• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIF TERHADAP TINGKAT KEPUASAN FOLLOWERS REMAJA DALAM MENGAKSES AKUN INSTAGRAM USTADZ ABDUL SOMAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH MOTIF TERHADAP TINGKAT KEPUASAN FOLLOWERS REMAJA DALAM MENGAKSES AKUN INSTAGRAM USTADZ ABDUL SOMAD"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIF TERHADAP TINGKAT KEPUASAN FOLLOWERS REMAJA DALAM MENGAKSES AKUN INSTAGRAM

USTADZ ABDUL SOMAD

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S. Sos)

Oleh:

Novi Handayani NIM: 11140510000091

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H/2021 M

(2)

i Nama : Novi Handayani

NIM : 11140510000091

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

“PENGARUH MOTIF TERHADAP TINGKAT KEPUASAN FOLLOWERS REMAJA DALAM MENGAKSES AKUN INSTAGRAM USTADZ ABDUL SOMAD” adalah benar merupakan asli hasil karya saya dan tidak melakukan plagiat dalam penyusunannya. Adapun semua kutipan yang digunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan seperlunya.

Jakarta, 24 Juni 2021

Novi Handayani NIM: 11140510000091

(3)

i Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S. Sos.)

Disusun oleh:

Novi Handayani NIM: 11140510000091

Pembimbing,

Amirudin, M.Si NIP 198206082011011003

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H/2021

(4)
(5)

i

Modernisasi mencakup banyak bidang, salah satunya hadirnya media sosial. Ada motif-motif tertentu saat khalayak mengakses media sosial untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu pendakwah yang menggunakan media sosial sebagai media dakwah yaitu Ustadz Abdul Somad. Ia memiliki followers aktif di dalam akun Instagramnya. Maka dari itu ia memanfaatkan Instagram sebagai cara untuk berdakwah ke semua kalangan masyarakat. Salah satunya, followers remajanya.

Berdasarkan pertanyaan di atas, penelitian ini untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu, bagaimana motif serta tingkat kepuasan followers remaja dalam mengakses akun Instagram Ustadz Abdul Somad? Apakah ada pengaruh antara motif terhadap tingkat kepuasan followers remaja dalam mengakses akun Instagram Ustadz Abdul Somad?

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh dari survei, pengamatan dan kuesioner terhadap followers remaja. Data sekunder meliputi jurnal-jurnal ilmiah, skripsi dan literatur lainnya.

Teori yang digunakan adalah uses and gratifications.

Artinya khalayak aktif dalam memilih media sesuai dengan kebutuhannya. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpnuhi dan mendatangkan kepuasan.

Hasil penilitian ini adalah ada pengaruh motif terhadap tingkat kepuasan followers remaja dalam mengakses akun Instagram UAS, yaitu sebesar 63%. Ada kesenjangan antara mean GS > GO pada dimensi pengawasan dan identitas pribadi, berarti media belum dapat memenuhi kepuasan khalayak.

Sedangkan pada mean GS < GO pada dimensi hubungan prsonal dan pengalihan, artinya tidak terdapat kesenjangan dan media memenuhi kebutuhan khalayak.

Kata Kunci : Motif, Kepuasan, Followers Remaja, Instagram, dan Ustadz Abdul Somad.

(6)

ii

rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul “Pengaruh Motif Terhadap Tingkat Kepuasan Followers Remaja Dalam Mengakses Akun Instagram Ustadz Abdul Somad”.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallaahu „alaihi wa Sallam beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa ummatnya dari zaman kegelapan hingga ke zaman terang dan kaya akan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka peneliti dengan senang hati menerima masukan, kritik, dan saran sebagai pelajaran dan perbaikan bagi peneliti di masa yang akan datang. Dalam kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini baik secara moral maupun materil, khususnya kepada:

1. Dr. Suparto, M.Ed., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag wakil Dekan 1 Bidang Akademik. Dr. Sihabbudin Noor, M.Ag wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum dan Drs. Cecep Castrawijaya, MA. Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

2. Dr. Armawati Arbi M.Si, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan Dr. H. Edi Amin, MA. selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

(7)

iii

dalam membimbing peneliti. Serta memberi nasehat yang membangun sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga beliau selalu dalam perlindungan Allah subhanahu wa ta‟ala.

5. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan wawasan dan ilmu bermanfaat selama penulis menempuh perkuliahan di kampus.

6. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Perpustakaan FIDIKOM yang telah memberikan fasilitas ternyaman saat penulis membutuhkan buku-buku, jurnal dan skripsi untuk referensi dalam penelitian ini.

7. Teruntuk keluarga peneliti, khususnya orang tua peneliti yaitu Mamah tercinta Asliyah yang selalu tulus mendo‟akan serta memberikan semangat untuk peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. Serta untuk Almarhum Ayah tercinta, terimakasih telah menjadi Ayah terbaik untuk peneliti. Terimakasih untuk Kakak Elly Sekarsari, Bang Adi dan adik Iin Komalasari, keluarga yang selalu mendukung dan memberikan motivasi untuk peneliti. Semoga Allah selalu menjaga kita semua.

8. Teman-teman Squad: Humairah, Adinda, Andita, Amiradhana, Elsa, Rofi, Rialdi, Hanif dan Dimas.

(8)

iv kita tetap terjalin.

9. Seluruh mahasiswa/i KPI 2014, teman-teman KPI B, serta teman seperbimbingan, terimakasih atas sharing serta kebersamaannya.

10. Seluruh pihak yang telah membantu peneliti dalam penelitian skripsi ini, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu.

Namun tidak mengurangi rasa hormat, peneliti mengucapkan terimakasih atas segala do‟a dan bantuannya. Semoga Allah subhanahu wa ta‟ala membalas kebaikan kalian semua.

Demikian sebagai pengantar skripsi ini, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang, terkhusus bagi para penulis selanjutnya, ataupun bagi pembaca umum.

Jakarta, Juni 2021

Novi Handayani

(9)

v

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ...ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 13

C. Batasan Masalah ... 14

D. Rumusan Masalah ... 14

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 14

1. Tujuan Penelitian ... 14

2. Manfaat Penelitian ... 15

F. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 15

G. Sistematika Penulisan ... 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 19

A. Teori dan Konsep ... 19

1. Teori Uses and Gratification ... 19

2. Motif ... 24

3. Kepuasan ... 27

4. Instagram ... 29

5. Followers ... 30

6. Remaja ... 30

B. Kerangka Pemikiran ... 31

C. Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 34

A. Populasi dan Sample ... 34

1. Populasi ... 34

2. Sampel ... 34

(10)

vi

G. Uji Instrument ... 44

1. Uji Validitas ... 44

2. Uji Reliabilitas ... 45

H. Teknik Analisis Data ... 46

1. Uji Normalitas ... 46

2. Uji Regresi Linier Sederhana ... 47

3. Uji Koefisien Determinasi ... 48

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Temuan Penelitian ... 49

1. Deskripsi Data Responden ... 49

2. Uji Instrumen ... 52

a. Uji Validitas ... 52

b. Uji Reliabilitas ... 54

3. Analisis Data ... 55

4. Uji Hipotesis ... 64

a. Uji Normalitas ... 64

b. Uji Korelasi Sederhana ... 65

c. Uji Regresi Linier Sederhana ... 68

d. Koefisien Determinasi ... 71

B. Pembahasan ... 72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 77

A. Simpulan ... 77

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(11)

vii

Tabel 3. 3 Blue Print Sesudah Uji Validitas dan Uji

Reabilitas ... 40

Tabel 3. 4 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan ... 47

Tabel 4. 1 Data Responden Berdasarkan Usia ... 50

Tabel 4. 2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

Tabel 4. 3 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 51

Tabel 4. 4 Uji Validitas Variabel Gratification Sought (GS) ... 53

Tabel 4. 5 Uji Validitas Variabel Gratification Obtained (GO) ... 53

Tabel 4. 6 Uji Reliabilitas Menggunakan SPSS 22.0 ... 55

Tabel 4. 7 Respon Responden terhadap Gratification Sought Pengalihan ... 56

Tabel 4. 8 Respon Responden terhadap Gratification Sought Hubungan Presonal ... 56

Tabel 4. 9 Respon Responden terhadap Gratification Sought Identitas Pribadi ... 57

Tabel 4. 10 Respon Responden terhadap Gratification Sought Pengawasan ... 58

Tabel 4. 11 Respon Responden terhadap Gratification Obtained Pengalihan ... 59

Tabel 4. 12 Respon Responden terhadap Gratification Obtained Hubungan Personal ... 60

Tabel 4. 13 Respon Responden terhadap Gratification Obtained Identitas Pribadi ... 60

Tabel 4. 14 Respon Responden terhadap Gratification Obtained Pengawasan ... 61

(12)

viii

Tabel 4. 18 Uji Normalitas Menggunakan SPSS 22.0 ... 65 Tabel 4. 19 Uji Korelasi Sederhana menggunakan SPSS

22.0 ... 67 Tabel 4. 20 Analisis Regresi Linier Sederhana

(Coefficients) Menggunakan SPSS 22.0 ... 69 Tabel 4. 21 (Model Summary) menggunakan SPSS 22.0 ... 71

(13)

ix

Gambar 1. 3 Tampilan Postingan Akun Instagram UAS ... 10

(14)

1

Pada saat ini, kita hidup di zaman globalisasi atau bisa juga disebut zaman modernisasi. Modernisasi mencakup banyak bidang, contohnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di zaman modernisasi seperti sekarang, manusia sangat bergantung pada teknologi. Perkembangan teknologi berkembang secara drastis dan terus berevolusi hingga sekarang dan semakin mendunia. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya internet. Internet identik dengan media baru (new media). Istilah tersebut telah digunakan sejak 1960-an. Teknologi media baru membuat informasi bisa didapatkan dengan mudah dan cepat karena semuanya telah diproses secara digital yang dapat membawa aktivitas komunikasi massa1.

Media sosial (social media) merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi masyarakat di Indonesia. Tentu masyarakat mungkin masih mengingat bahwa sebelumnya media sosial hanya untuk berkirim pesan elektronik melalui email dan chatting. Perkembangan teknologi informasi saat ini berkembang sangat pesat sekali. Adapun teknologi informasi itu seperti media sosial, yang merupakan aplikasi

1McQuail, Denis, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h. 42-43.

(15)

yang diciptakan untuk mempermudah pekerjaan kita sebagai penggunanya2. Media sosial melalui internet mengalami perkembangan pesat. Media sosial ini berkontribusi terhadap akuntabilitas pemerintah, aktivis HAM, pembangunan civil society, dan praktik kewarganegaraan. Jenis-jenis media sosial diantaranya Facebook, Twitter, Path, Instagram, Blog, YouTube. Jenis-jenis media tersebut mempunyai keunggulan masing-masing. Salah satu media sosial yang banyak digunakan adalah Instagram, yang praktis unuk berbagi foto dan video kemudian dapat dikomentari dan di-like oleh para followers.

Instagram juga menjadi sarana para penggunanya untuk menyebarluaskan hasil karya mereka dalam bentuk foto maupun video. Serta memberikan banyak pilihan dalam mengakses berbagai jenis foto maupun video sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan mereka. Hal demikian membuat Instagram populer karena dapat menyediakan beragam akun informasi, hiburan, pendidikan, hobi, fashion, gaya hidup dan lain-lain. Keunggulan Instagram membuat platform tersebut populer di Indonesia. Menurut hasil survei WeAreSocial.net dan Hootsuite, Instagram merupakan platform media sosial dengan jumlah pengguna terbanyak ke empat di dunia. Selain sebagai jejaring sosial untuk berbagi foto, Instagram digunakan untuk memasarkan produk bisnis. Total pengguna

2Fahlepi Roma Doni dan Husni Faqih, Indonesian Journal on Software Engineering, Vol 3, No 2 (2017).

(16)

Instagram di dunia mencapai angka 800 juta pada Januari 20183. Pengguna aktif Instagram terbesar berasal dari Amerika Serikat sebanyak 110 juta. Disusul Brasil dengan 57 juta pengguna aktif dan Indonesia berada di urutan ketiga dengan 55 juta. Di Indonesia, Instagram merupakan media sosial yang paling sering digunakan keempat setelah Youtube, Facebook, dan Whatsapp.

Pengguna sosial media zaman sekarang begitu banyak sekali. Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah pengguna aktif media sosial. Bahkan, sebuah riset menunjukkan bahwasanya pengguna internet di Indonesia sebanyak 90% adalah pengguna aktif media sosial. Angka yang begitu fantastis untuk dunia internet saat ini.

Berdasarkan data Facebook, dari 700 juta total pengguna aktif Instagram di dunia saat ini, 45 juta berasal dari Indonesia. Dari 45 juta pengguna Instagram di Indonesia, sekitar 40% berusia 18-29 tahun4.

3https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/01/13/kalahkan-

facebook-instagram-aplikasi-terpopuler-indonesia diakses pada tanggal 05 Oktober 2018 pukul 15:30 WIB

4https://www.kominfo.go.id/content/detail/10809/tingkatkan-interaksi- digital-lewat-corporate-website-dan-instagram-baru/0/sorotan_media diakses pada tanggal 06 oktober 2018 pukul 16:40 WIB

(17)

Gambar 1. 1 Most Active Social Media Platform

Sumber: WeAreSocial.net

Instagram merupakan salah satu social media yang sangat banyak diminati saat ini baik dari kalangan anak muda dan bahkan orang dewasa, social media sebagai salah satu media yang sangat cepat dalam menyampaikan informasi5. Jika diamati lebih lanjut, pengguna terbesar Instagram adalah dari kalangan dewasa dan remaja. Faktanya, remaja dan dewasa adalah suatu kalangan dengan tingkat konsumsi paling tinggi.

5https://www.followersindo.com/jenis-bisnis-di-instagram/ diakses pada tanggal 21 November 2017 pukul 02:27 WIB Jenis Bisnis di Instagram dengan Segudang Keuntungan, The Lord Deva

(18)

Gambar 1. 2 Instagram User in Indonesia

Sumber: Napoleon.com

Berdasarkan sumber yang dikutip dari Napoleon.com, banyaknya pengguna yang mengakses media sosial instagram adalah remaja yang berumur 18-24 tahun.

Seringnya pengguna mengakses media sosial instagram, dikarenakan instagram sendiri telah menyediakan banyak fitur atau konten yang menarik di dalamnya. Seperti banyaknya akun-akun tentang hiburan, informasi, kegiatan sosial, dakwah dan lain-lain.

Ada akun dengan username (@dagelan) yang sangat diminati para remaja karena menyediakan postingan ber- genre hiburan. Kemudian akun (@jktinfo) yang menyediakan

(19)

konten mengenai informasi seputar hiruk-pikuk kehidupan di Ibu Kota. Lalu ada akun (@actforhumanity) yang menyediakan konten kegiatan sosial mengenai aksi cepat tanggap sisi kemanusiaan, untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang tertimpa bencana. Serta adanya akun (@ustadzabdulsomad) yang menyediakan postingan dakwah untuk mengajak dalam hal kebaikan.

Ranah akun-akun Intagram di atas merupakan nilai postingan positif dari Instagram, namun ada akun lainnya membuat postingan Instagram menjadi platform yang tidak baik atau bernilai negatif. Seperti contoh salah satu akun (@lambe_turah) yaitu postingannya berisi berita-berita gosip selebritis yang disebarkan belum tentu semua benar adanya.

Meskipun sifat beritanya terkini, namun karena dikomentari oleh para followers justru menjadi ajang ghibah, ujaran kebencian dan kadang berujung dengan pertengkaran baik antara selebritis yang bersangkutan dengan netizen atau para pendukung maupun haters (pembenci) selebriti.6 Akun- akun gosip ini semata-mata hanya mementingkan keuntungan belaka dengan menguak privasi orang tanpa memikirkan implikasi dan reaksi masyarakat akibat hal tersebut.

6 Christiany Juditha, HEGEMONI MEDIA SOSIAL: AKUN GOSIP INSTAGRAM @LAMBE_TURAH, Pulitbang Aplikasi Informasi Komunikasi Publik Kementrian Komunikasi dan Informatika RI.

(20)

Allah menjelaskan dalam firman-Nya, terdapat di Q.S Al-Hujurat ayat 12:

































































“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka, karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”

Ayat ini menjelaskan bahwa betapa menjijikannya perumpamaan bagi orang yang melakukan ghibah. Ia diibaratkan memakan daging dari bangkai/jenazah orang yang menjadi obyek ghibah. Hal ini dikarenakan orang yang menjadi obyek ghibah tidak tau menahu kalau dirinya sudah dighibahi. Dalam konteks ghibah, perlu diketahui bahwa seorang penggibah pastilah terdapat lawan berbicara atau kawan untuk saling memperkuat atas prasangkanya, sebab itu tidaklah mudah bagi kita untuk memilah dan memilih mana

(21)

teman yang mampu mengajak kita kepada kebaikan atau malah menjerumuskan kita dalam lembah kehancuran.

Maka dari itu berdasarkan permasalahan di atas, kehadiran akun Instagram yang menyediakan konten postingan positif seperti dakwah sangatlah penting di era sekarang. Karena menurut Toha Yahya Umar, dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana ke jalan benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat7. Karena dakwah sifatnya mengajak seseorang ketika sedang melakukan perbuatan di jalan tidak benar, menjadi berbalik ke arah jalan yang benar.

Banyaknya kanal Instagram membuat khalayak menjadi sangat selektif dan aktif dalam memilih konten postingan positif di ranah media sosial Instagram. Tentunya setiap individu memiliki motif yang berbeda-beda saat mereka memilih dan menggunakan media, akan tetapi motif tersebut tidak terlepas dari kebutuhan manusia. Hal ini akan membuat setiap individu memiliki pendapat yang berbeda saat memilih serta menggunakan media diharapkan akan memenuhi kepuasaan bagi mereka.

Menurut Sadirman, motif merupakan sebuah dorongan yang menggerakan seseorang bertingkah laku dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh

7 Toha Yahya Oemar, Ilmu Dakwah (Jakarta: Wijaya, 1976), hal. 1.

(22)

manusia8. Ketika seseorang menggunakan media ada banyak motif yang mendorongnya. Kebutuhan yang berbeda diasosiasikan dengan kepribadian seseorang, tahap-tahap kedewasaannya, latar belakang, dan peran sosialnya. Timbul istilah Uses and Gratification Theory, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Menurut teori ini, pengguna media memerankan peran aktif dalam mengkonsumsi media berdasarkan motif-motif tertentu, bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity)9. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media kepada diri orang, akan tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang10. Orang memilih saluran komunikasi dan pesan-pesan yang paling dapat memenuhi memenuhi dan memuaskan kebutuhannya. Pada pendekatan ini khalayak tidak lagi dipandang pasif, melainkan memiliki harapan- harapan dan kebutuhan dari media massa yang telah mereka pilih.

Maka berdasarkan uraian tersebut, di dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti akun Instagram Ustadz Abdul Somad, Ustadz Abdul Somad dikenal sebagai pendakwah muda yang berasal dari Pekanbaru Riau. Nama

8 Sardiman, Edi & Setiansah, Mite, Teori Komunikasi,(Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2010), h. 10.

9 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2014), h. 11.

10 Dennis McQuail, Teori Komunikasi sMassa (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 75.

(23)

beliau begitu viral di dunia perdakwahan Indonesia. Ustadz Abdul Somad memposting konten positif dan menginspirasi para followers tentang postingan berisi dakwah di dalam akun Instagramnya. Diantaranya tidak hanya berdakwah dari mimbar ke mimbar yang lain, melainkan berdakwah dari kampung ke kota. Bahkan sampai berdakwah ke daerah pelosok-pelosok Indonesia.

Gambar 1. 3 Tampilan Postingan Akun Instagram UAS

Sunber: Akun Instagram Ustadz Abdul Somad

Dilihat dari segi konten, tak heran postingan foto maupun video di akun Instagram Ustadz Abdul Somad

(24)

mendapat banyak likers dari para followersnya karena sering menyajikan postingan dakwah yang telah merebut hati para penggemarnya. Bagi alumni S1 Al-Azhar, Mesir serta S2 Dar Al-Hadits Al-Hassania Institute, Kerajaan Maroko tersebut, tidak ada sesuatu yang baru dalam dakwahnya, sekalipun banyak warganet menyebutnya sebagai penceramah berilmu tinggi namun rendah diri, tegas prinsip namun lembut perangai, dan serius tapi santai11. Ustadz Abdul Somad adalah pembicara yang ulung. Salah satu yang khasnya adalah mengundang tawa. Sisipan humornya membuat ceramah-ceramahnya yang diberi judul “lucu”,

“kocak”, dan “ngakak terus” ditonton ratusan ribu penonton.

Ini menunjukkan bahwa khalayak tidak semata menginginkan ceramah agama, tapi juga hiburan. Dalam hal ini, dia tidak hanya mempunyai penguasaan yang baik mengenai dalil-dalil agama sebagai hasil belajarnya sejak sekolah dasar, tapi ia juga ahli komunikasi yang handal menggunakan humor untuk menyampaikan pesannya kepada jemaahnya.

Humornya sering kali tidak baru bahkan terkadang terkesan klise. Namun, orang-orang sering kali lebih senang mendengar apa yang ingin mereka dengarkan dibandingkan dengan apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Dalam

11https://news.detik.com/opini/d-3563958/mengenal-dakwah-digital- ustadz-abdul-somad-pekanbaru diakses pada tgl 11 oktober 2018 pukul 04:20 WIB

(25)

konteks ini, tampak bahwa Abdul Somad menaati betul ajaran retorika Aristotelian. Menurut Aristoteles, hubungan pembicara dengan khalayak sangat penting, dan karena itu khalayak haruslah menjadi pertimbangan utama jika pembicaraan ingin berhasil. Oleh karena itu, humor Somad selalu berhasil karena selalu dekat dengan khalayak12.

Tujuannya adalah untuk berdakwah tak hanya kepada para followers Instagramnya saja, tetapi ke seluruh ummat manusia karena Ia hanya melanjutkan perintah Allah Subhanahwata‟ala dan Rasulullahi Sallahu‟alaihi Wassalam yaitu berdakwah. Bahwa kita umat terbaik, yang diperintahkan untuk mengajak pada kebaikan dan mencegah kemunkaran. Jadi yang dilakukan dalam dakwahnya simple dan sederhana saja yakni menegakkan Q.S Ali „Imran ayat 110 yaitu Ustadz Abdul Somad ingin kita menjadi ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia guna menyuruh kepada yang ma'ruf dan melarang yang mungkar dan beriman kepada Allah Subhanahuwata‟ala. Akun Instagram Ustadz Abdul Somad telah memposting sebanyak 673 kiriman, diantaranya terdapat postingan foto ataupun video sejak tahun 2016 hingga oktober 2018 dengan jumlah followers

12http://theconversation.com/mengapa-orang-suka-mendengarkan-ustaz- abdul-somad-ini-penjelasannya-95293 diakses pada tanggal 21 November2018 pukul 05:30 WIB, mengapa orang suka mendengarkan ustadz abdul somad?

Ini penjelasannya, Puji Rianto

(26)

sebanyak 5,000,000 dan telah menembus viewers serta likers sebanyak 251,28513.

Berdasarkan fenomena yang ada dan melihat latar belakang masalah tersebut, peneliti akan menjelaskan tentang hubungan antara motif followers remaja dalam mengakses akun Instagram Ustadz Abdul Somad dengan tingkat kepuasan yang terpenuhi oleh mereka. Oleh karena itu, berdasarkan masalah yang dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih mendalam yang dituangkan dalam bentuk peelitian berjudul: “Pengaruh Motif terhadap Tingkat Kepuasan Followers Remaja dalam Mengakses Akun Instagram Ustadz Abdul Somad”.

B. Identifikasi Masalah

1. Banyaknya akun Instagram yang berisi konten ghibah.

2. Ustadz Abdul Somad dianggap da‟i yang isi ceramahnya lebih banyak lawakan.

3. Banyaknya pengguna Instagram yang tidak selektif dalam memilih konten positif serta negatif yang hadir dalam akun-akun Instagram.

4. Banyak pengguna akun Instagram yang memberikan komentar negatif terhadap suatu postingan tertentu.

13 https://www.instagram.com/ustadzabdulsomad/?hl=id diakses pada tgl 11 oktober 2018 pukul 04:55 WIB

(27)

C. Batasan Masalah

Maka berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, peneliti membatasi masalah agar ruang lingkup pada penelitian kali ini fokus dan terarah. Adapun batasan masalahnya hanya ingin melihat motif dan tingkat kepuasan followers remaja dalam mengakses akun Instagram Ustadz Abdul Somad. Responden yang akan peneliti ambil dari followers akun Instagram Ustadz Abdul Somad yaitu hanya followers remajanya saja. Kemudian peneliti hanya fokus meneliti akun Instagram Ustadz Abdul Somad saja.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka muncul beberapa perumusan masalah antara lain:

1. Bagaimana motif followers remaja dalam mengakses akun Instagram Ustadz Abdul Somad?

2. Bagaimana tingkat kepuasan followers remaja dalam mengakses akun Instagram Ustadz Abdul Somad?

3. Apakah ada pengaruh antara motif terhadap tingkat kepuasan followers remaja dalam mengakses akun Instagram Ustadz Abdul Somad.

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui motif followers remaja dalam mengakses akun Instagram Ustadz Abdul Somad

(28)

b. Untuk mengetahui tingkat kepuasan followers remaja setelah mengakses akun Instagram Ustadz Abdul Somad

c. Untuk mengetahui pengaruh motif terhadap tingkat kepuasan followers remaja dalam mengakses akun Instagram Ustadz Abdul Somad.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan dokumentasi ilmiah dan dapat memberikan konstribusi keilmuan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dalam penemuan kaidah ataupun untuk mengetahui motif dan kepuasan kepada followers remaja terhadap akun instagram Ustadz Abdul Somad.

b. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi, menambah wawasan dan masukan yang bernilai positif bagi mahasiswa, masyarakat, dan pihak-pihak lain dalam hal komunikasi.

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Tinjauan kajian terdahulu adalah melihat dan membandingkan pembahasan dari teori penelitian ini dengan

(29)

penelitian yang lain. Untuk menghindari terjadinya kesamaan dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, maka penulis berusaha mencari penelitian terdahulu. Kemudian menemukan beberapa penelitian yang satu tipe dengan penelitian berikut, yaitu:

1. Skripsi Pengaruh Motif Terhadap Kepuasan Mahasiswa FakultasIlmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi pada Program Khazanah Trans 714. Persamaan penelitian terdapat pada teori yang digunakan yaitu motif dan kepuasan. Sedangkan perbedaannya terdapat pada subjek penelitiannya adalah mahasiswa fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi serta objek penelitiannya adalah program khazanah Trans 7 yaitu meneliti program acara televisi, sedangkan objek penelitian saya adalah meneliti media sosial Instagram Ustadz Abdul Somad.

2. Skripsi Hubungan Antara Motif dan Kepuasan Mahasiswa Jurnalisik UIN Jakarta terhadap Breaking News Detik.com15. Persamaan penelitian terdapat pada teori yang digunakan yaitu motif dan kepuasan. Sedangkan perbedaannya terdapat pada subjek penelitiannya yaitu mahasiswa jurnalistik UIN Jakarta, sedangkan subjek

14 Umi Arifiyani, Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

15 Gani Wulandari Martani, Konsentrasi Jurnalistik Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

(30)

penelitian saya adalah followers akun Instagram Ustadz Abdul Somad. Serta perbedaan terdapat pada objek penelitiannya yaitu situs web Breaking News Detik.com, sedangkan objek penelitian saya adalah akun Instagram Ustadz Abdul Somad .

3. Skripsi Hubungan Antara Motif dan Kepuasan Penonton Pada Program Islam Itu Indah Trans TV16. Persamaan penelitian terdapat pada teori yang digunakan yaitu motif dan kepuasan. Sedangkan perbedaannya adalah terdapat pada subjek penelitiannya yaitu penonton program islam itu indah serta objek penelitiannya adalah program acara televisi islam itu indah trans TV.

4. Skripsi Strategi Dakwah Ustadz Abdul Somad Dalam Klarifikasi Penolakan Dakwah Melalui Media Sosial YOUTUBE17. Persamaan penelitian ini terdapat pada objek penelitian yang digunakan yaitu media sosial.

Sedangkan perbedaannya adalah terdapat pada teori penelitian yang digunakan yaitu strategi dakwah dan penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif

16 Irmalia Septiana, Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014

17 Indi Nur Puspitasari, Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018

(31)

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan dari penelitian ini, maka penuli membuat sistematika penulisan penelitian sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan permasalahan masalah (latar belakang masalah, rumusan masalah, dan batasan masalah), tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan yang merupakan gambaran umum penulisan penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat teori terkait dengan variabel penelitian, teori uses and gratification, ruang lingkup motif, ruang lingkup kepuasan, ruang lingkup instagram, ruang lingkup followers, dan ruang lingkup remaja.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini memuat tentang metode penelitian.

BAB IV : TEMUAN PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang deskripsi responden, motif dan tingkat kepuasan followers remaja terhadap akun Instagram Ustadz Abdul Somad.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang penulis lakukan.

(32)

19 1. Teori Uses and Gratification

Uses and Gratification Theory atau teori penggunaan dan kepuasan disebut-sebut sebagai salah satu teori paling popular dalam studi komunikasi massa1. Teori Uses and Gratification pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumler, Elihu Katz dan Michael Gurevitch pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses on Mass Communication: Current Perspective on Gratification Research. Blumler, Katz dan Gurevitch mengatakan bahwa Teori Uses and Gratification milik mereka bahwa

“dalam penggunaan media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media”2. Artinya, para pengguna media aktif dalam memilih media sesuai dengan kebutuhan mereka. Adapun asumsi teori ini yaitu mengatakan bahwa orang sebenarnya aktif membuat pilihan sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya. Oleh karena itu teori ini digunakan oleh peneliti karena peneliti ingin mengetahui apa yang dilakukan oleh orang terhadap media. Teori ini dengan

1Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss, Theories of Human Communication, 8th Edition (Thomson: Wadsworth, 2005), h. 286.

2 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 191-192.

(33)

mengasumsikan khalayak itu tidak pasif, jadi apa yang dianggap penting oleh media belum tentu dianggap penting juga oleh khalayak. Menurut teori yang dianggap khalayak pasif media dengan pesan-pesannya sangat mempengaruhi perilaku khalayaknya3.

Teori Uses and Gratification mengajukan gagasan bahwa perbedaan individu menyebabkan audiens mencari, menggunakan, dan memberikan tanggapan terhadap isi media secara berbeda-beda yang disebabkan berbagai faktor sosial dan psikologis yang berbeda dia antara individu audiens4. Teori Uses and Gratification atau Teori Kegunaan dan Gratifikasi menyatakan bahwa orang secara aktif mencari media tertentu dan isi tertentu untuk menghasilkan kepuasan tertentu. Teoritikus Uses and Gratification menganggap bahwa orang aktif karena mereka mampu mempelajari dan mengevaluasi berbagai jenis media untuk mencapai tujuan komunikasi. Teori ini berpusat pada khalayak media ini menekankan seseorang konsumen media yang aktif5. Memberikan sebuah kerangka untuk memahami kapan dan bagaimana konsumen media individu menjadi lebih atau kurang

3Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, (Malang:Ummpress, 2010) h. 77.

4Morissan, Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa, (Jakarta:

Kencana, 2013), h. 508.

5Richard West, Teori Komunikasi; Analisis dan Aplikasi, (Jakarta:Salemba Humanika, 2010) h. 101.

(34)

aktif dan konsekuensi dari keterlibatan yang meningkat atau menurun.

Menurut Baran dan Davis, Uses and Gratification mungkin tidak mendefinisikan teori dalam bidang ilmu komunikasi massa, tetapi melayani disiplin ilmu ini secara baik sebagai “sebuah perspektif melalui sejumlah ide dan teori mengenai pemilihan media, konsumsi, dan bahkan pengaruh dapat dilihat”. Teori Uses and Gratification menegaskan bahwa jika kebutuhan dan keinginan publik dapat diidentifikasi, maka media mssa akan dapat secara lebih baik memenuhinya. Banyak asumsi kegunaan dan gratifikasi secara jelas dinyatakan oleh para pencetus pendekatan ini (Katz, Blumler, &

Gurevitch).

Ada lima asumsi dasar teori Uses and Gratification menurut Katz, Blumer dan Gurevitch yaitu:

1. Khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan.

2. Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan media tertentu terdapat pada anggota khalayak.

3. Media berkompetisi dengan seumber lainnya unuk kepuasan kebutuhan.

4. Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka, minat, dan motif

(35)

sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan tersebut kepada para peneliti.

5. Penelitian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak6.

Penelitian yang menggunakan teori Uses and Gratification merupakan penelitian yang permasalahan yang terkait dengan bagaimana dan mengapa orang menggunakan media. Teori ini merupakan sebuah teori yang digunakan untuk menemukan apakah pemenuhan kebutuhan atau keinginan publik yang mengarah pada media.

Menurut penelitian McQuail, Blumer dan Brown mengusulkan kategori-kategori sebagai berikut:

1. Pengalihan yaitu pelarian dari rutinitas dan masalah yang ada; pelepasan emosi.

2. Hubungan personal yaitu manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan pertemanan.

3. Identitas pribadi atau psikologi individu yaitu penguatan nilai atau penambah keyakinan;

pemahaman diri; eksplorasi realitas; dan sebagainya.

6West, Richard dan Turner, Lynn, Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h. 104.

(36)

4. Pengawasan yaitu berupa informasi mengenai hal-hal yang mungkin memengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan atau menuntaskan sesuatu7.

Menurut Blumer dan Katz, pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media. Pengguna media (audiens) adalah orang yang aktif dalam setiap proses komunikasi, dan berusaha untuk mencari tahu sumber media mana yang paling baik dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Meskipun ada juga yang mengatakan bahwa selektifitas media itu berdasarkan suasana hati seseorang. Dalam melihat media, teori uses and gratification lebih menekankan pendekaran manusiawi yang artinya manusia punya wewenang dalam menggunakan media. Khalayak mempunyai banyak alasan menggunakan media dan punya kebebasan bagaimana mereka memperlakukan media8.

Maka dari itu di dalam penelitian ini menggunakan teori Uses and Gratificaions sebagai salah satu landasannya karena penelitian ini meneliti pengaruh media massa dari berbagai sudut pandang khalayak.

7Werner J. Severin, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode dan Terpaan di Dalam Media Massa, (Jakarta: Kencana 2007) h. 356

8 Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu 2010), h. 109.

(37)

Elemen yang ditelitidalam penelitian ini adalah elemen

“pola terpaan media yang berlainan” dan “akibat-akibat lain (yang seringkali tidak diharapkan) dari penggunaan media” seperti halnya pembentukan atau perubahan sikap yang seringkali bukan merupakan tujuan utama seseorang dalam mengonsumsi media9.

2. Motif

Motif berasal dari kata “motive” yang berarti secara obyektif merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk menentukan pilihannya dari berbagai perilaku tertentu, sesuai dengan tujuan. Sedangkan definisi subyektif motif merupakan dasar bagi seseorang untuk bergerak, berperilaku, dan bertindak menurut tujuan atau kegiatan membangkitkan daya gerak yang terdapat pada diri sendiri agar melaksanakan tindakan tertentu dalam rangka mencapai tujuan ataupun kepuasan10.

Dengan demikian motif timbul karena adanya suatu kebutuhan. Menurut Dennis McQuail11, ada empat kategori motif pengkonsumsian media secara umum yaitu:

9 Kriyantono, Rachmat, Tekik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:

Kencana, 2014), h. 381.

10Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001)

11 Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 388.

(38)

a. Motif Informasi (Suvaillance) adalah berkenaan dengan kebutuhan individu akan informasi dan eksplorasi sosial.

b. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity) adalah referensi diri, eksplorasi realitas, penguatan nilai, motif yang ditujukan untuk memperkuat, atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak yang bersangkutan.

c. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationship) adalah motif yang meliputi interaksi dan integrasi sosial, merajuk pada kelangsungan hubungan individu tersebut dengan orang lain, persahabatan dan kegunaan sosial.

d. Motif Hiburan (Diversion) adalah motif yang meliputi kebutuhan untuk melepaskan diri dari rutinitas, tekanan dan masalah; sarana pelepasan emosi;

kebutuhan akan hiburan.

Sedangkan menurut Purwanto12, ada tiga fungsi motif yaitu:

1. Fungsi penggerak, mendorong seseorang bertindak untuk menentukan tujuannya.

2. Fungsi menentukan arah perbuatan, teknik ke arah tujuan.

12 Purwanto, Psikologi Pendidikan Cetakan ke-13 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), h. 27.

(39)

3. Fungsi seleksi-menyeleksi perbuatan diri seseorang, yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motif berupa dorongan dari dalam diri seseorang untuk mencapai sebuah keinginan atau tujuan tertentu.

Ada empat kategori motif konsumsi media (pengakses media menurut Dennis McQuail, yaitu:

1. Motif Informasi; pengguna dikatakan memiliki motif informasi apabila:

a. Dapat mengetahui berbagai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat terdekat b. Dapat mengetahui berbagai informasi mengenai

peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan keadaan dunia

c. Dapat mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah

d. Dapat mencari bimbingan menyangkut berbagai pendapat

2. Motif Identitas Pribadi; pengguna dikatakan memilih motif identitas pribadi apabila mereka:

a. Dapat menemukan penunjang nilai-nilai yang berkaitan dengan pribadi

(40)

b. Dapat mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain media

c. Memperoleh nilai lebih tentang diri sendiri

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial; pengguna dikatakan memiliki motif integrasi dan interaksi sosial apabila mereka:

a. Memperoleh pengetahuan yang berkenaan dengan empati sosial

b. Dapat menemukan bahan percakapan dan interaksi social dengan orang lain di sekitarnya

c. Keinginan untuk dekat dengan orang lain d. Keinginan untuk dihargai orang lain

4. Motif Hiburan; pengguna dikatakan memiliki motif hiburan apabila mereka:

a. Dapat melepaskan diri dari permasalahan b. Bisa bersantai dan mengisi waktu luang c. Bisa menyalurkan emosi13

d. Bisa mendapatkan hiburan dan kesenangan14

3.

Kepuasan

Menurut Kotler, kepuasan adalah seberapa besar tingkatan produk dapat sesuai dengan harapan media15. Jika

13 Dennis, McQuaill, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Erlangga 2002) hal. 388.

14Rachmat Kriyantoro, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 211.

(41)

di dalam media, kepuasan khalayak media adalah sejauh mana media dapat memenuhi kebutuhan khalayak sesuai dengan harapan khalayak.

Dalam teori uses & gratifications konsep mengukur kepuasan ini disebut GS (Gratification Sought) dan GO (Gratification Obtained). Gratification Sought adalah kepuasan yang diharapkan individu dalam menggunakan media tertentu16.Individu sebagai pengguna media atau bukan pengguna media dipengaruhi oleh sebab-sebab tertentu, yaitu didasari motif pemenuhan kebutuhan yang ingin dipebuhi. Motif melatarbelakangi individu satu dengan individu lain dalam mengkonsumsi media tidaklah sama.

Sedangkan Gratification Obtained adalah kepuasan nyata yang diperoleh setelah menggunakan media. Gratification Obtained juga diartikan sebagai jumlah kebutuhan yang diperoleh atas terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tertentu setelah menggunakan media17.Dalam penelitian ini Gratification Obtained (kepuasan yang diperoleh) memiliki arti kebutuhan yang dapat dipenuhi setelah penggunaan media yaitu setelah mengikuti akun Instagram Ustadz Abdul Somad.

15Kotler, Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2001), h.9.

16Subiakto Henry, Penelitian Agenda Setting dan Uses Gratification (Surabaya: Fisip-Unair, 2000), h.3.

17Subiakto Henry, Penelitian Agenda Setting dan Uses Gratification (Surabaya: Fisip-Unair, 2000), h.4.

(42)

4.

Instagram

Boyd dan Ellison (2008:11) mendefinisikan situs jejaring sosial sebagai layanan berbasis web yang memungkinkan perorangan untuk membangun profil umum atau semi-umum dalam satu sistem yang terbatas, menampilkan pengguna lainnya yang berkaitan dengan mereka, dan melihat-lihat dan mengamati daftar yang dibuat oleh pengguna lainnya dalam sistem tersebut. Situs jejaring sosial dianggap sebagai ektensi diri di dunia maya dan hubungan-hubungan yang ada di dalamnya juga merupakan ekstensi dari hubungan yang benar-benar ada.Hal ini didukung dalam penelitian Lampe (dalam Puntoadi, 2011:2), yang menemukan bahwa alasan penggunaan situs jejaring sosial adalah untuk mencari orang- orang yang mereka kenal dan berinteraksi dengan teman- teman tersebut, dan bukan untuk mencari teman-teman baru.

Instagram adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk membagi-bagikan foto dan video. Instagram sendiri masih merupakan bagian dari Facebook yang memungkinkan teman Facebook kita mengikuti akun Instagram kita18. Makin banyak pengguna yang terjun ke ranah dakwah melalui Instagram. Salah satunya akun instagram Ustadz Abdul Somad.

18Monanda, Rizka, “Pengaruh Media Sosial Instagram @Awkarin terhadap Gaya Hidup Hedonis di Kalangan Followers Remaja”, Vol. 4.No.2, 2017, hlm. 7, Pekanbaru: Universitas Riau.

(43)

5. Followers

Arti dari kata ini adalah pengikut, maksudnya adalah orang yang mengikuti aktivitas orang lain (following) atau updates dalam akun sosial media. Ustadz Abdul Somad memiliki 5.100.000 followers dalam akun Instagramnya.

6. Remaja

Remaja (adolescence) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial- emosional. Walaupun situasi budaya dan sejarah membatasi kemampuan kita untuk menentukan tentang usia remaja, di Amerika dan kebanyakan budaya lain sekarang ini, masa remaja dimulai kira-kira usia 10 sampai 13 tahun dan berakhir antara usia 18 dan 22 tahun. Perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional yang terjadi berkisar dari perkembangan fungsi seksual, proses berpikir, abstrak sampai pada kemandirian19. Remaja berasal dari kata latin adolescence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Pada masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Adolescence diartikan

19 Santrock, John W, Adolescence Perkembangan Remaja, Penerjemah:

Shinto B. Adelar (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama)

(44)

sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional20.

Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 24 tahun.

B. Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting21. Dalam penelitian ini followers remaja akun Instagram Ustadz Abdul Somad yang merupakan usia remaja 18-24 tahun dalam menggunakan Instagram disadari dengan adanya motif (GS) dengan harapan akan mendapat apa yang ia butuhkan hal ini sesuai dengan teori Uses and Gratification yang mengatakan

20http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/ diakses pada tanggal 18 oktober pukul 02:34 WIB

21 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Alfabeta 2011) h.

60.

(45)

bahwa orang secara aktif mencari media tertentu dan isi tertentu untuk menghasilkkan kepuasan (hasil) tertentu.

Kerangka pemikiran ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mc Quail, Blumler, dan Brown pada tahun 1972.

Kerangkan Pemikiran

C. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan adalah bentuk hipotesis Assosiatif yang menanyakan antara dua variabel atau lebih22. Hipotesis Assosiatif adalah hipotesis yang dirumuskan untuk

22 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, ALFABETA 2014 Hal 64-69

Gratification Sought (Kepuasan yang dicari saat mengakses akun instagram Ustadz Abdul Somad) 1.Pengalihan 2.Hubungan Personal

3. Identitas Pribadi 4. Pengawasan

Gratification

Obtained (Kepuasan yang didapat setelah mengakses akun instagram Ustadz Abdul Somad) 1.Pengalihan 2.Hubungan Personal

3. Identitas Pribadi 4. Pengawasan

(46)

memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan atau pengaruh. Jadi dari rumusan masalah tersebut bisa ditentukan hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis (H0) : Tidak terdapat Pengaruh Motif Terhadap Tingkat Kepuasan Followers Remaja dalam mengakses akun Instagram Ustadz Abdul Somad.

Hipotesis (H1) : Terdapat Pengaruh Motif Terhadap Tingkat Kepuasan Followers Remaja dalam mengakses akun Instagram Ustadz Abdul Somad.

(47)

34 1. Populasi

Populasi berasal dari kata bahasa Inggris population yang berarti jumlah penduduk1. Populasi adalah keseluruhan dari penelitian yang menjadi pusat perhatian dan menjadi sumber data penelitian2. Populasi penelitian ini adalah followers remaja akun Instagram Ustadz Abdul Somad terdiri dari 5.100.000 (per tanggal 11 oktober 2018, pukul 04:55 WIB)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap dapat mewakili populasi3. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik probability sampling, yaitu proportionate stratified random sampling dengan menggunakan rumus slovin. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang

1 Burhan Bungin, Metodologi Penenelitian Kuantitatif, (Jakarta Prenada Media Group, 2005)

2 Erwan Agu Purwanto dan DyahRatih Sulistyastuti, Metode Penenelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Gavamedia, 2011), h. 37.

3 Burhan Nurgiantoro, Statistik Terapan Ilmu untuk Ilmu Sosial (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002), h. 59.

(48)

yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel4. Penelitian ini mengambil 100 orang responden. Sampel penelitian diperoleh dengan rumus Solvin. Hal ini mengacu pada pendapat Arikunto yang mengatakan bahwa jika jumlah subjek kurang dari 100 maka sebaiknya diambil semuanya dan jika jumlah subjeknya lebih dari 100, maka sampelnya diambil 10% dari jumlah populasi5.

Penulis meneliti 100 responden yang terdiri dari followers remaja Instagram Ustadz Abdul Somad untuk penelitian ini.

Keterangan

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi e = Standar Deviasi

Berdasarkan rumus Slovin di atas, maka diperoleh jumlah sampel yang didapat mewakili populasi dengan menggunakan standar deviasi sebesar 10%

n = _____5.100.000_____

(1+5.100.000 (10%)2) n = _____5.100.000______

(1+5.100.000 (10/100)2) n = 5.100.000 / (1+5.100.000 (0,01)2)

4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 62.

5 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, (Jakarta: Rineka Cipta), 2002, h. 120.

(49)

n = 5.100.000 / (1+51.000) n = 5.100.000 / 5.100 n = 99,9 = 100 responden

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Pengembalian data peneliti lakukan via google form dengan mengirim pesan pribadi langsung melalui Instagram kepada followers akun Instagram Ustadz Abdul Somad

@ustadzabdulsomad. Adapun waktu pelaksanaannya penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2019 sampai dengan bulan Juni 2019.

C. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini merupakan subjek dari mana data diperoleh. Peneliti membagi sumber data menjadi dua, yaitu:

1. Data Primer merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri secara langsung dari sumber utama Data Primer didapatkan melalui metode angket yang peneliti kumpulkan dengan cara mengirimkan pesan pribadi langsung kepada followers @ustadzabdulsomad.

2. Data Sekunder adalah data penunjang sebagai pelengkap dari data primer. Data sekunder dilakukan melalui studi kepustakaan untuk mendapatkan data-data dari literatur- literatur dan segala sesuatu yang berhubungan dengan

(50)

objek penelitian seperti buku-buku, artikel atau jurnal di internet, dan sebagainya.

D. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama6. Untuk mengukur variabel motif dan kepuasan, pemberian skor menggunakan skala likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial7.

Modifikasi terhadap skala Likert dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang terkandung oleh skala lima tingkat, dengan alasan yang dikemukakan seperti di bawah ini: Modifikasi skala Likert meniadakan kategori jawaban yang di tengah berdasarkan tiga alasan berikut8:

1. Kategori Undeciden, yang mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat memutuskan atau memberi jawaban (menurut konsep aslinya), bisa juga diartikan netral, setuju tidak, tidak setuju pun tidak, atau bahkan ragu-

6 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif; Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), Cet- Ke-1, h. 46.

7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 93.

8 Sutrisno Hadi, Analisis Butir untuk Instrumen Angket, Tes, dan Skala Nilai, (Yogyakarta: FP UGM, 1991), h. 19.

(51)

ragu. Kategori dari jawaban ganda arti (multi interpretable) ini tentu saja tidak diharapkan dalam suatu instrument.

2. Tersedianya jawaban di tengah itu menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah.

3. Maksud kategori SS-S-TS-STS adalah terutama untuk melihat kecenderungan pendapat responden, ke arah setuju atau ke arah tidak setuju.

Oleh karena itu di dalam penelitian ini menggunakan empat alternatif jawaban dengan ketentuannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Skala Likert

(Sumber: Sutrisno Hadi, Analisis Butir untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai, h. 19)

Skala Skor

Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Di bawah ini disajikan sebelum dan sesudah uji voba validitas instrument terlihat pada tabel berikut:

(52)

Tabel 3. 2

Blue Print Sebelum dan Sesudah Uji Validitas Uji Reliabilitas No

.

Variabel Penelitian Dimensi Indikator Butir Pertany

aan

Ju mla

h fav Un

fav 1. Gratification Sought

(Kepuasan yang dicari dalam mengakses akun Instagram

@ustadzabdulsomad )

Informasi Peristiwa 1 2 2

Pengetahuan 3 1

Bimbingan Masalah

4 1

Bimbingan Pendapat

6 1

Identitas Pribadi

Penunjang dengan nilai- nilai

5 7 2

Mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai

9 1

Memperoleh nilai lebih

11 1

Integrasi dan Interaksi Sosial

Pengetahuan yang berkenaan dengan empati sosial

8 13 2

Bahan

percakapan dan interaksi sosial

12 1

Dekat dengan orang lain

15 1

Dihargai orang lai

17 1

Hiburan Melepaskan diri dari

permasalahan

10 18 2

(53)

Mengisi waktu luang

14 1

Menyalurkan emosi

16 1

Jumlah 18

Tabel 3. 3 Blue Print Sesudah Uji Validitas dan Uji Reabilitas No Variabel

Penelitian

Dimensi Indikator Butir Pertanyaan

Ju ml ah Fav unfav 2. Gratification

Obtained (Kepuasan yang didapat setelah mengakses akun Instagram

@ustadzabdulsoma d

Informasi Peristiwa 19 26 2

Pengetahuan 23 1

Bimbingan masalah

27 1

Bimbingan pendapat

31 1

Identitas Pribadi

Penunjangan dengan nilai- nilai

20 22 2

Mengidentifi kasi diri dengan nilai- nilai

29 1

Memperoleh nilai lebih

33 1

Integrasi dan Interaksi Sosial

Pengetahuan yang

berkenaan dengan empati sosial

21 34 2

Bahan percakapan dan interaksi

24 1

(54)

social Dekat

dengan orang lain

28 1

Dihargai orang lain

32 1

Hiburan Melepaskan diri dari permasalahan

25 36

3 6 1

2 Mengisi

waktu luang

30 1

Menyalurkan emosi

35 1

Jumlah 8 E. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi (field research)

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan9. Observasi merupakan metode pengumpulan pengawasan dengan cara pengamatan atau peninjauan langsung terhadap objek penelitian. Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan pada akun Instagram Ustadz Abdul Somad.

b. Survei

Penelitian survei adalah penelitian dengan menggunakan kuesioner atau angket sebagai sumber data

9 Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2004), h. 63.

(55)

utama. Dalam penelitian survei, responden diminta untuk memberikan jawaban singkat yang sudah tertulis di dalam kuesioner atau angket untuk kemudian jawaban dari seluruh responden tersebut diolah menggunakan teknik analisis kuantitatif10. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan survei via google form pada followers remaja pengguna akun Intagram Ustadz Abdul Somad.

c. Studi Kepustakaan (library research)

Pengawasan juga dapat diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya.

Sifat utama dari data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu lampau11.

F. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data untuk penelitian dengan pendekatan kuanttitatif adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumusan tertentu. Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah

10 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 20.

11 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Politik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta Prenada Media Group, 2008) h. 125.

(56)

pengumpulan data dilaksanakan. Adapun pengolahan data meliputi12:

a. Editing

Editing adalah memeriksa kembali data yang telah masuk ke responden mana yang relevan. Editing data merupakan proses pengoreksian atau pengecekan terhadap angket yan telah dijawab oleh responden apakah sudah dijawab secara lengkap atau belum, seandainya sudah dijawab apakah sudah benar. Seandainya ada angket yang rusak, maka angket tersebut harus disortir dan tidak diproses lebih lanjut dalam tahap pengolahan data.

b. Coding

Coding yaitu pemberian data, simbol atau kode bagi tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama.

Maksudnya adalah angket yang lebih diedit diberi identitas sehingga memiliki arti dapat diproses pada tahap pengolah data lebih laanjut.

c. Scoring

Scoring yaitu memberi angka pada lembar jawaban angket tiap subjek skor dan tiap item atau pernyataan pada angket ditentukan sesuai dengan perangkat pilihan (option). Peneliti mencermati angket dan menghitung jumlah skor masing-masing pernyataan untuk tiap

12 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Politik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta Prenada Media Group, 2008) h. 48-49

Gambar

Tabel 4. 18  Uji Normalitas Menggunakan SPSS 22.0 .............. 65  Tabel 4. 19  Uji  Korelasi  Sederhana  menggunakan  SPSS
Gambar 1. 3   Tampilan Postingan Akun Instagram UAS .......... 10
Gambar 1. 1 Most Active Social Media Platform
Gambar 1. 2 Instagram User in Indonesia
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pada 13 September 1955, Cahill membuka kompetisi untuk mendesain bangunan Opera House Sydney, dan akhirnya terdapat 233 peserta dari 32 negara ikut berkompetisi dalam ajang

31 Kondisi bangunan berkarakter asli kolonial diatas sebagian besar dalam kondisi cukup baik dan Hal itu dikarenakan fungsi bangunan sebagai fasilitas publik seperti

mengusulkan supaya di pondok pesantren Manba’ul Huda setiap santri di bagi pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan pemahaman atau tingkat pengetahuan santri

Pemilihan tema sebagai dasar dalam menentukan ide dan konsep pembuatan karya seni. Gurah dan batik menjadi pusat perhatian penulis yang dijadikan sebagai dasar

Faktor kondisi relatif tongkol komo cenderung berfluktuasi pada ikan-ikan berukuran kecil, sedangkan pada ikan yang dewasa menunjukkan tren yang menurun seiring dengan

Hal ini disebabkan berubahnya pola perkembangan kota Bandung dari pola konsentrik menjadi pola sektor sehingga RTH pada Kota Bandung yang awalnya memiliki pola

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak yang ada dalam kitab Risalatul Mu‟awanah karya Al-Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad Al-Haddad antara lain

Data kuantitatif untuk menjawab rumusan masalah pada nomor 1 yaitu gambaran persentase bidang masalah mahasiswa di program studi Fakultas Ilmu Keolahragaan