• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Self Efficacy dengan Kecerdasan Interpersonal pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Perguruan Tinggi Negeri X Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan antara Self Efficacy dengan Kecerdasan Interpersonal pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Perguruan Tinggi Negeri X Malang"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

Cahyaning Widhyastuti, Sumi Lestari, Ika Herani

Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Brawijaya Malang

cahyaningw4@gmail.com lestari.sumi@ub.ac.id

herani@ub.ac.id

ABSTRACT

This research is a correlational quantitative study, which aims to determine the relationship between self efficacy with interpersonal intelligence on final year students at the State University “X” Malang. The subject of this research were 100 final year students at the State University “X” Malang. This research is using two scales, self efficacy scale and interpersonal intelligence scale. The scale is compiled by researcher based on Bandura’s self efficacy aspects (Ghufron &

Risnawita S, 2012) and interpersonal intelligence by Anderson (Safaria, 2005).

Self efficacy scale’s value of realibility is 0,900 and consist of 29 items, interpersonal intelligence’s value of reliability is 0,939 and consists of 27 items.

Analysis of the research data is using product moment correlation, and the results is 0.434 with a significance value of 0.000 (ρ = 0.01). It means that there is a positive correlation between self efficacy and interpersonal intelligence on the final year students, the higher the student’s self-efficacy means that their interpersonal intelligence also higher, on the contrary when self-efficacy is low then the student’s interpersonal intelligence is also low.

Key word : self efficacy, interpersonal intelligence

LATAR BELAKANG

Mahasiswa merupakan calon lulusan perguruan tinggi yang diharapkan

mampu bersaing untuk menghadapi dunia kerja. Bedasarkan data pada tahun

(2)

2013, jumlah pengangguran intelektual di Indonesia masih terbilang tinggi.

Sekitar 610 ribu pengangguran intelektual di Indonesia yang diantaranya merupakan lulusan perguruan tinggi (Tribunnews.com, 3 November 2013).

Melihat kenyataan tersebut, sebagai mahasiswa tingkat akhur diharapkan menyiapkan diri sehingga mampu bersaing di dunia kerja, salah satunya dengan menyiapkan kemampuan yang berupa hard skill dan soft skill. Penelitian terdahulu (Utomo, 2010) mengungkapkan bahwa kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan hard skill yang di dalamnya memuat pengetahuan dan ketrampilan teknis, tetapi juga soft skill. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa kesuksesan ditentukan dari 80% soft skiil dan hanya 20% hard skill, dengan demikian menunjukkan bahwa soft skill lebih besar pengaruhnya dibandingkan hard skill.

Salah satu soft skill yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah kecerdasan interpersonal (Pujiastuti, 2011). Kecerdasan interpersonal diartikan sebagai kemampuan atau ketrampilan seseorang dalam menciptakan relasi, membangun relasi, dan mempertahankan relasi sosialnya sehingga mampu berada pada situasi yang nyaman atau sama-sama menguntungkan (Safaria, 2005).Oleh karena itu, sebagai calon lulusan, mahasiswa tingkat akhir perlu memiliki kecerdasan interpersonal yang baik sehingga mampu bersaing di dunia kerja.

Untuk mendorong mahasiswa tingkat akhir memiliki kecerdasan

interpersonal yang baik, dapat diperlukan keyakinan yang kuat tentang

kemampuan dirinya sendiri dalam hal menciptakan relasi, membangun relasi, dan

mempertahankan relasi sosialnya. Sejalan dengan definisi self efficacy yaitu

(3)

persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu, self efficacy berhubungan dengan keyakinan bahwa diri memiliki kemampuan melakukan tindakan yang diharapkan (Alwisol, 2011). Santrock (Rachmawati, 2012) bahwa self efficacy merupakan kepercayaan bahwa “aku bisa”, sehingga individu dengan self efficacy yang tinggi akan lebih merasa bahwa dirinya mampu menghadapi pekerjaan dan bekerja dengan baik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Prakosa (Anwar, 2009) juga mengungkapkan bahwa keyakinan terhadap diri sendiri sangat diperlukan oleh pelajar maupun mahasiswa. Keyakinan ini akan mengarahkan kepada pemilihan tindakan, pengerahan usaha, serta keuletan individu yang disarankan akan menuntut individu berperilaku secara mantap dan efektif. Hal serupa juga diungkapkan dalam penelitian Zulkaida (2007) bahwa self efficacy dapat menyebabkan adanya keyakinan akan kemampuan diri individu.

Sejalan dengan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa self efficacy

merupakan suatu keyakinan yang dimiliki individu tentang kemampuan dirinya

sendiri dalam menghadapi sesuatu, sedangkan kecerdasan interpersonal

merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk menjalin relasi

dengan orang lain yang dimulai dari menciptakan relasi, membangun relasi, dan

mempertahankan relasi sosialnya (Safaria, 2005). Atas dasar hal tersebut, peneliti

ingin mengetahui keterkaitan antara self efficacy dan kecerdasan interpersonal

pada mahasiswa tingkat akhir, apakah Individu dengan self efficacy yang tinggi

terhadap kemampuan yang dimilikinya cenderung lebih mudah menciptakan,

membangun dan mempertahankan relasi dengan orang lain. Sebaliknya, individu

(4)

dengan self efficacy yang rendah terhadap kemampuan yang dimilikinya akan cenderung kesulitan untuk menciptakan, membangun dan mepertahankan relasi dengan orang lain.

Mengingat kecerdasan interpersonal merupakan salah satu soft skill yang dibutuhkan pada mahasiswa tingkat akhir sebagai calon lulusan sehingga penelitian ini dilakukan dengan mahasiswa akhir sebagai subjek penelitian.

Namun, ada kecenderungan bahwa apa yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan pekerjaan tidak diberikan kepada mahasiswa selama di bangku kuliah. Banyak perguruan tinggi-perguruan tinggi yang hanya mengajarkan hard skill (pengetahuan dan ketrampilan teknis) (Pujiastuti, 2011), sehingga dapat memunculkan perbedaan antara kemampuan dari lulusan mahasiswa dengan kebutuhan perusahaan.

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, dalam penelitian ini peneliti ingin mengkaji lebih jauh keterkaitan antara self efficacy dengan kecerdasan interpersonal pada mahasiswa tingkat akhir di Perguruan Tinggi Negeri “X” Malang, yang dalam hal ini peneliti menggunakan inisial “X”

sebagai tempat penelitian karena dikhawatirkan hasil dari penelitian ini dapat merugikan salah satu pihak.

LANDASAN TEORI Self Efficacy

Menurut Bandura (Alwisol, 2011) self efficacy adalah keyakinan yang

dipegang oleh seseorang tentang dia mampu atau tidak mampu melakukan

(5)

tindakan yang memuaskan, merupakan persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu. Bandura (Friedman &

Schustack, 2006) menggambarkan self efficacy sebagai keyakinan seseorang bahwa dirinya dapat menunjukkan perilaku tertentu dengan sukses. Barom dan Bryne (Ghufron & Risnawita S, 2012) mendefinisikan self efficacy sebagai evaluasi seseorang mengenai kemampuan atau kompetensi dirinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai tujuan, dan mengatasi hambatan.

Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal atau inteligensi interpersonal digunakan dalam berbagai komunikasi, saling memahami, dan berinteraksi dengan orang lain.

(Azwar, 1999). Menurut Gardner (Safaria, 2005) kecerdasan interpersonal dapat menunjukkan kemampuan individu dalam berhubungan dengan orang lain.

Individu dengan kecerdasan interpersonal yang tinggi akan mampu menjalin komunikasi yang efektif dengan orang lain, mampu berempati dengan baik, mampu mengembangkan hubungan yang harmonis dengan orang lain.

Selanjutnya, Suharnan (2005) juga menjelaskan bahwa inteligensi

interpersonal merupakan kemampuan memahami orang lain, pikiran, maupun

perasaan-perasaannya, sehingga akan mendorong bagaimana individu tersebut

bekerjasama dengan orang lain. Hal tersebut sejalan dengan Safaria (2005) yang

menjelaskan bahwa inteligensi interpersonal merupakan kemampuan ketrampilan

seseorang dalam menciptakan relasi, membangun relasi, dan mempertahankan

relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak berada pada situasi yang sama-sana

menguntungkan.

(6)

Mahasiswa

Mahasiswa adalah orang yang belajar di sekolah tingkat perguruan tinggi untuk mempersiapkan dirinya melalui suatu keahlian tingkat sarjana (Budiman, 2006). Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009) mengartikan mahasiswa sebagai sebutan bagi pelajar di perguruan tinggi. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa mahasiswa adalah individu yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha : Ada hubungan antara self efficacy dengan kecerdasan interpersonal pada mahasiswa tingkat akhir di Perguruan Tinggi Negeri “X” Malang.

Ho : Tidak ada hubungan antara self efficacy dengan kecerdasan interpersonal pada mahasiswa tingkat akhir di Perguruan Tinggi Negeri “X” Malang.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk melihat hubungan antara satu variabel dengan variabel lain.

Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Self

efficacy dalam penelitian ini berperan sebaga variabel bebas, sedangkan

kecerdasan interpersonal dalam penelitian ini berperan sebagai variabel terikat.

(7)

Subjek Penelitian

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 100 mahasiswa tingkat akhir di Perguruan Tinggi Negeri “X” Malang, subjek tercatat sebagai mahasiswa aktif atau tidak sedang mengambil cuti, serta sedang mengerjakan atau memprogram mata kuliah skripsi.

Alat Ukur

Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan skala penelitian. Skala pada penelitian ini terdiri dari skala self efficacy dan skala kecerdasan interpersonal. Kedua skala disusun sendiri oleh peneliti. Skala self efficacy disusun berdasarkan pada aspek-aspek self efficacy yang dikemukakan oleh Bandura (Ghufron & Risnawita S, 2012) yaitu dimensi tingkat (level), dimensi kekuatan (streght), dimensi generalisasi (generality). Skala kecerdasan interpersonal disusun sendiri oleh peneliti dengan berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Anderson (Safaria, 2005) yaitu social sensitivity (sensitivitas sosial), social insight (wawasan sosial), social communication (komunikasi sosial).

Model skala self efficacy dan kecerdasan interpersonal pada penelitian ini

mengacu pada model skala Likert, skala model Likert menggunakan peryataan

sebagai perangsangnya (Suryabrata, 1999). Respon yang diharapkan diberikan

kepada subjek yang terdiri dari 4 pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju

(S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Alternatif jawaban tidak

tentu (TT) tidak disertakan karena menurut Selliva (Rachdianti, 2011) dapat

(8)

mengurangi pengaruh “kecenderungan sentral” dan mendorong responden untuk memutuskan sendiri apakah positif atau negatif. Aitem-aitem pada skala penelitian ini terdiri atas dari aitem-aitem favorable (mendukung) dan aitem-aitem (unfavorable). Skor bergerak dari angka 4 sampai 1 untuk aitem-aitem favorable dan 1 sampai 4 untuk aitem-aitem unfavorable. Skala self efficacy terrdiri dari 29 aitem, sedangkan skala kecerdasan interpersonal terdiri dari 27 aitem.

Hasil ujicoba alat ukur menunjukkan bahwa skala self efficacy valid dan reliabel dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,900 dengan nilai corrected item- total correlation berada diantara 0,312-0,749. Selanjutnya, hasil ujicoba alat ukur skala kecerdasan interpersonal menunjukkan bahwa skala tersebut valid dan reliabel dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,939 dengan nilai corrected item- total correlation berada diantara 0,326-0,788.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil uji asumsi penelitian

Uji asusmsi pada penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji linieritas.

Berikut adalah penjabaran uji normalitas dan uji linieritas.

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Variabel Hasil Kolmogorov-

Smirnov

Nilai Signifikansi Keterangan

Self Efficacy 0,650 0,792 Normal

Kecerdasan Interpersonal

1,001 0,269 Normal

(9)

Berdasarkan tabel 1 tersebut dapat dilihat bahwa variabel self efficacy dan kecerdasan interpersonal tersebar secara normal karena keduanya memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Self efficacy memiliki nilai signifikansi 0,792, sedangkan kecerdasan interpersonal memiliki nilai signifikansi 0,269.

Tabel 2. Hasil Uji Linieritas

F Ρ Keterangan

Self Efficacy*Kecerdasan Interpersonal

21,123 0,000 Linier

Berdasarkan hasil linieritas atar kedua variabel diperoleh bahwa variabel x (self efficacy) dan variabel y (kecerdasan interpersonal) memiliki hubungan yang linier, hasil tersebut diperoleh dari nilai signifikansi sebesar 0,000 atau berada si bawah 0,05.

2. Hasil uji hipotesis penelitian

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi product moment yang diungkapkan oleh Pearson dengan bantuan SPSS (Statistical Package for Social Science

)

version 20.0 for windows. Tabel 3 berikut merupakan hasil uji korelasi produt moment.

Tabel 3. Hasil Uji Korelasi Product Moment

Self Efficacy Kecerdasan Interpersonal Self Efficacy Pearson

Correlation

1 .434**

Sig. (2-tailed) .000

Kecerdasan Interpersonal

Person Correlation

.434** 1

(10)

Sig. (2-tailed) .000

**Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed)

Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 3 diketahui bahwa penelitian hubungan antara self efficacy dengan kecerdasan interpersonal pada mahasiswa tingkat akhir di Perguruan Tinggi Negeri “X” Malang menunjukkan hasil adanya hubungan yang signifikan antara self efficacy dan kecerdasan interpersonal pada mahasiswa tingkay akhir, nilai korelasi antar variabel sebesar 0,434 dengan nilai signifikansi 0,00. Arah korelasi antara self efficacy dan kecerdasan interpersonal pada penelitian ini menunjukkan hubungan ke arah yang positif, yang berarti semakin tinggi self efficacy yang dimiliki mahasiswa tingkat akhir, maka kecerdasan interpersonal yang dimiliki juga akan tinggi. Sebaliknya, apabila self efficacy yang dimiliki rendah, maka kecerdasan interpersonal yang dimiliki juga akan rendah.

Bandura (Alwisol, 2011) menyatakan bahwa self efficacy adalah keyakinan

yang dipegang oleh seseorang tentang dia mampu atau tidak mampu melakukan

tindakan yang memuaskan, merupakan persepsi diri sendiri mengenai seberapa

bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu. Apabila melihat dari definisi

tersebut, individu akan memiliki self efficacy yang baik apabila individu tersebut

memiliki keyakinan yang tinggi tentang dirinya mengenai seberapa bagus

individu berfungsi dalam keadaan tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

rata-rata skor self efficacy yang dimiliki oleh mahasiswa tingkat akhir di

Perguruan Tinggi Negeri “X” Malang adalah 76,53. Sebesar 49% dari total

sampel penelitian memiliki skor self efficacy diatas rata-rata, sedangkan sisanya

51% memiliki skor diantara nilai rata-rata dan dibawah nilai rata-rata.

(11)

Gardner (Safaria, 2005) mengartikan kecerdasan interpersonal sebagai kemampuan yang menunjukkan individu dalam berhubungan dengan orang lain.

Individu dengan kecerdasan interpersonal yang tinggi akan mampu menjalin komunikasi yang efektif dengan orang lain, mampu berempati dengan baik, mampu mengembangkan hubungan yang harmonis dengan orang lain. Hal tersebut termasuk kemampuan individu dalam memahami tempramen, sifat, dan kepribadian orang lain, serta dapat memahami suasana hati, motif, dan niat orang lain sehingga membuat individu mampu dan berhasil berkomunikasi dengan orang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor kecerdasan interpersonal yang dimiliki oleh mahasiswa tingkat akhir di Perguruan Tinggi Negeri “X” Malang adalah 76,05. Kecerdasan interpersonal memiliki rata-rata yang lebih rendah dibandingkan dengan self efficacy. Sebanyak 45% dari total sampel penelitian memiliki kecerdasan interpersonal yang berada diatas rata-rata.

Sisanya 55% memiliki kecerdasan interpersonal berada pada rata-rata dan di bawah rata-rata.

Merujuk pada skor self efficacy dan kecerdasan interpersonal yang diperoleh

subjek, dapat dikatakan bahwa ketika seseorang memiliki self efficacy yang tinggi

maka kecerdasan interpersonal yang dimiliki juga akan tinggi. Hal tersebut dapat

diartikan bahwa apabila seseorang merasa memiliki keyakinan diri yang tinggi

terhadap kemampuan atau seberapa dia mampu menghadapi rintangan dalam

keadaan tertentu, maka dengan keyakinan tersebut dia mampu dengan baik

menciptakan, membangun, dan mempertahankan relasi dengan orang lain. Begitu

sebaliknya, apabila seseorang memiliki self efficacy rendah, maka kecerdasan

(12)

interpersonal yang dimiliki juga rendah. Penelitian ini menunjukkan bahwa individu yang tidak memiliki keyakinan terhadap kemampuan dirinya dalam menghadapi rintangan dan situasi tertentu akan mengalami kesulitan dalam menciptakan, membangun dan mempertahankan relasi dengan orang lain atau dapat dikatakan memiliki kecerdasan interpersonal yang kurang.

Penelitian yang berkaitan dengan self efficacy dan kecerdasan ganda (multiple intelligence) secara keseluruhan telah dilakukan sebelumnya (Mahasneh, 2013).

Hasil dari penelitian tersebut secara keseluruhan komponen self efficacy memiliki korelasi yang positif dengan kecerdasan ganda (multiple intelligence). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mahasneh (2013) yaitu dalam penelitian ini self efficacy berperan sebagai variabel bebas dan kecerdasan interpersonal sebagai variabel terikat. Perbedaan yang lain adalah dalam penelitian ini peneliti memisahkan kecerdasan interpersonal secara khusus dari kecerdasan ganda. Selain itu, sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pujiastuti (2011) yang mengemukakan bahwa salah satu kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam menerima karyawan adalah kecerdasan interpersonal, sehingga hubungan antara self efficacy dan kecerdasan interpersonal menjadi fokus dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan self efficacy turut serta memberikan pengaruh atau sumbangan terhadap kecerdasan interpersonal.

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa sumbangan variabel x (self

efficacy) dengan variabel y (kecerdasan interpersonal) pada mahasiswa tingkat

(13)

akhir di Perguruan Tinggi Negeri “X” Malang adalah 18,8%, sedangkan sisanya 81,2% merupakan faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

KESIMPULAN

Berikut adalah kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara self efficacy dengan kecerdasan interpersonal pada mahasiswa tingkat akhir di Perguruan Tinggi Negeri “X” Malang. Hasil korelasi product moment antara variabel self efficacy dan kecerdasan interpersonal pada penelitian ini sebesar 0,434 yang berdasarkan tingkat korelasi, nilai r tersebut berarti tingkat koefisien korelasi antar variabel berada pada kategori cukup. Self efficacy memiliki pengaruh terhadap kecerdasan interpersonal sebesar 18,8%, sedangkan sisanya 81,2% berasal dari faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

SARAN

Pertama, peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel-variabel dependent yang lebih bervariasi. Misalnya kecerdasan-kecerdasan ganda (multiple intelligence) lainnya seperti kecerdasan intrapersonal atau kecerdasan emosional.

Kedua, peneliti selanjutnya dapat meneliti dengan subjek yang berbeda, seperti misalnya menjadikan mahasiswa tingkat pertama sebagai subjek penelitian.

Mengambil mahasiswa tingkat pertama sebagai sampel penelitian maka dapat

melihat gambaran self efficacy dan kecerdasan interpersonal subjek, dengan begitu

baik subjek maupun pihak instansi dapat menyiapkan lebih awal kegiatan yang

(14)

dapat meningkatkan self efficacy dan kecerdasan interpersonal sehingga pada saat lulus mahasiswa telah siap bersaing di dunia kerja. Ketiga, peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih spesifik perbedaan hasil korelasi self efficacy dan kecerdasan interpersonal yang dimiliki oleh mahasiswa berdasarkan latar belakang pendidikannya, yaitu fakultas eksakta dan non eksakta.

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2011). PSIKOLOGI KEPRIBADIAN. Malang: UMM Press.

Anwar, A. I. (2009). Hubungan antara Self Efficacy dengan Kecemasan Berbicara di Depan Umum pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Skripsi .

Azwar, S. (1999). Pengantar Psikologi Inteligensi. Jogjakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Budiman, A. (2006). Kebebasan, Negara, Pembangunan. Jakarta: Pustaka Alfabet dan Freedom Institute.

Friedman, H. S., & Schustack, M. W. (2006). Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ghufron, M., & Risnawita S, R. (2012). TEORI-TEORI PSIKOLOGI. Jogjakarta:

AR-RUZZ MEDIA.

Gunandha, R. (2013). Muhaimin Iskandar: 600 Ribu Sarjana di Indonesia jadi Pengangguran.

http://www.tribunnews.com/nasional/2013/11/03/muhaimin-iskandar- 600-ribu-sarjana-di-indonesia-jadi-pengangguran. Diakses: 6 September 2013.

Mahasneh, A. M. (2013). The relationship between Multiple Intelligence and Self- Efficacy among sample of Hashemite University Students. International Journal of Education and Research Vol. 1 No. 5 , 1-12.

Phoenix, T. P. (2009). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta: PT

Media Pustaka Phoenix.

(15)

Pujiastuti, E. E. (2011). Analisis Kemampuan Komunikasi Mahasiswa untuk Meningkatkan Daya Saing Lulusan. Jurnal Keuangan & Bisnis , 247-261 Vol. 3 No. 3.

Rachdianti, Y. (2011). Hubungan Antara Self-Control dengan Intensitas Penggunaan Internet Remaja Akhir. Skripsi, tidak diterbitkan.

Rachmawati, Y. E. (2012). Hubungan antara Self Efficacy dengan Kematangan Karir pada Mahasiswa Tingkat Awal dan Tingkat Akhir di Universitas Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 1, No.1 , 1- 25.

Safaria, T. (2005). Interpersonal Intelligence: Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak. Yogyakarta: Amara Books.

Suharnan. (2005). Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.

Suryabrata, S. (1999). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Utomo, H. (2010). Kontribusi Soft Skill dalam Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan. Jurnal Ilmiah Among Makarti , 95-104 Vol.3 No.5.

Zulkaida, A., Kurniati, N. M., Muluk, H., & Rifameutia, T. (2007). Pengaruh

Locus of Control dan Efikasi Diri terhadap Kematangan Karir Siswa

Sekolah Menengah Atas (SMA). Proceeding PESAT (Psikologi,

Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil), (pp. B2-B4). Jakarta: Universitas

Gunadarma.

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pengelolaan sampah di Pasar Banjarsari Kota Pekalongan adalah kesadaran atau partisipasi pedagang dalam penanganan sampah

Dalam hal terjadinya kahar atau gangguan teknis (contoh : gangguan daya listrik, gangguan jaringan, gangguan aplikasi) terkait dengan pelaksanaan e-Tendering yang mengakibatkan

Dengan ini, saya menyatakan bahwa data diatas adalah benar dan apabila ternyata tidak benar, kepesertaan saya bisa dicabut dan saya bersedia dituntut sesuai dengan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b di atas, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya tentang Retribusi

180 STIKes Wira Medika Bali. 181 STIKes Wiyata

Fungsi tool ini untuk menetukan keteban garis gambar yang dibuat, serta pilihan warna yang akan digunakan untuk garis pinggir ( outline ), mengaturan garis secara

Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansial), sesuai fungsi budgeir, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil

bimbingan kepada penulis untuk menjadi pribadi yang lebih baik.. Terimakasih telah mengajarkan penulis untuk menjadi seorang