• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH AUDIT SUBTANTIF PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit Subtantif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH AUDIT SUBTANTIF PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit Subtantif"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH AUDIT SUBTANTIF

“PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PANJANG”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit Subtantif

Disusun Oleh Kelompok 5:

1. Harti Novika 201810170311057 2. Erina Dwi Nuranisa 201810170311085 3. Iravati Maziyah 201810170311092

PROGRAM STUDI AKUNTASI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2020/2021

(2)

1 Daftar Isi

Kata Pengantar ... 2

Bab I Pendahuluan ... 3

1.1 Latar Belakang ... 3

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

Bab II Pembahasan ... 5

2.1 Pengertian Kewajiban Jangka Panjang ... 5

2.2 Tujuan Pemeriksaan Kewajiban Jangka Panjang ... 8

2.3 Macam-macam Pengujian terhadap Kewajiban Jangka Panjang ... 10

2.4 Prosedur Pemeriksaan Kewajiban Jangka Panjang ... 13

2.5 Penyajian Kewajiban Jangka Panjang menurut PABU dalam neraca ... 15

2.6 Kertas Kerja Pemeriksaan Kewajiban Jangka Panjang ... 16

2.7 Contoh Kasus ... 22

Bab III Kesimpulan ... 24

Daftar Pustaka ... 25

(3)

2 Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb

Rasa syukur dan terimakasih kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat segala rahmat kemurahan-nya makalah ini dapat kami selasaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan dan sesuai harapan kami. Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih atas segala bantuan baik materi maupun pikiran dari semua pihak yang telah berkontribusi.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan serta pengalaman bagi pembaca serta menjadi manfaat dan amal jariyah sebagai ilmu yang bermanfaat. Untuk itu kedepannya mungkin dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan serta pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam maklah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik yang membangun serta saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 14 Oktober 2021

Penyusun, Kelompok 5

(4)

3 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hutang jangka panjang adalah hutang perusahan kepada pihak ketiga yang harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun. Dengan memperhatikan bab sebelumnya, terdapat perbedaan yang cukup jelas dengan hutang jangka pendek mengenai waktu pelunasan atau jatuh temponya. Hutang jangka pendek jatuh temponya kurang dari satu tahun, sedangkan hutang jangka panjang jatuh temponya lebih dari satu tahun.

Berbeda dengan hutang jangka pendek yang berupa biaya biaya yang masih ahrus dibayar atau hutan yang umumnya tidak dilakukan secara tertulis, dalam hutang jangka panjang biasanya pengikatan antara debitur dan kreditur dilakukan secara tertulis. Pengikatan secara tertulis tersebut dituangkan dalam dokumen induk yang disebut perjanjian kredit. Perjanjian kredit ini berisikan jumlah hutang yag diberikan, tingkat bunga, syarat- syarat pembayaran kembali pokok dan bunga, barang-barang yan dijadikan jaminan dan lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari kewajiban jangka panjang?

2. Apa tujuan pemeriksaan kewajiban jangka panjang?

3. Bagaimana prosedur pemeriksaan kewajiban jangka panjang?

4. Apasaja macam-macam pengujian terhadap kewajiban jangka panjang?

5. Bagaimana penyajian kewajiban jangka panjang menurut prinsip akuntansi berlaku umum dalam neraca?

6. Bagaimana kertas kerja pemeriksaan kewajiban jangka panjang?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatasm dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian makalah ini sebagai berikut:

1. Mengetahui apa pengertian dari kewajiban jangka panjang.

(5)

4 2. Mengetahui tujuan pemeriksaan dari kewajiban jangka panjang.

3. Mengetahui prosedur pemeriksaan dari kewajiban jangka panjang.

4. Mengetahui macam-macam pengujian terhadap kewajiban jangka panjang

5. Mengetahui bagaimana penyajian kewajiban jangka panjang menurut prinsip PABU dalam neraca.

6. Mengetahui bagaimana kertas kerja pemeriksaan kewajiban jangka panjang.

(6)

5 BAB II

PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kewajiban Jangka Panjang

Utang jangka panjang adalah kewajiban sekarang yang timbul dari kegiatan atau transasksi yang lalu, yang jatuh temponya lebih dari setahun ditinjau dari tanggal neraca. Contohnya utang jangka panjang dari bank (berupa kredit investasi), utang obligasi, utang kepada induk perusahaan, utang sewa jangka panjang, utang pension, dan utang wesel jangka panjang.

Menurut PSAK (IAI, 2009: 1.8) kewajiban berbunga jangka panjang tetap diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang walaupun kewajiban tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan sejak tanggal laporan posisi keuangan, apabila :

a. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan.

b. Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan pendanaan jangka panjang, dan;

c. Maksud tersebut pada huruf (b) didukung dengan perjanjian pembiayaan kembali atau penjadwalan kembali pembayaran yang resmi disepakati sebelum laporan keuangan disetujui.

Menurut Sukrisno Agoes (Auditing – Buku 2: 2013) liabilitas jangka panjang adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun. Ada beberapa alasan mengapa perusahaan memilih cara pembelanjaan kegiatannya dengan menatik utang jangka panjang:

(7)

6 1. Seringkali perusahaan tidak dapat melunasi kewajiban jangka

pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar, sehingga alternatif yang masih menguntungkan untuk dipilih adalah dengan menarik utang jangka panjang guna melunasi utang jangka pendeknya tersebut.

2. Utang jangka panjang seringkali timbul sebagai akibat dari kebutuhan dana yang besar, yang pemegang saham tidak menghendaki pemenuhannya dengan menambah saham yang beredar.

3. Kemungkinan pemenuhan kebutuhan dana akan lebih murah bila diperoleh dari penarikan utang jangka panjang karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak penghasilan, sedangkan deviden yang dibayarkan kepada pemegang saham tidak dapat diperlakukan sebagai biaya dalam laporan laba rugi, sehingga tidak dapat mengurangi besarnya pajak penghasilan yang harus dibayar oleh perusahaan.

4. Seringkali lebih menguntungkan jika aktiva tetap diperoleh dengan cara menyewa (lease) daripada membeli.

Beberapa contoh kewajiban jangka panjang:

1. Kredit Investasi (Long Term Loan)

Kredit Investasi yaitu pinjaman dari bank atau lembaga keuangan bukan bank, yang digunakan untuk pembelian aset tetap, kecuali tanah, misalnya gedung dan mesin.

2. Utang Obligasi

Utang Obligasi yaitu pinjaman jangka panjang yang diperoleh suatu perusahaan dengan menjual obligasi, di dalam negeri maupun di luar negeri. Berikut jenis-jenis obligasi :

 Registered Bonds (Obligasi yang mencantumkan nama pemilik disertifikat obligasinya, sehingga jika dipindahtangankan harus di- endorse di bagian belakangnya)

(8)

7

 Coupon Bonds atau Bearer Bonds (Obligasi atas unjuk yang tidak mencantumkan nama pemilik di sertifikat obligasinya, sehingga tidak perlu di –endorse pada saat dipindahtangankan)

 Term Bonds (Obligasi yang seluruhnya jatuh tempo pada suatu tanggal tertentu.

 Serial Bonds (Obligasi yang tanggal jatuh temponya bertahap pada beberapa tanggal tertentu)

 Convertible Bonds (Obligasi yang bisa ditukar dengan surat berharga)

 Callable Bonds (Obligasi yang memberikan hak kepada perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut, untuk melunasi obligasi tersebut sebelum tanggal jatuh temponya)

 Secured Bonds (Obligasi yang dijamin dengan harta perusahaan) 3. Wesel Bayar (Promissory Notes/Pronotes) yang jatuh temponya lebih

dari satu tahun

Yakni suatu pernyataan tertulis dari debitur bahwa ia berjanji untuk membayar sejumlah tertentu, pada tanggal tertentu, dengan memperhitungkan tingkat bunga tertentu.

4. Utang kepada pemegang saham atau perusahaan induk (Holding Company) atau Perusahaan Afiliasi (Affiliated Company)

Biasanya diberikan untuk membantu perusahaan anak atau perusahaan afiliasi yang baru mulai beroperasi dan membutuhkan pinjaman (pinjaman tersebut bisa dikenakan bunga , bisa juga tidak)

5. Utang Subordinasi (Subordinatde Loan)

(9)

8 Yakni utang dari pemegang saham atau perusahaan induk, yang mempunyai beberapa sifat:

 Tanpa bunga

 Baru dibayar kembali pada saat perusahaan telah mempunyai kemampuan untuk membayar kembali utangnya

 Mempunyai kemungkinan untuk dialihkan sebagai setoran modal 6. Bridging Loan

Yaitu pinjaman sementara yang akan dikembalikan jika kredit investasi yang dibutuhkan perusahaan sudah diperoleh. Tingkat bunga biasanya lebih tinggi dari tingkat bunga pasar dan bisa berupa short term loan atau long term loan.

7. Utang Leasing (Utang dalam Rangka Sewa Guna)

Adalah utang yang diperoleh dari perusahaan leasing untuk pembelian aset tetap (dalam bentuk capital lease atau sales and lease back) dan biasanya dicicil dalam jangka panjang.

2.2 Tujuan Pemeriksaan Jangka Panjang Untuk menentukan apakah:

1) Terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka panjang 2) Liabilitas jangka panjang yang menjadi kewajiban perusahaan sudah

dicatat seluruhnya per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang

3) Libilitas jangka panjang yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) betul – betul merupakan kewajiban perusahaan

(10)

9 4) Libilitas jangka panjang yang berasal dari legal claim atau aset yang

dijaminkan sudah diidentifikasi

5) Libilitas jangka panjang dalam valuta asing per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan kurs tengah bank indonesia per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan

6) Biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka panjang serta amortisasi dari premium/discount telah dicatat per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)

7) Biaya bunga libilitas jangka panjang yang tercatat pada tanggal laporan posisi keuangan(neraca) betul telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan

8) Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga tidak terjadi bank “default”

9) Bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasikan sebagai kewajiban lancar

10) liabilitas jangka panjang berikut discount, premium, dan bunga yang timbul sudah dicatat dengan akurat dan diklasifikasikan serta

diungkapkan dalam laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangn, sesuai dengan standar akuntansi keuangan

ETAP/PSAK/IFRS

(11)

10 2.3 Macam-Macam Pengujian Terhadap Kewajiban Jangka Panjang

1) Pengujian Subtantif Prosedur Audit Awal

Pengujian Analitik (Hitung Ratio):

a) Ratio Hutang dengan Total Aktiva Rumus: Total Hutang/Total Aktiva

b) Ratio Hutang dengan Ekuitas Rumus: Total Hutang/Total Ekuitas

c) Ratio Times Interest Earned

Rumus: Laba Bersih Usaha/Biaya Bunga Obligasi d) Ratio Biaya Bunga dengan Hutang

Rumus: Biaya Bunga/Rerata Bunga

(12)

11 Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan auditor, misalnya ratio tahun lalu, rerata ratio, atau ratio yang dianggarkan.

Pembanding ini membantu auditor untuk mengungkapkan : 1. Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa

2. Perubahan akuntansi 3. Perubahan entitas 4. Fluktuasi acak 5. Salah saji

Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Hutang Jangka Panjang

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan hutang jangka panjang.

2. Membuktikan bahwa saldo hutang jangka panjang mencerminkan kepentingan kreditur yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka panjang selama tahun yang diaudit.

3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan kelengkapan saldo hutang jangka panjang yang disajikan di neraca.

4. Membuktikan bahwa hutang jangka panjang yang dicantumkan di neraca merupakan klaim kreditur terhadap aktivitas entitas.

5. Membuktikan kewajaran penilaian hutang jangka panjang yang dicantumkan di neraca.

(13)

12 6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan hutang

jangka panjang di neraca.

2) Pengujian Terhadap Transaksi Rinci

Prosedur Pengujian Terhadap Transaksi Rinci adalah sebagai berikut :

 Usut penerimaan uang dari penarikan hutang jangka panjang

 Mintalah konfirmasi mengenai hutang jangka panjang dari bank dan trust company

 Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran bunga

 Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran pokok pinjaman

 Periksa aktiva yang dijaminkan dalam penarikan hutang jangka panjang

 Periksa polis asuransi aktiva yang dijaminkan dalam penarikan hutang jangka panjang

 Periksa kepatuhan klien terhadap batasan - batasan yang dikenakan oleh kreditur

 Periksa dokumen yang mendukung transaksi treasury bond

 Verifikasi perhitungan bunga, amortisasi premi dan diskonto obligasi, dan hutang bunga obligasi

3) Pengujian Terhadap Akun Rinci

Prosedur Pengujian terhadap akun rinci adalah sebagai berikut :

 Minta atau buatlah daftar hutang jangka panjang

(14)

13

 Minta atau pelajari copy trust indenture dan surat perjanjian penarikan kredit jangka panjang

 Periksalah kesesuaian penilaian hutang jangka panjang dengan PABU

 Hitung kembali amortisasi premi obligasi dan diskonto obligasi.

2.4 Prosedur Pemeriksaan Jangka Panjang

Prosedur audit yang disarankan untuk kewajiban jangka panjang adalah sebagai berikut :

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas libilitas jangka panjang.

2. Dapatkan dan periksa ringkasan perubahan liabilitas jangka panjang berikut discount, premium, dan bunga selama peiode yang diperiksa 3. Kirim informasi kepada bank yang antara lain menanyakan mengenai :

plafon kredit, saldo per tanggal laporan posis keuangan, tingkat bunga, jangka waktu pinjaman dan jaminan kredit.

4. Minta salinan perjanjian kredit untuk permanent file, lalu perhatikan apakah data yang terdapat dalam perjanjian kredit tersebut sesuai dengan data yang tercantum dalam kertas kerja pemeriksaan liabilitas jangka panjang.

5. Periksa apakah perolehan/penambahan bunga dan

amortisasidiscount/premium dari obligasi. Tie-Up jumlah beban bunga dan amortisasi discount/premium obligasi dengan jumlah yang

tercantum pada laporan laba rugi. Discount/premium yang belum

(15)

14 diamortisasi harus dilaporkan sebagai pengurangan/penambahan dari nilai nominal obligasi.

6. Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga dan amortisasidiscount/premium dari obligasi.

7. Periksa apakah ada liabilitas jangka panjang atau wesel bayar yang diperpanjang (direnewed) setelah tanggal laporan posisi keuangan, untuk mengetahui apakah utang tersebut harus tetap disajikan sebagai liabilitas jangka panjang atau sebagai utang lancar.

8. Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari perusahaan afiliasi, harus dikirim konfirmasi dan periksa apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.

9. Seandainya ada utang leasing, periksa apakah pencatatannya dan penyajiannya di laporan keuangan sudah sesuai dengan standar akuntansi sewa guna usaha (PSAK No. 30 Revisi 2007 tentang Sewa) 10. Periksa apakah ada bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh

tempo dalam waktu satu tahun akan datang, sehingga harus direklasifikasi sebagai liabilitas jangka pendek

11. Seandainya ada liabilitas jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata uang asing, periksa apakah per tanggal laporan posisi keuangan sudah dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.

(16)

15 12. Lakukan penelaahan analitis (analytical review procedures) terhadap

liabilitas jangka panjang dan biaya bunganya, untuk melihat kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pencatatan biaya bunga 13. Tarik kesimpulan apakah penyajian liabilitas jangka panjang di laporan

posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS

14. Dalam catatan atas laporan keuangan harus dijelaskan :

 Nomor dan tanggal perjanjian kredit serta plafon kredit

 Nama kreditur

 Tingkat bunga dan jangka panjang waktu kredit

 Mengenai jaminan, apakah berupa aset, jaminan pribadi ataucorporate guarantee

 Apakah pembayaran bunga dan pembayaran kembali pinjaman dalam rupiah atau mata uang asing

 Apakah ada bank default

2.5 Penyajian Kewajiban Jangka Panjang Menurut Pabu Dalam Neraca Hutang jangka panjang harus dijelaskan dengan cukup dalam neraca. Setiap jenis hutang jangka panjang harus disajikan secara terpisah di dalam neraca dan diberi catatan kaki yang cukup jika hal ini diperlukan. Penjelasan yang bersangkutan dengan hutang jangka panjang meliputi : nama hutang, jumlah hutang yang disetujui, jumlah hutang yang telah ditarik, tanggal jatuh tempo, tarif bunga, pembatasan dalam pembagian dividen, keharusan mempertahankan jumlah modal kerja tertentu, dan penjelasan jumlah & jenis aktiva yang

(17)

16 dijaminkan.

Umumnya hutang jangka panjang dipisahkan menjadi dua kelompok : hutang jangka panjang yang ditarik dengan perjanjian tertulis dan hutang jangka panjang yang tidak disertai dengan perjanjian tertulis. Contoh hutang kelompok pertama adalah hutang bank dan hutang obligasi, sedangkan contoh hutang kelompok kedua adalah pengkreditan yan ditangguhkan (deferred credits), jaminan dari pelanggan (customer's deposit), hutang garansi produk.

Hutang obligasi dapat disajikan dalam neraca pada nilai nominalnya, dan dicantumkan pada tanggal jatuh tempo serta tarif bunganya. Alternatif lain adalah hutang obligasi disajikan pada nilai nominalnya ditambah dengan premi obligasi yang belum diamortisasi atau dikurangi dengan diskonto obligasi yang belum diamortisasi.

Obligasi yang dilunasi, yang dibeli sebagai treasury bond, dan yang belum dikeluarkan lagi, harus disajikan dalam neraca sebagai pengurang jumlah obligasi yang diizinkan untuk dikeluarkan (authorized bond) sebesar nilai nominalnya. Treasury bond tidak boleh disajikan sebagai aktiva.

(18)

17 2.6 Kertas Kerja Pemeriksaan Jangka Panjang

(19)

18

(20)

19

(21)

20

(22)

21

(23)

22 2.7 Contoh Kasus

Contoh kasus audit hutang jangka panjang terjadi pada PT Kakraffi dimana temuan audit menunjukkan adanya pembayaran yang tidak terotorisasi pada tanggal 31/3/2020. Rincian pembayaran yang dilakukan selama tahun 2020 sebagai berikut.

Perjanjian Hutang

KPP Awal Tahun

Tanggal Pembayaran

Pembayaran

Klien Buku Klien

Hutang Wesel Rp53.100.000 15/01/2021 Rp0 Rp53.100.000 Hutang

Investasi Rp76.700.000 03/03/2020 Rp59.059.000 Rp17.641.000 Pinjaman Bank Rp14.800.000 31/03/2020 Rp6.956.000 Rp7.844.000

Rp144.600.000 Rp78.585.000

(24)

23 Akuntan publik dapat membuat kertas kerja pemeriksaan dalam rangka mendapatkan saldo hutang jangka panjang yang sebenarnya terjadi di perusahaan. Adanya indikasi pengurangan jumlah pinjaman harus dipertimbangkan sehingga salah saji material dapat diatasi.

Perjanjian Hutang

KPP Awal Tahun

Tanggal

Pembayaran Pembayaran KPP Akhir Tahun

Hutang Wesel Rp53.100.000 15/01/2021 Rp0 Rp53.100.000 Hutang

Investasi Rp76.700.000 03/03/2020 Rp34.515.000 Rp42.185.000 Pinjaman Bank Rp14.800.000 31/03/2020 Rp0 Rp14.800.000

Rp144.600.000 Rp110.085.000

(25)

24 BAB III

KESIMPULAN

Keberadaan dan Keterjadian Auditor membuktikan apakah saldo hutang jangka panjang mencerminkan kepentingan transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka panjang selam tahun yang diaudit. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini : Pengujian analitik, Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka panjang & biaya bunga, Review terhadap otorisasi & kontrak penarikan hutang jangka panjang, dan Konfirmasi dari kreditur & bond trustee.

Penilaian penyajian di dalam neraca harus dengan penjelasan sebagaimana diatur dalam prinsip akuntansi tersebut. Dengan demikian untuk membuktikan asersi penilaian hutang jangka panjang yang dicantumkan pada neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini: Prosedur audit awal, Pengujian analitik, Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka panjang & biaya bunga, Review terhadap perjanjian hutang jangka panjang &

pelajari pasal - pasal yang terdapat di dalamnya, Konfirmasi dari kreditur & bond trustee, dan Penghitungan kembali biaya bunga.

Penyajian dan Pengungkapan unsur - unsur laporan keuangan harus didasarkan pada PABU. Pengujian substantif terhadap hutang jangka panjang diarahkan untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah unsur hutang jangka panjang telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan PABU. Satu - satunya pengujian substantif untuk membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan hutang jangka panjang di neraca adalah dengan membandingkan penyajian dan pengungkapan hutang jangka panjang di neraca yang diaudit dengan PABU melalui berbagai prosedur berikut ini : Review terhadap perjanjian hutang jangka panjang & pelajari pasal - pasal yang terdapat di dalamnya, Pemeriksaan terhadap klasifikasi hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo di dalam neraca, dan Pemeriksaan terhadap pengungkapan yang berangkutan dengan hutang jangka panjang.

(26)

25 DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S. 2004. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik Edisi 5 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat

IAI. (2015). Ed Psak 1. Ikatan Akuntansi Indonesia, 01(01), 1–79.

https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-PSAK-1.pdf Ramadhan, Lutfi. 2015. Pemeriksaan Kewajiban Jangka Panjang.

https://www.academia.edu/12383634/Makalah_Bab_6_Pemeriksaan_Kewaji ban_Jangka_Panjang (diakses 14 Oktober 2021)

Ashar Syah, Muhammad, Muhammad Ridwan, Nila Hasim, dan Putri Dinda.

Makalah Kewajiban Jangka Panjang. https://pdfcoffee.com/audii6-makalah- kewajiban-jangka-panjangdocx-pdf-free.html (diakses 14 Oktober 2021)

Referensi

Dokumen terkait

Kehilangan berat plastik sesudah biodegradasi (seperti dalam tabel 3) menunjukkan bahwa, plastik yang lebih cepat terdegradasi pada penimbangan 3 hari pertama adalah HDPE+Alginat

Abtract:This research aimed to develop student’s worksheet on learning mathematics of building a flat side space with GeoGebra assisted to facilitate

Ini berarti bahwa kegiatan penegakan hukum pidana terhadap suatu tindak pidana lingkungan hidup baru dapat dimulai apabila : Aparat yang berwenang telah

Katak/kodok budidaya yang bernilai tinggi ini (Rana catesbeiana) diternakan (captive breeding) dalam bak/kolam, tidak bisa hidup di alam liar di Indonesia. Pernah menjadi

Adalah sediaan farmasi yang terdiri dari satu atau lebih zat aktif obat dalam wadah kemas tekan berisi propelan yang dapat memancarkan isinya yang berupa kabut hingga abis

Dalam program Wajib Belajar 12 Tahun ini sendiri, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta juga sudah memiliki tugas di dalamnya, yaitu antara lain tugas tataran

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa, pada kultur kalus dari eksplan bawang merah ( A. ascalonicum L.) lokal Palu, hanya tiga perlakuan yang dapat menginduksi

Berdasarkan survey awal pada hari rabu tanggal 20 Desember 2017 dan hasil wawancara dengan salah satu pegawai DISPUSIPDA yaitu bapak Asep bagian umum di kantor DISPUSIPDA Jawa