i Oleh
I PUTU GEDE YASA PARTAWAN
0801705021
PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
iii
Pertama-tama puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). Atas rahmat-Nya penulisan skripsi yang berjudul “Motivasi Tokoh Kobari dalam Novel Sukyandaru Karya Shusaku Endo” ini dapat diselesaikan dengan lancar. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam jenjang strata satu pada Program Studi Sastra Jepang Universitas Udayana.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Silvia Damayanti, S.S., M.Hum., sebagai dosen pembimbing pertama yang sangat sabar membimbing, memberi arahan, dan saran, serta selalu memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Dra. Maria Gorethy Nie Nie, M.Hum., sebagai dosen pembimbing kedua yang rela menyisihkan waktu disela-sela kesibukannya guna membimbing, memberi arahan, dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
iv
Putriani dan seluruh keluarga atas kasih sayang, doa dan dukungan baik moral maupun materi kepada penulis selama ini. Penulis juga sampaikan terimakasi kepada yang tercinta Elisabeth Devy Lestari atas kasih sayang, doa dan motivasi saat kebingungan hingga hampir muncul rasa putus asa. Terima kasih kepada sahabat yaitu Gede Feri Kartiana, S.S dan Made Hery Kusumajaya yang sangat banyak membantu, memberi dukungan dan semangat selama perkuliahan di Fakultas Ilmu Budaya, dan tidak lupa juga penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki sehingga skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak agar skripsi ini dapat lebih baik lagi untuk kepentingan penelitian yang akan dilakukan selanjutnya. Akhir kata dengan kerendahan hati, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Denpasar, Juli 2016
v
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Kata Pengantar ... iii
Daftar Isi ... vi
Daftar Lampiran ... vii
Abstrak ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1 Tujuan Umum ... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.4.1 Manfaat Teoretis ... 4
1.4.2 Manfaat Praktis ... . 5
1.5 Ruang Lingkup ... 5
1.6 Sumber Data ... 5
1.7 Metode Penelitian ... 6
1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 6
1.7.2 Metode dan Teknik Penganalisisan Data ... 6
1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 8
2.2 Konsep ... 10
2.2.1 Kepribadian ... . 10
2.2.2 Penokohan ... 11
2.2.3 Motivasi... 12
2.3. Landasan Teori... 12
2.3.1 Teori Struktur Kepribadian... 12
vi
3.2 Novel Sukyandaru ... 22
BAB IV KEPRIBADIAN TOKOH KOBARI DALAM NOVEL SUKYANDARU 4.1 Tokoh Kobari ... 37
4.2 Struktur Kepribadian Tokoh Kobari ... 40
4.2.1 Id Tokoh Kobari ... 42
4.2.2 Ego Tokoh Kobari ... 45
4.2.3 Superego Tokoh Kobari ... 47
BAB V MOTIVASI DAN TINDAKAN YANG DILAKUKAN TOKOH KOBARI DALAM MENGUNGKAP SKANDAL TOKOH SUGURO 5.1 Motivasi Tokoh Kobari ... 50
5.1.1 Pekerjaan Kobari Sebagai Reporter ... 50
5.1.2 Perasaan Benci Tokoh Kobari... 52
5.1.3 Perasaan Iri Tokoh Kobari ... 55
5.1.4 Tidak Percaya Terhadap Suguro ... 57
5.2 Tidakan yang Dilakukan Kobari dalam Mengungkap Skandal Suguro 60
5.2.1 Mengumpulkan Bukti Skandal ... 60
5.2.2 Menanyai Orang-Orang yang Berkaitan dengan Skandal Suguro 63
BAB VI PENUTUP 6.1 Simpulan ... 80
6.2 Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii Lampiran 1: Sinopsis Sukyandaru
viii
Penelitian ini berjudul “Motivasi Tokoh Kobari dalam Novel Sukyandaru
Karya Shusaku Endo”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui psikologi tokoh Kobari dan mendeskripsikan motivasi serta tindakan yang dilakukan tokoh Kobari untuk mengungkapkan skandal tokoh Suguro.
Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori psikoanalisis Sigmund Freud dan teori Motivasi dari Petri. Metode yang digunakan dalam analisis data adalah metode deskriptif analisis.
Hasil dari analisis psikologi tokoh Kobari yaitu id, ego, dan superego
yang membentuk kepribadian Kobari. Id Kobari berisi keinginan untuk dapat menjatuhkan reputasi Suguro, ego mengontrol jalanya id dan superego bertindak sesuai dengan norma-norma yang ada.
Dalam penelitian ini motivasi tokoh Kobari adalah menjatuhkan reputasi Suguro yang merupakan seorang novelis terkenal. Terdapat empat faktor yang mendorong Kobari untuk menjatuhkan reputasi Suguro yaitu, (1) pekerjaan Kobari sebagai reporter membuat Kobari berkewajiban mencari berita serta mengungkapkan skandal orang terkenal (2) perasaan benci Kobari terhadap Suguro yang disebabkan oleh karya-karya Suguro yang penuh dengan unsur religius Kristen, karena Kobari benci dengan Kristen semenjak masa kanak-kanak (3) perasaan iri Kobari terhadap kehidupan Suguro yang sangat dihormati dan memiliki banyak penggemar sebagai novelis (4) perasaan tidak percaya Kobari terhadap Suguro karena Suguro menghasilkan karya-karya novel yang penuh dengan unsur religius, namun Suguro mempunyai skandal di kehidupan pribadinya.
ix
本研究 題目 スキャン 言う遠藤周作 小説 け 小針 動機 け あ 本研究 目的 小針 心理状況 勝呂 スキャン
を す た 動機 けを知 た あ
本研究 精神分析学 言うSigmund Freud 理論 動機理論 いう
Petri 理論を使用さ た 収集さ た ー 記述的分析を用い 分
析さ た
本研究 解析した結果 小針 人格を形作 エス Id 自我
Ego 超自我 Super Ego 言う概念 バ ンス いく こ
あ 小針 エス 勝呂 評判 落 せ た い あ 小針 自我 エスを制御し 小針 超自我 社会規範 基 い 行為す
本研究 小針 動機付け 有名 小説家 勝呂 評判 落 せ こ あ 励ましを4 要因 理論化した あ 次 通 あ 1. ポー ー い 小針 し 有名 人 スキャン 関す ニュースを探した した す 必要 務 あ
2.遊園地 キ ス 教 い 大嫌い いく小針 キ
ス 教を主題 した作品を多く執筆した勝呂 大嫌い い こ あ 3.小説家 し 勝呂 尊敬さ い 人 しファン 多い
小針 勝呂 大 ましい気持ち あ こ あ 4.宗教的 作
品を執筆したけ 私生活 スキャン を持 い 小針
勝呂 信頼し い気持ちを思 い こ あ
1
1.1
Latar Belakang
Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan
suatu keadaan yang mendorong atau merangsang seseorang untuk melakukan sesuatu
atau kegiatan agar dapat mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Motivasi dapat
dikarenakan oleh keinginan atau kebutuhan dari dalam diri sendiri, dapat pula karena
tuntutan dari lingkungan, misalnya tuntutan dari pekerjaan yang ditekuninya.
Kegiatan yang dilakukan karena dimotivasi oleh keinginan atau kebutuhan diri
bertujuan untuk mencapai kepuasan perasaan, sedangkan kegiatan yang dilakukan
karena dimotivasi oleh tuntutan pekerjaan memiliki tujuan untuk mendapatkan upah
atau imbalan. Seseorang lebih cenderung termotivasi oleh keinginan atau kebutuhan
diri untuk mencapai kepuasan perasaan.
Motivasi adalah salah satu contoh dari unsur psikologis. Unsur psikologis banyak
terdapat dalam karya sastra modern seperti novel, drama, maupun puisi. Motivasi
yang ditemukan dalam karya sastra modern ini adalah sebagai perwujudan kejiwaan
pengarang dan para tokoh fiksi dalam sebuah cerita. Karya-karya sastra
memungkinkan ditelaah melalui pendekatan psikologi karena karya sastra
menampilkan watak para tokoh, walaupun imajinatif, dapat menampilkan berbagai
problem psikologis (Minderop, 2010:55). Penelitian psikologi sastra memiliki
lebih mendalam aspek perwatakan, dan dapat memberi pengetahuan kepada peneliti
tentang masalah perwatakan yang dikembangkan, serta penelitian semacam ini juga
dapat membantu mengkaji karya sastra yang penuh dengan masalah-masalah
psikologis. Oleh sebab itu, penelitian ini mendeskripsikan salah satu unsur psikologi,
yaitu motivasi yang menimbulkan perilaku tokoh dalam sebuah novel.
Novel merupakan contoh karya sastra yang melukiskan perbuatan-perbuatan
tokoh-tokohnya menurut watak dan kejiwaan masing-masing yang dapat diteliti
dengan tinjauan psikologi. Karya sastra yang berbentuk novel ini di Jepang disebut
dengan
shosetsu
, novel merupakan bentuk karya sastra yang mampu memberikan
gambaran tentang kehidupan masyarakat. Sehingga sampai saat ini karya sastra
berupa novel masih sangat diminati untuk dibaca ataupun diteliti unsur-unsur yang
terdapat di dalamnya.
Shusaku Endo merupakan salah satu novelis Jepang yang terkenal,
karya-karyanya sering dibandingkan dengan karya-karya Graham Greene memiliki
kesamaan yang menitikberatkan pada keprihatinan dalam masalah perilaku, moral
dan juga agama Katolik yang merupakan dasar dari karangannya. Bahkan Greene
secara pribadi pernah menyebutkan Shusaku Endo sebagai salah satu penulis terbaik
di abad ke-20. Penelitian ini menggunakan novel
Sukyandaru
karya Shusaku Endo
sebagai objek kajian dilatarbelakangi oleh pertimbangan sebagai berikut, novel
Sukyandaru
karya Shusaku Endo ini memberi gambaran watak dan unsur-unsur
kejiwaan tokoh-tokohnya yang menonjol serta dipaparkan dengan jelas. Novel ini
mengungkap kehidupan seorang novelis bernama Suguro yang beragama Katolik
serta sangat dihormati dengan karya-karyanya yang dipengaruhi oleh agamanya,
tetapi kehidupan pribadi novelis ini penuh dengan skandal yang tidak diketahui oleh
penggemarnya. Walaupun bukan merupakan tokoh utama, tokoh Kobari dalam novel
ini begitu banyak dimunculkan dengan usaha-usahanya untuk mengungkap
skandal-skandal yang dilakukan oleh tokoh Suguro.
Teori struktur kepribadian dari Sigmund Freud dan teori motivasi sebagai acuan
di dalam penelitian ini, adalah untuk memahami gambaran watak kejiwaan serta
memahami gambaran keinginan seorang wartawan yang bernama Kobari dalam
mengungkapkan kehidupan pribadi seorang novelis bernama Suguro dimana dalam
karya-karyanya dipengaruhi oleh agama Katolik sebagai agama yang dianutnya,
tetapi kehidupan pribadi novelis ini penuh dengan skandal.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas,
permasalahan-permasalahan yang menyebabkan ketertarikan dalam analisis terhadap novel
Sukyandaru
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah struktur kepribadian tokoh Kobari dalam novel
Sukyandaru
karya
Shusaku Endo?
2.
Bagaimana motivasi serta tindakan yang dilakukan oleh tokoh Kobari untuk
mengungkapkan skandal tokoh Suguro yang terdapat dalam novel
Sukyandaru
1.3
Tujuan
Di dalam mengkaji novel
Sukyandaru
, tujuan yang ingin dicapai dibedakan
menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1.3.1
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan apresiasi
masyarakat terhadap karya sastra, dalam kajian bidang psikologi sastra yang dapat
memberikan informasi kepada pembaca yang ingin memahami aspek psikologi sastra
khususnya terhadap novel-novel Jepang. Selain itu, diharapkan dapat memberikan
sumbangan dalam mengembangkan ilmu di bidang studi sastra.
1.3.2
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
memperoleh gambaran mengenai kepribadian tokoh Kobari yang terdapat pada novel
Sukyandaru
, serta mendeskripsikan motivasi dan tindakan yang dilakukan oleh tokoh
Kobari untuk mengungkapkan skandal tokoh Suguro yang terdapat dalam novel
Sukyandaru
karya Shusaku Endo.
1.4
Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4.1
Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat membantu memperkaya wawasan mengenai karya
Jurusan Sastra Jepang. Bagi peneliti-peneliti selanjutnya diharapkan dapat menjadi
suatu bandingan.
1.4.2
Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca khususnya
penikmat novel dalam memahami isi cerita dalam novel
Sukyandaru
terutama dalam
memahami struktur kepribadian, motivasi, serta tindakan-tindakan yang dilakukan
oleh tokoh Kobari untuk mengungkapkan skandal tokoh Suguro.
1.5
Ruang Lingkup
Sebuah penelitian memerlukan suatu ruang lingkup penelitian, agar penelitian
yang dilakukan memiliki arah sehingga permasalahan akan mudah dipahami.
Penelitian ini terfokus pada analisis kepribadian tokoh Kobari dan mendeskripsikan
motivasi serta tindakan tokoh Kobari untuk mengungkapkan skandal tokoh Suguro
yang terdapat dalam novel
Sukyandaru
karya Shusaku Endo.
1.6
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel
Sukyandaru
karya
Shusaku Endo yang berbahasa Jepang yang diterbitkan pada tahun 1986 oleh
1.7
Metode Penelitian
Metode berarti cara-cara strategis untuk memahami realitas, langkah-langkah
sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat. Metode berfungsi untuk
menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah dipecahkan dan dipahami (Ratna,
2006:34). Metode penelitian yang digunakan meliputi metode dan teknik
pengumpulan data, penganalisisan data, dan penyajian hasil analisis data.
1.7.1
Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam tahap pengumpulan data adalah dengan metode
kepustakaan, yaitu penelitian yang secara khusus meneliti teks, baik lama maupun
modern (Ratna, 2006:39), kemudian dilanjutkan dengan teknik catat atau tulis. Dalam
hal ini yang dilakukan adalah dengan membaca data-data yang berkaitan dengan
objek penelitian yaitu novel
Sukyandaru
karya Shusaku Endo, dan mencatat
bagian-bagian yang dianggap penting serta diperlukan dalam penelitian. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah proses pengklasifikasian dan penganalisisan data.
1.7.2
Metode dan Teknik Analisis Data
Penganalisisan data dilakukan setelah data terkumpul, diklasifikasi, dan siap
untuk dianalisis. Dalam tahap analisis data, metode yang digunakan adalah deskriptif
analisis, yaitu analisis teks dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang
kemudian disusul dengan analisis. Metode ini tidak semata-mata menguraikan
2006:53). Data yang terkait dengan analisis kepribadian serta motivasi tokoh Kobari
dalam novel
Sukyandaru
yang telah diklasifikasi sebelumnya, akan dipaparkan secara
terperinci dan dijelaskan sesuai dengan teori yang digunakan untuk menganalisis
dalam penelitian ini sehingga mampu menganalisis kepribadian serta motivasi tokoh
Kobari dalam novel
Sukyandaru
ini.
1.7.3
Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Setelah data dianalisis, tahap selanjutnya yang dilakukan adalah menyajikan hasil
analisis data. Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan
metode informal. Penyajian hasil analisis secara informal adalah penyajian hasil
analisis data dengan menggunakan kata-kata, bukan dalam bentuk angka-angka,
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN TEORI
2.1
Penelitian Sebelumnya
Berdasarkan data-data yang berhasil dikumpulkan, ditemukan beberapa hasil
penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.
Mashuri (2010) menulis penelitian yang berjudul “Analisis Psikologi Novel
Chinmoku
Karya Shusaku Endo”. Dalam penelitian ini, menggunakan teori struktural
dari A. Teeuw dan dilanjutkan dengan teori psikologi yaitu teori
disosiasi
, teori
transformasi
, dan teori
defensif
. Dari sisi
disosiasi
para tokoh dihadapkan pada
permasalahan yang sulit dan komplek di antaranya penyiksaan hingga kebungkaman
Tuhan. Dari sisi
transformasi
, Sebastian Rodrigues mengalami perubahan setelah
meninggalkan agama Kristen yang berdampak pada psikologinya, seperti suka
melamun. Dari sisi
defensif
, Gerrpe yang paling menonjol karena dapat
mempertahankan agama Kristen sampai mati sekalipun.
Defensif
juga dialami oleh
Sebastian Rodrigues dan Khijiro yakni dengan masih mempertahankan keyakinan
agama Kristen dalam relung hatinya yang terdalam dengan cara masing-masing.
Penelitian dari Mashuri menganalisis psikologi tokoh dengan teori
disosiasi
, teori
transformasi
, dan teori
defensif
dalam novel
Chinmoku
. Walaupun penelitian Mashuri
sama-sama mengkaji psikologi, teori yang digunakan dalam penelitian ini berbeda.
menganalisis kepribadian tokoh Kobari. Selain itu, obyek penelitian Mashuri berbeda
dengan penelitian ini, sehingga hasil penilitian akan berbeda.
Utari (2011) menulis penelitian yang berjudul “Analisis Psikologi Tokoh Ayumu
Dalam Komik
Raifu
Karya Keiko Suenobu”. Dalam penelitian ini, dibahas tentang
bagaimana psikologi tokoh Ayumu dalam komik
Raifu
dengan menggunakan teori
depresif disorder
dan teori semiotik untuk menganalisis gambar dari komik
Raifu
tersebut. Gangguan psikologis tersebut timbul dari perasaan bersalah yang timbul dari
masa lalunya dan penyiksaan atau ijime yang dialaminya. Penelitian dari Utari
mengkaji gangguan psikologis yang dialami tokoh Ayumu dengan menggunakan
teori
depresif disoder
. Walaupun memiliki persamaan dalam mengkaji psikologi
tokoh, penelitian ini lebih terfokus pada psikologi tokoh Kobari serta motivasi dan
tindakannya untuk mengungkapkan skandal tokoh Suguro. Selain itu, obyek
penelitian yang digunakan berbeda, sehingga hasil yang didapat tentu saja akan
berbeda.
Putri (2011) menulis penelitian yang berjudul “Analisis Psikologi Tokoh Suguro
Novel
Sukyandaru
karya Shusaku Endo”. Dalam penelitian ini, menggunakan teori
dari Freud (1980) yang terdiri dari
id, ego, super ego
untuk menganalisis unsur
psikologi tokoh Suguro. Selain itu, ditunjang dengan teori abnormalitas yang terdiri
dari
disosiatif disoser
(Halgin dan Whitbourne, 2009),
sadomashokis
(Halgin dan
Whitbourne, 2009), dan
anxiety disorder
(King, 2007). Hasil analisis psikologi
menunjukkan tokoh Suguro dipengaruhi oleh
id
, namun
ego
-nya tidak selalu
mampu mengarahkan keinginan yang berasal dari
id
dan yang telah dikerjakan oleh
ego
agar bisa disesuaikan dengan perintah dan larangan dari orang sekitar. Selain itu
Suguro juga mengalami kejiwaan yang tidak normal. Suguro mempunyai kepribadian
ganda, mempunyai gangguan pada seksualnya dan juga mengalami kecemasan
tingkat tinggi jika mengetahui hal yang buruk tentang dirinya. Penelitian dari Wiwin
menggunakan obyek dan teori yang sama dengan penelitian ini, namun tokoh yang
dianalisis kepribadiannya berbeda, serta dalam penelitian ini akan mendeskripsikan
motivasi dan tindakan dari tokoh Kobari untuk mengungkapkan skandal dari tokoh
Suguro.
Selain menggunakan penelitian sebelumnya, kajian pustaka penelitian ini juga
menggunakan terjemahan novel
Sukyandaru
yang berbahasa Indonesia dengan judul
Skandal yang dialihbahasakan oleh Agus Setiadi dan diterbitkan oleh PT Gramedia
Pustaka Utama dengan tebal 328 halaman.
2.2
Konsep
Dalam penelitian ini digunakan beberapa konsep sebagai berikut :
2.2.1
Kepribadian
Kepribadian adalah suatu integrasi dari semua aspek kepribadian yang unik dari
seseorang menjadi organisasi yang unik, yang menentukan, dan dimodifikasi oleh
upaya seseorang beradaptasi dengan lingkungannya yang selalu berubah (Minderop,
2010:8). Suryabrata (dalam Ghufron dan Risnawati, 2012:132) menjelaskan bahwa
yang bersifat dinamis dalam hubungannya dengan lingkungan. Kepribadian
berkembang dan dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam dan dari luar
individu, serta bersifat khas sehingga kepribadian masing-masing individu berbeda.
Psikologi kepribadian ialah psikologi yang mempelajari kepribadian manusia dengan
mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia.
2.2.2
Penokohan
Nurgiyantoro (2009:165) mengemukakan bahwa penokohan dan karakteristik
menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak tertentu dalam sebuah
cerita.
Menurut Jones (dalam Nurgiyantoro, 2009:165), penokohan adalah pelukisan
gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
Sementara itu, Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2009:165) berpendapat bahwa
penokohan adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau
drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan
tertentu seperti yang ditafsirkan di dalam ucapan dan apa yang dilakukan di dalam
tindakan.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang penokohan yang dikemukakan di atas,
maka disimpulkan bahwa penokohan adalah pelukisan gambaran jelas tentang
penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak seseorang yang ditampilkan dalam
sebuah cerita yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan
2.2.3
Motivasi
Motivasi adalah alasan yang mendasari perbuatan yang dilakukan oleh seorang
individu. Motivasi juga merupakan gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang
timbul pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Motivasi juga bisa dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang
tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau
mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Jadi, perilaku individu ditimbulkan atau
dimulai dengan adanya motivasi (Ghufron dan Risnawita, 2012:83).
2.3
Landasan Teori
Teori sangat diperlukan untuk memecahkan permasalahan yang diangkat dan
sekaligus sebagai acuan untuk mengarahkan penelitian untuk mencapai hasil yang
ingin dicapai. Dalam penelitian ini, menggunakan teori utama yaitu teori struktur
kepribadian yang ditunjang dengan teori psikologi sastra dalam mengkaji kepribadian
tokoh Kobari. Penelitian ini juga menggunakan teori motivasi untuk menganalisis
motivasi dan tindakan yang dilakukan oleh tokoh Kobari dalam menggungkapkan
skandal tokoh Suguro.
2.3.1
Teori Struktur Kepribadian (Sigmund Freud)
Menurut Freud, kepribadian terdiri atas tiga aspek yaitu
id
(aspek biologis),
ego
mempunyai fungsi, sifat, komponen, dinamika sendiri-sendiri, namun ketiganya
berhubungan dengan rapat sehingga tidak mungkin untuk dipisahkan pengaruhnya
terhadap tingkah laku manusia (Suryabrata, 2012:124).
Id
adalah aspek biologis dan merupakan sistem yang original di dalam
kepribadian. Freud menyebutnya juga realitas psikis yang sebenar-benarnya, oleh
karena
id
merupakan dunia batin manusia.
Id
berisikan hal-hal yang dibawa sejak
lahir, keinginan-keinginan, termasuk insting-insting.
Id
merupakan
reservoir
energi
psikis yang menggerakkan
ego
dan
superego
. Energi psikis di dalam
id
itu dapat
meningkat oleh karena perangsang, baik perangsang dari luar maupun perangsang
dari dalam (Suryabrata, 2012:125).
Ego
merupakan aspek psikologis daripada kepribadian dan timbul karena
kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan.
Aktivitas dari
ego
bersifat sadar, prasadar, maupun tak sadar. Sebagian
ego
bersifat
sadar.
Ego
seluruhnya dikuasai oleh prinsip realitas, seperti tampak dalam pemikiran
yang objektif, yang sesuai dengan tuntutan-tuntutan sosial.
Ego
dapat pula dipandang
sebagai aspek eksekutif kepribadian, oleh karena
ego
mengontrol jalan-jalan yang
ditempuh, memilih kebutuhan-kebutuhan yang dapat dipenuhi serta cara-cara
memenuhinya, serta memilih obyek-obyek yang dapat memenuhi kebutuhan (Freud
dalam Suryabrata, 2012:126).
Superego
adalah aspek sosiologis kepribadian, yang merupakan wakil dari
nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang tua kepada
wewenang moral kepribadian; ia mencerminkan yang ideal bukan yang real; dan
memperjuangkan kesempurnaan bukan kenikmatan (Freud dalam Suryabrata,
2012:127). Selain menggunakan teori di atas, untuk mendeskripsikan motivasi serta
tindakan yang dilakukan tokoh Kobari dalam mengungkapkan skandal tokoh Suguro
akan digunakan teori motivasi.
2.3.2
Teori Motivasi
Motivasi adalah daya penggerak yang berada dalam diri individu untuk
melakukan suatu tindakan guna mencapai sebuah tujuan. Motivasi yang ada pada
individu akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai
sasaran kepuasan. Petri (dalam Ghufron dan Risnawita, 2012:83) berpendapat bahwa
motivasi adalah keadaan dalam pribadi individu yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi
dapat dibagi menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Petri (dalam Ghufron dan Risnawita, 2012:83) berpendapat bahwa motivasi
ekstrinsik merupakan tingkah laku yang digerakkan oleh kekuatan eksternal individu.
Individu dikatakan termotivasi secara ekstrinsik jika individu tersebut bekerja untuk
mendapatkan hadiah, bekerja tergantung bantuan orang lain, lebih percaya kepada
pendapat orang lain, dan menggunakan kriteria eksternal di dalam menentukan
kesuksesan dan kegagalan.
Petri (dalam Ghufron dan Risnawita, 2012:83) membatasi motivasi intrinsik
nilai kenikmatan atau kesenangan dalam menjalankan suatu kegiatan untuk suatu
tujuan tertentu. Dalam motivasi intrinsik yang berfungsi sebagai imbalan adalah
kenikmatan atau kesenangan dalam menjalankan aktivitas tersebut, bukan imbalan
16 BAB III
SHUSAKU ENDO DAN KARYA-KARYANYA
3.1 Shusaku Endo dan Karya-Karyanya
Shusaku Endo merupakan seorang sastrawan Jepang yang lahir 27 Maret 1923 di Sugamo, Tokyo. Ketika berumur tiga tahun, keluarganya pindah ke Manchuria yang waktu itu diduduki oleh Jepang. Shusaku Endo adalah anak kedua dari Tsunehisa Endo, seorang pegawai bank Yasuda, ibunya seorang pemain biola dan kakak laki-lakinya seorang siswa yang memiliki hasrat yang besar. Sejak usia dini, Shusaku Endo tinggal di kota Manchuria dengan percampuran kebiasaan hidup Jepang, Rusia, dan Cina. Endo merasakan dirinya tumbuh dalam budaya yang terbaur dan tak bisa diajadikan satu kesatuan. Endo tidak terlalu menyukai rutinitas di sekolah yang mengakibatkannya menjadi benci terhadap rumah. Pertengkaran antara ibu dan ayahnya kerap kali terjadi dan sering membicarakan masalah perceraian. Hampir setiap malam ia mendengar suara tangisan sang ibu dan petikan biola yang penuh dengan kemarahan sehingga jari-jari ibunya terluka dan mengeluarkan darah serta sang ayah yang pulang kantor dengan keadaan mabuk dan berteriak sesukanya.
Ia meninggalkan ayahnya di Manchuria tetapi seorang pendeta menampilkan sesosok ayah yang datang dari surga dalam kehidupan Endo, keterpaksaannya mengikuti kelas agama hanya demi permen yang diperolehnya setelah pelajaran agama usai, membuat dirinya berada dalam keterpaksaan, kebingungan, dan ketegangan.
Endo dibebaskan dari tugas militer selama Perang Dunia II karena kesehatannya yang buruk. Ia belajar di Universitas Keio dan pada tahun 1949 Shusaku Endo memperoleh gelar B.A sebagai seorang lulusan sastra Prancis di Universitas Keio. Endo mendapat beasiswa dari pemerintah Prancis selama dua setengah tahun (1950-1953) di Lyon untuk mempelajari fiksi Prancis dan mulai menulis novel. Suatu pengalaman yang ia tuangkan dalam sebuah novel karyanya yang berjudul Shiroi no Hito (Manusia Putih) yang kemudian mendapatkan penghargaan bergengsi Akutagawa Prize. Pada tahun 1958, Endo menulis “Laut dan Racub”, yang memenangkan Hadiah Sastra Shinchosha dan Mainichi Shuppan Hadiah Sastra. Ini merupakan penghargaan-penghargaan dari sekian penghargaan yang kemudian ia peroleh untuk karya-karyanya dalam dunia sastra. Ia kemudian masuk dalam kelompok beraliran Dai San no Shinjin “Wajah Baru yang Ketiga” bersama Junnosuke Yoshiyuki, Shotaro Yasuoka, Junzo Shono, Hiroyuki Agawa, Ayako Sono, dan Shumon Miura yang memiliki ciri khas tersendiri. Umumnya pengarang yang tergolong pada aliran Dai San no Shijin
Shusaku Endo merupakan salah satu pengarang yang paling popular dan diakui secara internasional. Endo menampilkan kekristenan dalam setiap karyanya. Di tahun 1955, Endo menikahi seorang wanita Jepang bernama Junko Okada dan memiliki seorang putra. Sebagai salah satu penulis fiksi kontemporer terkemuka di Jepang, Endo diangkat menjadi anggota Nihon Geijutsu yang merupakan sebuah Akademi Seni Jepang yang sangat bergengsi. Di tahun 1959 Endo terjangkit penyakit Tuberkulosis yang mengakibatkannya harus menjalanioperasi sebanyak tiga kali dalam dua setengah tahun. Operasi yang dilakukan ini mengakibatkan organ tubuhnya lemah dan mengakibatkan ia kehilangan salah satu paru-parunya. Hal ini mengakibatkan fisik Endo menjadi lemah dan dalam karyanya beliau lebih simpatik terhadap karakter menderita baik kelemahan spiritual dan fisik. Dalam karya-karyanya ia lebih menampilkan sosok penyayang dan penuh kasih kristus. Sebagai seorang pengarang Shusaku Endo adalah salah satu dari sedikit pengarang Jepang yang melukiskan perspektif unik sebagai seorang Jepang dan Katolik.
diterbitkan. Pada tahun 1967, ia melakukan perjalanan ke Lisbon, Paris, dan Roma atas undangan Duta Besar Portugal untuk Jepang. Pada tahun 1969 Endo mengunjungi Israel dan Amerika dan tahun 1971 memperoleh medali dari Vatikan. Pada tahun 1977, ia menjadi anggota komite seleksi untuk Akutagawa Prize
(penghargaan sastra paling bergengsi di Jepang). Endo adalah presiden kesepuluh dari PEN Jepang (1985-1989), dan menerima gelar doktor kehormatan dari Santa Clara University. Di tahun 1991, ia menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Katolik Fu Jen di Taiwan. Beliau meninggal pada tanggal 29 September 1996 diusia 73 tahun karena pendarahan di otak, dan karya terakhirnya adalah Fukai Kawa (Sungai Dalam).
pertama yang mengemukakan hal yang begitu dahsyat dan dengan menarik simpulan tegas, mengenai Kristianitas yang seharusnya beradaptasi secara radikal kalau ingin menumbuhkan akar di rawa-rawa Jepang.
Beberapa karya-karya Shusaku Endo yang terkenal ialah :
1. Shiroi Hito (Orang Putih;1955) menceritakan seorang mahasiswa teologi yang menolong orang lain dengan cara berbuat dosa, yaitu jisatsu “bunuh diri”. 2. Kiroi Hito (Orang Kuning;1955) dikemukakan suatu paradok, yaitu
tokoh-tokoh seperti pastor dan umat Katolik yang dicap sebagai orang yang runtuh moral memahami dan mendekati keberadaan Tuhan secara lebih mendalam daripada orang yang dianggap “benar” menurut pihak gereja.
3. Umi to Dokuyaku (Laut dan Racun;1958) mengambil tempat umumnya di rumah sakit Fukuoka, pada Perang Dunia II. Novel ini berkisah tentang pembedahan yang dilakukan terhadap penerbang-penerbang Amerika yang ditembak jatuh. Dikisahkan dari sudut pandang orang pertama dari salah satu dokter-dokternya dan perspektif orang ketiga dari koleganya yang membedah, bereksperimen, dan membunuh keenam penerbang ini. Kisah ini didasarkan pada kejadian sebenarnya. Novel ini difilmkan pada 1986 dengan judul yang sama dengan novelnya yaitu Umi no Dokuyaku, yang disutradarai oleh Kei Kumai dan dibintangi oleh Eiji Okuda dan Ken Watanabe. Karya ini menampilkan keyakinan bahwa akan terbuka jalan pertolongan walaupun manusia pernah berdosa jika ia tobat.
yang bernama Yoshioka akan menikahi seorang gadis dari keluarga kaya, Mariko. Sebelumnya Yoshioka pernah menjalin cintadengan Mitsu, gadis desa yang menurut temannya bukan seorang pasangan yang tepat bagi Yoshioka. Kemudian ada seorang yang kejam ingin merusak nama baik Mitsu dan menggunakan cara licik demi memeras Yoshioka.
5. Chinmoku (Silence;1966) merupakan karya Endo yang paling termasyur dan merupakan sebuah adikaryanya, novel ini pernah dimuat sebagai cerita bersambung dalam Kompas.
6. Shikai no Hotori (Di Tepi Laut Mati;1973) dalam novel ini ditampilkan Tuhan Yesus sebagai pendamping dalam kehidupan manusia dan disamakan dengan figur pastor. Yesus digambarkan sebagai tokoh yang kurang kharismatik. 7. Iesu no Shogai (Hidup Yesus;1973) dalam novel Tuhan ditafsirkan dengan
pandangan orang Jepang sebagai satu-satunya cara menyelesaikan kontradiksi tersebut yakni meyakini Tuhan yang datang dari barat.
8. Samurai (Ksatria;1980) ini merupakan novel sejarah yang mengisahkan misi diplomatik Hasekura Tsunenaga ke Meksiko dan Eropa pada abad ke-17. 9. Sukyandaru (Skandal;1986) novel ini mengambil tempat di Tokyo,
mengisahkan tentang seorang novelis yang terperangkap dalam skandal yang ada dalam dirinya, dan selalu dibayang-bayangi oleh wartawan yang ingin mengungkap skandal tersebut.
masing-masing, ini merupakan karya terakhir Endo sebelum meninggal pada tahun 1997.
3.2 Novel Sukyandaru
Novel yang berjudul Sukyandaru karya Shusaku Endo ini menggambarkan tentang kehidupan seorang pengarang novel terkenal beserta skandal yang dilakukannya sebagai seorang pengarang. Tokoh-tokoh dalam novel ini yaitu Suguro, Kobari, Nyonya Naruse, Mitsu, Istri Suguro, Kurimoto, Motoko, Ishiguro Hina, Kano, dan Tono. Tokoh utama dalam novel ini adalah Suguro. Suguro merupakan pengarang novel terkenal yang kehidupannya penuh dengan skandal. Tokoh lain dalam novel ini yang merupakan tokoh antagonis yaitu Kobari yang merupakan seorang reporter sebuah majalah mingguan, yang berkeinginan untuk mengungkapkan skandal kehidupan Suguro karena ia membenci Suguro. Nyonya Naruse, Motoko, dan Ishiguro Hina merupakan tokoh wanita yang berkaitan dengan skandal Suguro. Nyonya Naruse bekerja sebagai tenaga sukarela di sebuah rumah sakit memiliki kepribadian yang sangat berbeda ketika menjadi tenaga sukarela serta pada kehidupan seksnya. Nyonya Naruse yang membantu Suguro menunjukkan skandal yang Suguro lakukan. Motoko dan Ishiguro Hina bekerja melukis sket wajah di daerah Jalan Sakura. Ishiguro Hina adalah wanita yang mempermalukan Suguro saat malam penganugrahan.
kemudian dipekerjakan oleh Suguro di kantornya untuk bersih-bersih karena Mitsu membutuhkan uang untuk uang jajan adik-adiknya. Istri Suguro adalah wanita yang sayang dan mengabdi kepada suami. Kurimoto adalah editor yang bekerjasama dengan Suguro dalam menerbitkan novel-novel karya Suguro. Kurimoto juga membantu Suguro dalam menyelidiki desas-desus yang beredar mengenai skandal Suguro. Kano merupakan teman Suguro sesama pengarang, ia selalu memperingatkan Suguro mengenai desas-desus yang beredar yang bisa merusak reputasi Suguro sebagai pengarang. Tono adalah psikolog yang membantu Suguro dalam memahami tentang kepribadian ganda.
Kabuki-cho daerah Shinjuku, Tokyo. Para tamu yang hadir pada acara resepsi melihat kejadian tersebut, termasuk Kobari yang datang tanpa diundang ke acara tersebut dengan maksud mencari berita. Kobari merupakan seorang reporter yang sangat membenci Suguro dan keyakinan yang dianut Suguro, yang mempengaruhi novel yang dihasilkannya. Kobari merasa tidak percaya dengan tulisan Suguro pada novel-novelnya yang penuh dengan unsur religi, namun pada kenyataannya kehidupan Suguro ini penuh dengan skandal. Suguro yang dihormati sebagai seorang pengarang yang berkeyakinan Katolik, ternyata dikenal oleh wanita-wanita pramuria dari kawasan mesum di Kabuki-cho. Hal tersebut merupakan tanda bahwa Suguro pernah mengunjungi tempat mesum itu serta melakukan hal-hal nakal bersama dengan wanita-wanita pramuria disana. Kobari merasa wajib untuk membuktikan kebenaran skandal tersebut untuk dapat menjatuhkan reputasi Suguro serta memuaskan perasaan bencinya terhadap Suguro.
Beberapa hari kemudian Kobari mendatangi suatu kawasan dari Kabuki-cho di Shinjuku, mencari toko seperti yang dikatakan wanita mabuk yang mempermalukan Suguro, yakni tempat pertunjukan cabul dan tempat mandi uap berderet-deret. Ia menanyakan intensitas kedatangan Suguro kepada resepsionis, namun resepsionis itu tidak tahu karena orang yang datang kesana sangat banyak. Hal ini membuat Kobari mulai merasa putus asa. Tapi suatu kali ketika malam sudah sangat larut, sewaktu ia sedang membeli karcis di sebuah mesin otomatis di Stasiun Shinjuku, secara kebetulan ia melihat profil seorang pria yang mirip sekali dengan Suguro. Pria itu menuju pangkalan taksi, seiring dengan seorang wanita berkacamata. Kobari langsung mengejar pria tersebut, tapi pasangan itu sudah lebih dulu masuk ke dalam taksi. Kobari kemudian memanggil taksi yang berikutnya dan menyuruh pengemudi mengikuti taksi tadi. Taksi itu menyusuri Jalan Raya Koshu dan menuju ke arah Yoyogi. Sesampai di Yoyogi, taksi yang di depan berhenti di depan sebuah gedung besar dengan gerbang mentereng. Taksi yang ditumpangi Kobari berjalan terus dan baru berhenti delapan puluh meter lebih jauh. Sementara itu pria dan wanita tadi sudah tidak kelihatan lagi. Kobari pergi melihat gedung besar itu, pada sebuah plat nama tertulis Hotel Angsa Yoyogi. Sejak kejadian tersebut, Kobari mulai mengumpulkan bukti-bukti mengenai skandal yang dilakukan Suguro. Kobari selalu berkeliaran di daerah tersebut dengan keyakinan akan menemukan Suguro secara langsung sedang melakukan hal-hal nakal dengan wanita-wanita disana.
malam penganugerahan sastra. Serta dapat dilihat dari usaha-usaha berkelanjutan tokoh Kobari untuk mengungkapkan dan membuktikan skandal kehidupan pribadi tokoh Suguro seperti yang dikatakan wanita yang mempermalukan tokoh Suguro saat malam penganugerahan. Tokoh Kobari sangat membenci tokoh Suguro dan berkeinginan besar untuk menjatuhkan reputasi tokoh Suguro sebagai pengarang.
teringat lagi dengan mimpi itu setiap Mitsu datang untuk membersihkan kantornya.
Ketika Suguro akan meninggalkan tempat tersebut, dilihatnya seorang wanita bersosok keibuan yang dipanggil Nyonya Naruse oleh wanita penerima tamu tadi memasuki galeri. Suguro menuju ke sebuah kedai kopi yang terletak di seberang galeri. Ia duduk dekat jendela, tetapi ia masih terbayang-bayang dengan potret itu. potret yang menampilkan wajah seorang pria yang kejelekannya tidak memancar ke luar dari parasnya, melainkan dari lubuk jiwanya. Suguro merasa bingung dan ketakutan, pikirannya menerawang. Tanpa disadarinya wanita yang tadi dilihatnya di galeri telah duduk di tempat duduk kosong bersebelahan dengan Suguro. Wanita itu menyapa Suguro terlebih dulu, lalu mereka bercakap-cakap mengenai lukisan potret tersebut sampai mebicarakan tentang seks. Perjumpaannya dengan Nyonya Naruse dirasakan luar biasa oleh Suguro. Ia tidak pernah membayangkan pembicaraan yang begitu terbuka dengan seorang wanita yang baru dikenalnya, bahkan percakapan seperti itu dengan istrinya sendiri pun tidak pernah dilakukannya.
dengan segera sudah terlibat dalam percakapan yang serius. Kemudian Suguro dan wanita tersebut berdiri dan meninggalkan kedai tersebut. Kobari mengikuti mereka menyusur Jalan Takeshita, namun tiba-tiba mereka berpisah, Suguro menuju ke arah stasiun kereta api, sementara wanita itu menuju ke arah berlawanan. Kobari tidak lagi membuntuti lebih jauh, ia kemudian kembali ke galeri.
Kano yang merupakan teman Suguro sesama pengarang, memperingatkan Suguro mengenai desas-desus aneh tentang dirinya. Desas-desus itu mengenai Suguro yang sering datang ke tempat-tempat pertunjukan cabul di sekitar Kabuki-cho. Malam kemarin dulu, Kano juga pernah melihat sekilas seperti Suguro duduk bersama wanita yang memakai kacamata di peron di Stasiun Shinjuku sekitar pukul setengah dua belas. Tetapi Suguro membantah semua itu karena ia merasa malam kemarin dulu ia berada di rumah sambil membaca cerita-cerita singkat. Namun Kano tidak langsung percaya dengan Suguro, karena Kano sempat ditelpon oleh Kobari sekitar dua minggu lalu menanyakan tentang Suguro. Kobari memberi tahu Kano bahwa ia berjumpa dengan seorang wanita seniman yang menceritakan tentang perbuatan-perbuatan nakal Suguro.
tanpa sengaja ia berpapasan dengan wanita yang pernah ia lihat menemui Nyonya Naruse. Kobari mencegat wanita tersebut untuk menanyakan kedekatan wanita tersebut dengan Suguro. Kemudian Kobari mengajak wanita itu minum-minum agar bisa mendapatkan lebih banyak lagi informasi mengenai skandal yang dilakukan oleh Suguro. Wanita itu bernama Itoi Motoko, bekerja di kawasan Jalan Sakura dengan cara membuat sket wajah. Itoi Motoko merupakan wanita yang membuat sket dari wajah Suguro. Ia menceritakan kepada Kobari bahwa saat membuat sket tersebut, ia juga bersama Ishiguro Hina melakukan hal-hal nakal bersama Suguro di sebuah hotel.
Setelah pertemuannya dengan Kobari, pikiran Suguro mulai dilanda kecemasan. Suguro menanyakan kepada Profesor Tono yang merupakan seorang psikolog penganut aliran Freud, mengenai kelainan seks dan halusinasi. Suguro bertemu dengan Tono ketika menjadi narasumber dalam sebuah acara ceramah yang disponsori oleh badan penerbit tempat Kurimoto bekerja. Namun dari penjelasan Profesor Tono, Suguro tampak tidak puas, dan kecemasan masih membayang-bayangi pikirannya mengenai desas-desus yang beredar tersebut.
Kobari yang masih belum mendapat cukup bukti untuk membuktikan desas-desus mengenai skandal Suguro kembali menemui Ishiguro Hina. Kobari menemui Hina untuk lebih memastikan kembali hubungan Motoko dengan Suguro dan hubungan Motoko dengan Nyonya Naruse. Ishiguro Hina tidak memberi kejelasan, tetapi menertawakan Kobari. Hina menanyakan kepada Kobari tentang sebab ia sangat membenci Suguro. Namun Kobari sendiri tidak tahu pasti alasan ia tidak suka kepada Suguro, ia hanya merasa bahwa orang seperti Suguro itu palsu, pernyataan-pernyataan yang diucapkan sangat berbeda dengan kenyataan. Selain itu, Kobari juga merasa iri dengan kehidupan tentram yang dijalani Suguro sebagai seorang pengarang dengan banyak penggemar yang sangat menyukai novel-novel yang dibuat Suguro yang sangat dipengaruhi oleh agamanya. Padahal kehidupan pribadi Suguro penuh dengan skandal, karena itu Kobari yang merupakan seorang reporter merasa berkewajiban untuk membeberkan kenyataan itu.
Suguro dan dari pernyataan Suguro setelah ia temui secara langsung. Wanita-wanita itu menyatakan bahwa mereka memang pernah bertemu dengan Suguro dan melakukan hal-hal nakal bersama Suguro, sampai mereka membuat sket wajah dari Suguro. Namun Suguro tidak pernah ingat pernah bertemu wanita-wanita itu, dan menyatakan kalau Suguro tidak mengenal mereka. Kobari menanyakan kepada Profesor Tono tentang Suguro serta kemungkinan Suguro memiliki kepribadian ganda. Profesor Tono menyatakan ia tidak tahu apa-apa tentang kemungkinan Suguro memiliki kepribadian ganda. Tetapi tentang kepribadian ganda secara umum, semua orang bisa memilikinya. Setiap orang bisa saja memiliki satu wajah yang dipakai dalam kehidupan bermasyarakat, lalu satu lagi yang disimpan untuk diri sendiri. Dari pernyataan Profesor Tono tersebut membuat Kobari semakin berusaha untuk bisa mengungkap skandal Suguro. Pengarang yang dibenci Kobari karena novel-novel yang ditulisnya sangat dipengaruhi oleh agama Katolik yang dianutnya, namun dengan tangan yang sama itu ia melakukan hal-hal nakal dengan wanita-wanita di tempat mesum. Selain itu, pekerjaan Kobari sebagai reporter membuat ia merasa wajib membeberkan kebenaran kehidupan pribadi Suguro yang berbeda dari yang ditulisnya di novel.
desas-desus yang beredar tersebut, dan meminta bantuan Nyonya Naruse untuk mempertemukannya dengan orang yang diyakini Suguro mirip dirinya berkeliaran di kawasan Shinjuku sehingga timbul desas-desus aneh. Nyonya Naruse bersedia membantu Suguro, dan mengajak Suguro bertemu kembali pada hari Jumat yang akan datang di alamat yang ditulisnya di atas selembar alas gelas.
tubuh gadis remaja tersebut. Lelaki itu mulai mengelus-elus payudara, kemudian mulai menjilat-jilat tubuh Mitsu, sampai akhirnya tiba-tiba mencengkeram kerongkongan Mitsu. Mitsu menggeliat-geliat, matanya mengernyitkan kesakitan. Suguro akhirnya tersadar kembali, seperti orang yang baru siuman dari pingsan. Tubuhnya dilanda kelelahan, dan ia menyandarkan kepalanya ke dinding, sedangkan Mitsu masih terkapar di atas tempat tidur. Suguro membuang mata saat sadar melihat semua itu, dan seperti penjahat yang hendak menutupi kejahatannya, ia menutupi tubuh Mitsu dengan selimut.
bukan mimpi buruk, bukan juga dilakukan oleh orang lain yang mengaku dirinya. Orang itu adalah Suguro sendiri, satu sisi lain dari kepribadiannya.
Dua minggu kemudian, Kurimoto menelpon Suguro, mengatakan bahwa pimpinan badan penerbit yang menerbitkan novel-novel Suguro ingin bertemu. Seperti sudah diperkirakan sebelumnya oleh Suguro, Kobari membawa foto skandal tersebut ke badan penerbit dan mengatakan hendak menulis artikel mengenai foto tersebut. Tetapi, badan penerbit tersebut sudah cukup lama bekerja sama dengan Suguro, menerbitkan novel-novel karya Suguro. Jika foto tersebut beredar luas, akan memberikan dampak negatif terhadap reputasi Suguro dan juga akan berpengaruh negatif ke badan penerbit tersebut, akhirnya foto tersebut beserta negatifnya dibeli oleh badan penerbit kemudian dibakar.