• Tidak ada hasil yang ditemukan

GUBERNUR SUMATERA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GUBERNUR SUMATERA BARAT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 570 - 8 - 2013

TENTANG

PENDELEGASIAN WEWENANG PENANDATANGANAN PERIZINAN DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PROVINSI SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 4 Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 87 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sumatera Barat perlu menetapkan Keputusan Gubernur tentang Pendelegasian Wewenang Penandatanganan Perizinan Dalam Rangka Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sumatera Barat;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang- Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau, Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4937), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

7. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal;

GUBERNUR SUMATERA BARAT

(2)

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

9. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Menteri Perdagangan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 69 Tahun 2009, Nomor M.HH-08.AH.01.01.2009, Nomor 60/M-DAG/PER/12/2009, Nomor Per-30/MEN/XII/2009, Nomor 10 Tahun 2009 tentang Percepatan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Untuk Memulai Usaha;

10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 36 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan, Penetapan, dan Penerapan Standar Pelayanan;

11. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal;

12. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14 Tahun 2009 tentang Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik:

13. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2012;

14. Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 63 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sumatera Barat;

15. Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 87 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sumatera Barat;

Memperhatikan: 1. Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi, dan Kepala BKPM Nomor 570/3727A/SJ, Nomor SE/08/M.PAN-RB/9/2010, Nomor 12 Tahun 2010 tanggal 15 September 2010 tentang Sinkronisasi Pelaksanaan Pelayanan Penanaman Modal di Daerah;

2. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 061/3023/SJ tanggal 9 Agustus 2012 tentang Percepatan Pelimpahan Kewenangan Perizinan dan non Perizinan Berusaha di Daerah kepada Lembaga PTSP;

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

KESATU : Mendelegasikan wewenang penandatanganan perizinan dalam rangka penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sumatera Barat.

KEDUA : Pendelegasian wewenang sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KESATU yaitu penandatanganan perizinan berusaha atas urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan provinsi.

KETIGA : Jenis perizinan berusaha sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KEDUA meliputi sektor ;

a. Penanaman Modal;

b. Perindustrian dan Perdagangan;

c. Energi dan Sumberdaya Mineral;

d. Peternakan;

(3)

e. Kesehatan;

f. Pendidikan;

g. Kehutanan;

h. Kelautan dan Perikanan;

i. Perkebunan;

j. Ketenagakerjaan;

k. Pengelolaan Sumber Daya Air;

l. Prasarana Jalan dan Tata Ruang & Pemukiman;

m. Pariwisata;

n. Perhubungan;

o. Lingkungan Hidup.

KEEMPAT : Rincian jenis perizinan sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KETIGA sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

KELIMA : Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sumatera Barat dalam melaksanakan wewenang yang didelegasikan sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KESATU berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

KEENAM : Dalam melaksanakan wewenang penandatanganan perizinan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KESATU, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sumatera Barat bertanggung jawab kepada Gubernur Sumatera Barat.

KETUJUH : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal Januari 2013.

Ditetapkan di Padang.

pada tanggal 08 Januari 2013

GUBERNUR SUMATERA BARAT

Ttd.

IRWAN PRAYITNO

Tembusan : disampaikan kepada Yth;

1. Bpk. Menteri Dalam Negeri di Jakarta

2. Bpk. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & RB di Jakarta 3. Bpk. Kepala BKPM RI di Jakarta

4. Sdr. Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat di Padang

5. Para Kepala SKPD Terkait dilingkungan Setda. Provinsi Sumatera Barat

6. Arsip.---

(4)

LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 570 - 8 - 2013

TANGGAL : 8 Januari 2013

TENTANG : Pendelegasian Wewenang Penandatanganan Perizinan Dalam Rangka Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sumatera Barat

RINCIAN JENIS PERIZINAN YANG MENDAPAT PENDELEGASIAN WEWENANG DARI GUBERNUR KEPADA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL PROVINSI SUMATERA BARAT :

NO SEKTOR JENIS PERIZINAN

1 2 3

a Penanaman Modal 1. Pendaftaran Penanaman Modal;

2. Izin Prinsip Penanaman Modal;

3. Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal;

4. Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal;

5. Izin Usaha Penanaman Modal;

6. Izin Usaha Perluasan Penanaman Modal;

7. Izin Usaha Perubahan Penanaman Modal;

8. Izin Usaha Penggabungan Perusahaan Penanaman Modal (Merger) b Perindustrian dan 1. Angka Pengenal Importir (API-U, API-P)

Perdagangan 2. Izin Persetujuan Prinsip

3. Izin Usaha Industri (IUI) tanpa melalui persetujuan prinsip 4. Izin Usaha Industri (IUI) melalui persetujuan prinsip 5. Izin Perluasan melalui persetujuan prinsip

6. Izin perluasan tanpa melalui persetujuan prinsip

c Energi dan Sumber Daya 1. Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi Mineral Logam dan Batubara Mineral 2. Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Mineral Logam dan Batubara 3. Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi Mineral Non Logam dan Batuan 4. Izin Usaha Pertambangan Eksploitasi Mineral Non Logam dan Batuan 5. IUP Operasional Khusus Pengangkutan dan Penjualan Mineral dan Batubara 6. IUP Operasional Khusus Pengolahan dan Pemurnian Mineral dan Batubara 7. Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) Mineral dan Batubara

8. Izin Usaha Pertambangan (IUP) Panas Bumi

d Peternakan 1. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) 2. Surat Keterangan Kesehatan Hewan Qurban

3. Surat Rekomendasi Pemasukan Hewan/Ternak/DOC/DOD 4. Surat Rekomendasi Pengeluaran Hewan/Ternak/DOC/DOD

5. Surat Rekomendasi Pemasukan Bahan Asal Hewan (BAH) dan Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH), seperti Daging Sapi atau Ayam Beku, Susu, Telur, dsb 6. Surat Rekomendasi Pengeluaran Bahan Asal Hewan (BAH) dan Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH), seperti Daging Sapi atau Ayam Beku, Susu, Telur, dsb

7. Surat Rekomendasi Pemasukan Obat Hewan

e Kesehatan 1. Izin Operasional RS Kelas B

2. Izin Pedagang Besar Farmasi Cabang

3. Izin Penyalur Alat Kesehatan Cabang

Izin Prinsip Industri Kecil Obat Tradisional

(5)

f Pendidikan 1. Izin Pendirian Pendidikan Khusus (Sekolah Luar Biasa/SLB) g Kehutanan 1. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IU-IPHHK)

2. Rekomendasi Gubernur dalam rangka Permohonan Izin Pinjam Pakai

Kawasan Hutan kepada Menteri Kehutanan

3. Rekomendasi Gubernur dalam rangka Permohonan Pelepasan Kawasan

Hutan kepada Menteri Kehutanan

4. Rekomendasi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam

(IUPHHK-HA-RE)

5. Rekomendasi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT)

6. Rekomendasi Perpanjangan (IUPHHK-HA/HT-HA-RE) kepada Menteri Kehutanan

7. Izin Pembuatan dan Penggunaan Koridor

h Kelautan dan Perikanan 1. Surat Izin Usaha Perikanan Tangkap (SIUP)

2. Surat Izin Usaha Perikanan Pembudidayaan Ikan (SIUP) 3. Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI)

4. Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI)

i Perkebunan 1. Izin Usaha Perkebunan (IUP)

2. Izin Usaha Perkebunan untuk Budidaya (IUP-B) 3. Izin Usaha Perkebunan untuk Pengolahan (IUP-P)

4. Perubahan Luas Lahan

5. Perubahan Jenis Tanaman

6. Perubahan Kapasitas Pengolahan

7. Diversifikasi Usaha

j Ketenagakerjaan 1. Izin Perpanjangan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) 2. Perpanjangan Izin Mempergunakan Tenaga Kerja Asing (IMTA)

k Pengeloaan Sumber Daya 1. Izin PemanfaatanPrasarana/Sarana PSDA

Air 2. Izin Penggunaan Air Permukaan (Sungai, Danau dan Embung)

l Prasarana Jalan, Tata Ruang 1. Izin Penempatan Utilitas dan Bangunan dan Permukiman 2. Izin Penempatan Iklan dan Media Informasi

3. Izin Penempatan Bangun-Bangunan

4. Izin Penempatan Bangunan Gedung di Rumija

5. Dispensasi Penggunaan Jalan yang memerlukan perlakuan khusus 6. Rekomendasi Penggunaan Ruang Pengawasan Jalan

m Pariwisata 1. Izin Kawasan pariwisata di lokasi lintas kabupaten/kota 2. Izin Usaha perjalanan wisata berlokasi lintas kabupaten/kota 3. Izin Usaha penyediaan akomodasi berlokasi lintas kabupaten/kota 4. Izin Usaha makanan dan minuman berlokasi lintas kabupaten/kota 5. Izin Usaha transportasi wisata berlokasi lintas kabupaten/kota 6. Izin Daya tarik wisata berlokasi lintas kabupaten/kota

7. Izin Penyelenggaraan hiburan dan rekreasi berlokasi lintas kabupaten/kota

8. Izin Usaha jasa pramuwisata berlokasi lintas kabupaten/kota

(6)

9. Izin Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran berlokasi lintas kabupaten/kota

10. Izin Jasa konsultan pariwisata berlokasi lintas kabupaten/kota 11. Izin Jasa informasi pariwisata berlokasi lintas kabupaten/kota 12. Izin Wisata tirta berlokasi lintas kabupaten/kota

13. Izin Spa berlokasi lintas kabupaten/kota

n Perhubungan A. SUB SEKTOR PERHUBUNGAN DARAT DAN PERKERETAAPIAN 1. Izin Trayek Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) 2. Izin Trayek Angkutan Antar Jemput Dalam Provinsi (AJDP) 3. Izin Trayek Angkutan Pemandu Moda (Angkutan Bandara)

4. Izin Operasi Angkutan Taksi

5. Izin Operasi Angkutan Sewa

6. Izin Usaha Penyelenggaraan Prasarana Perkeretaapian Umum 7. Izin Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Umum

8. Izin Operasi Sarana Perkeretaapian Umum

B. SUB SEKTOR PERHUBUNGAN LAUT

1. Izin Perusahaan Bongkar Muat (SIU-PBM)

2. Izin Usaha Perusahaan Tally (SIUPT)

3. Izin Usaha Perusahaan Pelayaran Rakyat (SIUP-PELRA) 4. Izin Usaha Ekspedisi Muatan Kapal Laut (SIU-EMKL) 5. Izin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi Laut (SIU-JPT)

6. Izin Usaha Perusahaan Depo Peti Kemas (SIUP-DPK) 7. Izin Pengoperasian Pelabuhan Khusus Regional

C. SUB SEKTOR PERHUBUNGAN UDARA

1. Izin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi Udara (SIUJPT) 2. Izin Usaha Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU) 3. Izin Pembangunan Bandara Khusus Seat dibawah 30

4. Rekomendasi Penentuan Lokasi Bandara

o Lingkungan Hidup 1. AMDAL : a. Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan (SKKL) b. Izin lingkungan

2. UKL-UPL : a. Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan (SKKL) b. Izin lingkungan

3. Izin Pengumpulan Limbah B3 Skala Provinsi

GUBERNUR SUMATERA BARAT

Ttd.

IRWAN PRAYITNO

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diterapkannya Pola Pengelolaan Keuangan

Indikator menurut Rizkia (2014) bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis adalah suatu kemampuan siswa dalam; 1) Memahami masalah, yaitu mengetahui maksud dari

Makalah ini membahas Prosedur Umum Perhitungan Hidrograf Satuan Sintetis (HSS) Untuk Perhitungan Hidrograph Banjir Rencana dan penerapannya dalam pengembangan Hidrograph Satuan

Poin penting yang membedakan E-Jurnal yang ditulis Daniel Yew Mao Lim and James Raymond Vreeland dengan skripsi yang berjudul “Rasionalitas Jepang Menolak Bergabungan Dalam

Remaja dalam pengasuhan orangtua demokratis akan mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan diri dalam situasi perbedaan pendapat, tidak mudah cemas, dan mampu

Hasil penelitian menunjukkan lokasi, merchandise, pricing, promosi, atmosfer dalam gerai, dan retail service berpengaruh positif signifikan terhadap impulse buying, hal ini berarti

Sistem dirancang untuk mendapatkan match point antara lambung kapal, propeller dan mesin utama kapal, yaitu titik dimana power yang di- absorb oleh propeller sama

Alasan pemilihan teknik sama dengan yang di utarakan oleh Ozamu Tezuka yaitu biaya produksi yang dapat diminimalisir, mempersingkat waktu pembuatan mengingat gambar yang