• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA BANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA TUGAS AKHIR. DisusunOleh : Nanda Firnando

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA BANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA TUGAS AKHIR. DisusunOleh : Nanda Firnando"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA BANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA

TUGAS AKHIR

Diajukanuntukmelengkapitugas-tugasdanmemenuhisyarat UntukmenjadiSarjanaTeknikSipil

DisusunOleh : Nanda Firnando

11 0404 005

Dosen Pembimbing : Ir. Syahrizal, M.T NIP. 196112311988111001

Dosen Co-Pembimbing:

BIDANG STUDI MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2016

Ir. Andy Putra Rambe, MBA

NIP. 19680429 199703 1 002

(2)

ABSTRAK

Isu yang sedang dihadapi oleh masyarakat global pada saat ini adalah isu pemanasan global yang diyakini oleh peneliti disebabkan oleh kegiatan pembangunan.

Saat ini, setiap rangkaian kegiatan pembangunan mempunyai potensi dampak negatif terhadap lingkungan sehingga diperlukan kesadaran dan pengetahuan bagi pelaku konstruksi dalam meminimalkan pengaruh negatif tersebut. Salah satu solusi yang dapat dilakukan para pelaku konstruksi dalam membangun diantaranya adalah menerapkan konsep Green Building.

Dengan Adanya program Eco-campus yang sedang berkembang di Indonesia sebagai dukungan terhadap peduli lingkungan, memacu berbagai perguruan tinggi untuk mewujudkannya, termasuk di Universitas Sumatera Utara (USU). Meski di awal pembangunan bangunan-bangunan di USU tidak dirancang sesuai kriteria green building, namun secara sekilas penerapan konsep tersebut dapat dilihat meski hasilnya belum maksimal seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap bangunan untuk mengetahui sudah sejauh mana penerapan kriteria green building pada bangunan tersebut agar dapat dijadikan langkah awal program Eco-campus kedepannya.

Penulisan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengukuran kriteria green building berdasarkan standar Greenship-GBCI pada gedung dengan cara melakukan pengamatan langsung dan wawancara verifikasi.

Berdasarkan data yang terkumpul dan perhitungan yang telah dilakukan pada Gedung Rumah Sakit USU terhadap 41 kriteria Greenship, gedung memperoleh total poin sebesar 48 poin dari 117 poin maksimal. Dengan demikian, gedung dianggap telah memenuhi kriteria sebagai gedung terbangun yang menerapkan konsep Green Building sesuai perangkat penilaian dari GBCI Dan memiliki nilai standar minimum pemenuhan rating sebesar 47 poin untuk peringkat Perak (Silver).

Kata Kunci: Bangunan Hijau, Greenship-GBCI, Gedung Rumah Sakit USU

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberi karunia kesehatan dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Shalawat dan salam ke atas Baginda Rasullah Muhammad SAW yang telah memberi keteladanan tauhid, ikhtiar dan kerja keras sehingga menjadi panutan dalam menjalankan setiap aktifitas kami sehari-hari, karena sungguh suatu hal yang sangat sulit yang menguji ketekunan dan kesabaran untuk tidak pantang menyerah dalam menyelesaikan penulisan ini.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi yang diambil adalah:

“Penilaian Kriteria Green Building Pada Bangunan Gedung Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara”

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikanucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak yang berperan penting yaitu:

1. Ir. Seri Maulina, M.Si, Ph.Dselaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara;

2. Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan selaku Wakil Dekan 1 dan sekaligus Ketua Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara;

3. Ir. Syahrizal, M.T. selaku Wakil Dekan II dan Sekretaris Departemen

Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dan juga dosen

pembimbing I yang telah dengan sabar memberikan bimbingan, masukan, dan

(4)

dukungan yang sangat bernilaiserta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam mengarahkan penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini;

4. Ir. Andy Putra Rambe, M.B.A. selaku dosen pembimbing II yang telah dengan sabar memberikan bimbingan, masukan, dan dukungan yang sangat bernilaiserta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini;

5. Nursyamsi, S.T,.M.T selaku dosen pembanding 1 yang telah memberikan masukan, arahan, dan juga bimbingan kepada penulis;

6. Rezky Ariessa Dewi, S.T,.M.T selaku dosen pembanding 2 yang telah memberikan masukan, arahan, dan juga bimbingan kepada penulis;

7. Ir. Zulkarnain A Muis, M.Eng,Sc. selaku dosen pembimbing akademis yang selalu memberi semangat kepada penulis;

8. Bapak/Ibu Dosen Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuannya;

9. Seluruh pegawai administrasi Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuannya;

10. Dr. Achmad Delianur Naution, ST,MT. (DirekturSarpras Medik &

Pelayanan Penunjang RS USU)dan seluruh staff Bagian Administrasi RS USU, selaku fasilitator dan narasumber penulis;

11. Ayahanda Edison dan ibunda Alm. Desnelniwati, Abang (Denny

Edvindo S.S, beserta adik-adik penulis (Rendy dan Rahmatsyah), terima

kasih yang tak terhingga atas doa, kasih sayang, semangat, pengorbanan dan

ketulusan dalam mendampingi penulis. Semoga allah swt membalas segala

kebaikan mereka;

(5)

12. Abang dan Kakak angkatan 2010, Teman-teman angkatan 2011, dan Adik-adik angkatan 2012, Terkhusus (Hendra dan Mahadi 2013), 2014, dan 2015, terima kasih atas kebersamaan dan bantuannya selama masa pendidikan penulis;

Mengingat adanya keterbatasan-keterbatasan yang penulis miliki, maka penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca diharapkan untuk penyempurnaan laporan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Oktober 2016 Penulis,

Nanda Firnando

11 0404 005

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR ISTILAH ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang ... 1

1. 2. Perumusan Masalah ... 4

1. 3. Tujuan Penelitian ... 4

1. 4. Pembatasan Masalah ... 4

1. 5. Manfaat Penelitian ... 5

1. 6. Sistematika Penulisan ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi dan Terminologi ... 7

2.1.1. Green Building ... 7

2.1.2. Penilaian ... 10

2.1.3. Kriteria ... 10

2.1.4. Sistem Rating ... 10

2.1.5. Rating ... 10

2.2. Konsep dan Dasar Teori Green Building ... 11

2.3. Manfaat Green Building ... 13

2.4. Standar Penilaian Kriteria Green Building-GBCI ... 15

2.4.1. Sistem Rating Greenship (Greenship Rating Tools) ... 16

2.4.2. Sistem Rating Greenship untuk Gedung Terbangun Versi 1.0 (Greenship Rating Tools for Existing Building Version 1.0) ... 16

2.4.2.1. Tepat Guna Lahan ... 18

(7)

2.4.2.2. Efisiensi dan Konservasi Energi ... 19

2.4.2.3. Konservasi Air ... 20

2.4.2.4. Sumber dan Siklus Material ... 20

2.4.2.5. Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang ... 21

2.4.2.6. Manajemen Lingkungan Bangunan ... 22

2.4.3. Kriteria dalam Greenship ... 23

2.4.3.1. Efek Pulau Panas ... 23

2.4.3.2. Manajemen Limpasan Air Hujan ... 25

2.4.3.3. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) ... 26

2.4.3.4. Energi Baru Terbarukan ... 27

2.4.3.5. Penurunan Emisi Energi ... 27

2.4.3.6. Sumber dan Siklus Material ... 28

2.4.3.7. Kenyamanan Visual ... 29

2.4.3.8. Tingkat Kebisingan ... 30

2.5. Studi Kasus Penerapan Green Building di Gedung Kampus ... 30

2.6. Penelitian Terdahulu ... 33

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Objek Penelitian ... 39

3.2. Pemilihan Strategi Penelitian ... 40

3.3. Instrumen Penelitian ... 40

3.3.1. Literatur/ Referensi Pendukung Penelitian ... 41

3.3.2. Kuesioner ... 41

3.3.3. Daftar Periksa (Check list) ... 42

3.3.4. Peralatan Penelitian ... 42

3.4. Variabel Penelitian ... 42

3.5. Survey Pendahuluan ... 42

3.6. Metode Pengumpulan Data ... 43

3.7. Analisa Kesesuaian Gedung RS USU Berdasarkan Greenship ... 45

BAB 4 PEMBAHASAN

(8)

4.1. Kondisi Eksisting Gedung Rumah Sakit Universitas

Sumatera Utara (Gedung RS-USU) ... 46

4.2. Syarat Kelayakan Bangunan ... 46

4.2.1. Minimum Luas Gedung adalah 2500 m 2 ... 46

4.2.2. Fungsi Gedung Sesuai dengan Peruntukan Lahan Berdasarkan RTRW setempat ... 47

4.2.3. Kepemilikan Rencana Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)/ Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ... 47

4.2.4. Mensesuaian Gedung Terhadap Standar Ketahanan Gempa ... 47

4.2.5. Kesesuaian Gedung Terhadap Standar Keselamatan untuk Kebakaran ... 48

4.2.6. Kesesuaian Gedung Terhadap Standar Aksesibilitas Penyandang Cacat ... 49

4.3. Analisis Prasyarat Perangkat Penilaian Greenship untuk Gedung Terbangun ... 50

4.4. Analisis Kesesuaian Kriteria dalam Greenship di Gedung RS USU ... 52

4.4.1. Kategori Tepat Guna Lahan ... 52

4.4.1.1. Aksesibilitas Masyarakat ... 53

4.4.1.2. Pengurangan Kendaraan Bermotor ... 56

4.4.1.3. Sepeda ... 56

4.4.1.4. Lansekap pada Lahan ... 57

4.4.1.5. Efek Pulau Panas ... 59

4.4.1.6. Manajemen Limpasan Air Hujan ... 60

4.4.1.7. Manajemen Tapak ... 61

4.4.1.8. Lingkungan Bangunan ... 62

4.4.2. Kategori Efisiensi dan Konservasi Energi ... 64

4.4.2.1. Pengoptimalan Efisiensi Energi Bangunan ... 64

4.4.2.2. Pengujian, Komisioning Ulang, atau Retro-komisioning ... 66

4.4.2.3. Pendayagunaan Sistem Energi... 66

4.4.2.4. Pengawasan Energi ... 68

4.4.2.5. Pelaksanaan dan Pemeliharaan ... 69

4.4.2.6. Energi Terbarukan Dalam Tapak ... 70

4.4.2.7. Penurunan Emisi Energi ... 70

4.4.3. Konservasi Air ... 73

(9)

4.4.3.1. Sub-Meter Air ... 73

4.4.3.2. Pengawasan Air ... 73

4.4.3.3. Pengurangan Penggunaan Air ... 74

4.4.3.4. Kualitas Air ... 74

4.4.3.5. Daur Ulang Air ... 76

4.4.3.6. Air Minum ... 75

4.4.3.7. Pengurangan Penggunaan Sumur Dalam ... 76

4.4.3.8. Efisiensi Air Keran ... 76

4.4.4. Siklus dan Sumber Daya Material ... 77

4.4.4.1. Penggunaan Non ODS ... 78

4.4.4.2. Pembelanjaan Material ... 79

4.4.4.3. Manajemen Limbah ... 81

4.4.4.4. Manajemen Limbah Beresiko ... 82

4.4.4.5. Manajemen Barang Bekas ... 82

4.4.5. Kenyamanan dan Kesehatan Dalam Ruang ... 84

4.4.5.1. Introduksi Udara Di luar Ruang ... 84

4.4.5.2. Pengendalian Asap Rokok ... 86

4.4.5.3. Pemantauan CO 2 dan CO ... 87

4.4.5.4. Polusi Fisik dan Kimiawi ... 87

4.4.5.5. Polusi Biologis ... 87

4.4.5.6. Kenyamanan Visual ... 88

4.4.5.7. Tingkat Kebisingan ... 89

4.4.5.8. Survey Pengguna Gedung ... 90

4.4.6. Manajemen Lingkungan Bangunan ... 91

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 93

5.2. Saran ... 94

5.3. Rekomendasi ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 99

LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 2.1. Sistem Penilaian Green Building di Beberapa Negara ... 14

Tabel 2.2. Kriteria dalam Greenship untuk Gedung Terbangun ... 15

Tabel 2.3. Tingkat Predikat Greenship untuk Gedung Baru... 15

Tabel 2.4. Bangunan Gedung yang Tersertifikasi Greenship ... 17

Tabel 2.5. Kriteria dalam Kategori Tepat Guna Lahan (ASD) ... 18

Tabel 2.6. Kriteria dalam Kategori Efisiensi dan Konservasi Energi (EEC) .... 19

Tabel 2.7. Kriteria dalam Kategori Konservasi Air (WAC) ... 20

Tabel 2.8. Kriteria dalam Kategori Sumber dan Siklus Material (MRC) ... 21

Tabel 2.9. Kriteria dalam Kategori Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (IHC) ... 22

Tabel 2.10. Kriteria dalam Kategori Manajemen Lingkungan Bangunan (BEM) ... 23

Tabel 2.11. Nilai Albedo pada Beberapa Jenis Material ... 24

Tabel 2.12. Nilai Koefisien Limpasan ... 25

Tabel 2.13. Kriteria IKE Bangunan Gedung Ber-AC ... 25

Tabel 2.14. Faktor Emisi Grid untuk Tiap Wilayah ... 27

Tabel 2.15. Jenis Refrigeran dan Nilai ODP ... 28

Tabel 2.16. Tingkat Pencahayaan Rata-rata yang Direkomendasikan ... 29

Tabel 2.17. Baku Tingkat Kebisingan ... 29

Tabel 2.18. Keikutsertaan Perguruan Tinggi dari Berbagai Negara ... 32

Tabel 2.19. Hasil Ranking UI GreenMetric 2014 untuk Perguruan Tinggi Terhijau se-Indonesia ... 32

Tabel 2.20. Temuan Penelitian Terdahulu ... 34

Tabel 3.1. Strategi Penelitian Berdasarkan Teori Robert K Yin ... 40

Tabel 3.2. Alat/ Instrumen yang Digunakan dalam Penelitian ... 42

(11)

Tabel 4.1. Luas Gedung RS USU ... 47

Tabel 4.2. Prinsip Penerapan Fasilitas Bangunan Bagi Kaum Difabel di Gedung RS USU ... 49

Tabel 4.3. Prinsip Penerapan dalam Pembangunan Tapak Bangunan ... 50

Tabel 4.4. Matriks Prasyarat Perangkat Penilaian Greenship untuk Gedung Terbangun ... 51

Tabel 4.5. Daftar Fasilitas Umum ... 53

Tabel 4.6. Jenis Vegetasi di Area Gedung RS USU ... 59

Tabel 4.7. Perhitungan Total Albedo ... 60

Tabel 4.8. Perhitungan Volume Limpasan ... 61

Tabel 4.9. Ringkasan Kategori Tepat Guna Lahan (ASD) ... 63

Tabel 4.10. IKE Gedung RS USU Tahun 2015 ... 64

Tabel 4.11. Efisiensi Minimum pada Sistem AC Menurut GBCI ... 68

Tabel 4.12. Perhitungan Emisi Energi Tahun 2015 ... 71

Tabel 4.13. Ringkasan Efisiensi dan Konservasi Energi (EEC) ... 72

Tabel 4.14. Ringkasan Konservasi Air (WAC) ... 77

Tabel 4.15. Ringkasan Siklus dan Sumber Material (MRC) ... 83

Tabel 4.16. Kebutuhan Laju Udara Ventilasi Minimum pada Fasilitas Kantor .. 85

Tabel 4.17. Tingkat Kepadatan dalam Ruang ... 85

Tabel 4.18. Hasil Pengukuran Pencahayaan ... 88

Tabel 4.19. Hasil Pengukuran Kebisingan ... 89

Tabel 4.20. Ringkasan Kenyamanan dan Kesehatan dalam Ruang (IHC) ... 90

Tabel 4.21. Ringkasan Manajemen Lingkungan Bangunan (BEM) ... 92

(12)

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar 2.1. Nilai Albedo pada Beberapa Jenis Material ... 24

Gambar 3.1. Gedung Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara ... 39

Gambar 3.2. Diagram Alir Penelitian ... 45

Gambar 4.1. Sistem Proteksi Aktif ... 48

Gambar 4.2. Lokasi Fasilitas Umum ... 54

Gambar 4.3. Perspektif Lahan Gedung RS USU ... 58

Gambar 4.4. Grafik IKE Gedung RS USU ... 65

Gambar 4.5. AC Central yangDigunakan diGedungRS USU ... 78

Gambar 4.6. Tempat Sampah yangdigunakan dilingkunganRS USU ... 81

Gambar 4.7. Suasana dalam Ruang Kerja ... 85

Gambar 4.8. Tanda Larangan Merokok ... 86

Gambar 5.1. Desain dan Pencahayaan di Gedung RS USU ... 98

Gambar 5.2. Pencahayaan Buatan Dan Alami Pada Siang Hari ... 98

(13)

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

AC split : AC terpisah dimana mesin kompresor AC yang outdoor dengan blower indoornya diletakkan terpisah dan dihubungkan dengan selang

AHU : Air Handling Unit atau unit pendistribusian udara dingin Air conditioning : Pengondisian udara

Albedo : Sebuah besaran yang menggambarkan perbandingan antara sinar matahari yang tiba di permukaan bumi dan yang dipantulkan kembali ke angkasa dengan terjadi perubahan panjang gelombang (satuannya %)

ASD : Approriate Site Development atau tepat guna lahan

ASHRAE : American Society of Heating, Refrigerant and Air Conditioning Engineers, merupakan perhimpunan teknik tingkat internasional bagi semua individu dan organisasi yang membidangi Heating, Ventilation, Refrigeration (HVAC&R)

Ballast : Alat yang dipasang pada lampu fluoresen dan lampu pelepasan gas lainnya untuk membantu dalam penyalaan dan pengoperasiaanya

BEM : Building Environmental Management atau managemen lingkungan bangunan

BPO : Bahan Perusak Ozon

Car pooling : Aktivitas menggunakan kendaraan bersama-sama (berbagi mobil) seperti rental atau travel jarak pendek yang biasanya berbasis komunitas atau kedekatan domisili dan kesamaan tujuan akhir

CFC : Chloro fluorocarbon,merupakan bahan refrigeran yang memiliki potensi merusak lapisan Ozon

CO 2 : Carbon dioxide atau karbondioksida

Comissioning : Serangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

obyek untuk meyakinkan bahwa obyek yang diperiksa dan

diuji, baik alat maupun sebagai suatu sistem, telah berfungsi

sebagaimana mestinya dan memenuhi persyaratan kontrak

(14)

sehingga dapat dinyatakan siap untuk dioperasikan, dan secara resmi dapat diserahterimakan oleh perencana kepada pengelola gedung

Cooling tower : Alat pembuang panas yang tidak berguna ke atmosfer melalui pendingin aliran air

dB : Desibel, satuan untuk mengukur intensitas suara.

Density : Kepadatan penduduk di suatu daerah Deep well (sumur

dalam)

: Sumur bor yang mengambil sumber air tertekan dari lapisan Aquifer (zona jenuh di bawah tanah) dengan kedalaman pengeboran berkisar 150-300 m pada umumnya

Drainase : Tindakan teknis penanganan kelebihan air yang disebabkan oleh hujan, rembesan, irigasi, atau buangan air rumah tangga dengan cara

EEC : Energy Efficiency Conservation atau efisiensi dan konservasi energi

Efek rumah kaca : Proses pemanasan dari permukaan suatu benda langit atau di angkasa yang disebabkan oleh komposisi serta keadaan atmosfernya

Feeder bus : Bus pengumpan, yaitu layanan bus yang mengantar penumpang dari terminal atau daerah asal untuk meneruskan perjalanan menggunakan bus/ transportasi selanjutnya.

GBCI : Green Building Council Indonesia

Gedung baseline : Gedung yang digunakan sebagai acuan penggunaan energi dimana komponen-komponennya berdasarkan SNI, keputusan pemerintah, dan peraturan yang ada

Gedung designed : Gedung yang akan dibangun. Gedung ini akan dibandingkan dengan gedung baseline untuk mengetahui perbedaan penggunaan energinya sesuai dengan desain yang telah direncanakan

Global warming : Pemanasan global, yaitu proses peningkatan suhu rata-rata global pada permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer

Grade emission factor : Konversi antara Co 2 dan energi listrik

Green building : Bangunan ramah lingkungan yang dicapai baik dari tahap

(15)

perencanaan, pembangunan maupun pengoperasian dan pemeliharaan sehari-hari

Halon : CFC yang mengandung bromin, merupakan gas perusak ozon dengan ODP ≤ 1

Hardscape : Bagian dari lansekap yang dikenal sebagai elemen keras atau bagian dari taman yang bersifat padat

HCFC : Hydrochlorofluorocarbon, merupakan gas perusak ozon dengan ODP ≤ 1

IHC : Indoor Air Health and Comfort atau kesehatan dan kenyamanan dalam ruang

Heat island effect Efek pulau panas, yaitu fenomena dimana perubahan tataguna lahan yang terjadi di kota-kota besar membawa pengaruh terhadap kondisi suhu udara di perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan suhu udara di sekitarnya.

Iluminasi : Fluks Luminus yang datang pada permukaan atau hasil bagi antara fluks cahaya dengan luas permukaan yang disinari dinyatakan dalam Lux

Introduksi udara luar : Kebutuhan udara luar atau kebutuhan laju udara ventilasi bangunan gedung

ISO 14001 : Suatu standar internasional untuk sistem manajemen lingkungan (SML) yang meliputi pencegahan polusi, kesesuaian dengan undang-undang yang berlaku, dan perbaikan yang berkesinambungan SML

Kondensasi : Perubahan suatu zat dari fasa uap menjadi fasa cair

kWh : Kilo Watt Hour, satuan daya listrik yang mengalir selama 1 jam

Limbah B3 : Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Lux : Satuan kuat penerangan

Make up water cooling tower

: Sebagai tambahan untuk kebutuhan air di menara pendingin

MVAC : Mechanical Ventilation Air Conditioning atau pengatur udara dengan ventilasi mekanis

MRC : Material Resources and Cycleatau sumber dan siklus material

ODP : Ozone Depleting Potential, yaitu kemampuan suatu zat

(16)

untuk merusak lapisan ozon

Owner : Pemilik gedung

Ozon : Molekul triatomik yang terdiri dari molekul oksigen yang bersifat reaktif

Paving : Suatu lantai yang berbahan struktur batu atau keramik PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum

Ppm : Part per million

Prafabrikasi : Metode konstruksi yang komponen-komponennya dirakit di pabrik

Ramp : Jalur untuk pengguna kursi roda dengan kemiringan tertentu Rating tools : Perangkat penilaian

Recycle : Memanfaatkan kembali sisa material atau air dengan cara melalui proses daur ulang menjadi bentuk baru

Reduce : Mengurangi sampah (limbah) dengan cara minimalisasi barang atau material yang digunakan

Refrigerant : Bahan yang digunakan untuk mengatur suhu sampai mencapai di bawah suhu lingkungan

Return air grill : Tempat masuknya kembali udara dalam ruang yang telah bersikulasi di dalam ruangan ke dalam mesin pendingin Reuse : Menggunakan kembali material atau air yang masih dapat

melalui proses perubahan bentuk

Revitalisasi : Upaya untuk meningkatkan daya dukung kawasan yang produktivitasnya telah menurun agar vitalitasnya kembali Ruang Terbuka Hijau

(RTH)

: Area memanjang dan/ atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam

Sampah anorganik : Sampah seperti kertas, kardus, kaca/gelas, plastic, serta besi dan logam lainnya

Sampah organik : Sampah yang mudah membusuk, antara lain bekas makanan, bekas sayuran, kulit buah lunak, daun-daunan, dan rumput

Shuttle bus : Moda transportasi yang didesain untuk melayani

penumpang bolak-balik dari satu titik ke titik yang lain

secara cepat dan tepat waktu

(17)

Sistem flushing : Sistem penggelontoran air untuk membersihkan dan menghanyutkan kotoran yang dimasukkan ke dalam lubang peturasan atau kloset yang dibantu dengan tekanan tertentu Sistem kotak kontak : Sistem yang digunakan sebagai media penghubung antara

sumber listrik dan peralatan yang membutuhkan listrik Sistem tata cahaya : Sistem yang digunakan untuk mengatur penerangan sesuai

dengan fungsi ruang

Sistem tata udara : Sistem yang digunakan untuk mengatur pengondisian udara dalam ruang sesuai dengan kebutuhan

SNI : Standar Nasional Indonesia

Softscape : Bagian dari lansekap yang berupa vegetasi

Stormwater Management : Manajemen air limpasan hujan

Styrofoam : Nama generik untuk semua busa polysterene Tenant : Pengguna gedung

UKL dan UPL : Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan, merupakan perangkat pengelolaan lingkungan hidup untuk pengambilan keputusan dan menjadi dasar untuk menerbitkan izin melakukan usaha dan/ atau kegiatan Ventilasi : Pergerakan udara masuk ke dan keluar dari ruangan tertutup VOC : Volatile Organic Compound, yaitu senyawa kimia organik

yang memiliki tekanan uap yang cukup tinggi dalam kondisi normal secara signifikan sehingga mudah menguap WAC : Water Conservationatau konservasi air

WC : Water Closet

(18)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup semakin besar. Salah satu yang menjadi perhatian, termasuk di Indonesia, adalah isu pemanasan global. Penyebab pemanasan global diantaranya adalah efek rumah kaca, yaitu suatu fenomena dimana gelombang pendek radiasi matahari menembus dan berubah menjadi gelombang panjang ketika mencapai permukaan bumi yang kemudian sebagian gelombang tersebut memantul kembali ke atmosfer. Namun tidak seluruh gelombang yang dipantulkan itu dilepaskan ke luar angkasa. Hal ini bukan dikarenakan adanya bangunan-bangunan kaca yang terlalu banyak di daerah perkotaan, tapi lebih dikarenakan oleh emisi karbon yang terlalu banyak di angkasa sehingga menyulitkan panas memantul kembali ke luar angkasa. Efek rumah kaca sebenarnya dibutuhkan oleh makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya planet ini akan menjadi sangat dingin, namun sebaliknya, apabila gas-gas dari efek rumah kaca tersebut telah berlebihan di atmosfer maka akan mengakibatkan pemanasan global.

Sebagai informasi, secara global Indonesia berada di urutan ke lima dalam menghasilkan emisi gas rumah kaca atau sekitar 4,63% (World Resources Institue, 2005). Meski emisi gas rumah kaca itu tidak sepenuhnya berasal dari dampak pembangunan, namun upaya dalam meminimalkan fenomena tersebut harus tetap dioptimalkan dalam industri konstruksi.

Saat ini, di kota-kota besar seperti Kota Medan sedang marak oleh berbagai

aktivitas pembangunan guna mendukung pembangunan ekonomi sehingga

(19)

membutuhkan banyak bangunan baru untuk mengembangkan ekonominya.

Contohnya pembangunan pusat-pusat bisnis, gedung perkantoran, gedung pendidikan, dan sebagainya. Apabila pembangunan infrastruktur - infrastruktur tersebut terus dibangun tanpa mempertimbangkan atau memperhatikan kondisi lingkungan seperti ketepatan penggunaan lahan, pemakaian energi (listrik) dan air serta penggunaan material bangunan tentu akan berdampak pada kualitas hidup di sekitarnya. Hal tersebutlah yang dianggap memiliki peran besar terhadap meningkatnya pemanasan global, sehingga kesadaran dan pengetahuan pelaku konstruksi terhadap pengaruh keberadaan bangunan itu sangat dibutuhkan.

Dalam menangani kondisi itu, muncul konsep green building sebagai solusi. Green building adalah konsep bangunan dimana struktur dan prosesnya dibangun secara bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya dengan seefisien mungkin di seluruh siklus bangunan, mulai dari saat memilih tempat, mendesain, melakukan konstruksi, menggunakan, memelihara, merenovasi hingga menata ulang bangunan guna mengurangi bahkan menghilangkan dampak negative keberadaan bangunan terhadap lingkungan hidup sekitarnya tanpa mengurangi kualitas lingkungan dan kualitas hidup manusia. Konsep ini tidak diaplikasikan untuk bangunan baru saja, namun juga dapat diaplikasikan untuk bangunan yang sudah terbangun. Artinya, bangunan ini dibangun dengan tidak terkonsep green sejak awal meski tanpa disadari pengaplikasian standar greenbuilding sudah diterapkan pada bangunan. Memaksimalkan penerapan konsep

Berdirinya lembaga Green Building Council Indonesia (GBCI) sebagai

lembaga sertifikasi yang diakui secara internasional juga tidak terlepas dari upaya

(20)

pemerintah dalam menggalakkan bangunan yang ramah lingkungan yang mampu mengatasi dampak pembangunan. Lembaga ini memiliki standar nasional yang berisi kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu bangunan agar layak dikatakan bangunan green, yang disebut standar Greenship.

Penerapan konsep green building diharapkan tidak hanya diterapkan pada bangunan-bangunan komersial saja, namun juga pada berbagai bangunan lain seperti perguruan tinggi. Program Eco-campus adalah salah satu program yang mendukung penerapan bangunan yang green di lingkungan kampus yang juga berperan dalam menurunkan pemanasan global.

Mengikuti tren saat ini dimana beberapa perguruan tinggi berlomba-lomba untuk mendapatkan pengakuan Kampus Green, beberapa bangunan di Universitas Sumatera Utara (USU) juga sudah mulai menerapkan konsep ini meski pada awal pembangunan tidak dirancang sedemikian rupa. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian tentang evaluasi sudah sejauh mana penerapan kriteria green building pada gedung-gedung di USU agar dapat dijadikan sebagai langkah awal program Eco-campus kedepannya.

Pemilihan Gedung (RS-USU) adalah dikarenakan Gedung ini merupakan

salah satu gedung yang tergolong baru di lingkugan kampus Universitas sumatera

utara, dan juga gedung ini termasuk bangunan dengan ukuran yang cukup besar di

lingkungan kampus Universitas sumatera utara, selain itu didalamnya banyak

sekali ruangan – ruangan untuk rawat inap pasien, laboratorium, dapur, dan juga

tempat penyimpanan bahan – bahan kimia yang semuanya mengharuskan seluruh

orang – orang yang ada di dalamnya berprilaku bersahabat dengan lingkungan,

dan ini sesuai dengan penerapan konsep green building.

(21)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi permasalahanadalah apakah gedung R.S USU sudah memenuhi kriteria standar Greenship.

1.4 Tujuan

Tujuan dalam penelitian tugas akhir ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil penilaian kriteria green building berdasarkan standar Greenship pada gedung(RS.USU).

2. Memberikan saran sudah sejauh mana konsep green building diterapkan di USU khususnya Gedung (RS.USU). Sehingga dapat dijadikanbahan evaluasi perencanaan untuk pembangunan gedung selanjutnya.

1.5 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi cakupan/ ruang lingkupnya agar tidak terlalu luas. Adapun lingkup pembahasan dan batasan masalah dalam penulisan tugas akhir ini adalah:

1. Objek yang dinilai adalah Gedung (RS–USU).

2. Penelitian ini hanya mengindentifikasi rating berdasarkan kriteria yang terdapat dalam Greenship untuk Gedung Terbangun Versi 1.0.

3. Kriteria yang dibahas disesuaikan dengan data yang dapat diperoleh di lapangan dan beberapa asumsi yang disesuaikan dengan standar terlampir.

4. Keberhasilan penilaian gedung (RS–USU). dibatasi oleh kondisi lapangan,

ketersediaan data sekunder dan ketersediaan alat yang dibutuhkan untuk

pengukuran.

(22)

5. Tidak membahas cost.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat – manfaat penelitian yang dapat diperoleh, yaitu : 1. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang penerapan green building pada suatu gedung menurut kriteria Greenship.

2. Bagi Departemen Teknik Sipil USU

Diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan bagi sivitas akademika. Memberikan informasi mengenai item alternatif terbaik yang dapat dijadikan bahan evaluasi perencanaan.

3. Bagi Kampus USU

Diharapkan dapat mengetahui sudah sejauh mana konsep green building diterapkan di USU khususnya Gedung Rumah Sakit USU. Sehingga dapat dijadikanbahan evaluasi pada sistem pemeringkatan bangunan hijau GBCI.

4. Bagi Pelaku Konstruksi

Diharapkan penelitian ini dapat memperkenalkan kriteria dan aplikasi konsep green building dalam Greenship sehingga menjadi bahan pertimbangan dalam mendesain dan mengembangkan bangunan gedung yang sesuai dengan kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kepentingan generasi mendatang.

1.7 Sistematika Penulisan

Proses penelitian ini dapat dilihat melalui sistematika penulisan sebagai berikut:

(23)

Bab 1: Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang permasalahan penelitian, perumusan masalah,tujuan penelitian, manfaat yang diperoleh dari penyusunan penelitian, dan pembatasan masalah.

Bab 2: Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi dasar-dasar teori yang menjadi landasan pendukung penelitian, yaitu literatur yang menjelaskan konsep green building dan sistem rating Grenship, serta hasil penelitian yang up to date dan relevan dengan mengutamakan hasil penelitian pada jurnal ilmiah.

Bab 3: Metodologi Penelitian

Bab ini berisi metodologi penelitian secara lengkap yaitu waktu dan objek penelitian, pemilihan strategi penelitian, variabel penelitian, instrument penelitian, survey pendahuluan, metode pengumpulan data dan proses penelitian.

Bab 4: Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi deskripsi objek penelitian, pengolahan dan analisa data dalam upaya menjawab tujuan penelitian.

Bab 5: Penutup

(24)

Sebagai bab terakhir, bab ini akan menyajikan secara singkat kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan dan juga memuat saran-saran bagi pihak yang berkepentingan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada babiniakanmenjelaskandasar-dasarteoriyang menjadilandasan pendukungpenelitian,yaituliteraturyang menjelaskankonsepgreenbuildingdan sistemratingGreenshipyang digunakansebagaiacuandalammelaksanakan penelitian, serta hasil penelitian yang up todate dan relevan dengan mengutamakan hasilpenelitian padajurnal ilmiah.

2.1. DefinisidanTerminologi

2.1.1. GreenBuilding

Menurut Pitts (2004, dalam Hardjono,2009:6), green buildingmerupakan konsepyang menjadisolusibagiduniapropertiuntukmengambilperandalam mengurangi dampak pada globalwarming.

MenurutChen(2008,dalamHardjono,2009:6)greenbuildingadalah

sebuahbangunanyang dalampemanfaatannya(baiksejaksaatdirencanakan,

didesain,dibangun,digunakan,maupun direnovasi)menggunakansumber daya

alamdansumberenergisecaraminimalis,meminimalisasilimbah,dan ramah

lingkungan.

(25)

Menurut PeraturanMenteriNegaraLingkunganHidupNo. 8Tahun2010 tentangKriteriadanSertifikasiBangunanRamahLingkungan Bab IPasal1, bangunan ramah lingkungan(greenbuilding)adalah suatu bangunanyang menerapkan prinsip lingkungan dalam perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaannya dan aspek penting penanganan dampak perubahaniklim. Prinsip lingkungan yangdimaksud adalah prinsip yang mengedepankan dan memperhatikan unsur pelestarian fungsi lingkungan.

MenurutGreenBuildingCouncilIndonesia/GBCI (2010),greenbuilding adalahbangunanyang dimanasejakmulaidalamtahapperencanaan, pembangunan,pengoperasian hingga dalamoperasionalpemeliharaannya memperlihatkanaspek-aspek dalammelindungi,menghemat,serta mengurangi penggunaansumberdaya alam,menjaga mutudarikualitasudara diruangan,dan memperhatikan kesehatanpenghuninyayang semuanyaberpegang padakaidah pembangunanyangberkesinambungan.

MenurutKriss(2014),greenbuildingadalah sebuahkonsepholistikyang dimulai denganpemahaman bahwa lingkungan yang dibangun dapat menimbulkandampak, baikdampak positif dandampak negatif pada lingkungan hidup,jugaorang-orangyang tinggaldibangunantersebutsetiaphari.Green buildingadalahsebuahusaha untukmemperbesardampakpositifdanmencegah dampak negatif selamaumur pakai bangunan.

MenurutAmran (2014), greenbuildingadalahbangunanberkelanjutan yang

mengarahpadastrukturdan pemakaian proses yang bertanggung jawab

terhadaplingkungandanhematsumberdayasepanjang siklushidupbangunan

(26)

tersebut,mulaidari pemilihan tempatsampai desain,konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, danperuntuhan.

2.1.2. Penilaian

Menurut KamusBahasaIndonesia(2008:1004),penilaian adalah proses, cara,perbuatanmenilai.Penilaiandalampenelitianinidiartikansebagaisuatu proses untukmengambilkeputusandenganmenggunakaninformasiberupa data pengamatan,data sekunder, hasil wawancara danpengukuranuntukmengetahui kondisi dari gedungyang ditinjau.

2.1.3. Kriteria

Menurut KamusBahasaIndonesia(2008:761), kriteria adalah ukuranyang menjadidasar penilaian ataupenetapan sesuatu.Pengertiankriteriadalam penelitianiniadalahukuranyangtercantumpadaGreenship-GBCI sebagaitolok ukurpenilaian green building.

2.1.4. SistemRating

Sistemratingadalahsuatualatberisibutir-butir dariaspekpenilaianyang

disebutratingdansetiapbutirrating mempunyainilai(creditpoint/poinnilai). Apabila

suatubangunanberhasilmelaksanakanbutirrating,maka bangunanitu

akanmendapatkanpoinnilaidaributirtersebut.Bilajumlahsemuapoinnilai

(27)

yangberhasildikumpulkanmencapaisuatujumlahyang ditentukan,maka bangunan tersebutdapat disertifikasi untuk tingkat sertifikasi tertentu (GBCI, 2012).

2.1.5. Rating

MenurutGBCI(2010),ratingadalahbagiandarikategori,berisimuatan

apasajayang dinilai,tolokukurapasajayang harusdipenuhi,danberapanilai poinyangterkandungdidalamnya. (Selanjutnya ratingdisebut kriteria).

MenurutGBCI(2012),ada3(tiga)jeniskriteriaberbedayang terdapat dalam Greenship,yaitu:

a. Kriteriaprasyaratadalahkriteriayangadadisetiapkategoridanharus dipenuhi sebelumdilakukannyapenilaian lebih lanjutberdasarkan kriteria kreditdankriteria bonus.Apabilasalahsatuprasyarattidak dipenuhi,maka kriteriakreditdankriteria bonusdalamkategoriyang samadari gedungtersebuttidakdapatdinilai.Kriteriaprasyaratini tidak memilikinilai seperti kriteria lainnya.

b.Kriteriakreditadalahkriteriayangadadisetiapkategoridantidak harusdipenuhi.

Pemenuhankriteria initentunya disesuaikandengan kemampuangedung tersebut.Bilakriteriainidipenuhi,gedungyang bersangkutan mendapatnilaidanapabila tidakdipenuhi,gedungyang bersangkutan tidakakanmendapat nilai.

c. Kriteriabonusadalahkriteriayanghanyaadapadakategoritertentu yang

memungkinkan pemberian nilaitambahan.Halinidikarenakan

(28)

selainkriteriainitidakharusdipenuhi,pencapaiannyadinilaicukup sulit dan jarangterjadi dilapangan.

2.2. Konsep danDasarTeoriGreenBuilding

DiselenggarakannyaKonferensiTingkatTinggi(KTT) BumidiRiode Janeiropadatahun1992sebagaitanggapanterhadapmasalahlingkunganhidup

dansumberdayaalamyang memprihatinkantelah menghasilkankonsep Pembangunan Berkelanjutan yang mengandung tiga pilar utama yang saling terkaitdansalingmenunjang,yaknipembangunanekonomi,pembangunansocial danpelestarianlingkunganhidup.Konferensiyang dihadiri179negaraini, termasukIndonesia, jugamenyepakatiuntukmelaksanakan konsep pembangunan baru untuk diterapkan secara global, yaitu Environmentally Sound and Sustainable Developmentatau PembangunanBerkelanjutanyangBerwawasan

Lingkungan.(Ervianto, 2012:3)

LembagaPengembanganJasaKonstruksiNasional(2007,dalamErvianto, 2012:

33)menyebutkanbahwaIndonesia sebagainegarayangsedangberkembang dansedang membanguntelahmemilikicetakbirubagisektorkonstruksisebagai granddesigndangrand strategyyang disebutdenganKonstruksiIndonesia2030.

Dalam dokumen tersebut dinyatakan bahwa konstruksi Indonesia

mesti berorientasiuntuktidakmenyumbang padakerusakanlingkungannamunjustru

menjadi peloporperbaikan danpeningkatankualitas lingkungan di seluruhhabitat

persadaIndonesia,yang didiamioleh manusia dan seluruh makhluk lainnya secara

bersimbiosismutualisme.

(29)

AdapunbeberapaperaturanyangtelahdikeluarkanPemerintahIndonesia terkaitperkembanganGreen BuildingdiIndonesia, diantaranya:

1. PeraturanMenteriNegaraLingkunganHidupNo.8Tahun2010tentang Kriteriadan Sertifikasi Bangunan RamahLingkungan

2. Peraturan GubernurProvinsi DKIJakarta No. 38 Tahun 2012 tentang Bangunan GedungHijau.

2.3. Manfaat GreenBuilding

EPA(2014)menyebutkanmanfaatyangdiperolehdaripelaksanaanGreenBuild ingdiantaranya:

a. ManfaatLingkungan

- meningkatkan dan melindungi biodiversitas dan ekosistem - memperbaikikualitas airdanudara

- mengurangi aliran limbah

- konservasi dan restorasisumbedayaalam b. Manfaat Ekonomi

- mengurangi biayaoperasional

- menciptakan,memperluasdanmembentukpasaruntukprodukdan pelayananramah lingkungan

- memperbaikiproduktivitas penggunagedung

- mengoptimalkan daurhidup performaekonomi

(30)

c. Manfaat Sosial

- meningkatkan kesehatandan kenyamanan penggunagedung - meningkatkan kualitas estetika

- meminimalkan ketegangan padainfrastruktur lokal - meningkatkan kualitas hidup secaraumum

AdapunkeuntunganyangdiperolehdariadanyausahapenerapanGreenBuildin gmenurut JerryYudelson(2008:31) adalah sebagai berikut:

- menghematlistrikdanair,biasanya30%-50%,termasukmengurangi “carbon footprint”dari penghematan listrik.

- mengurangibiaya perawatan dari usaha pemeriksaan, pengujian instalansidanusaha lainnyauntukmeningkatkandanmemastikan integrasi kinerjasistem bekerjadengan semestinya

- meningkatkan nilaipendapatan operasional yang lebih tinggi dan hubungan masyarakatyanglebih baik

- keuntungan pajak

- pemegangsahamyanglebihkompetitifsehinggamemungkinkannilai saham meningkat

- meningkatkan produktivitas, sebesar 3%-5%

- mengurangi ketidakhadiran sebesar 5%

- keuntungan manajemenresiko, termasuk penyewaan dan pemasaran yang

lebihcepat,jugapenguranganpaparanbau,bahanpenyedapiritasi atau bahan

beracunyang terkandungdalam bahanbangunan

(31)

- keuntunganpemasaran,terutamauntukpihakdeveloperdanperusahaan produk konsumen

- keuntunganhubungan dengan masyarakat, terutama untuk pihak developerdan agen pemasaran untuk masyarakat

- rekrutmen pegawaiyang lebih mudah dan retensi pegawai-pegawai kunci sehinggameningkatkan moral kerja

- insentif pengumpulan danauntuk kampus dan badan amal

- komitmen terhadap usahaperlindungan dan pelestarian lingkungan 2.4. StandarPenilaianKriteriaGreenBuilding-GBCI

Dalammendukung penyelenggaraangreenbuilding,tiapnegaramemiliki lembaga sertifikasiyangdilengkapidengansistempenilaianuntukmenentukan apakah suatu bangunandapat dinyatakan layakbersertifikatgreen buildingatau tidak. LembagaKonsilBangunanHijauIndonesiaatauGreenBuilding Council Indonesiaadalahlembaga mandiri (nongovernment)dannirlaba(non-forprofit) yang sudahmendapatkanizin dariKementarianNegaraLingkunganHidupuntuk melakukan sertifikasidiIndonesia dengansistem penilaian green buildingyang diberi nama Greenship.

Terdapat beberapa sistem penilaian Green Building di beberapa negara (Tabel 2.1).

Tabel2.1. SistemPenilaianGreen BuildingdiBeberapaNegara

Negara StandarPenilaian

AfrikaSelatan GreenStarSA AmerikaSerikat LEED/GreenGlobes

Australia GreenStar

Belanda BREEAMNetherlands

Brasil LEEDBrasil/AQUA

China GBES(GBEvaluationStandardforGreenBuilding)

Filipina BERDE

(32)

Finlandia PromisE

HongKong HKBEAM

India IGBCRatingSystem&LEEDIndia

Indonesia Greenship

Israel SI-5281

Italia ProtocolloItaca

Jepang CASBEE

Jerman DGNB

Kanada LEED/GreenGlobes

KoreaSelatan GBS(GreenBuildingSystem) Malaysia GBI(GreenBuildingIndex)

Meksiko CMES

Perancis Care&Bio,ChantierCarbone,HQE

Portugal LiderA

SelandiaBaru GreenStarNZ

Singapura GreenMark

Spanyol VERDE

Swiss Minergie

Negara StandarPenilaian

Taiwan EEWH

Taiwan EEWH

UniEmirat Arab PearlsRatingSystem

UnitedKingdom BREEAM

Sumber:Ervianto(2012)

2.4.1. SistemRating Greenship(GreenshipRating Tools)

GreenshipmerupakanstandarbangunanhijauyangdisusunolehGBCI

yangdiberlakukan diIndonesia sebagai perangkatpenilaianyangterdiri dari:

1. Greenship untuk rumah hunian 2. Greenship untukgedung baru 3. Greenship untukgedung terbangun 4. Greenship untuk interiorruangan

2.4.2. Sistem Rating Greenship untuk Gedung Terbangun Versi 1.0 (Greenship Rating Toolsfor Existing Building Version1.0)

PenyusunanGreenshipinididukung olehWorldGreenBuildingCouncil

dandilaksanakanolehKomisiRating dariGBCI,terdiridari6(enam)kategori

dengantotalkriteria prasyaratsebanyak10kriteria dankriteria kreditsebanyak41

kriteria. Enam kategori Greenshipyangdimaksud,yaitu:

(33)

1. Tepat GunaLahan (Appropriate Site Development/ASD)

2. Efisiensi dan Konservasi Energi (EnergyEfficiencyand Conservation/EEC)

3. Konservasi Air (Water Conservation/WAC)

4. Sumberdan Siklus Material (Material Resources and Cycle/MRC)

5. Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang(Indoor Health and Comfort/IHC)

6. Manajemen LingkunganBangunan (Building Environment Management/BEM)

Berikut adalah Kriteria dalam Greenship untuk gedung terbangun beserta jumlah poin yang diperoleh (Tabel 2.2).

Tabel2.2. Kriteria dalamGreenship untukGedungTerbangun

Kategori Kriteria

Prasyarat Kredit Bonus

ASD 2 8 -

EEC 2 7 -

WAC 1 8 -

MRC 3 5 -

IHC 1 8 -

BEM 1 5 -

TotalKriteria 10 41 -

Sumber:GBCI(2011)

Kriteriakreditmemiliki pointertentuyang apabilapointersebutmampu dicapai gedung sesuai dengan total poin minimum yang diisyaratkan GBCI, gedungdiberi sertifikasidengan tingkat predikat seperti di tunjukkan pada tabel 2.3 :

Tabel2.3. TingkatPredikat GreenshipuntukGedungBaru

Predikat Minimu

m

Persentasi

Platinum 74 73

Emas 58 57

Perak 47 46

(34)

Perunggu 35 35 Sumber:GBCI(2012)

Adapun bangunangedung yang sudah memperoleh sertifikasi sebagai bangunan hijau dari GBCI, dapat di perhatikan pada tabel 2.4.

Tabel2.4. Bangunan Gedung yangTersertifikasiGreenship

No NamaBangunanGedung Kategori Predikat

1 GedungKantorManajemenPusat(Kampus),PT BangunanBaru Platinum 2 Institut Teknologi Sains Bandung (ITSB), BangunanBaru Emas 3 GedungKementerianPekerjaanUmum,Jakarta BangunanBaru Platinum

4 KantorBankIndonesia,Solo BangunanBaru Emas

5 AlamandaTower,Jakarta BangunanBaru Emas

6 “Main Office Building” PT Holcim Indonesia, T b Pl

BangunanBaru Emas

7 WismaSubiyanto,Jakarta BangunanBaru Emas

8 GreenOfficePark6, Tangerang BangunanBaru Emas

9 MenaraBCAPTGrandIndonesia,Jakarta BangunanTerbangu Platinum GedungSampoernaStrategicSquare,PTBuana BangunanTerbangu

n

Emas

11 GermanCentreIndonesia BangunanTerbangu Emas

12 SequisCentre,Jakarta BangunanTerbangu Emas

Sumber:GBCI,2015

2.4.2.1. TepatGuna Lahan

Ketepatanpenggunaanlahan eratkaitannya denganpembangunansuatu

kawasan.Hal ini diperlukan dalam perencanaan suatu bangunankarenamengingat

dampakyang ditimbulkansuatubangunanterhadaplingkungansekitar.Semakin tepat

pembangunan suatukawasan, maka akan semakin kecildampak negatifyang

ditimbulkan. Semakin lengkapfasilitasdan infrastruktur dalam suatu kawasan,

akansemakinmempermudah aksesibilitasdanefisiensienergi.Terciptanya

efisiensienergi,terutamaenergifosil,dapatmengakibatkanturunnya jejakkarbon dan

jejak ekologis, danmeningkatnyakualitas lingkungan hidup.(GBCI,2010)

(35)

Dalam kategori ini terdapat 2 (dua)kriteriaprasyarat dan 8 (delapan) kriteriakreditbernilai maksimal 16 poin,yaitu:

Prasyarat 1. Kebijakan manajemen tapak (SiteManagement Policy) Prasyarat 2. Kebijakan pengurangan kendaraan bermotor (Motor

VehicleReduction Policy)

Berikut adalah Kriteria Kredit dalam kategori Tepat guna lahan (ASD) , dapat dilihat pada tabel 2.5.

Tabel2.5. Kriteria dalamKategoriTepatGuna Lahan (ASD)

ASD KriteriaKredit Poin

E l i 1 Aksesibilitasmasyarakat(CommunityAccessibility) 2 2 Pengurangankendaraanbermotor(MotorVehicleReduction) 1

3 Sepeda(Bicycle) 2

4 LansekappadaLahan(SiteLandscaping) 3

5 Efekpulaupanas(HeatIslandEffect) 2

6 Manajemenlimpasanairhujan(StormwaterManagement) 2

7 Manajementapak(SiteManagement) 2

8 Lingkunganbangunan(BuildingNeighbourhood) 2

Sumber:GBCI,2011

2.4.2.2. Efisiensi danKonservasi Energi

Adanyakebutuhanenergiyang besardalamsuatugedung,secaratidak langsung akanmenimbulkanemisigas karbondioksida(CO2)dimanamerupakan salah satugas pembentuk efek rumah kaca. Apabila halini dibiarkan terus menerus,maka pada akhirnyaakanmengakibatkanterjadinya pemanasanglobal.

Olehkarenaitudiperlukanupayaefisiensidankonservasienergiyangdilakukan di dalam suatu gedung. (Rahayu,2014).

Dalamkategoriiniterdapat2(dua)kriteria prasyaratdan7(tujuh)kriteria kreditbernilai maksimal36 poin,yaitu:

Prasyarat 1. Kebijakan danstrategi manajemen energi (Policy and EnergyManagement Plant)

Prasyarat 2. Penggunaan energi minimum (Minimum Building

EnergyPerformance)

(36)

Berikut Kriteria dalam kategori Efisiensi dan Konservasi Energi dapat di lihat pada tabel 2.6.

Tabel2.6. Kriteria dalamKategoriEfisiensidanKonservasiEnergi (EEC)

EEC KriteriaKredit Poin

E l i 1 Pengoptimalanefisiensienergibangunan (OptimizedEfficiencyBuilding

E P f )

16 2 Pengujian, komisioning ulang, atau retro-komisioning (Testing, 2 3 Pendayagunaansistemenergi(SystemEnergyPerformance) 12 4 Pengawasanenergi(EnergyMonitoringandControl) 3 5 Pelaksanaandanpemeliharaan(OperationandMaintenance) 3 6 Energiterbarukandalamtapak(OnSiteRenewableEnergy) 5B

7 Penurunanemisienergi(LessEnergyEmission) 3B

Sumber:GBCI,2011

2.4.2.3. Konservasi Air

Sumber air dalam suatu gedung biasanya berasal dari PDAM dan air tanah.Apabilakonsumsiairdalamgedungterusmenerusdilakukantanpaada kegiatan konservasi,maka kuantitasdankualitasairbersihakanmenurun,apalagi jikayangdigunakansebagaisumberyaituair tanah.Olehkarena itu,perluadanya usaha konservasiairdalamsuatugedung. Halinidapatdilakukandenganbanyak cara,diantaranyadengansumberairalternatif,pemilihanalatpengaturkeluaran air dan

penghematan penggunaan air.(GBCI, 2010)

Dalamkategoriiniterdapat1(satu)kriteriaprasyaratdan8(delapan)

kriteriakreditbernilai maksimal 20 poin,dapat di lihat pada tabel 2.7.

(37)

Tabel2.7. KriteriadalamKategoriKonservasiAir(WAC)

WAC KriteriaKredit Poin

1 Sub-meterair(WaterSub-Metering) 1

2 Pengawasanair(WaterMonitoringControl) 2

3 Penguranganpenggunaanair(FreshWaterEfficiency) 8

4 Kualitasair(WaterQuality) 1

5 Daurulangair(RecycledWater) 5

6 Air minum(PotableWater) 1

7 Penguranganpenggunaansumurdalam(DeepWellReduction) 2

8 Efisiensiair keran(WaterTapEfficiency) 2B

Sumber:GBCI,2011

2.4.2.4. Sumberdan Siklus Material

Siklus materialdimulai dari tahapeksploitasiproduk, pengolahan dan produksi, desainbangunan dan aplikasi yang efisien, hingga upaya memperpanjangmasa akhir pakai produk material. (GBCI, 2010).

Denganadanyasumberyang jelasdanpengelolaansiklusmaterialyang baik,maka suatupembangunanakanmenjadiberkelanjutansehinggadapat menjagapelestarian alam.

Dalamkategoriiniterdapat3(tiga)kriteriaprasyaratdan5(lima)kriteria kreditbernilai maksimal12 poin,yaitu:

Prasyarat 1. Refrigeran fundamental (FundamentalRefrigerant)

Prasyarat 2. Kebijakan pembelanjaanmaterial (Material Purchasing Policy) Prasyarat 3. Kebijakan manajemen limbah (Waste Management Policy)

Untuk Kriteria dalam kategori Sumber dan siklus Material dapat di lihat pada tabel 2.8.

Tabel2.8. Kriteria dalamKategoriSumberdan SiklusMaterial(MRC)

MRC KriteriaKredi

t

Poin

1 PenggunaanNonODS(UsageNonODS) 2

2 Pembelanjaanmaterial(MaterialPurchasingPractice) 3

(38)

3 Manajemenlimbah(WasteManagementPractice) 4 4 Manajemenlimbahberesiko(HazardousWasteManagement) 2

5 Manajemenbarangbekas(ManagementofUsedGood) 1

Sumber:GBCI,2011

2.4.2.5. Kesehatan danKenyamanan dalamRuang

Kualitasudara dankenyamanandalamruangeratkaitannyadengan kesehatan penggunaangedung,atauyang seringdisebutsebagaiSick Building Syndrome(SBS).Keadaaninidiakibatkan kualitasudaradankenyamananburuk.

Olehkarena itu,perlu adanyapengaturandankontrolpada kualitasudara dan kenyamanan,sehingga kondisiruanganmenjadinyamandandapatmeningkatkan produktivitas kerja penggunagedung. (GBCI, 2010).

Dalamkategoriiniterdapat1(satu)kriteriaprasyaratdan8(delapan) kriteriakreditbernilai maksimal 20 poin,yaitu:

Berikut ini adalah Kriteria dalamKategori Kesehatan danKenyamanan dalamRuang(IHC) dapat di perhatikan pada tabel 2.9.

Tabel2.9. Kriteria dalamKategori Kesehatan danKenyamanan dalamRuang(IHC)

IHC KriteriaKredit Poin

1 Introduksiudaradiluarruang(OutdoorAirIntroduction) 2 2 Pengendalianasaprokok(EnvironmentalTobaccoSmokeControl) 2

3 PemantauanCO 2 dan CO(CO 2 andCO) 2

4 Polusifisikdankimiawi(PhysicalandChemicalPollutants) 6

5 Polusibiologis(BiologicalPollutants) 3

6 Kenyamananvisual(VisualComfort) 1

7 Tingkatkebisingan(AccousticLevel) 1

8 Surveypenggunagedung(BuildingUserSurvey) 3

Sumber:GBCI,2011

2.4.2.6. ManajemenLingkunganBangunan

Pengelolaanlingkungan bangunandiperlukansejakawal gedungmulai

direncanakan.Tujuannya untukmemudahkandanmengarahkandesainyang

(39)

berkonsep GreenBuilding. Cakupan dalam kategori ini adalah pengelolaan sumberdayamelaluirencanaoperasionalkonsepyang berkelanjutan, kejelasan informasi(data), dan penanganan diniyang membantupemecahan masalah, termasukmanajemensumber dayamanusiadalampenerapankonsep bangunan hijau untuk mendukung penerapan tujuan pokokdari kategori lain. (GBCI, 2010)

Dalamkategoriiniterdapat1(satu)kriteria prasyaratdan5(lima) kriteria kreditbernilai maksimal13 poin,dapat di lihat pada tabel 2.10.

Tabel2.10.Kriteria dalamKategoriManajemen Lingkungan Bangunan (BEM) BE

M

KriteriaKredit Poin

1 Inovasi(Innovations) 5

2 Kebijakan Pemilik Proyek &Desain (Design Intent &Owner’s Project 2 3 TimPemeliharaan&OperasionalRamahLingkungan(GreenOperational& 2

4 KontrakGreen(GreenOccupancy/Lease) 2

5 Operasional,Pemeliharaan,&Pelatihan(Operation&MaintenanceTraining) 2 Sumber:GBCI,2011

2.4.3. Kriteria dalamGreenship

Kriteria green building yang terdapat dalam Perangkat Penilaian GreenshipUntukGedung TerbangunVersi1.0terdiridari41kriteriakredityang ditentukanolehGBCIberdasarkanstandarteoridanperaturanyang telah disesuaikan diIndonesia.Berikutadalah sebagianpenjelasanmengenaikriteria kredityangterdapat dalam Greenship:

2.4.3.1. EfekPulauPanas

Salahsatufenomenaiklimyang menjadiisuglobalakhir-akhiriniadalah fenomena pulau panas atau yang lebih dikenal dengan heat island effect.

Fenomena inidipengaruhiolehbanyakfaktor,sepertidiantaranyapenggunaan

(40)

materialpadaareaatap dannon-atapgedung sehinggamempengaruhinilaialbedo (dayarefleksipanasmatahari)sekitargedung.Albedoadalahreflektivitas dari permukaan yangterintegrasidiseluruhbelahanbumidanpanjanggelombang matahari. Semakinpermukaanbahanberwarnagelap danberteksturkasar, maka nilai albedo akan semakin kecil. (Taha, 1992)

Greenshipmenetapkan nilaialbedoyang baikadalah>0,3.Berikutdaftar nilai albedo padabeberapajenis bahan, dapat di lihat pada tabel 2.11 :

Tabel2.11.NilaiAlbedo pada BeberapaJenisMaterial

No NamaBahan NilaiAlbedo

1. Aspal 0,05-0,20

2. Beton 0,10-0,35

3. Pavingblok 0,07-0,35

4. Rumput/semak 0,25-0,30

5 Pohon 0,15-0,18

6 Tanah 0,29 * )

Sumber:Kaloushetal(2008)

* )ReagandanAcklam(1979)dalamTaha,SailordanAkbari(1992)

(41)

Gambar 2.1. NilaiAlbedo padaBeberapaJenisMaterial Sumber:Kaloushetal(2008)

Berikut inirumus untuk menghitung nilai albedo pada lahan yang heterogen(GBCI, 2010):

...(2.1)

Keterangan:

A n = NilaiAlbedo dariluasan L n =Luas area(m 2 )

2.4.3.2. ManajemenLimpasanAirHujan

Sumurresapanairhujanadalahprasaranauntukmenampung dan meresapkanairhujankedalamtanah.BerdasarkanSNI03-2453-2002tentang TataCara

PerencanaanSumurResapanAirHujanuntukLahanPekarangan,maka

persamaanyangdipakai untuk menghitungvolume air limpasan hujan,yaitu:

(42)

V ab =0,855 C tadah xA tadah xR/1000 ...(2.2)

Keterangan:

V ab = Volume andilbanjiryangakan ditampungsumur resapan(m 3 )

C tadah = Koefisienlimpasan daribidangtadah (tanpa satuan)

A tadah = Luas bidangtanah(m 2 )

R =Tinggihujanharianrata-rata(L/m 2 .hari)

Berikutadalahnilaikoefisien aliran(C)darimasing-masingtataguna lahan, dapat di lihat pada tabel 2.12.

Tabel2.12.NilaiKoefisien Limpasan

No TataGunaLahan NilaiAlbedo

1 Aspal,beton 0,70-0,95

2 Batubata,paving 0,50-0,70

3 Atap 0,75-0,95

4 Tanahberpasir 0,05-0,10

5 Padangrumput 0,21

Sumber:McGuen(1989);Hassing(1995)dalamRahayu(2013)

2.4.3.3. Intensitas Konsumsi Energi (IKE)

MenurutSNI 03-6196-2000tentangProsedurAuditEnergiPada Pembangunan Gedung, Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik adalah pembagian antara konsumsi energi listrik pada kurun waktu tertentu dengansatuan luas bangunangedung.Menurut PedomanPelaksanaanKonservasiEnergi

danPengawasannyadilingkunganDepartemenPendidikanNasional,nilaiIKE dari

(43)

suatu bangunan gedung digolongkan dalam dua kriteria, yaitu untuk bangunanber-ACdanbangunantidakber-AC.

2.4.3.4. Energi BaruTerbarukan

Energi terbarukan dapatdiartikan sebagaibentukdari kemampuanenergi untukmeregenerasisecara alamiah. Sebagaicontoh,cahayamatahari,angin,dan air yangmengalirmerupakansumberenergiterbarukan. (Chiraz,2004 dalam Rahayu,2013) Energiterbarukanmerupakan energiyang dihasilkan darisumberyang keberadaannya kontinyuataudengancepatdapatdiperbaharui.Energiterbarukan

cenderungramahlingkungan,mengemisiCO 2 dangasrumahkacadalam persentase rendahdibandingkanenergiminyakataufosil.Energiterbarukanyang bisa dimanfaatkan di Indonesia adalah energi surya, energi angin, energi air, energipanasbumi,sertaenergiyang berasaldaribiomassa,seperti syngas,biogas, biofel, dan hydrogencair. (Karyono, 2010 dalamRahayu,2013).

2.4.3.5. PenurunanEmisiEnergi

Widhi(2013)menyebutkanbahwa sektorenergimerupakanpenyumbang terbesargasrumahkacakhususnyaCO 2 dibandingkansektorlainseperti transportasi dan industri. Emisi CO 2 terbesar dari penggunaan energi listrik berasal dari aktivitas dalam gedungyaitu sebesar 70%.

Denganmengetahuipenggunaandaya listrikgedung,jumlahemisiCO 2

(EE)dapatdihitung denganmengalikan penggunaanlistrikdenganfaktoremisi

(EF)berdasarkan letakwilayah. Halinidisesuaikan denganAmanat Peraturan

(44)

MenteriESDMno.13Tahun2012tentang PenghematanPemakaianListrik.

(USAIDIndonesia, 2014).

Avoided Emission EE =JPxEF...(2.3) Dimana:

EE= EmisiEnergi

JP=Jumlah Penghematan (kWh) EF= FaktorEmisiGrid(kgCO 2 -e/kWh)

Berikut adalah Faktor Grid untuk tiap wilayah se Indonesia, dapat dilihat pada tabel 2.14.

Tabel2.14.FaktorEmisiGrid untukTiap Wilayah

SistemInterkoneksi FaktorEmisi

(k CO /kWh)

Jawa-Madura-Bali(JAMALI) 0,823

Sumatera 0,687

Khatulistiwa(SistemKalbar) 0,732

Barito(SistemKalseldanKalteng) 0,900

Mahakam(SistemKaltim) 1,069

Minahasa-Kotamobagu 0,600

SulawesiSelatan–SulawesiBarat 0,746

Batam 0,836

Maluku,NusaTenggaradanPapua 0,800

PembangkitListrikTenagaDiesel(PLTD) 0,800

Sumber:DitjenKetenalistrikan,2013(dalamUSAIDIndonesia,2014) 2.4.3.6. Sumberdan Siklus Material

Isuutama darisumberdansiklusmaterialadalahuntukmenjaga

keberlanjutansumberdayaalamdenganmenerapkantatanandanpengelolaan yang

baik.Untukmenjaga keberlanjutandapatdilakukandenganmemperpanjang daur

hidupmaterialdimulaidari tahap eksploitasi,pengelolaan dan produksi. (Ervianto,

2012).

(45)

Dalam kategori sumberdan siklus material,penggunaanrefrigeran dimasukkan kedalamprasyaratutama.Tujuannyauntukmencegah pemakaian bahan perusak ozonyang memilikinilaiOzoneDepleting Potential(ODP) >1.

Menurut Peraturan Menteri Perindustrian No.33/MIND/PER/4/2007 tentang Larangan Memproduksi Barang yang Menggunakan Bahan Perusak lapisanOzon,yang dimaksuddenganBahanPerusakOzon(BPO)adalahsenyawa kimiayang berpotensidapatbereaksidenganmolekulozondilapisanstratosfer.

BPOdapatdikelompokkanmenjadibeberapa jenis,yaituchlorofluorocarbon (CFC), hydro-chlorofluorocarbons(HFCs), halon, hydro-bromofluorocarbons (HBFCs), methylchloroform, carbon tetrachloride danmethylbromide.Berikut adalah jenis- jenis refrigeran dan nilai ODP nya (Tabel 2.15).

Tabel2.15.Jenis Refrigeran dan Nilai ODP

No Refrigeran Group Atmospheri

c

ODP

1 R11 CFC 130 1

2 R12 CFC 130 1

3 R22 HCFC 15 0,05

4 R134a HFC 16 0

5 R404a HFC 16 0

6 R410a HFC 16 0

7 R507 HFC 130 1

8 R290 HC <1 0

9 R600a HC <1 0

Sumber:DreepauldalamRahayu(2013)

2.4.3.7. KenyamananVisual

Tujuannya untuk mencegahgangguan visual akibat pencahayaan

yang tidaksesuaidenganakomodasimata.Tolokukurnyaadalah

denganmemenuhi tingkatpencahayaan(iluminasi)ruangansesuaiSNI 03-

(46)

6197-2000tentang Konservasi Energi padaSistem Pencahayaan, seperti pada table 2.16 berikut ini.

Tabel2.16.Tingkat Pencahayaan Rata-Rata yang Direkomendasikan

No FungsiRuangan TingkatPencahayaan

(L ) Perkantoran

1 Ruangdirektur 350

2 Ruangkerja 350

3 Ruangcomputer 350

4 Ruangrapat 300

5 Ruanggambar 750

6 Ruangarsip 150

7 Ruangarsipaktif 300

Sumber:SNI03-6197-2000

2.4.3.8. TingkatKebisingan

Tujuannya untukmenjaga tingkat kebisingan di dalam ruangan pada tingkatyangoptimal.Tolokukurnyaadalah menunjukkan tingkatbunyidiruang kerjasesuai dengan SNI03-6386-2000, dapat di perhatikan pada table 2.17.

Tabel2.17.Baku TingkatKebisingan

No PeruntukanKawasan/ TingkatKebisingan

a. Peruntukankawasan

1 Perumahandanpemukiman 55

2 PerdagangandanJasa 70

3 PerkantorandanPerdagangan 65

4 RuangTerbukaHijau 50

5 Industri 70

6 PemerintahandanFasilitasUmum 60

7 Rekreasi 70

b.LingkunganKegiatan

1 Rumahsakitatausejenisnya 55

2 Sekolahatauatausejenisnya 55

3 Tempatibadahatausejenisnya 55

Sumber:KeputusanMenteriLingkunganHidupNo.48Tahun1996

Gambar

Gambar 2.1.  NilaiAlbedo padaBeberapaJenisMaterial  Sumber:Kaloushetal(2008)
Gambar 3.1. Gedung Rumah Sakit - UniversitasSumateraUtara(RS - USU)
Gambar 4.1.    Sistem Proteksi AktifdiGedungR.S. USU
Gambar 4.2. Lokasi FasilitasUmum di Sekitar Gedung RS USU  Sumber:LaboratoriumSurveidanGeopasialFakultasTeknikUSU
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan analisis peluang, selanjutnya radio Zora melakukan analisis kompetitif. Analisis kompetitf yang dimaksud merupakan analisis terhadap persaingan

Peningkatan Kinerja Kasubag Umum Program dan Pelaporan melalui Sistem Peendaftaran dan Pelayanan Kartu Pencari Kerja dalam Rangka Pelaksanaan Program PATEN di Kecamatan

Susu merupakan cairan nutrien yang diproduksi dari kelenjar mamae hewani untuk tumbuh besar anak-anaknya Susu berarti sekresi lakteal, praktis bebas dari kolostrum, yang

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis deskiptif kualitatif, dimana data yang diperoleh dalam bentuk

Mekanisme dalam penanganan pemakaman jenazah terlantar adalah apabila menemukan jenazah terlantar --- ˃ kepolisian / Rumah sakit / LKS / Instansi Sosial kabupaten kota

Konsep pewarnaan untuk Buku Dongeng ini sendiri adalah fullcolor dengan menggunakan bantuan line supaya mempermudah proses pembuatan, dan tiap objek illustrasinya

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya serta adanya fenomena yang menarik untuk dikaji maka penulis mengadakan penelitian yang

Tahap akhir dari proses pembayaran gaji ini adalah prosedur pembukuan gaji, seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan sebagai kompensasi atas jasa yang telah diberikan karyawan