KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY:
KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA
SKRIPSI
OLEH
IRHAMNA
100701009
DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Konflik Batin Tokoh Utama dalam NovelBumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy: Kajian Psikologi Sastra
Skripsi
Oleh
Irhamna
100701009
Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana sastra dan telah disetujui oleh:
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Irwansyah, M.S. Drs. Haris Sutan Lubis, M.S.P.
NIP 195304251983031002 NIP 195909071987021002
Departemen Sastra Indonesia
Ketua,
Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Konflik Batin
Tokoh Utama dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy:
Kajian Psikologi Sastra”benar hasil dari karya penulis. Judul tersebut belum
pernah ditulis, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain untuk
memperoleh gelar sarjana. Semua sumber data yang diperoleh telah dinyatakan
dengan jelas, benar, dan sesuai aslinya. Apabila pernyataan yang saya buat ini
tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh
Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Medan, November 2015
Penulis,
Irhamna
Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Bumi Cinta Karya
Habiburrahman El Shirazy: Kajian Psikologi Sastra
Abstrak
Irhamna
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara
Dalam psikologi sastra, konflik batin dan gejala kejiwaan para tokoh pada novel, mengandung fenomena-fenomena yang terlihat dari tingkah laku para tokoh dalam suatu karya. Konflik batin merupakan suatu unsur yang terdapat di dalam jiwa manusia yang menentukan tingkah laku dan pola pikir manusianya itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untukmengemukakan konflik batin tokoh utama dalam menghadapi godaan gadis Rusia yang benar-benar menguji keimanan tokoh utama. Upaya dalam menghadapi godaan tersebut, tokoh utama berusaha untuk selalu mengerjakan salat dan berdoa kepada Allah SWT, agar terhindar dari marabahaya yang selalu datang menghampirinya. Manfaat penelitian ini, semoga para pembaca mendapat pemahaman dan pembelajaran tentang konflik batin dan upaya menghadapi ujian iman di dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Landasan teori yang digunakan adalah psikoanalisa melalui analisis naluri id,ego, dan superego yang dikemukakan oleh Freud. Dalam penelitian ini, digunakan metode kualitatif untuk mendeskripsikan konflik batin yang dialami oleh tokoh utama dengan mekanisme membaca berulang-ulang (hermeneutika). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa di dalam novel Bumi Cinta terdapat gambaran tentang konflik batin, ujian iman, dan upaya menghadapi godaan gadis Rusia.
KATA PENGANTAR
Alhamdulilllah, puji dan sukur penulis sampaikan kepada Allah SWT
yang sampai saat ini masih memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
selama proses penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.Skripsi
yang berjudul “Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Bumi Cinta Karya
Habiburrahman El Shirazy: Kajian Psikologi Sastra” ditulis untuk memenuhi
syarat mendapatkan gelar sarjana dari Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara, Dr. M. Husnan Lubis, M.A. selaku
Pembantu Dekan I, Drs. Samsul Tarigan selaku Pembantu Dekan II, dan
Drs. Yuddi Adrian Muliadi, M.A. selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si. selaku Ketua Departemen
Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan
Bapak Drs. Haris Sutan Lubis, M.S.P. selaku Sekretaris Departemen
Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang
3. Bapak Drs. Irwansyah, M.S., selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Drs.
Haris Sutan Lubis, M.S.P., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak memberikan ilmu, waktu, dan dukungan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4. Ibu Dra. Salliyanti. M.Hum., selaku dosen penasehat akademik dan
seluruh Bapak dan Ibu dosen yang mengajar di Departemen Sastra
Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis selama menjadi
mahasiswa.
5. Kepada orang tua tercinta, Ayahanda M. Darmawan. B.A (alm)dan Ibunda
Kamaliah Satu. B.A yang telah memberikan cinta dan kasih sayangnya
kepada penulis, sertabanyak memberikan pelajaran hidup bagi penulis,
berkat doa dan dukungannya penulis dapat menyelesaikan perkuliahan
ini.
6. Saudara-saudaraku bang Dika, bang Nahwa, bang Mis, Kakak, dan
Adikku Hasanah yang telah mendukung, mendoakan, dan menjadi
inspirasi bagi penulis agar tetap bersemangat dalam menyelesaikan
perkuliahan ini.
7. Kepada keluarga khususnya kepada Rika dan Mutiara yang telah
setia menemani dan memberikan semangat kepada penulis dalam
8. Kepada sahabat-sahabatku Bovi, Ayar, Toga, Irfan, Tomo, Iklas,
windi, Jol, Mahra dan kepada teman-teman seangkatan 2010 yang
tidak dapat disebutkan namanya satu persatu telah banyak membantu
dan memberi masukan kepada penulis selama dalam proses
penyusunan skripsi ini.
Semoga hasil penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kalangan
umum dan bagi penulis sendiri. Jika terdapat kekurangan di dalamnya,
penulis mohon kritik dan saran.
Medan, November 2015 Penulis,
Irhamna
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
PERNYATAAN ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1Latar Belakang 1
1.2Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 3
1.3.1 Tujuan Penelitian 3
1.3.2 Manfaat Penelitian 3
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Konsep 4
2.1.1 Novel 4
2.1.2 Konflik Batin 5
2.1.3 Psikologi Sastra 6
2.2 Landasan Teori 7
2.3 Tinjauan Pustaka 9
BAB III METODE PENELITIAN 11
3.1 Metode Penelitian 11
3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data 12
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data 12
3.3 Sumber Data 13
3.4Metode Analisis Data 13
BAB IV PEMBAHASAN 14
4.1 Bentuk Konflik 14
4.2 Konflik Batin Tokoh Utama 14 4.3 Upaya Tokoh Utama Mempertahankan Imannya dalam Menghadapi Godaan Gadis-Gadis Rusia 49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 58
5.1 Simpulan 58
5.2 Saran 60
DAFTAR PUSTAKA 61
SINOPSIS
Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Bumi Cinta Karya
Habiburrahman El Shirazy: Kajian Psikologi Sastra
Abstrak
Irhamna
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara
Dalam psikologi sastra, konflik batin dan gejala kejiwaan para tokoh pada novel, mengandung fenomena-fenomena yang terlihat dari tingkah laku para tokoh dalam suatu karya. Konflik batin merupakan suatu unsur yang terdapat di dalam jiwa manusia yang menentukan tingkah laku dan pola pikir manusianya itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untukmengemukakan konflik batin tokoh utama dalam menghadapi godaan gadis Rusia yang benar-benar menguji keimanan tokoh utama. Upaya dalam menghadapi godaan tersebut, tokoh utama berusaha untuk selalu mengerjakan salat dan berdoa kepada Allah SWT, agar terhindar dari marabahaya yang selalu datang menghampirinya. Manfaat penelitian ini, semoga para pembaca mendapat pemahaman dan pembelajaran tentang konflik batin dan upaya menghadapi ujian iman di dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Landasan teori yang digunakan adalah psikoanalisa melalui analisis naluri id,ego, dan superego yang dikemukakan oleh Freud. Dalam penelitian ini, digunakan metode kualitatif untuk mendeskripsikan konflik batin yang dialami oleh tokoh utama dengan mekanisme membaca berulang-ulang (hermeneutika). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa di dalam novel Bumi Cinta terdapat gambaran tentang konflik batin, ujian iman, dan upaya menghadapi godaan gadis Rusia.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asumsi dasar penelitian psikologi sastra antara lain dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, karya sastra merupakan produk dari suatu kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berbeda pada situasi setengah sadar (subconscious),setelah jelas baru dituangkan ke dalam bentuk secara sadar (conscious). Antara sadardan tidak sadar selalu mewarnai dalam proses imajinasi pengarang. Kedua, kajian psikologi sastra di samping meneliti perwatakan tokoh secara psikologis juga aspek-aspek pemikiran dan perasaan pengarang ketika menciptakankarya tersebut. Seberapa jauh pengarang mampu menggambarkan perwatakan tokoh sehingga karya menjadi semakin hidup (Endraswara, 2008:96).
Karya sastra pada dasarnya akan mengungkapkan kejadian. Namun kejadian tersebut bukanlah fakta sesungguhnya, melainkan fakta mental pencipta. Pencipta karya sastra telah mengolah halus fakta objektif dengan daya imajinasi sehingga tercipta fakta mental imajinatif. Karya sastra dipandang sebagai fenomena psikologis yang menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh jika teks itu berupa drama maupun prosa.
Novel yang berjudulBumi Cinta (BC) karya Habiburrahman El Shirazy menceritakan tentang seorang sarjana lulusan Universitas Islam Madinah, bernama Muhammad Ayyas kelahiran Indonesia. Saat ini, Ayyas sedang melanjutkan program magisternya pada salah satu universitas di New Delhi India.
Ayyas meneliti tentangsejarah Islam modern, dibimbing oleh Prof. NajmuddinAsghar. Prof. Najmuddin merupakan orang yang sangatberpengaruh terhadap perkembangan sejarah Islam modern, mengenai bahan penelitiannya Ayyas disarankan melakukan penelitian pada salah satu negara yang saat ini perkembangan Islam di negara tersebut sedang berkembang pesat. Negara tersebut adalah Rusia yang juga termasuk salah satu negara terbebas di dunia, sebagian besar penduduknya menganut paham atheis(tidak meyakini adanya Tuhan) dan menjunjung tinggi freesex (seks bebas). Oleh karena itu, seiring berkembangnya Islam, menurut Prof. Najmuddin sangat tepat untuk Ayyas melakukan penelitian langsungdi negara tersebut.
Yang menjadi objek penulis dalam novel BC adalah konflik batin yang dialami tokoh utama yaitu Ayyas. Ayyas mengalami tekanan batin, yaitu ujian iman selama melakukan penelitian program magisternya di Rusia yangbelum pernah dikunjunginya sama sekali. Penulismencoba menganalisiskonflik batin yang dialami tokoh utama dan bagaimana upaya menghadapi godaankecantikan gadis-gadis Rusia.
1.1Rumusan Masalah
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, perlu merumuskan masalah agar permasalahan yang diteliti lebih jelas. Adapun masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah konflik batin tokoh utama dalam novel BC?
2. Bagaimanakah upaya tokoh utama mempertahankan imannya dalam menghadapi godaan gadis-gadis Rusia dalam novel BC?
1.1 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.1.1 Tujuan Penelitian
1. Mengemukakan gambaran tentang konflik batin dalam novel BC dengan kajian psikologi sastra.
2. Mengemukakan upaya tokoh utama dalam menghadapi godaan gadis-gadis Rusia dan cara mempertahankan imannya di dalam novel BC.
1.1.2 Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memahami konflik batin dengan kajian psikologi sastra.
2. Dapat menambah pemahaman tentang konflik batin bagi penulisdan jugaumum.
BAB II
KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2001:588) konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.
2.1.1 Novel
Dalam Kamus Istilah Sastra (KIS, 2007:136) novel adalah jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur, latar rekaan yang menggelarkan kehidupan manusia atas dasar sudut pandang pengarang dan mengandung nilai hidup, diolah dengan teknik lisahan dan ragaan yang menjadi dasar konvensi penulisan.
Reeve menyatakan bahwa novel adalah gambaran dari kehidupan dan perilaku yang nyata, dari zaman pada saat novel itu ditulis (Wellek dan Warren, 1989:282). Stanton (2007:90) menyatakan bahwa novel mampu menghadirkan perkembangan satu karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan yang melibatkan banyak atau sedikit karakter, dan berbagai peristiwa yang rumit terjadi beberapa tahun silam secara mendetil.
Novel adalah salah satu bentuk karya sastra. Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan dan memiliki unsur-unsur yang membangun novel tersebut. Sebuah novel menceritakan kehidupan manusia yang bersosialisasi dengan lingkungannya. Pengarang berusaha mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung di dalam novel tersebut.
2.1.2 Konflik Batin
Konflik batin terjadi karena adanya tekanan dalam jiwa seseorang yang mempengaruhi pola pikir sehingga menyebabkan daya konsentrasi menjadi lemah. Tiap jiwa seseorang memiliki hasrat untuk bersikap jujur dan tidak dapat membohongi diri sendiri. Batin seseorang dapat menolak sesuatu peristiwa yang tidak dapat diterima, tetapidengan keterpaksaan harus diterimasehingga menjadikan seseorang itu merasa tertekan akibat adanya keterpaksaan.Konflik batin juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan diri sendiri. Pada lingkungan tertentu seseorang dapat menjadi tertekan oleh keadaan yang terjadi, sedangkan dalam diri sendiri disebabkan oleh adanya keragu-raguan dan gangguan terhadap pola pikir dalam menentukan suatu pilihan sehingga pikiran menjadi tidak terarah.
Konflik batinadalah percekcokan, perselisihan, pertentangan di
dalam cerita rekaan atau drama yang disebabkan oleh adanya dua gagasan
atau lebihatau keinginan yang saling bertentangan atau menguasai diri
Konflik merupakan kejadian atau peristiwa yang sangat penting
dalam sebuah cerita, menariknya suatu cerita adalah dengan adanya kejadian
atau peristiwa yang mengandung unsur-unsur tertentu seperti kontroversi
yang membuat tokoh dalam cerita mengalami konflik. Konflik terjadi
karena adanya dorongan-dorongan naluri dalam jiwa yang saling
bertentangan. Wellek dan Warren (1989:285) menyatakan bahwa konflik
adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua
kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan.
Konflik adalah pertentangan antara kedua kekuatan dalam
cerita rekaan, drama, atau sajak klasik. Pertentangan ini dapat terjadi di
antara para tokoh, antara tokoh dan masyarakat, antara tokoh dan
lingkungannya, antara tokoh dan alam, atau antara tokoh dan dirinya
sendiri (KIS, 2007:205).
2.1.3 Psikologi Sastra
Psikologi sastra memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karya dalam berkarya. Psikologi sastra mengenal karya sastra sebagai pantulan kejiwaan. Pengarang akan menangkap gejala jiwa yang kemudian diolah ke dalam teks berupa karya yang dipandang sebagai fenomena psikologis yang menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh di dalamnya (Endraswara, 2008:96).
Psikologi sastra tidak bermaksud untuk memecahkan masalah-masalah psikologi praktis, tujuan psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya.Meskipun demikian, bukan berarti bahwa analisis psikologi sastra sama sekali terlepas dari kebutuhan masyarakat. Sesuai dengan hakikatnya, karya sastra memberikan pemahaman terhadap masyarakat secara tidak langsung(Ratna, 2004:342).
Padapenelitian ini penulis menggunakan teori psikologi sastra melalui analisis psikoanalisaberlandaskanid,ego, dan superegodalam mengemukakan gambarankejiwaan tokoh utama di dalam novel BC.
2.2 Landasan Teori
Id (Das Es) adalah sistem kepribadian yang di dalamnya
terdapat naluri-naluri bawaan. Id dalam menjalankan fungsi dan operasinya dilandasi oleh maksud mempertahankan konstansi (the
principle of constancy) yang ditujukan untuk menghindari keadaan tidak
menyenangkan dan mencapai keadaan yang menyenangkan ( the
pleasure principle). Dalam mencapai maksud dan tujuan itu id
memiliki perlengkapan berupa dua proses yaitu, proses pertama adalah tindakan-tindakan refleks.
Proses kedua adalah proses primer, suatu proses yang melibatkan reaksi psikologis yang rumit dimaksudkan bahwa id berusaha mengurangi tegangan dengan cara membentuk bayangan dari objek yang bisa mengurangi tegangan. Dengan demikian, organisme atau individu membutuhkan sistem lain yang bisa mengarahkannya kepada pengurangan-pengurangan tegangan secara nyata atau sesuai dengan kenyataan. Sistem yang dibutuhkan adalah ego (Koswara, 1991:32-33).
Ego adalah sistem kepribadian individu yang mengarah
kepada objek kenyataan dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan (the reality principle). Menurut Freud, ego terbentuk pada struktur kepribadian individu sebagai hasil kontak dengan dunia luar.
Ego bertindak sebagai penunjuk pada kenyataan. Proses dalam
menjalankannya, ego memiliki peranan psikologis yang tinggi yakni fungsi kognitif(berhubungan) atau intelektual (pemikiran) (Koswara, 1991:33-34).
Superego (Das Ueberich) terbentuk melalui internalisasi
(penghayatan) nilai-nilai atau aturan-aturan oleh individu dari sejumlah figur yang berperan, berpangaruh, atau berarti bagi individu tersebut.
Superegoadalah sebagai pengendali naluri id atas keinginan yang
Ketiga sistem tersebutdalam diri seseorang yang mempunyai jiwa yang sehat merupakan satu susunan yang bersatu dan harmonis, bekerja sama dengan teratur yang memungkinkan seorang individu untuk bergerak secara efisien dan memuaskan dalam lingkungannya.
Tujuan dari gerak-gerik ini adalah untuk memenuhi keperluan dan keinginan manusia yang pokok. Sebaliknya, jika ketiga sistem tersebut ini bertentangan satu sama lain maka orang yang bersangkutan dinamakan orang yang tidak dapat menyesuaikan diri. Dia tidak puas dengan dirinya sendiri dan dengan dunia yang efisiennya menjadi berkurang.
Teori Freud sangatlah penting bagi penulis untuk dapat menganalisis kejiwaan seseorang terhadap tokoh dalam teks sastra. Teks sastra merupakan proses bawah sadar pembaca. Apabila suatu karya mampu mempengaruhi jiwa pembaca maka karya tersebut akan semakin berkualitas dan memiliki nilai yang tinggi dalam dunia sastra. Sastra juga tidak dapat terlepas dari kehidupan masyarakat sebab sastra lahir dari lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, sastra sangat berpangaruh terhadap kehidupan masyarakat.
2.3Tinjauan Pustaka
Novel BC karyaHabiburrahman El Shirazy merupakan novel pembangun jiwa, apabila pembacanya dapat memaknai pesan-pesan yang disampaikan oleh pengarang maka pembaca akan mendapatkan pelajaran dan pengalaman yang bermanfaat.
Sebelumnya telah ada yang melakukan penelitian dengan tinjauan psikologi sastra. Penelitiandengan teoripsikologi sastra dengan sudut pandang yang berbeda telah dilakukan oleh Kurnia Putri Permatasari dalam skripsinya yang berjudul“Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy: Tinjauan Psikologi Sastra dan Nilai Religius.” Kurnia menganalisis struktur yang membangun novel dengan tinjauan psikologi dan nilai religius dari aspek psikologi.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Nila Kumala Sari dengan judul skripsinya adalah “AnalisisTeknik Pelukisan Tokoh Dalam Novel
Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy.” Penelitian yang dilakukan
oleh Nila adalah menggambarkan watak para tokoh yang ada dalam novel sesuai dengan tempat tinggalnya.
Penelitian berikutnya tentang novel BC dilakukan oleh Fitri Hariani dengan judul skripsi“AnalisisTema Dan Alur Dalam Novel Bumi
Cinta Karya Habiburahman El Shirazy”. Hasil analisis yang dilakukan, Fitri
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Penelitian sastra bermuladari persoalan yang muncul dari karya sastra itu sendiri. Persoalan itu menjadi objek untuk bahan penelitian. Dari bahan yang telah matang untuk diteliti maka peneliti wajib memilih metode yangakandigunakan untukmelakukan penelitiannyasebagaidasar untuk memahami bagaimana menganalisis hasil data yang diperoleh penulis. Dalam penelitian ini penulis menggunakanpenelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif untuk mendapatkan data, menganalisis data, dan mengklasifikasi data yang sesuai dengan rancangan penelitian selanjutnya. Semi (2012:28) menyatakan, metode kualitatif dilakukan dengan mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antara konsep yang sedang dikaji secara empiris (pengamatan).
Ratna (2004:47) menyatakan bahwa objek penelitian bukan gejala sosial sebagai bentuk substantif melainkan makna-makna yang terkandung di balik tindakan yang justru mendorong timbulnya gejala sosial tersebut. Dalam ilmu sastra, analisis data dilakukan dengan merujuk pada sumber datanya seperti karya dan naskah sebagai data penelitiandan data formal merujuk pada kata, kalimat, dan wacana.
3.2.1 Metode Hermeneutika
Hermeneutika merupakan metode yang paling sering digunakan dalam penelitian karya sastra. Karya sastra perlu ditafsirkan sebab di satu pihak, karya sastra terdiri atas bahasa, di pihak lain di dalam bahasa sangat banyak makna yang tersembunyi atau dengan sengaja disembunyikan sehingga dalam memahami makna sastra diupayakan dengan membaca berulang-ulang (Ratna, 2004:44-45). Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah novel BC dengan membaca berulang-ulang untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang diteliti.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan dataadalahcara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kepustakaan dan teknik catat.Teknikkepustakaan dilakukan dengan mencari
sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian. Teknikcatatdilakukan dengan mencatat permasalahan pada objek penelitian secara teliti, fokus,dan terarah.Hasil proses mencatat tersebut dirangkum untuk digunakan dalam penyusunan laporan penelitian sesuai rumusan masalah penelitian.
Adapun sumber data penelitian ini adalah:
Judul novel : Bumi Cinta
Penerbit : Santri Ikhwah Group
Pengarang : Habiburrahman El Shirazy
Tahun terbit : 2013
Cetakan : Pertama
Warna sampul : Putih dan hitam dengan judul berwarna merah gelap
Gambar sampul : Kremlin Moskwa Rusia dan pemandangan kursi panjang yang diselimuti salju
Jumlah halaman : 546
3.4Metode Analisis Data
Analisis data adalah cara yang digunakan untuk mengkaji data yang diteliti. Pada Penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis deskriptif sebagaiproses penelitian dan pemahaman berdasarkan metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia pada karya sastra yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, dankejadian yang terjadi saat sekarang dan memusatkanperhatian pada masalah aktual. Hasil yang diperoleh berupa uraian penjelasan. Sesuai dengan pernyataan Ratna (2004:53) metode analisis deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Secara etimologis deskripsi dan analisis berarti menguraikan.
BAB IV
4.1 Bentuk Konflik
Stanton menyatakan bahwabentuk konflik sebagai bentuk
kejadian, dapat pula dibedakan ke dalam dua kategori, yaitukonflik fisik dan
konflik batin,konflik eksternal dankonflik internal(Nurgiyantoro, 1994:124).
Dari kedua jenis konflik tersebut dalam kajian ini penulis hanya
mengkaji konflik batin atau konflik internal yang terjadi pada tokoh
utama.
4.2 Konflik Batin Tokoh Utama
Konflik batin tersebut berupa konflik internal yang dialami
oleh tokoh utama. Sejak menerima arahan daripembimbingnya,
yaituProf.Najmuddin Asghar. Ayyas disarankan melakukan penelitian
mengenai perkembangan Islam modern pada salah satu negara yaitu
Rusia. Saat ini, di negara tersebut perkembangan Islam sedang
mengalami kemajuan yang pesat. Rusia adalah negara yang terkenal
bebas karena sebagian dari penduduknya menganut paham atheis (tidak
mengakui adanya Tuhan). Ayyas adalah pemuda yang taat beragama
tentu akan berpikir tentang keselamatan dirinya dan juga imannya.
Pada saat tiba di Rusia, suhu dinginsedangmelanda Rusia.
Salju-salju terus turun, pemandangan kota Moskwa rata dengan salju.
Ayyas yang tidak terbiasa dengan suhu dingin merasa tidak nyaman
dingin telah disediakannya, tetapi belum cukup untuk menahan suhu
dingin di Rusia.
Ayyas meminta Devid mencari tumpangan agar segera sampai
ke tempat tujuan mereka. Saat itu, Devid memilih menumpangitaksi
carteran daripada naik bus, metro,dan marshrutka karena dengantaksi
carteran, mereka tidak perlu mengangkatbarang-barangbawaannya
sebabada supirtaksi yang bersedia membantunya.
Devidmelakukan negosiasi mengenai ongkos dari bandara
Sheremetyevoke tempat tujuan mereka, yaitu Panvilovsky Pereulok
dengan supir taksi yang akan mereka tumpangi.Devid berpura-pura tidak
mengerti bahasa Rusia, tujuannya ingin mengetahui apakah supir taksi
tersebut jujur atau tidak. Melihat penampilannya, orang seperti supir
taksi tersebut tidak mungkin berbohong. Akan tetapi, setelah
melakukan negosiasi ternyata supir taksi itu ingin mengelabui Devid
dan Ayyas. Ayyas bisa saja tertipu oleh supir tersebut karena Ayyas
belum paham mengenai keadaandi Rusia.
Ayyas dan Devid telah sampai di apartemen yang menjadi
tempat tinggal Ayyas selama di Rusia. Kemudian mereka mengangkat
barang bawaannya menuju kamar yang berada di lantai tiga. Devid
Pada saat merekaberjalan menaikitangga, tiba-tiba ada seorang gadis Rusia
memakaipalto(mantel tebal saat musim dingin) merah
mudaturunmelewati tangga tersebut, gadis itupun tersenyum sambil
menyapa Devid. Gadis tersebut sudah berkenalan dengan Devid terlebih
dahulu ketika saat menyewakan apartemen tersebut. Gadis itu bernama
Yelena, lalu Yelenapun mengulurkan tangannya kepada Ayyas untuk
sekedar berjabat tangan dan berkenalan.
Dalam hal ini, naluri ego mendominasi naluri id. Ayyas pun
menolak berjabat tangan dengan Yelena. Seperti pada kutipan berikut:
“Hai Devid, ini temanmu yang akan tinggal di atas ya?”
“Hai Yelena. Iya, ini temanku. Kenalkan namanya Ayyas. Lengkapnya Muhammad Ayyas.”
“Sorry, tanganku kaku kedinginaan. E, e, senang kenalan dengan Anda.”
“O ya wajar itu, kau pasti baru pertama kali ke sini. Dabro pozhalovath v Moskve (selamat datang di Moskwa)!”
“Iya. Kau benar. Terima kasih.” (BC:30)
Ayyas dan Devid kembali berjalan menaiki tangga. Kemudian
Ayyas terkejut dengan pernyataan Devid yang di luar dugaannya.
karenaDevidmengatakan bahwa Ayyas akan tinggalbersama gadis yang
bernama Yelena tersebut. Seperti pada kutipan berikut:
“Cantik ya Yas? Ada darah Finland dalam dirinya. Kau beruntung. Kau akan tinggal satu apartemen dengannya. Gunakan kesempatan sebaik-baiknya.”
”Apa Dev!? Kau jangan main-main denganku! Aku masih waras Dev! Aku tidak mungkin bisa hidup bebas seperti kamu!”
“Tenang, Sobat. Jangan marah dulu. Kita bawa dulu barangmu ke atas. Nanti aku jelaskan semuanya. Aku samasekali tidak bermaksud menjerumuskan kamu. Aku berusaha mencarikan tempat yang saat ini terbaik untukmu. Dengarkan dulu semua penjelasanku, baru kau boleh marah kalau kau memang ingin marah. Okey?”
“Baik!”
“Yang rileks sedikitlah Bos. Aku ini temanmu, percayalah padaku!”
(BC:30-31)
Ayyas mengucap “Audzubillahi min fitnatin nisaa” (aku
berlindung kepada Allah SWTdari fitnah perempuan) dan mohon dijaga
oleh Allah SWTdari hal-halyang tidak diinginkan.Akhirnya mereka
sampai di ruangan apartemen yang dituju. Apartemen tersebut memiliki
sebuah ruangan, di dalam ruangan itu ada ruang tamu, dapur, dan
lemari untuk alat perlengkapan memasak.
Devid membuka pintu ruangan tersebut dan melihat tempat
gantungan palto, lalu menggantungkan paltonya. Ayyas mengikuti
ruangan tersebut. Ayyas merasa kagum dengan keindahan ruangan itu,
lalu Ayyas melihat susunan rak tempat sepatu yang dilihatnya
bukanlah sepatu para lelaki, melainkan sepatu para kaum hawa yang
tersusun rapi dengan berbagai macam model. Devid menarik
tanganAyyas danmengajaknya masuk kedalam kamar yang disewakan
Devid untuknya.
Mereka pun masuk kedalam kamar, lalu Devid langsung
memulai pembicaraan. Devid meminta maaf kepada Ayyas karena
menempatkannya tinggal bersama dua gadisRusia, gadis tersebut
memiliki wajah sangatcantik. Devid menjelaskan mengapa tidak
memberitahu Ayyas dari awal bahwa Ayyas akan tinggal bersama dua
gadis Rusia tersebut. Tujuan Devid sebenarnya baik karena Devid telah
mengetahui situasi di ibu kota Rusia yaitu Moskwa. Devid mengatakan,
jika Ayyas tinggal bersama dengan dua gadis tersebut, menurutnya
Ayyas akan lebih aman. Meskipun merekabebas, tetapi mereka masih
akan berpikir untuk tidak membawa pasangannya kedalam kamar mereka.
Dalam hal ini. Naluri superegomendominasi naluri ego. Batin Ayyas
merasa tidak nyaman dengan tempat tinggalnya. Seperti pada kutipan
berikut:
“Mungkin dengan tinggal bersama perempuan kau merasa aku
“He he he, kamu merasa tinggal bersama bule laki-laki aman? Bodoh! Di antara bule itu ada yang gay. Apalagi yang ekstrim. Bayangkan kalau kau ternyata tinggal bersama empat bule gay. Kau mau jadi apa, heh? Nanti kau kira aku yang menjerumuskan kamu!”
“Agaknya aku datang ke tempat yang salah.” (BC:36-37)
Devid pun melanjutkanpenjelasannya. Jika Ayyas tinggal
bersama laki-laki, mungkin tubuh dan harta Ayyas akan aman,
tetapilaki-laki di Moskwabanyak yang suka sesama jenis. Jikapun tidak,
laki-laki tersebut tidak akansegan-segan membawapasangannya masuk
kedalam kamar merekadan melakukan hal-hal yang tidak wajar. Hal
tersebut justru lebih menjadi ancaman bagi iman Ayyas
daripadatinggalbersama dengan gadis Rusia, yaitu Yelena dan Linor.
Ayyas merasa dirinya datang ketempat yang salah. Devid pun
berusaha meluluhkanhati Ayyas. Devid mengatakan bahwa tempat
tersebut merupakan tempat yang strategis, jika ingin pergi sangat mudah
dan tidakjauh dari pusat transportasi umum. Devid kembali menjelaskan
tentang apartemen tersebut. Apartemen itu memiliki tiga kamar yang
berbeda, setiap kamar memiliki kamar mandi masing-masing. Ruangan
yang digunakan bersama hanyalah dapur dan ruang tamusaja,selebihnya
tidak. Urusan pribadi Ayyas pun akan lebih terjaga dan aman.
Devid meminta ijin kepada Ayyas untuk kembali ke
Ayyas pun mengijinkannya dan mengucapkan terima kasih kepada
Devid karena telah membantunya.
Ayyas melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim,
yaitu melakukan salat lalu berdoa dan membaca Alquran. Di dalam
kamarnya, Ayyas termenung dan berpikir bahwa dirinya sedang
dilanda sebuah bencana besar, yaitu tinggal bersama dengan dua
orang gadis Rusia yang bukan mahramnya. Ayyas merasa hari-hari yang
dilalui akan terasa sulit.
Malam pun tiba, lalu pintu kamar Ayyas diketuk. Jantungnya
berdebar-debar. Ayyas memohon ampun kepada Allah SWT agar
dilindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan. Ayyas membuka pintu
kamarnya, lalu terkejut melihat yang berdiri didepan pintu
kamarnyaadalah gadis yang berjumpa dengannyasaat berjalan ditangga kini
berdiri di hadapannya. Jantung Ayyas semakin berdebar-debar,
pikirannya tidak tenangkarena langsungbertatapan muka melihat
wajahcantikgadistersebut danAyyas punmenundukkan wajahnya. Yelena
mengajaknya makan malam bersama di ruang tamu sebagai penyambutan
selamat datang di Moskwa.Ayyas pun memenuhi ajakan Yelena dengan
rasa terpaksa. Tiba-tiba bel berbunyi, ternyata yang datang adalah
gadis Rusia yang Ayyas lihat saat hendak menaiki mobil sambil
membawa biola. Gadis tersebut bernama Linor dan tinggal satu
Saat Linor masuk, Yelena mengenalkan Ayyas dengan Linor.
Terjadilah percakapan sehingga membuat Ayyas marah. Linor
menyinggung agama yang Ayyas yakini dan mengatakannya sebagai
agama primitif. Seperti pada kutipan berikut:
“Ya kenalkan saya Linor. Lengkapnya Linor E.J. Lazarenko.” “Saya Muhammad Ayyas. Mahasiswa dari Indonesia.”
“Pasti Muslim.” “Benar.”
“Ternyata benar, banyak sekali penganut agama primitif itu.” “Apa maksud anda? Siapa yang Anda maksud penganut agama primitif? Orang-orang muslim?” (BC:54)
Dari kutipan diatas. Naluri ego menolak pernyataan Linor
karena menyinggung masalah agama yang Ayyas yakini dalam
hidupnya. Pada tahap ini, ego mendominasi id dan superego.
Pada saat itu, Yelena tahu apa yang sedang terjadi. Yelena
tahu persis watak Linor selama ini. Yelena sudah menduga bahwa
Ayyas akan membela agamanya sampai mati apabila ada yang tidak
suka dengan agama yang Ayyas yakini. Demi menghindari percakapan
yang lebih sengit, Yelena menyuruh Linor segera masuk ke kamarnya
dan beristirahat. Dalam tahap ini naluri superegomendominasi ego.
Seperti pada kutipan berikut:
“Semoga temanmu itu bisa istirahat dan suasana hatinya kembali membaik.” (BC:55).
Pada hari ketiga berada di Moskwa, Ayyas pun merasa
dirinya sudah dalam keadaan normal seperti biasanya. Ayyas bergegas
pergi untuk menemui Prof. Abramov Tomskii di Moskovskyj
Gosudarstvennyj Universiteit (MGU). Prof. Tomskii adalah guru besar
pakar sejarah Asia Barat dan juga sangat disegani para sejarawan
Rusia. Prof. Tomskii adalah orang yang harus Ayyas temui di
Moskwa, sebagaimana diarahkan oleh pembimbingnya.
Prof. Najmuddin ingin Ayyas langsung bertemu dengan Prof.
Tomskii agar hasil penelitian Ayyas lebih baik karena telah berjumpa
langsung dengan pakar sejarahnya. Saat itu, Prof. Tomskii mengatakan
kepada Ayyas, sebenarnya Ayyas tidak perlu bersusah payah datang
ke Moskwa. Mengenai data penelitian Ayyas dapat mengakses situs
MGU melalui internet.
Pada tahap ini, naluri id, berkeinginan untuk mencari data
penelitian melalui internet, tetapi naluri ego mendominasi naluri id.
Kenyataannya Ayyas harus melakukan penelitian langsung ke Moskwa
demi mendapatkan data yang valid mengenai sejarah Islam modern.
Seperti pada kutipan percakapan berikut:
ini dari India. Kenapa harus bersusah-susah, jika dengan yang mudah dan praktis kau bisa mendapatkan data yang akurat dan bisa dipertanggung-jawabkan.”
“Jujur saya inginnya seperti itu Profesor Tomskii. Tapi Profesor Najmuddin tidak mau. Dia mensyaratkan saya harus pernah riset langsung ke Rusia. Harus melihat langsung Rusia. Datanya harus dari referensi pertama, tidak kedua apalagi ketiga. Referensi kedua hanya pendukung saja.” (BC:77-78)
Mendengar pengakuan Ayyas, Prof. Tomskii memakluminya
karena pembimbingnya adalah sahabat Prof. Tomskii saat menjadi
mahasiswa dan paham betul sifatnya. Pada saat itu, Prof. Tomskii
menyatakan bahwa dirinya tidak dapat membimbing Ayyas secara
langsung,dirinya harusberangkat ke Istanbul Turkiuntukurusan
kenegaraanyang dirinya harus ikut serta dalam acara tersebut. Dalam
tahap ini naluri superegomendominasi ego. Seperti pada kutipan
berikut:
“Ayyas, aku paham semua yang diinginkan pembimbingmu. Jujur, sebenarnya aku ingin membimbingmu menemukan data-data terbaik dan melakukan penelitian sejarah terbaik. Aku sudah menyiapkan waktu untuk itu sebenarnya. Tapi sayang, tadi aku baru mendapatkan tugas dari rektor untuk terbang ke Istanbul. Aku diminta membantu kedutaan Rusia di Turki selama beberapa bulan, belum bisa ditentukan waktunya. Ada masalah kenegaraan yang harus melibatkan pakar sejarah Asia Barat.” “Jadi saya harus bagaimana Profesor?”
“Tenang. Kau tetap jalankan rencanamu. Aku telah siapkan
asistenku untuk membantumu. Dia nanti akan membantumu dua puluh empat jam kalau perlu. Dan selama aku pergi, kau bisa menggunakan ruangan ini untuk bekerja. Asal kau jaga kerapiannya. Bagaimana?”
Ayyas merasa tidak nyaman karena ditinggal oleh Prof.
Tomskii, meskipun telah digantikan oleh asistennya. Dalam tahap ini,
naluri superego kembali mendominasi ego, demi menjaga hubungan
baik dengan Prof. Tomskii, Ayyas pun menerima tawaran Prof.
Tomskii. Seperti pada kutipan berikut:
“Dibimbing siapa pun saya tidak masalah. Yang penting
semuanya berjalan dengan baik dan saya bisa segera menyelesaikan tesis saya dengan hasil terbaik.” (BC:83)
Hari itu, pertemuan ditutup dengan makan siang bersama
disalah satu kantin MGU. Prof. Tomskii, Dr. Anastasia Palazzo, dan
Ayyas. Setelah selasai makan, Dr. Anastasia berpesan kepada Ayyas
agar besok pukul 10.00 waktu Rusia pertemuan pertama dimulai di
ruangan Prof. Tomskii. Ayyas pun menyetujuinya dan Ayyas bergegas
kembali menuju apartemennya.
Setibanya di apartemen. Ayyas terkejut melihat Yelena yang
duduk sambil menonton televisi dengan pakaian seadanya di ruang
tamu. Yelena pun hanya menutupi bagian penting dari tubuhnya, batin
Ayyas pun merasa terganggu. Dalam tahap ini, naluri egomendominasi
id dan superergo. Saat itu Ayyastidak menghiraukanYelena,
tetapisempat terjadi percakapan singkat.Ayyastidak berani bertatap muka
denganYelena danhanya menunduk sambilberjalanmenjawab pertanyaan
“Hey, baru pulang, sukses urusannya?”
“Ya sukses. Spakoinoi Nochi, (selamat malam) Yelena!”
“Hei tunggu, duduklah sini sebentar. Hangatkan tubuhmu dengan Vodka ini. Temani aku berbincang-bincang sebentar.”
“Maaf Yelena, aku sangat letih, aku harus istirahat.” “Duduklah, lima belas menit saja.”
“Maaf Yelena, aku tidak bisa. Sebaiknya kau istirahat saja.” (BC:90-91)
Naluri id berkeinginan dirinya bersedia untuk menemani Yelena
berbincang malam itu, tetapi melihat Yelena yang berpakaian seadanya,
Ayyas khawatir tidak dapat mengontrol hawa nafsunya.
Keesokan harinya. Ayyas kembali berangkat ke MGU
menemui Dr. Anastasia, sesuai dengan janji mereka yang akan
membahas mengenai penelitiannya. Ketika sampai di MGU, Ayyas
melihat Dr. Anastasia duduk di dalam ruangan Prof. Tomskii sambil
membaca buku. Ayyas mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan
tersebut. Dr. Anastasia bertanya dan ingin mengetahui tentang bagian
penelitiannya. Ayyas masuk dan duduk. Naluri id berkeinginanbahwa
dirinya ingin sekali menatapwajah Dr. Anastasiayang memilikiwajahsangat
cantik dan lebih cantik dari gadis yang satu apartemen bersama Ayyas.
Kegugupan Ayyas terlihat setelah Dr.Anastasia mengajak Ayyas
memfokuskan pikirannya kepada pembicaraanmengenai penelitiannya.
Seperti pada kutipan berikut:
“Dabroye Utra (selamat pagi), Doktor!”
“Hei, Dabroye Utra (selamat pagi). Kau sudah datang Ayyas.” “Kau datang setengah jam dari janji kita. Kau kelihatannya
bersemangat.”
“Ya, tidak mau terlambat. Ternyata masih lebih lambat dari Doktor.”
“Kau tidak lebih lambat dari saya, hanya mungkin saya lebih cepat darimu. Saya selalu ingin lebih dulu dari orang lain. Jadi, apa langsung saja kita mulai?”
“Saya ikut Doktor.”
“Baik, silahkan duduk. Saya ingin menjelaskan beberapa hal penting kepadamu.”
“Maaf, bisa ditutup pintunya.” (BC:101)
Pada saat itu, tanpa menjawab perintah Dr. Anastasia Ayyas
langsung menutup pintunyadan segera duduk. Naluri id mengatakan
bahwa batinnya merasa lebih nyaman jika pintu ruangan tersebut
tetap terbuka. Akan tetapi, naluri ego mendominasi naluri id, sehingga
Ayyas tidak dapatmenolak permintaan Dr. Anastasia.
Waktu pun terus berlalu. Jam menunjukkan saatnya Ayyas
untuk melakukan salat Ashar. Begitu juga dengan Dr. Anastasia harus
diselesaikannya. Ayyas segera melakukan tugasnya dan mencari tempat
untuk salat.
Dalam perjalanan pulang, Ayyas melihat seorang wanita
tuasedang meminta pertolongan kepada orang yang barlalu-lalang
disekitarnya, tetapi tidakadayang memperdulikannya. Tibalah giliran
Ayyas melewatinya tepat di depan wanita tua tersebut, wanita tua itu
pun menghentikannya, lalu meminta pertolongannya.
Pada saat itu, naluri egomenolak permintaan wanita tua tersebut
dan tidak menghiraukannya, tetapi wanita tua itu langsung memegangi
tangan Ayyas dan menunjukkearah jalan sempit yang gelap. Naluri
superegomendominasi ego, dan terpaksa memenuhipermintaannya.
Ayyas terkejut melihat seorang gadis terkapar tidak berdaya di
jalan yang gelap dan sempit tersebut. Naluri ego mengatakan bahwa
gadis tersebut harus segera dibawa ke rumah sakit, jika tidak gadis tersebut
akan matikedinginanakibat tertimbun salju yang terus turun.Ayyas merasa
khawatir dan cemas, lalu membopong gadis itu kearah keramaian dan
mencari tumpangan. Saat itu juga ada taksi yang melintaskearah mereka
dan Ayyas langsung memberhentikannya. Seperti pada kutipan berikut:
“Ke mana?”
“Ke Medical Centre terdekat.” “Tiga puluh ribu rubel!” “Apa?!”
“Tunggu! tiga puluh ribu rubel tak masalah.” (BC:173)
Pada saat di rumah sakit, Ayyas meminta wanita tua itu
untuk menunggu keterangan dari dokter mengenai keadaan Yelena.
Ayyas kembali ke apartemennya memberitahu Linor bahwa Yelena
sedang sekarat. Ayyas tidak tahu kepada siapa lagi Ayyas harus minta
tolong untuk mengurus Yelena. Dalam tahap ini, naluri superego
mendominasi naluri ego. Seperti pada kutipan berikut:
“Kenapa dikunci dari dalam? Takut ketahuan seperti kemarin malam?”
“Ah tidak. Tidak ada orang lain selain aku.” “Kalau boleh aku mau minta tolong.” “Apa itu?”
“Yelena kritis di rumah sakit.” “Kritis? Separah apa dia?”
“Sekarat! Kelihatannya ada yang berniat menghabisinya. Aku minta kau menemani aku kesana. Kalau kau tahu kerabat atau teman dekatnya tolong dihubungi sekarang.” (BC:178)
Keesokan harinya, Ayyas bersiap-siap untuk berangkat ke
MGU menemui Dr. Anastasia. Ayyas jugabersiap-siap menjadipembicara
dalam acara seminar yang diadakan di FakultasKedoketeran MGU, Ayyas
diundang oleh Dr. Anastasia sebagaipembicara pengganti karena salah satu
dari pembicara pada acara seminartersebut berhalangan hadir. Seminar
juga memberitahu Yelena dan Linor agar menghadiri seminar tersebut
dan menyaksikan Ayyas yang ikut sebagai pembicara. Ayyas bertujuan
agar Yelena dapat kembali mempercayai akan adanya Tuhan dan
Tuhan bukanlah khayalan belaka seperti yang selama ini Yelena
yakini.
Awalnyanaluri ego, mengatakan untuk tidak menjadi pembicara
pada seminar tersebut kepada Dr. Anastasia.Ayyas merasa tidak layak
dalam hal itu. Akan tetapi, Dr. Anastasia memaksanya. Naluri superego
mendominasi naluriegodan Ayyas pun menerima tawaran Dr. Anastasia.
Seperti pada kutipan berikut:
“Kau saja yang jadi pembicara. Kau bisa. Bahasa Inggrismu bagus, bahasa Rusiamu juga lumayan. Dan kau sarjana dari Madinah. Yah, kau saja ya?”
“Jangan saya Doktor, yang lain saja kan masih banyak.”
“Ini waktunya mendesak. Sudah, aku putuskan kau saja yang jadi
pembicara menggantikan intelektual dari Kazan University itu. Kau ingat, empat hari lagi seminarnya di Fakultas Kedokteran. Aku juga jadi pembicara di seminar itu. Jadi nanti kau ke sini dulu, kita berangkat ke sana bersama. Kau bisa nulis makalah?” “Doktor ini sangat mepet waktunya.”
“Baik tidak apa. Kalau kau bisa membuat makalah akan lebih baik. Temanya, ‘Tuhan Bagi Manusia di Era Modern’.”
“Baiklah.” (BC:230-231)
Hari itu seminar berjalan dengan lancar. Banyak pertanyaan
diajukan kepada Ayyas. Ayyas menjawab satu per satu dengan baik
meninggalkan ruangan seminar tersebut. Ayyas tidak menyadari
tiba-tiba Dr. Anastasia memeluk dan mencium pipi kiri dan pipi kanan Ayyas
dengan sangat cepat. Ayyas pun tidak dapat mengelak karena kejadiannya
begitu cepat. Saat itu,banyak para wartawanmengabadikan
peristiwatersebut. Naluri ego Ayyas ingin marah sejadi-jadinya dan ingin
menampar Dr. Anastasiakarena Ayyas merasa tidak pantas Dr. Anastasia
melakukan hal tersebut kepada dirinya sebab Dr. Anastasia bukanlah
mahram Ayyas dan dia tidak suci bagi Ayyas.
Dalam tahap ini, naluri superego mendominasi naluri ego. Seperti
pada kutipan berikut:
“Ia harus menghajar nafsunya, dan melibasnya, tanpa ampun. Ia tidak boleh memberi harapan sedikit pun kepada nafsunya untuk mengindera segala hal yang berkaitan dengan Anastasia.”
(BC:339)
Waktu terus berlalu, hari pun semakin gelap. Ayyas kembali
melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim, yaitu salat dan
membaca Alquran. Pada saat itu, Ayyas sedang melakukan sujud di
rakaat terakhir dalam salatnya, Ayyas merasakan ada yang memasuki
kamarnya. Ayyas menyabarkan diri untuk menyelesaikan
terkejut sambil mengucapkan “Astagfirullahaladzim!”. Ternyata Linor
telah duduk di kursi kamar Ayyas, lalu tersenyum kepadanya dengan
nada menggoda dan mengenakanpakaian seadanya. Lelaki normal
manapun,jika melihat gadis seperti Linor akan langsung ingin
menyentuhnya. Dalam tahap ini, naluri superego mendominasi naluri
iddan naluri ego. Seperti pada kutipan berikut:
“Kau masuk kamarku tanpa ijin!”
“Aku sudah ijin, hanya kau tidak mendengarnya. Dan aku percaya kau mengijinkan!”
“Bagaimana kau masuk, padahal pintu itu terkunci!?”
“Kau tidak menguncinya Atau kau lupa menguncinya. Aku masuk saja!”
“Dengan hormat aku minta kau ke luar sekarang!” “Setelah kau membantuku. Aku perlu bantuanmu!”
“Kau tidak harus memasuki kamarku kalau ingin aku membantumu.”
“Justru aku ingin kau membantuku di kamarmu ini.” “Aku tidak paham maksudmu?”
“Dengan melihatku berpakaian seperti ini, kau tidak juga paham?”
“Ya aku paham?”
“Apa aku juga harus melepas semua yang kukenakan sampai kau paham?” (BC:368-369)
Ayyas mengerti dan paham maksud Linor. Ayyas juga lelaki
normal seperti umumnya lelaki yang memiliki hawa nafsu pada lawan
pikirannya,jika memenuhi ajakan Linor tidak akan ada orang yang
melihatnya karena hanya mereka berdua didalam kamar tersebut. Linor pun
perlahan berdiri dari duduknya, Ayyas juga berdiri dari duduknya dan
menghadap Linor. Dalam hal ini, naluri idmenginginkan kesenangan
naluri ego sebab impian tersebut merupakan keinginan semua lelaki,
tetapi naluri superegomendominasi naluri id danego. Seperti pada kutipan
berikut:
“Jadi kau mau?” “Mendekatlah!”
“Berbaliklah, aku ingin melihat punggungmu!” (BC:370)
Linor semakin mendekat dan membalikkan badannya, Ayyas
melihat punggungnya yang putih, bersih, dan mulus. Jantung Ayyas
semakin berdebar-debar, tubuhnya gemetar. Ayyas langsung memukul
titik lemah bagian punggung Linor dengan keras dan Linor pun jatuh
pingsan. Ayyas segera menangkap tubuh Linor agar tidak jatuh ke
lantai. Perlahan Ayyas menurunkannya ke lantai, lalu mengambil
mantel yang dilepaskannya saat menghampiri dirinya
danmemakaikannya kembali ke tubuh Linor.
Ayyas menyeret Linorkembali ke kamarnya dengan hati-hati
agar tidak ketahuan oleh Yelena, sebab jika Yelena tahu bisa semakin
rumit urusannya.Ayyas meletakkan Linor,lalu membiarkannya tergeletak
mengganjalnya dengan meja. Ayyas menangis sedih, dirinya hampir saja
melakukan dosa besar yang seumur hidup belum pernah dilakukannya.
Keesokanharinya, Ayyas berangkat ke MGU menemui
Dr.Anastasia untuk menyampaikan segala ketidaksenangannya kepada Dr.
Anastasia yang telah menciumnya tanpa seijinnya. Dalam hal ini, naluri
superego tidak menerima kelakuan Dr. Anastasia. Dirinya harus
bersikap tegas agar tidak terulang kembali. Seperti pada kutipan
berikut:
“Doktor Anastasia, apa kabar?” “Oh Kau!”
“Ya. Kenapa Doktor seperti kaget begitu?”
“Aku kira kau tidak akan datang lagi? Aku kira kau sudah pulang ke Indonesia atau ke India? Di mana saja kau selama ini? Kau tidak memberi kabar, tidak sms, juga tidak menelepon. Ditelpon tidak bisa, disms tidak dibalas. Ada apa denganmu?”
“Maafkan saya Doktor, agak lama saya tidak memberi kabar, saya ada sedikit masalah.”
“Masalah apa?”
“Saya sedang marah kepada seseorang.”
“Marah kepada seseorang? Apa hubungannya dengan kehadiranmu ke sini?”
“Sangat berhubungan. Sebab, terus terang saja, saya marah pada Anda, Doktor.”
“Marah pada saya? Apa yang saya lakukan sehingga membuatmu marah?”
“Anda telah berlaku tidak patut pada saya.” “Apa itu? Saya tidak paham.”
“Jadi karena ciuman itu?!” “Ya.”
“Itu biasa saja. Aku pikir kau suka.”
“Aku tidak mau mendapat ciuman dari perempuan yang tidak halal bagi saya. Anda bukan siapa-siapa saya. Bukan ibu saya, bukan kakak saya, dan bukan adik saya. Anda tidak halal bagi saya. Anda tidak boleh mencium saya. Dan saya tidak boleh mencium Anda. Kalau Anda mencium saya atau saya mencium Anda, kita telah menodai kesucian diri kita. Kita telah melakukan dosa. Itu ajaran agama saya.”
“Kalau istri mencium suaminya?”
“Boleh. Halal. Bahkan mendatangkan pahala dari Tuhan.”
“Maafkan aku kalau begitu. Aku tidak tahu. Aku tidak akan mengulanginya, kecuali nanti kalau aku suatu saat halal bagimu.”
(BC:377-378-379)
Usai mengungkapkan isi hatinya, Ayyas meminta ijin kepada
Dr. Anastasia untuk tidak berlama-lama di MGU. Dirinya harus segera
kembali ke apartemen dan mengemasi barang-barangnya. Sore itu,Ayyas
akan meninggalkan apartemennya. Ayyas akan tinggalbersamaBapak
Joko di komplek KedutaanBesar Republik Indonesia (KBRI) di kawasan
Smolenskaya ke Aptekarsky Pereulok Baumanskaya. Bapak Joko bekerja
sebagai seorang guru di Sekolah Indonesia Moskwa (SIM).
Ayyas diperbolehkan tinggal bersamanyasetelah kepulangan
istrinya ke Indonesia untuk menemani ibunya yang sudah mulai
Yelena dan Linor mengenakan pakaian seksi yang dapat
membangkitkan hawa nafsu.
Pagi-pagi sekalisebelum matahari terbit, Ayyas telah rapi dan
keluar dari apartemennya untuk bertemu dengan Dr. Anastasia di bawah
lambang metro yang ada di sekitar stasiun. Hari itu, Ayyas dan Dr.
Anastasia akanke stasiun televisi untuk menjadi narasumber
dalamacara“Talk Show” (siaran langsung) dengan temaRusia Berbicara.
Acara tersebut berjalan dengan lancar dan tertib. Pada saat
jeda, tiba-tiba acaranya diakhiri dengan begitu saja. Ayyas dan Dr.
Anastasia pun bertanya kepada pihak stasiun televisi, mengapa acara
tersebut berakhir begitu saja. Ternyata ada peristiwa yang harus segera
diliput, yaitu peristiwa pemboman pada sebuah hotel legendarisdi
Moskwayang keberadaannya sudah ada sejak zaman Lenin dan Stalin.
Ayyas dan Dr. Anastasia pun kembali keMGU. Setelah
sampai,tepatnya di ruangan Prof. Tomskii merekaberbincangmasalah
Tuhan. Ayyas hanya menjawab dengan tenang dan singkat, “Bagimu
Agamamu dan Bagiku Agamaku”. Dr. Anastasia terdiam dan merasa
kagum kepada Ayyas mendengar kata-katanya yang begitu bijak.
Ayyas memberitahu, bahwa kata-katanya itu adalah arti dari sebuah
ayat di dalam Alquran.
Tiba-tiba telepon genggam (handphone) Dr. Anastasiaberdering.
meneleponnya. Guru besar tersebut meminta Dr. Anastasia menyaksikan
berita televisi mengenai pemboman di Metropole Hotel yang terjadi
beberapa jam setelahmereka siaran.
Dalam hal ini, naluri ego merasa ada sesuatu yang ganjil, apa
yang sebenarnya terjadi sehingga dirinya menjadi kambing hitam
dalam pemboman Metropole Hotel tersebut.Seperti pada kutipan
berikut:
“Ada apa sebenarnya?”
“Kita lihat siaran tentang pemboman Metropole Hotel. Kata Profesor Lyudmila pemboman itu dikaitkan dengan dirimu.” “Apa maksudnya dikaitkan dengan diriku? Aku tidak paham.”
“Makanya kita lihat siaran itu. Biar kita tahu apa yang terjadi.” (BC:450-451)
Dari laporan berita tersebut lobi hotel terlihat hancur
porak-poranda, banyak korban jiwa berjatuhan dalam peristiwa tersebut. Dari
keterangan berita, polisi menduga pelaku pemboman adalah orang dari
Asia Tenggara. Dari saksi mata dan rekaman kamera pengintai hotel,
analisa sementaradiduga pelaku pemboman wajahnya mirip sekali
dengan Ayyas. Dalam tahap ini, naluri ego tidak menerima kenyataan
yang terjadi sebab pada saat kejadian tersebut Ayyas berada di stasiun
televisi dalam acara siaran langsung. Ayyasmerasa tidak melakukan
pemboman, mengapabisa tertuduh bahwa dirinyalah yang melakukannya.
laporanyang disiarkan oleh stasiun televisi swasta yang
menyiarkannya.Melihat laporan itu naluri superego mendominasi naluri
id dan ego. Seperti pada kutipan berikut:
“Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa diriku yang dituduh? Bagaimana mereka mendapatkan fotoku?”
“Ini jelas ada suatu skenario yang kita tidak tahu. Tetapi kau tenanglah, aku dan Profesor Lyudmila akan menjadi orang yang pertama membelamu. Kau punya alibi yang sangat kuat. Saat pemboman itu terjadi kau sedang siaran langsung bersamaku. Tidak mungkin kau berada di dua tempat dalam satu waktu.”
(BC:451)
Ayyas memberitahu Bapak Joko mengenai masalah yang
menimpanya. BapakJoko pun siap untukmembantunya. Saat
siaranberlangsung, para anggota KBRI merekam siaran tersebut.
Rekamanitu cukup menjadi bukti bahwa Ayyas tidak melakukan
pemboman itu. Ayyas dan Dr. Anastasia segera kembalike stasiun
televisi tempat mereka siaran memintapihak stasiun televisi agar siap
membantu Ayyas jika masalah tersebut sampai diperpanjang olehpihak
yangberwajib.
Pihak KBRI sudah menyiapkan gugatankepada media untuk
meralat laporannyayang menuduhAyyas sebagai pelaku pemboman.
Padaakhirnya, stasiun televisidan pihak kepolisian yang
memberitakan Ayyas sebagai pelaku pemboman meralat laporannya, lalu
meminta maafkepada Ayyas,kepada seluruh bangsa Indonesia, dan Rusia
atas kecerobohan mengenai pemberitaan tersebut. Ayyas merasa lega
dan dapat dengan bebas melakukan aktivitasnya kembali sebagai peneliti
di Moskwa. Ayyas tidakperlu takut lagi karena semua masalah yang
menimpanya sudah selesai dengan baik. Kini Ayyas bisa fokuskepada
penelitiannya yang sudah hampir selesai.
Musim semi telah tiba. Mataharisudah mulai menampakkan
cahayanya, suasana di Moskwa sudah mulai hangat. Pagi itu, setelah
selesai sarapanpagi, Ayyas menyempatkan diri untuk menikmati keindahan
kota Moskwa. Cuaca pagi itu sangat bagus. Ayyas juga sudah tidak
memiliki waktulama diMoskwa. Jadwalkepulangannya meninggalkan
Moskwa sudah jelas,hanya tinggal dua hari lagi. Data penelitian yang Ayyas
perlukan sudah lebih dari cukup. Kepada pihak MGU, khususnya Dr.
Anastasia Palazzo Ayyas telahmeminta ijin danmeminta maaf jika ada
kesalahan selama bimbingan dengannya.
Saat itu, Ayyas berjalan mengelilingi Kremlin. Ayyas
melihat-lihat lingkungan sekitarnya dengan rasa kagum akan keindahan
seperti ada yang memanggilnya dari belakang. Ayyas merasa tidak
percaya dengan apa yang dilihatnya, ternyata yang memanggil
Ayyasadalah sahabat lamanya,yaitu Devid sambil memegang tangan
seorang gadis yang membungkus tubuhnyadengan pakaian muslimah.
Ayyas tidak menduga yang dilihatnya ternyata Yelena yang telah
memeluk agama Islam dan telah menikah dengan Devid. Pagi itu,
mereka bertiga berjalan menikmati suasana pagi di Kremlin Moskwa Rusia,
setelah merasa puas menikmati suasana pagi tersebut, Ayyasdan Devid
serta Yelenaberpisahuntuk menyelesaikan urusannyamasing-masing.
Saat tiba di apartemen, Ayyas melihat seorang gadis berjalan
mengarah ke apartemennya. Ayyas penasaran dan terus mengikutinya
dari belakang. Gadis itu juga merasa ada yang mengikutinya dari
belakang, ketikamelangkah suara sepatu yang mengikutinya juga
melangkah, ketika berhenti suara sepatu tersebut juga berhenti. Gadis itu
menghentikan langkahnya dan menunggu sampai orang yang
mengikutinya keluar. Saat itu, Ayyas merasa tidak sabar untuk
menunggu gadis itu berjalan lagi. Ayyas pun melangkahkan kakinya agar
gadistersebuttidakmerasa diikuti. Ketika melangkahkan kakinya, Ayyas
terkejut melihat gadis tersebut sudah berdiri di hadapannya. Ayyas pun
tidak mengenali siapagadistersebut dan mengenakan pakaian yang
membungkus tubuhnya. Ayyas merasa telah melakukan kesalahan
menunggunya. Naluri superego mendominasi apa yang dirasakan naluri
iddan ego.Seperti pada kutipan berikut:
“Ayyas?”
“Anda Ayyas, benar?”
“Ya benar. Saya Ayyas. Bagaimana Anda kenal saya?” “Kau sudah lupa padaku ya? Aku ini Linor.”
“Linor?”
“Iya, Linor yang pernah satu apartemen denganmu.”
“Ingatan saya masih sehat. Maaf, Linor yang pernah saya kenal tidak seperti Anda.”
“Demi Allah, Ayyas, aku ini Linor.”
“Dan Linor yang Aku kenal tidak mengenal sumpah demi Allah.” “Sekarang Linor itu sudah mengenal Allah, Ayyas. Dia sudah berubah. Ayo ijinkan aku masuk ke apartemenmu aku akan jelaskan semuanya.”
“Jelaskanlah di sini saja. Tidak ada masalah. Aku takut kalau kau masuk ke apartemen berdua denganku nanti bisa terjadi fitnah.” “Tolonglah Ayyas, ini penting sekali. Dan aku sekalian mau numpang salat.”
“Salat?” “Ya.”
“Linor mau salat?” “Ya.”
“Allahu Akbar! Ini sebuah keajaiban. Tetapi aku belum bisa percaya kalau Anda Linor.”
“Berilah kesempatan padaku untuk salat dan menunjukkan siapa aku sebenarnya.”
Ayyas pun melangkah menuju pintu apartemen, lalu
membukanya. Ayyas mempersilakan Linor masuk dan mengambil
wudhu, lalu salat di ruang tamu. Ayyas juga mengambil wudhu dan
masuk ke kamarnya, lalu mengunci pintu kamarnya rapat-rapat dan
salat. Selesai melakukan salat, Linor menunggu Ayyas di ruang tamu
dengan sabar. Penampilan Linor sangat berbeda pada saat tinggal
bersama dengan Ayyas, kini penampilannya sungguh sama persis
seperti wanita muslimah pada umumnya. Dalam tahap ini naluri ego
mendominsai naluri id. Seperti pada kutipan berikut:
“Anda siapa?”
“Tadi sudah aku katakan, aku ini Linor.” “Anda perempuan yang tadi?”
“Ya.”
“Subhanallah. Anda benar-benar Linor.” “Ya aku Linor.”
“Dan Anda kini berjilbab dan salat?”
“Ya, karena aku menjadi muslimah sekarang.”
“Alhamdulillah. Maha besar Allah. Kenapa Anda ada di gedung tua ini? Apakah Anda tersesat dan kita bertemu dengan tidak sengaja?”
“Moskwa ini sudah menjadi sum-sum bagiku. Aku sama sekali tidak tersesat. Aku memang menyengaja datang ke dom tua ini.”
“Aku.” “Ya.”
“Kenapa kau mencariku? Dan kemana saja kau selama ini? Yelena sampai putus asa mencari keberadaanmu.”
“Baiklah aku akan bercerita panjang lebar. Termasuk bercerita bagaimana aku masuk Islam. Tetapi aku minta kau tidak menceritakannya kepada siapa-siapa kecuali kepada dirimu saja. Apa kau bersedia berjanji?”
“Baik. Aku janji.” (BC:533-534)
Linor pun menceritakan tentang siapa dirinya sebenarnya, juga
siapa yang merancang pemboman Metropole Hotel dan
kejahatan-kejahatan yang telah dilakukan Linor tanpa perikemanusiaan. Linor
menceritakan jati dirinya, seperti yang diceritakan Madame Ekaterina
kepadanya. Ayyas merasa simpati, perjuangannya mengkaji Islam untuk
mencari petunjuk hidup membuat Ayyas terharu dan bahagia
mendengarnya.
Linor menceritakan mimpi bertemu ibu kandungnya. Ibunya
mati syahid saat menjadi relawan di Berlin. Ibunya berpesan untuk
mencari pendamping hidup yang teguh menjaga kesuciannya, seperti
kisah Nabi Yusuf as. Linor pun telah menemukan secara detail kisah
Nabi Yusuf as. Linor merasa tidak perlu mencari seseorang seperti
saat Linorbelum memeluk Islam,Linor telah mengujinya dan tidak tergoda
dengan kemolekan tubuh yang dimilikinya. Lelaki tersebut sungguh
menjaga kesuciannya dan keteguhan imannya. Lelaki yang diceritakan
Linor adalah Ayyas.Linor pun menyadaribetapa kotor dan hina dirinya
sehingga Linor merasa tidak pantasmenjadi pendampingAyyas.Linor hanya
ingin menyampaikan pesan ibunya melalui mimpinya. Jika tidak
disampaikannya, maka Linor akan merasa dirinya tidak ada gunanya lagi
untuk hidup di dunia ini.Kini Linor datang menemui Ayyas dan meminta
Ayyas untuk bersedia menjadi pendamping hidupnya.
Dalam tahap ini, naluri ego mendominasi naluri id yang
berkeinginan untuk langsung menerima permintaan Linor, tetapi naluri
superego dalam prosesnya mendominasi naluri id dan ego. Seperti pada
kutipan berikut:
”Sayadoakan kau istiqamah di jalan yang lurus, dan kau pegang teguh keislamanmu sampai kau bertemu Allah.Untuk permintaanmu, sungguh kau adalah gadis dengan pesona yang tidak bisa ditolak kaum lelaki. Tetapi berumah tangga bukanlah sebuah permainan atau hanya uji coba. Berumah tangga harus semakin melipatgandakan amal saleh dan kebaikan. Ini tidak sederhana. Saya perlu musyawarah dan Istikharah. Padahal besok lusa saya harus kembali ke Indonesia. Saya tidak tahu harus bagaimana.”
“Bagaimana kalau nanti malam kau Istikharah, jadi besok pagi sudah ada jawabannya?”
“Bagaimana kalau setelah Istikharah sekali belum juga ada kemantapan mengiyakan atau menolak?”