MAIMUN MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Disusun Oleh : DINDA KELANA WATI
140907027
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2019
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI
BISNIS
HALAMAN PERSETUJUAN
Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh:
Nama : DINDA KELANA WATI
NIM : 140907027
Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis
Judul :Pengaruh City Branding terhadap City Image dan Keputusan Berkunjung Wisatawan ke Istana Maimun Medan
Medan, 5 September 2019 Dosen Pembimbing Ketua Program Studi
Faisal Eriza, S.Sos, MSP Prof. Dr. Marlon Sihombing, NIP: 1991052 7201704 2 001 NIP: 19590816 198611 1 003
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si NIP: 19740930 200501 1 002
iv
ABSTRAK
PENGARUH CITY BRANDING TERHADAP CITY IMAGE DAN KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN KE ISTANA MAIMUN
MEDAN
Nama : Dinda Kelana Wati
NIM : 140907027
Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Faisal Eriza, S.Sos, MSP
Setiap daerah memiliki nama dan identitas tersendiri. Bahkan kerap sekali penamaan merek pada suatu daerah/tempat disebut City Branding. Terlebih lagi apabila faktor ini dapat mampu menciptakan citra pada kota (City Image) dan mempengaruhi keputusan berkunjung ke suatu tempat wisata. Maka dari itu dalam penelitian ini, city branding digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruhnya terhadap City Image dan keputusan berkunjung wisatawan ke Istana Maimun Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah City Branding berpengaruh terhadap City Image kota Medan, City Branding berpengaruh terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan ke Istana Maimun, dan City Image berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan data primer atau kuisioner sekaligus dan sekunder. Pada analisis data ialah dengan metode analisis jalur (path analysis). Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan Istana Maimun, pengambilan sampel menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu purposive sampling pada wisatawan Istana Maimun dengan sampel sebanyak 96 orang.
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa City Branding memiliki pengaruh langsung dan signifikan terhadap City Image dengan persentase sebesar 40,4%. Begitu sama halnya City Branding terhadap Keputusan Berkunjung sebesar 9,5% dan City Image terhadap Keputusan Berkunjung sebesar 31,3%.
Kata Kunci : City Branding, City Image, dan Keputusan Berkunjung
v
ABSTRACT
EFFECT OF CITY BRANDING AND CITY IMAGE ON TOURIST’S DECISION TO VISIT ISTANA MAIMUN KOTA MEDAN
Nama : Dinda Kelana Wati
NIM : 140907027
Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Pembimbing : Faisal Eriza, S.Sos, MSP
Every place has its own name and identity. Moreover when giving named to a place or city (City Branding) can create an image with that city or place (City Image). Therefore both of this factor can influence tourist‟s decision to visit some attractive place. Therefore in this research, city branding and city image is used to measure quantity of its influencer on tourist‟s decision to visit Istana Maimun kota Medan.
This research aims to know and analyze how City Branding take effect on City Image kota Medan, City Branding take effect on tourist‟s decision to visit Istana Maimun, and City Image take effect on tourist‟s decision to visit.
This research used quantitative research with primary data or questionnaire and secondary data. For analyze data will use path analysis method. The population in this study is tourist of Istana Maimun, while taking sample is using nonprobability sampling technique named purposive random sampling on tourist of Istana Maimun with total of sample 96 people.
The result of this study indicated that City Branding has direct influence and significant on City Image with percentage 40,4%.. This same with City Branding on tourist‟s decision to visit with percentage 9,5% and City Image on tourist‟s decision to visit with percentage 31,3%.
Kata Kunci : City Branding, City Image, dan Touris’t Decision to vis
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi dengan judul “Pengaruh City Branding terhadap City Image dan Keputusan Berkunjung ke Istana Maimun Medan”.
Dalam pelaksanaan penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak kesulitan yang penulis alami namun dengan adanya perhatian dan arahan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaiakan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua saya, Bapak saya bapak Walgito yang selalu mendo’akan saya sedari kecil hingga saat ini dan Ibunda Siti Aminah yang telah berusaha keras untuk mendidik saya, mendo’akan, memotivasi, membersamai, serta memberikan dukungan moril dan materiil kepada saya demi kesuksesan saya.
2. Kepada seluruh Keluarga, mbak-mbak, abang ipar, keponakan yang tak henti-hentinya memberi semangat untuk saya agar segera menyelesaikan study nya.
3. Bapak Prof. Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
2
5. Ibu Dr. Beti Nasution, Msi selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
6. Bapak Faisal Eriza, S.Sos, MSP selaku dosen pembimbing atas perkenanan untuk meluangkan waktu memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
7. Kak Siswati Saragi, S.Sos. M.SP dan Bang Farid SH selaku bagian Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara atas kebaikan, Kesabaran dan telah banyak membantuk penulis dalam mengurus dan melengkapi berkas-berkas yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Seluruh dosen Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
9. Teman-teman kelas A/2014 Prodi Administrasi Bisnis yang telah mewarnai kisah perkuliahan saya.
10. Sahabat seperjuangan menimba ilmu dikampus Khodijah Panjaitan, Liya Safitri, , Della Aulia. Semoga silaturahim kita tidak terputus sampai disini namun tetap berlanjut sampai ke Jannah-Nya.
11. Adik-adik Adm.Bisnis tersayang Meidy Sayrani (sudah lebih dulu sarjana), Delfin Apriyanti, Anggi Lisnadianti, Desy Indah Lestari, Ayu Permata Sari, Eva Ramadhani, Uswatun Hasanah, Kiki Mayasari, Della Pristya Ningrum, Yuli Afnida, Dina Harniati, Ummi Hasanah, Monik, dan
3
junior bungsu antropologi Suci Ramadhani. Semoga tetap semangat menjalani perkuliahannya hingga selesai.
12. Adik-adik As-Siyasah; Sri Devi Wulandari, Elpiani Tanjung, Asdani Daulay, Nurul Permata Sari, Dwi Wulandari, Dhea Sugita, Shania Fahira, Leni Ariani Haimi, Faizatullaela, Sri Resti Fauzi, Murtika Sari, dan adik- adik lainnya tidak dapat disebutkan satu-satu. Saya ucapkan Terimakasih kebersamaan nya.
13. Temen-temen dari organisasi UKMI AS-SIYASAH FISIP; Dita Maudy Harsa sahabat yang sampai detik ini selalu ada untuk membantu, kak Faridah Nafisah Gultom selalu siap membantu kapanpun, kak Rizky Mardiyah selalu memotivasi, Citra Restu Lestari dan Ely Yanora temen seperjuangan, dan teman lainnya tidak dapat disebutkan satu-satu
14. Temen-temen dari organisasi UKMI AD-DAKWAH USU: Tim KADERISASI; Riva Marcheilla, Gusmila Zulidar, Rizky Mardina, Nurlia Lestari, Ramadani, Arif Maulana. Dan Yulia Shafira (Fasilkom-TI) yang sampai detik ini kita masih sama-sama perjuangan ksripsi saling memotivasi, begitupun banjiran semangat dan penguat dari Annisa Maisaroh(FKG), Annisa Uswatun(FT), Lisa Olivia(Fasilkom-Ti), dan teman-teman lainnya tidak dapat disebutkan satu-satu. Saya ucapkan Terimakasih kebersamaan nya.
15. Seluruh wisatawan yang telah membantu penulis dan berkenan mengisi kuisioner
16. Pengelola Istana Maimun yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian pada tempat wisata ini.
4
Demikianlah skripsi ini dibuat semoga bermanfaat bagipara pembaca pada umumnya dan kepada penulis khusunya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang membaca laporan ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Medan, 7 September 2019
Dinda Kelana Wati
5 DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...
ABSTRACT ...
KATA PENGANTAR ...
DAFTAR ISI ...
DAFTAR TABEL ...
DAFTAR GAMBAR ...
DAFTAR LAMPIRAN ...
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 8
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KERANGKA TEORI ... 10
2.1 City Branding ... 10
2.1.1 Pengertian City Branding ... 10
2.1.2 Tujuan City Branding ... 11
2.1.3 Pentingnya City Branding ... 11
2.1.4 Aspek-Aspek dalam Pengukuran Efektivitas City Branding ... 13
2.2 City Image ... 15
2.2.1 Pengertian City Image ... 15
2.2.2 Komponen-Komponen City Image ... 16
2.3 Keputusan Berkunjung Wisatawan ... 16
2.3.1 Pengertian Wisatawan ... 16
2.3.2 Keputusan Berkunjung ... 17
2.3.3 Indikator-Indikator dalam Keputusan Berkunjung ... 17
2.4 Hubungan antara City Branding dengan City Image dan Keputusan Berkunjung ... 18
2.5 Penelitian Terdahulu ... 19
2.6 Kerangka Pemikiran ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 24
6
3.1 Bentuk Penelitian ... 24
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24
3.3 Populasi dan Sampel ... 24
3.3.1 Populasi ... 24
3.3.2 Sampel ... 25
3.4 Hipotesis Penelitian ... 26
3.5 Definisi Konsep ... 27
3.6 Definisi Operasional... 28
3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 30
3.7.1 Data Primer ... 30
3.7.2 Data Sekunder ... 30
3.8 Skala Pengukuran Variabel ... 31
3.9 Teknik Analisis Data ... 32
3.9.1 Uji Instrumen ... 32
3.9.1.1 Uji Validitas ... 32
3.9.1.2 Uji Realibilitas ... 33
3.9.2 Analisis Jalur (Path Analisys) ... 34
3.9.3 Uji Hipotesis ... 34
3.9.3.1 Uji Parsial (Uji T) ... 34
3.9.3.2 Uji Simultan (Uji F) ... 35
3.9.4 Uji Determinasi (R2) ... 37 BAB IV HASIL PEMBAHASAN ...
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ...
4.1.1 Sejarah Singkat Kota Medan ...
4.1.2 Sejarah Singkat Istana Maimun ……...
4.2 Identifikasi Responden ...
4.3 Analisis Deskripsi Kategori Variabel ...
4.3.1 Variabel City Branding ...
4.3.2 Variabel City Image ...
4.3.3 Keputusan Berkunjung ...
4.4 Analisis Data ...
4.4.1 Uji Instrumen ...
7
4.4.1.1 Uji Validitas ...
4.4.1.2 Uji Realibilitas ...
4.5 Hasil Analisis Jalur ...
4.5.1 Model Diagram Jalur dan Persamaan Struktural ...
4.6 Uji Hipotesis ...
4.6.1 Pengaruh City Branding terhadap City Image ...
4.6.2 Pengaruh City Branding secara Parsial terhadap City Image dan Keputusan Berkunjung ...
4.6.3 Pengaruh City Branding secara Simultan terhadap City Image dan Keputusan Berkunjung …………
4.7 Pembahasan ...
4.7.1 Analisis Deskriptif ...
4.7.1.1 Variabel City Branding ...
4.7.1.2 Variabel City Image ...
4.7.1.3 Keputusan Berkunjung ...
4.7.2 Pembahasan Analisis Jalur ...
4.7.2.1 Pengaruh City Branding terhadap City Image ....
4.7.2.2 Pengruah City Branding terhadap Keputusan Berkunjung ...
4.7.2.3 Pengaruh City Image terhadap Keputusan Berkunjung...
BAB V PENUTUP ...
5.1 Kesimpulan ...
5.2 Saran ...
DAFTAR PUSTAKA ...
8 DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Data Pengunjung wisata Istana Maimun ...
Tabel 3.1 Definisi Operasional ...
Tabel 3.2 Skala Penelitian Kuisioner
...
Tabel 4.1 Deskripsi Responden berdasarkan jenis kelamin ...
Tabel 4.2 Deskripsi Responden berdasarkan Daerah Asal...
Tabel 4.3 Deskripsi Responden berdasarkan Usia ...
Tabel 4.4 Deskripsi Responden berdasarkan Profesi ...
Tabel 4.5 Deskripsi Responden berdasarkan Pendapatan
………
Table 4.6 Deskripsi Responden berdasarkan Jumlah Kunjungan
………..
Table 4.7 Jawaban Responden tentang Suasana Kota Medan ...
Tabel 4.8 Jawaban Responden tentang Keamanan saat berwisata ...
Tabel 4.9 Jawaban Responden tentang wisata berpotensi dikembangkan ...
Tabel 4.10 Jawaban Responden tentang Istana Maimun masih terjaga ...
Tabel 4.11 Jawaban Responden tentang Penataan sarana dan prasarana ...
Tabel 4.12 Jawaban Responden tentang Kota Medan terlihat bersih
……...
9
Tabel 4.13 Jawaban Responden tentang Keramahan penduduk kota Medan ...
Tabel 4.14 Jawaban Responden tentang Kelengkapan Informasi ...
Tabel 4.15 Jawaban Responden tentang Objek wiasata langka ...
Tabel 4.16 Jawaban Responden tentang Obejek wisata menarik ...
Tabel 4.17 Jawaban Responden tentang Kemudahan angkutan umum ...
Tabel 4.18 Jawaban Responden tentang Kebutuhan berwisata ...
Tabel 4.19 Jawaban Responden tentang Mengetahui tagline kota Medan....
Tabel 4.20 Jawaban Responden tentang Daya tarik kota Medan ...
Tabel 4.21 Jawaban Responden tentang Tagline sebagai ciri khas Kota … Tabel 4.22 Jawaban Responden tentang Warisan bangunan bersejarah …..
Tabel 4.23 Jawaban Responden tentang Suasana humanis, sejahtera, religius...
Tabel 4.24 Jawaban Responden tentang Tempat yang dirindukan ....
Tabel 4.25 Jawaban Responden tentang Berbagai etnis di kotya Medan ...
Tabel 4.26 Jawaban Responden tentang Segi harga Istana Maimun ...
Tabel 4.27 Jawaban Responden tentang Segi lingkungan dan kebersihan ....
Tabel 4.28 Jawaban Responden tentang Tergerak menjaga kebersihan ...
Tabel 4.29 Jawaban Responden tentang Rekomendasi kunjungan ...
Tabel 4.30 Jawaban Responden tentang Keputusan berkunjung ...
Tabel 4.31 Jawaban Responden tentang Tertarik berwisata di Medan ...
Tabel 4.32 Jawaban Responden tentang Tarif terjangkau semua kalangan ..
Tabel 4.33 Jawaban Responden tentang Fasiltas, Sarana, Prasarana memuaskan ...
10
Tabel 4.34 Jawaban Responden tentang Peninggalan sejarah Melayu ...
Tabel 4.35 Jawaban Responden tentang Informasi sejarah kesultanan ...
Tabel 4.36 Jawaban Responden tentang Berkunjung mendapatkan referensi Tabel 4.37 Jawaban Responden tentang Senang dan puas berkunjung ...
Tabel 4.41 Hasil Uji Validitas ...
Tabel 4.42 Hasil Uji Realibilitas Variabel City Branding ...
Tabel 4.43 Hasil Uji Realibilitas Variabel City Image ...
Tabel 4.44 Hasil Uji Realibilitas Keputusan Berkunjung ...
Tabel 4.45 Hasil Uji Koefisien Determinasi Struktural I ...
Tabel 4.46 Hasil Uji Statistik t Struktural I ...
Tabel 4.47 Hasil Uji Koefisien Determinasi Struktural II...
Tabel 4.48 Hasil Uji Statistik t Struktural II ...
Tabel 4.49 Hasil Uji Statistik F...
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Logo City Branding Kota Medan ………..
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...
Gambar 4.1 Model Diagram Jalur ...
Gambar 4.2 Model Sub Struktur I ...
Gambar 4.3 Model Sub Struktur II ...
Gambar 4.4 Model Sub Struktural I ...
11
Gambar 4.5 Model Sub Struktural II ...
Gambar 4.6 Model Diagram Jalur dan Hubungannya ...
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kueisioner Penelitian
Lampiran 2 Tabulasi Jawaban 96 Responden Lampiran 3 Tabulasi Uji Validitas dan Realibilitas Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian
12 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia terkenal sebagai negara dengan tingkat pariwisata yang tinggi.
Indonesia terkenal dengan tingkat pariwisata yang tinggi disebabkan karena banyaknya potensi-petensi alam yang baik serta kearifan-kearifan lokal yang mampu menjadi daya tarik pariwisata Indonesia. Mengingat bahwa Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki jumlah pulau lebih dari 17.500 pulau bernama dan tanpa nama. Mulai dari Sabang hingga Marauke. Daerah-daerah tersebut memiliki sejumlah potensi alam dan kearifan lokal baik budaya, tempat bersejarah serta adanya usaha dari pemerintah daerah untuk terus mengelola dan menonjolkan potensi pariwisata tersebut guna untuk meningkatkan perekonomian daerah masing-masing. Salah satunya adalah Medan.
Medan adalah ibu kota provinsi di salah satu pulau terbesar ke-6 di Dunia, bagian utara Indonesia yaitu pulau Sumatera. Medan merupakan ibu kota dari Provinsi Sumatera Utara dengan luas sebesar 265,1 yang menjadi salah satu ibu kota terbesar ke-3 di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Medan merupakan salah satu daerah yang memiliki kebudayaan yang unik. Medan terkenal dengan ikon kota yaitu Istana Kerajaan Deli yang bernama Istana Maimoon.
Istana Maimoon merupakan salah satu tempat objek wisata yang banyak diminati oleh para wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang sedang berkunjung di Kota Medan. Istana Maimoon merupakan istana peninggalan dari Kerjaan Deli. Sejak tahun 1946, istana ini dihuni oleh ahli waris kesultanan Deli.
Istana seluas lebih dari 2,700 meter ini memiliki lebih dari 30 buah ruangan dengan desain interior yang merupakan perpaduan budaya Melayu, Islam, Itali, Spanyol, dan Italia.
Istana Maimoon berdiri kokoh dan megah di tengah Kota Medan dengan warna kuning-hijau khas dari masyarakat Melayu. Obyek wisata Istana Maimoon ini menjadi salah satu destinasi yang populer di Kota Medan dan menjadi salah satu City Image bagi Kota Medan. Desain interiornya yang unik dan sangat kental dengan budaya Indonesia ini lah yang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Istana Maimoon.
Selain berfoto-foto di bangunan bersejarah ini, pengunjung juga dapat melihat-lihat koleksi perabotan Belanda kuno, foto-foto keluarga kerajaan serta koleksi berbagai macam senjata yang pernah digunakan oleh kerajaan. Harga tiket masuk Istana Maimoon adalah Rp. 5000; per orang. Ada terdapat kebijakan lain yang diberikan pihak Istana Maimoon terhadap tiket masuk yang telah ditetapkan dimana khusus kepada pelajar yang datang diberi harga khusus sebesar Rp.3000,- per orang.
Pengunjung juga dapat menyewa baju adat Melayu yang disediakan dan berfoto layaknya bangsawan Melayu. Jika ada momen penting baik dari kerjaan atau pun Kota Medan akan diadakannya pertunjukan Seni khas dari Kerajaan di Istana Maimoon. Objek wisata ini juga dapat dijadikan lahan untuk membuat acara-acara penting dengan tema kebudayaan dengan latar belakang Istana Maimoon yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Tabel 1.1
Data Pengunjung Objek Wisata di Istana Maimun Tahun 2011 – 2015
Tahun Jumlah Pengunjung
(Orang) Perkembangan %
2011 105.000 -
2012 151.550 44,33
2013 162.407 7,17
2014 193.095 18,89
2015 231.714 20,00
Sumber: Sekretaris Yayasan Istana Maimoon
Kegiatan City Branding bukan hanya sebatas membuat slogan atau logo, tetapi merupakan ruh dari kota tersebut. Ruh yang menjiwai segala aktivitas kota penunjangnya. City Branding juga menuntut sinergi dari keseluruhan unsur pembentuk kota, baik dari aspek sumber daya manusia, fasilitas umum, fasilitas sosial maupun sistem transportasi. Tanpa sinergi yang baik upaya City Branding akan sia-sia. Fungsinya tidak hanya mencakup komunikasi pemasaran kota secara umum tetapi dapat juga mendukung strategi pengembangan seni-budaya dan pariwisata, sentra industri dan perdagangan, pendidikan, kesejahteraan masyarakat dan lain sebagainya. Dampak akumulasi semuanya akan turut memutar roda perekonomian dari masyarakat di kota tersebut. (Karim dan Nia, 2012).
Kota Medan sendiri memiliki City Branding yaitu “Medan Rumah Kita”
dengan logo berbentuk Istana Maimoon, daun tembakau serta tulisan Medan Rumah Kita yang dapat menjadi identitas Kota Medan dan dapat mewakili seluruh unsur yang ada di Kota Medan dengan harapan dapat menunjang pemasaran Kota Medan kedepannya.
Gambar 1.1
Logo City Branding Kota Medan
Dengan adanya logo dari City Branding Kota Medan yang berbentuk Istana Maimoon, maka dapat dipastikan City Branding dapat mempengaruhi City Image dan keputusan berkunjung bagi wisatawan domestik maupun mancanegara untuk dapat berkunjung ke Istana Maimoon dan meningkatkan jumlah pengunjung yang ada di Istana Maimoon di tahun setelah logo ini diluncurkan. Namun, masih menjadi sebuah pertanyaan apakah City Branding tersebut benar-benar dapat mempengaruhi City Image dan keputusan berkunjung wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke Istana Maimoon Medan.
Berdasarkan dari permasalahan dan fakta yang ada, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh City Branding terhadap City Image dan Keputusan Berkunjung Wisatawan ke Istana Maimoon Medan”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana pengaruh City Branding terhadap City Image ke Istana Maimun Medan ?
2. Bagaimana pengaruh City Branding terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Istana Maimun Medan ?
3. Bagaimana pengaruh City Image terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Istana Maimun Medan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu:
1. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh City Branding terhadap City Image ke Istana Maimun Medan.
2. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh City Branding terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Istana Maimun Medan.
3. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh City Image terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Istana Maimun Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan penulis yaitu tentang ilmu pemasaran, serta dapat menambah pengetahuan tentang Branding tempat, Citra Kota dan Keputusan Berkunjung Wisatawan Istana Maimun.
2. Bagi Pemerintah Kota Medan
Dapat menjadi evaluasi City Branding yang telah diterapkan yang diharapkan selanjutnya agar menjadi lebih baik untuk membangun kota terutama dalam industri pariwisata kota agar mendatangkan banyak wisatawan. Serta diharapkan pemahaman yang mendalam mengenai pentingnya membangun sebuah Brand yang tidak bersifat sekedar memberikan slogan atau tag line kepada Kota Medan tapi juga memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk mengambil peran dalam mewujudkan keberhasilan brand “Kota Medan”.
3. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi program studi dan memberikan masukan informasi tambahan yang berguna bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian dengan objek maupun masalah yang sama dan mengembangkan di masa yang akan datang atau ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.
7 BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 City Branding
2.1.1 Pengertian City Branding
Brand (merek) adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakab barang dan jasa dari produk-produk milik pesaing (Kotler, 2012)
Jika keseluruhan aktivitas pemasaran harus diringkas menjadi satu kata saja, maka kata yang keluar adalah branding. Jika semua tujuan pemasaran adalah brand loyalty. Tanpa sebuah brand (merek), sebuah produk hanya menjadi komoditas. Brand adalah produk plus dan berhak meminta konsumen untuk memberikan pengorbanan ekstra. Setiap brand adalah produk; tapi tidak semua produk adalah brand. Tanpa brand Nike, sepasang sepatu hanya ak an menjadi sepatu generik yang dijual dengan harga yang jauh lebih rendah.
Secangkir kopi menjadi jauh lebih mahal jika diminum di kafe Starbucks. Nilai yang diciptakan oleh sebuah brand bisa menjadi sangat berarti bagi konsumen yang memang mengkonsumsi suatu produk tidak hanya demi kegunaan fungsional produk tersebut. Bagi produsen, nilai tambah yang diciptakan oleh sebuah brand berarti tambahan keuntungan (Dewi, 2005).
City Branding menuntut sinergi dari keseluruhan unsur pembentuk kota, baik dari aspek sumber daya manusia, fasilitas umum, fasilitas sosial maupun sistem transportasi. Tanpa sinergi yang baik upaya City Branding akan sia-sia.
Fungsinya tidak hanya mencakup komunikasi pemasaran kota secara umum
tetapi dapat juga mendukung strategi pengembangan seni-budaya dan pariwisata, sentra industri dan perdagangan, pendidikan, kesejahteraan masyarakat dan lain sebagainya. Dampak akumulasi semuanya akan turut memutar roda perekonomian dari masyarakat di kota tersebut (Karim dan Nia, 2012).
2.1.2 Tujuan City Branding
Menurut Handito (dalam Sugiarsono, 2009) City Branding perlu dilakukan, berikut :
1. Memperkenalkan kota/daerah lebih dalam.
Penerapan city branding, suatu kota akan memperkenalkan dirinya lebih dalam, karena pihak eksternal harus mengetahui keberadaan suatu kota.
Yang kemudian peningkatan kunjungan terhadap suatu kota semakin tinggi.
2. Memperbaiki Citra.
Citra suatu kota yang sudah dinilai buruk oleh pengunjung maupun penduduk kota sendiri, cukup sulit suatu kota memiliki daya tarik bagi pihak yang berkepentingan, namun salah satu strategi mengembalikan citra positif kota yaitu dengan city branding yang diimbangi dengan implementasi komprehensif, maka akan meningkatkan daya tarik kota sebagai tujuan para pemangku kepentingan.
3. Menarik wisatawan asing dan domestik
Penerapan city branding yang tepat dapat menarik pemangku kepentingan eksternal kota termasuk wisatawan domestik maupun asing. Hal ini dikarenakan wisatawan memandang merek merupakan pembeda satu
dengan yang lainnya sehingga akan memilih suatu tempat dengan keunikan atau ciri khas yang tidak dimiliki kota lain.
4. Menarik minat investor untuk berinvestasi
Tujuan lain dari city branding untuk mendapatkan investasi guna meningkatkan pengembangan kota baik itu dari sektor ekonomi, sosial atau lainnya.
5. Meningkatkan perdagangan
Melalui penerapan city brand suatu kota akan dikenal luas oleh masyarakat baik itu di dalam negeri ataupun luar negeri. Maka akan tercipta suatu transaksi yang dilakukan oleh pihak eksternal kota maupun pihak internal kota yang menyebabkan terjadinya peningkatan perdagangan.
2.1.3 Pentingnya City Branding
Kemajuan R&D, teknologi dan informasi yang semakin cepat mengakibatkan intensitas persaingan yang semakin ketat. Produk sudah mengalami paritas dalam hal kualitas sehingga hanya ada satu cara untuk bertahan hidup, yaitu meyakinkan konsumen bahwa produk kita berada dan lebih unggul dari produk pesaing karena lebih bisa menjawab dan memuaskan kebutuhan konsumen. Branding menjadi satu-satu nya cara untuk bertahan hidup (Dewi, 2005).
Pendapat beberapa pakar, kota adalah kontributor yang sebenar nya dalam pembangunan ekonomi negara karena aktivitas penyumbang pendapatan nasional berlokasi di kota. Sedangkan secara nasional, negara hanya melakukan pencatatan. Kota yang berdaya saing tinggi menjadi tujuan lokasi berpindahnya modal, manufaktur mutakhir, bakat-bakat terbaik, teknologi, turis, event dan warga kaya. Kota memanfaatkan praktik pemasaran lokasi khususnya City Branding, untuk menarik modal, manufaktur, bakat, teknologi, turis, event dan penduduk kaya tersebut. Karena suatu kawasan, lokasi di kota membutuhkan Brand Image (Yananda dan Salamah, 2014: 1-2).
City Branding adalah membangun Citra positif tentang tempat melalui pembangunan spesial maupun non spesial yang membuat perencanaan dan pengelolaan kota menjadi lebih fokus dan terintegrasi pada produksi dan penyampaian pesan yang tepat pada pemangku kepentingan internal dan eksternal kota. City Branding adalah strategi yang membuat suatu tempat (Kota, Kabupaten, Provinsi) mampu berkomunikasi dengan pemangku kepentingan, khususnya warga. Proses ini merupakan proses berkelanjutan yang melibatkan aspek spesial, non spesail, ekonomi, sosial, politik, dan budaya (Yananda dan Salamah, 2014: 34).
2.1.4 Aspek-Aspek dalam Pengukuran Efektivitas City Branding
Menurut Simon Anholt (2007), ada enam aspek dalam pengukuran efektivitas city branding, yaitu:
1. Presence (Kehadiran)
Pandangan pengunjung terhadap status dan reputasi internasional kotanya tersebut secara global. Pengunjung akan mengenal suatu kota dengan melakukan suatu perjalanan atau mengunjunginya. Pasar yang lebih efektif kemungkinan akan melihat potensi dan keunikan apa yang dapat ditawarkan kota tersebut serta dapat memenuhi harapan mereka.
2. Potential (Potensial)
Mempertimbangkan peluang-peluang internal atau pun eksternal kota, misalnya apakah tempat tersebut cocok untuk berbisnis atau menjadi kota tujuan wisata.
3. Place (Tempat)
Menyelidiki presepsi orang-orang tentang aspek fisik setiap kota yang berkaitan dengan kenyamanan iklim, kebersihan lingkungan dan seberapa menariknya bangunan dan tamannya.
4. People (Orang)
Mengungkapkan bagaimana karakter penduduk kota tersebut apakah akan ramah tamah, dan apakah pengunjung akan mudah bagi mereka menemukan dan cocok membaur ke dalam sebuah komunitas yang berbagi tentang bahasa dan budaya mereka.
5. Pulse (Semangat)
Menentukan jika terdapat hal-hal daya tarik yang berhubungan dengan mengisi waktu kosong dan betapa menariknya kota tersebut berkaitan dengan hal baru untuk dicari.
6. Prerequisite (Prasyarat)
Hal penting yang harus diperhatikan dari suatu kota yaitu fasilitas pendukung kegiatan pengunjung. Fasilitas tersebut menjadi prasyarat utama dalam pengembangan suatu kota karena fasilitas tersebut merupakan alat bagi wisatawan dalam menentukan bagaimana orang-orang menerima kualitas- kualitas dasar kota, apakah kota tersebut memuaskan, menghasilkan, mengakomodasikan, seperti standar infrastruktur publiknya, aksesibilitas, event, dan fasilitas pendukung lainnya.
2.2 City Image
2.2.1 Pengertian City Image
City Image merupakan citra suatu kota yang terbentuk di benak masyarakat karena adanya ciri khas dari kota tersebut. Citra kota juga dapat diartikan sebagai Brand Image.
Penelitian Lynch, dalam bukunya The Image of The City, tentang bentuk - bentuk dari kota yang menyatakan bahwa kota dibentuk oleh lima type elemen dasar pokok. Kelima type elemen dasar-pokok inilah yang oleh digunakan untuk membangun gambaran mental terhadap sebuah kota. Kelima elemen dasar tersebut yaitu jalur sirkulasi/pathways, batas akhiran/edge, distrik/district, titik orientasi atau aktivitas/nodes dan tetengger/landmark yang masing-masing dapat
berperan memberikan citra/image bagi suatu kota, baik secara khusus maupun secara umum.
Image (Citra) adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Image dipengaruhi oleh banyak faktor yang diluar kontrol perusahaan. Citra yang efektif melakuan tiga hal:
1. Memanfaatkan karakter produk
2. Menyampaikan karakater itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak dikacaukan dengan karakter pesaing.
3. Memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekedar citra mental.
Supaya bisa berfungsi citra itu harus disampaikan melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia dalam sarana kontak merek (Kotler, 2012).
2.2.2 Komponen-Komponen City Image
Menurut Boulding (2008), ada beberapa komponen dari city image, yaitu:
1. Kognitif (apa yang diketahui seseorang tentang suatu tempat) 2. Afektif (bagaimana perasaan seseorang terkait tempat tertentu)
3. Evaluative (bagaimana evaluasi seseorang terhadap suatu tempat atau tempat tinggalnya)
4. Behavioral (apakah seseorang mempertimbangkan untuk berimigrasi/bekerja/berkunjung/ berivestasi pada tempat tertentu.
2.3 Keputusan Berkunjung Wisatawan 2.3.1 Pengertian Wisatawan
Tidak semua orang yang masuk ke dalam suatu wilayah disebut wisatawan. Panitia statistik Liga Bangsa-Bangsa dalam sidang dewan yang diselenggarakan pada tanggal 24 Januari 1937 telah menciptakan kriteria bahwa orang-orang tersebut dibawah ini dianggap sebagai wisatawan (Oka A Yoeti, 2008: 190):
1. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk pertemuan (meeting) atau sebagai utusan untuk keperluan tertentu (ilmiah, diplomatik, keagamaan, dan olahraga).
2. Mereka yang melakukakan perjalanan untuk usaha (business)
3. Pengunjung yang melakukan perjalanan untuk tujuan bersenang-senang (Travel for Pleasure), Kunjungan Keluarga (Family Reasons), Menyembuhkan suatu penyakit (Travel for Health)
4. Penumpang yang datang berkunjung dengan kapal pesiar, walau tinggal kurang dari 24 jam.
2.3.2 Keputusan Berkunjung
Pengambilan keputusan dapat diangap sebagai kegiatan konsumen memilih suatu produk atau jasa dalam melakukan keputusan pembelian (Kotler dan Amstrong, 2003: 224). Sebelum melakukan perjalanan wisata, seorang pengunjung terlebih dahulu melakukan sebuah proses mental untuk sampai pada keputusan, menyangkut kapan akan melakukan perjalanan, berapa lama, ke mana, dengan cara bagaimana, dan seterusnya. Menurut Shaw dan William, Keputusan
melakukan perjalanan wisata adalah keputusan “pembelian” yang mengeluarkan uang untuk mendapatkan kepuasan.
Menurut Swastha dan Irawan (Fikri,2016) setiap keputusan pembelian mempunya struktur sebanyak tujuh komponen yaitu:
1. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uang nya untuk tujuan lain, dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli jenis produk serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.
2. Keputusan tentang bentuk produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli produk dengan ukuran tertentu. Seperti ukuran mutu,corak, dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pasar untuk mengetahui memaksimumkan daya tarik mereknya.
3. Keputusan tentang merek
Konsumen harus menentukan keputusan merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri.
4. Keputusan tentang penjualnya
Konsumen harus mengambil keputusan dimana produk tersebut akan dibeli.
Dalam hal ini produsen, pedagang besar dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual terrtentu.
5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang sebanyak produk yang akan dibelinya suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu unit.Dalam hal ini perusahaan perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari pada pembeli.
6. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia akan melakukan pembelian. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menentukan waktu pembelian.Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasarannya.
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeki, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan terhadap cara pembayarannya.
Berdasarkan beberapa definisi sebelumnya dapat disimpulkan bahwa keputusan berkunjung ialah suatu tindakan untuk memilih alternatif dari beberapa pilihan untuk berkunjung ke suatu tempat atau daerah.
2.3.3 Indikator-Indikator dalam Keputusan Berkunjung
Menurut Ferdinand (2002), ada beberapa indikator dalam keputusan berkunjung, yaitu:
1. Ketertarikan produk, yaitu konsumen memiliki kecenderungan membeli atau mengiginkan suatu produk yang berbeda dari produk yang lain.
2. Price, minat price yaitu tertariknya konsumen dengan harga yang ditawarkan, sesuai dengan biaya yang dimiliki konsumen dan anatara harga dengan fasilitas yang ditawarkan sesuai.
3. Minat pelayanan dan fasilitas adalah sarana dan prasana pendukung pariwisata yang ditawarkan terhadap konsumen, sehingga konsumen berminat untuk melakukan perjalanan pariwisata.
4. Preferensial, minat preferensial memiliki fokus utama pada suatu produk tertentu. Minat Preferensial memiliki dapat berubah apabila produk yang telah menjadi fokus utama mengalami perubahan atau terjadi sesuatu yang tidak lagi sesuai dengan minat konsumen.
5. Informasi, pengunjung lebih mudah mendapatkan info tentang produk atau tujuan wisata.
6. Referensial, adalah konsumen yang tertarik dengan produk tertentu atau tujuan wisata tertentu karena mendapatkan referensi dari konsumen lain.
2.4 Hubungan antara City Branding dengan City Image dan Keputusan Berkunjung
City branding adalah strategi yang membuat suatu tempat (Kota, Kabupaten, Provinsi) mampu berkomunikasi dengan pemangku kepentingan, khususnya warga. Proses ini merupakan proses berkelanjutan yang melibatkan aspek spesial, non spesial, ekonomi, sosial, politik, dan budaya (Yananda dan Salamah, 2014 : 34).
City Image merupakan citra suatu kota yang terbentuk di benak masyarakat karena adanya ciri khas dari kota tersebut. Citra kota juga dapat diartikan sebagai Brand Image.
Penerapan city branding pada suatu destinasi wisata akan berpengaruh terhadap keputusan wisatawan untuk mengunjungi suatu obyek wisata di daerah tersebut. Kota yang sudah memiliki branding atau merek akan memiliki citra tersendiri bagi wisatawan karena memiliki ciri khas yang membedakan dengan kota-kota lain sehingga memberikan kenangan yang berbeda. Selain itu adanya branding pada suatu kota memiliki tujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan terhadap obyek wisata yang ada di Banyuwangi. Ketika city image sudah terbentuk di suatu daerah diharapkan mampu menjadikan daerah tersebut sebagai daerah tujuan wisata.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini antara lain :
1. Bidriatul Jannah , 2014. (Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Malang). Penelitian ini berjudul “Pengaruh City Branding dan City Image Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan ke Banyuwangi”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian explanatory research dengan lokasi penelitian yaitu beberapa tempat wisata yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Hasil ini yaitu variabel City Branding berpengaruh signifikan terhadap variabel City Image, variabel City Branding berpengauh signifikan terhadap variabel Keputusan Berkunjung serta variabel City Image berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap variabel Keputusan Berkunjung. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan antara city branding terhadap city image. Dengan kontribusi sebesar 34,2%, koefisien jalur (β) sebesar 0,582, serta probabilitas sebesar 0,000. City branding terhadap keputusan berkunjung meskipun nilainya tidak besar. Dengan kontribusi sebesar 13,6%, koefisien jalur (β) sebesar 0,269 serta probabilitas sebesar 0,014. City image memiliki pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap keputusan berkunjung. Dengan kontribusi sebesar 13,6%, koefisien jalur (β) sebesar 0,299,serta probabilitas sebesar 0,196. Penelitian ini menggunakan responden sejumlah 116 orang wisatawan yang berada di beberapa tempat wisata, dengan menggunakan simple random sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Temuan dalam hasil uji coba dari penelitian ini menunjukkan bahwa kuesioner valid dan reliabel.
2. Amellia Fatimatus Saputri, 2018 (Fakultas Ilmu Administrasi, Univеrsitas Brawijaya Malang). Penelitian ini berjudul “Pengaruh City Branding Terhadap City Image dan Keputusan Berkunjung ke Kota Wisata Batu.” Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian pеnjеlasan (еxplanatory rеsеarch) dеngan pеndеkatan kuantitatif. Didapat sampеl 100 orang rеspondеn dеngan pеngumpulan data mеnggunakan kuеsionеr yang dianalisis mеnggunakan analisis jalur. Hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa variabel City Branding berpengaruh signifikan terhadap City Image, dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa City Branding (X) berpengaruh signifikan terhadap City Image (Y1) dapat diterima. Variabel City Branding berpengaruh signifikan terhadap variabel Keputusan Berkunjung, dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa variabel City Branding (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel Keputusan Berkunjung (Y2) dapat diterima. City Image berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Keputusan Berkunjung dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa City Image (Y1) berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Berkunjung (Y2) ditolak.
3. Jesi Indriani Chandra Kuswoyo, 2017 (Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha Bandung). Penelitian ini berjudul
“Pengaruh City Branding pada City Image dan Keputusan Berkunjung Wisatawan ke Kabupaten Purwakerta.” Jenis penelitian ini adalah Causal Explanatory karena dalam penelitian ini menjelaskan hubungan antara variabel dan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya dan bertujuan untuk menjelaskan berbagai kejadian dan fenomena penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Purwakarta, dengan kriteria wisatawan domestik yang pernah berkunjung ke Purwakarta sebanyak dua kali atau lebih. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang dapat dilakukan dengan kriteria-kriteria tertentu (Sekaran, 2006).
City Branding (X) berpengaruh signifikan terhadap City Images (Y1) dengan persentase pengaruh sebesar 40,7%. City Branding (X) berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Berkunjung (Y2) dengan persentase pengaruh sebesar 11,5%. City Images (Y1) berpengaruh terhadap Keputusan Berkunjung (Y2) dengan persentase pengaruh sebesar 19,5%. City Branding (X) dan City Images (Y1) berpengaruh terhadap Keputusan Berkunjung (Y2) dengan persentase pengaruh sebesar 50,98%. City Branding (X) berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Berkunjung (Y2) melalui City Images (Y1) dengan persentase pengaruh sebesar 9,6%.
4. Siti Zumroh Nur Ivani, 2015 (Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Penelitian ini berjudul “Pengaruh City Branding „Enjoy Jakarta‟ Terhadap Citra Kota dan Keputusan Berkunjung Youth Traveler ke Jakarta.” Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Convenience Sampling yaitu teknik berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sampel apabila dipandang cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2010). Hasil penelitian ini, terdapat pengaruh langsung City Branding terhadap Citra Kota sebesar 44,7%. City Branding terhadap Keputusan Berkunjung Youth Traveler ke
Jakarta sebesar 54%. Citra Kota terhadap Keputusan berkunjung Youth Traveler ke Jakarta sebesar 20,1%. Pengaruh tidak langsungterhadap Keputusan Berkunjung Youth Traveler melalui Citra Kota sebesar 8,9%
(0,089). Jadi pengaruh langsung lebih besar dari pengaruh tidak langsung.
5. Risda H. Sitorus, 2018 . (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara). Penelitian ini berjudul “Pengaruh City Branding dan City Image Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan ke Pemandian Air Soda Kota Tarutung”. pengaruh City Branding berpengaruh signifikan terhadap City Image sebanyak 50,2%. Semakin baik City Branding kota Tarutung maka akan berdampak pada meningkatnya City Image kota Tarutung di mata wisatawan.
City Branding terhadap keputusan berkunjung berpengaruh signifikan sebesar 14,5%. Hal tersebut dapat diartikan bahwa jika City Branding kota Tarutung ditingkatkan maka akan berdampak pada meningkatnya kunjungan wisatawan ke Pemandian Air Soda.
2.6 Kerangka Pemikiran
Kerangka berfikir merupakan konsep tentang bagaimana teori berhubungan dengan bagaimana faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah p enting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis antara variabel yang diteliti. Jadi, secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Berdasarkan tinjauan pustaka, penelitian terdahulu dan pengembangan hipotesis tersebut, maka dapat disusun kerangka berfikir penelitian sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Sumber : Data diolah peneliti (2018)
H1 : City Branding berpengaruh terhadap City Image
H2 : City Branding berpengaruh terhadap Keputusan Berkunjung H3 : City Image berpengaruh terhadap Keputusan Berkunjung
H 1
H 2 H 3
CITY IMAGE
( Y 1 ) CITY
BRANDING X ) (
KEPUTUSAN BERKUNJUNG
( Y 2)
24 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik dari satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2012:8). Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah City Branding ( X 1 ), serta variabel dependen yaitu City Image ( Y 1 ) dan Keputusan Berkunjung (Y 2). Dengan bentuk penelitian deskriptif ini maka dapat diketahui pengaruh City Branding terhadap City Image dan Keputusan Berkunjung.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Istana Maimoon Medan di Jalan Brigjen Katamso No. 66 AUR , Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Sumatera Utara 20151. Waktu penelitian dimulai dari bulan Agustus 2019 sampai dengan selesai.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2012:115). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan Istana Maimun Medan.
3.3.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling dengan pendekatan sampling purposive.
Menurut Sugiyono (2012: 120). Menjelaskan bahwa nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Kemudian Sugiyono (2012:122) juga menjelaskan bahwa sampling purposive ialah tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Peneliti telah menentukan kriteria sendiri untuk responden yang akan dipilih. Kriteria yang harus terpenuhi adalah sebagai berikut :
1. Wisatawan yang berkunjung ke Istana Maimun Medan
2. Wisatawan yang pada saat dilakukan penelitian sedang atau pernah berkunjung seminimalnya 1 (satu) kali ke Istana Maimun Medan.
3. Usia wisatawan yang berkunjung minimal 17 tahun ke atas.
Pada penelitian ini jumlah populasi tidak diketahui, oleh sebab itu untuk menentukan jumlah sampel dari populasi diatas dapat digunakan rumus yang dikemukakan oleh Rao Purba (Sujarweni, 2015:155), yaitu:
=
Keterangan:
N = Jumlah sampel
Z = Tingkat keyakinan dalam penentuan sampel (95%=1,96)
Moe = margin of error kesalahan maksimum yang bisa ditolerir sebesar 10%
Dengan menggunakan rumus diatas, maka dapat diketahui perhitungannya sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui jumlah sampel yang akan diteliti adalah 96,04 responden, namun untuk memudahkan penulis dalam pengambilan data maka angka tersebut digenapkan menjadi 96 responden.
3.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada faktor-faktor empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data (sugiyono, 2012:93). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. H01: Tidak ada pengaruh City Branding terhadap City Image ke Istana Maimun Medan
2. Ha1: Adanya pengaruh City Branding terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Istana Maimun Medan.
3. H02: Tidak ada pengaruh City Branding terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Istana Maimun Medan.
4. Ha2: Adanya pengaruh City Branding terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Istana Maimun Medan.
5. H03: Tidak adanya pengaruh City Image terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Istana Maimun Medan.
6. Ha3: Adanya pengaruh City Image terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Istana Maimun Medan.
3.5 Definisi Konsep
Untuk memberikan batasan-batasan yang lebih jelas dari masing-masing konsep guna menghindari adanya salah pengertian, maka definisi konsep yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kerangka teoritis yang telah dikemukakan. Adapun yang menjadi definisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. City branding
City Branding merupakan bagian dari perencanaan kota/perkotaan melalui berbagai upaya untuk membangun diferensiasi dan memperkuat identitas kota
lainnya demi menarik turis, penanaman modal, sumber daya manusia yang handal, industri, serta meningkatkan kualitas hubungan antara warga dengan kota (Yanada & Salamah,2014).
2. City Image
City Image merupakan citra suatu kota yang terbentuk di benak masyarakat kaerena adanya ciri khas dari kota tersebut. Citra kota juga dapat diartikan sebagai brand image (Bidriatul jannah, 2014: 3)
Brand Image adalah pada mulanya konsumen mengembangkan sekumpulan keyakinan merek tentang dimana posisi setiap merek dalam masing-masing atribut. Kumpulan dari keyakinan atau suatu merek tersebut akan membentuk citra merek (Kotler, 2012: 338).
3. Keputusan Berkunjung
Keputusan berkunjung adalah keputusan yang diambil oleh seseorang sebelum mengunjungi suatu tempat atau wilayah dengan mempertimbangkan beberapa faktor (Jannah, 2014).
3.6 Definisi Operasional
Definisi operasional digunakan sebagai penjabaran akan definisi variabel dan indikator pada penelitian. Untuk memperjelas variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka dikemukakan batasan-batasan pada tabel 3.1 definisi operasional yang akan digunakan sebagai acuan. Berikut ini adalah penjabaran variabel beserta indikatornya dalam penelitian ini:
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Indikator Skala
City Branding
(X1)
City Branding merupakan bagian dari perencanaan kota/perkotaan melalui berbagai upaya untuk membangun diferensiasi dan memperkuat identitas kota lainnya demi menarik turis, penanaman modal, sumber daya manusia yang handal, industri, serta meningkatkan kualitas hubungan antara warga dengan kota
1. Presence (Kehadiran) 2. Potential (Potensi) 3. Place (Tempat) 4. People (Orang) 5. Pulse (Semangat) 6. Prerequisite
(Prasyarat)
Likert
City Image
(Y1)
City Image merupakan citra suatu kota yang terbentuk di benak masyarakat karena adanya ciri khas dari kota tersebut.
1. Kognitif 2. Afektif 3. Evaluative 4. Behavioral
Likert
Keputusan Berkunjung
(Y2)
Keputusan berkunjung adalah keputusan yang diambil oleh
seseorang sebelum
mengunjungi suatu tempat atau wilayah dengan mempertimbangkan beberapa faktor.
1. Ketertarikanproduk 2. Price
3. Minat pelayanan dan fasilitas
4. Preferensial 5. Informasi 6. Referensial
Likert
Sumber : Peneliti (2018)
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Dalam data riset yang dilakukan seorang peneliti akan menggunakan data- data yang digunakan sebagai bahan utama proses pengolahan data dalam rangka memecahkan permasalahan penelitian. Namun data itu sendiri dibedakan menjadi data primer dan data sekunder. Adapun sumber data yang didapat dari penelitian ini adalah :
3.7.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti (responden). Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yang menggunakan data pernyataan (kuisioner) yang disampaikan langsung kepada responden. Kuisioner merupakan instrumen pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui dengan pasti variabel yang akan diukur dan apa yang bisa diharapkan dari para responden. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada para responden untuk dijawab. Kuisioner diberikan kepada wisatawan yang berkunjung ke Istana Maimun Medan.
3.7.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara atau data yang diperoleh dari pihak lain.
Teknik pengambilan data sekunder dengan cara:
1. Studi Kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku karya ilmiah, pendapat ahli, serta skripsi yang relevansi dengan fenomena yang akan diteliti.
2. Studi Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan menggunakan catatancatatan atau dokumentasi tertulis, gambar, atau benda lainnya yang berkaitan dengan fenomena yang diteliti.
3.8 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan akan menghasilkan data kuantitatif. Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Menurut Sugiyono (2012:132). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia, kemudian masingmasing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah yang akan ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert. Kriteria pengukuran untuk variabel adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Skala Penelitian Kuisioner
No Alternatif Jawaban Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Ragu-Ragu (R) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber :Sugiyono (2012:134)
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.9.1 Uji Instrumen
Uji instrumen dilakukan untuk menguji pernyataan dalam kuisioner atau angket yang dibuat oleh peneliti dalam peneliti dalam meneliti pengaruh City Branding terhadap City Image dan keputusan berkunjung wisatawan Istana Maimun Medan. Apakah kuisioner tersebut layak digunakan sebagai instrument dalam penelitian. Uji instrument dilakukan melalui uji validitas dan realibilitas.
3.9.1.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2016:121) Uji Validitas dilakukan untuk memperoleh data yang valid. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Rumus yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ini adalah Product Moment dari Karl Pearson, sebagai berikut :
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ ∑ } { ∑ ∑ } Keterangan :
Rxy : Koefisien korelasi suatu butir N : Jumlah responden
X : Skor item Y : Skor total item
Syarat kevaliditasan suatu item adalah apabila rhitung > rtabel pada taraf signifikan ( ) maka instrumen itu dianggap valid dan jika rhitung < rtabel maka instrumen dianggap tidak valid.
3.9.1.2 Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2013:47), reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Program statistik SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan melihat uji statistik Cronbach‟s alpha (a). Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai a >
0,60.
Keterangan :
r11 = Nilai reliabilitas rb = Nilai koefisien korelasi
Penarik kesimpulannya adalah jika nilai koefisien reliabilitas Cronbach‟s alpha > 0,6 maka instrumen memiliki realibilitas yang baik/reliabel/terpercaya dan sebaliknya. Jika nilai koefisien reliabilitas < 0,6 maka instrumen tidak terpercaya.
Berikut ini kriteria reliabilitas yaitu:
2. Jika α > 0, 90 maka reliabilitas sempurna
3. Jika α antara 0, 70 – 0, 90 maka reliabilitas tinggi 4. Jika α antara 0, 50 – 0, 70 maka reliabilitas moderat 5. Jika α < 0, 50 maka reliabilitas rendah.
3.9.2 Analisis Jalur (Path Analisys)
David Garson dari North Carolina State University mendefinisikan analisis jalur sebagai “Model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti. Modelnya digambarkan dalam bentuk gambar lingkaran dan panah dimana anak panah tunggal menunjukkan sebagai penyebab.
Regresi dikenakan pada masing-masing variabel dalam suatu model sebagai variabel tergantung (pemberi respon) sedang yang lain sebagai penyebab.
Pembobotan regresi diprediksikan dalam suatu model yang dibandingkan dengan matriks korelasi yang diobservasi untuk semua variabel dan dilakukan juga penghitungan uji keselarasan statistik. (David Garson, 2003).
3.9.3 Uji Hipotesis 3.9.3.1 Uji Parsial (Uji T)
Menurut Ghozali (2011:98). Uji t pada dasarnya menjelaskan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Pengambilan keputusan dilakukan atas dasar perbandingan nilai signifikasi dari nilai t hitung masing-masing koefisien regresi dengan tingkat signifikansi yang sudah ditetapkan, yaitu 5 % (a=0,05). Rumusnya adalah sebagai berikut:
Keterangan:
T = Nilai t hitung
rp = Korelasi persial yang ditemukan n = Jumlah responden.
Hipotesis statistik dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H0: Tidak terdapat pengaruh antara Brand Image (X) terhadap keputusan pembelian konsumen (Y).
H1: Terdapat pengaruh antara Brand Image (X) terhadap keputusan pembelian konsumen (Y).
Dengan nilai t tabel dicari dengan dk = n – 1, dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Kriteria pengujian yang digunakan adalah:
1. Jika thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima 2. Jika -ttabel < thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
3.9.3.2 Uji Simultan (Uji F)
Menurut Ghozali (2011:98), uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Keterangan:
F = Diperoleh dari table distribusi k = Jumlah variabel independen R2 = Koefisien determinasi ganda
n = Jumlah sampel pengambilan keputusan dari output SPSS dilakukan berdasarkan perbandingan nilai Fhitung dengan melihat tingkat signifikansinya, kemudian membandingkan dengan taraf signifikansi yang telah ditetapkan (5% atau 0,05).
Kriteria pengujian penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho : Secara bersama-sama (simultan), variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Ha : Secara bersama-sama (simultan), variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.