• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PEMBUATAN BRIKET BATUBARA BERBENTUK SARANG TAWON DI PT. CITRA BUANA BORNEO KALIMANTAN TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) PEMBUATAN BRIKET BATUBARA BERBENTUK SARANG TAWON DI PT. CITRA BUANA BORNEO KALIMANTAN TIMUR."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL )

PEMBUATAN BRIKET BATUBARA BERBENTUK SARANG TAWON DI PT. CITRA BUANA BORNEO KALIMANTAN TIMUR

Oleh :

Singgih Aji Saputro NIM . 070 500 064

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN

JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang ( PKL ) yang dilakukan di PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM yang berlokasi di jalan Jakarta Kelurahan Loa Bakung Kecamatan Sunga i Kunjang Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Adapun waktu pelaksanaan PKL ini dari tanggal 11 Maret sampai tanggal 07 April 2010.

Mengetahui Dosen pembimbing

Ir. Tuti Suharminah, MP NIP. 196104031992032002

Samarinda, 02 Juni 2010 Disetujui,

Dosen Penguji

Ir. Abdul Kadir Yusran NIP. 195407101987031003

Disahkan, Direktur

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Wartomo, MP NIP. 196310281988031003

(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan Praktek Kerja Lapang ( PKL ) yang mana laporan ini dibuat sebagai syarat kelulusan dari perguruan tinggi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah mengasuh dan memberikan bantuan yang sangat berharga kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat waktu.

2. Ibu Ir. Tuti Suharminah, MP, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis.

3. Bapak M. Fikri Hernandi, S.Hut, MP, selaku Ketua Jurusan Pengolahan Hasil Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

4. Bapak Ir. Wartomo, MP, selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

5. Rekan – rekan mahasiswa yang turut serta membantu menyusun laporan sehingga dapat selesai tepat waktu.

(4)

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan laporan PKL ini. Penulis juga mengucapkan mohon maaf yang sebesar – besarnya apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan laporan PKL ini.

Samarinda, 1 Juni 2010

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... v DAFTAR GAMBAR ... v BAB I. PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Praktek Kerjal Lapang (PKL) ... 2

C. Hasil Yang Diharapkan ... 3

BAB II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN ... 4

A. Sejarah Singkat Perusahaan... 4

B. Struktur organisasi dan Ketenaga Kerjaan Perusahaan ... 5

C. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ... 6

BAB III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPAN G... 8

A. Bahan Baku Yang Diperoleh... 8

B. Persiapan Bahan Baku ... 8

C. Proses Pembuatan Briket ... 10

D. Penanganan Produk Akhir ... 16

E. Pembahasan ... 18

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 21

A. Kesimpulan ... 21

B. Saran ... 21 LAMPIRAN

(6)

DAFTAR TABEL

Tubuh Utama

No. Halaman

1. Jadwal kegiatan PKL ... 7

DAFTAR GAMBAR

No. Lampiran Halaman 1. Struktur Organisasi Perusahaan ... 24

2. Persiapan bahan baku... 25

3. Proses Crossing... 25

4. Tempat Penumpukan Bahan Baku Siap Olah ... 25

5. Peralatan Adonan ( Mixer ) ... 25

6. Proses Mixing ... 26

7. Peralatan Percetakan ... 26

8. Proses Percetakan... 26

9. Tempat Pengeringan ( Oven) ... 26

10. Proses Pengeringan ... 26

11. Tempat Penumpukan Produk Akhir ... 27

(7)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini dan masa yang akan datang, briket batubara memiliki peranan yang cukup penting dalam kehidupan manusia. Setiap tahun permintaan akan briket batubara dalam skala nasional semakin meningkat. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata briket batubara tidak hanya digunakan untuk industri tetapi sudah mulai masuk ke skala pemakaian dalam rumah tangga.

Untuk mengantisipasi tuntutan akan kebutuhan briket batubara di masa yang akan datang, maka diperlukan upaya pembangunan industri briket batubara baik yang memiliki skala produksi besar, menengah, atau pun skala kecil ( home industry).

Peranan sumber daya manusia dalam rangka mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri - industri yang ada memiliki peranan yang sangat penting, dikarenakan peralatan yang digunakan dalam kegiatan produksi semakin berteknologi tinggi sehingga target produksi dan hasil yang maksimum dapat dicapai.

Untuk mengimbangi hal tersebut maka dibutuhkan tenaga siap pakai yang tidak hanya memiliki latar belakang pendidikan berupa teori yang memadai saja, tetapi juga harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan di lapangan. Oleh karena itu Politeknik Pertanian Negeri Samarinda memberikan tugas kepada para mahasiswa khususnya mahasiswa yang duduk

(8)

di semester akhir ( Semester VI ) untuk mengikuti kegiatan Pengalaman Praktek Kerja Lapangan ( PKL ). Program ini berlangsung selama dua bulan di lapangan, dimana sebelumnya para mahasiswa dibekali pengarahan dari dinas terkait seperti Dinas Kehutanan, Departemen Tenaga Kerja, dari beberapa pihak industri serta para staf pengajar Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Dengan adanya kegiatan pengalaman kerja praktek mahasiswa ini, diharapkan para mahasiswa akan lebih mengetahui dan siap menghadapi dunia kerja yang sebenarnya sehingga jika nantinya apabila sudah terjun di lapangan sebagai pekerja tidak mengalami kesulitan dan akan lebih mudah untuk beradabtasi di lingkungan pekerjaanya.

B. Tujuan Praktek Kerja Lapang ( PKL )

Tujuan diadakanya kegiatan praktek kerja lapangan ini adalah agar mahasiswa mampu :

1. Memperluas wawasan, pengetahuan serta pemahaman tentang perusahaan secara umum dan meningkatkan keterampilan mahasiswa.

2. Dapat dijadikan sebagai pengalaman sebelum memasuki dunia kerja. 3. Mampu memahami dan mengoperasikan alat, bahan, sarana dan urutan

kerja yang tepat serta efisien dalam tahapan – tahapan kegiatan yang dilaksanakan di lapangan.

4. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memantapkan keterampilan dan pengetahuan untuk menambah kepercayaan dan pengembangan kematangan dirinya dalam menghadapi dunia kerja.

(9)

5. Menjadikan pengalaman kerja sebagai tolak ukur untuk membandingkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dengan kegiatan yang telah diterapkan di lapangan.

C. Hasil Yang Diharapkan

Kegiatan Praktek Kerja Lapang ( PKL ) diharapkan dapat memberikan hasil sebagai berikut :

1. Mahasiswa diharapkan mampu menjalankan apa yang diperoleh selama praktek di lapangan.

2. Mahasiswa Diharapkan pula dapat memadukan antara kegiatan di bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan.

3. Mahasiswa mampu mengambil pengalaman yang sesuai dengan teori atau juga dipraktekkan sewaktu melaksanakan kegiatan yang pernah dilakukan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda serta mampu memadukan antara pengetahuan akademik dengan pengetahuan di lapangan.

4. Menemukan terobosan baru dalam pembuatan briket Batubara yang mempunya i kualitas unggul sehingga pemanfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

(10)

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM

PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM secara resmi berdiri pada bulan April 2004 dengan pemrakarsa sekaligus pemilik saham yaitu : Gunawan Mursalin, Agus Salim dan Trisulo Andry Widodo. PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM adalah suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang bergerak dibidang pembuatan briket batubara dengan merek dagang “MATAHARI”. Perusahaan ini berlokasi di jalan Jakarta Kelurahan Loa Bakung Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM mempunyai kantor yang berkedudukan di Jalan Rapak Indah no. 88 Samarinda.

Luas lokasi Perusahaan ini kurang lebih satu hektar, yang terdiri dari : 1. Tempat penumpukan bahan baku

2. Crosser batubara dan tanah liat

3. Gudang tempat penyimpanan bahan baku serbuk batubara dan tanah liat 4. Ruangan tempat pencampuran bahan baku

5. Bagian pencetakan

6. Ruanga n pengeringan atau oven

7. Ruangan penyimpanan produk akhir dan pengemasan 8. Bengkel tempat pembuatan dan perbaikan alat.

(11)

Adapun visi dan misi PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM antara lain sebagai berikut :

1. Diversifikasi produk briket batubara sarang tawon

2. Mengembangkan teknik - teknik yang optimal dalam pembuatan briket batubara sarang tawon.

3. Mengembangkan jaringan pemasaran briket batubara sarang tawon.

4. Riset dan pengembangan unt uk kualitas produk briket batubara sarang tawon

5. Pengembangan aneka je nis produk berbasis briket batubara.

B. Struktur Organisasi dan Ketenaga kerjaan PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM

1. Struktur Organisasi

PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM dipimpin oleh 2 orang direktur yaitu satu orang direktur utama dan satu orang direktur yang langsung membawahi para karyawan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 1. 2. Ketenaga kerjaan

PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM memiliki komitmen terhadap peningkatan sumberdaya manusia. Hal ini dapat menjamin bahwa setiap karyawan mampu melakukan tugas mereka dengan efesien dan selamat serta bertanggung jawab atas apa yang mereka kerjakan. Seluruh karyawan PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM yang eksis dalam perusahaan tersebut berjumlah kurang lebih sembilan orang. Seluruh karyawan merupakan karyawan tetap, setiap

(12)

karyawan memiliki tanggung jawab pada tiap satu unit bagian dan menggunakan system kerja berupa rolling atau bergantian.

Kelanjutan dan keberhasilan pabrik tersebut akan tergantung kepada kemampuan dan semangat para pekerja yang terlibat. Dalam hal ini manajemen PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM telah mempersiapkan sistem pelatihan yang menyeluruh, baik menagerial maupun keahlian untuk menunjang karyawan menjadi profesional.

C. Kegiatan Praktek Kerja Lapang 1. Waktu dan Tempat

Kegiatan Praktik Kerja Lapang ( PKL ) pada PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2010 sampai dengan tanggal 7 April 2010 dengan waktu kerja mulai pukul 08.30 WITA sampai jam 16.00 WITA dengan jumlah hari kerja 4 hari dalam 1 minggu yang bertempat di jalan Jakarta Kelurahan Loa Bakung Kecamatan Sungai Kunjang kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan ini dilakukan di setiap bagian produksi, dimulai dari persiapan bahan baku hingga proses pemasaran.

2. Pembagian Proses Produksi

Kegiatan praktek kerja lapangan pada PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM dilaksanakan di divisi produksi yang terdiri dari beberapa bagian seperti terdapat pada Tabel 1.

(13)

Tabel 1. Pembagian divisi produksi

No Bagian Awal

Pelaksanaan Pelaksanaan Akhir Keterangan

1 Persiapan Bahan

Baku 31 Maret 2010 07 April 2010

2 Proses pembuatan briket 11 Maret 2010 17 Maret 2010 3 Proses pengeringan briket 18 Maret 2010 22 Maret 2010 4 Penanganan produk akhir 23 Maret 2010 28 Maret 2010 5 Proses

penyimpanan 29 Maret 2010 30 Maret 2010

3. Bagan Alir Pembuatan Briket

Batubara, Batu bata ? Penggerusan ( crossing ) ? Pencampuran ( mixing) ? pencetakan ? Pengeringan ? Pengemasan.

(14)

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN

A. Bahan Baku yang Diperolaeh

PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM memperoleh bahan baku berupa batubara dari pertambangan batubara yang ada di wilayah Samarinda Kalimantan Timur. Dengan menggunakan alat transportasi berupa mobil truk, batubara diangkut dari pertambangan menuju pabrik PT. CITRA BUANA BORN EO kemudian diletakan di tempat penumpukan bahan baku yang terletak dekat mesin crosser.

Bahan baku batu bara telah diuji di sebuah lembaga pengujian batubara yang bekerjasama dengan PT.CITRA BUANA BORNEO KALTIM dalam hal ini bahan baku batu bara yang digunakan memiliki nilai kalor 4800 - 6000 kalori dengan harga Rp. 400.000,- per ton. Untuk mendapatkan bahan baku tanah liat PT.CITRA BUANA BORNEO KALTIM membeli batu bata mentah yang sudah kering tetapi belum dibakar dengan harga Rp.800,- per pcs.

B. Persiapan Bahan Baku

Dalam hal ini bahan baku yang telah disiapkan akan diproses lebih lanjut sehingga bahan baku tersebut siap untuk diolah menjadi briket batubara. Persiapan bahan baku terdiri dari pembutan serbuk batubara, serbuk tanah liat dan campuran bahan baku lainya secara terperinci sebagai berikut :

1. Pembuatan serbuk batubara dan tanah liat a. Alat dan bahan :

(15)

- mesin croser - arko

Adapun bahan yang digunakan yaitu batubara dan batu bata mentah b. Prosedur kerja

Batubara dan tanah liat yang terdapat di tempat penumpukan bahan baku dibawa ke tempat penggilingan, proses ini biasanya di sebut crossing. Mesin yang digunakan adalah mesin crosser. Setiap harinya PT. CITRA

BUANA BORNEO KALTIM mampu menghasilkan ± 5 m3 serbuk

batubara dan ± 4 m3 serbuk tanah liat per hari, akan tetapi proses pembuatan serbuk batubara dan tanah liat ini disesuaikan dengan kebutuhan produksi pembuatan briket batubara sehari - hari.

1. Pembuatan Serbuk Batubara

Batubara yang masih berbentuk bongkahan dan pasir dimasukan kedalam mesin crosser sehingga terbent uklah hasil akhir berupa serbuk batubara yang menyerupai butiran- butiran pasir. Lalu batubara yang sudah dicrosser dibawa ketempat penumpukan dengan menggunakan arko. Tempat penumpukan letaknya dekat dengan alat mixer agar mempermudah dalam proses selanjutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar yang terdapat pada lampiran.

2. Persiapan Serbuk Tanah Liat

Sama halnya dengan batu bara, batu bata ini juga gerus agar terbentuk butiran - butiran seperti yang diinginkan, walaupun

(16)

butiran yang dihasilkan antara batubara dengan tanah liat tidak sama ( lebih halus tanah liat ). Setelah menjadi butiran seperti yang diinginkan serbuk tanah liat ditampung pada tempat penumpukan yang letaknya dekat dengan alat mixer yang tujuanya sama yaitu untuk mempermudah proses selanjutnya. Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar pada lampiran.

2. Persiapan Tepung Tapioka dan Soda Api

Untuk mendapatkan tepung tapioka dan soda api, PT.CITRA BUANA BORNEO KALTIM membelinya dari toko terdekat. Tepung tapioka yang telah dibeli, diletakkan di dekat mesin mixer agar lebih mudah dalam pengerjaan proses selanjutnya. Kemudian soda api dicampur dengan air untuk memudahkan dalam penggunaan. Soda api itu sendiri yang fungsinya sebagai bahan pemanas yang dapat mematangkan tepung tapioka, sehingga lebih kompak bahan baku satu dengan lainya dan mudah untuk dibentuk. C. Proses Pembuatan Briket

1. Pencampuran Bahan Baku ( Mixing ) a. Alat dan bahan

Alat yang digunakan antara lain : - mesin mixer

- ember dan gayung - sekop

Bahan yang digunakan adalah : - serbuk batubara

(17)

- serbuk tanah liat - soda api

- tepung tapioka - air.

b. Prosedur Kerja

Setelah semua bahan baku dipersiapkan maka proses selanjutnya adalah pencampuran semua bahan baku ( Mixing ). Dalam proses ini semua bahan baku diaduk sehingga antara bahan baku yang satu dengan bahan baku lainya dapat bercampur dengan sempurna.

Di PT.CITRA BUANA BORNEO proses mixing dimulai dari pengambilan serbuk batubara dari tempat penampungan dimasukan ke dalam mixer sebanyak 80 %. Kemudian disusul dengan memasukan serbuk tanah liat sebanyak 17,5 %, lalu berikutnya memasukan tepung tapioka sebanyak 2,5 % disusul dengan memberikan cairan soda api sebanyak ± 6 liter dan air ± 15 liter. Dalam proses produksinya, PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM biasanya mampu mencapai 14 – 15 kali mixing per hari.

Dalam proses mixing untuk mengetahui matang atau belumnya adonan dapat dilihat dengan cara mengepal - ngepal adonan menggunakan tangan. Apabila hasil kepalan sudah keras dan menggumpal maka adonan itu sudah matang, namun apabila hasil kepalan berarti adonan tersebut belum matang. Rata - rata waktu untuk

(18)

sekali mixing adalah 15 menit. Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar pada lampiran.

2. Proses Pencetakan Briket Batubara Sarang Tawon a. Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah : - Mesin Cetak

- Sekop - Kuas

- Gerobak / arco - Alat ukur / kaliper

Adapun bahan yang digunakan ialah : adonan siap cetak yang baru di keluarkan dari mesin mixer.

b. Prosedur Kerja

1. Persiapan Peralatan Pencetakan

Mempersiapkan alat - alat pencetakan yang terdiri dari mesin cetak press, sekop serta arko untuk membawa briket yang sudah dicetak ke dalam ruangan pengeringan.

Dalam persiapan peralatan pencetakan ini tidak memerlukan waktu yang cukup lama sehingga proses persiapan alat dapat dilakukan sesaat menjelang proses pencetakan.

(19)

2. Pencetakan Briket Batu Bara Sarang Tawon

Adonan bahan baku ya ng sudah dicampur ( serbuk batubara, serbuk tanah liat, tepung tapioka, soda api dan air ) dimasukan ke dalam mesin pencetakan briket batubara dengan menggunakan sekop, kemudian adonan ditekan menggunakan tangan pada tiap sisi agar adonan dalam mesin pencetak lebih padat dan merata, setelah itu barulah adonan diberi tekanan dengan menggunakan mesin kempa, mesin kempa ini memiliki kekuatan tekanan sekitar 20 kg/cm2. Briket yang sudah dicetak dikeluarkan dari dalam mesin cetak kemudian dibersihkan dengan menggunakan kuas yang bertujua n untuk membersihkan sisa adonan dari bahan baku yang terdapat pada briket yang sudah dicetak, dalam setiap harinya karyawan PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM dapat mencetak sekitar ±1600 pcs briket batu bara sarang tawon.

3. Penyimpanan Hasil Percetakan

Briket batubara yang telah dicetak, disusun dalam arko untuk kemudian dibawa keruangan pengeringan atau oven, dalam satu arko biasanya dapat memuat pcs briket batu bara sarang tawon (dalam keadaan basah )

3. Pengeringan Briket Batubara Sarang Tawon a. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan ialah : - Ruang Pengeringan ( Oven )

(20)

- Kompor briket - Arko

Bahan yang digunakan ialah : - Briket batubara ( basah ) - Briket batubara ( kering ) b. Prosedur Kerja

Briket yang sudah dicetak kemudian dibawa ke dalam ruangan pengeringan atau oven, tujuanya adalah untuk mengurangi kandungan air yang terdapat dalam briket batu bara, briket yang akan dikeringkan disusun diatas rak pengeringan dengan jarak 3cm – 5cm ke arah belakang dan 5 cm – 7 cm ke arah samping. Hal ini bertujuan agar penyusunan briket tidak terlalu dekat sehingga proses pengeringan dapat berjalan dengan optimal.

Dalam satu ruangan pengeringan terdapat 24 rak pengeringan dan satu rak pengeringan biasanya dapat memuat 100 pcs briket batubara, tergantung pada jarak penyusunan kerapatan briket batubara. c. Pembahasan

1. Proses pengeringan briket batubara

Proses pengeringan briket batubara di PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM pada umumnya memerlukan waktu selama tiga hari, prosesnya adalah briket yang sudah dicetak disusun pada rak paling bawah, kemudian pada hari berikutnya briket yang berada pada rak teratas yang sudah kering di bawa ketempat penyimpanan,

(21)

sedangkan briket yang berada dibawahnya dipindahkan ke rak penyusunan teratas sehingga rak yang berada di posisi paling bawah menjadi kosong untuk kemudian dapat diisi kembali dengan briket batu bara yang masih basah.

2. Suhu pengeringan

Suhu yang diperlukan dalam proses pengeringan briket batubara adalah berkisar antara 500 C sampai dengan 700 C. Panas yang diperlukan berasal dari pembakaran briket batubara yang sudah kering dan disusun di dalam ruangan pengeringan. Setiap harinya PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM membakar kurang lebih 48 pcs briket batubara sarang tawon untuk keperluan pemanasan didalam ruangan pengeringan.

D. Penanganan Produk Akhir 1. Pengemasan Briket ( packing )

a. Alat dan Bahan Alat yang digunakan :

- Kardus - Lem - Isolasi - Label

Bahan yang digunakan :

- Briket batubara sarang tawon yang sudah kering. b. Prosedur kerja

(22)

Packing merupakan proses akhir dari pembuatan briket batubara, briket yang sudah kering kemudian dibawa dengan menggunakan arko ketempat penumpukan sementara, untuk kemasan packing sendiri menggunakan limbah kardus yang sudah tidak terpakai dan kemudian di bentuk kembali sesuai dengan ukuran produk briket batubara, jumlah briket batubara yang terdapat dalam setiap kemasan adalah 12 pcs briket sarang tawon dengan berat briket 12 kg per kemasan atau per kardus.

2. Penyimpanan Briket a. Alat dan Bahan

- arko

- Briket Batubara b. Prosedur Kerja

Briket yang sudah dikemas kedalam kardus kemudian diberi label perusahaan, setelah itu briket ditumpuk ditempat penyimpanan. Sebelum briket ditumpuk biasanya briket dihitung yang bertujuan utuk memudahkan dalam proses pemasaran, untuk pemberian label itu biasanya dilakukan untuk hasil produksi briket batubara yang akan dikirim keluar kota dan keluar daerah, sedangkan untuk masyarakat sekitar, produk tidak diberi label.

Briket yang sudah dikemas kemudian dibawa keruangan penyimpanan, ruangan ini berfungsi untuk menampung semua produk hasil barang jadi yang berupa briket batubara, Ruangan penyimpanan

(23)

haruslah berada di tempat yang kering, suhu disekitar area ini harus dijaga kelembabanya, karena briket batubara tidak bisa digunakan jika dalam keadaan basah. Biasanya pada lantai ruangan pengeringan diberi alas atau jarak antara produk, atau produk tidak menyentuh permukaan lantai secara langsung.

3. Proses Pemasaran

Untuk pemasaran produk PT.CITRA BUANA BORNEO KALTIM melakukan sosialisasi dan penyuluhan kemasyarakat diberbagai daerah di Indonesia, terutama daerah dimana masih banyak terdapat industri kecil atau home industri yang memerlukan briket batubara sebagai bahan bakar alternatif unutk saat ini, sehingga, PT.CITRA BUANA BORNEO KALTIM saat ini sudah memiliki beberapa pelanggan tetap, baik berupa home industri maupun industri besar yang ada di indonesia khususnya Indonesia Bagian Timur tepatnya Pulau Sulawesi. Adapun konsumen terbesar sementara saat ini ialah perusahaan yang bergerak di bidang peternakan seperti, ayam potong dan ayam petelur.

E. Pembahasan

1). PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM memperoleh bahan baku batubara dari pertambangan - pertambangan yang ada di wilayah Samarinda Kalimantan Timur dengan harga Rp.400.000 per ton. Sedangkan untuk bahan baku batu bata mentah me mperolehnya dari pengusaha batu bata yang ada di Samarinda dengan harga Rp.800,- pcs. Untuk kelancaranya PT. CITRA

(24)

BUANA BORNEO KALTIM mempunyai dua alat kroser yang berbeda kapasitasnya.

2). Sebelum dilakukan proses pembuatan briket batubara sarang tawon ini, yang dilakukan ialah mempersiapkan bahan baku terlebih dahulu dengan menyeleksi dan menempatkannya dekat alat yang akan digunakan pada masing - masing prosesnya. Persiapan bahan baku meliputi pembersihan, penyeleksian, dan penempatan bahan baku agar pada saat proses produksi dilakukan lebih mudah dan cepat.

3). Sebelum proses produksi dilakukan, harus mempersiapkan peralatan terlebih dahulu. Adapun persiapan peralatanya meliputi : memanaskan mesin kroser, memanaskan mesin mixer dan memanaskan alat percetakan yaitu alat press atau alat kempa.

4). Setelah alat dan bahan siap kemudian bahan baku ditakar menggunakan takaran ember cat berukuran 20 kg cat dengan perbandingan serbuk batubara, tanah liat dan tepung tapioka = 8 : 1,75 : 0,25. Kemudian ketiga bahan baku tersebut cicampur menjadi satu dalam mixer untuk di aduk sambil memberi air secara perlahan sebanyak ± 15 liter dan disusul dengan memberikan cairan soda api sebanyak ± 6 liter. Dalam tahapan proses ini mesin mixer terus berputar tanpa henti sampai bahan baku menjadi adonan yang matang yang apabila dikepal menggunakan tangan, adonan tersebut akan mudah mengeras dan tidak buyar kembali.

4). Setelah adonan yang berisi campuran bahan baku telah siap maka proses percetakan bisa dilakukan dengan cara memasukkan adonan kedalam alat

(25)

cetak secukupnya lalu ditekan menggunakan tangan dan dikempa dengan kekuatan kempa sebesar 20 kg/cm2. Setelah itu dikeluarkan dari alat cetak dan dibersihkan me nggunakan sapu atau kuas.

5). Briket batubara sarag tawon yang telah dicetak kemudian diletakan di arco yang selanjutnya dibawa menuju ruang pengeringan atau oven untuk dikeringkan. Setelah itu briket disusun dengan rapi dan jarak yang memungkinkan untuk keluar masuknya udara agar proses pengeringan dapat berjalan secara maksimal. Pada keesokan harinya briket ini dibalik agar briket menjadi kering secara merata.

6). Briket batubara sarang tawon yang telah dikeringkan di dalam oven kemudian dibawa menuju tempat pengemasan menggunakan arco sambil menyeleksi satu persatu briket tersebut untuk selanjutnya dikemas menggunakan kardus bekas yang telah dibentuk sebelumnya yang memungkinkan dapat menampung 12 pcs briket batubara sarang tawon per kardusnya. Setelah itu diberi label untuk memudahkan dalam proses pemasaran.

7). Setelah briket dikemas kemudian diletakan di gudang tempat penyimpanan yang terletak dekat pintu masuk pabrik agar mudah dalam proses pemasaran nantinya. Tempat ini harus selalu dalam keadaan kering atau kelembabanya rendah agar briket batubara sarang tawon ini selalu dalam keadaan kering dan keras. Karena apabila briket tidak keras dan kering maka briket akan sulit untuk dinyalakan dan secara otomatis mengurangi harga pasaran dan bahkan briket menjadi tidak laku.

(26)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1) Alat - alat yang digunakan dalam proses produksi briket batubara meliputi mesin crosser, mixer, dan mesin pencetak serta ruangan oven unntuk proses pengeringan.

2) PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM mempunyai dua mesin crosser dengan kapasitas yang berbeda, sedangkan untuk proses pencampuran bahan baku PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM hanya memiliki satu mesin mixer saja dengan kapasitas 160 kg bahan baku briket, sedangkan untuk pencetakan hanya memiliki satu mesin saja dengan jumlah cetakan empat pcs briket untuk satu kali pencetakan

3) PT,CITRA BUANA BORNEO KALTIM untuk saat ini hanya memproduksi briket batubara jenis sarang tawon dengan ukuran panjang, lebar dan tebal = 12,5 cm x 12,5 cm x 8 cm.

4) PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM juga memberikan penyuluhan kepada masyarakat baik dalam maupun diluar daerah Kalimantan Timur. B. Saran

Program kegiatan Praktik Kerja Lapang ( PKL) memberikan manfaat yang sangat besar bagi mahasiswa yang telah melaksanakanya sebagai persiapan untuk menghadapi dunia kerja nantinya. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada mahasiswa, PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM dan juga lembaga Politeknik Pertanian Negeri Samarinda yaitu :

(27)

1) Bagi mahasiswa hendaknya senantiasa introspeksi diri baik ketika sedang berada di bangku kuliah ataupun ketika berada di lingkungan masyarakat guna memperbaiki kualitas dan kua ntitas sebagai mahasiswa yang diharapkan dapat berguna bagi bangsa dan negara.

2) Perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia

3) Perlunya pihak perusahaan dalam keselamatan dan kesehatan tenaga kerja agar lebih diperhatikan dan diutamakan.

4) Perlu adanya koordinasi antara atasan dengan bawahan setiap permasalahan yang timbul pada saat produksi.

5) Untuk pihak Politeknik Pertanian Negeri Samarinda agar di waktu mendatang lebih serius dalam mengarahkan mahasiswa untuk memilih dan melaksanakan kegiatan PKL ini.

(28)
(29)

STRUKTUR ORGANISASI

Gambar 1. Struktur organisasi

Pimpinan Perusahaan Bagian Produksi Bagian Pemasaran Bagian Administrasi dan Umum Bagian Maintenance

(30)

Gambar 2. Proses Crossing Gambar 3. Serbuk batubara

Gambar 4. Serbuk batubara siap Gambar 5. Tempat penumpukan Dibawa kepenumpukan Serbuk batubara

(31)

Gambar 8. Proses Mixing Gambar 9. Peralatan Percetakan

Gambar 10. Proses pengempaan Gambar 11. Briket hasil kempaan

Gambar 12. Tempat Pengeringan Gambar 13. Proses Pengeringan Atau Oven

(32)

Gambar 14. Briket kering Gambar 15. Penumpukan Produk Akhir

Gambar 16. Proses pengemasan briket Gambar 17. Penumpukan briket

Gambar 17. Pemberian label Gambar 18. Gudang

(33)

Gambar 19. Loading packing Gambar 20. Loading packing

Gambar 21. Proses pemasaran Gambar 22. Fuso Pengangkut

Gambar

Tabel 1. Pembagian divisi produksi
Gambar 4. Serbuk batubara siap                  Gambar 5. Tempat penumpukan                                                      Dibawa kepenumpukan                                 Serbuk    batubara
Gambar 8. Proses Mixing              Gambar 9. Peralatan Percetakan
Gambar 21. Proses pemasaran           Gambar 22. Fuso Pengangkut

Referensi

Dokumen terkait