• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TEMPERATUR UDARA DALAM SISTEM TURBOCHARGER TERHADAP PERFORMA MESIN STARLET 4E-FTE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TEMPERATUR UDARA DALAM SISTEM TURBOCHARGER TERHADAP PERFORMA MESIN STARLET 4E-FTE."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

iv

iv

ABSTRAK

Sudarsono. 2011. PENGARUH TEMPERATUR UDARA DALAM SISTEM TURBOCHARGER TERHADAP PERFORMA MESIN STARLET 4E-FTE. Skripsi, Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh temperatur udara pada sistem turbocharger pada mesin 4E-FTE terhadap performa mesin keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh temperatur udara pada sistem turbocharger terhadap daya dan torsi mesin starlet FTE di bandingkan dengan temperatur udara mesin 4E-FTE yang menggunakan pendingin udara peltier.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental, dan data penelitian diperoleh melalui uji performa mesin. Pengujian performa ini menggunakan alat inertia dynamometer. Dari pengujian ini diperoleh data torsi dan putaran sehingga daya mesin dapat diketahui melalui perhitungan. Pengujian performa mesin ini dilakukan pada putaran 800 rpm, 1400 rpm, 2000 rpm, dan 2600 rpm. Pengambilan data dilakukan dengan variasi suhu pendingin peltier sebesar 25 0C, 22 0C, dan 20 0C kemudian membandingkannya dengan menggunakan mesin 4E-FTE yang tidak menggunakan pendingin udara peltier.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada putaran mesin 1400 rpm dengan pendingin udara peltier 20 0C ada peningkatan torsi yang signifikan yaitu sebesar 12,98 % dan peningkatan daya mesin sebesar 12,14 %. Sedangkan pada putaran mesin 2600 rpm dengan pendingin udara peltier 22 0C ada penurunan torsi yang signifikan yaitu sebesar 27,04 % , dan pada putaran 2600 rpm dengan pendingin udara peltier 22 0C ada penurunan daya mesin yang signifikan sebesar 27,18%. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa pengaplikasian pendingin peltier berpengaruh terhadap performa mesin turbo 4E-FTE. Oleh karena itu peneliti merekomendasikan jika ingin meningkatkan performa mesin bisa menggunakan pendingin udara peltier dengan mengatur variasi suhu sebesar 22

0

C – 20 0C.

Referensi

Dokumen terkait

Saran perlu dilakukan pengujian dengan menggunakan mesin yang masih baru, sehingga dapat diketahui emisi gas buang mesin yang belum mengalami penurunan performa,

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur udara pembakaran terhadap temperatur pembakaran rata-rata, waktu penyalaan awal dan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan penelitian pada bab IV beserta lampiran, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh terhadap tekanan pompa

Dalam pengujian penelitian ini, putaran mesin dijaga konstan sehingga perubahan nilai torsi bergantung pada variasi besarnya nilai daya mesin dan pada akhirnya bentuk grafik

Dari pengujian Dynotest yang kami lakukan menunjukkan hasil yang signifikan, motor yang menggunakan turbocharger standar mampu menghasilkan daya dan torsi yang lebih baik

Dari gambar 11 pada variasi temperatur lingkungan sebesar 28,5˚C dari sumbu Z dapat dilihat dengan jelas meningkatnya temperatur persebaran udara didalam ruangan

Data temperatur udara yang digunakan pada penelitian ini yaitu temperatur pada pukul 07.00 WITA, 13.00 WITA, dan 18.00 WITA dalam satuan derajat Celsius ℃, sedangkan data tekanan udara

Besarnya udara yang dikompresi ke ruang bakar akan mempengaruhi besar kecil daya dan torsi yang diperoleh dari mesin, semakin besar udara yang dikompresi ke ruang bakar maka semakin