ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARISAN ALMARHUM REJEKI DOLI SEMBIRING KEPADA AHLI WARISNYA MENURUT KETENTUAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA (STUDI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI NOMOR 620/PDT.G/ 2014/PN.MDN)
Sabrina Vidya Wibowo
(Mahasiswa Program S1 Fakultas Hukum Universitas Trisakti)
ABSTRAK
Pengaturan mengenai hukum waris di Indonesia masih bersifat pluralism karena belum dilakukannya unifikasi hukum. Permasalahan mengenai hukum waris banyak terjadi disebabkan pembagian yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Di dalam Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 620/Pdt.G/ 2014/PN.Mdn yang pokok permasalahan penelitiannya adalah:
(1) Bagaimana pembagian harta warisan Almarhum Rejeki Doli Sembiring kepada para ahli warisnya menurut Ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (2) Apakah Amar Putusan Pengadilan Negeri Nomor: 620/Pdt.G/ 2014/PN.Mdn Bagian Pertama tentang pembagian harta warisan Almarhum Rejeki Doli Sembiring kepada ahli warisnya sudah sesuai atau tidak menurut ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Perdata .Untuk menjawab permasalahan tersebut, tipe penelitian ini ialah yuridis normatif. Data yang digunakan data sekunder, pengumpulan data studi kepustakaan dan analisis data kualitatif serta penarikan kesimpulan metode deduktif. Kesimpulan dari studi putusan ini menyebutkan bahwa (1) Yang menjadi ahli waris terhadap harta warisan Alm. Rejeki Doli Sembiring adalah Morina, Daniel, Doris, Fajar, Brahma, Teruna, Suci anak dari perkawinan pertama dan kedua masing masing memperoleh 1/7 bagian (2) Amar Putusan Pengadilan Negeri Nomor: 620/Pdt.G/ 2014/PN.Mdn bagian pertama mengenai pembagian harta warisan almarhum Rejeki Doli Sembiring tidak sesuai dengan Pasal 852 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Kata Kunci : Hukum Waris , Hukum Waris Perdata Barat
(Email: [email protected]) Endang Suparsetyani
(Dosen Fakultas Hukum Trisakti) (Email: [email protected])
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Hukum waris adalah hukum yang mengatur tentang peralihan harta kekayaan yang ditinggalkan seseorang yang meninggal serta akibatnya bagi para ahli warisnya pada asasnya hanya hak hak dan kewajiban dalam lapangan hukum kekayaan / harta benda saja yang dapat di warisi beberapa pengecualian seperti hak seorang bapak untuk menyangkal sahnya seorang anak dan hak seorang anak untuk menuntut supaya dinyatakan sebagai anak sah dari bapak atau ibunya (kedua hak itu dalam lapangan hukum kekeluargaan), dinyatakan oleh undang undang diwarisi oleh ahli warisnya.1 Pewarisan memiliki unsur-unsur yang tidak dapat dipisahkan, karena pembahasan mengenai pewarisan selalu berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut yaitu adanya pewaris atau orang yang meninggal dunia, adanya ahli waris atau orang yang ditinggalkan oleh pewaris dan adanya harta warisan atau harta kekayaan.
Di Indonesia saat ini masih terdapat beraneka sistem hukum kewarisan yang berlaku bagi warga Negara Indonesia:
1 Effendi Perangin, Hukum Waris (Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, 2013), h. 3.
Sistem Hukum Kewarisan Perdata Barat , Sistem hukum kewarisan Adat, Sistem kewarisan Islam. Waris Perdata Barat ialah waris yang ketentuannya diatur di dalam BUKU II (dua) Kitab Undang- undang Hukum Perdata yang dimana dalam Ketentuan Undang-undang mengatur pula cara mewaris atau cara untuk mendapatkan warisan, yaitu: Ab- intestato (Ahli Waris menurut Undang Undang) dalam Pasal 832, Testamentair (ahli waris karena ditunjuk dalam surat wasiat= testamen) dalam Pasal 899
Ahli waris dalam Waris Perdata Barat memiliki keseimbangan pembagian baik pria maupun wanita sebagai keturunan pewaris maupun ahli waris sesuai golongan yang telah ditentukan oleh undang-undang. Pewarisan hukum perdata barat juga memiliki sistem pewarisan yang sifatnya tertutup, ketika pada saat pewaris meninggal dunia dan pada saat meninggal tersebut semua golongan yang menjadi ahli waris masih ada semua maka yang berhak mewaris adalah golongan terdekat yaitu hanya golongan I (suami atau istri,dan anak anak beserta keturunannya) yang menjadi ahli warisnya dan golongan lainnya
sekalipun pada saat pewaris meninggal dunia golongan lainnya masih hidup, tetap golongan lainnya tidak dapat karna tertutup.
Dalam pewarisan hukum perdata barat mengenal pula mengenai ahli waris pengganti sebagaimana diatur dalam2 Pasal 841 KUHPerdata. Apabila ada salah satu ahli waris meninggal lebih dulu dari pewaris maka kedudukannya digantikan oleh keturunannya yang masih memiliki ikatan darah dengan pewaris, Dalam hal mewaris menurut undang undang dibedakan menjadi dua: Mewaris Langsung, yaitu dimana orang yang mewaris dalam kedudukannya sebagai ahli waris langsung karena diri sendiri (Uit eigen hoofed), Mewaris Tidak Langsung/Mewaris Karena Penggantian (bijplaatversvulling
Berkaitan dengan uraian di atas tersebut menjadi dasar untuk mendorong penulis mencoba membahas serta menganalisis lebih lanjut mengenai sengketa warisan yang terjadi di antara ahli waris dari keturunan Almarhum Rejeki Doli Sembiring berikut penyelesaiannya berdasarkann ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
2 Effendi Perangin, Hukum Waris (Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, 2013), h.15.
Oleh karena itu, sehubungan dengan maksud penulis di atas maka penelitian ini diberikan judul “Analisis Yuridis Terhadap Pembagian Harta Warisan Almarhum Rejeki Doli Sembiring Kepada Ahli Warisnya menurut Ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Studi Putusan Pengadilan Negeri Nomor 620/Pdt.G/
2014/PN.Mdn)”.
B. Permasalahan
Berdasarkann uraian latar belakang di atas, maka dikemukakan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pembagian harta warisan Almarhum Rejeki Doli Sembiring kepada para ahli warisnya menurut Ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata?
2. Apakah Amar Putusan Pengadilan Negeri Nomor: 620/Pdt.G/
2014/PN.Mdn Bagian Pertama tentang pembagian harta warisan Almarhum Rejeki Doli Sembiring kepada ahli warisnya sudah sesuai atau tidak menurut ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Perdata?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk memberikan gambaran mengenai pembagian harta warisan almarhum Rejeki Doli Sembiring kepada ahli warisnya menurut Ketentuan Kitab Undang Undang Hukum Perdata Barat.
2. Untuk memberikan gambaran kebenaran dari amar putusan Pengadilan Negeri Nomor:
620/Pdt.G/2014/PN.Mdn bagian pertama
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran baru bagi pengembangan ilmu hukum di Indonesia khususnya di bidang Hukum Waris
2. Manfaat Praktis
a. Untuk lebih mengembangkan pola pikir sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh.
b. Untuk mengetahui permasalahan yang timbul serta berusaha untuk memberikan masukan dalam
3 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2007), h. 51.
bentuk pemikiran mengenai cara mengatasi masalah
E. Metode Penelitian 1. Objek Penelitian
Objek Penelitian mengenai Pembagian Harta Warisan Almarhum Rejeki Doli Sembiring Kepada Ahli Warisnya Menurut Kitab Undang Undang Hukum Perdata.
2. Tipe Penelitian
penelitian Normatif3, yaitu:
“maka penelitian ini berbasis pada analisa norma hukum, baik dalam arti
perundang-undangan, maupun hukum dalam arti putusan-putusan
pengadilan.”
3. Sifat Penelitian
Sifat penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu penelitian yang menggambarkan suatu fakta, keadaan atau gejala-gejala lainnya yang berdasarkann kenyataan.4
4. Data dan Sumber Data a. Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
4 Ibid., h. 10.
dokumen, buku, penelitian, antara lain:
1) Pokok Pokok Hukum Perdata;
2) Hukum Waris;
3) Beberapa Masalah Pelaksanaan Hukum Kewarisan Perdata Barat;
4) Intisari Hukum Waris menurut Burgelijk wetboek;
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga bahan hukum:
1) Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum yang terdiri dari:
a) Kitab Undang Undang Hukum Perdata
b) Putusan Pengadilan Negeri Nomor:
620/Pdt.G/2014/PN MDN 2) Bahan Hukum Sekunder,
yaitu bahan Hukum yang mendukung bahan hukum primer, terdiri dari berbagai buku-buku, tulisan-tulisan, dan informasi internet yang berkaitan dengan Hukum Kewarisan Perdata Barat, antara lain:
5 Ibid., h. 32.
a) Pokok-Pokok Hukum Perdata;
b) Beberapa masalah pelaksanaan hukum kewarisan perdata barat;
c) Intisari hukum waris menurut burgelijk wetboek;
5. Cara Pengumpulan Data
teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik Library research atau biasa disebut dengan studi
6. Analisis Data
dianalisis secara kualitatif.
Maksud dari pendekatan kualitatif ini adalah “pendekatan yang menghasilkan data deskriptif, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan, dan perilaku nyata.”5
7. Cara Penarikan Kesimpulan
penarikan kesimpulan yang digunakan adalah logika deduktif, yaitu:“penarikan kesimpulan dari hal
yang bersifat umum menuju hal yang
bersifat khusus.”6 2. PEMBAHASAN DAN HASIL
PENELITIAN
1. Pembagian Harta Warisan Almarhum Rejeki Doli Sembiring Kepada Para Ahli warisnya Menurut Ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Perkawinan antara Alamarhum Rejeki Doli Sembiring baik dalam perkawinan pertama maupun keduanya telah didaftarkan di Kantor Catatan Sipil yang dimana pada perkawinan pertamanya telah terbit akta perceraian dan kemudian perkawinan keduanya juga telah didaftarkan di Kantor Catatan Sipil Medan. Hal ini membuktikan bahwa Almarhum Rejeki Doli Sembiring tunduk pada ketentuan KitabyUndang-Undang Hukum Perdata yang menyebabkan dalam proses penyelesaian gugatan waris yang diajukan ahli warisnya sudah pasti merupakanykasus dari Hukum Waris Perdata Barat.
Banyak hal yang perlu diperhatikan ketika terjadinya suatu kematian yang dialami oleh manusia. Dimulai dari pengurusan akan segala sesuatu yang
6 Soerjono Soekanto, Sri Memudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), h. 7.
dibutuhkan oleh jasad manusia tersebut, akta kematian hingga yang paling terpenting juga ialah pengurusan akan harta benda yang dimiliki oleh manusia yang meninggal tersebut. Salah satu asas hukum waris perdata barat yang diatur dalam Pasal 830 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ialah
“pewarisan karena kematian”. Sehingga dalam hal ini pewarisan langsung terjadi di antara ahli waris almarhum Rejeki Doli Sembiring.
Dalam proses pembagian harta warisan terlebih dahulu harus mengetahui 3 hal pokok dalam hukum waris yaitu objek pewarisan, siapa yangoberhak mewaris, dan aturan pembagiannya. Dimana objek pewarisan yang menjadi pokok gugatan di dalam kasus Alm. Rejeki Doli Sembiring merujuk pada Putusan Nomor. 620/Pdt.G/2014/PN Mdn.
Ialah berupa 3 bidang tanah.
1. Berdasarkan Pasal 830 Kitab Undang Undang Hukum Perdata:
Menyatakan bahwa: “pewarisan hanya berlangsung karena kematian”.
jika dikaitkan dengan kasus waris Alm. Rejeki Doli Sembiring maka akibat hukum dari meninggalnya Alm.
Rejeki Doli Sembiring terbukalah 59
harta warisan pewaris kepada ahli warisnya yaitu Morina br sembiring, Daniel sembiring, Doris Kartina br sembiring, Fajar Ria br sembiring, Brahma Putra sembiring, Teruna Febrianta sembiring, Suci Natalia br sembiring atau terjadinya suatu pewarisan terhadap harta warisan atau kekayan yang ditinggalkan oleh Alm.
Rejeki Doli Sembiring.
2. Berdasarkan Pasal 832 Kitab Undang Undang Hukum Perdata bahwa:
“Menurut undang-undang, yang berhak menjadi ahli waris ialah keluarga sedarah, baik yang sah menurut undang-undang maupun yang di luar perkawinan, dan suami atau istri yang hidup terlama, menurut peraturan-peraturan berikut ini. Bila keluarga sedarah dan suami atau istri yang hidup terlama tidak ada, maka semua harta peninggalan menjadi milik negara, yang wajib melunasi utang-utang orang yang meninggal tersebut, sejauh harga harta peninggalan mencukupi untuk itu.
dikaitkan dengan kasus waris Alm.
Rejeki Doli Sembiring maka yang berhak menjadi ahli waris ada 7 orang anaknya yaitu Morina br sembiring, Daniel sembiring, Doris Kartina br
sembiring, Fajar Ria br sembiring, Brahma Putra sembiring, Teruna Febrianta sembiring, Suci Natalia br sembiring
3. Berdasarkan Pasal 833 KItab Undang Undang Hukum Perdata :
Menyatakan bahwa: “sekalian waris dengan sendirinya karena hukum memperoleh hak milik atas segala barang, segala hak, dan segala piutang si yang meninggal”
dikaitkan dalam kasus pembagian waris Alm. Rejeki Doli Sembiring Kepada ahli warisnya maka seluruh ahli waris dari pewaris yaitu Morina br sembiring, Daniel sembiring, Doris Kartina br sembiring, Fajar Ria br sembiring, Brahma Putra sembiring, Teruna Febrianta sembiring, Suci Natalia br sembiring
Seketika itu juga hak seluruh harta kekayaan atau peninggalan serta piutang pewaris akan jatuh kepada para ahli warisnya.
4. Berdasarkan Pasal 834 Kitab Undang Undang Hukum Perdata
Menyatakan bahwa:
“Tiap tiap waris berhak mengajukan gugatan guna memperjuangkan hak warisnya, terhadap segala mereka, yang baik
atas dasar hak yang sama baik tanpa dasar sesuatu hak pun menguasai seluruh atau sebagian harta peninggalan, seperti pun terhadap mereka yang secara licik
telah menghentikan penguasannya”
dikaitkan dengan kasus diatas maka Morina br sembiring dan Daniel sembiring yang merupakan anak sah dari perkawinan pertama Alm. Rejeki Doli Sembiring selaku Penggugat berhak mengajukan gugatan kepada Doris Kartina br sembiring, Fajar Ria br sembiring, Brahma Putra sembiring, Teruna Febrianta sembiring, Suci Natalia br sembiring yang merupakan anak dari perkawinan kedua Alm. Rejeki Doli Sembiring selaku Tergugat.
5. Berdasarkan Pasal 841 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata
Menyatakan bahwa: “Penggantian memberikan hak kepada seorang yang mengganti, untuk bertindak sebagai pengganti dalam derajat dan dalam segala hak orang yang diganti”
dikaitkan dalam kasus diatas dimana harta yang dikuasai oleh Doris Kartina br sembiring, Fajar Ria br
sembiring, Brahma Putra sembiring , Teruna Febrianta sembiring, Suci Natalia br sembiring yang merupakan anak dari perkawinan kedua Alm.
Rejeki Doli Sembiring selaku Tergugat masih milik dari ibu Alm.
Rejeki Doli Sembiring yaitu Alm.
Berita br Karo yang memiliki 7 orang anak yaitu Alm. Rejeki Doli Sembiring, Almh. Mbue br sembiring, Alm. Rimbun sembiring, Alm. Konel sembiring, Singgep br sembiring, Siti Fatimah, Rohani sembiring.
Dikarenakan Alm. Berita br Karo masih memiliki 4 orang anak yang masih hidup dan maka terlebih dahulu harta warisan dari Alm. Berita br Karo dibagikan kepada anak anaknya yaitu Alm. Rejeki Doli Sembiring, Singgep br sembiring, Siti Fatimah, Rohani sembiring masing masing mendapat 1/4 bagian , karena Alm. Rejeki Doli Sembiring meninggal lebih dahulu dari Alm. Berito br Karo maka kedudukannya digantikan oleh Morina br sembiring, Daniel sembiring, Doris Kartina br sembiring, Fajar Ria br sembiring, Brahma Putra sembiring, Teruna Febrianta sembiring, Suci Natalia br sembiring hanya sebagai ahli waris
pengganti dari Alm. Rejeki Doli sembiring masing masing mendapat 1/4 X 1/7 = 1/28
6. Berdasarkan Pasal 852 Kitab Undang Undang Hukum Perdata
Menyatakan bahwa:
“Anak anak atau sekalian keturunan mereka biar dilahirkan dari lain lain perkawinan sekalipun, mewaris dari kedua orang tua, kakek, nenek atau smeua keluarga sedarah mereka selanjutnya dalam garis lurus ke atas dengan tiada perbedaan antara laki laki dan perempuan dan tiada perbedaan berdasarkan kelahiran lebih dahulu”
dikaitkan dalam kasus diatas maka Morina br sembiring dan Daniel sembiring sebagai anak dari perkawinan pertama dan Doris Kartina br sembiring, Fajar Ria br sembiring, Brahma Putra sembiring, Teruna Febrianta sembiring, Suci Natalia br sembiring sebagai anak dari perkawinan kedua memiliki hak waris yang sama masing masing mendapat 1/4 X 1/7= 1/28 bagian
Berdasarkan penjelasan seluruh Pasal diatas maka perincian pembagian harta warisan Alm. Rejeki
Doli Sembiring adalah sebagai berikut :
HPB =1 Untuk A H I J (Alm.Rejeki Doli Sembiring, Singgep br sembiring, Siti Fatimah, Rohani sembiring)
Masing masing mendapat = 1/4 Karena, A meninggal lebih dahulu dari B maka kedudukannya digantikan oleh ahli warisnya yaitu K L M N O P Q (Morina br sembiring dan Daniel sembiring, Doris Kartina br sembiring, Fajar Ria br sembiring, Brahma Putra sembiring, Teruna Febrianta sembiring, Suci Natalia br sembiring), masing masing mendapat:
1/7 X 1/4 = 1/28 Jadi, Pembagian HPB:
a. A ≠ Dapat karena meninggal lebih dahulu dari B
b. C ≠ Dapat karena telah bercerai dengan A
c. D ≠ Dapat karena meninggal lebih dahulu dari A
d. E ≠ Dapat karena meninggal lebih dahulu dari B
e. F ≠ Dapat karena meninggal lebih dahulu dari B
f. G ≠ Dapat karena meninggal lebih dahulu dari B
g. H =1/4 = 7/28
h. I = 1/4 = 7/28 i. J = 1/4 = 7/28 j. K = 1/7 X 1/4 = 1/28 k. L = 1/7 X 1/4 = 1/28 l. M = 1/7 X 1/4 = 1/28 m. N = 1/7 X 1/4 = 1/28 n. O = 1/7 X 1/4 = 1/28 o. P = 1/7 X 1/4 = 1/28 p. Q = 1/7 X 1/4 = 1/28
+ 28/28 = 1 2. Amar Putusan Pengadilan Negeri
Medan Nomor 620/Pdt.G/ 2014/PN Mdn Bagian Pertama Terhadap Pembagian Harta Warisan Alm. Rejeki Doli Sembiring Sesuai Atau Tidak Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Inti dalam amar putusan Pengadilan Negeri Medan yaitu:
1. Menyatakan Menerima Eksepsi Para Tergugat
Apabila hal tersebut dikaitkan dalam kasus dimana dalam hal ini para tergugat yaitu M N O P Q merupakan anak dari perkawinan kedua menyatakan dalam eksepsi bahwa K L selaku anak dari perkawinan pertama yang telah diceraikan tidak berhak untuk mewaris dan warisan peninggalan orang tua M N O P Q
yaitu A dengan D, yang berhak untuk mewarisinya hanya M N O P Q sebagai ahli warisnya yang sah
Maka dari amar putusan yang menyatakan menerima eksepsi para tergugat pembagiannya adalah sebagai berikut:
HPB = 1 Untuk A H I J (Alm.Rejeki Doli Sembiring, Singgep br sembiring, Siti Fatimah, Rohani sembiring)
Masing masing mendapat =
1/4 Untuk A H I J (Alm.Rejeki Doli Sembiring, Singgep br sembiring, Siti Fatimah, Rohani sembiring)
a. Karena, A meninggal lebih dahulu dari B maka kedudukannya digantikan oleh ahli warisnya yaitu M N O P Q (Doris Kartina br sembiring, Fajar Ria br sembiring, Brahma Putra sembiring, Teruna Febrianta sembiring, Suci Natalia br sembiring), masing masing mendapat:
1/5 X 1/4 = 1/20 Jadi, Pembagian HPB:
1) A ≠ Dapat karena meninggal lebih dahulu dari B
2) C ≠ Dapat karena telah bercerai dengan A
3) D ≠ Dapat karena meninggal lebih dahulu dari A
4) E ≠ Dapat karena meninggal lebih dahulu dari B
5) F ≠ Dapat karena meninggal lebih dahulu dari B
6) G ≠ Dapat karena meninggal lebih dahulu dari B
7) H =1/4= 5/20
8) I = 1/4 = 5/20 9) J = 1/4 = 5/20
10) M = 1/5 X 1/4 = 1/20 11) N = 1/5 X 1/4 = 1/20 12) O = 1/5 X 1/4 = 1/20 13) P = 1/5 X 1/4 = 1/20 14) Q = 1/5 X 1/4 = 1/20
+ 20/20 = 1
Menurut Penulis Amar Putusan yang hakim bentuk kurang sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dimana seharusnya anak anak yang lahir baik dari lain lain perkawinan tetap dianggap sebagai anak sah dan berhak untuk mewaris dari orang tuanya hal tersebut tercantum dalam Pasal 852 Kitab Undang Undang Hukum Perdata, dimana M N O P Q masing masing
mendapat 1/5 hal tesebut jelas tidak sesuai Pasal 852 Kitab Undang Undang Hukum Perdata.
Penerapan amar putusan yang menerima eksepsi para tergugat dalam putusan tentunya menimbulkan ketidakadilan yang baru dimana K L selaku anak dari perkawinan pertama tidak mendapat bagian apapun.
Sehingga penghitungan pembagian yang seharusnya dilakukan ialah Harta Pewaris dibagikan kepada seluruh ahli waris yang berhak dalam hal ini yaitu K L M N O P Q, hal ini dikarenakan A meninggal lebih dahulu dari B. Oleh karena itu, pembagian yang sebenarnya sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ialah sebagai berikut :
HPB=1 Untuk A H I J (Alm.Rejeki Doli Sembiring, Singgep br sembiring, Siti Fatimah, Rohani sembiring)
Masing masing mendapat = 1/4 Karena, A meninggal lebih dahulu dari B maka kedudukannya digantikan oleh ahli warisnya yaitu K L M N O P Q (Morina br sembiring dan Daniel sembiring, Doris Kartina br sembiring, Fajar Ria br sembiring, Brahma Putra sembiring, Teruna
Febrianta sembiring, Suci Natalia br sembiring), masing masing mendapat : 1/7 X 1/4 = 1/28
Jadi, Pembagian HPB :
1) H =1/4 = 7/28 2) I = 1/4 = 7/28 3) J = 1/4 = 7/28 4) K = 1/7 X 1/4 = 1/28 5) L = 1/7 X 1/4 = 1/28 6) M = 1/7 X 1/4 = 1/28 7) N = 1/7 X 1/4 = 1/28 8) O = 1/7 X 1/4 = 1/28 9) P = 1/7 X 1/4 = 1/28 10) Q = 1/7 X 1/4 = 1/28
+ 28/28 = 1
3. PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pembagian Harta Warisan Almarhum Rejeki Doli Sembiring Kepada Ahli Warisnya Menurut Ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Maka bagian masing masing dari para ahli waris yaitu :
1) Alm. Rejeki Doli Sembiring ≠ Dapat karena meninggal lebih dahulu dari Ibu pewaris yaitu Alm. Berita br Karo
2) Koman br Karo ≠ Dapat karena telah bercerai dengan Alm.
Rejeki Doli Sembiring
3) Alm. Rismawaty ≠ Dapat karena telah meninggal lebih dahulu dari Alm. Rejeki Doli Sembiring
4) Alm. Mbue br Sembiring ≠ Dapat karena meninggal lebih dahulu dari Alm. Berita br Karo
5) Alm. Rimbun Sembiring ≠ Dapat karena meninggal lebih dahulu dari
6) Alm. Konel Sembiring ≠ Dapat karena meninggal lebih dahulu dari Alm. Berita br Karo 7) Singgep =1/4 =7/28 8) Siti Fatimah = 1/4 = 7/28 9) Rohani = 1/4 = 7/28
10) Morina = 1/7 X 1/4 = 1/28 11) Daniel = 1/7 X 1/4 = 1/28 12) Doris = 1/7 X 1/4 = 1/28 13) Fajar = 1/7 X 1/4 = 1/28 14) Brahma = 1/7 X 1/4 = 1/28 15) Teruna = 1/7 X 1/4 = 1/28 16) Suci = 1/7 X 1/4 = 1/28
+ 28/28 = 1
2. Amar Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 620/Pdt.G/ 2014/PN Mdn Bagian Pertama Terhadap Pembagian Harta Warisan Alm.
Rejeki Doli Sembiring Sesuai Atau Tidak Menurut Kitab Undang- Undang Hukum Perdata
Dalam isi amar Putusan Pengadilan Negeri Nomor 620/Pdt.G/2014/PN Mdn bagian pertama mengenai Pembagian Harta Warisan Almarhum Rejeki Doli Sembiring tidak sesuai dengan Pasal 852 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata.
B. Saranw
Semua ahli waris berhak atas harta peninggalan pewaris, oleh karena itu, salah satu pewaris tidak bisa mendapatkan bagian ahli waris yang sepenuhnya, dimana harta warisan pada kenyataannya merupakan hak waris untuk ahli waris lain. Dalam kasus ini, permasalahan timbul karena harta warisan tidak dalam waktu yang cepat dibagi kepada ahli waris setelah pewaris meninggal dunia. Jadi demi mencegah timbulnya permasalahan seperti pada kasus ini, penulis menyarankan agar harta waris segera dibagikan kepada ahli
warisnya dalam waktu yang cepat setelah pewaris meninggal dunia.
Selain itu, berdasarkan Amar Putusan
Pengadilan Negeri Nomor:
620/Pdt.G/2014/PN MDN bahwa hakim juga manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Sebagai salah satu upaya untuk mengawas dan turut serta dalam mengurangi permasalahan yang terjadi di dalam sebuah keluarga ialah dengan memahami ketentuan yang telah ditentukan oleh Undang-Undang.
REFERENSI Buku
Effendi Perangin, Hukum Waris, Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2013.
Eman Suparman, Hukum Waris Indonesia, Bandung: PT. Refika Aditama, 2011.
H. Zainuddin Ali, Pelaksanaan Hukum Waris di Indonesia, Cet. Pertama Jakarta:
Sinar Grafika, 2008.
Hazairin, Hukum Kewarisan Bilateral Menurut Al-Quran Dan Hadist, Cet.
Kelima, Jakarta: Tintamas 1983.
Maman Suparman, Hukum Waris Perdata, Cet. II, Jakarta: Sinar Grafika, 2017.
Mohd. Idris Ramulyo, Beberapa Masalah Pelaksanaan Hukum Kewarisan
Perdata Barat (Burgerlijk Wetboek), Jakarta: Sinar Grafika, 1993.
R. Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: PT. Intermasa, 1980.
Ringkasan Tentang Hukum Keluarga Dan Hukum Waris. Jakarta: Intermasa, 2005.
Soepomo, Bab Bab Tentang Hukum Adat, Jakarta: Universitas, 1966.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia, 2007.
Sri Memudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995.
Surini Ahlan Syarif, Intisari Hukum Waris Menurut Burgelijk Wetboek, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1938.dan Nurul Elmiyah, Hukum Kewarisan Perdata Barat, Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2014.
Wahyono Darmabarata, Hukum Perdata (Asas-Asas Hukum Waris), Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2003.
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Warisan Indonesia, Bandung: IS Gravennage Vorkink Van Hove, 1962.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata