuangan auditan ini akan menyebabkan semakin
panjangnya rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan.
2.1.2 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang
mengkomunikasikan keadaan keuangan dari hasil operasi perusahaan dalam
periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan sehingga
manajemen mendapatkan informasi yang bermanfaat (Kartika, 2009).
Sedangkan menurut Baridwan (2000), laporan keuangan merupakan
ringkasan dari suatu proses pencatatan, atau merupakan suatu ringkasan dari
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan.
Laporan keuangan sendiri tidak lain adalah suatu pertanggung
jawaban manajemen atas sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya.
Menurut IAI (2001), tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sementara, tujuan dari audit atas
laporan keuangan secara menyeluruh adalah untuk memberikan pendapat atau
opini atas laporan keuangan tahunan apakah telah disajikan secara wajar
sesuai dengan SAK.
Suatu laporan keuangan dikatakan bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut
dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Rentang waktu
publikasi laporan keuangan auditan yang lama merupakan kendala atas
relevansi dalam suatu laporan keuangan. Semakin lama suatu perusahaan
menerbitkan laporan keuangan maka semakin tidak relevan dan tidak handal
laporan keuangannya, sehingga manfaat informasi dari laporan keuangan
tersebut akan berkurang. Rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan
yang tepat waktu merupakan elemen pokok yang harus diperhatikan karena
selain mempengaruhi manfaat dari informasi laporan keuangan, juga akan
berfungsi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan oleh pemakai
laporan keuangan.
.
2.1.3 Pengertian Audit
A Statement of Basic Auditing Concepts (ASOBAC) dalam Halim
(2009: 65), mendefinisikan auditing sebagai suatu proses sistematis untuk
mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi
tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif
untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
Audit laporan keuangan (financial statement audit) dilakukan untuk
menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah
dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu (Arens et al, 2008:18). Audit harus
dilaksanakan oleh seseorang yang kompeten dan independen. Perusahaan
umumnya memilih menggunakan jasa auditor independen untuk
meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu,
laporan keuangan perusahaan publik wajib diaudit.
Menurut Yulianti (2011), laporan keuangan penting untuk diaudit
karena berbagai alasan sebagai berikut.
1) Adanya perbedaan kepentingan antara pemakai laporan keuangan
dengan manajemen sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap
penyusunan laporan keuangan tersebut.
2) Laporan keuangan memegang peranan penting dalam proses
pengambilan keputusan oleh para pemakai laporan keuangan.
3) Terdapat kerumitan data di dalam laporan keuangan perusahaan.
4) Keterbatasan akses pemakai laporan keuangan terhadap
catatan-catatan akuntansi.
2.1.4 Tujuan dan Fungsi Audit
Tujuan umum suatu audit atas laporan keuangan adalah memberikan
suatu pernyataan pendapat mengenai apakah laporan keuangan klien telah
disajikan secara wajar, dalam segala hal material, sesuai dengan prinsip
akuntansi berlaku umum. Dalam audit biasanya dirumuskan tujuan khusus
audit untuk setiap rekening yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Tujuan
khusus ini berasal dari asersi-asersi yang dibuat manajemen dalam laporan
keuangan (Haryono, 2001:117).
Berdasarkan sifatnya, auditing mempunyai fungsi menguraikan
informasi yang ada dalam laporan keuangan untuk mencari bukti yang dapat
mendukung pendapat auditor mengenai kewajaran penyajian informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan tersebut (Setyahadi, 2012). Audit yang
dilaksanakan auditor adalah suatu fungsi untuk menentukan apakah laporan
keuangan yang disusun manajemen telah memenuhi kriteria yang telah
disepakati bersama atau telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah
digariskan dalam Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).
2.1.5 Rentang Waktu Publikasi Laporan Keuangan Auditan
Rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan tahunan yang telah
diaudit ke publik merupakan lamanya hari yang dibutuhkan untuk
mengumumkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit ke publik sejak
tanggal tutup tahun buku perusahaan sampai dengan tanggal penyerahan ke
Bapepam, yang dianggap sebagai tanggal pengumuman ke publik
(Wirakusuma,2004). Sebelum laporan keuangan tahunan perusahaan
dipublikasikan, laporan tersebut harus diaudit oleh auditor eksternal terlebih
dahulu. Berdasarkan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP
36/PM/2003 tanggal 30 September 2003, setiap perusahaan diwajibkan untuk
menyampaikan laporan keuangan yanng disusun sesuai dengan standar
akuntansi keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik kepada Badan
Pengawas Pasar Modal selambat lambatnya 90 hari terhitung sejak
berakhirnya tanggal tahun buku. Apabila ketetapan ini dilanggar, maka
Bapepam akan mengenakan sanksi bagi perusahaan yang tidak mematuhinya.
Dalam pelaksanaannya, tidak jarang pemeriksaan audit menemui
banyak kendala misalnya terbatasnya jumlah karyawan yang melakukan
audit, banyaknya transaksi yang harus diaudit, kerumitan dari transaksi dan
pengendalian intern yang kurang baik (Petronila, 2007). Hal inilah yang
menyebabkan laporan audit dikeluarkan lebih lama dari batas waktu yang
ditentukan.
Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan keuangan
perusahaan memberikan informasi yang lebih relevan (Abdelsalam dan
Street, 2007). Sementara keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi
negatif dari pelaku pasar modal. Informasi laba yang dihasilkan perusahaan
dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli
atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor. Hal tersebut akan
mengundang reaksi pasar yang negatif dimana penundaan publikasi laporan
keuangan tersebut akan mempengaruhi tingkat ketidakpastian keputusan yang
akan diambil oleh para pemakai laporan keuangan. Selain itu, ketepatwaktuan
penyampaian laporan keuangan merupakan kriteria yang sangat penting untuk
menunjukkan ketepatan dan keandalan informasi dalam membuat keputusan
oleh investor yang ingin berinvestasi di bursa saham (Ismail et al, 2012).
2.1.6 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang
diukur dari besarnya total aset atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu
perusahaan (Sa’adah, 2013). Selain itu, Ukuran perusahaan dapat diartikan
sebagai suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan
dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar
saham, dan lain-lain (Febrianty, 2011).
Menurut Lestari (2010), perusahaan besar melaporkan lebih cepat
dibandingkan dengan perusahaan kecil. Pengaruh ini ditunjukkan dengan
semakin besar nilai aktiva perusahaan maka semakin pendek audit delay dan
sebaliknya. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya
lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan
insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan
tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dari
pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang
termuat dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan
berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi
untuk mengumumkan audit lebih awal.
Sebaliknya, seperti yang dikutip oleh Boynton dan Kell (1996),
menyebutkan bahwa audit delay akan semakin lama apabila ukuran
perusahaan yang diaudit semakin besar. Hal ini berkaitan dengan semakin
banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luas prosedur
audit yang harus ditempuh.
2.1.7 Opini Auditor
Opini auditor menjadi dasar bagi pihak luar dalam hal pengambilan
keputusan, karena opini auditor adalah pendapat yang dikeluarkan oleh
auditor terhadap laporan keuangan perusahaan yang diauditnya. Opini auditor
ini merupakan alat formal yang digunakan auditor dalam
mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan keuangan yang diaudit
kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Mulyadi (2002) terdapat
lima tipe pendapat laporan audit yang diterbitkan oleh auditor, antara lain
sebagai berikut :
1) Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)
Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika tidak terjadi
pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang
signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima
umum dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip
akuntansi berterima umum tersebut, serta pengungkapan memadai dalam
laporan keuangan.
2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan
(Unqualified Opinion Report with Explanatory Language)
Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau telah sesuai
standar auditing. Penyajian laporan keuangan sesuai prinsip akuntansi
yang diterima umum, tetapi terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan
auditor menambahkan suatu paragraf penjelasan (penjelasan lain) laporan
audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian
atas laporan keuangan.
3) Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan
audit apabila lingkup audit dibatasi oleh klien, auditor tidak dapat
melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh
informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan
klien maupun auditor, laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum, dan prinsip akuntansi berterima umum
yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan
secara konsisten.
4) Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)
Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan dari pendapat wajar tanpa
pengecualian. Akuntan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan
keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima
umum sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil
usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien.
5) Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion)
Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan,
maka laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat (no opinion
report). Kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak
memberikan pendapat adalah:
a) Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkungan audit.
b) Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.
Apabila selama pelaksanaan pekerjaan lapangan auditor tidak
menemukan masalah ataupun bukti yang sangat menyimpang sesuai dengan
prinsip akuntansi berlaku umum maka auditor mungkin dapat dengan cepat
menyelesaikan tugasnya dan kemudian mengeluarkan opini auditor yang
sesuai dengan hasil yang diperoleh, tetapi jika auditor menemukan
penyimpangan karena laporan keuangan tidak sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum kemungkinan auditor akan lebih banyak lagi
mencari penyimpangan serta bukti-bukti lain yang akhirnya dapat
mempengaruhi penyelesaian waktu audit (Yuana, 2008: 15).
Hal ini ditunjukan dalam penelitian dari Carslaw dan Kaplan (1991),
jika dalam laporan keuangan yang diauditnya auditor memberikan opini
selain unqualified opinion, maka akan terjadi audit delay yang semakin
panjang. Hal ini mengakibatkan rentang waktu publikasi laporan keuangan
auditan semakin panjang.
2.1.8 Komite Audit
Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris
yang bertugas melaksanakan pengawasan independen atas proses laporan
keuangan dan audit ekstern (Savitri, 2010). Dalam rangka penyelenggaraan
good corporate governance, BEI mewajibkan perusahaaan tercatat memiliki
komisaris independen dan komite audit. Berdasarkan keputusan Ketua
Bapepam dan LK No: KEP-496/BL/2008, disyaratkan bahwa wajib
membentuk komite audit dengan anggota minimal 3 orang bagi setiap
perusahaan yang telah go public dan seorang di antaranya komisaris
independen perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua komite. Sebaliknya,
pihak lain adalah pihak ekstern yang independen dan sekurang-kurangnya
salah seorang memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan keuangan.
Tugas komite audit meliputi menelaah kebijakan akuntansi yang
diterapkan oleh perusahaan, menilai pengendalian internal, menelaah sistem
pelaporan eksternal dan kepatuhan terhadap peraturan. Di dalam pelaksanaan
tugasnya komite menyediakan komunikasi formal antara dewan, manajemen,
auditor eksternal, dan auditor internal Jumlah keanggotaan komite audit yang
lebih besar akan mampu bekerja lebih efektif untuk mengawasi jalannya
pelaporan keuangan oleh manajemen perusahaan (Choi J. et al., 2004).
Masalah keuangan yang muncul dalam proses pembuatan laporan keuangan
akan lebih cepat terselesaikan dengan adanya keanggotaan komite audit yang
lebih besar. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Purwati (2006)
menemukan bahwa jumlah anggota komite audit memiliki pengaruh pada
ketepatwaktuan pelaporan keuangan dalam perusahaan. Zhang et al. (2007)
menyatakan bahwa anggota komite audit memiliki peran penting untuk
memantau pengendalian internal dan untuk memahami berbagai masalah
keuangan dan operasional yang dapat timbul dalam suatu perusahaan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai rentang waktu publikasi laporan keuangan
auditan yang mengacu pada audit report lag dan audit delay telah banyak
dilakukan, tetapi sebagian masih bersifat umum dan terbatas, antara lain
sebagai berikut:
1) Wirakusuma (2004) meneliti Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rentang
Waktu Penyajian Laporan Keuangan Kepada Publik. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji pengaruh dari ukuran perusahaan, jenis industri,
profitabilitas, solvabilitas, internal audit, reputasi auditor dan opini audit
terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan kepada publik. Dapat
ditunjukan bahwa variabel solvabilitas, dan opini audit masing-masing
berpengaruh positif signifikan terhadap rentang waktu penyajian laporan
keuangan kepada publik. Sedangkan variabel ukuran perusahaan, jenis
industri, internal audit, profitabilitas dan reputasi auditor tidak
berpengaruh terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan kepada
publik.
2) Rachmawati (2008), melakukan penelitian dengan mengambil judul
Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay
dan Timeliness Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2003-2005. Dalam penelitian ini terdapat dua
variabel dependen, yaitu audit delay dan timeliness dengan lima variabel
independen, yaitu profitabilitas, solvabilitas, internal auditor, size
perusahaan dan ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP). Hasil penelitian
menunjukan bahwa size perusahaan dan ukuran Kantor Akuntan Publik
(KAP) berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay sedangkan
variabel profitabilitas, solvabilitas, dan internal auditor tidak mempunyai
pengaruh terhadap audit delay.
3) Widati dan Fina (2008), penelitian ini mengambil judul: Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan Ke
Publik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh ukuran
perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, reputasi auditor dan jenis pendapat
auditor. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang
terdaftar di BEI periode 2008-2011. Sampel ditentukan berdasarkan
metode purposive sampling, sebanyak 20 perusahaan (3x20 = 60 sampel).
Teknik analisis data dengan menggunakan teknik regresi berganda. Hasil
penelitian membuktikan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap
rentang waktu penyajian laporan keuangan ke publik adalah ukuran
perusahaan (negatif), profitabilitas (negatif), dan opini auditor (positif).
Sedangkan solvabilitas dan reputasi auditor terbukti tidak berpengaruh.
4) Fitri dan Nazira (2009) meneliti bukti empiris tentang faktor yang
mempengaruhi penyelesaian laporan keuangan serta menguji faktor dalam
penelitian seperti: ukuran perusahaan, likuiditas, umur perusahaan,
pelaporan item-item luar biasa dan/atau kontinjensi. Metode yang
digunakan untuk menguji hipotesis yaitu regresi berganda. Hasil
menunjukkan faktor yang mempengaruhi penyelesaian laporan keuangan
yaitu ukuran perusahaan (negatif), sedangkan likuiditas, umur perusahaan,
dan item-item luar biasa dan/atau kontinjensi tidak mempengaruhi
penyelesaian laporan keuangan.
5) Ahmed dan Hossain (2010) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
audit report lag pada 87 perusahaan yang terdaftar pada Dhaka Stock
Exchange pada tahun 2007. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui hubungan kausal antara type of auditor, auditor change, type
of audit report, industry classification, profitability leverage,
extraordinary items dan company size sebagai variabel independen
terhadap audit report lag sebagai variabel dependen. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis Ordinary Least Square (OLS) untuk
mengolah data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa type of auditor,
auditor change, industry classification, extraordinary items dan company
size berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Sedangkan type of
audit report dan profitability leverage berpengaruh positif terhadap audit
report lag.
6) Iskandar dan Estralita (2010) meneliti pengaruh faktor-faktor yang
mempengaruhi audit report lag pada perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
yang terdaftar di BEI periode 2003-2009 dengan jumlah sampel sebanyak
896. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa klasisifikasi industri, laba atau rugi tahun
berjalan dan besarnya KAP berpengaruh terhadap audit report lag.
Sementara total aset, opini auditor, dan debt proportion tidak memiliki
pengaruh terhadap audit report lag.
7) Wijaya (2012) meneliti pengaruh karakteristik komite audit terhadap audit
report lag. Karakteristik komite audit yang diteliti ialah jumlah komite
audit, independensi komite audit, rapat komite audit dan kompetensi
komite audit. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi berganda
yang diawali uji asumsi klasik. Model regresi dinyatakan lolos uji asumsi
klasik. Pengujian secara simultan menyimpulkan bahwa semua variabel
bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat. Pengujian
secara parsial memperlihatkan hasil bahwa dari empat faktor tersebut,
hanya dua faktor yang berpengaruh terhadap audit report lag, yakni
jumlah anggota komite audit dan komptensi komite audit, sedangkan rapat
komite audit dan independensi komite audit tidak berpengaruh terhadap
audit report lag.
2.3 Hipotesis Penelitian
2.3.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Rentang Waktu Publikasi Laporan
Keuangan Auditan.
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan. Besar kecilnya
ukuran perusahaan juga dipengaruhi oleh operasional dan intensitas
perusahaan. Semakin besar nilai aset perusahaan, maka akan semakin
pendek rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan dan sebaliknya.
Perusahaan besar cenderung lebih cepat menyelesaikan proses auditnya
yang menyebabkan semakin cepat pula penyampaian laporan keuangan
auditan kepada bapepam. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
manajemen perusahaan besar cenderung diberikan insentif untuk
mengurangi keterlambatan publikasi laporan keuangan auditan dikarenakan
perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor,
pengawas permodalan dan pemerintah. Di samping itu perusahaan besar
pada umumnya telah memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik
sehingga memudahkan auditor menyelesaikan pekerjaannya (Subekti dan
Widiyanti, 2004).
Penelitian yang dilakukan Widiati dan Fina (2008) menyatakan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap rentang waktu publikasi
laporan keuangan auditan. Temuan ini diperkuat kembali oleh penelitian
Aryati dan Theresia (2005) serta Fitri dan Nazira (2009) yang menyatakan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap rentang waktu
publikasi laporan keuangan auditan, dimana lamanya waktu yang
dibutuhkan perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangan
auditannya akan cenderung lebih singkat pada perusahaan yang berukuran
besar. Namun, Wirakusuma (2004) serta Supriyanti dan Rolinda (2007)
menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap rentang
waktu publikasi laporan keuangan. Dengan demikian dapat disusun
hipotesis pertama sebagai berikut:
H1: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap rentang waktu
publikasi laporan keuangan auditan.
2.3.2 Pengaruh Opini Auditor Terhadap Rentang Waktu Publikasi Laporan
Keuangan Auditan.
Rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan yang lebih panjang
dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified
opinion. Penelitian Iskandar dan Estralita (2010) membuktikan bahwa jika
dalam laporan keuangan yang diauditnya auditor memberikan opini selain
unqualified opinion, maka akan terjadi audit report lag yang semakin
panjang yang menyebabkan semakin panjangnya waktu yang dibutuhkan
untuk mempublikasikan laporan keuangan auditan. Hal ini dikarenakan,
proses pemberian pendapat tersebut melibatkan negosiasi dengan klien,
konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis, dan
perluasan lingkup audit. Lain halnya dengan perusahaan yang menerima
pendapat unqualified opinion, perusahaan tersebut akan melaporkan
pendapat tepat waktu karena merupakan berita baik.
Berdasarkan hasil penelitian Carlsaw dan Kaplan (1991) untuk
perusahaan yang tidak menerima jenis pendapat akuntan unqualified
opinion (WTP) akan menunjukkan audit report lag yang lebih panjang
dibanding yang menerima unqualified opinion. Demikian pula dengan
penelitian yang dilakukan oleh Trianto (2006) dan Kartika (2009) yang
menyimpulkan bahwa opini auditor berpengaruh negatif terhadap
penundaan publikasi laporan keuangan.
Sementar Iskandar dan Estralita (2010) serta Astini (2013) yang
membuktikan bahwa opini auditor tidak berpengaruh terhadap rentang
waktu publikasi laporan keuangan auditan perusahaan. Dengan demikian,
dapat disusun hipotesis kedua sebagai berikut:
H2: Opini auditor berpengaruh negatif terhadap rentang waktu publikasi
laporan keuangan auditan.
2.3.3 Pengaruh Komite Audit Terhadap Rentang Waktu Publikasi Laporan
Keuangan Auditan.
Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan direksi
yang bertugas melaksanakan pengawasan independen atas proses laporan
keuangan dan audit ekstern (Purwati, 2006). Dalam hal pelaporan keuangan,
peran dan tanggung jawab komite audit adalah memonitor dan mengawasi
audit laporan keuangan dan memastikan agar standar dan kebijaksanaan
keuangan yang berlaku terpenuhi, memeriksa ulang laporan keuangan
apakah sudah sesuai dengan standar dan kebijksanaan tersebut dan apakah
sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota komite
audit, serta menilai mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan
auditor eksternal.
Beberapa penelitian mencoba meneliti efektivitas komite audit dalam
pengaruhnya dengan rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan.
Purwati (2006) dan Afify (2009) menunjukan bahwa jumlah anggota komite
audit berpengaruh negatif terhadap rentang waktu publikasi laporan
keuangan auditan. Temuan ini diperkuat kembali oleh Wijaya (2012) yang
mengungkapkan bahwa komite audit yang diukur berdasarkan proporsi
keanggotaan audit terbukti mampu mengurangi rentang waktu publikasi
laporan keuangan auditan. Sementara Dewiyani (2013) dalam penelitiannya
mengungkapkan bahwa jumlah anggota komite audit tidak berpengaruh
pada rentang waktu publikasi laporan keuangan auditan. Dengan demikian,
dapat disusun hipotesis ketiga sebagai berikut:
H3: Komite audit berpengaruh negatif terhadap rentang waktu publikasi
laporan keuangan auditan.