• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PEMBAHASAN SISTEM PEREKONOMIAN TERTUTUP DAN TERBUKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PEMBAHASAN SISTEM PEREKONOMIAN TERTUTUP DAN TERBUKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II PEMBAHASAN

SISTEM PEREKONOMIAN TERTUTUP DAN TERBUKA A. Pengertian sistem perekonomian sederhana, terbuka dan tertutup

1. Perekonomian Terbuka

Dalam perekonomian terbuka, perdagangan luar negeri ikut dimasukan dalam perhitungan pendapatan nasional. Indikator adanya perdangangan internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan negara-negara lain. Disini terdapat kemungkinan dari produsen untuk melakukan kegiatan ekspor barang dan produk dagangan dengan tujuan pasar-pasar di negara lain atau sebaliknya melakukan kegiatan impor atas bahan mentah dan bahan penolong serta mesin atau barang jadi dari luar negara.

Dalam model terbuka ini jasa perbankan dan lembaga keuangan dapat juga berasal dari luar negeri dan kita dihadapkan pada sistem perekonomian yang semakin menyatu (the borderless economy) yang disebut dengan the global economy. Dengan memasukkan sektor luar negeri ke dalam model penghitungan pendapatan nasional, berarti kita menamijahkan dua variabel dalam model perekonomian tiga sektor, yaitu variabel ekspor (X) dan variabel impor (M). Dengan demikian untuk menghitung pendapatan nasional keseimbangan pada perekonomian terbuka dilakukan dengan jalan menyamakan antara sisi pendapatan dan sisi pengeluaran. Dalam sistem perekonomian terbuka ini, pengeluaran untuk impor dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Untuk impor yang nilainya tetap dapat dituliskan sebagai berikut :M = M0; di mana M0 adalah besarnya impor.

b. Sedangakn impor yang nilainya tergantung dari besar kecilnya pendapatan dirumuskan sebagai berikut: M= M0 + mY, di mana Y adalah pendapatan dan adalah Marginal Propensity to impor.

Menurut Tedi Heriayanto, tolak ukur yang baik untuk menilai kadar keterbukaan suatu perekonomian adalah rasio ekspor dan impor terhadap total GNP.

Jika rasio ekspor-impor terhadap GNP melebihi 50% maka dikatakan perekonomian

lebih terbuka.

(2)

Teori Makro Keynes terhadap Perekonomian Terbuka (Pasar Luar Negeri) Konsekuensi Perekonomian Terbuka

Konsekuensi dari perekonomian terbuka adalah dengan munculnya pasar keempat (pasar luar negeri) di dalam proses/sistem perekonomian tersebut. Akibatnya keseimbangan umum (general equilibrium) tidak hanya ditentukan oleh tiga pasar tapi menjadi empat pasar yaitu pasar barang, pasar uang, pasar tenaga kerja, dan pasar luar negeri. Secara khusus adanya keempat pasar tersebut mempengaruhi tiga konsep yang meliputi:

a. Permintaan Agregat (Z)

Permintaan agregat sebelumnya pada perekonomian tertutup, posisi keseimbangan berdasarkan keseimbangan pasar dalam negeri (yaitu menentukan nilai P dan Q keseimbangan). Untuk perekonomian terbuka, Z mempunyai peranan yang sama. Oleh sebab itu Z diartikan sebagai seluruh permintaan akan barang/jasa yang diproduksikan di dalam negeri. Jadi Z meliputi:

1

1) Memasukkan permintaan luar negeri terhadap barang/jasa yang diproduksidi dalam negeri (ekspor ke luar negeri)

2) Mengeluarkan permintaan terhadap barang/jasa dari buatan luar negeri (impor) karena bukan merupakan permintaan barang/jasa dari dalam negeri.

Jadi dalam perekonomian terbuka, rumus permintaan agregat menjadi:

Z = C+I+G+(X-M) dimana X=ekspor dan M=Impor.

Perbedaan antara Z untuk perekonomian tertutup dan terbuka adalah pada perekonomian terbuka ditambahkan (X-M) yang dikenal dengan Neraca Perdagangan. M harus dikeluarkan dari unsur pengeluaran agregat lain (C, I, dan G) termasuk pengeluaran G untuk barang-barang impor. X dianggap sebagai suatu yang ditentukan di luar negeri yang tidak dipengaruhi oleh apa yang terjadi di dalam negeri (X dianggap sebagai varibel eksogen). Sedangkan M dianggap dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional (Y) semakin tinggi Y maka semakin besar M. Jadi M = mY dimana M marginal propensity of import.

1 Boediono,Ekonomi Makro,1985,(Yogyakarta:BPFE),hal.136

(3)

Dengan adanya neraca perdagangan (transaksi luar negeri) maka multiplier permintaan agregar (Z) dan pendapatan agregat (Y) tidak lagi sama dengan 1/(1- c) tetapi menjadi 1/(1-c+m). Dimana besarnya 1/(1-c+m) selalu lebih kecil dari 1/

(1-c) karena m selalu bernilai positif. Jadi Z = Y = (1/(1-c+m)).(I+G+X).

2

b. Jumlah Uang Beredar (Ms).

Perekonomian terbuka juga mempengaruhi pasar uang, baik dari sisi permintaan uang maupun sisi penawaran uang. Pada sisi permintaan uang (liquidity preference) terdapat satu faktor tambahan yang menentukan yaitu tingkat bunga di luar negeri selain tingkat bunga dalam negeri, tingkat GDP, dan tingkat harga di dalam negeri. Dalam ekonomi tertutup M

d

= (P,Q,r) sedangkan dalam Ѳ perekonomian terbuka M

d

= (P,Q,r,r Ѳ

F

) dimana r tingkat bunga dalam negeri, dan r

F

tingkat bunga luar negeri.

3

Pada sisi penawaran uang (M

s

), pengaruh perekonomian terbuka terhadap penawaran uang lebih jelas. Hal ini ditunjukkan, jumlah uang beredar tergantung pada dua faktor tambahan yaitu posisi dari neraca perdagangan, dan besar kecilnya aliran bersih (netto) modal dari dan ke luar negeri (neraca perdagangan dan neraca aliran modal tergabung menjadi satu neraca yang disebut dengan neraca pembayaran). Neraca perdagangan dikatakan suplus apabila (X-M) adalah positif maka uang beredar di dalam negeri menjadi bertambah. Atau sebaliknya, neraca perdagangan dikatakan defisit apabila (X-M) adalah negatif maka uang yang beredar di dalam negeri menjadi berkurang.

Apabila neraca aliran modal menunjukkan terjadi aliran bersih (netto) modal dari luar negeri ke dalam negeri maka ini berarti bahwa cadangan devisa bertambah. Cadangan devisa apabila diuangkan ke dalam rupiah maka akan menambah jumlah uang yang beredar di dalam negeri. Atau sebaliknya, apabila neraca aliran modal menunjukkan terjadi aliran bersih (netto) modal ke luar negeri dari dalam negeri maka rupiah akan dibawa ke luar negeri atau uang beredar berkurang, atau apabila ditukar dengan cadangan devisa ke luar negeri maka cadangan devisa akan berkurang.

Jadi rumus uang beredar adalah M

s

= M

s

'+nh(X-M+K)….

2 Boediono,Ekonomi Makro,1985,(Yogyakarta:BPFE),hal.137 3 Boediono,Ekonomi Makro,1985,(Yogyakarta:BPFE),hal.140

(4)

Dimana M

s

uang beredar dalam perekonomian tertutup, n money multiplier yaitu 1/[u+v(1-u)], h perubahan cadangan yang rupiahkan yaitu 0<h<1, dan K aliran bersih modal ke dalam negeri. K dianggap terdiri dari dua unsur yaitu:

a) unsur yang tidak terpengaruh oleh faktor-faktor ekonomis (unsur autonomous).

b) unsur yang dipengaruhi oleh faktor ekonomis, khususnya perbedaan antara tingkat bunga di luar negeri (r

F

) dan tingkat bunga di dalam negeri (r).

Jadi K = K+K(r

F

,r) dimana K= aliran modal yang "autonomous", K(r

F

,r) aliran modal yang tidak autonomous atau "induced".

4

Apabila r

F

>r maka akan ada kecenderungan bagi modal untuk mengalir ke luar negeri (nilai K mengecil), dan apabila r naik r

F

tetap berarti r

F

<r maka modal dari luar negeri akan cenderung untuk masuk ke dalam negeri. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperoleh pendapatan karena bunga dalam negeri lebih tinggi.

c. Tingkat Harga Barang/Jasa

Dalam model perekonomian terbuka, tidak hanya mempunyai satu harga umum P, tetapi paling tidak ada dua tingkat harga umum, yaitu tingkat harga umum yang berlaku di dalam negeri (P) dan tingkat harga umum yang berlaku di luar negeri (P

F$

). P

F

adalah harga barang-barang yang dijual atau dibeli dipasar luar negeri, yang dinyatakan dalam mata uang asing (misal $ AS).

Harga jual ekspor dan harga beli impor ditentukan oleh P

F$

. Akan tetapi bagi masyarakat Indonesia, berapa barang yang dibeli/dijual dan diimpor/diekspor di pasar dalam negeri menggunakan harga rupiah (P

FRp

) baik untuk membeli/menjual dan mengimpor/mengekspor produk dalam negeri maupun produk impor (luar negeri). Karena harga ekuivalen P

F$

dengan P

FRp

adalah dalam satuan uang dalam negeri (Rp), bila dihubungan dengan kurs devisa (E), maka P

FRp

= E. P

F$

dimana E kurs devisa yang merupakan harga dari setiap $ yang dinyatakan dalam Rp (misal Rp 11500 per US$).

Perubahan E dan P

F$

mempengaruhi secara luas perekonomian dalam negeri, yaitu melalui perubahan X dan M yang mengikutinya. Dalam perekonomian terbuka, harga X dan M dipengaruhi oleh harga luar negeri secara relatif terhadap

4 Boediono,Ekonomi Makro,1985,(Yogyakarta:BPFE),hal.141

(5)

harga dalam negeri. Maka perumusannya menjadi: X = X(P

F$

. E/P) ; M = M (Y, P

F

. E/P).

5

Jumlah uang beredar dipengaruhi oleh faktor baru yaitu neraca pembayaran, sehingga menjadi: Ms = M's + n.h (X-M+K) dimana n money multiplier, h bagian dari perubahan cadangan devisa yang dirupiahkan, dan K aliran (netto) modal ke dalam negeri.

Masalah Ketidakserasian

Dalam teori klasik, permasalahan ketidakserasian dianggap tidak terjadi.

Karena dalam teori klasik mekanisme penyesuaian akan terjadi secara automatis menuju keseimbangan intern maupun ekstern.

Kaum klasik menganggap:

a) Semua harga secara fleksibel akan bergerak ke atas maupun ke bawah.

b) Semua pelaku ekonomi bereaksi secara cepat terhadap perubahan harga.

c) Negara-negara yang melakukan perdagangan internasional menganut sistem standar emas.

Bila neraca pembayaran defisit, berdasarkan mekanisme Hume, emas akan mengalir ke luar negeri untuk menutup deficit tersebut. Akibatnya uang beredar atau persediaan emas di dalam negeri akan berkurang. Berdasarkan teori kuantitas, maka berakibat turunnya tingkat harga di dalam negeri. Akibat selanjutnya ekspor akan terangsang karena tingginya harga di luar negeri secara relative lebih besar terhadap harga dalam negeri sedangkan minat mengimpor luar negeri melemah karena harga dalam negeri lebih murah. Harga ini akan terus berlangsung sampai neraca pembayaran Negara tersebut deimbang kembali atau keseimbangan ektern tercapai.

Sasaran keseimbangan intern akan tercapai secara automatis dengan cara simultan dengan keseimbangan ektern. Mengalirnya emas keluar negeri tidak disertai menurunnya output agregat. Output agregat akan tetap pada posisi full employment.

Aliran emas keluar tidak mempengaruhi perubahan output, tetapi hanya pada perubahan harga. Berkurangnya emas di dalam negeri mempengaruhi penurunan harga di dalam negeri, harga akan kembali ke tingkat semula bila proses penyesuaian kea rah internal dan eksternal sudah selesai.

5 Boediono,Ekonomi Makro,1985,(Yogyakarta:BPFE),hal.144

(6)

Keseimbangan intern dibarengi keseimbangan ektern terjadi karena neraca pembayaran seimbang. Posisi ideal tersebut akan tercapai apabila secara kebetulan, dan dengan dilakukan kombinasi kebijakan makro yang tepat. Jadi bukan secara automatis seimbang. Kondisi keseimbangan yang tidak bersamaan antara intern dan ekstern tersebut disebut masalah ketidak serasian.

Model perekonomian terbuka pada perdagangan impor ditentukan oleh tingkat pendapatan nasional (melalui marginal propensity to import) dan tingkat harga luar negeri relatif terhadap tingkat harga dalam negeri. M= M(Y,P

F

. E/P), sedangkan perdagangan ekspor dipengaruhi oleh tingkat harga luar negeri relatif terhadap harga dalam negeri. X= X(P

F

. E/P). Y * dan P* pada posisi (P

F

. E/P*)keseimbangan intern tercapai pada M(Y*) tetapi ekstern tidak tercapai. Maka agar tercapai keseimbangan keduanya bersamaan maka neraca pembayaran harus seimbang yaitu M*=X*yaitu fungsi impor menjadi M'(Y*) maka tercapai keseimbanganintern dibarengi keseimbangan ektern.

6

Expenditure Reducing/Increasing dan Expenditure Switching

Keserasian keseimbangan intern dan keseimbangan ekstern tidak dating dengan sendirinya. Pemerintah harus dengan sadar melalui kebijakan atau regulasi berusaha mencapainya. Masalahnya adalah bagaimana caranya pemerintah dapat membuat suatu kebijakan yang tepat

1) expenditure reducing/increasing policies. Yang termasuk kebijakan ini diantaranya adalah semua kebijakan fiscal dan moneter yang mempunyai efek utama terhadap tingkat Z. Misal perubahan pengeluaran pemerintah (∆G), kebijakan tingkat bunga dalam negeri (r), penambahan jumlah uang beredar (∆M

s

), penurunan /peningkatan pajak pendapatan, dan lain- lainnya.

2) expenditure switching policies. Yang termasuk kebijakan ini diantaranya adalah semua kebijakan yang mempunyai efek utama terhadap tingkat ekspor dan impor, misalnya kebijakan kurs devisa (devaluasi/revaluasi), pembatasan terhadap impor dan bea masuk, dan lain-lainnya

7

.

6 Ibid,hal.149

(7)

2. Perekonomian Tertutup

Perekonomian tertutup adalah model perekonomian yang pada pelakunya, khususnya Produsen dan Konsumen, perekonomian ini adalah perekonomian yang tidak melibatkan diri dengan perdagangan internasional dan jasa serta modal dari Negara lain. Artinya Negara tersebut berusaha mandiri dan memenuhi kebutuhannya sendiri secara sederhana dalam perekonomian ini akan melakukan kegiatan dalam penjualan dan pembelian di pasar yang saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya masing-masing. Dalam transaksi pasar tersebut, mereka akan terikat dengan kontrak dagang atau kesepakatan jual beli, dan kemudian ditetapkanlah harga jual atau harga beli dari kegiatan tersebut. Untuk memfasilitasi kegiatan produksi dan kegiatan konsumsi ini secara efektif maka sistem perekonomian memerlukan Lembaga perbankan dan lembaga keuangan lainnya seperti pasar modal, lembaga asuransi, lembaga penjamin, pegadaian atau lembaga keuangan mikro yang terdapat di daerah pedesaan. Lembaga Perbankan peranannya sangat vital untuk mengumpulkan dana-dana yang ada di masyarakat, yang selanjutnya mereka akan melakukan pengalokasian dana tersebut melalui pemberian fasilitas perkreditan atau jasa perbankan lainnya. Hal ini dikatakan ekonomi pasar tertutup, karena didalamnya belum termasuk peran luar negeri dalam sistem ekonomi tersebut.

8

Model Dasar Dalam Perekonomian Tertutup

Seluruh output dijual di dalam negeri, dan pengeluaran dibagi menjadi tiga komponen: konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah.

Y = C + I + G

Dalam perekonomian terbuka, sebagian output dijual dalam negeri dan sebagian diekspor untuk dijual di luar negeri. Kita dapat membagi pengeluaran output Y ekonomi terbuka dalam empat komponen: Cd, konsumsi barang dan jasa domestik, Id, investasi dalam barang dan jasa domestik, Gd, pemerintah pembelian barang dan jasa domestik, X, ekspor barang dan jasa domestik . Pembagian pengeluaran ke dalam komponen ini dinyatakan dalam identitas

Y = Cd + Id + Gd + X.

7 Boediono,Ekonomi Makro,1985,(Yogyakarta:BPFE),hal.149

8 https://suherilbs.wordpress.com/2007/12/09/model-perekonomian-terbuka/

(8)

Jumlah dari tiga suku pertama, Cd + I d + Gd, adalah pengeluaran domestik atas barang dan jasa domestik. Istilah keempat, X, menghabiskan asing pada barang dan jasa domestik (nilai ekspor). Sejak, belanja domestik total adalah jumlah pengeluaran pada barang-barang domestik maupun asing dan layanan, kita dapat mengatakan bahwa, C = Cd + Cf, I = I + I f d, G = Gd + G f. Kami pengganti tiga persamaan ke dalam identitas di atas:

Y = (C - Cf) + (I - Aku f) + (G - G f) + X.

Kita dapat mengatur ulang untuk mendapatkan Y = C + I + G + X - (Cf + I + G f f).

Jumlah pengeluaran domestik atas barang dan jasa mancanegara (Cf + I + G f f) adalah pengeluaran pada impor (IM). Kita dapat menulis identitas pos pendapatan nasional sebagai

Y = C + I + G + X - IM.

Karena nilai total impor adalah bagian dari pengeluaran domestik dan bukan merupakan bagian dari output domestik, maka dia dikurangi dari jumlah output.This memberi kita nilai Ekspor Neto (NX = X - IM), identitas menjadi

Y = C + I + G + NX.

Dalam perekonomian tertutup: Nasional tabungan = investasi. Negara perekonomian tertutup dapat meningkatkan kekayaan hanya dengan mengumpulkan modal baru.

Jika output melebihi pengeluaran domestik, kita ekspor perbedaan itu: ekspor neto adalah positif. Jika output jatuh pendek dari pengeluaran domestik, kita mengimpor perbedaan itu: ekspor neto adalah negatif.

9

3. Perekonomian Sederhana

Perekonomian sederhana sering disebut dengan perekonomian dua sector.

Perekonomian sederhana adalah perekonomian yang terdiri dari sektor perusahaan dan sektor rumah tangga.

10

Dalam perekonomian tidak terdapat pajak dan pengeluaran pemerintah. Perekonomian itu juga tidak melakukan perdagangan luar negeri dan dengan demikian perekonomian itu tidak melakukan kegiatan ekspor dan impor.

11

Ciri-ciri aliran pendapatan dalam perekonomian sederhana

9 http://ekonomipendidikan1.blogspot.co.id/2012/01/ekonomi-tertutup-dan-terbuka.html 10 http://www.anneahira.com/pengertian-perekonomian-sederhana.htm

(9)

a. Sebagai balas jasa kepada penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki tangga oleh sektor perusahaan, sektor rumah tangga akan memperoleh aliran pendapatan berupa gaji, upah, sewa, bunga, dan untung.

b. Sebahagian besar dari berbagai jenis pendapatan yang diterima oleh sektor rumahtangga akan di gunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang di hasilkan oleh sektor perusahaan.

c. Sisa dari berbagai jenis pendapatan rumahtangga yang tidak di gunakan untuk pengeluaran konsumsi akan di tabung dala institusi-institusi keuangan.

d. Pengusaha-pengusaha yang memerlukan modal untuk melakukan investasi akan meminjam tabungan yang dikumpulkan oleh institusi-institusi keuangan dari sektor rumahtangga.

B. Pendapatan Nasional Dalam Perekonomian Sederhana

Pendapatan nasional (national income) merupakan salah satu indikator kemampuan dan kualitas sumber daya alam dan sumber daya manusia suatu negara.

Semakin baik dan berkualitas sumber daya suatu negara maka relatif semakin besar juga pendapatan nasionalnya. Kualitas sumber daya yang terbaik untuk memperbesar pendapatan nasional tentu saja adalah kualitas sumber daya manusianya, sehubungan dengan pernyataan ini beberapa contoh negara yang membuktikannya seperti Singapura dan Jepang. Negara-negara yang kualitas sumber daya manusianya sangat baik dan dianugrahi sumber daya alam yang cukup pastilah menjadi negara yang memiliki pendapatan nasional yang tinggi. Berdasarkan pendapatan nasional dengan membandingkannya terhadap jumlah penduduk, status suatu negara dapat ditentukan misalnya penggolongan sebagai negara maju atau negara berkembang, sebagai negara miskin atau negara kaya.

Pendapatan nasional atau disebut juga dengan yield (Y), dalam perekonomian sederhana, dari sisi rumah tangga akan digunakan untuk dua macam hal, yaitu

1 Membeli barang dan jasa, atau dengan kata lain melakukan kegiatan konsumsi atau consupsion (C).

2 Menabung, yang disebut juga dengan saving (S).

11 http://noviarani23.blogspot.co.id/2013/12/perekonomian-2-sektor.html

(10)

Tingkat pendapatan nominal dalam model perekonomian dua sektor tergantung kepada jumlah pengeluaran agregat yang direncanakan yaitu rencana untuk menabung dan investasi.

Analisis pendapatan nasional perekonomian sederhana:

1. Konsumsi

Konsumsi adalah tindakan manusia untuk menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang. Fungsi konsumsi adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara besarnya pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan.

C = a + by ATAU C = a + bYd

Dimana C pengeluaran untuk konsumsi, a autonomous consumption, yaitu angka yang menunjukkan besarnya pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan sama dengan nol atau tidak mempunyai pendapatan. B MPC marginal propensity to consume, yaitu angka yang menunjukkan besarnya tambahan pengeluaran konsumsi karena adanya tambahan pendapatan.

2. Tabungan

Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan

adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat

tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau

(11)

alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Dalam ekonomi makro, tabungan adalah pendapatan masyarakat yang tidak digunakan untuk kegiatan konsumsi.

Kita dapat mengetahui hubungan tabungan dengan pendapatan nasional dengan menggunakan fungsi tabungan. Fungsi tabungan adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dan pendapatan nasional dalam perekonomian.

S=-a+(1-b)Y

Dimana a konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional = 0, b kecondongan konsumsi marginal (MPC), C tingkat konsumsi, S tingkat tabungan dan Y tingkat pendapatan nasional.

3. Investasi

Investasi yang lazim disebut sebagai penanaman modal merupakan pengeluaran perusahaan untuk membeli barang-barang dan perlengkapan- perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang/jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pada prakteknya, pencatatan nilai penanaman modal dilakukan dalam satuan tahun. Yang termasuk investasi adalah sebagai berikut :

a. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri perusahaan.

b. Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik, dan bangunan-bangunan lainnya.

c. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah, dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.

C. Fungsi Konsumsi, Tabungan, Investasi Dalam Pendekatan Ekonomi Konvensional dan Islam

1. Dalam pendekatan ekonomi konvensional

Fungsi konsumsi yang berbentuk linear memiliki beberapa implikasi sebagai

berikut:

(12)

a) Kecenderungan mengkonsumsi marjinal (MPC) adalah konstan selama rentang tingkat pendapatan yang relevan.

b) Kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (APC) adalah lebih besar daripada kecenderungan mengkonsumsi marjinal (MPC) atau APC > MPC.

c) Kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (APC) akan semakin kecil atau turun kalau tingkat pendapatan (Yd) mengalami kenaikan.

12

Suatu Pemikiran alternatif dalam equilibrium pasar barang menyatakan bahwa, Investasi sama dengan tabungan. Ada suatu pemikiran dalam suatu pasar barang yang terkait antara produksi dan permintaan. Teori ini menyatakan bahwa tingkat investasi dalam suatu pasar barang adalah sama dengan tingkat tabungan.

Teori ini dikemukanan oleh John M. Keynes pada tahun 1936 dalam bukunya The General Theaory of Employment, Income and Money.

Tabungan perorangan dapat didefinisikan sebagai tabungan oleh konsumen, yang merupakan sisa penerimaan sesudah dikurangi konsumsinya. Hal itu dapat digambarkan dalam persamaan berikut :

S = YD – C dan S = Y – T – C

Tabungan Masyarakat dapat didefinisikan sebagai pajak sesudah dikurangi belanja pemerintah, T – G.

Kebijakan investasi adalah menspesifikasikan jenis-jenis risiko yang ditanggung dan keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi. Batasan yang dihadapi tersebut biasanya berupa pajak dan faktor legal atu pengaturan lainnya. Namun untuk sementara investasi disini diasumsikan sebagai peubah eksogen artinya nilainya dianggap konstan dan hanya dipengaruhi oleh perubah yang berada di luar model yang digunakan.

2. Dalam pendekatan ekonomi islam

Dengan mengacu pada model persamaan konsumsi yaitu dan persamaan Y = C+S, maka akan diperoleh persamaan baru untuk saving yaitu: Kecenderungan menabung rata-rata (APS) adalah tingkat tabungan dibagi pendapatan nasional, dan kecenderungan menabung marjinaI (MPS) adalah turunan pertama dan tingkat tabungan. Dengan mengacu pada persamaan di atas, maka akan diperoleh persamaan untuk Average Propensity of Save (APS) dan Marginal Propensity to Save (MPS), sebagai berikut: Bila dibandingkan dengan MPS pada sistem ekonomi konvensional (1 – b) jelas berbeda dengan MPS dalam sistem ekonomi islam.

12 Muana Nanga, Makro Ekonomi, 68-69

(13)

Dalam konsep ekonomi Islam, fikih zakat menyebutkan bahwa sistem zakat berusaha untuk mempertemukan pihak surplus muslim dengan pihak devisit muslim.

Hal ini dengan harapan terjadi proyeksi pemerataan pendapatan antara surplus dan devisit muslimatau bahkan menjadikan kelompok yang devisit (mustahik) menjadi surplus (muzakki). Zakat sendiri bukanlah suatu kegiatan yang semata-mata untuk tujuan duniawi, seperti distribusi pendapatan, stabilitas ekonomi, dan lainnya tetapi juga memiliki implikasi untuk kehidupan di akhirat. Hal inilah yang membedakan kebijakan fiskal dalam Islam dan kebijakan fiskal dalam ekonomi pasar.

Fungsi investasi dengan pendekatan ekonomi Islam tentu berbeda dengan fungsi investasi dengan menggunakan ekonomi konvensional. Perbedaannya karena fungsi investasi di ekonomi konvensional dipengaruhi oleh tingkat suku bunga, hal itu tentu tidak berlaku dalam pendekatan ekonomi Islam. Menurut Metwally (1995) investasi di negara-negara penganut ekonomi Islam dipengaruhi oleh 3 sektor yaitu:

a. ada sanksi terhadap pemegang aset yang kurang atau tidak produktif (hoarding iddle asset).

b. dilarang melakukan berbagai bentuk spekulasi dan segala macam judi.

c. tingkat bunga untuk berbagai pinjaman sama dengan nol.

Sehingga seoraang muslim boleh memilih tiga alternatif atas dananya, yaitu:

memegang kekayaannya dalam bentuk uang kas, memegang tabungannya dalam bentuk aset tanpa berproduksi seperti deposito, real estate, permata dan menginvestasikan tabungannya.

Hubungan Antara Tabungan dan Investasi dalam Perspektif Ekonomi Islam

13

Tabungan dalam ekonomi Islam tidak begitu kuat dihubungkan dengan

investasi. Karena ketika tabungan dimotifasi oleh alasan berjaga-jaga, hidup hemat

dan sederhana, maka tidak relevan akumulasi tabungan ini kemudian digunakan untuk

investasi yang mekanismenya dalam Islam menggunakan skema bagi-hasil yang

memiliki risiko rugi. Risiko yang dimiliki investasi bagi hasil tidak begitu sinkron

dengan alasan para pemilik uang untuk menahan uangnya berupa tabungan. Dan

13 http://abiaqsa.blogspot.com/2007/09/konsep-tabungan-dalam-islam.html

(14)

akumulasi tabungan secara teori akan relatif kecil jika dibandingkan akumulasi investasi, yang berarti juga peran tabungan dalam perekonomian akan relatif kecil.

Sementara itu apa yang diyakini dalam konvensional bahwa tabungan atau excess income yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang akan menjadi ”potensi investasi” dapat saja dibenarkan dalam Islam, sepanjang memang kebutuhan mereka pada konsumsi pokok dan motif berjaga-jaga telah terpenuhi.

Walaupun begitu menyebutkan kelebihan tersebut sebagai tabungan juga mungkin kurang tepat, karena memang ada intensi dari si pemilik untuk menggunakan kelebihan tersebut sebagai modal untuk men-generate keuntungan selanjutnya (investasi). Sehingga tabungan jenis ini merupakan potensi investasi yang harus menjadi perhatian para regulator dalam rangka membuat sebuah kebijakan, baik di sektor riil maupun di sektor moneter. Secara sederhana para regulator harus memastikan tersedianya usaha-usaha ekonomi atau produk keuangan syariah yang mampu menyerap ”potensi investasi”, sehingga waktu memegang uang oleh setiap pemilik dana akan ditekan seminimal mungkin.

Hubungan tabungan dan investasi dalam perekonomian Islam yang khas ini memang berbeda dengan apa yang dimiliki oleh konvensional. Sehingga perlu sebuah konsep pendekatan analisa ekonomi yang mampu memberikan penjelasan yang cukup tepat tentang posisi serta hubungan tabungan dan investasi dalam sistem ekonomi Islam, juga peran keduanya dalam memajukan kesejahteraan ekonomi.

Selain itu, satu hal yang juga patut mendapat perhatian adalah prilaku menabung dari

masyarakat non-muslim dimana mereka tidak terekspos oleh risiko zakat. Dalam

sebuah negara yang menerapkan sistem ekonomi Islam, masyarakat non-muslim akan

juga memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan warga muslim namun dalam

bentuk yang berbeda. Perlindungan kebutuhan dasar dan hak-hak sipil lainnya tak

berbeda dengan warga muslim, tapi mereka juga dikenakan kewajiban membayar

kharaj (pajak tanah) dan jizyah (pajak individu) layaknya muslim membayarkan

kewajibannya berupa zakat. Dengan begitu warga non-muslim juga menghadapi

risiko harta idle-nya berkurang, sehingga menabung akan juga tetap terjaga pada porsi

yang sama dengan tabungan warga muslim dengan motif berjaga-jaga. Sementara

kelebihan uang atau harta warga non-muslim akan ”dipaksa” untuk masuk dalam

mekanisme investasi yang sebenarnya. Yaitu investasi yang berkaitan dengan usaha

produktif di sektor riil.

(15)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam perekonomian terbuka, perdagangan luar negeri ikut dimasukan dalam perhitungan pendapatan nasional. Indikator adanya perdangangan internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan negara-negara lain. Disini terdapat kemungkinan dari produsen untuk melakukan kegiatan ekspor barang dan produk dagangan dengan tujuan pasar-pasar di negara lain atau sebaliknya melakukan kegiatan impor atas bahan mentah dan bahan penolong serta mesin atau barang jadi dari luar negara.

Perekonomian tertutup adalah model perekonomian yang pada pelakunya,

khususnya Produsen dan Konsumen, perekonomian ini adalah perekonomian yang

(16)

tidak melibatkan diri dengan perdagangan internasional dan jasa serta modal dari Negara lain.

Perekonomian sederhana sering disebut dengan perekonomian dua sector.

Perekonomian sederhana adalah perekonomian yang terdiri dari sektor perusahaan dan sektor rumah tangga. Dalam perekonomian tidak terdapat pajak dan pengeluaran pemerintah. Perekonomian itu juga tidak melakukan perdagangan luar negeri dan dengan demikian perekonomian itu tidak melakukan kegiatan ekspor dan impor.

Pendapatan nasional (national income) merupakan salah satu indikator kemampuan dan kualitas sumber daya alam dan sumber daya manusia suatu negara.

Semakin baik dan berkualitas sumber daya suatu negara maka relatif semakin besar juga pendapatan nasionalnya.

Fungsi konsumsi yang berbentuk linear memiliki beberapa implikasi yaitu salah satunya, kecenderungan mengkonsumsi marjinal (MPC) adalah konstan selama rentang tingkat pendapatan yang relevan. Tabungan perorangan dapat didefinisikan sebagai tabungan oleh konsumen, yang merupakan sisa penerimaan sesudah dikurangi konsumsinya. Kebijakan investasi adalah menspesifikasikan jenis-jenis risiko yang ditanggung dan keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi.

Kecenderungan menabung rata-rata (APS) adalah tingkat tabungan dibagi

pendapatan nasional, dan kecenderungan menabung marjinaI (MPS) adalah turunan

pertama dan tingkat tabungan. Fungsi investasi dalam ekonomi islam adalah

memegang kekayaannya dalam bentuk uang kas, memegang tabungannya dalam

bentuk aset tanpa berproduksi seperti deposito, real estate, permata dan

menginvestasikan tabungannya.

(17)

DAFTAR PUSTAKA Boediono,Ekonomi Makro,1985,(Yogyakarta:BPFE) Muana Nanga, Makro Ekonomi, 68-69

http://abiaqsa.blogspot.com/2007/09/konsep-tabungan-dalam-islam.html https://suherilbs.wordpress.com/2007/12/09/model-perekonomian-terbuka/

http://ekonomipendidikan1.blogspot.co.id/2012/01/ekonomi-tertutup-dan-t erbuka.html

http://www.anneahira.com/pengertian-perekonomian-sederhana.htm http://noviarani23.blogspot.co.id/2013/12 / perekonomian-2- sektor.html

Referensi

Dokumen terkait

Pendapatan dari hasil penangkaran dengan menggunakan sistem semi terbuka adalah ekspor monyet ekor panjang ( Macaca fascicularis) dalam setahun rata- rata 400 ekor dengan harga

Kenaikan permintaan terhadap valuta asing sangat ditentukan oleh faktor- faktor diantaranya: nilai tukar atau harga mata uang asing (kurs), tingkat pendapatan, tingkat bunga

Adalah bentuk hambatan langsung yang merupakan bentuk yang paling ekstrim dari segala hambatan impor. Meskipun secara umum.. perdagangan luar negeri memberikan

Adalah kegiatan angkutan laut dari pelabuhan atau terminal khus us yang terbuka bagi perdagangan luar negeri ke pelabuhan luar negeri atau dari pelabuhan luar

Fungsi tabungan adalah fungsi yang menghubungkan tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (atau pendapatan disposebel) perekonomian

Dalam perekonomian empat sektor dimasukkan adanya sektor luar negeri dengan ekspor dan impornya sehingga disebut dengan Open Ekonomi atau ekonomi yang terbuka karena

Tingkat kesejahteraan pada dasarnya tidak hanya ditentukan oleh besarnya pendapatan per kapita penduduk. Dengan tingginya pendapatan tetapi tidak dikuti dengan perbaikan mutunya

Apabila pendapatan meningkat relatif dengan negara lain maka makin besar kemungkinan impor yang berarti makin besar permintaan akan valuta asing. Kurs valuta asing