• Tidak ada hasil yang ditemukan

GENDER DI KAMPUS KAMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "GENDER DI KAMPUS KAMI"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

1

GENDER DI KAMPUS KAMI

(PENILAIAN KESETARAAN GENDER DI LINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA)

Penulis:

Dra. Hj. Yurisna Tanjung, M.AP Mujahiddin, S.Sos MSP

Editor:

Syamratul Wardah SE

Disain Sampul:

Faizal Hamzah Lubis

(2)

2 DAFTAR ISI

Halaman

GENDER DI KAMPUS KAMI ………. 1

DAFTAR ISI... 2

PENGANTAR ………. 3

SAMBUTAN REKTOR ………. 4

PENDAHULUAN ... 5

LATAR BELAKANG ……… 6

METODOLOGI ………. 6

PROFIL SUMBER DAYA MANUSIA ➢ Kepemimpinan Universitas ……….. 8

➢ Fakultas ………. 9

➢ Pasca Sarjana ... 10

➢ Lembaga Penjaminan Mutu ... 11

➢ LP2M ... 11

➢ Unit Pelaksana Teknis ... 12

➢ Jumlah Mahasiswa & Pilihan Studi ... 13

➢ Organisasi Mahasiswa ... 15

➢ Partisipasi Karyawan Dalam Pelatihan Gender ... 16

➢ Periset & Riset Bertemakan Gender ... 16

➢ Pusat-Pusat Kajian & Kesetaraan Gender ... 18

INTEGRASI GENDER DI UMSU ➢ Materi-Materi Pendidikan Terkait Gender ... 21

➢ Kelompok Narasumber PSGA ... 21

➢ Kebijakan dan Layanan Yang Mendukung Kesetaraan Gender ... 22

➢ Sarana dan Prasarana Yang Responsif Gender ... 23

REKOMENDASI ... 25 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(3)

3

PENGANTAR

Pengarusutamaan gender adalah satu topik kajian yang fokus pada upaya peningkatan kesetaraan gender dan keadilan gender yang sesuai dengan hak antara laki-laki dan perempuan. Isu pengarusutamaan gender sejak awal millennium menjadi isu yang penting dalam kerangka pembangunan global. Itu sebabnya pelaksanaan Pengarusutamaan gender (PUG) membutuhkan keterlibatan banyak pihak, tidak hanya peran pemerintah sebagai perancang kebijakan tetapi juga dibutuhkan peran perguruan tinggi yang dianggap mampu melakukan perubahan sosial melalui jalur Tri Dharma Perguruan Tinggi. Melalui jalur inilah sosialisasi dan promosi kesetaraan gender dapat dilaksanakan secara nyata setidaknya dengan memasukan isu-isu kesetaraan gender sebagai mata kuliah atau seminimalnya menjadi bahan materi di dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS) pada mata kuliah.

Di lingkungan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) upaya tersebut telah dilaksanakan dan bahkan mengalami penguatan sejak tahun 2017 dengan didirikannya Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA). Pada laporan ini nantinya akan terlihat bagaimana wujud dan usaha untuk mengimplementasikan isu-isu pengarusutamaan gender di dalam lingkungan kampus. Gambaran tersebut setidaknya akan terlihat dari Profil Sumber Daya Manusia di Lingkungan Kampus UMSU, Gambaran Umum kondisi mahasiswa di UMSU, Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Kerjasama antar lembaga dan Kebijakan-Kebijakan Yang Responsif Gender. Pada bagian akhir laporan ini diberikan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat dilaksanakan agar bisa memaksimalkan upaya dan usaha untuk menjadikan kampus UMSU menjadi kampus yang responsif terhadap pengarusutamaan gender dalam setiap rencana strategisnya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa hasil analisis pada penilaian ini masih jauh dari sempurna sehingga tidak menutup ruang untuk dikaji dan diuji kembali agar terjadi proses perbaikan yang lebih maksimal. Oleh karenanya kami sampaikan permohonan maaf yang sebesar- besarnya jika di dalam proses pengumpulan data hingga penyusunan laporan terdapat beberapa kekeliruan yang tidak disengaja. Sesungguhnya hal tersebut bisa menjadi pengalaman bagi kami ke depan.

Akhirnya tim penulis mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pengumpulan data ini. Terutama kepada pihak universitas, lembaga/badan, fakultas dan prodi yang ada di lingkungan kampus UMSU. Semoga semua sumbangsi yang kita lakukan dapat menjadi amal jariah yang dapat mengangkat derajat kita di kemudian hari. Amin …

Medan, 8 November 2019

Penulis.

(4)

4

SAMBUTAN REKTOR

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara sebagai salah satu kampus milik Perserikatan Muhammadiayah sejak awal memilki komitment untuk ikutserta dalam membangun peradaban bangsa dengan pengembagan ilmu pengetahuan, teknologi dan sumber daya manusia yang berdasarkan pada nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Dalam kerangka tersebut maka pada tahun 2017 lalu UMSU memulai langka awal mendukung agenda pengarusutamaan gender dengan mendirikan Lembaga Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA). Kehadiran PSGA di lingkungan UMSU pada masa awalnya sudah memberikan banyak warna dan konstribusi penting yang salah satunya adalah memberikan masukan terkait ketersedian sarana dan prasarana yang responsif gender dan pro inklusi sosial.

Oleh karenanya, kami berharap dengan telah terlaksananya gender assessment dan hadirnya buku ini sebagai gambaran dari penilaian gender assessment maka ke depan upaya dan usaha untuk meningkatan mutu kampus yang lebih responsif gender bisa dilakukan secara terkelola.

Selain itu, kehadiran buku laporan ini juga diharapkan dapat menjadi satu perspektif baru bagi peningkatan kualitas mutu di lingkungan kampus UMSU. Sehingga UMSU dapat menjadi bagian penting dalam upaya pembangunan manusia yang responsif gender bagi bangsa dan negara.

Medan, 11 November 2019 Rektor

Dr. Agussani, M.AP

(5)

5

PENDAHULUAN

Isu

pengarusutamaan gender sudah ada sejak lama namun dalam dua dasawarsa terakhir isu pengarusutamaan gender semakin menguat dan tersosialisasikan diberbagai bidang kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya. Hal ini dimulai dari masuknya isu pengarusutamaan gender pada agenda pembangunan global tahap pertama yang disebut sebagai Millennium Development Goals (MDGs). Pada MDGs agenda pengarusutamaan gender masuk pada tujuan ketiga yaitu Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan. Agenda ini terus berlanjut pada pembangunan global tahap kedua (2015-2030) yang disebut dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Pada SDGs agenda pengarusutamaan gender masuk pada tujuan kelima dengan judul Kesetaraan Gender dan Memberdayakan Semua Perempuan dan Anak.

Guna mewujudkan pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) maka dibutuhkan peningkatan pemahaman seluruh lapisan masyarakat terkait kesetaraan gender. Hal ini dikarenakan PUG pada hakikatnya mempunyai tujuan yang mulia yaitu memastikan semua lapisan masyarakat; baik laki-laki, perempuan, anak laki-laki, anak perempuan, penyandang disabilitas, lansia dan kelompok rentan lainnya dapat terlibat dan ikutserta berpartisipasi dalam pembangunan. Untuk itu, Perguruan Tinggi memiliki peran yang sangat penting guna mendukung proses sosialisasi dan difusi terkait PUG dan keadilan gender di tengah masyarakat. Hal ini disebabkan Perguruan Tinggi sebagai satu institusi pendidikan memiliki kemampuan untuk merubah habistus di dalam struktur sosial masyarakat.

Habitus dapat diartikan sebagai satu keterampilan yang menjadi tindakan praktis yang tidak selalu harus disadari. Tindakan praktis itu menjadi satu suatu kemampuan yang kelihatannya alamiah dan berkambang dalam lingkungan sosial tertentu (Bourdieu, 1994). Jadi, jika habitus menjadi penghasil praktik-praktik kehidupan sesungguhnya ia sejalan dengan struktur sosial yang membentuknya. Maka praktik-praktik seperti: korupsi, pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, membatasi hak-hak perempuan dan praktik kekerasan simbolis yang sering terjadi di dalam ruang sosial kita tidak bisa hanya ditimpakan pada orang perorangan yang menjadi pelaku praktik tersebut. Sebab kebiasaan buruk tersebut kait-mengkait dengan praktik sosial, cara pandang, sistem pengorganisasian, interaksi kekuasaan dan norma yang berlaku. Untuk mengubah kebiasa buruk tersebut maka diperlukan upaya intervensi pada simpul-simpul habitus dalam interaksi sosial. Giddens (1993) menyatakan ada tiga bentuk interaksi sosial yang dominan yang perlu dicermati agar mampu membawa perubahan itu, yaitu: interaksi komunikasi, kekuasaan, dan sanksi atau moralitas.

Perubahan dalam modalitas dari ketiga interaksi tersebut sangat menentukan arah perubahan habitus. Maka untuk merubah ketiga modalitas itu paling strategis dimulai dari institusi pendidikan. Perubahan habitus melalui jalur pendidikan dapat membuat anggota masyarakat mengadopsi kesadaran refleksif yang dapat membentuk kemampuan untuk membuka simpul- simpul pengikat dari praktik-praktik sosial lama. Oleh karenanya, pemahaman tentang kesetaraan dan keadilan gender yang benar dan tepat diharapkan dapat dimulai dari institusi

(6)

6 pendidikan seperti Perguruan Tinggi. Pemahaman ini dapat secara terus menurus dibawa dan dilembagakan dalam masyarakat melalui aktifitas Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Pemerintah Indonesia melalui Instruksi Presiden Nomer 9 Tahun 2000 Tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional mengamanatkan kepada seluruh Pimpinan Kementerian/Lembaga dan Pimpinan Daerah termasuk perguruan Tinggi sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya masing-masing untuk melaksanakan strategi pengarusutamaan gender dalam pencapaian kesetaraan dan keadilan gender. Melalui peran dan tugas yang ada tersebut diharapkan Perguruan Tinggi dapat membangun dan meningkatkan pemahaman kesetaraan gender yang utuh. Jika hal tersebut terlaksana maka akan berdampak pada pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa dalam praktik kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat. Dengan demikian, mahasiswa –yang lulus dari perguruan tinggi yang responsive gender –dapat menjadi agend perubahan yang memutus mata rantai kekerasan terhadap perempuan dan anak. Sehingga pada masa yang akan datang akan tercipta tatanan masyarakat yang lebih toleran, anti diskriminasi dan anti kekerasan.

L ATAR BELAKANG

Pelaksanaan gender assessment bukan merupakan suatu penilaian tentang sejauh mana pengarusutamaan gender dilakukan di lingkungan perguruan tinggi. Tetapi lebih kepada upaya untuk memperhatikan sumberdaya-sumberdaya yang ada di lingkungan Perguruan Tinggi yang memiliki kapabilitas pengarusutamaan gender. Hasil dari gender assessment nantinya dapat dijadikan sebagai dasar bagi penyusunan Kebijakan Kesetaraan Gender (Gender Equality Policy) di lingkungan Perguruan Tinggi yang dalam hal ini adalah Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU).

Dengan demikian, pada latar belakang ini tampak bahwa tujuan utama dari pelaksanaan gender assessment adalah untuk membuktikan adanya kegiatan atau setidaknya kemunculan kesadaran atas kegiatan-kegiatan yang mendukung terlaksananya agenda pengarusutamaan gender. Oleh karean itu, sejumlah data dan informasi yang ditampilkan pada laporan ini diharapkan dapat berguna untuk menjadi dasar bagi pengambilan kebijakan yang responsif gender dengan mengindentifikasi kesenjangan dan mengidentifikasi potensi sumberdaya yang mungkin dibutuhkan untuk pelaksanaan kebijakan pengarusutamaan gender yang efektif di lingkungan Kampus UMSU.

M ETODOLOGI

Pelaksanaan gender assessment ini dilakukan oleh Tim Kerja yang dibentuk oleh Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UMSU. Tim Riset ini terdiri atas 4 orang, yang dipimpin langsung oleh Ketua PSGA UMSU Dra Hj Yurisna Tanjung M.AP dan anggota yang terdiri atas: Mujahiddin S.Sos MSP, Faizal Hamzah, Syamratul Wardah. Tim yang dibentuk oleh

(7)

7 PSGA UMSU ini berkerja berdasarkan gender assessment tool yang dikeluarkan oleh KPPPA

Pada praktiknya, pengisian gender assessment tool menggunakan metode baseline data yaitu metode pengumpula data primer yang berbasis pada laporan-laporan kinerja yang telah dihasilkan pada priode-priode sebelumnya dengan tujuan untuk memotret pelaksanaan program kegiatan yang sudah dilakukan. Adapun tahapan-tahapan dalam pengumpulan data baseline ini adalah:

1. Laporan Ke Pimpinan Universitas ,Rencana Penyusunan Profil Gender.

2. Pembentukan Tim Penyusunan Profil Gender

3. Menentukan lembaga yang akan dijadikan responden 4. Menentukan metode penggalian data

5. Pengumpulan Data 6. Pengolahan Data 7. Analisis Data

8. Penyusunan Laporan

9. Seminar Hasil Draft Profil Gender 10. Penyerahan Laporan

(8)

8

PROFIL SUMBERDAYA MANUSIA

U

niversitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) merupakan salah satu Perguruan Tinggi Swasta di wilayah Sumatera Utara yang dimiliki oleh Perserikatan Muhamadiyah.

UMSU didirikan pada tanggal 27 Pebruari 1957 dan berkududukan di Kota Medan. UMSU yang awalnya mengasuh 3 (tiga) fakultas yakni Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Ilmu Agama Jurusan Dakwah dan Fakultas Syariah kini berkembang pesat dengan memiliki 8 (delapan) fakultas yakni; Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Hukum, Fakultas Agama Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan terakhir Fakultas Kedokteran yang didirikan pada tahun 2008 lalu.

Selain mengembangkan pendidikan pada level Sarjana (S1), UMSU juga sudah mengembangkan pendidikan pada level Pascasarjana (S2) yang didalamnya terdapat delapan program studi yakni: Magister Manajemen, Akuntansi, Hukum, Kenotariatan, Komunikasi, Teknik Elektro, Matematika dan Manajemen Pendidikan. Saat ini juga UMSU sedang menunggu izin penyelenggaraan Program Doktoral Ilmu Hukum. Pada awal tahun 2019, UMSU mendapatkan Akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN- PT) dan menjadi satu-satu Perguruan Tinggi di Wilayah Sumatera yang mendapatkan Akreditasi A. Hasil ini tentu menunjukan bahwa pengelolaan dan manajemen pendidikan di lingkungan UMSU sudah sangat baik. Dengan demikian, konstribusi UMSU dalam praktik pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di Wilayah Sumatera khususnya Sumatera Utara tidak dapat diragukan lagi. Berikut ini adalah profil staf (laki-laki/Perempuan) yang meliputi staf manajemen, kepala fakultas, jurusan, pusat-pusat, pengajar, keuangan dan administrasi UMSU. Profil ini menunjukan posisi dan fungsi yang perempuan dan laki-laki duduki dan lakukan.

K EPEMIMPINAN U NIVERSITAS

Analisis pertama ditujukan pada profil kepemimpinan pada tingkat rektorat. Data yang dikumpulkan oleh tim kerja PSGA bersumber dari data tahun 2017-2018. Dari data yang dikumpulkan terlihat adanya kesenjangan antara pejabat atau posisi laki-laki dan perempuan pada semua tingkatan kepemimpinan di level rektorat. Pada level kepemimpinan di lingkungan rektorat terlihat tidak ada satu perempuan yang menjabat baik sebagai rektor ataupun wakil rektor (Lihat Tabel 1). Setelah dilakukan konfirmasi atas kondisi tersebut, tim PSGA menemukan data bahwa tidak adanya perempuan yang menduduki kepemimpinan pada level rektorat lebih dikarenakan belum adanya calon perempuan yang berani maju untuk mencalonkan diri mengisi jabatan kepemimpinan di level rektorat. Selain itu, selama ini

(9)

9 kepemimpinan pada level rektorat diisi oleh individu yang berpengalaman dan memiliki prestasi sehingga mendapatkan kepercayaan pada pemilih di senat universitas.

Tabel 1.

Distribusi Jabatan Struktural di Jajaran Rektorat UMSU

Sumber: Hasil Assessment PSGA UMSU Tahun 2019

F AKULTAS

Di tingkatan fakultas, kesenjangan gender juga masih terlihat pada profil kepemimpinan.

Kepemimpinan pada tingkat fakultas dapat dibagi ke dalam dua bidang yaitu bidang akademik dan bidang tata usaha. Di kedua bidang itu, jumlah laki-laki yang menjadi pimpinan atau pemegang jabatan masih sangat banyak. Pada bidang tata usaha misalnya, dari jumlah 8 jabatan KTU hanya satu yang diduduki oleh perempuan yaitu di KTU Fakultas Pertanian sisanya diduduki oleh laki-laki (Lihat Tabel 2).

Tabel 2.

Presentase Gender pada Semua Fakultas

Sumber: Hasil Assessment PSGA UMSU Tahun 2019

(10)

10 Sedangkan pada bidang akademik, jumlah laki-laki yang menduduki kursi Dekan dan Wakil Dekan juga masih terlihat banyak. Dari total 8 Kursi Dekan, hanya 2 Kursi Dekan yang diduduki oleh perempuan tepatnya pada Fakultas Hukum dan Fakultas Pertanian. Sedangkan dari jumlah 16 Kursi Wakil Dekan hanya 4 kursi yang diduduki oleh perempuan yaitu pada Fakultas Kedokteran 1 orang, Fakultas Pertanian 1 orang dan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) 2 orang. Begitupun, pada level kepemimpinan di tingkat Program Studi (Prodi) ketimpangan gender tidak terlihat bahkan cenderung merata. Dari jumlah 32 Kursi Ketua Jurusan, 17 diduduki oleh laki-laki dan 15 diduduki oleh perempuan. Sedangkan untuk level Seketaris Jurusan dari total 26 kursi yang ada, 10 Kursi diduduki oleh perempuan dan 16 kursi diduduki oleh laki-laki. Hal yang sama juga terlihat pada komposisi tenaga pengajar yang jumlah antara pengajar laki-laki dan pengajar perempuan sangat merata. Dari total 589 tenanga pengajar atau yang berstatus dosen tetap, jumlah laki-laki sebanyak 321 orang dan jumlah perempuan sebanyak 268 orang atau selisih antara kedua jumlah tersebut hanya berjumlah 53 orang.

Penjelasan di atas menandakan bahwa kepemimpinan perempuan khususnya pada bidang akademik seperti posisi pada Wakil Dekan, Ketua Jurusan dan Seketaris Jurusan masih mendapatkan tempat di tingkatan fakultas. Dengan demikian maka perempuan dan laki-laki diberikan peluang yang sama untuk berkarir menjadi pemimpin akademik di tingkt fakultas dan Prodi.

P ASCA S ARJANA

Pada tingkat pasca sarjana, kesenjangan gender pada profil kepemimpinan juga masih terlihat di mana dari total 19 kursi kepemimpinan hanya 6 kursi yang diduduki oleh perempuan yaitu pada posisi KTU 1 orang, Seketaris Jurusan 2 dan Ketua Jurusan 3 orang. Sedangkan sisanya dikuasai oleh laki-laki khususnya pada posisi Direktur dan Wakil Direktur (Lihat Tabel 3).

Begitupun, jika dilihat secara parsial, maka pada level Ketua Jurusan tingkat kesenjangan gendernya cukup rendah dan cenderung merata. Sebab, pada level ini hanya ada 8 kursi ketua jurusan di mana 5 diduduki oleh laki-laki dan 3 diduduki oleh perempuan sehingga selisih kesenjangannya tidak terlalu yaitu hanya selisih dua kursi.

(11)

11 Tabel 3.

Presentase Gender di Pasca

Sarjana

Sumber: Hasil Assessment PSGA UMSU Tahun 2019

L EMBAGA P ENJAMINAN M UTU

Lembaga penjaminan mutu merupakan satu lembaga yang penting di dalam sebuah universitas. Sebab lembaga ini merupakan lembaga supervisi yang berkewajiban untuk menjamin mutu pelayanan akademik dan non-akademik di setiap universitas. Di UMSU, Lembaga Penjaminan Mutu disebut sebagai Badan Penjaminan Mutu (BPM). Di BPM UMSU, kesenjangan gender pada struktur profil kepemimpinan tidak terlihat atau dapat dikatakan tersebar dengan merata. Dari 8 kursi yang ada di struktur kepemimpinan BPM UMSU, 4 kursi diduduki oleh perempuan dan 4 kursi juga diduduki oleh laki-laki (Lihat Tabel 4). Komposisi yang merata ini juga dapat dilihat pada level pimpinan puncak BPM UMSU. Meski BPM UMSU diketuai oleh laki-laki tetapi posisi kedua atau tepatnya seketaris BPM diisi oleh perempuan.

Tabel 4.

Presentase Gender di Lembaga Penjaminan Mutu

Sumber: Hasil Assessment PSGA UMSU Tahun 2019

(12)

12

L EMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M)

Susunan struktur pada LP2M di setiap universitas memiliki perbedaan. Di UMSU LP2M memiliki struktur kepemimpinan yang terdiri atas: Ketua, Wakil Ketua, Seketaris, Bidang Penelitian Eksternal, Bidang Penelitian Internal, Bidang Pengabdian Masyarakat, Bidang Publikasi dan Penerbitan, Bidang KKN, dan Bidang Klinik Publikasi. Dari keseluruhan struktur tersebut, pada level puncak pimpinan yang terdiri atas ketua, wakil ketua dan seketaris diisi oleh laki-laki. Sedangkan untuk kepemimpinan pada setiap bidang tersebar secara merata yaitu 3 bidang dipimpin oleh laki-laki dan 3 bidang lainnya dipimpin oleh perempuan (Lihat Tabel 5). Jika dilihat secara keseluruhan, pada lembaga ini kesenjangan gender pada profil struktur kepemimpinan terlihat sangat jelas.

Tabel 5.

Presentase Gender di LP2M UMSU

Sumber: Hasil Assessment PSGA UMSU Tahun 2019

U NIT P ELAKSANA T EKNIS

Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang ada di UMSU berjumlah 16 Unit/Lembaga yang terdiri dari; (1) Pusat Kewiarusahaan, Inovasi dan Inkubator Bisnis, (2) Badan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (BIM), (3) Pusat Jasa Ketenagakerjaan (PJK), (4) Lembaga Pengembangan Kurikulum Pembelajaran (LPKP), (5) Pusat Kajian dan Studi Konstitusi (PKSK), (7) Pusat Studi Gender dan Anak, (8) Pusat Pemeringkatan, (9) Sentra Hak Kekayaan Intelektual (HaKI), (10) Pusat Bahasa, (11) Unit Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa, (12) Program Bimbingan Konseling, (13) Penegak Disiplin, (14) Rumah Susun Mahasiswa, (15) Lembaga Kantor Urusan Internasional (LKUI), (16) Perpustakaan, (17) Informasi Teknologi (IT).

(13)

13 Tabel 6.

Presentase Gender di UPT UMSU

Sumber: Hasil Assessment PSGA UMSU Tahun 2019

Dari keseluruhan UPT yang ada tersebut, sebaran profil kepemimpinan tidak memperlihatkan adnaya kesenjangan gender. Hal ini dapat dilihat dari total 16 Kursi Ketua Lembaga atau Unit, di mana 8 kursi diduduki oleh perempuan dan 8 kursi juga diduduki oleh laki-laki (Lihat Tabel 6). Selain itu, pada posisi seketaris juga menunjukan hal yang sama. Dimana jumlah kursi yang diduduki laki-laki dan perempuan cukup berimbang. Laki-laki menduduki 7 kursi seketaris sedangkan perempuan menduduki 6 kursi seketaris. Namun pada lembaga- lembaga yang memakai struktur wakil ketua, dari 4 kursi yang ada tidak satupun menempatkan perempuan pada posisi tersebut.

Begitupun, meski komposisi profil kepemimpinan pada tingkat UPT cenderung berimbang antara laki-laki dan perempuan tetapi jika dilihat secara parsial masih ada penempatan posisi kepemimpinan pada UPT yang terpengaruh bias gender seperti pada Lembaga Penegak Disiplin yang sama sekali tidak menempatkan perempuan pada posisi ketua atau seketaris.

Begitu juga pada UPT seperti Sentra HaKI, PKSK, PJK dan IT yang struktur kepemimpinannya –baik ketua, wakil ketua atau seketaris –tidak diduduki oleh perempuan.

Di sisi lain, beberapa UPT seperti BIM, Program Bimbingan Konseling, Rumah Susun Mahasiswa dan Pusat Bahasa juga sama sekali tidak menempatkan laki-laki pada posisi ketua, wakil ketua dan seketaris (Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran).

J UMLAH MAHASISWA & P ILIHAN STUDI

Mahasiswa UMSU secara keseluruhan sejak priode 2016-2017 hingga priode 2018-2019 berjumlah 11922 orang. Dari total tersebut jumlah mahasiswa perempuan lebih besar yaitu 5997 atau unggul 1% dibandingkan jumlah mahasiswa laki-laki yang berjumlah 5925.

Menariknya, jumlah mahasiswa perempuan sejak priode 2017-2018 sampai priode 2018-2019 terus mengalami kenaikan atau mengungguli jumlah mahasiswa laki-laki (Lihat Tabel 7).

(14)

14 Tabel 7.

Presentase Gender Pada Mahasiswa

Sumber: Hasil Assessment PSGA UMSU Tahun 2019

Jika dianalisis secara parsial, pada priode tahun ajaran 2018-2019 jumlah mahasiswa perempuan terbanyak berada pada Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) sebanyak 470 mahasiswi dan hanya 69 orang mahasiswa laki-laki. Besarnya jumlah mahasiswa perempuan di FKIP secara keseluruhan tersebar pada setiap program studi yang ada di FKIP dan yang paling banyak berada pada Prodi Pendidikan Bahasa Inggris 112 orang, dan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 150 orang. Selain di FKIP, seberan mahasiswa perempuan juga paling banyak berada di Fakultas Kedokteran tepatnya pada Prodi Pendidikan Kedokteran yang berjumlah 99 orang dan 1 orang pada Prodi Profisi Dokter (Lihat Tabel 8).

Tabel 8.

Presentase Gender Pada Mahasiswa Tingkat Fakultas T.A 2018-2019

Sumber: Hasil Assessment PSGA UMSU Tahun 2019

(15)

15 Hal yang sama juga terjadi di Fakultas Ekonomi dan Fakultas Agama Islam (FAI). Di Fakultas Ekonomi sebaran mahasiswa perempuan paling banyak berada di Prodi Manajemen dengan jumlah 363 orang dan Prodi Akuntansi dengan jumlah 254 orang mahasiswa perempuan. Di FAI, jumlah mahasiswa perempuan terbanyak berada di Prodi Pendidikan Agama Islam sebesar 107 orang dan Prodi Manajemen Bisnis Syariah dengan jumlah 89 orang. Sedangkan untuk fakultas yang cenderung banyak diisi oleh mahasiswa laki-laki berada di Fakultas Teknik dengan jumlah 416 orang mahasiswa laki-laki dan Fakultas hukum dengan jumlah 303 orang mahasiswa laki-laki serta diikuti Fakultas Pertanian sebesar 256 mahasiswa laki-laki.

Secara aturan, memang tidak ada pembatasan jenis kelamin tertentu dalam perekrutan calon mahasiswa baru. Jika pada kenyataannya masih terdapat fakultas dan prodi tertentu yang didominasi oleh jenis klamin tertentu (baik laki-laki atau perempuan) hal itu di luar kendali fakultas tersebut. Bisa saja kondisi ini disebabkan oleh konstruksi berpikir masyarkat yang masih bias gender dalam memilih fakultas dan prodi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial-budaya.

O RGANISASI MAHASISWA

Di UMSU ada berbagai jenis organisasi kemahasiswaan mulai dari yang bersifat intra kampus, ekstra kampus dan juga beberapa organisasi kemahasiswaan yang bersifat kedaerahan. Fokus data yang disajikan pada bagian ini adalah organisasi intra kampus yang terdiri dari Pimpinan Komisariat IMM (PK IMM) tingkat Fakultas se-UMSU, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ). Dari keseluruhan organisasi mahasiswa tersebut tidak ada satupun organisasi mahasiswa yang diketuai oleh seorang perempuan. Dominasi laki-laki pada struktur organisasi mahasiswa sangat terlihat jelas.

Perempuan hanya mendapatkan posisi sebagai seketaris baik itu di PK IMM, HJM dan juga UKM. Begitupun, jumlah perempuan yang menjabat sebagai seketaris juga tidak banyak, hanya pada posisi seketaris PK IMM Fakultas jumlah seketaris laki-laki dan perempuan berimbang. Sedangkan di level seketaris HMJ dan seketaris UKM juga masih lebih banyak didominasi oleh laki-laki (Lihat Tabel 9).

(16)

16 Tabel 9.

Presentase Gender Pada Pimpinan Organisasi Mahasiswa

Sumber: Hasil Assessment PSGA UMSU Tahun 2019

Menariknya, jika dilihat secara parsial, komposisi seketaris UKM yang diisi oleh perempuan justru merupakan UKM yang selama ini dianggap menjadi wilayah bagi kelompok laki-laki, seperti UKM Karate dan UMK Resimen Mahasiswa (Menwa). Dikedua UKM ini perempuan mendapatkan posisi sebagai seketaris. Sedangkan pada UKM Tari dan Seni Budaya yang biasanya dianggap menjadi bidang bagi perempuan justru diketuai oleh seorang laki-laki.

Kondisi ini tentu di luar kontrol universitas, fakultas dan Prodi. Sebab selama ini dinamika pemilihan ketua pada tiap-tiap organisasi kemahasiswaan menjadi wilayah private bagi organisasi tersebut. Pihak universitas, fakultas dan juga Prodi hanya memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh organisasi kemahasiswaan saat pemilihan berlangsung.

P ARTISIPASI KARYAWAN DALAM PELATIHAN GENDER

Partisipasi karyawan dalam pelatihan gender menjadi bagian yang ditanya pada gender assessment tool. Bentuk pelatihan gender yang melibatkan manejemen dan kepegawaian dapat berupa seminar, symposium, Training of Trainer (T.oT), kursus atau program kajian.

Berdasarkan data yang terkumpul hingga laporan ini dituliskan, pelatihan yang terkait dengan isu pengarusutamaan gender baru dilakukan pada tahun 2018 lalu berupa Workshop Penyusunan Proposal Berdimensi GESI (Gender Equality and Social Inclusion).

Workshop tersebut diikuti oleh dosen/tenaga pengajar yang juga merupakan peneliti di lingkungan kampus UMSU, Perwakilan Pimpinan Program Studi, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UMSU dan Ketua Lembaga Pengembagan Kurikulum Pembelajaran (LPKP) UMSU. Selain itu, beberapa pengurus inti di PSGA juga aktif mengikuti seminar, workshop, Training of Trainer (ToT) dan Konferensi pada skala

(17)

17 nasional yang terkait dengan isu-isu pengarusutamaan gender (Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel poin 27 di Lampiran).

Berdsarkan fakta tersebut maka penting bagi PSGA UMSU untuk melaksanakan berbagai kegiatan pelatihan yang terakit dengan isu pengarusutamaan gender yang dikhususkan bagi karyawan dan pimpinan kampus; mulai dari level rektorat, dekanat hingga pimpinan program studi dan laboratorium. Kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui kerjasama dengan lembaga-lembaga yang kredibel dalam pelaksanaan pelatihan pengarusutamaan gender.

Sehingga pemahaman dan pengetahuan pimpinan dan karyawan tentang isu pengarusutamaan gender dan keadilan gender dapat meningkat di lingkungan kampus UMSU.

P ERISET DAN RISET BERTEMAKAN GENDER

Berdasarkan data yang dikumpulkan, jumlah periset perempuan di UMSU yang berhasil memenangkan dana hibah penelitian internal dan dana hibah eksternal (baca: penelitian Kemenristek Dikti) dari tahun ke tahun tampak mengalami peningkatan. Selain itu, jarak atau selisih antara laki-laki dan perempuan sebagai penerima dana hibah penelitian juga tidak terlalu jauh. Pada data penerima dana hibah penelitian internal misalnya, terlihat jumlah perempuan yang menjadi penerima dana penelitian pada priode tahun 2016-2017 dan priode tahun 2017-2018 jumlahnya tidak berbanding jauh dengan kelompok laki-laki. (Lihat Tabel 10).

Tabel 10.

Presentase Gender Pada Penerima Dana Penelitian Internal

Sumber: Hasil Assessment PSGA UMSU Tahun 2019

Bahkan jika diamati dengan seksama maka terlihat jumlah periset perempuan yang menerima dana penelitian internal mengalami kenaikan dari 45 orang pada priode 2016-2017 menjadi 71 orang pada priode 2017-2018 dengan selisih yang tidak terlalu signifikan dengan periset laki-laki. Sedangkan pada data penerima dana hibah penelitian Eksternal atau yang didanai

(18)

18 oleh Kemenristek Dikti, jumlah periset perempuan yang menerima dana penelitian lebih banyak jumlahnya jika dibandingkan dengan kelompok periset laki-laki. Dominasi periset perempuan sebagai penerima dana penelitian nasional bahkan terlihat selama tiga priode terakhir yaitu pada priode 2016-2017, priode 2017-2018 dan priode 2018-2019. (Lihat Tabel 11).

Tabel 11.

Presentase Gender Pada Penerima Dana Penelitian Nasional/Dikti

Sumber: Hasil Assessment PSGA UMSU Tahun 2019

Begitupun meski jumlah periset perempuan terbilang produktif dan unggul khususnya pada bidang pendanaan nasional tetapi jumlah judul penelitian yang bertemakan gender belum terlalu banyak ditemui pada judul-judul penelitian internal perguruan tinggi dan judul-judul penelitian nasional. Dari data yang berhasil dihimpun oleh tim peneliti, ditemukan pada tahun 2017 hanya terdapat 2 judu penelitian yang bertemakan gender dan kedua judul tersebut juga ditulis oleh kelompok laki-laki atas nama Ananda Mahardika dan Efendi Augus. Sedangkan pada tahun 2018, ada 3 judul penelitian yang bertemakan gender. Ketiga judul tersebut diteliti oleh periset perempuan di mana 2 judul mendapatkan pendanaan penelitian internal perguruan tinggi dan 1 judul mendapatkan pendanaan penelitian nasional (Kemenristek Dikti).

Minimnya jumlah penelitian yang bertemakan gender tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Salah satu faktor yang diduga mempengaruhi minimnya jumlah penelitian yang bertemakan gender adalah dikarenakan belum masuknya isu pengarusutamaan gender pada Rencana Induk Penelitian (RIP) UMSU Tahap I Priode 2016-2021. Oleh karena itu, pada RIP UMSU Tahap II Priode 2021-2026 diharapkan agenda pengarusutaman gender dapat masuk sebagai isu utama dalam penelitian internal UMSU. Mengingat, isu pengarusutamaan gender dalam beberapa tahun ini sudah menjadi salah satu isu prioritas dalam agenda penelitian Ristek- Dikti. Selain itu, isu dan agenda pengarusutamaan gender juga sudah menjadi salah satu isu dan agenda pada pembangunan global yang terekam dalam agenda Sustainable Development Goals (SDGs).

(19)

19

P USAT-PUSAT KAJIAN DAN KESETARAAN GENDER

Pusat-pusat studi dan kajian yang ada di lingkungan Kampus UMSU pada dasarnya sudah mulai mengenal dan mempraktikan isu-isu kesetaraan gender meski masih sangat minim jumlah. Selain PSGA UMSU, beberapa pusat studi dan kajian yang sudah mulai mengenal, mensosialisasikan dan mempraktikan isu-isu kesetaraan gender adalah Badan Al Islam Kemuhammadiyah (BIM) UMSU, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UMSU dan Badan Penjaminan Mutu (BPM) UMSU. Lebih lanjut bentuk pengenalan, sosialisasi dan praktik yang telah dilakukan oleh ketiga lembaga tersebut terkait isu-isu kesetaraan gender dapat lihat pada Tabel 12 di bawah ini.

Tabel 12.

Pusat/Badan yang Mengintegrasikan Isu-Isu Kesetaraan Gender Nama Pusat Bagaimana Kesetaraan

Gender Diintegrasikan

Pesan-Pesan Terkait Gender Yang Dipromosikan

BIM UMSU Kepemimpinan Dalam Islam

Membahas surat An-Nisa ayat 34 yang menerangkan kedudukan laki laki dan Perempuan Disisi allah.

LP2M UMSU Mensosialisasikan Pengantar Dari prof Oky pada Panduan Penelitian Edisi XII tentang

Penelitian Gender Dan Inklusi Sosial .

Sebagai Nara Sumber Pada workshop Penelitian Berbasis Gesi yang

dilaksanakan oleh PSGA Umsu menyampaikan pentingnya penelitian Tentang Gender

BPM UMSU Melengkapi Sarana Dan prasarana Kampus Yang Responshif Gender

Memberikan hak yang sama kepada laki- laki,perempuan dan disabilitas untuk menerima pendidikan.

Sumber: Hasil Assessment PSGA UMSU Tahun 2019

Selain aktifitas yang dilakukan di atas, LP2M UMSU selaku lembaga yang juga mewadahi pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat juga telah melakukan beberapa bentuk Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang terkait isu-isu pengarutamaan gender. Hal ini dapat dilihat dari beberapa judul PKM Dosen yang mendapatkan pendanaan secara internal oleh UMSU. Pada priode 2018-2019 setidaknya ada 3 judul PKM yang sangat terkait dengan tema pengarusutamaan gender seperti judul PKM Dosen FISIP atas nama Yurisna Tanjung yang melakukan Pelatihan dan Pengutan Pemahaman Pengarusutamaan Gender Terhadap Calon Legislatif Perempuan di Partai Amanat Nasional dan Partai Golkar Kota Medan.

Kemudian ada 2 judul PKM Dosen dari Fakultas Kedokteran yaitu atas nama Siti Mirhalina Hasibuan dengan judul PKM: Pemberdayaan Ibu Pengajian Sebagai Upaya Pencegahan

(20)

20 Kanker Serviks di Kota Medan. Dan juga atas nama Meizly Andina dengan judul PKM:

Penggunaan Kuisioner Pra Screning Perkembangan di Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Upaya Stimulasi Dini Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah.

Begitupun, beberapa judul PKM lainnya secara subtansi juga memiliki hubungan dengan isu pengarusutamaan gender seperti pemberdayaan bagi kelompok pebatik, peningkatan ekonomi keluarga dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa upaya untuk mempromosikan, mensosialisasikan dan mempraktekkan isu-isu kesetaraan gender dan pengarusutamaan gender di tengah masyarakat sudah mulai dilakukan oleh UMSU meski masih dalam katagori yang minim. Oleh karenanya, ke depan, diharapkan setiap lembaga/badan yang ada di UMSU sudah mulai dapat mengintegrasikan isu-isu kesetaraan gender pada program-program kerja dan juga mulai mendorong pelaksanaan PKM yang lebih berfokus pada usaha pengarusutamaan gender di tengah masyarakat.

PSGA UMSU sebagai lembaga yang baru terbentuk pada tahun 2017 lalu memiliki peran yang cukup penting dalam mengintegrasikan isu-isu kesetaraan gender dalam pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi. Upaya pengintegrasian tersebut secara bertahap sudah dilakukan oleh PSGA diantaranya dengan:

1. Melaksanakan Workship Penyusunan Proposal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Berdimensi GESI (Gender Equality and Social Inclusion) dengan melibatkan dosen peneliti, Program Studi dan lembaga-lembaga terkat. Kegiatan ini dilaksanakan pada tahun 2018 lalu.

2. Pada tahun yang sama, PSGA UMSU juga memberikan masukan kepada pihak Universitas untuk menyediakan sarana dan prasarana yang responsif terhadap Gender dan juga Social Inclusion. Dampak saat ini UMSU sudah melengkapi sarana kursi roda, adanya rel-rel kursi roda disetiap tangga gedung, adanya alat bantu dengar bagi kelompok tuna rungu dan menata toilet yang sesuai dengan kebutuhan perempuan seperti: tersedianya kaca, tissue dan gantugan pakaian di setiap toilet.

3. PSGA UMSU juga terlibat aktif dan berperanserta membantu lembaga pemerintah provinsi dalam pelaksanaan evaluasi pengarusutamaan gender di tingkat kabupaten/kota.

4. PSGA UMSU juga aktif mengirimkan pengurusnya untuk mengikuti seminar, workshop, T.o.T dan Konferensi pada skala nasional yang terkait dengan isu-isu pengarusutamaan gender.

Gambar 1.

Sarana dan Prasarana Kampus Yang Responsif Gender & Berbasis Inklusi Sosial

(21)

21

INTEGRASI GENDER DI UMSU

I

ntegrasi gender di UMSU khususnya pada program akademik (jurusan) dapat dilihat dari adanya isu-isu gender yang masuk ke dalam kurikulum baik dalam bentuk mata kuliah atau materi pembelajaran. Saat ini hanya terdapat 4 fakultas yang mengintegrasikan isu pengarusutamaan gender ke dalam kurikulumnya yaitu Fakultas Agama Islam (FAI), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Hukum (FAHUM) dan Fakultas Kedokteran (FK). Dari keempat fakultas tersebut, hanya di FISIP dan di FAHUM saja yang secara eksplisit menjadikan menempatkan isu gender pada mata kuliah. Di FISIP tepatnya di Prodi Kesejahteraan Sosial terdapat Mata Kuliah: Gender dan Kesejahteraan Sosial dan juga Mata Kuliah Perlindungan Anak dan Human Trafficking. Di FAHUM tepatnya di Prodi Ilmu Hukum terdapat Mata Kuliah Hukum Perlindungan Perempuan. Sedangkan di FAI isu-isu gender yang diintegrasikan masih dalam bentuk materi pembelajaran terkait perkembangan anak secara biologis baik laki-laki mamupun perempuan dari lahir sampai dewasa. Hampir sama dengan FAI, isu-isu gender yang diintegrasikan di Fakultas Kedokteran juga masih dalam bentuk materi pembelajaran yang terkait dengan Sistem Reproduksi antara laki-laki dan perempuan.

M ATERI-MATERI PENDIDIKAN TERKAIT GENDER

Materi-materi pendidikan di lingkungan kampus UMSU yang terkait Gender selama ini diperoleh dari berbagai sumber primer pembelajaran seperti buku ajar, buku teks dan jurnal- jurnal hasil penelitian. Selain itu, materi pendidikan terkait gender juga diperoleh dari sumber sekunder seperti pemberitaan pada media masa, laporan-laporan lembaga yang berafliasi dengan isu-isu gender, film-film documenter, opini publik dan lain sebagainya yang dianggap dapat dijadikan referensi terbarukan terkait isu-isu gender kontemporer.

(22)

22 Selain itu, di lingkungan kampus UMSU juga terdapat beberapa materi pendidikan terkait gender yang dihasilkan dari karya-karya dosen UMSU baik yang merupakan hasil olahan penelitian lapangan atau merupakan kajian literature. Hal ini misalnya dapat dilihat dari adanya buku ajar seperti: Kepemimpinan Dalam Islam (2014), Gender dan Kesejahteraan Sosial (2016), Perlindungan Perempuan dan Anak (2016), Pentingnya Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini (2016) serta beberapa laporan penelitian seperti Jurnal yang digunakan sebagai materi pembelajaran (Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel poin 30 di Lampiran).

K ELOMPOK NARASUMBER PSGA

Narasumber internal yang dapat diundang sebagai pemateri dalam kegiatan PSGA masih sangat terbatas jumlahnya. Dari keseluruhan jumlah dosen di UMSU hanya 7 orang saja yang dianggap dapat menjadi narasumber terkait isu pengarusutamaan gender. Menariknya, dari ketujuh narasumber tersebut, terdapat 3 orang narasumber yang berasal dari kelompok laki- laki. Adapun nama, bidang kajian da nasal fakultas dari ketujuh narasumber tersebut dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah ini.

Tabel 13.

Kelompok Narasumber PSGA No Nama Narasumber Jenis Kelamin Fakultas/

Pusat

Bidang Kajian

Laki- laki

Perempuan

1 Dra Hj Yurisna Tanjung

Ketua PSGA Gender Dalam pandangan

Islam

2 Nurhilmiah SH.MH Anggota

PSGA

Perlindungan Terhadap perempuan yamg Berhadapan Dengan Hukum

3 Dr Munawir

Pasaribu,SPd.I.M.A

Wakil Dekan

III Fakultas Agama Islam

Pentingnya pendidikan Sex bagiAnak Usia dini

4 Atika Rahmi Dosen

Fakultas Hukum

Perlindungan Hukum Bagi Perempuan Dan Anak

5 H.Mujahiddin,S.Sos, M.Sp

Dosen Fisip Pemberdayaan Kelompok Perempuan

6 Nurhasanah,S.Sos.M .Ikom

Dosen Fisip Perempuan Dan politik

7 Drs Efendi agus M.Si

Dosen Fisip Perempuan dan lingkungan Hidup

Sumber: Hasil Assessment PSGA UMSU Tahun 2019

(23)

23

K EBIJAKAN DAN LAYANAN YANG MENDUKUNG KESETARAAN GENDER

Kebijakan dan layanan yang mendukung kesetaraan gender dapat dilihat dari adanya kerjasama pergurutan tinggi dengan LSM yang fokus pada perempuan atau kesetaraan gender. Beberapa LSM atau lembaga yang konsen pada isu pengarusutamaan gender dan perlindungan terhadap kelompok perempuan sudah menjalin kerjasama dengan UMSU.

Bentuk kerjasama tersebut terekam dalam bentuk kerjasama dengan Program Studi, Lembaga, Fakultas dan atau Tingkat Universitas. Pada Tabel 14 di bawah ini terlihat sudah ada 4 lembaga yang bekerjasama dengan UMSU.

Tabel 14.

Kerjsama Perguruan Tinggi dengan LSM/Lembaga Yang Mengedukasi Gender Nama LSM Bagian/Pusat yang

memiliki hubungan dengan LSM

Corak hubungan Semenjak kapan Aisyiyah

Sumatera Utara

Pusat Studi Gender Dan Anak

Bekerja sama ,mensosialisasikan Perlindungan Hukum terhadap

Perempyuan dan Anak dan menangani masalah perempuan dan anak

Dari tahun 2017

Pusat Jakian dan

Perlindungan Anak (PKPA)

Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMSU

Kerjasama Dalam Pengembangan tridharma Perguruan Tinggi

2015

Rumah Damping Aftercare Medan

Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMSU

Menunjang pelaksanaan proses

pendidikan,pelatihan,penelitian,diskusi ilmiah,dan pengabdian kepada

masyarakat.

2015

Dinkessos UPT Pelayanan Sosial WTS dan Tuna Laras Berastagi

Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMSU

Menunjang pelaksanaan proses

pendidikan,pelatihan,penelitian,diskusi ilmiah,dan pengabdian kepada

masyarakat.

2017

Sumber: Hasil Assessment PSGA UMSU Tahun 2019

(24)

24

S ARANA DAN PRASARANA YANG RESPONSIF GENDER

Meski pada level rektorat UMSU dipimpin oleh kelompok laki-laki namun banyak kebijakan- kebijakan yang dikeluarkan oleh pimpinan tersebut yang sangat responsif gender. Salah satunya kebijakan pada penyediakan sarana dan prasarana yang responsif gender dan pro pada inklusi sosial. Bentuk sarana dan prasarana tersebut antara lain adalah:

1. Adanya Mesjid yang menyediakan ruangan khusus untuk perempuan dengan melengkapi akan kebutuhan perempuan, seperti mukenah, sandal dan kaca.

2. Memiliki toilet untuk laki laki dan perempuan sesuai dengan kebutuhannya.seperti ada tissue, gantungan pakaian di toilet perempuan dan laki-laki.

3. Memiliki tangga gedung yang tidak terlalu tinggi bagi perempuan untuk melangkah dan dilengkapi dengan rel kursi roda yang disedikan bagi siswa yang difabel.

4. Memiliki kursi roda yang dipersiapkan bagi calon mahasiswa yang difabel.

5. Memiliki alat Pendengaran yang diperuntukkan bagi siswa yang tuna rungu.

6. Memiliki Mobiler seperti meja yang tertutup,sehingga perempuan lebih leluasa untuk duduk.

Begitupun, pada beberapa aspek sarana dan prasarana belum sepenuhnya mampu mengakomodir kebutuhan laki-laki dan perempuan. Hal ini dapat dilihat dengan belum adanya ruangan penitipan anak atau ruangan laktasi. Hal ini dikarenakan masih minimnya jumlah ruangan atau gendung untuk hal-hal tersebut.

(25)

25

REKOMENDASI

Berdasarkan temuan dan analisis pada gender assessment di atas, maka beberapa poin direkomendasikan untuk dapat diaplikasikan di lingkungan Kampus UMSU adalah sebagai berikut:

1. Proporsi kepemimpinan di UMSU ke depan setidaknya harus mempertimbangkan representasi gender baik di tingkatan Universitas, Fakultas, Lembaga dan Unit-Unit Lainnya.

2. Dalam proses rekurtment dosen ke depan setidaknya harus mempertimbangkan representasi gender dosen pada tiap-tiap fakultas. Hal ini penting untuk menjaga keimbangan gender antara tenaga pengajar dan mahasiswa di satu fakultas.

3. Menjaga kualiatas sarana dan prasarana responsif gender yang sudah ada dan meningkatkan jumlah sarana dan prasarana responsif gender yang dipandang perlu dilakukan di lingkungan kampus UMSU

4. Perlu dilaksanakannya pelatihan-pelatihan yang bertemakan responsif gender bagi pimpinan-pimpinan, dosen dan karyawan-karyawan yang ada di lingkungan kampus UMSU.

5. Memasukan isu dan tema pengarusutamaan gender pada RIP Penelitian Internal UMSU Tahap II 2 Priode 2021-2026.

6. Perlu adanya pengelolaan data di lingkungan Kampus UMSU yang berbasis Gender, khususnya data yang terakit jumlah Periset Perempuam, Judul Penelitian dan Pengabdian Yang diketuai oleh perempuan dan bertemakan Gender. Selain itu, perlu juga ada pengkatagorian data-data alumni berdasarkan gender baik yang berstatus sebagai wirausaha dan pekerja pada level lokal, nasional dan internasional.

7. Perlu adanya upaya untuk mendorong aktifitas penelitian, pengabdian dan publikasi yang terkait dengan tema-tema gender.

(26)

26

LAMPIRAN-LAMPIRAN

I. PPROFIL SUMBER DAYA MANUSIA 1. Profil Sumberdaya Manusia

Profil staf laki laki/perempuan yang meliputi staf Menejemen dari tingkat pimpinan kampus,fakultas,jurusan,pusat-pusat pengajar,keuangan dan administrasi.Profil ini menunjukkan posisi dan fungsi yang perempuan dan laki laki duduki dan lakukan.

1. Profil Menejemen Berdasarkan Gender

manajemen laki-laki (%) perempuan (%) Jumlah

N % N % N %

Rektor 1 100% 0 0 1 100%

Wakil Rektor I 1 100% 0 0 1 100%

Wakil Rektor II 1 100% 0 0 1 100%

Wakil Rektor III 1 100% 0 0 1 100%

Fakultas Agama Islam

Dekan 1 100% 0 0% 1 100%

Wakil Dekan 2 100% 0 0% 2 100%

KTU 1 100% 0 0% 1 100%

Ketua Jurusan 2 50% 2 50% 4 100%

Sekretaris Jurusan 2 50% 2 50% 4 100%

Pengajar 36 58% 26 42% 62 100%

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan 1 100% 0 0% 1 100%

Wakil Dekan 0 0% 2 100% 2 100%

KTU 1 100% 0 0% 1 100%

Ketua Jurusan 5 71% 2 29% 7 100%

Sekretaris Jurusan 6 86% 1 14% 7 100%

Pengajar 47 47% 52 53% 99 100%

(27)

27

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dekan 1 100% 0 0% 1 100%

Wakil Dekan 2 100% 0 0% 2 100%

KTU 1 100% 0 0% 1 100%

Ketua Jurusan 1 33% 2 67% 3 100%

Sekretaris Jurusan 2 67% 1 33% 3 100%

Pengajar 31 58% 22 42% 53 100%

Fakultas Pertanian

Dekan 0 0% 1 100% 1 100%

Wakil Dekan 1 50% 1 50% 2 100%

KTU 0 0% 1 100% 1 100%

Ketua Jurusan 0 0% 3 100% 3 100%

Sekretaris Jurusan 2 67% 1 33% 3 100%

Pengajar 38 48% 42 53% 80 100%

Fakultas Ekonomi

Dekan 1 100% 0 0% 1 100%

Wakil Dekan 2 100% 0 0% 2 100%

KTU 1 100% 0 0% 1 100%

Ketua Jurusan 1 25% 3 75% 4 100%

Sekretaris Jurusan 2 50% 2 50% 4 100%

Pengajar 54 56% 42 44% 96 100%

Fakultas Teknik

Dekan 1 100% 0 0% 1 100%

Wakil Dekan 2 100% 0 0% 2 100%

KTU 1 100% 0 0% 1 100%

Ketua Jurusan 3 100% 0 0% 3 100%

Sekretaris Jurusan 2 67% 1 33% 3 100%

(28)

28

Pengajar 46 66% 24 34% 70 100%

Fakultas Hukum

Dekan 0 0% 1 100% 1 100%

Wakil Dekan 2 100% 0 0% 2 100%

KTU 1 100% 0 0% 1 100%

Ketua Jurusan 4 67% 2 33% 6 100%

Sekretaris Jurusan 0 0% 0 0% 0 100%

Pengajar 42 62% 26 38% 68 100%

Fakultas Kedokteran

Dekan 1 100% 0 0% 1 100%

Wakil Dekan 1 50% 1 50% 2 100%

KTU 1 100% 0 0% 1 100%

Ketua Jurusan 1 50% 1 50% 2 100%

Sekretaris Jurusan 0 0% 2 100% 2 100%

Pengajar 27 44% 34 56% 61 100%

Pasca Sarjana

Direktur 1 100% 0 0% 1 100%

Wakil Direktur 1 100% 0 0% 1 100%

KTU 0 0% 1 100% 1 100%

Ketua Jurusan 5 63% 3 38% 8 100%

Sekretaris Jurusan 6 75% 2 25% 8 100%

Lembaga Struktural

Kepala Bagian Umum 1 100% 0 0% 1 100%

Kepala Bagian Keuangan 1 100% 0 0% 1 100%

Kepala Bagian Akademik 1 100% 0 0% 1 100%

Kepala Bagian Kemahasiswaan 1 100% 0 0% 1 100%

Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat

(29)

29

Ketua 1 100% 0 0% 1 100%

wakil ketua 1 100% 0 0% 1 100%

Sekretaris 1 100% 0 0% 1 100%

Bidang Penelitian External 1 100% 0 0% 1 100%

Bidang Penelitian Internal 0 0% 1 100% 1 100%

Bidang Pengabdian Masyarakat 0 0% 1 100% 1 100%

Bidang Publikasi & Penerbitan 1 100% 0 0% 1 100%

Bidang KKN 1 100% 0 0% 1 100%

Bidang Klinik Publikasi 0 0% 1 100% 1 100%

Pusat Kewirausahaan, Inovasi dan Inkubator Bisnis

Ketua 0 0% 1 100% 1 100%

wakil ketua 1 100% 0 0% 1 100%

Sekretaris 0 0% 1 100% 1 100%

Badan Al Islam dan Kemuhammadiyahan

Ketua 0 0% 1 100% 1 100%

Sekretaris 0 0% 1 100% 1 100%

Pusat Jasa Ketenagakerjaan

Ketua 1 100% 0 0% 1 100%

Sekretaris 1 100% 0 0% 1 100%

Badan Penjaminan Mutu

Ketua 1 100% 0 0% 1 100%

Sekretaris 0 0% 1 100% 1 100%

Bidang Penjamin Mutu 1 100% 0 0% 1 100%

Bidang Penjamin Mutu Internal 1 50% 1 50% 2 100%

Bidang Penjamin Mutu Ekstrernal 1 33% 2 67% 3 100%

Lembaga Pengembangan Kurikulum Pembelajaran

Ketua 0 0% 1 100% 1 100%

(30)

30

Sekretaris 1 100% 0 0% 1 100%

Pusat Kajian Dan Studi Konstitusi

Ketua 1 100% 0 0% 1 100%

Sekretaris 1 100% 0 0% 1 100%

Bidang Perundang-undangan 2 100% 0 0% 2 100%

Bidang Publikasi Ilmiah 2 100% 0 0% 2 100%

Bidang Kerjasama 1 50% 1 50% 2 100%

Pusat Studi Gender Dan Anak

Ketua 0 0% 1 100% 1 100%

Wakil Ketua 1 100% 0 0% 1 100%

Sekretaris 0 0% 1 100% 1 100%

Wakil Sekretaris 1 100% 0 0% 1 100%

Pusat Pemeringkatan

Ketua 1 100% 0 0% 1 100%

Wakil Ketua 1 100% 0 0% 1 100%

Sekretaris 1 100% 0 0% 1 100%

Sentra Hak Kekayaan Intelektual

Ketua 1 100% 0 0% 1 100%

Sekretaris 1 100% 0 0% 1 100%

Pusat Bahasa

Ketua 0 0% 1 100% 1 100%

Sekretaris 0 0% 1 100% 1 100%

Unit Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa

Ketua 0 0% 1 100% 1 100%

Wakil Ketua 1 100% 0 0% 1 100%

Program Bimbingan Konseling

Ketua 0 0% 1 100% 1 100%

(31)

31 Penegak Displin

Ketua 1 100% 0 0% 1 100%

Sekretaris 1 100% 0 0% 1 100%

Rumah Susun Mahasiswa

Ketua 0 0% 1 100% 1 100%

Sekretaris 0 0% 1 100% 1 100%

Lembaga Kantor Urusan Internasional

Ketua 1 100% 0 0% 1 100%

Sekretaris 0 0% 1 100% 1 100%

Observatorium Ilmu Falak

Kepala 1 100% 0 0% 1 100%

wakil Kepala 2 100% 0 0% 2 100%

Sekretaris 1 100% 0 0% 1 100%

Bidang Penelitian 1 100% 0 0% 1 100%

Bidang IT 1 100% 0 0% 1 100%

Bidang Pengembangan Publik 1 100% 0 0% 1 100%

Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran

Ketua 1 100% 0 0% 1 100%

Sekretaris 1 100% 0 0% 1 100%

Pustaka

Kepala 1 100% 0 0% 1 100%

IT

Kepala 1 100% 0 0% 1 100%

Sekretaris 1 100% 0 0% 1 100%

2.Jumlah Mahasiswa Yang Masih Aktif 3 Tahun Terakhir

Tahun Akademik Jenis Kelamin Jumlah

Referensi

Dokumen terkait

Strategi W-O adalah strategi yang ditujukan untuk mengatasi kelemahan internal lingkungan pemasaran agrowisata Ecotainment dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi W-O

Renstra Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) tahun 2020-2024 ini disusun sebagai upaya menetapkan pedoman bagi arah pelaksanaan kegiatan BBKB dalam 5 tahun

Sebelum dilakukan anestesi harus melewati beberapa tahapan, yaitu mulai pre operatif visite, persiapan anestesi, premedikasi dan ruang pulih sadar. Secara garis besar

Dampak dari assertive training yang diberikan dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan sikap percaya diri pada anak usia 5-6 tahun pada keluarga tingkat

Kemudian untuk Kota Banda Aceh, masih dalam region yang sama dengan Kota Sabang, hasil uji Pearson Correlation sektor unggulan Kota Banda Aceh dengan sektor unggulan Kabupaten Aceh

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan dilakukan oleh bupati/walikota sampai diadakan perubahan atas Peraturan Daerah

ABSTRAK: Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Tambak Di Kelurahan Pundata Baji Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Tubuh terbagi atas kepala-dada (sefalotoraks) dan perut (abdomen). Pada bagian kepala-dada terdapat empat pasang kaki. Pada kepala terdapat beberapa pasang mata tunggal dan dua