• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KUANTITATIF TERHADAP PROTEIN DAN ASAM AMINO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA KUANTITATIF TERHADAP PROTEIN DAN ASAM AMINO"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

ANALISA KUANTITATIF TERHADAP PROTEIN

DAN ASAM AMINO

Oleh:

Nama : Ai Rikani NIM : 1147020004 Kelompok : II (Dua) Kelas : Biologi 3 - A

Tanggal praktikum : 26 Oktober 2015 Tanggal Pengumpulan : 09 Oktober 2015

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

(2)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Tabel Standarisasi NaOH

Perlakuan Hasil Pengamatan

 10 ml asa oksalat + 2 tetes indicator PP.

 Dititrasi dengan NaOH

 Larutan tidak berwarna  Volume akhir titrasi 15,1 ml  Warna larutan merah muda sekilas.

3.2. Hasil Titrasi Formol untuk Sampel

Perlakuan Hasil pengamatan

 19 ml susu.

 Ditambahkan 20 ml aquades.  Ditambahkan 1 ml PP.

 Ditambahkan 0,4 ml oksalat jenuh.  Dikocok homogen.  Di diamkan 2 menit.  Dititrasi NaOH 0,1 N.  Ditambah 2 ml formalin.  Dihomogenkan.  Dititrasi NaOH 0,1 N.

 Warna susu putih kental

 Susu menjadi encer dan warnanya masih tetap putih.

 Warna larutan masih tetap putih susu.  Tidak ada perubahan warna

 Tidak ada perubahan warna.  Tidak ada perubahan warna.  Merah muda seulas.

 Merah muda lebih lembut.

 Merah muda lebih lembut lagi dari ketika ditambahkan formalin.

 Warna larutan merah muda.

3.3. Hasil Titrasi Formol untuk Blanko

Perlakuan Hasil pengamatan

 39 ml aquades.

 Ditambahkan 1 ml PP.

 Ditambah 0,4 ml oksalat jenuh.  Dikocok homogen.

 Di diamkan 2 menit.  Dititrasi NaOH 0,1 N.

 Tidak berwarna  Tidak berwarna

 Tidak ada perubahan warna  Tidak ada perubahan warna.  Tidak ada perubahan warna  Merah muda

(3)

 Ditambah 2 ml formalin.  Dihomogenkan.

 Dititrasi NaOH 0,1 N.

 Merah muda.  Merah muda.

 Warna larutan merah muda.

3.4. Tabel Volume Titrasi Sampel

Titrasi ke Volume NaOH 0,1 N Keterangan

1 34,5 ml Larutan hasil titrasi merah muda 2 16,2 ml Larutan hasil titrasi merah muda

∑ = 50,7 ml  Vakhir = 25,35 ml

3.5. Tabel Volume Titrasi Blanko

Titrasi ke Volume NaOH 0,1 N Keterangan

1 5,6 ml Larutan hasil titrasi merah muda

2 3,6 ml Larutan hasil titrasi merah muda

∑ = 9,2 ml  Vakhir = 4,6 ml 3.6. Perhitungan  Standarisasi NaOH V1 . N1 = V2 . N2 10 x 0,1 = 15,1 x N2 N2 = 0,33  %Protein terpisah

Vformol = Vsampel – Vblanko = 50,7 – 9,2

= 41,5  %kadar protein

(4)

3.7. Pembahasan

Praktikum kali ini adalah menganalisa secara kuantitatif kandungan protein dan asam amino. Sampel yang digunakan adalah susu Anlene dengan kadar protein yang tertera pada kemasan adalah 4 gram/110 ml atau sekitar 6% dari keseluruhan bahan yang terkandung di dalamnya. Tuuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui kadar protein dan asam amino yang terkandung dalam susu ini apakah sesuai dengan yang tertera pada kemasan atau tidak.

Metode yang digunakan adalah metode titrasi formol. Prinsip dari metode ini adalah apabila suatu larutan protein dinetrakan dengan basa (NaOH) lalu ditambahkan formalin maka akan membentuk dimethilol. Dengan terbentuknya dimethilol ini berarti gugus aminonya sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi reaksi antara asam dan basa NaOH sehingga akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat. Indicator yang digunakan adalah PP, akhir titrasi bila tepat terjadi perubahan wara menjadi merah muda yang tidak hilang dalam 30 detik.

Langkah pertama adalah melakukan standarisasi NaOH dengan asam oksalat jenuh. Dimana ketika asam oksalat jenuh ditambahkan 2 tetes indicator PP tidak membentuk warna baru, larutan tetap tidak berwarna. Namun, ketika dititrasi dengan NaOH sebanyak 15,1 ml maka larutan berubah menjadi merah muda seulas. Tujuan dari standarisasi ini adalah untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan yang dihasilkan. Selanjutnya larutan standar ini digunakan dalam proses analisis protein dengan metode titrasi formol atau asam-basa. Proses standarisasi perlu dilakukan karena berfungsi untuk mengetahui apakah larutan merupakan larutan standar primer atau sekunder. Larutan standar sekunder biasanya bersifat tidak stabil sementara larutan standar primer cenderung lebih stabil. Dalam standarisasi ini juga digunakan indicator PP yang berfungsi untuk memberikan perubahan warna yang terang pada saat titik akhir titrasi, karena PP merupakan asam yang snagat lemah dalam keadaan tidak terionisasi tetapi jika dalam lingkungan basa PP akan terionisasi lebih banyak dan akan memberikan perubahan warna.

Langkah kedua adalah melakukan titrasi formol untuk sampel. 19 ml susu disiapkan kemudian ditambahkan aquades sebnayak 20 ml sehingga volume akhirnya adalah 39 ml. fungsi dari penambahan aquades adalah untuk menghidrolisis protein dalam sampel menjadi asam amino. Kemudian ditambahkan 1 ml indicator PP yang berfungsi untuk memberikan perubahan warna pada sampel saat dititrasi dengan NaOH. Pada saat penambahan aquades dan indicator PP ini tidak terjadi perubahan warna apa-apa pada

(5)

warna larutan, larutan tetap berwarna putih susu., hanya saja pada saat penambahan aquades larutan menjadi lebih encer.

Langkah selanjutnya adalah larutan sampel yang telah ditambah indicator PP kemudian ditambahkan 0,4 ml oksalat jenuh, fungsi dari penambahan oksalat jenuh ini adalah untuk memblokade gugus amino (-NH2) Pada asam amino sehingga hanya terdapat gugus karbonil (-COOH) pada ujung rantai yang akan bereaksi dengan NaOH. Penambahan oksalat juga berfungsi untuk mempermudah hidrolisis protein. Pada penambahan oksalat jenuh ini tidak terjadi perubahan warna. Kemudian dialakukan penggojokan secara homogen yang bertujun untuk homogenesis sehingga semua larutan dalam sampel dapat tercempur sempurna. Kemudian didiamkan selama 2 menit yang bertujuan agar larutan yang mengandung protein benar-benar terhidrolisis. Selama pendiaman ini tidak terjadi perubahan warna karena memang penambahan ini buka bertujuan untuk membuat peruabahan warna.

Sampel kemudian dititrasi dengan NaOH sampai warnanya berubah menjadi merah muda seulas, titrasi ini bertujuan untuk menetralkan gugus-gugus karboksilat yang terdapat pada asam amino yang setara dengan banyaknya protein dalam sampel. Kemudian ditambahkan 2 ml formalin yang berfungsi untuk memblokade gugus amino (NH2) dari asam-asam amino dan menguatkan sifat asam dari asam amino. Selain itu juga untuk membentuk dimethilo yang menandakan asam aminonya sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi reaksi antara asam dan basa NaOH sehingga akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat. Penambahan ini merubah warna larutan menjadi merah muda seulas yang berubah menjadi merah muda lebih lembut. Larutan kemudian dihomogenkan untuk menghomogenesis agar larutan tercampur sempurna. Pada proses ini tidak terjadi perubahan warna. Larutan sampel kemudian dititrasi kembali dengan NaOH sampai laruta berwarna merah muda kembali.

Percobaan selanjutnya melakukan titrasi formol untuk blanko. Larutan yang digunakan adalah aquades yang ditambahkan dengan oksalat jenuh dan indicator PP dan ketika dititrasi dengan NaOH larutan menjadi berwarna pink lebih tajam. Ketika ditambahkan formalin larutan tetap berwarna merah muda, hal ini menandakan bahwa larutan blanko tidak mengandung protein. Adapun tujuan dari pembuatan blanko ini adalah hanya untuk mengetahui jumlah ml NaOH yang bereaksi dengan zat-zat kimia yang digunakan dalam analisis ini yaitu aquades, oksalat jenuh dan formalin.

(6)

Volume akhir titrasi dari titrasi formol untuk sampel adalah 25,35 ml sementara pada titrasi blanko hanya 4,6 ml. Sementara itu kadar protein yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa susu Anlene mengandung protein sebanyak 75,9%, sementara pada kemasan tertera 6%. Faktor yang menyebabkan perbedaan yang signifikan ini adalah kesalahan pada titrasi blanko. Pada titrasi blanko ini tidak mencapai titik akhir titrasi sehingga tidak terjadi peruabahan warna larutan menjadi lebih pudar.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa kadar protein yang terkandung dalam susu Anlene dengan metode titrasi formol sebesar 75,9%. Sementara pada kemasan teretera 6%, perbedaan yang signifikan ini adalah disebabkan adanya kesalahan pada perlakuan titrasi blanko.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Nurdin. 2011. Reaksi Analisa Protein. Jakarta: UI Press.

Budimawaranti. 2011. Komposisi dan Nutrisi Pada Susu. Yogyakarta: FMIPA UNY. Colby, D. S. 1985. Ringkasan Biokimia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Harjadi, W. 1994. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Grameedia.

Herawati, Rina. 2011. Analisa Makanan. Yogyakarta: UNY.

Lehninger, A. L. 1979. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1 dan II. Surabaya: Erlangga.

Mathews, CK, Van Holde, KE, Ahern, KG. 2000. Biochemistry 3rd Ed. San Fransisco:

Addison-Wesley Publ-Co.

Poedjiadji, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.

Sudarmadji, Slamet. 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty Press.

(7)

LAMPIRAN TUGAS Soal:

1. Jelaskan prinsip dari analisa kuantitatif protein dan asam amino dibawah ini: a. Metode Lowry

b. Metode Folin Ciocalteu

2. Bagaiman cara mengidentifikasi keberadaan asam nukleat dalam protein. Jawaban:

1. a). larutan Lowry ada dua macam yaitu A yang terdiri dari Fosfotungsat (1:1) dan larutan Lowry B yang terdiri dari –Na Carbonat 2% dalam NaOH 0,1 N, kupri sulfat dan Na-K-tartat 2%. Dalam metode ini terlibat dua reaksi, awalnya kompleks Cu (II) akan tereduksi menjadi Cu (I). Ion Cu+ kemudian akan mereduksi reagen Foline-Ciocalteu, kompleks phospomolibda-phosphotugstat (phosphomolbdotungstat), mengahsilkan heteropoly molybdenum blue akibat reaksi oksidasi gugus aromatik (rantai samping asam amino terkatalis Cu yang memberikan warna biru intensif yang dapat dideteksi secara kalorimetri.

b). prinsip metode Folin-ciocalteu adalah oksidasi gugus fenolik hidroksil. Pereaksi ini mengoksidasi fenolat (garam alkali), mereduksi asam heteropili menjadi suatu kompleks molybdenum-tngsten (MoW). Fenolat hanya terdapat pada larutan basa tetapi reaksi folin-ciocalteu dan produknya tidak stabil pada kondisi basa. Selama proses berlangsung,gugus fenolik-hidroksil bereaksi dengan pereaksi folin-ciocalteu membentuk kompleks fosfotungstat-fosfomolibdat berwarna biru dengan struktur yang belum diketahui dan dapat dideteksi dengan spetrofotometer. Semakin besar konsentrasi fenolik maka semakin besar ion fenolat yang akan mereduksi asam heteropili sehingga warna biru yang dihasilkan akan semakin pekat.

2. Untuk memperoleh asam nukleat dari protein dapat dilakukan ekstraksi protein menggunakan garam IM untuk melarutkan nucleoprotein. Untuk memecah menjadi asam-asam nukleat dapat ditambahkan asam-asam-asam-asam lemah atau alkali secara hati-hati atau ditambahkan NaCl untuk mengendapkan protein. Ekstraksi terhadap jaringan-jaringan dengan asam-asam trikloroasetat dapat pula memisahkan asam nukleat. Denaturasi protein dalam campuran dengan asam nukleat itu dapat pula menyebabkan denaturasi asam nukleat itu sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

Electronic Road Pricing (ERP) merupakan skema tol elektronik untuk mengatur lalu lintas melalui road pricing sebagai mekanisme penggunaan berbasis

Kapasitas produksi Sodium Klorat di dunia pada tahun 1992 sekitar 2,3 juta ton dengan 1,61 juta ton diproduksi oleh pabrik di Amerika Utara. Proses pembuatan Sodium

PANITIA MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN MAHASISWA NASIONAL XV. UNIVERSITAS BRAWIJAYA UNIVERSITAS

Pada contoh, dapat terlihat bahwa pada atribut data mentah atau raw data memiliki penulisan nama objek dengan huruf kecil, namun jika dibandingkan dengan data hasil input, nama

BOS K7 REALISASI PENGGUNAAN DANA TIAP JENIS ANGGARAN TAHUN AJARAN 2015/2016 PERIODE APRIL 2016 - JUNI 2016 (Triwulan ke 2) Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Malang Kecamatan : Klojen Kota

Berdasarkan penelitian dan dilanjutkan dengan penganalisaan serta penafsiran data yang telah penulis lakukan tentang peranan guru Akidah Akhlak dalam

Parliamentary threshold yang merupakan mekanisme ambang batas dalam Pemilu legislatif memiliki persamaan dengan mekanisme pemilihan anggota ahl al-hall wa al-'aqd,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi ngengat Citripestis sagitiferella terhadap minyak atsiri yang diekstrak dari tiga varietas jeruk (manis pacitan, besar