1 1.1 Latar Belakang
Pada triwulan III tahun 2006, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,40% dan diperkirakan pertumbuhan tahun 2006 mencapai 5,7%. Kondisi pertumbuhan ekonomi makro yang membaik ini lebih didorong oleh tingginya tingkat konsumsi (terutama konsumsi pemerintah) dan ekspor, sedangkan dari :
1. Sisi usaha swasta, tingkat konsumsi meningkat meskipun belum terlalu kuat.
2. Sisi aliran dana investasi, belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan yang signifikan.
3. Sisi penawaran, sektor bangunan dan sektor pengangkutan dan komunikasi terus menunjukkan pertumbuhan yang tinggi, dan diprediksikan akan diikuti dengan peningkatan laju pertumbuhan sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran.
4. Sisi masyarakat, daya beli yang lemah sebagai akibat dari kenaikan BBM pada Oktober 2005 belum pulih sepenuhnya.
Hingga akhir bulan Oktober 2006 tercatat laju inflasi Januari – Oktober 2006 sebesar 4,96%. Tingkat inflasi tahun 2006 ini jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Rendahnya tingkat inflasi ini dapat diinterpretasikan sebagai menurunnya daya beli masyarakat terhadap tingginya harga barang. Rendahnya daya beli masyarakat ini dapat dilihat pada bulan September – Oktober 2006 lalu yang menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat selama Ramadhan dan Lebaran relatif tidak beda dibanding bulan lainnya. Hal inilah yang menjadi pemicu rendahnya inflasi selama bulan Oktober 2006. Hal yang sama juga terjadi pada sektor properti, memasuki akhir tahun 2006
banyak pengembang yang mulai bersifat pasif dan menunggu perkembangan meningkatnya daya beli.
Pada akhir tahun 2006 suku bunga sertifikat Bank Indonesia (BI Rate) cenderung mengalami penurunan menjadi 9,75%. Dan ini diharapkan dapat menciptakan kondisi yang kondusif bagi sektor properti pada triwulan I tahun 2007.
secara rata–rata, nilai tukar rupiah pada tahun 2006 dapat dikatakan stabil.
Kecenderungan stabilnya nilai tukar rupiah pada tahun 2006 berakibat stabilnya harga–
harga material bahan bangunan yang memberikan dampak positif pada sektor properti.
Dalam keadaan perekonomian yang semakin membaik dewasa ini menyebabkan muncul banyak perusahaan–perusahaan properti yang menawarkan barang dan jasa yang sama di pasar. Hal ini menyebabkan konsumen dihadapkan pada berbagai pilihan.
Sejalan dengan perkembangan pola pikir masyarakat dan didukung oleh informasi yang lebih lengkap dan modern, menyebabkan konsumen lebih kritis terhadap produk properti yang ditawarkan. Dengan demikian, perusahaan menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam memasarkan produk atau jasa properti.
Kegiatan promosi pada dasarnya dimaksudkan untuk menginformasikan atau memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada konsumen, agar menarik minat calon konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Promosi juga dimaksudkan untuk mempengaruhi dan membujuk konsumen dengan harapan dapat mempengaruhi perasaan, pandangan dari konsumen sehingga dapat mengarah pada tindakan yang menciptakan suatu transaksi pertukaran. Selain promosi itu juga merupakan cara untuk mengingatkan konsumen akan adanya produk tersebut di pasar dan supaya dapat menjangkau berbagai pembeli yang tersebar secara luas.
Hingga akhir tahun 2006 pasar perumahan menengah ke atas masih terlihat lesu hal ini disebabkan oleh kenaikan BBM 2005, yang mempengaruhi daya beli masyarakat hingga tahun 2006. walaupun per Desember 2006 tingkat suku bunga BI
rate sudah mencapai 9,75% dan sudah menampakkan sinyal positif bagi penurunan suku bunga KPR, akan tetapi efeknya belum tampak terhadap penjualan rumah baru.
PSPI memperkirakan triwulan pertama tahun 2007 masih dalam tahap konsolidasi bagi perbankan, pengembang dan konsumen rumah.
Penjualan rumah yang mengalami kelesuan turut dipengaruhi oleh faktor tingginya suku bunga KPR yang mencapai 14–16% dan kredit konstruksi yang mencapai 15–17% sepanjang tahun 2006. konsumen masih menunggu turunnya suku bunga disamping menguatnya daya beli setelah sektor riil jalan. Berdasarkan survei yang dilakukan Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI), pengembang besar seperti halnya Group Ciputra, Duta Pertiwi, Summarecon Agung, Jaya Real Property, Duta Putra Group, Hasana Damai Putra, Lippo group, Bakrieland Development dan Jababeka, Gapura Prima, dan pengembang besar lainnya menurunkan kinerjanya selama tahun 2006 pada sektor perumahan. (Jurnal Properti PSPI 13th Edition, Januari 2007)
Properti perumahan adalah tempat tinggal yang dimiliki secara pribadi maupun milik pemerintah dan institusional, yang memenuhi kebutuhan tempat tinggal dasar masyarakat. Ini merupakan sumber permintaan terbanyak bagi jasa manajer properti profesional. Robert C. Kyle & Floyd M. Baird, RPA/SMA (1991, p4)
Kotler (2003, p590) mendefinisikan periklanan sebagai berikut:
“Advertising is any paid from of non personal presentation and promotion of ideas, good, or services by an identified sponsor.”
(Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran).
Dalam mengembangkan periklanan, ditetapkan beberapa tujuan periklanan.
Tujuan tersebut harus keluar dari keputusan – keputusan terdahulu mengenai pasar sasaran, posisi di pasar sasaran dan bauran promosi pemasaran yang akan
menentukan tugas keseluruhan.
Tujuan periklanan merupakan tugas komunikasi spesifik untuk dilaksanakan dengan target audiens spesifik dalam periode waktu yang spesifik. Iklan yang informatif banyak dipakai apabila memperkenalkan kategori produk baru, tujuannya adalah memupuk permintaan primer konsumen. Sedangkan iklan yang membujuk menjadi lebih penting pada saat persaingan meningkat, tujuannya adalah untuk membujuk permintaan selektif. Beberapa iklan yang membujuk harus menjadi iklan yang membandingkan yang langsung atau tidak langsung membandingkan merek perusahaan satu atau dengan beberapa merek lain. Dan iklan yang mengingatkan penting untuk produk yang sudah dewasa. Iklan ini membuat konsumen terus memikirkan produk tersebut.
Mutu dan pelayanan adalah sarana untuk mencapai kepuasan. Tujuan keseluruhan bisnis bukan untuk menghasilkan produk atau jasa yang bermutu, atau memberikan pelayanan yang prima. Tetapi tujuan utamanya adalah menghasilkan pelanggan yang setia (Gerson, 2004, p4).
Kualitas jasa pelayanan digambarkan sebagai suatu sikap dari hasil perbandingan pengharapan kualitas jasa pelanggan dengan kinerja perusahaan yang dirasakan pelanggan. Sikap mempengaruhi keputusan untuk membeli karena adanya pengharapan atau ekspektasi pelanggan. Selanjutnya konsumen membentuk suatu perilaku tentang pemberi jasa berdasarkan pengharapan mereka sebelumnya mengenai perfomasi perusahaan dan perilaku ini mempengaruhi keinginan mereka untuk membeli (Usmara, 2008, p140).
PT Kerja Keras Kaya merupakan perusahaan di bidang properti perumahan yaitu sebagai agen properti. Agen properti merupakan jembatan bertemunya para pembeli dan penjual atau penyewa dan yang menyewakan, dan berperan aktif dalam memberikan informasi yang selengkap–lengkapnya kepada pelanggannya. Tujuannya
agar calon pembeli, penjual atau penyewa dapat mengambil keputusan secara tepat.
PT Kerja Keras Kaya sebagai sebuah perusahaan yang mengoperasikan Be One Realty sebagai merek dagang properti yang didirikan pada tanggal 10 Mei 2005 berdasarkan Akta No. 10 dan dibuat oleh notaris Marina Soewana, SH dan sudah dikukuhkan pada tanggal 7 April 2006 di Jakarta. Perusahaan ini berusaha untuk mengkomunikasikan atau mempromosikan propertinya agar diketahui oleh masyarakat dan dapat menarik minat konsumen untuk datang ke perusahaan yang diharapkan dapat mendorong terjadinya transaksi jual beli maupun sewa menyewa.
PT Kerja Keras Kaya memfokuskan kegiatan promosinya pada periklanan.
Berbagai kegiatan periklanan dilakukan melalui menyebaran surat–surat, iklan di internet, melakukan pemasangan spanduk/papan di pinggir jalan ataupun di properti yang akan dijual atau disewakan, dan pemasangan iklan melalui surat kabar.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengetahui berapa besar masing- masing peranan kualitas produk, kualitas layanan dan kreatifitas periklanan yang telah dilakukan PT Kerja Keras Kaya bila dihubungkan dengan perkembangan data transaksi nilai penjualan properti yang terjadi di beberapa daerah penjualan properti. Dibawah ini tabel hasil penjualan properti PT Kerja Keras Kaya pada tahun 2006 sampai 2007 adalah :
Tabel 1.1
Hasil Penjualan PT Kerja Keras Kaya (Tahun 2006 – 2007 Perunit)
No Tipe Unit 2006 2007
1. Tipe 22 153 127
2. Tipe 27 187 163
3. Tipe 29 231 197
4. Tipe 36 358 342
Sumber : PT Kerja Keras Kaya
Gambar 1.1
Hasil Penjualan PT Kerja Keras Kaya (Tahun 2006 – 2007 Perunit)
153 187
231
358
127 163 197
342
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Tipe 22 Tipe 27 Tipe 29 Tipe 36
Series1 Series2
Sumber : PT Kerja Keras Kaya
Oleh karena itu penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul:
“ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS LAYANAN DAN KREATIFITAS PERIKLANAN PADA BE ONE REALTY PROPERTY TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN”.
1.2 Identifikasi Masalah
Pokok permasalahan yang diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap pengambilan keputusan konsumen ?
2. Bagaimana pengaruh kualitas layanan terhadap pengambilan keputusan konsumen ?
2006 2007
3. Bagaimana pengaruh kreatifitas periklanan terhadap pengambilan keputusan konsumen ?
4. Diantara kualitas produk, kualitas layanan dan kreatifitas periklanan yang manakah yang paling berpengaruh terhadap pengambilan keputusan konsumen?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap pengambilan keputusan konsumen.
2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap pengambilan keputusan konsumen.
3. Untuk mengetahui kreatifitas periklanan terhadap pengambilan keputusan konsumen.
4. Untuk mengetahui pengaruh diantara kualitas produk, kualitas layanan dan kreatifitas periklanan yang manakah yang paling berpengaruh terhadap pengambilan keputusan konsumen.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari Penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian dapat memberikan masukan dan dapat merupakan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan kualitas produk, kualitas layanan dan kreatifitas periklanan di masa yang akan datang.
b. Bagi Penulis
Hasil penelitian dapat memberikan pengetahuan mengenai kualitas produk, kualitas layanan dan Kreatifitas Periklanan baik mengenai cara penerapan di PT Kerja Keras Kaya maupun meneliti pengaruhnya terhadap hasil penjualan.
c. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi dan dapat memberikan pemahaman mengenai kualitas produk, kualitas layanan dan Kreatifitas Periklanan dalam pemasaran yang di jalankan oleh perusahaan.