• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KONSULTAN PENDAMPING UMKM JUNIOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KONSULTAN PENDAMPING UMKM JUNIOR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PERKOPERASIAN INDONESIA

Ditetapkan Tanggal 15 April 2018 Disahkan Oleh:

No. 15.01/KEP/LSPPI/IV/2018

Akhmad Junaidi

Ketua Komite Skema Sertifikasi Profesi Bidang Pendamping UMKM

Prijadi Atmadja

Kepala LSP Perkoperasian Indonesia

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI

KONSULTAN PENDAMPING UMKM JUNIOR

Skema Sertifikasi Profesi Kompetensi Konsultan Pendamping UMKM Junior mengacu pada

SKKNI Bidang Pendamping UMKM (SK Menaker Nomor 181 Tahun 2017), dan Kualifikasi Kerja

Nasional Indonesia (KKNI) Bidang Pendamping UMKM (Peraturan Menteri Koperasi dan UKM

Nomor 4 Tahun 2018)

(2)

KODE SKEMA : SSK.01.01/LSPPI/PEN/IV/2018 STATUS DOKUMEN : TERKENDALI

1. LATAR BELAKANG

1.1. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan mayoritas (99,99%) pelaku usaha nasional, dan penampung mayoritas (sekitar 90 %) penyerapan tenaga kerja nasional. Karenanya peningkatan kemampuan UMKM melakukan inovasi dan memanfaatkan peluang usaha yang tersedia serta penciptaan kesempatan asaha bagi UMKM merupa salah satu agenda utama pembangunan.

1.2. Guna lebih memastikan upaya peningkatan kemampuan UMKM dalam melakukan inovasi, kewirausahaan UMKM dan memanfaatkan kesempatan yang tersedia maka diperlukan pendampingan UMKM. Pendampingan menurut SKKNI Bidang Pendamping UMKM adalah proses peningktan kualitas dan daya saing kelembagaan dan usaha UMKM yang dilakukan oleh lembaga pendamping UMKM dan pendamping perorangan. Dalam mendukungan perkembangan UMKM, pendamping memiliki beberapa fungsi , yaitu : 1) fungsi operasional seperti peningkatan kapasitas UMKM dalam mengelola usaha, fasilitasi akses terhadap sumberdaya produktif, penyuluhan dan motivasi, dan advokasi, 2) fungsi rujukan dalam rangka koordinasi, kerjasama maupun adopsi hal baru dan 3) fungsi administratif seperti pendataan, identifikasi permasalahan, perencanaan, monev dan pelaporan. ,

1.3. Dalam rangka mendukung dan memperkuat kemampuan dan peran pendamping UMKM maka perlu dibangun sistem pengembangan Sumberv daya manusia pendamping UMKM secara terintegrasi dan berkelanjutan, diantaranya dengan sistem sertifikasi profesi kompetensi pendamping UMKM.

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTFIKASI 2.1. Bidang Pendamping UMKM

2.2. Lingkup Penggunaan: Pendamping UMKM dengan kemungkinan jabatan Pendamping UMKM muda, konsultan pendamping UMKM Junior atau jabatan lain yang setara..

3. TUJUANSERTIFIKASI

3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi para pendamping UMKMdan sejenisnya,

3.2. Sebagai acuan dalam melakukan sertifikasi oleh LSP Perkoperasian Indonesia dan Asesor Kompetensi.

4. ACUAN NORMATIF

(3)

Ketenagakerjaan

4.2. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4408);

4.4. Keputusan Menteri Ketenaga Kerjaan RI No 161 Tahun 2015 Tentang Penetapan SKKNI Kategori Pendidikan, Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang Standarisasi, Pelatihan, dan Sertifikasi

4.5. Keputusan Menteri Ketenaga Kerjaan RI No 181 Tahun 2017 Tanggal 19 Juni 2017 Tentang Penetapan SKKNI Kategori Aktifitas Profesional, Ilmiah, dan Teknis Golongan Pokok Aktifitas Kantor Pusat Dan Konsultasi Manajemen Bidang Pendamping Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

4.6. Peraturan menteri Koperasi dan UKM Nomor 4 Tahun 2018 Tentang Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia Bidang Pendamping UMKM.

4.7. Pedoman BNSP 201 Versi 2014 Tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi

4.8. Pedoman BNSP 202 Versi 2014 – Pedoman Penyiapan dan Lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi

.

5. KEMASAN/PAKET KOMPETENSI 5.1. Jenis Kemasan : KKNI

5.2. Rincian Unit Kompetensi :

Kemasan unit kompetensi Konsultan Pendamping Pendamping UMKM Junior adalah sebanyak 8 unit kompetensi, yang terdiri atas 4 Unit kompetensi Inti dan 4 Unit Kompetensi Pilihan.

5.2.1. Unit Kompetensi Inti

No Kode Unit Judul Unit Persyaratan

Kompetensi 1 M.70PEN00.008.1 Melakukan identifikasi

permasalahan dan

kebutuhan UMKM

dampingan

Tidak ada

2 M.70PEN00.009.1 Membuat Rencana

Pendampingan UMKM

M.70PEN00.008.1 3 M.70PEN00.032.1 Membuat Laporan Penilaian

Hasil Pendampingan UMKM

Tidak ada 4 P.854900.017.01 Melaksanakan Pelatihan

Tatap Muka (Face To Face)*

Tidak ada

(4)

Unit pilihan sebanyak 4unit Kompetensi, terdiri atas :2 unit kompetensi Pilihan dari Kelompok A, dan 2 Unit Kompetensi Pilihan dari Kelompok B.

a. Unit Kompetensi Pilihan Kelompok A

No Kode Unit Judul Unit Persyaratan

Kompetensi 1 M.70PEN00.011.1 Melakukan Pendampingan

Pengurusan Kelembagaan dan Perizinan Usaha

Tidak ada

2

M.70PEN00.014.1 Melakukan Pendampingan Pemenuhan Persyaratan dan PenerapanStandar Nasional Indonesia (SNI)

Tidak ada

3 M.70PEN00.016.1 Melakukan Pendampingan Pengurusan Izin Edar Produk UMKM

Tidak ada

4 M.70PEN00.017.1 Melakukan Pendampingan Pengurusan Sertifikat Halal Produk

Tidak Ada

5 M.70PEN00.019.1

Melakukan Pendampingan Penerapan Manajemen Dasar Pengelolaan Usaha Mikro dan Kecil (UMK)

Tidak Ada

6 M.70PEN00.021.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Rencana Usaha (Business Planning)

Tidak Ada

7 M.70PEN00.022.1 Melakukan Pendampingan Akses Kemitraan

Tidak Ada

b. Unit Kompetensi Pilihan Kelompok B

No Kode Unit Judul Unit Persyaratan

Kompetensi 1. M.70PEN00.023.1 Melakukan Pendampingan

Pembuatan Profil Perusahaan (Company Profile)

Tidak ada

2. M.70PEN00.024.1 Melakukan Pendampingan Akses Pasar Produk UMKM Melalui SitusOnline

Tidak ada

3. M.70PEN00.026.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan

Tidak ada

(5)

Kompetensi 4. M.70PEN00.027.1 Melakukan Pendampingan

Pembuatan Laporan Pajak

Tidak ada

5. M.70PEN00.028.1 Melakukan Pendampingan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha

Tidak ada

6. M.70PEN00.029.1 Melakukan Pendampingan Akses Pembiayaan Usaha

Tidak ada 7. M.70PEN00.031.1 Melakukan Pendampingan

Restrukturisasi Kredit/Pembiayaan

Tidak ada

6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTFIKASI 6.1. Minimal pendidikan SLA dan

6.2. Memiiliki sertifikat kompetensi Asisten Konsultan Pendamping UMKM dan paska masa sertifikat asisten konsultan pendamping UMKM minimal satu (1) tahun.

atau

6.3. Memiliki Sertifikat Pelatihan Berbasis Kompetensi Tentang Konsultan Pendamping UMKM Junior.

.

7. HAK PEMOHON SETIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTFIKAT 7.1. Hak Pemohon Sertifikasi

a. Hak bertanya berkaitan dengan persyaratan dan procedure uji kompetensi 7.2. Hak Peserta Sertifikasi

a. Mendapatkan hak bertanya berkaitan dengan kompetensi yang diuji

b. Hak banding bila keputusan hasil uji kompetensi tidak sesuai dengan ketentuan bukti

c. Memperoleh sertifikat sesuai hasil uji kompetensi d. Hak untuk uji kompetensi ulang

e. Peserta yang dinyatakan kompeten diberikan sertifikat kompetensi

f. Menggunakan sertifikat kompetensi yang dimiliki untuk keperluan pekerjaannya 7.3. Kwajiban Pemegang Sertifikat

a. Mematuhi ketentuan yang relevan dalam skema sertifikasi;

b. Membuat pernyataan bahwa sertifikasi yang diterima hanya untuk ruang lingkup sertifikasi yang telah diberikan;

c. Tidak menggunakan sertifikasi yang dapat mencemarkan LSP, dan tidak membuat pernyataan terkait sertifikasi yang oleh LSP dianggap menyesatkan atau tidak dapat dipertanggungjawabkan;

d. Menghentikan penggunaan semua pengakuan atas sertifikasi yang merujuk pada LSP atau sertifikasi LSP apabila sertifikat dibekukan atau dicabut, dan mengembalikan sertifikat yang diterbitkan LSP

(6)

e. Mematuhi program uji petik (surveilance) yang ditetapkan LSP.

8. BIAYA SERTIFIKASI

8.1. Biaya sertifikasi adalah sebesar Rp 1 750 000 (Satu juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah).

9. PROSES SERTIFIKASI 9.1. Persyaratan Pendaftaran

9.1.1. Pemohon memahami proses Asesmen untuk skema ini yang mencakup persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat

9.1.2. Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01) DAN dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung

9.1.3. Pemohon telah memenuhi persyaratan dasar sertifikasi yang telah ditetapkan 9.1.4. Pemohon menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan

memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian

9.1.5. LSP menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa pemohon sertifikasi memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.

.

9.2. Proses Asesmen

9.2.1. Asesmen direncanakan dan disusun secara terjamin bahwa asesmen dilakukan secara objektif dan sistematis dengan bukti-bukti yang terdokumentasi

9.2.2. Tolak ukur (benchmark) yang relevan untuk Metoda Asesmen dan Alat Asesmen (Assessment tools) yang dipilih untuk skema ini diinterpretasikan untuk mengkonfirmasikan bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukti tersebut akan dikumpulkan

9.2.3. Rincian mengenai rencana asesmen dan proses asesmen dijelaskan, dibahas dan diklarifikasi dengan Peserta sertifikasi

9.2.4. Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar peserta untuk mengumpulkan bukti yang berkualitas

9.2.5. Bukti yang dikumpulkan PADA ASESMEN MANDIRI (APL 02) DAN KELENGKAPAN PORTOFOLIO diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti VATM

9.2.6. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti valid, akurat, terkini dan memadai (VATM) direkomendasikan Kompeten dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan untuk mengikuti proses lanjut ke proses uji kompetensi

9.3. Proses Uji Kompetensi

9.3.1. Uji kompetensi dirancang untuk menilai kompetensi secara praktek, tertulis, lisan, yang andal dan objektif, serta berdasarkan dan konsisten dengan skema sertifikasi.

9.3.2. Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian Skema Sertifikasi diverifikasi atau dikalibrasi secara tepat

9.3.3. Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar peserta untuk mengumpulkan bukti yang berkualitas

(7)

bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti (VATM )

9.3.5. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Kompeten” dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Belum Kompeten”

9.3.6. Umur sertifikat3 (tiga) Tahun 9.4. Keputusan Sertifikasi

9.4.1. LSP Perkoperasian Indonesia menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi telah mencukupi untuk :

a. Mengambil keputusan

b. Melakukan penelusuran apabila terjadi banding atau keluhan

9.4.2. LSP Perkoperasian Indonesia membatasi hasil keputusan sertifikasi sesuai dengan persyaratan skema sertifikasi;

9.4.3. Keputusan sertifikasi dilakukan oleh LSP Perkoperasian Indonesia berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh personil LSP Perkoperasian Indonesia selama proses sertifikasi berlangsung;

9.4.4. Sertifikat Kompetensi diberikan apabila seluruh persyaratan sertifikasi telah dipenuhi;

9.4.5. Format Sertifikat Kompetensi yang dikeluarkan oleh LSP Perkoperasian Indonesia berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh BNSP.

9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat

9.5.1. LSP Perkoperasian Indonesia mempunyai kebijakan dan prosedur yang terdokumentasi untuk pembekuan dan pencabutan sertifikat;

9.5.2. LSP Perkoperasian Indonesia membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk memastikan bahwa setelah pencabutan sertifikat, pemegang sertfikat tidak diperkenankan menggunakan sertifikatnya sebagai bahan rujukan untuk kegiatan yang dilakukannya.

9.6. Pemeliharaan Sertifikasi

9.6.1. LSP Perkoperasian Indonesia mempunyai kebijakan dan prosedur tentang pemeliharaan sertifikat;

9.6.2. LSP Perkoperasian Indonesia melakukan survailance kepada pemegang sertifikat minimum setahun sekali selama masa berlakunya sertifikat kompetensi.

9.7. Proses Sertifikasi Ulang

9.7.1. Sertifikasi kompetensi berlaku selama 3 (tiga) tahun. Sertifikasi ulang dilaksanakan setelah 3 (itga) tahun memegang sertifikat, terhitung sejak tanggal terbitnya sertifikat kompetensi.

9.7.2. LSP Perkoperasian Indonesia menetapkan kebijakan dan prosedur untuk proses sertifikasi ulang;

9.7.3. LSP Perkoperasian Indonesia menjamin bahwa selama proses sertifikasi ulang, kompetensi pemegang sertifikat masih terpelihara dan memenuhi persyaratan skema sertifikasi

9.7.4. SertifikasiulangyangditetapkanLSPdisesuaikan dengan persyaratan yang telah ditentukan dalam skema sertifikasi.

9.7.5. Metode asesmen yang digunakan antara lain :

(8)

b. Portofolio

c. Konfirmasi keberlangsungan pekerjaan yang memuaskan

9.7.6. Sertifikasi ulang melalui tahapan proses uji kompetensi dilaksanakan kepada pemohon apabila selama memegang sertifikat kompetensi tersebut tidak menunjukkan bukti kompetensi terkini, atau pemohon sudah tidak mempunyai kompetensi sesuai dengan ruang lingkup bidang sertifikat kompetensinya.

Biaya uji kompetensi yang dikenakan sesuai dengan proses uji kompetensi yang standar

9.7.7. Sertifikasi ulang melalui portofolio dilaksanakan kepada pemohon apabila selama memegang sertifikat kompetensi dapat menunjukkan bukti kompetensi terkininya. Biaya yang dikenakan hanya biaya administrasi pendaftaran dan penerbitan sertifikat

9.8. Penggunaan Sertifikat

9.8.1. Ketentuan tentang penggunaan sertifikat oleh pemegang sertfikat : a. Mematuhi ketentuan yang relevan dalam skema sertifikasi;

b. Membuat pernyataan bahwa sertifikasi yang diterima hanya untuk ruang lingkup sertifikasi yang telah diberikan;

c. Tidak menggunakan sertifikasi yang dapat mencemarkan LSP, dan tidak membuat pernyataan terkait sertifikasi yang oleh LSP dianggap menyesatkan atau tidak dapat dipertanggungjawabkan;

d. Menghentikan penggunaan semua pengakuan atas sertifikasi yang merujuk pada LSP atau sertifikasi LSP apabila sertifikat dibekukan atau dicabut, dan mengembalikan sertifikat yang diterbitkan LSP

e. Mematuhi program uji petik (surveilance) yang ditetapkan LSP.

9.8.2. LSP Perkoperasian Indonesia menetapkan prosedur tentang tindakan perbaikan dalam hal penyalahgunaan sertifikat.

9.9. Banding

9.9.1. LSP Perkoperasian Indonesia menetapkan prosedur untuk menerima,melakukan kajian,dan membuat keputusan terhadap banding;

9.9.2. Permohonan banding dapat dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah keputusan sertifikasi.

9.9.3. LSP Perkoperasian Indonesia membuat kebijakan dan prosedur yang menjamin bahwa semua banding ditangan isecara konstruktif, tidak berpihak,dan tepat waktu;

9.9.4. LSP Perkoperasian Indonesia bertanggung jawab atas semua keputusan di semua tingkat proses penanganan banding. LSP Perkoperasian Indonesia menjamin bahwa personil yang terlibat dalam pengambilan keputusan proses penanganan banding berbeda dari mereka yang terlibat dalam keputusan yang menyebabkan banding;

9.9.5. LSP Perkoperasian Indonesia menerima banding,dan memberikan laporan kemajuan serta hasil penanganannya kepada pemohon banding;

9.9.6. LSP Perkoperasian Indonesia memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir proses penanganan banding

---

Referensi

Dokumen terkait

LSP pihak pertama STP Bandung membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk memastikan bahwa setelah pencabutan sertifikat, pemegang

Skema sertifikasi ini digunakan untuk memastikan dan memelihara kompetensi Pengembang Web Pratama dan sebagai acuan dalam asesmen oleh LSP INFORMATIKA dan

Pengawasan (surveilan) adalah kegiatan verifikasi yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan terhadap pemegang sertifikat Kompetensi renaga

LSPP menetapkan kebijakan dan prosedur program pemeliharaan atau sertifikasi ulang sesuai dengan persyaratan skema sertifikasi, yaitu dapat dilakukan oleh LSPP

LSP pihak pertama STP Bandung membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk memastikan bahwa setelah pencabutan sertifikat, pemegang

LSP pihak pertama STP Bandung membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk memastikan bahwa setelah pencabutan sertifikat, pemegang

9.2.1 Asesmen Skema Teknisi Pembesaran Udang direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan

Asesmen skema sertifikasi jabatan Desainer Grafis Muda (Junior Graphic Designer) direncanakan dan disusun untuk menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi