• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan : Akuntansi. ..Judul. PENGUSUL : LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN. . ( Nama ) NIDN. PENGUSUL :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Jurusan : Akuntansi. ..Judul. PENGUSUL : LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN. . ( Nama ) NIDN. PENGUSUL :"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

………..Judul……….

PENGUSUL :

………. ( Nama ) NIDN ……….

PENGUSUL :

………. ( Nama ) NIDN ……….

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Pemahaman SAK EMKM: Perspektif Pelaku UMKM di Batu

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN

Strategi Bisnis UMKM Kuliner untuk Mendongkrak Omzet Penjualan Pada Masa Pandemi Covid-19

Pengusul:

Dr. Lilik Purwanti, M.Si., Ak, NIDN 0009076404

Prof. Iwan Triyuwono, SE., Ak., M.Ec., Ph.D., NIDN 0030066103

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021 Jurusan : Akuntansi

Skema : DPP FEB

(2)

1. Judul : Strategi Bisnis UMKM Kuliner untuk Mendongkrak Omzet Penjualan Pada Masa Pandemi Covid-19 2. Ketua Peneliti

a. Nama : Dr. Lilik Purwanti, M.Si., Ak b. Pangkat/gol/NIDN : Pembina/ IVb/0009076404 c. Jabatan Fungsionil : Lektor Kepala

d. Telpon/HP : 08125271315

e. e-mail : lilikpurwanti64@gmail.com, lilik@ub.ac.id f. Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi

3. Anggota Peneliti : Prof. Iwan Triyuwono ,SE., Ak., M.Ec., Ph.D

4. Jangka Waktu : 6 bulan

5. Biaya Penelitian : Rp 33.000.000

6. Sumber Dana : Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Malang, September 2021 Mengetahui,

Badan Pertimbangan Penelitian dan Ketua Pengusul, Pengabdian Kepada Masyarakat

Ketua,

(Prof. Dr. Khusnul Ashar, SE.MA) (Dr. Lilik Purwanti, M.Si., Ak ) NIP. 195508 15 198403 1 002 NIP. 19640709 199103 2 007

Mengetahui, Dekan,

(Abdul Ghofar, SE., M.Si., DBA., Ak., CA ) NIP. 19760628 200212 1 002

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan usaha yang telah terbukti mampu memberikan kontribusi besar dalam mendorong perekonomian di Indonesia. UMKM bahkan dianggap sebagai salah satu komponen dalam penguatan perekonomian nasional oleh karena karakteristiknya yang kuat, dinamis, dan efisien.

UMKM terbukti mampu mendorong pertumbuhan ekonomi domestik sebesar 60 persen dan sekaligus menyerap 97 persen tenaga kerja produktif di Indonesia. Selain itu, UMKM juga berperan sebagai penyangga perekonomian nasional di saat krisis (IAI, 2016).

UMKM bisa dikatakan sebagai roda penggerak perekonomian negara Indonesia. UMKM berkontribusi besar terhadap perkembangan dan pertumbuhan negara ini. Bagaimana tidak dan tidak tanggung-tanggung, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 99,9 persen dari total unit usaha di Indonesia (kumparan.com, 2019). Kementerian Koperasi dan UKM RI melaporkan bahwa secara jumlah unit, UMKM memiliki pangsa sekitar 99,99% (62.922.617 unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia (2017), sementara usaha besar hanya sebanyak 0,01% atau sekitar 5400 unit. Usaha Mikro menyerap sekitar 107,2 juta tenaga kerja (89,2%), Usaha Kecil 5,7 juta (4,74%), dan Usaha Menengah 3,73 juta (3,11%); sementara Usaha Besar menyerap sekitar 3,58 juta jiwa. Artinya secara gabungan UMKM menyerap sekitar 97% tenaga kerja nasional, sementara Usaha Besar hanya menyerap sekitar 3% dari total tenaga kerja nasional (ukmindonesia.id). Sindo News Online (2018), jumlah pasti UMKM di Indonesia per Desember 2017 memang belum diumumkan secara resmi namun data terakhir pada semester I 2017 adalah sekitar 59,2 juta UMKM. Adapun perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) pada awal 2017 adalah sebesar 61,41%, sedangkan selama tahun 2009-2015 meningkat dari 57,84%

menjadi 60,34% (Kemenperin, 2016).

Pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan kinerja dari 72,6% UMKM.

Dampak terbesar pada penurunan omzet penjualan (56%), kesulitan modal (35%) dan

(4)

input produksi/kesulitan bahan baku (50%), disitir dari Survei online (DUPK, DR, Mei 2020). Aspek usaha terdampak meliputi: penurunan penjualan 68% UMKM, kesulitan modal 12% UMKM, distribusi terhambat 10% UMKM, kesulitan bahan baku 6%

UMKM dan produksi terhambat 4% UMKM (Kemenkop dan UKM, 2020).

Salah satu sektor UMKM yang berpotensi cukup besar di Kota Batu. Sebagai destinasi wisata, Kota Batu menjanjikan banyak peluang usaha bagi warganya. Tak heran jika sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Kota Batu tumbuh subur. Saat ini, tercatat sebanyak hampir 24.000 UMKM dari berbagai sektor yang terdaftar di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan Kota Batu.

Sejak awal 2019 pandemi Covid-19 melanda dunia termasuk Indonesia.

Hampir semua sektor bisnis terdampak Covid-19, tidak terkecuali bisnis kuliner.

Berbagai peraturan bermunculan untuk mencegah penularan Covid-19, awalnya pembatasan pergerakan masyarakat sampai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa Bali. Awalnya PPKM Jawa Bali PKM Mikro menurut Jokowi, menjadi kunci untuk meningkatkan efektivitas implementasi kebijakan PPKM Jawa Bali yang sedang diterapkan Pemerintah hingga 8 Februari 2021 dan akhirnya diperpanjang tanggal 8-22 Februari 2021. Peraturan tersebut yang membatasi mobilitas warga untuk keluar rumah jalan-jalan atau mencari makanan atau wisata kuliner. Hal itu sangat berdampak pada bisnis UMKM kuliner di kota Batu.

Sebagai Kota Wisata, pertumbuhan UMKM di Kota Batu memang sangat pesat. Wisata kuliner di Alun-Alun kota Batu sangat menarik pengunjung dari berbagai kota di Indonesia. Di Alun-Alun Batu disediakan lokasi khusus wisata kuliner yang menyediakan berbagai makanan, minuman, dan mainan yang dikenal dengan Pasar Laron. Di lokasi ini banyak dijajakan aneka makanan termasuk gorengan, aneka minuman, mainan dan makanan kering.

Pelaku bisnis kuliner yang familiar disebut Pedagang Kreatif Lapang (PKL) di Pasar Laron Alun-alun Batu sangat tergantung dengan wisatawan local dari luar daerah. Dengan dibatasi mobilitas masyarakat maka kunjungan ke wisata Alun-alun kota Batu juga turun drastic. Sementara pelaku bisnis kuliner juga harus dapat bertahan hidup di masa pandemi. Oleh karena itu strategi bisnis yang berbeda harus digali dan diciptakan agar bisnisnya tetap hidup dan dapat menghasilkan pendapatan bahkan meningkatkan omzet penjualan dan perolehan keuntungan.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada usaha kuliner di Pasar Laron Alun-Alun Kota Batu. Pedagang Kreatif Lapang harus berpikir keras untuk memulihkan kembali bisnisnya dengan harapan pendapatannya meningkat seperti kondisi normal. Jurus kreatif harus digali untuk mewujudkan harapan tersebut.

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimana pelaku bisnis kuliner (PKL) memilih dan menerapkan strategi bisnis untuk mendongkrak omzet penjualan pada masa pandemic Covid-19?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dirumuskan untuk menentukan arah pelaksanaan penelitian.

Berikut rumusan tujuan penelitian:

1. Untuk memperoleh gambaran strategi bisnis yang dilakukan oleh UMKM kuliner pada masa pandemic.

2. Untuk menggali masalah yang dihadapi oleh pelaku bisnis kuliner dalam menerapkan strategi bisnis yang dipilih.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran tentang trik PKL yang dilakukan untuk mengatasi turunnya penjualan yang berdampak pada turunya pendapatan juga keuntungan. Selain itu juga memberikan informasi terkait kendala yang dihadapi PKL dalam menjalankan strategi yang sudah dipilih dan diciptakan.

Strategi bisnis yang ditemukan dalam penelitian ini dapat ditiru dan diterapkan oleh pedagang lain agar bisnisnya jalan atau hidup kembali. Temuan trik bisnis juga dapat disosialisasikan oleh dinas terkait kepada paguyupan PKL di Alun-Alun kota Batu khususnya.

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, definisi usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria yakni memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00.

Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria yakni memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00.

Adapun definisi usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria yakni memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00. Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan suatu usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha kecil memiliki pekerja 1-19 orang, usaha menengah memiliki pekerja 20- 99 orang, dan usaha besar memiliki pekerja sekurang-kurangnya 100 orang.

(7)

Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PP UMKM), UMKM yang didirikan setelah PP UMKM berlaku maka kriteria modal tersebut terdiri atas:

1. Usaha Mikro memiliki modal usaha sampai dengan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Usaha Mikro memiliki modal usaha sampai dengan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Usaha Kecil rnemiliki modal usaha lebih dari Rpl.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

3. Usaha Menengah merniliki modal usaha lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) sampai tlengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

UMKM yang telah berdiri sebelum PP UMKM berlaku, pengelompokkan UMKM dilakukan berdasarkan kriteria hasil penjualan tahunan. Kriteria hasil penjualan tahunan terdiri atas:

1. Usaha Mikro memiliki hasil penjualan tahunan sampai dengan paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah)

2. Usaha Kecil memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) sampai dengan paling banyak Rp15.000.000.000,00(lima belas miliar rupiah)

3. Usaha Menengah memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).

2.2 Strategi Bisnis

Dalam menjalankan sebuah bisnis, menyusun strategi bisnis adalah hal penting yang perlu dilakukan sejak awal. Strategi bisnis adalah upaya perusahaan dalam mengambil kebijakan dan pedoman yang memiliki komitmen dan tindakan yang

(8)

terintegrasi serta dirancang untuk membangun keunggulan dalam persaingan bisnis untuk memenuhi dan mencapai tujuan bisnis. Dengan adanya strategi bisnis, perusahaan mampu menentukan arah perusahaan dengan mengidentifikasinya dari segi pasar, pesaing, pelanggan dan lain sebagainya.

Untuk mencapai keuntungan bisnis yang maksimal, berikut enam strategi bisnis yang dapat dilakukan, yaitu Perhatikan Kualitas, Kenali Target Pasar, Kreativitas dan Inovasi, Promosi Efektif, Manfaatkan Teknologi dan Manajemen Bisnis.

Perhatikan Kualitas

Sekarang ini, semakin banyak bisnis baru yang bermunculan dengan produk beragam. Namun, bisnis yang benar-benar memerhatikan kualitas dapat dibilang hanya sedikit. Kualitas dalam bisnis adalah hal penting yang perlu ditingkatkan untuk menarik banyak konsumen. Perhatikan kualitas dari beberapa unsur yang Anda jual dalam bisnis tersebut. Mulai dari kualitas kemasan, kualitas rasa (jika menjual produk makanan), kualitas isi produk, kualitas bahan baku hingga kualitas layanan yang terbaik. Kualitas yang lebih baik dari pesaing tentu akan membuat bisnis Anda selangkah lebih maju.

Kenali Target Pasar

Sebelum menjual sebuah produk secara profesional, Anda harus menjadi konsumen terlebih dahulu. Dengan menjadi pemakai produk yang Anda jual, maka Anda dapat mengetahui siapa target pasar Anda dan apa yang mereka inginkan dari produk yang Anda jual tersebut. Hal ini akan membuat Anda lebih mengerti kebutuhan pasar dan apa yang diinginkan pembeli dari bisnis Anda.

Kreativitas dan Inovasi

Kreativitas dan inovasi merupakan modal penting dalam menjalankan bisnis.

Oleh karena itu, setiap pengusaha atau pelaku bisnis harus membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan dan wacana lainnya sebagai sumber inspirasi. Ide kreatif dapat menjadi sumber inspirasi dalam menciptakan suatu inovasi produk tertentu sehingga akan memberikan peluang sukses yang lebih besar pada bisnis Anda. Selain itu, dengan kreativitas dan inovasi yang Anda tawarkan maka akan meningkatkan kepercayaan konsumen dan mereka tidak merasa bosan.

(9)

Promosi Efektif

Melakukan promosi yang efektif kepada calon konsumen merupakan strategi yang wajib dilakukan oleh pebisnis. Saat ini, melakukan promosi sangatlah mudah, bahkan dapat dilakukan secara gratis. Anda dapat menggunakan social media atau media online lainnya untuk memperkenalkan produk dan melakukan promosi pada banyak orang yang lebih spesifik dan menyukai produk Anda. Saat melakukan promosi, sebaiknya gunakan visual yang berkualitas, serta informasi yang detail untuk menjelaskan tentang produk yang Anda jual. Lakukan promosi secara berkala, dengan begitu calon konsumen akan lebih mudah terjaring.

Manfaatkan Teknologi

Pemanfaatan teknologi untuk bisnis dapat memotong biaya produksi yang dibutuhkan. Contohnya jika sebuah pekerjaan dapat dilakukan dengan teknologi mesin hingga robot, makan otomatis biaya operasional karyawan juga dapat ditekan. Terlebih jika bisnis digital, Anda dapat menjalankan bisnis secara otomatis dengan memanfaatkan platform yang ada.

Manajemen Bisnis

Manajemen merupakan hal yang tidak kalah penting dalam menjalankan suatu bisnis. Salah satu hal penting yang berkaitan dengan manajemen ini adalah manajemen keuangan. Ingat, keuangan merupakan nyawa dari setiap bisnis yang Anda jalankan.

Salah satu manajemen keuangan yang penting untuk dilakukan adalah melakukan proses akuntansi secara tepat dan akurat. Selain itu mengandalkan teknologi dalam proses akuntansi juga salah satu strategi untuk mendapatkan keuntungan maksimal pada bisnis.

Sondang, (1995:206-207), memberikan gambaran pentingnya usaha untuk mengembangkan berbagai strategi bidang fungsional dengan memberikan perhatian utama pada bidang-bidang fungsional yang penting, seperti pemasaran, keuangan, produksi, penelitian dan pengembangan serta sumber daya manusia.

Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan

(10)

dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas (Rangkuti, 2016: 101)

Strategi pemasaran adalah serangkaian kebijakan pemasaran yang terpadu dan terarah yang jadi pedoman kegiatan berbagai jenjang unit pemasaran untuk mencapai target penjualan dalam wilayah pemasaran tertentu, sesuai dengan perubahan kondisi dan lingkungan usaha bisnis bersangkutan (Prawirosentono, 2007: 26). Peranan fungsi pemasaran ialah agar secara menguntungkan terjadi penjualan produk perusahaan baik dalam bentuk barang maupun jasa di pasaran yang sudah dimasuki sedemikian rupa sehingga tujuan perusahaan tercapai. Strategi fungsional di bidang pemasaran menjadi penuntun dalam melakukan berbagai aktivitas pemasaran sehingga konsisten bukan hanya dengan strategi dasar yang telah ditentukan, akan tetapi juga dengan strategi berbagai bidang fungsional lainnya (Sondang, 1995: 210). Indriyo Gitosudarmo dalam bukunya yang berjudul Pengantar Bisnis berpendapat bahwa strategi pemasaran mengacu pada faktor operasional atau pelaksanaan kegiatan pemasaran seperti penentuan harga, pembungkusan, pemberian merek, penentuan saluran distribusi, pemasangan iklan dan sebagainya. Kegiatan pemasaran itu sering dikenal dengan sebutan Marketing Mix yang juga dikenal dengan singkatan 4P, keempat tindakan tersebut terdiri dari : Product, Price, Place, dan Promotion.

Produk (Product). Product merupakan titik sentral dari kegiatan marketing.

Produk ini dapat berupa barang dan dapat pula berupa jasa. Jika tidak ada produk, tidak ada pemindahan hak milik maka tidak ada marketing. Semua kegiatan marketing lainnya, dipakai untuk menunjang gerakan produk. Produk yang dihasilkan harus mempertimbangkan “product features”, yaitu model, rupa, ciri-ciri istimewa, atribut dari produk tersebut.

Harga (Price). Kebijaksanaan harga dapat dilakukan pada setiap tingkatan distribusi, seperti oleh produsen, oleh grosir, dan retailer (pedagangan eceran). Banyak strategi harga dapat dilakukan oleh ketiga lembaga distribusi tersebut, antara lain:

Strategi inverted pricing, di sini produsen mencoba menetapkan harga eceran tertinggi (HET). Setelah HET ditetapkan produsen mencoba mengkalkulasi harga untuk reatiler, harga untuk grosir, dan akhirnya harga untuk pabrik. Dengan menetapkan

(11)

produsen menetapkan value added atau nilai tambah untuk masing-masing lembaga penyalur, dan mengawasi harga jual produknya.

Promosi (Promotion). Promosi ini sangat berkembang pada masa “selling concept” di mana produsen sangat mengandalkan, sangat memberi harapan tinggi akan meningkatnya penjualan dengan mempergunakan promosi. Pada akhir-akhir ini para produsen, mulai memperhatikan selera mereka dengan cara membuat barang yang memenuhi needs dan wants konsumen. Antara promosi dan produk, tidak dapat dipisahkan, ini dua sejoli yang saling berangkulan untuk menuju suksesnya pemasaran. Di sini harus ada keseimbangan, produk baik, sesuai dengan selera konsumen, dibarengi dengan teknik promosi yang tepat akan sangat membantu suksesnya usaha marketing.

Tempat (Place). Sebelum produsen memasarkan produknya, maka sudah ada perencanaan tentang pola distribusi yang akan dilakukan. Di sini penting selaku perantara dan pemilihan saluran distribusinya. Perantara ini adalah sangat penting karena dalam segala hal mereka berhubungan dengan konsumen. Produsen disini dapat melaksanakan strategi push dan pull. Push Strategy berarti mendorong jalur distribusi untuk menjual lebih banyak produk ke konsumen, karena distributor akan memperoleh hadiah dari dalam toko ke tangan konsumen dengan mengandalkan promosi di media masa. Jadi untuk mendorong penjualan melalui saluran distribusi dapat dilakukan dengan memberikan diskon khusus, bonus, kontes, dan periklanan.

(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005). Berdasarkan Modul Rancangan Penelitian (2019) yang diterbitkan Ristekdikti, penelitian kualitatif bisa dipahami sebagai prosedur riset yang memanfaatkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif dilakukan untuk menjelaskan dan menganalisis fenomena, peristiwa, dinamika sosial, sikap kepercayaan, dan persepsi seseorang atau kelompok terhadap sesuatu.

Hasil dari penelitian ini akan menggambarkan keadaan objek yang diteliti sesuai tujuan penelitian yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai strategi bisnis yang dipilih dan dilakukan oleh pelaku bisnis kuliner (PKL) Pasar Laron Alun-ALun kota Batu.

3.2 Situs Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pelaku bisnis kuliner di Pasar Laron Alun-Alun kota Batu. Alasan dilakukan di kota Batu, kota Batu adalah kota destinasi wisata yang sangat potensial yang telah menumbuh kembangkan banyak UMKM dengan berbagai sektor usaha. Sebagai Kota Wisata tujuan wisatawan lokal dan regional, UMKM kuliner menyediakan aneka makanan dan oleh-oleh. Wisata kuliner tersebut dipusatkan di Alun-Alun kota Batu.

Alun-Alun Batu merupakan lokasi wisata yang menyediakan permainan, taman yang indah sebagai spot foto pengunjung dan sangat enak dan nyaman buat santai sambil menikmati aneka kuliner. Banyak menu yang disediakan mulai makanan berat berupa aneka penyetan ayam, ikan, tahu tempe, ada juga bakso, ketan bubuk legenda yang sangat terkenal, susu segar dan makanan ringan aneka krupuk serta aneka minuman.

(13)

3.3 Informan, Metode Pengumpulan Informasi dan Pengolahan

Pemilihan informan dilakukan secara sengaja dan purposive, berpedoman pada kriteria tertentu seperti yang dijelaskan oleh Bungin (2008: 54-55): Pertama, subjek telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan yang menjadi sasaran penelitian. Subjek tidak hanya sekedar tahu dan dapat memberikan informasi tetapi juga telah menghayati secara sungguh-sungguh. Hal ini karena mereka sudah terlibat yang cukup lama pada lingkungan atau kegiatan yang bersangkutan. Kedua, subjek masih terlibat secara aktif pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi fokus penelitian. Informan penelitian ini adalah pelaku bisnis kuliner di Pasar Laron Alun- Alun Batu yang berbisnis minimal 2 tahun atau sejak 2019. Dengan harapan diperoleh informasi tentang omzet penjualan sebelum, selama masa pandemic dan new normal.

Tabel 1: Daftar Informan

No. Nama*) Usaha

1. Samadi (SA) Minuman Pikopi

2. Parmi (PA) Nasi dan Mie Goreng

Aneka Level Pedas

3. Bagiyo (BA) Mainan

4. Raharjo (RA)

5. Halimah (HA) Aneka Penyetan

*) Nama PKL bukan nama sebenarnya

Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada informan untuk menggali strategi bisnis apa yang dilakukan untuk tetap bisa bertahan dan dukungan pemerintah kota Batu.

Metode observasi dilakukan untuk mengamati lokasi penelitian, model penyajian dagangan, cara pelayanan dan model kemasan yang digunakan. Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dan informasi dengan cara pencarian dan penemuan bukti-bukti. Metode dokumenter ini adalah metode pengumpulan data yang berasal dari sumber non-manusia. Informasi yang dikumpulkan berupa catatan keuangan atau pembukuan untuk mengetahui omzet penjualan.

Prosedur analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Miles dan Huberman (1992:15-21) yang meliputi (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) penarikan kesimpulan atau verifikasi seperti tampak pada gambar 1. Analisis data

(14)

kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Hasil penelitian dipaparkan dalam bentuk narasi, tabel ataupun gambar. Langkah terakhir adalah pengambilan kesimpulan penelitian dan saran yang sebaiknya disampaikan kepada UMKM sebagai pelaku bisnis kuliner dan pemerintah kota Batu sebagai pengambil kebijakan.

Prosedur analisa data dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

Gambar 1: Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif Sumber: Miles et.al (2014)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

cara strategi kreatif yang menawan, melalui peningkatan pelayanan, kualitas makanan, tempat makan, higienis, strategi pemasaran, inovasi, hingga konsep suasana makan yang menarik

4.1 Gambaran Umum Obyek

Kota Batu adalah salah satu kota di Jawa Timur yang udaranya sejuk dan memiliki panorama alam yang menawan karena kota Batu dikelilingi oleh enam gunung, plus banyak sumber mata air alami yang mengalir dari pegunungan. Kota Batu telah bertransformasi menjadi salah satu tujuan wisata orang-orang Belanda di awal abad ke-19. Pada masa itu, daerah ini terkenal dengan sebutan “De Klein Switzerland” atau Swiss kecil di Pulau Jawa.

Pengumpulan data

Penyajian data

Reduksi data

Kesimpulan:

Panarikan/Verifikasi

(15)

Asal mula nama Batu sendiri, menurut kisah lokal, berasal dari seorang nama ulama pengikut Pangeran Diponegoro, yaitu Abu Ghonaim, atau disebut sebagai Kyai Gubug Angin. Masyarakat setempat kemudian akrab memangilnya Mbah Wastu, atau Mbah Tu, yang kemudian menjadi sebutan Mbatu.

Daerah wisata Kota Batu Malang berada pada ketinggian 680 meter hingga 1200 meter dpl, maka tak heran jika suhu di sekitarnya bisa mencapai 15 hingga 19 derajat Celcius.

Ada Pasar Laron, yakni pasar aneka kuliner yang menjajakan beragam sajian khas malang maupun makanan yang banyak diburu pengunjung. Dinamakan Pasar Laron, lantaran seperti sifat laron, binatang yang akan mengerubungi cahaya saat hujan selesai menerjang. Nah, begitu juga dengan pasar ini, banyak pengunjung yang mengerunginya seumpama lampu dan laron yang menghinggapi.

Pasar Laron ini rata-rata buka 24 jam setiap hari tetapi untuk akhir pekan biasanya akan lebih padat dari biasanya. Semua makanan kisaran harga di sini rata-rata Rp5.000 sampai Rp25.000 per porsi

Pasar Laron di Alun-Alun Kota Wisata Batu.

(16)

4.2 Strategi Bisnis UMKM Kuliner Alun-Alun Batu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan pengunjung di kawasan wisata Alun-Alun Batu sehingga jumlah konsumen usaha kuliner juga mengalami penurunan. Hal ini berdampak pada penurunan pendapatan, pengurangan pegawai dan perubahan jam operasional. Strategi bisnis dilakukan oleh para pedagang agar pendapatan naik yaitu Jemput Bola, diversifikasi usaha memanfaatkan peluang bisnis yang ada dengan membuka produk baru, memperbaharui sistem pemasaran dengan memanfaatkan media Sosial karena ditengah covid-19 ini, penjualan secara langsung umumnya mengalami penurunan dikarenakan pola masyarakat yang lebih banyak berdiam dirumah. Selanjutnya berinovasi meningkatkan pelayanan untuk menarik konsumen dengan menerapkan protokol kesehatan agar konsumen merasa nyaman dan aman, serta memperkuat jaringan paguyupan PKL untuk memecahkan permasalahan dan mecari solusi bersama. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan pelaku bisnis kuliner, meningkatkan pengunjung tempat wisata selama masa pendemi Covid-19 dan mendukung program Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.

4.2.1 Jemput Bola

Strategi pemasaran jemput bola berasal dari istilah filosofi dalam olah raga paling populer di dunia yaitu sepakbola. Dimana untuk mencetak gol (menggambarkan

(17)

target penjualan dalam dunia bisnis), seorang striker (marketing) harus turun ke bawah untuk menjemput bola kemudian digiring ke depan gawang lawan. Strategi pemasaran jemput bola adalah cara pemasaran aktif, dimana penjual aktif menawarkan dagangannya berupa produk barang maupun jasa langsung pada konsumen. Caranya bisa turun ke lapangan untuk presentasi secara door to door, menghubungi lewat telepon, SMS, email, inbox sosial media dan lain sebagainya.

Trik ini yang diambil oleh PKL kreatif seperti pedagang kue dan minuman berjualan keliling menggunakan mobil pick up yang didesign unik dengan musik untuk menarik pembeli dan menawarkan dagangan menggunakan mikrofon. Strategi ini dilakukan karena pada pandemi khususnya PSBB dan PPKM, banyak masyarakat suka berdiam diri di rumah, para pegawai bekerja dari rumah, sehingga pedagang harus menjemput bola dengan mendatangi pembeli.

Strategi ini dianggap efektif dan dapat meningkatkan penjualan. Pembeli juga senang karena membeli makanan dan minuman yang lewat di depan rumah dan bisa memilih karena melihat langsung barangnya.

Keuntungan / kelebihan stategi pemasaran jemput bola

1. Lebih tepat dalam membidik target yaitu orang yang sekiranya membutuhkan barang / jasa yang ditawarkan sehingga kemungkinan terjual lebih besar 2. Penjual dapat mengeksplore kemampuan mempengaruhi calon pelanggan

untuk membeli barang / jasa yang dijual.

3. Mampu menggugah minat calon konsumen yang awalnya merasa tidak membutuhkan produk yang ditawarkan kemudian tertarik untuk membelinya 4. Menguntungkan bagi konsumen karena menghemat waktu dan tidak perlu

repot untuk membeli barang

5. Konsumen mengetahui keunggulan brand produk tersebut secara detail karena bisa bertanya langsung pada penjualnya

Kekurangan / kelemahan strategi jemput bola

1. Menguras waktu, tenaga dan biaya transportasi serta gaji salesman

2. Posisi tawar penjual rendah di mata konsumen karena merasa pihak penjual yang butuh (tidak selalu)

(18)

4.2.2 Platform Digital dan Media Sosial

Masa pandemi mengubah pola masyarakat yang lebih banyak berdiam dirumah. Tren belanja online semakin diminati masyarakat, terutama layanan pesan antar. Untuk mendongkrak penjualan, banyak PKL memanfaatkan platform digital:

Gojek dan Grab. Selain itu juga menggunakan media social: Facebook, Instagram, Whatsapp, Tweeter dan Line untuk melakukan promosi tetapi layanan pengiriman secara offline menggunakan grab dan gojek.

Mereka yang awalnya gaptek dan sekarang terpaksa harus belajar dan bersosial media. Media ini dipakai oleh penjual makanan dan minuman dan cukup meningkatkan penjualan meski hanya bersifat lokal karena yang dijual makanan dan minuman.

4.2.3 Diversifikasi Usaha

Memperluas pasar dengan mengembangkan produk baru yang sesuai dengan peluang pasar atau memanfaatkan peluang bisnis yang ada dengan membuka usaha baru. Selain menjual makanan atau minuman, PKL menjual masker yang memang sangat diperlukan saat pandemi. Penjualan masker dilakukan secara offline bersama dagangan utama dan secara online

Pendapatan naik pesat bagi PKL yang memanfaatkan peluang ini, meski hanya jangka pendek tetapi dapat menutup turunnya pendapatan dari usaha utamanya.

4.2.4 Berinovasi Meningkatkan Pelayanan

Untuk menarik konsumen, PKL meningkatkan pelayanan dengan menerapkan protokol kesehatan agar konsumen merasa nyaman dan aman pada saat makan atau minum. Tempat duduk diberi jarak, disediakan tempat cuci tangan agar sebelum masuk warung cuci tangan dulu bagi yang makan di tempat. Penjual memakai masker dan memberikan tirai plastik untuk menjaga jarak dengan pembeli.

Beberapa penjual hanya melayani bungkus atau tidak melayani makan di tempat, ini untuk penjual gorengan dan jajanan. Mereka berinovasi dapam pembungkusan makanan. Bungkus harus rapat dan kedap dari udara juga aman dari debu jalanan.

4.2.5 Memperkuat Jaringan Paguyupan PKL

(19)

Pedagang Kreatif Lapangan di pasar Laron Alun-alun Batu mempunyai paguyupan PKL. Fungsinya antara lain untuk memecahkan permasalahan dan mencari solusi bersama.

Ada sekitar 489 PKL yang tergabung dalam delapan paguyuban PKL. Dengan memperkuat jaringan paguyupan maka masalah PKL akan diperoleh solusi termasuk tidak boleh jualan malam hari karena perlakuan PSBB dan PPKM, realokasi PKL ke tempat lain untuk memecah kerumunan.

4.3 Hambatan Penerapan Strategis Bisnis

Menjadi pedagang kaki lima (PKL) di pinggir jalan ternyata juga memiliki peluang sukses. Mau tahu caranya? Simak ulasan yang telah dihimpun oleh redaksi Ajaib berikut ini. Persaingan kerja di era globalisasi ini semakin ketat, tak ayal hal ini menyebabkan orang-orang harus berpikir cerdas untuk bisa bertahan demi mencari pemasukan.

Mencari lapangan kerja kini sudah semakin sulit, baik itu dari proses rekrutmennya hingga tekanan yang dihadapi. Banyak dari para milenial yang justru enggan untuk bekerja di perusahaan dan memilih untuk membuka usaha sendiri. Salah satu bisnis yang banyak digeluti adalah kuliner dan banyak dari mereka yang menjadi pedagang kaki lima.

Para pelaku usaha kaki lima biasanya menjajakan kebutuhan sehari-hari kepada pejalan kaki di seperti makanan, minuman, baju, ataupun jasa yang membutuhkan modal tak begitu besar dan berjualan di pinggir-pinggir jalan. Sejauh ini usaha kaki lima di bidang kuliner banyak jadi pilihan karena cukup menjanjikan.

Lantas apakah dengan menjadi pedagang kaki lima bisa sukses?

Luaran Dan Target Capaian

No Jenis luaran Keterangan

1. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Proses pengurusan 2. Publikasi dalam Seminar Nasional atau

International Conference

(20)

3. Laporan Penelitian atau Buku Hasil Penelitian Proses penyusunan

Hasil riset direncanakan akan dipublikasikan di jurnal internasional atau nasional terakreditasi minimal terindeks Sinta 3, prosiding dan buku hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Catriana, E. 2020. 5 Tips Agar Omzet Bisnis Kuliner Moncer Selama New Normal.

29 Juli. Diakses 4 Februari 2021.

https://money.kompas.com/read/2020/07/29/ 072333026/5- tips-agar-omzet- bisnis-kuliner-moncer-selama-new-normal?page=all

https://kumparan.com/karjaid/benarkah-99-9-persen-jumlah-unit-usaha-di-indonesia- adalah-umkm-1552834338532079419. 17 Maret 2019. Diakses pada tanggal 9 Juli 2019

(21)

Ikatan Akuntan Indonesia. (2016). Bantu UMKM Raih Status Bankable, IAI Sahkan SAK EMKM. Diakses dari http://iaiglobal.or.id/v03/berita-

kegiatan/detailberita-960=bantu-umkm-raih-status-

%3Ci%3Ebankable%3Ci%3E-iai-sahkan-sak-emkm

Ikatan Akuntan Indonesia. (2016). IAI Siapkan Pilar Baru SAK untuk UMKM.

Diakses dari http://iaiglobal.or.id/v03/public_hearing/detail_ph-1.html Ikatan Akuntan Indonesia. (2016). Press Release: IAI Siapkan Standar Akuntansi

Agar EMKM Capai Literasi Keuangan. Diakses dari

http://iaiglobal.or.id/v03/berita-kegiatan/detailberita-917=press-release-- iai- siapkan-standar-akuntansi-agar-emkm-capai-literasi-keuangan

Ikatan Akuntan Indonesia. (2016). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah. Jakarta: Grha Akuntan

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. (2016). Kontribusi UMKM naik.

Diakses dari http://www.kemenperin.go.id/artikel/14200/Kontribusi-UMKM- Naik

Miles, Matthew B., Huberman, A.M & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebook (Edisi 3).

Moleong, L. J. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008. (t.thn.). Diakses dari http://bppm.kaboki.go.id/index.php/investasi/regulasi?download=7:pp-no-17- 2013.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Diakses dari https://jdih.kemenkeu.go.id/in/page/dokumen- peraturan/e464432a-9b9b-435a-d238-08d8edc6c0be

Pramono, F. S. (2018). Resolusi UMKM Indonesia. Diakses dari Sindo News Online:

https://nasional.sindonews.com/read/1278750/18/resolusi-umkm-indonesia- 1517531360/

Suyadi Prawirosentono, S. 2007. Manajemen Operasi (Analisis dan Studi Kasus).

Jakarta: Bumi Aksara.

Rangkuti, F. 2016. Analisis SWOT (Teknik Membedah Kasus Bisnis). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

(22)

Sekaran, U., & Bougie, R. (2013). Research Methods for Business: A skill- Building Approach. United Kingdom: John Wiley & Sons Ltd.

Sondang P. Siagian. 1995. Manajemen Stratejik. Jakarta: Bumi Aksara

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Ubaidillah, A. 2021. 3 Tips Genjot Omzet Bisnis Kuliner di Tengah Pandemi.

Diakses 5 Februari 2021. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d- 5331245/3-tips-genjot-omzet-bisnis-kuliner-di-tengah-pandemi.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. (t.thn.). Diakses dari https://www.bi.go.id/id/tentang- bi/uu bi/Documents/UU20Tahun2008 UMKM.pdf.

Lampiran 1

RENCANA DAN ANGGARAN BELANJA

Strategi Bisnis UMKM Kuliner untuk Mendongkrak Omzet Penjualan Pada Masa Pandemi Covid-19

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya tahun 2021

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti paparkan, diantaranya yaitu sebagai berikut: (1) Untuk guru yang mengajar

[r]

masalah atau dilema moral. f) Pengenalan diri adalah kemampuan mengenali perilaku diri kita dan mengevaluasi secara kritis dan jujur.dalam pengenalan diri kemampuan

Penerapan pembelajaran metode mind mapping dapat meningkat kan aktivitas belajar dengan kriteria pengamatan terdiri dari kegiatan visual meliputi siswa mengamati

Penerapan Teknik Behavior Contract untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Pribadi Siswa Kelas XI-IPS 3 dalam Mengikuti Layanan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 2

Unsur “dengan sengaja menghubungkan atau memudahkan perbuatan cabul oleh orang lain dengan orang lain” adalah apabila seseorang melakukan suatu perbuatan yang mempunyai tujuan

pada saat terbentuknya Persero sebagai pengganti Pertamina, badan usaha milik negara tersebut wajib mengadakan Kontrak Kerja Sama dengan Badan Pelaksana untuk melanjutkan

Metode yang digunakan untuk mengisolasi piperin dari lada hitam adalah Soxhlet.. yang merupakan pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan