• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL 1 KETIDAKBAKUAN KALIMAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL 1 KETIDAKBAKUAN KALIMAT"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 1 MODUL 1

KETIDAKBAKUAN KALIMAT

A. Kompetensi Dasar:

3.21 Menganalisis jenis ketidakbakuan kalimat, letak ketidakbakuan kalimat, dan kaidah kalimat baku.

4.21 Mengonstruksi kalimat baku dengan memperhatikan jenis ketidakbakuan kalimat, letak ketidakbakuan kalimat, dan kaidah kalimat baku.

B. Tujuan Pembelajaran:

1. menjelaskan jenis-jenis ketidakbakuan kalimat dengan tepat, 2. menganalisis jenis ketidakbakuan kalimat dengan tepat,

3. menunjukkan letak ketidakbakuan dalam kalimat dengan tepat secara tanggung jawab.

4. menjelaskan kaidah dari setiap jenis ketidakbakuan kalimat dengan tepat,

5. menggunakan kaidah dari setiap jenis ketidakbakuan kalimat tersebut dengan tepat sebagai konsep yang benar,

6. menyimpulkan kaidah yang tepat sesuai dengan jenis ketidakbakuan kalimatnya secara tepat,

7. membuat kalimat baku dengan tepat secara mandiri dan kreatif.

C. Materi

1. Ketidakbakuan Pikiran, meliputi:

a. Kalimat Aktif atau Kalimat Pasif

1) Kalimat aktif dan kalimat pasif menggunakan nama orang, nama sapaan atau kata benda

Contoh kalimat aktif : Yulia membeli bakso.

Contoh kalimat pasif : Bakso dibeli Yulia.

Contoh kalimat aktif : Ibu menyapu lantai.

Contoh kalimat pasif : Lantai disapu ibu.

Contoh kalimat aktif : Perawat rumah sakit itu

melayani pasien.

Contoh kalimat pasif : Pasien dilayani perawat rumah sakit itu.

2) Kalimat aktif dan pasif menggunakan kata ganti orang (pronomina persona), kecuali kata ganti orang ketiga tunggal “dia” atau “ia”.

Contoh kalimat aktif : Kami telah meminjam buku itu.

Contoh kalimat pasif yang salah : a) Buku itu telah dipinjam oleh kami.

b) Buku itu kami telah pinjam.

(2)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 2 Kalimat pasif yang benar :

Buku itu telah kami pinjam. → Kalimat pasif dengan petindak kata ganti orang.

Rumus :

S + Kata kerja bantu/Keterangan (bila ada) + Kata ganti orang + Kata kerja tanpa imbuhan (awalan) me-

3) Kalimat aktif dan pasif menggunakan kata ganti orang (pronomina persona) ketiga tunggal “dia” atau “ia”.

Contoh kalimat aktif : Dia/Ia sedang membaca majalah.

Contoh kalimat pasif yang salah : a) Majalah sedang dibaca oleh dia/ia.

b) Majalah dia/ia sedang baca.

c) Majalah sedang dia/ia baca.

Kalimat pasif yang benar : Majalah sedang dibacanya.

b. Kalimat Majemuk Setara atau Kalimat Majemuk Bertingkat

Ketaksaan yang diakibatkan oleh pemakaian dua kata penghubung (konjungsi) koodinatif dan subordinatif bersamaan untuk menghubungkan dua klausa dalam satu kalimat.

Misalnya kalimat yang menggunakan dua konjungsi (konjungsi koordinatif dan subordinatif) :

1) tetapi (namun) → konjungsi koordinatif pertentangan

2) walaupun, meskipun, sekalipun, biarpun, kendatipun → konjungsi subordinatif (penghubung) konsesif

Contoh kalimat majemuk yang salah :

Walaupun ia sakit, tetapi ia tetap berusaha masuk sekolah.

Pembetulan :

Kalimat majemuk setara : Ia sakit, tetapi ia tetap berusaha masuk sekolah.

Kalimat majemuk bertingkat : Walaupun ia sakit, ia tetap berusaha masuk sekolah.

Atau

Ia tetap berusaha masuk sekolah walaupun ia sakit.

c. Klausa Anak atau Klausa Induk (Anak Kalimat atau Induk Kalimat)

Ketaksaan ini terjadi karena penggunaan dua konjungsi subordinatif sekaligus

untuk menghubungkan dua klausa dalam satu kalimat.

(3)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 3 Contoh yang salah : Karena ia baik hati maka ia

disukai oleh banyak orang.

Pembetulan :

1) Karena ia baik hati, ia disukai oleh banyak orang.

2) Ia baik hati maka disukai oleh banyak orang.

3) Ia disukai oleh banyak orang karena ia baik hati.

Konjungsi subordinatif yang sering dipakai bersama dan membuat taksa kalimat:

karena … maka ….

karena … sehingga ….

apabila … maka ….

bila … maka ….

jika … maka ….

jika … sehingga ….

Antara klausa anak dan klausa induk diberi tanda koma (,).

d. Subjek atau Keterangan

Hal ini terjadi karena penggunaan kata depan (preposisi) di awal kalimat.

Preposisi mengakibatkan adanya keterangan pada subjek di awal kalimat.

Subjek:

Apabila awal kalimat tidak terdapat preposisi, awal kalimat berfungsi sebagai subjek. Kata kerja yang digunakan adalah kata kerja aktif transitif berimbuhan me-.

Keterangan:

Apabila awal kalimat terdapat preposisi, awal kalimat berfungsi sebagai

keterangan. Kata kerja yang digunakan adalah kata kerja pasif berimbuhan di-.

Contoh kalimat yang salah :

Dalam buku Siti Nurbaya membicarakan masalah kawin paksa.

Pembetulan :

1) Subjek : Buku Siti Nurbaya membicarakan masalah kawin paksa.

2) Keterangan : Dalam buku Siti Nurbaya dibicarakan masalah kawin paksa.

2. Ketidakbakuan Diksi dalam Kalimat, meliputi:

a. Kata Berpasangan

Berupa konjungsi korelatif, yaitu konjungsi yang menghubungkan dua kata, dua frasa, atau dua klausa dan kedua unsur itu memiliki status sintaksis yang sama.

Contoh konjungsi korelatif:

... tidak ..., tetapi ....

…tidak hanya …, tetapi (juga) ….

... bukan ... melainkan ....

baik ... maupun ....

antara ... dan ....

entah ... entah, ....

jangankan … pun ….

sedemikian rupa … sehingga ….

(4)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 4 b. Penggunaan Dua Konjungsi Bersinonim

Contoh:

1) agar, supaya

2) adalah, ialah, merupakan 3) demi, untuk

4) seperti, misalnya, contohnya 5) sangat, sekali, amat

c. Penggunaan Konjungsi Antarkalimat dan Konjungsi “maka”

Ketaksaan terjadi karena pada awal kalimat terdapat konjungsi antarkalimat dan konjungsi “maka”.

Kata penghubung “maka” yang menyertai kata penghubung antarkalimat

“sehubungan dengan itu, oleh karena itu, dengan demikian, setelah itu, jika demikian” ditiadakan karena tidak menyandang fungsi.

Apabila kata penghubung “maka” dipergunakan, unsur penghubung antarkalimat ditiadakan.

Contoh kalimat yang salah :

Oleh karena itu, maka perencanaan penelitian harus disusun berdasarkan observasi lingkungan.

Pembetulan kalimat :

1) Oleh karena itu, perencanaan penelitian harus disusun berdasarkan observasi lingkungan.

2) Maka, perencanaan penelitian harus disusun berdasarkan observasi lingkungan.

d. Peniadaan Kata Tugas dalam Sebuah Kalimat Kata Tugas:

1) preposisi 4) artikel

2) konjungsi 5) partikel

3) interjeksi

Contoh kalimat yang salah :

Makhluk hidup terdiri manusia, hewan, dan tumbuhan.

Pembetulan :

Makhluk hidup terdiri dari manusia, hewan, dan tumbuhan.

e. Pemakaian Kata Penghubung yang Tidak Tepat

Pemakaian kata penghubung “daripada” harus membandingkan dua hal.

Contoh kalimat yang salah:

Lebih baik mencegah timbulnya penyakit dari mengobati.

Pembetulan:

Lebih baik mencegah timbulnya penyakit daripada mengobati.

(5)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 5 3. Ketidakbakuan Logika

Kalimat efektif harus mengutamakan penalaran yang benar atau harus ada keterlibatan logika.

Kalimat tidak boleh terdapat keambiguitasan makna (makna ganda).

Contoh kalimat yang salah :

Saya membaca buku sejarah musik baru.

Kalimat di atas menimbulkan pertanyaan-pertanyaan apakah:

a. bukunya yang baru b. sejarahnya yang baru c. musiknya yang baru

Untuk menghindari keambiguan pada kalimat di atas, seharusnya penulisannya adalah sebagai berikut.

a. Jika bukunya yang baru :

Saya membaca buku sejarah musik yang baru.

b. Jika sejarahnya yang baru :

Saya membaca buku tentang sejarah musik yang baru.

c. Jika musiknya yang baru :

Saya membaca buku sejarah tentang musik yang baru.

Contoh kalimat yang salah:

Putra konglomerat yang pandai itu kuliah di UGM.

Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut:

a. Putra konglomerat yang pandai itu kuliah di UGM. (putranya yang pandai) b. Putra dari konglomerat yang pandai itu kuliah di UGM. (konglomeratnya yang

pandai)

4. Ketidakbakuan Struktur Pemakaian Kata Ulang Kata Benda

Apabila ada kata bilangan tentu tak tentu yang sudah menunjukkan jumlah

banyak/jamak/ lebih dari satu, tidak perlu ada kata ulang kata benda di belakangnya dalam sebuah kalimat.

Kata bilangan tak tentu yang menunjukkan jumlah banyak:

semua, seluruh, banyak, beberapa.

Contoh kalimat yang salah :

Seluruh karung-karung ditumpuk di gudang.

Pembetulan kalimat :

1) Seluruh karung ditumpuk di gudang.

2) Karung-karung ditumpuk di Gudang

(6)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 6 5. Ketidakbakuan Struktur Pemakaian Kata Ulang Kata Kerja

Apabila ada kata “saling”, tidak perlu ada kata ulang kata kerja dalam kalimat.

Contoh kalimat yang salah : Mereka saling tarik-menarik rambut.

Pembetulan kalimat :

1) Mereka saling menarik rambut.

2) Mereka tarik-menarik rambut.

Kata “saling” diikuti oleh bentuk dasar kata ulang kata kerjanya.

6. Ketidakbakuan Struktur Pemakaian Konstruksi Idiomatis

Konstruksi idiomatis merupakan gabungan yang tetap antara dua kata. Gabungan tetap tersebut berupa:

No. Kata 1 Kata 2 Contoh

1. kata kerja aktif intransitif kata tugas

bercerita tentang berbicara tentang terdiri dari terkenang oleh

2. kata sifat kata tugas cinta akan

rindu akan

Kata kerja aktif intransitif dan kata sifat berfungsi sebagai predikat sementara kata tugas berfungsi untuk menghubungkan antara predikat dan pelengkap.

Catatan : Predikat berupa kata kerja aktif transitif langsung diikuti objek (tidak boleh terdapat kata tugas di belakangnya).

Contoh:

Kami selalu terkenang oleh perbuatan baiknya kepada keluarga kami.

Pemuda itu rindu akan tanah kelahirannya.

7. Ketidakbakuan Struktur Pemakaian Kata Kerja Berimbuhan (Berkonfiks) “me – kan” dan “ me – i”

Kalimat aktif menggunakan kata kerja aktif transitif berimbuhan me-.

a. Predikat kata kerja berimbuhan me – i diikuti oleh objek diam atau tidak berpindah.

b. Predikat kata kerja berimbuhan me – kan diikuti oleh objek bergerak atau berpindah.

Contoh:

a. Kepala Sekolah menghadiahi para pemenang lomba piala dan piagam.

objek diam

b. Kepala Sekolah menghadiahkan piala dan piagam kepada para pemenang lomba.

objek bergerak

(7)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 7 8. Ketidakbakuan Paralelisme

Paralelisme adalah beberapa kata yang menduduki fungsi/jabatan sama dalam sebuah kalimat.

Kaidahnya adalah kata-kata yang menduduki fungsi/jabatan sama tersebut harus menggunakan bentuk yang sama.

Caranya atau syaratnya adalah menggunakan jenis kata dan bentuk gramatikal yang sama.

Contoh:

1. Mereorganisir administrasi departemen-departemen, menghentikan pemborosan dan penyelewengan-penyelewengan, serta memobilisir potensi-potensi nasional merupakan masalah-masalah pokok yang meminta perhatian pemerintah kita.

2. Perangkat lunak pengolah angka sangat berguna membantu pekerjaan manusia yang berhubungan dengan angka, misalnya menghitung keuangan di perusahaan- perusahaan, mengolah data-data statistik, atau menghitung hasil-hasil penelitian.

D. Latihan

Perhatikan konstruksi yang tidak baku dalam tiap kalimat di bawah ini! Carilah kaidah pemakaiannya yang benar kemudian perbaikilah kalimat-kalimatnya agar menjadi baku!

1. Kalimat yang tidak baku karena rancu antara kalimat aktif atau kalimat pasif bentuk persona

a. Kami tidak akan putuskan masalah itu karena masih perlu peninjauan ulang.

b. Mereka tidak segera selesaikan pekerjaan itu hari ini karena masih banyak hal lain yang harus dikerjakan.

Kaidah pemakaiannya yang benar:

Kalimat Aktif :

……….

….………

Struktur predikat pasif bentuk persona :

……….

….………

……….

……….

Kalimat bakunya adalah a. Aktif :

………...

………..

(8)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 8 Pasif :

………...

………...

b. Aktif :

………...

………...

Pasif :

………...

………...

2. Kalimat yang tidak baku karena fungsi di depan predikat rancu antara subjek atau keterangan.

a. Dari hasil di lapangan membuktikan bahwa pasien COVID-19 dapat disembuhkan.

b. Dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional di Jakarta mengadakan lomba rumah sehat.

Kaidah pemakaiannya yang benar adalah

Subjek :

………

….………

………

………

Keterangan :

………

….………

………

………

Kalimat bakunya adalah a. Subjek :

………...

……….

Keterangan :

………...

……….

b. Subjek :

………...

……….

Keterangan :

………...

……….

Atau

(9)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 9 Keterangan :

...

...

3. Kalimat yang tidak baku karena rancu antara kalimat majemuk setara atau kalimat majemuk bertingkat.

a. Meskipun kita tidak terinfeksi COVID-19, tetapi kita harus selalu waspada.

b. Meskipun laju pertambahan penderita terinveksi COVID-19 lebih lambat, tetapi fasilitas kesehatan tetap memiliki kesempatan untuk menangani penderita dengan sarana dan prasarana yang memadai.

Kaidah pemakaiannya yang benar:

Kalimat majemuk setara :

………

….………

………

………

Kalimat majemuk bertingkat :

………

….………

………

………

Kalimat bakunya adalah a. majemuk setara :

………...

……….

majemuk bertingkat :

………...

……….

b. majemuk setara :

………...

……….

majemuk bertingkat :

………...

……….

4. Kalimat yang tidak baku karena ada klausa yang rancu antara klausa anak atau klausa induk dalam kalimat majemuk bertingkat.

a. Jika OTG (Orang Tanpa Gejala) mengalami gejala demam lebih dari 38 0 C, maka OTG wajib menginformasikan hal ini kepada petugas pemantau.

b. Jika kondisi ODP (Orang Dalam Pantauan) mengalami perburukan dan sudah memenuhi kriteria PDP (Pasien Dalam Pengawasan) atau hasil laboratoriumnya positif terinfeksi virus Corona, maka ODP tersebut harus dibawa ke rumah sakit.

Kaidah pemakaiannya yang benar:

Klausa anak :

...

(10)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 10 ...

...………

………...………..

Klausa induk :

...

...

...………..

…………...………..

Kalimat bakunya adalah

a. Kalimat dengan urutan klausa anak-klausa induk

...

...

Kalimat dengan urutan klausa induk-klausa anak

...

...

b. Kalimat dengan urutan klausa anak-klausa induk

...

...

Kalimat dengan urutan klausa induk-klausa anak

...

...

5. Kalimat tidak baku karena kesalahan pemakaian predikat berimbuhan me-i atau me- kan.

a. Anda harus melaksanakan dengan baik tugas-tugas itu.

b. Mereka membicarakan tentang protokol PSBB di beberapa daerah.

c. Presiden telah menganugerahkan para pejabat negara Bintang Mahaputera.

d. Rakyat yang diamuk kemarahan menyerahi penjahat itu kepada polisi yang sedang berjaga.

Kaidah pemakaiannya yang benar:

Imbuhan me-i dan me-kan berfungsi membentuk jenis kata kerja ………, yaitu sebuah kata kerja yang ………...

Hubungan predikat dan objek dalam sebuah kalimat ditentukan oleh

………

Predikat berimbuhan me-i diikuti oleh objek ……….

Predikat berimbuhan me-kan diikuti oleh objek ………

Kalimat bakunya adalah

a. ...

...

b. ...

...

(11)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 11 Atau

………

……….

c. me-i :

...

me-kan :

...

d. me-i :

...

me-kan :

...

6. Kalimat tidak baku karena kesalahan pemakaian kata ulang kata kerja dan kata ulang kata benda.

a. Kita tidak perlu saling bersalam-salaman di masa pandemi ini.

b. Semua pasien-pasien COVID-19 itu akan dipindahkan ke rumah sakit khusus.

Kaidah pemakaiannya yang benar:

Kata ulang kata kerja :

……….

……….

……….………

………..

Kata kerja “saling” (menyatakan makna resiprok/berbalasan, intensitas frekuentatif):

……….…………

……….…………

………

………

Kata ulang kata benda :

……….

……….

……….

……….

Kata bilangan yang menyatakan makna banyak/jamak/lebih dari satu :

……….

……….

……….

……….

Kalimat bakunya adalah a. Kata ulang :

...

...

(12)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 12 Kata ‘saling” :

...

...

b. Kata ulang :

...

...

Kata bilangan :

...

...

7. Kalimat tidak baku karena tidak memenuhi kaidah paralelisme (beberapa kata yang menduduki jabatan sama dalam sebuah kalimat).

a. Ia sering bermasalah dengan guru karena kemalasannya dan curang.

b. Kegiatannya meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan diaturnya buku-buku.

Kaidah pemakaiannya yang benar:

Paralelisme adalah ...

……….

Kaidahnya adalah ...

………...

Caranya adalah ………...

……….

Kalimat bakunya adalah a. Kata benda :

...

...

Kata sifat :

...

...

b. Kata kerja :

...

...

8. Kalimat tidak baku karena tidak memenuhi kaidah konstruksi idiomatis (gabungan tetap dari dua kata yang satu menduduki fungsi predikat dan yang lainnya

menghubungkan predikat dengan pelengkap).

a. Jumlah penderita COVID-19 di Indonesia Mei 2020 terdiri usia di atas 60 tahun sebesar 15,1 persen, usia 6-17 tahun berada di angka 5,6 persen, dan balita 2,3 persen.

b. Pemerintah berbicara rencana penerapan new normal di DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Gorontalo.

c. Para penderita COVID-19 yang sedang di karantina selalu rindu tentang rumah dan

saudara-saudaranya.

(13)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 13 Kaidah pemakaiannya yang benar:

Konstruksi idiomatis adalah ………...

……….

Gabungan tetap tersebut berupa:

No. Kata Pertama Kata Kedua Contoh

Fungsi dari kata pertama adalah sebagai ...

sementara kata kedua berfungsi sebagai ……….

Kalimat bakunya adalah

a. ...

...

Atau

...

...

b. ………...

………...

Atau

………...

………...

c. ………...

………...

9. Kalimat tidak baku karena kesalahan diksi.

a. Sangat beruntung sekali orang itu dapat sembuh dari sakit karena virus Corona.

b. Sehubungan dengan hal itu, maka protokol kesehatan pencegahan virus Corona harus dipikirkan dengan sungguh-sungguh.

c. Tidak hanya kebersihan di rumah saja yang harus kita jaga, melainkan kebersihan di sekolah dan di lingkungan sekitar pun perlu dijaga.

d. Antara pemerintah pusat dengan Pemprov DKI terdapat perbedaan tentang penerapan new normal.

e. Lebih baik mematuhi protokol yang berlaku dari menyesal di kemudian hari.

Kaidah pemakaiannya yang benar:

Dua kata atau lebih yang bermakna sama/bersinonim :

(14)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 14

………

Konjungsi “maka” di belakang konjungsi antarkalimat :

...

Konjungsi korelatif :

………

Pasangan konjungsi korelatif untuk menunjukkan bentuk negatif

...………...

……….

Konjungsi untuk membandingkan :

……….

………..

Kalimat bakunya adalah

a. ...

...

Atau

………..

……….

b. ………...

……….

Atau

………

……….

c. ...

...

d. ...

...

e. ………..

………..

10. Kalimat tidak baku karena hubungan makna antarkata tidak logis (kesalahan logika) a. Dirgahayu HUT RI ke-77.

b. Untuk menyingkat waktu, maka waktu dan tempat saya persilakan.

c. Jalannya macet.

Kaidah pemakaiannya yang benar:

Dirgahayu artinya ………..

Yang diharapkan dirgahayu adalah ………...

Pemakaian waktu seharusnya

...

Yang dipersilakan adalah

...

(15)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 15 Yang macet adalah

……….

Kalimat bakunya adalah

a.1...

a.2...

b. ...

c. ...

E. Refleksi

1. Materi apa yang kamu pelajari hari ini?

Jawab: ………...

2. Manfaat yang kamu dapatkan selama belajar materi ini?

Jawab: ………...

3. Kendala apa yang kamu dapatkan dari materi tersebut?

Jawab: ………...

4. Apa saja yang kamu lakukan untuk menghadapi kendala tersebut?

Jawab: ………...

5. Menurutmu, apakah metode belajarnya mudah diikuti?

Jawab: ………...

(16)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 16 MODUL 2

PARAGRAF A. Kompetensi Dasar:

3.22 Menganalisis unsur pembentuk paragraf, kohesi dan koherensi paragraf, jenis paragraf, penalaran paragraf, dan pola pengembangan paragraf.

4.22 Mengonstruksi paragraf berdasarkan unsur pembentuk paragraf, kohesi dan koherensi paragraf, jenis paragraf, penalaran paragraf, dan pola pengembangan paragraf.

B. Tujuan

1. Peserta didik dapat memahami struktur dan kaidah paragraf.

2. Peserta didik dapat menemukan unsur-unsur pembentuk paragraf dengan tepat.

3. Peserta didik dapat memilih kohesi dan koherensi paragraf dengan tepat.

4. Peserta didik dapat menentukan jenis paragraf dengan tepat berdasarkan ciri kebahasaannya.

5. Peserta didik dapat menentukan penalaran paragraf dengan tepat.

6. Peserta didik dapat menentukan teknik paragraf eksposisi dengan tepat.

7. Peserta didik dapat menentukan pola pengembangan paragraf dengan tepat.

8. Peserta didik dapat menyusun kembali paragraf yang kohesif dan koheren secara tepat.

C. Materi:

1. Pengertian

Menurut Ramlan, paragraf merupakan bagian dari suatu karangan atau tulisan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang menjelaskan suatu informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya.

2. Unsur Pembentuk Paragraf

a. Kalimat utama yang mengandung gagasan utama sebagai topik pembicaraan paragrafnya.

1) Isinya bersifat umum dibandingkan dengan kalimat penjelas.

2) Kalimat utama memiliki dua bagian, yaitu pokok dan sebutan.

3) Bagian sebutan inilah yang dikembangkan dalam kalimat penjelas.

4) Kalimat utama jumlahnya satu.

b. Kalimat penjelas yang mengandung gagasan penjelas sebagai pembentuk keutuhan paragraf.

1) Isinya bersifat khusus dibandingkan dengan kalimat utamanya.

2) Kalimat penjelas merupakan pengembangan bagian sebutan kalimat utamanya.

3) Jumlahnya lebih dari satu.

c. Kalimat penegas yang isinya sama dengan kalimat utama, tetapi redaksinya bisa berbeda dan terletak di akhir paragraf.

d. Transisi sebagai penghubung antarkalimat, bisa berupa kata, frasa, klausa, atau

kalimat.

(17)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 17 3. Syarat-syarat Paragraf yang Baik

1. Semua kalimat yang membentuk paragraf secara bersama-sama menyatakan satu hal atau satu gagasan.

2. Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf itu harus memiliki hubungan yang kompak.

3. Perincian dan penyusunan gagasan-gagasan yang membentuk paragraf itu harus sistematis.

4. Kohesi Paragraf

Kohesi adalah hubungan bentuk antarkalimat dalam sebuah paragraf. Kohesi merujuk pada perpautan bentuk atau hubungan di bidang bentuk. Perpautan bentuk tersebut terlihat dalam hubungan unsur bahasa antara kalimat satu dan kalimat lainnya. Kohesi merupakan unsur bahasa yang menandai koherensi. Dengan menggunakan kohesi saat menyusun paragraf, kita bisa mengupayakan paragraf yang koheren. Memang, tidak selalu terjadi bahwa paragraf yang kohesif pasti koheren.

Terdapat dua macam hubungan bentuk, yaitu hubungan yang bersifat gramatikal dan bersifat leksikal. Kohesi gramatikal pada umumnya berupa dieksis, yaitu unsur bahasa yang rujukan maknanya berubah-ubah sesuai dengan konteks pamakaiannya.

Beberapa jenis kohesi gramatikal adalah

1. Transisi/Penghubung yang berwujud konjungsi antarkalimat

2. Referensi/Penunjukkan yang menunjuk pada hal/gagasan yang sudah disebut dan yang akan disebutkan.

3. Substitusi/Penggantian yaitu unsur bahasa yang menggantikan hal/gagasan yang sudah disebutkan sebelumnya.

4. Elipsis/Pelesapan/Penghilangan maksudnya dalam kalimat, unsur bahasa yang menghubungkannya dengan kalimat sebelumnya tidak ditulis lagi. Meski demikian, artinya bisa dibayangkan karena sebelumnya pernah ditulis.

Unsur bahasa yang termasuk kohesi leksikal memiliki makna sendiri, tidak tergantung konteks pemakaiannya.

Beberapa jenis kohesi leksikal antara lain:

1. Repetisi/Pengulangan, yaitu mengulang gagasan yang telah dikatakan sebelumnya.

2. Konsep sinonim, yaitu dengan unsur bahasa yang berbeda, tetapi memiliki acuan makna sama.

3. Konsep hiponim, yaitu hubungan umum khusus antara hal yang terdapat dalam kalimat utama dan hal yang terdapat dalam kalimat-kalimat penjelas.

5. Koherensi Paragraf

Koherensi adalah hubungan makna antarkalimat dalam paragraf. Koherensi merupakan

perpaduan di bidang makna. Makna antara kalimat satu dan lainnya dalam sebuah

paragraf harus saling berkaitan. ini dapat diupayakan lewat pemakaian kohesi yang

tepat. Namun, yang lebih penting lagi adalah perincian dan urutan gagasan penjelas

yang sungguh-sungguh sistematis.

(18)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 18 Untuk memahami kohesi dan koherensi, di bawah ini dijelaskan konsep dan

contohnya!

KEPADUAN PARAGRAF A. Kohesi dan Koherensi

Paragraf yang baik harus kohesif dan koheren.

Kohesi adalah hubungan bentuk antarkalimat dalam sebuah paragraf atau hubungan bentuk antarparagraf dalam sebuah wacana atau karangan.

Koherensi adalah hubungan makna atau isi antarkalimat dalam sebuah paragraf atau hubungan makna antarparagraf dalam sebuah wacana atau karangan.

Atau dalam kata lain:

Kohesi adalah kepaduan bentuk.

Koherensi adalah kepaduan makna.

1. Contoh paragraf yang tidak kohesif:

Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Impor beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. Swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1985, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada tahun 1993. Pada tahun 1994, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Impor beras meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton.

Paragraf di atas mengemukakan satu gagasan utama, yaitu mengenai masalah naik turunnya produksi beras Indonesia. Dengan demikian, koherensi kalimat tersebut sudah terpenuhi. Namun, paragraf tersebut dikatakan tidak memiliki kohesivitas yang baik sehingga gagasan tersebut sulit dipahami. Paragraf tersebut perlu diperbaiki, misalnya dengan memberikan kata perangkai seperti berikut ini.

Perbaikan paragraf di atas supaya kohesif sebagai berikut.

Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, impor beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. Sesudah swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1985, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada tahun 1993. Akan tetapi, pada tahun 1994, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton.

2. Contoh paragraf yang kohesif (terdapat kepaduan bentuk)

Terjadi sendiri ketidaksepahaman antara kedua kakakku, suami isteri ketika merundingkan rencana khitanan Andi, anak mereka. Kakakku perempuan

berpendapat saudara-saudara dari desa tidak perlu diberitahu, kecuali kakak

(19)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 19 kandung ketiga. Alasannya karena akan sangat repot menyediakan tempat tidur, makan, dan sebagainya. Sebaliknya, kakak iparku berpendapat mereka harus diundang demi mempererat persaudaraan.

Unsur-unsur kebahasaan yang menghubungkan keempat kalimat itu menjadi satu satuan paragraf, yaitu

1. frase kakakku perempuan pada kalimat kedua yang mengingatkan frase kedua kakakku suami isteri pada kalimat pertama

2. klitika nya pada kata alasannya yang terdapat pada kalimat ketiga menggantikan frase kakakku perempuan pada kalimat kedua

3. kata sebaliknya yang berfungsi merangkaikan kalimat kedua dan ketiga dengan kalimat keempat

4. frase kakak iparku pada kalimat keempat mengingatkan pada frase kedua kakakku suami istri pada kalimat pertama

5. kata mereka pada kalimat keempat menggantikan frase saudara-saudara dari desa pada kalimat kedua

3. Contoh paragraf yang tidak koheren:

1) Kota Yogyakarta dikenal juga sebagai kota pelajar. Tanah di sekitarnya sangat subur. Banyak pendatang baru yang datang untuk mencari pekerjaan. Pada malam hari banyak orang berjalan-jalan di sepanjang jalan Malioboro untuk menghirup udara malam.

2) Buku merupakan investasi masa depan. Buku adalah jendela ilmu pengetahuan yang bisa membuka cakrawala seseorang. Dibanding media pembelajaran audiovisual, buku lebih mampu mengembangkan daya kreativitas dan imajinasi anak-anak karena membuat otak lebih aktif mengasosiasikan simbol dengan makna. Radio adalah media alat elektronik yang banyak didengar di masyarakat. Namun demikian, minat dan kemampuan mambaca tidak akan tumbuh secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan pembiasaan. Menciptakan generasi literat membutuhkan proses dan sarana yang kondusif.

Paragraf di atas dikatakan tidak koheren karena terdapat satu kalimat yang melenceng dari gagasan utamanya yaitu kalimat yang dicetak tebal.

4. Contoh paragraf yang koheren (terdapat kepaduan makna)

Jalan itu sangat ramai. Pagi-pagi pukul enam sudah banyak kendaraan

yang lewat membawa sayur-sayuran dan hasil pertanian lain ke pasar. Tak lama

kemudian, anak-anak sekolah memadati jalan itu. Ada yang naik sepeda, ada yang

naik sepeda motor, dan ada juga yang naik mobil jemputan. Sesudah itu, datang

(20)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 20 giliran para pegawai, baik negeri maupun swasta, berangkat ke tempat kerja

masing-masing. Demikianlah hingga malam, jalan itu tak pernah sepi.

B. Kohesi

Kohesi ada dua macam hubungan bentuk, yaitu 1. Kohesi gramatikal

Pada umumnya berupa dieksis, yaitu unsur bahasa yang rujukan maknanya berubah-ubah sesuai dengan konteks pemakaiannya.

Kohesi gramatikal terdiri dari:

a. Perangkaian /penghubung/transisi berwujud konjungsi antarkalimat.

Konjungsi antarkalimat menghubungkan antara kalimat satu dan kalimat lain.

Oleh karena itu, konjungsi ini selalu memulai kalimat baru. Berikut ini contoh konjungsi antarkalimat beserta fungsinya dalam kalimat (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia,1998: 300-302).

1) Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya.

Contoh: biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, dan meskipun demikian/begitu.

Contoh dalam kalimat:

“Kami kurang setuju dengan usulan dia. Biarpun begitu kami tetap menghargainya."

2) Konjungsi yang menyatakan lanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya.

Contoh: sesudah itu, setelah itu, selanjutnya.

Contoh dalam kalimat:

” Kami akan memulai perjalanan ini dengan berjalan kaki. Sesudah itu, kami akan beristirahat di rumah penduduk."

3) Konjungsi yang menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan sebelumnya.

Contoh: tambahan pula, lagi pula, selain itu.

Contoh dalam kalimat:

“Kami menyambut pagi ini dengan suka cita. Tambahan pula, burung- burung juga ramai berkicau."

4) Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya.

Contoh: sebaliknya.

Contoh dalam kalimat:

“Kita jangan terus menebang pohon-pohon di hutan ini. Sebaliknya, kita

harus menanam pohon baru."

(21)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 21 5) Konjungsi yang menyatakan keadaan yang sebenarnya.

Contoh: sesungguhnya, bahwasanya.

Contoh dalam kalimat:

“Kita dilanda banjir besar tahun ini. Sesungguhnya, bencana ini telah kita ramalkan tahun kemarin."

6) Konjungsi yang menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya.

Contoh: malahan, bahkan.

Contoh dalam kalimat:

“Rumah-rumah di Kalimatan kebanyakan didirikan di tepi sungai.

Bahkan, ada kampung di tengah laut yang dangkal."

7) Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya.

Contoh: namun, akan tetapi.

Contoh dalam kalimat:

“Keadaannya memang sudah aman. Akan tetapi, kita tetap harus waspada."

8) Konjungsi yang menyatakan konsekuensi.

Contoh: dengan demikian.

Contoh dalam kalimat:

“Kamu telah setuju dengan persyaratan ini. Dengan demikian, kamu pun harus menanggung semua risikonya."

9) Konjungsi yang menyatakan akibat.

Contoh: oleh karena itu, oleh sebab itu.

Contoh dalam kalimat:

“Kami sudah melarang mereka berburu di hutan, tetapi mereka tetap nekat. Oleh karena itu, biar mereka rasakan sendiri akibatnya."

10) Konjungsi yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya.

Contoh: sebelum itu.

Contoh dalam kalimat:

“Polisi hutan menangkap dua pemburu liar. Sebelum itu, mereka menangkap lima orang pemburu liar."

Contoh konjungsi antarkalimat yang lain:

dan apalagi oleh karena itu akibatnya

lalu sesudah itu selain daripada itu sesudahnya

kemudian setelah itu kecuali itu sebelumnya

tetapi sebelum itu dengan itu dalam pada itu

akan tetapi sementara itu meskipun begitu/demikian dalam kaitan itu

(22)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 22 namun ketika itu walaupun begitu/demikian akhirnya

padahal waktu itu namun begitu/demikian misalnya sebaliknya karena itu kalau begitu/demikian antara lain bahkan oleh sebab itu dengan begitu/demikian contohnya

malah selain itu karenanya jadi

b. Penunjukkan/referensi Contoh:

1) Belgia dan Belanda mengadakan kerja sama di bidang persenjataan.

Menhankam Belgia menunjukkan bahwa kerja sama itu bisa diarahkan pada terciptanya suatu Angkatan Bersenjata Eropa.

2) Sekali waktu, engkau ingin mengenakan sepatu bertumit tinggi, tetapi setiap kali kau coba, engkau merasakan jalanmu tidak seimbang.

Cobalah latihan ini. Berdiri kemudian berjongkok dengan ujung kaki sebagai penumpu.

3) Obat batuk tradisional yang saya anjurkan tercantum dalam buku resmi yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan. Buku tersebut disusun oleh para ahli.

4) Setiap anggota harus memenuhi syarat-syarat berikut ini. Syarat pertama, membayar iuran bulanan sebesar Rp 200.000,00. Syarat kedua, wajib hadir setiap ada pertemuan.

5) Di suatu rumah makan, Ahmad bertanya kepada temannya, Andi,

“Orang tadi siapa?”

c. Penggantian/substitusi Contoh:

1) Anak-anak itu berkulit hitam legam, berambut keriting kusut masai, bermata cekung dengan pandangan yang kosong. Perutnya yang buncit menyembul karena tak tertutup oleh baju. Telapak kakinya pecah-pecah karena tak pernah mengenal alas kaki. Itulah gambaran anak-anak

pedesaan di Timor Timur yang pertama kali dilihat oleh dr. Rienarmy Alex pada tahun 1979. Mereka umumnya anak-anak yang baru turun dari gunung mengikuti orang tuanya yang ketakutan pada gerakan Pengacau Keamanan.

2) kata ganti orang/pronomina persona

“Besok pagi, saya disuruh ibu ke Jakarta. Dapatkah kamu menemani saya?” kata Ahmad kepada temannya. “Maaf, Mad, aku sedang banyak pekerjaan. Tugasku membuat makalah untuk seminar belum selesai,”

jawab temannya.

(23)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 23 3) klitika -nya

Para pengamat berpendapat bahwa masalah Kepulauan Kuril sebagai urusan jual beli tanah yang terbesar dalam abad ini. Namun, sang tuan tanah hingga kini belum mau memutuskan untuk menjualnya.

4) kata itu dan ini

a) Untuk memerangi rasa bosan itu, aku pernah mengikuti les tari.

Akan tetapi, itu pun hanya bertahan selama enam bulan.

b) Setiap hari, aku harus membaca dan menyeleksi surat-surat masuk yang jumlahnya cukup banyak. Ini tugas saya yang terutama di kantor yang baru ini.

5) kata sana, sini, dan situ

a) Jika melihat lingkungannya, kepulauan itu tidak terlalu indah untuk dijual. Namun, di sana tersimpan kekayaan alam yang melimpah, seperti emas, perak, serta logam mulian lainnya.

b) Seorang ahli penyakit dalam dari Negeri Belanda bulan depan akan berkunjung ke UGM. Di sini, ia akan memberikan serangkaian ceramah di Fakultas Kedokteran.

c) Di Yogyakarta terdapat kebun binatang, yaitu Kebun Binatang Gembiraloka. Di situ dipelihara berbagai jenis binatang, seperti harimau, gajah, kera, ular, dan lain-lain.

6) kata begini, begitu, demikian

a) Menteri Mochtar baru saja pulang dari negara-negara sahabat yang pada tahun 1955 menghadiri Konferensi Asia Afrika di Bandung. Ia memberi penjelasan begini. Para wakil dari Negara- negara sahabat akan hadir dalam peringatan 30 tahun KAA itu, ….

b) Ayah sering marah tanpa sebab musababnya. Ia memang memiliki sifat begitu.

c) Pada umumnya, orang tidak menyukai warna hitam. Hal itu disebabkan karena warna demikian melambangkan suasana duka.

d. Pelesapan/elipsis Contoh:

1) Berdasarkan peraturan, sekolah-sekolah yang menumpang di gedung sekolah negeri diberi batas waktu sampai tahun 1990. Setelah itu, harus menempati gedung sendiri.

(Subjek yang hilang : sekolah-sekolah yang menumpang di gedung sekolah

negeri)

(24)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 24 2) A : Mau pergi kemana Bu?

B : Ke pasar.

(Subjek dan predikat yang hilang: saya mau pergi) 2. Kohesi leksikal

Kohesi ini memiliki makna sendiri, tidak tergantung konteks pemakaiannya.

a. Pengulangan/repetisi 1) Pengulangan sama tepat Contoh:

Adalah suatu kejahatan menjual kepulauan ini kepada Jepang.

Kepulauan ini bukan sesuatu yang tumbuh begitu saja dari karang yang tandus. Akan tetapi, bagi kami kepulauan ini merupakan zamrut di ujung timur Soviet.

2) Pengulangan sebagian Contoh:

Naskah Perdamaian Kamboja telah diteken di Paris, Kamis pukul 1.30 dini hari. Akan tetapi, itu bukan berarti telah menjadi jaminan

keamanan buat para pemimpin tiga fraksi yang menandatangani naskah itu.

3) Pengulangan perubahan bentuk Contoh:

Menghadapi kondisi ini, Juwono Sudarsono berpendapat, pihak Indonesia harus bersikap terbuka atas teropongan orang-orang luar.

Keterbukaan ini bukan saja pada insiden Dili, tetapi juga misalnya pada kasus-kasus Aceh, Lampung, dan Kedungombo.

4) Pengulangan parafrase

Parafrase adalah pengungkapan kembali suatu konsepsi dengan bentuk bahasa yang berbeda.

Contoh:

Kami mencintai mereka semua tanpa kecuali. Kami mencintai mereka semua dengan sepenuh hati dan bertekad membesarkan mereka. Jika Tuhan mengizinkan, kami ingin mengantar mereka kelak ke ambang dewasa. Melihat mereka menjadi orang. Melihat mereka berkeluarga dan menghadirkan kakek dan nenek mereka cucu-cucu yang mungil.

b. Konsep sinonim

Sinonim adalah satuan bahasa, khususnya kata atau frase yang bentuknya berbeda, tetapi maknanya sama .

Contoh:

Kesunyian mengapung di padang Kurusetra. Namun, kelengangan

yang menyelimuti hamparan padang luas itu terasa menyeramkan. Bumi pun

(25)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 25 serasa kehilangan denyutnya. Peristiwa apa gerangan yang akan mengoyak- ngoyak kesunyiannya.

c. Konsep hiponim

Yang pasti, sambutan atas ditandatanganinya naskah perdamaian terus mengalir, terutama datang dari Negara-negara Asia, kawasan yang terdekat dengan Kamboja. Cina, misalnya salah satu pemain penting dalam konflik Kamboja, tak hanya memuji, tetapi juga menyatakan siap mengulurkan bantuan. Pemain penting lainnya, Vietnam melalui Kementerian Luar Negerinya menyebutkan, perjanjian damai yang ditandatangani bakal memberikan sumbangan bagi perdamaian, keamanan, dan kerja sama di kawasan Indocina dan dunia.

Hipernim : Negara-negara Asia Hiponim : Kamboja, Cina, Vietnam

6. Penalaran Paragraf

Penalaran yang menggunakan penalaran deduktif dimulai dari gagasan yang umum sifatnya kemudian dirinci gagasan yang khusus-khusus. Konsekuensinya, kalimat utama yang sifatnya umum terletak di awal paragraf diikuti kalimat-kalimat penjelas yang isinya lebih khusus.

Penalaran induktif bertolak dari gagasan-gagasan khusus sifatnya kemudian

dirumuskan gagasan yang umum. Akibatnya, kalimat utama yang isinya umum terletak di akhir paragraf didahului sejumlah kalimat penjelas yang isinya lebih khusus.

7. Jenis Paragraf

a. Paragraf berdasarkan letak kalimat utama:

1) awal paragraf 2) akhir paragraf

b. paragraf berdasarkan penalaran (cara berpikir):

1) deduktif ( cara berpikir dari umum ke khusus) 2) induktif (cara berpikir dari khusus ke umum)

c. Paragraf berdasarkan tujuan atau maksud pengarang menuliskan paragraf tersebut:

1) narasi (menceritakan, mengisahkan)

2) persuasi (mengajak, membujuk, memengaruhi) 3) deskripsi (melukiskan, menggambarkan)

4) eksposisi (menjelaskan, menerangkan, memaparkan, memberitahukan) 5) argumentasi (membuktikan)

8. Teknik Eksposisi a. identifikasi b. perbandingan c. ilustrasi d. definisi luas e. klasifikasi

f. analisis (bagian, fungsional, proses, dan sebab akibat)

(26)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 26 9. Pola Pengembangan Paragraf

Pola pengembangan paragraf berkaitan dengan perincian dan urutan gagasannya.

Dengan demikian, hal ini sangat erat kaitannya dengan koherensi paragraf. Dikatakan demikian, karena koherensi berurusan dengan hubungan makna dan pengembangan paragraf berurusan dengan cara pengarang mengembangkan gagasan utama ke dalam perincian dan urutan yang sistematis.

Macam-macam pola pengembangan paragraf:

a. umum khusus b. khusus umum

c. sebab akibat langsung d. sebab akibat beruntun e. akibat sebab

f. contoh g. proses h. definisi luas i. generalisasi j. perbandingan k. analogi deklaratif l. analogi induktif m. naratif

n . deskriptif

Perincian Pola-pola Pengembangan Paragraf

Jenis Isi Kalimat

Utama Isi Kalimat Penjelas

Kohesi (antara kalimat utama dan kalimat

penjelas)

Penalaran

umum khusus

pernyataan umum/kelas/

kelompok

perincian semua anggotanya/unsurnya/

bagiannya

konsep hiponim deduktif

khusus umum

pernyataan umum/kelas/

kelompok

perincian semua anggotanya/unsurnya/

bagiannya

transisi induktif

sebab akibat

sebab perincian akibat- akibatnya

akibatnya, maka, oleh karena itu

deduktif

akibat sebab

akibat perincian sebab- sebabnya

sebab, karena, disebabkan oleh, terjadi karena

deduktif

contoh

pernyataan umum satu atau beberapa anggota yang

mewakili/tidak semua

misalnya, contohnya

deduktif

proses

pernyataan umum langkah/tahap melakukannya

pertama, berikutnya, lalu, kemudian

deduktif

(27)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 27 definisi luas

definisi/batasan arti

perincian ciri

pembedanya (sebab, akibat, bahan, cara, anggota)

menyesuaikan isi penjelas

deduktif

perbandingan

pernyataan umum ada persamaan dan perbedaan

perincian segi yang sama dan yang beda

sama halnya, demikian juga, sebaliknya, akan tetapi, beda halnya dengan

deduktif

analogi deklaratif

pernyataan yang menyatakan a seperti b

penjelasan

segi/sifat/unsur yang sama dari objek yang beda jenis/kelas

demikian pula, sama seperti, begitu juga

deduktif

analogi induktif

kesimpulan: b bisa juga seperti a karena

mempunyai kesamaan

penjelasan

segi/sifat/unsur yang sama dari objek yang sejenis

demikian pula, sama seperti, begitu juga

induktif

generalisasi

kesimpulan fakta-fakta jadi, hal itu membuktikan bahwa, hal itu menunjukkan bahwa

induktif

deskriptif

objek yang dideskripsikan, tetapi tak ada kalimat utamanya

perincian ciri-ciri khusus dari bagian- bagian objek yang dideskripsikan dengan kata khusus dan gaya bahasa

naratif

objek yang

dinarasikan, tetapi tak ada kalimat utamanya

perincian tingkah laku/perbuatan tokoh pada waktu dan tempat tertentu dari objek yang diceritakan dengan kata khusus dan gaya bahasa

D. Latihan

Latihan 1: Memahami Struktur dan Kaidah Teks Paragraf

1. Susunlah kalimat-kalimat berikut sehingga membentuk sebuah paragraf yang padu isi antarkalimatnya dengan memperhatikan penanda yang dicetak tebal dalam tiap-tiap kalimatnya!

a. Walaupun beragam agama, dengan adanya toleransi, kita bisa hidup berdampingan dengan damai.

b. Kedamaian yang tercipta akan membuat hidup menjadi lebih tenang dan tenteram.

c. Maka dari itu, kita harus menghargai perbedaan agama atau budaya setiap orang

(28)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 28 yang ada di sekitar kita.

d. Keberagaman agama ini merupakan salah satu wujud kekayaan budaya.

e. Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai agama.

Agar menjadi paragraf yang kohesif dan koheren, urutan kalimatnya adalah

……...

...

Alasan

...

...………

……..………..………….………

……….

………...………..

2. Bagaimana cara mengurutkan kalimat-kalimat di atas menjadi satu paragraf?

……….

…...………..

………...………..

……….……….………...

……….

3. Sebutkan unsur-unsur yang membentuk paragraf!

……….

….……….………...

……….

………….………

……….………

……….………

……….………

4. Sebutkan ciri kebahasaan paragraf!

……….

……….………...….

……….

……….………

………….………

5. Simpulkanlah pengertian paragraf berdasarkan latihan di atas!

………

….……….………

……….………

………….………

……….………

6. Carilah referensi tentang paragraf yang meliputi pengertian, unsur pembentuk, jenis- jenis kohesi, syarat paragraf yang baik, jenis-jenis paragraf, dan pola-pola

pengembangan paragraf! Diskusikan lalu laporkan hasilnya!

(29)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 29 Latihan 2: Menganalisis unsur pembentuk paragraf, kohesi, pola pengembangan

paragraf, dan penalaran paragraf 1. Bacalah contoh analisis paragraf berikut ini!

(1) Minat membaca buku secara konvensional di kalangan generasi muda mengalami penurunan drastis. (2) Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Literatur Mahasiswa (BLM), terjadi penurunan minat baca sekitar 46 persen dibandingkan tahun sebelumnya. (3) Dalam survei tersebut, para remaja cenderung lebih suka membaca teks-teks singkat melalui layar gawai. (4) Teks tersebut biasanya berupa caption di instagram maupun status facebook.

Kalimat utama: Bagian Pokok dan Bagian Sebutan

(1) Minat membaca buku secara konvensional di kalangan generasi muda mengalami penurunan drastis.

pokok sebutan Kalimat-kalimat penjelas:

(2) Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Literatur Mahasiswa (BLM), terjadi penurunan minat baca sekitar 46 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

(3) Dalam survei tersebut, para remaja cenderung lebih suka membaca teks-teks singkat melalui layar gawai.

(4) Teks tersebut biasanya berupa caption di instagram maupun status facebook.

a. Gagasan utama:

Minat membaca buku konvensional pada generasi muda mengalami penurunan.

b. Gagasan-gagasan penjelas:

1) Berdasarkan survei Badan Literatur Mahasiswa, minat baca generasi muda menurun sekitar 46% dibandingkan tahun sebelumnya. (kalimat ke-2)

2) Remaja lebih suka membaca teks-teks singkat berupa caption di instagram atau status facebook melalui layar gawai. (kalimat ke-3 dan ke-4)

c. Kohesi:

1) Gramatikal:

a) referensi/penunjuk

(1) tersebut (kalimat ke-3) menunjuk survei yang dilakukan Badan Literatur Mahasiswa (BLM)

(2) tersebut (kalimat ke-4) menunjuk teks-teks singkat melalui layar gawai 2) Leksikal

a) konsep sinonim

generasi muda (kalimat pertama) – remaja (kalimat ke-3) b) konsep hiponim

hipernim: teks-teks singkat di layar gawai hiponim: caption di instagram

status facebook d. Pola pengembangan paragraf:

umum khusus

(30)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 30 e. Penalaran:

deduktif

2. Berdasarkan paragraf-paragraf di bawah ini:

a. Sebutkanlah gagasan utamanya!

b. Sebutkanlah gagasan-gagasan penjelasnya!

c. Sebutkanlah kohesinya!

d. Sebutkanlah pola pengembangan paragrafnya!

e. Sebutkanlah penalarannya!

1) Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja. Namun, efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah. Karena mudah menular, virus Corona juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, maka para tenaga medis dan orang-orang yang memiliki kontak dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).

a) Gagasan utama :

……….

b) Gagasan-gagasan penjelas :

……….………

……….

………..

………..

c) Kohesi :

……….

……….

……….

……….

d) Pola pengembangan paragraf :

……….

e) Penalaran :

………..

2) Virus Corona telah membuat warga Indonesia merasa khawatir. Karena hari

ini, pemerintah mengumumkan ada dua orang warga Bali yang positif terkena virus

Corona. Menurut Menteri Kesehatan, virus itu dibawa oleh turis dari Jepang yang

menginap di rumah seorang warga Bali selama 2 hari. Setelah turis itu pulang, esok

harinya warga pemilik rumah beserta anaknya tersebut flu berat. Setelah dilakukan

pemeriksaan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Bali, bapak dan anak itu

dinyatakan positif terkena virus Corona. Sampai saat ini, korban masih dirawat

dalam ruang khusus agar virus tidak menular ke pasien lain.

(31)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 31

a) Gagasan utama :

……….

b) Gagasan-gagasan penjelas :

……….………

……….

………..

………..

c) Kohesi :

……….

……….

……….

……….

d) Pola pengembangan paragraf :

……….

e) Penalaran :

………..

3) Presiden Joko Widodo mengatakan wabah virus Corona sangat berdampak terhadap perekonomian Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah wisatawan mancanegara (wisman) pada Januari 2020 sebanyak 1,27 juta orang, menurun 7,62 persen dibandingkan Desember 2019. Arab Saudi menghentikan sementara penerimaan jemaah umrah dari sejumlah negara, termasuk Indonesia. Akibat lain dari virus Corona, beberapa barang seperti masker dan hand sanitizer atau cairan antiseptik menjadi langka dan dijual dengan harga tinggi.

a) Gagasan utama :

……….

b) Gagasan-gagasan penjelas :

……….………

……….

………..

………..

c) Kohesi :

……….

……….

……….

……….

d) Pola pengembangan paragraf :

……….

(32)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 32

e) Penalaran :

………..

4) Kebiasaan untuk membuang sampah harus ditanamkan sejak dini dalam keseharian kita. Karena masyarakat pada umunya masih kurang memiliki kesadaran untuk mencintai dan menjaga serta melestarikan alam lingkungan kita sendiri.

Mereka menganggap hal tersebut hanyalah slogan yang tidak perlu diperhatikan.

Bahkan, mereka membuang sampah sembarangan dengan tanpa rasa bersalah. Hal itu, membuat lingkungan sekitar kita menjadi kotor dan tidak sehat.

a) Gagasan utama :

……….

b) Gagasan-gagasan penjelas :

……….………

……….

………..

………..

c) Kohesi :

……….

……….

……….

……….

d) Pola pengembangan paragraf :

……….

5) Penyalahgunaan narkotika dapat menyebabkan dampak negatif bagi

penggunanya. Adapun akibat yang ditimbulkan dari penyalahgunaan narkoba adalah gangguan mental. Orang yang menggunakan narkoba akan mengalami kondisi mental yang membuatnya seperti orang aneh atau orang gila. Hal itu pun menjadi pemicu perilaku aneh para pengguna yang mengakibatkan kerugian bagi dari pengguna atau pecandu sendiri maupun orang lain.

a) Gagasan utama :

……….

b) Gagasan-gagasan penjelas :

……….………

……….

………..

………..

(33)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 33

c) Kohesi :

……….

……….

……….

……….

d) Pola pengembangan paragraf :

……….

e) Penalaran :

………..

6) Dari hasil berbagai studi tentang transmigrasi dapat diketahui bahwa transmigrasi swakarsa murni lebih berhasil. Hal ini dapat terjadi karena para transmigran swakarsa murni mempunyai tekad dan kemauan untuk memperbaiki hidupnya. Mereka dapat melihat dan memanfaatkan kesempatan-kesempatan dan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah.

a) Gagasan utama :

……….

b) Gagasan-gagasan penjelas :

……….………

……….

………..

………..

c) Kohesi :

……….

……….

……….

……….

d) Pola pengembangan paragraf :

……….

7) Pandemi virus Corona ini mengakibatkan banyak hal perubahan yang dilakukan oleh pemerintah setempat di negara-negara yang terdampak virus Corona. Akibatnya krisis ekonomi pun terjadi, masyarakat golongan bawah pun sulit untuk menghidupi keluarganya. Ditambah lagi banyak yang menjadi penggangguran akibat dari virus Corona ini. Keadaan dunia saat ini dipandang sangat memprihatinkan karena wabah yang sedang berkembang yaitu adanya virus Corona atau yang biasa disebut dengan COVID-19.

a) Gagasan utama :

……….

(34)

Modul Bahasa Indonesia Wajib Kelas XI Tahun Pelajaran 2021/2022 SMAK Kolese Santo Yusup Malang Halaman 34 b) Gagasan-gagasan penjelas :

……….………

……….

………..

………..

c) Kohesi :

……….

……….

……….

……….

d) Pola pengembangan paragraf :

……….

e) Penalaran :

………..

8) Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019 kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS- COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).

a) Gagasan utama :

……….

b) Gagasan-gagasan penjelas :

……….………

……….

………..

………..

c) Kohesi :

……….

……….

……….

……….

d) Pola pengembangan paragraf :

……….

e) Penalaran :

………..

Gambar

Gambar nomor  :

Referensi

Dokumen terkait