• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earnings Management (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earnings Management (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012)

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:

ANGGIT BAYU AJI TANTORO B 200 100 348

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012)

ANGGIT BAYU AJI TANTORO B200 100 348

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

E-mail: anggit_gendoet@ymail.com Abstract

The crisis in 1997-1998 caused many earnings management practices that occur in various sector in Indonesia. The aims of this research examines the effect of proportion independent commissioners, audit committees, executive compensation, and firm size on earnings management.

The sample in this research is manufacturing company that is listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) 2010-2012. The number of samples used by 75 companies being taken through purposive sampling. The method of analysis used multiple regression analysis.

The results of the research from four variables which influence foward earnings management is executive compensation and size, that means the high value compensation is given,so it will reduce the level of earnings management, while in company size, the huge size, the smaller the amount of management profits.

(4)

A. Pendahuluan 1. Latar Belakang

Semakin pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia pada masa sekarang ini, menjadikan peranan laporan keuangan semakin penting. Oleh karena itu, laporan keuangan harus dapat menggambarkan keadaan keuangan yang sebenarnya dari perusahaan tersebut. Tahun 1998, Indonesia dilanda krisis ekonomi yang mengakibatkan banyaknya perusahaan yang tidak mampu bertahan. Salah satu penyebabnya adalah karena pertumbuhan yang dicapai tidak dibangun atas landasan yang sesuai dengan prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat. Meskipun sudah melewati periode krisis tahun 1997-1998, masih saja ada praktik manipulasi laporan keuangan dilakukan oleh pihak korporat. Seperti pada tahun 2001 tercatat skandal keuangan di perusahaan publik yang melibatkan manipulasi laporan keuangan oleh PT Lippo Tbk dan PT Kimia Farma Tbk (Boediono, 2005).

Konsep corporate governance muncul sebagai salah satu upaya untuk melepaskan diri dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia tersebut. Maka dari itu penerapan konsep corporate governance di Indonesia sangat penting karena prinsip corporate governance dapat memberikan kemajuan terhadap kinerja keuangan perusahaan, sehingga perusahaan di Indonesia tidak tertindas dan dapat bersaing secara global. Dalam kaitannya dengan ukuran perusahaan, semakin besar dan luasnya perusahaan maka pemilik tidak akan dapat mengelola perusahaannya secara langsung sehingga inilah yang dapat memicu munculnya masalah keagenan. Perusahaan yang besar kemungkinan untuk melakukan tindakan manajemen laba lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki ukuran dibawahnya (lebih kecil), karena pemegang saham dan pihak luar lebih ketat pengawasannya terhadap perusahaan besar. Perusahaan besar memiliki basis investor yang lebih besar, sehingga mendapat tekanan yang lebih kuat untuk menyajikan pelaporan keuangan yang kredible (Nuryaman, 2008).

2. Rumusan Masalah

(5)

1. Apakah mekanisme corporate governance yang diproksikan proporsi dewan komisaris independen, komite audit, kompensasi eksekutif berpengaruh terhadap earnings management?

2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap earnings management?

B. Tinjauan Pustaka 1. Teori Keagenan

Teori keagenan (agency theory) menggambarkan perusahaan sebagai tempat titik temu antara perusahaan (principal) dengan manajemen (agent). Eisenhardt (1989) dalam Astria (2011) menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia akan bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya.

2. Corporate Governance

Corporate governance adalah sistem yang mengatur bagaimana perusahaan dikelola dan dikendalikan. Corporate Governance dapat didefinisikan sebagai susunan aturan yang menentukan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditur, pemerintah, karyawan, dan stakeholder internal dan eksternal yang lain sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya (Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), 2001).

3. Proporsi Dewan Komisaris Independen

Dewan komisaris merupakan organ perusahaan yang memiliki tanggung jawab dan kewenangan penuh atas pengurusan perusahaan. Fungsi dewan komisaris termasuk di dalamnya komisaris independen antara lain: melakukan pengawasan terhadap direksi dalam pencapaian tujuan perusahaan dan memberhentikan direksi untuk sementara bila diperlukan (Warsono dkk., 2009).

4. Komite Audit

(6)

dengan pihak manajemen dalam hal pengendalian internal perusahaan (Ratnaningsih dan Hidayati, 2012)

5. Kompensasi Eksekutif

Teori keagenan bertujuan untuk membatasi biaya agensi yang timbul sebagai akibat dari konflik kepentingan antara pemilik (pemegang saham) dan pengendali (manajer) dari lingkungan bisnis yang kompleks saat ini. Salah satu cara untuk mengurangi biaya keagenan adalah kompensasi eksekutif, yang merupakan pemukiman dengan manajer untuk komitmen terhadap keberhasilan perusahaan. Penghitungan penyelesaian ini bisa menjadi baik dengan kompensasi tunai atau opsi saham (rencana bonus) atau kombinasi keduanya. Dengan demikian, kompensasi eksekutif adalah teori keagenan esensi (Dechow dan Sloan, 1991).

6. Ukuran Perusahaan

Perusahaan yang lebih besar akan lebih memperhatikan kinerjanya dengan baik, karena cenderung sebagai subyek terhadap penelitian publik, sehingga perlu merespon lebih terbuka terhadap permintaan stakeholders. Oleh karena itu perusahaan yang besar diperkirakan akan memberikan pengungkapan informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang ukurannya kecil.

7. Manajemen Laba

Manajemen laba merupakan masalah keagenan yang seringkali dipicu oleh adanya perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan. Manajer melakukan manipulasi laba melalui manajemen laba agar laba nampak sebagaimana yang diharapkan (Ratnaningsih dan Hidayati, 2012).

C. Metode Penelitian

1. Populasi, Sampel dan Teknik Pemilihan Sampel

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh dari ICMD dan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang dipublikasikan pada kurun waktu tahun 2010-2012. Sampel di dalam penelitian ini beberapa Perusahaan Manufaktur yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Kriteria dalam pemilihan sampel adalah:

(7)

2. Data yang tersedia lengkap (data secara keseluruhan tersedia pada publikasi tahun 2010-2012), baik data mengenai corporate governance perusahaan maupun yang diperlukan untuk mendeteksi manajemen laba (earning governance).

3. Perusahaan mengalami laba positif selama tahun 2010-2012.

Berdasarkan kriteria yang ditetapkan di atas, diperoleh sampel 75 perusahaan manufaktur per tahun, jadi total keseluruhan sampel sebanyak 114. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Laporan Keuangan Perusahaan dari tahun 2010-2012. Data diperoleh dari ICMD, www.idx.co.id, dan www.yahoofinance.com

2. Definisi Variabel

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Manajemen Laba, dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

TAC = Nit-CFOit

Nilai total akrual (TA) yang diestimasi dengan persaman regresi OLS sebagai berikut:

TAit/Ait-1 = β 1 (1 / Ait-1) + β 2 ( Revt / Ait-1) + β 3 (PPEt / Ait-1) +e

Dengan menggunakan koefisien regresi di atas nilai non discretionary accruals (NDA)

dapat dihitung dengan rumus :

NDAit = β 1 (1 / Ait-1) + β 2 ( Revt / Ait-1 - Rect/ Ait-1) + β 3 (PPEt / Ait-1) Selanjutnya discretionary accrual

(DA) dapat dihitung sebagai berikut: DAit = TAit / Ait-1 – NDAit

Keterangan :

Dait = Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t

NDAit = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t

Tait = Total akrual perusahaan i pada periode ke t

Nit = Laba bersih perusahaan i pada periode ke-t

CFOit = Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode ke t

Ait-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1

Ärevt = Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode ke t

PPEt = Aktiva tetap perusahaan pada periode ke t

Ärect = Perubahan piutang perusahaan i pada periode ke t

(8)

Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah: a. proporsi dewan komisaris independen

Proporsi komisaris independen diukur dengan menggunakan indikator persentase anggota dewan komisaris independen terhadap seluruh anggota dewan komisaris perusahaan.

b. komite audit

Komite audit dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala rasio melalui persentase anggota komite audit independen terhadap seluruh anggota komite audit.

c. kompensasi eksekutif

Dalam penelitian ini Kompensasi eksekutif diukur dengan menggunakan logaritma natural (Ln) dari total kompensasi (Hassan dan Ahmed, 2012).

d. ukuran perusahaan

Dalam penelitian ini variabel ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural (Ln) dari total aktiva (Hassan dan Ahmed, 2012).

3. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

a. Pengujian Statistik Deskriptif b. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis atau regresi maka dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu agar model regresi dapat menghasilkan penduga yang tidak bias. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

c. Pengujian Hipotesis

Analisis regresi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda, uji parsial (t-test), uji regresi simultan (F-test), uji koefisien determinasi.

(9)

• Uji Normalitas

Hasil pengujian dengan uji kolmogorov smirnov menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0.093 > 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa model regresi layak dipakai dan memenuhi asumsi normalitas.

• Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas diuji dengan melihat VIF dan nilai tolerance dari masing-masing variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10 untuk semua variabel independen. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinieritas.

• Uji Autokorelasi

Dalam penelitian ini pengujian asumsi klasik autokorelasi dilakukan dengan pendekatan Run Test. Dalam penelitian ini nilai sebesar 0,081 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi dalam penelitian tidak mengandung masalah autokorelasi.

• Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji glejser. Berdasarkan hasil olahan data diperoleh nilai signifikan semua variabel diatas 0,05, maka dapat dikatakan bahwa model regresi tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

2. Hasil Pengujian Hipotesis

• Untuk menguji proporsi dewan komisaris independen, komite audit, kompensasi eksekutif dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba digunakan metode analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

ERC = 48,701 + -8,040 + 9,159 + 2,226 + -4,286

• Untuk menguji faktor-faktor yang menpunyai pengaruh terhadap manajemen laba dapat dilihat dari hasil uji t.

(10)

independen (KIND) tidak pengaruh terhadap manajemen laba. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilowati et al (2011), Guna dan Herawaty (2010) dan Indriastuti (2012) yang membuktikan bahwa proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

b. Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa variabel komite audit memiliki nilai signifikansi sebesar 0.290 > 5% yang artinya komite audit (KA) tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilowati et al (2011), Guna dan Herawaty (2010) serta Utami, Rini Budi dan Rahmawati (2008) yang menunjukkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

c. Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa variabel kompensasi eksekutif memiliki nilai signifikansi sebesar 0.014 < 5% yang artinya kompensasi eksekutif (KEKS) berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hassan dan Ahmed (2012) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai kompensasi, maka semakin rendah tingkat manajemen laba.

d. Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0.000 < 5% yang artinya ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hassan dan Ahmed (2012) serta Siregar dan Utama (2005), mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap earnings management, artinya semakin besar ukuran perusahaan maka semakin kecil besaran pengelolaan labanya.

(11)

• Berdasarkan uji koefisien determinasi diperoleh nilai adjusted sebesar 24,7%. Hal ini berarti kombinasi variabel independen dari proporsi dewan

komisaris independen, komite audit, kompensasi eksekutif dan ukuran

perusahaan dapat menjelaskan variabel dependen yaitu manajemen laba

sebesar 24,7% sedangkan sisanya 75,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain

diluar model yang diteliti.

E. Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan

• Proporsi dewan komisaris independen tidak mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba. Artinya tinggi rendahnya proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap tingkat manajemen laba.

• Komite audit tidak mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba. Artinya jumlah komite audit tidak menjamin keefektifan kinerja komite audit dalam melakukan pengawasan terhadap praktek manajemen laba.

• Kompensasi eksekutif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Artinya semakin tinggi kompensasi yang diberikan kepada dewan komisaris dan direksi maka akan berdampak pada menurunnya tingkat manajemen laba. • Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh negatif terhadap manajemen laba.

Artinya apabila ukuran perusahaan semakin besar maka akan berdampak pada menurunnya tingkat manajemen laba.

b. Saran

• Bagi penelitian selanjutnya diharapkan memperbanyak jumlah sampel, sehingga tidak hanya perusahaan manufaktur saja tetapi seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(12)
(13)

Daftar Pustaka

Astria, T. 2011. “Analisis Pengaruh Audit Tenure, Struktur Corporate Governance, dan Ukuran KAP Terhadap Integritas Laporan Keuangan”

Boediono, Gideon SB., 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Artikel yang Dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi 8 Solo tanggal 15 - 16 September 2005

Dechow, P.M. and R.G. Sloan (1991): “Executive Incentives and the Horizon Problem, Journal of Accounting and Economics vol. 14, pp. 51-89

FCGI, 2001. Corporate Governance: Tata Kelola Perusahaan. Edisi Ketiga, Jakarta. (Online), (www.fcgi.go.id diakses 30 April 2014)

Guna, W dan Herawaty, A. 2010. “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor Lainnya dalam Manajemen Laba”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 1.

Hassan, S.U. dan Ahmed, A. 2012. “Corporate Governance, Earnings Management and Financial Performance: A Case of Nigerian Manufacturing Firms”. American International Journal of Contemporary Research, Vol. 2, No. 7, pp. 214-226 Indriastuti, M. 2012. “Analisis Kualitas Auditor Dan Corporate Governance Terhadap

Manajemen Laba”. Eksistansi, Vol. 9, No. 2, pp. 2085-2401

Nuryaman, 2007. “Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba”. Simposium Nasional Akuntansi XI

Ratnaningsih, SY. dan Hidayati, C. 2012. “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Media Mahardika, Vol. 10, No. 3

Susilowati, H., Triyono dan Syamsudin. 2011. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Dan Kinerja Perusahaan”. DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya, Vol. 12, No. 1, pp. 127-141

Utami, Rini, Budi dan Rahmawati, 2008, Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris dan Keberadaan Komite Audit terhadap Aktivitas Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ, Prosiding Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional (SKEN), UPN Veteran Yogyakarta, 24-15 Oktober 2008

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pemantauan yang dilaksanakan diidentifikasi berbagai kelemahan yang ada baik dalam implementasi SPIP, pencapaian tujuan organisasi, pengelolaan

Ayat tersebut memberikan penjelasan kepada kita bahwa Allah mengutus rasul dari kalangan manusia sendiri sehingga dapat diteladani. Umat Islam wajib mengimani seluruh rasul yang

1. Didapatkan hasil perhitungan dari perencanaan sistem hidrolik adalah dengan daya motor sebesar 0,56 kW, kapasitas pompa sebesar 18,85 lpm atau 13,76 cc/rev, dan tekanan

Menurut FAO/WHO Codex Alimentarius, bahan tambahan makanan (BTM) didefinisikan sebagai semua bahan yang biasanya tidak dikonsumsi sebagai bahan makanan

Topical gel containing ethanolic plant extracts of suruhan of all concentration levels applied in this study showed a higher mean of hair length in rabbits, so

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa pemberian ekstrak buah delima dapat menurunkan jumlah sel yang mengekspresi TGF-β1 dan kolagen tipe I pada ventrikel

Seperti halnya perubahan kimia lainnya, reaksi redoks juga ditunjukkan oleh persamaan reaksi kimia. Oleh karena itu, persamaan reaksi redoks juga harus disetarakan. Pada

Untuk mendapatkan konsentrasi antibiotik higromisin yang tepat dalam menyeleksi tanaman kopi transgenik, dilakukan uji efektivitas konsentrasi higromisin