PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL -TANGGAL
30 September 2013 dan 30 September 2012
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
DAFTAR ISI Halaman
I Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 2 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 3
Laporan Arus Kas Konsolidasian 4
II Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 5 - 21
ASET Catatan 30 September 2013 30 September 2012 ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2,3 2,520,493,418 4,619,988,881
Piutang usaha 2,5 46,143,869,336 38,482,722,195
Piutang lain 6 4,070,985,348 1,041,483,766
Persediaan 7 108,817,499,116 86,223,996,812
Uang muka pembelian 2,8 28,971,794,068 27,497,313,455
Beban dibayar di muka 2,10 1,731,832,313 1,954,019,126
Jumlah Aset Lancar 192,256,473,599 159,819,524,235
ASET TIDAK LANCAR
Aset tetap - nilai buku 2,12 60,819,220,819 24,412,653,768
Aset Lain - Lain 13 1,822,120,000 242,806,668
Aset Pajak Tangguhan 726,092,358
Jumlah Aset Tidak Lancar 63,367,433,177 24,655,460,436
TOTAL ASET 255,623,906,776 184,474,984,671
LIABILITAS DAN EKUITAS
Hutang usaha 2,14 27,137,831,068 36,998,728,541
Hutang bank 16 49,431,273,111 14,552,834,919
Uang muka penjualan 17 5,426,807,489 5,883,736,896
Pajak yang masih harus dibayar 18 2,246,725,021 7,604,003,858 Beban yang masih harus dibayar 19 815,761,795 116,411,150
Hutang lain 2,20 6,429,574,332 10,583,846,000
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo Satu Tahun
Hutang Bank 21 24,222,712,447 1,355,395,753
Hutang Lain 2,23 1,405,877,785 19,841,887,585
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 117,116,563,048 96,936,844,702
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Hutang Bank 21 16,976,293,247 8,858,850,819
Hutang Lain 23 1,396,093,613 1,579,806,864
Kewajiban Imbalan Kerja 3,386,370,835
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 21,758,757,695 10,438,657,683
EKUITAS
Modal saham 1,25 80,000,000,000 14,743,376,000
Selisih Transaksi ekuitas Anak (134,482,608)
Tambahan Modal Disetor Lainnya 4,370,431,826 480,688,775
Agio Saham - 4,370,431,826
Saldo Laba 32,480,364,314 52,251,223,597
Kepentingan nonpengendali 24 32,272,502 5,253,762,088
Jumlah Ekuitas 116,748,586,034 77,099,482,286
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 255,623,906,776 184,474,984,671
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
1
Catatan Jan s/d Sep 2013 Jan s/d Sep 2012
PENJUALAN BERSIH 2,26 134,757,503,698 112,884,235,448
BEBAN POKOK PENJUALAN 2,27 (60,784,171,521) (58,795,655,716)
LABA KOTOR 73,973,332,177 54,088,579,732
BEBAN USAHA
Beban Administrasi & Umum 2,28 22,457,102,608 17,719,660,386
Beban Penjualan 2,28 17,837,675,345 10,249,589,957
LABA USAHA 33,678,554,224 26,119,329,388
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN 2 -
Pendapatan (rugi) selisih kurs (4,460,320,226) (1,628,318,874)
Pendapatan jasa giro 8,358,740 30,764,132
Pendapatan (beban) lain-lain 2,720,885,248 436,982,699
Beban penghapusan persedian (858,168,741) -
Beban Piutang Tak Tertagih (56,307,845) (194,812,867)
Beban bunga bank dan lembaga keuangan (5,442,725,557) (6,022,292,610) Jumlah Pendapatan (Beban) lain-lain (8,088,278,381) (7,377,677,520) Laba sebelum beban pajak penghasilan 25,590,275,843 18,741,651,868 Taksiran Pajak Penghasilan Badan 6,444,810,193 5,659,638,711 Beban (Mamfaat) pajak tangguhan (105,503,183) - Total Laba komprehensif periode berjalan 19,250,968,834 13,082,013,157 Total laba komprehensif periode berjalan yang dapat
Diatribusikan kepada :
Pemilik entitas Induk 19,253,369,345 11,516,382,715
Kepentingan nonpengendali (2,400,511) 1,565,630,442
Total Laba komprehensif 19,250,968,834 13,082,013,157
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian
2
tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 30 September 2013 dan 30 September 2012 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN INTERIM
Selisih Transaksi
Modal Tambahan Dengan Kepentingan Belum ditentukan Kepentingan Jumlah
Saham Modal Nonpengendali Cadangan Umum Penggunaannya Neto Nonpengendali
Saldo per 31 Desember 2009 10,000,420,000 4,370,431,826 15,103,462,573 29,474,314,399 2,145,711,957 31,620,026,356
Total laba komprehensif - -
Tahun berjalan 8,059,918,958 8,059,918,958 730,868,069 8,790,787,027
Saldo per 31 Desember 2010 10,000,420,000 4,370,431,826 - - 23,163,381,531 37,534,233,357 2,876,580,026 40,410,813,383 Transaksi dengan kepentingan
Nonpengendali 292,760,182 292,760,182 (364,160,181) (71,399,999)
Setoran Modal dari kepentingan -
Nonpengendali pada entitas anak 480,000,000 480,000,000
Deviden Tunai (963,333,334) (963,333,334)
Total laba komprehensif -
Tahun berjalan 12,417,010,467 12,417,010,467 774,959,236 13,191,969,703
Saldo per 31 Desember 2011 10,000,420,000 4,370,431,826 292,760,182 35,580,391,998 50,244,004,006 2,804,045,747 53,048,049,753
Transaksi dengan kepentingan - (1,625,757,641) (1,625,757,641) (1,614,242,359) (3,240,000,000)
Nonpengendali - -
Dividen tunai - - (1,745,750,000) (1,745,750,000)
Efek neto pelepasan investasi - -
Saham pada entitas anak 1,198,514,851 1,198,514,851 (385,174,201) 813,340,650
Total laba komprehensif - - -
Tahun berjalan 18,646,602,971 18,646,602,971 975,793,826 19,622,396,797
Saldo per 31 Desember 2012 10,000,420,000 4,370,431,826 (134,482,608) - 54,226,994,969 68,463,364,187 34,673,013 68,498,037,200 Konversi utang menjadi
Modal saham 34,999,580,000 34,999,580,000 34,999,580,000
Kapitalisasi saldo laba menjadi -
Modal saham 35,000,000,000 (35,000,000,000) - -
Dividen tunai (6,000,000,000) (6,000,000,000) (6,000,000,000)
Total Laba komprehensif 19,253,369,345 19,253,369,345 (2,400,511) 19,250,968,834
Saldo per 30 September 2013 80,000,000,000 4,370,431,826 (134,482,608) - 32,480,364,314 116,716,313,532 32,272,502 116,748,586,034
tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 3
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN INTERIM
30 September 2013 dan 30 September 2012 (disajikan dalam Rupiah,Kecuali Dinyatakan Lain)
Saldo Laba
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian
Arus Kas dari Aktivitas Januari - September 2013 Januari - September 2012 Operasi
Penerimaan kas dari
pelanggan 138,147,880,149 89,719,932,838 Pembayaran kas untuk:
Pemasok (88,898,557,764) (70,141,335,744) Karyawan 1,807,078 (36,737,300) Beban usaha (30,013,472,556) (26,358,044,866) Pembayaran pajak
penghasilan (9,591,537,089) (1,046,164,460) Pembayaran beban Keuangan & Jasa
keuangan (5,442,725,557) (1,131,579,575) Penerimaan (pembayaran)
lainnya (926,585,500)
Kas neto digunakan untuk
aktivitas operasi 3,276,808,760 (8,993,929,107) Arus Kas dari Aktivitas
Investasi
Aset tetap (23,719,099,639) (10,416,889,128) Pembelian
Penjualan 112,000,000
investasi lainnya (2,100,000,000)
Kas neto digunakan untuk
aktivitas investasi (23,607,099,639) (12,516,889,128) Arus Kas dari Aktivitas
Pendanaan Utang bank
Penerimaan 52,570,298,298 17,869,525,942 Pembayaran (33,235,051,114) (10,528,841,046) Utang lain-lain
Penerimaan 7,162,273,413 7,860,531,413 Pembayaran (2,966,384,289) (1,313,932,650)
Penerimaan Deviden dr entitas Anak 1,960,000,000
Pembayaran deviden ke pemegang saham (6,000,000,000) Kas neto diperoleh dari
aktivitas pendanaan 17,531,136,308 15,847,283,660 Kenaikan (Penurunan)
Neto Kas dan Setara Kas (2,799,154,571) (5,663,534,575) Kas dan setara kas
awal periode 5,319,647,989 10,283,523,456 Kas dan Setara Kas
Akhir Periode 2,520,493,418 4,619,988,881 (disajikan dalam Rupiah,Kecuali Dinyatakan Lain)
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
4
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN INTERIM
30 September 2013 dan 30 September 2012
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 September 2013 DAN 30 September 2012 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan
PT. Arita Prima Indonesia Tbk. (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka Penanaman Modal Asing berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1967 sebagaimana diubah dengan Undang-undang No. 11 Tahun 1970 berdasarkan akta notaris Triphosa Lily Ekadewi, S.H., No. 1 tanggal 5 Oktober 2000. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Dalam surat keputusan No. C-7935.HT.01.01.TH.2001 tanggal 31 Mei 2001 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 31 Tambahan No. 3727 tanggal 16 April 2002. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Rudy Siswanto, S.H., No. 258 tanggal 12 April 2013 sehubungan dengan, antara lain, peningkatan modal disetor, perubahan susunan direksi dan dewan komisaris, perubahan status dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka, pengeluaran saham dalam simpanan melalui penawaran umum saham perdana kepada masyarakat, dan perubahan seluruh anggaran dasar untuk disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam peraturan Bapepam-LK No. IX.J.I tentang Pokok- pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 (Catatan 20).
Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No. AHU-23043.AH.01.02 tahun 2013 tanggal 30 April 2013, serta telah diterima dan dicatat didalam database sistem administrasi badan hukum Kementrian hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat No. AHU-AH.01.10-17244 dan No. AHU-AH.01.10.17245 masing-masing tertanggal 3 Mei 2013.
Perusahaan dan Entitas Anak (secara bersama-sama disebut sebagai “Kelompok Usaha”) menjalankan usaha perdagangan ekspor dan impor barang-barang logam yang mencakup valve, fitting, dan produk terkait lainnya.
Perusahaan berdomisili di Jakarta dan kantor pusatnya beralamat di Komplek Ruko Sunter Permai Blok C No.
9, Jalan Danau Sunter Utara, Sunter Agung, Jakarta Utara. Perusahaan memiliki 26 kantor cabang yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia pada tanggal 30 September 2013 (31 Desember 2012: 19 kantor cabang, 31 Desember 2011: 18 kantor cabang, 31 Desember 2010: 10 kantor cabang). Perusahaan memulai kegiatan operasi komersialnya pada tahun 2001.
Unimech Grup Berhad merupakan entitas induk terakhir dari Kelompok Usaha.
b. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak
Laporan keuangan konsolidasian mencakup akun-akun Perusahaan dan Entitas Anak berikut ini dimana Perusahaan mempunyai kepemilikan lebih dari 50% :
Entitas Anak Domisili
Tahun Persentase Pemilikan Total Aset sebelum Eliminasi (dalam
jutaan Rupiah)
Beroperasi Kegiatan 30
September 2013
31 Desember 30
September 2013
31 Desember Komersial Usaha 2012 2011 2010 2012 2011 2010
PT Arita Surabaya 2001 Perdagangan - - 70% 70% - - 8.231 5.683
Prima valve, fitting dan
Teknindo
("PT API") produk terkait
lainnya
PT Ragam Jakarta 2001 Perdagangan - - 70% 70% - - 7.061 7.644
Teknik("RT") valve, fitting dan
produk terkait lainnya
5
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 September 2013 DAN 30 September 2012 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Entitas Anak Domisili
Tahun Persentase Pemilikan Total Aset sebelum Eliminasi (dalam
jutaan Rupiah)
Beroperasi Kegiatan 30
September 2013
31 Desember 30
September 2013
31 Desember Komersial Usaha 2012 2011 2010 2012 2011 2010
PT Arita Pekanbaru 2001 Perdagangan - - 99% 99% - - 4.065 5.160
Prima valve, fitting dan
Gemilang
(“PT APG”) produk terkait
lainnya PT Arita
Prima Pontianak 2011 Perdagangan 99% 99% 70% 70% 4.029 5.119 3.751 1.023
Kalbar(“APK”) valve, fitting dan
produk terkait lainnya
PT. Arita Prima Teknindo
Perusahaan mengakuisisi 70% kepemilikan saham atau sebanyak 210 saham dari pemegang saham terdahulu API berdasarkan suatu perjanjian pengikatan jual beli tanggal 2 Januari 2009. Selanjutnya, berdasarkan pernyataan keputusan pemegang saham API yang diaktakan notaris Adiaty Hadi, S.H., dengan akta No. 2 tanggal 7 Februari 2011, para pemegang saham APT, antara lain, menegaskan pengalihan saham tersebut diatas, serta peningkatan modal ditempatkan dan disetor APT sebanyak 700 saham atau sejumlah Rp. 700 Juta yang diambil bagian oleh Perusahaan dan kepentingan nonpengendali masing-masing sebanyak 490 saham dan 210 saham. Selanjutnya, berdasarkan pernyataan tentang keputusan diluar rapat umum pemegang saham APT yang diaktakan notaris James Ridwan Efferin, S.H., dengan akta No. 4 tanggal 23 April 2012, para pemegang saham APT menyetujui, antara lain, pengalihan 29% kepemilikan saham atau sebanyak 290 saham dari kepentingan nonpengendali kepada perusahaan. Selisih lebih antara nilai wajar pembayaran atas jumlah penyesuaian terhadap kepentingan nonpengendali sejumlah Rp. 1.491.275.033 diakui sebagai “Selisih transaksi dengan kepentingan nonpengendali” pada bagian Ekuitas di laporan posisi keuangan konsolidasian.
Berdasarkan keputusan pemegang saham APT tanggal 31 Desember 2012, para pemegang saham APT telah menyetujui penjualan seluruh saham APT yang dimiliki Perusahaan kepada pihak ketiga pada total harga Rp. 990 Juta. Keputusan pemegang saham tersebut selanjutnya diaktakan dengan akta notaris Adiaty hadi, s.H. No. 39 tanggal 28 januari 2013, yang telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana dinyatakan dalam surat No. AHU- AH.01.10-08088 tanggal 7 Maret 2013. Sehubungan dengan hal tersebut, laporan posisi keuangan konsolidasian Kelompok Usaha tanggal 31 Desember 2012 tidak lagi mencakup posisi keuangan APT pada tanggal tersebut. Rugi neto dari penjualan seluruh investasi saham APT berjumlah Rp. 1.694.587.559 yang disajikan sebagai bagian dari akun “Rugi pelepasan investasi saham pada entitas anak, neto” di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
PT. Ragam Teknik
Perusahaan mengakuisisi 70% kepemilikan saham atau sebanyak 700 saham dari pemegang saham terdahulu RT berdasarkan suatu perjanjian pengikatan jual beli tanggal 2 Januari 2009, yang kemudian ditegaskan dalam pernyataan keputusan pemegang saham RT yang diaktakan dengan akta notaris Adiaty Hadi, S.H., No. 9 tanggal 24 Februari 2011.
Berdasarkan keputusan pemegang saham RT tanggal 31 Desember 2012, para pemegang saham RT telah menyetujui penjualan seluruh saham RT yang dimiliki Perusahaan kepada pihak ketiga pada total harga Rp. 700 Juta. Keputusan pemegang saham tersebut selanjutnya diaktakan dengan akta notaris Adiaty Hadi, s.H. No. 43 tanggal 28 Januari 2013, yang telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana dinyatakan dalam surat No. AHU-Ah.01.10-12200 tanggal 4 April 2013. Sehubungan dengan hal tersebut, laporan posisi keuangan konsolidasian Kelompok Usaha tanggal 31 Desember 2012 tidak lagi mencakup posisi keuangan RT pada tanggal tersebut. Rugi neto dari penjualan seluruh investasi saham RT berjumlah Rp. 142.491.791 yang disajikan sebagai bagian dari akun “Rugi pelepasan investasi saham pada entitas anak, neto” di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
6
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 September 2013 DAN 30 September 2012 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT Arita Prima Gemilang
Perusahaan mengakuisisi 70% kepemilikan saham atau sebanyak 140 saham dari pemegang saham terdahulu APG berdasarkan suatu perjanjian pengikatan jual beli tanggal 2 Januari 2009. Selanjutnya, berdasarkan pernyataan keputusan pemegang saham APG yang diaktakan oleh notaris Adiaty Hadi, S.H., dengan akta No. 6 tanggal 18 Maret 2011, para pemegang saham APG, antara lain, menegaskan pengalihan saham tersebut di atas, pengalihan 25% kepemilikan saham atau sebanyak 50 saham APG dari kepentingan nonpengendali kepada Perusahaan, serta peningkatan modal ditempatkan dan disetor APG sebanyak 800 saham atau sejumlah Rp. 800 Juta yang diambil bagian seluruhnya oleh Perusahaan. Selisih lebih antara jumlah penyesuaian terhadap kepentingan nonpengendali atas nilai wajar pembayaran sejumlah Rp. 292.760.182 diakui sebagai “Selisih transaksi dengan kepentingan nonpengendali” pada bagian Ekuitas di laporan posisi keuangan konsolidasian.
Berdasarkan keputusan pemegang saham APG tanggal 31 Desember 2012, para pemegang saham APG telah menyetujui penjualan seluruh saham APG yang dimiliki Perusahaan kepada pihak ketiga pada total harga Rp. 990 Juta. Keputusan pemegang saham tersebut selanjutnya diaktakan dengan akta notaris Adiaty Hadi, S.H, No. 35 tanggal 28 Januari 2013, yang telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana dinyatakan dalam surat No. AHU- AH.01.10.06862 tanggal 27 Februari 2013. Sehubungan dengan hal tersebut, laporan posisi keuangan konsolidasian Kelompok Usaha tanggal 31 Desember 2012 tidak lagi mencakup posisi keuangan APG pada tanggal tersebut. Laba neto dari penjualan seluruh investasi saham APG berjumlah Rp. 89.535.527 yang disajikan sebagai bagian dari akun “Rugi pelepasan saham pada entitas anak, neto” di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
PT. Arita Prima Kalbar
Pada tanggal 2 September 2009, Perusahaan mendirikan APK yang bergerak dibidang perdagangan valve, fitting, instrument, dan produk terkait lainnya. Akta pendirian APK telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Republik Indonesia No. AHU-45607.AH.01.01.Tahun 2009 tanggal 15 September 2009. Investasi untuk 70% kepemilikan saham pada APK berjumlah Rp. 702.450.000. Berdasarkan akta notaris Adiaty Hadi, S.H., No. 17 tanggal 14 Desember 2012, para pemegang saham APK menyetujui pemecahan nilai nominal saham dari Rp. 50.000 per saham menjadi Rp. 5.000 per saham, dan pengalihan 29%
kepemilikan saham atau sebanyak 58.203 saham APK dari kepentingan nonpengendali kepada Perusahaan. Selisih lebih antara nilai wajar pembayaran atas jumlah penyesuaian terhadap kepentingan nonpengendali sejumlah Rp. 134.482.608 diakui sebagai
“Selisih transaksi dengan kepentingan nonpengendali” pada bagian Ekuitas di laporan posisi keuangan konsolidasian.
c. Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Karyawan
Sususan komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2013, serta 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut :
30 September 2013 31 Desember 2012,2011 dan 2010 - Komisaris Utama : Lim Cheah Chooi - Komisaris Utama : Lim Cheah Chooi - Komisaris Independen : Ida Bagus Oka Nila - Komisaris : Sim Yee Fuan - Komisaris : Sim Yee Fuan - Komisaris : Lim Jun Lin - Direktur Utama : Low Yew Lean - Direktur : Low Yew Lean - Direktur Keuangan : Hery Susanto
- Drektur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran
(Tidak Terafiliasi) : Adhy Ariansyah
7
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 September 2013 DAN 30 September 2012 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Berdasarkan surat keputusan Direksi No. 006/SK-DIR/III/2013 tanggal 21 Maret 2013, Perusahaan telah menunjuk Foor Good Pendapotan sebagai Seketaris Perusahaan efektif sejak tanggal tersebut.
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian interim disusun berdasarkan konsep harga perolehan, kecuali instrument derivatif. Laporan keuangan konsolidasian interim juga disusun berdasarkan konsep akrual kecuali untuk laporan arus kas konsalidasian interim.
Laporan Arus kas konsolidasian interim disusun dengan metode langsung ( direct method ), dan arus kas dikelompokan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Prinsip – Prinsip konsolidasi
Kebijakan akuntasi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian interim ini telah diterapkan secara konsisten , kecuali dinyatakan lain. Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan perseroan dan entitas anak dimana perseroan mempunyai pengendalian dan penyertaan saham langsung dengan suara lebih dari 50%. Entitas anak dikonsolidasikan sejak tanggal pengendalian telah beralih kepada perseroan secara efektif.
Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo material antara entitas telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian interim. Kepentingan nonpengendali atas hasil usaha dan ekuitas perusahaan yang dikendalikan perseroan disajikan secara terpisah baik laporan labarugi komprehensif maupun laporan keuangan konsolidasian interim.
b. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas mencakup kas, bank, dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan.
c. Piutang Usaha
Piutang usaha Perusahaan tidak mengadakan penyisihan untuk kemungkinan adanya piutang yang tidak tertagih, piutang yang benar-benar tidak tertagih langsung dihapuskan ke laba rugi periode berjalan.
d. Persediaan
Persediaan diakui berdasarkan nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode FIFO (First In First Out). Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan biaya penjualan.
e. Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar di muka dibebankan sesuai jangka waktu/masa manfaat masing-masing biaya dengan metode garis lurus.
8
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 September 2013 DAN 30 September 2012 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
f. Aset Tetap
Aset tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan.
Harga perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap. Semua aset tetap, kecuali hak atas tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan masa manfaat ekonomis sebagai berikut :
Bangunan : 20 tahun
Kendaraan : 4 - 8 tahun
Inventaris kantor : 4 - 8 tahun
Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aset atau yang memberikan manfaat ekonomis berupa peningkatan kapasitas atau mutu produksi, dikapitalisasi dan disusutkan sesuai dengan tarif penyusutan yang berlaku. Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan, dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi.
g. Investasi
Investasi dengan kepemilikan di atas 20% dicatat dengan metode ekuitas.
h. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan dan beban diakui atas dasar akrual (accrual basis). Penjualan diakui pada saat barang dikirim ke pelanggan.
i. Perpajakan
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas beda temporer antara aset dan kewajiban secara komersial dan fiscal pada setiap tanggal pelaporan. Dengan menerapkan PSAK 46, pajak tangguhan diakui dengan metode kewajiban (liability method). Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak pada masa mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban pada laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak dari aset dan kewajiban tersebut.
j. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan (spot rate).
Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dikonversikan ke mata uang rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut (closing rate). Keuntungan atau kerugian yang terjadi, baik yang berasal dari transaksi dalam valuta asing maupun dari penjabaran aset dan kewajiban moneter, dibebankan pada periode berjalan. Kurs penutup Bulan September 2013 yang digunakan adalah kurs tengah Bank Indonesia
30 September 2013 30 September 2012
USD 1, Rp 11.613 Rp 9.588
SGD 1, Rp 9.234,28 Rp 7.825,67
EUR 1, Rp 15.671,17 Rp 12.407,36
MYR 1, Rp 3.563,92 Rp 3.131,81
k. Transaksi dengan Pihak yang Berelasi
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomor 7 (revisi 2010), yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, yang dimaksud dengan pihak yang berelasi adalah sebagai berikut :
(i) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries) ;
(ii) Perusahaan asosiasi ( Associated company )
9
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 September 2013 DAN 30 September 2012 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
(iii) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut.
(iv) Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (iii) atau (iv), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas Perusahaan tersebut. Ini mencakup Perusahaan –perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan pelapor dan Perusahaan-Perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan pelapor.
Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, tingkat harga, persyaratan dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak di luar pihak yang berelasi, diungkapkan dalam Laporan Keuangan.
l. Kewajiban Manfaat Karyawan
Menurut Undang-Undang RI No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan mensyaratkan agar setiap Perusahaan di Indonesia memberikan uang pesangon, penghargaan masa kerja dan ganti kerugian kepada karyawannya apabila terjadi pemutusan hubungan kerja sesuai kondisi yang disebutkan di dalam peraturan yang berlaku. Kewajiban manfaat karyawan dihitung berdasarkan nilai sekarang dari jumlah yang akan dibayarkan pada pegawai pada saat pemutusan hubungan kerja tersebut (usia pensiun).
m. Instrumen Keuangan
Mulai tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan mengadopsi PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pelaporan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran”. PSAK No. 50 (Revisi 2006) mengatur persyaratan tentang penyajian instrument keuangan dan mengidentifikasi informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut berlaku terhadap klasifikasi instrument keuangan, dari perspektif penerbit, dalam asset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrument ekuitas ; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana asset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrument keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk instrumen tersebut. PSAK No. 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran asset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non keuangan.
Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.
n. Aset Keuangan
Pengakuan awal Aset Keuangan dalam ruang lingkup PSAK No.55 diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun keuangan. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar. Dalam hal investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasaan yang berlaku dipasar (pembelian secara regular) diakui pada tanggal perdagangan, seperti tanggal perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Aset keuangan Perusahaan mencakup kas dan bank, dan piutang usaha.
10
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 September 2013 DAN 30 September 2012 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran setelah pengakuan awal dari aset keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut:
- Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi
Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi meliputi aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awalnya telah ditetapkan untuk dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi dicatat dalam neraca pada nilai wajar dengan laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi. Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi pada tanggal 30 September 2013 dan 30 September 2012.
- Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Kas dan bank, dan piutang usaha termasuk dalam kategori ini.
- Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasi sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika Perusahaan mempunyai maksud dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif untuk mendiskonto penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur aset keuangan menjadi nilai tercatat bersihnya. Laba atau rugi diakuipada laporan laba rugi ketika investasi dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Perusahaan tidak mempunyai investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo pada tanggal 30 September 2013 dan 30 September 2012.
- Aset keuangan tersedia untuk dijual
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan nonderivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklasifikasi ke dalam laba atau rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi.
Perusahaan tidak mempunyai investasi jangka pendek yang dikelompokkan sebagai tersedia untuk dijual pada tanggal 30 September 2013 dan 30 September 2012
o. Kewajiban Keuangan
Kewajiban keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, hutang dan pinjaman atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal. Saat pengakuan awal, kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal hutang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat didistribusikan secara langsung. Kewajiban keuangan Perusahaan mencakup hutang usaha, hutang lain-lain dan biaya yang masih harus dibayar. Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran kewajiban keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut:
- Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi
Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi mencakup kewajiban keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awalnya, telah ditetapkan, diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Kewajiban keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Kewajiban derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Laba atau rugi atas kewajiban dalam kelompok diperdagangkan harus diakui dalam laporan laba rugi.
- Hutang dan pinjaman
Setelah pengakuan awal, hutang dan pinjaman yang dikenakan bunga diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Laba atau rugi harus diakui dalam laporan laba rugi ketika kewajiban tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasinya.
11
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 September 2013 DAN 30 September 2012 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
p. Saling Hapus Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan kewajiban keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara bersamaan.
q. Nilai Wajar Instrumen Keuangan
Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar (arm’s-length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substantial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya. Penyesuaian risiko kredit Perusahaan penyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak yang bertransaksi antara instrument yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam penentuan nilai wajar posisi kewajiban keuangan, risiko kredit Perusahaan terkait dengan instrumen keuangan tersebut ikut diperhitungkan.
r. Biaya Perolehan yang Diamortisasi dari Instrumen Keuangan
Biaya perolehan yang diamortisasi diukur dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
s. Penurunan Nilai Aset Keuangan
Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan terleh dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi) Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut.
Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku. Nilai tercatat atas asset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan penyisihan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perusahaan. Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui pada laba/Rugi.
12
3. KAS DAN SETARA KAS
30 September 2013 30 September 2012
Kas 120,491,888 430,561,018
Bank BCA 1,734,907,074 2,806,765,957
Bank BCA (USD) 3,543,010 52,491,328
Bank CIMB Niaga 37,099,522 67,168,334
Bank Buana Indonesia 1,053,898 -
Bank Panin 61,735,873 32,902,680
Bank DBS 5,299,195 8,965,000
Bank UOB Buana 123,401,169 581,398
Bank UOB Buana (USD) 74,408,618 1,045,906,778 Bank Mandiri Syariah 2,234,712 2,407,664 Bank Mandiri (USD) - 140,385,007 Bank Index Selindo 94,995,045 -
Bank OCBC NISP 32,259,276 892,011
Bank Commonwealth 71,089,815 30,961,706
Bank BNI 1,850,000
Bank Permata Syariah 55,209,336
Bank Permata ( SGD ) 100,914,985
Jumlah kas dan setara kas 2,520,493,417 4,619,988,881
4. PIUTANG USAHA
30 September 2013 30 September 2012 Pihak yang berelasi - 207,097,748
Pihak ketiga 46,143,869,336 38,275,624,447
Jumlah Piutang usaha 46,143,869,336 38,482,722,195
Piutang usaha Perusahaan berdasarkan umur piutang
Belum Jatuh Tempo 540,263,839 12,587,079,137
1 - 30 hari 15,147,622,569 8,321,260,762
31 - 60 hari 8,182,823,758 4,425,937,357
Lebih dari 60 hari 22,273,159,170 13,148,444,939
Jumlah Piutang Usaha 46,143,869,336 38,482,722,195
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
13
Manajemen tidak membentuk cadangan untuk piutang tak tertagih karena berpendapat bahwa semua piutang dapat ditagih.
5. PIUTANG LAIN - LAIN
Pihak Ketiga : 30 September 2013 30 September 2012
PT Arita prima Teknindo 1,064,250,000
PT Ragam Teknik 165,000,000
PT Arita Prima Gemilang 990,000,000
Piutang Karyawan 262,323,948 471,059,095
Piutang Direksi 114,333,252
PT Inhil Sarimas Kelapa 60,000
Wariyanti 1,500,000
Lain-lain 391,895,319
Arita System Sdn. Bhd 1,589,411,400 62,636,100 Jumlah Piutang Lain lain 4,070,985,348 1,041,483,766
6. PERSEDIAAN
30 September 2013 30 September 2012 Persediaan barang dagangan 108,817,499,116 86,229,336,813
Jumlah Pesediaan 108,817,499,116 86,229,336,813
7. UANG MUKA PEMBELIAN
30 September 2013 30 September 2012
Uang Muka Biaya Impor 2,634,841,460 7,283,286,822
Uang Muka Pembelian brg dagang 20,935,822,925 17,453,217,437 Uang Muka Pembelian Bangunan 4,220,534,261 2,760,809,196
Uang Muka Pembelian Software 1,180,595,422
Jumlah Uang Muka pembelian 28,971,794,068 27,497,313,455
8. BEBAN DIBAYAR DI MUKA 30 September 2013 30 September 2012
Sewa 840,078,755 1,459,272,501
Asuransi 260,619,229 242,007,606
Iklan 203,342,503 107,006,917
Lain-lain 427,791,826 145,732,102
Jumlah Beban Dibayar Dimuka 1,731,832,313 1,954,019,126 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
14
9. ASET TETAP
2012 penambahan/ penghapusan/ 30 September 2013
Harga perolehan pemindahan pemindahan
Tanah 16,286,819,330 10,825,780,800 27,112,600,130
Bangunan 13,690,661,743 12,138,567,500 25,829,229,243
Kendaraan 5,901,801,914 1,908,321,677 7,810,123,591
Inventaris Kantor 3,485,515,002 1,586,099,753 5,071,614,755
Peralatan gudang 0 -
Aset sewa guna usaha 1,815,530,637 0 63,000,000 1,752,530,637 41,180,328,626
22,208,309,230 - 67,576,098,356
Bangunan dalam penyelesaian 536,250,000 247,500,000 783,750,000 - 41,716,578,626
22,455,809,230 - 67,576,098,356
2012 penambahan/ penghapusan/ 30 September 2013
Akumulasi penyusutan pemindahan pemindahan
Bangunan 1,447,076,478 566,410,711 2,013,487,189
Kendaraan 1,466,831,278 442,183,309 1,909,014,587
Inventaris Kantor 1,652,577,323 675,638,021 2,328,215,344
Peralatan gudang - -
Aset sewa guna usaha 308,495,045 197,665,372 506,160,417 4,874,980,124
1,881,897,413 - 6,756,877,537 Nilai Buku 36,841,598,502 20,573,911,817 - 60,819,220,819
15
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
10. ASET LAIN - LAIN 30 September 2013 30 September 2012
Beban IPO 1,822,120,000 211,140,000
lain - lain 0 31,666,668
Jumlah aset lain lain 1,822,120,000 242,806,668
11. HUTANG USAHA
30 September 2013 30 September 2012
Pihak yang berelasi 990,523,633 417,484,037
Pihak ketiga 26,147,307,435 36,581,244,504
Jumlah Hutang Usaha 27,137,831,068 36,998,728,541
12. HUTANG BANK
30 September 2013 30 September 2012
PT Bank Index Selindo, Tbk - Kredit Modal Kerja 3,959,550,093
PT Bank Central Asia, Tbk 1,017,991,332
PT Bank UOB Buana, Tbk 11,205,273,111 9,533,590,593
PT Bank Panin Tbk 41,702,902
Ambank(M) Berhad 23,226,000,000
PT. Bank Permata 15,000,000,000
Jumlah Hutang Bank 49,431,273,111 14,552,834,920
13. UANG MUKA PENJUALAN
30 September 2013 30 September 2012
Uang Muka Penjualan 5,426,807,489 5,883,736,896
Jumlah uang muka penjualan 5,426,807,489 5,883,736,896 14. HUTANG PAJAK
30 September 2013 30 September 2012 2,246,725,021
7,471,634,037
Aset ( liabilitas) Pajak Tangguhan 726,092,358 - (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
16
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM
30 September 2013 dan 30 September 2012
15. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
30 September 2013 30 September 2012
Audit 225,679,483 -
Konsultan 22,000,000 17,550,000
Iklan 147,483,265 -
Sales komisi 3,054,000
Bonus & Insentif 1,046,000
Upah profesional 54,252,500
Beban Bunga 358,278,032
Asuransi 44,091,550
Beban Telekomunikasi, Listrik & Air 54,694,668 517,100
Lain - lain 3,526,347
Jumlah Beban Yang Masih Harus Dibayar 815,761,795 116,411,150
16. HUTANG LAIN 30 September 2012 30 September 2012
Pihak Yang berelasi 6,429,574,332 9,981,324,596
Pihak ketiga 602,521,404
Jumlah Hutang Lain 6,429,574,332 10,583,846,000
17. HUTANG BANK - JANGKA PANJANG
30 September 2013 30 September 2012 Total Pinjaman
PT Bank Index 3,490,979,540 9,095,038,929
PT Permata 36,208,026,154
PT Bank Commonwealth Indonesia 1,070,138,889
PT Bank Panin 1,500,000,000 49,068,754
41,199,005,694
10,214,246,572 Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 24,222,712,447 1,355,395,753 Jumlah Hutang Jangka Panjang 16,976,293,247 8,858,850,819
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 30 September 2013 dan 30 September 2012
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
17
18. Hutang lain lain - jangka panjang
30 September 2013 30 September 2012 Total Hutang
PT Dipo Star Finance 701,749,654 242,902,016 PT Astrido Pacific Finance 107,941,190 158,902,078 PT Toyota Finance 344,441,663 1,313,250,593 PT Toyota Astra financial Services 149,687,753
PT Staco Estica Sedaya Finance 21,865,101 PT Orix Indonesia Finance 5,938,007 182,578,951 PT Mandiri Tunas Finance 3,017,236 31,866,784
PT Hasrat Abadi 65,057,141
PT Srikandi Diamond Motors 130,444,525 358,873,014
PT Astra Sedaya 186,575,153
PT astra credit company 73,317,883
PT CIMB Niaga 443,710,688
PT Bank Panin 655,147,646
PT Gemilang Berlian Indah 236,536,809
Unimech Engineering Sdn Bhd 18,809,861,962
2,801,971,398
21,421,694,449 yang jatuh tempo dalam 1 tahun
PT Dipo Star Finance 347,869,368 108,983,029 PT Astrido Pacific Finance 52,267,304 55,010,239 PT Toyota Finance 286,257,234 701,195,953 PT Toyota Astra financial Services 101,064,197
PT Staco Estica Sedaya Finance 21,865,101 PT Orix Indonesia Finance 5,938,007 147,936,453 PT Mandiri Tunas Finance 3,017,236 31,866,784
PT Hasrat Abadi 65,057,141
PT Srikandi Diamond Motors 85,245,766 144,726,164
PT Astra Sedaya 72,165,454
PT astra credit company 32,700,781
PT CIMB Niaga 199,439,403
PT Bank Panin 219,913,035
PT Gemilang Berlian Indah 130,409,663
Unimech Engineering Sdn Bhd 18,434,837,058
1,405,877,785
19,841,887,585 PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 30 September 2013 dan 30 September 2012
(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
18
Hutang Jangka Panjang
PT Dipo Star Finance 353,880,306 133,918,988 PT Astrido Pacific Finance 55,673,887
PT Toyota Finance 58,184,428 612,054,640 PT Toyota Astra financial Services 48,623,556
PT Staco Estica Sedaya Finance
PT Orix Indonesia Finance 34,642,498
PT Mandiri Tunas Finance 214,146,849
PT Hasrat Abadi
PT Srikandi Diamond Motors 45,198,758 103,891,839 PT Astra Sedaya 114,409,700
PT astra credit company 40,617,103 PT CIMB Niaga 244,271,264 PT Bank Panin 435,234,611
PT Gemilang Berlian Indah 106,127,146
Unimech Engineering Sdn Bhd 375,024,904
Jumlah hutang lain lain - jangka panjang 1,396,093,613 1,579,806,864
19. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA 30 September 2013 30 September 2012
3,386,370,835
- Perusahaan Mengakui penyisihan imbalan kerja yang tidak didanai untuk karyawan yang mencapai usia pensiun sesuai
dengan UU No. 13/2003 tanggal 25 maret 2003
20. MODAL SAHAM
Persentase 30 September 2013
Lembar saham kepemilikan ( % ) Nominal
PT. Arita Global 622.214.760 77,78 % 62,221,476,000
Arita Engineering Sdn. Bhd. 151.125.260 18,89 % 15,112,526,000
Low Yew Lean 26.659.980 3,33% 2,665,998,000
Jumlah Modal Saham 16.792 80,000,000,000
Berdasarkan akta notaris Rudy siswanto, S.H. no. 258 Tanggal 12 April 2013 yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No : AHU-23043.AH.01.02 TAHUN 2013 tanggal 30 April 2013
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
19
21. PENJUALAN BERSIH
Jan s/d Sept 2013 Jan s/d Sept 2012
Penjualan 134,757,503,698 112,884,235,448
Jumlah penjualan bersih 134,757,503,698 112,884,235,448
22. BEBAN POKOK PENJUALAN
Jan s/d Sept 2013 Jan s/d Sept 2012
Persediaan awal 85,309,165,633 65,630,819,476
Pembelian 84,292,505,004 79,352,470,152
Tersedia untuk dijual 169,601,670,637 144,983,289,628
Persediaan akhir 108,817,499,116 86,187,633,911
Beban Pokok Penjualan 60,784,171,521 58,795,655,716
23. ADMINISTRASI UMUM 30 September 2013 30 September 2012
Gaji, tunjangan dan insentif karyawan 8,267,823,205 6,861,460,038
Jasa pihak ketiga 573,434,576 755,017,550
Perbaikan dan pemeliharaan 1,917,697,518 1,213,291,962
Barang rusak 1,761,000 -
Penyusutan 1,717,075,753 1,178,294,503
Imbalan kerja karyawan 575,267,020 -
Perjalananan dinas 1,670,775,230 955,413,441
Perijinan 399,435,376 74,320,905
Promosi 588,967,033 586,475,372
Perlengkapan 2,247,493,663 160,110,676
Kendaraan 948,836,683 632,352,118
Pos dan telekomunikasi 505,457,523 429,833,693
Sewa 467,045,732 411,729,006
Ongkos kirim dan penanganan persediaan 277,123,446 623,189,193
Perpajakan 1,492,873,233 1,910,635,935
Listrik dan air 179,593,605 156,793,990
Asuransi 416,246,881 352,612,255
Donasi dan sumbangan 90,929,252 160,278,390
Iuran rutin 35,787,920 36,405,444
Majalah dan koran 1,881,000 2,075,400
Komisi 8,110,235 1,017,039,967
Lain-lain 73,486,724 202,330,548
22,457,102,608
17,719,660,386
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
20
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM
30 September 2013 dan 30 September 2012 (Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)