• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sesuai PP No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan. antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sesuai PP No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan. antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir

IX-1

BBA ABB IIXX A

ASSPPEEKK PPEEM MBBIIA AYYA AA AN N

Sesuai PP No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa kewenangan pembangunan bidang Cipta Karya merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten/Kota terus didorong untuk meningkatkan belanja pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas permukiman di daerah meningkat . Di samping membangun prasarana baru, Pe merintah Daerah perlu juga mengalokasikan anggaran belanja untuk pengoperasian , pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana yang telah terbangun. Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiskal dalam mendanai pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah daerah cenderung meminta dukungan pendanaan pemerintah pusat, namun perlu dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya dilakukan sebagai stimulant dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh karena itu, alternatif pe mbiayaan dari masyarakat dan sek tor swasta perlu dikembangkan untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah daerah. Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan daerah, diharapkan dapat disusun langkah-langkah peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya di daerah.

(2)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir

IX-2

Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI 2JM pada dasarnya bertujuan untuk :

a. Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya,

b. Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari masyarakat dan sektor swasta untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya,

c. Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya.

99..11.. A Arra ahha ann KKe eb biijja akka ann PPe em mb biia ayya aa ann BBiid da anng g C Ciip ptta a KKa arryya a

Pembiayaan pembangunan bidang CIpta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain :

U

UUU NNoo.. 3322 TTaahhuunn 22000044 tentang Pemerintah Daerah : 1.

Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini, Pemerintah daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertanahan,

keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama

(3)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir

IX-3 U

UUU NNoo..3333 TTaahhuunn 22000044 tentang Perimbangan Keuangan Antara 2.

Pemerintah Pusat dan Daerah : untuk mendukung Penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.

PPeerraattuurraann PPeemmeerriinnttaahh NNoo.. 5555 TTaahhuunn 22000055 tentang Dana Perimbangan : 3.

Dana perimbangan terdiri dari Dana alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementrian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan

berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.

PPeerraattuurraann PPeemmeerriinnttaahh NNoo.. 3388 TTaahhuunn 22000077 tentang Pembagian Urusan 4.

Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota : Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan

pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan

(4)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir

IX-4

umum. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahapdan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib Pemerintahan yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.

PPeerraattuurraann PPeemmeerriinnttaahh NNoo..3300 TTaahhuunn 22001111 tentang Pinjaman Daerah : 5.

Sumber pinjaman daerah meliputi Pemerintah, pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta masyarakat.

Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan : a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75%

penerimaan APBD tahun sebelumnya;

b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5;

c. persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;

d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari pemerintah;

e. pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan DPRD.

(5)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir

IX-5

PPeerraattuurraann PPrreessiiddeenn NNoo.. 6677 TTaahhuunn 22000055 tentang Kerjasama Pemerintah 6.

dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastrukur (dengan

perubahan Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010) : Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam penyediaan infrastrukur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan prasarana persampahan.

PPeerraattuurraann MMeenntteerrii DDaallaamm NNeeggeerrii NNoo.. 1133 TTaahhuunn 22000066 tentang Pedoman 7.

Pengelolaan Keuangan Daerah ( dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011) : Struktural APBD terdiri dari :

a. Pendapatan daerah yang meliputi : Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

b. Belanja Daerah meliputi : Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.

c. Pembiayaan Daerah meliputi : Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan pengeluaran.

PPeerraattuurraann MMeenntteerrii PPUU NNoo.. 1155 TTaahhuunn 22001100 tentang Petunjuk Teknis 8.

Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur : Kementrian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut :

a. Bidang Infrastruktur Air Minum

(6)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir

IX-6

DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah dikawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/target millenium Development Goals (MDGs) yang mempertimbangkan :

- Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah;

- Tingkat kerawanan air minum.

b. Bidang Infrastruktur Sanitasi

DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk program

peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi sasaran/target MDGs yang dengan kriteria teknis :

- kerawanan sanitasi;

- cakupan pelayanan sanitasi

PPeerraattuurraann MMeenntteerrii PPUU NNoo.. 1144 TTaahhuunn 22001111 tentang Pedoman Pelaksanaan 9.

Kegiatan Kementrian Pekerjaan Umum yang merupakan kewenanagan Pemerintah dan Dilaksanakan sendiri : Dalam menyelenggarakan

(7)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir

IX-7

kegiatan yang dibiayai dana APBN, Kementrian PU menbentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yang diselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPI 2JM bidang infrastruktur ke-PU-an yang telah disepakati. Gubernur sebagai wakil pemerintah mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan

kementrian yang dilaksanakan di daerah dalam rangka keterpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintas sektor.

Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPIJM meliputi :

1. Dana AAPPBBNN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya Kepada Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di

daerah)serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan sanitasi.

2. Dana AAPPBBDD PPrroovviinnssii , meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala

provinsi/regional.

3. Dana AAPPBBDD KKaabbuuppaatteenn//KKoottaa , meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.

(8)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir

IX-8

4. Dana SSwwaassttaa, meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).

5. Dana MMaassyyaarraakkaatt melalui program pemberdayaan masyarakat.

6 Dana PPiinnjjaammaann, meliputi pinjaman dalam negeri danpinjaman luar negeri.

Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan,

pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada. Oleh karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara terpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.

A

Arra ahha ann KKe eb biijja akka ann PPe em mb biia ayya aa ann BBiid da anng g C Ciip ptta a KKa arryya a

Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 3-5 Tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realisasi APBD dalam 5 Tahun terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut :

a. BBeellaannjjaa DDaaeerraahh yang meliputi : Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.

b. PPeennddaappaattaann ddaaeerraahh yang meliputi : Pendapatan asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

c. PPeemmbbiiaayyaaaann DDaaeerraahh meliputi : Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.

(9)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir IX-9 TTaabbeell 99..11.. PPeerrkkeemmbbaannggaann PPeennddaappaattaann DDaaeerraahh ddaallaamm 55 TTaahhuunn TTeerraakkhhiirr

PPEENNDDAAPPAATTAANN DDAAEERRAAHH Tahun - 1 Tahun-2 Tahun -3 Tahun -4 Tahun -5

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

PPeennddaappaattaann AAssllii DDaaeerraahh Pajak Daerah

Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

Lain-lain PAD

13.575.000.000,- 5.206.660.000,- - 7.085.000.000,-

6.100.000.000,- 5.201.660.000,- - 4.800.000.000,-

28.338.245.791,- 5.226.403.600,- - 7.000.000.000,-

39.118.815.451,- 7.776.200.000,- - 17.000.000.000,-

71.865.202.344,- 7.114.750.000,- -

17.000.000.000,- D

Daannaa PPeerriimmbbaannggaann

Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus

290.867.166.478,- 288.392.166.000,- 36.467.000.000,-

234.087.132.921,- 363.061.750.000,- 41.697.800.000,-

199.632.724.521,- 446.518.667.000,- 49.789.140.000,-

221.494.715.976,- 520.287.726.000,- 78.045.160.000,-

414.918.059.506,- 561.376.933.000,- 74.131.060.000,- LLaaiinn--llaaiinn PPeennddaappaattaann

D

Daaeerraahh yyaanngg SSaahh Pendapatan Hibah Dana Darurat

DBH Pajak dari Pemda Lainnya

Dana Penyesuaian &

Otonomi Khusus Bantuan Keuangan Provinsi/Pemda lain Pendapatan Lainnya

15.000.000.000,- 22.428.732.946,--

25.788.921.400,- 1.790.000.000,-

8.675.000.000,- 26.142.457.386,--

- -

10.934.168.543,- 35.338.219.843,--

56.797.002.000,- 62.567.245.973,-

10.934.168.543,- 23.208.288.844,--

69.880.770.000,- 30.888.603.900,-

10.000.000.000,- 24.010.834.200,--

72.037.812.000,- 31.729.866.000,- TToottaall PPeennddaappaattaann 706.600.646.824,- 689.765.800.307,- 902.141.817.271,- 1.018.634.448.714,- 1.284.184.517.050,-

Keterangan : % → persentase komponen pendapatan terhadap total pendapataan daerah.

(10)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir IX-10 TTaabbeell 99..22.. PPeerrkkeemmbbaannggaann BBeellaannjjaa DDaaeerraahh ddaallaamm 55 TTaahhuunn TTeerraakkhhiirr

BBEELLAANNJJAA DDAAEERRAAHH Tahun - 1 Tahun-2 Tahun -3 Tahun -4 Tahun -5

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

BBeellaannjjaa TTiiddaakk LLaannggssuunngg

Belanja pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Pemda Lain Bantuan Pemda lain

Belanja Tidak Terduga

299.056.999.742,- - 660.000.000,- 18.925.000.000,- 10.537.025.900,- 501.074.800,- 31.446.400.000,- 367.500.000,-

297.235.197.799,- - 360.000.000,- 1.100.000.000,- 6.000.000.000,- 501.074.800,- 18.622.000.000,- 3.000.000.000,-

389.421.099.759,- - 634.000.000,- 5.595.825.000,- 2.000.000.000,- 501.474.800,- 24.819.800.000,- 6.000.000.000,-

437.379.446.764,- - 6.957.816.000,-- 2.000.000.000,- 501.474.800,- 26.774.600.000,- 3.000.000.000,-

489.361.347.996,- - 6.453.815.200,-- 2.254.077.870,- 501.474.800,- 32.152.400.000,- 4.000.000.000,-

BBeellaannjjaa LLaannggssuunngg

Belanja Pegawai Belanja Barang & Jasa Belanja Modal

358.489.368.559,- 378.778.657.708,- 527.943.825.518,-

17.853.558.000,- 165.050.530.200,- 410.547.207.499,-

689.354.901.940,-

TToottaall BBeellaannjjaa 719.983.369.001,- 705.596.930.307,- 956.916.025.077,- 1.070.064.663.263,- 1.224.078.017.806,-

Keterangan : % → persentase komponen belanja terhadap total pendapataan daerah.

(11)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir IX-11 TTaabbeell 99..33.. PPeerrkkeemmbbaannggaann PPeemmbbiiaayyaaaann DDaaeerraahh ddaallaamm 55 TTaahhuunn TTeerraakkhhiirr

PPEEMMBBIIAAYYAAAANN DDAAEERRAAHH Tahun - 1 Tahun-2 Tahun -3 Tahun -4 Tahun -5

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

PPeenneerriimmaaaann PPeemmbbiiaayyaaaann Penggunaan SILPA

Pencairan Dana Cadangan Hasil Pemjualan Kekayaan Daerah

Penerimaan Pinjaman dan Obligasi Daerah

Penerimaan Kembali Pinjaman Penerimaan Piutang daerah

14.382.722.177,-

119.312.263.056,--

17.081.130.000,- 15.732.300.000,- 56.311.168.396,-

23.208.288.843,-

58.000.000.000,-

8.000.000.000,- PPeennggeelluuaarraann PPeemmbbiiaayyaaaann

Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal

Pembayaran Pokok Pinjaman Pemberian Pinjaman Daerah

1.000.000.000,-- 119.312.263.056,- -

1.250.000.000,- 4.000.000.000,- 11.600.000.000,-

16.489.272.690,- 6.600.000.000,- 119.506.499.244,-

Keterangan : % → persentase komponen pembiayaan terhadap total pembiayaan

Pos-pos pendapatan dan g rafik proporsi untuk melihat perkembangan proporsi sumber penerimaan dan pengeluaran selama lima tahun terakhir berdasarkan Standar Akutansi Pemerintah (PP No. 71 Tahun 2010) seperti

gambar 7.1. Apabila ada kenaikan atau penurunan komponen pendapatan dan belanja yang signifikan atau terkait

(12)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir IX-12 dengan bidang Cipta Karya, perlu dianalisis secara deskriptif dan ditulis penjelasan rinciannya.

(13)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir

IX-13

99..33.. PPrro offiill IInnvve esstta assii PPe em mb ba anng guunna ann BBiid da anng g C Ciip ptta a KKa arryya a

Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3-5 tahun terakhir yang bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan masyarakat/swasta.

99..33..11 PPe errkke em mb ba anng ga ann IInnvve esstta assii PPe em mb ba anng guunna ann C Ciip ptta a KKa arryya a BBe errssuum mb be err D Da arrii A APPBBN N d da alla am m 55 TTa ahhuunn TTe erra akkhhiirr

Meskipun pembangunan infrastruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan

pembangunan infrastruktur sebagai stimulant kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (Permen PU No 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan pada suatu kabupaten/kota perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah

tersebut.

(14)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir IX-14 TTaabbeell 99..44 TTaabbeell AAPPBBNN CCiippttaa KKaarryyaa ddii KKaabbuuppaatteenn//KKoottaa ddaallaamm 55 TTaahhuunn TTeerraakkhhiirr

SSeekkttoorr AAllookkaassii TTaahhuunn 11

A Allookkaassii TTaahhuunn 22

A Allookkaassii TTaahhuunn 33

A Allookkaassii TTaahhuunn 44

A Allookkaassii TTaahhuunn 55

Pengembangan Air Minum 1.809.570.000,- 1.585.800.000,-

Pengembangan PLP Pengembangan Permukiman

Penataan Bangunan &

lingkungan TToottaall

Disamping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan

(15)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir IX-15 daerah sesuai prioritas nasional.

Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DDAAKK AAiirr MMiinnuumm digunakan unt uk memberikan akses pelayanan si stem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan D

DAAKK SSaanniittaassii digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementrian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu dilihat alokasi dalam 5 tahun terakhir sehingga bisa dianalisis

perkembangannya.

TTaabbeell 99..55 PPeerrkkeemmbbaannggaann DDAAKK iinnffrraassttrruukkttuurr CCiippttaa KKaarryyaa ddii KKaabbuuppaatteenn//KKoottaa ddaallaamm 55 TTaahhuunn TTeerraakkhhiirr

JJeenniiss DDAAKK TTaahhuunn --11 TTaahhuunn -- 22 TTaahhuunn --33 TTaahhuunn –– 44 TTaahhuunn -- 55 D

DAAKK AAiirr MMiinnuumm 1.096.940.000,- 1.809.570.000,- 3.261.620.000,- D

DAAKK SSaanniittaassii 1.071.270.000,- 1.407.180.000,- 3.701.550.000,-

(16)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir IX-16

(17)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir

IX-17

99..33..22 PPeerrkkeemmbbaannggaann IInnvveessttaassii PPeemmbbaanngguunnaann CCiippttaa KKaarryyaa BBeerrssuummbbeerr DDaarrii A

APPBBDD ddaallaamm 55 TTaahhuunn TTeerraakkhhiirr

Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisi s proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir.

Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada.

Perlu disusun tabel proporsi berdasarkan sektor-sektor Cipta Karya yang ada.

(18)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir IX-18 TTaabbeell 99..66 PPeerrkkeemmbbaannggaann AAllookkaassii AAPPBBDD uunnttuukk PPeemmbbaanngguunnaann BBiiddaanngg CCiippttaa KKaarryyaa ddaallaamm 55 TTaahhuunn TTeerraakkhhiirr

SSeekkttoorr Tahun - 1 Tahun-2 Tahun -3 Tahun -4 Tahun -5

Alokasi %

APBD

Alokasi %

APBD

Alokasi %

APBD

Alokasi %

APBD

Alokasi %

APBD

Pengembangan Air Minum

Pengembangan PPLP Pengembangan Permukiman

Penataan bangunan dan Lingkungan

Total Belanja APBD Bidang Cipta Karya TToottaall BBeellaannjjaa AAPPBBDD

(19)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir

IX-19

Setelah didapatkan proporsi pendanaan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya maka dapat dihasilkan grafik seperti gambar 9.2.

Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan APBN di kabupaten/kota. DDUB ini menunjukkan besaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya.

Oleh sebab itu, perkembangan besaran DDUB dalam 3-5 tahun terakhir perlu diketahui untuk melihat komitmen pemerintah daerah. Perkembangan DDUB dapat dijabarkan dalam table 9.7.

TTaabbeell 99..77 PPeerrkkeemmbbaannggaann DDDDUUBB ddaallaamm 55 TTaahhuunn TTeerraakkhhiirr

SSeekkttoorr Tahun - 1 Tahun-2 Tahun -3 Tahun -4 Tahun -5

Alokasi APBN

DD UB

Alokasi APBN

DD UB

Alokasi APBN

DD UB

Alokasi APBN

DD UB

Alokasi APBN

DD UB

Pengembangan Air Minum

Pengembangan PPLP Pengembangan Permukiman

Penataan bangunan dan Lingkungan

Total Belanja APBD Bidang Cipta Karya TToottaall

(20)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir

IX-20

99..33..33 PPeerrkkeemmbbaannggaann IInnvveessttaassii PPeerruussaahhaaaann DDaaeerraahh BBiiddaanngg CCiippttaa KKaarryyaa d

daallaamm 55 TTaahhuunn TTeerraakkhhiirr

Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented)sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada

beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, p ersampahan dan air limbah Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya.

Dalam bagian ini disajikan kinerja perusahaan daerah yang bergerak di bidang Cipta Karya berdasarkan aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasi dan aspek sumber daya manusia. Khusus untuk PDAM, indikator tersebut telah ditetapkan BPP-SPAM untuk diketahui apakah perusahaan daerah memiliki status sehat, kurang sehat atau sakit.

Di samping itu, pada bagian ini dicantumkan juga nilai dan volume kegiatan pembangunan, operasi dan pemeliharaan prasarana secara umum yang dilaksanakan oleh perusahaan daerah yang ada di kabupatenkota dalam 3- 5 tahun terakhir.

(21)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir

IX-21

99..33..44 PPeerrkkeemmbbaannggaann IInnvveessttaassii PPeemmbbaanngguunnaann CCiippttaa KKaarryyaa BBeerrssuummbbeerr ddaarrii SSwwaassttaa ddaallaamm 55 TTaahhuunn TTeerraakkhhiirr

Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi cost-recovery atau Corporate social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam

Penyediaan Infr astruktur. Sedangkan landasan hu kum untuk pelaksanaan CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Di beberapa daerah, skema pembiayaan alternatif ini sudah banyak

dilakukan untuk menunjang pembangunan Cipta Karya di daerah. Informasi kegiatan-kegiatan eksisting perlu dipahami untuk melihat potensi

pembiayaan dari dunia usaha di daerah tersebut.

(22)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir

IX-22

TTaabbeell 99..88 PPeerrkkeemmbbaannggaann KKPPSS BBiiddaanngg CCiippttaa KKaarryyaa ddaallaamm 55 TTaahhuunn TTeerraakkhhiirr KKeeggiiaattaann TTaahhuunn KKoommppoonneenn

KPS

SSaattuuaann VVoolluummee NNiillaaii (RP)

SSkkeemmaa Pembiayaan *

KKeett..

Pengembangan Air Minum -

… -

Pengembangan PPLP -

… -

Pengembangan Permukiman -

… -

Penataan Bangunan dan Lingkungan -

(23)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir

IX-23

… -

*)dapat dipilih bentuk KPS berupa BOT/Konsesi/lainnya

99..44.. PPrrooyyeekkssii ddaann RReennccaannaa IInnvveessttaassii PPeemmbbaanngguunnaann BBiiddaanngg CCiippttaa KKaarryyaa Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan

pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai

jangka waktu RPIJM) maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.

99..44..11 PPrrooyyeekkssii AAPPBBDD 55 ttaahhuunn kkee ddeeppaann

Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalm lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui bidang Cipta Karya dalam lima tahun kedepan deng an asumsi prop orsinya sama dengan rata- rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.

Adapun langkah-langkah proyeksi APBD ke depan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan prsentase pertumbuhan per pos pendapatan

Setiap pos pendapatan dihitung rata-rata pertumbuhannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

% pertumbuhan =

(24)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir

IX-24

Keterangan : Y

Dalam menentukan persentase pertumbuhan dihitung setiap pos pendapatan yang terdiri dari PAD, Dana Perimbangan (DAU, DAK, DBH), dan Lain-lain pendapatan yang sah.

2. Menghitung proyeksi sumber pendapatan dalam 5 tahun ke depan Setelah diketahui tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat dihitung nilai proyeksi pada 5 tahun ke depan dengan menggunakan rumus proyeksi geometris sebagai berikut :

3. Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung kapasitas daerah dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya.

Setelah didapatkan nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung total pendapatan. Apabila diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan total belanja dan diasumsikan pula bahwa proporsi belanja bidang Cipta Karya terhadap APBD sama dengan eksisting ( Tabel 9.6) maka dapat diketahui proyeksi kapasitas daerah dalam mengalokasikan anggaran untuk bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan.

Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut, disajikan dalam tabel 9.9.

TTaabbeell 99..99 PPrrooyyeekkssii PPeennddaappaattaann AAPPBBDD ddaallaamm 55 TTaahhuunn kkee DDeeppaann

Komponen APBD Realisasi Persentase

Pertumbuha n

Proyeksi Y_

Pendapatan Asli Daerah xxx xxx xxx % xxx xxx xxx xxx xxx

(25)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir

IX-25 Dana Perimbangan

DAU xxx xxx xxx % xxx xxx xxx xxx xxx

DBH xxx xxx xxx % xxx xxx xxx xxx xxx

DAK xxx xxx xxx % xxx xxx xxx xxx xxx

DAK Air Minum

- xxx xxx xxx % xxx xxx xxx xxx xxx

DAK SANITASI

- xxx xxx xxx % xxx xxx xxx xxx xxx

Lain lain Pendapatan

yang Sah

xxx xxx xxx % xxx xxx xxx xxx xxx

Total APBD xxx xxx xxx % xxx xxx xxx xxx xxx

Dari data proyeksi APBD tersebut, dapat dinilai kapasitas keuangan daerah dengan metode analisis Net Public Saving dan kemampuan pinjaman daerah (DSCR).

N

Neett PPuubblliicc SSaavviinngg

Net Public Saving atau Tabungan Pemerintah adalah sisa dari total

penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat. Dengan kata lain, NPS merupakan sejumlah dana yang tersedia untuk pembangunan. Besarnya NSP menjadi dana dasar yang dapat

dialokasikan untuk bidang PU/Cipta Karya. Berdasarkan proyeksi APBD, dapat dihitung NSP dalam 3-5 tahun ke depan untuk melihat kemampuan

anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang Cipta Karya. Adapun rumus perhitungan NPS adalah sebagai berikut :

N

Neett PPuubblliicc SSaavviinngg == TToottaall PPeenneerriimmaaaann ddaaeerraahh--BBeellaannjjaa WWaajjiibb N

NPPSS == ((PPAADD++DDAAUU++DDBBHH++DDAAKK)) –– ((BBeellaannjjaa mmeennggiikkaatt ++KKeewwaajjiibbaann ddaaeerraahh))

(26)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir

IX-26

BBeellaannjjaa mmeennggiikkaatt adalah belanja yang harus dipenuhi/tidak bisa -

dihindari oleh Pemerintah Daerah dalam tahun anggaran bersangkutan seperti belanja pegawai, belanja barang, belanja bunga, belanja subsidi, belanja bagi hasil serta belanja lain yang mengikat sesuai peraturan daerah yang berlaku.

KKeewwaajjiibbaann DDaaeerraahh antara lain pembayaran pokok pinjaman, -

pembayaran kegiatan lanjutan, serta kewajiban daerah lain sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku.

A

Annaalliissiiss KKeemmaammppuuaann PPiinnjjaammaann ddaaeerraahh ((DDeebbtt SSeerrvviiccee CCoovveerraaggee RRaattiioo)) Pinjaman daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang digunakan untuk menutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus kas. Pinjaman Daerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan masya rakat (obligasi). Berdasarkan PP No. 30 tahun 2011 Tentang pinjaman Daerah, Pemerintah Daerah wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Jumlah sisa Pinjaman daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya;

b. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah.

C. Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman.

(27)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir

IX-27

d. Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah, Pemerintah Daerah juga wajib memenuhi persyaratan tidak mempunyai

tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dri Pemerintah.

Salah satu pers yaratan dalam permohonan pinjaman adalah rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau

dikenal dengan Debt Service Cost Ratio (DSCR). Berdasarkan peraturan yang berlaku, DSCR minimal adalah 2,5. DSCR ini menunjukan kemampuan

pemerintah untuk membayar pinjaman, sekaligus memberikan gambaran kapasitas keuangan Pemerintah. Oleh karena itu, DSCR dalam 3-5 tahun ke depan perlu dianalisis dalam RPI2JM dengan rumus sebagai berikut:

DSCR = (PAD + DAU + DBH +DBHDR) – Belanja Wajib Pokok Pinjaman + Bunga +Biaya lain

PAD = Pendapatan asli Daerah DAU = Dana Alokasi Umum DBH = Dana Bagi Hasil DBHDR = DBH Dana Reboisasi

99..44..22 RReennccaannaa PPeemmbbiiaayyaaaann PPeerruussaahhaaaann DDaaeerraahh

Beberapa kabupaten/kota memiliki perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya seperti air minum, air limbah maupun persampahan. Dalam hal ini, perusahaan daerah tersebut umumnya memiliki rencana dalam lima tahun ke depan dalam bentuk bussines plan.

(28)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir

IX-28

Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui kontribusi perusahaan daerah untuk pendanaan pembangunan bidang Cipta karya dalam lima tahun ke depan sesuai jangka waktu RPI2JM.

99..44..33 RReennccaannaa KKeerrjjaassaammaa PPeemmeerriinnttaahh ddaann sswwaassttaa BBiiddaanngg CCiippttaa KKaarryyaa Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah Daerah perlu menyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya untuk ditawarkan ke pihak swasta. Daftar proyek potensial tersebut disusun berdasarkan identifikasi usulan program dan kegiatan setiap sektor serta tingkat kelayakan ekonomi dan financial dari program tersebut. Rencana kerjasama pemerintah dan swasta bidang Cipta Karya terangkum dalam tabel di bawah ini :

TTaabbeell 99..1100 PPrrooyyeekk PPootteennssiiaall yyaanngg DDaappaatt ddiibbiiaayyaaii ddeennggaann KKPPSS ddaallaamm 55 TTaahhuunn KKee DDeeppaann

N

Naammaa KKeeggiiaattaann DDeesskkrriippssii KKeeggiiaattaann BBiiaayyaa KKeeggiiaattaann (RP)

KKeellaayyaakkaann Finansial

KKeetteerraannggaann

IRR = …

Keterangan IRR : Internal Rate Of retum

99..55.. AAnnaalliissiiss TTiinnggkkaatt KKeetteerrsseeddiiaaaann DDaannaa ddaann ssttrraatteeggii PPeenniinnggkkaattaann IInnvveessttaassii

(29)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir

IX-29

PPeemmbbaanngguunnaann BBiiddaanngg CCiippttaa KKaarryyaa

Sebagai kesimpulan dari anlisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang

infrastruktur Cipta Karya yang meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat. Kemudian, perlu dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta karya dengan mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.

99..55..11 AAnnaalliissiiss KKeemmaammppuuaann kkeeuuaannggaann DDaaeerraahh

Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan program dan kegiatan yang ada dalam RPI 2JM dapat dihitung melalui hasil analisis yang telah dilakukan dengan penjabaran sebagai berikut :

a. Proyeksi dana dari pemerintah pusat (APBN) dengan menggunakan asumsi trend historis maksimal 10 % dari tahun sebelumnya.

b. Proyeksi dana dari pemerintah daerah (APBD) berdasarkan hasil perhitungan pada bagian 9.4.1

c. Rencana pembiayaan dari perusahaan daerah berdasarkan analisis pada bagian 9.4.2.

d. Hasil identifikasi kegiatan potensial untuk dibiayai melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta berdasarkan bagian 9.4.3.

99..55..22 SSttrra atte eg gii PPe enniinng gkka atta ann IInnvve esstta assii BBiid da anng g C Ciip ptta a KKa arryya a

(30)

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Ilir

IX-30

Dalam rangka percepatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPI 2JM, maka Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu set strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi

pembangunan infrastruktur permukiman. Oleh karena itu pada bagian ini, satgas RPI 2JM daerah agar merumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya, yang meliputi beberapa aspek antara lain :

1. strategi peningkatan DDUB oleh kabupaten/kota dan provinsi;

2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi penggunaan anggaran;

3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah;

4. strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya;

5. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi infrastruktur permukiman yang sudah ada;

6. strategi pengembangan infrastruktur skala regional.

Referensi

Dokumen terkait

Saking katerangan ing pancadaning rembag, saged dipuntintingi bilih prakawis pasinaon nyekar sekar macapat Gambuh ing kelas XI Tekstil 1 SMKN 1 ROTA BAYAT, tahun

a) Resume merupakan catatan yang berkaitan dengan pelaksanaan tatap muka yang telah dilaksanakan.. b) Penyusunan resume dapat dilaksanakan di ruang guru atau ruang lain

[r]

buku tersebut rusak atau hilang halamannya,maka buku tersebut tidak boleh dipinjamkan, sebaiknya pustakawan melakukan fumigasi ter- lebih dahulu pada buku-buku

Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan teknik observasi oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam pelajaran), guru bimbingan konseling (BK), dan wali

Pemakaian air domestik yang ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum pada Tabel 2.3 merupakan hasil dari pendekatan empiris, yaitu dengan cara membandingkan pemakaian air domestik

PERILAKU GIZI PADA PEMILIHAN MAKANAN SEHARI-HARI SISWA SDIT DAARUL FIKRI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tahapan selanjutnya adalah mengorganisasikan mahasiswa dalam belajar, semua peserta didik bergabung dalam kelompok masing-masing, dosen membagikan lembar kerja