TE
Jurnal ini melakukan penelitian tentang gerakan putar balik atau yang biasa disebut
dengan U-TURN yang terletak di sepanjang ruas jalan protokol (arteri) Kota Bandar
Lampung. Jurnal yang berjudul “Kajian Putar Balik (U-TURN) Terhadap Kemacetan
Ruas Jalan di Perkotaan (Studi Kasus Ruas Jalan Teuku Umar dan Jalan ZA. Pagar Alam Kota Bandar Lampung)” ditulis oleh dua orang mahasiwa Universitas
Malahayati, Program Studi Teknik Sipil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan (Level of Service) pada Ruas Jalan Teuku Umar hingga Jalan ZA. Pagar
Alam di Kota Bandar Lampung yang diakibatkan oleh pergerakan putar balik atau U-TURN.
Harapan peneliti adalah agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
masukan bagi instansi terkait di dalam pengambilan kebijakan rekayasa lalu lintas atau
manajemen lalu lintas. Ini dilihat dari kondisi kedua ruas jalan tersebut tidak memiliki
fasilitas simpang empat.
I. REVIEW
Pertumbuhan jumlah kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat di Kota
Bandar Lampung terus mengalami peningkatan setiap tahun, tetapi hal tersebut tidak diiringi dengan pertambahan ruas jalan atau kapasitas yang cukup berarti. Sehingga
hal ini menimbulkan kemacetan di jam-jam sibuk. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan
pergerakan lalu lintas lebih besar daripada tingkat pelayanan dari prasarana jalan yang
ada. Salah satunya seperti yang terjadi pada Ruas Jalan Teuku Umar hingga Jalan ZA.
Pagar Alam yang berfungsi sebagai jalan Arteri Kota yang melayani pergerakan lalu
lintas dari pusat kota ke wilayah bagian Utara Kota Bandar Lampung.
Permasalahan yang terdapat pada ruas jalan tersebut adalah disepanjang kedua
ruas jalan tersebut tidak memiliki simpang empat. Sehingga untuk mengakomodir pergerakan lalu lintas, memiliki beberapa titik bukaan median yang memungkinkan
kendaraan merubah arah perjalanan berupa gerakan putar balik arah atau diistilahkan
sebagai gerakan U-TURN. Dengan adanya gerakan U-TURN tersebut maka kemacetan
yang terjadi semakin bertambah parah dan potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas
akan semakin besar, terutama dititik-titik konflik yang memiliki fasilitas bukaan
M
Dengan persoalan diatas maka perlu dicari pemecahannya agar keberadaan
fasilitas U-TURN masih memungkinkan, tetapi memenuhi aspek keamanan, kelancaran serta kinerja jalan masih sesuai dengan ciri-ciri fungsi jalannya.
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
a. Menganalisis Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service) suatu ruas jalan yang
dilengkapi dengan fasilitas putar balik arah (U-TURN)
b. Menganalisis dampak lalu lintas di ruas Jalan Arteri Perkotaan denganadanya
fasilitas putar balik arah (U-TURN)
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN PUTAR BALIK (U-TURN)
Guna tetap mempertahankan tingkat pelayanan jalan secara keseluruhan pada daerah perputaran balik arah, secara proporsional kapasitas jalan yang
terganggu akibat sejumlah arus lalu-lintas yang melakukan gerakan putar arah
(U-TURN) perlu diperhitungkan. Fasilitas median yang merupakan area pemisahan
antara kendaraan arus lurus dan kendaraan arus balik arah perlu disesuaikan
dengan kondisi arus lintas, kondisi geometrik jalan dan komposisi arus
lalu-lintas (Heddy R. Agah, 2007)
2.2 KARAKTERISTIK PENGGUNA JALAN
Pengguna jalan didefinisikan sebagai pengemudi, penumpang, pengendara
sepeda dan pejalan kaki yang menggunakan jalan. Bersama-sama semuanya
membentuk elemen yang paling kompleks dalam sistem lalu lintas dan disebut
sebagai manusia. Sejumlah karakteristik pengguna jalan dapat diukur dan dapat
diperhitungkan dalam keputusan-keputusan rekayasa lalu lintas. Hal ini meliputi
waktu persepsi dan reaksi serta ketajaman pandangan yang dapat diukur dan
dapat dikaitkan pada analisis lalu lintas. Karakteristik penting lain, seperti
faktor-faktor kekuatan fisik, keterampilan, pendengaran dan fisiologi kurang dapat
diukur. Meskipun demikian, ahli lalu lintas harus memperhitungkan dengan cara yang lebih umum dalam perencanaan dan perancangan sistem lalu lintas (Titi
Liliani Soedirdjo, 2002).
2.3 KARAKTERISTIK KENDARAAN
Jenis dan ukuran kendaraan yang di akomodir oleh sistem jaringan jalan
bervariasi, dari mobil penumpang hingga truk gandeng. Selain itu karakter
TE
Jalan mempunyai dua fungsi yang sangat berbeda, yaitu pergerakan menerus atau mobilitas dan akses ke tata guna lahan. Kedua fungsi tersebut adalah penting
dan tidak ada perjalanan dibuat tanpa keduanya. Pengemudi akan secara cepat
mencari fasilitas yang menyenangkan ketika masuk ke dalam sistem jaringan
jalan. Fasilitas tersebut yang dalam perancangan atau peraturan adalah tidak
terpengaruh oleh pergerakan akses ke tata guna lahan. Perancangan
memungkinkan untuk arus menerus pada jarak yang cukup jauh dengan
kecepatan yang relatif tinggi. Pengemudi akan menggunakan suatu fasilitas untuk
bagian terbesar dari perjalanan dalam hal meminimumkan waktu perjalanan total.
Segmen jalan yang didefinisikan sebagai jalan perkotaan adalah jika pada sepanjang atau hampir sepanjang sisi jalan mempunyai perkembangan tata guna
lahan secara permanen dan menerus. Kinerja suatu ruas jalan akan tergantung
pada karakteristik utama suatu jalan yaitu kapasitas, kecepatan perjalanan
rata-rata dan tingkat pelayanannya ketika dibebani lalu lintas (MKJI, 1997).
2.5 KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS
Karakteristik lalu lintas pada penelitian ini dipertimbangkan menurut beberapa
variabel sebagai berikut: Volume lalu lintas
Untuk kepentingan analisis, kendaraan yang di survey diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Kendaraan Ringan (Light Vehicle/LV) yang terdiri dari Jeep, Station
Wagon, Colt, Sedan, Bis mini, Combi, Pick Up, dll.
b. Kendaraan Berat (Heavy Vehicle/HV) terdiri dari Bus dan Truk.
c. Sepeda motor. Kapasitas Jalan Perkotaan
Kapasitas jalan perkotaan dihitung dari kapasitas dasar. Kapasitas dasar adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat melintasi suatu penampang pada
suatu jalur atau jalan selama 1 (satu) jam, dalam keadaan jalan dan lalu lintas
yang mendekati ideal dapat dicapai. Besarnya kapasitas jalan dihitung
berdasarkan MKJI 1997. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai rasio arus lalu lintas terhadap
M
segmen jalan. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai
masalah kapasitas atau tidak. Kecepatan dan Waktu Tempuh
Diukur dari kecepatan yang dikembangkan oleh pengemudi di jalan raya dan
kecepatan tersebut berkaitan dengan jenis kendaraan yang dipakai serta jenis
kelamin pengemudi.
Tabel 1. Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service) Terhadap Nisbah Volume Kapasitas
Tingkat Pelayanan Karakteristik Lalu Lintas NVK (Q/C)
A Kondisi arus lalu lintas bebas dengan kecepatan tinggi dan volume lalu lintas rendah
0,00-0,20
B Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas
0.20-0,44
C Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan
0,45-0,74
D Arus mendekati tidak stabil, kecepatan masih dapat dikendalikan, V/C masih dapat ditolerir
0,75-0,84
E Arus tidak stabil kecepatan terkadang terhnti, permintaan sudah mendekati kapasitas
0,85-1,00
F Arus dipaksakan, kecepatan rendah, volume diatas kapasitas, antrian panjang (macet).
≥ 1,00
Sumber: MKJI (1997)
III. METODOLOGI
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data sekunder berupa Peta Jaringan Jalan Kota Bandar Lampung, Kajian
Transportasi Kota Bandar Lampung, Kepustakaan dan Laporan Studi Terkait.
b. Data Primer yang didapatkan dengan cara survey, meliputi survey volume
lalu lintas, survey kecepatan, survey pergerakan kendaraan putar balik arah
(U-TURN). Survey U-TURN dilakukan untuk mengetahui jenis kendaraan yang melakukan putar balik. Pengamatan hanya dilakukan pada kendaraan
roda dua dan kendaraan ringan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Survey U-TURN dilakukan di satu ruas jalan tetapi di tiga lokasi dengan
beberapa variabel berbeda di setiap lokasinya. Survey perhitungan volume lalu
lintas, survey U-TURN pada jam sibuk, serta survey kecepatan dan waktu
TE ketika jam puncak (pagi dan sore). Sehingga kondisi arus mendekati tidak stabil.
Dari pengamatan survey kecepatan di kedua ruas jalan tersebut diperoleh
kecepatan rata-rata 27,02 km/jam pada saat jam puncak. Kondisi ini
menunjukkan konsistensi terhadap Los D hingga E di ruas jalan tersebut karena
jumlah volume lalu lintas yang melebihi kapasitas ruas jalan.
Dari hasil survey pergerakan putar balik arah yang dilakukan pada 4 titik
bukaan median di sepanjang ruas kedua jalan yang menjadi lokasi survey, ada
beberapa titik-titik bukaan median yang memiliki nilai Derajat Kejenuhan lebih
besar dari 0,75 yaitu, depan LB-LIA, depan KFC, depan PTPN 7. Nilai Los > 0,75 terjadi pada jam-jam puncak pagi dan sore hari.
Kebijakan yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah dengan
menempatkan petugas lalu lintas baik polisi, DISHUB atau bahkan SATPOL PP,
untuk membantu mengatur arus yang akan melakukan putar balik. Selain itu,
menerapkan sistem buka tutup terutama di titik bukaan median ketika kondisi
arus lalu lintas sudah terlalu macet.
V. TINJAUAN KRITIS
Pada jurnal ini, peneliti hanya menekankan variabel lalu lintas pada variabel utama yaitu volume, kecepatan, dan kepadatan. Sedangkan
untuk, variabel tambahan tidak diperhitungkan, seperti rentang waktu dan
rentang jarak.
Peneliti tidak melakukan pengamatan terhadap kondisi ruas Jalan Z.A. Pagar Alam dan Jalan Teuku Umar. Kondisi jalan ini menyangkut ciri fisik
yang mempengaruhi kapasitas dari jalan tersebut, seperti lebar jalur dan bahu jalan, jarak pandang, serta landai jalan.
Peneliti kurang memperhatikan kelandaian jalan, khususnya yang terdapat pada ruas Jalan Teuku Umar karena kondisi eksisting dari kondisi ruas
jalan tersebut, terutama di depan PTPN 7, kondisi jalan cukup menanjak
sehingga ini akan mempengaruhi daya pengereman kendaraan yang
dibantu oleh gaya gravitasi pada jalan yang menanjak. Ini disebabkan
karena pada jalan yang menanjak, jarak antar kendaraan dapat lebih kecil
M
TR
A
N
S
P
O
R
TA
S
I
Peneliti kurang memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas jalan. Salah satunya karakteristik jalan. Peneliti kurang memaparkan karakteristik ruas jalan Z.A. Pagar Alam dan Jalan Teuku
Umar. Misalnya, apakah kedua ruas jalan tersebut memiliki kerb atau
trotoar sehingga kemampuan kapasistas jalan lebih kecil dibandingkan
dengan yang tidak memiliki trotoar.
Kemudian, apakah jalan tersebut dilengkapi dengan bahu jalan, karena dengan adanya bahu jalan akan memicu side friction. Side friction adalah
kegiatan jalan yang menimbulkan gangguan seperti kegiatan di sisi jalan.
Contohnya yaitu adanya kegiatan pedagang kaki lima, parkir kendaraan,
berhentinya kendaraan umum di sembarang tempat dan hal lain.
Peneliti juga kurang menjelaskan tentang median jalan yang terdapat pada kedua ruas jalan tersebut. Bagaimanapun juga, desain median jalan itu
berpengaruh terhadap gerakan putar balik (U-TURN) karena desain
median jalan yang baik akan meningkatkan kapasitas jalan.
Selain itu, pada jurnal ini kurang membahas dampak dari gerakan putar balik. Salah satunya adalah antrian. Apabila sebuah kendaraan ingin
melakukan gerakan putar balik maka akan menyebabkan gangguan pada
proses pergerakan arus kendaraan sehingga mengakibatkan terjadinya antrian kendaraan dimana antrian kendaraan yang terlalu panjang akan
menyebabkan tambahan permasalahan baru. Sehingga antrian itu pun
salah satu penyebab terjadinya kemacetan.
Kebijakan yang diberikan kurang tepat. Pada dasarnya desain jalan yang baik adalah jalan yang dapat mengatur sistem arus lalu lintas dari
bentukan jalan yang dibuat tanpa harus melibatkan adanya petugas yang
mengatur lalu lintas tersebut. Maka, yang perlu diperhatikan adalah apakah
TE
M
TR
A
N
S
P
O
R
TA
S
I
DAFTAR PUSTAKA
Tamin, Ofyar.Z., (2000). “Perencanaan dan Permodelan Transportasi”, Penerbit ITB, Bandung.
Reswantomo, Burniandito Sukma, (2008). “Identifikasi Kinerja Beberapa Ruas Jalan Raya
Utama Menuju Pusat Kota Depok” Skripsi pada Fakultas Teknik Universitas