• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PT. CITRA BUANA BORNEO LOA BAKUNG SAMARINDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PT. CITRA BUANA BORNEO LOA BAKUNG SAMARINDA"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Gholib Hadi Wardana NIM. 070 500 042

JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur kehadirat Allah Swt, Karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja Lapang (PKL) di PT. CITRA BUANA BORNEO di Jalan Jakarta Samarinda.

Dalam menyelesaikan laporan Praktek Kerja lapang (PKL) ini menulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu dan dengan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah banyak memberikan bantuan baik berupa material maupun moril dalam menyelesaikan studi dan penyusunan laporan PKL, adikku serta seluruh keluarga yang selalu mendo’akan dan mendorong penulis dalam menyelesaikan studi.

2. Bapak Ir. Wartomo MP. Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

3. Bapak M. Fikri Hernandi S.Hut, MP. Selaku Ketua Jurusan Pengolahan Hasil Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

4. Bapak Heriad Daud Salusu, S.Hut, MP. Selaku dosen Pembimbing. 5. Bapak Ir. Taman Alex, MP.. Selaku dosen Penguji.

6. Ibu Firna Novari, S. Hut. MP. Selaku Dosen Pengantar PKL.

7. Bapak Gunawan Mursalin, Agus Salim Dan Bapak Trisulo Andry Widodo Selaku Pemilik PT.CITRA BUANA BORNEO yang telah membantu kami selama proses kegiatan PKL tersebut.

8. Rekan-rekan angkatan 2007 khususnya satu tempat praktek dan rekan-rekan lainnya yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan praktek kerja lapang ini.

(4)

iv

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, akan tetapi besar harapan dari penulis semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Penulis

(5)

DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN ... i KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Hasil Yang Diharapkan ... 4

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Tentang Perusahaan ... 5

B. Manajemen Perusahaan PT. Citra Buana Borneo Kaltim ... ... 6

C. Lokasi Dan Waktu Kegiatan PKL... 7

1. Waktu Dan Tempat ... 7

2. Pembagian Proses Produksi ... 7

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Persiapan Bahan Baku ... 8

1. Persiapan Serbuk Batubara ... 8

2. Persiapan Serbuk Tanah Liat ... 9

3. Persiapan Tepung Tapioca Dan Soda Api ... 10

B. Proses Pembuatan Briket ... 10

1. Proses Pencampuran (Mixing) ... 10

(6)

vi

3. Proses Pengeringan Briket ... 13

C. Penanganan Produk Akhir ... 14

1. Proses Pengepakan Briket ... 14

2. Proses Pemasaran Briket ... 16

D. Bagan Alir Pembuatan Briket ... 17

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 18

B. Saran ... 18

DAFTAR PUSTAKA ... 20

(7)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Tabel Kegiatan Selama di PT. Citra Buana Borneo ... 7 Tubuh Utama

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Gambar 1. Penumpukan Bahan Baku ... 8

2. Gambar 2. Mesin Crosser (Penghancur) ... 8

3. Gambar 3. Batu Bata Yang Siap Untuk Dikroser. ... 9

4. Gambar 4. Mesin Mixer (Pencampur) ... 11

5. Gambar 5. Karyawan Sedang Mencetak Briket ... 12

6. Gambar 6. Mesin Pencetak Briket ... 12

7. Gambar 7. Rak Pengeringan Briket ... 14

8. Gambar 8. Memasukan Briket Dalam Kemasan ... 15

9. Gambar 9. Melekatkan Kemasan ... 15

10.Gambar 10. Pengangkutan Briket ... 16

11.Gambar 11. Bagan Pembuatan Briket Batubara ... 17 Tubuh Utama

(9)

1. Gambar 1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 22

(10)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1. Sumberdaya batu bara

Potensi sumberdaya batu bara di Indonesia sangat melimpah, terutama di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera, sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai batu bara walaupun dalam jumlah kecil dan belum dapat ditentukan keekonomisannya, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua, dan Sulawesi.

Di Indonesia, batu bara merupakan bahan bakar utama selain solar (diesel fuel) yang telah umum digunakan pada banyak industri, dari segi ekonomis batu bara jauh lebih hemat dibandingkan solar, dengan perbandingan sebagai berikut: Solar Rp 0,74/kilokalori sedangkan batu bara hanya Rp 0,09/kilokalori, (berdasarkan harga solar industri Rp. 6.200/liter).

Dari segi kuantitas batu bara termasuk cadangan energi fosil terpenting bagi Indonesia. Jumlahnya sangat berlimpah, mencapai puluhan milyar ton. Jumlah ini sebenarnya cukup untuk memasok kebutuhan energi listrik hingga ratusan tahun ke depan. Sayangnya, Indonesia tidak mungkin membakar habis batu bara dan mengubahnya menjadi energis listrik melalui PLTU. Selain mengotori lingkungan melalui polutan CO2, SO2, NOx dan CxHy cara ini dinilai kurang efisien dan kurang

memberi nilai tambah tinggi.

Batu bara sebaiknya tidak langsung dibakar, akan lebih bermakna dan efisien jika dikonversi menjadi migas sintetis, atau bahan petrokimia lain yang

(11)

bernilai ekonomi tinggi. Dua cara yang dipertimbangkan dalam hal ini adalah likuifikasi (pencairan) dan gasifikasi (penyubliman) batu bara.

Membakar batu bara secara langsung (direct burning) telah dikembangkan teknologinya secara continue, yang bertujuan untuk mencapai efisiensi pembakaran yang maksimum. (http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bara)

1. Cadangan Batu Bara Dunia

Anonim (2010), pada tahun 1996 diestimasikan terdapat sekitar satu exagram (1 × 1015 kg atau 1 trilyun ton) total batu bara yang dapat ditambang menggunakan teknologi tambang saat ini, diperkirakan setengahnya merupakan batu bara keras. Nilai energi dari semua batu bara dunia adalah 290 zettajoules.[4] Dengan konsumsi global saat ini adalah 15 terawatt,[5] terdapat cukup batu bara untuk menyediakan energi bagi seluruh dunia untuk 600 tahun.

British Petroleum, pada Laporan Tahunan 2006, memperkirakan pada akhir 2005, terdapat 909.064 juta ton cadangan batu bara dunia yang terbukti (9,236 × 1014 kg), atau cukup untuk 155 tahun (cadangan ke rasio produksi). Angka ini hanya cadangan yang diklasifikasikan terbukti, program bor eksplorasi oleh perusahaan tambang, terutama sekali daerah yang di bawah eksplorasi, terus memberikan cadangan baru.

Departemen Energi Amerika Serikat memperkirakan cadangan batu bara di Amerika Serikat sekitar 1.081.279 juta ton (9,81 × 1014 kg), yang setara dengan 4.786 BBOE (billion barrels of oil equivalent).[6]

(12)

3

Karena begitu banyaknya cadangan batubara baik dikalimantan khususnya maupun didunia umumnya salah satu bentuk pengolahan batubara yang mempunyai nilai ekonomis tinggi yaitu dibuatlah batubara tersebut menjadi briket batubara. (http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bara)

2. Briket Batubara

Anonim (2010), Briket Batubara adalah bahan bakar padat yang terbuat dari batubara dengan sedikit bahan campuran seperti tanah liat dan tapioka. Briket Batubara mampu menggantikan sebagian dari kegunaan minyak tanah seperti untuk : Pengolahan Makanan (memasak), Pengeringan, Pembakaran dan Pemanasan (penghangat). (http://energialternatif.ekon.go.id.)

B. Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah sebagai berikut :

1. Memperluas wawasan dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman para mahasiswa tentang perusahaan secara umum dan meningkatkan keterampilan dalam pembuatan Briket Batubara yang mempunyai kulitas dan mutu yang tinggi.

2. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pengolahan Batubara kedalam dalam bentuk produk yang lain dalam hal ini adalah Briket Batubara.

3. Mampu memahami dan mengoperasikan alat, bahan, sarana dan urutan kerja yang tepat serta efisien dalam proses pembuatan Briket Batubara.

(13)

4. Mendidik mahasiswa agar lebih kritis dan tanggap terhadap perbedaaan yang dijumpai di lapangan dan apa yang didapatkan dibangku kuliah.

5. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memantapkan keterampilan dan pengetahuan untuk menambah kepercayaan dan pengembangan kematangan dirinya dalam menghadapi dunia kerja.

C. Hasil Yang Diharapkan

Dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini Hasil Yang Diharapkan adalah :

1. Mahasiswa diharapkan mampu menjalankan apa yang diperoleh selama praktek di lapangan.

2. Mahasiswa Diharapkan pula dapat memadukan antara kegiatan di bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan.

3. Mahasiswa mampu mengambil pengalaman yang sesuai dengan teori yang juga dipraktekkan sewaktu melaksanakan kegiatan yang pernah dilakukan sebelumnya di lapangan dan mengembangkan keterampilan yang tidak didapatkan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda serta mampu memadukan antara pengetahuan akademik dengan pengetahuan di lapangan. 4. Menemukan terobosan baru dalam pembuatan briket Batubara yang

mempunyai kualitas unggul sehingga pemanfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

(14)

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM secara resmi berdiri pada bulan april 2004 dengan pemrakarsa sekaligus pemilik saham yaitu : bapak Gunawan Mursalin, bapak Agus Salim dan bapak Trisulo Andry Widodo. PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM adalah suatu perusahaan ( Perseroan Terbatas) yang yang bergerak dibidang pembuatan briket batubara dengan merek dagang “MATAHARI”. Perusahaan berlokasi di jalan Jakarta Loa Bakung Samarinda Kalimantan Timur, dan mempunyai kantor yang berkedudukan di samarinda dengan alamat di Jalan Rapak Indah no . 88 Samarinda.

Luas lokasi Perusahaan ini kurang lebih 1 hektar, yang terdiri dari : 1. Tempat penumpukan bahan baku

2. crosser (Mesin Penghancur) batubara dan tanah liat

3. Gudang tempat penyimpanan bahan baku serbuk batubara dan tanah liat 4. Ruangan tempat pencampuran bahan baku

5. Bagian pencetakan

6. Ruangan pengeringan atau oven

7. Ruangan penyimpanan produk akhir dan pengemasan 8. Bengkel tempat pembuatan dan perbaikan alat.

Adapun visi dan misi PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM antara lain sebagai berikut :

(15)

2. Mengembangkan teknik - teknik yang optimal dalam pembuatan briket batubara sarang tawon.

3. Mengembangkan jaringan pemasaran briket batubara sarang tawon.

4. Riset dan pengembangan untuk kualitas produk briket batubara sarang tawon

5. Pengembangan aneka jenis produk berbasis briket batubara.

B. Manajemen Perusahaan 1. Struktur Organisasi

PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM dipimpin oleh dua orang direktur utama, yang langsung membawahi para karyawan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1.

2. Ketenaga Kerjaan

PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM memiliki komitmen terhadap peningkatan sumberdaya manusia. Hal ini dapat menjamin bahwa setiap karyawan mampu melakukan tugas mereka dengan efesien dan selamat serta bertanggung jawab atas apa yang mereka kerjakan. Seluruh karyawan PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM yang eksis dalam perusahaan tersebut berjumlah kurang lebih 9 orang. Seluruh karyawan merupakan karyawan tetap, setiap karyawan memiliki tanggung jawab pada tiap satu unit bagian dan menggunakan system kerja berupa rolling atau bergantian.

Kelanjutan dan keberhasilan pabrik tersebut akan tergantung kepada kemampuan dan semangat para pekerja yang terlibat. Dalam hal ini manajemen

(16)

7

PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM telah mempersiapkan sistem pelatihan yang menyeluruh, baik menagerial maupun keahlian untuk menunjang karyawan menjadi profesional.

C. Lokasi Dan Waktu Kegiatan PKL 1. Waktu dan Tempat

Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) pada PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2010 sampai dengan tanggal 7 April 2010 dengan waktu kerja mulai pukul 08.30 WITA sampai jam 16.00 WITA dengan jumlah hari kerja 4 hari dalam 1 minggu yang bertempat di jalan Jakarta Loa Bakung Samarinda Kalimantan Timur. Kegiatan ini dilakukan di setiap bagian produksi, dimulai dari persiapan bahan baku hingga proses pemasaran.

2. Pembagian Proses Produksi

Kegiatan praktek kerja lapangan pada PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM dilaksanakan di divisi produksi yang terdiri dari beberapa bagian yaitu seperti terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1 Kegiatan praktek kerja lapangan pada PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM

No Bagian Awal Pelaksanaan Akhir Pelaksanaan Keterangan

1 Persiapan Bahan Baku 31 Maret 2010 07 April 2010

3 Proses pembuatan briket 11 Maret 2010 17 Maret 2010

4 Proses pengeringan briket 18 Maret 2010 22 Maret 2010

5 Penanganan produk akhir 23 Maret 2010 28 Maret 2010

(17)

Dalam pembuatan briket Batubara bahan baku yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut :

1. Persiapan Serbuk Batubara

Serbuk batubara ini diperoleh dari tambang batubara yang ada di sekitar samarinda. PT.CITRA BUANA BORNEO dalam hal ini menggunakan batu bara dengan nilai kalor 4800-6000 kalori dengan harga Rp. 400.000,- perton. Kemudian batubara yang masih kasar disetarakan butiranya dengan alat chrosser dengan ukuran saringan 80 mes sehingga terbentuklah butiran seperti gula pasir. Lalu batubara yang sudah dihancurskan ditampung pada tempat penampungan yang letaknya dekat dengan alat mixer fungsinya untuk mempermudah proses selanjutnya.

(18)

9

Alat yang digunakan untuk pembuatan serbuk batubara adalah Mesin Chroser, Arto, Sekop, Sarung Tangan, Masker, Sepatu, Topi, Baju Dan Celana Panjang.

Bahan yang digunakan untuk pembuatan serbuk batubara adalah Batubara yang masih mentah.

2. Persiapan Serbuk Tanah Liat

Untuk mendapatkan Serbuk Tanah Liat diperoleh dari membeli batubata yang belum dibakar namun yang sudah kering dengan harga Rp.800,- perbatanya. Sama halnya dengan batubara bata ini juga dihancurkan dengan ukuran saringan 80 mes juga agar terbentuk butiran-butiran seperti yang diinginkan. Setelah menjadi butiran seperti yang diinginkan serbuk tanah liat ditampung pada tempat penampungan yang letaknya dekat dengan alat mixer fungsinya juga sama yaitu untuk lebih mempermudah proses selanjutnya.

Gambar 3. Batubata Yang Siap Untuk Dicrosser (Dihancurkan)

Alat yang digunakan untuk pembuatan serbuk Tanah Liat adalah Mesin Chroser (penghancur), Artco(gerobak dorong), Sekop, Sarung Tangan, Masker, Sepatu, Topi, Baju Dan Celana Panjang.

(19)

Bahan yang digunakan untuk pembuatan serbuk Tanah Liat adalah Tanah Liat yang belum dibakar.

3. Persiapan Tepung Tapioka Dan Soda Api

Untuk mendapatkan kedua bahan ini PT.Citra Buana Borneo membeli dari toko terdekat. Kemudian soda api dicampur dengan air untuk memudahkan dalam penggunaan soda api itu sendiri yang fungsinya sebagai bahan pemanas yang dapat mematangkan tepung tapioka, sehingga lebih kompak bahan baku satu dengan lainya dan mudah untuk dibentuk.

B.Proses Pembuatan Briket 1. Proses Pencampuran ( Mixing )

Setelah semua bahan baku selesai dipersiapkan maka proses selanjutnya adalah pencampuran semua bahan baku ( Mixing ). Dalam proses ini semua bahan baku diaduk sehingga antara bahan baku yang satu dengan bahan baku yang lainya menyatu, Di PT.CITRA BUANA BORNEO proses mixing dimulai dari pengambilan serbuk batubara dari tempat penampungan dimasukan kedalam mixer sebanyak 80 %. Kemudian disusul dengan memasukan serbuk tanah liat sebanyak 17,5 %, lalu berikutnya memasukan tepung tapioka sebanyak 2,5 % disusul dengan memberikan cairan soda api sebanyak ± 6 liter dan air secukupnya. Dalam proses produksinya, PT. CITRA BUANA BORNEO KALTIM biasanya mampu mencapai 14 – 15 kali mixing perharinya.

(20)

11

Dalam proses mixing untuk mengetahui adonan itu sudah matang atau belumnya dapat dilihat dengan cara mengepal-ngepal adonan dan dilhat apabila hasil kepalan sudah keras dan tidak gembur (menggumpal) maka adonan itu sudah matang, namun apabila hasil kepalan belum keras dan gembur berarti adonan tersebut belum matang. Rata-rata waktu untuk sekali mixing adalah 15 menit.

Gambar 4. Mesin Mixer (Pencampur)

Alat yang digunakan untuk proses pencampuran (mixing) adalah Mixer, Skop, Ember Cat Ukuran 20 Kg, Masker, Sarung Tangan.

Bahan yang digunakan untuk proses pencampuran (mixing) adalah Serbuk Batubara, Serbuk Tanah Liat, Tepung Tapioka, Soda Api,Air.

2. Proses Pencetakan Atau Pengempaan

Proses persiapan alat dapat dilakukan sesaat sebelum proses pencetakan. Setelah adonan didalam mixer matang langkah berikutnya adalah mencetak adonan yang sudah jadi pada mesin pencetak atau pengepres. Pertama-tama membuka alat pencetak briket, setelah mesin terbuka lalu memasukan adonan yang sudah jadi dalam alat pencetak dengan menggunakan skop. Rata-rata alat pencetak penuh dengan 2-3 sekop lalu

(21)

adonan ditekan-tekan kedalam mesin pencetak supaya menjadi padat dengan menggunakan tangan. Setelah dirasa cukup padat maka mesin kempa dijalankan atau diturunkan atau ditutup. Biasanya pada sebuah briket pengempaan diulangi dua kali untuk lebih memadatkan hasilnya.

Setelah dirasa cukup kempa dibuka kembali dan briket yang sudah jadi dikeluarkan dan dibersihkan dari serpihan sisa-sisa pengempaan dengan menggunakan kuas. Lalu Briket yang sudah jadi dan bersih dari serpihan-serpihan sisa pencetakan diletakan didalam artco (kereta dorong) dengan tinggi tumpukan maksimal 4-5 tumpukan. Karena briket yang baru selesai dicetak masih basah maka pada setiap satu tumpukan briket diberi alas kardus supaya tidak lengket. Setelah tumpukan sudah sesuai dengan yang diiginkan, briket yang baru dicetak langsung dimasukan keruang pengeringan (pengovenan) seperti yang terlihat pada gambar.

(22)

13

Alat yang digunakan untuk proses pencetakan adalah Mesin Kempa, Artco(gerobak dorong), Sekop, kuas, Sarung Tangan, Masker, Sepatu, Topi, Baju Dan Celana Panjang.

Bahan yang digunakan untuk proses pencetakan adalah Serbuk adonan dari mixer yang sudah matang.

3. Proses Pengeringan Briket

Dari tempat pencetakan briket langsung ditransfer menuju tempat pengeringan dengan menggunakan artco(gerobak dorong), setelah sampai ditempat pengeringan briket diletakan dan ditata diatas rak-rak oven dengan rapi dan hati-hati karena rak tempat meletakan briketnya agak sempit dan briketpun masih dalam keadaan basah jadi harus hati-hati dalam meletakanya supaya tidak penyok saat berbenturan dengan rak. Ditata dengan arah melintantg dengan arah rak dan jarak antara satu briket dengan briket lainya jangan terlalu dekat dan juga jangan terlalu jauh kira dengan jarak 3cm – 5cm kearah belakang dan 5cm – 7cm kearah samping, hal ini bertujuan agar penyusunan briket tidak terlalu dekat sehingga proses pengeringan dapat berjalan dengan optimal.

Dalam pengaturan di rak briket batubara yang bara urut-urutanya adalah diantara tumpukan rak-rak yang ada semakin kebawah maka briket semakin basah karena tiap harinya briket dinaikan satu rak sekaligus posisinya dibalik agar cepat kering jadi posisinya yang dulunya dibawah mennjadi diatas dan sebalaiknya untuk briket yang posisinya dirak paling atas ditampung ditempat penampungan di dekat tempat packing. Menurut keterangan

(23)

karyawan disana tempat oven itu biasanya penuh dalam waktu satu minggu namun rata-rata mereka memanen briket dalam waktu tiga hari sekali dan juga kadang sesuai kebutuhan atau pesanan. Bisa juga walupun brikrt belum begitu kering betul sudah diletakan ditempat penampungan dekat dengan lokasi pengepakan terlebih dahulu untuk selanjutnya bisa dipacking karena pengepakan briket biasnya tidak langsung tetapi menunggu tempatnya penuh dulu nanti baru sekalian dipacking (dikemas).

Gambar 7. Rak Pengeringan Briket

Alat yang digunakan untuk proses pengeringan briket adalah, Arto, Sekop, Sarung Tangan, Masker, Sepatu, Topi, Baju Dan Celana Panjang.

Bahan yang digunakan untuk proses pengeringan adalah briket yang masih basah yang baru selesai dicetak.

C. Penanganan Produk Akhir 1. Proses Pengepakan Briket

Dalam pengepakan briket di PT.CITRA BUANA BORNEO menggunakan kardus sisa yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan mereka. Dalam hal modifikasi kardus itu dibuat dalam bentuk persegi yang dapat memuat 12 briket dalam satu kardusnya. Untuk

(24)

15

ukuran perbriketnya adalah 12,5 cm x 7,5 cm. jadi kardusnya kira-kira berukuran lebih besar sedikit dari ukuran briket apabila ditumpuk tiga. Cara packingnya adalah briket dimasukan empat dibawah empat ditengah dan empat datas. Untuk empat briket pertama yang diletakan dibawah cara menyusunya adalah muka yang paling bagus diletakan dibawah kemudian untuk empat briket yang berda ditengah tidak apa-apa sembarangan dan untuk empat briket yang paling atas muka briket yang bagus harus berada diatas, kenapa demikian karena nanti pada saat briket dibuka oleh konsumen yang terlihat pertama kali adalah muka atau permukaan yang bagus menurut keterangan dari karyawan agar memberikan citra yang bagus bagi produk maupun perusahaan itu sendiri. Setelah kardus penuh maka untuk mengunci dan memperkuat kardus digunakanlah isolatif atau lakban. Untuk langkah selanjutnya setelah pengepakan selesai hasilnya diletakan ditempat penampungan dan berikutnya ditempat penampungan itu briket yang sudah dikemas diberi merk. Seperti yang terlihat dalam gambar dilampiran.

Gambar 8. Memasukan Briket Dalam Kemasan Gambar 9. Melekatkan Kemasan Alat yang digunakan untuk proses pengepakan briket adalah, Kardus

(25)

Bahan yang digunakan untuk proses pengepakan briket adalah briket yang sudah kering.

2. Proses Pemasaran

Untuk memasarkan produknya PT.CITRA BUANA BORNEO menurut direkturnya sendiri pertama-tama melihat daerah atau tempat yang mempunyai potensi menggunakan briket seperti daerah yang banyak memelihara ayam. Kemudian dari pihak perusahaan menawarkan kepada mereka tentang produk briket yang mereka produksi dan untuk saat ini pasar yang sudah ditembus oleh perusahaan meliputi Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi. Yang paling besar pemesananya diantara tiga konsumen di PT.CITRA BUANA BORNEO adalah daerah Sulawesi. Untuk pendistribusianya angkutan bisa dari pihak perusahaan bisa juga dari pihak konsumen tetapi rata-rata dari pihak konsumen yang menyediakan transportnya karena bisa mendapatkan potongan harga.

(26)

17

3. Bagan Alir Pembuatan Briket

Batubara, Batu bata

Penggerusan

Pencampuran

Pecetakan

Pengeringan

Pengemasan

(27)

Dari uraian kegiatan program PKL yang dilaksanakan di PT.CITRA BUANA BORNEO dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kegiatan pembuatan briket di perusahaan terdiri dari beberapa proses yang penting yaitu proses persiapan bahan baku, mixing (pencampuran), pencetakan atau pengepressan, pengovenan, pengepakan dan pemasaran.

2. Untuk menghasilkan briket batubara yang berkualitas tinggi mutlak diperlukan bahan-.bahan yang berkulitas dan perlakuan yang tepat.

B. Saran

1. Dalam pembuatan briket batubara selain menguasai materinya secara matang juga harus sering mempraktekannya agar hasil yang diperoleh benar-benar dapat di pertanggungjawabkan dan berkualitas.

2. Sedangkan untuk perusahaan, penulis menyarankan agar Perusahaan juga perlu memperhatikan SDM (Sumber Daya Manusia) bagi karyawan yang memiliki nilai Skill lebih sehingga dapat memberikan motivasi tersendiri bagi setiap karyawan untuk lebih giat dan lebih disiplin lagi dalam melakukan pekerjaan dan memberikan pelatihan yang berkesinambungan kepada karyawan dengan cara mendatangkan seorang pelatih baik itu didalam negeri maupun di luar negeri.

(28)

19

semua kegiatan yang dilakukan pada saat PKL, dan dapat berguna bagi mahasiswa itu sendiri di masa yang akan datang dalam menghadapi dunia kerja nantinya.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2010), Batubara, http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bara. Anonim (2010), Briket Batubara, http://energialternatif.ekon.go.id.

(30)

20

(31)

Gambar 1. Struktur Organisasi Perusahaan Pimpinan Perusahaan Bagian Produksi Bagian Pemasaran Bagian Administrasi dan Umum Bagian Maintenance

(32)

22

Lampiran 2

1. Tumpukan Batu Bara Dengan Nilai Kalor 4800-6000 Gambar 1 Tumpukan Batu Bara

(33)

Lampiran 3

2. Mesin Crosser (Penghancur) Gambar 1 Mesin Crosser (Penghancur)

(34)

24 Gambar 1 Serbuk Batubara

Lampiran 4

4. Persiapan Serbuk Tanah Liat

Gambar 1 Batu Bata Mentah Gambar 2 Pengkrosseran Batubata

5. Mesin Crosser Cekat Saat Mencrosser Batu Bata Yang Masih Basah Gambar 1 Membersihkan Mesin Yang Cekat

(35)

Lampiran 5

6. Proses Pencampuran ( Mixing)

(36)

26 7. Proses Pencetakan Atau Pengempaan

Gambar 1 Mencetak Adonan Yang Sudah Matang

Lampiran 6

8. Proses Pengeringan Briket

Gambar 1 Rak Briket Gambar 2 Menyusun Briket Di Rak

9. Proses Pengepakan Briket

(37)

Gambar 6 Pemberian Label

Lampiran 7

10.Proses Pendistribusian Gambar 1 Proses Loading (Memuat Briket)

Gambar

Tabel  1  Kegiatan  praktek  kerja  lapangan  pada  PT.  CITRA  BUANA  BORNEO  KALTIM
Gambar 1. Penumpukan Bahan Baku         Gambar 2. Mesin Chroser (penghancur)
Gambar 3. Batubata Yang Siap Untuk Dicrosser (Dihancurkan)
Gambar 5. Karyawan Sedang Mencetak    Gambar 6. Mesin Pencetak Briket
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 100% responden menyatakan bahwa tidak ada upaya yang dilakukan pemerintah kabupaten Bojonegoro terhadap penanganan banjir

Tidak sampai disitu, terkait laporan akhir pertanggungjawaban ini juga terdapat di dalam Surat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Program Mahasiswa Wirausaha Universitas Sriwijaya

Little Dragon’s Story adalah game 3D bergenre survival yang dapat dimainkan pada desktop, dilengkapi dengan fitur colorblind mode atau fitur yang ditujukan untuk pemain yang

Hasіl penelіtіan іnі mendukung penelіtіan Suendro (2010) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh sіgnіfіkan varіabel Іnovasі terhadap Kіnerja Pemasaran.Munculnya

Tentunya disain organisasi yang baik akan mempertimbangkan semua faktor tersebut sampai terbentuknya struktur organisasi yang efektif

Data spasial merupakan data yang memuat tentang lokasi suatu objek dalam peta berdasarkan posisi geografis objek tersebut dalam bumi dengan menggunakan sistem

Berdasarkan hasil analisis yang peneliti lakukan terhadap perangkat pembelajaran disekolah SMPN 1 Banda Aceh, model yang digunakan dalam perangkat pembelajaran tersebut

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Antari dan Dana (2012). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada jenis perusahaan yang