10 BAB II
TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan. Selain itu, untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian ini. Maka dalam kajian pustaka ini peneliti mencantumkan hasil-hasil penelitian terdahulu dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Nama dan Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian 1. Alexandru-Emil &
Radu (2014)
The Financial factors that Influence the Profitability of SMEs.
Hasil penelitian menunjukkan pentingnya UKM di negara berkembang seperti Rumania sangat penting, perkembangan sektor ini memiliki efek langsung pada perkembangan negara terutama karena UKM mewakili sekitar 99% dari semua perusahaan di Rumania, menyediakan sekitar 50% dari PDB dan juga menyediakan kira- kira 65% dari pekerjaan.
2. Putra & Hoentoro (2012)
Analisis Faktor- Faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan Usaha Mikro
Kecil dan
Menengah
(UMKM) di Kota Batu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bebas Modal, Jumlah Tenaga Kerja, Bahan Baku, Teknologi, Pengalaman Kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan secara simultan dan parsial terhadap UMKM minimum sari apel di Kota Batu. Variabel modal menjadi variabel yang paling dominan mempengaruhi tingkat pendapatan UMKM.
3. Rosadi (2019) Pengaruh Modal Dan Tenaga Kerja Terhadap
Pendapatan Bersih Perusahaan Dalam Persepektif
Ekonomi Islam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, modal dan tenaga kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan perusahaan krupuk kemplang di Desa Skip Rahayu.
4. Firdausa & Arianti (2013)
Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha, dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan
Pedagang Kios di Pasar Bintoro Demak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal awal, lama usaha dan jam kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang.
5. Maheswara et al., (2016)
Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Ukm Sektor
Perdagangan Di Kota Denpasar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa upah, modal dan jumlah penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UKM sektor perdagangan di Kota Denpasar, Jam kerja berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap pendapatan UKM sektor perdagangan di Kota Denpasar, Pendidikan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pendapatan UKM sektor perdagangan di Kota Denpasar, Upah dan modal secara tidak langsung berpengaruh signifikan terhadap pendapatan UKM sektor perdagangan di Kota Denpasar, Jam kerja dan pendidikan secara tidak langsung berpengaruh tidak signifikan terhadap pendapatan UKM sektor perdagangan di Kota Denpasar melalui jumlah penjualan.
6. Lestari (2015) Pengaruh Modal Kerja Dan Upah Tenaga Kerja Terhadap
Pendapatan Usaha mikro Kecil Menengah Rebana Di Kecamatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal kerja dan upah tenaga kerja menunjukkan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan.
Bungah
Kabupaten Gresik 7. Sulhi et al., (2020) Faktor-Faktor
yang
mempengaruhi pendapatan usaha rumah makan skala kecil dan menengah di kota Padang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal usaha dan investasi berpengaruh terhadap pendapatan usaha kecil dan menengah, Upah pekerja dan Lama Usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha skala kecil dan menengah di Kota Padang.
B. Teori dan Kajian Pustaka
1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki definisi yang berbeda pada setiap literatur menurut beberapa instansi atau lembaga bahkan undang-undang. Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, UMKM didefinisikan sebagai berikut:
a. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, ataupun menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Berdasarkan kekayaan dan hasil penjualan, menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 pasal 6, kriteria usaha mikro yaitu:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
Sedangkan kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
2. Teori Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari pembentukan laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang bingung mengenai istilah pendapatan. Hal ini disebabkan pendapatan dapat diartikan sebagai revenue dan dapat juga diartikan sebagai income, maka income dapat diartikan sebagai penghasilan dan kata revenue sebagai pendapatan penghasilan maupun keuntungan.
Pendapatan sangat berpengaruh bagi keseluruhan hidup perusahaan, semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai segala dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan. Selain itu pendapatan juga berpengaruh terhadap laba rugi perusahaan yang tersaji dalam laporan laba rugi maka, pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu perusahaan.
Sedangkan menurut Boediono (2002) pendapatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain dipengaruhi:
1. Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada, hasil- hasil tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian.
2. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan oleh penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi.
3. Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai pekerjaan sampingan.
A. Karakteristik Pendapatan
Menurut Hery & Widyawati (2012) karakteristik pendapatan adalah sebagai berikut:
1. Bahwa pendapatan itu muncul dari kegiatan-kegiatan pokok perusahaan dalam mencari laba.
2. Bahwa pendapatan itu sifatnya berulang-ulang atau berkesinambungan kegiatan-kegiatan pokok tersebut pada dasarnya berada dibawah kendali manajemen.
B. Jenis-Jenis Pendapatan
1. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok (usaha utama) perusahaan. Pendapatan utama berasal dari kegiatan utama perusahaan. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari luar usaha pokok (usaha sampingan) perusahaan (Kasmir, 2016). Berasal dari pendapatan yang tidak merupakan kegiatan utama perusahaan.
Misalnya pendapatan bunga bagi perusahaan perdagangan. Selain itu,
juga dalam beberapa kasus terdapat pendapatan dan kerugian dari pos luar biasa.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan 1. Kondisi dan kemampuan penjualan
2. Kondisi pasar 3. Modal
4. Kondisi operasional perusahaan (Mulyadi, 2008).
Tingkat pendapatan mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat.
Hubungan antara pendapatan dan konsumsi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam berbagai permasalahan ekonomi. Kenyataan menunjukkan bahwa pengeluaran konsumsi meningkat dengan naiknya pendapatan, dan sebaliknya jika pendapatan turun, pengeluaran konsumsi juga turun. Tinggi rendahnya pengeluaran sangat tergantung kepada kemampuan keluarga dalam mengelola penerimaan atau pendapatannya (Mahyu, 2011).
D. Sumber Pendapatan
Pendapatan seseorang harus dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesejahteraan sebab dengan pendapatan seseorang akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari baik secara langsung maupun tidak langsung. Pendapatan sektor informal adalah segala penghasilan yang berupa uang maupun barang yang diterima, biasanya sebagai balas jasa dari sektor informal. Sumber pendapatan ini berupa (Kasmir, 2012) :
1. Pendapatan dari usaha, meliputi: hasil bersih dari hasil usaha sendiri, komisi dan penjualan
2. Pendapatan dari investasi
3. Pendapatan dari keuntungan sosial.
Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan bersih yang merupakan hasil yang diterima dari jumlah seluruh penerimaan setelah dikurangi pengeluaran biaya operasi. Sementara pendapatan diperoleh apabila terjadi transaksi antar pedagang dengan pembeli dalam satu kesepakatan bersama.
E. Pengukuran Pendapatan
Secara umum pengukuran pendapatan akan diakui secara:
1. Accrual Basis
Pengakuan pendapatan secara accrual basis berarti bahwa pendapatan harus dilaporkan selama kegiatan produksi (dimana laba dapat dihitung secara proporsional dengan penyelesaian pekerjaan).
2. Critical Event Basis
Dalam metode ini yang diperhatikannya adalah kejadian-kejadian penting dalam siklus operasi perusahaan, kejadian kritis itu dapat berupa:
- Pada saat penjualan
- Pada saat selesainya proyek
- Pada saat pembayaran setelah dilakukan penjualan 3. The Mathcing Principle
Prinsip ini mengatur agar pembebanan biaya harus dilakukanpada priode yang sama dengan priode pengakuan hasil.
3. Teori Modal
Menurut ahli ekonomi modal adalah kekayaan perusahaan yang dapat digunakan untuk kegiatan produksi selanjutnya. Sedangkan pengusaha berpendapat bahwa modal adalah nilai buku dari surat berharga (Prawirosentono, 2012:107).
Modal adalah istilah yang mengacu pada stok berbagai peralatan dan struktur yang digunakan dalam proses produksi. Modal ini antara lain peralatan, mesin, angkutan, gedung, bahan baku dan tenaga kerja (Mankiw
& Gregory, 2012:501).
Modal merupakan faktor produksi yang mempunyai pengaruh kuat dalam mendapatkan produktivitas atau output, secara makro modal merupakan pendorong besar untuk meningkatkan investasi baik secara langsung pada proses produksi maupun dalam prasarana produksi, sehingga mampu mendorong kenaikan produktivitas dan output (Kasmir, 2012:17).
Pengertian “modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan” (Ardi, 2011). Modal dalam pengertian ini dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang digunakan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Banyak kalangan yang memandang bahwa modal uang bukanlah segala-galanya dalam sebuah bisnis. Namun perlu dipahami bahwa uang dalam sebuah usaha sangat diperlukan. Yang menjadi persoalan di sini bukanlah penting tidaknya modal, karena
keberadaannya memang sangat diperlukan, akan tetapi bagaimana mengelola modal secara optimal sehingga bisnis yang dijalankan dapat berjalan lancer (Amirullah & Imam, 2015).
A. Modal Menurut Sumbernya
Modal menurut sumbernya sebagai berikut (Buchari, 2012) : 1) Permodalan Sendiri/Kekayaan Bersih.
Sumber ini berasal dari para pemilik perusahaan atau bersumber dari dalam perusahaan, misalnya penjualan saham, simpanan anggota pada bentuk usaha koperasi, kekayaan sendiri ini mempunyai ciri, yaitu terikat secara permanen dalam perusahaan.
2) Permodalan Asing/Kekayaan Asing.
Sumber ini berasal dari pihak luar perusahaan, yaitu berupa pinjaman jangka panjang atau jangka pendek. Pinjaman jangka pendek, yaitu pinjaman yang jangka waktunya maksimum satu tahun. Sedangkan pinjaman yang jangka waktunya lebih dari satu tahun, disebut kredit jangka panjang.
B. Modal Menurut sifatnya
Berdasarkan sifatnya modal dapat dibedakan menjadi modal tetap dan modal lancar. Modal tetap adalah modal yang sifatnya tetap, tidak terpengaruh oleh proses produksi dan tidak habis digunakan dalam sekali proses produksi. Contoh: gedung, mesin-mesin dan alat-alat pengangkutan. Sedangkan modal lancar adalah modal yang habis dalam satu kali proses produksi atau berubah bentuk menjadi barang jadi.
Contoh: bahan baku dan bahan-bahan penolong (Bambang, 2015).
Dalam penelitian ini difokuskan untuk mengukur modal lancar dimana hanya modal yang digunakan untuk proses produksi. Modal lancar adalah modal yang habis dalam satu kali proses produksi atau berubah menjadi barang jadi. Modal diukur dengan rata-rata modal perbulan dalam satuan rupiah.
4. Teori Upah
Upah merupakan uang dan sebagainya yang dibayarkan sebagai pembalas jasa atau sebagai pembayar tenaga yang sudah dikeluarkan untuk mengerjakan sesuatu, imbalan, hasil akibat (dari suatu perbuatan), resiko (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan (Pasal 1 angka 30 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, 2003).
Upah sering diidentikkan dengan gaji. Anggapan ini terjadi mungkin disebabkan karena upah sama-sama merupakan imbalan jasa yang diberikan oleh pengusaha kepada karyawannya. Pada kenyataannya, kedua istilah tersebut mempunyai perbedaan. Menurut Sukirno (2014) upah adalah pembayaran kepada pekerja tetap dan tenaga kerja professional seperti pegawai pemerintah, dosen, guru, manajer, dan
akuntan. Sedangkan upah adalah pembayaran kepada pekerja-pekerja kasar seperti buruh, petani, tukang batu.
Purwono (2013) membedakan pengertian upah dan gaji sebagai berikut: Upah (salary) biasanya dikatakan Gaji (wages) yang dibayarkan kepada pimpinan, pengawas, dan tata usaha pegawai kantor atau manajer lainnya. Gaji umumnya tingkatnya lebih tinggi dari pada pembayaran kepada pekerja upahan. Istilah Gaji biasa digunakan pada instansi – instansi pemerintah dan pembayarannya ditetapkan secara bulanan, sedangkan upah biasa digunakan pada perusahaan-perusahaan swasta dan diberikan pada pekerja yang lebih banyak mengandalkan kekuatan fisik, serta pembayaran yang ditetapkan secara harian atau berdasar unit pekerjaan yang diselesaikan (Winarni & Sugiyarso, 2011).
Dari penjelasan di atas, pada dasarnya upah memiliki makna yang sama yaitu timbal balik dari pengusaha kepada karyawan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa upah merupakan hak yang harus diterima oleh tenaga kerja sebagai bentuk imbalan atas pekerjaan mereka yang kesemuanya didasarkan atas perjanjian, kesepakatan atau undang-undang yang ruang lingkupnya mencakup pada kesejahteraan keluarganya
A. Jenis-Jenis Upah
Jenis-jenis upah dalam berbagai kepustakaan Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja menurut Zaeni (2012) dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Upah Nominal
Upah nominal adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara tunai kepada pekerja/buruh yang berhak sebagai imbalan atas pengerahan jasa- jasa atau pelayanannya sesuai dengan ketentuanketentuan yang terdapat dalam perjanjian kerja.
2. Upah Nyata (Riil Wages)
Upah nyata adalah uang nyata, yang benar-benar harus diterima seorang pekerja/buruh yang berhak. Upah nyata ini ditentukan oleh daya beli upah tersebut yang akan tergantung dari:
a. Besar atau kecilnya jumlah uang yang diterima;
b. Besar atau kecilnya biaya hidup yang diperlukan 3. Upah Hidup
Upah hidup, yaitu upah yang diterima pekerja/buruh relatif cukup untuk membiayai keperluan hidupnya secara luas, yang bukan hanya kebutuhan pokoknya, melainkan juga kebutuhan sosial keluarganya.
4. Upah Minimum
Upah minimum adalah upah terendah yag akan dijadikan standar, oleh pengusaha untuk menentukan upah dari pekerja/buruh yang bekerja di perusahaannya. Upah minimum ini umumnya ditentukan oleh pemerintah (cq. Gubernur dengan memerhatikan rekomendasi dari dewan pengupahan provinsi dan atau bupati/walikota), dan setiap tahun kadangkala berubah sesuai dengan tujuan ditetapkannya upah minimum, yaitu :
a. Untuk menonjolkan arti dan peranan pekerja/buruh sebagai subsistem dalam suatu hubungan kerja.
b. Untuk melindungi kelompok kerja dari adanya sistem pengupahan yang sangat rendah dan yang secara materiil kurang memuaskan.
c. Untuk mendorong kemungkinan diberikannya upah yang sesuai dengan nilai pekerjaan yang dilakukan.
d. Untuk mengusahakan terjaminnya ketenangan dan kedamaian kerja dalam perusahaan.
5. Upah Wajar
Upah wajar adalah upah yang secara relatif dinilai cukup wajar oleh pengusaha dan pekerja/buruh sebagai imbalan atas jasajasanya pada perusahaan. Upah wajar ini sangat bervariasi dan selalu berubah-ubah antar upah minimum dan upah hidup sesuai dengan faktor-faltor yang memengaruhinya. Faktor-faktor tersebut adalah :
a) Kondisi perekonomian negara;
b) Nilai upah rata-rata di daerah tempat perusahaan itu berada;
c) Peraturan perpajakan;
d) Standar hidup para pekerja/buruh itu sendiri;
e) Posisi perusahaan dilihat dari struktur perekonomian negara.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Upah
Di kebanyakan perusahaan keputusan menentukan tingkat besar kecilnya upah dipengaruhi oleh banyak hal. Faktor-faktor penting yang dapat mempengaruhi tingkat upah antara lain (Zaeni, 2012) :
1.
Ketetapan PemerintahDalam penentuan upah bahwa setiap pekerja berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghasilan yang layak bagi kemanusiaan, pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja. Kebijaksanaan pengupahan yang melindungi pekerja meliputi :
a) Upah minimum;
b) Upah kerja lembur;
c) Upah tidak masuk kerja karena berhalangan;
d) Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya;
e) Bentuk dan cara pembayaran upah;
f) Denda dan potongan upah;
g) Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah;
h) Struktur dan skala pengupahan yang proporsional;
i) Upah untuk pembayaran pesangon;
j) Upah untuk perlindungan pajak penghasilan.
Untuk menentukan tingkat upah di beberapa perusahaan digunakan ketentuan pemerintah tentang Upah Minimum Regional (UMR) atau Upah Minimum Sektoral Regional (UMSR). Namun ketentuan ini kebanyakan berlaku untuk jabatan tingkat pelaksana saja.
2. Tingkat Upah di Pasaran
Besarnya upah yang dibayarkan oleh perusahaan-perusahaan lain yang sejenis, yang beroperasi pada sektor yang sama, digunakan sebagai acuan untuk menentukan besarnya upah pada perusahaan tersebut. Tingkat upah yang berlaku di pasaran dapat diperoleh melalui survey. Perusahaan dapat
memutuskan untuk memberikan besarnya upah pada karyawannya dengan cara menyamakan atau melebihkan sedikit dari harga pasar yang berlaku.
3. Kemampuan Perusahaan
Kemampuan perusahaan untuk membayar upah tergantung daripada kemampuan finansial perusahaan. Untuk mempertahankan karyawan, perusahaan akan mungkin membayar upah yang sama atau lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain, akan tetapi hal itu akan tergantung daripada kondisi finansial perusahaan.
4. Kualifikasi SDM yang Digunakan
Saat ini tingkat teknologi yang dipergunakan oleh perusahaan menentukan tingkat kualifikasi sumber daya manusianya. Semakin canggih teknologinya, akan semakin dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas.
5. Kemauan Perusahaan
Perusahaan kadang tidak ingin repot dengan faktor-faktor seperti harga pasar dan lain-lain, perusahaan hanya akan berpegang pada apa yang menurutnya wajar.
6. Tuntutan Pekerja
Tuntutan para pekerja dan kemauan perusahaan biasanya dipertemukan dalam meja perundingan dengan cara musyawarah atau tawar menawar. Organisasi pekerja dan pengusaha secara sendiri-sendiri atau gabungan organisasi pekerja dan gabungan perusahaan dapat melakukan hal ini.
C. Kerangka Penelitian
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia atau masyarakat suatu bangsa.
Salah satunya dengan memberikan perhatian lebih untuk membina dan melindungi usaha kecil dan golongan ekonomi bawah agar berkembang.
Peningkatan pendapatan dalam suatu kegiatan usaha yang telah dilakukan dalam periode tertentu sangat penting bagi setiap pengusaha, antara lain untuk meningkatkan pendapatan. Dengan meningkatnya pendapatan maka suatu usaha tersebut dapat dikatakan mengalami perkembangan yang positif.
Masalah yang sering dihadapi dalam dunia usaha umumnya adalah sulitnya akses permodalan. Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam usaha diperlukan dana yang cukup. Modal memiliki peran yang cukup besar dalam pendirian usaha. Modal yang lemah tidak akan mampu membangun usaha bagi pengusaha dan tidak akan mampu menggembangkan usahanya tersebut.
Modal merupakan kebutuhan yang kompleks karena berhubungan dengan keputusan pengeluaran dalam kegiatan usaha untuk meningkatkan pendapatan dan mencapai keuntungan yang maksimum. Oleh karena itu, modal merupakan salah satu faktor produksi akan menentukan produktivitas perusahaan yang berdampak terhadap pendapatan suatu usaha.
Faktor lain yang juga mampu mempengaruhi pendapatan suatu usaha adalah upah tenaga kerja. Satu diantara usaha yang di lakukan agar tenaga kerja dapat menghasilkan produktivitas yang optimal adalah dengan memberikan upah tenaga kerja yang memadai dari pihak organisasi atau
perusahaan, hal ini di karenakan pada umumnya manusia bekerja untuk mencapai pendapatan. Jika tenaga kerja mampu bekerja secara produktif, maka pendapatan perusahaan juga akan meningkat. Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini disusun sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Pendapatan UMKM
Sektor pangan merupakan sektor yang dapat bertahan di tengah kondisi perekonomian Indonesia karena pada dasarnya setiap masyarakat membutuhkan makanan dan minuman dalam hidup.
Modal Upah
Analisis Regresi
Hipotesis Penelitian :
Terdapat pengaruh signifikan antara modal dan upah tenaga kerja terhadap pendapatan UMKM Oleh-oleh di Kota Malang.
Tujuan Penelitian :
Untuk mengetahui pengaruh Modal dan Upah Tenaga Kerja terhadap pendapatan UMKM Oleh- oleh di Kota Malang.
Dari beberapa sector ekonomi yang mempengaruhi pendapatan UMKM peneliti hanya memakai dua variabel yaitu Modal, dan Upah Tenaga Kerja, Maka diketahui dari penjelasan bagan diatas yaitu sebagai berikut:
a. Hubungan Modal dengan pendapatan UMKM
Modal kerja bagi usaha kecil adalah unsur yang utama untuk mendukung peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan taraf hidup pedagang itu sendiri (Munawir, 2015:19). Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memeroleh pendapatan usaha yang optimal adalah dengan tersedianya modal yang cukup. Kekurangan modal akan sangat membatasi pengembangan usaha. Dengan modal yang cukup maka akan meningkatkan jumlah produksi sehingga pendapatan juga akan meningkatkan (Adhar, 2012).
Menurut konsep fungsional, modal kerja ini adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek (current income) yang sesuai dengan maksud utama didirikan perusahaan tersebut. Definisi ini didasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (Polandos et al., 2019).
b. Hubungan Upah tenaga kerja dengan pendapatan UMKM
Jumlah pendapatan yang diterima oleh pengusaha UKM sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya tingkat upah yang diberikan ke para pekerjanya itu dikarenakan kenaikkan tingkat upah merupakan bentuk penyemangat kerja yang diberikan kepada pekerjanya, agar lebih giat dalam bekerja. Secara teoritis semakin besar tingkat upah yang didapat para pekerja itu dikarenakan tingkat produktivitas perusahaan mengalami peningkatan dalam memproduksi barang dagangnya dan pendapatan yang
diterima perusahaan mengalami peningkatan sehingga pengusaha ingin memberikan sebuah bentuk pengahargaan untuk para pekerja atas prestasi yang dibuatnya dalam bentuk peningkatan upah (Rivai & Sagala, 2014).
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran dan kajian teori yang telah dipaparkan diatas sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
H1 : Terdapat pengaruh signifikan antara modal dan upah tenaga kerja terhadap pendapatan UMKM Oleh-oleh di Kota Malang.