• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Area Kompetensi pada Siswa Kelas VIII SMP Laboratorium-Percontohan UPI di Kota "X".

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Area Kompetensi pada Siswa Kelas VIII SMP Laboratorium-Percontohan UPI di Kota "X"."

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

iv

ABSTRAK

PT Kereta Api (Persero) merupakan perusahaan satu-satunya yang melayani jasa transportasi kereta api di Indonesia. Sampai saat ini, PT Kereta Api (Persero) sudah merancang berbagai jenis gerbong, diantaranya gerbong mewah. Semula gerbong mewah ini namanya gerbong kepresidenan, karena memang khusus dibuat atas keinginan presiden RI ke-2. Saat ini, gerbong kepresidenan ini sudah beralih fungsi. Selain digunakan oleh presiden, masyarakat umum dapat menyewanya. Namanyapun diubah menjadi gerbong wisata, tetapi presiden tetap mendapat prioritas utama.

Penggunaan prioritas utama pada presiden, membuat masyarakat umum yang ingin menyewa merasa tidak nyaman. Artinya, walaupun masyarakat umum yang sudah memesannya jauh-jauh hari harus menerima pembatalan secara sepihak dari PT Kereta Api (Persero) jika presiden akan menggunakannya. Oleh karena itu, PT Kereta Api (Persero) berencana membuat gerbong khusus kepresidenan yang hanya diperuntukkan untuk kebutuhan dan keperluan presiden, karena perlu adanya interior dan fasilitas penunjang tugas presiden sesuai dengan teknologi saat ini seperti jaringan internet.

Data yang dipergunakan untuk merancang gerbong kepresidenan yaitu berupa dimensi, bentuk dan ukuran fasilitas gerbong meliputi meja kerja, kursi kerja, meja sofa, sofa, meja rapat, kursi rapat dan lemari, fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja (K3), layout gerbong, melalui data antropometri orang Indonesia yang diperoleh dari buku Eko Nurmianto dan aspek lainnya.

Setelah melakukan pengumpulan data, langkah selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara menghitung kesesuaian data antropometri. Setelah itu dianalisis untuk menetapkan standar dimensi fasilitas gerbong. Fasilitas gerbong yang digunakan sebanyak 4 alternatif yang diambil dari produk yang sudah ada dipasaran dan hasil perancangan. Dari 4 alternatif setiap fasilitas gerbong dipilih yang terbaik menggunakan Concept Scoring, sehingga diperoleh 1 produk yang terbaik dari tiap fasilitas gerbong.

Dalam perancangan layout gerbong dibuat fasilitas tambahan yaitu ranjang lipat, meja lipat, kursi lipat 1 dan kursi lipat 2. Fasilitas tambahan ini dihitung kesesuaian antropometri dan dianalisis untuk menetapkan standar dimensinya. Selain itu juga dilakukan analisis lingkungan fisiknya. Hasil perancangan layout sebanyak 15 buah. Dari ke-15 alternatif layout dipilih yang terbaik dengan menggunakan Concept Scoring,sehingga diperoleh 1 buah rancangan layout yang terbaik dengan fasilitas gerbong yang terbaik juga. Tidak hanya rancangan produk dan layout yang diberikan, tetapi juga disertai dengan aspek K3 pada gerbong kepresidenan.

Dari hasil rancangan akhir yang terpilih, layout dan fasilitas fisik gerbong kepresidenan dari segi ergonomi, kenyamanan, keamanan dan keselamatan sudah baik.

(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... ... iv

KATA PENGANTAR... ... v

DAFTAR ISI... ... viii

DAFTAR TABEL... ... xiv

DAFTAR GAMBAR.... ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN... xxi

(3)

iv

DAFTAR ISI LANJUTAN

2.5.5 Sirkulasi Udara dan Bau-Bauan ... 2 – 20 2.5.6 Warna... ... 2 – 20 2.6 Metode Pengumpulan Data Kebutuhan Konsumen... 2 – 22 2.7 Penilaian Konsep (ConceptScoring)... 2 – 23 BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... 4 – 1 4.1 Data Umum PT Kereta Api (Persero)... 4 – 1 4.1.1 Sejarah Singkat PT Kereta Api (Persero)... 4 – 1 4.1.2 Struktur Organisasi PT Kereta Api (Persero)... 4 – 4 4.2 Dimensi Gerbong Kereta Api ... 4 – 5 4.3 Data Antropometri ... 4 – 5 4.4 Fasilitas Yang Harus Ada Untuk Membantu Pekerjaan Presiden di

(4)
(5)

iv

DAFTAR ISI LANJUTAN

5.1.2 Kursi Kerja ... 5 – 4 5.2.1.1 Analisis Penggunaan Kriteria Sarana Dokumentasi(Lemari)... 5 – 19 5.2.1.2 Analisis Penentuan Bobot Prioritas Sarana Dokumentasi

(Lemari)... 5 – 20 5.2.1.3 Analisis Pemilihan Rating Alternatif Sarana Dokumentasi

(6)
(7)

iv

DAFTAR ISI LANJUTAN

5.12 Analisis Ceiling... 5 – 137 5.13 Analisis Jendela ... 5 – 137 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 6 – 1

6.1 Kesimpulan... ... 6 – 1 6.2 Saran... ... 6 – 13 DAFTAR PUSTAKA ... xxiii LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Level Pencahayaan Untuk Setiap Jenis Pekerjaan... 2 – 16 Tabel 2.2 Temperatur Lingkungan Kerja dan Pengaruhnya ... 2 – 17 Tabel 2.3 Klasifikasi Kebisingan Menurut Furrer ... 2 – 19 Tabel 2.4 Efek Psikologis Dari Warna... 2 – 21 Tabel 2.5 Arti Warna 2 – 21

(9)

iv

DAFTAR TABEL LANJUTAN

(10)

DAFTAR TABEL LANJUTAN

(11)

iv

DAFTAR TABEL LANJUTAN

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)

iv

DAFTAR GAMBAR LANJUTAN

(14)

DAFTAR GAMBAR LANJUTAN

(15)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

(16)

DAFTAR ISTILAH

1. Suede adalah kulit yang digunakan sebagai bahan pelapis kursi dan sofa.

2. HPL adalah bahan yang digunakan untuk melapisi tripleks. Berbahan mengkilat dan memiliki berbagai warna.

(17)

LAMPIRAN 1

DATA ANTHROPOMETRI

(18)

L1-1

(19)

L1-2

 

(20)

L1-3

(21)

L1-4

 

(22)

LAMPIRAN 2

(23)

L2-1

 

   

(24)

L2-2

 

(25)

L2-3

 

(26)

LAMPIRAN 3

RINGKASAN DAN

KETERANGAN BADAN

KERETA

(27)

L3-1

(28)
(29)

L3-3

(30)
(31)

L3-5

(32)
(33)

L3-7

(34)
(35)

L3-9

(36)
(37)

L3-11

(38)

LAMPIRAN 4

SEJARAH KERETA API

INDONESIA

(39)

L4-1

 

(40)

L4-2

 

(41)

L4-3

 

 

 

(42)

L4-4

 

(43)

LAMPIRAN 5

GAMBAR TEKNIK FASILITAS

GERBONG

(44)

L5-1

   

(45)

L5-2

 

   

(46)

L5-3

(47)

L5-4

 

   

(48)

L5-5

   

(49)

L5-6

 

   

(50)

L5-7

   

(51)

L5-8

 

   

(52)

L5-9

   

(53)

L5-10

 

   

(54)

L5-11

   

(55)

L5-12

 

   

(56)

L5-13

   

(57)

L5-14

 

   

(58)

L5-15

   

(59)

L5-16

 

   

(60)

L5-17

   

(61)

L5-18

 

   

(62)

L5-19

   

(63)

L5-20

 

   

(64)

L5-21

   

(65)

L5-22

 

   

(66)

L5-23

   

(67)

L5-24

 

   

(68)

L5-25

   

(69)

L5-26

 

   

(70)

L5-27

   

(71)

L5-28

 

   

(72)

LAMPIRAN 6

ALAT PERTOLONGAN

PERTAMA PADA

(73)

L6-1

 

ALAT PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

TABEL JUMLAH PETUGAS P3K BERDASARKAN JUMLAH PEKERJA

KATEGORI RESIKO JUMLAH NAKER PETUGAS P3K

Resiko Rendah ● < 50 pekerja Orang yang ditunjuk paling Toko, kantor/office, ● diantara 50 dan 200 pekerja sedikit 1 (satu) orang. Paling perpustakaan ● > 200 pekerja tidak 1 (satu) orang untuk 200

pekerja.

Resiko Menengah ● < 20 pekerja Orang yang ditunjuk paling Teknik ringan, ● diantara 20 dan 100 orang pekerja sedikit 1 (satu) orang. Gudang/warehouse, ● > 100 pekerja Sedikitnya 1 (satu) orang

Proses Makanan untuk 100 pekerja

Resiko Tinggi ● < 5 pekerja Orang yang ditunjuk paling Industri berat, industri ● diantara 5 dan 50 pekerja sedikit 1 (satu) orang. kimia, slaughter houses ● > 50 pekerja Sedikitnya 1 (satu) orang

untuk 50 pekerja.

Sedikitnya 1 (satu) orang petugas P3K telah dilatih untuk kondisi darurat.

Sumber: HSE ( First Aid) I SBN 0- 7176- 0426- 8

Jumlah Naker

Tempat Kerja Dg Sedikit Kemungkinan

Terjadi Kecelakaan

Tempat Kerja Dg Ada Kemungkinan Terjadi

Kecelakaan

Tempat Kerja Dg Banyak Kemungkinan

Terjadi Kecelakaan 0 s/d 25 Kotak P3K Bentuk I Kotak P3K Bentuk I&II Kotak P3K Bentuk II

25 s/d 100 I II III

100 s/d 500 II III III + Kotak Dokter

> 500 II III + Kotak Dokter III

Setiap 500 naker Setiap 500 naker Kotak Setiap 500 naker + Kotak

Dokter Dokter

Daftar I si Kotak P3K menurut bentuknya masing- masing:

a. Kotak Bentuk I berisi:

● 10 gram kapas putih ● 10 buah plester cepat (mis.

● 1 rol pembalut gulung lebar 2.5 cm Tensoplast, dll.)

● 1 rol pembalut gulung lebar 5 cm ● 1 buah gunting

● 1 pembalut segitiga (mitella) ● 1 buku catatan

● 1 pembalut cepat steril/snelverband ● 1 buku pedoman P3K

● 10 buah kassa steril ukuran 5x5 cm ● 1 daftar isi kotak P3K

(74)

L6-2

Obat-obatan untuk Kotak P3K Bentuk I

● Obat pelawan rasa sakit (mis. Antalgin, ● Obat merah Acetosai, dll) ● Soda Kue

● Obat sakit perut (mis. Paverin, ● Obat tetes mata enterovioform, dll) ● Obat gosok

● Norit

● Obat anti alergi

b. Kotak Bentuk I I berisi:

● 50 gram kapas putih ● 1 buah bidal

● 100 gram kapas gemuk ● 1 buah gunting pembalut

● 3 rol pembalut gulung lebar 2.5 cm ● 1 buah sabun

● 2 rol pembalut gulung lebar 5 cm ● 1 dos kertas pembersih (cleansing ● 2 rol pembalut gulung lebar 7.5 cm tissue

● 2 pembalut segitiga (mitella) ● 1 pinset

● 2 pembalut cepat steril/snelverband ● 1 lampu senter

● 10 buah kassa steril ukuran 5x5 cm ● 1 buku catatan

● 10 buah kassa steril ukuran 7.5x7.5 cm ● 1 buku pedoman P3K

● 1 rol plester lebar 1 cm ● 1 daftar isi kotak P3K

● 20 buah plester lebar 1 cm

● 20 buah plester cepat (mis. Tensoplast)

Obat-obatan untuk Kotak P3K Bentuk II

● Obat pelawan rasa sakit (mis. Antalgin, ● Obat gosok

Acetosai, dll) ● Salep anti histamimka

● Obat sakit perut (mis. Paverin, ● Salep sulfa atau S.A. powder enterovioform, dll) ● Boor zalif

● Norit ● Sofratulle

● Obat anti alergi ● Larutan rivanol 1/10 500 cc

● Soda Kue, garam dapur ● Amoniak cair 25% 100 cc

● 6 rol pembalut gulung lebar 2.5 cm ● 1 gunting pembalut

● 8 rol pembalut gulung lebar 5 cm ● 1 buah sabun

● 2 rol pembalut gulung lebar 10 cm ● 2 dos kertas pembersih (cleansing ● 4 pembalut segitiga (mitella) tissue

● 2 pembalut cepat steril/snelverband ● 1 pinset

● 20 buah kassa steril ukuran 5x5 cm ● 1 lampu senter

(75)

L6-3

 

Obat-obatan untuk Kotak P3K Bentuk III sama dengan obat-obatan untuk

Kotak P3K Bentuk II

d. Kotak Khusus Dokter berisi:

● 1 set alat-alat minor surgery lengkap ● 2 flakon anti panas injectie

● 1 botol Alcohol 70% isi 100cc ● 5 ampul adrenaline injectie

● 1 botol Aquadest isi 100 cc ● 1 flakon cartison injectie

● 1 botol Betadine solution 60 cc ● 2 ampul cardizol injectie

● 1 botol Lysol isi 100 cc ● 2 ampul aminophyline injectie

● 5 spnit injection diskosable 2 ½ cc ● 10 sulfas atropine injectie 0.25 g

● 5 spnit injection diskosable 5 cc ● 10 sulfas atropine injectie 0.5 g

● 20 lidi kapas ● 5 ampul anti spascodik injectie

● 2 flakon ATS injection isi 100 cc ● 2 handuk

(disimpan ditempat sejuk) ● 1 tempat cuci tangan

● 5 flakon P.S. 4:½ atau 4:1 atau PP ● 1 mangkok bengkok

injectie ● 1 buku catatan

● Ampul morphine injectie ● 1 buku pedoman P3K

● 2 flakon antihistamine injectie ● 1 daftar isi

(76)

LAMPIRAN 7

GAMBAR TEKNIK

(77)

L7-1

 

   

(78)

L7-2

(79)

L7-3

 

   

(80)

L7-4

   

(81)

L7-5

 

   

(82)

L7-6

   

(83)

L7-7

 

   

(84)

L7-8

   

(85)

L7-9

 

   

(86)

LAMPIRAN 8

GAMBAR ALTERNATIF

LAYOUT

(87)

L8-1

 

   

(88)

L8-2

   

(89)

L8-3

 

   

(90)

L8-4

   

(91)

L8-5

 

   

(92)

L8-6

   

(93)

L8-7

 

   

(94)

L8-8

   

(95)

L8-9

 

   

(96)

L8-10

   

(97)

L8-11

 

   

(98)

L8-12

   

(99)

L8-13

 

   

(100)

L8-14

   

(101)

L8-15

 

 

(102)

LAMPIRAN 9

GAMBAR LAYOUT TERPILIH

(103)

L9-1

 

   

(104)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

PT Kereta Api (Persero) merupakan perusahaan satu-satunya milik pemerintah yang melayani jasa transportasi perkeretaapian di Indonesia. Sampai saat ini, PT Kereta Api (Persero) sudah merancang berbagai jenis gerbong, antara lain : gerbong penumpang kelas bisnis, gerbong penumpang kelas ekonomi, gerbong penumpang kelas eksekutif, gerbong makan (restorka), gerbong kompartemen, gerbong barang, gerbong tangki, gerbong batubara, dan gerbong mewah.

Gerbong mewah ialah gerbong yang dirancang khusus dengan fasilitas tambahan berupa sofa dan meja. Semula gerbong mewah ini namanya gerbong kepresidenan, karena memang khusus dibuat untuk kepentingan presiden. Gerbong kepresidenan ini dibuat atas permintaan dari presiden RI ke-dua, yaitu Bapak Almarhum HM Soeharto, sewaktu beliau menjadi presiden dulu. Oleh karena itu, siapapun tidak boleh menggunakan gerbong ini selain presiden. Gerbong ini juga telah digunakan oleh Presiden BJ Habibie, Presiden Abdulrahman Wahid, Presiden Megawati Soekarno Putri, dan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.

(105)

Bab 1 Pendahuluan 1-2

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Oleh karena prioritas utama pengguna adalah presiden, maka walaupun gerbong tersebut sudah dipesan oleh pejabat, artis, atau masyarakat, PT Kereta Api (Persero) harus membatalkan pesanan tersebut. Hal ini tentunya tidak menyenangkan bagi pihak yang sudah memesan terlebih dahulu, dimana mereka terpaksa membatalkan penggunaan gerbong tersebut walaupun sudah dipersiapkan dan dipesan jauh-jauh hari sebelumnya. Oleh karena itu, PT Kereta Api (Persero) berencana mengkhususkan gerbong untuk presiden dengan penambahan fasilitas yang mendukung dan menunjang kebutuhan presiden sesuai dengan teknologi saat ini.

1.2.Identifikasi Masalah

PT Kereta Api (Persero) ingin memiliki gerbong khusus kepresidenan, karena selain agar PT Kereta Api (Persero) tidak perlu membatalkan pesanan masyarakat bila presiden ingin menggunakan gerbong wisata, juga karena interior dan fasilitas penunjang tugas presiden belum ada pada gerbong wisata ini.

Dari pihak PT Kereta Api hanya mengkhususkan perancangan gerbong presiden bukan untuk rombongan presiden. Hal ini dikarenakan, pertimbangan komersiil. Perancangan gerbong khusus kepresidenan ini membuat PT Kereta Api (Persero) merelakan satu gerbong tidak digunakan, sehingga jika membuat gerbong untuk rombongan presiden maka akan ada dua gerbong yang tidak digunakan. Dengan merelakan satu gerbong saja PT Kereta Api (Persero) kehilangan 52 kursi dalam satu gerbong yang dikalikan dengan tarif rute perjalanan dikalikan lagi dengan jumlah perjalanan yang dapat membuat kerugian yang besar, sehingga jika dua gerbong yang dirancang membuat PT Kereta Api (Persero) mengalami kerugian yang lebih besar lagi.

(106)

Bab 1 Pendahuluan 1-3

Dari segi keamanan, gerbong kepresidenan perlu dilengkapi dengan sarana keamanan dan keselamatan. Dari segi keamanan, diperlukan kaca anti peluru dan ruangan kecil dekat pintu masuk/keluar sebagai ruang pasukan pengamanan presiden (paspampres). Dari segi keselamatan, perlu diperhitungkan adanya rancangan APAR (alat pemadam api ringan) dan jalur evakuasi bila gerbong terjadi kebakaran.

Fasilitas-fasilitas tersebut akan dirancang dengan spesifikasi sesuai permintaan PT Kereta Api (Persero) yaitu Ruang Paspampres, Ruang Pribadi Presiden, Ruang Rapat, Ruang Santai dan Ruang Staff.

1.3.Batasan dan Asumsi

Dari pihak PT Kereta Api (Persero) memberikan ketentuan-ketentuan dalam perancangan gerbong kepresidenan yang kemudian menjadi batasan-batasan yang diprioritaskan dalam perancangan. Ketentuan-ketentuan tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Perancangan gerbong ini hanya fokus pada kebutuhan dan kepentingan presiden, bukan untuk rombongan presiden.

2. Kapasitas perancangan gerbong ini untuk 22 orang termasuk presiden.

3. Gerbong kepresidenan ini tidak akan ditempatkan paling belakang untuk alasan keamanan.

4. Sofa yang dirancang saling berhadapan sesuai dengan gerbong wisata saat ini supaya lebih nyaman dalam berkomunikasi.

Agar penelitian dan perancangan yang dilakukan menjadi lebih jelas dan terarah, maka dibutuhkan batasan-batasan. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

(107)

Bab 1 Pendahuluan 1-4

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

2. Data anthropometri diambil dari buku ergonomi dengan judul ”Konsep Dasar dan Aplikasinya”, karangan Eko Nurmianto Ir., M. Eng., Sc., DERT.

3. Standar lingkungan fisik diambil dari Handbook Of Ergonomic, karangan Jon Weimer.

4. Digunakan 5% untuk persentil minimum, 50% untuk persentil rata-rata dan 95% untuk persentil maksimum.

5. Penilaian alternatif rancangan menggunakan Concept Scoring.

6. Panjang adalah jarak yang diukur dari bagian depan bidang sampai bagian belakang bidang (jarak yang diukur secara horisontal tegak lurus dengan dada).

7. Lebar adalah jarak dari sisi terluar bagian kiri sampai sisi terluar bagian kanan (jarak yang diukur secara horisontal sejajar dengan dada).

8. Tinggi adalah jarak yang diukur secara vertikal dengan bidang yang diamati.

Adapun asumsi-asumsi yang digunakan penulis dalam menyusun penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data anthropometri dari buku ergonomi dengan judul ”Konsep Dasar dan Aplikasinya”, karangan Eko Nurmianto Ir., M. Eng., Sc., DERT mewakili data anthropometri orang Indonesia.

2. Besarnya kelonggaran yang digunakan untuk tinggi hak sepatu 3.0 cm. 3. Besarnya kelonggaran yang digunakan untuk pakaian 2.0 cm.

4. Besarnya kelonggaran yang digunakan untuk jarak 2.0 cm.

1.4.Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana spesifikasi, dimensi dan bentuk fasilitas yang ada pada gerbong kepresidenan dari segi ergonomi ?

(108)

Bab 1 Pendahuluan 1-5

3. Bagaimana tata letak fasilitas yang dirancang pada gerbong kepresidenan yang dilihat dari segi keleluasaan layout, fleksibilitas, kapasitas dan kemudahan perawatan ?

4. Bagaimana rancangan keseluruhan gerbong bagian dalam dari segi kenyamanan, keamanan dan keselamatan ?

1.5.Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan umum : untuk memberikan usulan kepada PT Kereta Api (Persero) mengenai rancangan gerbong kepresidenan yang ergonomis.

Tujuan khusus :

1. Mengetahui spesifikasi, dimensi dan bentuk fasilitas yang ada pada gerbong kepresidenan dari segi ergonomi.

2. Mengetahui rancangan fasilitas fisik pada gerbong kepresidenan dari segi ergonomi.

3. Mengetahui tata letak fasilitas yang dirancang pada gerbong kepresidenan yang dilihat dari segi keleluasaan layout, fleksibilitas, kapasitas dan kemudahan perawatan.

4. Merancang keseluruhan gerbong bagian dalam dari segi Kenyamanan, Keamanan dan Keselamatan.

1.6.Sistematika Penulisan

Laporan Tugas Akhir ini disusun dalam 6 (enam) bab yang saling berkaitan dan ditulis berdasarkan sistematika sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

(109)

Bab 1 Pendahuluan 1-6

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori-teori pendukung yang membantu penulis dalam menyusun laporan Tugas Akhir ini, yaitu mengenai uraian teori yang mendukung untuk menganalisis dan merancang gerbong kereta kepresidenan yang ergonomi.

BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan dalam penelitian, yang digambarkan dalam bentuk bagan alir atau flow chart. Untuk masing-masing langkah diberi penjelasan yang lebih rinci.

BAB 4 : PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi mengenai data-data yang dibutuhkan untuk pengolahan data, seperti data dimensi gerbong, dimensi fasilitas dalam gerbong dan data anthropometri.

BAB 5 : PERANCANGAN DAN ANALISIS

Bab ini berisi mengenai perancangan yang dilakukan oleh penulis untuk memecahkan masalah yang ada dan juga berisi analisis berdasarkan hasil perancangan yang telah dilakukan.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

(110)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Spesifikasi, dimensi dan bentuk serta rancangan Fasilitas Fisik pada

gerbong kepresidenan dari segi ergonomi sebagai berikut :

- Meja Kerja

Meja kerja memiliki bentuk L dengan ujung siku dan sisi kiri berbentuk elips dan disusun menyambung dengan posisi ketinggian yang sama. Pada meja terdapat beberapa laci untuk menyimpan dokumen atau peralatan kantor yang lain. Meja yang luas membuat pemakai dapat leluasa melakukan pekerjaannya. Bahan yang digunakan yaitu multipleks dilapis HPL dengan bahan rangka menggunakan besi. Warna meja kerja yaitu putih dan warna rangka hitam.

Tabel 6.1 Spesifikasi Meja Kerja Meja Kerja

Dimensi Spesifikasi Rancangan

Lebar Bagian Kanan Antara 96.6 s/d 154.0 100.0 Cm Panjang Bagian Kanan Antara 47.1 s/d 64.9 50.0 Cm Lebar Bagian Kiri Antara 96.6 s/d 154.0 150.0 Cm Panjang Bagian Kiri Antara 47.1 s/d 64.9 50.0 Cm Tinggi Dari Lantai Antara 64 s/d 65.6 72.0 Cm

Tabel 6.2 Rancangan Meja Kerja Meja Kerja

Dimensi Meja Kerja

Lebar Bagian Kanan 100.0 Cm Panjang Bagian Kanan 50.0 Cm Lebar Bagian Kiri 150.0 Cm Panjang Bagian Kiri 50.0 Cm Dimensi

(Cm)

Tinggi Dari Lantai 72.0 Cm

(111)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-2

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Gambar 6.1 Meja Kerja

- Kursi Kerja

Kursi kerja memiliki bentuk persegi panjang. Bentuk sandaran tangan yang mengikuti lekuk lengan membuat posisi duduk lebih nyaman. Penyesuaian ketingggian kursi dan kemiringan sandaran yang sesuai dengan keinginan pemakai serta pelapis kursi yang dapat menyesuaikan bentuk kontur membuat pemakai kursi kerja ini nyaman menggunakannya. Bahan yang digunakan yaitu suede. Warna rangka kursi kerja yaitu hitam.

Tabel 6.3 Spesifikasi Kursi Kerja Kursi Kerja

Dimensi Spesifikasi Rancangan

(112)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-3

Tabel 6.4 Rancangan Kursi Kerja Kursi Kerja

Dimensi Kursi Kerja

Lebar Alas 55.0 Cm

Panjang Alas 47.0 Cm

Tinggi Alas 45.0 Cm

Lebar Sandaran Punggung 45.0 Cm Tinggi Sandaran Punggung 75.0 Cm Lebar Sandaran Tangan 7.0 Cm Panjang Sandaran Tangan 40.0 Cm Dimensi

(Cm)

Tinggi Sandaran Tangan 30.0 Cm

Bahan Kursi Kerja Suede

Gambar 6.2 Kursi Kerja

- Meja Sofa

Meja sofa memiliki bentuk persegi seperti box. Bahan yang digunakan multipleks dilapis HPL dengan bagian atas dilapisi kaca. Warna yang digunakan coklat kehijau-hijauan.

Tabel 6.5 Spesifikasi Meja Sofa Meja Sofa

Dimensi Spesifikasi Rancangan

(113)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-4

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel 6.6 Rancangan Meja Sofa Meja Sofa

Dimensi Meja Sofa

Lebar 50.0 Cm

Panjang 50.0 Cm

Dimensi (Cm)

Tinggi Dari Lantai 50.0 Cm

Bahan Meja Sofa Multipleks dilapis HPL + Kaca

Gambar 6.3 Meja Sofa

- Sofa

Sofa memiliki bentuk persegi dengan sandaran yang menyambung dari sisi kanan ke sisi kiri serta terdapat sandaran untuk bagian kepala dengan rangka penyangga yang terbuat dari stainless steel dari ujung atas sofa hingga bagian bawah sofa pada tiap sisinya. Bahan yang digunakan yaitu suede. Sofa memiliki warna hitam dan rangka stainless steel berwarna putih.

Tabel 6.7 Spesifikasi Sofa Sofa

Dimensi Spesifikasi Rancangan

(114)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-5

Tabel 6.8 Rancangan Sofa Sofa

Dimensi Sofa

Lebar Alas 50.0 Cm

Panjang Alas 50.0 Cm

Tinggi Alas 50.0 Cm

Lebar Sandaran Punggung 50.0 Cm Tinggi Sandaran Punggung 45.0 Cm Lebar Sandaran Tangan 10.0 Cm Panjang Sandaran Tangan 50.0 Cm Dimensi

(Cm)

Tinggi Sandaran Tangan 30.0 Cm

Bahan Sofa Suede

Gambar 6.4 Sofa

- Meja Rapat

Meja rapat memiliki bentuk lingkaran dan terdapat banyak kaki pada bagian rangka. Meja ini terdapat 3 bagian yang bagian samping kanan dan samping kiri dapat dilepas sehingga meja berbentuk persegi panjang. Bahan yang digunakan multipleks dilapis HPL. Warna meja yaitu coklat dan kaki berwarna putih.

Tabel 6.9 Spesifikasi Meja Rapat Meja Rapat

Dimensi Spesifikasi Rancangan

(115)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-6

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel 6.10 Rancangan Meja Rapat Meja Rapat

Dimensi Meja Rapat

Diameter 140.0 Cm

Dimensi

(Cm) Tinggi Dari Lantai 72.0 Cm

Bahan Meja Rapat Multipleks dilapis HPL

Gambar 6.5 Meja Rapat

- Kursi Rapat

Kursi rapat memiliki bentuk sandaran punggung agak melengkung. Terdapat 4 kaki yang dibuat menyambung ke atas dengan bagian sandaran tangan. Kursi rapat ini memiliki warna merah pada bagian alas dan warna coklat pada bagian sandaran punggung dan sandaran tangan serta bagian rangka berwarna putih.

Tabel 6.11 Spesifikasi Kursi Rapat Kursi Rapat

Dimensi Spesifikasi Rancangan

(116)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-7

Tabel 6.12 Rancangan Kursi Rapat Kursi Rapat

Dimensi Kursi Rapat

Lebar Alas 45.0 Cm

Panjang Alas 48.0 Cm

Tinggi Alas 50.0 Cm

Lebar Sandaran Punggung 44.0 Cm Tinggi Sandaran Punggung 50.0 Cm Lebar Sandaran Tangan 10.0 Cm Panjang Sandaran Tangan 47.0 Cm Dimensi

(Cm)

Tinggi Sandaran Tangan 27.0 Cm

Bahan Kursi Rapat Suede

Gambar 6.6 Kursi Rapat

- Sarana Dokumentasi (Lemari)

Sarana dokumentasi (lemari) dengan bahan multipleks dilapis HPL berbentuk persegi panjang tegak ke atas memiliki banyak ruangan untuk menyimpan berbagai macam arsip-arsip. Lemari dibagi dalam 2 bagian, bagian pertama yaitu bagian atas terdapat banyak ruangan yang dibagi-bagi dengan pintu menggunakan kaca sedangkan bagian bawah dibagi 4 ruangan dengan pintu menggunakan bahan multipleks dilapis HPL. Warna lemari yaitu biru.

Tabel 6.13 Spesifikasi Sarana Dokumentasi (Lemari) Sarana Dokumentasi (Lemari)

Dimensi Spesifikasi Rancangan

(117)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-8

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Tabel 6.14 Rancangan Sarana Dokumentasi (Lemari) Sarana Dokumentasi (Lemari)

Dimensi Sarana Dokumentasi (Lemari)

Lebar 120.0 Cm

Panjang 30.0 Cm

Tinggi Sarana Dokumentasi 180.0 Cm Dimensi

(Cm)

Tinggi Kaki 10.0 Cm

Bahan Sarana Dokumentasi (Lemari) Multipleks dilapis HPL Bentuk Sarana Dokumentasi (Lemari) Persegi Panjang

Gambar 6.7 Sarana Dokumentasi (Lemari)

- Ranjang Lipat

Ranjang lipat yang digunakan memiliki bentuk persegi panjang. Ranjang ini dibuat sebuah partisi pada dinding seukuran dengan ranjangnya. Jadi, pada saat terbuka partisi ini kosong seperti kotak. Bahan yang digunakan yaitu kayu solid dengan warna coklat. Gambar dari ranjang lipat ini terlampir.

Tabel 6.15 Spesifikasi Ranjang Lipat Ranjang Lipat

Dimensi Spesifikasi Rancangan

(118)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-9

Tabel 6.16 Rancangan Ranjang Lipat Ranjang Lipat

Dimensi Ranjang Lipat

Lebar 140.0 Cm

Panjang 170.0 Cm

Dimensi (Cm)

Tinggi 50.0 Cm

Bahan Ranjang Lipat Kayu solid

Gambar 6.8 Ranjang Lipat

- Meja Lipat

Meja lipat yang digunakan memiliki bentuk segitiga. Meja lipat ini menggunakan engsel dan penyangga. Bahan yang digunakan yaitu kayu solid dengan cat warna abu-abu. Gambar dari meja lipat ini terlampir.

Tabel 6.17 Spesifikasi Meja Lipat Meja Lipat

Dimensi Spesifikasi Rancangan

Lebar Antara 83.0 s/d 154.0 87.4 Cm Panjang Antara 47.1 s/d 64.9 44.4 Cm Tinggi Antara 64.0 s/d 75.8 75.0 Cm

Tabel 6.18 Rancangan Meja Lipat Meja Lipat

Dimensi Meja Lipat

Lebar 87.4 Cm

Panjang 44.4 Cm

(119)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-10

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Gambar 6.9 Meja Lipat

- Kursi Lipat 1

Kursi lipat yang digunakan memiliki bentuk persegi. Kursi lipat ini menggunakan penyangga. Bahan yang digunakan yaitu besi dilapis busa, dakron dan kain dengan warna biru. Gambar dari kursi lipat ini terlampir.

Tabel 6.19 Spesifikasi Kursi Lipat 1 Kursi Lipat 1

Dimensi Spesifikasi Rancangan

Lebar Antara 31.4 s/d 47.6 35.0 Cm Panjang Antara 34.5 s/d 41.1 35.0 Cm Tinggi Antara 39.1 s/d 47.5 38.0 Cm

Tabel 6.20 Rancangan Kursi Lipat 1 Kursi Lipat 1

Dimensi Kursi Lipat 1

Lebar 35.0 Cm

Panjang 35.0 Cm

Dimensi (Cm)

Tinggi 38.0 Cm

Bahan Meja Kerja Besi dilapis busa, dakron dan kain

(120)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-11

- Kursi Lipat 2

Kursi lipat yang digunakan memiliki bentuk persegi panjang. Kursi lipat ini menggunakan penyangga. Bahan yang digunakan yaitu besi dilapis busa, dakron dan kain dengan warna biru. Gambar dari kursi lipat ini terlampir.

Tabel 6.21 Spesifikasi Kursi Lipat 2 Kursi Lipat 2

Dimensi Spesifikasi Rancangan

Lebar Antara 119.6 s/d 184.4 140.0 Cm Panjang Antara 50.8 s/d 60.8 50.0 Cm Tinggi Antara 39.1 s/d 47.5 50.0 Cm

Tabel 6.22 Rancangan Kursi Lipat 2 Kursi Lipat 2

Dimensi Kursi Lipat 2

Lebar 140.0 Cm

Panjang 50.0 Cm

Dimensi (Cm)

Tinggi 50.0 Cm

Bahan Meja Kerja Besi dilapis busa, dakron dan kain

Gambar 6.11 Kursi Lipat 2

Tata letak fasilitas pada gerbong kepresidenan dari segi keleluasaan

layout, fleksibilitas, kapasitas dan kemudahan perawatan

(121)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-12

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

memiliki nilai paling besar. Gambar layout gerbong yang lebih jelas dapat dilihat pada lampiran halaman L9 – 1.

Gambar 6.12 Layout Gerbong

Rancangan keseluruhan dari segi kenyamanan, keamanan dan

keselamatan

Perancangan gerbong dari segi kenyamanan sudah dirancang yang paling ergonomi. Dari segi keamanan dan keselamatan pada gerbong ini sudah dilengkapi dengan paspampres; pintu evakuasi; jendela anti peluru; APAR yang digunakan dry powder dengan klasifikasi kelas A, B dan C; P3K yang digunakan bentuk I, emergency line dan emergency light. Gambar layout gerbong yang lebih jelas dapat dilihat pada lampiran halaman L9 – 1.

(122)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-13

6.2Saran

(123)

xxiii

DAFTAR PUSTAKA

1. Nurmianto, Eko; 1998; Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, edisi pertama, Penerbit Guna Widya.

2. Sutalaksana, Anggawisastra, Tjakraatmadja; Teknik Tata Cara Kerja; Institut Teknologi Bandung; 1979, Bandung, Indonesia.

3. Ulrich,Karl T, Steven D. Eppinger; 2000; Product Design and Development, 2nd Edition; McGraw Hill Companies Inc.USA.

4. Weimer, Jon; 1993; Handbook of Ergonomic and Human Factors Table; PTR Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey 07632.

5. Tim Asisten Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi I; APK & E I kumpulan Modul edisi kelima; Universitas Kristen Maranatha; 2004, Bandung, Indonesia.

6. Tim Asisten Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi II; Kumpulan Teori dan Diktat Kuliah Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi II; Universitas Kristen Maranatha; 2005, Bandung, Indonesia.

Gambar

Tabel Data Anthropometri Tubuh Masyarakat Indonesia
Gambar Anthropometri Tubuh Manusia
Tabel Data Anthropometri Telapak Tangan Masyarakat Indonesia
Gambar Anthropometri Telapak Tangan Manusia
+7

Referensi

Dokumen terkait

There are several variations to video poker. Some of the video poker variations are played with standard 52 card decks while others are played with additional wild cards. All

So not only is feedback an essential aspect of eBay that virtually all buyers and sellers devote significant amount of time to reading, it is one that deserves more attention than

Pembuatan kompon karet adalah suatu ilmu yang kompleks dan multidisiplin dalam cara memilih dan mencampuran kombinasi dari elastomer yang tepat dan bahan lainnya

pckerjaan yang dilakukao antara lain pekerjaan pembongkaran, pasangan, kuda-kuda dan rangka atap, kusen, pintu dan jendela, serta pengecatan. Dari data kurva S yang didapat,

Posisi dari titik P dapat juga ditampilkan dengan mengacu pada frame koordinat yang tetap terhadap benda tegar, 0'-xbybzb dengan..

Berdasarkan hasil analisis data mengenai pengaruh pengembangan kompotensi kewirausahaan dan keunggunlan bersaing terhadap bisnis UMKM, maka dapat diambil

Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti kembali mengenai pengaruh cuci hidung dengan larutan NaCl 0,9% terhadap peningkatan kualitas hidup mahasiswa

Menurut Harsono (2003), faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kehadiran balita di posyandu antara lain: 1) Pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka